Anda di halaman 1dari 92

Panduan dalam Penatalaksanaan

Terapi Farmakologi dan


Non Farmakologi untuk Alergi Kulit
OKI SUWARSA
REYSHIANI JOHAN
Departmen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
PEMBAHASAN
 Dermatitis Atopik
 Dermatitis Kontak Alergi
 Urtikaria – Angioedema
 Terapi Non Farmakologi
 Terapi Farmakologi
ALERGI KULIT?
 Respons tubuh yang berlebihan terhadap
zat asing (alergen) yang biasanya tidak
berbahaya bagi tubuh
 Reaksi Hipersensitivitas
 Manifestasi klinis yang beragam:
ruam, gatal, kulit kemerahan, hingga
pembengkakan
Dermatitis Atopik
(Definisi dan Etiologi)
 Atopi  suatu kondisi hipersensitivitas yang disebabkan
oleh faktor luar dan keturunan
 Dermatitis Atopik  peradangan kulit pada orang
dengan kondisi atopi
 Sering dikaitkan dengan peningkatan kadar IgE dan
riwayat alergi tipe I pada pasien atau keluarga, rinitis
alergi, dan asma

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Dermatitis Atopik
(Definisi dan Etiologi)
 60% pasien mengalami erupsi pada tahun pertama
kehidupan dan 90% pada usia 5 tahun
 Persentase yang lebih kecil pertama kali mengalami
gejala saat dewasa
 Mayoritas memiliki resolusi penyakit pada usia dewasa 
10% hingga 30% tidak resolusi

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Dermatitis atopik memiliki patogenesis yang kompleks

Disfungsi barrier kulit


dan disregulasi
sistem imun
Genetik

Eritem, edema, xerosis,


Imunologi Lingkungan erosi/ekskoriasi, oozing,
krusta, likenifikasi 
bervariasi berdasarkan usia
pasien dan kronisitas lesi
Ciri khas: gatal
FAKTOR RISIKO
Riwayat atopi
Mutasi gen FLG
pada keluarga

Sekitar 70% pasien DA memiliki riwayat keluarga


yang positif dengan penyakit atopik.

2 - 3 kali lebih tinggi

3 - 5 kali lebih tinggi


PATOGENESIS DERMATITIS ATOPIK
Dermatitis Atopik
(Diagnosis)

SULZBERGER RAJKA
(1933) (1975)
DA infantil
DA anak-anak
DA remaja - dewasa Kriteria Mayor & Minor

WILLIAM AKE SVENSSON HANIFIN


(1994) (1985) (1976)

Kulit gatal + 3 gejala 3 Grup 3 Grup


tambahan Menifestasi Klinis Menifestasi Klinis
HANIFIN RAJKA
Mayor Minor
 Gatal  Kulit kering  Dennie-Morgan infra
 Ichtyosis/palmar orbital fold
 Morfologi dan distribusi
hyperlinearity/keratosis  Keratoconus
lesi yang khas
pilaris  Katarak subcapsuler
 Dermatitis yang bersifat  Immediate (type 1) skin anterior
kronis dan kambuhan test reactivity  Hiperpigmentasi
 Kadar serum IgE yang periorbital
 Riwayat atopi pada Kepucatan di wajah
meningkat 
keluarga atau Pityriasis alba
 Timbul pada usia awal 
penderita Anterior neck fold
 Kecenderungan mudah 
terkena infeksi  Gatal saat berkeringat
 Kecenderungan  Tidak tahan terhadap wol
menderita dermatitis dan pelarut minyak
pada tangan dan kaki  Perfollicular accentuation
 Dermatitis pada puting  Food intolerance
susu  Pengaruh faktor
 Cheilitis lingkungan dan emosi
 Konjungtivitis yang  White dermographisme
kambuhan

Diagnosis : 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor


Atopic Dermatitis
(Diagnosis)

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Dermatitis Atopik
(Manifestasi Klinis)

Dennie-Morgan folds

Dermatitis Atopik Infantil


Pitiriasis alba
Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition
Dermatitis Atopik
(Manifestasi Klinis)

Dermatitis pada tangan


Dermatitis Atopik Anak-anak

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Dermatitis Atopik
(Manifestasi Klinis)

Dermatitis Atopik Infantil Dermatitis Atopik Remaja


pada wajah pada wajah

Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad.


Dermatitis Atopik
(Manifestasi Klinis)

Dermatitis Atopik Anak Dermatitis Atopik Remaja pada daerah fleksural


pada daerah fleksural Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad.
Dermatitis Atopik
(Manifestasi Klinis)

Dermatitis Atopik Dewasa Dermatitis Atopik Dewasa


pada telapak tangan pada daerah fleksural dan
(Hand Dermatitis) likenifikasi

Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad.


Dermatitis Atopik
(Manifestasi Klinis)

Nipple Eczema pada Dermatitis Atopik Dewasa

Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad.


Dermatitis Atopik
(Diagnosis Banding)

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Dermatitis Atopik
(Diagnosis Banding)

Skabies

Foto pasien RSHS


Rekomendasi Non Farmakologi untuk Tata Laksana pada
Dermatitis Atopik
Dermatitis Atopik
(Terapi)

 Lima pilar:
 Edukasi untuk pengasuh
 Modifikasi gaya hidup
 Menjaga epidermal barrier
 Kontrol peradangan
 Eliminasi siklus gatal-garuk

Panduan Diagnosis dan tatalaksana klinis dermatitis atopic di Indonesia


TATA LAKSANA
LIMA PILAR TATA LAKSANA DERMATITIS ATOPIK (Dr. Thiru T. / 2012)
1. EDUKASI DAN PEMBERDAYAAN PASIEN DAN
PENGASUH
• Sekolah eksim/ kamp eksim(?)

2. MENGHINDARI DAN MODIFIKASI FAKTOR


PENCETUS DARI LINGKUNGAN
• Modifikasi gaya hidup
• Menghindari trauma pada kulit

3. MENGEMBALIKAN DAN MENJAGA FUNGSI


BARRIER AGAR OPTIMAL
• KRIM UREA 10%
• Mandi rendam
(R. HUDIONO, 2004)
• Bungkus basah • ASAM ALFA – HIDROKSI
• Emolien (RANI, 2009)
• PSEUDO-SERAMID
BUNGKUS BASAH
Berendam dengan air hangat +
minyak mandi 5-10 menit

Aplikasikan pelembab

Basahi pembungkus pertama dengan


air lalu peras

Gunakan pembungkus kedua yang


kering

Gunakan pakaian seperti biasanya

Basahi kembali pembungkus pertama


dengan menggunakan penyemprot setiap
2-3 jam 7-14 hari
TATA LAKSANA

4. ATASI PERADANGAN PADA KELAINAN KULIT

KORTIKOSTEROID TOPIKAL
- Tergantung onset, usia, lokasi, & kekuatan obat
- Penggunaan berkepanjangan  Efek samping>>

KALSINEURIN INHIBITOR TOPIKAL


Takrolimus & Pimekrolimus

ANTIMIKROBIAL
TATA LAKSANA

LAINNYA
Kortikosteroid sistemik, Siklosporin, Metotreksat,
Azatioprin, Fototerapi, Psycotherapy, Agen Biologis
(Efalizumab, Infliximab, Rituximab)
TATA LAKSANA

5. MENGONTROL DAN ELIMINASI SIKLUS


GARUK-GATAL

TERAPI ANTIHISTAMIN
International
Consensus
Conference on
Atopic Dermatitis II
(ICCAD II)
Algoritma Terapi Dermatitis Atopik

TCIs=topical calcineurin inhibitors; TCS=topical corticosteroids


4 Kotak Model pada Eksim Kronis

Kotak 1
Kotak 2 –
Perbaikan
Perbaikan
Cepat
Konsolidasi
1-2 minggu Kotak 3 –
1- 2 minggu
Pagi Steroid Mengembalik Kotak 4 -
Pagi Steroid
Topikal an Barrier Pemeliharaan
Topikal
Malam Steroid 4minggu
Malam Kalsineurin Pagi Emollien
Topikal Pagi KIT
Inhibitor Malam Emollien
Topikal Malam KIT
(KIT)

Kambuh Kambuh Kambuh


berat sedang ringan
KAMBUH
Dermatitis Kontak Alergi
(Definisi dan Etiologi)

 Dermatitis kontak alergi (DKA)  hipersensitivitas


(tipe IV), tipe lambat, reaksi hipersensitivitas yang
disebabkan oleh kontak kulit dengan alergen
lingkungan

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Dermatitis Kontak Alergi
(Etiologi)

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Dermatitis Kontak Alergi
(Etiologi)

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


PATOGENESIS
DERMATITIS KONTAK ALERGI
Dermatitis Kontak Alergi
(Manifestasi Klinis)

Dermatitis kontak alergi akibat


para-phenylenediamine (kandungan dalam cat rambut)

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Dermatitis Kontak Alergi
(Manifestasi Klinis)

Dermatitis kontak alergi akibat lead monitor dan atau plester

Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad.


Dermatitis Kontak Alergi
(Manifestasi Klinis)

Dermatitis kontak alergi akibat karet sendal jepit

Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad.


Sindrom
Dermatitis Kontak Alergi

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Sindrom Dermatitis Kontak Alergi

Sindrom Dermatitis Kontak Alergi akibat


Patch test (+) titanium-coated nickel dan cobalt bone
plate fixation
Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad.
Dermatitis Kontak Alergi
(Diagnosis)

Dermatitis kontak alergi


akibat lipstik

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Dermatitis Kontak Alergi
(Terapi)

 Identifikasi alergen penyebab dan cara


menghindarinya
 Didapatkan melalui:
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisis
 Patch testing
 Steroid Topikal  obat utama
 Antihistamin
 KS sistemik

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Urtikaria
(Definisi)

Urtikaria  pembengkakkan sementara pada dermis


superfisial disebabkan oleh keluarnya cairan plasma
ke dermis, timbul mendadak, dan hilang dalam
beberapa jam hingga 24 jam

Angioedema  pembengkakkan sementara pada


dermis dalam dan subkutan serta biasa mengenai
membran mukosa  hilang dalam 72 jam

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Urtikaria
(Epidemiologi)

 Insidensi: 15-23% dari populasi pernah mendapat


urtikaria saat hidupnya.
 >> wanita: 35-60 tahun (rata-rata 40 tahun).
 Lama penyakit:
• 1 - 5 tahun: 8,7% pasien
• > 5 tahun: 11,3% pasien
 Autoimun: 30-50% dari kasus urtikaria spontan
kronik.

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Urtikaria
(Etiologi)
 Urtikaria  bukan suatu penyakit  merupakan
reaksi pada kulit dengan berbagai penyebab.
 Urtikaria kronik  umumnya gejala timbul spontan,
sering tidak diketahui faktor luar yang menstimulasi
urtikaria
 Faktor luar:
 Olahraga
 Perubahan lingkungan (cuaca)
 Stres
 Bila penyebab urtikaria tidak ditemukan, maka
faktor endogen yang menyebabkan inflamasi kulit
dan menimbulkan urtika perlu dipikirkan.
Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition
Urtikaria
(Etiologi)

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


Urtikaria
(Manifestasi Klinis)

Gambaran urtika: merah


muda dengan pucat
pada bagian tengah dan
berbatas tegas.

Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad


Urtikaria
(Manifestasi Klinis)

Lesi mulai dengan diameter


beberapa millimeter (mm)
sampai sebesar telapak
tangan, biasa soliter atau
multipel, disertai gatal,
kadang-kadang rasa
terbakar.

Sumber: Rook’s
Angioedema
(Manifestasi Klinis)

Angioedema pada kedua kelopak mata Perbaikan pada kedua kelopak


mata setelah mendapat terapi
Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad.
Angioedema
(Manifestasi Klinis)

Angioedema pada bibir

Sumber: Koleksi foto Divisi Imuno-Alergi Dep. IKKK RSHS-Unpad.


Sumber: Chung WH, Chu CY, Huang YH, Wang WM, Yang CH, Tsai TF. Taiwanese dermatological association consensus
for definition, classification, diagnosis, and management of urticaria. J Formos Med Assoc. 2016;115(11):968-80
PATOGENESIS URTIKARIA
KRONIK

Sumber: Beck L, Bernstein JA, Maurer M. A review of international recommendations for diagnosis and management of
chronic urticaria. Acta Derm Venereol. 2017; 97:149-58
Urticaria factitia / dermatographic
urticaria / mechanical urticaria

Sumber: Krause K, et al.. Antihistamine-resistent Sumber: Schoepke N, Doumoulakis G, Maurer M.


urticaria factitia successfully treated with anti- Symposium-Urticaria Update. Indian J Dermatol.
immunoglobulin E therapy. Allergy. 2010;65:1483-1498 2013;58:211-218
Cold contact urticaria / acquired cold urticaria

Sumber: Jensen CB. Heat and cold urticaria.


Dalam: Urticaria and Angioedema. Springer. 2010.
h 63-72
Cold contact urticaria / acquired cold urticaria

Sumber: A. A. Wanderer, H. M. Hoffman. Immunol


Allergy Clin N Am. 2004.24;259-286
Delayed pressure urticaria

Sumber: Schoepke N, Doumoulakis G, Maurer M. Symposium-Urticaria Update. Indian J Dermatol. 2013;58:211-218


Delayed pressure urticaria

Sumber: F. Lawlor, A. Kobza Black. Immunol Allergy Clin N Am. 2004;24:247-258


Heat contact urticaria
Solar Urticaria

Sumber: Hide M, Hiragun M, Hiragun T. Diagnostic test for urticaria. Immunol Allergy Clin N Am. 2014;34:53-72
Aquagenic urticaria

Sumber: Hide M, Hiragun M, Hiragun T. Diagnostic test for urticaria. Immunol Allergy Clin N Am. 2014;34:53-72
Urticaria cholinergic

Sumber: Hide M, Hiragun M, Hiragun T. Diagnostic test for urticaria. Immunol Allergy Clin N Am. 2014;34:53-72
Urticaria adrenergic

Sumber: Hide M, Hiragun M, Hiragun T. Diagnostic test for urticaria. Immunol Allergy Clin N Am. 2014;34:53-72
Contact urticaria
TATA LAKSANA

Fitzpatrick’s Dermatogy 9th Edition


PELEMBAB
Pelembab topikal digunakan untuk melawan
xerosis dan kehilangan air transepidermal

Lubrikasi dan menghaluskan


Emollien kulit (glikol and gliseril
stearate, sterol kedelai)
Membentuk lapisan untuk
menghambat penguapan air
Oklusif (petrolatum, dimetikon, minyak
mineral)

Menarik dan menahan air


Humektan (gliserol, asam laktat, urea)
PELEMBAB

Mengurangi
Aplikasi pelembab gejala dan lesi
menigkatkan kulit  pruritus,
hidrasi kulit eritem, fisura,
dan likenifikasi

Menurunkan jumlah
peresepan terapi anti-
Mengurangi
inflamasi yang
peradangan dan
dibutuhkan untuk
keparahan lesi kulit
mengendalikan
penyakit
PELEMBAB

Agen ideal:
Umumnya aman, efektif,
direkomendasi Pilihan agen murah, dan
kan untuk pelembab bebas dari zat
penggunaan sangat aditif, pewangi,
2 atau 3 kali tergantung parfum, dan
sehari pada bahan lain
tergantung preferensi yang
pada agen individual berpotensi
spesifiknya menimbulkan
kepekaan
CARA MANDI
 Mandi dengan air dapat melembabkan kulit
dan menghilangkan skuama, krusta, bahan
iritan, dan alergen  bermanfaat
 Pengaplikasian pelembab segera setelah mandi
diperlukan untuk menjaga status hidrasi
 Durasi harus dibatasi pada waktu yang singkat
(5-10 menit) dengan penggunaan air hangat
FOTOTERAPI
 Penggunaan gelombang cahaya sebagai terapi
medis dimulai pada tahun 1890-an
 NB-UVB yang paling sering direkomendasikan
dengan profil resiko rendah, relatif efektif, dan
tersedia

 Dilakukan 3-5x/minggu
FOTOTERAPI
Fototerapi
Dapat digunakan sebagai monoterapi atau
kombinasi dengan pelembab dan steroid topikal

Efek samping jarang:


kanker kulit
nonmelanoma,
melanoma (terutama Anak-anak  aman
penggunaan PUVA), untuk UVA dan UVB
lentigo, erupsi fotosensitif,
folikulitis, fotoonikolisis,
dan reaktivasi HSV
KORTIKOSTEROID TOPIKAL

Terapi utama anti-inflamasi

• Diberikan setelah gagal menggunakan pelembab


secara teratur

Efikasi
• Untuk penyakit inflamasi aktif dan untuk mencegah
kekambuhan
• Dosis  7 kelas
KORTIKOSTEROID TOPIKAL
 Efek samping pada kulit :
purpura
telangiektasia
striae
hipertrikosis fokal
atropi
acneiform atau rosacea-like eruptions

 Supresi aksis hypotalamus-pituitari-adrenal


KALSINEURIN INHIBITOR TOPIKAL

Terapi anti-inflamasi lini kedua sejak tahun 2000

Dihasilkan oleh bakteri Streptomyces  menghambat


aktivasi calcineurin-dependent T-cell, menghalangi produksi
sitokin proinflamasi dan mediator inflamasi

Mempengaruhi aktivasi sel mast, dan takrolimus menurunkan


jumlah serta kemampuan kostimulasi sel dendritik epidermal

2 KIT yang tersedia salep takrolimus (0.03% dan 0.1%) dan krim
pimekrolimus (1%)

Takrolimus diindikasikan untuk inflamasi sedang sampai berat


Pimekrolimus diindikasikan untuk inflamasi ringan sampai sedang
KALSINEURIN INHIBITOR TOPIKAL

 Terapi lini kedua untuk pengobatan DA kronis


jangka pendek dan tidak terus menerus

 Steroid-sparing agents dan studi jangka panjang


hingga 12 bulan untuk mengurangi
penggunaan KS topikal
KALSINEURIN INHIBITOR TOPIKAL
KALSINEURIN INHIBITOR TOPIKAL
 Salep takrolimus 0.03%
dan krim pimekrolimus
 untuk usia > 2 tahun • Aplikasi KIT yang proaktif
dan intermiten 2-3x/minggu
 Takrolimus 0.1% hanya ke lokasi penyakit yang
diindikasikan untuk usia berulang  terbukti efektif
> 15 tahun dalam mengurangi
 Aman dan efektif  kekambuhan
anak-anak < 2 tahun, • Efek samping tersering 
termasuk bayi perih dan terbakar
• Terdapat laporan DKA
dan rosacea-like
granulomatous reaction
AGEN SISTEMIK

Memiliki efikasi tinggi:


Siklosporin, MTX, MMF, dan AZA

 Kortikosteroid sistemik sebaiknya dihindari

 Kortikosteroid oral jangka pendek dapat


menyebabkan kekambuhan atopik
SIKLOSPORIN
Imunosupresan sel T dan produksi
interleukin-2 yang efektif
 Pengobatan DA refrakter dengan siklosporin
pertama kali dilaporkan oleh Allen pada
tahun 1991
 Siklosporin  Pengobatan off-label untuk DA

 Mengurangi keparahan dalam 2 - 6 minggu setelah


pengobatan dimulai
 Siklosporin  menurunkan derajat inflamasi
 Dosis: 3 - 6 mg/kg/hari, biasanya 150 - 300 mg/hari
 Dosis lebih tinggi  leboh cepat mengontrol penyakit
SIKLOSPORIN
 Setelah membaik, siklosporin harus dikurangi
atau dihentikan  menjaga remisi melalui
emolien, agen topikal, dan / atau fototerapi
 Efek simpang: infeksi, nefrotoksisitas, hipertensi,
tremor, hipertrikosis, sakit kepala, hiperplasia
gingiva, dan peningkatan risiko kanker kulit dan
limfoma
 Anak-anak  penggunaan dosis jangka
panjang (hingga 12 bulan) dan dosis jangka
pendek intermiten (3- atau 6 bulan)  efektif
AZATIOPRIN

 Menghambat produksi DNA


 Off-label untuk mengobati gangguan kulit dan
inflamasi sistemik lainnya, termasuk DA
 Direkomendasikan untuk DA refrakter
 Dosis: 1-3 mg/kg/hari
AZATIOPRIN

 Efek samping: mual, muntah dan gejala


gastrointestinal (GI) lainnya (kembung, anoreksia,
keram), sakit kepala, reaksi hipersensitif, peningkatan
enzim hati, dan leukopenia
 Pengawasan: hitung darah lengkap dan enzim hati
 Anak-anak  untuk rekalsitran dan dampak
psikososial
METOTREKSAT

 Untuk DA refrakter
 Schram dkk  MTX (10-22.5 mg/minggu )
atau AZA (1.5-2.5 mg/kg/hari) selama
periode 24-minggu
 MTX tersedia dalam bentuk cairan (injeksi
IM atau SC) dan tablet oral
METOTREKSAT

 0.1
mL larutan injeksi 25 mg/mL = 2.5 mg tablet
oral
 MTXbiasanya diberikan sebagai dosis mingguan
tunggal
 Dosis: 7.5-25 mg/minggu
 Dosis
terbagi, diberikan setiap 12 jam sebanyak
3 dosis, merupakan metode alternatif untuk
pemberian dosis MTX
MIKOFENOLAT MOFETIL

 Imunosupresan yang menghalangi jalur


biosintesis purin sel melalui penghambatan inosin
monofosfat dehidrogenase.
 MMF secara selektif mempengaruhi sel B dan sel T
 Terapi off label untuk DA
 Efikasi tidak konsisten
MIKOFENOLAT MOFETIL
 Efek samping: gejala GI, hematologi (anemia,
leukopenia, trombositopenia), genitourinari, dan
risiko peningkatan kerentanan terhadap infeksi
virus dan bakteri
 Seperti obat imunosupresif lainnya, keganasan
kulit dan limfoma merupakan risiko potensial
 Anak-anak: untuk usia > 2 tahun. Dosis  40 - 50
mg/kg/hari dan 30 - 40 mg/kg/hari pada
dewasa
STEROID SISTEMIK

 Memperbaiki gejala klinis DA dengan cepat


 Perhatian: kambuh kembali dan peningkatan
keparahan penyakit setelah penghentian
steroid sistemik
 Steroid sistemik dapat dipertimbangkan untuk
penggunaan jangka pendek
STEROID SISTEMIK
 Indikasi:
penggunaan akut sebagai terapi transisi
pada kasus yang parah, progresif cepat, atau
pada orang dewasa atau anak-anak dengan
debiltas
 Efeksamping: hipertension, intoleransi glukosa,
gastritis, peningkatan berat badan, menurunkan
densitas tulang, supresi adrenal, dan gangguan
emosi
 Anak-anakmengalami penurunan
pertumbuhan linier saat menjalani pengobatan
STEROID SISTEMIK
 Suplemen kalsium dan vitamin D untuk
pemberian jangka panjang
 Anak-anak: tidak direkomendasikan kecuali
diperlukan untuk menangani kondisi
komorbiditas (seperti eksaserbasi asma), atau
diberikan untuk transisi jangka pendek ke agen
imunomodulator sistemik nonsteroid.
OMALIZUMAB
 Data terbatas untuk menentukan efikasi
omalizumab dalam pengobatan DA.
 Satu double-blind, placebo-controlled study
tidak menunjukkan perbaikan klinis pada DA
dengan penggunaannya meskipun mengurangi
kadar IgE serum
ANTIMIKROBIAL
ANTIHISTAMIN ORAL

Digunakan untuk tata


Antihistamin laksana pruritus pada pasien
oral DA untuk meningkatkan QOL
dengan menghambat efek
vaskular dan neurologik

 Sedasi dapat meningkatkan kualitas tidur


 Efek samping: sedasi yang tidak diinginkan (termasuk
formulasi non sedasi) dan gejala antikolinergik (mulut
kering, pandangan buram, takikardi)
INTERVENSI EDUKASI
 Program edukasi 
program pelatihan atau
sekolah eksim
 DA sedang sampai berat
dan keluarga  6-
minggu program edukasi
yang terdiri dari 2 jam
sesi dalam 1x seminggu
yang dipimpin oleh tim
dermatologi, nutrisi, dan
komponen psikologis 
penurunan indeks
SCORAD
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai