PROTEIN
Dr Nur Rahman STP MP
Diniyah kholidiyah
Contak: 085770179007
Email: rahmancahaya@yahoo.com
• Penentuan kualitas protein didasarkan pada
kecukupan asam amino penyusunnya.
• Bahan yang memiliki kandungan protein
tinggi, belum tentu kualitasnya baik jika
susunan asam aminonya tidak lengkap.
• Untuk mendapatkan kualitas protein yang
baik, kita harus mengetahui dari mana protein
berasal.
• Mutu protein bahan makanan ditentukan oleh
jenis dan proporsi asam amino yang di
kandungnya.
• Protein komplit atau protein dengan nilai biologi
tinggi atau bermutu tinggi adalah protein yang
mengandung semua jenis asam amino esensial
dalam proporsi yang sesuai untuk keperluan
pertumbuhan, yaitu semua protein hewani
kecuali gelatin, merupakan protein komplit.
• Protein tidak komplit atau protein bermutu rendah
adalah protein yang tidak mengandung atau
mengandung dalam jumlah yang kurang satu atau lebih
asam amino esensial, yaitu sebagian besar protein
nabati kecuali kacang kedelai dan kacang-kacang lain
merupakan protein tidak komplit.
• Asam amino yang terdapat dalam jumlah terbatas
untuk memungkinkan pertumbuhan dinamakan “asam
amino pembatas” (limiting amino acid). Metionin
merupakan asam amino pembatas kacang-kacangan
dan lisin dari beras.
• Campuran dua jenis protein nabati atau
penambahan sedikit protein hewani ke
protein nabati akan menghasilkan protein
bermutu tinggi dengan harga relative rendah.
PENILAIAN MUTU PROTEIN
Cara Kimia
Cara Biokimia
Cara Mikrobiologis
Cara Bio-assay
– BIO-ASSAY
– cara teoritis, lebih mudah & cepat dgn hasil yg tidak
– berbeda dgn penelitian laboratorium.
– Penilaian ini menggunakan data dasar dari hasil
– pemeriksaan laboratorium, yaitu:
- Daftar kandungan Asam Amino Esensial (DKAE)
- Pola Kecukupan asam Amino esensial (PKAE)
Penilaian mutu protein dapat diukur
dari
• nilai biologik,
• nilai protein utilization,
• protein efficiency ratio, dan
• skor kimia atau skor asam amino.
Penilaian Mutu Protein
secara kimia
• 1. Nilai Biologic (NB)
• 2. Net protein utilization (NPU)
• 3. Protein efficiency ratio (PER)
• 4. Skor kimia / Skor Asam Amino
1. Nilai Biologic (NB)
• Catatan :
• Nr = Ni – (Ne ( f ) + Ne ( u ))
• Na = Ni - Ne ( f )
• Karena keterbatasan eksperimental NB sering diukur relatif
terhadap suatu protein dengan mudah dapat dipakai.
Biasanya protein telur dianggap paling mudah dapat
dipakai proteinnya dan diberi NB dari 100 Misalnya:
• Dua tes NB dilakukan pada orang yang sama. satu dengan
sumber protein uji dan satu dengan protein referensi (
protein telur ) .
• Relatif NB = ( NB ( test) / NB ( telur ) ) * 100
• dimana :
• ü NB (test ) = persentase NB dari diet tes untuk individu
• ü NB ( telur ) = persentase NB dari referensi ( telur ) diet
bagi individu
2. Net protein utilization (NPU)
Skor Kimia =
mg asam
amino yang
sama per gram
protein patokan
• Skor asam amino atau sering di
sebut Chemical score merupakan suatu cara
penilaian kualitas protein yang berdasarkan
pada analisis bahan-bahan makanan, jadi
tidak berdasarkan pada percobaan secara
biologis dengan hewan-hewan percobaan.
• Skor asam-asam amino membandingkan
kandungan asam-asam amino esensial dalam
protein suatu bahan makanan atau dalam
suatu campuran protein dengan asam-asam
amino esensial dalam standar protein yang
ditentukan oleh FAO/WHO (1973).
• Skor asam amino protein yang dites ditentukan
dalam kandungan terendah asam amino, yang
dibandingkan dengan asam amino sama dalam
protein standar.
• Misalnya protein kacang kedelei mengandung
asam amino dengan gugus sulfur, methionin dan
sistin, yang merupakan asam-asam amino
esensial terdapat dalam jumlah terendah
dibandingkan dengan asam amino dalam protein
standar.
• Pada umumnya lisin, threonin dan asam
amino dengan gugus sulfur merupakan asam-
asam amino dalam bahan makanan.
• Cara penilaian kualitas protein dengan skor
asam amino memberikan hasil setara dengan
penilaian secara biologis.
• Protein dicerna Corrected Amino Acid
Score (PDCAAS) adalah metode penilaian kualitas
protein berdasarkan persyaratan asam amino
manusia.
• Mereka termasuk nilai biologis, pemanfaatan
protein bersih, dan PDCAAS (Protein dicerna
terkoreksi Skor Asam Amino) yang dikembangkan
oleh FDA sebagai perbaikan atas Protein Efisiensi
Rasio (PER) method. Metode ini memeriksa
protein yang paling efisien digunakan oleh
tubuh.
• Guna mengetahui SAA dilakukan dg analisis kimia
secara kuantitatif dari asam amino essensial pada
bahan makanan yang akan diteliti → hasilnya
dibandingkan dg asam amino essensial
referensi/baku/ pembanding
JUMLAH P J
MC = J/P
• Protein yg dimanfaatkan
•BV = x 100
• Protein yang diserap
• Protein yg diserap
•D = x 100
• Protein yang dikonsumsi
NPU TEORITIS
• P dimanfaatkan
•NPUteoritis = x 100
• P diserap
• BV x D
• =
• 100
NPU TEORITIS
• SAA x MC
•NPU teoritis =
• 100
PROTEIN ENERGY RATIO (PER)
•Merupakan perbandingan energi dari protein senilai
telor (PST) terhadap total energi yg dikonsumsi dlm
sehari.
•Konsumsi PST x 4
•PER = x 100
• Total Konsumsi Energi
•
PER digunakan sebagai dasar ukuran/cara menilai mutu
gizi konsumsi pangan dimana fungsi protein dalam
tubuh sebagai zat pembangun dan sumber energi.
(keseimbangan kecukupan Energi-Protein tubuh)
Protein Senilai Telur (PST)
• Menghitung Protein Senilai Telur :
• SAA MC
• PST = gram kons.Protein x x
• 100 100
• = gram PST