Anda di halaman 1dari 48

TEKNIK

ELEKTRONIKA
DAN DIGITAL
WAHYUDI SAPUTRA, S.SiT, MT
Jenjang Karir
 Staf Bidang Sarana dan Prasarana
PPSDMAP (2005 – 2011)
 Kasubid Program PPSDMAP (2011 – 2014)
 Kasubid Diklat Teknis Manajerial PPSDMAP
(2014 – 2016)
 Kasubid Pelaksana Diklat Struktural dan
 Lahir di Baturaja OKU Sumatera Fungsional PPSDMAP (2016-2017)
Selatan, tanggal 7 Nopember 1982  Kasubag Umum dan Kepegawaian
 Status : Menikah dan memiliki 2 PPSDMAP (2017)
orang putra, 1 orang Putri  Kasubag Umum dan Kepegawaian, ATKP
Riwayat Pendidikan : Medan (2017 – 2018)

 SMU Negeri 6 Palembang (1997 –  Kasubag Pengembangan Pegawai


2000) BPSDMP (2018 – 2019)

 (ATLB – 3) STPI Curug (2000 – 2004)  Kasubag Administrasi Akademik


Poltekbang Palembang (2019 – sekarang)
 Magister Teknik Penerbangan ITB
Bandung (2007 – 2010)
segala sesuatu yang mempunyai masa dan menempati ruang (benda hidup atau benda
• MATERI mati)
Bagian terkecil dari suatu materi yang terdiri dari INTI (nucleus) didalamnya terdapat
• ATOM muatan (Proton dan Neutron) dan Elektron. Atom adalah partikel penyusun unsur.
merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih
• UNSUR sederhana melalui reaksi biasa. Unsur hanya tersusun dari satu jenis atom, contoh : Besi
(Fe), Oksigen (O2), Hidrogen (H2) dll (118 unsur).
Mahluk hidup kebanyakan terbentuk dari unsur diantaranya : oksigen, karbon,
hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor.
gabungan dari unsur unsur dan dapat Kembali diurai, contoh: Air (H2O), Natrium
• SENYAWA Klorida (NaCl), Asam Sulfat (H2SO4), Sukrosa (C12H22O11). Sifat senyawa berbeda
dengan sifat unsur pembentuknya. Contoh air berbeda dengan Hidrogen dan Oksigen

• CAMPURAN materi yang terdiri dari gabungan beberapa zat dan masih memiliki sifat aslinya
misalnya susu cokelat.

• MOLEKUL adalah Partikerl terkecil dari penyusun suatu unsur/senyawa, dapat berupa gabungan
dari dua atom atau lebih.
adalah Partikel terkecil dari penyusun suatu unsur/senyawa, dapat berupa gabungan
• ION
dari dua atom atau lebih.
ATOM
Proton dan netron berikatan sangat
kuat yang merupakan penyusun inti
atom yang biasa disebut dengan
nukleus.

Sedangkan elektron adalah bagian


dari atom yang terletak pada lintasan
(orbit) dari atom.

Idealnya sebuah atom memiliki jumlah proton yang sama dengan jumlah elektron.

Tetapi pada kenyataannya elektron sangat mudah untuk keluar dari lintasan (orbit) atom
jika mendapatkan kekuatan dari luar baik berupa gesekan, benturan dan proses pemanasan
atau melalui proses reaksi tertentu
ELEKTRON VALENSI

Apa itu Elektron valensi ?


sebuah atom bisa memiliki 1 atau lebih lintasan (orbit), pada lintasan inilah elektron berada.
Elektron yang berada pada lintasan terluar sebuah atom disebut dengan elektron
valensi.
ATOM NETRAL

Suatu benda yang memiliki atom dengan jumlah proton (muatan positif) yang sama
dengan jumlah elektron (muatan negatif), akan mempersulit elektron lepas dari
lintasannya, sehingga atom dikatakan netral atau tidak bermuatan listrik
ATOM NEGATIF (ANION)

Benda yang memiliki atom dengan jumlah elektron lebih besar dibandingkan dengan jumlah proton
biasa disebut dengan Anion.

Atom yang memiliki jumlah elektron lebih dari pada seharusnya biasanya disebabkan karena adanya
tambahan elektron liar di luar atom yang memasuki lintasan atom tersebut.

Dalam hal ini atom dinyatakan bermuatan listrik negatif (-)


ATOM POSITIF (KATION)

Sedangkan benda yang memiliki atom dengan jumlah proton lebih besar dibanding dengan
jumlah elektron, biasa disebut dengan Kation.

Hal ini disebabkan karena terlemparnya elektron dari lintasan, dikarenakan adanya benturan,
gesekan, dipanaskan atau mengalami reaksi tertentu.

Dalam hal ini atom dinyatakan bermuatan listrik positif (+).


ARUS LISTRIK

Proses lepasnya elektron dari lintasan atom dan proses masuknya elektron liar ke dalam lintasan
atom inilah awal mula munculnya arus listrik (arus adalah elektron yang mengalir atau
berpindah).

Dalam hal ini atom dinyatakan bermuatan listrik positif (+).


Mudah tidaknya elektron terlepas dari lintasan atom akan mempengaruhi sebuah
benda/materi, masuk dalam golongan benda isolator atau benda konduktor atau
golongan diantara yaitu semikonduktor

Sebuah benda dengan atom yang memiliki jumlah elektron lebih banyak dibanding
dengan jumlah proton akan lebih bersifat konduktor, karena kemungkinan jumlah elektron
terlepas dari lintasan atom lebih besar.

Sedangkan sebuah benda yang memiliki jumlah elektron mendekati jumlah proton akan
lebih bersifat isolator karena setiap proton akan berpasangan dengan setiap elektron (ingat
bahwa muatan + pasti akan berpasangan dengan muatan -).

Pengertian ini, sebenarnya sama dengan pengertian konduktor sebagai benda/material


yang mudah untuk menghantarkan listrik atau panas dan isolator sebagai benda yang sulit
untuk menghantarkan listrik dan panas
Didalam pengelompokan bahan-komponen listrik dikenal ada 3 macam, yaitu :
1. Konduktor
2. Isolator
3. Semikonduktor

• Sebuah bahan dikatakan Konduktor bila mempunyai hantaran listrik yang


besar.
• Sebuah bahan dikatakan Isolator bila mempunyai hantaran listrik (konduktansi)
yang kecil.
• Bahan Semikonduktor adalah bahan penghantar listrik yang kemampuan
menghantar listrik Semikonduktor berada diantara Konduktor dan Isolator.
Semikonduktor berbeda dengan Resistor, Semikonduktor akan berfungsi sebagai
Konduktor jika diberikan arus listrik tertentu, suhu tertentu, medan listrik atau
magnet, oleh paparan cahaya atau panas, atau oleh deformasi mekanis dari kisi
kristalin mono yang didoping; dengan demikian, semikonduktor dapat membuat
sensor yang sangat baik

Banyak bahan-bahan dasar yang tergolong Semikonduktor murni (instrinsik), yang


paling sering digunakan sebagai bahan komponen elektronika diantaranya adalah
Silicon, Selenium, Germanium dan Metal Oxides.

Bahan Semikonduktor tersebut dilakukan proses “Doping” untuk menambahkan


ketidakmurnian (Impurity) pada Semikonduktor murni (semikonduktor Intrinsik)
sehingga dapat merubah sifat atau karakteristik kelistrikannya.

Beberapa bahan yang digunakan untuk menambahkan ketidakmurnian


semikonduktor antara lain adalah Arsenic, Indium dan Antimony. Bahan-bahan
tersebut sering disebut dengan “Dopant”, sedangkan Semikonduktor yang telah
melalui proses “Doping” disebut dengan Semikonduktor Ekstrinsik.
BAHAN SEMI KONDUKTOR

SILIKON
• Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Si dan nomor
atom 14. Senyawa yang dibentuk
bersifat paramagnetik.

• Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di


alam semesta dari segi massanya, tetapi sangat jarang
ditemukan dalam bentuk murni di alam

• Silikon (Si) adalah bahan yang paling banyak digunakan dalam perangkat semikonduktor. biaya
bahan baku lebih rendah dan proses yang relatif sederhana. Kisaran suhu yang berguna
membuatnya saat ini kompromi terbaik di antara berbagai bahan yang bersaing.
GERMANIUM

Germanium adalah unsur kimia dengan


simbol Ge dan nomor atom 32. Germanium
adalah metaloid berkilau, keras, berwarna abu-abu
keputihan dalam golongan karbon,
Germanium (Ge) banyak digunakan dalam bahan
semikonduktor awal, tetapi sensitivitas termalnya
membuat kurang berguna daripada silikon.
Gallium arsenide (GaAs)

• Gallium arsenide (GaAs) adalah


senyawa dari unsur galium dan arsen
juga banyak digunakan dengan
perangkat berkecepatan tinggi, tetapi
sejauh ini, sulit untuk membentuk
mangkuk berdiameter besar dari
bahan ini, membatasi ukuran diameter
wafer secara signifikan lebih kecil
daripada wafer silikon sehingga
membuat produksi massal Gallium
arsenide (Gaas) perangkat secara
signifikan lebih mahal daripada silikon
Tipe Jenis Semikonduktor

Semikonduktor yang telah dilalui proses Doping atau Semikonduktor Ekstrinsik yang
siap menjadi Komponen Elektronika dapat dibedakan menjadi 2 Jenis yaitu

1. N-type Semikonduktor

• Dikatakan N-type karena Semikonduktor jenis ini pembawa muatannya (Charge


Carrier) adalah terdiri dari Elektron. Elektron adalah bermuatan Negatif sehingga
disebut dengan Tipe Negatif atau N-type.
• Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan
menambahkan Arsenic atau Antimony akan menjadikan Semikonduktor tersebut
sebagai N-type Semikonduktor.
• Terdapat 2 (dua) pembawa muatan atau charge Carrier dalam N-type
Semikonduktor yakni Elektron sebagai Majority Carrier dan Hole sebagai Minority
Carrier.
2. P-Type Semikonduktor

• Dikatakan P-type karena Semikonduktor jenis ini kekurangan Elektron atau disebut
dengan “Hole”. Ketika pembawa muatannya adalah Hole maka Semikonduktor
tersebut merupakan Semikonduktor bermuatan Positif.

• Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan


menambahkan Indium akan menjadikan Semikondukter tersebut sebagai P-type
Semikonduktor.

• 2 (dua) pembawa muatan yang terdapat dalam P-type Semikonduktor adalah Hole
sebagai Majority Carrier dan Elektron sebagai Minority Carrier).
Komponen-komponen Elektronika Aktif yang bahan
dasarnya terbuat dari Semikonduktor diantaranya
adalah :

• Integrated Circuit
• Transistor
• Diode

Komponen-komponen Elektronika yang


terbuat dari Semikonduktor merupakan
komponen Elektronika yang sangat sensitif
dengan ESD (Electro Static Discharge). Oleh
karena itu, perlu penanganan khusus
dalam produksi terhadap Komponen-
komponen tersebut.
DIODA
• Dioda adalah komponen elektronika yang
terdiri dari dua elektroda (terminal) dan
berfungsi menyearahkan arus.
• Komponen ini terdiri dari penggabungan dua
semikonduktor yang masing-masing diberi
doping (penambahan material) yang
berbeda, dan tambahan material konduktor
untuk mengalirkan listrik.
DIODA
• Struktur utama dioda adalah dua buah
kutub elektroda berbahan konduktor yang
masing-masing terhubung dengan
semikonduktor silikon jenis p dan silikon
jenis n.
• Anoda adalah elektroda yang terhubung
dengan silikon jenis p dimana elektron
yang terkandung lebih sedikit, dan katoda
adalah elektroda yang terhubung dengan
silikon jenis n dimana elektron yang
terkandung lebih banyak.
• Pertemuan antara silikon n dan silikon p
akan membentuk suatu perbatasan yang
disebut P-N Junction
CARA KERJA DIODA
Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan
dalam tiga kondisi, yaitu kondisi :

1. tanpa tegangan (unbiased),


2. diberikan tegangan positif (forward biased), dan
3. tegangan negatif (reverse biased).
KONDISI TANPA TEGANGAN (UNBIASED)

• Pada kondisi tidak diberikan


tegangan akan terbentuk suatu
perbatasan medan listrik pada
daerah P-N junction.

• Hal ini terjadi diawali dengan


proses difusi, yaitu bergeraknya
muatan elektro dari sisi n ke sisi p.

• Elektron-elektron tersebut akan menempati suatu tempat di sisi p yang disebut dengan
holes. Pergerakan elektron-elektron tersebut akan meninggalkan ion positif di sisi n,
dan holes yang terisi dengan elektron akan menimbulkan ion negatif di sisi p.

• Ion-ion tidak bergerak ini akan membentuk medan listrik statis yang menjadi
penghalang pergerakan elektron pada dioda
DIBERI TEGANGAN POSITIF (FORWARD UNBIASED)

• pada kondisi ini, bagian anoda


disambungkan dengan terminal positif
sumber listrik dan bagian katoda
disambungkan dengan terminal negatif.

• Adanya tegangan eksternal akan


mengakibatkan ion-ion yang menjadi
penghalang aliran listrik menjadi tertarik
ke masing-masing kutub.

• Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik
ke sisi katoda yang negatif.

• Hilangnya penghalang-penghalang tersebut akan memungkinkan pergerakan elektron


di dalam dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir seperti pada rangkaian tertutup
DIBERI TEGANGAN NEGATIF (REVERSE UNBIASED)
• Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan
dengan terminal negatif sumber listrik dan
bagian katoda disambungkan dengan terminal
positif.

• Adanya tegangan eksternal akan


mengakibatkan ion-ion yang menjadi
penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke
masing-masing kutub
• Pemberian tegangan negatif akan membuat ion-ion negatif tertarik ke sisi katoda (n-
type) yang diberi tegangan positif, dan ion-ion positif tertarik ke sisi anoda (p-type)
yang diberi tegangan negatif.

• Pergerakan ion-ion tersebut searah dengan medan listrik statis yang menghalangi
pergerakan elektron, sehingga penghalang tersebut akan semakin tebal oleh ion-ion.
Akibatnya, listrik tidak dapat mengalir melalui dioda dan rangkaian diibaratkan menjadi
rangkaian terbuka
JENIS-JENIS DIODA DAN FUNGSI DIODA

• PN Junction Diode: Dioda standar yang terdiri dari susunan PN


dan memiliki cara kerja seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Dioda jenis ini adalah diode yang umum digunakan di pasaran
(disebut juga diode generik), digunakan terutama sebagai
penyearah arus.

• Light Emitting Diode (LED): Saat dialiri arus forward-bias, LED


akan mengeluarkan cahaya. LED saat ini umum digunakan
sebagai alat penerangan dan beberapa jenis digunakan untuk
menggantikan lampu fluorescent.

• Laser Diode: Dioda jenis laser juga menghasilkan cahaya,


namun cahaya yang dihasilkan adalah cahaya koheren. Aplikasi
diode laser adalah perangkat pembaca CD dan DVD dan laser
pointer.
JENIS-JENIS DIODA DAN FUNGSI DIODA

• Photodiode: Photodiode dapat menghasilkan energi listrik


apabila daerah PN junction disinari. Umumnya photodiode
dioperasikan dalam reverse-bias, sehingga arus yang kecil
akibat cahaya dapat langsung terdeteksi. Photodiode digunakan
untuk mendeteksi cahaya (photodetector).

• Gunn Diode: Gunn Diode adalah jenis diode yang tidak memiliki
PN Junction, melainkan hanya terdiri dari dua elektroda. Dioda
jenis ini dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal gelombang
mikro.

• BARITT Diode: BARITT (Barrier Injection Transit Time) Diode


adalah jenis diode yang bekerja dengan prinsip emisi termionik.
Dioda ini digunakan untuk memproduksi sinyal gelombang
mikro dengan level derau yang rendah.
JENIS-JENIS DIODA DAN FUNGSI DIODA
• Tunnel Diode: Tunnel Diode adalah dioda yang bekerja
memanfaatkan salah satu fenomena mekanika kuantum yaitu
tunneling. Tunnel junction digunakan sebagai salah satu komponen
pada osilator, penguat, atau pencampur sinyal, terutama karena
kecepatannya bereaksi terhadap perubahan tegangan.

• Backward Diode: Backward diode memiliki karakteristik serupa


dengan tunnel, perbedannya terletak pada adanya sisi yang diberi
doping lebih rendah dibanding sisi yang berlawanan. Perbedaan
profil doping ini membuat backward diode memiliki karakteristik
tegangan-arus yang serupa pada kondisi reverse dan forward.

• PIN Diode: Pada dioda PIN, terdapat area semikonduktor intrinsic


(tanpa doping) yang diletakkan antara P dan N junction. Efek dari
penambahan area intrinsic tersebut adalah melebarnya area deplesi
yang membatasi pergerakan elektron, dan hal ini tepat digunakan
untuk aplikasi pensinyalan (switching).
JENIS-JENIS DIODA DAN FUNGSI DIODA

• Schottky Diode: Pada Schottky diode diberikan tambahan metal


pada cuplikan permukaan bagian tengah semikonduktor.
Karakteristik yang menjadi keunggulan dioda ini adalah tegangan
aktivasi yang rendah dan waktu pemulihan yang singkat. Dioda
ini sangat umum digunakan untuk rangkaian elektronik
berfrekuensi tinggi, seperti perangkat-perangkat radio dan
gerbang logika.

• Step Recovery Diode: Bagian semikonduktor pada dioda ini


memiliki level doping yang secara gradual menurun dengan titik
terendah di junction. Modifikasi ini dapat mengurangi waktu
switching karena muatan yang ada pada daerah junction lebih
sedikit. Aplaikasi dari semikonduktor ini adalah pada alat-alat
elektronik frekuensi radio.
JENIS-JENIS DIODA DAN FUNGSI DIODA

• Varactor Diode: Diaplikasikan pada mode reverse biasa


dengan lapisan penghalang yang dapat berubah-ubah
sesuai tegangan diberikan. Hal ini membuat dioda ini
seolah-olah merupakan suatu kapasitor.

• Zener diode: Memiliki karakteristik khusus yang


mengingkan efek breakdown saat reverse bias Dioda ini
dapat menghasilkan tegangan yang tetap dan umum
digunakan sebagai penghasil tegangan referensi di
rangkaian elektronik.
PENYEARAH GELOMBANG
(RECTIFIER)
• Rectifier atau Penyearah Gelombang yaitu suatu bagian
dari Rangkaian Catu Daya atau Power Supply yang
berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating
Current) jadi sinyal DC (Direct Current).

• Rangkaian Rectifier pada umumnya memakai Dioda


sebagai Komponen Utamanya karena Dioda punya
karakteristik yang cuma melewatkan arus listrik ke satu
arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.

• Kalo sebuah Dioda dialiri arus bolak – balik (AC), maka


Dioda tersebut cuma akan melewatkan setengah
gelombang, sedangkan setengah gelombangnya lagi
diblokir.
JENIS DIODA PENYEARAH

Ada beberapa jenis rangkaian penyearah, berdasarkan konfigurasi rangkaian dioda


dan bentuk sinyal yang dihasilkan. Masing – masing konfigurasi punya kelebihan
dan kekurangan sendiri – sendiri. Pada pemilihan konfigurasi berdasarkan pada
kebutuhan dengan memperhatikan aspek kestabilan, kehalusan dan tentunya biaya
pada komponen tersebut.

1. Dioda Penyearah Setengah Gelombang


2. Dioda Penyearah gelombang Penuh
Dioda Penyearah Setengah Gelombang

Dioda penyearah setengah gelombang ini merupakan penyearah yang cuma mengeluarkan setengah
siklus gelombang sinus dengan memakai satu blok dioda aja.
Kelebihannya:
• Sederhana, simpel dan hemat biaya karena cuma memakai satu dioda dan satu fasa sinyal sinus.
Kelemahannya:
• Keluarannya punya riak (ripple) yang sangat besar, jadi gak halus dan membutuhkan kapasitor
besar pada aplikasi frekuensi rendah seperti listrik PLN 50Hz.
• Kurang efisien, karena cuma mengambil satu siklus sinyal aja. Artinya, siklus lainnya gak diambil
atau terbuang. Ini mengakibatkan keluaran dari penyearah setengah gelombang punya daya yang
lebih kecil
Dioda Penyearah Gelombang Penuh

Dioda penyearah gelombang penuh ini merupakan penyearah yang mengeluarkan semua siklus
gelombang sinus dari sinyal AC. Dioda penyearah gelombang penuh ini membutuhkan 2 fasa input,
satu fasa mengikuti masukkan sinyal sinus dan satu fasa lainnya berbalikan dengan sinyal input.

Kelebihannya:
Lebih efisien, karena mengambil semua bagian dari siklus sinyal AC yang disearahkan. Hal ini
membuat keluaran dari penyearah gelombang penuh punya riak (ripple) yang kecil dan lebih halus.
Daya yang terserap juga lebih efisien karena gak ada siklus yang dibuang.
Kelemahannya:
Kebutuhan akan satu siklus pembalik yang berarti harus menambah satu gulungan lilitan lagi pada
transformator serta penggunaan dua buah dioda buat penyearahan. Akibatnya, pada penambahan
biaya yang harus ditanggung oleh rangkaian tersebut
• Ada 2 cara buat membentuk Full Wave
Rectifier atau Penyearah Gelombang
Penuh.

• Kedua cara tersebut tetap memakai Dioda


sebagai Penyearahnya, tapi dengan jumlah
Dioda yang beda yaitu dengan memakai 2
Dioda dan 4 Dioda.

• Penyearah Gelombang Penuh dengan 2


Dioda harus pakai Transformer CT,
sedangkan Penyearah 4 Dioda tidak perlu
pakai Transformer CT, Penyearah 4 Dioda
sering disebut juga dengan Full Wave
Bridge.
Penyearah Gelombong Penuh 2 Dioda
memerlukan Transformer khusus yang
dinamakan dengan Transformer CT
(Centre Tapped).

Transformer CT memberikan Output


(Keluaran) Tegangan yang berbeda fasa
180° lewat kedua Terminal Output
Sekundernya.

Disaat output Transformer CT pada Terminal Pertama memberikan sinyal Positif pada D1, maka
Terminal kedua pada Transformer CT akan memberikan sinyal Negatif (-) yang berbeda fasa 180°
dengan Terminal Pertama.
Dioda Penyearah Gelombang Penuh 4 Dioda

Saat Transformer mengeluarkan output sisi sinyal Positif (+) maka Output D1 dan D2 akan ada
dalam kondisi Forward Bias, jadi melewatkan sinyal Positif tersebut sedangakan D3 dan D4 akan
menghambat sinyal sisi Negatifnya.

Kemudian, pada saat Output Transformer berubah jadi sisi sinyal Negatif (-) maka D3 dan D4 akan
ada dalam kondisi Forward Bias jadi lewat sinyal sisi Positif (+) tersebut, sedangkan D1 dan D2 akan
menghambat sinyal Negatifnya.
TRANSISTOR

• adalah salah satu komponen elektronik yang


memiliki fungsi sebagai penguat, sirkuit pemutus
dan sebagai penyambung dan fungsi lain sebagai
stabilitas tegangan dan juga modulasi sinyal.
• Transistor komponen semikonduktor yang paling
banyak ditemukan dalam perangkat elektronik:
Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio
Player, Video Player, konsol Game, Power Supply dll.
• Transistor pertama kali ditemukan oleh tiga orang
fisikawan yang berasal Amerika Serikat pada akhir
tahun 1947 adalah Transistor jenis Bipolar. Mereka
adalah John Bardeen, Walter Brattain, dan William
Shockley.
JENIS JENIS TRANSISTOR

Transistor terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. Transistor Unipolar, atau biasa disebut

2. Transistor Bipolar, atau disebut


1. TRANSISTOR UNIPOLAR
Transistor Unipolar sering disebut juga
sebagai Field Effect Transistor (FET).
Atau yang dalam bahasa Indonesia
disebut sebagai medan transistor

Dalam sistem pembuatannya,


Transistor Unipolar membawa bahan
semi konduktor tipe N dan bahan semi
konduktor tipe P. Transistor Unipolar
memiliki 3 kaki, namun rangkaian ini
jarang digunakan dalam sistem
elektronika.
2. TRANSISTOR BIPOLAR
• Biasa disebut Transistor tegangan
bias (Bias Junction
Transistor (BJT)
• Transistor bipolar merupakan
pengembangan dari dioda.
• Jika dioda tersusun dari
gabungan P-N junction saja,
maka transistor bipolar
dibedakan menjadi dua jenis
didasarkan atas urutan
material yang menyusun-nya
yaitu jenis transistor PNP dan
transistor NPN
PRINSIP KERJA TRANSISTOR


TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR
• Transistor dapat berfungsi sebagai saklar dengan
memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah
penyumbatan (cut-off).

• Ketika tegangan yang cukup (Vin > 0,7 V) diberikan diantara


terminal basis dan emitor dengan tegangan kolektor ke emitor
kira-kira sama dengan 0V. Oleh karena itu, Transistor bertindak
sebagai penghubung (sirkuit tertutup atau hubungan pendek).
Arus kolektor Vcc / Rled akan mengalir melalui Transistor.

• Demikian pula, ketika tidak ada tegangan atau tegangan nol


diterapkan pada input, Transistor beroperasi di daerah cut-off
dan bertindak sebagai sirkuit terbuka.
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT SINYAL
• Transistor adalah suatu komponen yang
dapat memperbesar level sinyal keluaran
sampai beberapa kali sinyal masukan.
• Sinyal masukan disini dapat berupa sinyal AC
ataupun DC (arus, tegangan dan daya).
Prinsip dasar transistor sebagai penguat
adalah arus kecil pada basis mengontrol arus
yang lebih besar dari kolektor melewati
transistor.
• Transistor berfungsi sebagai penguat ketika
arus basis berubah. Perubahan kecil arus
basis mengontrol perubahan besar pada arus
yang mengalir dari kolektor ke emitter.
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT SINYAL
• Sumber tegangan Vcc terhubung dengan terminal
kolektor transistor melalaui resistor RL sebagai
pembatas arus. Sementara terminal basis mendapatkan
pasokan tegangan dari VB dengan melewati resistor
RB yang juga merupakan pembatas arus masuk pada
basis.

• Jadi aliran elektron akan mengalir melalui daerah basis


transistor dan akan menghasilkan hubungan antara
terminal kolektor dan emitor sehingga terjadi aliran
elektron dari kolektor menuju emitor. Hubugan antara
aliran arus input dan output ini menjadi prinsip dasar
dari kerja transistor NPN. Dimana aliran arus kecil pada
basis Ib mampu mengendalikan sejumlah besar aliran
arus kolektor Ic yang menuju ke emitor.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai