B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran saintifik, diharapkan siswa mampu meningkat daya kritis siswa
dalam menyadari diri sendiri sebagai bagian dari kelompok dan masyarakat,
membangun kesadaran untuk membangun kelompok yang solid, dan dapat
bertoleransi dengan kelompok lain.
C. Materi Pembelajaran
1. Perbedaan sosial, perbedaan individu, perbedaan antarkelompok.
2. Perubahan sosial dari sudut pandang nilai dan norma sosial.
3. Penyimpangan sosial dan akibat-akibatnya.
4. Perkembangan zaman dan heterogenitas sosial.
5. Penghargaan atau penghormatan terhadap keanekaragaman atau heterogenitas
sosial.
D. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem solving-based learning)
digunakan dengan cara siswa mengidentifikasi permasalahan dengan mencari solusi
terbaik untuk memecahkan permasalahan tersebut.
E. Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja Siswa
2. LCD proyektor
3. Power point
F. Sumber Belajar
Muin, Idianto. 2014. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-
Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maryati, Kun & Juju Suryawati. 2013. Sosiologi 1 Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial.Jakarta: Esis.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Perbedaan sosial, perbedaan individu, perbedaan antarkelompok
(1x45menit)
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Memberi salam; (religius) 10 menit
Pendahuluan Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
Mendiskusikan kompetensi yang akan
dipelajari dan dikembangkan berkaitan
dengan materi perbedaan sosial, perbedaan
individu, perbedaan antarkelompok;
Melalui tanya jawab membahas konsep
perbedaan sosial, perbedaan individu,
perbedaan antarkelompok;
Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan materi perbedaan
sosial, perbedaan individu, perbedaan
antarkelompok;
Menyampaikan garis besar cakupan materi
perbedaan sosial, perbedaan individu,
perbedaan antarkelompok dan kegiatan yang
akan dilakukan;
Menyampaikan metode pembelajaran dan
teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi kelompok, lembaga dan
organisasi;
Kegiatan inti Stimulation Guru memberikan 115 menit
(Pemberian Stimulus) pretest mengenai
materi perbedaan
sosial, perbedaan
individu, perbedaan
antarkelompok
Problem statement Dengan diskusi
(identifikasi masalah) kelompok, siswa
diminta untuk
menjawab pertanyaan
dari artikel yang
diberikan oleh guru
mengenai struktur dan
diferensiasi sosial di
masyarakat.
Data collecting Siswa mencari
(pengumpulan data) jawaban atas
pertanyaan tersebut
Data processing Siswa menuliskan
(pengolahan data) jawaban di kertas
yang disediakan
Verification Siswa
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
(pembuktian) mempresentasikan
hasil diskusi mereka
di kelas, kelompok
lainnya
membandingkan hasil
pemikiran mereka
sehingga serta mereka
dapat menyanggah
atau menambahkan
pendapat mereka
Generalization Guru memberi
(kesimpulan/general penguatan, kemudian
isi) bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Penutup Guru memberi 10 menit
hikmah dan motivasi
atas pembelajaran hari
ini.
Guru memberikan
tugas untuk
mengobservasi nilai
dan norma sosial di
lingkungan sekolah
H. Teknik Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
a. Jenis penilaian: tes tertulis dan penugasan
b. Bentuk instrumen: pilihan ganda dan essay
c. Rubrik: pedoman penskoran
2. Penilaian Keterampilan
a. Jenis penilaian: performance
b. Bentuk instrumen: laporan
c. Rubrik: pedoman penskoran
3. Penilaian Sikap
a. Jenis penilaian: observasi
b. Bentuk insrumen: jurnal
4. Instrumen Penilaian (terlampir)
a. Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang belum tuntas pencapaian
Kompetensi Dasarnya
Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas lain dan diakhiri dengan tes.
Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali
b. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan )<n< n(maksimum )
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.
Peserta didik yang mencapai nilai n>n (maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan Kompetensi Dasar dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.
Jepara,....Juli 2019
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,
1. Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab,
kerjasama, dan proaktif
2. Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif
terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;
Catatan Penting
Siswa
Tanggal No. Nama Ket.
(Bisa Positif Atau
Negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst
Lembar Kerja 1
Sebagai seorang individu, pernahkah kalian mengamati segala hal yang terjadi dilingkungan
tempat tinggal kalian yang berkaitan dengan masyarakat? ada banyak fakta yang perlu kita
ketahui sebagai makhluk sosial. Perhatikan fakta-fakta di bawah ini.
1. Sebagai makhluk sosial, individu tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
2. Seseorang memiliki status dan kedudukan yang berbeda yang menentukan bagaimana
interaksi yang terjadi dengan individu lainnya.
3. Identitas yang dimiliki seseorang berbeda dengan identitas individu yang lainnya.
4. Kita hidup dalam masyarakat dengan berbagai perbedaan yang ada, inilah yang
dinamakan heterogenitas.
5. Agar dapat hidup harmonis, kita perlu menghargai dan menghormati perbedaan.
Berdasarkan fakta di atas, dapat kita simpulkan bahwa kita harus bisa menyesuaikan diri
ditengah-tengah masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan ketidaksamaan
masyarakat. Ketidaksamaan tersebut meliputi jumlah kekayaan, prestise dan kekuasaan yang
dimililki. Materi yang akan kita pelajari mencakup berbagai ragam gejala sosial yang ada di
masyarakat. Untuk dapat memahami posisi kita di masyarakat, berikut adalah penjelasan
mengenai struktur sosial dan diferensiasi sosial sebagai bahan refleksi diri.
A. Struktur Sosial
Georg Simmel Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola
perilakunya, namun masyarakat tidak independen dari
individu yang membentuknya.
George C. Homans Struktur sosial berkaitan dengan perilaku elementer
dalam kehidupan sehari-hari.
Raymond Firth Struktur sosial adalah suatu pergaulan hidup
manusiameliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi
dari banyak orang yang meliputi pula lembaga-lembaga
di dalam mana orang banyak tersebut ambil banyak bagian.
Talcott Parsons Struktur sosial adalah keterkaitan manusia.
William Kornblum Struktur sosial adalah pola perilaku berulang-ulang yang
menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok
dalam masyarakat.
Resti Nur Laila Struktur sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dan
didasari oleh kaidah sosial (norma sosial), lembaga
sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial.
Menurut ..............
Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas, lalu kemukakanlah pendapat anda.
1. Jelaskan siapa saja tokoh dan karakter yang terdapat dalam film tersebut.
2. Identifikasilah nilai sosial yang terkandung dalam film tersebut.
3. Tulislah perilaku yang sesuai dan tidak sesuai dengan norma sosial yang terlihat dari
film tersebut.
4. Identifikasi jenis-jenis nilai dan norma sosial dari kehidupan Akmal dan Rizky.
Tulislah di dalam tabel di bawah ini.
Nilai sosial yang terkandung Nilai sosial yang terkandung (Rizky)
(Akmal)
5. Mengapa nilai dan norma yang dimiliki Akmal dan Rizky berbeda?
6. Apa yang dirasakan Akmal sehingga ia melihat kegiatan yang dilakukan Rizky?
7. Mengapa Rizky selalu terlihat bahagia?
8. Apa kegunaan nilai dan norma di masyarakat?
9. Apa hikmah yang dapat kita petik dari film tersebut?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2, Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan
senantiasa berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun, peduli,
bertanggunng jawab, responsif, dan proaktif dalam menyikapi gejala sosial yang
terjadi sehingga dapat berinteraksi positif dalam lingkungan sosialnya.
KI 3 : Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalahnya.
KI 4 : Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, peserta
didik dapat memahami berbagai konsep metode penelitian sosial dengan
menggunakan pengetahuan sosiologis diharapkan akan tumbuh sikap kritis terhadap
fenomena yang terjadi di sekitar peserta didik, sikap objektif dalam menilai suatu
gejala sosial, serta menambah rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan disiplin selama
proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
1. Metode penelitian
2. Sistematika rancangan penelitian dan laporan penelitian
3. Rumusan pertanyaan penelitian
4. Berbagai teknik pengumpulan data
5. Proses pengolahan data
6. Laporan penelitian
E. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran berbasis proyek(project based learning). Dengan melakukan
diskusi dengan orientasi literasi, berpikir kritis, kolaborasi dan komunikasi, bersama
kelompok siswa mengenali ragam gejala sosial di masyarakat, menganalisisnya
dengan konsep sosiologi serta diskusi bersama teman satu kelompok membahas cara
menumbuhkan rasa menghargai dan menghormati heterogenitas atau keanekaragaman
sosial.
F. Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja Siswa
2. LCD proyektor
3. Power point
G. Sumber Belajar
Muin, Idianto. 2014. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-
Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maryati, Kun & Juju Suryawati. 2013. Sosiologi 1 Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial.Jakarta: Esis.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Metode Penelitian Sosial (3 x 45 menit )
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
Kegiatan Memberi salam; 10 menit
Pendahuluan Mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan;
Mendiskusikan kompetensi yang
sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya ;
Melalui tanya jawab membahas
konsep metode penelitian;
Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan materi metode penelitian;
Menyampaikan garis besar cakupan
materi metode penelitian dan
kegiatan yang akan dilakukan;
Menyampaikan metode
pembelajaran dan teknik penilaian
yang akan digunakan saat
membahas materi metode
penelitian;
Kegiatan inti Stimulation Guru 155
(Pemberian menayangkan menit
Stimulus) slide materi
metode
penelitian
Problem Siswa dibagi Berpikir kritis
statement menjadi 6 Kolaboratif
(identifikasi kelompok Kreatif
masalah) Guru
memberikan
satu jurnal
penelitian sosial
kepada setiap
kelompok untuk
dianalisis
Data collecting Siswa membaca Literasi
(pengumpulan seluruh jurnal
data) tersebut untuk
dapat
mengetahui
jawaban dari
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
pertanyaan-
pertanyaan di
lembar kerja
Data processing Perserta didik Kolaboratif
(pengolahan data) menuliskan
jawabannya
dengan bantuan
pendidik
Verification Siswa Komunikasi
(pembuktian) mempresentasik
an hasil
diskusinya di
depan kelas,
siswa lainnya
menanggapi
Generalization Guru memberi
(kesimpulan/gene penguatan,
ral isi) kemudian
bersama siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran
Penutup Guru memberi 15 menit
hikmah dan
motivasi atas
pembelajaran
hari ini
Guru memberi
tugas kepada
peserta didik
untuk
menemukan
satu topik
penelitian yang
akan
dituliskannya
kedalam
laporan
penelitian
BAHAN AJAR
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Mayong
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Program : X/IPS
Semester : Genap (2)
BAB III
RAGAM GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Kehidupan bermasyarakat diwarnai oleh berbagai gejala sosial. Hal itu terjadi
secara spontan atau tidak disengaja oleh masyarakat. Gejala-gejala sosial akan
menimbulkan berbagai perubahan, baik menuju arah yang positf maupun negative.
Untuk mempermudah Anda memahami apa itu gejala sosial, coba kita saji
salah satu kejadian nyata di masyarakat. Salah satu kejadan yang sering kita lihat
adalah tawuran. Kejadian tawuran dapat kita katakana sebagai gejala sosial. Tawuran
terjadi karena adanya konflik antara kedua belah pihak yang berseteru. Konflik
tersebut yang kemudian diikuti oleh perdamaian, menunjukkan adanya proses
perubahan di dalamnya.
Dapat kita simpulkan bahwa gejala sosial adalah segala sesuatu yang dibuat
maupun dilakukan manusia di dalam lingkungan kehidupannya. Keanekaragaman
gejala sosial yang terjadi dapat menimbulkan permasalahan sosial di dalam
lingkungan masyarakat. Permasalahan tersebut dapat membawa suatu perubahan atau
bahkan dapat menimbulkan sesuatu yang lebih buruk. Meski gejala-gejala sosial
tersebut menyelesaikannya. Kita hanya harus menyadari, bahwa apa pun gejala yang
terjadi merupakan akibat dari tingkah laku manusia dalam lingkungan sosialnya.
Setiap gejala sosial ada yang berjalan baik dan ada pula yang tidak baik.
Keduanya tidak bisa kita hindari. Gejala-gejala yang tidak wajar inilah yang disebut
sebagai masalah sosial. Banyak gejala sosial yang dapat kita temukan, misalnya
tawuran, pengangguran, kemiskinan, dan masih banyak lagi. Sosiologi tidak hanya
meneliti gejala-gejala sosial yang terjadi. Jauh dari itu, sosiologi juga berfungsi untuk
menemukan berbagai realitas atau fakta sosial dari masalah sosial yang terjadi. Fakta
sosial adalah cara-cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang bersumber pada satu
kekuatan di luar individu. Emile Durkheim merinci fakta sosial meliputi hukum,
moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian, dan kaidah ekonomi yang
berlaku di masyarakat.
b. Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidak sadar pernah
kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan
dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil,
dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan
kehidupan dalam masyarakat. Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat atau
dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang
tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat.
b. Robert M. Z. Lawang:
Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut
pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar tidaknya norma dan nilai
sosial suatu masyarakat. Norma dan nilai sosial masyarakat yang satu berbeda dengan
norma dan nilai sosial masyarakat yang lain. Misalnya: kumpul kebo di Indonesia
dianggap penyimpangan, di masyarakat barat merupakan hal yang biasa dan wajar.
1). Biologis
2). Psikologis
3). Sosiologis
3) Jenis-jenis Penyimpangan
1) Tidak patuh nasihat orang tua agar mengubah pendirian yang kurang baik,
penyimpangannya disebut pembandel.
1) Penyalahgunaan narkoba
Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama. Contoh
pemakaian obat terlarang/narkoba antara lain:
c) Alkoholisme.
3) Pelacuran
Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan menyerahkan diri kepada umum
untuk dapat melakukan perbuatan seksual dengan mendapatkan upah. Pelacuran lebih
disebabkan oleh tidak masaknya jiwa seseorang atau pola kepribadiannya yang tidak
seimbang. Contoh: seseorang menjadi pelacur karena mengalami masalah (ekonomi,
dan keluarga.)
4) Penyimpangan seksual
Adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan seseorang. Beberapa jenis
penyimpangan seksual:
b) Sodomi
c) Transvestitisme
d) Sadisme
e) Pedophilia
f) Perzinahan
g) Kumpul kebo
5) Tindak kejahatan/kriminal
Tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, sosial dan agama. Yang termasuk
ke dalam tindak kriminal antara lain: pencurian, penipuan, penganiayaan,
pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan.
6) Gaya hidup
Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya.
Penyimpangan ini antara lain:
a) Sikap arogansi
b) Sikap eksentrik
Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-
laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb.
a. Kenakalan remaja
b. Tawuran/perkelahian pelajar
Perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi
di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan di kota besar. Demikian juga
tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul.
Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai nilai yang positif, melainkan sekedar untuk
balas dendam atau pamer kekuatan/unjuk kemampuan.
c. Penyimpangan kebudayaan
Seseorang yang melakukan tindak penyimpangan oleh masyarakat akan dicap sebagai
penyimpang (devian). Sebagai tolok ukur menyimpang atau tidaknya suatu perilaku
ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Setiap
tindakan yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat akan
dianggap sebagai penyimpangan dan harus ditolak. Akibat tidak diterimanya/ditolak
perilaku individu yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, maka
berdampaklah bagi si individu tersebut hal-hal sebagai berikut:
1) Terkucil
penjara, kurungan, dsb. Pengucilan melalui agama, pada agama tertentu (contohnya:
Katolik) ada hak-hak tertentu yang tidak boleh diterima oleh si pelaku penyimpangan,
misalnya tidak boleh menerima sakramen tertentu bilamana seseorang melakukan
tindakan penyimpangan (berdosa).
Secara umum pelaku penyimpangan sosial akan tertekan secara psikologis karena
ditolak oleh masyarakat. Baik penyimpangan ringan maupun penyimpangan berat
akan berdampak pada terganggunya perkembangan mental atau jiwanya, terlebih-lebih
pada penyimpangan yang memang diakibatkan dan yang mempunyai sasaran pada
jaringan otaknya, misalnya pada pelaku penyalahgunaan narkoba dan kelainan
seksual.
3) Rasa bersalah
Sebagai manusia yang merupakan mahluk yang berakal budi, mustahil seorang pelaku
tindak penyimpangan tidak pernah merasa malu, merasa bersalah bahkan merasa
menyesal telah melanggar nilai-nilai dan norma masyarakatnya. Sekecil apapun rasa
bersalah itu pasti akan muncul karena tindak penyimpangan tersebut telah merugikan
orang lain, hilangnya harta benda bahkan nyawa.
Seorang pelaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan yang sama untuk
bergaul bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan „teman‟. Lama- kelamaan
berkumpullah berbagai individu pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan
kelompok, akhirnya bermuara kepada penentangan terhadap norma masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan selain terhadap individu juga terhadap
kelompok/masyarakat.
1) Kriminalitas
Pelaku penyimpangan jika tidak mendapatkan sangsi yang tegas dan jelas, maka
muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib
dalam masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan
memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia
mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai aksesnya.
Contoh; pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang
dianggap hal yang wajar di sana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak percaya
lagi pada nilai dan norma di Indonesia.
Antisipasi adalah usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang
dilakukan seseorang melaui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa
yang kemungkinan terjadi. Jadi sebelum tindak penyimpangan terjadi atau akan terjadi
seseorang telah siap dengan berbagai perisai untuk menghadapinya.
b) Pengembangan keterampilan
c) Pengendalian diri
d) Pelatihan komunikasi
e) Pembiasaan aturan.
Melihat tujuan sosialisasi tersebut jelas ada penanaman nilai dan norma. Apabila
tujuan sosialisasi tersebut terpenuhi pada seseorang individu dengan ideal, niscaya
tindak penyimpangan tidak akan dilakukan oleh si individu tersebut.
Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah usaha mencegah
adanya tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai sarana/alat penindak laku
penyimpangan. Namun apabila peraturan-peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten
justru akan dapat menimbulkan tindak penyimpangan. Apa yang dimaksud dengan
konsisten? Konsisten adalah: satu dan lainnya saling berhubungan dan tidak
bertentangan atau apa yang disebut dengan ajeg.
Sebelum kita menemui penyimpangan sosial terjadi dalam masyarakat, secara pribadi
individu hendaklah sudah berupaya mengantisipasinya. Namun, apabila
penyimpangan sosial terjadi juga, kita masing-masing berusaha untuk mengatasinya.
3) Rehabilitasi sosial
Jika seseorang mempunyai kepribadian yang kuat dan teguh niscaya kita tidak mudah
atau gampang terpengaruh pada hal-hal yang tidak baik atau menyimpang. Seandainya
setiap insan/individu masing-masing mempunyai kepribadian yang matang, maka
pengaruh buruk tidak akan bisa membuatnya berperilaku menyimpang, dunia ini akan
damai, tenang dan tentram.
Segala sesuatu yang kita pikirkan hendaknya mengenai hal-hal yang baik- baik saja
(positif). Dengan berpikir positif maka kita akan berperilaku dan berbuat hal yang
positif pula. Penyimpangan sosial tidak akan muncul dari individu-individu yang
berpikir positif (positive thinking). Kepada pelaku tindak penyimpangan kita juga
harus mampu menunjukkan sikap positive thinking, sehingga pelaku penyimpangan
tersebut akan mampu dan mau meneladani kita, yang pada akhirnya dia akan tidak lagi
berperilaku menyimpang.
e) Melakukan rehabilitasi agar bisa sembuh dari penyakit sosial yang dideritanya.
Kegiatan Siswa 3
Lakukan sebuah penelitian sederhana
1. Bentuklah kelompok dengan jumlah anggota antara 4 sampai 5 orang.
2. Setiap kelompok melakukan penelitian sederhana, yaitu mencari korelasi antara
penyimpangan dan kondisi ekonomi pelaku, atau antara penyimpangan dan tingkat
pendidikan pelakunya.
3. Penelitian bersifat analisis dengan cara mencari data di berbagai surat kabar/media
massa.
4. Kasus-kasus penyimpangan yang Anda temukan kemudian kelompokan dalam
kriteria yang sama misalnya: kejahatan, kekerasan dalam rumah tangga,
penyimpangan seksual atau penyimpangan gaya hidup, dan hitunglah frekuensinya
dalam rentang waktu tertentu (misalnya 2 minggu).
5. Buatlah tabel frekuensinya.
6. Distribusikan juga tingkat pendidikan pelakunya atau kondisi ekonomi pelakunya
(pilih salah satu).
7. Dari kedua variable tersebut tariklah kesimpulan apakah perilaku penyimpangan
berkorelasi dengan tingkat pendidikan atau kondisi ekonomi.
8. Presentasikan dan diskusikan hasi penelitian tersebut di depan kelas.
Evaluasi I
A. Jawablah soal di bawah ini dengan memberi tanda silang (X)
2. Mengapa orang yang melakukan penyimpangan primer masih dapat diterima oleh
masyarakat sekitarnya?
Jawab: penyimpangan yang dilakukan bersifat temporer dan tidak berulang-ulang
3. Apa yang dimaksud bahwa penyimpangan yang dilakukan seseorang berkaitan dengan
kondisi biologis dan fisiknya?
Jawab: menurut Teori Biologis, penyimpangan disebabkan adanya cacat tubuh, mereka
cacat fisik dan mental yang parah tidak dapat menerapkan segenap periaku yang
diharapkan. Mereka tidak dapat menyesuaikan diri dalam proses pergaulan hidup.
Namun, penyimpangan yang disebabkan katidakmampuan biologis untuk menyesuaikan
dirinya merupakan bagian kecil dari semua bentuk penyimpangan yang ada.
4. Apa artinya bahwa suatu perilaku dikatakan menyimpang atau tidak sangat tergantung
pada kondisi waktu dan tempat?
Jawab: perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-
norma dalam masyarakat. Namun, perilaku menyimpang menjadi tidak dapat terjadi pada
suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya
yang dominan.
5. Jelaskan bahwa anak seorang penjudi akan menjadi penjudi bukan karena faktor biologis!
Jawab: warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia
mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Namun yang diwariskan
bukan kepribadian, hanyalah ciri fisik, cacat, dan penyakit.
B. Multidimensi Identitas dalam Diri Subyek Individual Maupun Kelompok
a. Status Sosial
1) Pengertian Status Sosial
Sedangkan menurut Ralph Linton status sosial adalah sekumpulan hak dan
kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Pemilik status sosial yang
tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan
pemilik status sosial rendah.
Munculnya status sosial dalam masyarakat diperoleh dengan berbagai cara yaitu:
Status yang digariskan (ascribed status) adalah status yang diperoleh secara
alami atau otomatis yang dibawa sejak manusia dilahirkan. Contohnya: anak
seorang bangsawan sejak lahir mendapat gelar bangsawan, jenis kelamin, dan
kasta pada masyarakat Hindu.
Status yang diusahakan (achieved status) adalah status yang diperoleh dengan
melalui usaha atau perjuangan sendiri dengan disengaja. Semua individu
berpeluang menduduki status ini asal memenuhi syarat-syarat tertentu.
Contohnya: gelar kesarjanaan, gubernur, presiden, insinyur dan ketua osis.
Status yang diberikan (assigned status) adalah status yang diberikan kepada
seseorang yang telah berjasa memperjuangkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat. Contohnya: gelar pahlawan, gelar pelajar teladan dan penerima
kalpataru.
b. Peran Sosial
1) Pengertian
Peran sosial (social role) merupakan seperangkat harapan dan perilaku atas
status sosial. Menurut Soerjono Soekanto (1981), peran sosial merupakan tingkah laku
individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu. Dalam peranan yang
berhubungan dengan pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-
kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Melalui belajar
berperan, norma-norma kebudayaan dipelajari. Seseorang dikatakan berperanan jika ia
telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya dalam
masyarakat. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat
dinamis (berubah-ubah) sedangkan status sosial bersifat statis (tetap).
Dalam sebagian besar masyarakat terdapat peralihan peran yang dibentuk dan
sulit untuk dihindari. Untuk menerima suatu peran baru, seseorang sering harus
melepaskan peran yang lama. Padahal dalam proses ini sering terjadi kegagalan karena
belum tentu orang tersebut mampu beralih peran dengan cepat dan benar.
Konflik Peranan
Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau
lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang
dalam keadaan tertekan, merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan
peranan yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan
peranannya dengan ideal/sempurna. Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru
SD. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar atau
mengantarkan anaknya ke dokter. Saat ia memutuskan membawa anaknya ke dokter,
dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus berperanan sebagai
guru mengajar di kelas.
Antara status dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa
kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh: Dalam rumah tangga,
tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak. Seseorang tidak
bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi. Seseorang
dapat memainkan beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang
wanita dapat mempunyai peranan sebagai isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus.
Kegagalan berperan
Dalam masyarakat yang stabil dan terpadu, proposisi peran yang ditentukan
masyarakat tinggi, kebanyakan peran akan terisi karena orang-orang telah
dipersiapkan sejak awal masa kanak-kanak. Sebaliknya, dalam masyarakat yang
perubahannya cepat dan kurang terpadu, sejumlah kegagalan berperan tidak dapat
dihindarkan. Beberapa orang gagal berperan sebagai orang dewasa, banyak orang
gagal dalam beberapa peran yang diperjuangkan, ada juga orang yang gagal berperan
dalam pernikahan dan sebagainya.
Menurut Mead, untuk setiap peran yang dimainkan individu, terdapat
gambaran yang sejalan dengan kedirian. Jadi citra diri inidvidu secara keseluruhan
adalah penggabungan dari berbagai kedirian seorang individu didalam bermacam-
macam peranannya.
Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi
tersebut antara lain:
Seseorang dapat memiliki lebih dari satu status. Sehingga terkadang mereka
harus melakukan lebih dari satu peran juga. Status utama merupakan status yang
membayangi status kita yang lain. Sebagai contoh adalah stephen Hawking yang
menyandang cacat berat karena penyakit Lau Gehring. Bagi banyak orang status
utamanya ialah penyandang cacat. Namun karena Hawking ialah salah seorang
fisikawan terbesar yang pernah hidup, prestasinya yang luar biasa telah memberikan
status utama lain, yaitu sebagai seorang ahli fisika kelas dunia yang seperingkat
dengan einstein.
Perbedaan antara peran dan status adalah bahwa anda dapat menduduki suatu
status , tetapi anda memainkan suatu peran (Linton : 1936) sebagai contoh menjadi
anak laki-laki atau perempuan adalah status anda, tetapi harapan anda untuk menerima
pangan dan tempat tinggal dari orang tua anda maupun harapan meraka bahwa anda
akan menghormati mereka merupakan bagian dari peran anda.
Meskipun status-status kita biasanya saling terkait dengan baik, ada orang-
orang yang mengalami kontradiksi atau ketidaksepadanan pada status-status mereka.
Ini dikenal sebagai ketidakselarasan (atau ketidakcocokan) status (status in
consistency). Seorang mahasiswa perguruan tinggi yang berusia 14 tahun merupakan
suatu contoh. Contoh lainnya adalah seorang perempuan telah menikah berusia 40
tahun yang berkencan dengan seorang mahasiswa perguruan tinggi tahun kedua yang
berusia 19 tahun.
a. Struktur Sosial
Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran (role).
Ralf Linton mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban,
sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari status seseorang.
Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara
horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara vertikal,
struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan
sosial. Dalam banyak literature, struktur sosial horizontal disebut diferensiasi sosial,
sedangkan struktur sosial secara vertikal disebut stratifikasi sosial.
b. Diferensiasi Sosial
Salah satu bentuk struktur sosial adalah diferensiasi sosial. Menurut kamus
sosiologi diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-
perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis. Pengertian sama disini menunjuk
pada klasifikasi masyarakat secara horizontal, mendatar atau sejajar.
Misalnya, warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk
rahang. Ciri-ciri fisik tersebut disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.
Diferensiasi Ras
Ras adalah kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama.
Menurut Ralf Linton secara garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok ras
utama :
1. Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri fisik kulit warna kuning sampai sawo
matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit (terutama Asia Mongoloid).
Ras Mongoloid dibagi menjadi dua yaitu, Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid
Asia terdiri dari subras Tionghoa (Taiwan, Jepang, Vietnam) dan subras melayu
(Malaysia, Indonesia, dan Filipina). Mongoloid Indian terdiri dari orang-orang Indian
di Amerika.
2. Ras Negroid memiliki ciri-ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal,
dan kelopak mata lurus. Dibagi menjadi lima subras, yaitu Negrito, Nilitz, Negro
Rimba, Negro Oseanis, dan Hontentot-Boysesman.
3. Ras kaukasoid memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut
pirang kemerah-merahan sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus.
Dibagi menjadi lima subras, yaitu Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid, dan India.
2. Vedroid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tonum di
Sulawesi
Melayu tua (Proto Melayu) yaitu suku Batak, Toraja dan Dayak
Melayu muda (Deutro Melayu) yaitu Aceh, Minang, Bugis, Makassar,
Jawa, dan Sunda.
2. Faktor makanan
Suku bangsa merupakan hasil dari system kekerabatan yang lebih luas.
Masyarakat dalam system kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka memiliki
ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama. Jumlah suku bangsa di
Indonesia saat ini sulit diperkirakan. Menurut C. Van Vollen Houven jumlah suku
bangsa di Indonesia adalah 316, sedangkan menurut Prof. Dr. Konetjaraningrat ada
sekitar 119. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut
keanekaragaman budaya, yang meliputi perbedaan adat istiadat, religi, bahasa dan
kesenian.
Diferensiasi Klan
Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended
family). Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan atas
dasar garis keturunan ibu (matrilinier) dan atas dasar garis keturunan ayah
(patrilineal).
Diferensiasi Agama
Diferensiasi Jenis Kelamin
Diferensiasi Profesi
Kegiatan Siswa 4
Mungkin tak banyak warga negeri ini yang tahu, berapa persisnya suku bangsa di
Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata telah melakukan survey mengenai jumlah
suku bangsa tersebut. Kepala BPS, Rusman Heriawan, dalam rapat dengar pendapat (RDP)
dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (3/2), menyatakan bahwa hasil dari sensus penduduk
terakhir, diketahui bahwa Indonesia terdiri atas 1.128 suku bangsa.
“Suku bangsa menjadi salah satu poin sensus terbaru BPS. Sebelumnya memang
sudah ada, tapi tidak terlalu spesifik. BPS mulai melakukan sensus suku bangsa ini secara
detail, dan akhirnya diketahui bahwa Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa,” kata
Rusman.
Tidak seperti poin sensus lainnya, guna mengetahui jumlah suku bangsa di Indonesia
ini, BPS mengaku harus bekerja lebih ekstra. Karena kata Rusman, petugas sensus harus
bersentuhan dengan keberagaman suku dan adat istiadat di seluruh penjuru negeri ini.
“Bahkan, petugas kami pernah dikenakan hukum adat di Kalimantan Timur saat
melakukan sensus. Karena dianggap menyalahi ketentuan adat, petugas sensus kami
diwajibkan membayar denda. Denda adat itu wajib dibayar, padahal karena jumlahnya
yang sangat besar, BPS dan Pemda pun tidak sanggup melunasinya,” papar Rusman pula.
Setiap saatnya, kata Rusman lagi, sensus penduduk yang dilakukan BPS akan terus
dikembangkan untuk mengetahui hal-hal spesifik lainnya di Indonesia. Untuk itulah
katanya, BPS terus berupaya mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak, mulai
dari kementerian hingga pemerintah daerah (afz/jpnn).
Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang
terjadi dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau
kepandaian, umur, fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat, dan
harta benda. Dalam perkembangan selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk
sebagai subsistem sosial untuk mewujudkan tujuan tertentu.
1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)
Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita
lihat dari segi ekonomi, sosial dan politik
a. Ekonomi
Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan
masyarakat atas kepemilikan harta.
b. Sosial
c. Politik
Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang
mampu membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang
diberikan masyarakatpun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan
mempengaruhi gaya hidup (life style).
a. Kesetaraan
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda.
1. Kesetaraan hukum, kesamaan dihadapan hukumm
2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukan secara adil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama
a. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh kriteria
universal
b. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa semua
peserta mulai dari garis start yang sama
c. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang
kehidupan yang setara.
b. Harmoni Sosial
Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas.
Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata
solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok
yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.
Ditengah pontensi konflik yang memungkinkan bagi bangsa kita, maka usaha
untuk membentuk suatu masyarakat multikultural menjadi sangat penting. Secara
sederhana, masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri
atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-
beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern yang
anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya.
Mereka hidup bersama dalam wilayah local maupun nasional. Bahkan, mereka juga
berhubungan dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Abdulsyani. 1992. Sosiologi, Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta. Esis Erlangga.
Sudarmi, Sri dan W. Indriyanto. 2009. Sosiologi 1: untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Triyono, Slamet dan Hermanto. 2014. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: PT. Srikandi Empat Widya Utama (SEWU).
Evaluasi II
A. Jawablah soal di bawah ini dengan memberi tanda silang (X)
1. Sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Pemilik
status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat
dibandingkan dengan pemilik status sosial rendah. Merupakan pengertian dan
karakteristik status sosial menurut….
A. Mayor Polak D. Soeleman Soemardi
B. Ralph Linton E. Koentjaraningrat
C. Soerjono Soekanto
Jawab: B
2. Cara memperoleh status sosial ada tiga, yaitu….
A. Ascribed status, achieved status, dan compulsion status
B. Achieved status, robbery status dan assigned status
C. Robbery status, compulsion status, dan ascribed status
D. Ascribed status, achieved status, dan assigned status
E. Compulsion status, achieved status, dan assigned status
Jawab: D
3. Andi adalah seorang pelajar yang rajin dan tekun. Sejak kelas X SMA Andi selalu
mendapat rangking 1 di kelas sampai kelas XII. Karena itu Andi mendapatkan gelar
pelajar teladan. Status yang diperoleh Andi berdasarkan cara memperolehnya adalah
status….
A. Ascribed status D. Robbery status
B. Compulsion status E. Assigned status
C. Achieved status
Jawab: C
4. Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru SD. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk
masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Saat ia memutuskan membawa
anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus
berperanan sebagai guru mengajar di kelas. Merupakan contoh dari beban peran sosial….
A. Persiapan peran yang kurang memadai
B. Kesulitan dalam peralihan peran
C. Kegagalan berperan
D. Kesulitan peranan
E. Konflik peranan
Jawab: E
5. Orang yang bekerja sebagai ibu rumah tangga memiliki peran, kecuali….
A. Menjadi pemimpin keluarga dan mencari nafkah
B. Memasak dan menyiapkan kebutuhan rumah tangga
C. Mengatur keuangan keluarga
D. Mendidik dan mengajari anak-anaknya
E. Mengurus anak
Jawab: A
6. Struktur sosial secara vertikal disebut….
A. Diferensiasi sosial D. Status sosial
B. Peran sosial E. Peran sosial
C. Stratifikasi sosial
Jawab: C
7. Ras yang memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang kemerah-
merahan sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus adalah ciri-ciri dari
ras….
A. Kaukasoid D. Melayu
B. Negroid E. Vedroid
C. Mongoloid
Jawab: A
8. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial, kecuali….
A. Diferensiasi ras D. Diferensiasi jenis kelamin
B. Diferensiasi suku bangsa (etnis) E. Diferensiasi status sosial
C. Diferensiasi klan
Jawab: E
9.
1. Fungsi verifikatif atau pengujian adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menguji
kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada.
2. Fungsi eksploratif atau penjajagan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menemukan
sesuatu yang belum ada atau mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu.
3. Fungsi development atau pengembangan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Berdasarkan tempat pengumpulan
data, penelitian ilmiah dapat dilakukan di laboratorium, perpustakaan, dan lapangan.
Berdasarkan tingkat analisis yang direncanakan peneliti untuk data yang hendak
dikumpulkan, penelitian ilmiah dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya menyajikan rincian lebih lanjut
dari informasi yang ada. Dalam penelitian deskriptif, pertanyaan dimulai dengan kata
tanya: bagaimana.
2. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang berupaya mendapatkan informasi
mendasar tentang permasalahan atau keadaan yang jarang atau belum pernah diteliti.
Peneliti merencanakan penelitiannya tanpa merumuskan hipotesis secara khusus.
Dalam penelitian ini, pertanyaan sering dimulai dengan kata tanya: apa.
3. Penelitian prediksi adalah penelitian ilmiah yang berupaya menggambarkan atau
menjelaskan apa yang mungkin terjadi di masa mendatang.
4. Penelitian eksplanasi adalah penelitian ilmiah yan berupaya menganalisis hubungan
antarvariabel yang diteliti. Penelitian eksplanasi memiliki hipotesis dan dirancang
untuk menjelaskan mengapa suatu peristiwa terjadi. Pertanyaan peneliti sering dimulai
dengan kata tanya: mengapa.
3. Objek Penelitian
4. Jenis-jenis Penelitian
a. Dilihat dari Tujuan
1. Basic Research/penelitian dasar: yaitu penelitian murni untuk mengembangkan dan
memperdalam suatu ilmu pengetahuan.
2. Applied Research/penelitian terapan: dilakukan untuk mengumpulkan informasi
dan membantu memecahkan suatu persoalan dalam kehidupan sehari-hari dan
diarahkan untuk penggunaan secara praktis dalam kehidupan.
2. Berdasarkan sifatnya
Data kuantitatif (data dinyatakan dalam angka)
Data kualitatif (data yang dinyatakan dalam bentuk deskripsi)
B. Merancang penelitian
C. Merumuskan pertanyaan
a. Merumuskan Masalah
Rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan dan memuat variable-variabel
yang akan diteliti. Kriteria perumusan masalah adalah sebagai berikut.
1) Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
2) Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami orang lain.
3) Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan
masalah penelitian.
4) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara
(hipotesis).
5) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Secara umum metode penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu metode tes dan
nontes. Metode tes digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Metode nontes dapat dirinci lagi sebagai berikut.
1) Wawancara atau Interview
Wawancara adalah proses komunikasi langsung dengan responden atau
informan. Wawancara juga dapat diartikan sebagai proses percakapan atau komunikasi
yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka. Hal-hal yang membedakan
wawancara dengan percakapan biasa yang berlangsung sehari-hari adalah sebagai
berikut.
a) Pewawancara dan responden pada umumnya belum saling mengenal.
b) Pewawancara selalu bertanya.
c) Responden selalu menjawab.
d) Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti alur pembicaraan (panduan) yang telah
disiapkan sebelumnya.
e) Pertanyaan bersifat netral, artinya pewawancara tidak mengarahkan terhadap
suatu jawaban tertentu.
2) Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik memperoleh data dengan cara
mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada responden. Tujuan pokok pembuatan
kuesioner adalah sebagai berikut.
a) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey.
b) Memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin.
Jenis-jenis angket yang kita kenal adalah sebagai berikut.
a) Angket Tertutup
Yaitu angket yang berisi pilihan dan responden hanya tinggal memilih
jawaban yang telah disediakan tanpa ada pilihan lain atau jawaban lain. Contoh
angket tertutup:
Apakah Anda setuju program penjurusan di SMA dimulai sejak kelas X?
a. Ya b. Tidak
b) Angket Terbuka
Yaitu bentuk angket berupa pertanyaan dan responden dapat menjawab
secara bebas menurut pendapatnya, tanpa dibatasi. Contoh angket terbuka:
Menurut saudara pekerjaan apa yang paling diminati anak-anak setelah tamat
sekolah?
c) Angket Semiterbuka
Yaitu suatu bentuk angket yang jawaban atas pertanyaan telah
disediakan, tetapi responden diberi kesempatan untuk memberi jawaban yang
lain. Contoh angket semi terbuka:
Profesi apakah yang Anda inginkan?
a. PNS b. Dokter c. …
3) Observasi
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh panca indra. Oleh sebab itu, observasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, pendengaran, perabaan, dan pengecapan.
Observasi dapat dikatakan sebagai alat pengumpul data apabila
observasi/pengamatan tersebut memiliki kriteria sebagai berikut.
a) Pengamatan telah direncanakan secara sistematik.
b) Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian.
c) Pengamatan harus dicatat secara sistematis.
d) Pengamatan dapat dicek dan dikontrol kebenarannya.
a. Editing
Editing adalah meneliti kembali catatan-catatan yang diperoleh dari lapangan.
Melalui editing ini mutu data yang hendak diolah dan dianalisis dapat ditingkatkan.
Dengan editing diharapkan data yang diperoleh betul-betul sesuai dengan keinginan
dan dapat dipergunakan untuk pengolahan lebih lanjut.
b. Coding (Pengkodean Data)
Pengkodean adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para
responden menurut macamnya.Tujuannya adalah untuk menyederhanakan jawaban
responden.
c. Tabulasi Data
Setelah proses pengkodean selesai, langkah selanjutnya yang harus dilakukan
adalah mengolah data yang sudah ada. Pengolahan data dimulai dengan proses
tabulasi, yaitu memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka
sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori yang telah ditentukan.
1. Laporan Penelitian
Laporan adalah dokumen (sesuatu yang memberikan bukti-bukti) tertulis yang
berfungsi sebagai media komunikasi antara peneliti dan pembaca.Berikut ini
merupakan syarat-syarat penulisan laporan penelitian.
a. Peneliti/penulis harus mengetahui kepada siapa laporan ditunjukkan.
b. Penulis harus menyadari bahwa pembaca tidak mengikuti semua kegiatan
penelitian maka sudah seharusnya langkah demi langkah penelitian dijelaskan
dengan baik.
c. Penulis harus menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan
minat dari pembaca laporan tidak sama.
d. Laporan penelitian merupakan elemen penting dalam proses kemajuan ilmu
pengetahuan maka harus dibuat dengan Bahasa yang komunikatif, baik dan
benar, dan penyusunannya sistematis.
2. Outline/Susunan Laporan
a. Bagian Pendahuluan (Preliminary Materials)
1) Halaman Judul
Pada halaman ini dicantumkan judul penelitian yang ditulis jelas,
ringkas, dan menggambarkan isi. Nama penyusun, nama lembaga, nama
tempat, dan tahun penyususnan laporan.
2) Kata Pengantar
Merupakan uraian pendek dari penulis tentang tujuan penelitian,
masalah yang dihadapi, siapa sponsor ataupun pembimbing, dan ucapan
terima kasih kepada pihak yang membantu penelitian.
3) Daftar Isi
Berisi gambaran menyeluruh tentang isi laporan dan menunjukkan
bagian-bagian laporan sehingga hubungan antara satu dengan yang lainnya
akan dapat diketahui. Semua bagian laporan dicantumkan secara urut sesuai
dengan halamannya.
1) Bab Pendahuluan
Pada bagian ini ditampilkan perumusan masalah, ruang lingkup,
kegunaan teoritis, serta kegunaan praktis dari penelitian yang
dilakukan.Bagian ini mencakup latar belakang dan tujuan penelitian.
c. Bagian Penutup
1) Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi daftar semua buku sumber yang digunakan untuk
menunjang penelitian yang dilakukan. Hal yang perlu dikemukakan adalah
nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, tempat penerbitan, dan nama
penerbit.
2) Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang perlu diketahui pembaca, antara lain
contoh format kuesioner, format wawancara atau pedoman pengamatan,
serta dokumen penting lainnya, misalnya foto ataupun naskah tertentu.
Kegiatan Siswa 6
1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 orang!
2. Lakukan penelitian berdasarkan konsep dasar penelitian yang telah Anda pelajari pada
bab ini!
3. Amatilah berbagai permasalahan sosial yang ada di sekitar, pilihlah salah satu
permasalahan yang ada untuk dijadikan tema penelitian kelompok Anda! Kemudian,
uraikanlah permasalahan tersebut berdasarkan konsep Sosiologi yang telah Anda
pelajari pada bab sebelumnya!
4. Buatlah instrument penelitian secara sederhana!
5. Lakukan penelitian bersama kelompok Anda!
6. Analisis hasil penelitiannya.
7. Buatlah laporannya.
8. Prsentasikan laporan hasil penelitian tersebut di depan kelas untuk ditanggapi oleh
kelompok lain.
Sumber:
Triyono, Slamet dan Hermanto. 2014. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: PT. Srikandi Empat Widya Utama (SEWU).
Evaluasi Bab IV
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
Dari pernyataan tersebut yang termasuk syarat penelitian ditunjukkan oleh nomor….
A. 1, 2, dan 3 D. 2, 3, dan 4
B. 1, 3, dan 4 E. 4, 5, dan 6
C. 2, 3, dan 5
Jawab: C
3. Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan
mengamati langsung dari tingkah orang yang diamati disebut penelitian….
A. Eksperimen D. Historis
B. Observasi E. Deskriptif
C. Survei
Jawab: B
4. Di bawah ini yang termasuk penelitian deskriptis adalah….
A. Pengaruh pekerjaan wanita terhadap jumlah anak yang diinginkan
B. Hubungan antara status pekerjaan dan kesadaran bergotong-royong di Cilacap
C. Persepsi orang tua terhadap meningkatnya kenakalan remaja di Cilacap
D. Hubungan tingkat pendidikan terhadap kecepatan mendapatkan lapangan pekerjaan di
Cilacap
E. Perbandingan pendapatan petani yang menjadi anggota koperasi dan yang tidak
menjadi anggota koperasi di Kecamatan Cilacap utara
Jawab: C
5. Bersedia memberikan bukti-bukti dan siap menerima kritik dan saran dari pihak lain,
merupakan sikap seorang peneliti….
A. Objektif D. Faktual
B. Terbuka E. Jujur
C. Kompeten
Jawab: B
6. Seorang peneliti harus selalu bersikap kritis, maksudnya adalah….
A. Selalu menanyakan bukti dan fakta
B. Dapat menganalisis setiap persoalan yang dihadapi
C. Memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian
D. Dapat memisahkan pendapat pribadi dan fakta
E. Selalu mendasarkan pada logika
Jawab: A
7. Penelitian dengan menggunakan variable yang sengaja dimunculkan melalui percobaan,
merupakan pendekatan….
A. Studi Kasus D. Eksperimen
B. Sampel E. Non Eksperimen
C. Longitudinal
Jawab: D
8. Yang dimaksud fungsi developmental adalah….
A. Upaya menguji pengetahuan untuk mengungkap kebenaran
B. Upaya untuk menemukan sesuatu yang belum ada sebelumnya
C. Upaya menganalisis data
D. Upaya memecahkan masalah yang dihadapi
E. Upaya mengembangkan pengetahuan yang sudah ada agar lebih baik
Jawab: E
9. Berikut ini kriteria judul yang baik, kecuali….
A. Ditulis dengan kalimat pernyataan
B. Singkat, padat, jelas
C. Mengandung variable yang akan diteliti
D. Harus mengandung dua variable
E. Menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian
Jawab: D
10. Perhatikan pernyataan berikut ini.
1) Latar Belakang Masalah 4) Analisis Data
2) Perumusan Masalah 5) Landasan Teori
3) Tujuan dan Manfaat
Dari pernyataan di atas urutan rancangan penelitian yang benar adalah…
A. 1, 2, 3, dan 5 D. 1, 3, 4, dan 5
B. 1, 2, 3, dan 4 E. 2, 3, 4, dan 5
C. 1, 2, 4, dan 5
Jawab: A
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab,
kerjasama, dan proaktif
2. Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap
kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;
Catatan Penting
Siswa
Tanggal No. Nama Ket.
(Bisa Positif Atau
Negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst
Lembar Kerja 1
Nama kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bacalah jurnal yang telah dibagikan dengan seksama untuk dapat menjawab
pertanyaan di bawah ini!
1. Apa judul jurnal penelitian yang anda analisis?
2. Ceritakan secara singkat latar belakang yang membuat penulis meneliti hal tersebut.
3. Apa pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian yang terdapat dalam jurnal tersebut.
4. Deskripsikan kerangka teoritis yang dikemukakan oleh peneliti.
5. Dekripsikan metode penelitian dari jurnal penelitian tersebut. (untuk mengerjakan lihat
contoh tabel di bawah ini).
Items Penjelasan Alasan peneliti
Jenis penelitian: deskriptif Studi untuk memberikan Untuk dapat
pendekatan kualitatif model gambaran tentang arti dari menjelaskan fenomena
fenomenologi pengalaman-pengalaman yang ada dalam
individu mengenai konsep masyarakat berdasarkan
tertentu perspektif aktor itu
sendiri.
Teknik sampling: purposive Peneliti mencari informan Agar data penelitian
sampling (sampel yang berkompetensi untuk lebih akurat dan
bertujuan) memberikan keterangan. lengkap.
6. Deskripsikan pembahasan atau hasil penelitian dari jurnal tersebut.
7. Apa saran yang kemukakan oleh penulis jurnal tersebut.
8. Ada berapakah referensi yang digunakan oleh penulis dalam jurnal penelitian tersebut?
(lihat tabel di bawah ini).
Jenis referensi
Buku (tercantum nama Jurnal/artikel (tanpa ada Referensi dari internet
penerbit) nama penerbit, jika (blog atau artikel dari
terdapat alamat website internet)
tetap di masukkan dalam
tabel ini)
12 8 1
Lembar Kerja 2
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembelajaran kali ini bertujuan untuk menyusun kerangka rancangan penelitian sebagai rambu-
rambu menulis rancangan penelitian yang sebenarnya. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh
guru untuk mengerjakan lembar kerja ini.
2. Carilah referensi penelitian terdahulu yang memiliki tema yang sama dengan kelompok
anda.
a. Apa judul penelitian terdahulu yang menjadi referensi kelompok anda?
b. Deskripsikan hal-hal yang menjadi kesamaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian kelompok anda.
c. Deskripsikan hal-hal yang menjadi perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian kelompok anda.
3. Buatlah kerangka latar belakang masalah dari fokus penelitian yang akan anda teliti
sebagai petunjuk pengembangan latar belakang masalah.
4. Buatlah rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian kelompok anda.
5. Tuliskan tujuan penelitian dari rumusan masalah tersebut.
6. Apa saja manfaat yang diberikan dari kegiatan penelitian yang akan anda lakukan?
Poin-poin di atas tuliskanlah ke dalam Bab 1 kerangka penelitian sesuai dengan sistematika
yang benar.
Lembar Kerja 3
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembelajaran kali ini bertujuan untuk menyusun kerangka rancangan penelitian sebagai rambu-
rambu menulis rancangan penelitian yang sebenarnya. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh
guru untuk mengerjakan lembar kerja ini.
Bersama dengan teman kelompok mu, buatlah Bab II (Kerangka Pustaka dan Kerangka
Pikiran) sesuai dengan tema penelitian kelompok anda. Kerangka Pustaka dan Kerangka
Pikiran terdiri dari:
- Kajian Pustaka: berisi tentang teori dan penjelasan variable-variabel penelitian yang
ditulis berdasarkan referensi karya ilmiah.
- Penelitian yang relevan: berisi tentang kesamaan dan perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti lain dengan tema yang sama dengan kelompok anda. Penelitian
yang relevan dapat menjadi dasar pengembangan argumentasi dan referensi penelitian
kelompok anda.
- Kerangka berpikir: berisi bagan serta penjelasannya untuk memudahkan pembaca dalam
melihat pola pikir peneliti.
LEMBAR PENILAIAN TEMAN KELOMPOK
- Nama :
- Kelas :
Nama teman satu kelompok Prosentase kontribusi
\
Jepara,....Juli 2019
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,