Anda di halaman 1dari 83

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 MAYONG


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X/2
Materi pokok : Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit (12JP)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.3 Menerapkan konsep- 3.3.1 Mengetahui perbedaan sosial, perbedaan
konsep dasar sosiologi individu, perbedaan antar kelompok.
untuk memahami ragam 3.3.2 Mengamati multidimensi identitas dalam diri
gejala sosial di masyarakat. subyek individual maupun kelompok.
3.3.3 Menganalisis heterogenitas sosial dalam
masyarakat.

4.3 Mengaitkan realitas sosial 4.3.1 Menyimpulkan cara menghargai dan


dengan menggunakan menghormati keanekagaraman atau
konsep-kosnep dasar heterogenitas sosial.
sosiologi untuk mengenali
berbagai gejala sosial di
masyarakat.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran saintifik, diharapkan siswa mampu meningkat daya kritis siswa
dalam menyadari diri sendiri sebagai bagian dari kelompok dan masyarakat,
membangun kesadaran untuk membangun kelompok yang solid, dan dapat
bertoleransi dengan kelompok lain.

C. Materi Pembelajaran
1. Perbedaan sosial, perbedaan individu, perbedaan antarkelompok.
2. Perubahan sosial dari sudut pandang nilai dan norma sosial.
3. Penyimpangan sosial dan akibat-akibatnya.
4. Perkembangan zaman dan heterogenitas sosial.
5. Penghargaan atau penghormatan terhadap keanekaragaman atau heterogenitas
sosial.

D. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem solving-based learning)
digunakan dengan cara siswa mengidentifikasi permasalahan dengan mencari solusi
terbaik untuk memecahkan permasalahan tersebut.

E. Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja Siswa
2. LCD proyektor
3. Power point
F. Sumber Belajar
Muin, Idianto. 2014. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-
Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maryati, Kun & Juju Suryawati. 2013. Sosiologi 1 Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial.Jakarta: Esis.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Perbedaan sosial, perbedaan individu, perbedaan antarkelompok
(1x45menit)
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan  Memberi salam; (religius) 10 menit
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang akan
dipelajari dan dikembangkan berkaitan
dengan materi perbedaan sosial, perbedaan
individu, perbedaan antarkelompok;
 Melalui tanya jawab membahas konsep
perbedaan sosial, perbedaan individu,
perbedaan antarkelompok;
 Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan materi perbedaan
sosial, perbedaan individu, perbedaan
antarkelompok;
 Menyampaikan garis besar cakupan materi
perbedaan sosial, perbedaan individu,
perbedaan antarkelompok dan kegiatan yang
akan dilakukan;
 Menyampaikan metode pembelajaran dan
teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi kelompok, lembaga dan
organisasi;
Kegiatan inti Stimulation  Guru memberikan 115 menit
(Pemberian Stimulus) pretest mengenai
materi perbedaan
sosial, perbedaan
individu, perbedaan
antarkelompok
Problem statement  Dengan diskusi
(identifikasi masalah) kelompok, siswa
diminta untuk
menjawab pertanyaan
dari artikel yang
diberikan oleh guru
mengenai struktur dan
diferensiasi sosial di
masyarakat.
Data collecting  Siswa mencari
(pengumpulan data) jawaban atas
pertanyaan tersebut
Data processing  Siswa menuliskan
(pengolahan data) jawaban di kertas
yang disediakan
Verification  Siswa
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
(pembuktian) mempresentasikan
hasil diskusi mereka
di kelas, kelompok
lainnya
membandingkan hasil
pemikiran mereka
sehingga serta mereka
dapat menyanggah
atau menambahkan
pendapat mereka
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/general penguatan, kemudian
isi) bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 10 menit
hikmah dan motivasi
atas pembelajaran hari
ini.
 Guru memberikan
tugas untuk
mengobservasi nilai
dan norma sosial di
lingkungan sekolah

2. Nilai dan Norma Sosial (2x45 menit)


Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan  Memberi salam; 10 menit
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang sudah
dipelajari dan dikembangkan berkaitan
dengan materi multidimensi identitas dalam
diri subyek individual maupun kelompok;
 Melalui tanya jawab membahas konsep
multidimensi identitas dalam diri subyek
individual maupun kelompok;
 Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan materi
Multidimensi identitas dalam diri subyek
individual maupun kelompok;
 Menyampaikan garis besar cakupan materi
Multidimensi identitas dalam diri subyek
individual maupun kelompok dan kegiatan
yang akan dilakukan;
 Menyampaikan metode pembelajaran dan
teknik penilaian yang akan digunakan saat
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
membahas materi kelompok, lembaga dan
organisasi;
Kegiatan inti Stimulation  Guru memberikan 115 menit
(Pemberian Stimulus) pretest mengenai
materi multidimensi
identitas dalam diri
subyek individual
maupun kelompok
dengan materi kecil
nilai dan norma
sosial
Problem statement  Masing-masing
(identifikasi masalah) kelompok berdiskusi
mengenai hasil
temuan observasi
mereka
Data collecting  Kelompok-kelompok
(pengumpulan data) bertukar informasi
mengenai hasil
observasi mereka
Data processing  Masing-masing
(pengolahan data) kelompok menjawab
pertanyaan diskusi
yang diberikan
pendidik
Verification  Siswa
(pembuktian) mempresentasikan
hasil diskusi mereka
di kelas, kelompok
lainnya
membandingkan hasil
pemikiran mereka
sehingga serta mereka
dapat menyanggah
atau menambahkan
pendapat mereka
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/general penguatan, kemudian
isi) bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 10 menit
hikmah dan motivasi
atas pembelajaran hari
ini.
3. Ragam Gejala Sosial (Akibat Perubahan Sosial) (3 x 45 Menit)
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan  Memberi salam; 10 menit
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang sudah
dipelajari dan dikembangkan berkaitan
dengan materi ragam gejala social (akibat
perubahan sosial);
 Melalui tanya jawab membahas konsep ragam
gejala social (akibat perubahan sosial);
 Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan materi ragam
gejala social (akibat perubahan sosial);
 Menyampaikan garis besar cakupan materi
ragam gejala social (akibat perubahan sosial)
dan kegiatan yang akan dilakukan;
 Menyampaikan metode pembelajaran dan
teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi kelompok, lembaga dan
organisasi;
Kegiatan inti Stimulation  Guru memberikan 115 menit
(Pemberian Stimulus) pretest mengenai
materi ragam gejala
social (akibat
perubahan sosial)
Problem statement  Masing-masing
(identifikasi masalah) kelompok berdiskusi
mengenai teks gejala
social yang diberikan
pendidik ke setiap
kelompok
Data collecting  Setiap anggota
(pengumpulan data) kelompok mencari
data dengan membaca
buku referensi
Data processing  Masing-masing
(pengolahan data) kelompok menjawab
pertanyaan diskusi
yang diberikan
pendidik
Verification  Siswa
(pembuktian) mempresentasikan
hasil diskusi mereka
di kelas, kelompok
lainnya
membandingkan hasil
pemikiran mereka
sehingga serta mereka
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
dapat menyanggah
atau menambahkan
pendapat mereka
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/general penguatan, kemudian
isi) bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 11 menit
hikmah dan motivasi
atas pembelajaran hari
ini.
4. Ragam Gejala Sosial (Penyimpangan Sosial) (3 x 45 Menit)
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan  Memberi salam; 10 menit
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang sudah
dipelajari dan dikembangkan berkaitan
dengan materi ragam gejala sosial;
 Melalui tanya jawab membahas konsep ragam
gejala sosial;
 Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan materi ragam
gejala sosial;
 Menyampaikan garis besar cakupan materi
ragam gejala sosial dan kegiatan yang akan
dilakukan;
 Menyampaikan metode pembelajaran dan
teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi ragam gejala sosial;
Kegiatan inti Stimulation  Guru memberikan 115 menit
(Pemberian Stimulus) pretest mengenai
materi ragam gejala
sosial
Problem statement  Masing-masing
(identifikasi masalah) kelompok berdiskusi
mengenai hasil
temuan observasi
mereka
Data collecting  Kelompok-kelompok
(pengumpulan data) bertukar informasi
mengenai hasil
observasi mereka
Data processing  Masing-masing
(pengolahan data) kelompok menjawab
pertanyaan diskusi
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
yang diberikan
pendidik
Verification  Siswa
(pembuktian) mempresentasikan
hasil diskusi mereka
di kelas, kelompok
lainnya
membandingkan hasil
pemikiran mereka
sehingga serta mereka
dapat menyanggah
atau menambahkan
pendapat mereka
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/general penguatan, kemudian
isi) bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 12 menit
hikmah dan motivasi
atas pembelajaran hari
ini.
5. Ragam Gejala Sosial (Heterogenitas sosial) (3 x 45 Menit)
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan  Memberi salam; 10 menit
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang sudah
dipelajari dan dikembangkan berkaitan
dengan materi ragam gejala sosial;
 Melalui tanya jawab membahas konsep ragam
gejala social;
 Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan materi ragam
gejala social;
 Menyampaikan garis besar cakupan materi
ragam gejala social (akibat perubahan sosial)
dan kegiatan yang akan dilakukan;
 Menyampaikan metode pembelajaran dan
teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi kelompok, lembaga dan
organisasi;
Kegiatan inti Stimulation  Guru memberikan 115 menit
(Pemberian Stimulus) pretest mengenai
materi ragam gejala
social (akibat
perubahan sosial)
Langkah Sintak Model Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Problem statement  Masing-masing
(identifikasi masalah) kelompok berdiskusi
mengenai hasil
temuan observasi
mereka
Data collecting  Kelompok-kelompok
(pengumpulan data) bertukar informasi
mengenai hasil
observasi mereka
Data processing  Masing-masing
(pengolahan data) kelompok menjawab
pertanyaan diskusi
yang diberikan
pendidik
Verification  Siswa
(pembuktian) mempresentasikan
hasil diskusi mereka
di kelas, kelompok
lainnya
membandingkan hasil
pemikiran mereka
sehingga serta mereka
dapat menyanggah
atau menambahkan
pendapat mereka
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/general penguatan, kemudian
isi) bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 13 menit
hikmah dan motivasi
atas pembelajaran hari
ini.

H. Teknik Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
a. Jenis penilaian: tes tertulis dan penugasan
b. Bentuk instrumen: pilihan ganda dan essay
c. Rubrik: pedoman penskoran
2. Penilaian Keterampilan
a. Jenis penilaian: performance
b. Bentuk instrumen: laporan
c. Rubrik: pedoman penskoran
3. Penilaian Sikap
a. Jenis penilaian: observasi
b. Bentuk insrumen: jurnal
4. Instrumen Penilaian (terlampir)
a. Remedial
 Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang belum tuntas pencapaian
Kompetensi Dasarnya
 Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas lain dan diakhiri dengan tes.
 Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali
b. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
 Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan )<n< n(maksimum )
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.
 Peserta didik yang mencapai nilai n>n (maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan Kompetensi Dasar dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.

Jepara,....Juli 2019
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

Ngaripah,S.Pd.M.M Muhammad Abror Alfan, S.Pd.


NIP. 19641101 198601 2 002 NIP. -
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN

Nama Satuan pendidikan : SMA NEGERI 1 MAYONG


Tahun pelajaran : 2019/2020
Kelas/Semester : X / Semester II
Mata Pelajaran : Sosiologi

Penilaian Kompetensi Sikap

1. Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab,
kerjasama, dan proaktif
2. Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif
terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;

Catatan Penting
Siswa
Tanggal No. Nama Ket.
(Bisa Positif Atau
Negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst

Penilaian Kompetensi Keterampilan (Pertemuan 1)


Pedoman Penskoran
A. Aktif memberi masukan (6)
B. Penggunaan bahasa yang sistematis, baku dan dapat dipahami (6)
C. Sopan santun saat berbicara (6)
D. Kepercayaan diri (6)
E. Menghargai pendapat teman (6)
F. Kerjasama dengan teman kelompok (6)
G. Jawaban logis dan kritis (4)
a. Total skor: 20x5 = 100
No Nama A B C D E F G

Lembar Kerja 1
Sebagai seorang individu, pernahkah kalian mengamati segala hal yang terjadi dilingkungan
tempat tinggal kalian yang berkaitan dengan masyarakat? ada banyak fakta yang perlu kita
ketahui sebagai makhluk sosial. Perhatikan fakta-fakta di bawah ini.
1. Sebagai makhluk sosial, individu tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
2. Seseorang memiliki status dan kedudukan yang berbeda yang menentukan bagaimana
interaksi yang terjadi dengan individu lainnya.
3. Identitas yang dimiliki seseorang berbeda dengan identitas individu yang lainnya.
4. Kita hidup dalam masyarakat dengan berbagai perbedaan yang ada, inilah yang
dinamakan heterogenitas.
5. Agar dapat hidup harmonis, kita perlu menghargai dan menghormati perbedaan.
Berdasarkan fakta di atas, dapat kita simpulkan bahwa kita harus bisa menyesuaikan diri
ditengah-tengah masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan ketidaksamaan
masyarakat. Ketidaksamaan tersebut meliputi jumlah kekayaan, prestise dan kekuasaan yang
dimililki. Materi yang akan kita pelajari mencakup berbagai ragam gejala sosial yang ada di
masyarakat. Untuk dapat memahami posisi kita di masyarakat, berikut adalah penjelasan
mengenai struktur sosial dan diferensiasi sosial sebagai bahan refleksi diri.
A. Struktur Sosial
Georg Simmel Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola
perilakunya, namun masyarakat tidak independen dari
individu yang membentuknya.
George C. Homans Struktur sosial berkaitan dengan perilaku elementer
dalam kehidupan sehari-hari.
Raymond Firth Struktur sosial adalah suatu pergaulan hidup
manusiameliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi
dari banyak orang yang meliputi pula lembaga-lembaga
di dalam mana orang banyak tersebut ambil banyak bagian.
Talcott Parsons Struktur sosial adalah keterkaitan manusia.
William Kornblum Struktur sosial adalah pola perilaku berulang-ulang yang
menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok
dalam masyarakat.
Resti Nur Laila Struktur sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dan
didasari oleh kaidah sosial (norma sosial), lembaga
sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial.
Menurut ..............

Elemen dasar kelompok sosial adalah:


1. Status sosial: status sosial adalah kedudukan seseorang dalam kelompok
masyarakat.
Contoh di bawah ini adalah contoh-contohnya. Jenis status sosial, saya masih
ingat!
Contoh status sosial Jenis status sosial
Saya terlahir sebagai seorang
perempuan dengan peran-peran yang
saya miliki.
Saya berhasil mendapat gelar doktor
setelah melakukan penelitian bertahun-
tahun.
Saya mendapatkan gelar kalpataru
karena konsistensi saya dalam menjaga
lingkungan tempat tinggal saya.
2. Peran sosial: adalah harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau
status sosial tertentu.
3. Kelompok sosial: sejumlah orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan
harapan-harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi.
4. Lembaga sosial: pola terorganisasi dari kepercayaan dan perilaku yang dipusatkan
pada kebutuhan sosial yang mendasar.
Keanekaragaman individu yang berinteraksi dalam masyarakat disebut perbedaan
sosial. Secara umum perbedaan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Secara horizontal
Diferensiasi, yaitu pembedaan yang dikaitkan dengan interaksi tetapi tidak
menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah.
2. Secara vertikal
Stratifikasi, yaitu perbedaan sosial yang menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan
yang berbeda dalam suatu masyarakat.
B. Diferensiasi Sosial
Adalah proses penempatan orang-orang dalam berbagai kategori sosial yang berbeda,
yang didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diciptakan secara sosial. Bentuk-
bentuk diferensiasi sosial:
- Ras dan etnis
- Agama
- Gender (jenis kelamin)
- Profesi
- Klan (clan)
- Suku bangsa
Tugas:
Buatlah ilustrasi gambar (komik) ataupun cerpen yang menjelaskan posisi seseorang dari
sudut pandang struktur sosial dan diferensiasi sosial.
Lembar Kerja 2
LEMBAR KERJA SISWA

Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas, lalu kemukakanlah pendapat anda.
1. Jelaskan siapa saja tokoh dan karakter yang terdapat dalam film tersebut.
2. Identifikasilah nilai sosial yang terkandung dalam film tersebut.
3. Tulislah perilaku yang sesuai dan tidak sesuai dengan norma sosial yang terlihat dari
film tersebut.
4. Identifikasi jenis-jenis nilai dan norma sosial dari kehidupan Akmal dan Rizky.
Tulislah di dalam tabel di bawah ini.
Nilai sosial yang terkandung Nilai sosial yang terkandung (Rizky)
(Akmal)

Norma sosial yang terkandung

5. Mengapa nilai dan norma yang dimiliki Akmal dan Rizky berbeda?
6. Apa yang dirasakan Akmal sehingga ia melihat kegiatan yang dilakukan Rizky?
7. Mengapa Rizky selalu terlihat bahagia?
8. Apa kegunaan nilai dan norma di masyarakat?
9. Apa hikmah yang dapat kita petik dari film tersebut?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 MAYONG


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X/2
Materi pokok : Metode Penelitian Sosial
Alokasi Waktu : 18 x 45 menit (6 JP)

A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2, Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan
senantiasa berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun, peduli,
bertanggunng jawab, responsif, dan proaktif dalam menyikapi gejala sosial yang
terjadi sehingga dapat berinteraksi positif dalam lingkungan sosialnya.
KI 3 : Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalahnya.
KI 4 : Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Memahami berbagai metode 3.4.1
penelitian sosial yang sederhana Mengetahui berbagai metode penelitian
untuk mengenali gejala sosial di 3.4.2
Mengetahui sistematika rancangan
masyarakat
penelitian dan laporan penelitian
3.4.3
Membuat rumusan pertanyaan
penelitian
3.4.4
Membedakan berbagai teknik
pengumpulan data
3.4.5
Mengetahui proses pengolahan data
3.4.6
Merumuskan hasil penelitian ke dalam
laporan penelitian
4.3 Melakukan penelitian sosial yang 4.4.1
sederhana untuk mengenali ragam Mempersiapkan rancangan penelitian
gejala sosial dan hubungan sosial di sosial
masyarakat 4.4.2
Mengumpulkan data penelitian
4.4.3
Mengolah data penelitian
4.4.4
Mempresentasikan hasil penelitian
sosial

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, peserta
didik dapat memahami berbagai konsep metode penelitian sosial dengan
menggunakan pengetahuan sosiologis diharapkan akan tumbuh sikap kritis terhadap
fenomena yang terjadi di sekitar peserta didik, sikap objektif dalam menilai suatu
gejala sosial, serta menambah rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan disiplin selama
proses pembelajaran.

D. Materi Pembelajaran
1. Metode penelitian
2. Sistematika rancangan penelitian dan laporan penelitian
3. Rumusan pertanyaan penelitian
4. Berbagai teknik pengumpulan data
5. Proses pengolahan data
6. Laporan penelitian

E. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran berbasis proyek(project based learning). Dengan melakukan
diskusi dengan orientasi literasi, berpikir kritis, kolaborasi dan komunikasi, bersama
kelompok siswa mengenali ragam gejala sosial di masyarakat, menganalisisnya
dengan konsep sosiologi serta diskusi bersama teman satu kelompok membahas cara
menumbuhkan rasa menghargai dan menghormati heterogenitas atau keanekaragaman
sosial.

F. Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja Siswa
2. LCD proyektor
3. Power point

G. Sumber Belajar
Muin, Idianto. 2014. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-
Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maryati, Kun & Juju Suryawati. 2013. Sosiologi 1 Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial.Jakarta: Esis.

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Metode Penelitian Sosial (3 x 45 menit )
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
Kegiatan  Memberi salam; 10 menit
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang
sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya ;
 Melalui tanya jawab membahas
konsep metode penelitian;
 Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan materi metode penelitian;
 Menyampaikan garis besar cakupan
materi metode penelitian dan
kegiatan yang akan dilakukan;
 Menyampaikan metode
pembelajaran dan teknik penilaian
yang akan digunakan saat
membahas materi metode
penelitian;
Kegiatan inti Stimulation  Guru 155
(Pemberian menayangkan menit
Stimulus) slide materi
metode
penelitian
Problem  Siswa dibagi Berpikir kritis
statement menjadi 6 Kolaboratif
(identifikasi kelompok Kreatif
masalah)  Guru
memberikan
satu jurnal
penelitian sosial
kepada setiap
kelompok untuk
dianalisis
Data collecting  Siswa membaca Literasi
(pengumpulan seluruh jurnal
data) tersebut untuk
dapat
mengetahui
jawaban dari
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
pertanyaan-
pertanyaan di
lembar kerja
Data processing  Perserta didik Kolaboratif
(pengolahan data) menuliskan
jawabannya
dengan bantuan
pendidik
Verification  Siswa Komunikasi
(pembuktian) mempresentasik
an hasil
diskusinya di
depan kelas,
siswa lainnya
menanggapi
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/gene penguatan,
ral isi) kemudian
bersama siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 15 menit
hikmah dan
motivasi atas
pembelajaran
hari ini
 Guru memberi
tugas kepada
peserta didik
untuk
menemukan
satu topik
penelitian yang
akan
dituliskannya
kedalam
laporan
penelitian

2. Rancangan Penelitian Sosial/Bab 1 (3 x 45 menit)


Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
Kegiatan  Memberi salam; 10 menit
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang
sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya;
 Melalui tanya jawab membahas
konsep sistematika rancangan
penelitian dan laporan penelitian
serta rumusan pertanyaan
penelitian;
 Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan materi sistematika
rancangan penelitian dan laporan
penelitian serta rumusan pertanyaan
penelitian;
 Menyampaikan garis besar cakupan
materi perbedaan sosial, perbedaan
individu, perbedaan antar kelompok
sistematika rancangan penelitian
dan laporan penelitian serta
rumusan pertanyaan penelitian;
 Menyampaikan metode
pembelajaran dan teknik penilaian
yang akan digunakan saat
membahas materi sistematika
rancangan penelitian dan laporan
penelitian serta rumusan pertanyaan
penelitian;
Kegiatan inti Stimulation  Guru 115
(Pemberian menjelaskan menit
Stimulus) sistematika
rancangan
penelitian dan
laporan
penelitian serta
bagaimana cara
merumuskan
masalah
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
Problem  Peserta didik Literasi
statement mencermati Berpikir kritis
(identifikasi bagian-bagian Kolaboratif
masalah) rancangan Kreatif
penelitian dan
mulai
mengerjakan
bab 1 dengan
merumuskan
latar belakang
masalah,
rumusan
masalah, tujuan
penelitian dan
manfaat
penelitian
Data collecting  Peserta didik Literasi
(pengumpulan membaca buku
data) dan referensi
lainnya yang
berkaitan
dengan topik
penelitian yang
mereka pilih
Data processing  Peserta didik Berpikir kritis
(pengolahan data) menuliskan Kolaboratif
hasil kajian Kreatif
literatur mereka
kedalam bab 1
Verification  Peserta didik Komunikasi
(pembuktian) mengkonsultasi
kan hasil
penulisan bab 1
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/gene penguatan,
ral isi) kemudian
bersama siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 10 menit
hikmah dan
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
motivasi atas
pembelajaran
hari ini.

3. Rancangan Penelitian/Bab 2 (3 x 45 menit)


Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajara
n HOTS
Kegiatan  Memberi salam; 10 menit
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang
sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya;
 Melalui tanya jawab membahas
pembuatan bab kedua (kajian teori
dan kerangka pikir);
 Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan materi pembuatan bab kedua
(kajian teori dan kerangka pikir);
 Menyampaikan garis besar cakupan
materi pembuatan bab kedua (kajian
teori dan kerangka pikir) dan
kegiatan yang akan dilakukan;
 Menyampaikan metode pembuatan
bab kedua (kajian teori dan kerangka
pikir) yang akan digunakan saat
membahas materi berbagai teknik
pengumpulan data;
Kegiatan inti Stimulation  Guru 115
(Pemberian menjelaskan menit
Stimulus) konsep teori
dan kerangka
berpikir
 Guru meminta
peserta didik
mencermati
jurnal
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajara
n HOTS
penelitian agar
dapat lebih
konsep teori
dan kerangka
berpikir
Problem statement  Peserta didik Berpikir
(identifikasi mengaitkan kritis
masalah) topik yang
mereka tulis
dengan teori
yang cocok
Data collecting  Peserta didik Kolaborasi
(pengumpulan membaca Literasi
data) literatur agar
semakin
memahami
teknik
penelitian
Data processing  Peserta didik Berpikir
(pengolahan data) mulai kritis
menuliskan
hasil kajian
mereka kedalam
bab 2 kajian
teori dan
kerangka
berpikir
Verification  Peserta didik Komunikasi
(pembuktian) mengkonsultasi
kan hasil karya
mereka kepada
guru untuk
mendapat
pengarahan
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/genera penguatan,
l isi) kemudian
bersama siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 15 menit
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajara
n HOTS
hikmah dan
motivasi atas
pembelajaran
hari ini.

4. Rancangan Penelitian/Bab 3 (3x 45 Menit)


Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajara
n HOTS
Kegiatan  Memberi salam; 10
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar menit
yang menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang
sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya;
 Melalui tanya jawab membahas
konsep mengetahui proses
pengambilan data;
 Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan materi mengetahui proses
pengambilan data;
 Menyampaikan garis besar cakupan
materi mengetahui proses
pengambilan data dan kegiatan yang
akan dilakukan;
 Menyampaikan metode pembelajaran
dan teknik penilaian yang akan
digunakan saat membahas materi
mengetahui proses pengambilan
data ;
Kegiatan inti Stimulation  Peserta didik 115
(Pemberian mencermati menit
Stimulus) tabel
perbedaan
pengambilan
data penelitian
kualitatif dan
kuantitatif
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajara
n HOTS
Problem statement  Peserta didik Berpikir kritis
(identifikasi mengidentifikas Kolaboratif
masalah) i pengolahan Kreatif
data pada jurnal
penelitian yang
telah disediakan
oleh guru serta
menjawab
pertanyaan agar
dapat
memahami
perbedaannya
Data collecting  Peserta didik Literasi
(pengumpulan membaca buku
data) literatur untuk
menambah
pengetahuan
tentang
pengolahan data
Data processing  Peserta didik
(pengolahan data) mempraktikkan
pengambilan
data pada
penelitian yang
mereka lakukan
Verification  Peserta didik Komunikasi
(pembuktian) mengkonsultasi
kan hasil
pemikiran
mereka
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/genera penguatan,
l isi) kemudian
bersama siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 15
hikmah dan menit
motivasi atas
pembelajaran
hari ini.
5. Menuliskan Hasil Penelitian/Bab 4 (3x45 Menit)
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajara
n HOTS
Kegiatan  Memberi salam; 10
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar menit
yang menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang
sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya;
 Melalui tanya jawab membahas
konsep mengetahui proses
pengolahan data;
 Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan materi mengetahui proses
pengolahan data;
 Menyampaikan garis besar cakupan
materi mengetahui proses pengolahan
data dan kegiatan yang akan
dilakukan;
 Menyampaikan metode pembelajaran
dan teknik penilaian yang akan
digunakan saat membahas materi
mengetahui proses pengolahan data ;
Kegiatan inti Stimulation  Peserta didik 115
(Pemberian mencermati menit
Stimulus) tabel
perbedaan
pengolahan
data penelitian
kualitatif dan
kuantitatif
Problem statement  Peserta didik Berpikir kritis
(identifikasi mengidentifikas Kolaboratif
masalah) i pengolahan Kreatif
data pada jurnal
penelitian yang
telah disediakan
oleh guru serta
menjawab
pertanyaan agar
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajara
n HOTS
dapat
memahami
perbedaannya
Data collecting  Peserta didik Literasi
(pengumpulan membaca buku
data) literatur untuk
menambah
pengetahuan
tentang
pengolahan data
Data processing  Peserta didik
(pengolahan data) mempraktikkan
pengolahan data
pada penelitian
yang mereka
lakukan
Verification  Peserta didik Komunikasi
(pembuktian) mengkonsultasi
kan hasil
pemikiran
mereka
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/genera penguatan,
l isi) kemudian
bersama siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 15
hikmah dan menit
motivasi atas
pembelajaran
hari ini.
6. Presentasi Hasil Penelitian (3 x 45 menit)
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
Kegiatan  Memberi salam; 10
Pendahuluan  Mengkondisikan suasana belajar menit
yang menyenangkan;
 Mendiskusikan kompetensi yang
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya;
 Melalui tanya jawab membahas
konsep laporan penelitian;
 Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan materi laporan penelitian;
 Menyampaikan garis besar cakupan
materi laporan penelitian dan
kegiatan yang akan dilakukan;
 Menyampaikan metode pembelajaran
dan teknik penilaian yang akan
digunakan saat membahas materi
laporan penelitian;
Kegiatan inti Stimulation  Guru memberi 115
(Pemberian materi menit
Stimulus) berkaitan
dengan
manfaat
presentasi
laporan
penelitian
Problem statement  Mempersiapkan Berpikir kritis
(identifikasi materi laporan Kolaboratif
masalah) penelitian yang Kreatif
akan di
presentasikan
Data processing  Siswa Berpikir kritis
(pengolahan data) menuliskannya
dalam power
point
Verification  Siswa Komunikatif
(pembuktian) mempresentasik
an hasil
penelitian
mereka dan
mengumpulkan
laporan
penelitian
Generalization  Guru memberi
(kesimpulan/genera penguatan,
Langkah Sintak Model Deskripsi Aktivitas 4C Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Kegiatan dan Waktu
Pembelajaran
HOTS
l isi) kemudian
bersama siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran
Penutup  Guru memberi 15 meni
hikmah dan t
motivasi atas
pembelajaran
hari ini.
I. Teknik Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
a. Jenis penilaian: tes tertulis dan penugasan
b. Bentuk instrumen: pilihan ganda dan essay
c. Rubrik: pedoman penskoran
2. Penilaian Keterampilan
a. Jenis penilaian: performance
b. Bentuk instrumen: laporan
c. Rubrik: pedoman penskoran
3. Penilaian Sikap
a. Jenis penilaian: observasi
b. Bentuk insrumen: jurnal
2. Instrumen Penilaian (terlampir)
a. Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang belum tuntas
pencapaian Kompetensi Dasarnya
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas lain dan diakhiri dengan tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
b. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
- Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan )<n<n(maksimum )
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.
- Peserta didik yang mencapai nilai n>n (maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan Kompetensi Dasar dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan
-
Jepara,....Juli 2019
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

Ngaripah,S.Pd.M.M Muhammad Abror Alfan, S.Pd.


NIP. 19641101 198601 2 002 NIP. -

BAHAN AJAR
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Mayong
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Program : X/IPS
Semester : Genap (2)

BAB III
RAGAM GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT

A. Perbedaan Sosial, Perbedaan Individu, Perbedaan Antar Kelompok


a. Gejala Sosial
Manusia akan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Hal itu sesuai dengan
kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Setiap interaksi tentu akan menimbulkan
perubahan-perubahan atau bahkan konflik. Hal ini yang akan menimbulkan apa yang
dinamakan gejala sosial. Jadi apakah gejala sosial itu?

1) Pengertian Gejala Sosial

Kehidupan bermasyarakat diwarnai oleh berbagai gejala sosial. Hal itu terjadi
secara spontan atau tidak disengaja oleh masyarakat. Gejala-gejala sosial akan
menimbulkan berbagai perubahan, baik menuju arah yang positf maupun negative.

Untuk mempermudah Anda memahami apa itu gejala sosial, coba kita saji
salah satu kejadian nyata di masyarakat. Salah satu kejadan yang sering kita lihat
adalah tawuran. Kejadian tawuran dapat kita katakana sebagai gejala sosial. Tawuran
terjadi karena adanya konflik antara kedua belah pihak yang berseteru. Konflik
tersebut yang kemudian diikuti oleh perdamaian, menunjukkan adanya proses
perubahan di dalamnya.

Dapat kita simpulkan bahwa gejala sosial adalah segala sesuatu yang dibuat
maupun dilakukan manusia di dalam lingkungan kehidupannya. Keanekaragaman
gejala sosial yang terjadi dapat menimbulkan permasalahan sosial di dalam
lingkungan masyarakat. Permasalahan tersebut dapat membawa suatu perubahan atau
bahkan dapat menimbulkan sesuatu yang lebih buruk. Meski gejala-gejala sosial
tersebut menyelesaikannya. Kita hanya harus menyadari, bahwa apa pun gejala yang
terjadi merupakan akibat dari tingkah laku manusia dalam lingkungan sosialnya.

2) Konsep Dasar Sosiologi

Keberagaman gejala sosial di dalam kehidupan masyarakat melahirkan


konsep-konsep dasar sosiologi. Konsep dasar tersebut akan memberikan gambaran
tentang gejala sosial, penyebab, dan cara untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
dari konsep-konsep yang berkembang pada ilmu sosiologi tersebut di antaranya
sebagai berikut.

a) Sosialisasi adalah seluruh proses seorang individu sejak masa kanak-kanak


sampai dengan dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan
menyesuaikan diri dengan individu-individu yang hidup dalam masyarakat
di sekitarnya.
b) Kelompok sosial adalah kumpulan beberapa orang yang menyadari bahwa
dia merupakan sebagian dari kelompok, adanya hubungan timbal balik
antara anggota, ada faktor pemersatu, dan bersistem serta berproses.
c) Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat.
d) Lembaga sosial adalah sistem tata kelakuan yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
e) Perubahan sosial adalah perubahan nilai-nilai, norma-norma, pola sikap,
serta perilaku yang terjadi pada lembaga sosial dan memengaruhi sistem
sosial.
f) Konflik sosial adalah keadaan masyarakat yang ditandai pertentangan
akibat hubungan yang tidak serasi antara tindakan, norma, dan nilai sosial
dalam interaksi sosial.

3) Fenomena Gejala Sosial di Masyarakat

Ilmu sosiologi tentu sangat fokus mempelajari berbagai gejala sosial di


masyarakat. Melalui kajian sosiologi, kita akan lebih mudah menelaah interaksi-
interaksi yang terjadi di dalam masyarakat. Setiap interaksi yang terjadi merupakan
gejala wajar di dalam kehidupan. Gejala-gejala yang biasanya terjadi meliputi nilai-
nilai dalam bermasyarakat, kelompok sosial, proses sosial, perubahan sosial, dan
masih banyak lagi.

Setiap gejala sosial ada yang berjalan baik dan ada pula yang tidak baik.
Keduanya tidak bisa kita hindari. Gejala-gejala yang tidak wajar inilah yang disebut
sebagai masalah sosial. Banyak gejala sosial yang dapat kita temukan, misalnya
tawuran, pengangguran, kemiskinan, dan masih banyak lagi. Sosiologi tidak hanya
meneliti gejala-gejala sosial yang terjadi. Jauh dari itu, sosiologi juga berfungsi untuk
menemukan berbagai realitas atau fakta sosial dari masalah sosial yang terjadi. Fakta
sosial adalah cara-cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang bersumber pada satu
kekuatan di luar individu. Emile Durkheim merinci fakta sosial meliputi hukum,
moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian, dan kaidah ekonomi yang
berlaku di masyarakat.

b. Penyimpangan Sosial

1) Pengertian Penyimpangan Sosial

Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidak sadar pernah
kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan
dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil,
dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan
kehidupan dalam masyarakat. Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat atau
dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang
tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat.

Definisi-definisi penyimpangan sosial:

a. James W. Van Der Zanden:

Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang


dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.

b. Robert M. Z. Lawang:

Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma


yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang
berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
c. Lemert (1951):
Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk:
1) Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih
dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau
sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir
oleh masyarakat.
Contohnya: Menunggak iuran listrik dan telepon, melanggar rambu-
rambu lalu lintas dan ngebut di jalanan.
2) Penyimpangan Sekunder (secondary deviation)
Penyimpangan yang berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang
secara umum dikenal sebagai perilaku menyimpang.Pelaku didominasi oleh
tindakan menyimpang tersebut, karena merupakan tindakan pengulangan dari
penyimpangan sebelumnya.Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh
masyarakat.
Contohnya: Pemabuk, pengguna obat-obatan terlarang, pemerkosa,
pelacuran, pembunuh, perampok dan penjudi.

2) Faktor-faktor Penyimpangan Sosial

a. Menurut James W. Van Der Zanden

Faktor-faktor penyimpangan sosial adalah sebagai berikut:

1). Longgar/tidaknya nilai dan norma.

Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut
pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar tidaknya norma dan nilai
sosial suatu masyarakat. Norma dan nilai sosial masyarakat yang satu berbeda dengan
norma dan nilai sosial masyarakat yang lain. Misalnya: kumpul kebo di Indonesia
dianggap penyimpangan, di masyarakat barat merupakan hal yang biasa dan wajar.

2). Sosialisasi yang tidak sempurna.

Di masyarakat sering terjadi proses sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga


menimbulkan perilaku menyimpang. Contoh: di masyarakat seorang pemimpin
idealnya bertindak sebagai panutan atau pedoman, menjadi teladan namun kadangkala
terjadi pemimpin justru memberi contoh yang salah, seperti melakukan KKN. Karena
masyarakat mentolerir tindakan tersebut maka terjadilah tindak perilaku menyimpang.

3). Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang.

Perilaku menyimpang terjadi pada masyarakat yang memiliki nilai-nilai sub


kebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya
bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan/ pada umumnya. Contoh:
Masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh, masalah etika dan estetika kurang
diperhatikan, karena umumnya mereka sibuk dengan usaha memenuhi kebutuhan
hidup yang pokok (makan), sering cekcok, mengeluarkan kata-kata kotor, buang
sampah sembarangan dan sebagainya. Hal itu oleh masyarakat umum dianggap
perilaku menyimpang.
b. Menurut Casare Lombroso

Perilaku menyimpang disebabkan oleh faktor-faktor:

1). Biologis

Misalnya orang yang lahir sebagai pencopet atau pembangkang. Ia membuat


penjelasan mengenai “si penjahat yang sejak lahir”. Berdasarkan ciri-ciri tertentu
orang bisa diidentifikasi menjadi penjahat atau tidak. Ciri- ciri fisik tersebut antara
lain: bentuk muka, kedua alis yang menyambung menjadi satu dan sebagainya.

2). Psikologis

Menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian retak


atau kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyimpangan.
Dapat juga karena pengalaman traumatis yang dialami seseorang.

3). Sosiologis

Menjelaskan sebab terjadinya perilaku menyimpang ada kaitannya dengan sosialisasi


yang kurang tepat. Individu tidak dapat menyerap norma-norma kultural budayanya
atau individu yang menyimpang harus belajar bagaimana melakukan penyimpangan.

3) Jenis-jenis Penyimpangan

a. Penyimpangan Individual (Individual Deviation)

Penyimpangan individual merupakan penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang


yang berupa pelanggaran terhadap norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan.
Penyimpangan ini disebabkan oleh kelainan jiwa seseorang atau karena perilaku yang
jahat/tindak kriminalitas. Penyimpangan yang bersifat individual sesuai dengan kadar
penyimpangannyadapat dibagi menjadi beberapa hal, antara lain:

1) Tidak patuh nasihat orang tua agar mengubah pendirian yang kurang baik,
penyimpangannya disebut pembandel.

2) Tidak taat kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungannya,


penyimpangannya disebut pembangkang.

3) Melanggar norma-norma umum yang berlaku, penyimpangannya disebut pelanggar.

4) Mengabaikan norma-norma umum, menimbulkan rasa tidak aman/tertib, kerugian


harta benda atau jiwa di lingkungannya, penyimpangannya disebut perusuh atau
penjahat.

Kategori Penyimpangan Individual

Kategori tindak penyimpangan individual antara lain sebagai berikut :

1) Penyalahgunaan narkoba

Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama. Contoh
pemakaian obat terlarang/narkoba antara lain:

a) Narkotika (candu, ganja, putau)


b) Psikotropika (ectassy, magadon, amphetamin)

c) Alkoholisme.

2) Proses sosialisasi yang tidak sempurna.

Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak sempurna,


maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya. Contohnya: seseorang menjadi
pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak melakukan tidak
ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya.

3) Pelacuran

Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan menyerahkan diri kepada umum
untuk dapat melakukan perbuatan seksual dengan mendapatkan upah. Pelacuran lebih
disebabkan oleh tidak masaknya jiwa seseorang atau pola kepribadiannya yang tidak
seimbang. Contoh: seseorang menjadi pelacur karena mengalami masalah (ekonomi,
dan keluarga.)

4) Penyimpangan seksual

Adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan seseorang. Beberapa jenis
penyimpangan seksual:

a) Lesbianisme dan Homosexual

b) Sodomi

c) Transvestitisme

d) Sadisme

e) Pedophilia

f) Perzinahan

g) Kumpul kebo

5) Tindak kejahatan/kriminal

Tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, sosial dan agama. Yang termasuk
ke dalam tindak kriminal antara lain: pencurian, penipuan, penganiayaan,
pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan.

6) Gaya hidup

Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya.
Penyimpangan ini antara lain:

a) Sikap arogansi

Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan,


kekayaan dsb.

b) Sikap eksentrik
Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-
laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb.

b. Penyimpangan Kolektif (Group Deviation)

Penyimpangan kolektif yaitu: penyimpangan yang dilakukan secara bersama- sama


atau secara berkelompok. Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang
beraksi secara bersama-sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang
kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.
Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh
pergaulan/teman. Kesatuan dan persatuan dalam kelompok dapat memaksa seseorang
ikut dalam kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya.

Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok/kolektif antara lain:

a. Kenakalan remaja

Remaja memiliki keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang


dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan

menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan dan membentuk geng-geng yang


membuat onar.

b. Tawuran/perkelahian pelajar

Perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi
di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan di kota besar. Demikian juga
tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul.
Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai nilai yang positif, melainkan sekedar untuk
balas dendam atau pamer kekuatan/unjuk kemampuan.

c. Penyimpangan kebudayaan

Ketidakmampuan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam kepribadian masing-


masing individu dalam kelompok maka dapat terjadi pelanggaran terhadap norma-
norma budayanya. Contoh: tradisi yang mewajibkan mas kawin yang tinggi dalam
masyarakat tradisional banyak ditentang karena tidak lagi sesuai dengan tuntutan
zaman.

Gambar Penyimpangan Sosial


4) Dampak Penyimpangan Sosial

a. Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Diri Sendiri/ Individu

Seseorang yang melakukan tindak penyimpangan oleh masyarakat akan dicap sebagai
penyimpang (devian). Sebagai tolok ukur menyimpang atau tidaknya suatu perilaku
ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Setiap
tindakan yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat akan
dianggap sebagai penyimpangan dan harus ditolak. Akibat tidak diterimanya/ditolak
perilaku individu yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, maka
berdampaklah bagi si individu tersebut hal-hal sebagai berikut:

1) Terkucil

Umumnya dialami oleh pelaku penyimpangan individual, antara lain pelaku


penyalahgunaan narkoba, penyimpangan seksual, tindak kejahatan/kriminal.
Pengucilan kepada pelaku penyimpangan dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan
supaya pelaku penyimpangan menyadari kesalahannya dan tindak penyimpangannya
tidak menulari anggota masyarakat yang lain. Pengucilan dalam berbagai bidang,
antara lain: hukum, adat/budaya dan agama. Pengucilan secara hukum, melalui

penjara, kurungan, dsb. Pengucilan melalui agama, pada agama tertentu (contohnya:
Katolik) ada hak-hak tertentu yang tidak boleh diterima oleh si pelaku penyimpangan,
misalnya tidak boleh menerima sakramen tertentu bilamana seseorang melakukan
tindakan penyimpangan (berdosa).

2) Terganggunya perkembangan jiwa

Secara umum pelaku penyimpangan sosial akan tertekan secara psikologis karena
ditolak oleh masyarakat. Baik penyimpangan ringan maupun penyimpangan berat
akan berdampak pada terganggunya perkembangan mental atau jiwanya, terlebih-lebih
pada penyimpangan yang memang diakibatkan dan yang mempunyai sasaran pada
jaringan otaknya, misalnya pada pelaku penyalahgunaan narkoba dan kelainan
seksual.

3) Rasa bersalah

Sebagai manusia yang merupakan mahluk yang berakal budi, mustahil seorang pelaku
tindak penyimpangan tidak pernah merasa malu, merasa bersalah bahkan merasa
menyesal telah melanggar nilai-nilai dan norma masyarakatnya. Sekecil apapun rasa
bersalah itu pasti akan muncul karena tindak penyimpangan tersebut telah merugikan
orang lain, hilangnya harta benda bahkan nyawa.

b. Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Masyarakat/kelompok

Seorang pelaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan yang sama untuk
bergaul bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan „teman‟. Lama- kelamaan
berkumpullah berbagai individu pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan
kelompok, akhirnya bermuara kepada penentangan terhadap norma masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan selain terhadap individu juga terhadap
kelompok/masyarakat.

1) Kriminalitas

Tindak kejahatan, tindak kekerasan seorang kadangkala hasil penularan seorang


individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat.
Contoh: seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat,
sehingga sekeluarnya dari penjara akan membentuk kelompok penjahat, sehingga
dalam masyarakat muncullah kriminalitas-kriminalitas baru.

2) Terganggunya keseimbangan sosial

Robert K. Merton mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa perilaku


menyimpang itu merupakan penyimpangan melalui struktur sosial. Karena masyarakat
merupakan struktur sosial, maka tindak penyimpangan pasti akan berdampak terhadap
masyarakat yang akan mengganggu keseimbangan sosialnya. Contoh: pemberontakan,
pecandu obat bius, gelandangan, dan pemabuk.

3) Pudarnya nilai dan norma

Pelaku penyimpangan jika tidak mendapatkan sangsi yang tegas dan jelas, maka
muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib
dalam masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan
memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia
mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai aksesnya.
Contoh; pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang
dianggap hal yang wajar di sana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak percaya
lagi pada nilai dan norma di Indonesia.

5) Usaha Mengantisipasi dan Mengatasi Penyimpangan Sosial

a. Upaya-upaya Mengantisipasi Penyimpangan Sosial

Antisipasi adalah usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang
dilakukan seseorang melaui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa
yang kemungkinan terjadi. Jadi sebelum tindak penyimpangan terjadi atau akan terjadi
seseorang telah siap dengan berbagai perisai untuk menghadapinya.

Upaya mengantisipasi tersebut melalui:

1) Penanaman nilai dan norma yang kuat


Penanaman nilai dan norma pada seseorang individu melalui proses sosialisasi.
Adapun tujuan proses sosialisasi antara lain sebagai berikut:

a) Pembentukan konsep diri

b) Pengembangan keterampilan

c) Pengendalian diri

d) Pelatihan komunikasi

e) Pembiasaan aturan.

Melihat tujuan sosialisasi tersebut jelas ada penanaman nilai dan norma. Apabila
tujuan sosialisasi tersebut terpenuhi pada seseorang individu dengan ideal, niscaya
tindak penyimpangan tidak akan dilakukan oleh si individu tersebut.

2) Pelaksanaan Peraturan Yang Konsisten

Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah usaha mencegah
adanya tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai sarana/alat penindak laku
penyimpangan. Namun apabila peraturan-peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten
justru akan dapat menimbulkan tindak penyimpangan. Apa yang dimaksud dengan
konsisten? Konsisten adalah: satu dan lainnya saling berhubungan dan tidak
bertentangan atau apa yang disebut dengan ajeg.

3) Berkepribadian Kuat dan Teguh

Menurut Theodore M. Newcomb kepribadian adalah kebiasaan, sikap-sikap dan lain-


lain, sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi
berhubungan dengan orang lain. Seseorang disebut berkepribadian, apabila seseorang
tersebut siap memberi jawaban dan tanggapan (positif) atas suatu keadaan. Apabila
seseorang berkepribadian teguh ia akan mempunyai sikap yang melatarbelakangi
semua tindakannya. Dengan demikian ia akan mempunyai pola pikir, pola perilaku,
pola interaksi yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya.

b. Upaya-upaya Mengatasi Penyimpangan Sosial

Sebelum kita menemui penyimpangan sosial terjadi dalam masyarakat, secara pribadi
individu hendaklah sudah berupaya mengantisipasinya. Namun, apabila
penyimpangan sosial terjadi juga, kita masing-masing berusaha untuk mengatasinya.

Langkah-langkah yang dapat lakukan.

1) Sanksi yang tegas

Sanksi adalah persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan


adalah sanksi positif, sedangkan penolakan adalah sanksi negatif yang mencakup
pemulihan keadaan, pemenuhan keadaan dan hukuman. Sanksi diperlukan untuk

menjamin tercapainya tujuan dan dipatuhinya norma-norma. Pada pelaku


penyimpangan sudah selayaknya mendapatkan sanksi yang tegas berupa hukuman
yang tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku demi pemulihan keadaan
masyarakat untuk tertib dan teratur kembali.
2) Penyuluhan-penyuluhan

Melalui jalur penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi dapat disampaikan


kepada masyarakat penyadaran kembali pelaksanaan nilai, norma dan peraturan yang
berlaku. Kepada pelaku penyimpangan sosial kesadaran kembali untuk berlaku sesuai
dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku yang telah dilanggarnya, harus
melalui penyuluhan secara terus menerus dan berkesinambungan. Terlebih-lebih pada
pelaku tindak kejahatan/ kriminal. Peran lembaga-lembaga agama, kepolisian,
pengadilan, Lembaga Permasyarakatan (LP) sangat diharapkan untuk mengadakan
penyuluhan- penyuluhan tersebut.

3) Rehabilitasi sosial

Untuk mengembalikan peranan dan status pelaku penyimpangan ke dalam masyarakat


kembali seperti keadaan sebelum penyimpangan terjadi, itulah yang dimaksud dengan
Rehabilitasi. Panti-panti rehabilitasi sosial sangat dibutuhkan untuk pelaku
penyimpangan tertentu, misalnya Panti Rehabilitasi Anak Nakal, Pecandu Narkoba,
dan Wanita Tuna Susila.

c. Sikap Yang Cocok Dalam Menghadapi Penyimpangan Sosial

1) Tidak mudah terpengaruh

Jika seseorang mempunyai kepribadian yang kuat dan teguh niscaya kita tidak mudah
atau gampang terpengaruh pada hal-hal yang tidak baik atau menyimpang. Seandainya
setiap insan/individu masing-masing mempunyai kepribadian yang matang, maka
pengaruh buruk tidak akan bisa membuatnya berperilaku menyimpang, dunia ini akan
damai, tenang dan tentram.

2) Berpikir positif (Positive Thinking)

Segala sesuatu yang kita pikirkan hendaknya mengenai hal-hal yang baik- baik saja
(positif). Dengan berpikir positif maka kita akan berperilaku dan berbuat hal yang
positif pula. Penyimpangan sosial tidak akan muncul dari individu-individu yang

berpikir positif (positive thinking). Kepada pelaku tindak penyimpangan kita juga
harus mampu menunjukkan sikap positive thinking, sehingga pelaku penyimpangan
tersebut akan mampu dan mau meneladani kita, yang pada akhirnya dia akan tidak lagi
berperilaku menyimpang.

3) Mengurangi Arogansi dan Sikap Eksentrik

Tanpa adanya kesombongan dan menonjolkan sifat unik/eksentrik kita, maka


tindakan/pelaku penyimpangan tidak akan muncul. apabila kita memiliki dua sikap
tersebut akan menimbulkan tindakan penyimpangan serta pelaku penyimpang yang
lain akan merasa dirinya tersaingi sehingga ia akan berbuat lagi penyimpangan demi
penyimpangan. Pemahaman merupakan usaha mengantisipasi dan mengatasi
penyimpangan sosial. Pemahaman dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Penanaman misalnya dilarang merokok, penyalahgunaan narkoba, nilai dan norma,


pendidikan seks, seks pra nikah, pendidikan agama, tindak kejahatan/kriminal

b) Pelaksanaan aturan keluarga, tata tertib sekolah yang disiplin


c) Berkepribadian dengan melakukan kebiasaan baik, sikap terpuji, dan mandiri.

d) Melakukan sosialisasi dengan penyuluhan-penyuluhan.

e) Melakukan rehabilitasi agar bisa sembuh dari penyakit sosial yang dideritanya.
Kegiatan Siswa 3
Lakukan sebuah penelitian sederhana
1. Bentuklah kelompok dengan jumlah anggota antara 4 sampai 5 orang.
2. Setiap kelompok melakukan penelitian sederhana, yaitu mencari korelasi antara
penyimpangan dan kondisi ekonomi pelaku, atau antara penyimpangan dan tingkat
pendidikan pelakunya.
3. Penelitian bersifat analisis dengan cara mencari data di berbagai surat kabar/media
massa.
4. Kasus-kasus penyimpangan yang Anda temukan kemudian kelompokan dalam
kriteria yang sama misalnya: kejahatan, kekerasan dalam rumah tangga,
penyimpangan seksual atau penyimpangan gaya hidup, dan hitunglah frekuensinya
dalam rentang waktu tertentu (misalnya 2 minggu).
5. Buatlah tabel frekuensinya.
6. Distribusikan juga tingkat pendidikan pelakunya atau kondisi ekonomi pelakunya
(pilih salah satu).
7. Dari kedua variable tersebut tariklah kesimpulan apakah perilaku penyimpangan
berkorelasi dengan tingkat pendidikan atau kondisi ekonomi.
8. Presentasikan dan diskusikan hasi penelitian tersebut di depan kelas.
Evaluasi I
A. Jawablah soal di bawah ini dengan memberi tanda silang (X)

1. Pada dasarnya perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang sebagai anggota


masyarakat adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan….
A. Undang-undang D. Konstitusi
B. Peraturan pemerintah E. Hukum
C. Nilai dan norma
Jawab: C
2. Penyimpangan sosial yang tergolong dalam tindak kejahatan atau criminal adalah….
A. Pemerkosaan D. Mencegah kehamilan
B. Lesbian E. Hukum
C. Homoseksual
Jawab: A
3. Penyimpangan sosial yang tergolong sebagai perwujudan proses gaya hidup adalah….
A. Kumpul kebo D. Kelainan seksual
B. Narkotika E. Penjudi profesional
C. Pelacuran
Jawab: A
4. Penyimpangan sosial yang biasanya langsung dikaitkan dengan kondisi ekonomi
masyarakat yang memprihatinkan adalah….
A. Pemerkosaan D. Perzinahan
B. Kelainan seksual E. Kumpul kebo
C. Pelacuran
Jawab: C
5. Alkoholisme, penyalahgunaan narkotika termasuk dalam salah satu macam
penyimpangan sosial yaitu….
A. Kejahatan atau criminal D. Konsumsi yang berlebihan
B. Perilaku sesksual E. Sosialisasi yang salah
C. Bentuk gaya hidup
Jawab: C
6. Pelaku dari perilaku menyimpang primer mempunyai hubungan dengan masyarakat
sekitarnya yang ditandai dengan….
A. Keengganan masyarakat untuk menerimanya kembali
B. Ketidakmampuan pelaku untuk bergaul kembali
C. Adanya upaya pengasingan dari mesyarakat sekitarnya
D. Keinginan masyarakat untuk melenyapkan pelakunya
E. Tidak ada halangan untuk menjadi anggota masyarakat lagi
Jawab: E
7. Contoh dari perilaku menyimpang sekunder antara lain….
A. Pelaku pemerkosaan dan pembunuhan sadis
B. Mahasiswa yang terlibat dalam kasus unjuk rasa
C. Pengemudi kendaraan motor yang ngebut
D. Orang yang memanipulasi rekening listrik di rumahnya
E. Orang yang mengandalkan koneksi untuk dapat pekerjaan
Jawab: A
8. Tindakan kolusi dan korupsi di perusahaan atau instansi pemerintah, termasuk dalam tipe
perilaku menyimpang….
A. Primer-individual D. Primer-sekunder
B. Sekunder-individual E. Individual-kelompok
C. Primer-kelompok
Jawab: A
9. Massa yang terlibat dalam kasus pengeroyokan seorang penjambret sampai meninggal
dunia, termasuk dalam tipe perilaku menyimpang….
A. Primer-individual D. Primer-sekunder
B. Sekunder-individual E. Individual-kelompok
C. Primer-kelompok
Jawab: C
10. Kehidupan “free-sex” dibolehkan di Barat tetapi di Indonesia dianggap sebagai
penyimpangan. Hal ini menunjukkan adanya gejala perbedaan tata nilai karena
perbedaan….
A. Waktu D. Tradisi
B. Tempat E. Kebutuhan
C. Agama
Jawab: B
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan sebab-sebab seseorang melakukan tindak kejahatan dalam bentuk pencurian!


Jawab: pencurian umumnya disebabkan oleh masalah yang menyangkut ekonomi, selain
itu disebabkan juga oleh kesulitan dalam mencari pekerjaan

2. Mengapa orang yang melakukan penyimpangan primer masih dapat diterima oleh
masyarakat sekitarnya?
Jawab: penyimpangan yang dilakukan bersifat temporer dan tidak berulang-ulang

3. Apa yang dimaksud bahwa penyimpangan yang dilakukan seseorang berkaitan dengan
kondisi biologis dan fisiknya?
Jawab: menurut Teori Biologis, penyimpangan disebabkan adanya cacat tubuh, mereka
cacat fisik dan mental yang parah tidak dapat menerapkan segenap periaku yang
diharapkan. Mereka tidak dapat menyesuaikan diri dalam proses pergaulan hidup.
Namun, penyimpangan yang disebabkan katidakmampuan biologis untuk menyesuaikan
dirinya merupakan bagian kecil dari semua bentuk penyimpangan yang ada.

4. Apa artinya bahwa suatu perilaku dikatakan menyimpang atau tidak sangat tergantung
pada kondisi waktu dan tempat?
Jawab: perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-
norma dalam masyarakat. Namun, perilaku menyimpang menjadi tidak dapat terjadi pada
suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya
yang dominan.

5. Jelaskan bahwa anak seorang penjudi akan menjadi penjudi bukan karena faktor biologis!
Jawab: warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia
mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Namun yang diwariskan
bukan kepribadian, hanyalah ciri fisik, cacat, dan penyakit.
B. Multidimensi Identitas dalam Diri Subyek Individual Maupun Kelompok
a. Status Sosial
1) Pengertian Status Sosial

Menurut Mayor Polak (1979), status dimaksudkan sebagai kedudukan sosial


seorang oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat. Status sosial memberi
bentuk dan pola pada interaksi sosial. 

Sedangkan menurut Ralph Linton status sosial adalah sekumpulan hak dan
kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Pemilik status sosial yang
tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan
pemilik status sosial rendah. 

Soerjono Soekanto membedakan status dengan status sosial; status diartikan


sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan
dengan orang-orang lain dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok
berhubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih
besar lagi. Sedangkan status sosial diartikan sebagai tempat seseorang secara umum
dalam masyarakatnya sehubungan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. 

Hubungan individu dengan status diibaratkan seperti hubungan antara


pengemudi dengan mobil. Seseorang yang mengendarai mobil keluaran tahun 80an
tentu akan berbeda jika dibandingkan dengan seseorang yang mengendarai mobil
Mercedes Limited Edition (edisi terbatas) keluaran terbaru. Apabila pengemudinya
mobil pertama diganti dengan pengemudi mobil kedua maka jalannya mobil dapat
lebih baik atau dapat menjadi lebih buruk, begitu pun sebaliknya.

2) Jenis-jenis Status Sosial

Munculnya status sosial dalam masyarakat diperoleh dengan berbagai cara yaitu: 

 Status yang digariskan (ascribed status) adalah status yang diperoleh secara
alami atau otomatis yang dibawa sejak manusia dilahirkan. Contohnya: anak
seorang bangsawan sejak lahir mendapat gelar bangsawan, jenis kelamin, dan
kasta pada masyarakat Hindu.
 Status yang diusahakan (achieved status) adalah status yang diperoleh dengan
melalui usaha atau perjuangan sendiri dengan disengaja. Semua individu
berpeluang menduduki status ini asal memenuhi syarat-syarat tertentu.
Contohnya: gelar kesarjanaan, gubernur, presiden, insinyur dan ketua osis.
 Status yang diberikan (assigned status) adalah status yang diberikan kepada
seseorang yang telah berjasa memperjuangkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat. Contohnya: gelar pahlawan, gelar pelajar teladan dan penerima
kalpataru.

3) Akibat yang Ditimbulkan dari Status Sosial

Dalam kehidupan masyarakat sering timbul pertentangan yang dialami


seseorang sehubungan dengan status yang dimilikinya. Konflik status yang timbul
dalam masyarakat antara lain berikut ini:
 Konflik status individual, yaitu konflik yang terdapat dalam diri pribadi
seseorang (batin sendiri). Contohnya: seorang siswa SMA harus memilih
antara keinginan bekerja atau mengikuti keinginan ibunya untuk kuliah atau
seorang wanita yang harus memilih antara bekerja atau menjadi ibu rumah
tangga. 
 Konflik status antar kelompok, yaitu konflik yang terjadi karena satu
kelompok merugikan kelompok lain. Contohnya: peraturan yang dikeluarkan
Pemda bertentangan dengan peraturan yang ada dipusat. Peraturan yang
dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan departemen yang
lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap
jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik dengan PLN yang melubangi jalan
ketika membuat jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru,
terkadang mereka berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan
telpon dan dengan PDAM karena membocorkan pipa air. Keempat Instansi
tersebut akan saling berbenturan dalam melaksanakan statusnya masing-
masing. 
 Konflik Status Antar Individu adalah konflik status yang terjadi antara individu
yang satu dengan individu yang lain, karena status yang dimilikinya.
Contohnya: perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga. Tono
beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak
mereka.

b. Peran Sosial

1) Pengertian
Peran sosial (social role) merupakan seperangkat harapan dan perilaku atas
status sosial. Menurut Soerjono Soekanto (1981), peran sosial merupakan tingkah laku
individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu. Dalam peranan yang
berhubungan dengan pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-
kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Melalui belajar
berperan, norma-norma kebudayaan dipelajari. Seseorang dikatakan berperanan jika ia
telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya dalam
masyarakat. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat
dinamis (berubah-ubah) sedangkan status sosial bersifat statis (tetap).

2) Cakupan Peran Sosial

Menurut Levinson, bahwa peranan itu mencakup tiga hal, yaitu: 

 Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat


seseorang dalam masyarakat. Contoh : Sebagai seorang pemimpin harus dapat
menjadi panutan dan suri teladan para anggotanya, karena dalam diri
pemimpin tersebut tersandang aturan/norma-norma yang sesuai dengan
posisinya. 
 Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat. Contoh : seorang ulama, guru dan sebagainya, harus
bijaksana, baik hati, sabar, membimbing dan menjadi panutan bagi para
muridnya. 
 Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
truktur sosial masyarakat. Contoh : Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri,
dsb, merupakan peranperan dalam masyarakat yang membentuk
struktur/susunan masyarakat.

3) Beban Peran Sosial

 Persiapan peran yang kurang memadai

Persiapan peran melalui proses sosialisasi dan pendidikan yang menyediakan 


suatu peralihan dari peran yang satu ke peran yang lain, tetapi apabila dalam proses ini
mengalami diskontinuitas maka akan mengakibatkan persiapan yang kurang pada
seorang individu dalam berperan.

 Kesulitan dalam peralihan peran

Dalam sebagian besar masyarakat terdapat peralihan peran yang dibentuk dan
sulit untuk dihindari. Untuk menerima suatu peran baru, seseorang sering harus
melepaskan peran yang lama. Padahal dalam proses ini sering terjadi kegagalan karena
belum tentu orang tersebut mampu beralih peran dengan cepat dan benar. 

 Konflik Peranan 

Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau
lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang
dalam keadaan tertekan, merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan
peranan yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan
peranannya dengan ideal/sempurna. Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru
SD. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar atau
mengantarkan anaknya ke dokter. Saat ia memutuskan membawa anaknya ke dokter,
dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus berperanan sebagai
guru mengajar di kelas. 

Antara status dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa
kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh: Dalam rumah tangga,
tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak. Seseorang tidak
bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi. Seseorang
dapat memainkan beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang
wanita dapat mempunyai peranan sebagai isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus.

 Kegagalan berperan

Dalam masyarakat yang stabil dan terpadu, proposisi peran yang ditentukan
masyarakat tinggi, kebanyakan peran akan terisi karena orang-orang telah
dipersiapkan sejak awal masa kanak-kanak. Sebaliknya, dalam masyarakat yang
perubahannya cepat dan kurang terpadu, sejumlah kegagalan berperan tidak dapat
dihindarkan. Beberapa orang gagal berperan sebagai orang dewasa, banyak orang
gagal dalam beberapa peran yang diperjuangkan, ada juga orang yang gagal berperan
dalam pernikahan dan sebagainya.
Menurut Mead, untuk setiap peran yang dimainkan individu, terdapat
gambaran yang sejalan dengan kedirian. Jadi citra diri inidvidu secara keseluruhan
adalah penggabungan dari berbagai kedirian seorang individu didalam bermacam-
macam peranannya.

4) Fungsi Peran Sosial

Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi
tersebut antara lain: 

 Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan


struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu. 
 Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu
mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut
memerlukan pengorbanan, seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.
 Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri,
seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai isteri/ ibu,
seorang seniman dengan karyanya, dsb.

c) Hubungan antara Status dan Peran Sosial

Seseorang dapat memiliki lebih dari satu status. Sehingga terkadang mereka
harus melakukan lebih dari satu peran juga. Status utama merupakan status yang
membayangi status kita yang lain. Sebagai contoh adalah stephen Hawking yang
menyandang cacat berat karena penyakit Lau Gehring. Bagi banyak orang status
utamanya ialah penyandang cacat. Namun karena Hawking ialah salah seorang
fisikawan terbesar yang pernah hidup, prestasinya yang luar biasa telah memberikan
status utama lain, yaitu sebagai seorang ahli fisika kelas dunia yang seperingkat
dengan einstein. 

Perbedaan antara peran dan status adalah bahwa anda dapat menduduki suatu
status , tetapi anda memainkan suatu peran (Linton : 1936) sebagai contoh menjadi
anak laki-laki atau perempuan adalah status anda, tetapi harapan anda untuk menerima
pangan dan tempat tinggal dari orang tua anda maupun harapan meraka bahwa anda
akan menghormati mereka merupakan bagian dari peran anda.       

Meskipun status-status kita biasanya saling terkait dengan baik, ada orang-
orang yang mengalami kontradiksi atau ketidaksepadanan pada status-status mereka.
Ini dikenal sebagai ketidakselarasan (atau ketidakcocokan) status (status in
consistency). Seorang mahasiswa perguruan tinggi yang berusia 14 tahun merupakan
suatu contoh. Contoh lainnya adalah seorang perempuan telah menikah berusia 40
tahun yang berkencan dengan seorang mahasiswa perguruan tinggi tahun kedua yang
berusia 19 tahun.

C. Heterogenitas Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

a. Struktur Sosial

1) Pengertian dan Ciri Struktur Sosial


Wiliam Kornblum menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku
individu dan kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan
hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat. Soerjono Soekanto
melihat struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi
sosial dan antara peranan-peranan sosial. Abdul Syani melihat struktur sosial sebagai
sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Didalam tatanan sosial tersebut
terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan (dengan batas-batas
perangkat unsur-unsur sosial tertentu). Status dan peranan tersebut menunjuk pada
suatu keteraturan perilaku yang dapat membentuk suatu masyarakat. Dengan
demikian, secara sederhana dapat kita katakan bahwa struktur sosial adalah
keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial,
lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial.

Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran (role).
Ralf Linton mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban,
sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari status seseorang.

2) Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial

Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai


pengawas sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma,
nilai dan pelaturan kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi
sebagai dasar untuk menanamkan disiplin sosial kelompok atau masyarakat.

Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara
horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara vertikal,
struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan
sosial. Dalam banyak literature, struktur sosial horizontal disebut diferensiasi sosial,
sedangkan struktur sosial secara vertikal disebut stratifikasi sosial.

b. Diferensiasi Sosial

1) Pengertian Diferensiasi Sosial

Salah satu bentuk struktur sosial adalah diferensiasi sosial. Menurut kamus
sosiologi diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-
perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis. Pengertian sama disini menunjuk
pada klasifikasi masyarakat secara horizontal, mendatar atau sejajar.

Dalam masyarakat majemuk (plural society), pengelompokan horizontal yang


didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan dan agama disebut dengan
istilah kemajemukan sosial. Pengelompokan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis
kelamin disebut heterogenitas sosial.

Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan :

1. Berdasarkan ciri fisik

Misalnya, warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk
rahang. Ciri-ciri fisik tersebut disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.

2. Berdasarkan ciri sosial


Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan yang menimbulkan perbedaan cara
pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. Termasuk dalam kategori ini adalah
perbedaan peran, prestise dan kekuasaan. Contohnya pola perilaku guru akan berbeda
dengan pola perilaku tentara.

3. Berdasarkan ciri budaya

Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut


nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi, system kekeluargaan, keuletan, dan
ketangguhan. Hasilnya dapat dilihat dari pakaian, adat istiadat, Bahasa, kesenian,
arsitektur dan agama.

2) Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial

Beberapa bentuk diferensiasi sosial diantaranya adalah diferensiasi ras,


diferensiasi suku bangsa, diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi profesi,
dan diferensiasi jenis kelamin.

 Diferensiasi Ras

Ras adalah kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama.
Menurut Ralf Linton secara garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok ras
utama :

1. Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri fisik kulit warna kuning sampai sawo
matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit (terutama Asia Mongoloid).
Ras Mongoloid dibagi menjadi dua yaitu, Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid
Asia terdiri dari subras Tionghoa (Taiwan, Jepang, Vietnam) dan subras melayu
(Malaysia, Indonesia, dan Filipina). Mongoloid Indian terdiri dari orang-orang Indian
di Amerika.

2. Ras Negroid memiliki ciri-ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal,
dan kelopak mata lurus. Dibagi menjadi lima subras, yaitu Negrito, Nilitz, Negro
Rimba, Negro Oseanis, dan Hontentot-Boysesman.

3. Ras kaukasoid memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut
pirang kemerah-merahan sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus.
Dibagi menjadi lima subras, yaitu Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid, dan India.

Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelago) didiami oleh bermacam-


macam subras, yaitu :

1. Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya

2. Vedroid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tonum di
Sulawesi

3. Neo Melanosoid, yaitu penduduk di Kepulauan Kei dan Aru

4. Melayu terdiri atas :

 Melayu tua (Proto Melayu) yaitu suku Batak, Toraja dan Dayak
 Melayu muda (Deutro Melayu) yaitu Aceh, Minang, Bugis, Makassar,
Jawa, dan Sunda.

Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena beberapa faktor berikut.

1. Kondisi geografis dan iklim

2. Faktor makanan

3. Faktor perkawinan (amalgamasi)

 Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)

Suku bangsa merupakan hasil dari system kekerabatan yang lebih luas.
Masyarakat dalam system kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka memiliki
ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama. Jumlah suku bangsa di
Indonesia saat ini sulit diperkirakan. Menurut C. Van Vollen Houven jumlah suku
bangsa di Indonesia adalah 316, sedangkan menurut Prof. Dr. Konetjaraningrat ada
sekitar 119. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut
keanekaragaman budaya, yang meliputi perbedaan adat istiadat, religi, bahasa dan
kesenian.

 Diferensiasi Klan

Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended
family). Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan atas
dasar garis keturunan ibu (matrilinier) dan atas dasar garis keturunan ayah
(patrilineal).

 Diferensiasi Agama
 Diferensiasi Jenis Kelamin
 Diferensiasi Profesi
Kegiatan Siswa 4

Bacalah berita berikut ini.

Indonesia Miliki 1.128 Suku Bangsa

Mungkin tak banyak warga negeri ini yang tahu, berapa persisnya suku bangsa di
Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata telah melakukan survey mengenai jumlah
suku bangsa tersebut. Kepala BPS, Rusman Heriawan, dalam rapat dengar pendapat (RDP)
dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (3/2), menyatakan bahwa hasil dari sensus penduduk
terakhir, diketahui bahwa Indonesia terdiri atas 1.128 suku bangsa.

“Suku bangsa menjadi salah satu poin sensus terbaru BPS. Sebelumnya memang
sudah ada, tapi tidak terlalu spesifik. BPS mulai melakukan sensus suku bangsa ini secara
detail, dan akhirnya diketahui bahwa Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa,” kata
Rusman.

Tidak seperti poin sensus lainnya, guna mengetahui jumlah suku bangsa di Indonesia
ini, BPS mengaku harus bekerja lebih ekstra. Karena kata Rusman, petugas sensus harus
bersentuhan dengan keberagaman suku dan adat istiadat di seluruh penjuru negeri ini.

“Bahkan, petugas kami pernah dikenakan hukum adat di Kalimantan Timur saat
melakukan sensus. Karena dianggap menyalahi ketentuan adat, petugas sensus kami
diwajibkan membayar denda. Denda adat itu wajib dibayar, padahal karena jumlahnya
yang sangat besar, BPS dan Pemda pun tidak sanggup melunasinya,” papar Rusman pula.

Setiap saatnya, kata Rusman lagi, sensus penduduk yang dilakukan BPS akan terus
dikembangkan untuk mengetahui hal-hal spesifik lainnya di Indonesia. Untuk itulah
katanya, BPS terus berupaya mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak, mulai
dari kementerian hingga pemerintah daerah (afz/jpnn).

1. Apa pendapat Anda mengenai keragaman suku bangsa di Indonesia?


2. Bagaimana cara kita menjaga kerukunan dengan orang dari suku bangsa lain?
3. Keragaman apa lagi yang ada di Indonesia?
c. Stratifikasi Sosial

Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-


orang yang termasuk dalam suatu system sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan
hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise. Pitirim A. Sorokin
mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat
kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).

Perwujudan pelapisan didalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial.


Kelas sosial terdiri atas kelas sosial tinggi (upper class), kelas sosial menengah
(middle class), dan kelas sosial rendah (lower class). Kelas sosial tinggi bisaanya diisi
oleh para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas sosial menengah bisaanya
meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil dan
menengah, serta pegawai negeri. Kelas sosial rendah bisaanya merupakan kelompok
terbesar dalam masyarakat, seperti buruh, petani gurem dan pedagang kecil.
Pengelompokan semacam itu terdapat dalam segala bidang kehidupan.

1. Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang
terjadi dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau
kepandaian, umur, fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat, dan
harta benda. Dalam perkembangan selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk
sebagai subsistem sosial untuk mewujudkan tujuan tertentu.

Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam


masyarakat, menurut Wila Huky adalah sebagai berikut :

a. Perbedaan ras dan budaya.


b. Pembagian tugas yang terspesialisasi.
c. Kelangkaan.

2. Dasar Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat

Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan adanya sesuatu yang


dihargai lebih.

1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)

3. Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan


menjadi:

1. Stratifikasi sosial tertutup


Adalah bentuk stratifikasi yang anggota dari setiap stratanya sulit melakukan
mobilitas vertical.Karenanya, stratifikasi sosial jenis ini bersifat diskriminatif,
contohnya sistem kasta, masyarakat rasialis, dan masyarakat feodal.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Bersifat demokratis.Kemungkinan mobilitas sangat besar.Maksudnya, setiap


anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertical maupun
horizontal.Walaupun kenyataannya mobilitas harus melalui perjuangan berat,
kemungkinan untuk berpindah strata selalu ada.Contoh doctor, pengusaha atau guru.

3. Stratifikasi Sosial Campuran


Merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka.Missal
seseorang yang memiliki kasta Brahmana di Bali pindah ke Jakarta.

4. Fungsi Stratifikasi Sosial


a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif
b. Menjadi system pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan
penghargaan
c. Kriteria system pertentangan dan persaingan
d. Penentu lambing-lambang (symbol status) atau kedudukan
e. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan
f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki system
sosial yang sama dalam masyarakat

Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita
lihat dari segi ekonomi, sosial dan politik

a. Ekonomi
Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan
masyarakat atas kepemilikan harta.

1. Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya


2. Kelas menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan
3. Kelas bawah terdiri dari kelompok orang miskin

b. Sosial

Merupakan sistem penggolongan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai


status seseorang dalam masyarakat diukur dari prestise atau gengsi. Contohnya, orang
lebih memilih menjadi pegawai meski gajinya kecil daripada jadi tukang. Pelapisan
secara sosial dapat pula dilihat dari pembagian kasta di Bali.

c. Politik

Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang atau kekuasaan. Makin besar


wewenang atau kekuasaan seseorang, makin tinggi lapisan sosialnya. Masyarakat yang
memiliki wewenang atau kuasa umunya ditempatkan pada lapisan masyarakat atas.
Kelompok ini mencakup para pejabat eksekutif, yudikatif dan legislative. Pembagian
jenis ini terlihat pula pada hierarki militer.

5. Konsekuensi Stratifikasi Sosial

Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang
mampu membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang
diberikan masyarakatpun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan
mempengaruhi gaya hidup (life style).

- Pakaian : model pakaian dan perlengkapan busana


- Rumah dan Perabot : Tipe rumah dan letak tempat tinggal serta jenis kendaraan dan
perabot rumah tangganya.
- Bahasa dan Gaya Bicara : Pemilihan kata atau Bahasa dan etika sopan santun
- Makanan : Selera dan jenis makanan
- Gelar, Pangkat, atau Jabatan
- Hobi dan Kegemaran
Kegiatan Siswa 5
Coba perhatikan artikel berikut ini.
Kesenjangan Sosial Ekonomi Indonesia kian Menganga

Ketua DPRD RI Irman Gusman mengatakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di


Indonesia hanya melahirkan segelintir orang super kaya dan membuat kesenjangan sosial
ekonomi di negara ini semakin besar.
“Pertanyaannya apakah pertumbuhan ekonomi yang besar bisa melahirkan
pertumbuhan yang merata, adil, dan berkelanjutan? Faktanya justru kesenjangan sosial
ekonomi semakin menganga,” kata Irman dalam acara Seminar Nasional “Mewujudkan
Pertumbuhan yang Berkeadilan dan Berkelanjutan” di Jakarta, Senin siang. Irman
kemudian memaparkan data jumlah orang kaya Indonesia dalam Global Wealth Report
yang dilansir Credit Sussie pada 11 Oktober. Dalam laporan tersebut tercatat Indonesia
memiliki 104 ribu orang kaya, dan jumlah tersebut diperkirakan naik 99 persen hingga
menjadi 207 ribu orang kaya. Tak hanya itu, Indonesia juga diperkirakan menjadi satu dari
lima negara dengan laju pertumbuhan orang kaya tertinggi di dunia bersama Brazil, Rusia,
Malaysia, dan Polandia.
Global Wealth juga melaporkan selama satu tahun terakhir, jumlah orang kaya dengan
nilai harta di atas 30 juta dollar AS di Indonesia telah meningkat 4,7 persen menjadi 785
orang. Dari jumlah tersebut, miliarder dengan rata-rata kekayaan minimal 2 miliar dollar
AS tercatat berjumlah 25 orang, sementara kalangan super kaya Indonesia dengan
kekayaan minimal 30 hingga 49 juta dollar AS berjumlah 380 orang. “Total 405 orang
super kaya Indonesia itu punya total kekayaan mencapai 120 miliar dollar AS (Rp 1,150
triliun) atau sekitar 80 persen dari APBN 2012,” ungkap Irman.
Padahal, menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin
Indonesia masih cukup tinggi walaupun telah berkurang dari 2011. Pada Maret 2012
penduduk miskin Indonesia berjumlah 29,13 juta orang atau sebanyak 11,96 persen dari
jumlah seluruh penduduk Indonesia. “Paradoks ini menunjukkan ada kesalahan
paradigmatik yang cukup fatal dalam mendesain pertumbuhan. Orientasi kita bagaimana
mengejar pertumbuhan angka makro, tanpa melihat apakan pertumbuhan makro sudah
sejalan dengan konstitusi,” kata Irman.
Lebih anjut, menurut Irman, di Indonesia masih terjadi sentralisme ekonomi di mana
konsentrasi investasi dan peredaran uang lebih banyak ada di Pulau Jawa. “Kalau
peredaran uang dipakai sebagai indikator, 65 persen peredaran uang ada di Jabodetabek, 25
persen di luar Jabodetabek tapi masih di Pulau Jawa, sementara 10 persen di provinsi
lainnya. Kalau industri, jelas 80 persen ada di Pulau Jawa terutama Jabodetabek,” tambah
Irman. “Di satu sisi, demokratisasi memberi kebebasan politik dan pers, namun di sisi lain
belum sejalan dengan demokratisasi ekonomi. Hal ini juga membuktikan orientasi
pertumbuhan makro ternyata belum menjamin terwujudnya keadilan dan pemerataan,”
pungkas Irman.

Setelah membaca artikel di atas, coba diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.


1. Apa yang dimaksud dengan kesenjangan sosial?
2. Menurut teks di atas, menagapa kesenjangan sosial dapat terjadi?
D. Penghargaan, atau Penghormatan, terhadap Keanekaragaman atau
Heterogenitas Sosial

a. Kesetaraan
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda.
1. Kesetaraan hukum, kesamaan dihadapan hukumm
2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukan secara adil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama

Ada tiga konsep kesetaraan yang berbeda :

a. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh kriteria
universal
b. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa semua
peserta mulai dari garis start yang sama
c. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang
kehidupan yang setara.

b. Harmoni Sosial

Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan


tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh
harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi
dengan tujuan masyarakatnya.

Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas.
Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata
solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok
yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.

c. Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan


harus diterapkan ditengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi sosial.

d. Dinamika Masyarakat Indonesia

Sejarah perkembangan masyarakat Indonesia menunjukan bahwa potensi


konflik antar kelompok masyarakat di Indonesia cukup besar. Konflik tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Harga diri dan kebanggaan kelompok terusik

2. Perbedaan pendirian atau sikap

3. Perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnis

4. Benturan kepentingan (politik, ekonomi dan kekuasaan)


5. Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem
dan kemapanan

e. Mewujudkan Masyarakat Multikultural

Ditengah pontensi konflik yang memungkinkan bagi bangsa kita, maka usaha
untuk membentuk suatu masyarakat multikultural menjadi sangat penting. Secara
sederhana, masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri
atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-
beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern yang
anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya.
Mereka hidup bersama dalam wilayah local maupun nasional. Bahkan, mereka juga
berhubungan dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman (kemajemukan),


tetapi juga kesederajatan antarperbedaan. Dalam multikulturalisme terkandung
pengertian bahwa tidak ada sistem norma dan budaya yang lebih tinggi daripada
budaya lainnya, atau tidak ada sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada yang lain.
Semua perbedaan adalah sederajat. Kesederajatan dalam perbedaan merupakan
jantung dari multikulturalisme.

f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural

Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang mendorong berkembang


pesatnya pemikiran multikulturalisme, yaitu HAM, globalisme, dan demokratisasi.
Namun demikian, idealisme masyarakat multikultural dalam kenyataannya menemui
banyak hambatan, diantaranya :

1. Sikap menganggap budaya sendiri lebih baik


2. Pertentangan antara budaya barat dan timur
3. Plularisme dianggap sebagai sesuatu yang eksotis
4. Pandangan yang paternalistis
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, mencari sesuatu yang dianggap
asli
6. Pandangan negative penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara
mengenai kebudayaan penduduk asli

Manfaat masyarakat multikultural

a. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan budaya


yang dimiliki oleh setiap budaya
b. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap
toleransi
c. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya capital
d. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
e. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu
orang atau kelompok saja
Sumber:

Abdulsyani. 1992. Sosiologi, Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta. Esis Erlangga.

Sudarmi, Sri dan W. Indriyanto. 2009. Sosiologi 1: untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Triyono, Slamet dan Hermanto. 2014. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: PT. Srikandi Empat Widya Utama (SEWU).
Evaluasi II
A. Jawablah soal di bawah ini dengan memberi tanda silang (X)

1. Sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Pemilik
status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat
dibandingkan dengan pemilik status sosial rendah. Merupakan pengertian dan
karakteristik status sosial menurut….
A. Mayor Polak D. Soeleman Soemardi
B. Ralph Linton E. Koentjaraningrat
C. Soerjono Soekanto
Jawab: B
2. Cara memperoleh status sosial ada tiga, yaitu….
A. Ascribed status, achieved status, dan compulsion status
B. Achieved status, robbery status dan assigned status
C. Robbery status, compulsion status, dan ascribed status
D. Ascribed status, achieved status, dan assigned status
E. Compulsion status, achieved status, dan assigned status
Jawab: D
3. Andi adalah seorang pelajar yang rajin dan tekun. Sejak kelas X SMA Andi selalu
mendapat rangking 1 di kelas sampai kelas XII. Karena itu Andi mendapatkan gelar
pelajar teladan. Status yang diperoleh Andi berdasarkan cara memperolehnya adalah
status….
A. Ascribed status D. Robbery status
B. Compulsion status E. Assigned status
C. Achieved status
Jawab: C
4. Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru SD. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk
masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Saat ia memutuskan membawa
anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus
berperanan sebagai guru mengajar di kelas. Merupakan contoh dari beban peran sosial….
A. Persiapan peran yang kurang memadai
B. Kesulitan dalam peralihan peran
C. Kegagalan berperan
D. Kesulitan peranan
E. Konflik peranan
Jawab: E
5. Orang yang bekerja sebagai ibu rumah tangga memiliki peran, kecuali….
A. Menjadi pemimpin keluarga dan mencari nafkah
B. Memasak dan menyiapkan kebutuhan rumah tangga
C. Mengatur keuangan keluarga
D. Mendidik dan mengajari anak-anaknya
E. Mengurus anak
Jawab: A
6. Struktur sosial secara vertikal disebut….
A. Diferensiasi sosial D. Status sosial
B. Peran sosial E. Peran sosial
C. Stratifikasi sosial
Jawab: C
7. Ras yang memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang kemerah-
merahan sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus adalah ciri-ciri dari
ras….
A. Kaukasoid D. Melayu
B. Negroid E. Vedroid
C. Mongoloid
Jawab: A
8. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial, kecuali….
A. Diferensiasi ras D. Diferensiasi jenis kelamin
B. Diferensiasi suku bangsa (etnis) E. Diferensiasi status sosial
C. Diferensiasi klan
Jawab: E
9.

Gambar di samping merupakan stratifikasi sosial yang sifatnya….


A. Terbuka D. Silang
B. Tertutup E. Terbalik
C. Campuran
Jawab: B
10. Beberapa ciri kehidupan sosial!
(1) Sulit mencapai kesepakatan bersama bagi kelompok yang berbeda
(2) Sering terjadi konflik sosial antarkelompok yang berbeda
(3) Proses integrasi berlangsung secara cepat antarkelompok yang berbeda
(4) Mudah melakukan kooperasi di antara kelompok yang berbeda

Ciri-ciri yang terdapat pada masyarakat majemuk (plural) adalah….


A. (1) dan (2) D. (2) dan (4)
B. (1) dan (3) E. (3) dan (4)
C. (2) dan (3)
Jawab: A
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan perbedaan status dan peran sosial!
Jawab: status sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat dibanding dengan
orang lain yang dilihat dari segi lingkungan pergaulannya, prestise, hak-hak, serta
kewajiban-kewajibannya. Status sosial dapat menimbulkan konflik, sedangkan peran
sosial adalah tingkah laku individu yang mementaskan status sosial.Peran sosial bersifat
dinamis, sedangkan status sosial bersifat statis.
2. Apa saja ciri-ciri yang mendasari diferensiasi sosial?
Jawab: diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan-perbedaan berdasarkan ciri-
ciri sebagai berikut:
- Berdasarkan ciri-ciri fisik, misalnya warna kulit, bentuk mata, muka, dan sebagainya.
- Berdasarkan ciri-ciri sosial. Hal ini dapat muncul karena perbedaan pekerjaan yang
menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk
di dalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise, dan kekuasaan.
- Berdasarkan ciri-ciri budaya. Diferensiasi ini berhubungan erat dengan padangan
hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya. Hasil dari nilai-nilai
yang dianut oleh suatu masyarakat dapat kita lihat dari Bahasa, kesenian, arsitektur,
pakaian adat, dan agama.
3.

Jelaskan dan berikan contoh stratifikasi sosial di atas berdasarkan sifatnya!


Jawab: gambar di atas merupakan gambar stratifikasi sosial terbuka. Stratifikasi ini b
ersifat demokratis.Kemungkinan mobilitas sangat besar.Maksudnya, setiap anggota strata
dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertical maupun horizontal.Walaupun
kenyataannya mobilitas harus melalui perjuangan berat, kemungkinan untuk berpindah
strata slalu ada.Contoh doctor, pengusaha atau guru.
4. Apa yang dimaksud dengan kesetaraan sosial?
Jawab: kesetaraan sosial adalah keadaan sosial dimana semua orang dalam suatu
masyarakat dalam suatu masyarakat memiliki status yang sama dalam hal tertentu.
5. Bagaimana cara kita membangun harmoni sosial?
Jawab: harmoni sosial dapat diartikan sebagai paduan keselarasan atau perpaduan segala
macam perbedaan di dalam masyarakat. Keselarasan dalam kehidupan masyarakat akan
menciptakan tatanan kehidupan sosial yang indah dan teratur. Untuk menciptakan
keselarasan, diperlukan kesepakatan dari semua komponen masyarakat.
Ulangan Harian III
1. Sebutkan upaya mengantisipasi penyimpangan sosial!
Jawab: penanaman nilai dan norma yang kuat, pelaksanaan peraturan yang konsisten,
berkepribadian kuat dan teguh.
2. Sebutkan bentuk-bentuk diferensiasi sosial!
Jawab: diferensiasi ras, diferensiasi suku bangsa (etnis), diferensiasi klan, diferensiasi
agama, diferensiasi jenis kelamin, dan diferensiasi profesi.
3. Sebut dan berikan contoh 3 jenis status sosial berdasarkan cara memperolehnya!
Jawab: Stratifikasi sosial tertutup, contoh sistem kasta, masyarakat rasialis, dan
masyarakat feudal. Stratifikasi sosial terbuka, contoh doctor, pengusaha atau
guru.Stratifikasi sosial campuran, contoh seseorang yang memiliki kasta Brahmana di
Bali pindah ke Jakarta.
4. Sebutkan dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat!
Jawab: kekayaan, kekuasaan, keturunan, pendidikan, status atau kedudukan, peran
(role)
5. Apa yang dimaksud dengan masyarakat multikutural?
Jawab: masyarakat yang memiliki berbagai kebudayaan, misalnya sistem
kekerabatan, Bahasa dan religi.
6.
Remidi
1. Sebutkan gejala-gejala yang biasanya terjadi di dalam masyarakat!
Jawab: Setiap gejala sosial ada yang berjalan baik dan ada pula yang tidak baik.
Keduanya tidak bisa kita hindari.Gejala-gejala yang tidak wajar inilah yang disebut
sebagai masalah sosial.Banyak gejala sosial yang dapat kita temukan, misalnya tawuran,
pengangguran, kemiskinan, dan masih banyak lagi.Sosiologi tidak hanya meneliti gejala-
gejala sosial yang terjadi.Jauh dari itu, sosiologi juga berfungsi untuk menemukan
berbagai realitas atau fakta sosial dari masalah sosial yang terjadi.Fakta sosial adalah
cara-cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang bersumber pada satu kekuatan di luar
individu.
2. Jelaskan dan berikan contoh dari penyimpangan sekunder!
Jawab: penyimpangan sekunder adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang akan
tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat
temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir
oleh masyarakat. Contohnya: Menunggak iuran listrik dan telepon, melanggar rambu-
rambu lalu lintas dan ngebut di jalanan.
3. Jelaskan hubungan antara status dan peran sosial!
Jawab: Seseorang dapat memiliki lebih dari satu status. Sehingga terkadang mereka
harus melakukan lebih dari satu peran juga. Status utama merupakan status yang
membayangi status kita yang lain.
4. Jelaskan pengertian perbedaan sosial. Sebut dan jelaskan 2 bentuk perbedaan sosial!
Jawab: perbedaan sosial adalah perbedaan individu dalam masyarakat. Bentuk
perbedaan sosial, ada 2 yaitu, perbedaan sosial secara horizontal atau diferensiasi sosial
dan perbedaan sosial secara vertikal atau stratifikasi sosial. Diferensiasi sosial adalah
pembedaan anggota-anggota masyarakat ke dalam golongan yang biasanya sama atau
sejenis. Sedangkan stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat (hierarkis).
5. Suku bangsa Indonesia sangat banyak. Bagaimanakah cara untuk tetap mempertahankan
kesatuan NKRI?
Jawab: menjaga persatuan dan kesatuan, saling menghargai, mengormati, toleransi, tidak
menganggap bahwa suku bangsa sendiri lebih baik dari suku bangsa lain yang dapat
menyebabkan tumbuhnya etnosentrisme yang dapat berujung konflik.
Pengayaan
Tugas Individu
Perhatikan artikel berikut ini.

Mau Tahu Jumlah Ragam Bahasa di Indonesia?

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan (Kemendikbud), Mahsun, mengatakan bahwa Indonesia kaya akan ragam
Bahasa. Jumlahnya terus bertambah seiring penelitian yang terus dilakukan. Pihaknya
mencatat sedikitnya ada 442 bahasa yang dimiliki Indonesia yang terungkap dalam
Kongres Bahasa ke-9 yang digelar 2008 silam. Pada 2012, penelitian berlanjut dengan
mengambil sampel di 70 lokasi di wilayah Maluku dan Papua. Hasil dari penelitian itu,
jumlah Bahasa dan subbahasa di seluruh Indonesia mencapai 546 bahasa.

Sekarang coba diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.


1. Menurut Anda bagaimana negara kita mempunyai jumlah Bahasa daerah yang sangat
banyak?
2. Bagaimana cara kita menyikapi keragaman Bahasa di Indonesia?
BAB IV

METODE PENELITIAN SOSIAL

A. Metode penelitian sosial


1. Pengertian Penelitian

Menurut Soerjono Soekanto, penelitian sosiologi termasuk penelitian ilmiah.


Penelitian ilmiah adalah penelitian yang bertujuan mempelajari satu atau beberapa gejala
dengan jalan analisis dan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta masalah yang disoroti
dan kemudian diusahakan pemecahannya.
2. Ciri-ciri Penelitian dan Fungsinya

Ciri-ciri penelitian ilmiah sebagai berikut.

1. Penelitian ilmiah dilakukan melalui prosedur sistematis, yaitu dengan menggunakan


pembuktian yang meyakinkan berupa fakta yang diperoleh secara objektif. b.
Penelitian ilmiah merupakan suatu proses yang berjalan terus-menerus sehingga hasil
suatu penelitian selalu dapat disempurnakan atau dilanjutkan lagi oleh peneliti lain.

Fungsi penelitian ilmiah sebagai berikut.

1. Fungsi verifikatif atau pengujian adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menguji
kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada.
2. Fungsi eksploratif atau penjajagan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menemukan
sesuatu yang belum ada atau mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu.
3. Fungsi development atau pengembangan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Berdasarkan tempat pengumpulan
data, penelitian ilmiah dapat dilakukan di laboratorium, perpustakaan, dan lapangan.

Berdasarkan tingkat analisis yang direncanakan peneliti untuk data yang hendak
dikumpulkan, penelitian ilmiah dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya menyajikan rincian lebih lanjut
dari informasi yang ada. Dalam penelitian deskriptif, pertanyaan dimulai dengan kata
tanya: bagaimana.
2. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang berupaya mendapatkan informasi
mendasar tentang permasalahan atau keadaan yang jarang atau belum pernah diteliti.
Peneliti merencanakan penelitiannya tanpa merumuskan hipotesis secara khusus.
Dalam penelitian ini, pertanyaan sering dimulai dengan kata tanya: apa.
3. Penelitian prediksi adalah penelitian ilmiah yang berupaya menggambarkan atau
menjelaskan apa yang mungkin terjadi di masa mendatang.
4. Penelitian eksplanasi adalah penelitian ilmiah yan berupaya menganalisis hubungan
antarvariabel yang diteliti. Penelitian eksplanasi memiliki hipotesis dan dirancang
untuk menjelaskan mengapa suatu peristiwa terjadi. Pertanyaan peneliti sering dimulai
dengan kata tanya: mengapa.
3. Objek Penelitian

Objek penelitian sosiologi adalah masyarakat dilihat dari sudut hubungan


antarmanusia dan proses yang timbul akibat hubungan manusia di dalam masyarakat.
Penelitian sosiologi dapat dilakukan dengan metode historis, metode komparatif
(perbandingan), metode statistik, metode sosiometri, dan studi kasus. Metode sosiometri
digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis hubungan antarmanusia dalam
masyarakat secara kuantitatif.

Pada tahap perencanaan pembangunan, hasil penelitian sosiologi diperlukan, antara


lain untuk menentukan hal-hal sebagai berikut.

1. Kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat.


2. Lembaga sosial dan pelapisan sosial untuk mengetahui macam dan aspeknya.
3. Pola interaksi sosial untuk menciptakan suasana yang mendukung pembangunan.
4. Kebudayaan untuk mengetahui hal-hal yang berintikan nilai.

Pada tahap penerapan atau pelaksanaan pembangunan, hasil penelitian sosiologi


diperlukan untuk hal-hal sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi kekuatan sosial di masyarakat.


2. Mengetahui perubahan sosial yang terjadi di masyarakat penyebab dan aspeknya.

4. Jenis-jenis Penelitian
a. Dilihat dari Tujuan
1. Basic Research/penelitian dasar: yaitu penelitian murni untuk mengembangkan dan
memperdalam suatu ilmu pengetahuan.
2. Applied Research/penelitian terapan: dilakukan untuk mengumpulkan informasi
dan membantu memecahkan suatu persoalan dalam kehidupan sehari-hari dan
diarahkan untuk penggunaan secara praktis dalam kehidupan.

b. Berdasarkan Metode yang Digunakan


1. Penelitian Historik: yaitu penelitian yang berusaha mengkaji peristiwa yang telah
terjadi di masa lalu. Mengkaji peristiwa-peristiwa bersejarah.
2. Penelitian Survei: yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari
berbagai individu/kelompok dengan cara angket, wawancara, atau mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul
data.

c. Ditinjau dari Bidang Ilmu


1. Penelitian bidang alam (eksakta): misalnya penelitian mengenai biologi (manfaat
tanaman obat, penemuan bibit tanaman unggul), pemenfaatan energy matahari, dan
lain-lain.
2. Penelitian bidang sosial dan humaniora: misalnya penelitian mengenai pendidikan,
ekonomi, sosial budaya, politik, etnografi, dan sebagainya.
d. Ditinjau dari Pendekatan
1. Pendekatan bujur (longitudinal): yaitu pendekatan penelitian dengan waktu lama
terhadap subyek yang sama
2. Pendekatan silang (cross-section): yaitu pendekatan dengan waktu pendek terhadap
subyek yang bereda
e. Ditinjau dari Tempat

1. Penelitian laboratorium: Dilakukan di tempat khusus, menggunakan alat untuk


melakukan percobaan. Contoh. Penelitian mengenai suatu penyakit

2. Penelitian lapangan: Dilakukan pada kehidupan yang sebenarnya. Contoh.


Penelitian mengenai tawuran pelajar, kehidupan seorang buruh pabrik.

3. Penelitian perpustakaan: Penelitian bertujuan mengumpulkan data dari informasi


dengan bantuan berbagai meteri yang ada di pustaka. Contoh. Majalah, buku,
Koran, naskah, dokumen, kisah sejarah.

f. Dilihat dari Wujud Data

1. Berdasarkan cara perolehannya

 Data primer (didapat dari sumber pertama, misal dari wawancara)


 Data sekunder (dari sumber kedua, misal data monografi desa)

2. Berdasarkan sifatnya
 Data kuantitatif (data dinyatakan dalam angka)
 Data kualitatif (data yang dinyatakan dalam bentuk deskripsi)

3. Berdasarkan sumber yang diperoleh

 Data intern (dikumpulkan oleh dan untuk keperluan sendiri)


 Data ekstern (data dikumpulkan oleh orang lain)

g. Ditinjau dari Cara Pembahasannya


1. Penelitian deskriptif: yaitu melukiskan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan
suatu keadaan, objek atau peristiwa secara apa adanya
2. Penelitian inferensial/eksplanasi: yaitu melukisakan peristiwa dan menarik
kesimpulan umum dari masalah

B. Merancang penelitian

Rancangan penelitian adalah usaha-usaha atau langkah-langkah yang harus dilalui


dalam pelaksanaan peneitian. Rancangan penelitian disusun untuk menentukan tahapan-
tahapan dan pengaturan waktu pelaksanaan secara teratur, terarah, baik dan benar.
Rancangan penelitian disusun dengan tahapan sebagai berikut.
a. Menentukan Topik Penelitian
Tahap paling awal dalam menyusun rancangan penelitian adalah menentukan topik
atau permasalahan yang akan diteliti. Topik dapat diambil dari berbagai sumber yang
ada dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya, masalah pendidikan, ekonomi, sosial, dan
lain sebagainya.Dalam menentukan masalah atau topik penelitian harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
1) Masalah atau topik harus menarik dan perlu untuk diteliti.
2) Tersedia data yang cukup.
3) Topik yang dipilih merupakan hal yang baru.
4) Hasil penelitian memiliki manfaat.
5) Dari segi subjektif peneliti, antara lain kemampuan untuk meneliti, kemampuan
teoritis dalam penelitian, penguasaan terhadap metodologi penelitian,
ketersediaan waktu, biaya, dan lain-lain.
b. Melaksanakan Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan perlu dilakukan agar peneliti tahu betul hal-hal yang akan diteliti
sehingga dapat mempersiapkan perencanaan dengan sebaik-baiknya. Studi pendahuluan
dapat dilakukan dengan studi kepustakaan dengan membaca berbagai referensi atau
acuan yang berkaitan dengan penelitiannya. Hal ini berkaitan dengan teori yang akan
dipakai, hasil penelitian sebelumnya dan lain-lain. Studi pendahuluan dapat juga
dilakukan dengan cara bertanya atau berkonsultasi dengan orang yang ahli di bidang
yang Anda teliti atau dapat juga mengadakan kunjungan ke lokasi atau daerah yang
akan menjadi sumber penelitian.
Studi pendahuluan memiliki tujuan sebagai berikut.
1) Agar peneliti tidak mengulangi hasil penelitian orang lain.
2) Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
3) Mengetahui di mana data/informasi dapat diperoleh.
4) Memahami bagaimana teknik/cara memperoleh data/informasinya.
5) Dapat menentukan metode yang tepat untuk menganalisis data.
6) Dapat mengambil kesimpulan dengan tepat dan cara memanfaatkan hasil penelitian.

C. Merumuskan pertanyaan

a. Merumuskan Masalah
Rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan dan memuat variable-variabel
yang akan diteliti. Kriteria perumusan masalah adalah sebagai berikut.
1) Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
2) Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami orang lain.
3) Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan
masalah penelitian.
4) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara
(hipotesis).
5) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Contoh perumusan masalah dalam penelitian sosial misalnya adalah sebagai


berikut.
Judul penelitian:
Pengaruh Jarak Tempat Tinggal Siswa terhadap Prestasi Belajar di SMA.
Rumusan masalah:
1) Adakah pengaruh jarak tempat tinggal siswa terhadap presetasi belajarnya?
2) Seberapa besar pengaruh jarak tempat tinggal siswa terhadap prestasi belajar?
b. Merumuskan Asumsi/Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
Menurut Winarno Surakhmad, anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran
yang kebenarannya diterima oleh penyidik. Sebagai contoh, misalnya penelitian dengan
tema pengaruh jarak tempat tinggal siswa terhadap prestasi belajar di SMA, maka
anggapan dasar atau asumsi yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
1) Prsetasi belajar siswa sangat bervariasi.
2) Jarak rumah siswa ke sekolah berbeda-beda/tidak sama.
3) Jarak rumah yang berbeda membuat kondisi siswa di sekolah juga berbeda.
Kegunaan merumuskan anggapan dasar, yaitu:
1) Agar memiliki dasar yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti;
2) Untuk mempertegas variable/permasalahan yang menjadi pusat perhatian
peneliti;
3) Untuk menentukan dan merumuskan hipotesis.
Sedangkan hipotesisnya adalah sebagai berikut.
a) Jarak tempat tinggal siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar.
b) Jarak tempat tinggal siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.

D. Teknik pengumpulan data

Secara umum metode penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu metode tes dan
nontes. Metode tes digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Metode nontes dapat dirinci lagi sebagai berikut.
1) Wawancara atau Interview
Wawancara adalah proses komunikasi langsung dengan responden atau
informan. Wawancara juga dapat diartikan sebagai proses percakapan atau komunikasi
yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka. Hal-hal yang membedakan
wawancara dengan percakapan biasa yang berlangsung sehari-hari adalah sebagai
berikut.
a) Pewawancara dan responden pada umumnya belum saling mengenal.
b) Pewawancara selalu bertanya.
c) Responden selalu menjawab.
d) Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti alur pembicaraan (panduan) yang telah
disiapkan sebelumnya.
e) Pertanyaan bersifat netral, artinya pewawancara tidak mengarahkan terhadap
suatu jawaban tertentu.

2) Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik memperoleh data dengan cara
mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada responden. Tujuan pokok pembuatan
kuesioner adalah sebagai berikut.
a) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey.
b) Memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin.
Jenis-jenis angket yang kita kenal adalah sebagai berikut.
a) Angket Tertutup
Yaitu angket yang berisi pilihan dan responden hanya tinggal memilih
jawaban yang telah disediakan tanpa ada pilihan lain atau jawaban lain. Contoh
angket tertutup:
Apakah Anda setuju program penjurusan di SMA dimulai sejak kelas X?
a. Ya b. Tidak
b) Angket Terbuka
Yaitu bentuk angket berupa pertanyaan dan responden dapat menjawab
secara bebas menurut pendapatnya, tanpa dibatasi. Contoh angket terbuka:
Menurut saudara pekerjaan apa yang paling diminati anak-anak setelah tamat
sekolah?
c) Angket Semiterbuka
Yaitu suatu bentuk angket yang jawaban atas pertanyaan telah
disediakan, tetapi responden diberi kesempatan untuk memberi jawaban yang
lain. Contoh angket semi terbuka:
Profesi apakah yang Anda inginkan?
a. PNS b. Dokter c. …
3) Observasi
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh panca indra. Oleh sebab itu, observasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, pendengaran, perabaan, dan pengecapan.
Observasi dapat dikatakan sebagai alat pengumpul data apabila
observasi/pengamatan tersebut memiliki kriteria sebagai berikut.
a) Pengamatan telah direncanakan secara sistematik.
b) Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian.
c) Pengamatan harus dicatat secara sistematis.
d) Pengamatan dapat dicek dan dikontrol kebenarannya.

Berdasarkan keberadaan pengamatan di lapangan observasi dapat dibedakan


sebagai berikut.
a) Pengamatan Terlibat (Observasi Partisipasi)
Observasi yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara melibatkan diri
atau terjun langsung ke dalam lingkungan objek yang diteliti. Dalam observasi ini
ada dua macam partisipasi, yaitu pastisipasi sebagian dan partisipasi secara
penuh.Partisipasi sebagian maksudnya peneliti hanya terlibat dengan dengan objek
penelitian pada waktu-waktu tertentu yang sesuai dengan pengambilan
data.Sedangkan partisipasi secara penuh berarti peneliti melibatkan diri secara
penuh ke dalam objek pengamatan.Observasi partsipasi sebagian misalnya, ketika
peneliti ingin melihat kehidupan petani, peneliti tidak harus terlibat secara penuh
sebagai petani seperti turun ke sawah, memanen padi, dan lain-lain, tetapi cukup
tinggal bersama mereka kemudian mengamati dan terlibat dalam
kehidupannya.Adapun partisipasi penuh misalnya kita ingin mengetahui kehidupan
gelandangan, maka peneliti terjun langsung dan berbaur dengan mereka.

b) Observasi Tak Terlibat (Observasi Nonpartisipan)


Yaitu observasi yang dilaksanakan tetapi peneliti tidak terlibat secara langsung
ke dalam objek pengamatan, namun tetap dapat memperoleh gambaran mengenai
objeknya. Misalnya seorang peneliti yang ingin mengetahui kehidupan para gepeng
(gelandangan dan pengemis) di pasar-pasar, dia tidak perlu terjun langsung menjadi
gelandangan atau pengemis, tetapi peneliti cukup mengamati perilaku, kegiatan
atau aktivitas-aktivitas yang lain dari para gepeng.

E. Mengolah dan menganalisis data

Tahapan-tahapan dalam Pengolahan Data

a. Editing
Editing adalah meneliti kembali catatan-catatan yang diperoleh dari lapangan.
Melalui editing ini mutu data yang hendak diolah dan dianalisis dapat ditingkatkan.
Dengan editing diharapkan data yang diperoleh betul-betul sesuai dengan keinginan
dan dapat dipergunakan untuk pengolahan lebih lanjut.
b. Coding (Pengkodean Data)
Pengkodean adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para
responden menurut macamnya.Tujuannya adalah untuk menyederhanakan jawaban
responden.
c. Tabulasi Data
Setelah proses pengkodean selesai, langkah selanjutnya yang harus dilakukan
adalah mengolah data yang sudah ada. Pengolahan data dimulai dengan proses
tabulasi, yaitu memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka
sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori yang telah ditentukan.

F. Merumuskan dan menyajikan hasil penelitian

1. Laporan Penelitian
Laporan adalah dokumen (sesuatu yang memberikan bukti-bukti) tertulis yang
berfungsi sebagai media komunikasi antara peneliti dan pembaca.Berikut ini
merupakan syarat-syarat penulisan laporan penelitian.
a. Peneliti/penulis harus mengetahui kepada siapa laporan ditunjukkan.
b. Penulis harus menyadari bahwa pembaca tidak mengikuti semua kegiatan
penelitian maka sudah seharusnya langkah demi langkah penelitian dijelaskan
dengan baik.
c. Penulis harus menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan
minat dari pembaca laporan tidak sama.
d. Laporan penelitian merupakan elemen penting dalam proses kemajuan ilmu
pengetahuan maka harus dibuat dengan Bahasa yang komunikatif, baik dan
benar, dan penyusunannya sistematis.
2. Outline/Susunan Laporan
a. Bagian Pendahuluan (Preliminary Materials)

1) Halaman Judul
Pada halaman ini dicantumkan judul penelitian yang ditulis jelas,
ringkas, dan menggambarkan isi. Nama penyusun, nama lembaga, nama
tempat, dan tahun penyususnan laporan.
2) Kata Pengantar
Merupakan uraian pendek dari penulis tentang tujuan penelitian,
masalah yang dihadapi, siapa sponsor ataupun pembimbing, dan ucapan
terima kasih kepada pihak yang membantu penelitian.

3) Daftar Isi
Berisi gambaran menyeluruh tentang isi laporan dan menunjukkan
bagian-bagian laporan sehingga hubungan antara satu dengan yang lainnya
akan dapat diketahui. Semua bagian laporan dicantumkan secara urut sesuai
dengan halamannya.

4) Daftar Tabel, Gambar, dan Grafik


Apabila tidak ada tabel, gambar maupun grafik, maka halaman ini tidak
perlu dibuat.Daftar tabel dibuat nomor urut dan disertai dengan judul tabel
lengkap dengan halamannya.

b. Bagian Isi Laporan (Body of The Paper)

1) Bab Pendahuluan
Pada bagian ini ditampilkan perumusan masalah, ruang lingkup,
kegunaan teoritis, serta kegunaan praktis dari penelitian yang
dilakukan.Bagian ini mencakup latar belakang dan tujuan penelitian.

2) Bab Tinjauan Pustaka


Pada bagian iini memberikan gambaran tentang hal-hal yang sudah
ditulis oleh peneliti lain, dan mengapa penelitian ini penting dilakukan.
Peneliti juga mengungkapkan alur berpikirnya dengan merangkum
penemuan yang telah lalu dan memberikan jembatan dengan apa yang akan
dilakukan.

3) Bab Metodologi Penelitian


Menerangkan tentang subjek, objek, ruang lingkup penelitian, teknik
pengumpulan data, cara pengolahan data dan analisis data yang digunakan.
Metodologi biasanya dikemukakan dalam proposal penelitian (rancangan
penelitian).

4) Bab Pelaksanaan Penelitian


Peneliti menguraikan tentang proses pelaksanaan penelitian, baik
validitas instrument maupun proses pengumpulan dan analisis datanya.

5) Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan


Bab ini merupakan inti dari laporan penelitian karena pada bab ini
peneliti menguraikan seluruh hasil penelitian, membandingkan dan mencari
kaitannya satu dengan yang lain.
6) Bab Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dibuat singkat, padat, dan jelas.Ada kalanya pada bagian
ini diberikan saran-saran pemecahan masalah penelitian untuk dilaksanakan
dan adanya masalah-masalah baru yang perlu diteliti lagi lebih lanjut.

c. Bagian Penutup

1) Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi daftar semua buku sumber yang digunakan untuk
menunjang penelitian yang dilakukan. Hal yang perlu dikemukakan adalah
nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, tempat penerbitan, dan nama
penerbit.

2) Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang perlu diketahui pembaca, antara lain
contoh format kuesioner, format wawancara atau pedoman pengamatan,
serta dokumen penting lainnya, misalnya foto ataupun naskah tertentu.

Kegiatan Siswa 6
1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 orang!
2. Lakukan penelitian berdasarkan konsep dasar penelitian yang telah Anda pelajari pada
bab ini!
3. Amatilah berbagai permasalahan sosial yang ada di sekitar, pilihlah salah satu
permasalahan yang ada untuk dijadikan tema penelitian kelompok Anda! Kemudian,
uraikanlah permasalahan tersebut berdasarkan konsep Sosiologi yang telah Anda
pelajari pada bab sebelumnya!
4. Buatlah instrument penelitian secara sederhana!
5. Lakukan penelitian bersama kelompok Anda!
6. Analisis hasil penelitiannya.
7. Buatlah laporannya.
8. Prsentasikan laporan hasil penelitian tersebut di depan kelas untuk ditanggapi oleh
kelompok lain.

Sumber:
Triyono, Slamet dan Hermanto. 2014. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: PT. Srikandi Empat Widya Utama (SEWU).
Evaluasi Bab IV
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

1. Penelitian merupakan aktivitas dalam menelaah suatu masalah


dengan menggunakan metode ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan
pengetahuan baru dan teruji kebenarannya. Definisi tersebut dikemukakan oleh….
A. Sanapiah Faisal D. Soerjono Soekanto
B. Marzuki E. Koentjaraningrat
C. Sutrisno Hadi
Jawab: A
2. Perhatikan pernyataan berikut.
1) Skeptis 4) Kompeten
2) Ilmiah 5) Sistematis
3) Terencana 6) Analitis

Dari pernyataan tersebut yang termasuk syarat penelitian ditunjukkan oleh nomor….
A. 1, 2, dan 3 D. 2, 3, dan 4
B. 1, 3, dan 4 E. 4, 5, dan 6
C. 2, 3, dan 5
Jawab: C
3. Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan
mengamati langsung dari tingkah orang yang diamati disebut penelitian….
A. Eksperimen D. Historis
B. Observasi E. Deskriptif
C. Survei
Jawab: B
4. Di bawah ini yang termasuk penelitian deskriptis adalah….
A. Pengaruh pekerjaan wanita terhadap jumlah anak yang diinginkan
B. Hubungan antara status pekerjaan dan kesadaran bergotong-royong di Cilacap
C. Persepsi orang tua terhadap meningkatnya kenakalan remaja di Cilacap
D. Hubungan tingkat pendidikan terhadap kecepatan mendapatkan lapangan pekerjaan di
Cilacap
E. Perbandingan pendapatan petani yang menjadi anggota koperasi dan yang tidak
menjadi anggota koperasi di Kecamatan Cilacap utara
Jawab: C
5. Bersedia memberikan bukti-bukti dan siap menerima kritik dan saran dari pihak lain,
merupakan sikap seorang peneliti….
A. Objektif D. Faktual
B. Terbuka E. Jujur
C. Kompeten
Jawab: B
6. Seorang peneliti harus selalu bersikap kritis, maksudnya adalah….
A. Selalu menanyakan bukti dan fakta
B. Dapat menganalisis setiap persoalan yang dihadapi
C. Memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian
D. Dapat memisahkan pendapat pribadi dan fakta
E. Selalu mendasarkan pada logika
Jawab: A
7. Penelitian dengan menggunakan variable yang sengaja dimunculkan melalui percobaan,
merupakan pendekatan….
A. Studi Kasus D. Eksperimen
B. Sampel E. Non Eksperimen
C. Longitudinal
Jawab: D
8. Yang dimaksud fungsi developmental adalah….
A. Upaya menguji pengetahuan untuk mengungkap kebenaran
B. Upaya untuk menemukan sesuatu yang belum ada sebelumnya
C. Upaya menganalisis data
D. Upaya memecahkan masalah yang dihadapi
E. Upaya mengembangkan pengetahuan yang sudah ada agar lebih baik
Jawab: E
9. Berikut ini kriteria judul yang baik, kecuali….
A. Ditulis dengan kalimat pernyataan
B. Singkat, padat, jelas
C. Mengandung variable yang akan diteliti
D. Harus mengandung dua variable
E. Menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian
Jawab: D
10. Perhatikan pernyataan berikut ini.
1) Latar Belakang Masalah 4) Analisis Data
2) Perumusan Masalah 5) Landasan Teori
3) Tujuan dan Manfaat
Dari pernyataan di atas urutan rancangan penelitian yang benar adalah…
A. 1, 2, 3, dan 5 D. 1, 3, 4, dan 5
B. 1, 2, 3, dan 4 E. 2, 3, 4, dan 5
C. 1, 2, 4, dan 5
Jawab: A
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Jelaskan tujuan melaksanakan tujuan pendahuluan!


Jawab:
- Agar peneliti tidak mengulangi hasil penelitian orang lain.
- Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
- Mengetahui di mana data/informasi dapat diperoleh.
- Memahami bagaimana teknik/cara memperoleh data/informasinya.
- Dapat menentukan metode yang tepat untuk menganalisis data.
- Dapat mengambil kesimpulan dengan tepat dan cara memanfaatkan hasil penelitian.
2. Apa yang dimaksud dengan rancangan penelitian sosial?
Jawab: usaha-usaha atau langkah-langkah yang harus dilalui dalam pelaksanaan
penelitian. Rancangan penelitian disusun untuk menentukan tahapan-tahapan dan
pengaturan waktu pelaksanaan secara teratur, terarah, baik, dan benar.
3. Sebutkan peranan penting yang harus dilaksanakan oleh peneliti/pewawancara adalah!
Jawab:
- Menciptakan hubungan yang baik dengan responden/informan
- Menyampaikan semua pertanyaan dalam instrument wawancara secara tepat kepada
responden/informan
- Mencatat dengan tepat dan jelas semua jawaban responden/informan, termasuk
respons non verbal
- Menggali lebih dalam informasi yang diperlukan dari responden/informan
4. Sebutkan perbedaan antara coding dan tabulasi!
Jawab: coding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden
menurut macamnya. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan jawaban responden.
Setelah proses pengkodean selesai, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
mengolah data yang sudah ada. Pengolahan data dimulai dengan proses tabulasi, yaitu
memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat
dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori yang telah ditentukan.
5. Berikan contoh angket terbuka!
Jawab: menurut saudara pekerjaan apa yang paling diminati anak-anak setelah tamat
sekolah?
Ulangan Harian IV

1. Sebut dan jelaskan fungsi penelitian ilmiah!


Jawab:
- Fungsi verifikatif atau pengujian adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menguji
kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada.
- Fungsi eksploratif atau penjajagan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menemukan
sesuatu yang belum ada atau mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu.
- Fungsi development atau pengembangan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Berdasarkan tempat pengumpulan
data, penelitian ilmiah dapat dilakukan di laboratorium, perpustakaan, dan lapangan.

2. Sebut dan jelaskan jenis penelitian berdasarkan metode yang digunakan!


Jawab:
- Penelitian Historik: yaitu penelitian yang berusaha mengkaji peristiwa yang telah
terjadi di masa lalu. Mengkaji peristiwa-peristiwa bersejarah.
- Penelitian Survei: yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari
berbagai individu/kelompok dengan cara angket, wawancara, atau mengambil sampel
dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data.

3. Sebutkan 3 teknik pengumpulan data!


Jawab: wawancara, angket, dan observasi

4. Jelaskan observasi partisipatif!


Jawab: Observasi yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara melibatkan diri atau
terjun langsung ke dalam lingkungan objek yang diteliti. Dalam observasi ini ada dua
macam partisipasi, yaitu pastisipasi sebagian dan partisipasi secara penuh.Partisipasi
sebagian maksudnya peneliti hanya terlibat dengan dengan objek penelitian pada waktu-
waktu tertentu yang sesuai dengan pengambilan data.Sedangkan partisipasi secara penuh
berarti peneliti melibatkan diri secara penuh ke dalam objek pengamatan.Observasi
partsipasi sebagian misalnya, ketika peneliti ingin melihat kehidupan petani, peneliti
tidak harus terlibat secara penuh sebagai petani seperti turun ke sawah, memanen padi,
dan lain-lain, tetapi cukup tinggal bersama mereka kemudian mengamati dan terlibat
dalam kehidupannya.Adapun partisipasi penuh misalnya kita ingin mengetahui kehidupan
gelandangan, maka peneliti terjun langsung dan berbaur dengan mereka.

5. Sebutkan outline/bagian-bagian laporan!


Jawab:
- Bagian pendahuluan: halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, gambar,
dan grafik.
- Bagian isi laporan: bab pendahuluan, bab tinjauan pustaka, bab metodologi penelitian,
bab pelaksanaan penelitian, bab hasil penelitian dan pembahasan, bab kesimpulan dan
saran.
- Bagian penutup: daftar pustaka, lampiran
Remidi

1. Sebut dan jelaskan penelitian berdasarkan tujuannya!


Jawab:
- Basic research/penelitian dasar, yaitu penelitian murni untuk mengembangkan dan
memperdalam suatu ilmu pengetahuan. Contohnya, penelitian tentang tata surya,
genetika, dan lain-lain.
- Applied research/penelitian terapan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengumpulkan informasi dan membantu memecahkan suatu persoalan dalam
kehidupan sehari-hari dan diarahkan untuk penggunaan secara praktis dalam
kehidupan.

2. Jelaskan tentang penelitian lapangan!


Jawab: yaitu penelitian yang dilakukan pada kehidupan yang sebenarnya. Misalnya,
penelitian tentang kehidupan tukang becak di perkotaan, pengaruh kenaikan harga
sembako terhadap masyarakat, dan sebagainya.

3. Jelaskan tentang angket semiterbuka!


Jawab: yaitu suatu bentuk angket yang jawaban atas pertanyaan telah disediakan, tetapi
responden diberi kesempatan untuk memberi jawaban yang lain.

4. Sebutkan tahapan-tahapan dalam pengolahan data!


Jawab: editing, coding (pengkodean data), dan tabulasi data

5. Sebutkan syarat-syarat penulisan laporan penelitian!


Jawab:
- Peneliti/penulis harus mengetahui kepada siapa laporan ditunjukkan
- Penulis harus menyadari bahwa pembaca tidak mengikuti semua kegiatan penelitian
maka sudah seharusnya langkah demi langkah penelitian dijelaskan dengan baik
- Penulis harus menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan minat
dari pembaca laporan tidak sama
- Laporan penelitian merupakan elemen penting dalam proses kemajuan ilmu
pengetahuan maka harus dibuat dengan Bahasa yang komunikatif, baik dan benar,
dan penyusunannya sistematis.
Pengayaan
Tugas Individu
Analisislah mengenai manfaat sosiologi bagi kehidupan bermasyarakat. Buatlah hasil
analisis Anda dalam bentuk laporan penelitian, kemudian kumpulkan kepada guru Anda!
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN

Nama Satuan pendidikan : SMA NEGERI 1 MAYONG


Tahun pelajaran : 2019/2020
Kelas/Semester : X / Semester II
Mata Pelajaran : Sosiologi

Penilaian Kompetensi Sikap

1. Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab,
kerjasama, dan proaktif
2. Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap
kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;

Catatan Penting
Siswa
Tanggal No. Nama Ket.
(Bisa Positif Atau
Negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst

Penilaian Kompetensi Keterampilan (Pertemuan 1)


Pedoman Penskoran
A. Aktif memberi masukan (6)
B. Penggunaan bahasa yang sistematis, baku dan dapat dipahami (6)
C. Sopan santun saat berbicara (6)
D. Kepercayaan diri (6)
E. Menghargai pendapat teman (6)
F. Kerjasama dengan teman kelompok (6)
G. Jawaban logis dan kritis (4)
b. Total skor: 20x5 = 100
No Nama A B C D E F G

Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Kisi-Kisi Ulangan Harian KD 3.4
No Indikator Soal Bentuk Nomor
Peserta didik dapat; Soal Soal Skor
1 Menjelaskan berbagai metode penelitian Uraian U: 1 15
2 Menjelaskan sistematika rancangan penelitian Uraian U: 2 5 (a,
dan laporan penelitian c, d, f)
20 (b,
e)

3 Membuat rumusan pertanyaan penelitian Uraian U:3 15

4 Membedakan berbagai teknik pengumpulan data


5 Mengetahui proses pengolahan data Uraian U: 4, 5 10
Total skor 100

Lembar Kerja 1
Nama kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bacalah jurnal yang telah dibagikan dengan seksama untuk dapat menjawab
pertanyaan di bawah ini!
1. Apa judul jurnal penelitian yang anda analisis?
2. Ceritakan secara singkat latar belakang yang membuat penulis meneliti hal tersebut.
3. Apa pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian yang terdapat dalam jurnal tersebut.
4. Deskripsikan kerangka teoritis yang dikemukakan oleh peneliti.
5. Dekripsikan metode penelitian dari jurnal penelitian tersebut. (untuk mengerjakan lihat
contoh tabel di bawah ini).
Items Penjelasan Alasan peneliti
Jenis penelitian: deskriptif Studi untuk memberikan Untuk dapat
pendekatan kualitatif model gambaran tentang arti dari menjelaskan fenomena
fenomenologi pengalaman-pengalaman yang ada dalam
individu mengenai konsep masyarakat berdasarkan
tertentu perspektif aktor itu
sendiri.
Teknik sampling: purposive Peneliti mencari informan Agar data penelitian
sampling (sampel yang berkompetensi untuk lebih akurat dan
bertujuan) memberikan keterangan. lengkap.
6. Deskripsikan pembahasan atau hasil penelitian dari jurnal tersebut.
7. Apa saran yang kemukakan oleh penulis jurnal tersebut.
8. Ada berapakah referensi yang digunakan oleh penulis dalam jurnal penelitian tersebut?
(lihat tabel di bawah ini).
Jenis referensi
Buku (tercantum nama Jurnal/artikel (tanpa ada Referensi dari internet
penerbit) nama penerbit, jika (blog atau artikel dari
terdapat alamat website internet)
tetap di masukkan dalam
tabel ini)
12 8 1

Lembar Kerja 2
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembelajaran kali ini bertujuan untuk menyusun kerangka rancangan penelitian sebagai rambu-
rambu menulis rancangan penelitian yang sebenarnya. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh
guru untuk mengerjakan lembar kerja ini.

1. Bersama dengan teman kelompok, diskusikanlah sebuah masalah sebagai fokus


penelitian kelompok anda.
Catatan: carilah masalah yang ada disekitar lingkungan kalian,disesuaikan dengan
kemampuan kelompok dan memiliki urgensi (nilai mendesak) untuk diteliti.

2. Carilah referensi penelitian terdahulu yang memiliki tema yang sama dengan kelompok
anda.
a. Apa judul penelitian terdahulu yang menjadi referensi kelompok anda?
b. Deskripsikan hal-hal yang menjadi kesamaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian kelompok anda.
c. Deskripsikan hal-hal yang menjadi perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian kelompok anda.
3. Buatlah kerangka latar belakang masalah dari fokus penelitian yang akan anda teliti
sebagai petunjuk pengembangan latar belakang masalah.
4. Buatlah rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian kelompok anda.
5. Tuliskan tujuan penelitian dari rumusan masalah tersebut.
6. Apa saja manfaat yang diberikan dari kegiatan penelitian yang akan anda lakukan?
Poin-poin di atas tuliskanlah ke dalam Bab 1 kerangka penelitian sesuai dengan sistematika
yang benar.

Lembar Kerja 3
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembelajaran kali ini bertujuan untuk menyusun kerangka rancangan penelitian sebagai rambu-
rambu menulis rancangan penelitian yang sebenarnya. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh
guru untuk mengerjakan lembar kerja ini.
Bersama dengan teman kelompok mu, buatlah Bab II (Kerangka Pustaka dan Kerangka
Pikiran) sesuai dengan tema penelitian kelompok anda. Kerangka Pustaka dan Kerangka
Pikiran terdiri dari:
- Kajian Pustaka: berisi tentang teori dan penjelasan variable-variabel penelitian yang
ditulis berdasarkan referensi karya ilmiah.
- Penelitian yang relevan: berisi tentang kesamaan dan perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti lain dengan tema yang sama dengan kelompok anda. Penelitian
yang relevan dapat menjadi dasar pengembangan argumentasi dan referensi penelitian
kelompok anda.
- Kerangka berpikir: berisi bagan serta penjelasannya untuk memudahkan pembaca dalam
melihat pola pikir peneliti.
LEMBAR PENILAIAN TEMAN KELOMPOK
- Nama :
- Kelas :
Nama teman satu kelompok Prosentase kontribusi

\
Jepara,....Juli 2019
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

Ngaripah,S.Pd.M.M Muhammad Abror Alfan, S.Pd.


NIP. 19641101 198601 2 002 NIP. -

Anda mungkin juga menyukai