01 GDL Alexandria 1577 1 Kti
01 GDL Alexandria 1577 1 Kti
01 GDL Alexandria 1577 1 Kti
Disusun oleh:
Alexandria Daniyanti Maharani
NIM B13001
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi
pada Nn. M Umur 18 tahun dengan Flour Albus di UPTD Puskesmas Nusukan
Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Ketua STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
2. Siti Nurjanah, SST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Arista Apriani, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan
kepada penulis.
4. Ibu Sri Wahyuni, SST. M.Kes, selaku Koordinator KIA UPTD Puskesmas
Nusukan Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis
dalam melakukan Studi Kasus.
5. Nn. M yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan kasus.
6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 2017
Penulis
v
PRODI D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
Alexandria Daniyanti Maharani
B13001
INTISARI
Latar Belakang : Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan
bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya luas menyangkut
berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, Salah satu keluhan klinis
dari infeksi atau keadaan abnormal alat kelamin adalah keputihan (Flour Albus).
Tujuan Studi Kasus : Penulis karya tulis ilmiah bertujuan agar penulis dapat
memberikan asuhan kebidanan pada Nn. M dengan gangguan reproduksi Flour
Albus dengan menggunakan tujuh langkah Varney dan data perkembangan SOAP,
menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata, memberikanalternatif
pmecahan masalah pada kasus Nn. M dengan gangguan reproduksi Flour Albus.
Metodologi Penelitian :Metode yang digunakan yaitu deskriptif dalam bentuk
laporan kasus. Studi kasus dilakukan di UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta
terhadap subyek studi kasus Nn. M umur 18 tahun dengan gaguan reproduksi
Flour Albus pada tanggal 8 maret 2017 – 15 maret 2017 dengan menggunakan
format asuhan kebidanan dan tehnik pengumpulan data antara lain pemeriksaan
fisik, wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan pemeriksaan 1 hari di Puskesmas,
kunjungan ulang setelah 3 hari dan kunjungan ulang ke dua setelah 7 hariyaitu
mengobservasi pengeluaran pervaginam, memberikan KIE tentang perawatan
genetalia, memberikan terapi obat dan menganjurkan klien untuk kunjungan ulang
sebanyak 2 kali. Didapatkan hasil KU baik, kesadaran composmentis, TD 110/80
mmHg, N 80 x/menit, R 20 x/menit, S 36,5 0C, pengeluaran pervaginam Ada cairan
kental, putih keruh, berbau dan gatal. Dan evaluasi setelah pelaksanaan asuhan
yaitu Flour Albus sudah sembuh, klien bersedia tetap menjaga kebersihan
vaginanya dan klien bersedia datang ke tenaga kesehatan bila ada keluhan.
Kesimpulan : Dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu dengan
gangguan reproduksi Flour Albus diperoleh bahwa terdapat kesenjangan antara
teori dan kasus antara lain yaitu pada pemeriksaan penunjang seharusnya
dilakukan pemeriksaan pH vagina, tetapi nyatanya pada penanganan kasus
tersebut tidak dilakukan pemeriksaan pH.
Kata Kunci :Asuhan Kebidanan, Gangguan Reproduksi, Flour Albus
Kepustakaan : 22 Literatur (2007 – 2015)
vi
MOTTO
1. ALLAH mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal – soal yang
meragukan dan tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya (nabi
Muhammad SAW)
2. Sesuatu akan menjadi kebanggaan, jika sesuatu itu dikerjakan dan bukan
hanya dipikirkan. Sebuah cita – cita akan menjadi kesuksesan, jika kita
awali dengan bekerja untuk mencapainya, bukan hanya menjadi impian.
3. Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang
disertai dengan Doa, karena sesunggunya nasib seseorang manusia tidak
akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan :
1. Ayah, ibu, ibu mertua, adik, suami dan anakku tercinta, terima kasih untuk
segalanya, doa dan dukunganmu sangatlah berarti bagiku hingga aku
melangkah selama ini.
2. Ibu Arista Apriani, SST., M.kes dan Ibu Ika Budi Wijayanti, SST. M.,Sc
terima kasih untuk segala bumbingan dan nasehatnya.
3. Dosen – dosen yang telah memberikan motivasi, selalu peduli dan
perhatian, ucapan terima kasih yang tak terhingga atas ilmu yang telah
kalian berikan.
4. Buat teman – temanku tercinta yang selama ini selalu ada didekatku saat
sedih, susah dan senang.
5. Terima kasih untuk almamaterku tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. SD N Banyuangung I Surakarta LULUS TAHUN 2003
2. SMP Kanisius I Surakarta LULUS TAHUN 2006
3. SMK N 6 Surakarta LULUS TAHUN 2009
4. D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun 2013
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI .................................................................................... vi
MOTTO .................................................................................... vii
CURICULUM VITAE .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ....................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus ..................................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus ..................................................................... 5
ix
D. Waktu Studi Kasus ........................................................................ 41
E. Instrumen Studi Kasus .................................................................. 41
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 41
G. Alat-alat yang dibutuhkan ............................................................. 44
H. Jadwal Penelitian ........................................................................... 45
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus .............................................................................. 40
B. Pembahasan .................................................................................. 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 40
B. Saran ............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA). Sebagai ketetapan yang
dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapatkan bayi
tanpa resiko apapun atau well health mother dan well born baby dan
wanita di dunia pasti menderita keputihan / Flour Albus paling tidak sekali
seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau
lebih. Pada dasarnya dalam keadaan normal, organ vagina memproduksi cairan
yang berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna dan jumlah tidak
penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi dan bukan
1
2
berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal.
Ini karena terjadi infeksi yang disebabkan kuman, bakteri, jamur atau infeksi
alat – alat kontrasepsi sehingga menimbulkan cairan yang berlebihan. Pada tipe
keputihan ini, cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan. Biasanya diiringi
serta luka daerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke
Berdasarkan data statistik Indonesia 2008 dari 43,3 juta jiwa remaja
seksual yang merupakan salah satu terjadinya Flour Albus (BBKN, 2009).
periksa dari bulan Oktober 2015 sampai Oktober 2016 jumlah pasien yang
periksa gangguan reproduksi sebanyak 348 orang antara lain Flour Albus178
orang (51,1%), infeksi saluran kencing 158 orang (45,4%), gangguan haid 12
orang (3,4%).
Albus maka penulis tertarik untuk melakukan Studi Kasus dengan judul “
3
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu
Nusukan Surakarta.
Nusukan Surakarta.
1. Bagi penulis
18 tahun dengan Flour Albus dan dapat menerapkan teori dan praktek
5
kebidanan.
2. Bagi profesi
a. Bagi Puskesmas
Albus.
b. Bagi Pendidikan
dan data perkembangan SOAP. Hasil dari kasus ini setelah dilakukan
6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kesehatan Reproduksi
a. Pengertian
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran
dihadapi oleh pria. Dalam setiap fase atau masanya wanita memiliki
siklus menstruasi yang kurang teratur; dari siklus yang satu dengan
7
8
1) Amenore
2) Disminore
3) Menoragi
disfungsional.
4) Metroragi
menstruasi.
9
5) Oligomenore
hanya sedikit.
6) Sindrom Pramenstruasi
7) Flour Albus
2. Flour Albus
gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar, kerap
KB. Flour Albus ini tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan
a) Infeksi
Virus.
c) Benda asing
d) Kanker
e) Menopause
penyerta.
anatara lain :
4) Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas saat
6) Sekret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel – sel mati,
setiap buang air dan mandi. Jangan lupa untuk tetap menjaga
harum atau tisu toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
bisa muncul lewat air yang tidak bersih. Jadi, bersih bak mandi,
ember, ciduk, water torn dan bibir kloset dengan antiseptik untuk
tidak akan mengganggu. Masalah baru ketika kondisi asam ini turun
bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet,
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga ringan,
berkepanjangan.
menular seksual.
4) Biasanya membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air
vagina.
1. Pengertian
tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada
komperhensif dan aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan
a. Langkah I : Pengkajian
1) Data Subjektif
a) Identitas Pasien
dengan pendidikannya
b) Keluhan Utama
c) Riwayat Menstruasi
progesteron.
d) Riwayat Perkawinan
lahir rendah.
f) Riwayat KB
g) Riwayat Kesehatan
(Cahyani, 2012)
(1) Nutrisi
(2) Eliminasi
(3) Istirahat
(5) Aktivitas
i) Data Psikologis
2) Data Objektif
a) Pemeriksaan fisik
(Sulistyawati, 2009)
(2) Kesadaran
(b) Suhu
(c) Nadi
(Astuti, 2012).
(d) Pernafasan
b) Pemeriksaan Sistematis
(1) Kepala
(a) Rambut
(b) Muka
(c) Mata
(d) Hidung
(Astuti, 2012).
(e) Telinga
(2) Leher
tumor.
27
(4) Ekstremitas
(1) Abdomen
(Astuti, 2012).
(2) Anogenital
(3) Inspeculo
(4) Anus
d) Pemeriksaan Penunjang
1) Diagnosa Kebidanan
pernah keguguran.
(Shadine,2012).
(Shadine, 2012).
(Shadine, 2012).
(Manuaba, 2009).
30
a) Data Obyektif
umumnya baik.
composmentis.
(3) TTV
(Shadine, 2012).
(5) Inspeculo
2) Masalah
3) Kebutuhan
e. Langkah V : Perencanaan
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi
pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga ringan,
berkepanjangan.
33
menular seksual.
berkembang biak.
4) Biasanya membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air
vagina.
f. Langkah VI : Pelaksanaan
menyebabkan iritasi.
menggunakannya.
Flour Albus sudah berkurang tidak ada infeksi lanjutan, klien merasa
S : Subjektif
melalui anamnesa
diagnosa.
O : Objektif
c) Data ini memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang
A : Assesment
disimpulkan.
P : Planning
berdasarkan assesment.
38
a) Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk
b) Implementasi
klien.
c) Evaluasi
mencapai tujuan.
C. Landasan Hukum
dalam kasus gangguan sistem reproduksi dengan indikasi Flour Albus, bidan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi
Subjek studi kasus adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti
menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arikunto, 2013). Subjek dalam
40
41
Suatu peneliti seringkali memerlukan waktu yang lebih lama dari yang
2017.
1. Data primer
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
42
2) Palpasi
3) Auskultasi
b. Wawancara
c. Observasi
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Saryono, 2011).
a. Studi dokumentasi
yang diambil dari catatan atau status pasien dan rekam medik pasien
c. Studi kepustakaan
berikut :
a. Spigmomanometer
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Handscoon steril
f. Kom kecil
g. Bengkok
a. Buku tulis
b. Bolpoint
H. Jadwal Penelitian
menyusun studi kasus, sampai dengan penulisan laporan studi kasus, beserta
45
Ruangan : KIA
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1) Nama : Nn. M
2) Umur : 18 tahun
3) Agama : Kristen
4) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
5) Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : Mahasiswa
1) Keluhan utama
46
47
2) Riwayat Menstruasi
umur 13 tahun
28 hari.
per hari
menstruasi
3) Riwayat Perkawinan
6) Riwayat Penyakit
penyakit kelamin.
keturunan kembar.
e) Riwayat operasi
a) Nutrisi
menu nasi, sayur, lauk dan minum 7-8 gelas sehari dan tidak
b) Eliminasi
saat ini.
c) Istirahat
malam ± 8 jam.
d) Personal Hygiene
sekali.
e) Aktivitas
8) Data Psikologis
keadaannya.
1) Status Generalis
b) Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/menit S : 36,50 C
d) BB : 52 kg
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
rontok
51
muda
f) Leher
(1) Dada
(2) Axilla
(3) Abdomen
(4) Anogenital
5. Pengeluaran pervaginam
(b) Inspeculo
(d) Anus
(5) Ekstremitas
d. Pemeriksaan Penunjang
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar :
Data Subjektif
keadaannya.
Data Objektif
2) Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/menit S : 36,50 C
54
4) BB : 52 Kg
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. Diagnosa Potensial
Infeksi genetalia seperti bengkak pada vagina, nyeri dan terdapat jaringan
luka.
5. Perencanaan
b. Pukul 09.22 WIB : Beri KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah
d. Pukul 09.26 WIB : Beri penjelasan moril pada Nn. M agar tidak
f. Pukul 09.28 WIB : Anjurkan pada Nn. M untuk kontrol 3 hari lagi.
6. Pelaksanaan
kewanitaan.
EVALUASI
kebersihan kewanitaannya.
c. Pukul 09.49 WIB : Nn. M sudah diberikan support mental dan Nn. M
e. Pukul 09.53 WIB : Terapi obat sudah diberikan dan Nn. M bersedia
f. Pukul 09.55 WIB : Nn. M bersedia kontrol ulang 3 hari lagi pada
DATA PERKEMBANGAN I
(KUNJUNGAN ULANG I)
S : Subyektif
sedikit berbau.
2. Nn. M mengatakan sudah cebok dengan benar yaitu cebok dari depan
kebelakang.
O : Obyektif
2. Kesadaran : composmentis
N : 80 x/menit S : 36,40 C
A : Asessment
P : Planning
EVALUASI
4. Nn. M bersedia untuk kontrol ulang 4 hari lagi pada tanggal 15 Maret
2017.
59
DATA PERKEMBANGAN II
(KUNJUNGAN RUMAH)
S : Subyektif
benar.
O : Obyektif
2. Kesadaran : composmentis
N : 80 x/menit S : 36,40 C
A : Asessment
P : Planning
kewanitaannya.
60
sembuh.
EVALUASI
S : Subyektif
O : Obyektif
2. Kesadaran : composmentis
N : 80 x/menit S : 36,40 C
A : Asessment
P : Planning
oleh Nn. M sudah membaik dan tidak ada tanda – tanda yang mengarah
ke infeksi genetalia.
EVALUASI
nyaman.
rutin.
B. PEMBAHASAN
dengan cara membandingkan teori yang ada dengan praktek yang dilakukan
dan evaluasi.
sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif
dan efisien khususnya pada asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Nn.
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
keluhan utamanya Nn. M merasa tidak nyaman, gatal, berbau dan bahkan
terkadang terasa perih (Shadine, 2012). Pada kasus keluhan utama yaitu Nn.
lendir kental yang berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan gatal pada
dilahan.
dan sesudah haid akan mengalami keputihan. Hal ini disebabkan karena
kelenjar didalam vagina aktif dan pengaruh dari hormon estrogen dan
praktek dilahan.
yaitu keputihan yang dibiarkan dan tidak segera diatasi maka dapat
berat bayi lahir rendah. Pada Nn. M belum pernah hamil, sehingga tidak
akseptor KB Pil dan IUD juga menimbulkan keputihan pada wanita. Pada
menimbulkan rasa nyeri dan pedih saat BAK. Pada Nn. M sebelum
mengalami keputihan BAK 5 – 6 kali sehari warna kuning jernih dan BAB 1
kali sehari konsistensi lunak, serta tidak ada keluhan apapun sebelum dan
saat ini, sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan.
dikaitkan dengan perilaku tidak higenis atau infeksi jamur. Pada Nn. M
mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti baju 2x sehari dan keramas 3x
hanya dengan air tanpa sabun pencuci vagina, tetapi cara ceboknya masih
belum benar dari arah depan kebelakang dan saat ini setelah BAK cebok
darah genetalia selalu basah dan terasa gatal. Pada Nn. M merasa cemas dan
b. Data Obyektif
Pada kasus Nn. M data Obyektif adalah data yang didapatkan untuk
dan nyeri yang dapat terasa didaerah vulva dan paha, perineum (kulit
diantara vagina dan anus), dapat pula disertai nyeri saat berkemih dan
keruh, berbau dan gatal. Sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek dilahan.
(Muslihatun dkk, 2009). Pada kasus Flour Albus ditemukan keluar cairan
yang berlebihan dari vagina (Shadine, 2012). Pada kasus Nn. M tidak
2. Interpretasi Data
dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data
a. Diagnosa Kebidanan
b. Masalah
merasakan cemas karena daerah genetalia yang selalu basah dan terasa
keadaannya.
c. Kebutuhan
moril dan KIE cara menjaga personal hygiene. Sedangkan pada Nn. M
kebutuhan yang diberikan yaitu memberi support mental dan KIE cara
Sehinggan pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan anatara teori dan
praktek dilahan.
3. Diagnosa Potensial
Pada diagnosa potensial yang mungkin terjadi dari Flour Albus yaitu
pedih saat buang air kecil (Shadine, 2012). Pada kasus Nn. M dengan
terdapat jaringan luka, sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
4. Antisipasi
parasit. Pada kasus Nn. M antisipasi yang diberikan yaitu Calcium lactate 500
praktek dilahan.
5. Perencanaan
yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang
wanita tersebut yaitu apa yang akan teradi berikutnya (Ambarwati dan
a. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga ringan, istirahat
seksual.
d. Biasanya membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari
f. Hindari penggunaan bedak talk, tisu atau sabun dengan pewangi pada
menggunakannya.
70
Obat untuk Flour Albus patologis karena iritasi candida diberikan terapi
Metronidazol.
tetap bersih dan kering, diberi support mental, diberi penjelasan moril agar
obat calcium lactate 500 mg 2x1 (10 tablet), metronidazole 500 mg 2x1
(10 tablet), anjurkan untuk control 3 hari lagi. Sehingga pada langkah ini
6. Pelaksanaan
perencanaan yang telah dibuat diatas. Ada langkah ini penulis menemukan
7. Evaluasi
Albus diantaranya :
Maret 2017 sampai tanggal 15 Maret 2017 pada Nn. M umur 18 tahun dengan
maka hasil asuhan yang didapat yaitu keputihan sembuh, Nn.M bersedia
klien maka dari hasil evaluasi tidak ditemukan kesenjangan anatar teori dan
praktek dilapangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lendir kental yang berlebihan, berwarna ptih keruh, berbau dan merasa
minggu yang lalu sering keluar lendir kental yang berlebihan, berwarna
ptih keruh, berbau dan merasa gatal pada alat genetalianya, data psikologis
36,50C, keluar lendir kental yang berlebihan, berwarna putih keruh, berbau
dan terasa gatal pada alat genetaliannya. Masalah yang timbul adalah Nn.
72
73
tetap bersih dan kering, berikan support mental, beri penjelasan agar tidak
support mental dan merasa lebih tenang, Nn. M bersedia untuk tidak
diberikan dan Nn. M bersedia minum obat secara teratur, Nn. M bersedia
apapun, tidak terjadi peradangan yang menimbulkan rasa perih dan pedih
saat BAK, tidak ada infeksi jamur, tidak melakukan olahraga berlebihan
tidak terdapat rasa panas dan nyeri didaerah vagina dan paha, tidak
saat BAK. Pada antisipasi tidak diberikan terapi obat golongan flukanazol.
praktek yaitu : Penulis memberikan saran untuk lahan agar pelayanan yang
B. Saran
1. Bagi Pasien
sehat.
2. Bagi Profesi
Kepada :
Calon Responden
Di UPTD Puskesmas Nusukan
Surakarta
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Alexandria Daniyanti Maharani
NIM : B13001
Mahasiswa Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang akan
mengadakan study kasus yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Nn. M umur
18 tahun dengan Flour Albus di UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta “ sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam
study kasus ini dibutuhkan partisipasi Nn. M yang mengalami gangguan reproduksi Flour Albus di
UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta. Informasi yang diberikan nanti akan dijamin kerahasiaannya dan
tidak ada orang lain yang membacanya kecuali peneliti sendiri dan semua data digunakan untuk
kepentingan studi kasus.
Apabila Nn. M setuju berpartisipasi maka saya mohon untuk bersedia menandatangani lembar
persetujuan mengenai ketersediaan menjadi responden.
Atas perhatiaan dan kesediannya peneliti ucapkan terima kasih.
Alexandria D.M
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Waktu : 15 menit
Sasaran : Klien
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan peserta dapat mengerti dan
memahami tanda dan bahaya dari keputihan dan mengetahui cara menjaga diri agar keputihan tidak
C. Metode : Ceramah
D. Media : Leaflrt
E. Materi : Terlampir
F. Kegiatan Penyuluhan
tujuan penyuluhan
d) Menyebutkan materi/pokok
teratur.
Materi:
1. Pengertian Keputihan
2. Jenis-jenis keputihan
4. Penyebab keputihan
5. Cara Mengatasi
selanjutnya
Mengucapkan terimakasih
salam
G. Evaluasi
Jawab :
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah.
3) Tidak berbau
4) Tidak gatal
3) Terasa gatal
6) Jumlahnya banyak
7)
H. Referensi
http://akubaiq.blogspot.co.id/2012/11/sap-keputihan-pada-remaja.html
A. Pengertian
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan bukan
penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan.
B. Terjadinya Keputihan
Pada daerah kewanitaan terdapat bakteri yang baik yang disebut dengan basil Doderlein.
Dalam keadaan normal jumlah basil ini cukup dominan dan membuat lingkungan vagina bersifat
asam sehingga vagina mempunyai daya proteksi yang cukup kuat. Disamping itu vagina juga
mengeluarkan sejumlah cairan yang berguna untuk melindungi diri terhadap infeksi.
C. Jenis-jenis keputihan
1. Bersifat FISIOLOGIS (keputihan normal) adalah keputihan yang terjadi pada masa
ovulasi yaitu kurang lebih 12 - 14 hari setelah menstruasi. Pada saat terangsang seksual
atau mengalami stres emosional. Keputihan seperti ini wajar terjadi pada wanita.
keluarnya lendir secara berlebihan, berwarna putih dan berbau, gatal, jarang terjadi rasa
nyeri.
Keputihan bukan merupakan penyakit melainkan suatu gejala. Gejala keputihan tersebut dapat
disebabkan oleh:
c. Tidak berbau
d. Tidak gatal
c. Terasa gatal
f. Jumlahnya banyak
E. Penyebab keputihan
Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal pada kemaluan.
Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang. Biasanya, penyakit kencing
Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir kloset. Cairan keputihan
sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena
parasit tidak menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.
3. Bakteri Gardnella
Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan kebauan, berair, berbuih,
dan berbau amis. Dapat memicu munculnya penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoe.
Kebersihan yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena
kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah
menyebar.
Pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat menimbulkan sistem
6. Stres
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak mengalami stress maka
timbulnya keputihan. wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang
7. Alergi
Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara sengaja
atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, rambut kemaluan, benang yang berasal
dari selimut, celana dan lainnya. Bisa juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan
Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan, misalnya peradangan,
Tumor (misalnya papiloma, sering menyebabkan keluarnya cairan encer, jernih, dan tidak
berbau), kanker rahim atau kanker serviks (leher rahim) (cairan yang keluar bisa banyak
Keadaan tersebut menyebabkan menghilangnya suasana asam sehingga vagina dan uretra
mudah terinfeksi dan sering timbul gatal. Akibat rasa gatal divagina, maka garukan yang
menyebabkan keputihan. Kekurangan atau hilangnya estrogen karena remaja putri masih
keputihan selama beberapa tahun sebelum dan sesudah menarche (haid pertama)
F. Cara Mengatasi
a. Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga agar tetap kering untuk
b. Saat menstruasi biasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab.
c. Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah timbulnya iritasi pada vagina.
bahan kimia terlalu berlebihan, karena hal itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan
e. Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke belakang
f. Menjaga kuku tetap bersih dan pendek. Kuku dapat terinfeksi Candida akibat garukan pada
kulit yang terinfeksi. Candida yang tertimbun dibawah kuku tersebut dapat menular ke
a. Apabila celana dalam yang dipakai sudah terasa lembab sebaiknya segera diganti dengan
b. Menghindari pemakaian pakaian dalam atau celana panjang yang terlalu ketat karena dapat
c. Tidak duduk dengan pakaian basah(misalnya: selesai olahraga dan selesai renang karena
d. Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun karena katun menyerap kelembaban dan
a. Menghindari seks bebas atau berganti–ganti pasangan tanpa menggunakan alat pelindung
seperti kondom.
b. Mengendalikan stres
c. Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan serangan infeksi.
d. Mengkonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi gula dan
e. Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang.Kegemukan dapat membuat kedua paha
tertutup rapat sehingga mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan kelembaban sekitar
vagina.
diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotik tersebut sampai habis sesuai dengan yang
diresepkan agar bakteri tidak kebal dan keputihan tidak datang lagi.
Lampiran 9
PERSONAL HYGIENE
Waktu : 30 menit
Sasaran : Klien
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai personal hygiene diharapkan klien memahami mengenai
C. Metode : Ceramah
D. Media : Leaflet
E. Materi : Terlampir
F. Kegiatan Penyuluhan
penyuluhan memperhatikan
hygiene Memperhatikan
-- - Jenis-jeneis personal
hygiene
3. -Tujuan perawatan
personal hygiene
4. -Faktor-faktor yang
mempengaruhi personal
hygiene,
menjawab jawaban
-Menanyakan kembali
-Mengulangi atau
menyimpulkan hal-hal
yang penting
-Salam penutup
G. Evaluasi
Jawab :
Personal hygiene (kebersihan perorangan) adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
d. Mencegah penyakit
e. Menciptakan keindahan
H. Referensi
http://geeeta.blogspot.co.id/2015/06/satuan-acara-penyuluhan-sap-personal.html
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Personal hygiene (kebersihan perorangan) adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemeliharaan
hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti pada
orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau kelainan fisik
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan
memelihara perawatan rambut sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bersampo (minimal 2 kali
seminggu) adalah cara-cara dasar higienis untuk perawatan kulit rambut dan kepala.
2. Perawatan Mata.
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan
washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi
biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi
dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan
sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak
dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka dapat meletakkan kain yang lembab atau
kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung
jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera serius.
3. Perawatan Hidung.
dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Cegah klien jangan
mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai
gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung
adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
4. Perawatan Telinga.
Potonglah kuku kaki dan tangan yang pendek dan memperhatikan sudut – sudutnya.
6. Perawatan Genitalia.
b. Gunakan celana dalam yang bahan kainnya dapat menyerap keringat serta jangan ketat
(kalau bisa terbuat dari katun) serta ganti ketika terasa lembab.
c. Pada pasien yang menggunakan kateter atau tidak mampu ke kamar mandi.
d. Ganti celana dalam apabila celana dalam basah dan saat BAK/BAB.
a. Membersihkan kulit dari bakteri, mengurangi keringat dan sel kulit yang mati yang
a. Anjurkan pasien untuk sikat gigi atau kumur - kumur setiap selesai makan.
b. Pada pasien tidak sadar bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi
dengan air segar.. Bersihkan permukaan penguyah dan permukaan dalam pertama.
Bersihkan atap mulut dan bagian dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari
menyebabkan reflex muntah bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena
2. Praktik social
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
3. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
4. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
Lampiran 11
DOKUMENTASI