Anda di halaman 1dari 13

SOP KLINIK PERIODONSIA

A. PEMERIKSAAN KLINIS – INTERPRETASI HASIL FOTO RONTGEN

No. Item pemeriksaan Pedoman pemeriksaan Keterangan

1 Kedalaman probing 1. Alat untuk mengukur kedalaman Sulkus: < 3mm


probing: probe UNC-15 / WHO Poket: > 3mm
2. Prosedur pemeriksaan:
a. Probe dipegang dengan modified
pen grasp, finger rest pada gigi
berdekatan dalam satu rahang.
b. Probe dimasukkan kedalam
sulkus gingiva dengan tekanan
ringan (0.25N), menempel
permukaan gigi, sejajar sumbu
gigi, sampai menyentuh dasar
poket, kemudian digerakkan
dengan cara walking stroke.
c. Walking stroke dilakukan dari
distofasial kearah mesiofasial,
kemudian mesiolingual kearah
disto lingual.
d. Kedalaman probing dicatat pada 6
sisi (distofasial, midfasial,
mesiofasial, mesiolingual,
midlingual, distolingual).
e. Kedalaman probing diukur dari
margin gingiva hingga dasar
poket.
f. Nilai kedalaman probing
ditentukan berdasarkan
kedalaman terbesar pada masing-
masing sisi.

2 Bleeding on 1. Pemeriksaan BOP dilakukan Perlu diajarkan


probing (BOP) bersamaan dengan pemeriksaan pemeriksaan BOP
kedalaman probing. dengan indeks PBI
2. Ada/tidaknya perdarahan ditunggu 60
detik setelah probing.
3. Tanda: (+): ada perdarahan; (-): tidak
ada perdarahan.

3 Resesi gingiva Prosedur pemeriksaan: Penentuan derajad


a. Resesi diukur dengan menggunakan resesi berpedoman
probe (UNC-15). pada: klasifikasi
b. Probe dipegang dengan modified Miller, 1985
pen grasp, dengan finger rest pada
gigi berdekatan dalam satu rahang.
c. Resesi yang diukur adalah visible
recession, yaitu dari CEJ hingga
margin gingiva.
d. Pemeriksaan dilakukan pada fasial
dan lingual/palatal.
e. Tanda: (+): ada resesi (...mm); (-):
tidak ada resesi.

4 Gingival Skor gingival enlargement: Penentuan derajad


enlargement 0: tidak ada enlargement. gingival enlargement
1: enlargement pada papila interdental. berpedoman pada:
2: enlargement pada papila interdental. klasifikasi
dan margin gingiva. Bokenkam &
3: enlargement meliputi ¾ mahkota atau Bohenhorst, 1994
lebih. (Carranza’s clinical
periodontology,
2012; p.84)

5 Kegoyangan gigi Prosedur pemeriksaan: Penentuan derajad


a. Kegoyangan gigi ditentukan kegoyangan gigi
menggunakan 2 handle instrument, berpedoman pada:
atau 1 handle instrument dan 1 ujung
jari tangan (digital), digerakkan secara klasifikasi Miller,
horisontal (bukolingual/mesiodistal) 1950
dan vertikal (ditekan kedalam soket).
b. Skor kegoyangan gigi:
0: tidak ada kegoyangan.
1: kegoyangan fisiologis.
2: kegoyangan arah horisontal
(< 1mm).
3: kegoyangan arah horisontal
(> 1mm) dan vertikal (dapat ditekan
kedalam soket).

6 Loss of attachment 1. Alat untuk mengukur loss of


/ clinical attachment attachment / clinical attachment loss:
loss probe UNC-15.
2. Prosedur pemeriksaan:
a. Probe dipegang dengan modified
pen grasp, dengan finger rest pada
gigi berdekatan dalam satu rahang.
b. LoA di ukur dari CEJ hingga dasar
sulkus/poket.

7 Furcation 1. Alat untuk memeriksa furcation Penentuan derajad


involvement involvement: probe nabers. furcation
2. Prosedur pemeriksaan: involvement
a. Probe dipegang dengan modified berpedoman pada:
pen grasp, dengan finger rest pada klasifikasi Glickman,
gigi berdekatan dalam satu rahang. 1953
b. Probe dimasukkan menyusuri area
furkasi, menempel permukaan gigi
sampai menyentuh dasar furkasi
secara horisontal.

8 Gingiva berkeratin Alat yang digunakan: probe UNC-15.


Gingiva berkeratin diukur dari margin
gingiva hingga MGJ.

9 Gingiva cekat Alat yang digunakan: probe UNC-15.


Gingiva cekat diukur dari proyeksi dasar
sulkus/poket pada permukaan gingiva
kearah vestibular hingga MGJ.
Gingiva cekat = lebar gingival berkeratin
dikurangi kedalaman probing.

10 Malposisi Prosedur pemeriksaan: Panduan: Andrew’s


Anamnesis + pemeriksaan klinis. law
11 Maloklusi Prosedur pemeriksaan: klinis. Panduan: Andrew’s
Perlu diperiksa: deep bite, cross bite, law
open bite, edge to edge.

12 Migrasi Prosedur pemeriksaan:


Anamnesis + pemeriksaan klinis

13 Oklusi Prosedur pemeriksaan:


Pada oklusi sentris, bila terdapat gigitan
<50% maka terdapat prematur kontak
pada gigi yang berkontak.

Penetuan traumatik oklusi


Jari telunjuk operator dimasukkan pada
area vestibular gigi yang dicurigai
adanya traumatik oklusi, kemudian
pasien diminta menggigit dalam posisi
oklusi sentrik (Jika ada kontak prematur,
maka akan terasa fremitus/getaran.

Jika telah terbukti terdapat TFO dengan


pendukung foto ronsen maka dilakukan
prosedur occlusal adjustment.

14 Artikulasi Prosedur pemeriksaan:


Pada excursive movement, bila terdapat
gigitan <50% maka terdapat blocking
pada gigi yang berkontak.

Jika telah terbukti terdapat TFO dengan


pendukung foto ronsen maka dilakukan
prosedur occlusal adjustment.

15 Keradangan Dinilai berdasarkan perubahan warna


dari gingiva normal, hilangnya stipling
dan oedematous.

16 Plak Indeks yang digunakan:


Plak Indeks (Silness & Loe, 1964)

17 Kalkulus Kalkulus supragingival: visual


Kalkulus subgingiva:
a. Dengan menggunakan
sonde/explorer.
b. Sonde dipegang dengan modified pen
grasp, dengan finger rest pada gigi
berdekatan dalam satu rahang.
c. Sonde digerakkan menyusuri
permukaan gigi secara horisontal
hingga dasar dari kalkulus secara.
d. Bisa juga dilakukan dengan bantuan
udara dari threeway syringe untuk
dapat dilihat secara visual.

18 Titik kontak Diperiksa kontak tidak baik atau tidak


proksimal ada kontak.
Dilihat dari sisi mesial gigi tersebut.

19 Vitalitas Prosedur pemeriksaan:


Motode 1: menggunakan EPT
Metode 2: Tes termal

20 Retensi makanan Visual, ada atau tidak (+ / -)


(food retention) Secara klinis mudah lepas dengan
bantuan semprotan air dari threeway
syringe

21 Impaksi makanan Visual, ada atau tidak (+ / -)


(food impaction) Pada daerah interdental yang lebar,
terdapat plunger cusp

22 Food entrapment Visual, ada atau tidak (+ / -)


Pada daerah interdental gigi berdesakan

23 Hipersensitivitas Prosedur pemeriksaan:


dentin a. Area gigi diisolasi dengan cotton roll
b. Dikeringkan dengan cotton pellet
c. Diberi hembusan udara pada area
servikal gigi / menggunakan tes termal
dingin / dengan alat sonde digerakkan
pada area servikal
d. Kemudian pasien dikonfirmasi dengan
dilihat dan ditanya responnya
Pemeriksaan Foto Ronsen
No. Gambaran Interpretasi keterangan
1 Lamina dura Kontinyu atau diskontinyu

2 Alveolar crest Posisi normal alveolar crest adalah


1-2mm apical CEJ

3 Pola resorpsi tulang Horizontal


Vertikal/Angular
Crater

4 Rasio mahkota/ akar Normal 1:3


yang didukung tulang Untuk gigi tertentu normal 1:2

5 Furcation Derajad furkasi : Penentuan derajad


involvement 1. Tidak ada perubahan furcation
2. Bisa ada atau tidak, jika ada maka involvement
berupa penurunan densitas pada berpedoman pada:
area furkasi klasifikasi
3. Area radiolusen pada furkasi Glickman, 1953
4. Area radiolusen pada furkasi

6 Periodontal space Normal rerata 0,2mm

7 Abses Periodontal Area radiolusen berbatas diffuse pada


area lateral/apikal gigi dengan bone loss
pada area marginal
B. RENCANA PERAWATAN – TATA LAKSANA PERAWATAN

1. Scaling root planing manual

Persiapan alat 1. Alat standar (kaca mulut, pinset, sonde)


2. Sickle scaler
3. Kuret gracey (no disesuaikan)
4. Contra angle low speed
5. Rubber polishing cup
6. Hoe
7. Chisel

Supra gingiva : menggunakan sickle scaler, chisel


Subgingiva : menggunakan hoe dan kuret

Persiapan bahan 1. Pasta poles


2. Povidone iodine

Persiapan pasien : Posisi pasien

Persiapan operator 1. Masker dan sarung tangan


2. Cuci tangan dengan 6 langkah WHO
3. Posisi operator sesuai regio yang dikerjakan

Persiapan scaling Penggunaan antiseptik


Prosedur scaling 1. Berkumur povidone iodine / chlorhexidine
2. Tumpuan dan sandaran jari (sesuai regio)
3. Sisi tajam menghadap ke gigi
4. Anggulasi alat untuk scaling dan penghalusan akar 45-90
derajat
5. Sisi tajam digerakan dengan gerakan pendek dan kuat ke
arah vertikal ke arah koronal atau oblique (untuk
penghalusan akar /root planing arah horisontal)
6. Eksplorasi menggunakan sonde untuk mengecek masih
ada atau tidaknya kalkulus

Prosedur poles Melakukan polishing dengan rubber cup dan pasta poles,
dengan cara:
Aplikasikan pasta poles ke permukaan gigi dengan rubber cup,
setelah itu rubber cup digerakan memutar pada permukaan
gigi menggunakan contra angle low speed.
2. Scaling ultrasonic

Persiapan alat Ultrasonic scaler portable + tip universal

Persiapan alat dan Pasta poles, povidone iodine, saliva ejector


bahan

Persiapan operator Masker dan sarung tangan


Cuci tangan dengan 6 langkah WHO

Persiapan alat 1. Menghidupkan ultrasonic scaler (alat keadaan on)


ultrasonic scaler 2. Memasang tip pada handpiece ultrasonic
3. Mengecek besar aliran air dan besar getaran alat yang
diperlukan

Persiapan scaling 1. Berkumur povidone iodine / chlorhexidine


2. Tumpuan dan sandaran jari (sesuai regio)
3. Sisi samping tip scaler berkontak ringan tanpa tekanan pada
permukaan gigi dan kalkulus dengan gerakan horisontal ,
vertikal dan oblique.
4. Tip scaler tidak boleh berada pada 1 titik terlalu lama
5. Eksplorasi menggunakan sonde untuk mengecek masih ada
atau tidaknya kalkulus

Prosedur poles Melakukan polishing dengan rubber cup dan pasta poles, dengan
cara:
Aplikasikan pasta poles ke permukaan gigi dengan rubber cup,
setelah itu rubber cup digerakan memutar pada permukaan gigi
menggunakan contra angle low speed.
3. Kuretase

Persiapan alat dan Alat :Kuret gracey (no disesuaikan), alat diagnostic standart
bahan Bahan: spuit, obat anestesi, povidone iodine/chlorhedine,
cotton pellet, bahan irigasi (saline), aquadest

Persiapan kuretase 1. Melakukan tindakan asepsis (berkumur/mengoles) intra dan


ekstraoral
2. Melakukan tindakan anestesi infiltrasi
3. Scaling dan penghalusan akar
4. Alat kuret dimasukan kedalam poket sampai ke dasar
poket, sisi tajam dihadapkan ke jaringan lunak
5. Permukaan luar gingiva ditahan ringan mengunakan jari
tangan yang tidak memegang instrumen
6. Dilakukan kuretase dengan gerakan horizontal stroke pada
dinding lateral poket
7. Pembersihan jaringan nekrotik pada JE dengan
menempatkan kuret di apikal dari JE (antara dasar poket
dan puncak tulang alveolar) dengan gerakan menyekop
8. Ulangi beberapa kali, hingga jaringan granulasi terangkat
ditandai dengan keluarnya darah segar
9. Irigasi menggunakan larutan saline/aquadest
10. Kontrol pendarahan
11. Adaptasi jaringan gingiva ke permukaan gigi dengan
menggunakan jari dengan tekanan ringan
4. Gingivektomi
Indikasi kasus untuk 1. Pembesaran gingiva pada maksimal 2 interdental (3 gigi)
kompetensi S1 2. Fibrotik

Persiapan alat 1. Alat diagnostic standart


2. Pocket marking forcep
3. Kirkland knife
4. Orban knife
5. Scalpel blade no.12 dan 15
6. Scalpel handle
7. Kuret gracey
8. Paperpad/mixing pad
9. Spatula
10.Dappen glass.

Persiapan bahan 1. Spuit


2. Larutan anastesi
3. Povidone iodine /chlorhexidine
4. Cotton pellet
5. Bahan irigasi (saline), aquadest
6. Periodontal dressing
7. Vaseline
8. Kasa tampon

Prosedur 1. Melakukan tindakan asepsis (berkumur/mengoles) intra


gingivektomi dan ekstraoral dengan bahan antiseptik
2. Melakukan tindakan anastesi infiltrasi
3. Membuat bleeding point dengan memasukan pocket
marking forcep sejajar sumbu gigi, menempel permukaan
gigi, sisi tumpul berada di dalam poket, sisi tajam
disebelah luar, hingga menyentuh dasar poket kemudian
pocket marking forcep dijepitkan pada 3 titik (mesial, distal
dan midline)
4. Insisi eksternal bevel pada posisi 1 mm apikal dari
bleeding point membentuk sudut 45 derajat ke arah
koronal dengan menggunakan kirkland knife untuk
fasial/palatal dan orban knife untuk daerah interdental
5. Melepaskan dinding poket yang telah dipotong (eksisi
dinding poket)
6. Membersihkan daerah operasi dari jaringan granulasi,
sementum nekrotik dan sisa kalkulus sampai permukaan
bersih menggunakan alat kuret (scaling dan penghalusan
akar)
7. Melakukan gingivoplasty dengan scalpel
8. Irigasi menggunakan larutan saline/aquadest
9. Kontrol pendarahan
10. Aplikasi periodontal dressing

Manipulasi dan 1. Persiapan bahan: mengeluarkan base dan catalyst dengan


aplikasi periodontal perbandingan 1:1
pack 2. Pengadukan dengan gerakan melingkar dan melipat pada
mixing pad menggunakan spatula sampai konsistensi
homogen
3. Periodontal pack diambil dengan spatula lalu dicelupkan
ke dalam air suhu ruangan
4. Membasahi tangan dengan air/menggunakan vaseline
5. Mengulung periodontal pack menjadi bentuk silinder
6. Melakukan isolasi dan mengeringkan daerah operasi
menggunakan kasa tampon
7. Aplikasi periodontal pack pada daerah operasi, dengan
batas koronal pada 1/3 servikal gigi, batas apikal tidak
melebihi mucogingival junction dan bebas dari kontak
oklusi
8. Melakukan penekanan ringan pada gingival margin dan
area proksimal
9. Membuang pack yang berlebihan dengan ekskavator
5. Splinting
Soal osce: hanya boleh tehnik splinting dengan wire
Indikasi splinting 1. Splinting wire (harus diajarkan), boleh ditambahkan splinting
untuk mahasiswa S1 fiber
2. Splinting ekstra koronal
3. Gigi tidak berdesakan dan tidak terpisah oleh area
edentulous

Bahan yang 1. Wire 0.03/0.025


digunakan 2. Komposit
3. Dental floss

Tahapan splinting 1. Polishing gigi


wire 2. Pengukuran panjang kerja menggunakan dental floss (2x
tempat kerja)
3. Wire dibuat dalam bentuk twist
4. Pengolesan bahan etsa dan bonding
5. Aplikasi wire setinggi titik kontak
6. Aplikasi komposit pada pertengahan mesio-distal gigi
7. Dilakukan light curing
8. Cek oklusi
9. Polishing permukaan komposit

Anda mungkin juga menyukai