ABSTRAK
Jenis perhitungan biaya yang sering dipakai dalam pelaksanaan proyek banyak yang mengacu
pada kontrak Lump Sum dan kontrak Unit Price. Penyedia jasa dan penerima jasa perlu
mengetahui lebih jauh keuntungan dan kerugian penggunaan jenis kontrak ini. Metode yang
digunakan melalui studi literature dan wawancara dengan pihak yang berkaitan. Kontrak Lump
Sum akan menguntungkan bagi penyedia jasa jika volume pekerjaan di lapangan lebih kecil dari
volume kontrak dan sebaliknya jika volumenya meningkat profit yang diperoleh penyedia jasa
akan berkurang. Berbeda dengan kontrak Unit Price, pihak penyedia jasa dan penerima jasa
sama-sama fair dalam perhitungan biaya karena volume pekerjaan yang dihitung adalah yang
terpasang di lapangan. Sehingga risiko yang ditimbulkan kontrak Lump Sum akan lebih besar
dibanding kontrak Unit Price.
Kata Kunci: Kontrak, Lump Sum, Unit Price, Konstruksi, Biaya, Volume
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan maka
dapat disimpulkan behwa kontrak konstruksi
ditinjau dari aspek perhitungan biaya ada
dua yaitu kontrak Fixed Lump Sum Price dan
kontrak Unit Price.
Kelebihan dari kontrak Fixed Lump Sum
Price ketika volume pelaksanaan di lapangan
lebih kecil dibanding volume kontrak maka
pihak penyedia jasa mendapatkan
keuntungan tak terduga namun sebaliknya
jika volume lebih besar maka kontraktor bisa
jadi mengalami penurunan profit. Sehingga
penyedia jasalah yang memikul risiko lebih
besar dibanding penyedia jasa.
Pembayaran kontrak Unit Price lebih adil
karena yang dibayarkan oleh penerima jasa
dan yang diterima penyedia jasa sesuai
dengan pelaksanaan di lapangan. Namun
jika volume pelaksanaan bertambah sangat
besar maka akan berdampak buruk bagi
penerima jasa yang kekurangan dana.