Anda di halaman 1dari 22

1.

OUTLINE

DAFTAR ISI

PRAKATA

PERNYATAAN KEORISINALAN

ABSTRAK

ABSTRACT

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembinaan Keluarga

2. Sejarah dan Peran BP4

3. Maqasid Syariah

B. Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

B. Jenis dan Junlah Variabel Penelitian

C. Defenisi Operasional

D. Model/Rancangan Penelitian

E. Populasi dan Sampel Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Instrumen Penelitian

H. Teknik Analisi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Negara Republik Indonesia memiliki Undang-Undang tentang

perkawainan yang tersebut dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

yang sangat jelas menyebutkan bahwa tujuan dari sebuah perkawinan

adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. Pasal ini menegaskan bahwa perkawinan

bukanlah sebuah kontrak sementara, melainkan sebuah kontrak yang

bersifat abadi atau yang bisa disebut dengan Mitsaqan Ghalidza yang

berasal dari Surat An Nisa ayat 21 2 :

ٍ ‫ضكُ ْم ِا ٰلى بَ ْع‬


‫ض َّوا َ َخ ْذنَ ِم ْن ُك ْم‬ ٰ ‫ْف ت َأ ْ ُخذُ ْونَهٗ َوقَ ْد ا َ ْف‬
ُ ‫ضى بَ ْع‬ َ ‫َو َكي‬
ً ‫غ ِل ْي‬
‫ظا‬ َ ‫ِم ْيثَاقًا‬
“Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu

telah bergaul satu sama lain (sebagai suami istri). Dan mereka (istri-

istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (Ikatan Pernikahan) dari

kamu”

Kompilasi Hukum Islam Pasal 3 juga dijelaskan bahwa tujuan

dalam membentuk rumah tangga adalah untuk mewujudkan kehidupan

1
Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 1
2
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mushaf Al Quranul Karim dan Terjemah
rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan Rahmah. 3 Sakinah dari Bahasa

arab yang berarti sebuah tempat yang aman dan damai, Mawaddah adalah

hidup dalam suasana kasih dan mengasishi, saling menghormati, dan

Rahmah yang berarti menaruh belas kasihan. 4Karena itulah suami istri perlu

untuk saling membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat

mencapai kesejahteraan material dan spiritual.

Dalam Islam, pembinaan rumah tangga bertujuan untuk membantu

individu dalam sebuah keluarga untuk menyadari kembali eksistensinya

sebagai makhluk Allah yang harus mengikuti ketentuan dan petunjukNya

agar dapat hidup bahagia. 5

Namun meski sebuah keluarga didefinisikan memiliki tujuan yang

mulia, dalam realita kasus konflik keluarga selalu meningkat sebagaimana

yang terjadi di Pengadilan Agama Jakarta :

Tahun Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta

Timur Utara Pusat Selatan Barat

2018 6176 2751 2556 5341 4009

Perkara 6 Perkara 7 Perkara 8 Perkara 9 Perkara 10

3
Kompilasi Hukum Islam Pasal 3
4
Henderi Kusmidi, Konsep Sakinah Mawaddah dan Rahmah dalam Pernikahan, El-Afkar
Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018 h.70
5
Rifda El-Fiah, Konseling Keluarga Dalam Prespektif Hukum Islam, Analisis, Volume
XVI, Nomor 1, Juni 2016, h. 165
6
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2018, h. 56
7
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Utara Tahun 2018, h. 47
8
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Tahun 2018, h 40
9
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2018, h. 51
10
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Barat Tahun 2018, h. 36
2019 6886 3442 3180 5957 4073

Perkara 11 Perkara 12 Perkara 13 Perkara 14 Perkara 15

2020 5728 3147 2253 5010 3166

Perkara 16 Perkara 17 Perkara 18 Perkara 19 Perkara 20

Dari laporan tahunan DITJEN BADILAG Mahkamah Agung RI,

total kasus perceraian yang masuk ke Indonesia di tahun 2020 mencapai

465.528 kasus. 21

Dalam rangka mewujudkan serta mempertahankan sebuah keluarga

yang Sakinah Mawaddah Warahmah. Maka perlulah dilakukan bimbingan

konseling keluarga. Bimbingan konseling keluarga adalah sebuah proses

dalam upaya memberikan bantuan oleh ahli yaitu konselor keluarga dalam

membantu tiap anggota keluarga sehingga saling memahami dan

menciptakan keharmonisan dalam keluarga serta terhindar dari kata

perceraian karena dapat meminimalisasi konflik dalam rumah tangga. 22

Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan ikut

serta dalam melestarikan kualitas rumah tangga sebagaimana yang

11
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2019, h. 9
12
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Utara Tahun 2019, h. 4
13
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Tahun 2019, h 10
14
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2019, h. 8
15
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Barat Tahun 2019, h. 6
16
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2020, h. 9
17
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Utara Tahun 2020, h. 4
18
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Tahun 2020, h. 10
19
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2020, h. 8
20
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Barat Tahun 2020, h. 6
21
Laporan Tahun 2020 Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung
Indonesia, h 5
22
Intan Asti Purnamasari, Layanan Bimbingan Konseling Keluarga Untuk Meminimalisasi
Angka Perceraian, Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam, Vol 7, No 1,
2019, h. 45
tercantum dalam surat keputusan Menteri Agama No 85 Tahun 1961 bahwa

BP4 satu-satunya badan yang berusaha di bidang penasihatan perkawinan

guna mengurangi angka perceraian 23 . Hal ini tercantum dalam maksud dan

tujuan dari dibentuknya BP4 itu sendiri yaitu meningkatkan kualitas

perkawinan dan kehidupan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah,

serta menurunkan angka perceraian dengan meningkatkan pelayanan

terhadap keluarga yang bermasalah melalui kegiatan konseling. 24

Dalam hal ini Menteri Agama telah memberikan sebuah peraturan

yang tercantum dalam PERMA No. 34 Tahun 2016 tentang organisasi dan

tata kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan dalam pasal 2 dan 3 yang

menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugas untuk memberikan layanan

dan bimbingan masyarakat Islam di wilayah kerjanya maka KUA

Kecamatan memiliki fungsi untuk memberikan pelayanan bimbingan

keluarga sakinah. 25

Tugas ini juga bukan hanya diamanahkan kepada Pemerintah,

namun juga kepada para da’I, muballigh dan ulama agar memberikan

penjelasan kepada masyarakat tentang pelaksanaan pernikahan agar

masyarakat tidak terombang-ambing. Point tersebut terdapat pada fatwa

MUI tentang prosedur pernikahan pada tahun 1996.26

23
Bambang Eko Turisno, Perkawinan dan Peranan BP4.Notarius, Vol 13 No 1, 2020,
h.380
24
Dokumen tentang Maksud dan Tujuan BP4 DKI
25
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 34 Tahun 2016 tentang organisasi dan
tata kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan, Pasal 2 - 3
26
Rahmawati, Dinamika Pemikiran Ulama Dalam Ranah Pembaruan Hukum Keluarga
Islam di Indonesia : Analisis Fatwa MUI tentang Perkawinan Tahun 1975 – 2010, (Yogyakarta,
Lembaga Ladang Kata, 2015) h.238
Menurut Quraish Shihab, dalam membina rumah tangga

membutuhkan cinta, pengertian, kesabaran dan perjuangan yang

kesemuanya akan mudah dilalui dengan bantuan Allah SWT. 27 Dalam

prespektif Islam, salah satu tema yang sangat diapresiasi dan popular dalam

kajian hokum adalah hikma at-tasyri wa falsafatuhu (hikmah dan filosofi

dalam pembentukan hokum Islam). Secara filosofi, hokum Islam mesti

dilandasi pada nilai dan hikmah. Ringkasnya, sendi-sendi hokum dan

kaidah-kaidah hokum, pokok-pokok hokum dan kaidah-kaidah hokum yang

dijadikan pondasi bagi hokum Islam. 28

Abu Zahroh memberikan pernyataan bahwa tujuan hakiki hokum

Islam adalah kemaslahatan dan tidak satupun hukum yang disyariatkan baik

dalam Al Quran maupun hadits melainkan terdapat didalamnya

kemaslahatan. Kemudian ditegaskan oleh As Syatibi bahwa syariat itu

bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan di

akhirat.29

Dari penjelasan diatas, setidaknya dapat menjadi titik untuk

memahami bahwa pembinaan keluarga dalam mempertahankan esensi

perkawinan dapat masuk kedalam dua orientasi yang disebutkan oleh Imam

Syatibi. Sebab sebuah pernikahan atau perkawinan tidak bisa dilepaskan

dari aspek dunia maupun akhirat.

27
M. Quraish Shihab, Pengantin Al Quran, (Banten, Lentera Hati, 2015) h.235
28
Zulfahmi, Tesis : Urgensi Penyelenggaraan Kursus Pranikah dan Relavansinya dengan
esensi perkawinan,(Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, 2017). h.20
29
Saefudin,, Peran Maqashid Syariah dalam pengembangan ekonomi Islam, Artikel Pengadilan
Tinggi Agama Semarang, https://www.pta-semarang.go.id/artikel-pengadilan/199-peran-maqashid-
syari-ah-dalam-pengembangan-sistem-ekonomi-islam
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan diatas, penyusun tertarik

untuk mengkaji urgensi pembinaan terhadap keluarga yang dilakukan oleh

BP4 serta relavansinya dengan kehidupan perkawinan dari sudut pandang

maqasid syariah.

B.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan peneliti dapat

didefinisikan sebagai berikut :

a) Tidak berjalannya esensi perkawinan karena banyaknya angka perceraian

di Indonesia

b) Rendahnya pemahaman masyarakat tentang urgensi pembinaan keluarga.

c) Dibutuhkannya pemahaman tentang pembinaan keluarga dari prespektif

Maqasid Syariah.

B.2 PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus dan

tidak melenceng kemana-mana. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti akan

membatasi masalah pada urgensi dari pembinaan keluarga oleh BP4 yang

dilihat dari prespektif maqasid syariah.

C. 1 TUJUAN PENELITIAN

a) Menjelaskan alasan filosofis dibentuknya BP4 dalam PMA No 85 Tahun

1961
b) Menjelaskan urgensi pembinaan keluarga dari sudut pandang Maqasid

Syariah

C. 2. MANFAAT PENELITIAN

Setiap penelitian yang dilakukan tentunya diharapakan akan memberikan

sumbangan yang bermanfaat bagi siapapun. Maka dari hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

a). Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi terhadap pembinaan

keluarga di BP4

2) Dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti-peneliti sejenis untuk tahap

selanjutnya.

b) Manfaat Praktis

1). Bagi penulis, diharapkan menjadi sarana yang bermanfaat dalam

mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang urgensi pembinaan

keluarga dari prespektif maqasid syariah.

2). Bagi konselor BP4 diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

memaksimalkan pembinaan rumah tangga.


D.REVIEW KAJIAN TERDAHULU

Beberapa kajian terdahulu yang membahas tentang Maqasid Syariah adalah

sebagai berikut :

1. Nurhadi, UUD No 1 1974 Tentang Perkawinan ditinjau dari Maqasid

Syariah (UIR Law Review, Vol 2 No. 2 2018.)

Memiliki kesimpulan bahwa Maqasid Syariah yang ada di UUD No 1 1974

ada 3 : a) Maqasid Ammah yaitu perkawinan untuk memelihara agama,

keturunan). B). Maqasid Al Khassah (Penegasan legalitas akad perkawinan

secara hukum kenegaraaan). C). Maqasid Al Juziyah (Keadilan Semua Ummat

Khususnya Muslim)

2. Eva Muzlifah, Maqasid Syariah sebagai paradigm dasar ekonomi Islam

(Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 3 No. 2 2013). Kesimpulan penelitian

adalah bahwa Ekonomi Islam juuga menempatkan Maqasid Syariah sebagai

acuan sehingga system dan ilmu yang kini diformulasikan dapat memberi

kemaslahatan dan mampu menjadi pan acea yterhadap kompleksnya problem

ekonomi kekinian yang kian akut.

3. Nila Sastrawati, Usia Perkawinan menurut Maqasid Syariah (Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Perbandingan Madzhab Shautana, Vol. 2 No 2 2021). Kesimpulan

penelitiian adalah perubahan UU No 1 1974 menjadi UU No 16 Tahun 2019

sudah sesuai dengan Maqasid Syariah.


4. Muhammad Zainuddin Sunarto, Mediasi dalam prespektif Maqasid Syariah

( Jurnal Studi Keislaman At Turas, Vol 6 No 1 2019). Kesimpulan penelitian

adalah bahwa tujuan mediasi dalam Maqasid Syariah adalah Hifzunnasl

5. Amrullah, Tinjauan Maqasid Syariah Terhadap Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 22/Puu-Xv/2017 Tentang permohonan batas usia kawin

(Jurnal hukum keluarga El Usrah Vol 3 No 1 2020). Kesimpulan penelitian

adalah putusan Mahkamah Konstitusi tersebut sudah sesuai dengan Maqasid

Syariah karena hakim menghindarkan anak dari implikasi negative.

6. Muhammad Karim Hasibuan, Maqasid Syariah Mahar Service dalam

pernikahan (Tesis Hukum Keluarga Konsentrasi Ahwal Syakhsiyyah UIN

Suska Riau, 2019). Kesimpulan penelitian bahwa Maqasid Syariah mahar

dalam pernikahan menurut HKI Pasal 30 mengandung maqasid sama dengan

pasal 1 huruf d dan huruf j yaitu mahar untuk menyenangkan hati istri.

7.Aferiadi Amidiarta, Maqasid Syariah Syarat Poligami UU No 1 Tahun 1974

dan Fiqh Perkawinan (Tesis program studi Hukum Keluarga Islam UIN Suska

Riau, 2019). Kesimpulan Penelitian adalah Maqasid Syariah UU No 1 1974

dalam syarat kumulatif pasal 5 ayat 1 huruf a sebagai berikut : Maqasid Syariah

dalam UU No 1 1974 tentang poligami memuat 3 substansi yaitu Maqasid

Ammah dimana perkawinan untuk keluarga bahagia yang berdasar pada Tuhan.

Maqasid Khassah yaitu penegasan legalitas perkawinan di negara dan Maqasid

Juziyah yaitu keadilan untuk semua ummat khususnya muslim.


8. Saut Martua Daulay, Hukum Pernikahan Tanpa Wali Menurut Imam Abu

Hanifah ditinjau menurut Maqasid Syariah (Tesis Hukum Keluarga Islam UIN

Suska Riau, 2021) Kesimpulan penelitian adalah bahwa Imam Abu Hanifah

menggunakan penalaran Qiyas dan jika ditinjau dari maqasid syariah masih

sangat relavan yang mana menurut Imam Abu Hanifah seseorang yang sudah

ditalak oleh suaminya dan habis masa iddahnya maka para wali dilarang

menghalangi perkawinanannya.

9. Afrizal Ahmad, Hirarki Motivasi Menikah dalam islam Ditinjau dari maqasid

syari’ah (Tesis Hukum Islam/Konsentrasi Fiqh Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau 2011) kesimpulan penelitian adalah pernikahan memiliki

tujuan syari yang amat mendasaar dan penting, maka hukum asal pernikahan

ini adlaah wajib. Kesimpulan ini didasarkan analisa maqasid syariah kulliyah

bahwa pernikahan disyariatkan untuk kemaslahatan ummat manusia.

10. Zulfahmi, URGENSI PENYELENGGARAAN KURSUS PRA NIKAH

DAN RELEVANSINYA DENGAN ESENSI PERKAWINAN (PERSPEKTIF

MAQĀṢID ASY-SYARĪ’AH), (Tesis Fakultas Syariah dan hukum UIN SUnan

Kalijaga 2017). Kesimpulan penelitian adalah Kursus pra nikah memiliki

urgensi karena mengandung nilai positif (maṣlaḥah) dan kursus pra nikah

merupakan al-maqāṣid at-tābi’ah (tujuan pengikut) bagi sebuah pernikahan

yang memperkuat dan mendukung terwujudnya ḥifẓ an-nasl sebagai al-maqāṣid

al-aṣliyyah (tujuan asal)


KERANGKA TEORI DAN KONSEPTUAL

1. Kerangka teori

Esensi UUD No 1 1974


Perkawinan
Kompilasi Hukum

Islam

Fiqh

Pengertian
Pembinaan BP4 Teori Pembinaan

Teori

Keluarga

Maqasid
Syariah hubungan pembinaan
keluarga Dengan
maqasid syariah
Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian ini adalah memahami konsep Maqasid

Syariah antara esensi perkawinan dan pembinaan keluarga BP4.

Pembinaan keluarga BP4 Esensi Perkawinan

Maqasid Syariah

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penyusun menggunakan penelitian pustaka, yakni

penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan keterangan yang

berhubungan dengan objek penelitian, kemudian dikaji dan dianalisis

menggunakan bahan-bahan kepustakaan

E.1. JENIS PENELITIAN


Jenis penelitian ini adlaah Yuridis Normatif. enelitian Yuridis Normatif

adalah Metode penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

pustaka atau bahan sekunder belaka

E. 2 PENDEKATAN PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

filosofis. Pendekatan filosofis adalah menjelaskan inti atau hakikat dan hikmah

dari objek formalnya serta mencari sesuatu yang sifatnya

E. 3 SUMBER DATA

1. Primer

Yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data

Dalam hal ini, UU No. 1 1974, KHI dan Fatwa Ulama MUI merupakan data

utama/primer yang akan memberikan data kepada penyusun secara langsung

Sekunder

Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Adapun bahan sekunder yang digunakan dalam penelitian ini ialah buku-

buku dan jurnal yang berkaitan dengan Pembinaan keluarga, perkawinan dan

Maqasid Syariah

Tersier

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek yang diteliti

biasanya data tersebut diperoleh dari pihak ketiga. Adapun bahan tersier yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kamus besar Bahasa Indonesia dan

kamus arab Al Ma’ani.

E. 4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dalah dengan

membuat penelusuran Kepustakaan, dan Dokumen

E. 5 TEKNIK ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

Data-data yang diperoleh kemudian diklarifikasi dan dianalisis dengan

seksama sesuai referensi yang ada, melalui metode induktif yaitu dengan cara

meneliti seluruh isi peraturan yang ada kemudian ditarik kesimpulan secara

general yang bersifat umum

RENCANA JADWAL PENELITIAN

Rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November. Berikut

rincian jadwal rencana penelitian :

Jenis Waktu bulan ke


Tahapan
Kegiatan 1 2 3 4 5 6

Menyuusun

Tahap konsep

persiapan pelaksanaan

penelitian Pengajuan

proposal
Perizinan

Penelitian

Pengumpulan
Tahap
data
Pelaksanaan
Analisi Data

Tahap

Penyusunan

Laporan

SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan berisi alasan pemilihan judul penelitian, identifikasi

masalah yang berisi pernyataan, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan serta kegunaan penelitian yang menjadi gambaran pentingnya, kajian

terdahulu sebagai bukti bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian

terdahulu. Kerangka teori yang berisi teori sebagai kerangka analisis, dan

kerangka konseptual yang menggambarkan konsep yang akan diambil dalam

penelitian ini dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II memuat konsep pembinaan keluarga, perkawinan dan maqasid

syariah. Peneliti akan menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan konsep

perkawinan seperti tujuan perkawinan dan prinsip perkawinan. Kemudian


konsep pembinaan keluarga yang dilakukan oleh BP4 dan teori Maqasid

Syariah yang memuat pengertian, pembagian dan perkembangan maqasid.

BAB III memuat pembinaan keluarga. Dalam bab ini penyusun

memaparkan pengertian pembinaan keluarga hingga aspek

didalamnya.Kemudian dijelaskan juga bagaimana perkembangannya yang

peneliti perolah dari beberapa sumber tulisan yang terkait dengan pembinaan

keluarga dan sejarah serta peran BP4 dalam pembinaan keluarga.

BAB IV berisi analisis terhadap urgensi dan relavansi pembinaan keluarga

dengan maqasid syariah. Dalam hal ini yang akan dianalisis adalah pembinaan

keluarga, relavansi dengan tujuan perkawinan.

BAB V Penutup, Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari

pembahasan bab-bab sebelumnya dan diakhiri dengan saran-saran ataupun

kontribusi yang dapat diambil dari penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Turisno,Eko, Bambang, Perkawinan dan Peranan BP4.Notarius, Vol 13 No

1, 2020

Dokumen tentang Maksud dan Tujuan BP4 DKI

Saefudin, Peran Maqashid Syariah dalam pengembangan ekonomi,

Artikel Pengadilan Tinggi Agama Semarang, https://www.pta-

semarang.go.id/artikel-pengadilan/199-peran-maqashid-syari-ah-dalam-

pengembangan-sistem-ekonomi-islam

Kusmidi, Henderi, Konsep Sakinah Mawaddah dan Rahmah dalam

Pernikahan, El-Afkar Vol. 7 Nomor 2, Juli-Desember 2018

Purnamasari, Asti, Intan, Layanan Bimbingan Konseling Keluarga Untuk

Meminimalisasi Angka Perceraian, Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan

Psikoterapi Islam, Vol 7, No 1, 2019,

Kompilasi Hukum Islam Pasal 3

Laporan Tahun 2020 Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama

Mahkamah Agung Indonesia

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Barat Tahun 2018

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Barat Tahun 2019

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Barat Tahun 2020

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Tahun 2018

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Tahun 2019

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Tahun 2020

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2018


Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2019

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2020

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2018

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2019

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2020

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Utara Tahun 2018

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Utara Tahun 2019

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Utara Tahun 2020

Shihab, Quraisy, Pengantin Al Quran, (Banten, Lentera Hati, 2015)

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 34 Tahun 2016 tentang

organisasi dan tata kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan, Pasal 2 - 3

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mushaf Al Quranul Karim dan Terjemah

Rahmawati, Dinamika Pemikiran Ulama Dalam Ranah Pembaruan Hukum

Keluarga Islam di Indonesia : Analisis Fatwa MUI tentang Perkawinan Tahun 1975

– 2010, (Yogyakarta, Lembaga Ladang Kata, 2015)

El-Fiah, Rifda, Konseling Keluarga Dalam Prespektif Hukum Islam,

Analisis, Volume XVI, Nomor 1, Juni 2016

Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan, Pasal 1

Zulfahmi, Tesis : Urgensi Penyelenggaraan Kursus Pranikah dan

Relavansinya dengan esensi perkawinan,(Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, 2017).


BIODATA

Nama : Abdul Salam

Riwayat pendidikan :

RA Istiqamah 2002-2003

SDN Penggilingan 07 Jakarta Timur 2004-2008

SDN Penggilingan 01 Jakarta Timur 2009-2010

Pondok Modern Darussalam Gontor Pusat 2011-2016

Universitas Muhammadiyah Jakarta 2017-2021

Jabatan : Mahasiswa

Pengalaman organisasi :

2014-2015 Ketua Divisi Kursus Kesenian : Lintasan Imajinasi dan Seni

Santri Pondok Modern Darussalam Gontor

2015-2016 Bagian Koperasi Pelajar Pondok Modern Darussalam

Gontor

2016-2017 Bagian Dewan Pengawas Bahasa KMI Pondok Pesantren An

Ni’mah Batam

2018-2020 Musyrif Al Manar Universitas Muhammadiyah Jakarta

2018-2020 Kominfo Quran Learning Community Universitas

Muhammadiyah Jakarta
2019-2020 Kominfo HMP Hukum Keluarga Islam Fakultas Agama

Islam UMJ

2020-2021 Kominfo Lembaga Dakwah Kampus Ulil Albab Universitas

Muhammadiyah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai