MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Administrasi
Perkawinan yang diampu oleh Dr. H. Aden Rosadi, M.Ag.
Disusun oleh:
Erlan Permana 1183010035
Kata Pengantar
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal. Namun penyusun sadar
bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan
karena itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Penyusun sangat
berharap sekali atas kritik dan sarannya yang sifatnya membangun agar
kedepannya dapat lebih baik lagi dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Penyusun berharap makalah ini nantinya dapat berguna bagi mereka yang
membutuhkan.
Penulis
(3)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Pencatatan Perkawinan....................................................................................................6
B. Prosedur Pencatatan Perkeawinan...................................................................................7
BAB III
PENUTUP................................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
(4)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, http://kbbi.web.id/catat, diakses tanggal 27 Juni 2021.
2 Amran Suadi dan Mardi Candra, Politik Hukum: Perspektif Hukum Perdata Dan
Pidana Islam Serta Ekonomi Syariah (Jakarta : PT. Balebat Dedikasi Prima, 2016), hal. 61
(5)
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang harus disiapkan dalam proses pencatatan perkawinan?
2. Bagaimana Prosedur pencatatan perkawinan di KUA?
(7)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pencatatan Perkawinan
5 Hasan M. Ali, “Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam” (Jakarta: Prenada Media,
2003), hal. 123.
6 Aden Rosadi, “Hukum dan Administrasi Perkawinan” (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2021), hal. 25.
(8)
masing pihak bila ada yang merasa dirugikan dari adanya ikatan perkawinan itu
untuk mendapatkan haknya.7
7 Zainudin Ali, “Hukum Perdata Islam” (Jakarta: Visimedia, 2001), hal. 26.
8 Aden Rosadi, Op.cit. hal. 26.
9 Aden Rosadi, Loc.it.
10 Aden Rosadi, Loc.it.
(9)
2) Pemeriksaan nikah12
Dalam hal ini, pegawai pencatat nikah harus meneliti asalusul kedua calon
mempelai, termasuk status perkawinannya masingmasing,sebagaimana tertera
dalam pasal 6 ayat 1 Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
UndangUndang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, “Pegawai pencatat yang
menerima pemberitahuan kehendak melangsungkan perkawinan, meneliti apakah
syaratsyarat perkawinan telah dipenuhi dan apakah tidak terdapat halangan
perkawinan menurut undangundang”.
a) Kutipan akta kelahiran atau surat kenal lahir calon mempelai. Dalam hal
tidak ada akta kelahiran atau surat kenal lahir, dapat dipergunakan surat
keterangan yang menyatakan umur dan asalusul calon mempelai yang
diberikan oleh kepala desa atau yang setingkat dengan itu.
b) Keterangan mengenai nama, agama/kepercayaan, pekerjaan, dan tempat
tinggal orang tua calon mempelai.
c) Izin tertulis/izin pengadilan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat
(2), (3), (4), dan (5) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan UndangUndang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
Kemudian, hasil penelitian pegawai pencatatan ditulis dalam suatu daftar yang
diperuntukkan calon pasangan, sebagaimana disebutkan pada pasal 7 ayat 1
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UndangUndang No.
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Akan tetapi, apabila hasil dari penelitiannya
menunjukkan adanya halangan perkawinan, sebagaimana dimaksud undang-
undang, dan belum terpenuhi persyaratannya, seperti diatur dalam pasal 6 ayat (2)
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UndangUndang No.
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pegawai pencatat memberitahukan kepada
calon mempelai atau kepada orang tua atau wakilnya. Hal tersebut diatur dalam
pasal 7 ayat 1 Dalam pasal 5 PeraturanPemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan UndangUndang No. 1Tahun 1974 tentang Perkawinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan