Anda di halaman 1dari 30

TUMOR KONJUNGTIVA

Oleh:
NUR WAHYULIASTI
I NYOMAN RADITYA SURYA BUANA
ERWIN JUANDA
DEFINISI
Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal ditubuh kita. Tumor konjungtiva
yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang melapisi mata bagian depan.Tumor
konjungtiva terbagi menjadi tumor ganas dan jinak. Tumor konjungtiva jinak yaitu nevus,
papiloma konjungtiva,granuloma, dermolimpoma, fibroma dan angioma.Sementara tumor
konjungtiva ganas terdiri dari karsinomadan melanoma.
ANATOMI DAN HISTOLOGI KONJUNGTIVA

Gambar 1. Anatomi Konjungtiva Gambar 2. Lapisan Konjungtiva


FISIOLOGI KONJUNGTIVA

Konjungtiva mengandung sel goblet yang berfungsi dalam produksi mukus


yang merupakan salah satu lapisan tear film. Selain itu, konjungtiva juga memiliki
fungsi dalam melindungi mata dari patogen melalui mekanisme pertahanan fisik,
biokimia, dan imunologis
KLASIFIKASI TUMOR KONJUNGTIVA
Tumor Jinak Konjungtiva

Nevus Tumor Dermoid

Radang
Dermolipoma
Granulomatosa

Limfoma &
Papiloma Hiperplasia
Limfoid

Lesi Vaskular
Karsinoma
Tumor Ganas
Konjungtiva
Melanoma
Maligna
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian dari masing- masing lesi pada konjungtiva sangat bervariasi dari
berbagai literatur. Study epidemiologi dari singapore Cancer Registry menyatakan angka kejadian
kanker konjungtiva sekitar 12,8% dari 125 pasien dengan kanker pada mata. Penelitian lain
menyebutkan bahwa angka kejadian lesi pada konjungtiva dari 120 biopsi konjuntiva adalah
sebagai berikut : untuk lesi jinak seperti pterigium (22,5%), pingueculum (9,16), squammous
papiloma (9,16%), jaringan granulasi (8,33%). Untuk lesi malignan seperti squamous selkarsinoma
(7,5%), lymphoma (1,66%), malignant melanoma (1,6%) dan 0,83% untuk jenis lain seperti
karsinoma mukoepidermoid, karsinoma sebasea dan infiltrasi leukemik dari akut mieloid
leukemia.
ETIOLOGI
 Paparan UV kronis
• UV.A (320 – 400 nm)
• UV.B (280 - 320 nm) → Berperan menginduksi keganasan
• UV.C (200 – 280 nm)
SEL NORMAL → UV RADIASI → MUTASI GEN → SEL GANAS UV RADIASI
 Luka bakar
 Mutasi gen pengendali pertumbuhan
 Malformasi congenital
 Kelainan metabolisme
 Penyakit vaskuler
 Inflamasi intraokuler
 Neoplasma. dapat bersifat ganas atau jinak Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup,
tidak merusak tetapi menekan jaringan disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis
 Trauma
PATOFISIOLOGI

Gambar 3. Patofisiologi tumor Konjungtiva


MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan Tanda Tumor Mata (Lita, 2005):
a) Nyeri orbital: jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga merupakan gambaran khas
'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa
b) Proptosis: pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering dijumpai, berjalan
bertahap dan tak nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas).
c) Pembengkakan kelopak: mungkin jelas pada pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau fistula
karotid-kavernosa
d) Palpasi: bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak atau bola mata, terutama
dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel.
e) Gerak mata: sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia
endokrin atau dari lesi saraf III, IV, dan VI pada fisura orbital (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau
sinus kavernosus
f) Ketajaman penglihatan: mungkin terganggu langsung akibat terkenanya saraf optik atau retina, atau
tak langsung akibat kerusakan vaskuler.
DIAGNOSIS

Anamnesis
• Pasien merasakan seperti adanya masa pada konjungtiva
• Iritasi dan mata merah bisa berminggu-minggu atau tahun tetapi sering dalam bulanan
• Visual hanya akan terganggu pada fase akhir dimana aksis visual juga sudah terganggu
Pemeriksaan diagnostik pada mata secara umum sebagai berikut :
• Kartu mata Snellen/ mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) ;
mungkin terganggu dengan kerusaakan kornea, lensa, aqueus atau vitreus
• Lapang penglihatan ; penurunanan yang disebabkan oleh massa tumor pada hipofisis/ otak,
karotis atau patologis arteri serebral atau Glaukoma.
• Tonografi ; mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
• Oftalmoskopi ; mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optic, papiledema,
perdarahan retina dan mikroanurisme.
• Pemeriksaan darah lengkah, laju sedimentasi (LED) ; menunjukkan anemia sistemik / infeksi.
Pemeriksaan Penunjang:
• Pemeriksaan radiologik : untuk melihat ukuran rongga orbita, terjadinya kerusakan tulang,
terdapat perkapuran pada tumor dan kelainan foramen optik
• Pemeriksaan ultrasonografi : untuk mendapatkan kesan bentuk tumor, konsistensi tumor,
teraturnya susunan tumor dan adanya infiltrasi tumor.
• CT-scan : untuk menentukan ganas atau jinak tumor, adanya vaskularisasi pada tumor dan
terjadinya perkapuran pada tumor.
• Arteriografi : untuk melihat besar tumor yang mengakibatkan bergesernya pembuluh darah
disekitar tumor, adanye pembuluh darah dalam tumor. (Sidarta, ilyas. 2005)
Tumor Jinak konjungtiva

Nevus
Gejala pada nevus adalah gangguan pada pertumbuhan pembuluh darah, silau, gangguan
penglihatan, dan bisa menyebabkan ablasio retina.

A B
Gambar 4.
A. Gambaran nevus konjungtiva
B. Histopatologi nevus konjungtiva dengan komponen pigmentasi
dendritik
Papilloma
Papilloma terdapat 2 bentuk yaitu pedunkel dan sesil. Gejala pada papilloma bisa terjadi pada
satu atau dua mata, pada bentuk pedunkel biasanya bilateral, bisa dengan atau tanpa gangguan
visus. Papiloma biasanya exopilik, berwarna merah muda hingga merah, pertumbuhan papiler
seperti strawbery dengan distribusi usia biphasik, pertumbuhan berpola

A B
Gambar 5.
A. Pedinculated papiloma pada limbus
B. Histopatologi menampilkan proliferasi yang irreguler pada epitel
squamous yang mengandung sel goblet dengan jaringan fibrovaskuler
Radang Granulomatosa
Granuloma adalah tumor jinak pada konjungtiva yang terjadi pada hemangioma yang tidak
aktif. Tidak ada pus, tidak ada giant sel. Dapat ditemukan adanya pedunkel yang bewarna merah,
dan lesi yang halus.
Tumor Dermoid
Bersifat kongenital, morfologinya bulat halus kekuningan, terdapat elemen rambut dan
tumbuh pada pubertas. Tumor dermoid biasanya terletak di limbus kornea, sementara kista
dermoid umumnya terletak di konjungtiva atau di bawah kulit.

Gambar 6 gambaran klinis dermoid limbal menunjukkan nodul yang bagian tengah meninggi pada limbus
Limfoma & Hiperplasi Limfoid
Biasanya mengenai orang dewasa, tidak ada hubungan dengan penyakit sistemik, lipoma
akan memberikan gambaran kuning pada konjungtiva atas.
Tumor Ganas Konjungtiva
Karsinoma Sel Skuamosa
• Ditemukan lesi seperti agar-agar (gelatinous) dengan pembuluh darah superficial, dengan atau
bentuk seperti papil, atau leukoplakia dengan plak keratin menutupi lesi.
• Bisa memiliki bentuk nodular sekiranya merupakan karsinoma sel skuamosa tipe invasive atau
bisa juga timbul sebagai lesi yang difus dan menyamar sebagai konjungtivitis kronis.
• Sekiranya sudah bermetastase, bisa ditemukan pembesaran KGB pada periaurikuler, servikal dan
submandibula.

Gambar 7

A. Gambaran klinis squamous


sel karsinoma pada konjungtiva,
B. Gambaran histopatologis
epitel konjungtiva, menunjukkan
squamous sel karsinoma in situ.
Tampak adanya sharp-border
antara epitel yang normal pada
sisi kanan gambar dan epitel
A B displasia pada sisi kiri gambar
Melanoma Maligna
• Nodul single, abu-abu, hitam atau tidak berwarna yang tervaskularisasi yang menempel pada
episklera; seringkali di daerah limbus
• Dapat bermetastasis ke kelenjar KGB, paru, hati atau otak

Gambar 8
a. Gambaran histopatologis, tampak sel melanoma dengan epitel dan subepitel stroma
b. Multifokal melanoma yang berasal dari PAM,
c. Melanoma pigmentasi
d. Melanoma amelanotik
DIAGNOSIS BANDING
Pterigium
Pterygium didefiniskan sebagai pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada konjungtiva dan
tumbul menginfiltrasi permukaan kornea. Biasanya berbentuk segitiga dengan kepala
menghadap sentral kornea dan basis menghadap lipatan semilunar, pada canthus medius.
Pterygium merupakan proses degenerasi dan hipertrophi yang banyak ditemukan di daerah
tropis, disekitar khatulistiwa

Pingekuela
Pingekuela sangat sering terjadi pada orang dewasa. keadaan ini tampak sebagai nodul
kuning pda kedua sisi kornea (lebih banyak di sisi nasal) di daerah apertura palpebrae. Nodul
terdiri atas jaringan hialin dan jaringan elastic kuning, jarang bertumbuh besar, tetapi sering
meradang.
PENATALAKSANAAN
1.Pembedahan
Pembedahan secara eksisi adalah metode tradisional bagi pengobatan. Untuk mencegah dari terjadinya kekambuhan, adalah
direkomendasikan untuk mengeksisi jaringan tumor dengan lebar margin sekitar 2mm – 3mm. apabila lapisan kornea atau sklera yang lebih
dalam terlibat, deep lamellar keratectomy atau skelerektomi dilakukan.

2.Krioterapi
Kombinasi dengan pembedahan secara eksisi dan cryosurgery untuk mengurangkan kadar kekambuhan.

3.Brakiterapi
Bahan radiokatif yang sering digunakan adalah strontium-90 dengan dosis rekomendasi sebanyak 20 sehingga 180 Gy pada
permukaan tumor.

4.Kemoterapi topical
Disebabkan adanya kemungkinan terjadinya komplikasi pada pembedahan eksisi, krioterapi dan brakiterapi, penggunaan
kemoterapi topical seperti tetes mitomycin C, 5-fluorourasil, atau interferon alfa 2b telah dianjurkan. Efek samping yang nyata adalah dari
mitomycin c yang berupa hyperemia dan kadang sebgaian pasien bisa mengalami nyeri atau sensasi terbakar akibat dari toksisitas pada
epithelial kornea. Efek samping tersebut akan hilang dalam waktu 2 minggu selepas pemberian obat dihentikan.
KOMPLIKASI
Komplikasi utama adalah rekurensi, yang umumnya terjadi dalam tahun pertama setelah
eksisi, tapi juga bisa terlambat sampai 5 tahun. Rekurensi jarang terjadi pada eksisi yang komplit.
Temuan histopatologi dan batas eksisi juga mempengaruhi angka rekurensi. Dengan eksisi
lengkap, angka rekurensi kurang dari l0%. Selain itu, komplikasi paling sering adalah invasi
intraokuler dan metastase, umumnya melalui kelenjar getah bening preaurikuler dan servikal
PROGNOSIS
Prognosis tumor konjungtiva umumnya baik, namun hal itu juga terganrung pada ukuran
lesi, temuan histopatologis,dan eksisi yang komplit.
BAB III
LAPORAN KASUS

• Identitas Pasien • Anamnesa


• Nama : Tn.INN • Keluhan Utama : Mata kanan merah
• Umur : 35 tahun • Riwayat penyakit Sekarang :
• Pekerjaan : Petani • Pasien datang dengan keluhan mata
• Agama : Hindu kanan merah sejak ± 3 bulan yang lalu,
pasien juga mengeluh ada yang
• Suku : Bali mengganjal pada mata kanannya serta
• Alamat : Kintamani pandangan terasa kabur atau
penglihatan menurun.
• Riwayat penyakit pengobatan: Pasien • Pemeriksaan Fisik
menyangkal mengkonsumi obat • Keadaan Umum : Sakit ringan
• Riwayat alergi : Pasien mengaku tidak • Kesadaran : Kompos mentis
ada riwayat alergi
• Tanda vital :
• Riwayat keluarga :
• Nadi : 84 kali/menit
• Tidak ada penyakit serupa di keluarga
pasien • Respirasi : 20 kali/menit

• • Tekanan darah : 120/80 mmHg


• Suhu : 36.8 °C
• Status generalisata :
• Kepala leher : dalam batas normal
• Thorax : dalam batas normal
• Abdomen : dalam batas normal
• Ekstremitas : dalam batas normal
STATUS OPHTALMOLOGI
Pemeriksaan penunjang : - Penatalaksanaan

• Diagnosis • Planning eksisi tanggal 6 agustus 2019


• Diagnosis Kerja : Tumor Konjungtiva • Cendoxytrol 6x1 OD
• Diagnosis komplikasi : • Cendolyteers 6x1 OD
• Diagnosis banding :
• Pyeteregium Prognosis
• OSSN • Dubia ad bonam
PEMBAHASAN

• Tumor konjungtiva yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang melapisi
mata bagian depan.Tumor konjungtiva terbagi menjadi tumor ganas dan jinak.
Tumor konjungtiva jinak yaitu nevus, papiloma konjungtiva,granuloma,
dermolimpoma, fibroma dan angioma.Sementara tumor konjungtiva ganas terdiri
dari karsinomadan melanoma.Tumor konjungtiva dibagi menjadi tumor jinak primer
konjungtiva dan tumor ganas primer konjungtiva. Pada kasus ini dipaparkan seorang
laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan penglihatan kabur pada mata
kanan disertai seperti terdapat benda asing kurang lebih sudah tiga bulan ini
dirasakan. Penatalaksanaan pada kasus ini adalah pemberian medikamentosa
berupa berupa cendo xitrol dan cendo lyteers serta dplanning untuk dilakukan
eksisi pada tanggal 6 agustus 2019.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai