Anda di halaman 1dari 4

UNSUR KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI (LHO)

Perhatikan contoh Teks LHO berikut!


Cinta Lingkungan

Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbal balik.
Definisi
Lingkungan hidup ini mencakupi benda hidup dan benda mati. Benda hidup perlu makanan dan
Umum berkembang biak seperti manusia, binatang, dan tumbuhan. Benda mati antara lain tanah, air, api, batu,
dan udara. Jika terpelihara dengan baik, lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat yang
sehat, aman, tenteram, lahir dan batin.

Definisi
Indonesia merupakan paru-paru dunia kedua. Indonesia memiliki hutan lebat yang memberikan banyak
Bagian oksigen. Di negara ini terdapat tumbuhan dan hewan yang khas, seperti matoa, kayu cendana, burung
cendrawasih, orang utan, dan komodo.

Alam yang indah ini harus dicintai, dijaga, dan dilestarikan. Kecintaan pada alam itu harus selalu kita
Definisi tumbuhkan kepada seluruh warga Indonesia. Selain itu, rasa cinta itu juga harus terus ditanamkan agar
Manfaat alam Indonesia tetap menjadi paru-paru dunia yang bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk yang
hidup dari masa ke masa.

Dalam teks observasi “Cinta Lingkungan” itu terdapat beberapa unsur kebahasaan yang sangat
dibutuhkan dalam memadukan teks laporan hasil observasi. Unsur kebahasaan itu berupa rujukan kata,
konjungsi, kata berimbuhan, dan kelompok kata. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur yang
menyusun sebuah teks hasil observasi.

Unsur Kebahasaan Teks Observasi


1. Rujukan kata
Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata
berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk). Kata rujukan dibedakan
menjadi beberapa yaitu:

1. Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut.


2. Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana.
3. Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan seperti orang: dia, ia, mereka,beliau.

1 Struktur Kebahasaan Teks LHO oleh Nasrudin, S.Pd.


2. Kelompok kata (frasa)
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif maksudnya di antara kedua kata
itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal.
Berdasarkan jenis/kelas kata frasa terbagi menjadi:

 Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat berfungsi
menggantikan kata benda. Contoh :buku tulis, lemari besi, ibu bapak.
 Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat berfungsi
menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan datang,
belum muncul, baru menyadari, tidak mandi
 Frasa ajektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat. Contoh : cukup pintar,
tidak cantik, hitam manis
 Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan. Contoh:
di rumah, dari Bandung, ke pantai.

No. Proses Pembentukan Kelompok Kata No. Proses Pembentukan Kelompok Kata
Kelompok Kata (Frasa) (Frasa) Kelompok Kata (Frasa) (Frasa)

1. benda + mati benda mati 5. paru-paru+dunia paru-paru dunia


2. makhluk + hidup makhluk hidup 6. hutan+lebat hutan lebat
3. lingkungan + hidup lingkungan hidup 7. benda+hidup benda hidup
4. timbal+balik timbal balik 8. berkembang+biak berkembang biak

3. Kata berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan sisipan
(infiks).
Contoh:
Lingkungan hidup yang terpelihara dapat menyelamatkan habitat manusia karena keseimbangannya
terjaga.

No. Proses Pembentukan Bentukan Kata No. Proses Pembentukan Bentukan Kata
1. lingkung + an lingkungan 7. me-kan+cipta menciptakan
2. ter+ pelihara terpelihara 8. me-kan+beri memberikan
3. me+selamat+kan menyelamatkan 9. tumbuh+ an tumbuhan
4. ke-an+seimbang keseimbangan 10. di-kan+lestari dilestarikan
5. ke-an+seimbang keseimbangan 11. ke- an+cinta kecintaan
6. ber-an+hubung berhubungan 12. di-kan+tanam ditanamkan

2 Struktur Kebahasaan Teks LHO oleh Nasrudin, S.Pd.


4. Kata hubung (Konjungsi)
Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga
dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.Fungsi kata hubung (konjungsi),
sebagai berikut:

 Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu
kalimat.
 Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:


a. Konjungsi Intrakalimat:
Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan- satuan kata dengan kata, klausa
dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat di bagi menjadi dua yaitu konjungsi
koordinatif dan konjungsi subordinatif.

Konjungsi Koordinatif
Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis
yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, padahal.

Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa
lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama, diantaranya yaitu : ketika, jika, seandainya, agar,
walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.

b. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan
kalimat lainnya. Konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis
dengan huruf kapital. Ada beberapa macam konjungsi antarkalimat yang kita kenal, antara lain sebagai
berikut.

 biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun


demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu)
 kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu (menyatakan
adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya).
 sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya).
 sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnaya).
 malahan, bahkan (menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
 akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya)..
 dengan demikian (menyatakan konsekuensi).
 oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan akibat).
 sebelum itu (menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya)

3 Struktur Kebahasaan Teks LHO oleh Nasrudin, S.Pd.


5. Kalimat Simpleks dan Kalimat Kompleks
Kalimat simpleks disebut juga kalimat tunggal, yaitu kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa atau satu
struktur predikat. Unsur inti (komponen inti) dalam satu kalimat simpleks hanya berisi satu informasi, yang
ditandai dengan adanya fungsi predikat. Kalimat simpleks adalah kalimat yang terbentuk dari satu klausa
lengkap. Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata, sekurang-kurangnya memiliki subjek dan
predikat, dan berpotensi menjadi kalimat (Harimurti, 1999: 172).

Kalimat kompleks atau kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang tersusun atas klausa utama dan
klausa subordinatif. Klausa utama adalah induk kalimat, yang diikuti oleh anak kalimat atau klausa subordinatif.

Perbedaan Kalimat Simpleks dan Kompleks


Perhatikan tabel berikut untuk membantu kamu memahami perbedaan kalimat simpleks dan kompleks.
Kalimat Simpleks Kalimat Kompleks
Memiliki satu subjek dan predikat Memiliki dua subjek dan predikat.
Menggunakan konjungsi dan tanda koma
Tidak menggunakan konjungsi dan tanda koma
sebagai penghubung kedua klausa.
Bentuk kalimat terdiri atas dua klausa, yaitu
Bentuk kalimat sederhana
klausa utama dan klausa subordinatif.
Dalam satu kalimat memiliki satu kejadian atau Dalam satu kalimat terdapat dua peristiwa atau
peristiwa kejadian.

Contoh Kalimat Simpleks dan Kompleks


Kalimat Simpleks Kalimat Kompleks
 Dewi belajar menari.  Aku membeli baju baru, tetapi
 Joni terjatuh dari sepeda. ukurannya terlalu kecil saat dicoba.
 Burung bertengger di jendela kamar  Lisa rajin merawat bunga-bunganya,
adik. sehingga bunganya tumbuh subur.
 Ayah pulang dari luar kota membawa  Ayah mulai menyalakan lampu ketika
oleh-oleh. hari mulai gelap.
 Teman Nisa tidak mau berbagi  Ibu memasak ayam goreng dan merebus
makanan. daging di dapur.

4 Struktur Kebahasaan Teks LHO oleh Nasrudin, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai