Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ALAT MUSIK TRADISIONAL

Disusun oleh :

NAMA : LAKSHINTA HASNA HAPSARI


KELAS : X MIPA 1
NO : 20

SMA NEGERI 1 BANTUL


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik
serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kliping seni
budaya ini. Tidak lupa pula sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam
jahiliyah ke alam yang terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita
termasuk umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya besok di hari kiamat. Aamiin.
Kliping seni budaya ini saya buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran seni budaya yang
di ampu oleh ibu RR Kirti. Kliping ini berisi tentang contoh-contoh alat musik tradisional,
asalnya, gambarnya, serta deskripsi alat musik tersebut.
Semoga kliping ini bisa memberikan manfaat kita semua, terutama bagi penulis. Penulis
menyadari bahwa kliping ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan kliping
ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan kliping ini dari awal sampai akhir. Apabila ada kekeliruan kata atau
kalimat, penulis mohon maaf yang sebesar besarnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bantul, 11 agustus 2021

Lakshinta Hasna Hapsari


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR SEKOLAH ..................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN ...........................................................................................................
a. Latar belakang perumusan ............................................................................................
b. Tujuan penulisan ...........................................................................................................
BAB 2. ISI .................................................................................................................................
a. Alat musik tradisional petik ............................................................................................
b. Alat musik tradisional tiup ..............................................................................................
c. Alat musik tradisional pukul ...........................................................................................
d. Alat musik tradisional goyang........................................................................................
BAB 3. PENUTUP .....................................................................................................................
a. Kesimpulan ....................................................................................................................
b. Kritik dan saran .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Alat musik tradisional sudah menjadi identitas setiap kesenian daerah di Indonesia.
Alat musik berperan penting dalam mengiringi tarian tradisional, lagu daerah,
pementasan, acara keagamaan dan acara adat. Mengenal lebih mendalam alat musik
tradisional adalah bentuk penghargaan terhadap pendahulu yang telah menciptakan
alat musik teradisional sebagai identitas daerah.

Indonesia memiliki banyak sekali alat musik tradisional. Sebagai masyarakat yang
tinggal di indonesia baik generasi muda, pribumi maupun pendatang seharusnya wajib
mengetahui alat musik tradisional dan turut melestarikannya, namun masih saja banyak
masyarakat yang kurang mengenal alat musik tradisional dari daerah indonesia.

Kurangnya media pengenalan dan pembelajaran alat musik tradisional


menyebabkan masyarakat kurang mengetahui dan memahami alat musik tradisional
tersebut. Sehingga lama-kelamaan akan tenggelam dan dilupakan dengan sendirinya.
Mendokumentasi informasi dalam bentuk gambar dan tulisan sebagai refrensinya
merupakan bagian dari bentuk pelestarian.

Media informasi bersifat Pendidikan dan pengetahuan dikemas dalam bentuk yang
menarik dan efektif yang dapat diakses dengan mudah sehingga dapat digunakan oleh
semua kalangan merupakan solusi yang tepat dalam membantu pelestarian alat musik
tradisional agar informasinya tetap ada dan menarik minat masyarakat untuk
mempelajarinya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan maka penulis
membuat kliping yang berjudul “ALAT MUSIK TRADISIONAL” yang diharapkan
dapat menjadi media informasi yang menarik bagi masyarakat dalam mengenal alat
musik tradisional di indonesia.

B. Tujuan penulisan
a. Untuk memenuhi tugas seni budaya.
b. Untuk mengenalkan alat musik tradisional khususnya di Indonesia.
c. Untuk menumbuhkan minat anak terhadap alat musik tradisional dan untuk
memahami bagaimana cara memainkan alat musik tersebut.
d. Membuat alternatif penyelesaian masalah mengenai kurangnya informasi
tentang alat musik tradisional.
e. Sebagai tempat latihan menulis agar mampu menyusun makalah dengan baik
dan benar.
f. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya.
BAB 2. ISI
A. Alat musik tradisional petik

Asal : Batak, Toba, Sumatra Utara.


Deskripsi : bentuk panjang seperti botol memiliki dua buah
senar, berbahan dasar kayu. Hasapi terbuat dari kayu juhar
yang tumbuh di sekitar danau toba, bisa juga dengan
menggunakan batang kayu pohon nangka. Hasapi merupakan
instrumen musik yang dimainkan dengan cara dipetik, sejenis
lute yang termasuk dalam kelompok chordophone (alat
musik berdawai) dan memiliki dua senar, bentuknya hampir
sama dengan gitar. Bagi masyarakat Batak, Hasapi seperti
benda sakral karena biasa digunakan dalam upacara adat
sebagai alat musik pengiring yang dipadukan dengan seruling
gambang atau gendang.

Asal : Kalimantan Tengah


Deskripsi : berbentuk menyerupai gitar, yang tercipta dari
akulturasi budaya antara Suku Dayak dan para pedagang China
di Kalimantan. Alat musik japen terbuat dari kayu dengan empat
buah senar yang dihiasi ornamen ala Suku Dayak. Nada yang
dihasilkan pun hampir mirip seperti musik nuansa kebudayaan
Tionghoa

Asal : Jawa Barat


Deskripsi : Alat musik petik tradisional Indonesia yang satu ini
cukup terkenal, biasanya dipadukan dengan suling bambu atau
gamelan. Kecapi terbuat dari kayu dan mempunyai dawai
berjumlah 18 hingga 20, yang biasanya menjadi pengiring pada
tembang (lagu) sunda atau pupuh. cara memaikannya dengan
dipetik bagian dawai/senar sehingga akan menghasilkan bunyi
yang khas. Dimainkan dengan cara dipetik (jari tangan kanan)
dan atau di toel (jari tangan kiri).
Asal : Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur
Deskripsi : “Sasandu” yang berarti “bergetar atau berbunyi”.
Sasando ini sering dimainkan untuk mengiringi nyanyian,
syair,tarian tradisional dan menghibur keluarga yang berduka.
Alat musik berdawai tanpa mempunyai cord dan dimainkan
dengan cara dipetik dengan menggunakan jarii. Walaupun
merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik,
sasandu memiliki cara yang berbeda dengan alat musik petikan
lainnya. Sasando biasanya dimainkan menggunakan kedua
tangan dengan arah yang berlawanan. Tangan kanan berperan
untuk memainkan accord, sedangkan tangan kiri sebagai
melodi atau bass. Alat musik satu ini hampir sama dengan alat
musik tradisional seperti Kecapi atau Harpa, namun memiliki
bentuk dan suara yang sangat khas.

Asal : jawa tengah


Deskripsi : seperangkat alat musik yang termasuk dalam
gamelan jawa. Siter lebih sering ditemukan berpasangan
dengan celempung didalam sebuah set gamelan Jawa, siter
hanya memiliki 11 senar. Ciri yang paling sering dijumpai adalah
1 senar di setting suara pelog dan senar lainnya mengfungsikan
suara slendro. Siter dimasukkan ke dalam sebuah kotak disaat
mau dimainkan. Untuk memainkan alat musik tradisional yang
dipetik ini pemainnya mesti menggunakan ibu jari untuk menuai
senar dan jari lainnya digunakan untuk menahan getaran yang
muncul dari petikan senar itu. Hal ini sebenarnya telah menjadi
teknik dan ciri khas dari sebuah instrumen gamelan Jawa.

Asal : Sulawesi Barat


Daerah : terbuat dari bahan dasar berupa kayu, tempurung
kelapa dan senar. Cara memainkan alat musik Talindo ini
adalah dengan cara dipetik di bagian senarnya, lalu fungsi dari
tempurung kelapa adalah sebagai lubang resonansi. Alat musik
tradisional ini sangat populer di masyarakat karena akan selalu
hadir atau muncul saat musim panen tiba.
Asal : suku Dayak, kalimantan timur
Deskripsi : Alat musik ini bentuknya menyerupai gitar, terbuat
dari bahan kayu yang dipenuhi dengan ornamen atau ukiran
yang indah. Sampe adalah alat musik yang berfungsi untuk
menyatakan perasaan, baik perasaan riang gembira, rasa
sayang, kerinduan, bahkan rasa duka nestapa. Cara memetik
sampe adalah dengan jari-jari kedua tangan, baik tangan kiri
maupun tangan kanan. Petikan ini akan menghasilkan bunyi
accord. Pemetik sampe memainkan lagu hanya dengan
berdasarkan perasaan sehingga bunyi yang dihasilkan pun
akan mengena sesuai dengan perasaan si pemetik.

B. Alat musik tradisional tiup

Asal : Minangkabau, Sumatra Barat


Deskripsi : Alat ini mirip dengan suling namun lebih sederhana
karena hanya memiliki empat lubang berurutan. Alat musik tiup
ini terbuat dari bambu tipis atau talang. Orang Minangkabau
percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang
berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang
ditemukan hanyut di sungai. Fungsi Alat Musik Saluang : Untuk
pengiring dendang (nyanyian), umumnya didendangkan oleh
beberapa wanita. Untuk memeriahkan Acara Kesenian Daerah.

Asal : Jawa Barat


Deskripsi : keluarga alat musik tiup yang terbuat dari bambu.
Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat
musik lainnya dengan baik. bentuknya bulat panjang seperti
pipa, pada kedua ujungnya satu tertutup oleh ruas bambu dan
satu ujungnya lagi dipotong sehingga terbuka untuk keluarnya
udara. alat musik sederhana yang terbuat dari bambu ini
dimainkan dengan meniup dan menggerakan jari di lubang-
lubang resonansi yang terdapat di tubuh suling.
Asal : Nusa Tenggara Timur (NTT)
Deskripsi : alat musik suling berganda yang dimainkan dengan
cara bersamaan dan terbuat dari bambu. Foy Doa biasanya
digunakan untuk mengiringi syair-syair yang bertema kehidupan
Selain itu, Foy Doa digunakan oleh masyarakat setempat dalam
sebuah permainan rakyat seperti benteng dan sebagainya.
Nada-nada Foy Doa berupa nada tunggal maupun ganda
tergantung selera pemain menggunakannya. Cara memainkan
alat musik ini sama halnya dengan bermain suling.

Asal : Banjar, Kalimantan Selatan


Daerah : Serunai merupakan instrumen musik tiup yang terbuat
dari dua potong kayu atau bambu berongga dengan ukuran
berbeda. Batang yang kecil disebut puput (sisi yang ditiup)
berfungsi sebagai sumber suara. Batang yang lebih besar
memiliki empat atau lebih lubang dan berfungsi sebagai penata
nada. Serta Corong biasanya berbahan tanduk kerbau atau
kayu gabus. Fungsinya meningkatkan volume suara yang
dihasilkan serunai. Serunai biasanya dimainkan pada saat
acara adat yang ramai ataupun dimainkan secara bebas,

C. Alat musik tradisional pukul

Asal : Minahasa, Sulawesi Utara


Deskripsi : terdiri dari bilah-bilah kayu yang disusun berderet
dan dipasang di atas sebuah bak kayu. Kolintang biasanya
dimainkan secara ansambel. Kolintang dalam masyarakat
minahasa digunakan untuk mengiringi upacara adat, tari,
menyanyi, dan bermusik. Kayu yang dipakai untuk membuat
Kolintang adalah kayu lokal yang ringan namun kuat seperti
kayu Telur, kayu Wenuang, dan sejenisnya yang mempunyai
konstruksi serat paralel.
Asal : sunda, jawa barat
Deskripsi : alat musik purwarupa jenis idiofon yang terbuat dari
bamboo. Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan
dari awi wulung (bambu hitam), tetapi ada pula yang dibuat dari
awi temen (bambu ater, berwarna hijau). Pengertian calung
selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni
pertunjukan. Jenis calung dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu calung rantay dan calung jinjing. Pada saat memainkan
calung rantay pemain biasanya memainkan calung rantay
dengan duduk bersila sedangkan calung jinjing pemain
menjinjing bambu yang telah dideretkan dan memainkannya
sambil berdiri. Awal mulanya calung dipentaskan untuk
mengiringi upacara-upacara adat sunda sebagai ritual perayaan
masyarakat Jawa Barat, namun dengan berkembangnya zaman
calung berubah fungsi menjadi alat musik yang manghibur
masyarakat dengan menghasilkan harmoni yang indah.

Asal : jawa tengah


Deskripsi : gendang merupakan salah satu instrumen dalam
gamelan Jawa. Fungsi gendang dalam gamelan Jawa adalah
mengatur irama musik gamelan. Oleh karenanya, gendang
biasa dimainkan oleh para pemain profesional yang telah
mendalami budaya Jawa. Kendang yang baik terbuat dari kayu
nangka, kelapa atau cempedak. Kulit kerbau sering digunakan
untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan ketukan
bernada rendah) sedangkan kulit kambing digunakan untuk
chang (permukaan luar yang memancarkan ketukan bernada
tinggi). Pada tali kulit yang berbentuk "Y" atau tali rotan, yang
dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada
dasar. Semakin kencang tarikan kulitnya, maka semakin tinggi
pula suara yang dihasilkannya. Gendang dimainkan dengan
cara menabuh atau dipukul dengan tangan yang jika pada
bagian tepi dan tengah akan menimbulkan nada suara yang
berbeda.
Asal : Papua
Deskripsi : Tifa merupakan sejenis gendang tetapi bentuknya
lebih kecil dan memanjang Alat musik ini terbuat dari batang
kayu yang di lubangi pada tengahnya. Batang pohon waru, apo,
dan kokota yang pada umumnya digunakan sebagai bahan
utama pembuatan tifa. Sedangkan untuk penutup biasanya
menggunakan kulit rusa. Alat musik ini biasanya akan
digunakan untuk mengiringi berbagai acara, baik untuk
penyambutan, pesta adat, hingga tarian khas dari Papua. Tarian
yang sering diiringi oleh alat musik ini yaitu Perang Asmar, Gatsi
dan juga beberapa tarian lainnya. selain sebagai alat penggiring
musik atau tarian, alat ini juga memiliki makna sosial
berdasarkan fungsi dan bentuk hiasan ukiran pada tifa. Ukiran-
ukiran serta motif yang ada pada alat musik tifa menunjukan
status pemiliknya sebagai pakas anem atau masyarakat biasa.

Asal : Minangkabau, Sumatera Barat


Deskripsi : Bentuknya hampir mirip dengan bonang. Seperti
bonang, talempong memiliki bentuk simetris radial – dengan
rongga menghadap bawah. Sisi bagian bawah yang berongga
berukuran lebih kecil dibanding sisi bagian atas yang tertutup. Di
bagian tengah, terdapat bidang yang menonjol yang menjadi
sumber bunyi. Saat dimainkan, tonjolan ini dipukul
menggunakan tongkat dari bahan kayu. Seperangkat instrumen
talempong terdiri dari beberapa unit talempong dengan nada
bervariasi. Variasi nada dalam talempong terbentuk dari
perbedaan diameter dan ukuran area menonjol dari tiap unitnya.
Talempong sendiri terbuat dari bahan dari campuran logam
seperti tembaga, timah putih, dan juga seng. Bahkan ada pula
yang dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan
lebih banyak digunakan. Fungsi talempong yang bertempo
cepat merupakan pengatur ketukan dalam berbagai tarian
tradisional Minangkabau yang terkenal energik. Talempong juga
hadir menghidupkan suasana dalam arak-arakan penyambutan
tamu agung.
D. Alat musik tradisional goyang

Asal : Jawa Barat


Deskripsi : angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-
pipa bambu yang dipotong ujung-ujungnya menyerupai pipa-
pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu
bingkai.angklung biasanya dibuat dengan jenis bambu hitam
atau bambuater yang mempunyai ciri khas berwarna kuning
keputihan saat mengering. Angklung dirangkai dengan
mengumpulkan 2 hingga 4 tabung bambu beda ukuran dan
dirangkai menjadi satu dengan cara diikat dengan rotan. Cara
memainkan alat musik angklung ini yaitu dengan cara
memegang kerangka angklung (bagian atas) dan
menggoyangkan bagian bawahnya sehingga angklung akan
menghasilkan bunyi. Bunyi pada angklung muncul karena
bambu-bambu angklung saling berbenturan. Bunyi yang
dihasilkan dari benturan bambu-bambu tersebut membentuk
susunan nada.

Asal : Sulawesi Selatan


Deskripsi : Lalosu adalah alat musik yang terbuat dari kayu dan
tekstil. Alat bunyi-bunyian ini berupa tabung bambu yang diisi
dengan batu-batu kecil. Tabung ini dibungkus dengan kain
warna merah dan putih. Salah satu ujungnya berbentuk kepala
ayam. Sessungriu merupakan perangkat yang digunakan dalam
tarian Alusu, lalosu berasal dari kata lao-lisu yang artinya bolak-
balik.Lalosu dimainkan dengan cara digoyang-goyangkan
seperti namanya yang diambil dari kata lao-lisu yang berarti
bolak-balik sambil menari “Tari Ulusu”. Tari ini dilakukan ketika
ada upacara adat seperti pelantikan raja, penyambutan tamu,
dan acara adat lainya.
BAB 3. PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat musik tradisional adalah alat musik yang berkembang secara turun
menurun pada suatu daerah. Alat musik tersebut biasanya digunakan untuk
mengiringi acara-acara yang terdapat di kalangan masyarakat daerah tersebut.
Seperti halnya jenis alat musik lainnya, secara garis besar, alat musik tradisional
dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu alat musik tiup, petik, pukul dan
goyang. Fungsi dari musik itu sendiri bagi masyarakat adalah sebagai media
hiburan, pengiring tari, sarana ekonomi dan lainnya.

B. Saran dan kritik


Di masa sekarang ini orang sudah sudah sangat jarang yang simpati atau
peduli pada hal-hal yang berhubungan dengan istilah tradisional, mereka berfikir
semua yang tradisional adalah kuno dan tidak modern. Walaupun sebagian kecil
masih ada orang-orang yang peduli dan suka terhadap hal-hal yang berbau
tradisional, dan kebanyakan dari orang tersebut adalah orang yang sudah
berumur atau tua. Padahal kita sebagai generasi muda harus menghidupkan
kembali dan melestarikan semua peninggalan nenek moyang kita agar tidak
hilang dari ciri khas dari suatu daerah dan masih tetap terjaga dengan rapi tidak
tergeser oleh hal yang belum tentu baik untuk generasi muda.
Alat musik tradisional seperti talempong , saluang dan lainnya sekarang ini
jumlahnya sudah sedikit atau bahkan hampir hilang keberadaannya karena
tergeser oleh alat yang lebih modern seperti gitar, piano dan lainnya. pandangan
generasi sekarang mengenai alat musik tradisional adalah bahwa alat musik
tradisional itu kuno, tidak keren, tidak bagus, kurang indah dan sebagainya.
Generasi milenial sekarang lebih bangga belajar alat musik modern. Mereka
yang memandang seperti itu sebenarnya salah, bahwa alat musik tradisional pun
bisa menjadi keren indah dengan terus berlatih mengembangkan alat musik
tradisional , dan sebagai generasi muda seharusnya bisa menginovasikan alat
musik tradisional menjadi lebih keren dan indah sesuai dengan keinginan mereka
dan sekreatif mereka. Dengan begitu alat musik peninggalan nenek moyang kita
tidak akan mudah hilang atau tergerus oleh alat musik modern.
Sekarang ini karena sudah jarangnya yang menginginkan atau berminat
memainkan alat musik tradisional, maka di dalam pembuatan alat musiknya pun
sudah sangat sedikit yang memproduksi, itu karena kurangnya minat generasi
sekarang ini sehingga para pemproduksi berfikir untuk apa membuat jika tidak
ada konsumen, mereka hanya akan rugi biaya juga tenaga untuk pembuatannya.
Untuk itu kita sebagai generasi milenial harus mampu melestarikan dan mau
untuk belajar bagaimana cara membuat juga menggunakan alat musik tradisional
tersebut. Karena kalau sudah bisa memainkannya akan mudah untuk
melestarikannya.
Cara melestarikannya di era yang modern seperti ini adalah dengan hanya
cara memposting rekaman video ketika sedang memainkan alat musik tradisional
itu, dan bisa-bisa video itu akan menjadi viral. Karena seperti yang kita lihat pada
saat sekarang ini, melalui sosial media berita-berita terbaru akan sangat cepat
menyebarnya.
Dan selain dari hal itu adalah, bisa dilakukan dengan cara mengikuti banyak
lomba kesenian. Karena pada masa sekarang ini telah ada kesenian kita yang
terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri, karena selalu
menang dalam mengikuti setiap lomba-lomba itu.
Dalam meraih kemenangan dalam setiap lomba, diperlukan latihan secara
keras. Perubahan cara pandang kita terhadap hal yang kuno itu juga harus
dirubah, bahwa yang kuno itu juga bisa menjadi hal yang keren asalkan kita mau
berinovasi sekreatif mungkin sehingga hal tersebut akan menjadi menakjubkan.
Dan bahwa jika tidak adanya alat musik tradisional maka tidak akan tercipta alat
musik modern. Karena alat musik modern itu ada karena bersumber dari alat
musik tradisional.
Maka dari itu kita generasi milenial tidak boleh melupakan hal yang
tradisional. Sebab, seiring dengan perkembangan zaman maka akan semakin
modern atau berkembang alat-alat musik di dunia. Jika generasi milenial mau
melestarikannya maka alat musik tradisional tidak akan mengalami kepunahan.
MARI BERSAMA-SAMA BANGGA TERHADAP ALAT MUSIK
TRADISIONAL DAN MAU UNTUK MELESTARIKANNYA !!
DAFTAR PUSTAKA

https://felderfans.com/alat-musik-tradisional-yang-dipetik/

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210621165541-232-657365/5-alat-musik-
tradisional-indonesia-yang-ditiup

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210618073551-246-656012/7-alat-musik-
petik-tradisional-indonesia

https://id.berita.yahoo.com/mac114026891am-macam-alat-musik-tradisional-.html

https://en.wikipedia.org

Dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai