Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Bahasa Arab


B. Kegiatan Belajar : mengidentifikasi Mizan Sharfi dan Bina al-Kalimah
dengan tepat
C. berdasarkan ciri-cirinya. (KB 4)

D. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Peta Konsep (Beberapa A. Definisi Mizan Sharfi
istilah dan definisi) di modul B. Lambang Mîzân Sharfî
bidang studi Mîzân sharfî dilambangkan dengan tiga harf
(konsonan), yaitu: َ‫ َل‬, ‫ َع‬, ‫( ف‬f-‘-l)
yang membentuk kata َ
َ‫لـــ‬
َ‫عــ‬
َ‫( ـف‬fa-‘a-la) dan merupakan wazn dasar bagi
semua
wazn kalimah fi‘il (verba). Wazn dasar ini terdiri
atas 3 (tiga) unsur morfem akar,
yaitu fâ’ fi‘il (
‫ءاف‬
‫لعفال‬
), ‘ain fi‘il ( ‫نيع‬
‫لعفال‬
), dan lâm fi‘il (
‫مال‬
‫لعفال‬
). Pembagian tiga
unsur ini didasarkan pada mayoritas bentuk dasar
kalimah bahasa Arab yang
memiliki 3 (tiga) harf ashliyy (konsonan/morfem
akar). Dan, untuk mengetahui
bentuk dasar sebuah kalimah, hurûf ashliyyah
(konsonan dasar/morfem akar),

kalimah itu harus diperbandingkan dengan fâ' fi‘il (


‫ءاف‬
‫لعفال‬
), ‘ain fi‘il ( ‫نيع‬
‫لعفال‬
), dan
lâm fi‘il (
‫مال‬
‫لعفال‬
) dari wazn-wazn yang menjadi acuannya. Sebagai
gambaran
sederhana tentang mîzân sharfî dan wazan dasar
dari
‫لـــ‬
‫عــ‬
‫( ـف‬fa-‘a-la), perhatikan
dengan cermat wazn (‫)نزوال‬, mauzûn ( ‫زومال‬
‫نو‬
), lalu perbandingkan mauzûn
(‫ )نوزومال‬dengan fâ' fi‘il (
‫ءاف‬
‫) لعفال‬, ‘ain fi‘il ( ‫نيع‬
‫لعفال‬
), dan lâm fi‘il (
‫مال‬
‫) لعفال‬. Dari sini,
tampak konstruksi sebuah kalimah. Dan, setiap
kalimah nantinya dapat ditimbang
dengan cara demikian.

2 Daftar materi bidang studi


yang sulit dipahami pada Mîzân sharfî secara harfiah berarti “timbangan
modul morfologis”. Dalam ilmu
sharf, istilah “mîzân sharfî” (
‫يفرصل‬
‫نازيمل‬
) setara penggunanannya dengan wazn
( ‫ )نزوال‬atau wazn sharfî. Secara etimologis,
wazn ( ‫ )نزوال‬berarti ukuran (kail) dan
timbangan/neraca (mîzân). Secara
terminologis, wazn ialah standar, acuan, atau
patokan yang digunakan untuk mengukur
(menimbang) kalimah dalam bahasa
Arab.

Dengan demikian, wazn atau mîzân sharfî dapat


didefinisikan sebagai
timbangan atau acuan untuk mengetahui
konstruksi morfologis kalimah bahasa
Arab, khususnya kalimah fi‘il dan isim yang
mengalami tashrîf, yaitu perubahan
bentuk kata untuk membedakan kasus, kala, jenis,
jumlah, dan aspek/situasinya.

Secara bahasa, wazn berarti ukuran (kail) atau


timbangan (mîzân). Dalam
terminologi ilmu sharf, wazn ialah standar atau
patokan yang digunakan untuk
menimbang kalimah (kata, morfem bebas).
Kemudian, konstruksi kalimah dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya
dapat diketahui berdasarkan
wazn-wazn tersebut.”
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa tujuan
penetapan wazn sharfî
(standar/acuan morfologis) adalah untuk
mengetahui konstruksi kalimah (kata,
morfem bebas) dan perubahan-perubahan yang
terjadi di dalamnya dengan cara
memperbandingkan hurûf ashliyyah (huruf
asli/morfem akar) dengan wazn-wazn
yang menjadi acuannya.
Dengan demikian, suatu kalimah bahasa Arab
dapat diketahui konstruksi
morfemisnya dengan cara diperbandingkan hurûf
ashliyyah (konsonan
dasar/morfem akar) yang membentuk kalimah
dengan wazn yang menjadi mîzân
sharfî-nya atau timbangan morfologisnya. Wazn (
‫ )نزوال‬menjadi acuan kalimah
dari segi jumlah harf ashliyy (morfem akar) dalam
kalimah dan dari segi bunyi
harakah (vokal) yang melekat pada harf asliyy
tersebut.

Prosedur Menimbang Kalimah dengan Mîzân Sharfî

Para ahli bahasa Arab telah menetapkan langkah-langkah


atau prosedur
yang dapat ditempuh untuk menimbang sebuah kalimah
(kata) dengan mîzân
sharfî-nya (timbangan morfologisnya), yaitu sebagai
berikut:

1. Buatlah tabel perbandingan antara kalimah yang akan


ditimbang (mauzûn)
dengan wazn yang menjadi acuan morfologisnya dengan
cara mencocokkan
setiap harf ashliyy (konsonan dasar/morfem akar) pada
kalimah yang
ditimbang dengan fâ’ fi‘il, ‘ain fi‘il, dan lâm fi‘il dari wazn
yang menjadi
acuan/timbangan kalimah
2. Bedakan mana harf ashliyy (konsonan dasar) dan mana
harf zâ’idah
(konsonan tambahan) yang terdapat pada kalimah yang
akan ditimbang
(mauzûn) dengan memperhatikan wazn yang menjadi
acuan timbangan
Kalimah

3. Apabila kalimah yang ditimbang (mauzûn) terdiri dari 4


harf, 5 harf, 6 harf, atau
7 harf, kembalikanlah ia pada bentuk wazn fi‘il tsulâtsî
mujarrad (acuan
morfologis fi‘il-dasar yang tiga harf-nya asli/bukan
tambahan) atau wazn fi‘il
rubâ‘î mujarrad (acuan morfologis fi‘il-dasar yang empat
harf-nya asli)
4. Temukan harf zâ’idah (konsonan tambahan) dalam
wazn yang menjadi acuan
kalimah, lalu sejajarkan dengan harf zâ’idah yang terdapat
pada kalimah yang
ditimbang (mauzûn)
5. Berilah harakah (vokal) dan sukûn (mati/tidak ber-
harakah) pada harf-harf
kalimah yang ditimbang (mauzûn) sebagaimana harakah
(vokal) dan sukûn
(tidak ber-harakah) yang terdapat pada wazn yang menjadi
acuan kalimah
6. Tandai pada kalimah yang ditimbang (mauzûn), harf-
harf yang
diperbandingkan dengan fâ’ fi‘il, ‘ain fi‘il, dan lâm fi‘il dari
wazn yang menjadi
acuan kalimah. Harf yang sebanding dengan fâ’ fi‘il pada
wazn disebut dengan
fâ’ al-kalimah (‫)ةملكال ءاف‬. Harf yang sebanding dengan ‘ain
fi‘il pada wazn
disebut dengan ‘ain al-kalimah (‫)ةملكال نيع‬. Dan, harf yang
sebanding dengan
lâm fi‘il pada wazn disebut dengan lâm al-kalimah (
‫مال‬

‫ةملكال‬
).
7. Apabila kalimah yang ditimbang (mauzûn) tidak
sebanding jumlah
konsonannya dengan wazn yang menjadi acuan kalimah,
maka kalimah
tersebut mengandung harf illah (semi vokal) yaitu: alif (‫)ا‬,
wawu (‫)و‬, dan yâ’ (‫)ي‬
yang sebelumnya telah dibuang, diganti, atau disukunkan.
Untuk mengetahui
perubahan pada kalimah tersebut, kembalikan pada wazn
yang menjadi acuan
kalimah.

Dari langkah-langkah tersebut di atas, dapat diketahui


bahwa wazn dari
‫ت‬
‫ك‬
‫ب‬
(ka-ta-ba) adalah
‫( ف‬fa-‘a-la), wazn dari
‫ل‬
‫ع‬
‫( ك‬kâ-ti-b[un]) adalah
‫ب‬
‫تا‬
‫ل‬
‫( ف‬fâ-‘i-l[un]),
‫عا‬
dan wazn dari
‫ت‬
ْ‫ك‬
‫ب‬
ْ‫و‬
‫( م‬ma-k-tûb[un]) adalah
‫ل‬
ْ‫ف‬
ْ‫و‬
‫ع‬
‫( م‬ma-f-‘ûl[un]). Begitu juga wazn
dari
‫أ‬
‫( ق‬qa-ra-’a) adalah
‫ر‬
‫( ف‬fa-‘a-la), wazn dari
‫ل‬
‫ع‬
‫ئ‬
‫( ق‬qâ-ri-’[un]) adalah
‫را‬
‫ل‬
‫( ف‬fâ-‘i-
‫عا‬
l[un]), dan wazn dari
ْ‫ق‬
‫ء‬
ْ‫و‬
‫ر‬
‫( م‬ma-q-rû’[un]) adalah
‫ل‬
ْ‫ف‬
ْ‫و‬
‫ع‬
‫( م‬ma-f-‘ûl[un]).
3 Daftar materi yang sering Binâ’ al-Kalimah (Konstruksi Kata)
mengalami miskonsepsi Untuk mengetahui binâ’ atau konstruksi atau
dalam pembelajaran bangunan sebuah kalimah,
harus dipahami dahulu bahwa mayoritas kalimah
bahasa Arab itu dibangun di
atas 3 (tiga) harf ashliyy (huruf asli/konsonan
dasar). Huruf asli ( ‫فورحال‬
‫ةيلصألا‬/morfem akar terbagi) merupakan acuan
pokok bagi semua bentuk dan
jenis kata yang terbentuk darinya. Semua kalimah
mutasharrifah (menerima
perubahan), baik yang terdiri dari satu huruf, dua
huruf, tiga huruf, empat huruf, lima huruf, enam
huruf, atau tujuh huruf jika ditelusuri akar katanya
akan kembali
ke tiga huruf asli (
‫ةيلصألا‬
‫فورحال‬
‫ثالثال‬

). Maksudnya, apabila ada suatu


kalimah/kata yang terdiri atas enam atau tujuh
huruf, maka dapat dipastikan ada
tiga huruf asli/akar yang menjadi elemen dasar
kalimah. Sedangkan apabila ada
kalimah yang terdiri dari 1 huruf atau 2 huruf, pasti
ada satu atau dua harf yang
hilang atau dibuang.

Klasifikasi Binâ’ al-Af‘âl (Konstruksi Kata Kerja)

Ditinjau dari huruf shahîh atau ‘illat yang menjadi


konstruksinya, binâ’
kalimah dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Binâ’ Shahîh (
‫ )حيحصال ءانبال‬dan Binâ’ Mu‘tall
(
‫ءانبال‬

‫لتعمال‬
).

1. Binâ’ Shahîh (‫)حيحصال ءانبال‬


Binâ’ Shahîh (‫ )حيحصال ءانبال‬ialah konstruksi kalimah
yang semua (tiga)
huruf aslinya adalah huruf sahih (sehat) atau tidak
ada satu pun yang berupa
huruf ‘illat (cacat), yaitu: ‫ و‬, ‫ا‬, dan ‫ي‬.

2. Binâ’ Mu‘tall (
‫ءانبال‬
َ
ّ‫لتعمال‬
)
Binâ’ Mu‘tall (
‫ءانبال‬

‫لتعمال‬
) ialah konstruksi kalimah yang satu atau dua
huruf aslinya (morfem akar) berupa huruf ‘illat
(cacat). Huruf ‘illat ada tiga, yaitu
alif, wawu, dan ya’ ( ‫ ي‬, ‫ و‬, ‫)ا‬.

Anda mungkin juga menyukai