Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KINERJA PERAWAT

(STUDI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


TANJUNG UBAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU)

Suriana

Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik


Universitas Maritim Raja Ali Haji
Afri.desy@yahoo.com

Abstrak

Kinerja perawat adalah merupakan tenaga profesional yang mempunyai kemampuan


baik intelektual, teknikal, interpersonal dan moral, bertanggung jawab serta berwenang
melaksanakan asuhan keperawatan pelayanan kesehatan dalam mengimplesentasikan sebaik-
baiknya suatu wewenang dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan
terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi kesehatan tanpa melihat keadaan dan situasi
waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja perawat pada ruang
rawat inap dirumah sakit umum daerah tanjung uban provinsi kepulauan riau. Informan pada
penelitian ini adalah pasien tahun 2014 sebanyak 41 orang. Teknik pengambilan informan
adalah insedental sampling, agar memperoleh data yang nyata. Dalam skripsi ini penulis
menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dapat memberikan
tanggapan pada kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi
Kepuauan Riau terhadap 6 dimensi yaitu, Quality, Quantity, Timeliness, Cost Efectiveness,
Need fo Supervision dan Interpersonal Impact. Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa
pada Analisis Kinerja Perawat studi Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung
Uban Provinsi Kepulauan Riau secara umum sudah baik namun ada beberapa hambatan yang
ditemukan. Saran yang dapat penulis kemukakan bahwa, diharapkan agar instansi kesehatan
khususnya di rumah sakit umum daerah tanjung uban provinsi kepulauan riau untuk lebih
meningkatkan sistem kerja yaitu perawat dalam menjalankan tugasnya.

Kata kunci : Kinerja

1
ABSTRACT

performance is a professional nurse who has the good ability of intellectual,


technical, interpersonal and moral, responsible and competent health care implement
nursing care as well as possible in implementing an authority in order to accomplish the
purpose of the realization of the main tasks the profession and the goals and objectives of
health organizational units without look at the circumstances and situation of the time.
The purpose of this study was to determine how the performance of nurses on hospital
inpatient space common areas of gray cape province of Riau islands. Informants in this
study were patients in 2014 as many as 41 people. Informant retrieval technique is
insedental sampling, in order to obtain real data. In this paper the authors use the
technique of interview, observation, and documentation. Informants can provide feedback
on the performance of nurses at the General Hospital Kepuauan Riau province Tanjung
Uban to 6 dimensions, namely, Quality, Quantity, Timeliness, Cost Efectiveness, Need fo
Supervision and Interpersonal Impact. So that the authors can conclude that the
performance analysis study space Inpatient Nurses in General Hospital Tanjung Uban
Riau Islands province in general is good but there are some obstacles that are found.
Suggestions to the authors pointed out that, it is expected that health agencies, especially
in district general hospitals gray cape province of Riau islands to further improve the
work system that nurses in performing their duties.

Keywords: Performance

2
I. PENDAHULUAN
memuaskan para pasien yang datang
Rumah sakit merupakan salah
berobat sesuai dengan apa yang
satu unit pemberian pelayanan kesehatan
diharapkan pasien sehingga pasien
suatu organisasi dengan sistem terbuka
merasa diperhatikan.
dan selalu berinteraksi dengan
Pada hakikatnya pengorganisasian
lingkungannya untuk mencapai suatu
suatu sistem rumah sakit tidak akan
keseimbangan yang dinamis mempunyai
terlepas dari sumber daya manusia
fungsi utama melayani masyarakat
termasuk perawat. Oleh sebab itu,
selama 24 jam dan mengutamakan
sumber daya manusia merupakan bagian
pelayanan kesehatan yang prima.
yang terpenting dari seluruh kegiatan di
Peranan terpenting layanan kesehatan
rumah sakit. Sumber daya manusia yang
adalah jaminan mutu layanan kesehatan
berkualitas dapat dilihat dari hasil
yang artinya sesuai dengan harapan dan
kerjanya. kinerja perawat yang baik
kebutuhan pasien sehingga diharapkan
terlihat dari bagaimana seorang perawat
dapat memberikan pelayanan kesehatan
itu mampu memperlihatkan hasil
yang bermutu dan lebih memperhatikan
kerjanya dalam memberikan pelayanan
kepentingan konsumen.
kesehatan yang mengarah pada
Pemerintah mendirikan rumah
tercapainya maksud dan tujuan rumah
sakit sebagai fasilitator pemelihara
sakit dalam menangani masalah-masalah
fungsi kesehatan masyarakat guna
pasien yang membutuhkan pelayanan
mempercepat peningkatan derajat
secara terus menerus selama 24 jam dan
kesehatan masyarakat. Keberadaan
dirasakan langsung oleh pasien. Dengan
rumah sakit sangat bermanfaat untuk
keahlian dan kemampuan yang dimiliki
menolong masyarakat yang
oleh perawat agar tidak terjadi suatu
membutuhkan agar memperoleh
permasalahan yang melibatkan instansi
pengobatan secara cepat dan tepat.
terkait atau pasien yang datang berobat
Pelaksanaan tugas dan pekerjaan
sehingga menimbulkan dampak negatif
merupakan suatu kewajiban bagi para
terhadap rumah sakit yang bersangkutan.
perawat di dalam suatu unit pelayanan
Selain itu, adanya tuntutan terhadap
kesehatan, pelayanan kesehatan yang
pengelolaan sumber daya manusia di
utama yaitu rumah sakit. Dalam
rumah sakit pemerintah agar dapat
pelaksanaan tugas dan pekerjaan tersebut
bersaing dengan rumah sakit swasta
tentunya pasti mempunyai suatu tujuan
merupakan pekerjaan yang tidak mudah
yang sama yakni meningkatkan suatu
bagi penentu kebijakan rumah sakit.
hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta
Peningkatan produktivitas perawat yang

3
berkualitas menjadi salah satu hal yang pasien,pelayanan lambat dan berbelit-
penting untuk diperhatikan karena tanpa belit,kurangnya tanggapan staf terhadap
adanya perawat yang berkualitas, betapa keluhan pasien. Dokter atau tenaga
pun canggihnya sistem yang ada maka medis tidak ada pada saat dibutuhkan,
tujuan organisasipun akan sulit untuk dan aparatnya yang tidak ramah.
dicapai. Permasalahan ini sering tidak
Upaya pelayanan dalam kesehatan diperdulikan oleh pegawai rumah sakit.
harus dilaksanakan secara serasi dan Akibatnya banyak pasien yang berasal
seimbang oleh pemerintah dan dari keluarga miskin kesehatannya tidak
masyarakat. Maka sudah tentu dapat pulih optimal bahkan berujung
pemerintah diharapkan lebih mampu pada kematian.
menghadapi tugasnya agar dapat Dari gejala tersebut yang
mengatur secara baik masalah yang melatarbelakangi untuk menulis dan
menyangkut dengan kesehatan. Terutama mengangkat sebuah judul penelitian
pelayanan pada rumah sakit di bidang mengenai : ‘’ Analisis kinerja Perawat
keperawatan dalam menjalankan tugas (studi ruang rawat inap di Rumah Sakit
dan fungsinya harus dilandasi oleh Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi
kesadaran akan tugas,tanggung jawab, Kepulauan Riau).”
dan timbang rasa yang tinggi agar tugas II. LANDASAN REORI
pelayanan kesehatan bagi masyarakat A. Kinerja
dapat terselenggara dengan baik dan Kinerja SDM merupakan istilah
memuaskan sesuai dengan harapan yang berasal dari kata Job Performance
pasien. Disebabkan semakin pentingnya atau Actual Performance ( prestasi
kinerja perawat dalam bentuk pelayanan kerja atau prestasi sesungguhnya yang
kesehatan. Maka dari itu peningkatan dicapai seseorang). Definisi kinerja
kinerja perawat mutlak diperlukan karyawan yang dikemukakan Bambang
mengingat kondisi masyarakat yang Kusriyanto (1991: 3) adalah : ‘’
semakin baik sehingga mampu merespon perbandingan hasil yang dicapai
setiap penyimpangan dalam kinerjanya. dengan peran serta tenaga kerja
Seperti halnya permasalahan kinerja persatuan waktu( lazimnya perjam).
perawat dalam pelayanan kesehatan Berdsarkan hasil tersebut diatas,
ruang rawat inap di rumah sakit umum prawirosentoro memberi arti
daerah tanjung uban yang berpengaruh performance atau kinerja adalah
terhadap hasil kinerja yang diberikan sebagai berikut:
oleh perawat bagi masyarakat. ‘’ performance atau kinerja
Disebabkan masih banyaknya kasus yang adalah hasil kerja yang dapat dicapai
terjadi seperti, kasus penelantaran oleh seseorang atau sekelompok

4
oarang dalam suatu organisasi, sesuai berbagai aktifitas dalam rantai nilai
dengan tanggung jawab masing- (value chain) yang ada pada organisasi.
masing dalam rangka mencapai tujuan Dari pendapat yang dikemukakan
organisasi bersangkutan secara legal, para ahli tentang kinerja, maka
tidak melanggar hukum dan sesuai diperoleh gambaran bahwa suatu
dengan moral mauapun etika’’. pekerjaan itu dikatakan efektif, jika
Dengan demikian kinerja proses yang dilakukan sesuai dengan
merupakan pencapaian tujuan hasi yang diinginkan. Pekerjaan yang
organisasi dengan berdasarkan pada cenderung banyak menggunakan biaya
beberapa aspek fundamental dan waktu dan hasilnya kurang optimal
Menurut Mahsun pengukuran tidak dapat dikatakan sebagai pekerjaan
kinerja sektor publik mengartikan yang efektif.
kinerja sebagai berikut: Dari konsep-konsep yang
‘’kinerja (performance) adalah dikemukakan diatas, maka dapat
mengenai tingkat pencapaian diperoleh pengertian bahwa kinerja
pelaksana suatu adalah keberhasilan dalam mencapai
kegiatan/program/kebijakan dalam tujuan tertentu dalam suatu organisasi
mewujudkan sasaran,tujuan,misi dan suatu institusi.
visi organisasi yang tertuang dalam Faustino Crdosa Gomes (1995:
strategic planning suatu organisasi’’. 195) mengemukakan definisi kinerja
Pendapat lain menurut Winardi, karyawan sebagai: ‘’ ungkapan seperti
mengatakan bahwa pengertian kinerja output, efisiensi serta efektivitas sering
sebagai berikut: dihubungkan dengan produktivitas’’.
‘’kinerja yaitu tingkatan hingga Selanjutnya, definisi kinerja karyawan
dimana tujuan-tujuan dicapai. Dengan menurut A.A. Anwar Prabu
demikian kinerja sinonim dengan hasil Mangkunegara (2000:67) bahwa ‘’
pekerjaan’’. kinerja karyawan (prestasi kerja)
Menurut Atik & Ratminto adalah hasil kerja secara kualitas dan
(2006:175) mendefinisikan kinerja kuantitas yang dicapai oleh seorang
organisasi sebagai gambaran mengenai karyawan dalam melaksanakan
tingkat pencapaian pelaksanaan tugas tugasnya sesuai dengan tanggung
dalam suatu organisasi dalam upaya jawab yang diberikan kepadanya’’.
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan Selanjutnya Siagian mengatakan
misi organisasi. Zeithamml dalam Atik bahwa pengertian kinerja sebagai
& Ratminti (2005:178) juga berikut:
mengatakan bahwa konsep kinerja ‘’ kinerja adalah keseluruhan
organisasi berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk

5
bekerja sedemikian rupa kemampuan potensi (IQ) dan
sehingga mencapai tujuan kemampuan reality (knowledge+
kerja secara optimal dan skill).
berbagai sasaran yang telah Artinya pimpinan dan karyawan
diciptakan dengan yang memilki IQ diatas rata-rata
pengorbanan yang secara ( IQ 110-120 ) apalagi IQ
rasio kecil dibandingkan superior, very superior, gifted dan
dengan hasil yang dicapai’’. genius dengan pendidikan yang
Setiap pekerjaan yang efisien memadai untuk jabatannya dan
tentu juga efektif, karena dilihat dari terampil dalam mengerjakan
segi hasil,tujuan dan akibat yang pekerjaan sehari-hari, maka akan
dikehendaki dari perbuatan itu telah lebih mudah mencapai kinerja
dicapai secara maksimal. Sedangkan maksimal.
dari pendekatan sosiologi, bahwa, b. Faktor motivasi (
‘’kinerja berasal dari kata effectiveness, motivation)
yang berarti taraf samapai, yaitu sejauh Motivasi diartikan suatu
mana suatu kelompok mencapai sikap (attitude) pimpinan dan
tujuannya’’, karyawan terhadap situasi kerja
B. Faktor-faktor yang (situation) dilingkungan
mempengaruhi pencapaian organisasinya. Mereka yang
kinerja bersikap positif (pro) terhadap
Faktor yang mempengaruhi situasi kerjanya akan
pencapaian kinerja adalah faktor menunjukkan motivasi kerja
(ability) dan faktor motivasi tinggi dan sebaliknya jika mereka
(motivation). Hal ini sesuai dengan bersikap negatif ( kontra)
pendapat Keith Davis dalam A.A. terhadap situasi kerjanya akan
Anwar Prabu Mangkunegara (2000: menunjukkan motivasi kerja yang
67) yang merumuskan bahwa : rendah. Situasi kerja yang
Human Performance= Ability x dimaksud mencakup antara lain
Motivation hubungan kerja, fasilitas kerja,
Motivation = Attitude x Situation iklim kerja, kebijakan pimpinan,
Ability = Knowledge x Skill pola kepemimpinan kerja dan
Penjelasan : kondisi kerja.
a. Faktor kemampuan ( Menurut Hennry Simamora (
Ability ) 1995: 500), kinerja (performance)
Secara psikologis, dipengaruhi tiga faktor, yaitu :
kemampuan (ability) terdiri dari

6
a. Faktor individual yang Terwujud dalam sarana fisik,
terdiri dari: tersedia atau tidaknya fasilitas
1) Kemampuan dan keahlian dan sarana prasarana.
2) Latar belakang 3) Faktor-faktor pendorong
3) Demografi (reinforcing factors)
b. Faktor psikologis yang Terwujud dalam dukungan
terdiri dari: organisasi seperti dari
1) Persepsi lingkungan keluarga, lembaga
2) Attitude / institusi dan masyarakat.
3) Personality D. Aspek-aspek standar
4) Pembelajaran kinerja
5) Motivasi Malayu S.P Hasibuan
c. Faktor Organisasi yang mengemukakan bahwa aspek-aspek yang
terdiri dari: dinilai kinerja mencangkup sebagai
1) Sumber daya berikut:
2) Kepemimpinan 1) Kesetiaan
3) Penghargaan 2) Hasil kerja
4) Struktur 3) Kejujuran
5) Job design 4) Kedisiplinan
C. Faktor-faktor yang 5) Kreativitas
mempengaruhi kinerja 6) Kerjasama
Kinerja dipengaruhi oleh 7) Kepemimpinan
dua( dua) faktor, yakni faktor 8) Kepribadian
internal individu dan faktor 9) Prakarsa
eksternal individu. Selanjutnya 10)Kecakapan, dan
perilaku itu sendiri ditentukan atau 11)Tanggung jawab
terbentuk dari 3 faktor yaitu : Sedangkan Husein Umar ( 1997:
1) Faktor-faktor predisposisi 266), membagi aspek-aspek sebagai berikut:
(predisposing factors) 1) Mutu pekerjaan
Terwujud dalam pengetahuan, 2) Kejujuran karyawan
sikap,kepercayaan, keyakinan, 3) Inisiatif
nilai-nilai dan karakteristik 4) Kehadiran
individu. 5) Sikap
2) Faktor-faktor yang 6) Kerjasama
memungkinkan (enabling 7) Keandalan
factors) 8) Pengetahuan tentang
pekerjaan

7
9) Tanggung jawab, dan lebih bersifat umum dan belum
10)Pemanfaatan waktu kerja bersifat kasuistik atau khusus.
E. Hambatan-hambatan e. Dukungan pihak terkait seperti
dalam penerapan manajemen pemerintah dan lembaga terkait
kinerja lainnya yang belum begitu maksimal
Dalam menerapkan sebuah dalam fungsinya sebagai kontrol
penerapan kinerja yang profesional maka sosial.
sering ditemui hambatan. Adapun bentuk Secara terpisah Harmani
hambatan-hambatan tersebut adalah: Pasolog mengatakan bahwa kinerja
a. Masih kurangnya pemahaman mempunyai beberapa elemen yaitu :
pihak manajemen perusahaan dalam a) Hasil kerja yang dicapai
mengenal secara lebih komprenhensif secara individual atau secara
tentang manajemen kinerja. institusi, yang berarti kinerja
b. Sarana dan prasarana yang tersebut adalah hasil akhir yang
terdapat diorganisasi tersebut baik diperoleh secara sendiri-sendiri
organisasi yang bersifat profit atau kelompok.
oriented dan non profit oriented b) Dalam melaksanakan
belum mendukung ke arah penegakan tugas, orang atau lembaga
konsep manajemen kinerja yang baik. diberikan wewenang dan
seperti perangkat komputer dengan tanggung jawab yang berarti
koneksi jaringan belum selalu online orang atau lembaga diberikan hak
dengan cepat yaitu terutama dalam dan kekuasaan untuk ditindak
mengakses sumber data dan berbagai lanjuti, sehingga pekerjaanya
informasi lainnya sehingga kualitas dapat dilakukan dengan baik.
kinerja juga terjadi penurunan. c) Pekerjaan haruslah
c. Research, pelatihan, jurnal, dilakukan secara legal,yang
dan buku teks yang mendukung berarti dalam melaksanakan tugas
pemahaman serta percepatan individu atau lembaga tentu saja
berbagai pihak dalam memahami dan harus mengikuti aturan yang telah
menafsirkan tentang manajemen ditetapkan.
kinerja belum tersedia dengan d) Pekerjaan tidaklah
lengkap, bahkan dianggap masih bertentangan dengan moral atau
kurang. etika, artinya selain mengikuti
d. Keberadaan berbagai buku aturan yang telah ditetapkan, tentu
referensi baik yang ditulis oleh saja pekerjaan tersebut haruslah
penulis asing dan domestik masih sesuai moral dan etika yang
berlaku umum.

8
A. Perawat B. Faktor-faktor yang
Perawat (nurse) berasal dari bahasa menyebabkan masih rendahnya
latin yaitu nutrix yang berarti merawat peran perawat dalam manajemen
atau memelihara. Harlley cit keperawatan
menjelaskan pengertian dasar seorang Menurut Azrul Azwar (1999)
perawat yaitu seseorang yang berperan permasalahan pokok yang dihadapi
dalam merawat, memelihara, membantu, perawat indonesia dalam sistem
serta melindungi seseorang karena sakit, pelayanan kesehatan adalah sebagai
atau cedera. berikut :
Menurut Depkes RI (2002), 1) Peran perawat profesional
perawat professional adalah perawat yang tidak optimal
yang bertanggung jawab dan 2) Terlambatnya pengakuan body
berwewenang memberikan pelayanan of knowledge profesi keperawatan
keperawatan mandiri dan atau 3) Terlambatnya pengembangan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan pendidikan keperawatan profesional
lain sesuai dengan kewenangannya 4) Terlambatnya pengembangan sistem
(Sudarma, 2008) pelayanan/asuhan keperawatan
Undang-undang RI No.23 Tahun profesional
1992 tentang kesehatan, mendefinisikan C. Faktor-faktor lainnya yang
perawat adalah mereka yang memiliki memperlambat perkembangan
kemampuan dan kewenangan melakukan peran perawat secara
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu profesional( Nursalam, 1998)
yang dimilikinya yang diperoleh melalui yaitu sebagai berikut:
pendidikan keperawatan. Berdasarkan 1) Antithetical terhadap
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. perkembangan ilmu
647/Menkes/SK/IV/2000. keperawatan
2) Rendahnya rasa percaya
Pengertian perawat menurut ( Ali,
diri/harga diri (low self-
2001) adalah seseorang yang telah
confidence/self-esteem)
menyelesaikan program pendidikan
3) Kurangnya pemahaman dan
keperawatan, berwenang di Negara yang
sikap untuk melaksanakan
bersangkutan untuk memberikan
riset keperawatn
pelayanan , dan bertanggung jawab
4) Pendidikan keperawatan
dalam peningkatan kesehatan,
hanya difokuskan pada
pencegahan penyakit serta pelayanan
pelayanan kesehatan yang
terhadap pasien
sempit

9
5) Rendahnya standar gaji bagi jawab mengembangkan standar
perawat bagaimana proses pengembangan
6) Sangat minimnya perawat tersebut. Standar asuhan berfokus pada
yang menduduki pimpinan di hasil pasien, standar praktik
institusi kesehatan berorientasi pada kinerja perawat
D. Standar asuhan profesional untuk memberdayakan
keperawatan proses keperawatan. Standar finansial
Standar asuhan keperawatan telah juga harus dikembangka dalam
dijabarkan oleh Depkes RI (2001) yang pengelolaan keperawatan sehingga
mengacu pada tahapan proses dapat bermanfaat bagi pasien.
keperawatan yang meliputi:
1) Pengkajian III. METODE PENELITIAN
2) Diagnosa keperawatan 1. Jenis Penelitian
3) Prencanaan Berdasarkan permasalahan yang
4) Implementasi, dan diajukan dan menekankan pada analisis
5) Evaluasi kinerja perawat ruang rawat inap di
Standar asuhan keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung
adalah uraian pernyataan tingkat Uban. Maka jenis penelitian yang
kinerja yang diinginkan, sehingga digunakan ialah kualitatif. Kualitatif
kualitas struktur, proses dan hasil dapat menurut Strauss dan Corbin adalah
dinilai. Standar asuhan keperawatan satu prosedur yang menghasilkan
berarti pernyataan kualitas yang penemuan-penemuan yang tidak dapat
diinginkan dan dapat dinilai pemberian dicapai dengan menggunakan
asuhan keperawatan terhadap pasien. prosedur-prosedur statistik atau cara-
Hubunnganya antara kualitas dan cara lain dari kuantifikasi atau
standar menjadi dua hal yang saling pengukuran(1997:11-13).
terkait erat, karena melalui standar 2. Lokasi Penelitian
dapat dikuantifikasikan sebagai bukti Rumah Sakit Umum Daerah
pelayanan meningkat dan memburuk. Tanjung Uban Provinsi Kepulauan
Tujuan dan manfaat standar asuhan Riau berlokasi di jalan Indun Suri
keperawatan pada dasarnya mengukur No.1 Tanjung Uban Timur. Penelitian
kualitas asuhan kinerja perawat dan ini dilakukan Mengingat betapa
efektifitas manajemen organisasi. pentingnya kinerja perawat ruang rawat
Dalam pengembangan standar inap dalam bentuk pelayanan kesehatan
menggunakan pendekatan dan di Rumah Sakit Umum Daerah
kerangka kerja yang lazim sehingga Tanjung Uban, Hal inilah yang menjadi
dapat ditata siapa yang bertanggung

10
alasan peneliti mengambil lokasi jumlah yang dimilki oleh populasi dan
tersebut adalah : merupakan subjek dari populasi.
a) peneliti tertarik dengan masalah/ Sampel pada penelitian ini adalah
fenomena-fenomena yang terjadi di pasien rumah sakit umum daerah
Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Kepulauan Riau yang
Tanjung Uban tersebut. berjumlah 124/3 bulan terakhir. Maka
b) peneliti ingin meneliti lebih jauh dari itu sampel yang diambil sebanyak
lagi tentang kinerja perawat ruang 41 pasien. Teknik pengambilan sampel
rawat inap di Rumah Sakit Umum yang peneliti lakukan adalah teknik
Daerah Tanjung Uban Kepulauan Nonprobability sampling yaitu teknik
Riau. pengambilan sampel yang tidak
c) Rumah Sakit Umum Daerah memberi peluang/kesempatan sama
tersebut merupakan rumah sakit bagi setiap unsur atau anggota populasi
terbesar di Tanjung uban dan untuk dipilih menjadi sampel
apabila terjadi permasalahan maka (Sugiyono, 2011: 218).
akan berdampak buruk terhadap Dalam penelitian ini penulis
kualitas Rumah Sakit Umum mengambil teknik Nonprobability
Daerah Tanjung Uban tersebut. sampling, yaitu sampling aksidental
adalah teknik penentuan sampel
3) Populasi dan Sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
a. Populasi
secara kebetulan bertemu dengan
Menurut Arikunto (2006: 130)
peneliti dapat digunakan sebagai
populasi adalah keseluruhan objek
sampel. Bila dipandang orang yang
penelitian sedangkan, populasi menurut
kebetulan ditemui itu cocok sebagai
Sugiyono(2001: 57) adalah wilayah
sumber data. (Sugiyono,2011 : 85).
generalisasi yang terdiri atas objek atau
4. Sumber data
objek yang mempunyai kuantitas dan
Data yang dikumpulkan dalam
karakteristik tertentu yang dilaporkan
penelitian ini adalah data primer dan data
oleh peneliti untuk dipelajari dan
sekunder :
kemudian ditarik kesimpulan. Yang
a) Data primer adalah merupakan data
menjadi populasi adalah pasien
yang diperoleh melalui wawancara
sebanyak 124 untuk pasien pada 3
pada responden yang terpilih
bulan terakhir pada ruang rawat inap di
sebagai sampel.
Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung
b) Data sekunder adalah merupakan
Uban Kepulauan Riau.
data yang diperoleh dari laporan
b. Sampel
penelitian terlebih dahulu yang ada
Menurut (Sugiyono,2001:91)
Sampel merupakan sebagian dari

11
di RSUD untuk mendukung c) Dokumentasi merupakan teknik
kelengkapan data yang dibutuhkan. pengumpulan data untuk
5.Teknik dan Alat Pengumpulan Data memperoleh bahan data dan bahan
Untuk menghasilkan data yang yang bersifat konseptual teoritis
akurat dan lengkap dalam penelitian yang dilaksanakan dengan
maka teknik yang digunakan dalam mempelajari berbagai macam
penelitian ini adalah sebagai berikut : literatur yang berhubungan dengan
a) Observasi menurut Sugiyono (2011 masalah yang diteliti. Selain itu
:227). Adalah peneliti terlibat dapat berupa foto-foto yang
dengan kegiatan sehari-hari orang berkaitan dengan penelitian serta
yang sedang diamati atau yang aktivitas-aktivitas dilokasi
digunakan sebagai sumber data penelitian yang diperoleh dari hasil
penelitian. Maka data yang data dilapangan. Dalam
diperoleh akan lebih lengkap, tajam dokumentasi ini peneliti
dan sampai mengetahui pada menggunakan alat penggumpulan
tingkat makna dari setiap perilaku data yaitu kamera.
yang nampak. Berdasarkan 6. Analisis Data
pengertian diatas dapat disimpulkan Teknik analisis data yang
bahwa observasi adalah teknik digunakan dalam penelitian ini adalah
mengumpul data dengan melakukan teknik analisa data kualitatif. Teknik
pengamatan terhadap masalah yang data kualitatif adalah teknik analisis
akan diteliti. Peneliti melakukan data yang didasarkan atas kemampuan
observasi Analisis Kinerja Perawat( nalar penulis dalam
Studi Pada Ruang Rawat Inap) di menginterprestasikan fakta, data, dan
Rumah Sakit Umum Daerah informasi. Teknik analisa data
Tanjung Uban Provinsi Kepulauan kualitatif menyajikan data kualitatif
Riau. yang dikumpulkan melalui teknik
b) Wawancara tidak terstruktur pengumpulan data kualitatif seperti
menurut Sugiyono(2011 :161) hasil wawancara dari informasi dan
adalah peneliti belum mengetahui hasil dokumentasi, sesuai dengan
secara pasti data apa yang akan indikator yang digunakan yang telah
diperoleh, Sehingga peneliti lebih diuraikan di depan. Data dan informasi
banyak mendengarkan apa yang yang bersifat kualitatif tersebut
diceritakan responden. Dalam selanjutnya diinterpretasikan oleh
wawancara ini peneliti penulis sesuai dengan tujuan penelitian
menggunakan alat penggumpulan yang telah dirumuskan sebelumnya.
data yaitu pedoman wawancara.

12
Adapun langkah-langkah yang efectiveness, need fo supervison,
dilakukan untuk memperoleh data dan dan interpersonal impact.
informasi serta untuk menganalisis data 4. Setelah data dan informasi
informasi yang telah diperoleh sebagai tersebut dikelompokkan, penulis
berikut : kemudian melakukan penyajian
1. Berdasarkan permasalahan dan dat dan analisa data. Penyajian
tujuan penelitian yang telah dan analisa data ini dilakukan
dirumuskan sebelumnya, maka dengan menguraikan masing-
penulis kemudian menentukan masing indikator-indikator
metode penelitian yang akan penelitian berdasarkan data dan
digunakan, yaitu penelitian ini informasi yang diperoleh
merupakan penelitian deskriptif dilapangan baik melalui
dan teknik analisa yang wawancara maupun dari data-
digunakan adalah teknik analisa data sekunder. Setelah
kualitatif. menguraikan fakta yang ada
2. Untuk memperoleh data dan dilpangan berdasarkan data dan
informasi yang diperlukan, informasi tersebut, penulis
sesuai denagn teknik kemudian menganalisa dengan
pengumpulan data yang telah membandingkan keadaan di
ditetapka sebelumnya, maka lapangan( dari hasil wawancara
penulis melakukan wawancara dan data sekunder) dengan
dengan beberapa orang teori-teori yang berhubungan
informan yang benar-benar dengan indikator tersebut.
mengetahui bagaimana kinerja Sehingga dengan demikian
perawat pada ruang rawat inap penulis dapat melihat
di Rumah Sakit Umum Daerah bagaimana perbnadingan antara
Tanjung Uban Provinsi teori dengan keadaan teori yang
Kepulauan Riau. terjdadi dilapangan.
3. Setelah data dan informasi yang 5. Setelah itu, penulis kemudian akan
dibutuhkan telah terkumpul, menyimpulkan bagaiman
penulis kemudian memilah- sessungguhnya kinerja perawat
milah data dan informasi pada ruang rawat inap di Rumah
tersebut kedalam dimensi Sakit Umum Daerah Tanjung Uban.
penelitian yang telah ditentukan Apakah sudah berjalan efektif atau
sebelumnya seperti, quality, belum, dengan berpatokan kepada
quantity, timeliness, cost indikator-indikator yang digunakan.
IV. PEMBAHASAN

13
A. Karakteristik Informan agar tercapaianya pelayanan yang
Dalam penelitian ini mengenai memuaskan. Untuk mengetahui
Analisis Kinerja Perawat Studi Pada tentang kuantitas dari pekerjaan
Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit perawat pada Ruang Rawat Inap
Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi di Rumah Sakit Umum Daerah
Kepulauan Riau. Terlebih dahulu Tanjung Uban dapat dilihat dari
penulis akan mengemukakan sub indikator:
karakteristik dari 3(tiga) orang a. Kemampuan seorang perawat
responden dalam penelitian ini guna dalam menyelesaikan
untuk memperoleh informasi yang pekerjaan yang telah
akurat dalam menganalisis data yang dibebankan kepadanya.
pada akhirnya dapat b. Mengerjakan pekerjaan tanpa
dipertanggungjawabkan kebenarannya. mengeluh
Karakteristik responden tersebut antara 3. Timeliness
lain : jenis kelamin, umur, pekerjaan. Sebuah pekerjaan diperlukan
1. Quality (Kualitas) waktu yang tepat dalam
Instansi yang berhubungan menyelesaikan atau menghasilkan
langsung dengan masyarakat perlu produk. Dengan lebih
melakukan proses atau hasil yang memperhatikan suatu hasil
mendekati sempurna atau ideal pekerjaan dengan waktu yang
dalam memenuhi maksud dan ditentukan.
tujuan. Adapun quality tersebut a. Menyelesaikan pekerjaan
dapat dilihat dari sub indikator sesuai dengan waktu yang
sebagai berikut : ditentukan
a. Menghasilkan suatu pekerjaan b. Menghasilkan pekerjaan
yang menunjukkan hasil yang dengan hasil yang memuaskan
lebih sempurna atau memuaskan 4. Cost-efectiveness
sesuai dengan harapan pasien Penggunaan sumber-sumber
b. Pekerjaan yang memenuhi organisasi (orang, uang, material,
standar yang ditetapkan oleh teknologi) dalam mendapatkan
instansi atau memperoleh hasil atau
2. Quantity penggurangan pemborosan dalam
Dalam pelayanan kesehatan di penggunaan sumber-sumber
rumah sakit yang berhubungan organisasi. Dapat dilihat dari sub
langsung dengan masyarakat indikator yaitu
harus mempunyai kuantitas dalam
menghasilkan sebuah pekerjaan

14
a. Pelayanan kesehatan tidak Quantity, Timeliness, Cost-
mengukur dari uang untuk efectiveness, Need fo supervision, dan
kesehatan seseorang Interpersonal Impact. Dapat dilihat dari
b. Kemampuan dalam indikator-indikator dibawah ini :
menggunakan teknologi yang 1. Quality ( kualitas)
ada membantu untuk Instansi yang berhubungan
pelaksanaan pekerjaan. langsung dengan masyarakat perlu
5. Need fo supervision melakukan proses atau hasil yang
6. Interpersonal Impact mendekati sempurna atau ideal
B. Hasil dan Pembahasan dalam memenuhi maksud dan
kinerja perawat ialah bentuk tujuan.
pelayanan profesional yang merupakan a. Menghasilkan suatu pekerjaan
bagian integral dari pelayanan yang menunjukkan hasil yang
kesehatan dalam mengimplementasikan lebih sempurna atau
sebaik-baiknya suatu wewenang, tugas memuaskan sesuai dengan
dan tanggung jawabnya dalam rangka harapan pasien.
pencapaian tujuan tugas pokok profesi Dalam hal ini, untuk mengetahui
dan terwujudnya tujuan dan sasaran proses pekerjaan yang sudah
unit organisasi tanpa melihat keadaan sempurna sesuai harapan atau belum,
dan situasi waktu yang telah ditentukan maka peneliti telah melakukan
sebelumnya. Untuk menganalisis wawancara terhadap beberapa
kinerja perawat ( Studi Pada Ruang informan.
Rawat Inap di Rumah Sakit Umum b. Pekerjaan yang
Daerah Tanjung Uban Kepulauan Riau memenuhi standar yang
), penulis akan memaparkan tentang ditetapkan oleh instansi
variabel kinerja perawat yang akan Setiap pegawai dituntut untuk
dianalisis untuk menjawab mengenai mengikuti standar atau peraturan
Analisis Kinerja Perawat ( Studi Pada yang telah ditetapkan oleh pihak-
Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit pihak yang terkait dengan
Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi memperhatikan syarat-syarat
Kepulauan Riau). Dengan mengacu keselamatan, keamanan, kesehatan,
pada pendapat yang dikatakan lingkungan hidup, perkembangan
Bernardin ( 2001:67 dalam manajemen ilmu pengetahuan dan teknologi
pelayanan keperawatan dirumah sakit) serta pengalaman, perkembangan
kinerja perawat dapat dikatakan baik masa kini dan masa yang akan
dengan diukur dari beberapa hal, yaitu datang untuk memperoleh manfaat
dapat dilihat dari indikator : Quality, yang sebesar-besarnya. Karena

15
tanpa adanya standar maka menyelesaikan atau menghasilkan
pekerjaan tidak dapat diselesaikan produk. Dengan lebih memperhatikan
dengan baik. Dalam hal ini, untuk suatu hasil pekerjaan dengan waktu
mengetahui pekerjaan yang yang ditentukan.
memenuhi standar yang ditetapkan
a. Menyelesaikan pekerjaan sesuai
oleh instansi.
dengan waktu yang ditentukan
2. Quantity (kuantitas)
Kemampuan seseorang dalam
Dalam pelayanan kesehatan di
bekerja dapat dilihat dari waktu
rumah sakit yang berhubungan
yang ditentukan sebelumnya dalam
langsung dengan masyarakat harus
menghasilkan suatu pekerjaan yang
mempunyai kuantitas dalam
sempurna. Apabila dalam bekerja
menghasilkan sebuah pekerjaan
seseorang tidak mengikuti waktu
agar tercapaianya pelayanan yang
yang berlaku maka hasil suatu
memuaskan.
pekerjaan pun akan kurang
a. Kemampuan seorang perawat
sempurna. Berikut petikan
dalam menyelesaikan
wawancara yang dilakukan.”
pekerjaan yang telah
b.Menghasilkan pekerjaan dengan
dibebankan kepadanya.
hasil yang memuaskan
Dalam setiap pekerjaan perawat
setiap perawat dituntut untuk
harus mampu menjalaninya, karena
menghasilkan suatu kinerja prima
sebelum masuk dunia kerja perawat
agar pasien yang mendapatkan
terlebih dahulu mendapatkan
pelayanan merasa diperhatikan
pelatihan, maka peneliti telah
sesuai dengan harapan yang
melakukan wawancara terhadap
diinginkan pasien. Apabila dalam
beberapa informan.
pelaksanaan pekerjaan tidak
b. Mengerjakan pekerjaan tanpa
menujukkan adanya hasil yang
mengeluh
baik, maka akan berpengaruh
Dalam melaksanakan pekerjaan
terhadap kualitas seorang perawat
seharusnya hindari sikap yang suka
dalam menangani pasien demi
mengeluh karena hal yang
menghasilkan sebuah pekerjaan
sedemikian bisa menyebabkan
yang maksimal.
kualitas kerja menurun. Dalam hal
4. Cost-effectiveness (
ini untuk mengetahui mengerjakan
penggunaan sumber-sumber
pekerjaan tanpa mengeluh.
organisasi )
3. Timeliness (aktualitas)
Penggunaan sumber-
Sebuah pekerjaan diperlukan
sumber organisasi (orang, uang,
waktu yang tepat dalam
material, teknologi) dalam

16
mendapatkan atau memperoleh
hasil atau penggurangan
pemborosan dalam penggunaan a. Menyelesaikan pekerjaan
sumber-sumber organisasi. Dapat tanpa asistensi pimpinan
dilihat dari sub indikator yaitu Merupakan faktor penting
a. Pelayanan kesehatan tidak dalam sebuah instansi kesehatan
mengukur dari uang untuk dalam memberikan pelayanan
kesehatan seseorang. kesehatan bagi masyarakat tanpa
Dalam memberikan pelayanan asistensi pimpinan.
kesehatan baik dirumah sakit b. Disiplin dalam bekerja
maupun di klinik kesehatan lainnya Disiplin bekerja dalam
kesehatan itu tidak bisa dinilai atau pelaksanaan tugas sangat
disembuhkan dengan uang ataupun mempengaruhi hasil kerja perawat.
materi. Maka peneliti telah 6. Interpersonal impact (
melakukan wawancara terhadap dampak interpersonal/ pribadi )
beberapa informan. Yaitu terkait dengan kemampuan
b. Kemampuan dalam individu dalam meningkatkan
menggunakan teknologi yang perasaan harga diri, keinginan baik,
ada untuk membantu dan kerjasama diantara sesama
pelaksanaan pekerjaan pekerja dan anak buah. Interpersonal
Bidang teknologi informasi dan impact dapat dilihat dari sub
komunikasi berkembang dengan indikator:
pesat yang di picu oleh temuan a. Menciptakan suasana
dalam bidang rekayasa material kerja yang baik antara perawat
mikroelektronik. terhadap pasien dalam
5.Need fo supervision( perlu pelaksanaan pekerjaan
pengawasan) Menciptakan hubungan baik
Yaitu kemampuan individu dapat dalam lingkungan kerja merupakan
menyelesaikan pekerjaan atau fungsi- kewajiban setiap pekerja dalam
fungsi pekerjaan tanpa asistensi menjalankan aktivitas kerja untuk
pimpinan atau intervensi pengawasan melayani masyarakat dengan
pimpinan. Berarti dalam melakukan menunjukkan sikap yang baik, hal
sebuah pekerjaan perawat dituntut ini dikarenakan dengan sikap yang
untuk mampu mengerjakannnya baik tersebut akan memberikan
tanpa pengawasan atasan ataupun dampak yang baik bagi organisasi
asistensi. Need fo supervision dapat serta menjaga nama baik intansi
dilihat dari sub indikator:

17
kesehatan terutama Rumah Sakit Tanjung Uban sudah berjalan
umum Daerah Tanjung Uban. cukup baik dari hasil pelayanan
b. Adanya sikap perawat untuk yang diberikan oleh perawat.
saling menghargai pasien Dengan memperhatikan atau
Terciptanya sikap saling mengikuti standar pekerjaan yang
menghargai akan memberikan telah ditetapkan oleh instansi.
dampak baik tehadap kinerja b. Hasil tanggapan informan terhadap
perawat, hal ini dikarenakan dengan dimensi Quantity (kuantitas)
adanya hubungan yang saling diperoleh bahwa dalam
menghargai antara perawat Kemampuan seorang perawat
terhadap pasien tersebut maka dalam menyelesaikan pekerjaan
pekerjaan berjalan dengan baik yang telah dibebankan kepadanya
serta menjaga nama baik dari sudah cukup mampu, namun untuk
instansi kesehatan. Dalam hal ini di pekerjaan tanpa mengeluh masih
Rumah Sakit Umum Daerah ada perawat yang suka mengeluh
Tanjung uban. dengan cara bagaimana dia
V. PENUTUP melayani pasien, karena jumlah
A.SIMPULAN pasien lebih banyak dibandingkan
Berdasarkan uraian yang telah jumlah perawat yang sedang
dijelaskan pada bagian sebelumnya, bertugas.
dengan menggunakan teori Bernardin c. Hasil tanggapan informan terhadap
(2001:67) sebagai sub indikator dari Dimensi Timeliness (aktualitas)
permasalahan kinerja. Maka dapat diperoleh bahwa dalam
dirumuskan beberapa kesimpulan menyelesaikan pekerjaan sesuai
maupun saran-saran Analisis Kinerja dengan waktu yang ditentukan
Perawat Studi Pada Ruang Rawat Inap perawat sudah tepat waktu dalam
di Rumah Sakit Umum Daerah penyelesaian pekerjaan.hal ini bisa
Tanjung Uban Provinsi Kepulauan dilihat pada hasil wawancara yang
Riau bila ditinjau Kinerja Perawat peneliti ajukan kepada salah satu
tersebut cukup baik.hal ini dapat dilihat informan yang mengatakan bahwa
dari: perawat bekerja sesuai dengan
a. Hasil tanggapan informan terhadap waktu yang ditentukan, dengan
dimensi Quality (kualitas) diperoleh menunjukkan atau menghasilkan
bahwa dalam menghasilkan suatu pekerjaan yang memuaskan.
pekerjaan yang lebih baik terhadap d. Hasil tanggapan informan terhadap
kinerja perawat di ruang rawat inap Dimensi Cost-efectiviness
Rumah Sakit Umum Daerah (efektivitas penggunaan sumber

18
daya organisasi) penggunaan (dampak interpersonal/ pribadi)
sumber-sumber organisasi (uang, diperoleh bahwa dalam
materi, teknologi, dan orang). mencipatakan suasana kerja
Diperoleh bahwa Dalam pelayanan, ternyata sudah sangat baik, karena
kesehatan tidak bisa diukur dengan dilihat dari antara perawat terhadap
uang. ternyata tidak, karena masih pasien dalam memberikan
ada sebagian pegawai rumah sakit pelayanan dengan menunjukkan
melihat atau mengukur kesehatan sikap yang saling menghargai guna
seseorang itu dari uang. Hal ini memperlancar pekerjaaan. Dengan
diperkuat dari salah satu informan dilandasi sikap yang saling
yang mengatakan bahwa dia pernah menghargai antara perawat
melihat ketika ada seorang pasien terhadap pasien.
yang kurang uang untuk menebus B.SARAN
obat. Disuruh pulang untuk mencari Berdasarkan data dan hasil
uang agar bisa menebus obat penelitian yang telah penulis lakukan
tersebut. Kemampuan dalam kepada Rumah Sakit Umum Daerah
menggunakan teknologi dalam Tanjung Uban Provinsi Kepulauan
pekerjaan sudah semua perawat Riau . Terutama pada Analisis Kinerja
mampu menggunakan, karena Perawat Studi di Ruang Rawat Inap
dengan kecangihan alat teknologi berkaitan dengan kinerja perawat maka
semua pekerjaan bisa terselesaikan penulis memberikan saran sebagai
dengan tepat dan cepat. berikut :
e. Hasil tanggapan informan terhadap 1. Dalam dimensi Quality (kualitas).
Dimensi Need Supervision (perlu Dalam berinteraksi sudah berjalan
pengawasan) diperoleh bahwa cukup baik dari penilaian informan,
dalam hal mengerjakan pekerjaan hal ini membuktikan bahwa adanya
tanpa asistensi pimpinan ternyata perubahan kinerja yang diberikan
sudah baik, hal ini dapat dilihat dari oleh perawat terhadap pasien untuk
kemampuan perawat dalam menjadi lebih baik. Dengan
mengerjakan pekerjaannya tanpa mengikuti standar yang ditetapkan
asistensi pimpinan ataupun pihak oleh intansi. Maka dari itu penulis
lain, terkecuali dalam keadaan menyarankan seharusnya hal yang
sekarat. Namun dalam hal sedemikian harus tetap diterapkan
kedisplinan kerja masih ada selanjutnya.
perawat yang tidak disiplin. 2. Pada dimensi Quantity (kuantitas).
f. Hasil tanggapan informan terhadap Dalam kemampuan perawat
Dimensi Interpersonal Impact menyelesaikan pekerjaan sudah

19
mampu. Namun saran saya untuk kedisiplinan perawat dalam bekerja
mengerjakan pekerjaan dengan cara sangat rendah dilihat dari jam
mengeluh sebaiknya sebagai atasan masuk kerja yang tidak tepat. Maka
harus memberikan arahan ataupun dari itu penulis menyarankan untuk
teguran yang baik agar dalam pihak atasan Rumah Sakit Umum
memberikan hasil kerja yang bagus Daerah Tanjung Uban agar bisa
bisa berjalan lancar dan dapat lebih tegas lagi dalam
memenuhi keinginan pasien guna meningkatkan kedisiplinan dalam
mendapatkan pelayanan yang waktu bekerja.
berkualitas. 6. Dimensi Interpersonal Impact (
3. Pada dimensi timeliness ( aktualitas). dampak interpersonal atau pribadi ).
Sudah cukup tepat waktu dalam Penulis memberikan saran bahwa
mengerjakan pekerjaannya. Yang dalam bekerja perawat di Rumah
dinilai sudah bagus oleh informan. Sakit Umum Daerah Tanjung Uban
Untuk itu dalam bekerja saya Provinsi Kepulauan Riau. Untuk
menyarankan seharusnya setiap lebih bisa menghargai antara pasien
pegawai dituntut untuk mengikuti dan perawat agar pasien lebih
waktu yang telah ditentukan agar merasa diperhatikan oleh pihak
menghasilkan hasil yang memuaskan. Rumah Sakit.
4. Pada dimensi Cost Efectiveness ( DAFTAR PUSTAKA
penggunaan sumber daya organisasi) Aman, Sudarto. 1995. Analisis Kinerja.
seperti uang, materi, teknologi dan Diklat Prop Dati I Surabaya : Jawa Timur.
orang ). Penulis ingin memberikan Hasibuan,M,S,P. 2000. Manajemen Sumber
saran bahwa dalam memberikan Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara
pelayanan kesehatan janganlah _________.2006, Manajemen Sumber daya
mengukur dengan uang terutama di Manusia, Jakarta. PT. Haji
Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Masagung.
Uban. Karena hal tersebut perlu Mahsun,Mohammad, 2006. Pengukuran
diperhatikan bahwa kesehatan tidak Kinerja Sektor
bisa dibayar atau dinilai dengan Publik.Yogyakarta.BPFE
apapun guna menjaminkan Mangkunegara, Awar Prabu, 2005,
kesembuhan seseorang. Manajemen Sumber Daya
5. Pada dimensi Need Supervision( Manusia, Bandung. Remaja
perlu penggawasan). Yang penting Rosdakarya.
adalah kedisiplinan perawat. Mathis and Jackson, John. 2002. Manajemen
Karena dalam hal ini perlu Sumber Daya Manusia.
diperhatikan kurangnya

20
Jakarta : Salemba Empat ( Timple, A. Dale. 1992. Kinerja. Jakarta :
PT.Salemba Emban Patria) Alex Media Komputindo
Moekijat. 2002, Manajemen Personalia dan Triwibowo,Cecep.2013.Manajemen
Sumber Daya Manusia, Pelayanan Keperawatan di
Bandung. Mandar Maju. Rumah Sakit, Jakarta : Trans
Prawirosentoro,Suyadi.(1999).Manajemen info media
SDM.Kebijakan Veitzal, Rivai. 2004. Manajenen Sumber
Kinerja.Karyawan Daya Manusia Untuk
BPFE.Yogyakarta. Perusahaan. Jakarta.
Rivai. 2005, Performance Appraisal: Sistem RajaGrafindo Persada
Yang Tepat Untuk Menilai Yaslis, Ilyas. 2002,Kinerja,Pusat Kajian
Kinerja Karyawan Dan Ekonomi Kesehatan,
Meningkatkan Daya Saing Fakultas Kesehatan
Perusahaan.RajagrafindoPer Masyarakat, Universitas
sada.Jakarta. Indonesia.
Simamora. 2003, Manjemen Sumber Daya website:
Manusia. STIE YKPN, Jakarta. (sumber:http://www.Simpuldemokrasi.Com/
Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Program-Sekolah-Demokrasi//Media-
Kuantitatif , Kualitatif dan R & . Alfabeta, Radio/media-radio-ii/1484-Pelayanan-
Bandung. Kesehatan-Masyarakat-Miskin.html.
________. 2006, Metodologi Penelitian
Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Sedarmayanti.Manajemen Sumber Daya
Manusia.Refika
A.
Aditama,Bandung,2011.
Siagian,Sondang P.2008, Manajemen
Sumber Daya Manusia,
Jakarta. RajaGrafindo
Persada.
Sulistiyani, Ambar T. Dan Rosidah. 2003.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Graha Ilmu: Yo
Tika, Prabundu H, Moh.2006. Budaya
Organisasi dan Peningkatan
Kinerja Perusahaan.
Jakarta: PT.Bumi Aksara.

21

Anda mungkin juga menyukai