Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI INTERNASIONAL

(Tentang Neraca Perdagangan Parsial dan Pendekatan Pendapatan Nasional)

Disusun oleh:

 Fizi Ismuhadi
 Hardie Winata
 Hasbi
 Kelsi Candra
 Khairona
 Lamrich Manalu
 Lara Ditia

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU AKBAR

MANAJEMEN A2

PEKANBARU

2021

1
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “
penarikan sumber daya manusia” Tepat pada waktunya.
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Khornelis Dehotman
SE.M.Sc selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional yang membimbing kami
dalam mengerjakan tugas makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini tidak sempurna dan masih banyak
kesalahanyang tidak kami ketahui. Oleh sebab itu, kami mengharap sarab dan kritik
yang sifat nya membangun dari para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah
ini dan makalah makalah mendatang.

Pekanbaru, 4 April 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................1
KATAPENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................5
1.3 Tujuan masalah................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Neraca perdagangan parsial............................................................................................6
2.1.1 Peradangan Antar Negara............................................................................................6
2.1.2 Perdagangan Antar Bangsa..........................................................................................7
2.1.3 Permintaan Impor dan Penawaran Ekspor...................................................................9
2.2 Pendekatan Pendapatan Nasional.................................................................................10
2.2.1 Unsur Metode Pendekatan Pendapatan Nasional......................................................10
2.2.2 Rumus Pendekatan Pendapatan Nasional..................................................................11
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin meluasnya globalisasi membuat ketergantungan antar negara
semakintinggi, Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian
terbuka,keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca
pembayaraninternasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung
didalam percaturan ekonomi global. Keyakinan bahwa perdagangan luar
negeriakan memberikan sumbangan positif kepada kegiatan ekonomi negara
telahdiyakini dikalangan ahli-ahli ekonomi. Ahli-ahli ekonomi yang hidup
disekitarabad ke-16 dan ke-17 berpendapat bahwa perdagangan yang lebih
mengenaipentingnya peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian.
Situasi dankecenderungan umum perekonomian dapat dipastikan akan
mempengaruhi perekonomian Indonesia. Perekonomian dunia yang lesu akan
melesukan pulaperdagangan antar negara di dunia, termasuk Indonesia.
Hubungan ekonomidengan luar negeri adalah bagian dari hubungan internasional
secara luas, yangmencakup juga hubungan politik, militer, pendidikan dan
kebudayaan. Baginegara sedang berkembang seperti Indonesia, terlebih dengan
sistem ekonomiterbuka, memungkinkan hubungan ekonomi dengan luar negeri terjadi.

Hampir setiap hari dalam surat kabar kita baca bagaimana hubungan-
hubungan ekonomidengan luar negeri baik secara bilateral maupun multilateral itu
terjadi Hubunganekonomi dengan luar negeri ini memberi pengaruh terhadap
perekonomian dalamnegeri. Ada pengaruh buruk, tapi juga ada pengaruh
menguntungkan. Hubunganekonomi internasional menyangkut transaksi barang, jasa
modal, moneter, alatpembayaran dan semuanya berpengaruh terhadap ekonomi dalam
negeri.1Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya,2Iklimnya,
letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkatharga,3Keadaan struktur
ekonomi dan sosialnya.1Perbedaan-perbedaan ini menyebabkan negara yang satu dengan
negarayang lainnya saling membutuhkansehingga terciptalah perdagagan
internasional. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek pentingdalam
perekonomian suatu negara, karena selain dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri,
perdagangan internasional juga merupakan salah satu sumber pendapatan.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Itu Neraca Perdagangan Parsial?
2. Apa Itu Pendekatan Pendapatan Nasional?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui apa itu perdagangan parsial
2. Untuk Mengetahui apa itu Pendekatan pendapatan Nasional

5
Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Neraca perdagangan parsial

Neraca perdagagan adalah sebuah neraca dimana neraca tersebut menghitung


jumlah ekspor dan jumlah import yang dilakukan oleh masyarakat negara tersebut dalam
kurun waktu satu tahun, jika nilai ekspor lebih besar dari nilai impor maka neraca
perdagangan terseut disebut surplus dan jika import lebih besar dari nilai ekspor maka
neraca perdagangan tersebut bernilai defisit.Konsepsi kurva permintaan dan penawaran
pasar dapat dipergunakan untuk menerangkan baik perdagangan antar daerah maupun
perdagangan antar negara. Oleh karena itu konsep ini hanya memperhatikan sabagian
kecil saja dari perekonomian, yaitu bahkan memperhatikan satu komoditi saja, dan tidak
memperhatikan sama sekali pantulan yang mungkin timbul dari sektor lainnya dalam
perekonomian, maka pendekatan ini dapat dikategorikan sebagai pendekatan parsial atau
lebih lengkapnya’’partial ecuilibrium analysis’’.

2.1.1 Perdagangan Antar Daerah


Dengan menyadari adanya perbedaan – perbedaan antar daerah dalam hal
jumlah penduduk, pendapatan masyarakat baik total, perkapita ataupun
pendistribusiannya, kesukaan, selera atau cita rasa penduduk, keaneka ragaman
barang dan jasa yang tersedia, dan seterusnya, maka kirannya mudah dipahami bahwa
kurva permintaan kurva akan barang yang sama tendensinya berbeda – beda antar
daerah yang satu dengan daerah yang lain.

Seperti halnya dengan kurva permintaan, kurva penawaran pasar akan suatu
barang juga tendensinya berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya baik kuantitas, kualitas maupun
komposisi sumber – summber daya yang ada di daerah yang satu berbeda dengan
yang ada di daerah lain.
Kalau misalnya mula – mula sama sekali tidak ada kontak antara penduduk
pulau A dengan penduduk pulau B. dalam keadaan demikian maka keadaan
ekuilibrium pasar di pulau A dan di pulau B akan terbentuk dengan nilai – nilai
ekuilibrium :
1. Di pulau A :

6
(a)    Harga ekuilibrium barang X = OPA /X
(b)   Jumlah konsumsi barang X = OXA /bulan
(c)    Jumlah produksi barang X = OXA / bulan
2. Di pulau B :
(a)    Harga ekuilibrium barang X = OPB /X
(b)   Jumlah konsumsi barang X = OXB /bulan
(c)    Jumlah produksi barang X = OXB /bulan
Dalam keadaaan tertutup, yaitu tidak ada hubungan dagang dengan daerah
lain, dalam keadaan ekuilibrium jumlah peoduksi selalu sama dengan jumlah
konsumsi.Bila terjadi kontak, dengan sendirinya dengan adanya kontak tersebut para
konsumen di pulau A akan mengetahui bahwa harga barang X dipulai B lebih rendah
bila dibandingkan dengan harga barang X di pulau tempat kediamannya sendiri,
sehingga mereka akan berusaha untuk membeli barang X dari pulau B.
sebaliknya yang terjadi di pulau B ialah bahwa harga satuan barang X di pulau A
lebih tinggi dari pada harga persatuan barang X di pulau tempat tiggal mereka. Oleh
karena itu para produsen di pulau B, didorong oleh keinginan memperoleh
keuntungan yang lebih tinggi, akan berusaha menjual hasil produksinya berupa
barang X kepulau A. oleh karena keinginan para konsumen di pulau A untuk membeli
barang X di pulau B mempunyai sifat komplementer dengan keinginan para produsen
di pulau B untuk menjual hasil produksinya ke pulau A, maka kiranya mudah
dipahami kalau kemudian terjadi jal belli barang X antara penduduk pulau B dengan
penduduk pulau A.
2.1.2      Perdagangan Antar Bangsa
Perbedaan jumlah penduduk, perbedaan pendapatan, perbedaan selera, dan
perbedaa keaneka-ragaman barang dan jasa yang tersedia bagi konsumen
menyebabkan permintaan pasar akan suatu barang berbeda dari Negara yang satu
dengan negra yang lain. Di lain pihak apa yang biasa di sebut factor endowmen, yaitu
kuantitas, kualitas dan komposisi seumber – sumber daya, berbeda antara Negara
yang satu dengan Negara yang lain menyebabkan kurva penawaran pasar akan suatu
barang atau jasa juga berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain.
Dapat di tarik kesimpulan bahwa analisis perdagangan antar daerah yang
mengguanakan konsepsi permintaan dan penawaran sepenuhnya dapat di pergunakan
untuk menerangakn perdaganganp antar bangsa.

7
Ada dua hal pokok yang banyak di jumpaidalam lalu-lintas perdagangan antar
bangsa tetapi jarang di jumpai dalam lalu-lintas perdagangan antar daerah yaitu :
1. Mata uang yang berlaku di Negara pengimpr pada umumnya berbeda dengan mata
uang yang berlaku di Negara pengekspor. Kenyataan ini menyebabkan timbulnya
masalah – masalah, seperti misalnya : kurs devisa, risiko perubahan kurs devisa,
cadangan valuta asing dan lain – lain lagi
2. Kebijakan pemerintah, seperti misalnya : bea atau tariff, kuota, subsidi dan
sebagainya, banyak dikenakan pada perdagangan antar daerah.

Akibat berbedanya mata uang yang di gunakan di Negara pengimpor


degangan yang di gunakan di Negara pengekspor timbul berbagai masalah, antara lain
ialah kurs valuta. Kurs valuta asing merupakan harga valuta asing persatuan uang
dasar dinyatakan dalam mata uang Negara bersangkutan. Kalau misalnya dikatakan
bahwa kurs dolar Australia setinggi Rp 700,- maka kalau seorang importer ingin
melunasi hutangnya sebesar $A 100, ia harus mengeluarkan uang rupiah sebanyak Rp
70.000,- untuk dibelikan dolar Australia, yang kemudian dikirimkan kepada pihak
eksportir di Australia.
Apabila ingin menggunakan model analisi perdagangan antar-daerah dengan
menggunakan konsepsi permintaan dan penawaran untuk menerangkan perdagangan
antar Negara, maka perlu memasukkan untus kurs valuta kedalam model
analisis. Dari gambar dapat disaksikan bahwa sebelum adanya perdagangan, harga
ekuilibrium barang X di Indonesia adalah Rp 700/X, yang kalau dinyatakan dalam
satuan uang Australia, yaitu dengan jalan memproyeksikan pada sumbu $A melalui
garis OK, mempunyai nilai sama dengan satu dolar Australia. Harga ekuilibrium
barang X di Australia. Di lain pihak, adalah setinggi $A 0.60, yang mempunyai nilai
ekuivalen Rp 420,-.Melihat harga yang lebih tinggi di Indonesia, para produsen
barang X di Australia tertarik untuk menjual hasil produksinya ke Indonesia.
Sebaliknya para konsumen di Indonesia melihat bahwa di Australia harga barang X
hanya setinggi Rp420,-/X tertarik untuk membeli barang tersebut dari Australia.
Sebagai akibatnya timbul perdagangan, dimana Australia bertinfak sebagai Negara
pengekspor, dan Indonesia bertindak sebagai Negara pengimpor.
Sebagai akibat dari transaksi perdagangan tersebut di Negara pengkspor, yaitu
dalam hal ini Negara Australia, harga barang X tersebut naik. Di lain pihak di Negara
pengimpor yaitu Indonesia, harga barang X turun. Selama masih terjadi jumlah yang

8
ingin di impor oleh Indonesia lebih banyak dari jumlah kesanggupan Negara
pengekspor untuk mengekspornya maka harga barang X di Australia bertendensi
naik,l sebaliknya di Negara mengimpor yaitu Indonesia bertendensi turun.akan tetapi
bila yang terjadi sebaliknya, yaitu dimana jjumlah kesediaan mengekspor dari Negara
pengekspor lebih besar daripada jumlah kesediaan pengimpor untuk mengimpornya,
harga di Negara pengekspor akan turun dan di Negara pengimpor hharga barang X
tersebut akan naik.. keadaan ekuilibrium terjadi apabila pada keadaan dimana pada
harga barang yang berlaku, jumlah kesediaan Negara pengekspor untuk
mengekspornya sama dengan jumlah kesediaan Negara pengimpor untuk
mengimpornya. Dalam contoh di atas ekuilibrium terjadi pada harga sekitar
Rp560,-/X atau $A 0.80,-/X. pada harga – harga tersebut, Negara Indonesia
mengimpor barang X sebanyak M1, yang jumlahnya sama dengan yang di
eksporAustralia, yaitu sebanyak XA.
2.1.3      Permintaan Impor dan Penawaran Ekspor
Dari setiap pasang kurva permintaan pasar dan penawaran pasar dapat
diturunkan kurva permintaan impor dan oenawaran ekspor. Dari pasangan kurva
tersebut dapat di turunkan:
1. Kurva permintaan impor Negara A akan barang X. kurva ini dapat pula di
sebut sebagai kurva permintaan Negara A akan barang X buatan luar negeri.
Kurva tersebut merupakan kurva yang menunjukkan kuantitas – kuantitas
barang X yang masyarakat Negara A ingin dan sanggup untuk mengimpornya
dari Negara lain pada berbagai kemungkinan harga barang X tersebut. Dalam
gambar yang dimaksud dengan kurva permintaan impor barang X Negara
tersebut ialah kurva PAHDA.
2.  Kurva penawaran ekspor barang X Negara A. kurva ini menunjukkan jumlah
– jumlah barang X yang masyarakat Negara A ingin dan sanggup untuk
mengekspornya ke Negara lain pada berbagai kemungkinan harga barang X.
kurva penawaran barang ekspor yang dimaksud ialah kurva PAFSA.
 
Dasar pemikiran dari penurunan kedua kurva tersebut ialah sebagai
berikut. Pertama menggunakan asumsi bahwa X yang dihasilkan oleh Negara A
identik dengan barang X yang dihasilkan oleh Negara lain. Apabila harga barang
X buatan Negara lain setinggi OPA, maka tidak ada gunanya bagi masyarakat
Negara A untuk mengimpor maupun mengekspor barang X tersebut, oleh karena

9
bagi konsumen, membeli barang X buatan dalam negeri sama menguntungkannya
dengan membeli membeli barang X buatan luar negeri. Demikian juga bagi
produsen, tidak ada gunanya untuk menjual hasil prduksinya keluar negeri, sebab
harga jualnya di dalam negeri sama dengan di luar negeri, dan pada harga tersebut
jumlah kesediaan produsen dalam negeri untuk menghasilkan barang X, yaitu
sebanyak PAE persis sama dengan jumlah keinginan konsunen dalam negeri untuk
mengkonsumsinya.
2.2 Pendekatan Pendapatan Nasional

Pendekatan pendapatan (income a product) adalah jenis pendekatan


pendapatan nasional yang diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari
berbagai faktor produksi yang memberikan sumbangan terhadap proses produksi.Ada
juga yang mengatakan bahwa pendekatan pendapatan adalah metode perhitungan
pendapatan nasional yang di dapatkan dari penjumlahan kompensasi untuk karyawan,
pendapatan sewa, keuntungan perusahaan, pendapatan usaha perorangan, dan
pendapatan bunga.Metode pendekatan pendapatan merupakan pendapatan hasil dari
penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam
suatu negara selama satu periode atau satu tahun.Hal yang termasuk faktor produksi
adalah tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian/kewirausahaan.Masing-masing dari
faktor produksi akan menghasilkan  pendapatan yang berbeda-beda, misalnya:Tenaga
kerja dapat memperoleh gaji/upah pemilik modal akan mendapat bunga pemilik tanah
dapat memperoleh sewa atau skill dapat memperoleh laba.

2 .2. 1 Unsur Metode Pendekatan Pendapatan Nasional

1. Unsur Kompensasi Untuk Pekerja


Pada unsur kompensasi bagi karyawan dapat berupa gaji, upah, serta berbagai
tunjangan lainnya yang diterima oleh pekerja dari perusahaan tersebut pada periode
terntentu.
2. Unsur Keuntungan Perusahaan
Di dalam unsur tersebut didapatkan dari hasil pengolahan sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan. Fungsi keuntungan perusahaan dapat membayar pajak, dividen, dan
pengembangan perusahaan.
3. Unsur Pendapatan Usaha Perorangan

10
Pendapatan usaha perorangan merupakan pendapatan ataupun pemasukan yang
didapat dari perorangan. Seperti contoh hasil sewa seorang penjahit, hal ini dapat
sebagai pemasukan dari usaha perorangan bahkan kerja sama dengan usaha
perseorangan.
a. Unsur Kompensasi Untuk Pekerja
Pada unsur kompensasi bagi karyawan dapat berupa gaji, upah, serta berbagai
tunjangan lainnya yang diterima oleh pekerja dari perusahaan tersebut pada
periode terntentu.
b. Unsur Keuntungan Perusahaan
Di dalam unsur tersebut didapatkan dari hasil pengolahan sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan. Fungsi keuntungan perusahaan dapat membayar
pajak, dividen, dan pengembangan perusahaan.
c. Unsur Pendapatan Usaha Perorangan
Pendapatan usaha perorangan merupakan pendapatan ataupun pemasukan
yang didapat dari perorangan. Seperti contoh hasil sewa seorang penjahit, hal
ini dapat sebagai pemasukan dari usaha perorangan bahkan kerja sama dengan
usaha perseorangan.

2.2.2 Rumus Pendekatan Pendapatan Nasional

Rumus Pendapatan Nasional Dengan pendekatan pendapatan adalah


sebagai berikut: Y=r+w+i+p

Keterangan :

Y = Pendapatan Nasional

r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya

w = Pendapatan bersih dari sewa

i = Pendapatan dari bunga

p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

berikut ini pembahasan simbol-simbol yang ada di dalam rumus diatas


dan di catat sebagai faktor produksi. Adanya faktor produksi inilah yang

11
dijumlahkan dalam pendekatan pendekatan untuk hasil pendapatan nasional
sebagai berikut :

Faktor produksi jenis pendapatan simbol

-tanah - sewa -r

-tenaga kerja - gaji -w

-modal - bunga -i

-skill - laba -p

Setelah mengetahui rumus dari pendekatan pendapatan yang akan


digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, ada pula manfaat yang
diperoleh.Di mana manfaat ini bersifat umum dan bisa dijadikan untuk
penentuan skala tertentu. Selain itu, dapat juga melihat perbandingan
perekonomian di setiap periode. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
manfaat tersebut.

1. Mengukur Perekonomian Dari Waktu Ke Waktu


Pada umumnya, manfaat dari menggunakan rumus ini adalah bisa
mengetahui seberapa tingkat kemakmuran dari suatu negara. Selain itu,
bisa juga mengevaluasi bagaimana kinerja dari perekonomian yang
ditentukan dalam skala tertentu. Bukan hanya itu, pengukuran
perekonomian dari waktu ke waktu dapat dilihat bagaimana perubahan
yang terjadi.
2. Sebagai Indikator Kualitas Hidup
Manfaat selanjutnya adalah bisa mengukur kinerja ekonomi antar sektor
dalam suatu negara yang dijadikan sebagai indikator kualitas hidup. Selain
itu, dapat dijadikan sebagai perbandingan kualitas standar hidup dengan
satu negara dengan negara lainnya. Bukan hanya itu, pendapatan ini juga
dijadikan sebagai tolak ukur dari kekayaan suatu negara.

CONTOH SOAL:

12
1).Suatu negara memiliki data pendapatan yang diterima masyarakat
konsumen terdiri dari pendapatan upah sebesar Rp123.300, sewa sebesar
Rp212.500, bunga sebesar Rp232.000, dan keuntungan (profit) sebesar
Rp315.400, maka jumlah pendapatan nasionalnya adalah:

Rumus : Y = r + w + i + p

Rp123.300 Rp212.500 Rp232.000 Rp315.400 = Rp883.200

2).dalam sebuah kasus, sebuah unit usaha membutuhkan lokasi untuk kantor.
Setelah itu perusahaan menyewa tanah seharga Rp. 100.000.000. selanjutnya
dalam sebulan, pendapatan dalam bentuk upah untuk pekerja sebesar Rp.
500.000.000.Kemudian perusahaan tersebut memiliki bunga modal usaha
sebesar Rp. 60.000.000. Perusahaan tersebut juga memiliki laba usaha
sejumlah Rp. 40.000.000. Jadi bagaimana Anda dalam menghitung
pendapatannya?

Rumus : Y = r + w + i + p

Hasil Pendekatan Pendapatan  

= Rp.  100.000.000 + Rp. 500.000.000 + Rp. 60.000.000 + Rp. 40.000.000

= Rp. 700.000.000

13
KESIMPULAN
Para pemikir ekonomi menemukan bahwa ada hubungan timbal balik antara nilai pos – pos
tertentu neraca pembayaran luar negeri suatu Negara dengan tingkiat pendapatan
nasionalnya. Hubungan ini dapat diterangkan dengan meggunakan pendekatan analisi
pendapatan nasional.Dua di antara berbagai macam pendekatan analisis pendapatan nasional
yang dapat dipergunakan untuk menerangkan hubungan timbal balik antara tingkat
pendapatan nasional dengan pos – pos tertentu neraca pembayaran luar negeri yaitu:
 Pendekatan angka pengganda luar negeri atau foreign trade multiplier approach.
Model analisi ini hanya memperhatikan satu pasar atau sector saja, yaitu pasar
komoditi, yang biasa disebut juga sektor nyata atau real sector, sektor pengeluaran
atau expenditure sector.
 Pendekatan IS-LM. Pendekatan ini di samping memperhatikan sektor nyata juga
memperhatikan sektor moneter atau pasar uang.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang ditrima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) disuatu negara dari penyerahan faktor faktor produksi dala satu periode,
biasanya selama setahun.oleh karena itu,pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari
nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam kurun waktu (biasanya satu
tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.

14
DAFTAR PUSTAKA
Rosyidi, Suherman. 2011. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro Dan Makro. Jakarta. Rajawali Pers.Soediyono Reksoprayitno. 1983. Ekonomi mikro:
Perilaku Harga Pasar Dan Konsumen. Edisi Kedua. Yogyakarta. Liberty.
Soediyono Reksoprayitno. 1983. Ekonomi makro: Analisis IS-LM dan Permintaan
Penawaran Agregatif. Edisi kedua. Yogyakarta. Liberty.
M. Sanusi. 2010. Ekonomi Internasional : Neraca Perdagangan Internasional. Jakarta.
Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai