ENIM
KECAMATAN RAMBANG KABUPATEN MUARA ENIM. Other thesis, UIN Raden Fatah Palembang.
http://repository.radenfatah.ac.id/7717/
http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jbk/article/view/4769/392
A. Kecemasan
1. Definisi / Pengertian Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kecemasan berasal dari kata “cemas” yang artinya risau hati (karena khawatir, takut); gelisah (KBBI, 2005). cemas ialah perasaan was-was, rasa tak tenang, karena khawatir, takut dan gelisah. Sedangkan makna umum dari kecemasan menurut kamus psikologi adalah kondisi umum yang buram dan tidak menyenangkan disertai ciri-ciri takut terhadap sesuatu hal, rasa getar, menekan dan tidak nyaman (Reber & Reber,
2016).
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga rasional, dan tidak dapat secara intensif ditampilkan dengan cara-cara yang jelas. Sigmund Freud mengemukakan bahwa yang disebut cemas adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani serta tidak mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang seharusnya (Wiramihardja,
2015).
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan (Meihartati, dkk.,2018).
Aprilia (2010) kecemasan yang paling sering dialami dan dirasakan oleh ibu hamil dimasa persiapan menghadapi persalinan adalah dengan munculnya ketakutan yang tidak diketahui, karena ibu hamil sendiri sering tidak tahu apa yang akan terjadi pada saat proses persalinan. Murni & Suherni (2014) kecemasan yang dialami oleh ibu hamil biasanya disebabkan karena persepsi ibu kurang tepat mengenai proses persalinan. Persalinan dipersepsikan sebagai proses
yang menakutkan sehingga bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa atau dengan kata lain munculnya ketakutan-ketakutan yang dialami oleh ibu hamil anak pertama karena belum pernah memiliki pengalaman mengenai persalinan.
Kecemasan yang dialami para ibu hamil anak pertama menjelang persalinan menurut Keswamas yaitu mulai dari kecemasan bayi yang lahir akan prematur, cemas terhadap perkembangan janin di dalam rahim, cemas terhadap kematian bayinya, cemas bayinya terlahir dengan keadaan cacat, cemas terhadap proses persalinan, cemas terhadap kemungkinan komplikasi saat persalinan, dan yang terakhir ibu merasa cemas terhadap rasa nyeri saat menghadapi
persalinan (Walangadi, dkk.,2014).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan menghadapi persalinan yaitu merupakan pengalaman emosional yang tidak stabil yang dialami oleh ibu sehingga membuat adanya ancaman yang tidak jelas penyebabnya dan kemudian berpengaruh pada proses persalinan yang akan dihadapi oleh ibu hamil. (Puspitasari · 2019)
http://repository.radenfatah.ac.id/4628/3/BAB%20I.pdf
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kecemasan berasal dari kata “cemas” yang artinya risau hati (karena khawatir, takut); gelisah (KBBI, 2005). cemas ialah perasaan was-was, rasa tak tenang, karena khawatir, takut dan gelisah. Sedangkan makna umum dari kecemasan menurut kamus psikologi adalah kondisi umum yang buram dan tidak menyenangkan disertai ciri-ciri takut terhadap sesuatu hal, rasa getar, menekan dan tidak nyaman (Reber & Reber,
2016).
2. Aspek-Aspek Kecemasan
Deffenbacher dan Hazaleus mengemukakan bahwa aspek–aspek kecemasan, meliputi hal-hal dibawah ini (Ghufron & Risnawati, 2012).
1. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negatif tentang dirinya sendiri, seperti perasaan negative bahwa ia lebih jelas dibandingkan dengan temantemannya.
2. Emosionalitas (imisionality) sebagai reaksi diri terhadap rangsangan saraf otonomi, seperti jantung berdebardebar, keringat dingin, dan tegang.
3. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task generated interference) merupakan kecenderungan yang dialami seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas.
Kemudian aspek kecemasan menurut Shah (Ghufron & Risnawati, 2014) terbagi menjadi tiga aspek yaitu:
1. Aspek fisik, seperti pusing, sakit kepala, tangan mengeluarkan keringat menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi dan lain-lain.
2. Aspek emosional, seperti timbulnya rasa panik dan rasa takut
3. Aspek mental atau kognitif, seperti timbulnya gangguan terhadap perhatian dan memori, rasa khawatir ketidak karuanan dalam berfikir, dan bingung
Gejala aspek-aspek kecemasan (Hidayah& Atmoko, 2014).
1. Aspek kognitif: sulit konsentrasi, pikiran membingungkan, pikiran yang mengganggu selalu muncul berulang.
2. Aspek afektif: takut, khawatir, gelisa.
3. Aspek motorik: gemetar, pusing, telapak tangan berkeringat. Berdasarkan dari aspek-aspek di atas dapat disimpulkan bahwa, aspek dari kecemasan adalah seseorang akan merasa khawatir, emosional yang tidak stabil, terjadinya hambatan dalam menyelesaikan sesuatu, sulit berkonsentrasi, pikiran terganggu, serta tubuh merasakan gemetaran, pusing dan tangan berkeringat.
Sedangkan faktor presipitasi kecemasan menurut Stuart (1998) dalam Rohmah (2019) dibedakan menjadi dua yaitu :
1.) Ansietas terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan kehidupan sehari-hari.
2.) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi sesorang.
5. Klasifikasi Kecemasan
Menurut Yusuf (2015) kecemasan atau ansietas dapat dibedakan dalam rentang respon sebagai berikut:
1) Ansietas ringan Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan presepsinya.
2) Ansietas Sedang Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mngaalami peerhatian yang selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3) Ansietas Berat Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir spesifik tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4) Ansietas Tingkat Panik Pada tingkat ini dihubungkan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panik meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, serta kehilangan pemikiran rasional.
Sedangkan menurut farida dalam Rohmah (2019), kecemasan terbagi menjadi beberapa tingkatan yaitu :
1.) Kecemasan ringan a) Individu waspada b) Lapangan persepsi luas c) Menajamkan indra d) Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif e) Menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas
2.) Kecemasan sedang a) Individu hanya berfokus pada pikiran yang menjadi perhatian b) Terjadi penyempitan lapang presepsi c) Masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain
3.) Kecemasan berat a) Lapangan persepsi individu sangat sempit b) Perhatian hanya detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal yang lain c) Seluruh perilaku yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk fokus ke area lain.
4.) Panik
Kriteria serangan panik yaitu keadaan seseorang dengan palpitasi, berkeringat, gemetar, goyah, sesak napas, merasa tersedak, nyeri dada, mual, distress abdomen, pening, derealisasi, ketakutan kehilangan kendali diri, ketakutan mati, dan paratesia.
6. Rentang Kecemasan 1. Respon adaptif Respon adaptif didapatkan jika individu dapat menerima dan mengatur kecemasan. Respon yang ditunjukkan yaitu berbicara kepada orang lain, menangis, tidur, latihan, dan menggunakan teknik relaksasi (Nursalam,2011).
2. Respon mal adaptif Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan mekanisme koping yang disfungsi dan tidak berkesinambungan dengan yang lain. Respon maladaptif tersebut berupa perilaku agresif, bicara tidak jelas, isolasi diri, banyak makan, dan penyalahgunaan obat terlarang (Stuart,2012).
GAMBAR RENTANG RESPON ANSIETAS
11. Beck, Epstein, Brown, Steer. Beck Anxiety Inventory (BAI) Great Plains Health Behavioral Health. J Consult Clin Psychol. 1988;56:893-897. https://www.gphealth.org/media/1087/anxiety.pdf.
24. Lemos MF, Lemos-neto SV, Barrucand L TEP. Education Reduces Preoperative Anxiety in Cancer Patients Undergoing Surgery : Usefulness of The Self-Reported Beck Anxiety Inventory. 2019:69.
25. Lee K, Kim D CY. Exploratory Factor Analysis of the Beck Anxiety Inventory and the Beck Depression Inventory-II in a Psychiatric Outpatient Population. 2018:33(16):1-11.
26. Oh H, Park K, Yoon S, et al. Clinical Utility of Beck Anxiety Inventory in Clinical and Nonclinical Korean Samples. Front Psychiatry. 2018;9(666):1-10.
B. Ibu Hamil
1. Definisi / Pengertian
Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam proses pembuahan untuk melanjutkan keturunan. Dalam tubuh seorang wanita hamil terdapat janin yang tumbuh yang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting.
seorang ibu hamil harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya tidak menimbulkan permasalahan pada kesehatan ibu, bayi, dan saat proses kelahiran (Mamuroh, 2019)
ENIM
KECAMATAN RAMBANG KABUPATEN MUARA ENIM. Other thesis, UIN Raden Fatah Palembang.
http://repository.radenfatah.ac.id/7717/
http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jbk/article/view/4769/392
C. Kecemasan
11. Definisi / Pengertian Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kecemasan berasal dari kata “cemas” yang artinya risau hati (karena khawatir, takut); gelisah (KBBI, 2005). cemas ialah perasaan was-was, rasa tak tenang, karena khawatir, takut dan gelisah. Sedangkan makna umum dari kecemasan menurut kamus psikologi adalah kondisi umum yang buram dan tidak menyenangkan disertai ciri-ciri takut terhadap sesuatu hal, rasa getar, menekan dan tidak nyaman (Reber & Reber,
2016).
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga rasional, dan tidak dapat secara intensif ditampilkan dengan cara-cara yang jelas. Sigmund Freud mengemukakan bahwa yang disebut cemas adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani serta tidak mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang seharusnya (Wiramihardja,
2015).
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan (Meihartati, dkk.,2018).
Aprilia (2010) kecemasan yang paling sering dialami dan dirasakan oleh ibu hamil dimasa persiapan menghadapi persalinan adalah dengan munculnya ketakutan yang tidak diketahui, karena ibu hamil sendiri sering tidak tahu apa yang akan terjadi pada saat proses persalinan. Murni & Suherni (2014) kecemasan yang dialami oleh ibu hamil biasanya disebabkan karena persepsi ibu kurang tepat mengenai proses persalinan. Persalinan dipersepsikan sebagai proses
yang menakutkan sehingga bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa atau dengan kata lain munculnya ketakutan-ketakutan yang dialami oleh ibu hamil anak pertama karena belum pernah memiliki pengalaman mengenai persalinan.
Kecemasan yang dialami para ibu hamil anak pertama menjelang persalinan menurut Keswamas yaitu mulai dari kecemasan bayi yang lahir akan prematur, cemas terhadap perkembangan janin di dalam rahim, cemas terhadap kematian bayinya, cemas bayinya terlahir dengan keadaan cacat, cemas terhadap proses persalinan, cemas terhadap kemungkinan komplikasi saat persalinan, dan yang terakhir ibu merasa cemas terhadap rasa nyeri saat menghadapi
persalinan (Walangadi, dkk.,2014).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan menghadapi persalinan yaitu merupakan pengalaman emosional yang tidak stabil yang dialami oleh ibu sehingga membuat adanya ancaman yang tidak jelas penyebabnya dan kemudian berpengaruh pada proses persalinan yang akan dihadapi oleh ibu hamil. (Puspitasari · 2019)
http://repository.radenfatah.ac.id/4628/3/BAB%20I.pdf
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kecemasan berasal dari kata “cemas” yang artinya risau hati (karena khawatir, takut); gelisah (KBBI, 2005). cemas ialah perasaan was-was, rasa tak tenang, karena khawatir, takut dan gelisah. Sedangkan makna umum dari kecemasan menurut kamus psikologi adalah kondisi umum yang buram dan tidak menyenangkan disertai ciri-ciri takut terhadap sesuatu hal, rasa getar, menekan dan tidak nyaman (Reber & Reber,
2016).
Sedangkan faktor presipitasi kecemasan menurut Stuart (1998) dalam Rohmah (2019) dibedakan menjadi dua yaitu :
3.) Ansietas terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan kehidupan sehari-hari.
4.) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi sesorang.
16. Rentang Kecemasan3. Respon adaptif Respon adaptif didapatkan jika individu dapat menerima dan mengatur kecemasan. Respon yang ditunjukkan yaitu berbicara kepada orang lain, menangis, tidur, latihan, dan menggunakan teknik relaksasi (Nursalam,2011).
4. Respon mal adaptif Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan mekanisme koping yang disfungsi dan tidak berkesinambungan dengan yang lain. Respon maladaptif tersebut berupa perilaku agresif, bicara tidak jelas, isolasi diri, banyak makan, dan penyalahgunaan obat terlarang (Stuart,2012).
GAMBAR RENTANG RESPON ANSIETAS
20. Alat ukur kecemasan Kecemasan dapat dinilai dengan beberapa instrumen, antara lain The Hamilton Rating Scale for Anxiety (HAM-A), The State-Trait Anxiety Inventory (STAI), The Beck Anxiety Inventory (BAI), dan HADS. HAM-A adalah instrumen pengukuran derajat keparahan gejala kecemasan yang berbasis clinician-rated, walaupun dalam perkembangannya dapat digunakan sebagai self-reported instrument. HAM-A merupakan instrumen pengukuran kecemasan yang sangat luas digunakan dan sudah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. HAM-A memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup baik dan menjadi acuan benchmarking berbagai instrumen pengukuran kecemasan yang lain. HAM-A juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu kemampuan diskriminasi yang kurang akurat dalam membedakan efek ansiolitik dan efek antidepresan serta kemampuan diskriminasi yang kurang baik dalam membedakan ansietas somatik dan efek samping obat. Penggunaan HAM-A sebagai instrumen pengukuran kecemasan kurang
menguntungkan karena penggunaannya membutuhkan waktu yang cukup lama, membutuhkan tenaga terlatih dalam penggunaannya, dan lebih tepat digunakan sebagai instrumen monitoring perkembangan terapi (Thompson, 2015).
STAI adalah instrumen self-report yang bersifat skrining dan menilai derajat keparahan gangguan kecemasan, khususnya cemas umum. Terdapat 2 versi STAI, yaitu untuk dewasa dan anak. STAI sudah diterjemahkan ke dalam 48 bahasa. Untuk mengisi kuesioner STAI ini membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Kuesioner STAI mudah dikerjakan, tidak butuh waktu yang lama untuk mengisi, dan mudah diinterpretasi. STAI memiliki beberapa kelemahan, yaitu reliabilitas dan validitas
yang kurang baik, kurang dapat membedakan antara depresi dan kecemasan, serta kurang dapat menunjukkan perubahan gejala dari waktu ke waktu dalam periode waktu jangka panjang (Julian, 2011).
BAI dapat bersifat self-report maupun intervieweradministered, yang berfokus pada pengukuran gejala somatik kecemasan untuk membedakan depresi dan kecemasan. BAI memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup baik, sensitif terhadap perubahan gejala dari waktu ke waktu, waktu pengisian singkat, dan skoringnya mudah. Beberapa limitasi dari BAI adalah tidak banyak gejala-gejala yang bisa dinilai, dapat overlap dengan beberapa gangguan fisik karena berfokus pada gejala
somatik dari kecemasan, serta BAI tidak menilai gejala utama kecemasan (kekhawatiran) dan aspek kognitif kecemasan (Julian, 2011).
HADS dibuat untuk menskrining gejala cemas dan depresi pada pasien dengan gangguan fisik. HADS dapat bersifat sel-report maupun interviewer-administered. Kelebihan HADS adalah hanya menampilkan sedikit pertanyaan, waktu yang dibutuhkan sangat singkat, validitas dan reliabilitas baik, sensitif terhadap perubahan gejala dari waktu ke waktu, skoring dan interpretasi mudah, sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa (Julian, 2011).
b. BAI.
Aaron T. Beck, MD dan rekannya menciptakan BAI sebagai alat yang berfungsi untuk mengukur keparahan dari suatu kecemasan dan sebagai alat untuk membedakan kecemasan dengan depresi. BAI memiliki 21 item berbentuk pertanyaan yang mencakup berbagai gejala dari kecemesan, seperti gejala emosional, gejala somatik, dan kognitif. 11,24
Responden diharapkan dapat menyampaikan keluhan dari setiap gejala selama satu minggu terakhir. Pemberian skor dari tiap item kuesioner diukur dalam empat tingkatan yaitu: tidak sama sekali (0), ringan, tidak terlalu mengganggu (1), Sedang, kadang menggangu (2), dan berat, selalu mengganggu (3). Total skor BAI berjumlah 0-63 dengan interpretasi total skor 0-20 adalah tingkat kecemasan rendah, 22-35 adalah tingkat kecemas sedang dan total skor 36 adalah tingkat kecemasan
berat yang berpotensi semakin memburuk dan tidak boleh diabaikan. 11,25
BAI juga dapat digunakan sebagai alat bantu diagnostik untuk mendeteksi efektivitas dari terapi dan sebagai alat ukur hasil setelah terapi. Cepat dan mudah digunakan, dapat diulang kembali, membantu dalam membedakan gejala kecemasan dan depresi serta dapat digunakan dalam menilai dan menetapkan basis tingkat keparahan gejala kecemasan, merupakan beberapa keunggulan yang dimiliki BAI. BAI sebagai alat bantu telah digunakan dalam berbagai bahasa, kultur, usia dan
memiliki spesifitas sebesar 0,74 dan sensitifitas sebesar 0,75. 11,26
11. Beck, Epstein, Brown, Steer. Beck Anxiety Inventory (BAI) Great Plains Health Behavioral Health. J Consult Clin Psychol. 1988;56:893-897. https://www.gphealth.org/media/1087/anxiety.pdf.
24. Lemos MF, Lemos-neto SV, Barrucand L TEP. Education Reduces Preoperative Anxiety in Cancer Patients Undergoing Surgery : Usefulness of The Self-Reported Beck Anxiety Inventory. 2019:69.
25. Lee K, Kim D CY. Exploratory Factor Analysis of the Beck Anxiety Inventory and the Beck Depression Inventory-II in a Psychiatric Outpatient Population. 2018:33(16):1-11.
26. Oh H, Park K, Yoon S, et al. Clinical Utility of Beck Anxiety Inventory in Clinical and Nonclinical Korean Samples. Front Psychiatry. 2018;9(666):1-10.
D. Ibu Hamil
2. Definisi / Pengertian
Ibu hamil adalah orang yang sedang dalam proses pembuahan untuk melanjutkan keturunan. Dalam tubuh seorang wanita hamil terdapat janin yang tumbuh yang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting.
seorang ibu hamil harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya tidak menimbulkan permasalahan pada kesehatan ibu, bayi, dan saat proses kelahiran (Mamuroh, 2019)