Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PANCASILA

HUBUNGAN SILA 4 PANCASILA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

SABINA FATSYAL

F081201040

SASTRA JEPANG

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR


1. Hubungan Pancasila dengan Pasal-Pasal Undang-Undang Dasar 1945

Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat


Indonesia yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang merupakan kepribadian,
bangsa perjanjian luhur serta tujuan yang hendak diwujudkan. Karena itu Pancasila
di jadikan idiologi negara. Pancasila merupakan kesadaran cita-cita hukum serta
cita-cita moral luhur yang memiliki suasana kejiwaan serta watak Bangsa Indonesia,
melandasi prolamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Untuk mewujudkan tujuan
Proklamasi Kemerdekaan maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
telah menetapkan UUD 1945 merupakan hukum dasar yang tertulis yang mengikat
pemerintah, setiap lembaga/masyarakat, Warga Negara dan Penduduk RI pada
tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan tersebut.

Dalam Pembagian pembukaannya terdapat pokok-pokok pikiran tentang


kehidupan bermasyarakat, bernegara yang tiada lain adalah pancasila pokok-pokok
pikiran tersebut yang diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945 yang merupakan
aturan-aturan pokok dalam garis-garis besar sebagai intruksi kepada pemerintah
dan lain-lain penyelenggara negara untuk melaksanakan tugasnya. Menurut
penjelasan UUD 1945, pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari
Undang-Undang Negara Indonesia, dan mewujudkan cita-cita hukum yang
menguasai hukum negara baik hukum yang tertulis maupun tidak tertulis. Pokok-
pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal dan UUD itu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suasana kebatinan UUD1945 dan


cita-cita hukum UUD 1945 tidak lain adalah bersumber kepada atau dijiwai dasar
falsafah Negara Pancasila. Disinilah arti dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara
atau dengan kata lain bahwa pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah
Negara Pancasila, merupakan satu keasatuan nilai dan norma yang terpadu yang
tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal UUD 1945. Hal inilah yang
harus kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh setiap orang Indonesia. Jadi pancasila
itu disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945 dijabarkan secara pokok dalam
wujud pasal-pasal UUD 1945. Ketuhanan yang merupakan perintah secara pokok itu
perlu diberi penjelasan. Hal inilah yang termuat dalam penjelasan UUD 1945. jadi
Pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945.
Secara teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945 adalah garis besar cita-cita yang terkandung dalam
Pancasila. UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai Pancasila yang disusun
dalam pasal-pasal. Kedua bagian UUD 1945 tersebut dijelaskan dalam suatu
penjelasan seperti telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan undang-
undang dasar adalah Hukum Dasar yang tertulis. Hal ini mengandung pengertian
bahwa sebagai hukum, maka undang-undang dasar adalah mengikat; mengikat
perintah, mengikat Lembaga Negara dan Lembaga Masyarakat dan juga mengikat
semua Negara ndonesia dimana saja dan setiap penduduk warga Indonesia dan
sebagai hukum, maka Undang-Undang dasar berisi norma-norma, atura-aturan atau
ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.

UUD bukanlah hukum dasar biasa, melainkan hukum dasar yang merupakan
sumber hukum. Setiap produk hukum misalnya undang-undang, peraturan
pemerintah atau keputusan pemerintah, bahkan setiap kebijaksanaan pemerintah
haruslah berlandaskan atau bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi, yang
pada akhirnya dapat di pertanggungjawaban pada ketentuan UUD 1945. Dalam
kedudukan yang demikianlah, UUD dalam kerangka tata urutan atau tata tingkatan
norma hukum yang berlaku, merupakan hukum yang berlaku yang menempati
kedudukan yang tinggi. Sehubungan dengan Undang-Undang Dasar juga berfungsi
sebagai alat control untuk mengecek apakah norma hukum yang rendah berlaku
sesuai atau tidak dengan ketentuan Undang-Undang Dasar.

Selain dari apa yang diuraikan sesuai dengan penjelasan Undang-Undang Dasar
1945, pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai fungsi atau hubungan
langsung dengan Undang-Undang Dasar 1945 itu sendiri. Ialah bahwa pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 mengandung pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh
Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal-pasalnya. Dengan tetap menyadari
keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan memperhatikan
hubungan dengan UUD yang memuat dasar falsafah negara pancasali dan UUD
1945 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan merupakan
rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.
UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan perwujudan dari
pokok-pokok pikiran terkandung dalam UUD1945 yang tidak lain adalah pokok
pikiran Persatuan Indonesia, keadilan sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa
menurut kemanusiaan yang adil dan beradab, yang tidak lain adalah sila dari
Pancasila, sedangkan Pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah
mampu memberikan semangat kepada dan terpancang dengan khidmat dalam
perangkat UUD 1945. Semangat dan yang disemangati pada hakikatnya merupakan
satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Seperti telah disinggung
bahwa di samping Undang-Undang Dasar, masih ada hukum dasar yang tidak
tertulis yang juga merupakan sumber hukum, yang menurut penjelasan UUD 1945
merupakan aturan-auran dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelengaraan negara, meskipun tidak tertulis’].

Inilah yang dimaksudkan dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan


sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan yg timbul dari praktek kenegaraan,
karena aturan tersebut tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar. UUD 1945
yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan Empat Pasal Aturan Peralihan dan
dua ayat Tambahan, maka UUD 1945 termasuk singkat dan bersifat supel atau
fleksibel. Dalam hubumgan ini penjelasan UUD 1945 mengemukakan bahwa telah
cukuplah kalau Undang-Undang Dasar hanya memuat aturan-aturan pokok garis-
garis besar sebagai intruksi kepada Pemerintah pusat dan lain-lain penyelengaraan
negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara. Undang-Undang dasar yg
disingkat itu sangat menguntungkan bagi negara seperti Indonesia ini yang masih
harus terus berkembang secara dinamis, sehingga dengan aturan-aturan pokok itu
akan merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak mudah ketinggalan zaman,
sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-aturan pokok itu diserahkan
kepada Undang-Undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan
mencabut.

Oleh karena itu, makin supel (elastic) sifatnya aturan itu makin baik. Jadi
supaya menjadi sistem Undang-Undang Dasar jangan sampai ketinggalan zaman.
Yang penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat
para pemimpin pemerintahan yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif
seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.
2. Penjabaran Sila ke-4 Pancasila dalam Pasal UUD 1945
Penjabaran Sila Keempat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, terdapat pada :
 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 945
alinea keempat, yang berbunyi “...Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan...”.

PASAL 1

1. Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, Yang berbentuk Republik. (2)


kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar.
2. Negara Indonesia adalah negara hukum.

PASAL 2

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan


Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan
umum dan diatur lebih lanjut dengan Undang-Undang.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima
tahun di ibukota negara.
3. Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat diterapkan dengan suara
yang terbanyak.

PASAL 3

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan


Undang-Undang Dasar.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden
dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang
Dasar.
PASAL 5

1. Presiden berhak mengajukan rancangan Undang-Undang kepada Dewan


Perwakilan Rakyat.
2. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-
undang sebagaimana mestinya.

PASAL 20

1. Dewan Perwakilan memegang kekuasaan membentuk undang-undang.


2. Setiap rancangan Undang-Undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
3. Jika rancangan Undang-Undang itu tidak mendapat persetujuan bersama,
rancangan Undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
4. Presiden mengesahkan rancangan Undang-Undang yang telah di setujui
bersama untuk menjadi Undang-Undang.
5. Dalam hal rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama tersebut
tidak disahkan Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan
Undang-Undang tersebut dsetujui, rancangan Undang-Undang tersebut sah
menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan.

PASAL 22E

1. Pemilihan umum dilaksanankan secara langsung, umum, bebas, rahasia,


jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
2. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
4. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah
adalah perseorangan.
5. Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
6. Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan Undang-
Undang.

PASAL 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan


tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.

PASAL 37

1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan


dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh
sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara
tertulisan dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidanh Majelis
Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurangnya-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilalukan
dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu
anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan.
DAFTAR PUSTAKA

Back to, “Penjabaran Lebih Lanjut Sila ke 4 Pancasila dalam UUD 1945”, Desember
2018, dari https://backtoaceh.blogspot.com/2018/12/penjabaran-lebih-lanjut-sila-ke-
4.html

Yusuf, Rizal. 2019. Hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Anda mungkin juga menyukai