Anda di halaman 1dari 347

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBANTUAN

AUGMENTED REALITY UNTUK MENINGKATKAN PENERAPAN


KONSEP SAINSMATIKA DAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
SISWA KELAS IV SD

Oleh:
PURWATMAJA LISTIADHI KARANA
NIM 16712251019

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019

i
ABSTRAK

PURWATMAJA LISTIADHI KARANA: Pengembangan Buku Cerita


Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk Meningkatkan Penerapan
Konsep Sainsmatika dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa Kelas IV SD. Tesis.
Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan buku cerita bergambar


berbantuan augmented reality yang layak untuk meningkatkan kemampuan
penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD;
(2) mengetahui keefektifan buku yang dikembangkan dalam meningkatkan
kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa
kelas IV SD.
Penelitian ini menggunakan jenis research and development yang mengacu
pada 10 langkah pada model Borg and Gall. Uji kelayakan produk dilakukan oleh
ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Subjek uji coba penelitian ini adalah
siswa kelas IV SD se-Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik wawancara, angket, observasi, dan tes. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara, angket studi
pendahuluan, angket validasi ahli, angket respon guru, angket respon siswa,
lembar skala karakter peduli lingkungan, dan tes kemampuan penerapan konsep
sainsmatika. Kelayakan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality
dianalisis menggunakan konversi skor ke dalam 4 katogori kuantitatif.
Keefektifan media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dalam
meningkatkan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan
dianalisis dengan analisis statistik inferensial dengan melakukan uji-t dan uji
MANOVA dengan taraf signifikansi 0,05.
Hasil penelitian ini berupa: (1) media dalam bentuk buku cerita bergambar
berbantuan augmented reality yang memenuhi kriteria kelayakan berdasarkan
hasil validasi ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa, serta angket respon guru
dan angket respon siswa dengan kategori sangat baik; (2) media buku cerita
bergambar berbantuan augmented reality dinyatakan efektif untuk meningkatkan
kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa
kelas IV SD se-Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Hasil uji-t dan uji
MANOVA dengan taraf signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa media buku cerita
bergambar berbantuan augmented reality dapat meningkatkan kemampuan
penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD
secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,05 (sig. < 0,05).

Kata Kunci: media, buku cerita bergambar, augmented reality, penerapan


konsep sainsmatika, karakter peduli lingkungan

ii
ABSTRACT

PURWATMAJA LISTIADHI KARANA: Developing An Augmented


Reality-Assisted Picture Storybook to Improve Fourth Grade Student’s
Sainsmatika Concept Application and Environmental Caring Character.
Thesis. Yogyakarta: Postgraduate Program, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2019.
This study aims to: (1) produce an appropriate augmented reality-assisted
picture storybook to improve sainsmatika concept application skill and
environmental caring character of fourth grade primary school students; (2)
know the effectiveness of the developed book to improve sainsmatika concept
application skill and environmental caring character of fourth grade primary
school students.
This study used research and development which referred to 10 steps of
Borg and Gall’s model. The product feasibility tests were done by the material
experts, media experts, and language experts. The trial subjects of this study
were fourth grade primary school students in Umbulharjo sub district. The data
collections were done by conducting interviews, questionnaires, observations,
and tests. The data collection instruments used were interview guidelines,
preliminary study questionnaires, expert validation questionnaires, teacher
response questionnaires, students’ response questionnaires, environmental
caring characters’ scale guidelines, and concept application skill tests. The
feasibility of an augmented reality-assisted picture storybook was analyzed
using conversion scores into four quantitative categories. The effectiveness of
an augmented reality-assisted picture storybook media to improve concept
application skill and environmental caring character was analyzed using
inferential analysis by conducting T-test and MANOVA test with the
significant level of 0,05.
The results of this study were: (1) an augmented reality-assisted picture
storybook media met the feasibility criteria based on the validation results of
material experts, media experts, and language experts, and also from teachers’
response questionnaires, and students’ response questionnaires with “very
good” category; (2) an augmented reality-assisted picture storybook media was
considered effective to improve sainsmatika concept application skill and
environmental caring character of the fourth grade primary school students in
Umbulharjo sub district. T-test and MANOVA test result in the significance
level of 0,05 showed that an augmented reality-assisted picture storybook
media could significantly improve sainsmatika concept application skill and
environmental caring character of fourth grade primary school students with
the significance level of 0,05 (sig.<0,05).

Key Words: media, picture storybook, augmented reality, sainsmatika


concept application, environmental caring character

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBANTUAN


AUGMENTED REALITY UNTUK MENINGKATKAN PENERAPAN
KONSEP SAINSMATIKA DAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
SISWA KELAS IV SD

PURWATMAJA LISTIADHI KARANA


NIM. 16712251019

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


mendapatkan gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar

Menyetujui untuk diajukan pada ujian tesis

Pembimbing,

Dr. Ali Mustadi, M.Pd.


NIP. 19780710 200801 1 012

Mengetahui:
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta

Direktur, Ketua Program Studi,

Prof. Dr. Marsigit, M.A. Dr. Muhammad Nur Wangid, M.Si.


NIP 19570719 198303 1 004 NIP. 19660115 199303 1 003

iv
LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBANTUAN


AUGMENTED REALITY UNTUK MENINGKATKAN PENERAPAN
KONSEP SAINSMATIKA DAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
SISWA KELAS IV SD

PURWATMAJA LISTIADHI KARANA


NIM 16712251019

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Tanggal 22 Februari 2019

TIM PENGUJI

Dr. Muhammad Nur Wangid, M.Si.


(Ketua/Penguji) ………… …………

Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd.


(Sekretaris/Penguji) ………… …………

Dr. Ali Mustadi, M.Pd.


(Pembimbing/Penguji) ………… …………

Dr. Enny Zubaidah, M.Pd.


(Penguji Utama) ………… …………

Yogyakarta, …………………
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
Direktur

Prof. Dr. Marsigit, M.A.


NIP 19570719 198303 1 004

v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Purwatmaja Listiadhi Karana

Nomor Mahasiswa : 16712251019

Program Studi : Pendidikan Dasar

Dengan ini menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengembangan Buku Cerita

Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk Meningkatkan Penerapan

Konsep Sainsmatika dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa Kelas IV SD” ini

merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh

gelar magister di sauatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, di

dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan

diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Februari 2019

Purwatmaja Listiadhi Karana


NIM 16712251019

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan, kesempatan,

dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Karena dengan segala nikmat yang berikan-Nya, penulis akhirnya bisa

menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar

Berbantuan Augmented Reality untuk Meningkatkan Penerapan Konsep

Sainsmatika dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa Kelas IV SD”.

Pada kesempatan kali ini, penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan

rasa terimakasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih

sekaligus penghargaan yang setinggi-tingginya penulis berikan kepada Dr. Ali

Mustadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing tesis yang telah memberikan banyak

bimbingan, masukan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga tesis ini

dapat diselesaikan. Selain itu, ucapan terimakasih dan penghargaan juga

penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta

yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk memudahkan

pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian penulisan tesis ini.

2. Prof. Dr. Marsigit, M.A. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri

Yogyakarta dan seluruh staf Program Pascasarjana Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah banyak mendukung, memberikan fasilitas, bantuan,

dan kemudahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

vii
3. Dr. Muhammad Nur Wangid, M.Si. Ketua program studi Pendidikan Dasar

sekaligus ketua tim penelitian payung yang telah memberikan kesempatan

dan bimbingan sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini dan menjadi

bagian dari penerima dana penelitian hibah Kemenristekdikti kategori

penelitian pascasarjana tahun 2018.

4. Dr. Pratiwi Pujiastuti, M.Pd., Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D., Dr. Enny

Zubaidah, M.Pd., dan Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd. yang menjadi validator

kelayakan materi, media, bahasa dan instrumen penelitian produk Buku

Cerita Bergambar Berbantuan Augmented Reality.

5. Kepala Sekolah SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah Kecamatan

Umbulharjo, Kota Yogyakarta-D.I. Yogyakarta yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah dasar tersebut.

6. Guru kelas IV di SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah yang

bersedia untuk membantu serta memberikan masukan kepada penulis

selama pelaksanaan penelitian.

7. Siswa kelas IV SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah sebagai subjek

penelitian ini yang telah menyambut baik serta terlibat langsung dalam

menyukseskan pelaksanaan penelitian ini.

8. Kedua orangtua, Ibu Sularti dan Bapak Saryono, serta adik-adikku

Purbogumelar Jalu Sembodo dan Arga Siwi Prastyatuhu yang telah

memberikan semangat serta dukungan dalam penulisan tesis ini.

viii
9. Habib Nur Rahman, S.Pd., Resti Susanti, S.Pd , dan Azmil Hasan Lubis,

S.Pd. Rekan satu tim penelitian payung penulis yang membantu penulis

dalam menyelesaikan seluruh proses penelitian hingga penulisan tesis ini.

10. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar kelas A

angkatan 2016 Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta yang

dengan solid untuk memberikan dukungan kepada penulis untuk

menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulis doakan semoga seluruh bantuan yang diberikan pihak-pihak

tersebut dan pihak lainnya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu

menjadi nilai kebaikan di sisi-Nya. Sesuatu hal yang tidak mungkin bagi

penulis untuk membalas besarnya jasa-jasa dari pihak-pihak tersebut dalam

membantu penulis menyelesaikan tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan

balasan kebaikan kepada kita semua. Akhir kata, semoga tesis ini memberikan

manfaat bagi penulis khususnya dan pada kita semua pada umumnya.

Yogyakarta, Februari 2019


Penulis,

Purwatmaja Listiadhi Karana

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ……………………………………………………... i


ABSTRAK ……………………………………………………….…….... ii
ABSTRACT ………………………………………………….…………... iii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………. iv
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………….…………….. vi
KATA PENGANTAR………………………………………………….... vii
DAFTAR ISI ……………………………………………….…………… x
DAFTAR TABEL ……………………………………….……………… xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xiv
DAFTAR DIAGRAM …………………………………………………... xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xvi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..... 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………… 11
C. Pembatasan Masalah…………………………………………………... 11
D. Rumusan Masalah……………………………………………………... 12
E. Tujuan Pengembangan……………………………………………….... 12
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan……………………………… 13
G. Manfaat Pengembangan……………………………………………...... 14
H. Asumsi Pengembangan……………………….……………………...... 15

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori……………………………………………………………. 17
1. Kemampuan Penerapan Konsep Sainsmatika……………………… 17
a. Pengertian Konsep…..…………………………….…….………. 17
b. Pembelajaran Tematik Integratif………………………..………. 20
c. Sainsmatika……………………………………………………… 22
d. Penerapan Konsep Sainsmatika…………………………………. 27
2. Karakter Peduli Lingkungan….……………………………………. 30
a. Pendidikan Karakter…………………………….………………. 30
b. Karakter Peduli Lingkungan…..………………………………... 32
3. Buku Cerita Bergambar Berbantuan Augmented Reality…………… 42
a. Buku Cerita Bergambar……………………………..…………… 42
b. Augmented Reality……………………………………..………… 57
c. Buku Cerita Bergambar Berbantuan Augmented Reality ………. 59
4. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar………………………. 60
B. Kajian Penelitian Relevan……………………………………………… 63
C. Kerangka Pikir…………………………………………………………. 65
D. Pertanyaan Penelitian………………………………………………….. 67

x
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan………………………………………………….. 68
B. Prosedur Pengembangan……………………………………………….. 69
C. Desain Uji Coba Produk…………………………………...…….…….. 74
1. Desain Uji Coba……………………………………...……….…….. 74
2. Subjek Uji Coba…………………………………..………….…..…. 78
3. Jenis Data………………………………………………………........ 79
4. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data……………………………. 79
a. Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 79
b. Instrumen Pengumpul Data……………………………………... 81
5. Teknik Analisis Data………………………………………………... 87
a. Analisis Data Need Analysis…….………………………………... 88
b. Analisis Data Proses Pengembangan Produk……..……………... 88
c. Analisis Data Kelayakan Produk………………………….……... 88
d. Analisis Data Peningkatan Kemampuan Penerapan Konsep
Sainsmatika dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa …… 90
e. Analisis Keefektifan dengan Uji-t……………..…………. 91
f. Analisis Keefektifan dengan Uji MANOVA ……………………. 96

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


A. Hasil Pengembangan Produk Awal………………………….………….. 100
1. Hasil Studi Pendahuluan………………………….…………............. 100
2. Pengembangan Produk Awal……………….……………………….. 111
3. Validasi Ahli Materi……………………….………………………… 114
a. Hasil Angket Validasi Ahli Materi….……………………………. 114
b. Analisis Data Validasi Ahli Materi……….……………………... 116
4. Validasi Ahli Media………………………………….….…............... 117
a. Hasil Angket Validasi Ahli Media………………………...……... 117
b. Analisis Data Validasi Ahli Media…………………….…………. 118
5. Validasi Ahli Bahasa…………………………………..…..………… 119
a. Hasil Angket Validasi Ahli Bahasa……………..…..……………. 119
b. Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Bahasa………...…………… 121
B. Hasil Uji Coba Produk…………………………………..….…………... 122
1. Hasil Uji Coba Lapangan Awal/Terbatas……………...……………. 122
a. Hasil Angket Respon Guru……………………….…..….............. 123
b. Analisis Hasil Angket Respon Guru…………...………………… 124
c. Hasil Angket Respon Siswa…………………...…………………. 124
d. Analisis Hasil Angket Respon Siswa………..…………………... 125
2. Hasil Uji Coba Lapangan Utama/Diperluas……..………………….. 126
a. Hasil Angket Respon Guru………………..…………….............. 126
b. Analisis Hasil Angket Respon Guru……..……………………… 128
c. Hasil Angket Respon Siswa………….………………….............. 128
d. Analisis Hasil Angket Respon Siswa.…………………………... 129
3. Hasil Uji Coba Operasional…………………..……………………. 130
a. Hasil Tes Kemampuan Penerapan Konsep Sainsmatika……….... 131
b. Analisis Hasil Tes Kemampuan Penerapan Konsep Sainsmatika... 133

xi
c. Hasil Skala Karakter Peduli Lingkungan…………..…………... 139
d. Analisis Hasil Skala Karakter Peduli Lingkungan.…………….. 141
4. Uji Hipotesis MANOVA……………………….……………........... 147
a. Uji Asumsi MANOVA………………………………………….. 148
b. Uji Hipotesis MANOVA………………………………………... 149
C. Revisi Produk………………………………………………………….. 151
1. Revisi Ahli Materi…………………………………………….......... 152
2. Revisi Ahli Media…………………………….…………………….. 153
3. Revisi Ahli Bahasa………………………….…..………………….. 153
4. Revisi Uji Coba Lapangan Awal/Terbatas…….…………………… 155
D. Kajian Produk Akhir………………………………..……………......... 155
1. Kajian Kelayakan Produk……………………...…………………… 155
a. Kajian Kelayakan Ahli Materi…………………………………... 157
b. Kajian Kelayakan Ahli Media…………………………………... 159
c. Kajian Kelayakan Ahli Bahasa…………………………………... 161
2. Kajian Keefektifan Produk………………………………………….. 163
a. Buku Cerita Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk
Meningkatkan Kemampuan Penerapan Konsep Sainsmatika ….... 164
b. Buku Cerita Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk
Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan …………………… 167
E. Keterbatasan Penelitian………………………………………………… 170

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan………………………………………………………………... 172
B. Saran Pemanfaatan Produk……………………………………………... 174
C. Diseminasi dan Pengembangan Produk………………………………… 175

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 176

xii
DAFTAR TABEL

Keterkaitan Nilai, Jenjang Kelas dan Indikator Untuk


Tabel 1.
SD/MI……………………………………............................................ 35
Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa …..…………………………… 82
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru... ………………………………. 82
Tabel 4. Kisi-kisi Skala Ahli Materi …………..………………………………. 83
Tabel 5. Kisi-kisi Skala Ahli Media …………………………...……………… 84
Tabel 6. Kisi-Kisi Angket Respon Guru……………………………………….. 85
Tabel 7. Kisi-Kisi Skala Karakter Peduli Lingkungan Siswa ………………..... 86
Tabel 8. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Penerapan Konsep Sainsmatika 87
Kriteria Kualitas Buku Cerita Bergambar Berbantuan Augmented
Tabel 9.
Reality …………………………………………………………….….. 89
Tabel 10. Kriteria Nilai Gain ……………………………………………………. 90
Hasil Angket Kebutuhan Buku Cerita Bergambar berbantuan
Tabel 11.
Augmented Reality ………………………….………………………... 110
Tabel 12. Data Hasil Validasi Ahli Materi ……………….…………………….. 116
Tabel 13. Data Hasil Validasi Ahli Media ……………………………………... 118
Tabel 14. Data Hasil Validasi Ahli Bahasa ……………………………………... 121
Tabel 15. Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Awal …………………….. 123
Tabel 16. Data Hasil Angket Respon Siswa Uji Coba Awal ……..…………….. 125
Tabel 17. Data Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Utama …………………… 127
Tabel 18. Data Hasil Angket Respon Siswa Uji Coba Utama …..……………… 129
Uji Normalitas Tes Penerapan Konsep
Tabel 19.
Sainsmatika…..……….………………………………………………. 134
Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Penerapan Konsep
Tabel 20.
Sainsmatika..………………………………………………………….. 136
Hasil Uji-T Berpasangan Tes Kemampuan Penerapan Konsep
Tabel 21.
Sainsmatika..…….................................................................................. 137
Hasil Uji-T Independen Kemampuan Penerapan Konsep
Tabel 22.
Sainsmatika..………………………………………………………….. 139
Tabel 23. Uji Normalitas Skala Karakter Peduli Lingkungan……………...…… 137
Tabel 24. Uji Homogenitas Skala Karakter Peduli Lingkungan …..…………… 143
Tabel 25. Hasil Uji-t Berpasangan Skala Karakter Peduli Lingkungan.………… 145
Tabel 26. Hasil Uji-t Independen Skala Karakter Peduli Lingkungan ………….. 146
Tabel 27. Hasil Uji Normalitas Multivariat…………………………………….. 148
Tabel 28. Hasil Uji Homogenitas matriks Varian Kovarian……………………. 149
Tabel 29. Hasil Uji Hipotesis MANOVA……………………………………… 150

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir…………………………………………… 66


Gambar 2. Nonequivalent Control Group Design ..…………………. 77
Gambar 3. Revisi Penambahan Petunjuk Penggunaan dan Pemetaan KD
serta Indikator ……….…………………………………………..…......... 152
Gambar 4. Revisi Menegaskan Setting …………………………..…. 153
Gambar 5. Revisi Revisi Layout …………………………………..… 153
Gambar 6. Revisi Memperjelas Karakter Tokoh di Awal ………….... 154
Gambar 7. Revisi Revisi Teks Cerita ………………………………... 154
Gambar 8. Revisi Revisi Pengurangan Kalimat yang Panjang ..….….. 155
Gambar 9. Revisi Revisi Penggunaan Kata yang Belum Baku ……... 155

xiv
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Hasil Tes Kemampuan Penerapan Konsep Sainsmatika….. 132


Diagram 2. Hasil Skala Karakter Peduli Lingkungan………………….. 140

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lampiran 1a: Pedoman Wawancara……………………………… 184


Lampiran 1b: Angket Studi Pendahuluan………………………… 188
Lampiran 1c: Angket Validasi Ahli Materi………………………. 190
Lampiran 1d: Angket Validasi Ahli Media………………………. 200
Lampiran 1e: Angket Validasi Ahli Bahasa……………………… 213
Lampiran 1f: Angket Respon Guru………………………………. 221
Lampiran 1g: Angket Respon Siswa……………………………... 232
Lampiran 1h: Lembar Skala Karakter Peduli Lingkungan………. 234
Lampiran 1i: Soal Pretest dan Posttest…………………………… 236
Lampiran 2. Lampiran 2a: Hasil Wawancara…………………………………. 247
Lampiran 2b: Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Materi……… 263
Lampiran 2c: Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Media……….. 266
Lampiran 2d: Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Bahasa……… 272
Lampiran 2e: Analisis Hasil Skala K. Eksperimen 1……………... 275
Lampiran 2f: Analisis Hasil Skala K. Eksperimen 2……………... 277
Lampiran 2g: Analisis Hasil Skala K. Kontrol………………….... 279
Lampiran 2h: Analisis Hasil tes K. Eksperimen 1……………….. 281
Lampiran 2i: Analisis Hasil tes K. Eksperimen 2………………... 283
Lampiran 2j: Analisis Hasil tes K. Kontrol……………………… 285
Lampiran 3. Lampiran 3a: Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest ………… 288
Lampiran 3b: Uji-t Uji-t Skala Peduli Lingkungan ……………... 290
Lampiran 3c: Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest ….……. 292
Lampiran 3d: Uji-t Tes Kemampuan Penerapan Konsep
Sainsmatika ……………………………………………………… 294
Lampiran 3e: Uji Hipotesis MANOVA…………………………. 296
Lampiran 4. Lampiran 4d: RPP Kelompok Eksperimen……………………... 298
Lampiran 4e: RPP Kelompok Kontrol………………………….. 304
Lampiran 5. Hasil Pengembangan …………………………………………… 312
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian……………………….………………… 319

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010

Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 67 menyebutkan

bahwa Pendidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat berfungsi

untuk: a) menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai keimanan, akhlak mulia,

dan kepribadian luhur; b) menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai

kebangsaan dan cinta tanah air; c) memberikan dasar-dasar kemampuan

intelektual dalam bentuk kemampuan dan kecakapan membaca, menulis, dan

berhitung; d) memberikan pengenalan ilmu pengetahuan dan teknologi; e)

melatih dan merangsang kepekaan dan kemampuan mengapresiasi serta

mengekspresikan keindahan, kehalusan, dan harmoni; f) menumbuhkan minat

pada olahraga, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Tujuan pendidikan sendiri

bukan hanya untuk membuat siswa paham akan materi pembelajaran yang

telah disampaikan oleh guru. Pada dasarnya pendidikan diberikan agar siswa

siap untuk menghadapi tantangan masa depan. Oleh karenanya, diharapkan

siswa kelak dapat menerapkan konsep yang sudah diberikan kepadanya dalam

kehidupan sehari-hari.

Kenyataanya, pelaksanaan pendidikan di Indonesia sebagian besar

masih menggunakan konsep pembelajaran hafalan. Jadi, siswa hanya sekedar

hafal dan mengerti dengan apa yang mereka pelajari, tanpa memahaminya

secara lebih dan bahkan menerapkannya. Hasanudin Abdurakhman dalam

1
edukasi.kompas.com (2016) menuliskan bahwa yang dilakukan dalam

membelajarkan siswa secara sadar adalah perintah untuk menghafal doa, teks,

ayat, dan sebagainya. Sementara, yang dilakukan secara tidak sadar adalah

materi pelajaran yang melebihi porsi, sehingga mustahil dipahami anak. Oleh

karenanya, perlu adanya perombakan konsep pembelajaran agar siswa tidak

hanya menghafalkan materi yang diterima, namun juga dapat menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan penerapan konsep sainsmatika ini

masih dirasa kurang, karena sebagian besar siswa hanya dapat menghafal

materi yang diberikan kepada mereka.

Selain pentingnya kemampuan dalam menerapkan konsep, Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 juga menekankan pada

pembentukan karakter, agar siswa menjadi manusia yang mempunyai akhlak

mulia dan kepribadian luhur. Fenomena yang terjadi saat ini adalah semakin

banyaknya hewan laut yang ditemukan mati akibat sampah yang dibuang oleh

manusia. Hal tersebut menandakan kurangnya kepedulian manusia untuk

menjaga lingkungannya. Oleh karena itu, karakter peduli lingkungan menjadi

salah satu fokus pengembangan karakter yang dilakukan oleh pemerintah.

Karakter peduli lingkungan termasuk dalam salah satu pengembangan 18 nilai

karakter yang telah disosialisasikan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun

2013 mengembangkan Indeks Perilaku Peduli Lingkungan (IPPL) sebagai alat

ukur untuk mengetahui perilaku manusia dalam berelasi dengan lingkungan.

Kata pengantar laporan survei tersebut disebutkan bahwa indeks perilaku

2
peduli lingkungan secara terus menerus masih perlu dikembangkan. Beberapa

perilaku kurang peduli lingkungan yang ada dalam laporan survei tersebut

antara lain tidak menggunakan lampu hemat energi (15.5%), menyalakan

lampu di siang hari (24.1%), tidak memilah sampah (76.1%), membakar

sampah (38.2%), limbah air rumah tangga dibuang ke kumpulan air bersih

seperti sungai, kolam, rawa, laut (15.8%), serta tidak memanfaatkan air bekas

cucian sayur/ buah/ daging/wudhu (75.7%). Survey tersebut menunjukkan

bahwa urgensi pendidikan karakter perlu menjadi sorotan. Pendidikan karakter

merupakan usaha yang disengaja untuk mempromosikan pengembangan

karakter siswa di sekolah-sekolah dan seringkali di lembaga pelayan pemuda

lainnya (Berkowitz & Hoppe, 2009: 132–133). Dalam pembentukan karkter

siswa, guru mempunyai peran yang sentral dan penting. Peran guru adalah

memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran yang ada hendaknya

tidak hanya menekankan kepada aspek kognitif saja, namun juga aspek afektif

dan psikomotor siswa. Guru hendaknya dapat mengembangkan pembelajaran

yang dilakukan sehingga muatan karakter juga dapat diinternalisasikan dalam

diri siswa.

Berkaitan dengan kompetensi dalam bidang matematika, sains dan

membaca, kemampuan anak Indonesia pada rentang usia 15 tahun masih

rendah apabila dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan hasil penilaian

Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012, pada

ketiga bidang tersebut, anak-anak Indonesia berada di peringkat 64 dari 65

negara yang berpartisipasi dalam tes. Selain itu, prestasi pada bidang Sains dan

3
Matematika dalam Trends International Mathematics and Science Study

(TIMSS) tahun 2015, siswa kelas IV Indonesia menduduki peringkat 44 dari 49

negara dengan skor yang terkategori rendah yaitu 397 untuk bidang

matematika dan peringkat 44 dari 47 negara dengan skor 397 untuk bidang

sains. Hasil dari kedua evaluasi internasional tersebut membuktikan bahwa

sebagian besar anak Indonesia masih lemah dalam kemampuan berpikirnya.

Oleh karena itu, pembelajaran sains dan matematika di sekolah perlu

dikembangkan dengan berbasis pada proses penalaran. Ketertinggalan siswa

kelas IV di Indonesia dalam pembelajaran sains dan matematika juga dapat

disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan masih sekedar menghafal,

tanpa memahami atau bahkan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Padahal, sains dan matematika mempunyai kaitan yang erat dalam kehidupan

sehari-hari siswa.

Selain permasalahan tersebut, gambaran permasalahan lain yang terjadi

di satuan pendidikan saat ini khususnya sekolah dasar, yaitu belum terdapat

media penunjang pembelajaran tematik integratif Kurikulum 2013, sehingga

guru dituntut untuk mencari sendiri beragam materi dari berbagai sumber yang

relevan, namun pada kenyataannya di lapangan, guru tidak melaksanakannya

dan hanya mengandalkan buku pegangan Kurikulum 2013 saja tanpa media

atau bahan penunjang lainnya. Implikasinya konten materi yang dipelajari

dangkal kurang luas dan mendalam. Oleh karena itu, diperlukan langkah nyata

untuk membantu guru dengan media penunjang yang relevan dengan

pembelajaran tematik integratif Kurikulum 2013. Media pembelajaran dapat

4
menjadi salah satu alternatif solusi untuk dapat membantu guru dalam

mengembangkan pembelajaran. Media yang digunakan hendaknya dapat

membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan dalam menerapkan

pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran sains dan matematika

untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam ranah global. Media yang

dikembangkan diharapkan dapat memenuhi tuntutan perkembangan zaman,

yaitu memanfaatkan teknologi agar siswa semakin tertarik untuk

mempelajarinya.

Penggunaan teknologi Indonesia dalam pendidikan dinilai masih

kurang. Hal ini terlihat pada kurang maksimalnya penggunaan laboratorium

komputer yang ada di sekolah, terutama sekolah dasar. Banyak bantuan yang

diberikan kepada sekolah dalam rangka pemenuhan kebutuhan berupa

komputer. Contohnya saja pada tahun 2009, Asosiasi Pengusaha Komputer

Indonesia (Apkomindo) DIY menyerahkan bantuan berupa 30 unit personal

komputer (PC) ke enam SDN di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo dan

Gunungkidul. Keenam SD tersebut antara lain SDN Ledoknongko Sleman,

SDN Monggang Bantul, SDN Pergiwatu Wetan Kulonprogo dan SDN Kepek I,

SDN Sodo serta SDN Piyaman I Gunungkidul. Bantuan itu adalah pelaksanaan

program Apkomindo Peduli Pendidikan 2009 yang merupakan kerjasama

Apkomindo dengan Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) RI

(http://www.harianjogja.com/baca/2009/03/14/apkomindo-diy-serahkan-

bantuan-komputer-130176). Namun bantuan yang ada kurang bisa

termaksimalkan penggunaanya. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya

5
operator yang memang khusus mengelola laboratorium komputer ataupun

mengelola komputer yang dimiliki.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat selain komputer adalah

teknologi yang bersifat mobile, yaitu smartphone. Hampir semua orang sudah

menggunakan smartphone dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Smartphone

tidak hanya menjadi gaya hidup, namun juga kebutuhan bagi masyarakat

global. Bahkan saat ini, siswa SD sudah banyak yang mempunyai smartphone-

nya sendiri. Tim Liputan 6.com dalam artikelnya (Maret 2016) yang berjudul

“Anak Asuhan Gadget” menyebutkan bahwa 63 persen anak usia sekolah dasar

sudah memiliki akun facebook, yang digunakan untuk update status, bermain

game online, serta mengunggah foto-foto; 9 persen anak telah memiliki akun

Twitter; dan 19 persen anak terlibat secara aktif bermain game online di

internet dari gadgetnya. Kondisi ini dapat dimaknai bahwa sebagian besar anak

usia sekolah dasar sudah melek teknologi. Akan tetapi, smartphone juga

pastinya mempunyai dampak positif dan negatif. Masih dalam artikel yang

berjudul “Anak Asuhan Gadget”, penulis artikel tersebut menyebutkan bahwa

dampak negatif smartphone antara lain: 1) dari segi kesehatan, penggunaan

gadget yang berlebihan dapat berdampak terhadap mata yang kering; 2) anak

menjadi lebih pasif, baik dalam aktivitas fisik maupun sosial, dan 3) resiko

terjadinya cybercrime (perdagangan anak, bullying, dan pornografi) terhadap

anak (https://www.liputan6.com/health/read/2460330/anak-asuhan-gadget).

Namun demikian, smartphone juga mempunyai banyak manfaat di

berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Saat ini, telah dikembangkan

6
teknologi yang bernama Augmented Reality. Augmented reality merupakan

teknologi yang dapat menambah data virtual (informasi, kekayaan media, dan

bahkan tindakan langsung) dengan apa yang kita lihat di dunia nyata (Patrick,

2011: 91). Augmented reality dapat memvisualisasikan sebuah objek 2D

menjadi 3D. Hal ini tentunya akan sangat bermanfaat apabila dapat diterapkan

dalam pembelajaran. Dengan penerapan teknologi augmented reality dalam

pembelajaran, siswa dapat lebih mudah memahami materi karena hal-hal

abstrak yang dihadapi oleh siswa dapat diubah menjadi semi-konkret

menggunakan teknologi ini. Hal ini dapat membuat siswa lebih mudah dalam

mengembangkan kemampuan penerapan konsep terutama pada pembelajaran

sains dan matematika. Namun demikian, penggunaan teknologi augmented

reality membutuhkan bantuan smartphone untuk menjalankan programnya.

Penerapan teknologi ini dapat dilakukan apabila guru dan siswa paling tidak

sudah mahir dalam menggunakan smartphone.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dengan memadukan pemanfaatan

teknologi augmented reality dan pembelajaran di kelas, proses pembelajaran

sains dan matematika dapat lebih menyenangkan. Dengan demikian, tujuan

untuk dapat meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dapat

terlaksana. Namun sebelum mengambil langkah lebih lanjut, perlu dilakukan

analisis kebutuhan untuk menggali informasi mengenai kebutuhan media untuk

meningkatkan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan

siswa. Langkah pertama adalah dilakukan observasi. Observasi dilakukan pada

tanggal 4 sampai dengan 12 Juni 2018 di kelas IV SDN Pandeyan, SDN Golo,

7
dan SDN Glagah, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Kegiatan

observasi yang dilakukan meliputi: proses pembelajaran, media pembelajaran

yang digunakan, serta evaluasi yang dilakukan. Kegiatan pembelajaran yang

dilakukan guru masih terbatas pada kegiatan ceramah dan tanya jawab dengan

siswa. Guru belum banyak menggunakan inovasi dalam melakukan kegiatan

pembelajaran. Guru sesekali sudah menggunakan metode pembelajaran

kooperatif, namun pembelajaran yang dilakukan belum dapat membantu siswa

untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter

peduli lingkungan.

Kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa cenderung masih

kurang dan perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik. Hal tersebut dibuktikan

dengan banyaknya siswa yang belum mampu menggunakan informasi yang

telah didapatkan, menggunakan konsep yang telah diajarkan, dan

menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang diperlukan. Selain

kemampuan penerapan konsep sainsmatika, karakter peduli lingkungan siswa

juga masih tergolong rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya

siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Masih banyak sampah

berceceran di sekitar kelas. Selain itu, ketika kegiatan observasi juga

ditemukan kran air untuk cuci tangan lupa untuk ditutup atau dimatikan.

Hampir semua sekolah memiliki lahan kecil untuk ditanami beberapa jenis

tanaman, namun sayang lahan tersebut kurang begitu terawat. Terlihat banyak

tanaman yang layu dan banyaknya gulma yang tumbuh. Dari kegiatan

observasi, karakter peduli lingkungan siswa masih perlu ditingkatkan.

8
Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 sampai dengan 15

Juni 2018 dengan guru dan siswa, diperoleh informasi bahwa kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa yang kurang menjadi salah satu

permasalahan yang dihadapi oleh guru pada pembelajaran sains dan

matematika di sekolah. Wawancara dengan salah satu guru kelas IV di SDN

Pandeyan diketahui ketika siswa diminta untuk menjawab soal dalam bentuk

soal cerita, kebanyakan siswa mengalami kesulitan untuk mengembangkan

konsep yang sudah mereka pelajari. Siswa masih dirasa kesulitan dalam

memberikan contoh lain, selain yang diberikan oleh guru. Padahal siswa sudah

dirasa dapat memahami konsepnya, namun ketika diajak untuk menyentuh

ranah penerapan konsep sainsmatika, siswa masih merasa kesulitan. Guru juga

menyampaikan bahwa membutuhkan media pembelajaran, namun masih sulit

untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa.

Karakter peduli lingkungan siswa juga masih kurang dan perlu

ditingkatkan. Masih banyaknya siswa yang membuang sampah sembarangan

dan membuang sumber daya seperti air merupakan indikator kurangnya

karakter peduli lingkungan siswa. Wawancara yang dilakukan dengan guru

kelas IV SDN Pandeyan diketahui bahwa masih banyak siswa yang perlu

diingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Kebanyakan dari siswa

yang membuang sampah sembarangan adalah karena siswa menganggap hal

tersebut sebagai permainan. Siswa melempar sampah ke tempat sampah,

namun ketika tidak masuk, mereka justru membiarkannya.

9
Hal lain yang ditemukan selama proses wawancara terhadap guru di

SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah adalah 90% siswa telah dapat

menggunakan smartphone walaupun memang tidak semuanya merupakan

milik pribadi. Sekolah mempunyai peraturan bahwa selama di sekolah, siswa

tidak boleh membawa gadget mereka. Ketika dilakukan wawancara dengan

beberapa siswa, diketahui bahwa siswa rata-rata menggunakan gadget mereka

untuk bermain game, berkomunikasi dengan teman, dan mengerjakan PR.

Namun demikian, hampir semua siswa belum mengetahui teknologi yang

bernama augmented reality.

Selanjutnya dilakukan pembagian angket kebutuhan kepada guru dan

siswa. Pembagian angket kebutuhan dilaksanakan pada tanggal 25-28 Juni

2018. Angket kebutuhan dibagikan kepada 6 guru kelas IV dan 146 siswa kelas

IV di SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah. Hasil angket kebutuhan

terhadap buku cerita bergambar berbantuan augmented reality di atas, terdapat

87 siswa yang menyatakan dengan “Sangat Setuju” dan 59 siswa menyatakan

dengan “Setuju” terhadap penggunaan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa. Selain itu, sebanyak 4 guru

menyatakan dengan “Sangat Setuju” dan 2 guru menyatakan dengan “Setuju”.

Dapat disimpulkan, guru dan siswa membutuhkan produk buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality untuk meningkatkan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV

SD.

10
Berdasarkan permasalahan yang muncul serta terdapatnya potensi-

potensi yang memungkinkan dapat menjadi sarana pemecahan masalah.

Untukm itu, penelitian ini berusaha menggagas sebuah karya baru yaitu buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality sebagai penunjang yang

mengandung substansi materi tematik integratif di kelas IV Sekolah Dasar

terutama pada mata pelajaran sains dan matematika.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa.

2. Kurangnya karakter peduli lingkungan siswa.

3. Belum terdapat buku cerita yang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan

keterampilan kognitif terutama penerapan konsep sainsmatika dan

menanamkan nilai-nilai karakter terutama peduli lingkungan.

4. Guru kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran.

5. Belum tersedia buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dalam

pembelajaran tematik integratif.

6. Kurang maksimalnya penggunaan teknologi informasi dalam kelas. Siswa

sudah dapat menggunakan smartphone dengan baik, namun belum pernah

diterapkan dalam pembelajaran di dalam kelas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah perlu dilakukan

agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran

11
pokok penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada rendahnya

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan,

serta belum tersedia buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

dalam pembelajaran tematik integratif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang

layak untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan

karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD se-kecamatan Umbulharjo,

Kota Yogyakarta?

2. Bagaimana keefektifan buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD se-kecamatan

Umbulharjo, Kota Yogyakarta?

E. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang

layak untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan

karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD se-kecamatan Umbulharjo,

Kota Yogyakarta.

2. Mengetahui keefektifan buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality yang layak untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep

12
sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD se-

kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki

spesifikasi sebagai berikut:

1. Buku cerita yang dikembangkan dicetak dengan menggunakan kertas

berukuran A4, dengan jenis huruf Baar Metanoia ukuran 20, spasi 1,5.

2. Kertas yang digunakan untuk sampul adalah kertas ivory 203, dan

isinya menggunakan kertas HVS 80gsm supaya siswa dapat menulis

pada buku cerita bergambar.

3. Jumlah keseluruhan halaman adalah 54 halaman, dengan kata

pengantar, petunjuk penggunaan, pengenalan tokoh, pemetaan KD dan

indikator, daftar isi, daftar pustaka, dan tim pengembang.

4. Setiap penjelasan cerita menggunakan 2 halaman.

5. Ilustrasi yang digunakan adalah gambar kartun.

6. Buku cerita yang dikembangkan berisi cerita petualangan dengan

gambar-gambar yang relevan dan menarik, dan berisikan materi

pembelajaran sains dan matematika.

7. Cerita yang disajikan merupakan cerita fiksi mengenai petualangan

seorang anak ke luar angkasa untuk mendapatkan harta karun demi

menyelamatkan bumi dari krisis energi dan sumber daya.

8. Pembuatan materi buku cerita bergambar mengacu pada kurikulum

2013.

13
9. Buku cerita yang dibuat melalui bantuan aplikasi Adobe illustrator,

Adobe photoshop, dan Unity.

10. Aplikasi berbantuan augmented reality dalam bentuk software

memuat tampilan menarik berupa gambar tiga dimensi. Untuk

menjalankan produk ini membutuhkan sebuah perangkat Smartphone

Android.

G. Manfaat Pengembangan

Penelitian yang dilakukan ini memiliki beberapa manfaat yang dibagi

menjadi 2 bagian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk memberikan tambahan ilmu

pengetahuan dan pengembangan media pembelajaran yang efektif pada

pembelajaran sains dan matematika. Pengembangan media yang dimaksud

adalah pengembangan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

yang memiliki muatan cerita dan materi pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan siswa. Selain itu, buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dapat dijadikan sebagai salah satu media yang dapat memudahkan

pencapaian tujuan pembelajaran sains dan matematika. Penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat dalam menyelesaikan beberapa permasalahan

pendidikan di Indonesia, terutama dalam pengembangan pembelajaran di kelas.

14
2. Manfaat Praktis

Bagi siswa, produk buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dapat membantu meningkatkan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika dan karakter peduli lingkungan pada proses pembelajaran. Bagi

guru, produk buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dalam

penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang digunakan

oleh guru dalam membelajarkan sains dan matematika kepada siswa.

Sedangkan bagi instansi pendidikan, penelitian ini merupakan upaya untuk

mendekatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kepada

guru dan siswa sehingga mereka bisa memanfaatkan perkembangan

teknologi tersebut dalam pembelajaran.

H. Asumsi Pengembangan

Dalam penelitian ini, buku cerita berbantuan augmented reality

dikembangkan dengan adanya beberapa asumsi, yaitu:

a. Produk yang dikembangkan pada penelitian ini didasarkan pada asumsi

bahwa siswa SD se-Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta-D.I.

Yogyakata memiliki kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan

karakter peduli lingkungan secara potensial. Berdasarkan potensi tersebut,

diperlukan suatu pengembangan media yang dapat mengaktualisasikan

potensi yang dimiliki oleh siswa-siswa tersebut.

b. Media berupa buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dapat

dijadikan sebagai salah satu alternatif guru dalam menyajikan pembelajaran

15
sains dan matematika yang efektif dan bermakna sehingga memudahkan

guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Media berupa buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dapat

digunakan dengan mudah oleh guru dan siswa saat pembelajaran.

d. Guru dan siswa memiliki kemampuan untuk menggunakan smartphone

sebagai alat untuk memvisualisasikan efek augmented reality yang terdapat

pada buku sehingga dapat memunculkan gambar 3D yang nyata.

16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Penerapan Konsep Sainsmatika

a. Pengertian Konsep

Konsep tidak lepas dari aktivitas pembelajaran di kelas. Konsep

mempunyai peranan yang penting terkait lancarnya komunikasi antara

guru dan siswa. Apabila konsep yang disampaikan guru diterima dengan

baik oleh siswa, maka pembelajaran yang berlangsung tentunya lebih

interaktif. Soedjadi (2000: 14) mendefinisikan konsep sebagai sebuah ide

yang digunakan dalam mengklasifikasikan atau menggolongkan dan dapat

dituangkan sebagai sebuah istilah atau makna. Artinya, konsep dapat

menjelaskan sebuah klasifikasi tertentu sehingga dimengerti oleh penerima

informasi.

Menambahkan pendapat Soedjadi, Bahri (2008: 30) menjelaskan

bahwa konsep merupakan sebuah penjelasan yang mewakili sejumlah

objek tertentu yang mempunyai ciri yang sama. Apabila seseorang

memiliki konsep yang baik, orang tersebut mampu mengabstraksi berbagai

objek yang akan dilaluinya, agar berbagai objek tersebut dapat

diklasifikasikan dalam golongan tertentu.

Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep

merupakan penjelasan atau gagasan yang dapat menjelaskan klasifikasi

atau golongan tertentu. Konsep dapat dijelaskan kepada orang lain agar

17
gagasan yang dihasilkan dapat bertambah. Dengan bertambahnya gagasan

yang disampaikan, maka perbendaharaan pengetahuan mengenai suatu hal

dapat semakin baik.

Konsep memiliki kaitan yang erat dengan kemampuan kognitif.

Semakin baik kemampuan kognitif seseorang, semakin baik pula

seseorang menjelaskan konsep yang mereka miliki. Konteks subyek dalam

penelitian ini adalah siswa. Oleh karena itu, gagasan ini salah satunya

mengarah pada peningkatan kemampuan kognitif siswa. Myers (1996: 45)

mengungkapkan bahwa “Cognition refers to all the mental activities

assosiatied with thinking, and remembering”. Pendapat tersebut dapat

dimaknai bahwa kognisi/kognitif mengacu pada semua aktivitas mental

yang terkait dengan berpikir dan mengingat. Berpikir dan mengingat

adalah kegiatan yang tidak terlepas dari aktivitas siswa setiap harinya, baik

dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam aktivitas selain belajar.

Pengertian yang hampir serupa dengan pengertian yang diberikan

oleh Margaret W. atlin (1994: 23) yaitu “Cognition or mental activity,

involves the acquisition, storage retrieval, and use of knowledge” Hal ini

dapat dimaknai bahwa kemampuan kognitif merupakan aktivitas mental

yang melibatkan proses berpikir, mengingat, serta memecahkan masalah.

Menambahkan pendapat Myers dan Margaret, Chaplin (Muhhibbin 2005:

66) berpendapat bahwa ranah kognitif meliputi pemahaman, pertimbangan

pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.

Artinya ranah kognitif melibatkan kemampuan berpikir manusia untuk

18
menentukan langkah dalam menyelesaikan permasalahan atau meyakini

suatu hal yang dinilai baik maupun buruk.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan kognitif merupakan aktivitas mental manusia yang melibatkan

proses berpikir dan mengingat akan sesuatu hal. Proses berpikir dan

mengingat manusia juga berbeda-beda. Itulah yang membedakan

kemampuan kognitifnya.

Skemp (Haylock & Tangata, 2007: 23) menyatakan bahwa

kemampuan kognitif merupakan sebuah skema mental. Skema tersebut

bersatu dengan pengetahuan yang ada dan digunakan sebagai pengalaman

dalam mengembangkan pembelajaran berikutnya. Sebagai contohnya,

ketika siswa belajar, mereka akan menemukan informasi baru dan

membuat mereka berfikir untuk menyesuaiakan perilaku mereka dengan

informasi baru yang mereka dapatkan. Pendapat Skemp tersebut sesuai

dengan teori belajar konstruktivisme,

Konstruksivisme adalah teori belajar yang berpendapat bahwa siswa

dapat membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan

lingkungan sekitar (Schunk, 2012: 313). Penelitian ini juga didasarkan

pada teori belajar konstruktivisme, karena aspek yang dikembangkan

adalah ranah kognitif pada tahap aplikasi atyau penerapan. Dengan adanya

buku cerita berbantuan augmented reality, siswa diharapkan dapat

mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam wujud perbuatan

dalam kegiatan sehari-hari.

19
Menambahkan pendapat yang dikemukakan oleh Skemp, Jonnasen

(2011: 267) menjelaskan bahwa konsep atau skema adalah sebuah pondasi

atau dasar manusia dalam memahami dan berpikir. Konsep merupakan

proses kognitif yang menginternalisasi dalam setiap kegiatan manusia

dalam kehidupan sehari-hari. Setiap konsep yang terbentuk ketika manusia

berpikir, akan terhubung dengan konsep lain, sehingga kemampuan

berpikir manusia berkembang.

Horne, Muradoglu, & Cimpian (2019: 13) menambahkan bahwa

peningkatan kemampuan kognitif dapat dilakukan melalui penjelasan

(eksplanasi). Penjelasan merupakan sarana utama yang digunakan manusia

untuk membangun pemahaman tentang dunia. Dengan demikian,

memberikan penjelasan merupakan tugas penting untuk ilmu kognitif.

Kemampuan untuk menghasilkan penjelasan tergantung pada serangkaian

proses kognitif. Artinya, dalam memberi penjelasan, kemampuan kognitif

manusia juga ikut bekerja. Semakin baik seseorang dalam memberi

penjelasan, maka semakin baik juga kemampuan kognitif orang tersebut.

b. Pembelajaran Tematik Integratif

Kurikulum 2013 menyajikan konsep pembelajaran berupa

pembelajaran tematik integratif. Pemilihan konsep tematik integratif ini

dinilai baik karena siswa dapat belajar lebih mudah dengan cara

memadukan antar atau inter mata pelajaran sehingga siswa tidak terlalu

terbebani dengan beban materi yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat

Ellis (2010: 263) yang menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif

20
memadukan berbagai disiplin ilmu. Berbagai disiplin ilmu tersebut

tergabungkan dalam sebuah tema. Disiplin ilmu yang ditemakan

mempunyai konsep, materi, kompetensi, dan tujuan yang hampir sama

atau bahkan sama persis serta dapat dihubungkan sehingga dapat

mengintegrasikan makna dari berbagai disiplin ilmu tersebut. Artinya,

apabila berbagai disiplin ilmu tersebut dapat digabungkan, maka tidak

perlu menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskannya satu per satu.

Menguatkan dari pendapat Ellis, Cristina Bladury (2008: 1)

menyatakan bahwa pembelajaran tematik integratif memiliki keunikan

yaitu membuat sebuah pengikat dari bagian-bagian yang menghubungkan

mata pelajaran inti ke dalam tujuan dan proses pembelajaran itu sendiri.

Baldury menambahkan bahwa proses kegiatan dalam pembelajaran

tematik integratif menunjang keaktifan interaksi siswa dengan guru,

sehingga pengintegrasian tema dalam pembelajaran tematik integratif

dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Sedikit berbeda dari pandangan Ellis dan Bladury, selain dari

pengintegrasian materi, Fogarty juga memandang dari kompetensi yang

dapat diintegrasikan dalam pembelajaran tematik integratif. Fogarty (2009:

92) menyatakan bahwa selain pendekatan lintas disiplin ilmu,

pembelajaran tematik integratif juga memadukan kompetensi,

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Maksud

dari Fogarty tersebut adalah selain mengintegrasikan mata pelajaran,

tematik integratif juga dapat mengintegrasikan kompetensi pengetahuan,

21
sikap dan keterampilan siswa.

Pendapat Fogarty juga selaras dengan alasan Depdikbud untuk

memilih pembelajaran tematik integratif. Depdikbud (2014: 15)

menuliskan bahwa pembelajaran tematik integratif dipilih karena mampu

mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi akademik, emosi, dan

fisik siswa di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Artinya, dimensi

akademik, emosi, dan sikap siswa sama pentingnya serta harus dapat

terfasilitasi semua.

Dari berbagai pendapat yang telah disampaikan, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran tematik integratif merupakan sebuah pembelajaran

yang memadukan berbagai disiplin ilmu di dalamnya ke dalam sebuah

tema tertentu dan memadukan aspek kognitif, afektif, serta psikomotor

siswa. Ketiga aspek tersebut harus terwadahi dan terfasilitasi semua agar

perkembangan siswa dapat berjalan dengan maksimal. Mata pelajaran

yang diintegrasikan dalam penelitian ini adalah mata pelajaran sains dan

matematika.

c. Sainsmatika

Ilmu sains merupakan ilmu terkait alam dan lingkungan siswa.

seperti pendapat Gillespie & Gillespie (2007: 3) yang menyatakan bahwa

pembelajaran sains akan membelajarkan siswa terkait dunia sekitar mereka

dan bagaimana cara menemukan itu semua. Dalam pembelajaran sains,

antara muatan pembelajaran dan proses penemuan muatan tersebut harus

seimbang, artinya kedua hal tersebut harus menjadi target untuk dipahami

22
oleh siswa. Oleh karena itu dalam pembelajaran sains, siswa tidak akan

lepas dariproses mengamati, sehingga antara muatan ilmu sains dan proses

memperolehnya benar-benar dipahami oleh siswa.

Menambahkan dari pendapat Gillepsie & Gillepsie, Buxton &

Eugene (2007: 6) menyatakan bahwa pembelajaran sains tidak hanya

sekedar definisi, melainkan suatu ilmu pengetahuan yang terintegrasi

dengan kehidupan sehari-hari siswa. Maksud dari pendapat tersebut adalah

dalam belajar sains, siswa tidak hanya sekedar menghafal, namun

memaknai fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupannya.

Hewitt et al. (2007: 1) juga menambahkan bahwa pembelajaran sains

merupakan ilmu yang terorganisir dalam memperolehnya, yaitu dengan

berbagai pengamatan, akal sehat, dan dapat diterima oleh pikiran.

Maksudnya adalah sains merupakan salah satu ilmu pasti/eksak yang

diperoleh melalui pengamatan dan dapat dibuktikan serta diterima oleh

pikiran siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang dapat dibuktikan

dengan akal sehat dan tidak hanya sekedar definisi atau pengertian.

Pembelajaran sains diharapkan dapat membangun pengetahuan siswa

dengan mempelajari fenomena dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Pembelajaran matematika juga penting untuk diajarkan kepada

siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika dapat

mengembangkan pola pikir siswa menjadi lebih sistematis. Seperti

23
pendapat Wubbels, Korthagen, & Broekman (1997: 2) yang mengatakan

bahwa matematika merupakan sebuah sarana berpikir kognitif yang

terorganisir dan memungkinkan siswa untuk berpikir yang berawal dari

hal yang bersifat umum diterapkan kepada hal yang bersifat khusus atau

disebut berpikir secara deduktif. Jadi siswa dapat mengembangkan

pemikiran mereka dengan cara berpikir deduktif tersebut.

Sependapat dengan Wubbels, Korthagen, & Broekman, Schunk

(2012: 596) mengungkapkan bahwa Matematika merupakan ilmu yang

dalam mengembangkannya menerapkan metode deduksi yaitu berawal

dari penyajian hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diartikan bahwa siswa diajak untuk

memikirkan hal yang umum terlebih dahulu, kemudian siswa diajak untuk

mengkhususkan pemikiran mereka dalam menemukan sesuatu.

Menambahkan pendapat Wubbels et al. dan Schunk, Rudiyanto &

Waluya (2010: 34) mengungkapkan matematika merupakan suatu

pembelajaran yang terkonstruk, oleh karena itu dalam penyampaiannya

kepada siswa, guru harus mampu mampu untuk membangun matematika

dalam pikiran siswa. Maksudnya adalah ketika guru menyajikan

pembelajaran matematika kepada siswa, maka guru seharusnya

menyajikan matematika dengan memulai dari pemahaman siswa terhadap

suatu konsep bermatematika, sehingga dengan memahami konsep

matematika tersebut, siswa lebih mampu untuk menerapkan matematika

dalam berbagai bentuk soal atau permasalahan matematika.

24
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pembelajaran matematika,

dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajran matematika melatih siswa

untuk mengembangkan pemikirannya dengan cara berpikir deduktif. Siswa

diajak untuk memikirkan hal yang bersifat umum terlebih dahulu baru

kemudian mengerucutkan pemikiran mereka ke dalam hal yang bersifat

khusus.

Aktivitas belajar yang menantang dan menyenangkan akan lebih

bermakna bagi anak, demikian juga saat belajar sainsmatika. Gallenstein

(2005: 27) menguatkan bahwa:

A key element for children in understanding science and mathematics


knowledge on the early childhood level (preschool-primary grades) is
through active, creative, intellectual engagement. Children actively
engage in acquiring basic science and mathematics concepts as they
explore environment.

Pendapat di atas dapat dimaknai bahwa dalam mempelajari sains dan

matematika, anak dilibatkan melalui kegiatan yang aktif, kreatif, dan

menantang, mereka diberikan kesempatan untuk memahami konsep

tentang lingkungannya.

Konsep sainsmatika berangkat dari suatu keinginan memadukan

antara sains dan matematika secara utuh dan menyeluruh, sehingga tidak

lain secara harfiah sainsmatika mempelajari sains dan matematika secara

terpadu (sains and mathematic integrated). Sebagaimana telah diterapkan

dalam kurikulum 2013 yang mencoba menggabungkan, memadukan, dan

mengintegrasikan mata pelajaran menjadi suatu kesatuan tema yang utuh,

25
sainsmatika merupakan keberlanjutan dari konsep tersebut. Penelitian ini

mengusung pembelajaran sainsmatika melalui buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality. Materi yang disajikan disampaikan dengan

cara yang berbeda, yaitu mengggunakan bantuan smartphone android.

Materi pembelajaran pada penelitian ini adalah mengenai energi dan

pecahan. Kompetensi dasar yang dimuat antara lain: 1) KD 3.5 yaitu

mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan

sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar

organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari; 2) KD 3.1 yaitu

menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model konkret;

dan 3) KD 4.1 yaitu mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai dengan

gambar dan model konkret. Sedangkan indikator yang dimuat antara lain:

1) 3.5.1 siswa dapat mengidentifikasi berbagai sumber energi yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar; 2) 3.5.2 siswa dapat

mengidentifikasi perubahan bentuk energi yang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari dengan benar; 3) 3.5.3 siswa dapat mengidentifikasi

sumber energi alternatif yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari

dengan benar; 4) 3.1.1 siswa dapat membuktikan hubungan pembilang dan

penyebut antar pecahan senilai dengan benar; 4) 3.1.2 siswa dapat

menemukan pecahan-pecahan yang senilai dengan benar; 5) 4.1.1 siswa

dapat membandingkan nilai dua pecahan dengan benar; dan 6) 4.1.2 siswa

dapat mengurutkan pecahan dengan penyebut berbeda dengan benar.

26
d. Penerapan Konsep Sainsmatika

Penelitian mengenai perkembangan kemampuan kognitif manusia

selalu berkembang, namun model tingkatan kognitif yang sering

diterapkan dalam pembelajaran adalah model tingkatan kognitif dari

Benjamine Samuel Bloom. Model tingkatan kognitif tersebut dikenal

dengan istilah “Taksonomi Bloom”. Taksonomi Bloom menjabarkan

adanya tingkatan kemampuan kognitif yang dipengaruhi oleh

pembelajaran yang dilakukan dan masing-masing individu yang

mempunyai level/tingkatan masing-masing pada setiap individu (Falk,

1980: 32)

Bloom et al (1956: 18) menggambarkan kemampuan kognitif as the

taxonomy is now organized, it contains six major classes: (1) knowledge;

(2) comprehension; (3) application; (4) analysis; (5) synthesis; (6)

evaluation. Hal ini dapat dimaknai terdapat enam aspek kemampuan

kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

evaluasi. Nitko & Brookhart (2011: 29) menambahkan bahwa Taksonomi

Bloom dibagi menjadi dua kategori, yaitu High Order Thinking Skill

(HOTS) dan Low Order Thinking Skill (LOTS). LOTS meliputi

pengetahuan dan pemahaman, sedangkan HOTS meliputi penerapan,

analisis, dan sintesis. Penelitian ini berusaha mengembangkan HOTS

siswa, yaitu pada ranah penerapan. Hal yang diterapkan dalam penelitian

ini adalah konsep yang telah dipelajari siswa selama kegiatan

pembelajaran.

27
Dari taksonomi yang disampaikan Bloom, Anderson & Krathowhl

(2001: 45) merevisi taksonomi Bloom tersebut dan mengklasifikasikan

kemampuan kognitif sebagai berikut:

(1) Remember; (2) Understand; (3) Apply; (4) Analyze; (5) Evaluate (6)
Create. Taxonomy with the Knowledge category named Remember, the
Comprehension category named Understand, Synthesis renamed Create
and made the top category, and the remaining categories changed to their
verb forms: Apply, Analyze, and Evaluate. They are arranged in a
hierarchical structure, but not as rigidly as in the original Taxonomy

Pendapat tersebut mengandung makna bahwa tingkatan aspek

kemampuan kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Keenam aspek tersebut

merupakan pengembangan dari taksonomi Bloom. Kemampuan kognitif

yang dikembangkan dalam penelitian ini tidak lain merupakan bentuk

perwujudan aspek-aspek tersebut. Lebih spesifiknya, penelitian ini

menggunakan tingkatan penerapan. Tingkatan penerapan merujuk pada

proses kognitif memanfaatkan atau menggunakan prosedur untuk

melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Penerapan

mencakup kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan

mengimplementasikan (implementing). Mengimplementasikan berkaitan

erat dengan dimensi proses kognitif yang lain yaitu mengerti dan

menciptakan (Gunawan & Palupi, 2016).

Berbeda dengan pendapat Gunawan & Palupi, Anderson &

Krathwohl membagi ranah penerapan menjadi: 1) menggunakan

informasi; 2) menggunakan metode, konsep, teori dalam permasalahan

28
baru; dan 3) menyelesaikan masalah menggunakan pengetahuan dan

kemampuan yang diperlukan (Anderson & Krathwohl, 2001: 118). Pada

penelitian ini, kemampuan penerapan konsep yang dikembangkan antara

lain, siswa dapat: 1) menggunakan informasi, 2) menggunakan konsep,

dan 3) menyelesaikan masalah dengan pengetahuan dan kemampuan yang

diperlukan. Indikator nomor 2 pada penelitian ini berbeda dengan pendapat

Anderson & Krathwohl karena penelitian ini berfokus pada konsep yang

dimiliki dan akan dikembangkan pada siswa, oleh karena itu tidak

memasukkan aspek metode dan teori ke dalam indikator. Indikator

pertama pada penelitian ini, yaitu menggunakan informasi terdapat dalam

penjelasan materi buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Indikator selanjutnya, yaitu menggunakan konsep terdapat dalam contoh

yang diberikan dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality, setelah penjelasan materi. Selanjutnya, indicator terakhir, yaitu

menyelesaikan masalah dengan pengetahuan dan kemampuan yang

diperlukan terdapat dalam soal yang harus diselesaikan oleh siswa.

Sebelumnya, dijelaskan bahwa dalam mempelajari sains dan

matematika, anak dilibatkan melalui kegiatan yang aktif, kreatif, dan

menantang, mereka diberikan kesempatan untuk memahami konsep

tentang lingkungannya. Oleh karena itu, buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality yang dikembangkan dalam penelitian ini berusaha untuk

memadukan sainsmatika dan penerapan konsep. Hal ini dikarenakan

sainsmatika sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa.

29
Siswa diharapkan tidak hanya memahami konsep yang diberikan, namun

dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna, karena manfaat

dari pembelajaran yang dilakukan dapat dirasakan secara langsung.

2. Karakter Peduli lingkungan

a. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menanamkan dan

mengembangkan karakter-karakter luhur yang diterapkan dalam kehidupan

manusia baik dalam keluarga, masyarakat maupun warga negara. Novak

(Lickona, 1991: 50) mengartikan karakter sebagai “a compatible mix of all

those virtues identified by religious traditions, literary stories, the sages,

and person of common sense down through history”. Karakter merupakan

perpaduan harmonis dari nilai-nilai agama, kisah-kisah sastra, cerita-cerita

orang bijak dan berilmu sejak zaman dahulu hingga sekarang.

Menambahkan pendapat Novak, Rokhman et al. (2014: 1162)

menyatakan bahwa:

Character can also be considered as behavioural element which


emphasizes somatopsikis elements possessed by human being. Character is
usually seen from psychological perspective. This is related to the aspects
of behaviour, attitude, manner and the quality following which
differentiate one person to another or specific elements which may lead
somebody to be more outstanding that others.

Pendapat Rokhman tersebut dapat diartikan bahwa karakter dapat

dianggap sebagai sebuah elemen perilaku yang menekankan elemen

somatopsikis yang dimiliki oleh manusia. Karakter terkait erat dengan

aspek perilaku, sikap, cara dan kualitas. Hal inilah yang membedakan satu

30
orang dengan orang lain atau hal tertentu yang dapat membuat seseorang

menjadi lebih luar biasa dibandingkan dengan orang lain. Artinya, setiap

siswa mempunyai karakter yang khas. Oleh karena itu, perlakuan kepada

siswa dalam pembelajaran di kelas pun tidak dapat disamakan antara siswa

yang satu dan siswa yang lainnya.

Sedikit berbeda dengan kedua pendapat di atas, Baehr (2017: 1153)

berpendapat bahwa intellectual character education atau pendidikan

karakter intelektual menekankan pada pengembangan kemampuan

intelektual seperti rasa ingin tahu, pikiran terbuka, dan keberanian

intelektual. Hal ini berarti karakter juga mencakup kemampuan intelektual

yang dimiliki oleh siswa. Untuk memfasilitasi pengembangan pelatihan

formal dalam pembelajaran karakter di sekolah, Lapsley & Woodbury

(2016: 194) mengklasifikasikannya menjadi tiga tujuan, yaitu: Best

Practice (“Good Learner”), Broad Character Education (“Fortified Good

Learner”), and Intentional Moral-Character Education (“Moral Self”).

Artinya, dengan praktik, pendidikan karakter yang luas, dan pendidikan

moral yang direncanakan, diharapkan pendidikan karakter di kelas dapat

menjadi efektif.

Lickona (1992: 51) menyatakan bahwa “Good character consist of

knowing the good, desiring the good, and doing the good”, yang artinya

karakter yang baik meliputi mengetahui yang baik, menginginkan yang

baik, dan melakukan yang baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa karakter

merupakan suatu sikap yang menunjukkan kebaikan (goodness) yang

31
dilakukan oleh setiap individu di antaranya berpikir baik (thinking good),

berperasaan baik (telling good), dan berperilaku baik (behaving good),

sehingga mampu menjadi manusia bijak berbudi pekerti luhur. Selain itu,

Mustadi (2011: 6) menambahkan bahwa pendidikan karakter di sekolah

adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah

yag meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu, sekolah

memegang peranan penting dalam pengembangan nilai-nilai karakter.

Buku Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter yang diterbitkan

oleh Kemendiknas (2010) terdapat 18 nilai hasil kajian empirik Pusat

Kurikulum. Nilai-nilai tersebut bersumber dari agama, Pancasila, budaya,

dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi,

(4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9)

rasa ingin tau, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12)

menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15)

gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung

jawab. Karakter yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah karakter

peduli lingkungan siswa.

b. Karakter Peduli Lingkungan

Kepedulian diartikan sebagai memberikan perhatian kepada yang

lain. Perhatian ini diberikan untuk kebaikan yang lain (for the wellbeing of

the other). Yang lain (the other) yang dimaksud adalah orang, sesuatu,

atau realitas yang lain termasuk lingkungan hidup (Martin, 2007: 58).

32
Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya

merawat kelestarian lingkungan hidup dan mencegah kerusakan yang

terjadi pada lingkungan alam di sekitarnya. Orang yang memiliki karakter

peduli terhadap lingkungan hidup selalu berupaya untuk mewujudkan

keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara dirinya dengan

lingkungan hidup, melestarikan lingkungan hidup, dan memanfaatkan

sumber daya alam secara bijaksana (Yaumi, 2014: 111).

Jadi, karakter peduli lingkungan hidup merupakan kecenderungan

dasar yang didasari oleh adanya pengetahuan, sikap, dan tindakan yang

selalu berupaya merawat kelestarian lingkungan hidup dan mencegah

kerusakan yang terjadi pada lingkungan alam di sekitarnya. Menanamkan

dalam diri siswa rasa kepedulian yang tinggi untuk merawat, melestarikan,

serta mencegah kerusakan alam.

Menurut Asmani, nilai karakter peduli lingkungan berupa sikap dan

tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam

sekitarnya, selain itu mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi. (Asmani 2012: 40).

Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi. (Darmiyati Zuchdi 2011: 169). Dalam kerangka Character

Building, peduli lingkungan menjadi nilai yang penting untuk

ditumbuhkembangkan. Manusia berkarakter adalah manusia yang

33
memiliki kepedulian terhadap lingkungan, baik lingkungan social maupun

lingkungan fisik (Ngainun Naim 2012: 200). Manusia yang memiliki

kesadaran bahwa dirinya menjadi bagian dari lingkungan yang tidak

terpisah dari lingkungan akan berusaha berbuat sebaik mungkin bagi

lingkungannya.

Pada dasarnya, peduli lingkungan adalah perilaku atau perubahan

manusia yang secara sadar terhadap lingkungan dengan dilandasi sikap

tanggung jawab karena kerusakan lingkungan oleh mental manusia.

Menurut Soemarwoto (2003: 22) salah satu penyebab kerusakan

lingkungan adalah ketamakan manusia itu sendiri terhadap lingkungan.

Untuk membangun nilai peduli lingkungan sebagai dasar kesadaran

merupakan hal yang sangat vital, diperlukan pribadi yang mampu

mendorong meningkatkan kesadaran, yang akan timbul dengan adanya

pembelajaran konsep pendidikan berkarakter. Hal ini sejalan dengan

pendapat Nirarita (2003: 25) pendidikan lingkungan bertujuan untuk

mewujudkan manusia berwawasan lingkungan dan memiliki kemampuan

untuk mengelola lingkungan secara bijaksana.

Naim (2012: 204) mengatakan ada beberapa langkah Praktis yang

digunakan untuk memberikan pendidikan karakter peduli lingkungan.

langkah pertama adalah dimulai dari kehidupan individu. Orang yang

peduli lingkungan idealnya juga telah menerapkan kepedulian tersebut

dalam kehidupannya secara pribadi.

Selain keluarga, peduli lingkungan juga harus ditumbuhkembangkan

34
dalam sistem pendidikan. Sekolah menjadi media yang paling efektif

dalam membangun kesadaran dan kepedulian lingkungan. Naim (2012:

207) berpendapat bahwa sekolah seharusnya menyusun metode yang

efektif karena peduli lingkungan merupakan salah satu karakter penting

yang seyogyanya dimiliki secara luas oleh setiap orang, khususnya para

siswa yang menempuh jenjang pendidikan.

Tabel berikut menggambarkan keterkaitan antara nilai, jenjang kelas,

dan indikator untuk nilai itu. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV

SD. Oleh karena itu, indikator yang digunakan antara lain: membersihkan

toilet, membersihkan tempat sampah, membersihkan lingkungan sekolah,

memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman, ikut memelihara taman

di halaman sekolah, dan ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan

lingkungan.

Tabel 1. Keterkaitan Nilai, Jenjang Kelas dan Indikator SD/MI

Indikator
Nilai
1-3 4-6
Peduli Lingkungan: • Buang air besar dan • Membersihkan toilet
Sikap dan Tindakan yang kecil di toilet • Membersihkan
selalu berupaya • Membuang sampah tempat sampah
mencegah kerusakan pada tempatnya • Membersihkan
lingkungan alam di • Membersihkan lingkungan sekolah
sekitarnya dan halaman sekolah • Memperindah kelas
mengembangkan • Tidak memetik dan sekolah dengan
upaya-upaya untuk bunga di taman tanaman
memperbaiki kerusakan sekolah • Ikut memelihara
alam • Tidak menginjak taman di halaman
yang sudah terjadi rumput di taman sekolah
sekolah • Ikut dalam kegiatan
• Menjaga kebersihan menjaga kebersihan
rumah lingkungan
Sumber: Kemendiknas, 2010: 31

35
Sikap peduli lingkungan merupakan sikap yang diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki dan mencegah

kerusakan dan pencemaran lingkungan. Salim (1986: 234), dalam

bukunya yang berjudul Pembangunan Berwawasan Lingkungan,

menyebutkan hal- hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan

lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut.

1) Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha

kebersihan selokan, tempat mandi-cuci-kakus, terpeliharanya sumur

air minum.

2) Kebersihan dalam rumah, termasuk jendela yang bisa

memasukkan sinar matahari, kebersihan dapur.

3) Usaha hemat energi, seperti:

a) Menghemat pemakaian aliran listrik dengan memadamkan

lampu- lampu yang tidak diperlukan pada waktu tidur, serta

segera memadamkan lampu pada pagi hari.

b) Mengehmat pemakaian air, jangan sampai ada kran

ataupun tempat air (bak) yang bocor, ataupun dibiarkan

mengalir/menetes terus.

4) Pemanfaatan kebun atau pekarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang

berguna, penanaman bibit tumbuhan untuk penghijauan, rumah dan

halaman diusahakan seindah dan sebersih mungkin, sehingga

merupakan lingkungan yag sehat bagi keluarga.

5) Penanggulangan sampah, memanfaatkan kembali sampah organis, dan

36
mendaur ulang (recycling) sampah anorganis (botol, kaleng,

plastik, dan lain-lainnya) melalui tukang loak atau yang serupa.

6) Mengembangkan teknik biogas, memanfaatkan sampah hewan,

manusia dan kotoran dapur, untuk dibiogaskan sebagai sumber energi

untuk dimasak.

7) Meningkatkan keterampilan sehingga dapat memanfaatkan bahan

tersedia, sisa bahan, atau bahan bekas, lalu turut mendaur-ulang

berbagai bahan berkali-kali, seperti merangkai bunga dari bahan sisa,

dan sebagainya.

Selanjutnya, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2012: 49) berpendapat nilai-

nilai karakter yang harus dimiliki dan ditampilkan dalam kehidupan

sehari-hari terhadap alam sekitar adalah adil, amanah, disiplin, kasih

sayang, kerja keras, berinisiatif, kerja cerdas, berpikir jauh ke depan,

berpikir konstruktif, bertanggung jawab, bijaksana, menghargai kesehatan

kebersihan, dan rela berkorban.

Lebih lanjut, Muchlas Samani dan Hariyanto (2012: 41) membagi

sikap dan perilaku menjadi lima jangkauan sebagai berikut : (i) sikap dan

perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan, (ii) sikap dan perilaku dalam

hubungannya dengan diri sendiri, (iii) sikap dan perilaku dalam

hubungannya dengan keluarga, (iv) sikap dan perilaku dalam

hubungannya dengan masyarakat dan bangsa, dan (v) sikap dan perilaku

37
dalam hubungannya dengan alam sekitar. Sikap peduli lingkungan adalah

sikap berhubungan dengan alam sekitar sehingga jika dikaitkan dengan

jangkauan tersebut dapat digolongkan menjadi jangkauan poin kelima (v)

yaitu sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar.

Menurut Sedyawati (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2012: 47), sikap dan

perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar dapat ditunjang oleh

butir-butir nilai budi pekerti sebagai berikut: (1) bekerja keras, (2)

berpikir jauh ke depan, (3) menghargai kesehatan, (4) pengabdian.

Pendapat lain disampaikan oleh Muchlas Samani dan Hariyanto

(2012: 114-133) yang mengelompokkan nilai-nilai dengan melihat

hubungan nilai-nilai tersebut dengan kewajiban terhadap Tuhan Sang

Maha Pencipta, dengan kewajiban terhadap diri sendiri, dengan kewajiban

terhadap keluarga, dengan kewajiban terhadap masyarakat dan bangsa,

dan juga dengan kewajiban terhadap alam lingkungan. Sikap peduli

lingkungan merupakan kewajiban terhadap alam lingkungan. Manusia

sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban terhadap alam lingkungan

untuk terus menjaga, melestarikan dan mencegah adanya kerusakan dan

pencemaran lingkungan. Adapun nilai-nilai terhadap alam lingkungan

adalah perhatian (attentiveness), kesediaan (availability), kepedulian

(careness), kewarganegaraan (citizenship or civic), komitmen

(commitment), keberanian (courage), keingintahuan (courisity), kritis

(critical), dapat diandalkan (dependability), kerajinan (diligence), daya

upaya atau usaha (effort), keadilan (justice), kelembutan hati (meekness),

38
moderasi atau suka hal yang sedang-sedang (moderation), kerapian

(oderliness), sifat menghormat/menghargai, menghargai lingkungan

(respect for environment), menghargai kesehatan (respect for healt),

pertanggungjawaban (responsibility), amanah atau dapat dipercaya

(trusworthiness), kearifan atau kebijakan (wisdom). Penanaman nilai-nilai

tersebut dapat diimplementasikan dalam pembelajaran.

Narwanti (2011: 69) juga menjelaskan implementasi karakter peduli

lingkungan di sekolah pada siswa dapat dilihat dari kegiatan- kegiatan

sebagai berikut: a) Kebersihan ruang kelas terjaga, b) menyediakan tong

sampah organik dan nonorganik, c) hemat dalam penggunaan bahan

praktik, dan d) penanganan limbah bahan kimia dari kegiatan praktik.

Penelitian ini akan berfokus pada beberapa sikap tertentu saja.

Hanya sikap yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV sekolah

dasar dan memiliki hubungan dengan IPA-lah yang akan ditingkatkan.

Adapun sikap-sikap tersebut adalah kerja keras, menghargai kesehatan

dan kebersihan, bijaksana, dan tanggung jawab. Sikap-sikap tersebut

dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Sikap-sikap

tersebut didefinisikan sebagai berikut.

1) Kerja keras

Kerja keras adalah upaya terus menerus (tidak mudah menyerah)

dalam menyelesaikan pekerjaan atau yang menjadi tugasnya sampai

tuntas (Dharma Kesuma, dkk, 2011: 17). Kerja keras membutuhkan

energi yang besar. Agar kita bisa memberikan energi yang besar

39
dalam bekerja, kita harus fokus dan bersungguh-sungguh pada pekerjaan

kita termasuk pekerjaan kita untuk melestarikan alam. Kerja keras

untuk melindungi dan mengawetkan alam ini perlu lebih digalakkan

(Emil Salim, 1930: 54). Kerja keras untuk melindungi alam tidak

terbatas hanya dari segi materiil saja tetapi juga pada penanaman

semangat juang, dedikasi dan kecintaan akan misinya menyelamatkan

alam. Kerja keras harus dipupuk sehingga menjadi kebiasaan. Upaya-

upaya yang bisa dilakukan agar orang memiliki sikap rajin bekerja dari

kecil adalah memanfaatkan waktu luang, bekerja sama dalam

menjalankan tugas sehari-hari, rajin memecahkan masalah yang dihadapi,

dan lain sebagainya (A. Tabrani Rusyan, dkk, 2003: 19).

2) Menghargai kebersihan dan kesehatan

Menghargai kebersihan dan kesehatan (Muchlas Samani dan

Hariyanto, 2012: 129) berarti menghargai dan menjaga kesehatan dan

kebersihan diri sendiri, masyarakat dan lingkungan. Hal-hal yang dapat

dilakukan sebagai upaya menghargai kebersihan dan kesehatan adalah

membuang sampah pada tempatnya, menutup tempat penampugan air,

dan menyiram kamar mandi setelah digunakan.

3) Bijaksana

Rusyan, dkk, (2003: 114) menjelaskan bahwa orang bijaksana adalah

orang yang menggunakan akal sehat dan pikirannya dalam bertindak.

Dengan menggunakan akal budinya untuk bertindak, orang akan

mendudukkan segala sesuatunya secara proporsional. Orang yang

40
bijaksana dapat dicirikan dengan tidak cepat marah jika ada masalah,

memutuskan sesuatu melalui pertimbangan yang matang,

menghukum orang setelah ada buktinya, menerima isu atau berita setelah

jelas kedudukannya dan mengambil tindakan setelah mengkonfirmasi

berbagai sumber (A. Tabrani Rusyan, dkk, 2003: 114).

4) Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya sesuai dengan yang seharusnya dia lakukan

untuk diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) dan

Tuhan Yang Maha Esa (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 37 ). Orang yang

bertanggung jawab akan berusaha semaksimal mungkin untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. M.T. Zen (1982:

66) menjelaskan bahwa pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK)

hingga perguruan tinggi seharusnya menumbuhkan tanggung jawab

manusia untuk memelihara kelestarian tata lingkungan. Manusia sebagai

makhluk paling mulia, tidak boleh berbuat sewenang-wenang. Tindakan

pengrusakan dan pemusnahan sumber daya alam merupakan contoh

kurangnya rasa tanggung jawab terhadap lingkungan (A. Trabani Rusyan,

dkk, 2003: 65).

Berdasarkan uraian di atas, indikator sikap peduli lingkungan yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1) kerja keras untuk melindungi

alam, 2) menghargai kesehatan kebersihan, 3) bijaksana dalam

menggunakan SDA, dan 4) tanggung jawab terhadap lingkungan.

41
Kemudian indikator-indikator tersebut akan dijabarkan menjadi kisi-kisi

untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

3. Buku Cerita Bergambar berbantuan Augmented Reality

a. Buku Cerita Bergambar

1) Pengertian Buku Cerita Bergambar

Sejak tahun 2013 pemerintah memberlakukan kurikulum baru

yang dikenal dengan Kurikulum 2013. Pembelajaran dalam konteks

Kurikulum 2013 diorientasikan untuk menghasilkan insan Indonesia

yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap (tahu

mengapa), keterampilan (tahu bagaimana) dan pengetahuan (tahu apa)

yang terintegrasi (Yunus Abidin, 2016:17). Oleh karena itu pembelajaran

di dalam kurikulum 2013 mencakup pengembangan kompetensi sikap,

keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi antara kompetensi satu

dengan lainnya.

Bahan ajar yang umum dan sering digunakan berupa buku teks

atau modul dengan ciri khas dipenuhi berbagai tulisan berupa penjelasan

yang panjang lebar mengenai suatu konsep namun minim gambar yang

cenderung membuat siswa bosan dan kurang termotivasi, sebagaimana

diungkapkan oleh Daryanto (2013: 128) bahwa siswa cenderung tidak

menyukai buku teks apalagi yang tidak disertai gambar dan ilustrasi yang

menarik, dan secara empirik siswa cenderung menyukai buku bergambar,

penuh dengan warna, dan divisualisasikan dalam bentuk realistis. Salah

42
satu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, yaitu digunakannya

bahan ajar suplemen yang menarik, contohnya buku cerita bergambar.

Penelitian ini mengarahkan pada pendapat bahwa buku cerita

bergambar memiliki peran dalam membangun pengetahuan anak. Buku

cerita bergambar (picture story books) merupakan buku cerita yang

menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling berhubungan erat

(Mitchell, 2003: 87). Pendapat lain dari Huck, Hepler & Hickman (1987:

197) didefinisikan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang

menyampaikan pesan lewat dua cara, yaitu lewat ilustrasi dan tulisan.

Adapun menurut Burhan Nurgiyantoro (2013: 152-155), hakikat buku

bergambar memiliki arti sempit dan arti luas. Arti sempit memungkinkan

buku ini dilihat sebagai format buku bergambar, maksudnya buku-buku

yang di dalamnya ada gambar-gambarnya, sedangkan arti luasnya ialah

dapat mencakup berbagai jenis buku bergambar, yaitu buku cerita

bergambar, buku informasi, buku konsep, buku berhitung, dan lain-lain.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Montresor (1971)

mendefinisikan cerita bergambar adalah “The books content of which are

enriched by pictures” dan dengan buku cerita bergambar Glossary (1943)

menekankan bahwa “The books including pictures partially or wholly

and adopted according to the needs and interests of young children”.

Buku cerita bergambar mampu menghimpun kebutuhan dan

menumbuhkan ketertarikan pada anak. Buku cerita bergambar juga

mampu menceritakan berbagai cerita melalui tulisan dan diperkaya oleh

43
gambar sebagai kombinasi dalam cerita tersebut untuk menjelaskan

sebuah konsep pengetahuan agar mendapat informasi yang bervariasi.

Dilihat dari posisi dan format gambarnya, letak gambar pada

halaman-halaman dalam buku pada umumnya bervariasi, misalnya ada

yang disela-sela teks atau diapit teks, di bawah teks, di atas, atau di

halaman samping teks satu halaman penuh. Penataan gambar

memperhitungkan aspek keindahan tampilan, menarik perhatian, enak

dipandang, dan secara mudah mata anak beralih dari teks ke gambar dan

dari gambar ke teks. Pada buku-buku bergambar untuk anak usia awal,

gambar yang disajikan lebih mencolok, lebih besar, lebih realistik, dan

menempati separuh halaman bawah atau halaman sebelah, yang biasanya

samping kanan teks dan samping kiri gambar, dan dengan warna-warni

yang menarik.

Bahasa yang digunakan dalam buku bergambar sebaiknya

membantu siswa mengembangkan sensitivitas awal ke imajinasi dalam

penggunaan bahasa (Huck, Hepler & Hickman, 1987: 216). Sejalan

dengan hal tersebut menurut Burhan Nurgiyantoro (2003: 157-159)

menguatkan bahwa bahasa yang digunakan dalam buku bergambar harus

sederhana, tetapi tidak penyederhanaan yang berlebihan. Selanjutnya, isi

buku bergambar sebaiknya bertopik dan mengangkat persoalan yang

berkaitan dengan persoalan hidup manusia. Misalnya, kehidupan

keluarga, hubungan antara anak, ibu, ayah, kakak, adik, dan lain-lain.

Berbagai genre dan subgenre sastra anak seperti fiksi (fantasi dan

44
realisme) dan cerita tradisional (mitos, legenda, fabel, dan lain-lain)

banyak digunakan dalam membuat buku cerita bergambar. Jika buku

cerita bergambar dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari terutama

kegiatan belajar mengajar maka anak akan mudah mendapat banyak

pesan mengenai konsep kehidupan sesungguhnya dari buku cerita

bergambar.

Dari beberapa paparan mengenai definisi buku cerita bergambar,

dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang

mengandung cerita didalamnya dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa

melalui gambar-gambar yang realistik dan menarik dengan dilengkapi

kalimat-kalimat penjelas berupa tulisan-tulisan sebagai penjelasan atas

gambar yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan kehidupan

sesungguhnya di lingkungan sekitar siswa.

2) Genre buku cerita bergambar

Buku cerita bergambar memiliki berbagai macam genre dalam

pembuatannya, disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak. Genre

merupakan macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat

karakteristik umum (Lukens, 2003: 13). Sedangkan menurut Mitchell

(2003: 5-6), genre merupakan pengelompokan karya sastra yang

didasarkan atas stile, bentuk, atau isi cerita. Dari kedua pendapat

tersebut, dapat disimpulkan bahwa genre merupakan jenis cerita yang

berlandaskan atas stile, bentuk dan isi cerita itu sendiri. Nurgiyantoro

45
(2013: 15) mengelompokkan beberapa genre cerita anak, sebagai

berikut:

a) Realisme

Cerita realisme merupakan cerita yang dikisahkan secara masuk

akala tau logis. Cerita ini merepresentasikan berbagai peristiwa, aksi,

dan interaksi, yang seolah-olah memang benar, dan penyelesaiannya

pun masuk akal atau dapat dipercaya. Nurgiyantoro (2013: 15)

menyebutkan bahwa realisme terdiri dari: cerita realistic, realisme

binatang, realisme historis, dan cerita olahraga.

b) Fiksi Formula

Cerita fiksi formula merupakan cerita yang memiliki pola-pola

tertentu yang membedakannya dengan jenis cerita yang lain.

Walaupun hal tersebut tidak mengurangi keaslian atau orisinalitas

ceritya yang dibuat, keadaan tersebut mau tidak mau merupakan

suathu hal yang sifatnya membatasi. Nurgiyantoro (2013: 18)

menyebutkan bahwa cerita yang termasuk fiksi formula antara lain:

cerita misteri dan detektif, cerita romantic, dan novel serial.

c) Fantasi

Cerita fantasi merupakan cerita yang menawarkan suatu hal

yang sulit diterima. Cerita fantasi dikembangkan melalui imajinasi

yang lazim dan dapat diterima oleh pembaca. Nurgiyantoro (2013: 20)

menjelaskan bahwa cerita fantasi dibedakan menjadi tiga, yaitu: cerita

fantasi, fantasi tingkat tinggi, dan fiksi sain. Cerita fantasi dipahami

46
sebagai cerita yang derajat kebenarannya diragukan, baik sebagian

ataupun keseluruhan cerita. Sedikit berbeda dengan cerita fantasi,

fantasi tingkat tinggi memuat cerita yang diawali dengan konflik

antara yang baik dan yang jahat, misalnya pada cerita The Lord of The

Rings. Yang terakhir adalah fiksi sain. Cerita dalam fiksi sain sendiri

merupakan fiksi spekulatif yang pengarangnya mengamnil postulat

dari dunia nyata dan mengaitkannya dengan hukum alam. Fiksi sain

sering berkaitan dengan kehidupan di masa depan (future worlds).

d) Sastra Tradisional

Sastra tradisional merupakan cerita yang telah mentradisi dalam

masyarakat. Pengarang sastra tradisional biasanya tidak diketahui,

kapan mulainya, dan diceritakan secara turun-temurun. Nurgiyantoro

(2013: 22) menyebutkan bahwa sastra tradisonal dikelompokkan

menjadi: fable, dongeng rakyat, mitologi, legenda, dan epos.

Berdasarkan beberapa genre yang telah dijelaskan, genre yang

terdapat pada buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

adalah genre fiksi sains. Cerita yang dikembangkan berupa cerita fiksi,

namun juga terkait dengan prediksi kehidupan mendatang yang

mungkin dapat terjadi. Salah satu setting tempatnya pun menggunakan

planet yang terdapat dalam tata surya, yaitu planet mars. Dengan cerita

fiksi sain yang terdapat dalam buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality, diharapkan dapat menarik minat siswa untuk

membaca ceritanya.

47
3) Unsur-unsur buku cerita bergambar

a) Alur Cerita

Alur cerita menjadi salah satu unsur pembangun sebuah cerita

yang berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pembaca terkait

gambaran cerita. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Brone (2011:

100) yang menyatakan bahwa plot atau alur dari sebuah cerita

merupakan sebuah gambaran tentang urutan peristiwa atau keadaan

keberlangsungan suatu cerita. Pendapat tersebut diperkuat oleh Huck

et al. (1987: 18) yang menyatakan bahwa terdapat secara umum alur

pada cerita dibagi menjadi 2, yaitu alur maju dan alur mundur. Kedua

pendapat tersebut menunjukkan bahwa alur sebuah cerita merupakan

gambaran umum dari suatu urutan peristiwa yang disajikan dalam

sebuah cerita yang dapat dicermati oleh pembaca. Alur yang disajikan

mencakup alur maju dan alur mundur.

Penggunaan alur cerita pada buku cerita bergambar berbantuan

Augmented reality yang dikembangkan ini adalah alur campuran,

yaitu terdapat alur maju dan mundur dalam cerita. Alur maju yang

disajikan dalam cerita adalah ketika Astro berpetualang ke planet

mars, sedangkan alur mundurnya adalah ketika Astro mengingat

mendiang kedua orang tuanya.

b) Tokoh dan Penokohan

Brown & Tomlinson (1999: 28-29) menyatakan bahwa tokoh

merupakan pemeran yang terdapat pada cerita. Sedangkan penokohan

48
merupakan cara pencerita menggambarkan atau memberitahu

pembaca tentang kebiasaan atau sifat si tokoh. Pendapat tersebut

diperkuat oleh Mitchel (2003: 34) yang menjelaskan bahwa tokoh dan

penokohan merupakan gambaran orang yang berperan secara spesifik

meliputi kebiasaan dan sifatnya.

Berdasarkan pada pendapat tersebut, tokoh dan penokohan

merupakan gambaran pemeran dan sifat atau karakteristiknya dalam

menjalankan peran di dalam sebuah cerita. Penokohan dari cerita

sendiri dibagi menjadi 2 yaitu penokohan yang baik dan penokohan

yang buruk (Nurgiyantoro, 2013: 77).

Tokoh yang digunakan pada cerita ini berjumlah 4 tokoh. Tokoh

pertama adalah Astro yang memiliki kepedulian lingkungan yang

tinggi, baik, dan pantang menyerah. Tokoh kedua adalah Monsky

yang memiliki sifat yang setia. Tokoh ketiga adalah Igor, alien yang

ramah, dan suka membantu orang yang kesulitan. Tokoh keempat

adalah Voker, allien yang terlihat jahat, namun dia hanya bertanggung

jawab atas tugas yang diberikan dan menepati janjinya.

c) Latar Cerita

Huck (1987: 18) mengungkapkan bahwa latar menunjukkan

keadaan pada cerita. Latar bisa menunjukkan latar waktu seperti pada

waktu dulu, sekarang, atau yang akan datang. Latar juga bisa

menunjukkan tempat terjadinya suatu peristiwa pada cerita. Selain itu,

49
latar juga bisa menunjukkan tentang suasana pada cerita. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa latar merupakan keadaan yang

menunjukkan situasi jalannya cerita yang meliputi waktu, tempat, dan

suasana yang sedang berlangsung pada cerita.

Latar pada cerita yang disajikan pada buku cerita bergambar

berbantuan Augmented reality ini dibagi menjadi 3, yaitu latar tempat,

latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat yang digunakan adalah

rumah Astro, bulan, dan planet Mars. Latar waktu yang digunakan

pada cerita adalah siang dan malam hari. Sedangkan untuk latar

suasana yang digunakan pada cerita ini adalah suasana menegangkan,

karena bumi berada dalam ambang kehancuran, suasana sedih ketika

Astro mengingat kedua orang tuanya yang sudah meninggal, suasana

gembira ketika Astro dan Monsky dapat kembali melanjutkan

perjalanan hingga sampai di planet mars, dan suasana mengagetkan

karena ternyata harta karun yang mereka dapat hanyalah sebuah bibit

tanaman. Ketiga latar cerita tersebut merupakan suatu komponen

penting dalam penyusunan cerita ini yang bertujuan untuk

memberikan gambaran situasi jalan cerita kepada para anak sebagai

pembaca.

d) Tema Cerita

Tema merupakan gambaran umum dari permasalahan inti cerita.

Mitchell (2003: 34) mengungkapkan bahwa tema adalah jawaban dari

pertanyaan yang ada pada kisah cerita dan alasan pembaca untuk

50
membaca cerita secara mendalam. Maksudnya adalah tema

menggambarkan keseluruhan dari isi cerita yang disajikan yang dapat

merangsang rasa penasaran si pembaca untuk membaca cerita.

Lebih lanjut, Nurgiyantoro (2013: 83) menjelaskan bahwa tema

untuk buku cerita versi anak harus berhubungan dengan sosial anak,

agar anak bisa berbuat kebaikan pada lingkungannya. Maksudnya

adalah tema pada buku cerita anak harus berasa dari dunia anak atau

kehidupan sehari-hari anak. Sehingga, anak dapat memahami isi cerita

dengan baik.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, tema cerita pada

penelitian ini tidak mengambil tema kehidupan sehari-hari anak,

melainkan tema cerita berasal dari cerita fiksi. Tema cerita yang

digunakan pada cerita disesuaikan dengan tujuan penyusunan cerita

yang disusun. Tema Buku cerita bergambar berbantuan Augmented

reality yang dikembangkan ini adalah meningkatkan karakter peduli

lingkungan dan kemampuan penerapan konsep siswa.

e) Sudut Pandang

Matulka (2008: 124) mengungkapkan bahwa sudut pandang

merupakan posisi bagaimana si pencerita menceritakan sebuah cerita.

Sudut pandang ini terbagi menjadi 3 yaitu (1) sudut pandang sebagai

orang pertama, cirinya adalah pencerita menceritakan kisahnya

dengan menggunakan kata “Saya” atau “Aku” sebagai tokoh; (2)

51
sudut pandang sebagai orang kedua, cirinya adalah pencerita berbicara

langsung dengan pembaca dengan memakai kata “Kamu” atau

“Anda”; (3) sudut pandang orang ketiga, cirinya adalah pencerita

menceritakan tentang kisah orang lain dengan menggunakan kata

“Dia” pada tokoh. Berdasarkan pada pendapat tersebut, dapat

disimpulkan bahwa sudut pandang cerita bisa terlihat berdasarkan

posisi pengarang menceritakan cerita.

Sudut pandang yang digunakan pada cerita yang disusun ini

adalah sudut pandang orang ketiga. Hal ini terlihat dari penyampaian

isi cerita oleh pengarang yang menunjukkan orang serba tahu dalam

cerita dan cenderung menggunakan subjek “Dia” dan “Mereka”.

f) Amanat

Mitchel (2003: 59) menjelaskan bahwa pesan atau amanat

sebuah cerita merupakan penyampaian nilai-nilai yang terkandung di

dalam sebuah cerita yang dapat membentuk kepribadian baik di dalam

diri anak sebagai pembaca. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat

disimpulkan bahwa unsur pesan atau amanat pada cerita dapat

membentuk karakter anak atau siswa sebagai pembaca.

Amanat yang terdapat pada cerita yang berjudul “Ayo Cintai

Lingkungan” adalah manusia harus senantiasa menjaga lingkungan

agar tidak kehabisan sumber energi atau sumber daya alam nantinya.

52
Hal ini dikarenakan yang merasakan dampak dari kerusakan

lingkungan adalah manusia sendiri.

4) Fungsi Buku Cerita Bergambar

Menurut Mitchell (2003: 87-92), buku bergambar memiliki

beberapa fungsi, yaitu (1) membantu anak terhadap pengembangan dan

perkembangan emosi; (2) membantu anak untuk belajar tentang dunia;

(3) menyadarkan anak tentang keberadaan dunia di tengah masyarakat

dan alam; (4) membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang

ada terjadi, dan pengembangan perasaan; (5) membantu anak untuk

memperoleh kesenangan; (6) membantu anak untuk mengapresiasi

keindahan; dan (7) membantu anak untuk menstimulasi imajinasi.

Fungsi dari buku cerita bergambar diantaranya menjadi jembatan

siswa dalam membantu mendekatkan siswa dengan lingkungan

sekitarnya baik di lingkungan rumah, sekolah maupun kehidupan

sosialnya.

5) Karakteristik Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar dalam penelitian ini dirancang sedemikian

rupa untuk membangun kemampuan penerapan konsep sekaligus

membangun kebiasaan yang baik dalam lingkungan mereka sehingga

menjadi karakter peduli lingkungan yang kuat dalam kehidupan nyata.

Pentingnya penanaman nilai dan sikap yang baik pada anak sejalan

dengan pendapat Guler (2010) “Value judgments and attitudes developed

53
in childhood and youth are essential in developing a love for nature and

empathy in relationships with nature at early ages”.

Buku cerita bergambar yang telah dirancang berlandaskan pada

kurikulum 2013 dengan tema 2 pada kelas IV SD tentang energi dan

pecahan agar anak lebih mengenal lingkungannya dan mudah untuk

memahami materi pecahan melalui gambar. Buku cerita bergambar

dinilai mampu mengcover kemampuan visual mereka berdasarkan

gambar. “Books designed for children aged between one and seven are

classified under the heading “picture story books” and they involve

pictures more than texts. In picture story books, a simple story or a fairy

tale is told through consecutive pictures and both texts and pictures are

used. Sometimes, there may even be no text”. (Gonen, 1989). Kekuatan

gambar berperan dalam buku cerita bergambar ini sebagai jembatan

literasi antara pengetahuan anak dan kehidupan nyata di lingkungan

mereka. Buku cerita bergambar membantu proses belajar anak sebagai

upaya membangun keterampilan berpikir, persepsi dan interpretasi

mereka dalam mengetahui lingkungan serta menumbuhkan kepekaan

mereka terhadap lingkungannya.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

karakteristik buku cerita bergambar yakni buku yang mengandung

gambar-gambar yang realistik dekat dengan kehidupan sebenarnya yang

dialami siswa untuk mengantarkan siswa dalam memahami lingkungan

54
kehidupannya sekaligus penanaman nilai serta sikap yang harus dimiliki

siswa.

6) Kelebihan dan kekurangan Buku Cerita Bergambar

Penelitian mengenai buku cerita bergambar oleh Mubeccel, dkk

(2012) di Turki diperoleh hasil bahwa penggunaan buku cerita bergambar

dalam pembelajaran pendidikan pada anak menghasilkan peningkatan

yang signifikan sebagai upaya mengasah keterampilan sosial anak,

komunikasi anak dengan lingkungannya. “The findings that are acquired

from the research results, pictured story books that can be easily reached

by the early childhood educators generally concentrate on specific skills

in terms of social skills. It is suggested that teachers and parents should

use pictured story books published by different publishing firms which

are focus on some special social skills not only expressing their emotions

and providing help to the friends when needed but also defending the

right of the friends, having the feeling of humor and saying good things

for one self”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa buku cerita

bergambar memiliki dampak positif terhadap kemampuan komunikasi

siswa sebagai upaya membangun keterampilan sosial anak baik dalam

berkomunikasi maupun berempati terhadap lingkungannya.

Berikut ini beberapa kelebihan buku cerita bergambar menurut

Sadiman (2011: 29-31), yaitu:

55
1. Bersifat kongkrit, berusaha menghadirkan gambar yang realistik

sesuai dengan kehidupan nyata dan bukan kumpulan kalimat verbal

semata.

2. Gambar yang terkandung dapat mengatasi ruang dan waktu. Alam,

benda dan fenomena gejala IPA tidak seluruhnya dapat dihadirkan

dalam kelas untuk itu diperlukan gambar untuk memvisualisasikan

sesuai objek aslinya.

3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Gambar yang ada di

dalam buku cerita tersebut dapat mengantarkan kita untuk jauh lebih

mendalam mempelajari fenomena alam.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, baik gejala maupun fenomena

alam yang terjadi di lingkungan sekitar kita.

5. Media gambar harganya murah dan mudah didapat serta digunakan,

tanpa memerlukan peralatan khusus dalam menggunakannya.

6. Media ini banyak menggambarkan gerak, mimik dan rangkaian

cerita, diharapkan mampu menarik motivasi untuk melatih

keterampilan membaca siswa hingga siswa mampu berpikir lebih

jauh tentang fenomena alam.

Selain kelebihan – kelebihan tersebut, menurut Sadiman (2011:

31) gambar yang terkandung dalam buku cerita bergambar mempunyai

kelemahan, beberapa kelemahan tersebut adalah:

7. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata. Terbatas pada

indera visual semata berupa karya dua dimensi.

56
8. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran. Sehingga tulisan berupa kalimat penjelas sangat

terbatas.

9. Ukurannya sangat terbatas kelompok besar. Jika buku cerita

bergambar ini disebarluaskan maka memerlukan biaya dan tenaga

yang cukup besar.

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa buku cerita

bergambar memiliki kelebihan yakni lebih kongkrit, realistik, sesuai

dengan kehidupan sebenarnya, alat dan bahan mudah didapat ada di

sekitar kita serta mudah dibawa kemana-mana tanpa membatasi ruang

dan waktu. Sedangkan kekurangannya adalah buku cerita bergambar

terbatas hanya pada indera visual saja.

b. Augmented Reality (AR)

Augmented Reality (AR) merupakan salah satu teknologi baru

yang dapat mengkombinasikan antara dunia nyata dan teknologi digital.

Johnson, Levine, Smith, & Stone (Patrick, 2011: 91) berpendapat bahwa

Augmented Reality (AR) has been defined as “blending (augmenting)

virtual data—information, rich media, and even live action—with what

we see in the real world, for the purpose of enhancing the information we

can perceive with our senses. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa

Augmented Reality (AR) merupakan pencampuran (menambah) data

virtual-informasi, kekayaan media, dan bahkan tindakan langsung -

dengan apa yang kita lihat di dunia nyata, untuk tujuan meningkatkan

57
informasi yang dapat kita lihat dengan indra kita. Dengan kata lain, AR

membantu penggunanya agar mudah dalam memperoleh informasi

melalui inderanya.

Kippler (2013: 1) memperkuat pendapat Johnson et al. dengan

menyatakan bahwa Augmented Reality mengambil informasi digital atau

komputer yang dihasilkan, baik gambar, audio, video, sentuhan atau

sensasi haptic dan overlay mereka di lingkungan real-time. Augmented

Reality secara teknis dapat digunakan untuk meningkatkan kelima indera,

namun penggunaan saat ini yang paling umum adalah visual. Kippler

juga mengungkapkan bahwa AR dapat melibatkan panca indera manusia,

namun memang kebanyakan yang dikembangkan adalah media visual.

Memperkuat pendapat Johnson et al. dan Kippler, Julie

Carmigniani and Borko Furht (2011: 3) berpendapat bahwa “Augmented

Reality aims at simplifying the user’s life by bringing virtual information

not only to his immediate surroundings, but also to any indirect view of

the real-world environment, such as live-video stream. AR enhances the

user’s perception of and interaction with the real world”. Hal tersebut

dapat diartikan sebagai artinya Augmented Reality bertujuan

menyederhanakan kehidupan pengguna dengan membawa informasi

virtual tidak hanya ke lingkungan sekitarnya, namun juga pandangan

tidak langsung tentang lingkungan dunia nyata, seperti aliran video

langsung. AR meningkatkan persepsi dan interaksi pengguna dengan

dunia nyata.

58
Dari berbagai pendapat mengenai AR, dapat disimpulkan bahwa

AR merupakan teknologi yang bertujuan untuk membantu manusia

mendapatkan informasi melalui pencampuran data virtual dengan apa

yang kita lihat di dunia nyata. AR juga dapat melibatkan panca indera

manusia, sehingga dapat meningkatkan persepsi dan interaksi

penggunanya dengan dunia nyata. AR yang digunakan dalam penelitian

ini bertujuan untuk memvisualisasikan gambar 2D menjadi 3D. Dengan

demikian, siswa dapat lebih mudah memahami materi.

c. Buku Cerita Bergambar berbantuan Augmented Reality

Seperti yang telah dijelaskan dalam sintesis sebelumnya, bahwa

buku cerita bergambar adalah buku yang mengandung cerita didalamnya

dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa melalui gambar-gambar yang

realistik dan menarik dengan dilengkapi kalimat-kalimat penjelas berupa

tulisan-tulisan sebagai penjelasan atas gambar yang dimaksudkan untuk

mendeskripsikan kehidupan sesungguhnya di lingkungan sekitar siswa.

Buku cerita yang dibuat dalam penelitian ini akan dibuat dengan

bantuan teknologi augmented reality. Penelitian ini menggunakan bantuan

AR karena AR merupakan teknologi yang bertujuan untuk membantu

manusia mendapatkan informasi melalui pencampuran data virtual

dengan apa yang kita lihat di dunia nyata. AR juga dapat melibatkan

panca indera manusia, sehingga dapat meningkatkan persepsi dan

interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Dengan demikian, siswa

59
dapat merasakan pengalaman yang lebih ketika tidak hanya membaca

materi atau melihat gambar yang ada pada buku cerita.

4. Karakteristik Kognitif dan Karakter Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Menurut Piaget (Sugihartono, dkk, 2007: 109), tahap perkembangan

berpikir anak dibagi menjadi empat tahap yaitu:

1. Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan

4. Tahap operasional formal (12-15 tahun)

Berdasarkan uraian di atas, siswa kelas IV Sekolah Dasar termasuk

berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir. Anak pada masa

operasional konkret sudah mulai menggunakan operasi mentalnya untuk

memecahkan masalah-masalah yang aktual. Anak mampu menggunakan

kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret.

Kemampuan berpikir ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti

mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Piaget & Inhalder (2016: 115) bahwa sesuai dengan

perkembangannya, siswa pada usia 7 hingga 11 tahun berada pada tahap

operasional konkret, yang mana pada tahap ini kemampuan berpikir siswa

sudah mulai terstruktur secara keseluruhan, namun struktur ini masih lemah

dan hanya memungkinkan penalaran secara perlahan karena tidak adanya

kombinasi-kombinasi yang tergeneralisasi. Kemampuan berpikir siswa pada

masa perkembangan ini masih dalam tahap perkembangan, meski sudah mulai

60
bisa menemukan pola suatu fenomena atau kejadian sehingga dia sudah bisa

menyimpulkan suatu fenomena tersebut, akan tetapi kemampuan tersebut

masih terbatas.

Lebih lanjut Slavin (2011: 50) menjelaskan teori Piaget tentang

perkembangan siswa pada tahap operasional konkret ini. Slavin

mengungkapkan perkembangan siswa pada tahap operasional konkret

mengalami kesulitan dengan pemikiran yang abstrak. Siswa-siswa pada tahap

operasional konkret ini sudah dapat membentuk suatu konsep, melihat

hubungan, dan memecahkan masalah, akan tetapi hanya sejauh jika mereka

melibatkan objek atau situasi yang sudah tidak asing lagi bagi mereka. Artinya

perkembangan kemampuan berpikir siswa pada tahap operasional konkret

sudah berkembang, namun masih dalam batasan-batasan tertentu yaitu masih

dalam lingkup yang bersifat nyata bagi mereka berdasarkan pengalaman

mereka. Mereka tidak dapat memahami sesuatu yang mereka belum ketahui.

Siswa pada tahap operasional konkret ini juga dijelaskan oleh Slavin sudah

mulai mampu untuk menanggapi keadaan yang disimpulkannya, berbeda

dengan siswa pada tahap praoperasi yang hanya menanggapi tampilan yang

dipahaminya.

Schunk (2012: 333) menambahkan tentang teori Piaget tersebut dengan

padangan yang sedikit berbeda dengan Slavin, menurut Schunk siswa pada

tahap operasional konkret ini sudah mulai menunjukkan pemikiran yang

abstrak meskipun biasanya didefinisikan dalam bentuk karakter-karakter atau

tindakan-tindakan. Tahap operasional konkret ini ditandai dengan pertumbuhan

61
kognitif yang sangat luar biasa dan merupakan tahapan formatif dalam

pendidikan di sekolah. Cara berpikir siswa pada tahap operasional konkret ini

tidak lagi didominasi oleh persepsi, siswa sudah dapat menggunakan

pengalamannya sebagai acuan dalam menyelesaikan suatu masalah dan tidak

selalu bingung dengan apa yang dia pahami.

Berbeda dengan Piaget, Flavell (Santrock, 2009: 309) memandang

perkembangan siswa dari sudut pandang yang lain, Flavell mengelompokkan

siswa pada usia 10-11 tahun ke dalam tahap pertengahan dan akhir ksiswa-

ksiswa. Pengelompokan ini dikenal dengan Theory of mind (teori pemikiran).

pada tahap ini siswa akan menyadari bahwa terkadang keyakinan mereka

terhadap sesuatu bisa saja salah karna pikiran merupakan suatu hal yang

interpretif, artinya suatu peristiwa yang sama bisa terbuka untuk banyak

interpretasi. Misalkan suatu fenomena yang mereka temui dalam kehidupan

sehari-hari lalu kemudian mereka dapat dengan cepat menyimpulkan kejadian

atau fenomena tersebut, namun bisa saja fenomena atau kejadian yang mereka

simpulkan itu tidak tepat dikarenakan adanya sudut pandang berbeda akan

fenomena atau kejadian tersebut yang luput dari pengamatan siswa.

Dari beberapa penjelasan yang telah diuraikan tentang karakteristik siswa

di usia 10-11 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa siswa di usia 10-11 tahun

berada pada tahap operasional konkret (Flavell menggolongkan ke tahap

pertengahan dan akhir siswa-siswa dengan Theory of mind-nya), yang mana

pada tahap ini kemampuan berpikir siswa atau siswa sudah mulai berkembang

pesat, mereka sudah mampu untuk membentuk suatu konsep namun terbatas

62
sampai pada apa yang telah mereka dapatkan melalui pengalaman saja, karena

siswa pada tahap ini masih belum mampu untuk memikirkan atau memahami

sesuatu yang bersifat abstrak. Sehingga jika diimplementasikan dalam sebuah

pembelajaran, maka guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk

menyajikan suatu pembelajaran kepada siswa secara konkret yaitu dengan

memanfaatkan pengalaman para siswa sebagai landasan penyampaian materi

pembelajaran.

Pengembangan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality ini

didasarkan atas karakteristik siswa kelas IV yang sudah dijelaskan seblumnya.

Cerita yang dimuat dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa. Materi yang disajikan juga

dibuat semenarik mungkin dengan bantuan aplikasi augmented reality yang

dapat memvisualisasikan hal yang abstrak menjadi semi-konokret, karena

siswa dapat mengamati dalam wujud 3D.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Rujianto dan Dhanar (2014) yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Mengenal Organ Pencernaan Manusia

Menggunakan Teknologi Augmented Reality” menunjukkan bahwa penerapan

Augmented Reality mampu merealisasikan dunia virtual ke dunia nyata, dapat

menampilkan objek-objek gambar 2D tersebut menjadi objek 3D, sehingga

memicu rasa ingin tahu siswa, seperti mengetahui bentuk dan visualisasi nama

organ yang menyerupai bentuk aslinya dan keterangan dari masing-masing organ

pencernaan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada tahap fungsionalitas sistem

63
dari pengembangan media pembelajaran mengenal organ pencernaan manusia

menggunakan teknologi augmented reality sangat mungkin untuk terus

dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi. Pengembangan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality pun, siswa dapat mengkonstruk

pengetahuannya dengan menggabungkan media cetak berupa buku cerita dengan

AR itu sendiri.

Penelitian Fenty dkk. (2014) yang berjudul “Implementasi Augmented

Reality Pada Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Materi Fotosintesis

Untuk Siswa Kelas 5 SD Budi Luhur Pondok Aren” menggunakan metode

pengembangan IMSDD (Interactive multimedia system design and development)

yang mempunyai empat tahapan, yaitu (1) system requirement, (2) design

consideration, (3) implementation, dan (4) evaluation. Hasil evaluasi aplikasi

pembelajaran fotosintesis ini dapat membantu siswa dalam mendapatkan

visualisasi proses fotosintesis dengan pengalaman baru dan menarik, serta

membantu guru dan siswa dalam menciptakan proses pembelajaran fotosintesis

secara berbeda dan lebih menarik. Dari hasil kuisioner kepada 60 responden yang

terdiri dari siswa kelas 5 SD Budi Luhur disimpulkan bahwa 83% siswa

menyatakan bahwa desain animasi 3D pada media pembelajaran PlantAR ini

mudah digunakan dan menarik minat belajar. Penelitian ini juga mengadaptasi AR

untuk dapat memvisualisasikan objek menjadi bentuk 3D. Dengan demikian,

siswa lebih mudah mencerna materi yang diberikan karena diberi penguatan

dengan adanya visualisasi tersebut.

64
C. Kerangka Pikir

Hasil studi pendahuluan dengan menganalisis permasalahan, kebutuhan,

dan potensi yang ada, diperoleh beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan, yaitu

kemampuan penerapan konsep siswa masih rendah, karakter peduli lingkungan

siswa masih rendah, dan dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu

siswa dalam pembelajaran sains dan matematika. Dari beberapa hal tersebut,

dibentuk suatu buku cerita berbantuan augmented reality yang memiliki kelebihan

yaitu dibuat dengan menyisipkan materi pembelajaran sains dan matematika,

dengan demikian siswa akan lebih mudah untuk memahami pembelajaran sains

dan matematika. Penggunaan teknologi augmented reality ditambahkan dalam

buku cerita karena augmented reality dapat membantu mengubah hal yang abstrak

menjadi semi-konkret. Teknologi augmented reality mengubah gambar 2D

menjadi 3D, sehingga siswa dapat melihat realisme yang lebih ketika

menggunakannya. Media yang dibuat akan terlebih dahulu diuji kelayakannya

oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Setelah dinyatakan layak, maka akan

diuji keefektifannya dalam meningkatkan kemampuan penerapan konsep dan

karakter peduli lingkungan siswa. Aspek yang akan menjadi sasaran dalam

peningkatan kemampuan penerapan konsep siswa adalah kemampuan untuk

menggunakan informasi, menggunakan konsep, dan menyelesaikan masalah

dengan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan. Sedangkan aspek yang

menjadi target dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa adalah

menggunakan informasi, menggunakan konsep, dan menyelesaikan masalah

dengan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan.

65
1. Kemampuan menerapkan konsep siswa
masih rendah
2. Karakter peduli lingkungan siswa masih
rendah.
3. Dibutuhkan media pembelajaran yang
dapat membantu siswa dalam
pembelajaran sains dan matematika dengan
bantuan teknologi augmented reality.

Kemampuan
penerapan konsep:
1. Menggunakan
Teori Belajar Konstruktivisme informasi
2. Menggunakan
konsep
3. Menyelesaikan
masalah dengan
pengetahuan dan
Kelebihan buku cerita bergambar kemampuan yang
berbantuan augmented reality: diperlukan

Ahli Materi • Dibuat dengan menyisipkan


materi pembelajaran sains dan
matematika.
• Materi yang ada dapat Karakter Peduli
Ahli Media divisualisasikan sehingga siswa Lingkungan:
diharapkan dapat lebih mudah 1. Kerja keras untuk
memahami materi tersebut. melindungi alam
2. Menghargai
Ahli Bahasa • Mengembangkan rasa ingin tahu
kesehatan
siswa karena memadukan buku
kebersihan
cerita dan teknologi augmented 3. Bijaksana dalam
reality menggunakan
• Menyajikan ilustrasi gambar yang SDA
4. Tanggung jawab
menarik
terhadap
lingkungan

Gambar 1. Kerangka Pikir

66
D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang muncul di bawah ini.

1. Bagaimana kelayakan buku cerita berbantuan augmented reality dalam

peningkatan kemampuan penerapan konsep dan karakter peduli

lingkungan siswa kelas IV SD se-kecamatan Umbulharjo oleh ahli media?

2. Bagaimana kelayakan buku cerita berbantuan augmented reality dalam

peningkatan kemampuan penerapan konsep dan karakter peduli

lingkungan siswa kelas IV SD se-kecamatan Umbulharjo oleh ahli materi?

3. Bagaimana efektifitas buku cerita berbantuan augmented reality dalam

peningkatan kemampuan penerapan konsep siswa kelas IV SD se-

kecamatan Umbulharjo?

4. Bagaimana efektifitas buku cerita berbantuan augmented reality dalam

peningkatan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD se-kecamatan

Umbulharjo?

67
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Jenis dari penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Penelitian dan pengembangan ini merupakan

penelitian yang berdasarkan pada potensi dan kebutuhan terhadap suatu

produk, sehingga produk tersebut dihasilkan dan diproduksi setelah

dinyatakan teruji melalui sebuah eksperimen. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sugiyono (2016: 54) mengungkapkan bahwa penelitian dan pengembangan

(Research and Development) merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk menguji, mengembangkan, dan menghasilkan produk tertentu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk pembelajaran

visual yang dapat digunakan untuk mempermudah guru dan siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Produk penelitian ini adalah buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality. Model pengembangan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Borg & Gall

1983. Penggunaan model Borg & Gall 1983 ini sesuai dengan produk yang

dikembangkan yaitu berupa buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality. Prosedur penelitian pengembangan Borg dan Gall (1983: 775) ada 10

langkah, yaitu:

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information

collecting)

68
2. Melakukan perencanaan (planning)

3. Mengembangkan bentuk produk awal (develop preliminary from of

product)

4. Melakukan uji lapangan awal/terbatas (preliminary field testing)

5. Melakukan revisi tehadap produk utama/diperluas (main product

revision)

6. Melakukan uji lapangan (main filed testing)

7. Melakukan revisi terhadap produk operasional (operational product

revision)

8. Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing)

9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision)

10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk (dissemination

and implementation)

B. Prosedur Pengembangan

1. Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)

Langkah pertama disebut studi pendahuluan, yaitu kegiatan need

analysis untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan praktis

dilapangan serta mengkaji beberapa sumber informasi relevan. Hasil need

analysis diperoleh melalui angket siswa, observasi, wawancara, dan

analisis dokumen. Setelah mengetahui beberapa data terkait kebutuhan

dan masalah, selanjutnya dilakukan analisis serta studi pustaka. Kegiatan

studi pustaka dilaksanakan untuk mencari informasi yang berkaitan

69
dengan masalah dan analisis kebutuhan yang ditemukan pada saat studi

lapangan. Di dalam hal ini, teori yang digunakan antara lain tentang

kemampuan penerapan konsep sainsmatika, karakter peduli lingkungan,

buku cerita, Augmented reality, serta karakteristik siswa kelas IV Sekolah

Dasar.

2. Perencanaan (Planning)

Setelah melakukan studi pendahuluan, kemudian melanjutkan langkah

kedua, yaitu merencanakan penelitian. Hal yang dilakukan pada tahap

perencanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan penelitian;

b. Menganalisis standar proses pelaksanaan pembelajaran kurikulum

2013 di sekolah dasar, berupa Standar Kompetensi Lulusan (SKL),

Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator

pembelajaran.

c. Mengidentifikasi indikator kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa kelas IV Sekolah Dasar

d. Mengidentifikasi indikator karakter peduli lingkungan siswa kelas IV

Sekolah Dasar

e. Mengidentifikasi karakteristik siswa kelas IV Sekolah Dasar yang

akan dijadikan dasar pengembangan buku dongeng berbasis

sainsmatika.

70
f. Mengumpulkan sumber-sumber atau bahan-bahan tentang materi

yang akan digunakan dalam pembuatan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality

g. Focus Group Discussion (FGD) dengan guru kelas untuk menggali

masukan terkait materi yang akan dikembangkan.

3. Pengembangan Desain Produk (Develop Preliminary Product)

Pada tahap ini produk mulai dikembangkan. Kegiatan yang sudah

dilakukan pada tahap perencanaan digunakan sebagai pedoman

pengembangan produk. Kegiatan pada tahap ini yaitu validasi Produk.

Tahap validasi dilakukan untuk memvalidasi atau menilai kelayakan

rancangan produk awal sebelum diujicobakan. Ahli yang terlibat dalam

proses validasi terdiri dari ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa.

Setelah dilakukan penilaian oleh ahli, buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality kemudian direvisi berdasarkan masukan dan saran dari

ahli sebelum digunakan untuk uji coba lapangan awal. Selain itu, hasil

validasi yang berupa skor angka kemudian dihitung dan dikonversi

sehingga dapat diketahui kriteria hasil penilaian ahli. Berdasarkan hasil

penilaian tersebut maka produk yang dikembangkan dapat dianggap layak

untuk digunakan setelah melakukan perbaikan.

71
4. Uji Coba Lapangan Awal/Terbatas (Preliminary field testing)

Produk buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang

sudah dinilai oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa selanjutnya

dilakukan perbaikan untuk kemudian digunakan pada uji coba lapangan

awal menggunakan teknik respon siswa dan guru dengan lembar angket.

Lembar angket ini berisi kesan, saran dan masukan untuk produk yang

sedang dikembangkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelayakan

produk serta mengidentifikasi permasalahan yang muncul ketika produk

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dikembangkan.

5. Revisi Produk I (Preliminary product revision)

Pada tahap ini yang dilakukan adalah melakukan revisi produk

berdasarkan saran dan masukkan dari hasil uji coba awal. Tujuannya

adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada buku

dongeng berbasis sainsmatika yang akan dikembangkan dan melakukan

perbaikan agar produk yang dikembangkan layak untuk diujicobakan

kembali pada uji coba lapangan utama yang sifatnya lebih luas dari uji

coba awal.

6. Uji Coba Lapangan Utama/Luas (Main field testing)

Pada tahap uji coba lapangan ini, produk yang telah direvisi

berdasarkan hasil uji coba lapangan awal digunakan pada uji coba

lapangan. Langkah-langkah pelaksanaannya diantaranya adalah:

72
a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan produk kepada

peserta didik kelas IVA SDN Golo dengan bantuan guru kelas yang

mengampu.

b. Memberikan lembar angket respon kepada peserta didik dan guru.

7. Revisi Produk II (Operational Product Revision)

Langkah ini merupakan perbaikan produk berdasarkan uji coba

lapangan utama/luas untuk menghasilkan desain dan produk buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality yang layak untuk diujicobakan

pada uji coba produk secara operasional.

8. Uji Operasional (Operational Field Testing)

Uji operasional atau uji pelaksanaan lapangan dilakukan pada 2 kelas

sebagai kelompok eksperimen dan 1 kelas kelompok kontrol yang

dilaksanakan di SDN Glagah. Langkah-langkah yang dilakukan pada uji

pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut.

a. Memilih kelas untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan cara mengundi secara acak.

b. Guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran menggunakan

produk yang diterapkan di kelas eksperimen. Untuk kelas kontrol

melaksanakan pembelajaran seperti biasa yang dilakukan dalam

kegiatan sehari-hari.

73
c. Menguji kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa dan

memberikan lembar skala karakter peduli lingkungan dalam

pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Uji coba produk operasional ini menggunakan metode penelitian

quasi eksperimen. Hasil analisis produk operasional berdasarkan

analisis data dengan menggunakan Statistical Package for the Social

Sciences (SPSS) versi 16.0.

9. Revisi Produk Akhir (Final Product Revision)

Penyempurnaan produk akhir pada produk ini merupakan tahap revisi

terakhir setelah pelaksnaan uji pelaksanaan lapangan sehingga didapatkan

produk yang benar-benar layak.

10. Penyempurnaan dan penyebarluasan produk (Dissemination and

implementation).

Diseminasi adalah penyebarluasan produk yang sudah layak dan juga

efektif. Diseminasi ini dilakukan sebatas kepada guru kelas IV di SDN

Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

C. Desain Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba sebagai bagian dari tahap pengembangan

dilakukan sampai uji coba lapangan untuk mengetahui kelayakan dan

keefektifan produk yang dikembangkan. Uji coba yang dilakukan

terdiri dari empat tahapan yaitu uji validitas ahli, uji coba awal, uji

74
coba lapangan dan uji coba operasional. Kelayakan suatu produk dapat

diketahui melalui uji validitas ahli, uji coba awal, dan uji coba

lapangan luas. Sedangkan uji coba operasional dilakukan untuk

mengetahui keefektifan suatu produk. Rangkaian tahapan uji coba

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas Ahli

Draf produk awal yang telah disusun perlu dilakukan uji

validitas terlebih dahulu sebelum diuji coba ke lapangan. Uji

validitas pada penelitian ini dilakukan oleh ahli media, ahli materi,

dan ahli bahasa sehingga diperoleh masukan dan saran terkait

kelayakan konten materi, media, dan bahasa produk buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality. Setelah dilakukan uji

validasi produk kemudian dilakukan perbaikan sampai

memperoleh kriteria layak oleh para ahli.

b. Uji Coba Lapangan Awal/Terbatas

Draft produk yang telah menerima masukan dan direvisi

dari tim ahli, selanjutnya dilakukan uji coba secara terbatas

dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality. Pada uji

coba awal subjek yang digunakan yaitu siswa kelas IV SDN

Pandeyan yang berjumlah 9 siswa dengan mengambil 3 siswa

75
berkemampuan tinggi, 3 siswa berkemampuan sedang, dan 3

siswa berkamampuan rendah.

c. Uji Coba Lapangan Diperluas

Uji coba diperluas ini dilakukan dengan melibatkan 15

siswa kelas IVA SDN Golo yang dipilih secara acak dengan

pertimbangan 5 siswa berkemampuan tinggi, 5 siswa

berkemampuan sedang, dan 5 siswa berkemampuan rendah. Selain

itu, uji coba lapangan diperluas juga melibatkan 1 guru kelas IVA

SDN Golo serta 1 guru kelas IVB SDN Golo. Selama proses uji

coba, beberapa masukan dikumpulkan untuk memperbaiki produk

sehingga diperoleh produk yang layak untuk diuji coba pada uji

coba operasional.

d. Uji Coba Operasional

Uji coba operasional dilakukan di SDN Glagah, yaitu 2

kelas eksperimen (KE) di kelas IVA dan IVB SDN Glagah serta

kelas kontrol (KK) di kelas IV SDN Glagah. Uji coba produk

operasional ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen

dengan rancangan nonequivalent control group design. Gambaran

uji coba operasional dapat dilihat pada gambar 2 berikut:

76
Eksperimental pretest measure treatment posttest measure

Group (KE)
O1 X1 O2
O3 X1 O4

-------------------------- -----------------------------------------------------------------------
Kontrol pretest measure treatment posttest measure
Group (KK)
O5 X2 O6

Gambar 2. Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:
O1 = tes awal kelas eksperimen 1
O2 = tes akhir kelas eksperimen 1
O3 = tes awal kelas eksperimen 2
O4 = tes akhir kelas eksperimen 2
O5 = tes kelas kontrol
O6 = tes akhir kelas kontrol
X1 = pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar
berbantuan augmented reality pada kelas eksperimen 1 & 2
X2 = pembelajaran seperti biasa (tidak menggunakan buku cerita
bergambar berbantuan augmented reality)

Langkah-langkah yang dilakukan pada uji coba operasional

adalah sebagai berikut:

1) Mengundi pembagian kelas eksperimen dan kontrol.

2) Mempersiapkan peserta didik serta guru pengampu masing-

masing.

3) Memberikan tes awal (pretest) kepada peserta didik untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik.

4) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti biasa pada

kegiatan pembelajaran di kelas kontrol dan guru

77
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality pada

kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen.

5) Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui

kemampuan akhir peserta didik setelah pembelajaran.

6) Menganalisis data yang didapatkan dari uji pelaksanaan

lapangan.

2. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam pengembangan dan penelitian ini yaitu:

a. Subjek uji validitas ahli: 1 ahli materi, 1 ahli media, dan 1 ahli

bahasa.

b. Uji coba lapangan awal (terbatas): 9 orang siswa dan 1 guru

kelas IV SDN Pandeyan.

c. Uji coba lapangan utama (diperluas): 15 orang siswa kelas IVA

SDN Golo, 1 guru kelas IVA SDN Golo, dan 1 guru kelas IVB

SDN Golo.

d. Uji coba produk operasional: dua kelas eksperimen yaitu kelas

IVA SDN Glagah sebanyak 27 siswa dan kelas IVB SDN

Glagah sebanyak 27 siswa serta satu kelas kontrol yaitu kelas

IVC SDN Glagah sebanyak 27 siswa.

78
3. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan ini

adalah data kualitatif dan data kuantitatif sebagai berikut:

a. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi, angket

kebutuhan, dan studi dokumen (need analysis) sebagai bahan

masukan untuk mengembangkan produk dalam penelitian ini.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dianalisis menggunakan teknik analisis statistik

untuk mengetahui kelayakan atau kualitas dari buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dari validasi ahli materi,

ahli media, dan ahli bahasa, serta keefektifan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality terhadap kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara, skala, angket, dan tes.

a. Observasi

Jenis observasi yang digunakan yaitu observasi non

partisipan. Observasi dilakukan untuk menggali kebutuhan siswa

dan guru, serta observasi karakter peduli lingkungan.

79
b. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan guru kelas IV SDN

Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah untuk memperoleh

informasi kebutuhan siswa, dilanjutkan wawancara dengan siswa

kelas IV SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah untuk

memperoleh informasi terkait kendala dan permasalahan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan yang dialami selama pembelajaran. Wawancara yang

digunakan pada penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur.

c. Skala Penilaian Produk

Skala penilaian produk digunakan ketika validasi yaitu

penilaian dari ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Hal ini

digunakan untuk mendapatkan data tentang kelayakan produk buku

cerita berbantuan augmented reality yang akan digunakan.

d. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui pendapat responden dari

siswa dan guru kelas IV SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN

Glagah terhadap efektifitas pembelajaran dengan menggunakan

produk buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang

telah dikembangkan.

80
e. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa. Bentuk tes yang

diberikan merupakan tes tertulis berupa uraian. Tes diberikan baik

sebelum maupun sesudah menerapkan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality. Tes yang diberikan sebelum

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

bertujuan untuk memastikan kesepadanan kemampuan penerapan

konsep sainsmatika antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Tes sesudah menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality untuk mengetahui seberapa efektif buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality terhadap kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa.

2. Instrumen Pengumpul data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lembar skala untuk validasi, lembar skala penilaian karakter peduli

lingkungan, lembar observasi proses pembelajaran, dan tes kemampuan

siswa. Secara rinci masing-masing instrumen dijelaskan sebagai berikut:

a. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk need analysis yaitu menggali

kebutuhan siswa serta permasalahan atau kendala guru. Pedoman

wawancara terhadap siswa tercantum pada tabel di bawah ini.

81
Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa
No. Indikator No item Jumlah item
1. Persiapan belajar 1, 2, 3 3
2. Sumber belajar 4, 5, 6, 7, 8 5
3. Buku cerita bergambar berbantuan
9, 10, 11, 12 4
augmented reality

Setelah memperoleh data terkait kebutuhan siswa, selanjutnya

dilakukan wawancara untuk mengkonfirmasi kebutuhan siswa serta

mengetahui kendala atau permasalahan yang dialami oleh guru dalam

proses pembelajaran.

Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru


Nomor
No Aspek Indikator Jml
Item
1 Proses 1. Kondisi siswa saat proses 1, 2, 3, 7
pembelajaran pembelajaran 4, 5, 6, 7
2. Penggunaan model
3. Penggunaan media
4. Keterlibatan siswa
5. Bahan ajar
2 Permasalahan 1. Kecemasan siswa mengikuti 8, 9, 10, 12
pembelajaran pembelajaran 11, 12,
2. Capaian belajar siswa. 13, 14,
3. Kemampuan penerapan konsep 15, 16,
sainsmatika siswa pada 17, 18,
pembelajaran. 19
4. Karakter peduli lingkungan siswa
dalam mengikuti proses
pembelajaran
5. Kebutuhan terhadap media buku
cerita bergambar berbantuan
augmented reality.
3 Potensi yang 1. Ketersediaan perpustakaan. 20, 21, 9
dimiliki 2. Minat baca siswa 22, 23,
3. Program literasi sekolah 24, 25,
4. Karakteristik siswa meliputi gaya 26, 27,
belajar 28
Jumlah 28

82
b. Lembar Skala Penilaian Produk

Lembar skala penilaian produk oleh ahli digunakan untuk

mengetahui kelayakan penggunaan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality. Produk dinilai oleh ahli materi, ahli

media, dan ahli bahasa.

1) Lembar Skala Validasi

Instrumen ini digunakan untuk menguji kelayakan produk oleh

ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa. Skala yang digunakan

adalah Rating scale. Adapun kisi-kisi penilaian oleh ahli materi

adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Kisi-kisi Skala Validasi Ahli Materi

No Sub Variabel Nomor Item Jumlah Item


1 Kelengkapan isi materi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10
7, 8, 9, 10
2 Fasilitas Kemampuan 11, 12, 13, 14, 4
Penerapan konsep
sainsmatika
3 Fasilitas Karakter Peduli 15, 16, 17, 18 4
Lingkungan
4 Kesesuaian soal latihan 19. 20, 21, 22, 6
23, 24
Jumlah 24

Skala validasi ahli media digunakan untuk mengukur kelayakan

produk buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Adapun kisi-kisi penilaian oleh ahli media adalah sebagai berikut.

83
Tabel 5. Kisi-Kisi Skala Validasi Ahli Media
Aspek Komponen Indikator Komponen Nomor
Butir
Kelayakan Ukuran Buku Ukuran Fisik buku 1, 2
Kegrafikan
Desain Tata Letak Sampul buku 3, 4, 5,
Sampul 6
Buku Huruf yang digunakan
menarik dan mudah dibaca 7, 8, 9

Ilustrasi sampul buku 10, 11


Desain Isi Konsistensi tata letak 12, 13
Buku
Unsur tata letak harmonis 14, 15
Unsur tata letak lengkap 16, 17
Tata letak mempercepat
pemahaman 18, 19

Tipografi mudah dibaca 21, 22,


23
Tipografi isi buku 24, 25
memudahkan pemahaman
Ilustrasi isi 26, 27,
28, 29
Kelayakan Kemudahan Program Mudah Digunakan 30, 31
Program Penggunaan untuk Semua Orang
Augmented Program
Reality
Fungsionalitas Program Berfungsi dengan 32, 33
Baik

Skala validasi ahli bahasa digunakan untuk mengukur

kelayakan bahasa buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality. Adapun kisi-kisi penilaian oleh ahli

media adalah sebagai berikut.

84
Tabel 5. Kisi-Kisi Skala Validasi Ahli Bahasa
No Sub Variabel Nomor Item Jumlah Item
1 Kesesuaian teks cerita 1, 2, 3, 4, 5, 6 6
2 Kesesuaian bahasa 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 9
14, 15
3 Kesesuaian unsur cerita 16, 17, 18, 19, 20 5
4 Kesesuaian makna kata 21, 22, 23 3
Jumlah 23

2) Angket Respon Guru

Angket ini digunakan untuk mengetahui respon guru

terhadap produk yang dikembangkan.

Tabel 6. Kisi-kisi Angket Respon Guru


Nomor
No. Aspek Indikator Butir
1. Tampilan Kejelasan teks 1
Kejelasan gambar 2, 3, 4
Kemenarikan gambar 5
Kesesuaian gambar dengan materi 6
2. Penyajian Penyajian materi 7, 8, 9, 10, 11
materi Kemudahan memahami materi 12
Ketepatan sistematika penyajian materi 13, 14
Kejelasan kalimat 15, 16
Kejelasan simbol dan lambang 17
Kejelasan istilah 18
Kesesuaian contoh dengan materi 19
3. Manfaat Kemudahan belajar 20, 21
Ketertarikan menggunakan bahan ajar
berbentuk buku 22

Jumlah Butir 22

85
3) Lembar Skala Karakter Peduli Lingkungan

Instrumen ini digunakan untuk mengukur karakter

peduli lingkungan siswa pada pembelajaran sains dan

matematika. Skala yang diberikan menerapkan skala

Likert yang dimodifikasi. Siswa diminta untuk

memberikan checklist (√) pada kolom yang disediakan

dalam lembar skala sesuai dengan keadaan teman yang

dinilainya untuk setiap pernyataan yang diberikan.

Tabel 7. Kisi-Kisi Lembar Skala Karakter Peduli lingkungan


No Aspek Indikator Jumlah Nomor
item item
1 Kerja keras untuk Merawat tanaman di 2 14, 18
melindungi alam lingkungan sekitar
Merawat hewan di 2 15, 17
lingkungan sekitar
2 Menghargai Menjaga kesehatan 2 7, 10
kesehatan dan diri sendiri
kebersihan Menjaga kebersihan 2 1, 11
lingkungan rumah
Menjaga kebersihan 4 4, 8, 9, 20
lingkungan sekolah
3 Bijaksana dalam Menggunakan sumber 6 3, 5, 6, 12,
menggunakan daya sesuai kebutuhan 13, 19
SDA
4 Tanggung jawab Tidak mengotori atau 2 2, 16
terhadap merusak lingkungan
lingkungan sekitar
Total 20

86
4) Soal Tes Uraian Kemampuan Penerapan konsep

sainsmatika

Soal tes uraian kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa terdiri dari 5 butir soal. Soal

kemampuan penerapan konsep sainsmatika ini berupa

soal uraian. Soal diberikan sebelum (pretest) dan

sesudah (postest) pembelajaran yang bertujuan untuk

mengetahui besarnya peningkatan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa.

Tabel 8. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Penerapan konsep


sainsmatika
No Indikator Nomor Item Jumlah Item
1 Menggunakan informasi 1 1
2 Menggunakan konsep 2, 3 2
3 Menyelesaikan masalah
dengan pengetahuan dan 4, 5 2
kemampuan yang diperlukan
Jumlah 5

3. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mendapatkan gambaran bagaimana

kualitas produk buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

yang dikembangkan. Kualitas produk dapat dilihat dari kelayakan dan

efektivitas berdasarkan hasil uji coba lapangan yang telahh dilaksanakan.

Analisis data berupa data awal sebelum penelitian, data proses

87
pengembangan produk, dan kelayakan produk serta data keefektifan buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality.

a. Data Need Analysis

Data awal yang didapatkan sebelum pelaksanaan penelitian

adalah data yang berasal dari angket kebutuhan siswa dan guru,

wawancara, observasi, dan studi dokumen. Data awal tersebut

dijadian sebagai pedoman untuk mengetahui seberapa besar

kebutuhan siswa dan guru terhadap penggunaan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dalam memfasilitasi

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan. Data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis

deskriptif

b. Data Proses Pengembangan Produk

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan

kuantitatif sesuai dengan prosedur pengembangan. Tahap awal

penelitian adalah mengumpulkan informasi untuk uji coba awal.

Sejumlah data kuantitatif kemudian dianalisis. Analisis ini dilakukan

untuk mempermudah memahami data untuk proses analisis

selanjutnya. Data kuantitatif kemudian dikonversikan ke dalam data

kualitatif. Hasil analisis digunakan sebagai dasar untuk merevisi

produk yan dikembangkan untuk memperoleh produk buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality yang dapat meningkatkan

88
kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan.

c. Data Kelayakan Produk yang Dihasilkan

Analisis data kelayakan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality dilakukan dengan tabulasi semua data yang

diperoleh dari validator dan butir penilaian yang tersedia dalam

instrumen penilaian. Penentuan rentang skor dan kriteria kualitatif

dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut (Widoyoko,

2009: 238):

Tabel 9. Kriteria Kualitas Buku Cerita Bergambar Berbantuan Augmented


Reality
No. Interval Kriteria
1 (Mi+1,5 SD) > X ≤ (Mi+3 SD) Sangat Baik
2 Mi > X ≤ Mi + 1,5 SD Baik
3 Mi - 1,5 SD > X ≤ Mi Buruk
4 Mi - 3 SD ≥ X ≤ Mi - 1,5 SD Sangat Buruk

X = Skor empiris
Mi = Mean ideal
SD = Standar deviasi
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 + 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
Mi = 2

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


SD = 6

Dalam penelitian ini diterapkan nilai kelayakan produk buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality minimal

mendapatkan “B” dengan kriteria “Baik”. Dengan demikian, hasil

penilaian ahli media pembelajaran, ahli materi, dan ahli bahasa jika

89
memberi hasil “B” atau “Baik” maka produk yang dikembangkan

layak untuk digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran.

d. Analisis Peningkatan Kemampuan Penerapan konsep sainsmatika

dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa

Untuk menilai peningkatan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa dilakukan dengan

memberi pretest dan posttest. Dalam penelitian ini akan dicari

apakah terdapat peningkatan dalam pretest dan posttest. Peningkatan

ini dinyatakan dengan nilai Standard Gain. Menurut Hake (1993: 1),

Absolute Gain diperoleh dari nilai rerata posttest dikurangi nilai

rerata pretest dan Standard Gain dapat dicari dengan menggunakan

rumus:
𝑋𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑋𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Std gain <g> = 𝑋−𝑋𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Dimana Xposttest = Nilai rerata posttest


Xpretest = Nilai rerata pretest
X = Nilai Maksimal

Nilai standar gain yang dihasilkan diintepretasikan sesuai tabel

berikut:

Tabel 10. Kriteria Nilai Gain


Nilai g Klasifikasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,7 > g ≥ 0,3 Sedang
g < 0,3 Rendah

90
e. Analisis Keefektifan dengan Uji-t

Sebelum keefektifan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality terhadap masing-masing variabel dianalisis, terlebih

dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasayarat yang dilakukan adalah uji

normalitas dan uji homogenitas. Tujuan uji prasyarat ini adalah untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki distribusi yang normal

dan berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Jika data berdistribusi

normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik,

dan sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji

statistik non parametrik. Data yang berdistribusi normal adalah syarat

mutlak untuk melaksanakan uji statistik parametrik (Djudin, 2013: 1).

1) Uji normalitas

Uji normalitas yang dilakukan menggunakan teknik Saphiro-wilk

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Rumusan hipotesis pada uji

normalitas ini adalah sebagai berikut.

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha = Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria yang diambil adalah jika nilai P > 0,05 maka H0 diterima.

Artinya data memiliki distribusi normal dan memenuhi syarat mutlak

untuk diuji statistik parametrik.

91
2) Uji Homogenitas

Penghitungan homogenitas dilakukan dengan uji one way ANOVA

melalui bantuan SPSS 16.0 pada taraf signifikansi 0,05. Rumusan

masalah pada uji homogenitas ini dalah sebagai berikut.

H0 = Data berasal dari populasi yang homogen

Ha = Data berasal dari dua populasi yang tidak homogen

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai sig. > 0,05 maka

hipotesis yang diterima adalah H0. Artinya, kesimpulannya adalah data

berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan uji

homogenitas selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan uji hipotesis

dengan uji-t apabila hasil uji prasyarat memenuhi asumsi kenormalan

data. Jika data tidak normal, maka dilakukan uji statistik non-

parametrik.

3) Uji Hipotesis Uji-t

Uji hipotesis dengan uji-t dilakukan untuk mengetahui

peningkatan masing-masing variable terikat, yaitu kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan (Djudin,

2013: 11). Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan uji-t berpasangan

(paired sample t-test) dan uji t independen (independent t-test).

Uji-t berpasangan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan variabel terikat, yaitu kemampuan penerapan konsep

sainsmatika dan karakter peduli lingkungan pada kelas eksperimen

92
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality. Rumusan hipotesis uji-t

berpasangan pada variabel kemampuan penerapan konsep sainsmatika

adalah sebagai berikut.

H0 = Tidak terdapat perbedaan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa antara sebelum dan sudah mengikuti

pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality.

Ha = Terdapat perbedaan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa antara sebelum dan sudah mengikuti

pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality.

H0 diterima apabila nilai sig. > 0,05 dan sebaliknya H0 ditolak jika

nilai sig. < 0,05. Selanjutnya, rumusan hipotesis uji-t berpasangan untuk

variabel karakter peduli lingkungan adalah sebagai berikut.

H0 = Tidak terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa

antara sebelum dan sudah mengikuti pembelajaran

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality.

Ha = Terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa antara

sebelum dan sudah mengikuti pembelajaran menggunakan

93
buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Pembuktian hipotesis uji-t independen dilakukan dengan bantuan

bantuan SPSS 16.0 dengan ketentuan. H0 diterima apabila nilai sig. >

0,05 dan sebaliknya H0 ditolak jika nilai sig. < 0,05.

Setelah melakukan uji-t berpasangan, selanjutnya dilakukan uji-t

independen. Uji-t independen dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan masing-masing variabel terikat, yaitu kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan antara

kelompok eksperimen yang menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dengan kelompok kontrol yang tidak

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Rumusan hipotesis uji-t independen untuk variabel kemampuan

penerapan konsep sainsmatika adalah sebagai berikut.

H0 = Tidak terdapat perbedaan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

siswa antara yang mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dengan siswa yang tidak

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Ha = Terdapat perbedaan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dengan siswa yang tidak

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

94
Kriteria penarikan kesimpulan uji-t independen adalah, jika nilai

sig. > 0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya H0 ditolak jika nilai sig. <

0,05.

Setelah kesimpulan uji-t independen untuk kemampuan penerapan

konsep sainsmatika diperoleh, selanjutnya adalah melakukan uji-t

independen untuk karakter peduli lingkungan.

Rumusan hipotesis uji-t independen untuk karakter peduli

lingkungan adalah sebagai berikut.

H0 = Tidak terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa

antara yang mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dengan siswa yang

tidak menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality.

Ha = Terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa yang

mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dengan siswa yang tidak

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality.

Pembuktian hipotesis uji-t independen dilakukan dengan bantuan

bantuan SPSS 16.0 dengan ketentuan. Kriteria penarikan kesimpulan uji-

t independen adalah, jika nilai sig. > 0,05 maka H0 diterima dan

sebaliknya H0 ditolak jika nilai sig. < 0,05.

95
f. Analisis Keefektifan dengan Uji MANOVA

Perbedaan peningkatan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat diketahui dengan menggunakan uji

statistika parametrik. Uji statistika yang digunakan adalah uji statistika

MANOVA. Uji statistika MANOVA dilakukan dengan menggunakan

software SPSS 16.0. Penggunaan uji MANOVA dapat dilakukan apabila

memenuhi beberapa asumsi, yaitu normalitas, homogenitas, dan

korelasional. Oleh karena itu analisis data dibagi menjadi dua tahap

yaitu uji asumsi dan uji hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Asumsi MANOVA

a) Uji Normalitas Multivariat

Uji normalitas multivariat dilakukan untuk memenuhi

asumsi data berasal dari populasi yang berdistribusi

normalitas multivariat. Rumusan hipotesis pada uji

normalitas multivariat sebagai berikut:

H0 = Data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal multivariat

Ha = Data berasal dari populasi yang tidak

berdistribusi normal multivariat

Uji normalitas multivariat dilakukan dengan menentukan

jarak mahalanobis menggunakan program SPSS 16.0 pada

96
taraf signifikansi 0,05. Kriteria keputusan yang diambil yaitu

jika nilai signifikansi yang diperoleh < 0,05 maka Ho

diterima, artinya data berdistribusi normal multivariat.

b) Uji Kesamaan Matriks Varian Kovarian

Uji kesamaan matriks varian kovarian diperlukan untuk

menguji homogenitas matriks varians-kovarians antar

populasi. Rumusan hipotesis pada uji kesamaan matriks

varian kovarian sebagai berikut:

Ho = ∑1 = ∑2, Matriks varian kovarian antara kedua populasi

adalah sama.

Ho = ∑1 ≠ ∑2, Matriks varian kovarian antara kedua populasi

adalah tidak sama.

Penghitungan uji homogenitas matriks varians-kovarians

dilakukan dengan Uji Box’s M menggunakan bantuan

program SPSS 16.0 pada taraf signifikansi 0,05. Kriteria

keputusan yang diambil yaitu Ho ditolak jika signifikansi

yang diperoleh < 0,05.

c) Uji Korelasi

Uji koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara kedua variabel. Rumusan hipotesis pada uji

korelasi sebagai berikut:

Ho = terdapat hubungan antara kedua variabel

97
Ha = tidak terdapat hubungan antara kedua variabel

Uji korelasi dilakukan dengan dengan menggunakan

Pearson Corelation menggunakan program SPSS 16.0 pada

taraf signifikansi 0,05. Kriteria keputusan yang diambil yaitu

jika nilai signifikansi yang diperoleh < 0,05 maka Ho

diterima, artinya terdapat hubungan antara kedua variabel.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis MANOVA dapat dilakukan setelah memnuhi

uji asumsi. Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality yang telah

dikembangkan dalam penelitian ini dapat meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan secara signifikan atau tidak. Data yang diuji adalah

nilai gain kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan

karakter peduli lingkungan siswa.

Hipotesis komparatif dan sampel yang akan diuji disajikan

dalam bentuk parameter pengujian sebagai berikut:

Ho : µ1 = µ2
Ho : µ1 ≠ µ2
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho pada taraf

signifikansi 5% dengan menggunakan signifikansi, yaitu apabila

signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, demikian juga sebaliknya

98
jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Ketentuan Hipotesis

nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah:

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan siswa kelas IV SD Se-Kecamatan Umbulharjo

antara yang mengikuti pembelajaran menggunakan buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality dengan

yang tidak mengikuti pembelajaran menggunakan buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Ha = Ada perbedaan yang signifikan kemampuan penerapan

konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa

kelas IV SD Se-Kecamatan Umbulharjo antara yang

mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dengan yang

tidak mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality.

99
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Hasil Pengembangan Produk Awal

1. Hasil Studi Pendahuluan

Produk buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

dikembangkan menggunakan langkah-langkah Research and Development

(R&D) Borg & Gall. Pengembangan diawali dengan melaksanakan studi

pendahuluan yang bertujuan untuk memperoleh data analisis kebutuhan (need

analysis) guru dan siswa pada pembelajaran sains dan matematika kelas IV

tema 2 subtema 2. Studi pendahuluan dilaksanakan pada sekolah dasar negeri

dan sudah menyelenggarakan kurikulum 2013 di kecamatan Umbulharjo, Kota

Yogyakarta. Sekolah tersebut antara lain: SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN

Glagah. Studi pendahuluan penelitian ini menggunakan Teknik observasi,

wawancara dan angket. Pengembangan produk awal dilaksanakan berdasarkan

langkah-langkah pengembangan, yaitu: 1) Penelitian dan Pengumpulan

Informasi; 2) Perencanaan; dan 3) Pengembangan Produk. Rincian dari setiap

langkah tersebut yaitu:

a. Hasil Observasi Pembelajaran

Observasi pembelajaran dilakukan pada tanggal 4 sampai 12 Juni

2018 di kelas IV SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah. Kegiatan

observasi yang dilakukan meliputi: proses pembelajaran, media

pembelajaran yang digunakan, serta evaluasi yang dilakukan. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru masih terbatas pada kegiatan ceramah

100
dan tanya jawab dengan siswa. Guru belum banyak menggunakan inovasi

dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Guru sesekali sudah

menggunakan metode pembelajaran kooperatif, namun pembelajaran yang

dilakukan belum dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan. Selain itu,

kegiatan pembelajaran khususnya di kelas 4 belum menggunakan media

pembelajaran dalam menjelaskan materi pelajaran. Selama kegiatan

observasi berjalan, belum ada guru yang menggunakan media agar siswa

lebih antusias dan aktif dalam belajar. Buku guru dan buku siswa masih

menjadi acuan utama dalam melaksanakan pembelajaran, walaupun

terkadang guru juga menggunakan power point untuk membantu

menjelaskan materi. Guru masih belum terlihat memiliki buku penunjang

lain untuk membantu proses pembelajaran.

Kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa cenderung masih

kurang dan perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik. Hal tersebut

dibuktikan dengan banyaknya siswa yang belum mampu menggunakan

informasi yang telah didapatkan, menggunakan konsep yang telah diajarkan,

dan menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang diperlukan. Selain

itu, kebanyakan siswa juga belum bisa memberikan contoh lain ketika

diminta untuk menyebutkan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa

hanya menjawab persis dengan apa yang telah diajarkan oleh gurunya tanpa

ada pengembangan ide dari dirinya sendiri.

101
Selain kemampuan penerapan konsep sainsmatika, karakter peduli

lingkungan siswa juga masih tergolong rendah. Hal tersebut dibuktikan

dengan masih banyaknya siswa yang membuang sampah tidak pada

tempatnya. Masih banyak sampah berceceran di sekitar kelas. Selain itu,

ketika kegiatan observasi juga ditemukan kran air untuk cuci tangan lupa

untuk ditutup atau dimatikan. Hampir semua sekolah memiliki lahan kecil

untuk ditanami beberapa jenis tanaman, namun sayang lahan tersebut

kurang begitu terawat. Terlihat banyak tanaman yang layu dan banyaknya

gulma yang tumbuh. Dari kegiatan observasi, karakter peduli lingkungan

siswa masih perlu ditingkatkan.

Berdasarkan data hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa guru

membutuhkan media pembelajaran yang menarik dan dapat membantu

siswa memahami materi pembelajaran. Media yang dikembangkan

diharapkan juga dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan. Oleh karena

itu buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dikembangkan

untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan

karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD.

b. Hasil Wawancara Studi Pendahuluan

Wawancara dilakukan dengan narasumber guru kelas IV SDN

Pandeyan (SP), guru kelas IV SDN Golo (HA), dan guru kelas IV SDN

Glagah (RS). Wawancara dengan guru dilakukan guna mendapatkan

informasi mengenai proses pembelajaran sains dan matematika di kelas IV,

102
permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran, harapan, dan

potensi-potensi yang ada. Kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan

karakter peduli lingkungan siswa menjadi bahan wawancara dengan guru

karena kedua aspek tersebut dirasa penting dalam kegiatan pembelajaran.

Selain kedua aspek tersebut, aspek media pembelajaran juga dirasa penting

untuk digali karena media pembelajaran dibutuhkan untuk membuat siswa

mudah dalam mamahami konsep pembelajaran sains dan matematika yang

sebenarnya bersifat konkret, namun dipelajari secara abstrak.

Kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa yang kurang

menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh guru pada

pembelajaran sains dan matematika di sekolah. Wawancara dengan salah

satu guru kelas IV di SDN Pandeyan diketahui ketika siswa diminta untuk

menjawab soal dalam bentuk soal cerita, kebanyakan siswa mengalami

kesulitan untuk mengembangkan konsep yang sudah mereka pelajari. Siswa

masih dirasa kesulitan dalam memberikan contoh lain, selain yang diberikan

oleh guru. Padahal siswa sudah dirasa dapat memahami konsepnya, namun

ketika diajak untuk menyentuh ranah penerapan konsep sainsmatika, siswa

masih merasa kesulitan. Hal tersebut membuat siswa kesulitan dalam

menjawab soal yang telah diberikan.

“Apabila diberikan konsep, siswa dapat memahaminya dengan


mudah, tapi ketika sudah diminta menyebutkan contoh dalam
kehidupan sehari-hari biasanya mereka masih kesulitan. Saya masih
harus memberikan pancingan terlebih dahulu agar mereka dapat
menyampaikan gagasannya.” (Wawancara 1. SP. 13 Juni 2018)

103
Kelas IV SDN Golo juga memiliki permasalahan yang sama, yaitu

siswa malah kebanyakan diam ketika diminta untuk memberikan contoh

dalam kegiatan sehari-hari. Padahal ketika dijelaskan konsepnya, siswa

dirasa sudah mampu memahaminya. Hal tersebut membuat guru sedikit

bingung mengenai cara agar kemampuan penerapan konsep sainsmatika

siswa dapat memingkat.

“Saya terkadang bingung dengan siswa saya, karena ketika saya


jelaskan konsepnya mereka paham. Namun, pas saya minta untuk
menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari, mereka malah
diam. Padahal sains dan matematika banyak mereka temui dalam
kehidupan sehari-hari .” (Wawancara 2. HA. 14 Juni 2018)

Rendahnya kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa kelas IV

juga dialami oleh SDN Glagah. Hal serupa terjadi karena siswa dirasa sulit

untuk menyebutkan contoh lain. Padahal guru sudah memberikan contoh,

dimana contoh tersebut merupakan pancingan supaya siswa dapat

mengembangkan proses pembelajaran dengan memberikan contoh lain yang

belum disebutkan oleh guru.

“Kemampuan menerapkan konsep siswa kelas IVC menurut saya


masih kurang mas. Sebelumnya jelas-jelas saya sudah memberi
contoh, tapi ketika siswa diminta memberi contoh yang lain malah
pada diam. Pas diberi soal, mereka juga menjawab dengan contoh
yang saya berikan saja. Cuma sedikit yang bisa memberi contoh lain
mas” (Wawancara 3. RS. 15 Juni 2018)

Karakter peduli lingkungan siswa juga masih kurang dan perlu

ditingkatkan. Masih banyaknya siswa yang membuang sampah

sembarangan dan membuang sumber daya seperti air merupakan indikator

kurangnya karakter peduli lingkungan siswa. Wawancara yang dilakukan

104
dengan guru kelas IV SDN Pandeyan diketahui bahwa masih banyak siswa

yang perlu diingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Kebanyakan dari siswa yang membuang sampah sembarangan adalah

karena siswa menganggap hal tersebut sebagai permainan. Siswa melempar

sampah ke tempat sampah, namun ketika tidak masuk, mereka justru

membiarkannya sehingga banyak terdapat sampah berserakan.

“Masalah sampah yang berserakan sebenarnya sudah menjadi fokus


perhatian sekolah juga, hanya saja tidak ada perubahan yang begitu
berarti ketika diingatkan oleh guru. Kebanyakan dari mereka
menganggap ini sebagai permainan. Mungkin mereka beranggapan
bahwa mereka sedang bermain basket, namun akibatnya banyak
sampah yang berserakan di sekitar tempat sampah. Saya juga kasihan
dengan Pak Bon, karena beliau sering memunguti sampah tersebut.
Kalau saya mengetahui secara langsung, biasanya langsung saya tegur
dan meminta siswa untuk memungut kembali sampahnya dan saya
minta untuk memasukannya ke termpat sampah” (Wawancara 1. SP.
13 Juni 2018)

Karakter peduli lingkungan yang rendah juga dialami oleh siswa kelas

IV SDN Golo. Masih banyak siswa yang membuang sampah di laci kelas.

Petugas piket sering mengadu kepada guru bahwa banyak sampah yang

tertinggal di laci kelas. Siswa sudah berulang kali untuk diingatkan, akan

tetapi hal tersebut tidak bertahan lama. Padahal di SDN Golo sudah

diterapkan program “Semutlis (sepuluh menit lingkungan sehat)” yang

dijalankan setiap hari senin setelah upacara dan sebelum masuk kelas. Akan

tetapi program ini nampaknya masih perlu dilakukan evaluasi karena masih

banyaknya siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

“Saya sampai bosan mas mengingatkan siswa untuk tidak membuang


sampahnya di laci. Padahal entah berapa kali sudah saya ingatkan, tapi

105
kok ya gak pada sadar juga. Saya Cuma kasihan sama petugas piket
kelas mas. Bahkan saya sudah mengadakan pertemuan wali murid
untuk sosialisasi masalah ini, tapi mungkin ya karena emang gak
dibiasakan sejak kecil mas” (Wawancara 2. HA. 14 Juni 2018)

Permasalahan yang dihadapi SDN Glagah sedikit berbeda. Apabila

sekolah sebelumnya permasalahan terbesar adalah sampah, namun di SDN

Glagah masalah yang dihadapi adalah masih banyaknya siswa yang tidak

memperhatikan mengenai penghematan sumber daya alam. Hal ini

disampaikan oleh salah satu wali kelas IV bahwa guru sering menjumpai

siswanya tidak mematikan keran air baik di kamar mandi ataupun wastafel

ketika sudah selesai menggunakannya. Guru berasumsi hal itu terjadi karena

kurangnya pembiasaan pada diri siswa.

“Saya sering menjumpai siswa lupa untuk menutup kran air, sehingga
banyak air yang terbuang sia-sia. Mugkin mereka tidak dibiasakan
untuk menghemat sumber daya alam di rumah. Saya juga sudah sering
mengingatkan di kelas tapi masih saja terjadi hal yang sama. Mereka
mungkin belum mengalami masalah kekurangan air, jadi pakai airnya
masih semaunya sendiri.” (Wawancara 3. RS. 15 Juni 2018)

Hasil wawancara dengan guru juga menunjukkan bahwa kebanyakan

siswa memiliki gaya belajar visual. Hal tersebut terlihat bahwa siswa lebih

antusias dan memperhatikan materi yang disampaikan ketika disajikan

gambar melalui power point atau membaca buku yang banyak menyajikan

gambar. Guru menyampaikan bahwa materi yang disampaikan akan lebih

mudah dipahami ketika didukung dengan adanya tampilan visual berupa

gambar atau video. Namun sayangnya tidak semua materi bisa disajikan

dengan pembelajaran tersebut.

106
“Siswa terlihat lebih antusias ketika menemukan gambar dalam buku
pembelajaran atau ketika saya putarkan video dan memperlihatkan
power point. Maka dari itu, saya biasanya menyelingi pembelajaran
dengan menampilkan beberapa video pembelajaran” (Wawancara 1.
SP. 13 Juni 2018)
Hasil wawancara dengan guru SDN Golo juga menunjukkan bahwa

siswa menyukai buku bacaan yang bergambar. Guru mengungkapkan bahwa

beberapa kali guru memantau siswanya ketika mereka pergi ke

perpustakaan. Ternyata kebanyakan siswa memang memilih membaca buku

bacaan berupa buku cerita bergambar atau ensiklopedi bergambar. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap buku

cerita bergambar.

“Saya senang karena siswa saya banyak yang pergi ke perpustakaan


mas. Setelah saya amati, ternyata kebanyakan dari mereka memilih
untuk membaca buku cerita anak atau ensiklopedi yang bergambar.
Ketika saya tanya mengapa suka membaca buku cerita karena
tampilannya menarik, jadi mereka antusias untuk membacanya”
(Wawancara 2. HA. 14 Juni 2018)
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh ketiga guru rata-rata jarang

menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi yang

disampaikan. Ketika menggunakan media, guru hanya sebatas memutar

video atau menampilkan gambar pada proyektor. Padahal media

pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami materi

pembelajaran. Semua guru menyampaikan bahwa mereka tidak mempunyai

cukup waktu untuk membuat media pembelajaran.

“Saya sadar bahwa media pembelajaran penting untuk menunjang


proses pembelajaran, tapi saya tidak punya waktu untuk membuatnya
mas. Banyak pekerjaan lain yang menunggu untuk dikerjakan. Ketika
memang membutuhkan alat bantu, biasanya saya hanya menggunakan

107
proyektor untuk menampilkan gambar atau video. Begitu saja siswa
sudah anteng” (Wawancara 3. RS. 15 Juni 2018)
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa sebelumnya guru belum

pernah menggunakan media pembelajaran berbantuan handphone android.

Kebanyakan guru menggunakan handphone android hanya untuk mencari

sumber informasi melalui internet. Diperoleh informasi juga bahwa siswa

boleh membawa handphone ke sekolah, namun dititipkan kepada pihak

sekolah dan hanya boleh dipakai ketika pulang sekolah untuk kepentingan

menghubungi orang tua masing-masing. Hal tersebut berarti sebagian besar

siswa sudah dapat menggunakan smartphone. Potensi ini dapat

dimanfaatkan untuk menggunakan smartphone sebagai salah satu media

belajar.

“Saya belum pernah menggunakan HP saya sebagai media


pembelajaran mas, emang bisa?” (Wawancara 3. RS. 15 Juni 2018)
“Kalau disini siswa boleh membawah HP, tapi harus dititipkan ke wali
kelas masing-masing. Hal ini diperbolehkan agar siswa lebih mudah
berkomunikasi dengan orang tua mereka untuk menjemput. Terkadang
mereka juga WA saya secara langsung untuk menanyakan tugas”
(Wawancara 1. SP. 13 Juni 2018)

Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru membutuhkan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality pada pembelajaran sains dan

matematika. Guru juga menyatakan bahwa buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality merupakan hal yang baru. Guru yakin bahwa

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dapat mengatasi

rendahnya kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan siswa pada pembelajaran sains dan matematika.

108
“Kami jelas membutuhkan media itu mas. Saya harap media itu dapat
membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi yang mereka
miliki” (Wawancara 1. SP. 13 Juni 2018)
“Saya yakin siswa membutuhkannya. Pada dasarnya mereka senang
membaca, apalagi media ini dibuat untuk dapat meningkatkan
pemahaman siswa. Saya yakin akan sangat bermanfaat” (Wawancara
2. HA. 14 Juni 2018)
“Butuh kok mas. Apalagi menurut saya perpaduan antara media cetak
dan media elektronik adalah hal yang baru dalam pembelajaran. Siswa
pasti juga antusias dalam menggunakannya” (Wawancara 3. RS. 15
Juni 2018)

c. Hasil Angket Kebutuhan

Tujuan pembagian angket kebutuhan adalah untuk mengetahui tingkat

kebutuhan guru dan siswa terhadap buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD. Pembagian

angket kebutuhan dilaksanakan pada tanggal 25-28 Juni 2018. Angket

kebutuhan dibagikan kepada 6 guru kelas IV dan 146 siswa kelas IV di SDN

Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah. Rangkuman hasil analisis angket

kebutuhan dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Hasil Angket Kebutuhan Buku Cerita Bergambar berbantuan


Augmented Reality
Responden Kategori Jumlah Siswa Jumlah Guru
Sangat Setuju 87 4
Guru dan Setuju 59 2
Siswa Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 146 6

109
Berdasarkan tabel angket kebutuhan terhadap buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality di atas, terdapat 87 siswa yang menyatakan

dengan “Sangat Setuju” dan 59 siswa menyatakan dengan “Setuju” terhadap

penggunaan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality untuk

meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter

peduli lingkungan siswa. Selain itu, sebanyak 4 guru menyatakan dengan

“Sangat Setuju” dan 2 guru menyatakan dengan “Setuju”. Dapat

disimpulkan, guru dan siswa membutuhkan produk buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality untuk meningkatkan kemampuan penerapan

konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD.

d. Hasil Kajian Literatur yang Relevan

Buku cerita bergambar berbantuan augmented reality merupakan

sebuah pengembangan dari buku cerita bergambar yang diberikan efek

virtual pada bagian gambar buku ceritanya melalui bantuan aplikasi

augmented reality. Hal tersebut memungkinkan beberapa gambar yang

disajikan pada kertas buku dapat divisualisasikan ke dalam bentuk 3D.

Penyajian tampilan 3D pada gambar dapat membuat pembaca dengan

mudah memvisualisasikan objek gambar pada cerita secara lebih nyata

dengan efek 3D-nya. Bentuk pengembangan pada buku cerita ini selain

penambahan efek virtual dengan bantuan augmented reality pada

gambarnya, buku ini juga disisipkan materi-materi dan soal latihan

pembelajaran sains dan matematika yang dapat membantu siswa untuk

110
memahami materi dan meningkatkan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika mereka.

Berdasarkan pada kajian pustaka yang telah dilakukan, siswa kelas IV

berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini mereka kesulitan

memahami objek-objek yang abstrak dan cenderung hanya akan bisa

memahami objek-objek yang nyata di lingkungan mereka. Adanya buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality ini menjawab kebutuhan

mereka yang berada pada tahap operasional konkret tersebut. Penyajian

materi yang disisipkan pada sebuah rangkaian cerita dan didukung oleh

gambar yang diberi efek 3D augmented reality membuat pembelajaran

tersaji dengan lebih nyata bagi siswa. Sehingga pembelajaran sains dan

matematika yang abstrak dapat disajikan secara konkret kepada siswa.

Sedangkan komponen amanat pada cerita dapat menanamkan dan

menigkatkan karakter peduli lingkungan siswa.

Hasil kajian terhadap materi pembelajaran sains dan matematika di

buku kelas IV SD yang dibantu dengan guru kelas IV menunjukkan bahwa

materi yang sesuai dengan tujuan pengembangan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality ini adalah materi tentang energi dan pecahan.

Penentuan materi ini atas pertimbangan kesulitan siswa dalam melakukan

operasi hitung pecahan dan mengenal berbagai macam energi. Oleh karena

itu, pengembangan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality ini

terfokus pada pembelajaran sains dan matematika.

111
2. Pengembangan Produk Awal

Pengembangan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

pada penelitian ini mencakup beberapa komponen, antara lain: cerita berbasis

Sci-Fi mengenai petualangan, materi pembelajaran sains dan matematika,

visualisasi 3D pada buku dengan bantuan aplikasi augmented reality untuk

smartphone android, soal-soal untuk mengasah kemampuan penerapan konsep

sainsmatika, dan amanat untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa

kelas IV. Aktivitas siswa yang terdapat pada buku cerita bergambar meliputi:

yo belajar, tahukah kamu, dan ayo berlatih. Buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality yang dikembangkan pada penelitian ini digunakan sebagai

suplemen ajar kurikulum 2013. Jadi, buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality ini memiliki penjelasan materi sains dan matematika yang

lebih mendalam daripada buku guru dan buku siswa yang disediakan oleh

pemerintah. Buku cerita bergambar berbantuan augmented reality ini juga

dapat membantu guru untuk melaksanakan pembelajaran sains dan matematika

yang menyenangkan bagi siswa.

Buku cerita bergambar berbantuan augmented reality pada penelitian ini

berjudul “Petualangan Astro: Ayo Cintai Lingkungan”. Pengembangan buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality ini menggunakan program

Adobe PhotoShop CS6, Adobe Illustrator CC 2015 dan Unity. Pembuatan buku

cerita bergambar berbantuan Augmented reality pada penelitian ini

menggunakan jasa ilustrator untuk membuat ilustrasi digital dan merancang

layout yang telah disesuaikan dengan konsep yang disusun. Konten cerita dan

112
materi yang disajikan pada buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality ini berlandaskan pada pembelajaran sains dan matematika untuk kelas

IV SD dengan materi tentang sumber daya alam dan pecahan.

Pengembangan produk awal buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality terdiri dari beberapa tahapan. Berikut tahap-tahap

pengembangan produk awal buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality pada penelitian ini.

a. Mengkaji KD, indikator, serta materi pembelajaran sains dan matematika

pada kelas IV SD semester 1 agar sesuai dengan tujuan pengembangan

buku cerita bergambar berbantuan Augmented reality, yaitu untuk

meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter

peduli lingkungan siswa. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan,

materi yang dipilih sebagai muatan pada buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality adalah materi tentang sumber daya alam

dan pecahan.

b. Membuat rancangan susunan komponen dalam buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality yang meliputi: cerita fantasi mengenai

petualangan seorang anak, efek 3D pada buku dengan bantuan

augmented reality, aktivitas-aktivitas siswa berupa ayo belajar, tahukah

kamu, dan ayo berlatih.

c. Membuat naskah cerita dengan mempertimbangkan unsur-unsur pada

cerita, antara lain: tokoh cerita, latar (meliputi tempat, waktu, dan

suasana), alur cerita, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa yang

113
sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV SD. Kesesuaian materi dengan

cerita juga menjadi pertimbangan dalam menentukan isi cerita.

d. Menentukan gambaran yang akan dibuat ilustrasi. Hal ini penting agar

pembaca mudah mengikuti alur cerita dan memahami ceritanya secara

utuh. Selain menentukan gambar untuk diilustrasikan, pada tahap ini juga

menentukan efek 3D yang akan dibuat menggunakan augmented reality.

Efek 3D ini nantinya akan berperan sebagai pendukung agar siswa

semakin memahami isi buku.

e. Membuat ilustrasi dengan menyerahkan konsep yang sudah disusun

kepada ilustrator. Ilustrator bertugas untuk membuat gambaran ilustrasi

dan membuat layout sesuai dengan konsep. Pada tahap ini, ilustrator juga

diminta untuk menyesuaikan dengan karakteristik siswa kelas IV, baik

dari segi warna, gambar, maupun tulisan. Tujuannya adalah agar siswa

dapat memahami dan menikmati ilustrasi yang dibuat.

Setelah produk buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

selesai dibuat, kemudian siap dicetak, dan selanjutnya diuji kelayakannya. Uji

kelayakan melibatkan para ahli sebagai validator produk. Validator yang

terlibat dalam uji kelayakan, antara lain: ahli media, ahli materi, dan ahli

bahasa.

3. Validasi Ahli Materi

a. Data Hasil Validasi Ahli Materi

Validasi ahli materi bertujuan untuk mengidentifikasi kelayakan

materi buku cerita bergambar berbantuan augmented reality sebagai

114
media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penerapan

konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD.

Ahli materi dalam penelitian ini adalah Dr. Pratiwi Pujiastuti, M. Pd

selaku Dosen IPA Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, UNY. Ahli

media bertugas untuk memberi saran dan penilaian terhadap kelayakan

isi, kelayakan penyajian, dan bahasa agar dapat meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan siswa kelas IV SD. Penilaian ahli materi menggunakan skala

penilaian 1-4 dengan kategori sangat baik, baik, kurang, dan sangat

kurang.

Ahli materi memberikan beberapa masukan terhadap buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality yang dikembangkan pada

penelitian ini, antara lain: (1) menambahkan petunjuk penggunaan buku,

dan pemetaaan KD serta indikator; (2) menegaskan setting tempat

(planet).

Ahli materi kemudian memberikan penilaian terhadap buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dengan mengisi lembar skala

penilaian produk. Produk buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dikatakan layak digunakan apabila nilai minimal yang diperoleh

pada masing-masing aspek berkategori “Baik”. Berikut disajikan data

hasil validasi ahli materi.

115
Tabel 12. Data Hasil Validasi Ahli Materi
No Aspek Skor Nilai Kriteria
1 Kelengkapan isi materi 38 A Sangat Baik
2 Fasilitas Kemampuan Penerapan 12 B Baik
konsep sainsmatika
3 Fasilitas Karakter Peduli 15 A Sangat Baik
Lingkungan
4 Kesesuaian soal latihan 22 A Sangat Baik
Keseluruhan Aspek 87 A Sangat Baik

Berdasarkan data pada tabel 12 yang disajikan, hasil penilaian ahli

materi pada penelitian ini menunjukkan jumlah skor keseluruhan 87

dengan nilai A. Skor yang diperoleh berada pada kategori “Sangat Baik”.

Oleh karena itu, media buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dinyatakan layak dan siap untuk diujicobakan ke lapangan

menurut ahli materi.

b. Analisis Data Validasi Ahli Materi

Follow up dari masukan ahli materi adalah melakukan revisi pada

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang telah

dikembangkan. Revisi yang dilakukan, antara lain: menambahkan

petunjuk penggunaan buku, dan pemetaaan KD serta indikator; (2)

menegaskan setting tempat (planet).

Hasil penilaian terhadap buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality oleh ahli materi memperoleh skor total sebesar 87

dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”. Penilaian terhadap masing-

masing aspek, antara lain: (1) aspek kelengkapan isi materi mendapatkan

skor 38 dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”; (2) aspek Fasilitas

kemampuan penerapan konsep sainsmatika mendapatkan skor 12 dengan

116
nilai B dan kategori “Baik”; (3) aspek fasilitas karakter peduli

lingkungan mendapatkan skor 15 dengan nilai A dan kategori “Sangat

baik”; dan 4) aspek kesesuaian soal latihan mendapatkan skor 22 dengan

nilai A dan kategori “Sangat baik”.

Berdasarkan penilaian oleh ahli materi, media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dinyatakan dinyatakan layak

dan siap untuk diujicobakan ke lapangan. Materi buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality siap dujicobakan untuk meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan siswa kelas IV SD.

4. Validasi Ahli Media

a. Data Hasil Validasi Ahli Media

Validasi ahli media bertujuan untuk mengidentifikasi kelayakan

media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality sebagai

media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penerapan

konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD.

Ahli media dalam penelitian ini adalah Prof. Herman Dwi Surjono, Ph. D

selaku Dosen Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana, UNY.

Ahli media bertugas untuk memberi saran dan penilaian terhadap

kebermanfaatan, tampilan, dan keberfungsian media agar dapat

meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter

peduli lingkungan siswa kelas IV SD. Penilaian ahli media menggunakan

skala penilaian 1-4 dengan kategori sangat baik, baik, kurang, dan sangat

117
kurang. Aspek yang dinilai oleh ahli media meliputi ukuran buku, desain

sampul buku, desain isi buku, dan kelayakan program augmented reality.

Ahli media memberikan beberapa masukan terhadap buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality yang dikembangkan pada

penelitian ini, antara lain: (1) tampilan cetak dengan tampilan AR masih

perlu diperbaiki agar sinkron; (2) masih terdapat beberapa warna layout

yang masih kurang menarik; dan (3) masih terdapat 2 gambar yang

belum dapat muncul dalam program augmented reality.

Ahli media kemudian memberikan penilaian terhadap buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dengan mengisi lembar skala

penilaian produk. Produk buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dikatakan layak digunakan apabila nilai minimal yang diperoleh

pada masing-masing aspek berkategori “Baik”. Berikut disajikan data

hasil validasi ahli media.

Tabel 13. Data Hasil Validasi Ahli Media


No Aspek Skor Nilai Kategori
1 Ukuran buku 6 B Baik
2 Desain sampul buku 27 B Baik
3 Desain isi buku 52 A Sangat Baik
4 Kelayakan program augmented 13 A Sangat Baik
reality
Keseluruhan Aspek 98 A Sangat Baik

Berdasarkan data pada tabel 13 yang disajikan, hasil penilaian ahli

media pada penelitian ini menunjukkan jumlah skor keseluruhan 98

dengan nilai A. Skor yang diperoleh berada pada kategori “Sangat Baik”.

Oleh karena itu, media buku cerita bergambar berbantuan augmented

118
reality dinyatakan layak dan siap untuk diujicobakan ke lapangan

menurut ahli media.

b. Analisis Data Hasil Validasi Ahli Media

Follow up dari masukan ahli media adalah melakukan revisi pada

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang telah

dikembangkan. Revisi yang dilakukan, antara lain: (1) memperbaiki

tampilan cetak dengan tampilan AR agar sinkron; (2) memperbaiki warna

layout yang masih kurang menarik; dan (3) memperbaiki gambar yang

belum dapat muncul dalam program augmented reality.

Hasil penilaian terhadap buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality oleh ahli media memperoleh skor total sebesar 98

dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”. Penilaian terhadap masing-

masing aspek, antara lain: (1) aspek ukuran buku mendapatkan skor 6

dengan nilai B dan kategori “Baik”; (2) aspek desain sampul buku

mendapatkan skor 27 dengan nilai B dan kategori “Baik”; (3) aspek

desain isi buku mendapatkan skor 52 dengan nilai A dan kategori

“Sangat baik”; (4) aspek kelayakan program augmented reality

mendapatkan skor sebesar 13 dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”.

Berdasarkan penilaian oleh ahli media, media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dinyatakan dinyatakan layak

dan siap untuk diujicobakan ke lapangan. Media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality siap dujicobakan untuk meningkatkan

119
kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan siswa kelas IV SD.

5. Validasi Ahli Bahasa

a. Data Hasil Validasi Ahli Bahasa

Validasi ahli bahasa bertujuan untuk mengidentifikasi kelayakan

kebahasaan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality sebagai

media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penerapan

konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD.

Ahli bahasa dalam penelitian ini adalah Dr. Enny Zubaidah, M. Pd selaku

Dosen bahasa Indonesia Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, UNY.

Ahli bahasa bertugas untuk memberi saran dan penilaian terhadap

kebahasaan pada cerita yang telah dikembangkan agar sesuai dengan

karakteristik siswa kelas IV SD. Penilaian ahli bahasa menggunakan

skala penilaian 1-4 dengan kategori sangat baik, baik, kurang, dan sangat

kurang. Aspek yang dinilai antara lain: kesesuaian teks cerita, kesesuaian

bahasa, kesesuaian unsur cerita, dan kesesuaian makna kata.

Ahli bahasa memberikan beberapa masukan terhadap buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality yang dikembangkan pada

penelitian ini, antara lain: (1) alur cerita masih perlu diperbaiki, karena

kurang cocok untuk siswa kelas IV; (2) memperjelas karakter tokoh di

awal; (3) menyamakan ukuran huruf; (4) memperbaiki kesalahan

penulisan; (5) mengurangi kalimat yang terlalu panjang; dan (6)

memberikan pemetaan KD serta indikator.

120
Ahli bahasa kemudian memberikan penilaian terhadap buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dengan mengisi lembar skala

penilaian produk. Produk buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dikatakan layak digunakan apabila nilai minimal yang diperoleh

pada masing-masing aspek berkategori “Baik”. Berikut disajikan data

hasil validasi ahli bahasa.

Tabel 14. Data Hasil Validasi Ahli Bahasa


No Aspek Skor Nilai Kategori
1 Kesesuaian teks cerita 21 A Sangat Baik
2 Kesesuaian bahasa 32 A Sangat Baik
3 Kesesuaian unsur cerita 19 A Sangat Baik
4 Kesesuaian makna kata 11 A Sangat Baik
Keseluruhan Aspek 83 A Sangat Baik

Berdasarkan data pada tabel 14 yang disajikan, hasil penilaian ahli

bahasa terhadap media pada penelitian ini menunjukkan jumlah skor

keseluruhan 83 dengan nilai A. Skor yang diperoleh berada pada kategori

“Sangat Baik”. Oleh karena itu, media buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality dinyatakan layak dan siap untuk diujicobakan ke

lapangan menurut ahli bahasa.

b. Analisis Data Hasil Validasi Ahli Bahasa

Follow up dari masukan ahli bahasa adalah melakukan revisi pada

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang telah

dikembangkan. Revisi yang dilakukan, antara lain: (1) menyederhanakan

kalimat yang terlalu panjang; (2) memperbaiki kesalahan penulisan atau

typo; (3) menyamakan ukuran huruf; dan (4) memperbaiki penggunaan

tanda baca.

121
Hasil penilaian terhadap buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality oleh ahli bahasa memperoleh skor total sebesar 83

dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”. Penilaian terhadap masing-

masing aspek, antara lain: (1) aspek kesesuaian teks cerita mendapatkan

skor 21 dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”; (2) aspek kesesuaian

bahasa mendapatkan skor 32 dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”;

(3) aspek kesesuaian unsur cerita mendapatkan skor 19 dengan nilai A

dan kategori “Sangat baik”; (4) aspek kesesuaian makna kata

mendapatkan skor sebesar 11 dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”.

Berdasarkan penilaian oleh ahli bahasa, media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dinyatakan dinyatakan layak

dan siap untuk diujicobakan ke lapangan. Media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality siap dujicobakan untuk meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli

lingkungan siswa kelas IV SD.

B. Hasil Uji Coba Produk

1. Hasil Uji Coba Lapangan Awal/Terbatas

Pelaksanaan uji coba lapangan awal/terbatas bertujuan untuk mengetahui

respon guru dan siswa terhadap media buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality yang telah divalidasi dan direvisi oleh ahli media, materi,

dan bahasa. Data yang didapatkan dari uji coba lapangan awal/terbatas berupa

hasil angket respon guru dan angket respon siswa. Angket respon guru dan

siswa pada uji coba awal/terbatas menggunakan skala 1-4. Uji coba lapangan

122
awal/terbatas dilaksanakan di SDN Pandeyan yang melibatkan satu guru kelas

IV dan sembilan siswa kelas IV.

Siswa yang menjadi subjek uji coba lapangan awal/terbatas ini ditentukan

menggunakan teknik purposive random sampling dengan mempertimbangkan

siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pertimbangan

kemampuan siswa tersebut melibatkan kontribusi guru kelas, karena guru kelas

yang lebih memahami kemampuan masing-masing siswanya. Tujuan

pembagian kemampuan tersebut adalah agar subjek uji lapangan awal/terbatas

memiliki kemampuan yang heterogen. Berikut ini penjelasan hasil uji coba

awal/terbatas pada penelitian ini.

a. Data Hasil Angket Respon Guru

Angket respon guru pada penelitian ini memuat 3 aspek, yaitu:

tampilan, penyajian materi, dan manfaat. Angket respon ini terdiri dari 23

butir pernyataan dengan skala 1-4 (sangat tidak sesuai, tidak sesuai, sesuai,

dan sangat sesuai). Angket respon guru diberikan untuk menilai kelayakan

produk dan diberikan saran atau masukan agar produk yang dikembangkan

menjadi lebih baik. Produk buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dinyatakan layak jika memenuhi kategori “Baik” atau lebih. Data

angket respon guru pada uji coba awal/terbatas dapat dilihat pada lampiran

2f. Berikut ini disajikan secara ringkas hasil angket respon guru.

Tabel 15. Data Angket Respon Guru pada Uji Coba Awal/Terbatas
No. Aspek Skor Nilai Kriteria
1 Tampilan 18 B Baik
2 Penyajian Materi 41 A Sangat Baik
3 Manfaat 13 A Sangat Baik
Keseluruhan Aspek 72 A Sangat Baik

123
Berdasarkan tabel 15, diperoleh skor 72 untuk keseluruhan aspek, dan

didapatkan nilai A dengan kategori “Sangat Baik”. Selain penilaian, guru

juga memberikan komentar dan saran yang antara lain: (1) gambar ilustrasi

buku sudah menarik; (2) kalimatnya mudah dipahami; (3) ceritanya

menarik; (4) kertas yang digunakan sebaiknya yang bisa digunakan untuk

menulis menggunakan ballpoint; dan (5) masih terdapat kalimat yang tidak

menggunakan bahasa baku.

b. Analisis Data Hasil Angket Respon Guru

Angket respon guru pada uji coba lapangan awal/terbatas

menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality memperoleh skor 72 untuk keseluruhan aspek dengan nilai A dan

kategori “Sangat Baik”. Penilaian masing-masing aspek, antara lain: (1)

aspek tampilan mendapatkan skor 18 dengan nilai B dan kategori “Baik”;

(2) aspek penyajian materi mendapatkan skor 41 dengan nilai A dan

kategori “Sangat Baik”; (3) aspek manfaat mendapatkan skor 13 dengan

nilai A dan kategori “Sangat Baik”.

Berdasarkan hasil angket respon guru yang diberikan pada uji coba

lapangan awal/terbatas, buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dinyatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD. Selanjutnya, buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality siap diujicobakan pada tahap

selanjutnya, yaitu uji coba lapangan utama/diperluas.

124
c. Data Hasil Angket Respon Siswa

Data yang didapatkan dari angket respon siswa saat uji coba lapangan

awal/terbatas digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap media

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality. Penyebaran angket

respon siswa pada uji coba lapangan awal/terbatas melibatkan 9 siswa kelas

IV SDN Pandeyan dengan kualifikasi 3 siswa memiliki kemampuan yang

tinggi, 3 siswa memiliki kemampuan yang sedang, dan 3 siswa memiliki

kemampuan yang rendah. Angket respon siswa yang diberikan terdiri dari 2

aspek, 10 butir pernyataan, dan menggunakan skala 1-4. Produk buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dinyatakan layak jika memenuhi

kategori “Baik” atau lebih. Data angket respon siswa pada uji coba

awal/terbatas dapat dilihat pada lampiran 2f. Berikut ini disajikan secara

ringkas hasil angket respon siswa.

Tabel 16. Data Angket Respon Siswa pada Uji Coba Awal/Terbatas
No. Aspek Skor Rerata Nilai Kriteria
1 Tampilan 152 16,88 A Sangat Baik
2 Manfaat 160 17,77 A Sangat Baik
Keseluruhan Aspek 312 34,66 A Sangat Baik

Data tabel 16 menunjukkan bahwa hasil penyebaran angket respon

siswa pada uji coba lapangan awal/terbatas memperoleh skor 312 dan rerata

skor 34,66. Untuk keseluruhan aspek. Jika dikonversikan, hasil tersebut

memperoleh nilai A dengan kategori “Sangat Baik”.

d. Analisis Data Hasil Angket Respon Siswa

Angket respon siswa pada uji coba lapangan awal/terbatas

menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar berbantuan augmented

125
reality memperoleh skor 312 dengan rerata 34,66 untuk keseluruhan aspek

dan memperoleh nilai A dengan kategori “Sangat Baik”. Penilaian masing-

masing aspek, antara lain: (1) aspek tampilan mendapatkan skor 152 dengan

rerata 16,88 dan memperoleh nilai A dengan kategori “Sangat Baik”; (2)

aspek manfaat mendapatkan skor 160 dengan rerata 17,77 dan nilai A

dengan kategori “Sangat Baik”.

Berdasarkan hasil angket respon siswa yang diberikan pada uji coba

lapangan awal/terbatas, buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dinyatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD. Selanjutnya, buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality siap diujicobakan pada tahap

selanjutnya, yaitu uji coba lapangan utama/diperluas.

2. Hasil Uji Coba Lapangan Utama/Diperluas

Pelaksanaan uji coba lapangan utama/diperluas dilakukan setelah

merevisi buku cerita bergambar berbantuan augmented reality sesuai dengan

komentar dan saran dari guru dan siswa pada uji coba lapangan awal/terbatas.

Uji coba lapangan utama/diperluas bertujuan untuk mengetahui tanggapan guru

dan siswa terhadap buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang

telah direvisi pada uji coba awal/terbatas. Pelaksanaan uji coba lapangan

utama/diperluas dilakukan di kelas IVA SDN Golo yang melibatkan 2 guru

kelas yaitu guru kelas IVA dan guru kelas IVB SDN Golo serta 15 siswa kelas

IV A. Pemilihan 15 siswa menggunakan pertimbangan, yaitu pemilihan siswa

126
dengan bantuan guru kelas IVA menggunakan teknik purposive random

sampling dengan kriteria 5 siswa memiliki kemampuan yang tinggi, 5 siswa

memiliki kemampuan yang sedang, dan 5 siswa memiliki kemampuan yang

rendah.

a. Data Hasil Angket Respon Guru

Angket respon guru pada tahap uji coba lapangan utama/diperluas ini

sama dengan angket respon guru yang digunakan pada tahap uji coba

lapangan awal/terbatas. Angket respon guru pada penelitian ini memuat 3

aspek, yaitu: tampilan, penyajian materi, dan manfaat. Angket respon ini

terdiri dari 23 butir pernyataan dengan skala 1-4 (sangat tidak sesuai, tidak

sesuai, sesuai, dan sangat sesuai). Angket respon guru diberikan untuk

menilai kelayakan produk dan diberikan saran atau masukan agar produk

yang dikembangkan menjadi lebih baik. Produk buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dinyatakan layak jika memenuhi kategori

“Baik” atau lebih. Data angket respon guru pada uji coba utama/diperluas

dapat dilihat pada lampiran 2f. Berikut ini disajikan secara ringkas hasil

angket respon guru.

Tabel 17. Data Angket Respon Guru pada Uji Coba Utama/Diperluas
Guru Kelas IVA Guru Kelas IVB
No Aspek
Skor Nilai Kriteria Skor Nilai Kriteria
1 Sangat Sangat
Tampilan 22 A 23 A
Baik Baik
2 Penyajian Sangat Sangat
49 A 50 A
Materi Baik Baik
3 Sangat Sangat
Manfaat 16 A 15 A
Baik Baik
Sangat Sangat
Keseluruhan Aspek 87 A 88 A
Baik Baik

127
Berdasarkan tabel 17, diperoleh rerata skor 87,5 untuk keseluruhan

aspek, dan didapatkan nilai A dengan kategori “Sangat Baik”. Selain

penilaian, guru juga memberikan komentar dan saran yang antara lain: (1)

tokoh dalam buku cerita sangat menarik; (2) cerita sangat menarik, banyak

siswa yang suka; (3) soal yang diberikan sudah sesuai dengan materi yang

disampaikan; (4) bahan yang digunakan untuk mencetak buku sudah baik,

sehingga siswa dapat mengerjakan dengan baik; dan (5) masih terdapat 1

gambar yang tidak muncul augmented realitynya.

b. Analisis Data Hasil Angket Respon Guru

Angket respon guru pada uji coba lapangan utama/diperluas

menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality memperoleh rerata skor 87,5 untuk keseluruhan aspek dengan nilai A

dan kategori “Sangat Baik”. Penilaian masing-masing aspek, antara lain: (1)

aspek tampilan mendapatkan rerata skor 22,5 dengan nilai A dan kategori

“Sangat Baik”; (2) aspek penyajian materi mendapatkan rerata skor 49,5

dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”; (3) aspek manfaat mendapatkan

skor 15,5 dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”.

Berdasarkan hasil angket respon guru yang diberikan pada uji coba

lapangan utama/diperluas, buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dinyatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD. Selanjutnya, buku cerita

128
bergambar berbantuan augmented reality siap diujicobakan pada tahap

selanjutnya, yaitu uji coba lapangan operasional.

c. Data Hasil Angket Respon Siswa

Hasil angket respon siswa pada uji coba lapangan utama/diperluas

digunakan untuk mengetahui respon dan saran siswa terhadap media berupa

buku cerita bergambar berbantuan Augmented reality yang dikembangkan.

Angket respon siswa pada uji coba lapangan terbatas ini melibatkan 15

siswa. Pemilihan 15 siswa menggunakan pertimbangan, yaitu pemilihan

siswa dengan bantuan guru kelas IVA menggunakan teknik purposive

random sampling dengan kriteria 5 siswa memiliki kemampuan yang tinggi,

5 siswa memiliki kemampuan yang sedang, dan 5 siswa memiliki

kemampuan yang rendah. Angket respon siswa terdiri dari 2 aspek dan 10

butir pernyataan, dan menggunakan skala 1-4. Produk buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dinyatakan layak jika memenuhi

kategori “Baik” atau lebih. Data angket respon siswa pada uji coba

utama/diperluas dapat dilihat pada lampiran 2f. Berikut ini disajikan secara

ringkas hasil angket respon siswa.

Tabel 18. Data Angket Respon Siswa Uji Coba Utama/Diperluas


No Aspek Skor rerata Nilai Kriteria
1 Tampilan 283 18,86 A Sangat Baik
2 Manfaat 290 19,33 A Sangat Baik
Keseluruhan Aspek 573 38,19 A Sangat Baik

Data tabel 18 menunjukkan bahwa hasil penyebaran angket respon

siswa pada uji coba lapangan utama/diperluas memperoleh skor 573 dan

129
rerata skor 38,19 untuk keseluruhan aspek. Jika dikonversikan, hasil

tersebut memperoleh nilai A dengan kategori “Sangat Baik”.

d. Analisis Data Hasil Angket Respon Siswa

Angket respon siswa pada uji coba lapangan utama/diperluas

menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality memperoleh skor 573 dengan rerata 38,19 untuk keseluruhan aspek

dan memperoleh nilai A dengan kategori “Sangat Baik”. Penilaian masing-

masing aspek, antara lain: (1) aspek tampilan mendapatkan skor 283 dengan

rerata 18,86 dan memperoleh nilai A dengan kategori “Sangat Baik”; (2)

aspek manfaat mendapatkan skor 290 dengan rerata 19,33 dan nilai A

dengan kategori “Sangat Baik”.

Berdasarkan hasil angket respon siswa yang diberikan pada uji coba

lapangan utama/diperluas, buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dinyatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD. Selanjutnya, buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality siap digunakan pada tahap

selanjutnya, yaitu uji coba lapangan operasional.

3. Hasil Uji Coba Lapangan Operasional

Uji coba lapangan operasional dilakukan setelah media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality direvisi berdasarkan komentar dan

saran dari guru dan siswa pada uji lapangan utama/diperluas. Uji coba lapangan

operasional dilakukan untuk mengetahui keefektifan media buku cerita

130
bergambar berbantuan augmented reality dalam meningkatkan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV

SD. Uji coba lapangan operasional menggunakan 2 instrumen yaitu tes dan

skala sikap.

Pelaksanaan uji lapangan operasional melibatkan 3 kelas, yaitu siswa

kelas IVA SDN Glagah (27 siswa), siswa kelas IVB SDN Glagah (27 siswa),

dan siswa kelas IVC SDN Glagah (27 siswa). Pelaksanaan dilakukan dengan

membagi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelas IVA dan IVB SDN Glagah dijadikan sebagai kelompok eksperimen.

Sedangkan yang dijadikan kelompok kontrol adalah kelas IVC SDN Glagah.

Berikut disajikan data dari uji coba operasional yang diperoleh.

a. Hasil Tes Kemampuan Penerapan Konsep Sainsmatika

Keefektifan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

dalam meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa

diukur dengan instrumen tes kemampuan penerapan konsep sainsmatika.

Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2

dilaksanakan dengan menggunakan media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality, sedangkan pada kelompok kontrol

pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media gambar biasa.

Hasil tes kemampuan penerapan konsep sainsmatika pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan terjadi peningkatan nilai

rata-rata antara Pretest dengan Posttest. Namun, peningkatan yang lebih

131
besar terjadi pada kelompok eksperimen 1 dan 2. Berikut disajikan diagram

hasil tes kemampuan penerapan konsep sainsmatika kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

80
60
40
20
0
Eksperimen 1 Eksperimen 2 Kontrol

Pretest Posttest

Diagram 1. Hasil Tes Kemampuan Penerapan Konsep Sainsmatika

Data pada diagram 3 menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan

penerapan konsep sainsmatika pada siswa kelompok eksperimen 1

mengalami peningkatan nilai rata-rata antara Pretest dengan Posttest. Nilai

rata-rata Pretest kelompok eksperimen 1 adalah 46,67 dan nilai rata-rata

Posttest mencapai 75,74. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 29,07.

Hasil tes kemampuan penerapan konsep sainsmatika pada siswa kelompok

eksperimen 2 juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata

antara Pretest dengan Posttest. Nilai rata-rata Pretest kelompok eksperimen

2 adalah 46,85 dan nilai rata-rata Posttest mencapai 75,37. Terjadi

peningkatan nilai rata-rata sebesar 28,52.

Data pada diagram 3 juga menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan

penerapan konsep sainsmatika pada siswa kelompok kontrol mengalami

peningkatan nilai rata-rata antara Pretest dengan Posttest meskipun tidak

132
terlalu besar. Nilai rata-rata Pretest kelompok kontrol adalah 47,59 dan nilai

rata-rata Posttest mencapai 62,41. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar

14,82. Berikut disajikan tabel kecenderungan skor dari hasil tes kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa. Hasil perhitungan lengkap hasil tes

dapat dilihat pada lampiran 2m-2o.

Berdasarkan hasil tes kemampuan penerapan konsep sainsmatika

siswa pada kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok

kontrol yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa buku cerita

bergambar berbantuan Augmented reality memberi pengaruh positif dan

signifikan terhadap peningkatan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

siswa.

b. Analisis Data Hasil Tes Penerapan Konsep Sainsmatika

Selanjutnya dilakukan analisis keefektifan media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dalam meningkatkan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa dengan uji statistik inferensial.

Sebelum keefektifan media buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dalam meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

siswa dianalisis dengan uji-t, data hasil tes kemampuan penerapan konsep

sainsmatika (Prestest dan Posttest) kelompok eksperimen 1, eksperimen 2,

dan kontrol yang diperoleh terlebih dahulu diuji prasyarat.

133
1) Uji Prasyarat

Uji prasyarat ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data berasal dari distibusi

normal dan dari populasi yang homogen.

a) Uji normalitas

Uji normalitas dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah data memiliki distribusi normal atau tidak. Data berdistribusi

normal adalah syarat mutlak pelaksanaan uji hipotesis dengan uji-t.

Selain itu, syarat generalisasi data adalah data harus berdistribusi

normal. Rumusan hipotesis pada uji normalitas ini adalah.

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha = Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah

data jika nilai P > 0,05 maka H0 diterima. Hasil uji normalitas data tes

kemampuan penerapan konsep sainsmatika secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran 3c. Berikut disajikan tabel hasil uji normalitas

data data secara ringkas.

Tabel 19. Uji Normalitas Data Tes Penerapan Konsep Sainsmatika


Kelas Nilai P Asymp. Ket.
Kolmogorov-Smirnov
Pre-test eksperimen 1 0.606 P > 0,05 Normal
Pre-test eksperimen 2 0.072 P > 0,05 Normal
Pre-test kontrol 0.267 P > 0,05 Normal
Post-test eksperimen 1 0.517 P > 0,05 Normal
Post-test eksperimen 2 0.132 P > 0,05 Normal
Post-test kontrol 0.216 P > 0,05 Normal

134
Berdasrkan data pada tabel 19, semua data hasil tes (Pretest dan

Posttest) kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa baik pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menunjukkan bahwa

nilai P > 0,05. Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah H0.

Kesimpulannya adalah data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Syarat mutlak pelaksanaan untuk melakukan uji hipotesis

dengan uji-t terpenuhi dan data dapat digeneralisasikan.

b) Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas dan data dinyatakan normal,

selanjutnya dilakukan uji homogenitas data. Uji homogenitas

dilakukan untuk mengetahui apakah subjek penelitian berasal dari

populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan

one way ANOVA dengan bantuan SPSS 16.0. Rumusan hipotesis pada

uji homogenitas ini adalah sebagai berikut.

H0 = Data berasal dari populasi yang homogen

Ha = Data berasal dari dua populasi yang tidak homogen

Kriteria penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai

statistik Sig. dari hasil pengujian. Jika perolehan nilai Sig. > 0,05

maka hipotesis H0 diterima. Hasil uji homogenitas data tes

kemampuan penerapan konsep sainsmatika secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran 3c. berikut disajikan tabel hasil uji homogenitas

data tes kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa.

135
Tabel 20. Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Penerapan
Konsep Sainsmatika
No Data df1 df2 Sig. Keterangan
1. Pre-test 2 78 0.410 Homogen
2. Post-test 2 78 0.137 Homogen

Berdasrkan data pada tabel 20, data memiliki nilai Sig. > 0,05.

Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah H0. Kesimpulannya

adalah data berasal dari dua populasi yang homogen.

2) Uji Hipotesis dengan Uji-t

Setelah dilakukan uji prasyarat dan data dinyatakan normal dan

homogen, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji-t. Uji

hipotesis dengan uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi

perbedaan kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa dengan

menggunakan media buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan 2 cara

yaitu dengan uji-t berpasangan (paired sample t-test) dan uji t

independen (independent t-test). Pengujian hipotesis ini menggunakan

bantuan aplikasi SPSS 16.0.

a) Uji-t Berpasangan

Uji-t berpasangan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan kemampuan penerapan konsep sainsmatika pada kelompok

eksperimen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Rumusan hipotesis uji-t berpasangan pada variabel kemampuan

penerapan konsep sainsmatika adalah sebagai berikut.

136
H0 = Tidak terdapat perbedaan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa antara sebelum dan sudah mengikuti

pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality.

Ha = Terdapat perbedaan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa antara sebelum dan sudah mengikuti

pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality.

H0 diterima apabila nilai sig. > 0,05 dan sebaliknya H0 ditolak

jika nilai sig. < 0,05. Penolakan hipotesis H0 berarti penerimaan

hipotesis Ha. Hasil uji-t berpasangan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika pada kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran 3d. Berikut disajikan tabel hasil

uji-t berpasangan data penerapan konsep sainsmatika secara ringkas.

Tabel 21. Hasil Uji-t Berpasangan Tes Kemampuan Penerapan


Konsep Sainsmatika
Kelompok Sig. (2- Asymp. Keterangan
tailed)
Kelompok Eksperimen 1 0.000 Sig. < 0,05 Ada Beda
Kelompok Eksperimen 2 0.000 Sig. < 0,05 Ada Beda

Berdasarkan data pada tabel 21, hasil uji-t berpasangan baik

pada kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2

menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,00 yang artinya Sig. < 0,05.

Dengan demikian, keputusan yag diambil adalah hipotesis H0 ditolak.

Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kemampuan penerapan

137
konsep sainsmatika siswa antara sebelum dan sudah mengikuti

pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality. Setelah melakukan uji-t berpasangan, selanjutnya

dilakukan uji-t independen variabel kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa.

b) Uji-t Independen

Uji-t independen dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan kemampuan penerapan konsep sainsmatika antara

kelompok eksperimen yang menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dengan kelompok kontrol yang tidak

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Rumusan hipotesis uji-t independen untuk variabel kemampuan

penerapan konsep sainsmatika adalah sebagai berikut.

H0 = Tidak terdapat perbedaan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa antara yang mengikuti pembelajaran

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality dengan siswa yang tidak menggunakan

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Ha = Terdapat perbedaan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa yang mengikuti pembelajaran

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality dengan siswa yang tidak menggunakan

138
buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Kriteria penarikan kesimpulan uji-t independen adalah, jika nilai

sig. > 0,05 maka H0 diterima. Hasil uji-t independen kemampuan

penerapan konsep sainsmatika pada kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3d.

Berikut ini disajikan tabel hasil uji-t independen data keamampuan

penerapan konsep sainsmatika secara ringkas.

Tabel 22. Hasil Uji-t Independen Kemampuan Penerapan Konsep


Sainsmatika
Equal variances assumed
Variabel Sig. (2- Asymp. Keterangan
tailed)
Kemampuan Penerapan Sig. < 0,05 Ada Beda
0.000
konsep sainsmatika

Berdasarkan data pada tabel 22, hasil uji-t independen antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol menunjukkan nilai

Sig. (2-tailed) 0,00 yang artinya Sig. < 0,05. Dengan demikian, H0

ditolak dan kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa yang mengikuti pembelajaran

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

dengan siswa yang tidak menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality.

c. Data Hasil Skala Karakter Peduli Lingkungan

Keefektifan buku cerita bergambar berbantuan Augmented reality

dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa diukur dengan

instrumen skala karakter peduli lingkungan. Pelaksanaan pembelajaran pada

139
kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 dilaksanakan dengan

menggunakan media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality,

sedangkan pada kelompok kontrol pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan media gambar biasa.

Hasil observasi karakter peduli lingkungan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan terjadi peningkatan nilai

rata-rata antara Pretest dengan Posttest. Hasil perhitungan skala karakter

peduli lingkungan bisa dilihat pada lampiran 2j-2l. Berikut disajikan

diagram hasil perhitungan skala karakter peduli lingkungan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

60

40

20

0
Eksperimen 1 Eksperimen 2 Kontrol

Pretest Posttest

Diagram 2. Hasil Skala Karakter Peduli Lingkungan

Data pada diagram 4 menunjukkan bahwa hasil skala karakter peduli

lingkungan pada siswa kelompok eksperimen 1 mengalami peningkatan

nilai rata-rata antara Pretest dengan Posttest. Nilai rata-rata Pretest

kelompok eksperimen 1 adalah 47 dan nilai rata-rata Posttest mencapai

57,07. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 10,07. Hasil skala karakter

peduli lingkungan pada siswa kelompok eksperimen 2 juga menunjukkan

140
bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata antara Pretest dengan Posttest.

Nilai rata-rata Pretest kelompok eksperimen 2 adalah 47,81 dan nilai rata-

rata Posttest mencapai 58,07. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar

10,28.

Data pada diagram 4 juga menunjukkan bahwa hasil skala karakter

peduli lingkungan pada siswa kelompok kontrol mengalami peningkatan

nilai rata-rata antara Pretest dengan Posttest meskipun tidak terlalu besar.

Nilai rata-rata Pretest kelompok kontrol adalah 44,04 dan nilai rata-rata

Posttest mencapai 49,11. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 5,07.

Berdasarkan hasil skala karakter peduli lingkungan yang telah

diuraikan, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap

peningkatan karakter peduli lingkungan siswa. Sedangkan pada kelas

kontrol yang menggunakan media gambar biasa tidak mengalami

peningkatan yang signifikan. Selanjutnya dilakukan uji beda terhadap data

hasil skala karakter peduli lingkungan siswa dengan uji-t.

d. Analisis Data Hasil Skala Karakter Peduli Lingkungan

Selanjutnya dilakukan analisis keefektifan media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dalam meningkatkan karakter

peduli lingkungan siswa dengan uji statistik inferensial. Sebelum

keefektifan media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa dianalisis dengan uji-

141
t, data hasil skala karakter peduli lingkungan (Prestest dan Posttest)

kelompok eksperimen 1, eksperimen 2, dan kontrol yang diperoleh terlebih

dahulu diuji prasyarat. Data yang dianalisis harus memenuhi prasyarat yang

terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas yang bertujuan untuk

mengetahui apakah data memiliki distribusi normal dan berasal dari

populasi yang homogen atau tidak.

1) Uji Prasyarat

Uji prasyarat ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data berasal dari distibusi

normal dan dari populasi yang homogen.

a) Uji normalitas

Uji normalitas dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah data memiliki distribusi normal atau tidak. Data berdistribusi

normal adalah syarat mutlak pelaksanaan uji hiotesis dengan uji-t.

Selain itu, syarat generalisasi data adalah data harus berdistribusi

normal. Rumusan hipotesis pada uji normalitas ini adalah.

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha = Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai statistik P >

0,05 maka hipotesis yang diterima adalah hipotesis H0 yang artinya

data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai statistik P < 0,05

maka hipotesis yang diterima adalah hipotesis Ha yang artinya data

142
tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data skala karakter

peduli lingkungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3a.

Berikut disajikan tabel hasil uji normalitas data data secara ringkas.

Tabel 23. Uji Normalitas Data Skala Karakter Peduli Lingkungan


Kelas Nilai P Asymp. Ket.
Kolmogorov-Smirnov
Pre-test eksperimen 1 0.340 P > 0,05 Normal
Pre-test eksperimen 2 0.316 P > 0,05 Normal
Pre-test kontrol 0.471 P > 0,05 Normal
Post-test eksperimen 1 0.826 P > 0,05 Normal
Post-test eksperimen 2 0.837 P > 0,05 Normal
Post-test kontrol 0.952 P > 0,05 Normal

Berdasarkan data pada tabel 23, semua data hasil skala (Pretest

dan Posttest) karakter peduli lingkungan kelompok eksperimen 1,

kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol memiliki nilai statistik

P > 0,05. Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah H0.

Kesimpulan yang diambil adalah data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Syarat mutlak pelaksanaan uji hipotesis dengan

uji-t terpenuhi dan data dapat digeneralisasikan.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah subjek

penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji

homogenitas dilakukan dengan one way ANOVA dengan bantuan

SPSS 16.0. Rumusan hipotesis pada uji homogenitas ini adalah

sebagai berikut.

H0 = Data berasal dari populasi yang homogen

143
Ha = Data berasal dari dua populasi yang tidak homogen

Kriteria pengambilan keputusan adalah data dinyatakan

homogen jika nilai Sig. > 0,05 yang artinya H0 diterima. Hasil uji

homogenitas data hasil skala karakter peduli lingkungan secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran 3a. Berikut disajikan tabel hasil

uji homogenitas data data secara ringkas.

Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas Skala Karakter Peduli Lingkungan


No Data df1 df2 Sig. Keterangan
1. Pre-test 2 78 0.608 Homogen
2. Post-test 2 78 0.278 Homogen

Berdasarkan data pada tabel 24, data hasil skala karakter peduli

lingkungan meniliki nilai Sig. > 0,05. Dengan demikian, hipotesis

yang diterima adalah H0. Kesimpulan yang diambil adalah data

berasal dari dua populasi yang homogen atau memiliki kesamaan.

2) Uji Hipotesis dengan Uji-t

Uji hipotesis dengan uji-t dilakukan untuk mengetahui beda

peningkatan karakter peduli lingkungan siswa dengan menggunakan

media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality. Pengujian

hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu dengan uji-t

berpasangan (paired sample t-test) untuk mengetahui beda antara

sebelum dan sesudah diberi perlakuan, dan uji t independen (independent

t-test) untuk mengetahui beda antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol. Pengujian hipotesis ini menggunakan bantuan aplikasi

SPSS 16.0.

144
a) Uji-t Berpasangan

Uji-t berpasangan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan karakter peduli lingkungan siswa pada kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sebelum dan sesudah

mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality. Rumusan hipotesis uji-t berpasangan

pada variabel karakter peduli lingkungan adalah sebagai berikut.

H0 = Tidak terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan

siswa antara sebelum dan sudah mengikuti pembelajaran

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

Augmented reality.

Ha = Terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa

antara sebelum dan sudah mengikuti pembelajaran

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

Augmented reality.

H0 diterima apabila nilai sig. > 0,05 dan sebaliknya H0 ditolak

jika nilai sig. < 0,05. Penolakan hipotesis H0 berarti penerimaan

hipotesis Ha. Hasil uji-t berpasangan karakter peduli lingkungan pada

kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 secara lengkap dapat dilihat

pada lampiran 3d. Berikut disajikan tabel hasil uji-t berpasangan data

karakter peduli lingkungan secara ringkas.

145
Tabel 25. Hasil Uji-t Berpasangan Skala Karakter Peduli Lingkungan
Kelompok Sig. (2- Asymp. Ket.
tailed)
Kelompok Eksperimen 1 Sig.< 0,05 Ada
0.000
Beda
Kelompok Eksperimen 2 Sig.< 0,05 Ada
0.000
Beda

Berdasarkan data pada tabel 25, hasil uji-t berpasangan baik

pada kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2

menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,00 yang artinya Sig. < 0,05.

Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah

terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan antara sebelum dan

sudah mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality.

b) Uji-t Independen

Uji-t independen dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan karakter peduli lingkungan antara kelompok eksperimen

yang menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan buku cerita

bergambar berbantuan Augmented reality. Rumusan hipotesis uji-t

independen untuk variabel karakter peduli lingkungan adalah sebagai

berikut.

H0 = Tidak terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan

siswa antara yang mengikuti pembelajaran

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

146
augmented reality dengan siswa yang tidak

menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality.

Ha = Terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa

yang mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality dengan siswa

yang tidak menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality.

Kriteria penarikan kesimpulan uji-t independen adalah, jika nilai

sig. > 0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya H0 ditolak jika nilai sig. <

0,05. Hasil uji-t independen karakter peduli lingkungan pada

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran 2l. Berikut disajikan tabel hasil uji-t independen

data karakter peduli lingkungan secara ringkas.

Tabel 26. Hasil Uji-t Independen Skala Karakter Peduli Lingkungan


Equal variances assumed
Variabel Ket.
Sig. (2-tailed) Asymp.
Karakter Peduli Lingkungan 0.000 Sig. < 0,05 Ada Beda

Berdasarkan data pada tabel 26, hasil uji-t independen antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol menunjukkan nilai

Sig. (2-tailed) 0,00 yang artinya Sig. < 0,05. Dengan demikian H0

ditolak dan kesimpulannya adalah terdapat perbedaan karakter peduli

lingkungan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality dengan siswa yang

147
tidak menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality.

4. Uji Hipotesis MANOVA

Analisis keefektifan menggunakan MANOVA ini digunakan untuk

mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan penerapan konsep sainsmatika

dan karakter peduli lingkungan antara kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol secara bersama-sama. Pengujian hipotesis dilakukan dengan bantuan

alikasi SPSS 16.0. Data yang dianalisis pada uji MANOVA ini adalah hasil

Posttest tes kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan skala karakter

peduli lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a. Uji Asumsi MANOVA

1) Uji Normalitas Multivariat

Uji normalitas multivariat dilakukan untuk memenuhi asumsi

bahwa data berasal dari populasi yang memiliki distribusi normal

multivariat. Data yang memiliki distribsi normal multivariat menjadi

syarat mutlak pengujian MANOVA. Rumusan hipotesis untuk uji

normalitas multivariat adalah sebagai berikut:

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal multivariat

Ha = Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

multivariat

Uji normalitas multivariat dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS

16.0 pada taraf signifikansi 0,05. Kriteria keputusan yang diambil yaitu

148
jika nilai P > 0,05 maka hipotesis yang diterima adalah H0. Hasil

perhitungan uji normalitas multivariat dapat dilihat pada lampiran 3e.

Berikut adalah tabel hasil uji normalitas multivariat secara ringkas.

Tabel 27. Hasil Uji Normalitas Multivariat


Nilai P
Variabel
Kelas Kolmogorov- Asymp. Ket.
Smirnov
Kemampuan Eksperimen 1 0.517 P > 0,05 Normal
Penerapan Eksperimen 2 0.132 P > 0,05 Normal
konsep Kontrol P > 0,05 Normal
0.216
sainsmatika
Karakter Peduli Eksperimen 1 0.826 P > 0,05 Normal
Lingkungan Eksperimen 2 0.837 P > 0,05 Normal
Kontrol 0.952 P > 0,05 Normal

Berdasarkan data pada tabel 27, hasil uji normalitas multivariat

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa

nilai P > 0,05. Artinya hipotesis yang diterima adalah H0.

Kesimpulannya adalah data berasal dari populasi berdistribusi normal

multivariat dan syarat untuk melakukan tes uji hipotesis MANOVA

terpenuhi.

2) Uji Homogenitas Matriks Varian Kovarian

Peleksanaan uji homogenitas matriks kovarian dilakukan dengan

uji Box’s M. Berikut tabel hasil uji homogenitas matriks kovarian.

Tabel 28. Hasil Uji Homogenitas matriks Varian Kovarian


Box's Test of Equality of Covariance Matricesa
Box's M 9.508
F 1.526
df1 6
df2 1.516E5
Sig. .165

149
Berdasarkan data pada tabel 28, hasil uji asumsi homogenitas

kovarian menunjukkan bahwa nila sig. sebesar 0,165 yang artinya sig. >

0,05. Dengan demikian hipotesis yang diterima adalah H0 yaitu matriks

varian-kovarian kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter

peduli lingkungan adalah homogen.

b. Uji Hipotesis MANOVA

Setelah uji prasyarat terpenuhi, maka diakukan uji hipotesis

MANOVA. Uji hipotesis MANOVA ini dilakukan untuk mengetahui

apakah media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dapat

meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter

peduli lingkungan siswa secara signifikan atau tidak. Rumusan hipotesis

pada uji MANOVA ini adalah sebagai berikut.

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan

siswa kelas IV se-kecamatan Umbulharjo antara yang mengikuti

pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality dengan siswa yang tidak menggunakan buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan penerapan

konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas

IV se-kecamatan Umbulharjo antara yang mengikuti

pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar berbantuan

150
augmented reality dengan siswa yang tidak menggunakan buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality.

Kriteria penarikan kesimpulan dari pengujian hipotesis MANOVA

adalah jika nilai sig. > 0,05 maka H0 diterima, dan sebaliknya jika nilai sig.

< 0,05 maka H0 ditolak. Hasil perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 3e. Berikut disajikan tabel hasil uji hipotesis dengan MANOVA.

Tabel 29. Hasil Uji Hipotesis MANOVA


Multivariate Testsa
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Kelas Pillai's Trace .625 17.746 4.000 156.000 .000
a
Wilks' Lambda .379 24.052 4.000 154.000 .000
Hotelling's Trace 1.628 30.941 4.000 152.000 .000
b
Roy's Largest Root 1.622 63.239 2.000 78.000 .000

Berdasarkan data pada tabel 29, hasil uji hipotesis MANOVA baik

dari nilai Pillai's Trace, Wilks' Lambda, Hotelling's Trace, dan Roy's

Largest Root menunjukkan bahwa nilai sig. sebesar 0,00 yang artinya sig. <

0,05. Dengan demikian pengambilan keputusan menyatakan hipotesis H0

ditolak. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan

siswa kelas IV se-kecamatan Umbulharjo antara yang mengikuti

pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dengan siswa yang tidak menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality. Dengan demikian, dapat digeneralisasi

bahwa penggunaan produk buku cerita bergambar berbantuan augmented

151
reality dapat meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan

karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD se-kecamatan Umbulharjo.

C. Revisi Produk

Media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang

dikembangkan pada penelitian ini melewati proses penilaian sebanyak 3 tahap

untuk memperoleh kelayakan. Penilaian pada tahap pertama dilakukan oleh

ahli (materi, media, dan bahasa). Penilaian tahap kedua dilakukan dilakukan

pada tahap uji coba lapangan awal/terbatas oleh guru dan siswa dan penilaian

tahap ketiga dilakukan pada tahap uji coba lapangan utama/diperluas oleh

guru dan siswa.

1. Revisi Ahli Materi

a. Revisi penambahan petunjuk penggunaan media dan pemetaan KD

serta indikator.

Gambar 3. Revisi Penambahan Petunjuk Penggunaan dan Pemetaan KD serta


indikator

152
b. Menegaskan setting cerita (planet). Tadinya, setting planet dalam cerita

bernama planet saga, namun kemudian direvisi menjadi planet mars.

G
sebelum sesudah
a

4. Revisi Menegaskan Setting

2. Revisi Ahli Media

a. Revisi layout yang kurang menarik

sebelum sesudah

Gambar 5. Revisi Layout

153
3. Revisi Ahli Bahasa

a. Revisi memperjelas karakter tokoh di awal

sebelum sesudah

Gambar 6. Revisi Memperjelas Karakter Tokoh di Awal

b. Revisi menyamakan ukuran huruf. Sebelumnya, kedua gambar di

bawah ini mempunyai ukuran huruf yang berbeda, setelah revisi ukuran

hurufnya sudah sama

Gambar 7. Revisi Teks Cerita

154
c. Revisi pengurangan kalimat yang panjang

sebelum sesudah

Gambar 8. Revisi Pengurangan Kalimat yang Panjang

4. Revisi Uji Coba Lapangan Awal/Tebatas

a. Revisi penggunaan kata yang belum baku. Masih terdapat kata “cuma”

dalam produk.

sebelum sesudah

Gambar 9. Revisi Penggunaan Kata yang Belum Baku

155
D. Kajian Produk Akhir

1. Kajian Kelayakan Produk

Pembelajaran yang berlangsung di sekolah pada umumnya dan sekolah

dasar pada khususnya harus semakin berkembang. Pembelajaran yang

dilakukan harus membuat siswa menjadi aktif dan semakin mudah dalam

memahami materi yang disampaikan guru. Penyampaian materi dapat

dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran agar siswa lebih mudah

memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini sejalan dengan

pendapat Newby et al. (2000: 100) yang menyatakan bahwa media

pembelajaran mempunyai salah satu fungsi utama yaitu sebagai sarana

meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai oleh siswa.

Penelitian ini mengembangkan media berupa buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality yang merupakan pengembangan dari buku cerita

bergambar. Pada dasarnya, unsur-unsur cerita yang terdapat dalam buku cerita

bergambar juga diimplementasikan dalam pengembangan buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality, akan tetapi pengembangan buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality memiliki fitur tambahan lain.

Fitur tersebut adalah penyajian gambar yang diberi efek 3D melalui bantuan

aplikasi augmented reality, sehingga gambar yang terdapat dalam buku cerita

dapat terlihat lebih nyata. Materi yang disisipkan dalam buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality ini juga bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa. Selain itu, cerita yang

156
disajikan di dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented reality juga

memberikan amanat yang berisi pesan-pesan sarat akan nilai karakter peduli

lingkungan.

Kelayakan media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

sebagai media pembelajaran yang betujuan untuk meningkatkan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV

SD ditentukan berdasarkan penilaian oleh ahli. Ahli yang memberi penilaian

kelayakan berjumlah 3, yaitu ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Media

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dinyatakan layak untuk

digunakan apabila hasil penilaian ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa

memenuhi kriteria minimal yaitu mendapatkan kategori “Baik”.

a. Kajian Kelayakan Ahli Materi

Hasil analisis angket validasi buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality oleh ahli materi menunjukkan total skor keseluruhan adalah

87 dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan hasil analisis

tersebut menunjukkan bahwa buku cerita buku cerita bergambar berbantuan

Augmented reality memenuhi syarat kelayakan dari ahli materi dengan

perolehan total skor adalah 87. Skor tersebut memperoleh nilai A dan masuk ke

dalam kategori “Sangat Baik”. Dengan demikian, buku cerita bergambar

berbantuan Augmented reality dinyatakan layak oleh ahli materi sebagai media

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD.

157
Aspek-aspek yang dinilai oleh ahli materi untuk menentukan kelayakan

materi yang terdapat pada buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

meliputi kelengkapan isi materi, fasilitas kemampuan penerapan konsep

sainsmatika, fasilitas karakter peduli lingkungan, dan kesesuaian soal-soal

latihan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dick, Carey, &

Carey (2001: 245) yang menyatakan bahwa pengembangan suatu buku

pembelajaran harus memuat konten materi yang lengkap dan memberikan

fasilitas-fasilitas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Pembelajaran yang terdapat pada buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah

pembelajaran sains dan matematika. Pembelajaran sains dan matematika

mempunyai kesamaan, yaitu terkait erat dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Itulah mengapa kedua pembelajaran tersebut memegang peranan penting dalam

kehidupan siswa dan lingkungannya. Namun, masih banyak siswa yang

menganggap kedua pembelajaran tersebut sebagai momok yang menakutkan.

Oleh karena itu, perlu adanya cara mengajarkan pembelajaran sains dan

matematika dengan cara yang menyenangkan. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Gallenstein (2005: 27) yang menjelaskan bahwa dalam mempelajari

sains dan matematika, siswa dilibatkan melalui kegiatan yang aktif, kreatif, dan

menantang, mereka diberikan kesempatan untuk memahami konsep tentang

lingkungannya. Buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

diharapkan menjadi salah satu cara yang menyenangkan dalam mengajarkan

sains dan matematika.

158
Pendapat Dwiningrum (2013: 200) memperkuat pernyataan sebelumnya

dengan mengungkapkan bahwa kelayakan sebuah media ditentukan oleh

kesesuaian media yang dibuat dengan masalah yang ingin dipecahkan, tujuan

yang ingin dicapai, dan memenuhi kriteria kelengkapan materi yang disasar.

Sejalan dengan Dwiningrum, Daryanto & Dwicahyono (2014: 172) juga

menjelaskan bahwa ketika membuat suatu bahan ajar berupa buku teks, salah

satu bagian yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan materi yang disajikan

dan ketepatan sasaran yang dituju, dalam hal ini adalah target yang ingin

dicapai dalam membuat buku cerita tersebut.

Pendapat-pendapat yang telah diuraikan tersebut memperkuat aspek

penilaian buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang disusun

pada penelitian ini, yaitu masalah yang ingin dipecahkan dan tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan yang menajdi target untuk dicapai adalah untuk memberikan

pemahaman materi sains dan matematika, meningkatkan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa, dan meningkatkan karakter peduli

lingkungan siswa melalui buku cerita bergambar yang dikembangkan pada

penelitian ini. Selain itu, pada bagian materi, penilaian buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality oleh ahli materi juga mencakup muatan aspek

kesesuaian soal-soal latihan dengan materi dan merangsang kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa.

b. Kajian Kelayakan Ahli Media

Hasil analisis angket validasi buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality oleh ahli media menunjukkan total skor keseluruhan adalah

159
98 dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan hasil analisis

tersebut menunjukkan bahwa buku cerita buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality memenuhi syarat kelayakan dari ahli media. Dengan

demikian, buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dinyatakan

layak oleh ahli media sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan

siswa kelas IV SD.

Aspek-aspek yang dinilai oleh ahli media untuk menentukan kelayakan

kualitas media yang terdapat pada buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality meliputi tampilan buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality dan konten buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality. Hal ini sesuai dengan pendapat Brown & Tomlinson (1999: 32) yang

menyatakan bahwa aspek tampilan dan komponen penyusun dari suatu buku

cerita anak menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Komponen-

komponen tersebut meliputi pewarnaan, penentuan garis, border, komposisi

gambar, dan tampilan pendukung lainnya. Pendapat tersebut diperkuat oleh

Sari & Syamsi (2015) yang menyatakan bahwa salah satu aspek yang perlu

untuk diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran berupa buku kepada

siswa sekolah dasar adalah tampilan grafik yang disajikan.

Selain itu, sebagai suatu bagian dari pengembangan buku cerita

bergambar, penambahan efek augmented reality pada buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality juga dinilai oleh ahli media. Indikator-indikator

penilaian untuk efek Augmented reality ini mencakup efek 3D dari gambar

160
yang dihasilkan, kesesuaian tampilan gambar 3D yang disajikan, keberfungsian

sensor-sensor, dan kemudahan menggunakan aplikasi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Bimber & Raskar (2013: 75) yang menyatakan bahwa tampilan

(display) akhir dari produk augmented reality adalah berupa visualisasi 3D dari

sebuah gambar. Catatan penting dari visualisasi gambar ke dalam bentuk 3D

tidak mengandung makna berbeda dengan benda aslinya. Pendapat tersebut

diperkuat dengan pernyataan Navab (2004) yang menyatakan bahwa tampilan

visualisasi augmented reality menjadi daya tarik utama, yang mana objek-

objek abstrak divisualisasikan lebih hidup dan nyata, oleh karena itu sangat

penting untuk memperhatikan output gambar yang ditampilkan pada

augmented reality.

Ahli media juga menilai kebermanfaatan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality. Hal ini penting karena berkaitan dengan target

yang akan dituju dengan mengembangkan produk. Kebermanfaatan produk

yang dikembangkan harus sesuai dengan target aau tujuan yang ingin dicapai.

Hal ini sesuai dengan pendapat Alvarado et al. (1987: 153) yang menyatakan

bahwa hal terpenting yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan media

adalah sasaran dan kebermanfaatan media tersebut. Media yang dibuat perlu

untuk menjawab pertanyaan apakah media sesuai dengan sasaran yang akan

dituju dan apa manfaat dari pembuatan tersebut.

c. Kajian Kelayakan Ahli Bahasa

Hasil analisis angket validasi buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality oleh ahli bahasa menunjukkan total skor keseluruhan adalah

161
83 dengan nilai A dan kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan hasil analisis

tersebut menunjukkan bahwa buku cerita buku cerita bergambar berbantuan

Augmented reality memenuhi syarat kelayakan dari ahli bahasa. Dengan

demikian, buku cerita bergambar berbantuan Augmented reality dinyatakan

layak oleh ahli bahasa sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan

siswa kelas IV SD.

Penilaian ahli kebahasaan oleh ahli bahasa sangat penting dalam

pengembangan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality ini. Hal

ini sesuai dengan pendapat Bjorklund (2012: 352) yang menyatakan bahwa

bahasa memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan anak, sehngga

sangat penting untuk memperhatikannya. Berdasarkan pendapat tersebut,

produk yang dikembangkan ini menjadikan ahli bahasa sebagai salah satu

validator yang menguji kelayakan media berupa buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dari ranah kebahasaan.

Aspek-aspek yang dinilai oleh ahli bahasa untuk menentukan kelayakan

materi yang terdapat pada buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

meliputi kesesuaian teks cerita, kesesuaian bahasa, kesesuaian unsur cerita, dan

ketersediaan kamus atau glosarium. Pada aspek kesesuaian teks, aspek ini

sesuai dengan pendapat Noodelman (2008: 3-5) yang menyatakan bahwa

penyajian teks cerita harus disesuaikan dengan target atau sasaran cerita

tersebut diberikan. Pendapat Nodelman tersebut diperkuat oleh Zuchdi (2012:

23-26) yang menyatakan bahwa penyajian teks cerita kepada siswa sekolah

162
dasar harus memperhatikan kesesuaian teks cerita. Kesesuaian teks cerita yang

dimaksud adalah ketepatan penggunaan jumlah kata yang harus sesuai dengan

karakteristik siswa sekolah dasar yaitu tidak lebih dari 2.500 kata agar siswa

membaca lebih efektif. Pendapat Mayer (2009: 118) tentang penyajian teks dan

gambar pada suatu media menjelaskan bahwa user atau pengguna media akan

lebih mudah memahami informasi yang terdapat pada media ketika gambar dan

teks berada pada satu layer atau halaman. Pembaca buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality akan kesulitan memahami jika teks cerita dibuat

berjauhan dengan gambar.

Selain itu, aspek kesesuaian bahasa yang digunakan juga menjadi aspek

yang dinilian oleh ahli bahasa dalam menilai kelayakan media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality yang dikembangkan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Prastowo (2015: 175) yang menjelaskan salah satu standar

penyusunan sebuah buku adalah kesesuaian kebahasaan. Kesesuaian

kebahasaan tersebut mencakup pemilihan kata, kesesuaian paragraf, kesesuaian

ejaan, dan aspek-aspek kebahasaan lainnya. Kebahasaan yang sesuai pada buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality dapat memberikan pemahaman

kepada siswa dengan mudah.

Unsur-unsur pembentuk cerita adalah aspek penting dalam membuat

suatu cerita, oleh karena itu buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality yang dikembangkan pada penelitian ini juga memiliki unsur-unsur

pembangn sebuah cerita. Berdasarkan hal tersebut, ahli bahasa juga

memberikan penilaian terhadap unsur-unsur pembangun cerita pada buku cerita

163
bergambar berbantuan augmented reality ini. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Nurgiyantoro (2013: 67) yang menyatakan bahwa cerita yang

dikategorikan sebagai sastra anak harus dinilai kesesuaian isinya dengan dunia

anak, termasuk unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur tersebut harus

menempatkan anak sebagai pembaca karena buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality yang dikembangkan ini ditargetkan kepada untuk anak pada

usia siswa sekolah dasar.

2. Kajian Keefektifan Produk

Keefektifan media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

terdiri dari keefektifan untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika dan keefektifan untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan

siswa. Keefektifan media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

berdasarkan pada peningkatan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan

siswa.

a. Buku Cerita Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk

Meningkatkan Kemampuan Penerapan konsep sainsmatika

Berdasarkan hasil analisis kemampuan penerapan konsep sainsmatika

siswa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality efektif untuk meningkatkan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa. Hasil tes menunjukkan bahwa

peningkatan kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa pada

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 lebih tinggi dibanding

164
dengan kelompok kontrol. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya nilai rata-

rata kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 antara sebelum

dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality. Peningkatan rata-rata nilai

pada kelompok 1 adalah dari 46,67 (prestest) menjadi 75,74 (posttest) dan

pada kelompok eksperimen 2 juga meningkat dari 46.85 (pretest) menjadi

75,37 (posttest)

Hasil uji-t menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dinyatakan efektif untuk meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa. Hasil uji-t berpasangan

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan penerapan konsep

sainsmatika siswa antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan

mengikuti pembelajaran menggunakan media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dengan nilai sig. < 0,05 yaitu 0,00.

Sedangkan hasil uji-t independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa antara siswa yang

mengikuti pembelajaran menggunakan media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dengan siswa yang tidak mengikuti

pembelajaran menggunakan media buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality dengan nilai sig. < 0,05 yaitu 0,00.

Buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang

dikembangkan pada penelitian ini menyajikan materi sainsmatika tentang

energi untuk mata pelajaran sains dan pecahan untuk mata pelajaran

165
matematika. Materi tersebut disajikan dengan konkret kepada siswa untuk

memfasilitasi keterbatasan kemampuan kognitif mereka yang terbatas pada

hal konkret di sekitar mereka. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pound &

Lee (2011: 52) yang menyatakan bahwa pembelajaran harus disajikan

secara konkret kepada anak untuk memberikan pemahaman pada mereka.

Materi-materi pada pembelajaran harus dibantu dengan bantuan media

pembelajaran karena konsep pada pembelajaran bersifat abstrak. Oleh

karena itu, media buku cerita berambar berbantuan augmented reality

dikembangkan agar konsep abstrak tersebut dapat dipahami oleh siswa.

Hadirnya fitur augmented reality dalam penyajian materi

pembelajaran pada buku cerita bergambar bertujuan untuk memudahkan

siswa kelas IV SD untuk memahami konsep yang disampaikan. Siswa kelas

IV SD yang berada pada usia 10-11 tahun digolongkan pada masa

operasional konkret oleh Piaget (Levine & Munsch, 2016: 391). Pada tahap

ini siswa memiliki keterbatasan pada kemampuan kognitifnya untuk

memahami konsep yang abstrak. Keterbatasan tersebut membuat siswa

kesulitan memahami konsep yang abstrak. Fitur augmented reality pada

buku cerita bergambar yang dikembangkan ini menyajikan gambar dengan

efek 3D sehingga gambar disajikan lebih nyata.

Peningkatan kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa terjadi

melalui aktivitas-aktivitas yang terdapat pada buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality. Aktivitas-aktivitas yang terdapat pada buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality yang dikembangkan pada

166
penelitian ini berupa aktivitas pengerjaan soal latihan dan penyajian materi.

Aktivitas-aktivitas tersebut menuntun siswa untuk menjawab soal dengan

menggunakan informasi, menggunakan konsep, dan menyelesaikan masalah

dengan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Hamalik (2015: 91) yang menyatakan bahwa pemberian

aktivitas-aktivitas pada siswa dalam sebuah pembelajaran dapat membantu

siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan pengalaman mereka

selama proses pembelajaran.

b. Buku Cerita Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan

Analisis terhadap kemampuan media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dalam meningkatkan karakter peduli

lingkungan siswa dilakukan melalui skala karakter peduli lingkungan. Hasil

skala menunjukkan bahwa peningkatan karakter peduli lingkungan pada

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 lebih tinggi dibanding

dengan kelompok kontrol. Hal tersebut terlihat dari peningkatan nilai rata-

rata kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dibanding dengan

kelompok kontrol antara sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan media buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality. Peningkatan rata-rata nilai pada kelompok 1 adalah dari 47

(prestest) menjadi 57,07 (posttest) dan pada kelompok eksperimen 2 juga

meningkat dari 47,81 (pretest) menjadi 58,07 (posttest). Sedangkan pada

167
kelas kontrol, rata-rata nilai hanya meningkat dari 44,04 (prestest) menjadi

49,11 (posttest).

Hasil uji-t menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dinyatakan efektif untuk meningkatkan

karakter peduli lingkungan siswa. Hasil uji-t berpasangan menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa antara sebelum

dan sesudah diberikan perlakuan dengan mengikuti pembelajaran

menggunakan media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

dengan nilai sig. < 0,05 yaitu 0,00. Sedangkan hasil uji-t independen

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa

antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media buku cerita

bergambar bergambar berbantuan augmented reality dengan siswa yang

tidak mengikuti pembelajaran menggunakan media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dengan nilai sig. < 0,05 yaitu 0,00.

Berdasarkan hasil analisis keefektifan produk terhadap karakter peduli

lingkungan siswa, media buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality dinyatakan efektif untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan

siswa. Media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality adalah

salah satu pengembangan dari buku cerita yang merupakan salah satu

bagian dari sastra anak. Tujuan dari cerita yang dibuat adalah agar siswa

mengambil nilai-nilai positif dari cerita tersebut. Hal ini sesuai dengan

pendapat Mallet (2010: 36) yang menyatakan bahwa kekuatan cerita yang

disajikan pada sebuah buku cerita anak terletak pada pengubahan perilaku

168
anak menuju kearah yang positif. Artinya, dalam konteks penelitian ini,

karakter peduli lingkungan siswa dapat menjadi semakin baik setelah

membaca cerita yang termuat dalam buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality.

Penanaman nilai karakter peduli lingkungan pada media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality terlihat pada proses kesadaran

tokoh akan pentingnya memelihara lingkungan agar tidak terjadi kerusakan

yang semakin parah di bumi. Pada cerita, tokoh Astro memerankan seorang

anak yang berusaha untuk mengembalikan bumi pada keadaan semula,

dimana masih terdapat sumber daya alam dan energi. Astro melakukan

petualangan ke luar angkasa untuk mencari jawaban mengenai cara

mengambalikan kerusakan yang terjadi di bumi. Namun dalam

perjalanannya, Astro menemui banyak hambatan yang membuatnya belajar

banyak hal pula. Setelah mendapatkan apa yang Astro cari, kemudian Astro

kembali ke Bumi. Ternyata yang Astro dapat dari luar angkasa hanya

sebuah bibit pohon. Akan tetapi, justru Astro menemukan bahwa cara untuk

menyelamatkan bumi dari krisis sumber daya dan energi adalah dengan

menjaga lingkungan.

Cerita yang dialami oleh tokoh Astro tersebut memberikan pesan

positif kepada siswa agar bisa menyadari betapa pentingnya menjaga

lingkungan sekitar agar kelestarian tetap terjaga dan manusia tidak

mengalami krisis sumber daya maupun energi. Siswa diharapkan dapat

mengembangkan karakter peduli lingkungannya. Hal ini sesuai dengan

169
pendapat Darmiyati Zuchdi (2011: 169) yang menyatakan bahwa peduli

lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-

upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan

dalam penelitian ini di antaranya.

1. Penentuan subjek uji coba lapangan awal/terbatas dan uji coba lapangan

utama/diperluas seharusnya dilakukan pada 30-100 siswa, namun pada

penelitian ini menggunakan subjek penelitian 9-15 siswa. Hal ini

dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga dalam melakukan penelitian ini.

Penelitian ini membutuhkan bantuan peneliti lainnya untuk mengakomodir

subjek uji coba lapangan awal dan utama yang ideal.

2. Pengujian keefektifan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality

hanya dilakukan beberapa pertemuan saja. Pengujian dalam jangka panjang

belum dilakukan. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu izin penelitian

yang diberikan oleh pihak sekolah dan waktu dalam pelaksanaan penelitian.

3. Pengujian kemampuan penerapan konsep sainsmatika siswa hanya

dilakukan pada satu materi saja, belum dilakukan pada semua materi dan

dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu izin

penelitian yang diberikan pihak sekolah.

4. Observasi karakter peduli lingkungan hanya dilakukan saat pembelajaran di

sekolah saja, belum dilakukan observasi karakter peduli lingkungan di luar

170
sekolah. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu izin penelitian yang

diberikan pihak sekolah.

171
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dinyatakan

layak untuk meningkatkan kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan

karakter peduli lingkungan siswa kelas IV SD se-kecamatan Umbulharjo,

Kota Yogyakarta-DI Yogyakarta. Berdasarkan hasil validasi materi, ahli

media, dan ahli bahasa media buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality memenuhi kriteria kelayakan dengan kategori “Sangat Baik”.

Berdasarkan hasil uji coba awal/terbatas, media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality memenuhi kriteria kelayakan dengan kategori

“Sangat Baik” dari angket respon guru dan angket respon siswa.

Berdasarkan hasil uji coba utama/diperluas, media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality memenuhi kriteria kelayakan dengan kategori

“Sangat Baik” dari angket respon guru dan angket respon siswa.

2. Media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang

dikembangkan pada penelitian ini dinyatakan efektif untuk meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan

siswa kelas IV SD se-kecamatan Umbulharjo.

a. Peningkatan nilai rata-rata hasil tes kemampuan penerapan konsep

sainsmatika dan skala karakter peduli lingkungan kelompok eksperimen

172
yang menggunakan media pembelajaran buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality lebih tinggi dibanding kelompok kontrol

yang tidak menggunakan media buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality.

b. Hasil pengujian hipotesis dengan teknik uji-t membuktikan bahwa uji-t

independen menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan penerapan

konsep sainsmatika siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality dengan siswa yang

tidak menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented

reality. Hal ini dibuktikan dengan nilai statistik Sig. < 0,05 yaitu 0,00.

Hasil uji-t berpasangan menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika siswa antara sebelum dan sudah mengikuti

pembelajaran matematika menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality. Hal ini dibuktikan dengan nilai Sig. < 0,05

yaitu 0,00.

c. Hasil pengujian hipotesis dengan teknik uji-t membuktikan bahwa uji-t

independen menunjukkan terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan

siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dengan siswa yang tidak menggunakan

buku cerita bergambar berbantuan augmented reality. Hal ini dibuktikan

dengan nilai Sig. < 0,05 yaitu 0,00. Hasil uji-t berpasangan menunjukkan

terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa antara sebelum dan

sudah mengikuti pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar

173
berbantuan augmented reality. Hal ini dibuktikan dari nilai Sig. < 0,05

yaitu 0,00.

d. Hasil pengujian hipotesis kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan

karakter peduli lingkungan secara bersama-sama dengan teknik uji

MANOVA menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality dapat meningkatkan kemampuan

penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan siswa

secara bersama-sama dengan nilai signifikansi 0,00 (Sig. < 0,05).

B. Saran Pemanfaatan Produk

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality ini, diberikan beberapa saran yang dapat

diajukan dalam pemanfaatan produk penelitian ini. Beberapa saran tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

1. Media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality yang

merupakan hasil pengembangan dari penelitian ini dirancang untuk 4 kali

pertemuan. Namun, untuk mengatasi keterbatasan waktu, pemanfaatan

media buku cerita bergambar berbantuan augmented reality ini dapat

dilanjutkan di rumah.

2. Adanya fitur augmented reality pada buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalih perhatian

siswa terhadap dampak-dampak negatif penggunaan smartphone.

3. Guru dapat menggunakan atau memanfaatkan media buku cerita bergambar

berbantuan augmented reality ini untuk mengatasi permasalahan rendahnya

174
kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan

siswa. Hal tersebut dikarenakan media buku cerita bergambar berbantuan

augmented reality telah dinyatakan layak dan efektif untuk meningkatkan

kemampuan penerapan konsep sainsmatika dan karakter peduli lingkungan

siswa.

C. Diseminasi Pengembangan

Tahap diseminasi pada penelitian ini masih terbatas waktu, biaya, dan

tenaga. Oleh karena itu, tahap diseminasi pada penelitian ini baru sebatas

penyerahan produk yang telah dicetak ke masing-masing perpustakaan sekolah

dan pengurusan hak cipta produk. Guru diharapkan dapat mengoptimalkan buku

cerita bergambar berbantuan augmented reality tersebut. Media buku cerita

bergambar berbantuan augmented reality ini diharapkan dapat dikaji dan

dikembanglan lebih lanjut pada penelitian-penelitian selanjutnya dengan materi

atau variabel-variabel lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa

pada proses pembelajaran.

175
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2016). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013.


Bandung: PT Refika Aditama.

Alvarado, M., Gutch, R., & Wollen, T. (1987). Learning the media: an
introduction to media teaching. London: Macmilan Education Ltd.
Anderson, O.W. & Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning, teaching,
and assessing: a revision of bloom’s taxonomy of educational objectives.
New York: Longman.

Apriani, A., & Wangid, M. (2015). Pengaruh ssp tematik-integratif terhadap


karakter disiplin dan tanggung jawab siswa kelas iii sd. Jurnal Prima
Edukasia, 3(1), 12-25. doi:https://doi.org/10.21831/jpe.v3i1.4061

Baehr, J. (2017). The varieties of character and some implications for character
education. Journal of youth and adolescence, 46(6), 1153-1161.

Berkowitz, M. W., & Bier, M. C. (2004). Research Based Character Education.


Annals of the American Academy of Political and Social Science.
https://doi.org/10.1177/0002716203260082

Berkowitz, M. W., & Hoppe, M. A. (2009). Character education and gifted


children. High Ability Studies, 20(2), 131–142.
https://doi.org/10.1080/13598130903358493

Bimber, O., & Raskar, R. (2013). Spatial augmented reality: merging and virtual
worlds. Massachusetts: A.K. Peters Ltd.

Bjorklund, D. F. (2012). Childrens's thinking: cognitive development and


individual differences (5th ed.). Belmonth: Wadsworth Cengage Learning.

Bladury, C. (2008). The positive Atributes of Integrated Thematic Curriculum for


Primary Grades. Journal Running Head Integrated Thematic Curriculum
From Primary Grades University of La Verne California. Pp 1-22.

Bloom, B.S. (1956). Taxonomy of educational objectives: the. classificationm of


educational goals. London: David McKay.

Borg W.R & Gall, M.D. (1983). Educational research: an introduction (4thed).
New York: Longman Inc.

Birlik, S. (2015). Taxonomy of the Cognitive Domain: An Example of


Architectural Education Program. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 174, 3272–3277. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.993

176
Brown, C. L., & Tomlinson, C. M. (1999). Essential of children’s literature (3rd
ed.). New York: Allyn & Bacon A Vlacom Company.

Buxton, C.A., & Eugene, F.P. (2007). Teaching science in elementary & middle
school (a cognitive and cultural approach). London: Sage Publication.

Carmigniani, J., Furht, B., Anisetti, M., Ceravolo, P., Damiani, E., & Ivkovic, M.
(2011). Augmented reality technologies, systems and applications.
Multimedia Tools and Applications, 51(1), 341–377.
https://doi.org/10.1007/s11042-010-0660-6

Cavazza, M., Charles, F., & Mead, S. J. (2002). Character-based interactive


storytelling. IEEE Intelligent Systems, 17(4), 17–24.
https://doi.org/10.1109/MIS.2002.1024747
Chinghwa, L. (2003). The Uses Of Enchantment: Fairy Tales as Instructional
Materials to Facilitate Primary English Language Education. Journal of
National Taipei Teachers College, Vol.16, No., 29~48.

Daryanto, & Dwicahyono, A. (2014). Pengembangan perangkat pembelajaran:


silabus, rpp, phb, bahan ajar. Gava Media: Yogyakarta.

Depdikbud. (2014). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013. Jakarta:


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. (2008). Teknik penyusunan modul, direktorat jendaral manajemen.


pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Elvinawati.

Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2001). The systematic design of instruction
(5th ed.). New York: Longman.

Dubois, E., & Nigay, L. (2000). Augmented reality. In Proceedings of DARE


2000 on Designing augmented reality environments - DARE ’00 (Vol. 1, pp.
165–166). New York: ACM Press. https://doi.org/10.1145/354666.354695

Dwiningrum, S. I. A. (2013). Metode penelitian pendidikan. Yogyakarta: UNY


Press.

Ellis, A.K. (2010). Teaching and learning elementary school studies (9th ed).
Boston. Pearson Education Inc.

Falk, D.F. (1980). Biology teaching methodes. Florida: John Wiley & Sons, Inc.

Fenty, E. M. A., I, R. P., Nurochmah, D., Studi, P., Informatika, T., & Sains, F.
(2014). Implementasi Augmented Reality Pada Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif Materi Fotosintesis Untuk Siswa Kelas 5 SD Budi

177
Luhur Pondok Aren. In SEMANTIK (Vol. 2014, pp. 217–224).

Fogarty, R. (1997). Problem Based Learning & Other Curriculum Models for the
Multiple Intelligencess Classroom. Illinois: Sky Light Professional
Development.

Gallenstein, N. L. (2005). Engaging young children in science and mathematics.


Journal of Elementary Science Education, 17(2), 27–41.
https://doi.org/10.1007/BF03174679

Gillespie, Hellena. & Gillespie, Rob. (2007). Science for primary school teachers.
New York: First Published.

Gunawan, I., & Palupi, A. R. (2016). Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif:
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian.
Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 2(02).
https://doi.org/10.25273/pe.v2i02.50

Hake, R. (2012). Analyzing change/gain scores. Diambil dari


http://www.physics.indiana.edu/sdi/AnalyzingChange-Gain.Pdf. diakses
pada tanggal 19 mei 2017.

Hamalik, O. (2015). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Harun, C. Z. (2015). Manajemen pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan


Karakter. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Haylock, D. & Thangata, F. (2007). Teaching primary mathematics. London: Age
Publication.

Hewitt, P.G., Lyon, S., Suchocki, J., & Yeh, J. (2007). Conceptual integrated
science. San Francisco: Pearson Addison Wesley.

Horne, Z., Muradoglu, M., & Cimpian, A. (2019). Explanation as a Cognitive


Process. Trends in Cognitive Sciences, 1–13.
https://doi.org/10.1016/j.tics.2018.12.004

Huck, Charlotte S, Susan Hepler, dan Janes Hickman. (1987). Children's


literature in the elementary school. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Izzaty, R.E. (2008). Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: UNY Press.

Jeynes, W. H. (2019). A meta-analysis on the relationship between character


education and student achievement and behavioral outcomes. Education and
Urban Society, 51(1), 33-71.

178
Jonnasen, D.H. (2011). Learning to solve problems: a handbook for designing
problem-solving learning environments. New York. Routledge.

Kemendiknas. (2010). Pembinaan pendidikan karakter di sekolah dasar. Jakarta.


Kesim, M., & Ozarslan, Y. (2012). Augmented Reality in Education: Current
Technologies and the Potential for Education. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 47, 297–302.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.06.654
Kipper, G. (2013). What Is Augmented Reality? In Augmented Reality (pp. 1–27).
Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-1-59-749733-6.00001-2
Lapsley, D., & Woodbury, R. (2016). Moral-character development for teacher
education. Action in teacher education, 38(3), 194-206.

Lee, K. (2012). Augmented Reality in Education and Training. TechTrends, 56(2),


13–21. https://doi.org/10.1007/s11528-012-0559-3.

Levine, L. E., & Munsch, J. (2016). Child development from infacy to


adolescence: an active learning approach. California: Sage Publication Inc.
Lickona, T. (1992). Educating for character how our school can teach respect
and responsibility. New York-Toronto-London_Sidney-Auckland: Bantam
Books.

Lukens, R. J., (2003). A critical handbook of children’s literature. New York:


Longman.

Mayer, D., Sodian, B., Koerber, S., & Schwippert, K. (2014). Scientific reasoning
in elementary school children: Assessment and relations with cognitive
abilities. Learning and Instruction, 29, 43–55.
https://doi.org/10.1016/j.learninstruc.2013.07.005

Ma’ruf, A.J. (2012). Buku panduan internalisasi pendidikan karakter di sekolah.


Jogjakarta: DIVA Press.

Mallet, M. (2010). Choosing and using fiction and nonfiction: a comperhensive


guide for teachers and student searchers. New York: Roudledge.

Martin, P. (2007). Caring for the Environment: Challenges from Notions of


Caring. Australian Journal of Environmental Education, Vol. 23. 2007, p.
57-64

Matlin, M.W. (1994). Cognition. Third Edition. New York: Harcourt Brace
Publishers.

Mayer, R. E. (2009). Multimedia learning (2nd ed.). New York: Cambridge

179
University Press.

Mitchell, D. (2003). Children’s literature, an invitation to the world. Boston:


Ablongman.

Mustadi, A. (2011). Pendidikan karakter berwawasan sosiokultural (Sociocultural


based character education) di Sekolah Dasar, Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY). Dinamika Pendidikan: Majalah ilmu pendidikan, 1-15.

Myers, D. G. (1996). Social psychologi. New York: McGraw Hill, Inc.

Naim, N. (2012). Character building optimalisasi peran pendidikan dalam


pengembangan ilmu & pembentukan karakter bangsa. Jakarta: ArRuzz
Media.

Narwanti, S. (2011). Pendidikan Karakter pengintegrasian 18 nilai peembentuk


karakter dalam mata pelajaran. Yogyakarta: Familia.

Nasution, S. (2010). Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar.


Jakarta: Bumi Aksara.

Navab, N. (2004). Developing killer apps for industrial augmented reality. IEEE
Computer Graphics and Applications, 24(3), 16–20.
doi:10.1109/mcg.2004.1297006

Newby, T. J., Stepich, D., Lehman, J., & Rusell, J. (2000). Instructional for
teaching and learning. Boston: Pearson Education Inc.

Nirarita ECh. 2003. Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Sekolah Formal. Di


dalam: Muntasib EKSH, Meilani R, editor. Model Pengembangan
Pendidikan tentang Hutan dan Lingkungan Bagi Anak Sekolah. Prosiding
Workshop Model Pengembangan Pendidikan tentang Hutan dan
Lingkungan bagi Anak Sekolah. Bogor: 24 Apr 2003. Bogor: Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan
Departemen Kehutanan, dan The Nature Conservancy.

Nitko, A.J. & Brookhart, S.M. (2007). Educational assessment of students. New
Jersey: Pearson Education.

Nodelman, P. (2008). The hiden adult: defining children's literature. Maryland:


The Johns Hopkins University Press.

Nurgiyantoro, B. (2013). Sastra anak: pengantar pemahaman dunia anak.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Orde, Heike Vom. (2007). Children Need Fairy Tales Bruno Bettelheim’s The

180
Uses of Enchantment. Television Journal 26 /2013/E.

O’Shea, P. M. (2011). Augmented Reality in Education. International Journal of


Gaming and Computer-Mediated Simulations, 3(1), 91–93.
https://doi.org/10.4018/jgcms.2011010108

Pound, L. & Lee, T. (2011). Teaching mathematics creatively: learning to teach


in the primary school series. Oxon: Roudledge.

Prastowo, A. (2012). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta:


Diva Press.

Rokhman, F., Hum, M., Syaifudin, A., & Yuliati. (2014). Character Education for
Golden Generation 2045 (National Character Building for Indonesian
Golden Years). Procedia - Social and Behavioral Sciences, 141, 1161–
1165. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.05.197

Rudiyanto, M. S., & Waluya, S. B. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran


Matematika Volum Benda Putar Berbasis Teknologi Dengan Strategi
Konstruktivisme Student Active Learning Berbantuan CD Interaktif Kelas
XII. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 1(1), 33–44.

Rusyan, A.T. (2003). Pendidikan budi pekerti. Jakarta Timur: PT Intimedia


Ciptanusantara.

Samani, M. & Hariyanto. (2012). Konsep dan model pendidikan karakter.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sadiman, A.S., Haryono, A., & Rahardjito. (2005). Media pendidikan. jakarta:
PT. Raja Grafindo.

Salim, E. (1986). Pembangunan berwawasan lingkungan. Jakarta: LP3ES.

Samong, F., Suryadi, A., & Budimansyah, D. (2016). The development of


character education in primary schools through the enhancement of school
culture. In 1st UPI International Conference on Sociology Education.
Atlantis Press.

Saputra, H.J. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Untuk Menumbuhkan Nilai


Karakter Peduli Lingkungan pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Profesi
Pendidikan Dasar, 4(1), 57–69. Retrieved from
http://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/3956/3450

Saputro, R. E., & Saputra, D. I. S. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran


Mengenal Organ Pencernaan Manusia Menggunakan Teknologi Augmented
Reality. Jawa Tengah : STMIK AMIKOM Purwokerto, 153–162.

181
Sari, I. P., & Syamsi, K. (2015). Pengembangan Buku Pelajaran Tematik-
Integratif Berbasis Nilai Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di Sekolah
Dasar. Jurnal Prima Edukasia, 3(1), 73-83.

Schunk, D. H. (2012). Learning theories. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setyawan, W., & Mustadi, A. (2015). Pengembangan ssp tematik-integratif untuk


membangun karakter disiplin dan kreatif siswa kelas i sd. Jurnal Prima
Edukasia, 3(1), 108-119. doi:https://doi.org/10.21831/jpe.v3i1.4072

Setyorini, D., & Izzaty, R. (2016). Pengembangan perangkat pembelajaran untuk


meningkatkan motivasi belajar dan karakter bersahabat siswa kelas iv sd.
Jurnal Prima Edukasia, 4(2), 120-133.
doi:https://doi.org/10.21831/jpe.v4i2.8215

Soemartowo, O. (2003). Analisis mengenai dampak lingkungan. Yogyakarta:


Universitas Gajah Mada Press.

Sugihartono. (2007). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres.

Sugiyono. (2016). Metode penelitian & pengembangan. reseach and development.


Bandung: Alfabeta.

Syah, M. (2005). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Widodo, C.S & Jasmadi. (2008). Panduan menyusun bahan ajar berbasis
kompetensi. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

Widoyoko, E.P.S. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Wubbels, T., Korthagen, F., & Broekman, H. (1997). Preparing teachers for
realistic mathematics education. Educational Studies in Mathematics, 32, 1–
28. https://doi.org/10.1023/A:1002900522457

Yaumi, M. (2014). Pendidikan karakter landasan, pilar & implementasi. Jakarta:


Prenadamedia Group.

Zuchdi, D. (2011). Pendidikan karakter dalam perspektif teori dan praktik.


Yogyakarta: UNY Press.

182
LAMPIRAN
Lampiran 1

INSTRUMEN PENELITIAN
• Lampiran 1a : Pedoman Wawancara
• Lampiran 1b : Angket Studi Pendahuluan
• Lampiran 1c : Angket Validasi Ahli Materi
• Lampiran 1d : Angket Validasi Ahli Media
• Lampiran 1e : Angket Validasi Ahli Bahasa
• Lampiran 1f : Angket Respon Guru
• Lampiran 1g : Angket Respon Siswa
• Lampiran 1h : Lembar Skala Karakter Peduli Lingkungan
• Lampiran 1i : Soal Pretest dan Posttest

183
LAMPIRAN 1a

PEDOMAN WAWANCARA STUDI PENDAHULUAN

Pewawancara : Purwatmaja Listiadhi Karana


Narasumber : Guru Kelas IV SDN Pandeyan, SDN Golo, dan SDN Glagah

Petunjuk:
1. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan saat pembelajaran,
permasalahan saat pembelajaran, serta potensi-potensi yang ada.
2. Narasumber wawancara ini adalah guru kelas IV SDN Pandeyan, SDN Golo,
dan SDN Glagah.

Narasumber : …………………………
Tanggal : …………………………
Tempat : …………………………

Aspek Pertanyaan Jawaban Narasumber


Proses 1. Bagaimana antusiasme
pembelajaran siswa saat mengikuti
pembelajaran?
2. Apakah Bapak/Ibu
menggunakan variasi
model pembelajaran saat
melaksanakan
pembelajaran di kelas?
3. Menurut Bapak/Ibu,
seberapa penting
penggunaan media pada
proses pembelajaran?
4. Media seperti apa yang
biasanya Bapak/Ibu
gunakan saat
melaksanakan
pembelajaran di kelas?
5. Kesulitan apa yang
Bapak/Ibu alami dalam
menyediakan media
pembelajaran?
6. Bagaimana keterlibatan
siswa saat melaksanakan
pembelajaran di kelas?

184
7. Bahan ajar apa yang
Bapak/Ibu gunakan pada
proses pembelajaran di
kelas?
Permasalahan 8. Menurut Bapak/Ibu
pembelajaran apakah siswa kelas IV
merasa ketakutan atau
cemas ketika mengikuti
pembelajaran sains dan
matematika?
9. Bagaimana usaha yang
Bapak/Ibu lakukan agar
siswa tidak menganggap
pembelajaran sains dan
matematika sebagai
momok bagi mereka?
10. Bagaimana capian siswa
pada pembelajaran sains
dan matematika?
11. Apa saja yang menjadi
kendala siswa dalam
mencapai tujuan
pembelajaran sains dan
matematika?
12. Menurut Bapak/Ibu,
seberapa penting
kemampuan penerapan
konsep dimiliki oleh
siswa?
13. Bagaimana kemampuan
penerapan konsep siswa
pada pembelajaran sains
dan matematika?
14. Apa usaha yang
Bapak/Ibu lakukan untuk
meningkatkan
kemampuan penerapan
konsep siswa pada
pembelajaran sains dan
matematika?
15. Menurut Bapak/Ibu,
seberapa penting karakter
peduli lingkungan
dimiliki oleh siswa?
16. Bagaimana karakter
peduli lingkungan siswa

185
pada pembelajaran sains
dan matematika?
17. Apa usaha yang
Bapak/Ibu lakukan untuk
meningkatkan karakter
peduli lingkungan siswa?
18. Apakah Bapak/Ibu
membutuhkan media
pembelajaran yang dapat
meningkatkan
kemampuan penerapan
konsep dan karakter
peduli lingkungan siswa
pada pembelajaran sains
dan matematika?
19. Apakah Bapak/Ibu
membutuhkan media
pembelajaran yang
mengkombinasikan
materi pembelajaran
sains dan matematika ke
dalam sebuah buku cerita
bergambar berbantuan
augmented reality untuk
meningkatkan
kemampuan penerapan
konsep dan karakter
peduli lingkungan siswa?
Potensi yang 20. Apakah sekolah ini
dimiliki memiliki perpustakaan?
21. Bagaimana keantusiasan
siswa kelas IV dalam
memanfaatkan
perpustakaan sekolah?
22. Bagaimana minat baca
siswa kelas IV?
23. Sepengatahuan
Bapak/Ibu, buku seperti
apa yang sering dibaca
siswa kelas IV, baik itu di
kelas atau di
perpustakaan?
24. Apakah sekolah ini
memiliki program
literasi?

186
25. Bagaimana
perkembangan program
literasi di sekolah ini?
26. Menurut sepengetahuan
ibu, apakah siswa kelas
IV pernah menggunakan
Smartphone baik itu
milik pribadi atau orang
tuanya?
27. Bagaimana gaya belajar
yang dimiliki siswa kelas
IV?
28. Sepengetahuan
Bapak/Ibu, seberapa
besar minat siswa
terhadap media gambar?

187
LAMPIRAN 1b

Angket Studi Pendahuluan Siswa

Petunjuk Pengisian Angket


1. Berdoalah sebelum mengisi angket ini
2. Tuliskanlah identitas diri kalian
3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut kalian sesuai
dan jawablah semua pertanyaan di bawah ini dengan jujur
Identitas Diri
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................
No Absen : ...........................................................

Pertanyaan
1. Menurutmu, bagaimana suasana pembelajaran di dalam kelas?
a. Sangat menyenangkan
b. Menyenangkan
c. Tidak menyenangkan
d. Sangat tidak menyenangkan
2. Menurutmu, apakah pelajaran IPA dan matematika sulit?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Sulit
d. Sangat sulit
3. Bagaimana Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran di
dalam kelas?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Jarang
d. Sangat jarang
4. Menurutmu, apakah buku pelajaran yang dipakai mudah
dipahami?
a. Sangat mudah dipahami
b. Mudah dipahami
c. Sulit dipahami
d. Sangat sulit dipahami

188
5. Menurutmu, bagaimana cara belajar yang membuatmu mudah
untuk memahami materi?
a. Membaca dengan suasana yang tenang
b. Belajar sambil mendengarkan musik
c. Belajar sambal menonton video
d. Belajar sambil melakukan aktivitas lain
6. Bagaimana intensitasmu dalam membaca materi pelajaran?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
7. Apakah kamu membutuhkan bantuan bahan ajar lain dalam
belajar?
a. Sangat membutuhkan
b. Membutuhkan
c. Tidak membutuhkan
d. Sangat tidak membutuhkan
8. Bagaimana intensitasmu menggunakan smartphone di sekolah?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
9. Menurutmu, apakah penggunaan smartphone dengan sistem
operasi android dapat membantu memahami materi pelajaran?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Tidak membantu
d. Sangat tidak membantu
10. Apakah yang sering kamu lakukan dengan smartphone androidmu?
a. Bermain game
b. Membantu dalam mengerjakan PR
c. Membaca materi/berita
d. Menghubungi orang tua

****Terima kasih****

189
LAMPIRAN 1c

KISI-KISI PENILAIAN AHLI MATERI


No Sub Variabel Nomor Item Jumlah Item
1 Kelengkapan isi materi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10
8, 9, 10
2 Fasilitas Kemampuan Penerapan Konsep 11, 12, 13, 14, 4
3 Fasilitas Karakter Peduli Lingkungan 15, 16, 17, 18 4
4 Kesesuaian soal latihan 19. 20, 21, 22, 23, 7
24
Jumlah 24

LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

Bapak/ Ibu yang terhormat,


Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi skala ini. Skala ini
ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “Buku Cerita
Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk Meningkatkan
Kemampuan Penerapan Konsep dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa
Kelas IV SD”. Aspek penilaian materi buku ini antara lain: kelengkapan isi
materi, fasilitas kemampuan penerapan konsep, fasilitas karakter peduli
lingkungan, dan kesesuaian soal latihan.
A. Petunjuk Pengisian
• Isilah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap
sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
• Kriteria penilaian:
SB = Sangat Baik
B = Baik
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
• Apabila Bapak/Ibu memiliki saran atau komentar, silahkan isi di
bagian yang telah disediakan. Saran atau komentar Bapak/Ibu
sangat bermanfaat untuk perbaikan produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini.
• Saya sampaikan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam
membantu pengembangan produk dalam penelitian ini.

190
No Komponen penilaian Skala
SB B K SK
Kelengkapan Isi Materi
1 Kesesuaian materi dengan KD dan Indikator
2 Kegiatan-kegiatan yang mendukung materi
3 Penggunaan contoh konkret sebagai contoh pada
materi
4 Kelengkapan materi yang disajikan
5 Kemudahan memahami setiap bagian sub materi
yang disajikan
6 Kesesuaian gambar yang dipilih dengan materi
7 Kesesuaian materi yang disajikan dengan
karakteristik siswa kelas IV SD
8 Keakuratan materi yang disajikan
9 Kerealisasian pemilihan contoh pada materi yang
disajikan.
10 Keakuratan pemilihan contoh pada materi yang
disajikan.
Fasilitas Kemampuan Penerapan Konsep
11 Ketepatan pemilihan materi untuk meningkatkan
kemampuan penerapan konsep siswa pada buku
cerita bergambar berbantuan augmented reality.
12 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality untuk melatih siswa dalam
menggunakan informasi.
13 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality untuk melatih siswa dalam
menggunakan konsep yang diberikan.
14 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality untuk melatih siswa dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri.
Fasilitas Karakter Peduli Lingkungan
15 Ketepatan pemilihan karakter tokoh yang
memiliki karakter peduli lingkungan pada buku
cerita bergambar berbantuan augmented reality.
16 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality untuk membiasakan siswa
merawat tanaman di lingkungan sekitar.
17 Kemaanfatan buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality untuk dapat membuat siswa
menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
18 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality untuk dapat membuat siswa
menggunakan sumber daya sesuai kebutuhan.

191
Kesesuaian Soal Latihan
19 Kesesuaian soal latihan dengan materi.
20 Kesesuaian soal latihan dengan kompetensi dasar
dan indikator yang akan dicapai.
21 Kesesuaian tingkat kesulitan soal latihan dengan
kemampuan berpikir siswa kelas IV SD
22 Ketersediaan petunjuk pengerjaan soal
23 Kemampuan soal latihan untuk merangsang
kemampuan penerapan konsep siswa,
24 Ketersediaan soal latihan masing-masing
indikator yang akan dicapai.
Jumlah Nilai
Komentar/Saran
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Kesimpulan
Buku cerita bergambar berbantuan augmented reality ini dinyatakan.
1. Layak untuk digunakan tanpa revisi
2. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran.
3. Tidak layak untuk digunakan.

Yogyakarta,…………….
Ahli Materi

(…………………………)
NIP.

192
RUBRIK PENILAIAN PRODUK
BUKU CERITA BERGAMBAR BERBANTUAN AUGMENTED REALITY
OLEH AHLI MATERI

No Butir Pertanyaan Nilai Rubrik Penilaian


1 Kesesuaian materi Materi sangat sesuai dengan KD dan
SB
dengan KD dan indikator yang akan dicapai.
Indikator Materi sesuai dengan KD dan indikator
B
yang akan dicapai
Materi tidak sesuai dengan KD dan
K
indikator yang akan dicapai
Materi sangat tidak sesuai dengan KD
SK
dan indikator yang akan dicapai.
2 Kegiatan-kegiatan Terdapat 3 atau lebih kegiatan yang
SB
yang mendukung mendukung materi
materi Terdapat 2 kegiatan yang mendukung
B
materi
Terdapat 1 kegiatan yang mendukung
K
materi
Tidak terdapat kegiatan yang mendukung
SK
materi
3 Penggunaan contoh Semua contoh pada materi merupakan
SB
konkret sebagai contoh konkret
contoh pada materi Ada 1 contoh pada materi yang tidak
B
konkret
Ada 2 contoh pada materi yang tidak
K
konkret
Ada 3 atau lebih contoh pada materi yang
SK
tidak konkret.
4 Kelengkapan materi Semua materi sudah tersedia di buku
SB
yang disajikan cerita
Ada 1 materi yang tidak tersedia di buku
B
cerita
Ada 2 materi yang tidak tersedia di buku
K
cerita
Ada 3 atau lebih materi yang tidak
SK
tersedia di buku cerita.
5 Kemudahan Semua sub materi yang disajikan pada
SB
memahami setiap buku cerita mudah untuk dipahami.
bagian sub materi Ada 1 sub materi yang disajikan pada
B
yang disajikan buku cerita yang sulit untuk dipahami.
Ada 2 sub materi yang disajikan pada
K
buku cerita yang sulit untuk dipahami.
Ada 3 sub materi yang disajikan pada
SK
buku cerita yang sulit untuk dipahami.

193
6 Kesesuaian gambar Semua gambar yang dipilih pda buku
SB
yang dipilih dengan cerita sesuai dengan materi.
materi. Ada 2 gambar yang dipilih pada buku
B
cerita tidak sesuai dengan materi.
Ada 4 gambar yang dipilih pda buku
K
cerita tidak sesuai dengan materi.
Ada 6 atau lebih gambar yang dipilih pda
SK
buku cerita tidak sesuai dengan materi.
7 Kesesuaian materi Semua sub materi yang disajikan sesuai
SB
yang disajikan dengan karakteristik siswa kelas IV SD
dengan karakteristik Ada 1 sub materi yang disajikan tidak
siswa kelas IV SD B sesuai dengan karakteristik siswa kelas
IV SD
Ada 2 sub materi yang disajikan tidak
K sesuai dengan karakteristik siswa kelas
IV SD
Ada 3 sub materi yang disajikan tidak
SK sesuai dengan karakteristik siswa kelas
IV SD.
8 Keakuratan materi SB Materi yang disajikan sangat akurat.
yang disajikan B Materi yang disajikan akurat
K Materi yang disajikan tidak akurat
SK Materi yang disajikan sangat tidak akurat
9 Kerealisasian Semua pemilihan contoh materi
pemilihan contoh SB merupakan contoh dari kehidupan sehari-
pada materi yang hari
disajikan. Ada 1 contoh materi yang tidak
B merupakan contoh di kehidupan sehari-
hari.
Ada 2 contoh materi yang tidak
K merupakan contoh di kehidupan sehari-
hari.
Ada 3 atau lebih contoh materi yang tidak
SK merupakan contoh di kehidupan sehari-
hari.
10 Keakuratan Semua contoh yang dipilih sudah akurat
SB
pemilihan contoh dengan materi yang disajikan.
pada materi yang Ada 1 contoh yang dipilih tidak akurat
B
disajikan. dengan materi yang disajikan.
Ada 2 contoh yang dipilih tidak akurat
K
dengan materi yang disajikan.
Ada 3 atau lebih contoh yang dipilih tidak
SK
akurat dengan materi yang disajikan.
11 Ketepatan pemilihan Semua materi pada buku cerita
SB
materi untuk bergambar berbantuan augmented reality

194
memicukemampuan sudah dapat memicu kemampuan
penerapan konsep penerapan konsep siswa.
siswa pada buku Ada 1 materi pada buku cerita bergambar
cerita bergambar berbantuan augmented reality yang
B
berbantuan belum dapat memicu kemampuan
augmented reality. penerapan konsep siswa.
Ada 2 materi pada buku cerita bergambar
berbantuan augmented reality yang
K
belum dapat memicu kemampuan
penerapan konsep siswa.
Ada 3 atau lebih materi pada buku cerita
bergambar berbantuan augmented reality
SK
yang belum dapat memicu kemampuan
penerapan konsep siswa.
12 Kemanfaatan buku Buku cerita bergambar berbantuan
cerita bergambar augmented reality sangat bermanfaat
SB
berbantuan untuk melatih siswa dalam menggunakan
augmented reality informasi.
untuk melatih siswa Buku cerita bergambar berbantuan
dalam menggunakan augmented reality bermanfaat untuk
B
informasi. melatih siswa dalam menggunakan
informasi.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality tidak bermanfaat untuk
K
melatih siswa dalam menggunakan
informasi.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality sangat tidak
SK
bermanfaat untuk melatih siswa dalam
menggunakan informasi.
13 Kemanfaatan buku Buku cerita bergambar berbantuan
cerita bergambar augmented reality sangat bermanfaat
SB
berbantuan untuk melatih siswa dalam menggunakan
augmented reality konsep yang diberikan.
untuk melatih siswa Buku cerita bergambar berbantuan
dalam menggunakan augmented reality bermanfaat untuk
B
konsep yang melatih siswa dalam menggunakan
diberikan. konsep yang diberikan.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality tidak bermanfaat untuk
K
melatih siswa dalam menggunakan
konsep yang diberikan.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality sangat tidak
SK
bermanfaat untuk melatih siswa dalam
menggunakan konsep yang diberikan.

195
14 Kemanfaatan buku Buku cerita bergambar berbantuan
cerita bergambar augmented reality sangat bermanfaat
SB
berbantuan untuk melatih siswa dalam
augmented reality menyelesaikan masalahnya sendiri.
untuk melatih siswa Buku cerita bergambar berbantuan
dalam augmented reality bermanfaat untuk
B
menyelesaikan melatih siswa dalam menyelesaikan
masalahnya sendiri. masalahnya sendiri.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality tidak bermanfaat untuk
K
melatih siswa dalam menyelesaikan
masalahnya sendiri.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality sangat tidak
SK
bermanfaat untuk melatih siswa dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri.
15 Ketepatan pemilihan Semua pemilihan karakter tokoh karakter
karakter tokoh yang peduli lingkungan pada buku cerita
SB
memiliki karakter bergambar berbantuan augmented reality
peduli lingkungan sudah tepat.
pada buku cerita Ada 1 pemilihan karakter tokoh karakter
bergambar peduli lingkungan pada buku cerita
B
berbantuan bergambar berbantuan augmented reality
augmented reality. yang tidak tepat
Ada 2 pemilihan karakter tokoh karakter
peduli lingkungan pada buku cerita
K
bergambar berbantuan augmented reality
yang tidak tepat
Ada 3 atau lebih pemilihan karakter tokoh
karakter peduli lingkungan pada buku
SK
cerita bergambar berbantuan augmented
reality yang tidak tepat
16 Kemanfaatan buku Buku cerita bergambar berbantuan
cerita bergambar augmented reality sangat bermanfaat
SB
berbantuan untuk membiasakan siswa merawat
augmented reality tanaman di lingkungan sekitar.
untuk membiasakan Buku cerita bergambar berbantuan
siswa merawat augmented reality bermanfaat untuk
B
tanaman di membiasakan siswa merawat tanaman di
lingkungan sekitar. lingkungan sekitar.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality tidak bermanfaat untuk
K
membiasakan siswa merawat tanaman di
lingkungan sekitar.
Buku cerita bergambar berbantuan
SK
augmented reality sangat tidak

196
bermanfaat untuk membiasakan siswa
merawat tanaman di lingkungan sekitar.
17 Kemaanfatan buku Buku cerita bergambar berbantuan
cerita bergambar augmented reality sangat bermanfaat
SB
berbantuan untuk dapat membuat siswa menjaga
augmented reality kebersihan lingkungan sekolah.
untuk dapat Buku cerita bergambar berbantuan
membuat siswa augmented reality bermanfaat untuk
B
menjaga kebersihan dapat membuat siswa menjaga
lingkungan sekolah. kebersihan lingkungan sekolah.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality tidak bermanfaat untuk
K
dapat membuat siswa menjaga
kebersihan lingkungan sekolah.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality sangat tidak
SK
bermanfaat untuk dapat membuat siswa
menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
18 Kemanfaatan buku Buku cerita bergambar berbantuan
cerita bergambar augmented reality sangat bermanfaat
berbantuan SB untuk dapat membuat siswa
augmented reality menggunakan sumber daya sesuai
untuk dapat kebutuhan.
membuat siswa Buku cerita bergambar berbantuan
menggunakan augmented reality bermanfaat untuk
B
sumber daya sesuai dapat membuat siswa menggunakan
kebutuhan. sumber daya sesuai kebutuhan.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality tidak bermanfaat untuk
K
dapat membuat siswa menggunakan
sumber daya sesuai kebutuhan.
Buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality sangat tidak
SK bermanfaat untuk dapat membuat siswa
menggunakan sumber daya sesuai
kebutuhan.
19 Kesesuaian soal Semua pemilihan soal latihan sudah
SB
latihan dengan sesuai dengan materi
materi. Ada 1 pemilihan soal latihan yang tidak
B
sesuai dengan materi
Ada 2 pemilihan soal latihan yang tidak
K
sesuai dengan materi
Ada 3 atau lebih pemilihan soal latihan
SK
yang tidak sesuai dengan materi.

197
20 Kesesuaian soal Semua soal latihan sudah sesuai dengan
latihan dengan SB kompetensi dasar dan indikator yang akan
kompetensi dasar dicapai.
dan indikator yang Ada 1 soal latihan tidak sesuai dengan
akan dicapai. B kompetensi dasar dan indikator yang akan
dicapai.
Ada 2 soal latihan tidak sesuai dengan
K kompetensi dasar dan indikator yang akan
dicapai.
Ada 3 atau lebih soal latihan tidak sesuai
SK dengan kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai.
21 Kesesuaian tingkat Semua soal memiliki tingkat kesulitan
kesulitan soal latihan SB soal latihan yang sesuai dengan
dengan kemampuan kemampuan berpikir siswa kelas IV SD
berpikir siswa kelas Ada 1 soal memiliki tingkat kesulitan soal
IV SD B latihan yang tidak sesuai dengan
kemampuan berpikir siswa kelas IV SD
Ada 2 soal soal memiliki tingkat kesulitan
K soal latihan yang tidak sesuai dengan
kemampuan berpikir siswa kelas IV SD
Ada 3 atau lebih soal memiliki tingkat
kesulitan soal latihan yang tidak sesuai
SK
dengan kemampuan berpikir siswa kelas
IV SD.
22 Ketersediaan Semua soal memiliki petunjuk
SB
petunjuk pengerjaan pengerjaan soal.
soal Ada 1 soal yang tidak memiliki petunjuk
B
pengerjaan soal
Ada 2 soal yang tidak memiliki petunjuk
K
pengerjaan soal
Ada 3 atau lebih soal yang tidak memiliki
SK
petunjuk pengerjaan soal.
23 Kemampuan soal Semua soal latihan dapat untuk
latihan untuk SB merangsang kemampuan penerapan
merangsang konsep siswa.
kemampuan Ada 1 soal latihan yang tidak dapat untuk
penerapan konsep B merangsang kemampuan penerapan
siswa. konsep siswa.
Ada 2 soal latihan yang tidak dapat untuk
K merangsang kemampuan penerapan
konsep siswa.
Ada 3 atau lebih soal latihan yang tidak
SK dapat untuk merangsang kemampuan
penerapan konsep siswa.

198
24 Ketersediaan soal Semua soal latihan sudah mewakili
latihan masing- SB masing-masing indikator yang akan
masing indikator dicapai
yang akan dicapai. Ada 1 soal latihan yang belum mewakili
B
indikator yang akan dicapai
Ada 2 soal latihan yang belum mewakili
K
indikator yang akan dicapai
Ada 3 atau lebih soal latihan yang belum
SK
mewakili indikator yang akan dicapai.

199
LAMPIRAN 1d

KISI-KISI PENILAIAN AHLI MEDIA

Nomor
Aspek Komponen Indikator Komponen
Butir
Ukuran Buku Ukuran Fisik buku 1, 2
Tata Letak Sampul buku 3, 4, 5, 6

Desain Sampul Huruf yang digunakan


Buku menarik dan mudah dibaca 7, 8, 9
Ilustrasi sampul buku 10, 11
Konsistensi tata letak 12, 13
Unsur tata letak harmonis 14, 15
Kelayakan
Kegrafikan Unsur tata letak lengkap 16, 17
Tata letak mempercepat
Desain Isi pemahaman 18, 19
Buku
Tipografi mudah dibaca 21, 22, 23
Tipografi isi buku
memudahkan pemahaman 24, 25

Ilustrasi isi 26, 27, 28, 29

Kelayakan Kemudahan
Program Mudah Digunakan untuk
Program Penggunaan 30, 31
Semua Orang
Augmented Program
Reality
Fungsionalitas Program Berfungsi dengan Baik 32, 33

LEMBAR PENILAIAN AHLI MEDIA

Bapak/ Ibu yang terhormat,


Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi skala ini. Skala ini
ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “Buku Cerita
Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk Meningkatkan
Kemampuan Penerapan Konsep dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa
Kelas IV SD”. Aspek penilaian media buku ini yaitu aspek kelayakan
kegrafikan dan aspek kelayakan program augmented reality.

200
A. Petunjuk Pengisian
• Isilah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap
sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
• Kriteria penilaian:
SB = Sangat Baik
B = Baik
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
• Apabila Bapak/Ibu memiliki saran atau komentar, silahkan isi di
bagian yang telah disediakan. Saran atau komentar Bapak/Ibu
sangat bermanfaat untuk perbaikan produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini.
• Saya sampaikan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam
membantu pengembangan produk dalam penelitian ini.

Indikator Butir penilaian Alternatif Pilihan


Penilaian
SB B K SK Komentar
A. Ukuran Ukuran Fisik Buku
Buku 1. Kesesuaian ukuran
Buku dengan standar
ISO.
2. Kesesuaian ukuran
dengan materi isi
buku.
B. Desain Tata Letak Sampul Buku
Sampul 3. Konsistensi penampilan
Buku unsur tata letak pada
(Cover) sampul muka.
4. Kesesuaian penampilan
pusat pandang (center
point).
5. Proporsionalitas unsur
tata letak (judul,
pengarang, ilustrasi,
logo, dll) dengan tata
letak isi (sesuaiwarna
6. Keharmonisan pola).
unsur tata letak harmonis.
Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca

201
7. Proporsionalitas ukuran
huruf judul buku
dibandingkan ukuran
buku, nama pengarang
8. Kesesuaian warna judul
buku dengan warna latar
belakang
9. Kesesuaian kombinasi
jenis huruf (tidak terlalu
banyak menggunakan
kombinasi)
Ilustrasi Sampul Buku
10. Kesesuaian sampul dalam
menggambarkan
isi/materi ajar
11. Proporsionalitas bentuk,
warna, ukuran, obyek
sesuai dengan realita.
C. Desain Konsistensi Tata Letak
Isi 12. Kesesuaian penempatan
Buku unsur tata letak konsisten
berdasarkan pola.
13. Kejelasan
pemisahan antar
paragraf.
Unsur Tata Letak Harmonis
14. Kesesuaian marjin dua
halaman yang
berdampingan.
15. Kesesuaian spasi antara
teks dan Ilustrasi.
Unsur tata letak lengkap
16. Kesesuaian penempatan
judul kegiatan belajar,
sub judul kegiatan
belajar, dan angka
halaman/ folio.

202
17. Kesesuaian penempatan
ilustrasi dan keterangan
gambar (caption).

Tata letak mempercepat pemahaman


18. Kesesuaian penempatan
hiasan/ilustrasi sebagai
latar belakang.
19. Kesesuaian penempatan
judul, subjudul, ilustrasi,
dan keterangan gambar
tidak mengganggu
pemahaman.
Tipografi Mudah Dibaca
21. Kesesuaian lebar susunan
teks.
22. Kesesuaian spasi antar
baris susunan teks.
23. Kesesuaian spasi antar
huruf (kerning).
Tipografi Isi Buku Memudahkan Pemahaman
24. Kesesuaian jenjang/
hierarki judul-judul.
25. Kesesuaian pemotongan
kata (hyphenation)
Ilustrasi Isi
26. Kesesuaian mengungkap
makna/ arti dari objek.
27. Keakuratan bentuk sesuai
dengan kenyataan.
28. keserasian penyajian
keseluruhan ilustrasi.
29. Kreatifitas desain buku.

203
ASPEK KELAYAKAN PROGRAM AUGMENTED REALITY

Indikator Alternatif
Pilihan
Penilaian Butir penilaian Komentar
SB B K SK
A. Kemudahan Program mudah digunakan untuk semua orang
Penggunaan
30. Kemudahan
Program AR
menggunakan
petunjuk
penggunaan
31. Kemudahan
menggunakan
tombol navigasi
B. Fungsionalitas Program berfungsi dengan baik
32. Keberfungsian
program AR saat
digunakan
33. Kesesuaian program
AR dengan barcode

Komentar/Saran
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Kesimpulan
Buku cerita bergambar berbantuan Augmented reality ini dinyatakan.
1. Layak untuk digunakan tanpa revisi
2. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran.
3. Tidak layak untuk digunakan.

Yogyakarta,…………
Ahli Media

(………………………..)
NIP.

204
RUBRIK PENILAIAN PRODUK
BUKU CERITA BERGAMBAR BERBANTUAN AUGMENTED REALITY
OLEH AHLI MEDIA

No Butir penilaian Nilai Rubrik Penilaian


1 Kesesuaian Ukuran buku sangat sesuai dengan standar
SB
ukuran buku ISO.
dengan standar B Ukuran buku sesuai dengan standar ISO.
ISO. Ukuran buku tidak sesuai dengan standar
K
ISO.
Ukuran buku sangat tidak sesuai dengan
SK
standar ISO.
2 Kesesuaian Ukuran buku cerita bergambar berbantuan
ukuran dengan SB augmented reality sangat sesuai dengan
materi isi buku. materi isi buku.
Ukuran buku cerita bergambar berbantuan
B augmented reality sesuai dengan materi isi
buku
Ukuran buku cerita bergambar berbantuan
K augmented reality tidak sesuai dengan
materi isi buku
Ukuran buku cerita bergambar berbantuan
SK augmented reality sangat tidak sesuai
dengan materi isi buku
3 Konsistensi Semua penampilan unsur tata letak pada
SB
penampilan sampul muka sesuai.
unsur tata letak Ada 1 unsur tata letak pada sampul muka
B
pada sampul yang tidak sesuai.
muka. Ada 2 unsur tata letak pada sampul muka
K
yang tidak sesuai.
Ada 3 atau lebih unsur tata letak pada
SK
sampul muka yang tidak sesuai.
4 Kesesuaian Penampilan pusat pandang (center point)
SB
penampilan sangat sesuai
pusat pandang Penampilan pusat pandang (center point)
B
(center point). sesuai
Penampilan pusat pandang (center point)
K
tidak sesuai
Penampilan pusat pandang (center point)
SK
sangat tidak sesuai
5 Proporsionalitas Semua unsur tata letak (judul, pengarang,
unsur tata letak SB ilustrasi, logo, dll) dengan tata letak isi
(judul, (sesuai pola) sudah proporsional.

205
pengarang, Ada 1 unsur tata letak (judul, pengarang,
ilustrasi, logo, B ilustrasi, logo, dll) dengan tata letak isi
dll) dengan tata (sesuai pola) yang tidak proporsional.
letak isi (sesuai Ada 2 unsur tata letak (judul, pengarang,
pola). K ilustrasi, logo, dll) dengan tata letak isi
(sesuai pola) yang tidak proporsional.
Ada 3 atau lebih unsur tata letak (judul,
pengarang, ilustrasi, logo, dll) dengan tata
SK
letak isi (sesuai pola) yang tidak
proporsional.
6 Keharmonisan SB Warna unsur tata letak sangat harmonis.
warna unsur tata B Warna unsur tata letak sudah harmonis.
letak harmonis. K Warna unsur tata letak tidak harmonis.
Warna unsur tata letak sangat tidak
SK
harmonis.
7 Proporsionalitas Ukuran huruf judul buku dibandingkan
ukuran huruf SB ukuran buku, nama pengarang yang dibuat
judul buku sangat proporsional.
dibandingkan Ukuran huruf judul buku dibandingkan
ukuran buku, B ukuran buku, nama pengarang yang dibuat
nama pengarang proporsional.
Ukuran huruf judul buku dibandingkan
K ukuran buku, nama pengarang yang dibuat
tidak proporsional..
Ukuran huruf judul buku dibandingkan
SK ukuran buku, nama pengarang yang dibuat
sangat tidak proporsional.
8 Kesesuaian Semua warna pada halaman buku cerita
warna judul SB bergambar berbantuan augmented reality
buku dengan sudah sesuai dengan judul buku.
warna latar Ada 1 halaman buku cerita bergambar
belakang B berbantuan augmented reality yang belum
sesuai dengan judul buku.
Ada 2 halaman buku cerita bergambar
K berbantuan augmented reality yang belum
sesuai dengan judul buku.
Ada 3 atau lebih halaman buku cerita
SK bergambar berbantuan augmented reality
yang belum sesuai dengan judul buku.
9 Kesesuaian Buku cerita bergambar berbantuan
kombinasi jenis SB augmented reality menggunakan satu jenis
huruf (tidak huruf.
terlalu banyak Ada 1 halaman dalam buku cerita
menggunakan B bergambar berbantuan augmented reality
kombinasi) yang menggunakan kombinasi jenis huruf.

206
Ada 2 halaman dalam buku cerita
K bergambar berbantuan augmented reality
yang menggunakan kombinasi jenis huruf.
Ada 3 atau lebih halaman dalam buku cerita
SK bergambar berbantuan augmented reality
yang menggunakan kombinasi jenis huruf.
10 Kesesuaian Sampul dalam menggambarkan isi/materi
SB
sampul dalam ajar sangat sesuai.
menggambarkan Sampul dalam menggambarkan isi/materi
B
isi/materi ajar ajar sesuai.
Sampul dalam menggambarkan isi/materi
K
ajar tidak sesuai.
Sampul dalam menggambarkan isi/materi
SK
ajar sangat tidak sesuai.
11 Proporsionalitas Bentuk, warna, ukuran, obyek yang suah
bentuk, warna, SB sesuai dengan realita kehidupan sehari-hari
ukuran, obyek siswa.
sesuai dengan Ada 1 bentuk, warna, ukuran, obyek yang
realita. B tidak sesuai dengan realita kehidupan
sehari-hari siswa.
Ada 2 bentuk, warna, ukuran, obyek yang
K tidak sesuai dengan realita kehidupan
sehari-hari siswa.
Ada 3 bentuk, warna, ukuran, obyek yang
SK tidak sesuai dengan realita kehidupan
sehari-hari siswa.
12 Kesesuaian Semua unsur tata letak konsisten
SB
penempatan berdasarkan pola
unsur tata letak Ada 1 unsur yang tidak terletak berdasarkan
B
konsisten pola
berdasarkan Ada 2 unsur yang tidak terletak berdasarkan
K
pola. pola
Ada 3 atau lebih unsur yang tidak terletak
SK
berdasarkan pola
13 Kejelasan Semua paragraf buku cerita bergambar
pemisahan antar SB berbantuan augmented reality dipisahkan
paragraf. dengan jelas.
Ada 1 paragraf buku cerita bergambar
B berbantuan augmented reality yang terlihat
terhubung dengan paragraf lainnya.
Ada 2 paragraf buku cerita bergambar
K berbantuan augmented reality yang terlihat
terhubung dengan paragraf lainnya.
Ada 3 atau lebih paragraf buku cerita
SK
bergambar berbantuan augmented reality

207
yang terlihat terhubung dengan paragraf
lainnya..
14 Kesesuaian Marjin dua halaman yang berdampingan
SB
marjin dua sangat sesuai.
halaman yang Marjin dua halaman yang berdampingan
B
berdampingan.. sesuai.
Marjin dua halaman yang berdampingan
K
tidak sesuai.
Marjin dua halaman yang berdampingan
SK
sangat tidak sesuai.
15 Kesesuaian Semua teks memiliki jarak spasi yang sesuai
SB
spasi antara teks dengan ilustrasi.
dan Ilustrasi. Ada 1 teks yang memiliki jarak spasi tidak
B
sesuai dengan ilustrasi
Ada 2 teks yang memiliki jarak spasi tidak
K
sesuai dengan ilustrasi
Ada 3 atau lebih teks yang memiliki jarak
SK
spasi tidak sesuai dengan ilustrasi.
16 Kesesuaian Penempatan judul kegiatan belajar, sub
penempatan SB judul kegiatan belajar, dan angka halaman/
judul kegiatan folio sangat sesuai.
belajar, sub Penempatan judul kegiatan belajar, sub
judul kegiatan B judul kegiatan belajar, dan angka halaman/
belajar, dan folio sesuai.
angka halaman/ Penempatan judul kegiatan belajar, sub
folio. K judul kegiatan belajar, dan angka halaman/
folio tidak sesuai.
Penempatan judul kegiatan belajar, sub
SK judul kegiatan belajar, dan angka halaman/
folio sangat tidak sesuai.
17 Kesesuaian Penempatan ilustrasi dan keterangan
SB
penempatan gambar (caption) sangat sesuai.
ilustrasi dan Penempatan ilustrasi dan keterangan
B
keterangan gambar (caption) sesuai.
gambar Penempatan ilustrasi dan keterangan
(caption).. K
gambar (caption) tidak sesuai.
Penempatan ilustrasi dan keterangan
SK
gambar (caption) sangat tidak sesuai.
18 Kesesuaian Semua penempatan hiasan/ilustrasi sebagai
penempatan SB latar belakang tidak mengganggu tulisan
hiasan/ilustrasi materi buku.
sebagai latar Ada 1 penempatan hiasan/ilustrasi sebagai
belakang. B latar belakang yang mengganggu tulisan
materi buku.

208
Ada 2 penempatan hiasan/ilustrasi sebagai
K latar belakang yang mengganggu tulisan
materi buku.
Ada 3 atau lebih penempatan
SK hiasan/ilustrasi sebagai latar belakang yang
mengganggu tulisan materi buku.
19 Kesesuaian Semua penempatan judul, subjudul,
penempatan ilustrasi, dan keterangan gambar tidak
SB
judul, subjudul, mengganggu pemahaman isi materi pada
ilustrasi, dan buku.
keterangan Ada 1 penempatan judul, subjudul, ilustrasi,
gambar tidak B dan keterangan gambar yang mengganggu
mengganggu pemahaman isi materi pada buku.
pemahaman. Ada 2 penempatan judul, subjudul, ilustrasi,
K dan keterangan gambar yang mengganggu
pemahaman isi materi pada buku.
Ada 3 atau lebih penempatan judul,
subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar
SK
yang mengganggu pemahaman isi materi
pada buku.
21 Kesesuaian Semua susunan ukuran penempatan teks
lebar susunan SB sesuai dengan lebar buku dan gambar
teks. ilustrasi.
Ada 1 susunan ukuran penempatan teks
B yang tidak sesuai dengan lebar buku dan
gambar ilustrasi.
Ada 2 susunan ukuran penempatan teks
K yang tidak sesuai dengan lebar buku dan
gambar ilustrasi.
Ada 3 atau lebih susunan ukuran
SK penempatan teks yang tidak sesuai dengan
lebar buku dan gambar ilustrasi.
22 Kesesuaian Semua kalimat memiliki jarak spasi yang
SB
spasi antar baris sesuai dengan baris susunan antar teks kata.
susunan teks. Ada 1 kalimat memiliki jarak spasi yang
B tidak sesuai dengan baris susunan antar teks
kata
Ada 2 kalimat memiliki jarak spasi yang
K tidak sesuai dengan baris susunan antar teks
kata
Ada 3 atau lebih kalimat memiliki jarak
SK spasi yang tidak sesuai dengan baris
susunan antar teks kata
23 Semua kata memiliki jarak spasi yang sesuai
SB
dengan baris susunan antar huruf (kerning).

209
Ada 1 kata memiliki jarak spasi yang sesuai
B
dengan baris susunan antar huruf (kerning).
Kesesuaian Ada 2 kata memiliki jarak spasi yang sesuai
K
spasi antar huruf dengan baris susunan antar huruf (kerning).
(kerning). Ada 3 atau lebih kata memiliki jarak spasi
SK yang sesuai dengan baris susunan antar
huruf (kerning).
24 Kesesuaian Semua jenjang/ hierarki judul-judul sangat
SB
jenjang/ hierarki sesuai.
judul-judul. Semua jenjang/ hierarki judul-judul sudah
B
sesuai.
Semua jenjang/ hierarki judul-judul tidak
K
sesuai.
Semua jenjang/ hierarki judul-judul sangat
SK
tidak sesuai.
25 Kesesuaian Semua pemotongan kata (hyphenation)
SB
pemotongan telah disesuaika dengan PUEBI.
kata Ada 1 pemotongan kata (hyphenation) yang
B
(hyphenation) tidak disesuaika dengan PUEBI.
Ada 2 pemotongan kata (hyphenation) yang
K
tidak disesuaika dengan PUEBI.
Ada 3 atau lebih pemotongan kata
SK (hyphenation) yang tidak disesuaika dengan
PUEBI.
26 Kesesuaian Semua objek ilustrasi pada buku cerita
mengungkap SB bergambar berbantuan Augmented reality
makna/ arti dari sesuai dengan makna yang sebenarnya.
objek. Ada 1 objek ilustrasi pada buku cerita
bergambar berbantuan Augmented reality
B
yang tidak sesuai dengan makna yang
sebenarnya.
Ada 2 objek ilustrasi pada buku cerita
bergambar berbantuan Augmented reality
K
yang tidak sesuai dengan makna yang
sebenarnya.
Ada 3 atau lebih objek ilustrasi pada buku
cerita bergambar berbantuan Augmented
SK
reality yang tidak sesuai dengan makna
yang sebenarnya.
27 Keakuratan Semua gambar pada buku cerita bergambar
bentuk sesuai SB berbantuan Augmented reality sudah sesuai
dengan dengan kenyataan aslinya.
kenyataan. Ada 1 gambar pada buku cerita bergambar
B berbantuan Augmented reality tidak sesuai
dengan kenyataan aslinya.

210
Ada 2 gambar pada buku cerita bergambar
K berbantuan Augmented reality tidak sesuai
dengan kenyataan aslinya.
Ada 3 atau lebih bagian gambar pada buku
cerita bergambar berbantuan Augmented
SK
reality tidak sesuai dengan kenyataan
aslinya.
28 Keserasian Semua ilustrasi gambar buku cerita
penyajian SB bergambar berbantuan Augmented reality
keseluruhan disajikan sesuai realita.
ilustrasi. Ada 1 ilustrasi gambar buku cerita
B bergambar berbantuan Augmented reality
tidak disajikan sesuai realita.
Ada 2 ilustrasi gambar buku cerita
K bergambar berbantuan Augmented reality
tidak disajikan sesuai realita.
Ada 3 atau lebih ilustrasi gambar buku cerita
SK bergambar berbantuan Augmented reality
tidak disajikan sesuai realita.
29 Kreatifitas Semua desain buku cerita bergambar
desain buku. SB berbantuan Augmented reality orisinil dan
baru.
Ada 1 desain buku cerita bergambar
B berbantuan Augmented reality yang tidak
orisinil dan baru.
Ada 2 desain buku cerita bergambar
K berbantuan Augmented reality yang tidak
orisinil dan baru.
Ada 3 atau lebih desain buku cerita
SK bergambar berbantuan Augmented reality
yang tidak orisinil dan baru.
30 Kemudahan Semua langkah penggunaan program AR
Program AR SB telah disajikan dalam konten petunjuk
menggunakan penggunaan.
petunjuk Ada 1 langkah penggunaan program AR
penggunaan B tidak disajikan dalam konten petunjuk
penggunaan.
Ada 2 langkah penggunaan program AR
K tidak disajikan dalam konten petunjuk
penggunaan.
Ada 3 atau lebih langkah penggunaan
SK program AR tidak disajikan dalam konten
petunjuk penggunaan.
31 Semua tombol navigasi yang terdapat pada
SB
program AR berfungsi dengan baik.

211
Ada 1 tombol navigasi yang terdapat pada
B
program AR berfungsi dengan baik.
Kemudahan Ada 2 tombol navigasi yang terdapat pada
K
menggunakan program AR berfungsi dengan baik.
tombol navigasi Ada 3 atau lebih tombol navigasi yang
SK terdapat pada program AR berfungsi dengan
baik.
32 Keberfungsian Semua program AR berfungsi saat
SB
program AR digunakan.
saat digunakan Ada 1 program AR yang tidak berfungsi saat
B
digunakan.
Ada 2 program AR yang tidak berfungsi saat
K
digunakan.
Ada 3 atau lebih program AR yang tidak
SK
berfungsi saat digunakan.
33 Kesesuaian Semua barcode buku cerita bergambar
program AR SB berbantuan Augmented reality sesuai
dengan barcode dengan materi yang ada pada program AR
Ada 1 barcode buku cerita bergambar
berbantuan Augmented reality yang tidak
B
sesuai dengan materi yang ada pada
program AR
Ada 2 barcode buku cerita bergambar
berbantuan Augmented reality yang tidak
K
sesuai dengan materi yang ada pada
program AR
Ada 3 atau lebih barcode buku cerita
bergambar berbantuan Augmented reality
SK
yang tidak sesuai dengan materi yang ada
pada program AR

212
LAMPIRAN 1e

KISI-KSI PENILAIAN AHLI BAHASA


No Sub Variabel Nomor Item Jumlah Item
1 Kesesuaian teks cerita 1, 2, 3, 4, 5, 6 6
2 Kesesuaian bahasa 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 9
14, 15
3 Kesesuaian unsur cerita 16, 17, 18, 19, 20 5
4 Kesesuaian makna kata 21, 22, 23 3
Jumlah 23

LEMBAR PENILAIAN AHLI BAHASA


Bapak/ Ibu yang terhormat,
Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi skala ini. Skala ini
ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “Buku Cerita
Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk Meningkatkan
Kemampuan Penerapan Konsep dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa
Kelas IV SD”. Aspek penilaian bahasa buku ini antara lain: kesesuaian teks
cerita, kesesuaian bahasa, kesesuaian unsur cerita, dan kesesuaian makna
kata.
A. Petunjuk Pengisian
• Isilah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap
sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
• Kriteria penilaian:
SB = Sangat Baik
B = Baik
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
• Apabila Bapak/Ibu memiliki saran atau komentar, silahkan isi di
bagian yang telah disediakan. Saran atau komentar Bapak/Ibu
sangat bermanfaat untuk perbaikan produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini.
• Saya sampaikan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam
membantu pengembangan produk dalam penelitian ini.

213
Penilaian
No Komponen penilaian
SB B K SK
Kesesuaian Teks Cerita
1 Ketepatan jumlah kata
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf
3 Ketepatan penentuan ukuran huruf
4 Kesesuaian tata letak teks cerita
5 Kemudahan memahami petunjuk penggunaan buku.
6 Kemudahan memahami teks cerita.
Kesesuaian bahasa
7 Ketepatan pemilihan kata.
8 Keefektifan kalimat.
9 Kesesuaian antar paragraf.
10 Konsistensi penggunaan kata atau istilah.
11 Ketepatan penggunaan Bahasa.
12 Keterbacaan tulisan pada cerita.
13 kesesuaian penggunaan tanda baca.
14 Pemilihan kata baku sesuai dengan EYD
15 Kesesuaian penggunaan ikon atau simbol
Kesesuaian unsur cerita
16 Kesesuaian tokoh dan penokohan
17 Kesesuaian alur cerita
18 Kesesuaian sudut pandang pada cerita
19 Kesesuaian tema cerita
20 Kesesuaian latar cerita
Kesesuaian makna kata
21 Ketersediaan makna kata asing/serapan
22 Kesesuaian makna kata dengan konteks kalimat
23 Kesesuaian makna kata dengan unsur cerita
Jumlah nilai

Komentar/Saran
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………

214
Kesimpulan
Buku cerita bergambar berbantuan Augmented reality ini dinyatakan.
1. Layak untuk digunakan tanpa revisi
2. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran.
3. Tidak layak untuk digunakan.

Yogyakarta,…………
Ahli Bahasa

(………………………..)
NIP.

215
RUBRIK PENILAIAN PRODUK
BUKU CERITA BERGAMBAR BERBANTUAN AUGMENTED REALITY
OLEH AHLI BAHASA

No Butir Pertanyaan Nilai Rubrik Penilaian


1 Ketepatan jumlah Jumlah kata pada isi buku cerita tidak
SB
kata lebih dari 2.500 kata.
Jumlah kata pada isi buku cerita antara
B
2.510-3.500 kata.
Jumlah kata pada isi buku cerita antara
K
3.510-4.500 kata.
Jumlah kata pada isi buku cerita lebih dari
SK
4.510 kata.
2 Ketepatan pemilihan Pemilihan jenis huruf pada seluruh bagian
SB
jenis huruf buku sudah tepat.
Ada 1 bagian pada buku cerita yang
B menggunakan pemilhan jenis huruf yang
tidak tepat.
Ada 2 bagian pada buku cerita yang
K menggunakan pemilhan jenis huruf yang
tidak tepat.
Ada 3 bagian atau lebih pada buku cerita
SK yang menggunakan pemilhan jenis huruf
yang tidak tepat.
3 Ketepatan penentuan Penentuan ukuran huruf pada seluruh
SB
ukuran huruf bagian buku sudah tepat.
Ada 1 bagian pada buku cerita yang
B menggunakan penentuan ukuran huruf
yang tidak tepat.
Ada 2 bagian pada buku cerita yang
K menggunakan penentuan ukuran huruf
yang tidak tepat.
Ada 3 bagian atau lebih pada buku cerita
SK yang menggunakan penentuan ukuran
huruf yang tidak tepat.
4 Kesesuaian SB Peletakan posisi teks cerita sangat sesuai
pemilihan warna B Peletakan posisi teks cerita sesuai
huruf K Peletakan posisi teks cerita tidaksesuai
Peletakan posisi teks cerita sangat tidak
SK
sesuai
5 Kemudahan Petunjuk penggunaan buku sangat mudah
SB
memahami petunjuk untuk dipahami.
penggunaan buku. Petunjuk penggunaan buku mudah untuk
B
dipahami.

216
Petunjuk penggunaan buku sulit untuk
K
dipahami.
Petunjuk penggunaan buku sangat sulit
SK
untuk dipahami.
6 Kemudahan Teks cerita pada buku sangat mudah
SB
memahami teks untuk dipahami.
cerita. Teks cerita pada buku mudah untuk
B
dipahami.
Teks cerita pada buku sulit untuk
K
dipahami.
Teks cerita pada buku sangat sulit untuk
SK
dipahami.
7 Ketepatan pemilihan Semua kata yang dipilih pada cerita sudah
SB
kata tepat.
Ada 2 kata yang dipilih pada cerita yang
B
tidak tepat.
Ada 4 kata yang dipilih pada cerita yang
K
tidak tepat.
Ada 6 atau lebih kata yang dipilih pada
SK
cerita yang tidak tepat.
8 Keefektifan kalimat Semua kalimat yang digunakan pda buku
SB
sudah efektif.
Ada 2 kalimat yang digunakan pada buku
B
tidak efektif.
Ada 4 kalimat yang digunakan pada buku
K
tidak efektif.
Ada 6 atau lebih kalimat yang digunakan
SK
pada buku tidak efektif.
9 Kesesuaian antar Semua paragraf pada buku memiliki
SB
paragraf keterkaitan
Ada 1 paragraf pada buku yang tidak
B
memiliki keterkaitan
Ada 2 paragraf pada buku yang tidak
K
memiliki keterkaitan
Ada 3 atau lebih paragraf pada buku yang
SK
tidak memiliki keterkaitan
10 Konsistensi Semua penggunaan kata atau istilah pada
SB
penggunaan kata buku sudah konsisten.
atau istilah Ada 2 penggunaan kata atau istilah pada
B
buku yang belum konsisten.
Ada 4 penggunaan kata atau istilah pada
K
buku yang belum konsisten.
Ada 6 atau lebih penggunaan kata atau
SK
istilah pada buku yang belum konsisten.

217
11 Ketepatan Bahasa yang digunakan pada buku sangat
SB
penggunaan bahasa tepat untuk siswa kelas IV SD.
Bahasa yang digunakan pada buku sudah
B
tepat untuk siswa kelas IV SD.
Bahasa yang digunakan pada buku tidak
K
tepat untuk siswa kelas IV SD.
Bahasa yang digunakan pada buku sangat
SK
tidak tepat untuk siswa kelas IV SD.
12 Keterbacaan tulisan Semua bagian pada buku cerita memiliki
SB
pada cerita keterbacaan tulisan dengan jelas.
Ada 1 bagian pada buku cerita memiliki
B
keterbacaan tulisan yang tidak jelas.
Ada 2 bagian pada buku cerita memiliki
K
keterbacaan tulisan yang tidak jelas.
Ada 3 atau lebih bagian pada buku cerita
SK memiliki keterbacaan tulisan yang tidak
jelas.
13 Kesesuaian Semua penggunaan tanda baca pada buku
SB
penggunaan tanda sudah sesuai
baca Ada 2 penggunaan tanda baca pada buku
B
yang belum sesuai
Ada 4 penggunaan tanda baca pada buku
K
yang belum sesuai
Ada 6 atau lebih penggunaan tanda baca
SK
pada buku yang belum sesuai
14 Pemilihan kata baku Semua kata yang dipilih pada buku adalah
SB
sesuai dengan EYD kata baku yang sesuai dengan EYD.
Ada 2 kata yang dipilih pada buku bukan
B merupakan kata baku yang sesuai dengan
EYD.
Ada 4 kata yang dipilih pada buku bukan
K merupakan kata baku yang sesuai dengan
EYD.
Ada 6 atau lebih kata yang dipilih pada
SK buku bukan merupakan kata baku yang
sesuai dengan EYD.
15 Kesesuaian Semua penggunaan ikon atau simbol pada
SB
penggunaan ikon buku sudah sesuai.
atau simbol Ada 2 penggunaan ikon atau simbol pada
B
buku yang belum sesuai.
Ada 4 penggunaan ikon atau simbol pada
K
buku yang belum sesuai.
Ada 6 atau lebih penggunaan ikon atau
SK
simbol pada buku yang belum sesuai.

218
16 Kesesuaian tokoh Semua tokoh dan penokohan yang ada
SB
dan penokohan pada pada cerita sudah sesuai.
cerita Ada 1 tokoh dan penokohan yang ada
B
pada cerita tidak sesuai.
Ada 2 tokoh dan penokohan yang ada
K
pada cerita tidak sesuai.
Ada 3 atau lebih tokoh dan penokohan
SK
yang ada pada cerita tidak sesuai.
17 Kesesuaian alur Alur cerita yang terdapat pada buku cerita
cerita SB bergambar berbantuan Augmented reality
sangat sesuai.
Alur cerita yang terdapat pada buku cerita
B bergambar berbantuan Augmented reality
sudah sesuai.
Alur cerita yang terdapat pada buku cerita
K bergambar berbantuan Augmented reality
tidak sesuai.
Alur cerita yang terdapat pada buku cerita
SK bergambar berbantuan Augmented reality
sangat tidak sesuai.
18 Kesesuaian sudut Sudut pandang pengarang pada cerita
SB
pandang pada cerita sangat sesuai sebagai orang ketiga.
Sudut pandang pengarang pada cerita
B
sudah sesuai sebagai orang ketiga.
Sudut pandang pengarang pada cerita
K
tidak sesuai sebagai orang ketiga.
Sudut pandang pengarang pada cerita
SK
sangat tidak sesuai sebagai orang ketiga.
19 Kesesuaian tema Tema cerita yang terdapat pada buku
cerita SB cerita bergambar berbantuan Augmented
reality sangat sesuai.
Tema cerita yang terdapat pada buku
B cerita bergambar berbantuan Augmented
reality sudah sesuai.
Tema cerita yang terdapat pada buku
K cerita bergambar berbantuan Augmented
reality tidak sesuai.
Tema cerita yang terdapat pada buku
SK cerita bergambar berbantuan Augmented
reality sangat tidak sesuai.
20 Kesesuaian latar Semua latar yang terdapat pada cerita
SB
cerita sesuai dengan jalan cerita.
Ada 1 latar yang terdapat pada cerita yang
B
tidak sesuai dengan jalan cerita.

219
Ada 2 latar yang terdapat pada cerita yang
K
tidak sesuai dengan jalan cerita.
Ada 3 atau lebih latar yang terdapat pada
SK cerita yang tidak sesuai dengan jalan
cerita.
21 Ketersediaan makna Semua kata asing/serapan memiliki
4
kata asing/serapan makna yang dijelaskan.
Ada 1 kata asing/serapan tidak
3
dicantumkan maknanya.
Ada 2 kata asing/serapan tidak
2
dicantumkan maknanya.
Ada 3 atau lebih kata asing/serapan tidak
1
dicantumkan maknanya.
22 Kesesuaian makna Semua makna pada kata yang disajikan
4
kata dengan konteks sesuai dengan konteks kalimat.
kalimat Ada 1 kata yang tidak sesuai dengan
3
konteks kalimat.
Ada 2 kata yang tidak sesuai dengan
2
konteks kalimat.
Ada 3 kata atau lebih yang tidak sesuai
1
dengan konteks kalimat.
23 Kesesuaian makna Semua makna pada kata yang disajikan
4
kata dengan unsur sesuai dengan unsur cerita.
cerita Ada 1 kata yang tidak sesuai dengan
3
unsur cerita.
Ada 3 kata yang tidak sesuai dengan
2
unsur cerita.
Ada 3 kata atau lebih yang tidak sesuai
1
dengan unsur cerita.

220
LAMPIRAN 1f

ANGKET RESPON GURU

Kisi-Kisi
Nomor
No. Aspek Indikator
Butir
1. Tampilan Kejelasan teks 1
Kejelasan gambar 2, 3, 4
Kemenarikan gambar 5
Kesesuaian gambar dengan materi 6
2. Penyajian materi 7, 8, 9,
Penyajian materi
10, 11
Kemudahan memahami materi 12
Ketepatan sistematika penyajian materi 13, 14
Kejelasan kalimat 15, 16
Kejelasan simbol dan lambang 17
Kejelasan istilah 18
Kesesuaian contoh dengan materi 19
3. Manfaat Kemudahan belajar 20, 21
Kesesuaian dengan kemampuan penerapan
konsep dan karakter peduli lingkungan 22, 23
Jumlah Butir 23

221
Identitas Responden:
Nama : ..............................................................
Sekolah : ..............................................................

Judul Penelitian : Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbantuan


Augmented Reality untuk Meningkatkan
Kemampuan Penerapan Konsep dan Karakter Peduli
Lingkungan Siswa Kelas IV SD
Mata Pelajaran : IPA dan Matematika
Sasaran Program : Siswa kelas IV Semester I

Petunjuk Umum
1. Sebelum mengisi skala ini, pastikan Bapak/ Ibu telah membaca dan
menggunakan buku cerita bergambar berbantuan augmented reality.
2. Tulislah terlebih dahulu identitas Bapak/ Ibu pada tempat yang sudah
disediakan.
3. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dalam skala ini sebelum Bapak/
Ibu memilih jawaban.
4. Jika ada yang tidak Bapak/ Ibu mengerti, bertanyalah pada Peneliti.
Petunjuk Penilaian
• Isilah dengan tanda check () pada pilihan yang telah disediakan
sesuai dengan jawaban Anda.
• Kriteria Penilaian
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
• Atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi skala ini, Peneliti sampaikan
terima kasih.

A. ASPEK TAMPILAN
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Kemudahan teks atau tulisan pada buku
cerita
2. Kejelasan gambar yang disajikan (tidak
buram)
3. Kesesuaian gambar yang disajikan (tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit)
4. Kesesuaian keterangan pada setiap gambar yang
disajikan dalam buku cerita.

222
5. Kemenarikan gambar yang disajikan.
6. Kesesuaian gambar yang disajikan dengan
materi.

B. APEK PENYAJIAN MATERI


No. Pernyataan SS S TS STS
7. Kejelasan konsep menggunakan ilustrasi
masalah yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
8. Ketersediaan contoh-contoh soal yang
berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-
hari siswa.
9. Kesesuaian materi untuk melatih keinginan
siswa untuk bertanya .
10. Kesesuaian materi mendorong siswa untuk
berdiskusi dengan teman-teman yang lain.
11. Kesesuaian materi berkaitan dengan IPA dan
matematika dalam pemecahan masalah.
12. Kemudahan siswa dalam memahami materi.
13. Keruntutan materi yang disajikan.
14. Kesesuaian materi sehingga siswa dapat
mengikuti kegiatan belajar tahap demi tahap.
15. Kemudahan kalimat yang digunakan dalam
buku ini.
16. Kesesuaian kalimat yang digunakan (tidak
menimbulkan makna ganda).
17. Kemudahan untuk memahami lambang atau
simbol yang digunakan.
18. Kemudahan untuk memahami istilah-istilah
yang digunakan.
19. Kesesuaian contoh soal yang digunakan dengan
materi.

223
C. ASPEK MANFAAT
No. Pernyataan SS S TS STS
20. Kemudahan siswa untuk memahami materi
yang diberikan.
21. Kemudahan siswa ketika belajar dengan
menggunakan buku ini.
22. Kesesuaian buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality dengan kemampuan
penerapan konsep siswa.
23. Kesesuaian buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality dengan karakter peduli
lingkungan siswa.

Komentar dan Saran

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

Yogyakarta, ..........................

Guru Kelas

............................................

224
RUBRIK ANGKET RESPON GURU TERHADAP
BUKU CERITA BERGAMBAR BERBANTUAN AUGMENTED REALITY

No Butir Pernyataan Nilai Rubrik Penilaian


1 Kemudahan teks Semua teks atau tulisan yang digunakan
atau tulisan pada pada buku cerita bergambar berbantuan
SB
buku cerita Augmented reality menggunakan teks atau
tulisan yang mudah dipahami oleh siswa
Ada 1 teks atau tulisan yang digunakan
pada buku cerita bergambar berbantuan
B Augmented reality tidak menggunakan teks
atau tulisan yang mudah dipahami oleh
siswa
Ada 2 teks atau tulisan yang digunakan
pada buku cerita bergambar berbantuan
K Augmented reality tidak menggunakan teks
atau tulisan yang mudah dipahami oleh
siswa
Ada 3 atau lebih teks atau tulisan yang
digunakan pada buku cerita bergambar
SK berbantuan Augmented reality tidak
menggunakan teks atau tulisan yang
mudah dipahami oleh siswa
2 Kejelasan gambar Semua gambar yang disajikan buku cerita
yang disajikan bergambar berbantuan Augmented reality
SB
(tidak buram) memiliki kualitas gambar yang jelas dan
tajam.
Ada 1 gambar yang disajikan buku cerita
B bergambar berbantuan Augmented reality
memiliki kualitas gambar yang buram.
Ada 2 gambar yang disajikan buku cerita
K bergambar berbantuan Augmented reality
memiliki kualitas gambar yang buram.
Ada 3 gambar yang disajikan buku cerita
SK bergambar berbantuan Augmented reality
memiliki kualitas gambar yang buram.
3 Kesesuaian gambar Semua gambar yang tersaji sesuai dengan
SB
yang disajikan kebutuhan gambar pada jalan cerita.
(tidak terlalu banyak Ada 1 gambar yang tersaji tidak sesuai
dan tidak terlalu B dengan kebutuhan gambar pada jalan
sedikit) cerita.
Ada 2 gambar yang tersaji tidak sesuai
K dengan kebutuhan gambar pada jalan
cerita.

225
Ada 3 atau lebih gambar yang tersaji tidak
SK sesuai dengan kebutuhan gambar pada
jalan cerita.
4 Kesesuaian Semua keterangan pada setiap gambar
keterangan pada yang disajikan pada buku cerita bergambar
SB
setiap gambar yang berbantuan Augmented reality sudah sesuai
disajikan dalam dengan gambar ilustrasi.
buku cerita. Ada 1 keterangan pada gambar yang
disajikan pada buku cerita bergambar
B
berbantuan Augmented reality yang tidak
sesuai dengan gambar ilustrasi.
Ada 2 keterangan pada gambar yang
disajikan pada buku cerita bergambar
K
berbantuan Augmented reality yang tidak
sesuai dengan gambar ilustrasi.
Ada 3 atau lebih keterangan pada gambar
yang disajikan pada buku cerita bergambar
SK
berbantuan Augmented reality yang tidak
sesuai dengan gambar ilustrasi.
5 Kemenarikan Semua pemilihan gambar pada buku cerita
SB
gambar yang sangat menarik.
disajikan. Ada 1 pemilihan gambar pada buku cerita
B
yang tidak menarik.
Ada 2 pemilihan gambar pada buku cerita
K
yang tidak menarik.
Ada 3 atau lebih pemilihan gambar pada
SK buku cerita yang tidak menarik.
6 Kesesuaian gambar Semua pemilihan gambar yang disajikan
SB
yang disajikan sudah sesuai dengan materi.
dengan materi. Ada 1 pemilihan gambar yang disajikan
B
tidak sesuai dengan materi.
Ada 2 pemilihan gambar yang disajikan
K
tidak sesuai dengan materi.
Ada 3 atau lebih pemilihan gambar yang
SK
disajikan tidak sesuai dengan materi.
7 Kejelasan konsep Semua pemilihan konsep ilustrasi
menggunakan SB merupakan contoh dari masalah yang
ilustrasi masalah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan Ada 1 konsep ilustrasi yang bukan
dengan kehidupan B merupakan contoh dari masalah yang
sehari-hari. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Ada 2 konsep ilustrasi yang bukan
K merupakan contoh dari masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

226
Ada 3 atau lebih konsep ilustrasi yang
bukan merupakan contoh dari masalah
SK
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari
8 Ketersediaan Semua pemilihan soal latihan sudah sesuai
contoh-contoh soal SB dengan masalah kehidupan sehari-hari
yang berkaitan siswa.
dengan masalah Ada 1 pemilihan soal latihan yang tidak
kehidupan sehari- B sesuai dengan masalah kehidupan sehari-
hari siswa. hari siswa.
Ada 2 pemilihan soal latihan yang tidak
K sesuai dengan masalah kehidupan sehari-
hari siswa.
Ada 3 atau lebih pemilihan soal latihan
SK yang tidak sesuai dengan masalah
kehidupan sehari-hari siswa.
9 Kesesuaian materi Semua materi yang disajikan sesuai untuk
SB
untuk melatih melatih keinginan siswa untuk bertanya.
keinginan siswa Ada 1 materi yang disajikan tidak sesuai
untuk bertanya . B untuk melatih keinginan siswa untuk
bertanya
Ada 2 materi yang disajikan tidak sesuai
K untuk melatih keinginan siswa untuk
bertanya
Ada 3 atau lebih materi yang disajikan
SK tidak sesuai untuk melatih keinginan siswa
untuk bertanya
10 Kesesuaian materi Materi dalam buku cerita sangat sesuai
mendorong siswa SB untuk mendorong siswa berdiskusi
untuk berdiskusi dengan teman-teman yang lain
dengan teman-teman Materi dalam buku cerita sangat untuk
yang lain. B mendorong siswa berdiskusi dengan
teman-teman yang lain
Materi dalam buku cerita tidak sesuai
K untuk mendorong siswa berdiskusi
dengan teman-teman yang lain
Materi dalam buku cerita sangat tidak
SK sesuai untuk mendorong siswa berdiskusi
dengan teman-teman yang lain
11 Kesesuaian materi Semua materi yang disajikan berkaitan
berkaitan dengan SB dengan IPA dan matematika dalam
IPA dan matematika pemecahan masalah
dalam pemecahan Ada 1 materi yang disajikan tidak
masalah. B berkaitan dengan IPA dan matematika
dalam pemecahan masalah

227
Ada 2 materi yang disajikan tidak
K berkaitan dengan IPA dan matematika
dalam pemecahan masalah
Ada 3 atau lebih materi yang disajikan
SK tidak berkaitan dengan IPA dan
matematika dalam pemecahan masalah
12 Kemudahan siswa Semua materi yang disajikan pada buku
SB
dalam memahami cerita sangat mudah untuk dipahami.
materi. Materi yang disajikan pada buku cerita
B
mudah untuk dipahami.
Materi yang disajikan pada buku cerita
K
sulit untuk dipahami.
Materi yang disajikan pada buku cerita
SK
sangat sulit untuk dipahami.
13 Keruntutan materi Semua materi yang disajikan terkonstruk
SB
yang disajikan. dan disajikan dengan runtut.
Ada 1 materi yang disajikan tidak
B terkonstruk dan tidak disajikan dengan
runtut
Ada 2 materi yang disajikan tidak
K terkonstruk dan tidak disajikan dengan
runtut
Ada 3 atau lebih materi yang disajikan
SK tidak terkonstruk dan tidak disajikan
dengan runtut
14 Kesesuaian materi Semua materi yang disajikan sangat sesuai
sehingga siswa SB sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan
dapat mengikuti belajar tahap demi tahap.
kegiatan belajar Materi yang disajikan sudah sesuai
tahap demi tahap. B sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan
belajar tahap demi tahap.
materi yang disajikan tidak sesuai sehingga
K siswa dapat mengikuti kegiatan belajar
tahap demi tahap.
materi yang disajikan sangat tidak sesuai
SK sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan
belajar tahap demi tahap.
15 Kemudahan kalimat Semua kalimat yang digunakan dalam
yang digunakan SB buku cerita bergambar berbantuan
dalam buku ini. Augmented reality mudah dipahami siswa.
Ada 1 kalimat yang digunakan dalam buku
B cerita bergambar berbantuan Augmented
reality tidak mudah dipahami siswa.

228
Ada 2 kalimat yang digunakan dalam buku
K cerita bergambar berbantuan Augmented
reality tidak mudah dipahami siswa.
Ada 3 atau lebih kalimat yang digunakan
dalam buku cerita bergambar berbantuan
SK
Augmented reality tidak mudah dipahami
siswa.
16 Kesesuaian kalimat Semua kalimat yang digunakan dalam
yang digunakan buku cerita bergambar berbantuan
SB
(tidak menimbulkan Augmented reality tidak menimbulkan
makna ganda). makna ganda
Ada 1 kalimat yang digunakan dalam buku
B cerita bergambar berbantuan Augmented
reality menimbulkan makna ganda
Ada 2 kalimat yang digunakan dalam buku
K cerita bergambar berbantuan Augmented
reality menimbulkan makna ganda
Ada 3 atau lebih kalimat yang digunakan
dalam buku cerita bergambar berbantuan
SK
Augmented reality menimbulkan makna
ganda
17 Kemudahan untuk Semua lambang atau simbol yang
memahami lambang digunakan dalam buku cerita bergambar
SB
atau simbol yang berbantuan Augmented reality mudah
digunakan. dipahami.
Ada 1 lambang atau simbol yang
digunakan dalam buku cerita bergambar
B
berbantuan Augmented reality tidak mudah
dipahami.
Ada 2 lambang atau simbol yang
digunakan dalam buku cerita bergambar
K
berbantuan Augmented reality tidak mudah
dipahami.
Ada 3 bagian atau lebih lambang atau
simbol yang digunakan dalam buku cerita
SK
bergambar berbantuan Augmented reality
tidak mudah dipahami.
18 Kemudahan untuk Istilah-istilah yang digunakan dalam buku
memahami istilah- SB cerita bergambar berbantuan Augmented
istilah yang reality sangat mudah dipahami.
digunakan. Istilah-istilah yang digunakan dalam buku
B cerita bergambar berbantuan Augmented
reality mudah dipahami.
Istilah-istilah yang digunakan dalam buku
K cerita bergambar berbantuan Augmented
reality sulit dipahami.

229
Istilah-istilah yang digunakan dalam buku
SK cerita bergambar berbantuan Augmented
reality sangat sulit dipahami.
19 Kesesuaian contoh Semua pemilihan soal latihan sudah sesuai
SB
soal yang digunakan dengan materi
dengan materi. Ada 1 pemilihan soal latihan yang tidak
B
sesuai dengan materi
Ada 2 pemilihan soal latihan yang tidak
K
sesuai dengan materi
Ada 3 atau lebih pemilihan soal latihan
SK
yang tidak sesuai dengan materi.
20 Kemudahan siswa Semua materi yang disajikan pada buku
untuk memahami SB cerita bergambar berbantuan Augmented
materi yang reality sangat mudah untuk dipahami.
diberikan. Materi yang disajikan pada buku cerita
B bergambar berbantuan Augmented reality
mudah untuk dipahami.
Materi yang disajikan pada buku cerita
K bergambar berbantuan Augmented reality
sulit untuk dipahami.
Materi yang disajikan pada buku cerita
SK bergambar berbantuan Augmented reality
sangat sulit untuk dipahami.
21 Kemudahan siswa Siswa menggunakan buku cerita
ketika belajar SB bergambar berbantuan Augmented reality
dengan pada pembelajaran dengan sangat mudah.
menggunakan buku Siswa menggunakan buku cerita
ini. B bergambar berbantuan Augmented reality
pada pembelajaran dengan mudah.
Siswa menggunakan buku cerita
K bergambar berbantuan Augmented reality
pada pembelajaran dengan sulit.
Siswa menggunakan buku cerita
SK bergambar berbantuan Augmented reality
pada pembelajaran dengan sangat sulit.
22 Kesesuaian buku Semua konten buku cerita bergambar
cerita bergambar berbantuan Augmented reality dapat
SB
berbantuan membantu untuk meningkatkan
augmented reality kemampuan penerapan konsep siswa
dengan kemampuan Ada 1 bagian dari konten konten buku
penerapan konsep cerita bergambar berbantuan Augmented
siswa. B reality yang tidak dapat membantu untuk
meningkatkan kemampuan penerapan
konsep siswa
Ada 2 bagian dari konten konten buku
K
cerita bergambar berbantuan Augmented

230
reality yang tidak dapat membantu untuk
meningkatkan kemampuan penerapan
konsep siswa
Ada 3 bagian atau lebih dari konten konten
buku cerita bergambar berbantuan
SK Augmented reality yang tidak dapat
membantu untuk meningkatkan
kemampuan penerapan konsep siswa
23 Kesesuaian buku Semua konten buku cerita bergambar
cerita bergambar berbantuan Augmented reality dapat
SB
berbantuan membantu untuk meningkatkan karakter
augmented reality peduli lingkungan siswa
dengan karakter Ada 1 bagian dari konten konten buku
peduli lingkungan cerita bergambar berbantuan Augmented
siswa. B reality yang tidak dapat membantu untuk
meningkatkan karakter peduli lingkungan
siswa
Ada 2 bagian dari konten konten buku
cerita bergambar berbantuan Augmented
K reality yang tidak dapat membantu untuk
meningkatkan karakter peduli lingkungan
siswa
Ada 3 bagian atau lebih dari konten konten
buku cerita bergambar berbantuan
SK Augmented reality yang tidak dapat
membantu untuk meningkatkan karakter
peduli lingkungan siswa

231
LAMPIRAN 1g

ANGKET RESPON SISWA

A. Identitas
Nama : ....................................
Kelas : ....................................
No. Absen : ....................................

B. Petunjuk
• Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan teliti, jika ada yang
tidak kalian mengerti, silakan tanyakan
• Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut kalian
paling sesuai

1. Bagaimana pendapat kalian mengenai tampilan buku cerita


bergambar berbantuan augmented reality?
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Tidak menarik
d. Sangat tidak menarik
2. Menurut kalian, bagaimana penggunaan buku cerita bergambar
berbantuan augmented reality?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Sulit
d. Sangat sulit
3. Apakah materi yang ada pada buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality menarik untuk dipelajari?
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Tidak menarik
d. Sangat tidak menarik
4. Apakah materi yang ada pada buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality mudah untuk dimengerti?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Sulit
d. Sangat sulit

232
5. Apakah gambar ilustrasi yang digunakan pada buku cerita
bergambar berbantuan augmented reality menarik?
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Tidak menarik
d. Sangat tidak menarik
6. Apakah bahasa yang digunakan pada buku cerita bergambar
berbantuan augmented reality mudah untuk dipahami?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Sulit
d. Sangat sulit
7. Apakah panduan yang ada pada buku cerita bergambar
berbantuan augmented reality mudah untuk dipahami?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Sulit
d. Sangat sulit
8. Apakah soal yang disajikan dalam buku cerita bergambar
berbantuan augmented reality menantang?
a. Sangat menantang
b. Menantang
c. Tidak menantang
d. Sangat tidak menantang
9. Menurut kalian, apakah buku cerita bergambar berbantuan
augmented reality layak digunakan untuk membantu mempelajari
materi sains dan matematika?
a. Sangat layak
b. Layak
c. Tidak layak
d. Sangat tidak layak
10. Apakah kalian senang menggunakan buku cerita bergambar
berbantuan augmented reality?
a. Sangat senang
b. Senang
c. Tidak senang
d. Sangat tidak senang

233
LAMPIRAN 1h

LEMBAR SKALA
KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA

Nama : .............................................................
Kelas/ Semester : ............................................................
Hari/ Tanggal : .............................................................

Petunjuk Pengisian
• Isilah tanda checklist (v) pada kolom yang kalian anggap
sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
• Kriteria penilaian:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
KS = Kurang Sesuai
TS = Tidak Sesuai

• Apabila kalian mengalami kesulitan dalam mengisi lembar skala


ini, silahkan tanyakan pada guru atau pendamping.
• Saya sampaikan terima kasih atas kesediaannya dalam
membantu penelitian ini.

No Pernyataan SS S KS TS
1 Saya selalu membantu orang tua untuk
membersihkan rumah
Jika saya melihat sampah, saya akan
2 memungutnya dan membuangnya ke tempat
sampah
3 Saya selalu mematikan lampu kamar saat tidur
4 Saya membersihkan kelas jika ditegur oleh guru
5 Saya selalu menutup kran air setelah selesai
menggunakannya
6 Saya membersihkan kamar tidur seminggu sekali
Saya berusaha menjaga kebersihan meja atau
7 dinding sekolah dari coretan bolpoin dan
sejenisnya
8 Saya selalu berusaha menjaga kebersihan kelas
9 Saya selalu menyiram kamar mandi setelah
digunakan sampai bersih

234
10 Saya membuang sampah di taman
11 Saya membiarkan lampu kamar tetap menyala
12 saat
Saya tidur
mematikan lampu rumah pada pagi hari
13 Saya menyiram tanaman yang ada di sekolah
14 Saya memberi makan hewan peliharaan jika saya
ingat
Saya membiarkan kran air tetap mengalir setelah
15
saya gunakan
16 Saya menyiram tanaman jika disuruh oleh ibu
17 Saya membiarkan lampu rumah tetap menyala
18 pada pagi hari
Saya menggambar di dinding kelas

235
LAMPIRAN 1i

SOAL PRETEST KEMAMPUAN PENERAPAN KONSEP

Nama :
No. Absen :
Kelas :
Sekolah :

1. Suatu saat energi yang berasal dari minyak bumi maupun


batubara pasti akan habis. Bagaimana cara yang dapat
dilakukan agar manusia tetap dapat mendapatkan energi untuk
melakukan kegiatannya sehari-hari?
2. Beberapa siswa kelas IV SDN Peduli Lingkungan diberi potongan
kue ulang tahun oleh Rini, pembagiannya adalah sebagai
2 2
berikut: Andri mendapatkan 5 bagian, Yusuf mendapatkan 3
4 4
bagian, Beni mendapatkan bagian, Joni mendapatkan
5 10
6 6
bagian, Erna mendapatkan 10 bagian, dan Fajar mendapatkan 15
bagian.
Siapa sajakah yang mendapatkan potongan kue ulang tahun
dengan besar yang sama?
3. Setiap orang memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk
menjaga lingkungan supaya tetap terjaga dan menghemat
penggunaan sumber energi. Bagaimanakah cara yang dapat
dilakukan agar lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik?
4. Pada suatu hari, siswa-siswi kelas IV SDN Peduli Lingkungan
diminta untuk membawa tanaman untuk ditanam di kebun
1
sekolah mereka. Andri membawa tanaman setinggi 3 meter,
2
Yusuf membawa tanaman setinggi meter, Beni membawa
4
3 5
tanaman setinggi 5 meter, Joni membawa tanaman setinggi 6
meter. Jika diurutkan dari yang terpendek sampai tertinggi,
bagaimanakah urutan tinggi tanaman yang dibawa mereka?
5. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya
dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya.
Sebutkan 3 perubahan bentuk energi dan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari!

236
RUBRIK PENILAIAN SOAL PRESTEST
NO KUNCI JAWABAN PEDOMAN PENSKORAN SKOR
1. • Gunakan bahan bakar • Menyebutkan 4 atau lebih 4
secukupnya cara untuk menghemat
• Matikan peralatan listrik bila energi dalam kehidupan
tidak digunakan sehari-hari 3
• Gunakan peralatan rumah • Menyebutkan 3 cara untuk
tangga yang hemat energi menghemat energi dalam 2
(lampu, kipas, TV, dsb.) kehidupan sehari-hari
• Gunakan kendaraan secara • Menyebutkan 2 cara untuk 1
237lterna-sama menghemat energi dalam
• Kurangi penggunaan kehidupan sehari-hari
kendaraan pribadi/gunakan • Hanya menyebutkan 1 cara 1
transportasi umum untuk menghemat energi
• Gunakan energi alternatif, dalam kehidupan sehari-hari
misalnya: energi matahari, • Salah dalam menjawab
angina, atau panas bumi. namun menuliskan jawaban
Skor maksimum 4
2. • Diketahui: Bagian kue yang • Menjawab menggunakan 4
2 cara, prosedur yang benar,
didapatkan Andri 5 bagian,
2 dan menghasilkan
Yusuf mendapatkan kesimpulan yang benar
3
4
bagian, Beni mendapatkan • Menjawab menggunakan 3
5
4 prosedur yang benar, tanpa
bagian, Joni mendapatkan 10
menggunakan cara, namun
6
bagian, Erna mendapatkan 10 kesimpulan benar
bagian, dan Fajar • Menjawab tanpa 2
6 menggunakan prosedur dan
mendapatkan 15 bagian.
cara yang benar, namun
• Ditanyakan: Siapa sajakah menghasilkan kesimpulan
yang mendapatkan potongan yang benar
kue ulang tahun dengan • Menjawab namun cara dan 1
besar yang sama? kesimpulan salah
• Jawab: KPK dari 3, 5, 10,
dan 15 adalah 30
12
Bagian Andri menjadi 30,
20 24 12
Yusuf , Beni 30, Joni 30,
30
18 12
Erna 30, dan Fajar 30
Jadi, yang mendapat
potongan kue ulang tahun
sama besar adalah Andri,
Joni, dan Fajar.
Skor maksimum 4

237
3. • Membuang sampah pada • Menyebutkan 4 atau lebih 4
tempatnya cara untuk menjaga
• Tidak melakukan lingkungan sekitar
penebangan secara liar • Menyebutkan 3 cara untuk 3
• Membersihkan lingkungan menjaga lingkungan sekitar
setiap hari • Menyebutkan 2 cara untuk 2
• Tidak merusak tanaman menjaga lingkungan sekitar
sekitar • Hanya menyebutkan 1 cara 1
• Tidak membuang bahan untuk menjaga lingkungan
kimia di aliran sungai sekitar
• Menanam kembali hutan • Salah dalam menjawab 1
yang gundul namun menuliskan jawaban
• Melakukan tebang pilih
• Mencari ikan dengan cara
tradisional
• Menanam pohon di pinggir
jalan kota
• Mengurangi penggunaan
bahan kimia berbahaya
Skor maksimum 4
4. • Diketahui: Andri membawa • Menjawab menggunakan 4
1 cara, prosedur yang benar,
tanaman setinggi 3 meter,
dan menghasilkan
Yusuf membawa tanaman
2 kesimpulan yang benar
setinggi 4 meter, Beni • Menjawab menggunakan 3
membawa tanaman setinggi prosedur yang benar, tanpa
3
meter, Joni membawa menggunakan cara, namun
5
5 kesimpulan benar
tanaman setinggi 6 meter.
• Menjawab tanpa 2
• Ditanyakan: bagaimanakah menggunakan prosedur dan
urutan tinggi tanaman yang cara yang benar, namun
dibawa mereka? menghasilkan kesimpulan
• Jawab: KPK dari 3, 4, 5, dan yang benar
6 adalah 60 • Menjawab namun cara dan 1
Tinggi tanaman Andri kesimpulan
20 30
menjadi 60 m, Yusuf 60 m,
36 50
Beni 60 m, dan Joni 60 m.
Jadi, urutan tanaman dari
yang rendah ke yang tinggi
adalah milik Andri, Yusuf,
Beni, dan Joni.
Skor maksimum 4
5. • Energi Listrik – Energi • Menyebutkan 3 perubahan 4
Panas energi beserta contoh dalam

238
Contoh perubahan dari kehidupan sehari-hari
energi listrik menuju energi dengan benar
panas adalah penggunaan • Menyebutkan 2 perubahan 3
oven, kompor listrik, setrika, energi beserta contoh dalam
dan microwave. kehidupan sehari-hari
dengan benar
• Energi Listrik – Energi • Menyebutkan 1 perubahan 2
Kimia energi beserta contoh dalam
Perubahan dari energi listrik kehidupan sehari-hari
menuju energi kimia dengan benar
contohnya adalah charger • Hanya menyebutkan 1
batu baterai, pengisian aki perubahan energi/hanya
atau accumulator. memberi contoh dalam
kehidupan sehari-hari
• Energi Listrik – Energi • Menjawab namun salah 0
Gerak
Contoh perubahan energi
listrik menjadi sebuah energi
gerak adalah penggunaan
AC, kipas angin, mobil
mainan, mixer, blender dan
masih banyak lagi.

• Energi Gerak – Energi Panas


Perubahan energi gerak
menjadi sebuah energi
panas, contohnya adalah
ketika sepeda motor dipakai
perjalanan jauh akan
menjadi panas.

• Energi Cahaya – Energi


Listrik
Perubahan sebuah energi
cahaya ke dalam energi
listrik adalah contohnya
teknologi panel surya.

• Energi Listrik – Energi


Panas
Contoh dari perubahan
energi listrik ke energi panas
adalah dari penggunaan hair
dryer.

239
• Energi Gerak – Energi Bunyi
• contohnya menabuh
gendang atau bertepuk
tangan yang akan
menghasilkan suara.
Skor maksimum 4
Jumlah skor makimum 20

240
SOAL POSTTEST KEMAMPUAN PENERAPAN KONSEP

Nama :
No. Absen :
Kelas :
Sekolah :

1. Minyak bumi dan batu bara jumlahnya terbatas, namun manusia


masih banyak menggunakan energi dari minyak dan batu bara.
Hal apa sajakah yang dapat kalian lakukan agar ketergantungan
terhadap energi minyak bumi dan batu bara dapat berkurang?
2. Beberapa siswa kelas IV SDN Peduli Lingkungan diberi potongan
kue ulang tahun oleh Rini, pembagiannya adalah sebagai
1 1
berikut: Andri mendapatkan 4 bagian, Yusuf mendapatkan 3
3 4
bagian, Beni mendapatkan 4 bagian, Joni mendapatkan 6 bagian,
3 6
Erna mendapatkan 12 bagian, dan Fajar mendapatkan 24 bagian.

Siapa sajakah yang mendapatkan potongan kue ulang tahun


dengan besar yang sama?
3. Manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan agar
lingkungan tetap lestari dan tetap dapat menggunakan energi
untuk kegiatan sehari-hari. Hal apa sajakah yang dapat kalian
lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan?
4. Pada suatu hari, siswa-siswi kelas IV SDN Peduli Lingkungan
diminta untuk membawa tanaman untuk ditanam di kebun
2
sekolah mereka. Andri membawa tanaman setinggi 3 meter,
3
Yusuf membawa tanaman setinggi meter, Beni membawa
4
1 5
tanaman setinggi 2 meter, Joni membawa tanaman setinggi 6
meter. Jika diurutkan dari yang terpendek sampai tertinggi,
bagaimanakah urutan tinggi tanaman yang dibawa mereka?
5. Dalam kegiatan sehari-hari kita banyak menemukan perubahan
bentuk energi, misalnya saja ketika menyalakan lampu.
Sebutkan 3 contoh lain perubahan bentuk energi yang kalian
alami dalam kehidupan sehari-hari!

241
RUBRIK PENILAIAN SOAL POSTTEST
NO KUNCI JAWABAN PEDOMAN PENSKORAN SKOR
1. • Gunakan bahan bakar• Menyebutkan 4 atau lebih 4
secukupnya cara untuk menghemat
• Matikan peralatan listrik bila energi dalam kehidupan
tidak digunakan sehari-hari 3
• Gunakan peralatan rumah • Menyebutkan 3 cara untuk
tangga yang hemat energi menghemat energi dalam 2
(lampu, kipas, TV, dsb.) kehidupan sehari-hari
• Gunakan kendaraan secara • Menyebutkan 2 cara untuk 1
242lterna-sama menghemat energi dalam
• Kurangi penggunaan kehidupan sehari-hari
kendaraan pribadi/gunakan • Hanya menyebutkan 1 cara 1
transportasi umum untuk menghemat energi
• Gunakan energi alternatif, dalam kehidupan sehari-hari
misalnya: energi matahari, • Salah dalam menjawab
angina, atau panas bumi. namun menuliskan jawaban
Skor maksimum 4
2. • Diketahui: Bagian kue yang • Menjawab menggunakan 4
1 cara, prosedur yang benar,
didapatkan Andri 4 bagian,
1 dan menghasilkan
Yusuf mendapatkan 3 kesimpulan yang benar
3
bagian, Beni mendapatkan 4 • Menjawab menggunakan 3
4 prosedur yang benar, tanpa
bagian, Joni mendapatkan 6
menggunakan cara, namun
bagian, Erna mendapatkan kesimpulan benar
3
12
bagian, dan Fajar • Menjawab tanpa 2
6
mendapatkan 24 bagian. menggunakan prosedur dan
cara yang benar, namun
• Ditanyakan: Siapa sajakah menghasilkan kesimpulan
yang mendapatkan potongan yang benar
kue ulang tahun dengan • Menjawab namun cara dan 1
besar yang sama? kesimpulan salah
• Jawab: KPK dari 3, 4, 6, 12,
dan 24 adalah 24
6
Bagian Andri menjadi 24,
8 18 16
Yusuf , Beni 24, Joni 24,
24
6 6
Erna 24, dan Fajar 24
Jadi, yang mendapat
potongan kue ulang tahun
sama besar adalah Andri,
Erna, dan Fajar.
Skor maksimum 4

242
3. • Membuang sampah pada • Menyebutkan 4 atau lebih 4
tempatnya cara untuk menjaga
• Tidak melakukan lingkungan sekitar
penebangan secara liar • Menyebutkan 3 cara untuk 3
• Membersihkan lingkungan menjaga lingkungan sekitar
setiap hari • Menyebutkan 2 cara untuk 2
• Tidak merusak tanaman menjaga lingkungan sekitar
sekitar • Hanya menyebutkan 1 cara 1
• Tidak membuang bahan untuk menjaga lingkungan
kimia di aliran sungai sekitar
• Menanam kembali hutan • Salah dalam menjawab 1
yang gundul namun menuliskan jawaban
• Melakukan tebang pilih
• Mencari ikan dengan cara
tradisional
• Menanam pohon di pinggir
jalan kota
• Mengurangi penggunaan
bahan kimia berbahaya
Skor maksimum 4
4. • Diketahui: Andri membawa • Menjawab menggunakan 4
2 cara, prosedur yang benar,
tanaman setinggi 3 meter,
dan menghasilkan
Yusuf membawa tanaman
3 kesimpulan yang benar
setinggi 4 meter, Beni • Menjawab menggunakan 3
membawa tanaman setinggi prosedur yang benar, tanpa
1
meter, Joni membawa menggunakan cara, namun
2
5 kesimpulan benar
tanaman setinggi 6 meter.
• Menjawab tanpa 2
• Ditanyakan: bagaimanakah menggunakan prosedur dan
urutan tinggi tanaman yang cara yang benar, namun
dibawa mereka? menghasilkan kesimpulan
• Jawab: KPK dari 2, 3, 4, dan yang benar
6 adalah 12 • Menjawab namun cara dan 1
Tinggi tanaman Andri kesimpulan
8 9
menjadi 12 m, Yusuf 12 m,
6 10
Beni 12 m, dan Joni 12 m.
Jadi, urutan tanaman dari
yang rendah ke yang tinggi
adalah milik Beni, Andri,
Yusuf, dan Joni.
Skor maksimum 4
5. • Energi Listrik – Energi • Menyebutkan 3 perubahan 4
Panas energi beserta contoh dalam

243
Contoh perubahan dari kehidupan sehari-hari
energi listrik menuju energi dengan benar
panas adalah penggunaan • Menyebutkan 2 perubahan 3
oven, kompor listrik, setrika, energi beserta contoh dalam
dan microwave. kehidupan sehari-hari
dengan benar
• Energi Listrik – Energi • Menyebutkan 1 perubahan 2
Kimia energi beserta contoh dalam
Perubahan dari energi listrik kehidupan sehari-hari
menuju energi kimia dengan benar
contohnya adalah charger • Hanya menyebutkan 1
batu baterai, pengisian aki perubahan energi/hanya
atau accumulator. memberi contoh dalam
kehidupan sehari-hari
• Energi Listrik – Energi • Menjawab namun salah 0
Gerak
Contoh perubahan energi
listrik menjadi sebuah energi
gerak adalah penggunaan
AC, kipas angin, mobil
mainan, mixer, blender dan
masih banyak lagi.

• Energi Gerak – Energi Panas


Perubahan energi gerak
menjadi sebuah energi
panas, contohnya adalah
ketika sepeda motor dipakai
perjalanan jauh akan
menjadi panas.

• Energi Cahaya – Energi


Listrik
Perubahan sebuah energi
cahaya ke dalam energi
listrik adalah contohnya
teknologi panel surya.

• Energi Listrik – Energi


Panas
Contoh dari perubahan
energi listrik ke energi panas
adalah dari penggunaan hair
dryer.

244
• Energi Gerak – Energi Bunyi
• contohnya menabuh
gendang atau bertepuk
tangan yang akan
menghasilkan suara.
Skor maksimum 4
Jumlah skor makimum 20

245
Lampiran 2

DATA HASIL PENELITIAN


• Lampiran 2a : Hasil Wawancara
• Lampiran 2b : Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Materi
• Lampiran 2c : Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Media
• Lampiran 2d : Analisis Hasil Angket Validasi Ahli Bahasa
• Lampiran 2e : Analisis Hasil Skala K. Eksperimen 1
• Lampiran 2f : Analisis Hasil Skala K. Eksperimen 2
• Lampiran 2g : Analisis Hasil Skala K. Kontrol
• Lampiran 2h : Analisis Hasil tes K. Eksperimen 1
• Lampiran 2i : Analisis Hasil tes K. Eksperimen 2
• Lampiran 2j : Analisis Hasil tes K. Kontrol

246
LAMPIRAN 2a

Narasumber : SP (Guru kelas IV SDN Pandeyan)


Tanggal : 13 Juni 2018
Tempat : SDN Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta-DIY

Aspek Pertanyaan Jawaban Narasumber


Proses 1. Bagaimana antusiasme siswa Beberapa siswa terlihat
pembelajaran saat mengikuti pembelajaran? antusias saat awal
pembelajaran. Namun
antusiasme siswa menurun
pada beberapa mata
pelajaran yang menurut
mereka siswa sulit.
2. Apakah Bapak/Ibu Iya mas, saya
menggunakan variasi model menggunakan model
pembelajaran saat beberapa pembelajaran.
melaksanakan pembelajaran Apabila diperlukan diskusi
di kelas? kelompok, siswa dibentuk
dalam kelompok kecil,
namun apabila materi
cukup mudah biasanya
saya menggunakan
ceramah dan tanya jawab
saja, ditambah dengan
tugas-tugas mengerjakan
soal di buku teks.
3. Menurut Bapak/Ibu, seberapa Penggunaan media dalam
penting penggunaan media pembelajaran sangat
pada proses pembelajaran? penting mas, siswa akan
lebih penasaran dan
antusias apabila guru
membawa media
pembelajaran.
4. Media seperti apa yang Saya biasanya
biasanya Bapak/Ibu gunakan menggunakan media yang
saat melaksanakan ada saja di sekolah.
pembelajaran di kelas? Misalnya ada tabung,
kerangka kubus, globe,
peta, dan lainnya yang
tersedia. Barang-barang

247
yang ada di kelas bisa juga
menjadi media.
5. Kesulitan apa yang Bapak/Ibu Apabila media ada di
alami dalam menyediakan sekolah maka bisa
media pembelajaran? digunakan dalam
pebelajaran, jika medianya
susah didapatkan maka
terpaksa hanya
menggunakan buku ajar
saja. Seperti buku
Kurikulum 2013 yang
dipakai sehari-hari.
6. Bagaimana keterlibatan siswa Ada beberapa siswa saja
saat melaksanakan yang aktif mas. Seperti
pembelajaran di kelas? yang sudah mas lihat tadi,
beberapa siswa masih
sibuk sendiri.
7. Bahan ajar apa yang Bahan ajar yang saya
Bapak/Ibu gunakan pada gunakan ya buku
proses pembelajaran di kelas? Kurikulum 2013 mas yang
dari pemerintah. Siswa
pegang satu-satu agar
mudah dalam
pembelajaran.
Permasalahan 8. Menurut Bapak/Ibu apakah Siswa tidak terlihat
pembelajaran siswa kelas IV merasa ketakutan mas, paling
ketakutan atau cemas ketika kebanyakan siswa tidak
mengikuti pembelajaran sains terlalu menyukai pelajaran
dan matematika? matematika apalagi terkait
hitungan. Siswa terlihat
cemas apabila materi
pelajaran sains dan
matematika dirasa sangat
sulit bagi mereka.
9. Bagaimana usaha yang Kalau siswa sudah terlihat
Bapak/Ibu lakukan agar siswa cemas, saya berusaha
tidak menganggap meyakinkan mereka bahwa
pembelajaran sains dan materi tersebut tidak sulit.
matematika sebagai momok Namun yang namanya
bagi mereka? siswa, ada saja beberapa
yang masih kebingungan
saat pembelajaran.
10. Bagaimana capian siswa pada Tergantung materi mas,
pembelajaran sains dan tapi memang biasanya
matematika? hanya separo yang sudah
memenuhi KKM.

248
11. Apa saja yang menjadi Antusiasme siswa kurang
kendala siswa dalam mas, mungkin karena
mencapai tujuan penggunaan media yang
pembelajaran sains dan kurang dalam
matematika? pembelajaran. Soalnya
media di sekolah masih
kurang, jadi banyak materi
yang tidak mempergunakan
media dalam pembelajaran.
12. Menurut Bapak/Ibu, seberapa Sangat penting mas,
penting kemampuan apalagi pada pembelajaran
penerapan konsep dimiliki sains dan matematika.
oleh siswa? Siswa dituntut dapat
menerapkan konsep-
konsep yang ada.
13. Bagaimana kemampuan Secara teori di kelas, siswa
penerapan konsep siswa pada paham dengan penjelasan
pembelajaran sains dan dan hafalan, namun saat
matematika? menerapkan konsep yang
sudah mereka peroleh,
mereka masih sering salah
dalam penerapan
konsepnya mas, apalagi
yang berkaitan dengan
perkalian dan pembagian.
14. Apa usaha yang Bapak/Ibu Siswa saya beri beberapa
lakukan untuk meningkatkan latihan pengulangan soal.
kemampuan penerapan Diharapkan dengan
konsep siswa pada seringnya siswa
pembelajaran sains dan mengerjakan soal, mereka
matematika? akan lebih bisa
menerapkan konsep.
15. Menurut Bapak/Ibu, seberapa Sangat penting mas, karena
penting karakter peduli lingkungan yang bersih
lingkungan dimiliki oleh akan membuat siswa lebih
siswa? berkonsentrasi dengan
pelajaran.
16. Bagaimana karakter peduli Karakter peduli lingkungan
lingkungan siswa pada di kelas IV perlu lebih
pembelajaran sains dan ditingkatkan lagi mas,
matematika? karena untuk piket
terkadang hanya siswa
perempuan saja yang
menyapu setelah pelajaran
selesai. Pihak sekolah
sudan menyediakan tempat

249
sampah, namun ada saja
siswa yang membuang
bungkus jajanan di laci.
17. Apa usaha yang Bapak/Ibu Biasanya saya
lakukan untuk meningkatkan mengingatkan mereka
karakter peduli lingkungan untuk jangan lupa piket,
siswa? kelasnya disapu dan
dibersihkan.
18. Apakah Bapak/Ibu Iya, saya sangat
membutuhkan media membutuhkan mas.
pembelajaran yang dapat Apalagi media yang
meningkatkan kemampuan membuat siswa lebih
penerapan konsep dan tertarik dengan
karakter peduli lingkungan pembelajaran sains dan
siswa pada pembelajaran matematika. Saya harap
sains dan matematika? ada media yang membantu
meningkatkan kemampuan
penerapan konsep dan
karakter peduli lingkungan
siswa.
19. Apakah Bapak/Ibu Saya butuh mas, bagus itu
membutuhkan media apabila ada media seperti
pembelajaran yang itu. Apabila ada media
mengkombinasikan materi tersebut nanti bisa
pembelajaran sains dan diterapkan dalam materi
matematika ke dalam sebuah yang disesuaikan dengan
buku cerita bergambar kurikulum sekarang.
berbantuan augmented reality
untuk meningkatkan
kemampuan penerapan
konsep dan karakter peduli
lingkungan siswa?
Potensi yang 20. Apakah sekolah ini memiliki Iya, sekolah ini memiliki
dimiliki perpustakaan? perpustakaan.
21. Bagaimana keantusiasan Antusiasme siswa cukup
siswa kelas IV dalam tinggi mas. Untuk
memanfaatkan perpustakaan perpustakaan biasanya
sekolah? dijadwal perkelas mas.
Peminjaman buku
dilakukan di jam istirahat
kecuali ada tugas maupun
saat guru ijin ada tugas
yang mengharuskan keluar
sekolah, maka siswa boleh
ke perpustakaan.

250
22. Bagaimana minat baca siswa Untuk minat baca siswa
kelas IV? cukup baik mas, namun dari
data peminjaman buku,
siswa lebih menyukai buku-
buku cerita yang bergambar
dan berwarna.
23. Sepengatahuan Bapak/Ibu, Buku cerita mas, buku
buku seperti apa yang sering komik, buku dongeng, dan
dibaca siswa kelas IV, baik lainnya yang memiliki
itu di kelas atau di gambar dan warna yang
perpustakaan? menarik.
24. Apakah sekolah ini memiliki Punya mas, baru saja
program literasi? dimulai
25. Bagaimana perkembangan Sejauh ini karena baru saja
program literasi di sekolah dimulai, program ini masih
ini? menyesuaikan dengan
jadwal siswa.
26. Menurut sepengetahuan ibu, Beberapa siswa sudah
apakah siswa kelas IV pernah memiliki Smartphone,
menggunakan Smartphone namun semua orang tua
baik itu milik pribadi atau murid kelas IV sudah
orang tuanya? memiliki Smartphone
karena lebih memudahkan
dalam berkomunikasi.
27. Bagaimana gaya belajar yang Kebanyakan siswa
dimiliki siswa kelas IV? memiliki gaya belajar
visual karena mereka lebih
tertarik dengan
menggunakan media
gambar yang ada pada
buku. Apabila saya
menggunakan media
gambarpun mereka akan
lebih tertarik dalam
pembelajaran.
28. Sepengetahuan Bapak/Ibu, Saya rasa mereka sangat
seberapa besar minat siswa berminat kepada media
terhadap media gambar? gambar mas, karena mereka
sangat antusias dengan
buku fiksi cerita bergambar
yang mereka baca.

251
Narasumber : HA (Guru kelas IV SDN Golo)
Tanggal : 14 Juni 2018
Tempat : SDN Golo, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta-DIY

Aspek Pertanyaan Jawaban Narasumber


Proses 1. Bagaimana antusiasme siswa Beberapa siswa yang aktif
pembelajaran saat mengikuti pembelajaran? terlihat antusias mengikuti
pembelajaran, namun
beberapa siswa kurang
antusias apabila guru tidak
melakukan pancingan
pertanyaan.
2. Apakah Bapak/Ibu Saya menggunakan
menggunakan variasi model beberapa model
pembelajaran saat pembelajaran mas apabila
melaksanakan pembelajaran di dirasa diperlukan. Model
kelas? yang biasa saya terapkan
yaitu model kooperatif
dengan anggota yang
sudah ditentukan dalam
kelompok belajar
3. Menurut Bapak/Ibu, seberapa Sangat penting mas,
penting penggunaan media karena media dalam proses
pada proses pembelajaran? pembelajaran dapat
membantu siswa untuk
memahami materi yang
saya sampaikan.
4. Media seperti apa yang Media yang terkait dalam
biasanya Bapak/Ibu gunakan materi pembelajaran mas,
saat melaksanakan medianya yang mudah
pembelajaran di kelas? ditemukan di sekolah.
Beberapa materi bisa
menggunakan media
sederhana, namun
beberapa materi
memerlukan media
pembelajaran yang belum
disedikan di sekolah.
5. Kesulitan apa yang Bapak/Ibu Sebisa mungkin apabila
alami dalam menyediakan ada media yang cocok
media pembelajaran? dengan pembelajaran saya
pakai mas, namun apabila
tidak ada media yang
cocok saya hanya ceramah
saja ke siswa. Soalnya
medianya juga tidak

252
banyak dan materi sangat
luas.
6. Bagaimana keterlibatan siswa Beberapa siswa sudah
saat melaksanakan aktif di kelas, namun
pembelajaran di kelas? siswa disini termasuk
siswa yang lebih pendiam
karena masih malu-malu
untuk menyampaikan
gagasannya di kelas.
7. Bahan ajar apa yang Buku dari pemerintah mas,
Bapak/Ibu gunakan pada memakai buku kurikulum
proses pembelajaran di kelas? 2013. Terkadang ya saya
tambah dengan buku
pendukung lainnya untuk
melengkapi.
Permasalahan 8. Menurut Bapak/Ibu apakah Siswa lebih terlihat cemas
pembelajaran siswa kelas IV merasa apabila mengikuti
ketakutan atau cemas ketika pembelajaran matematika.
mengikuti pembelajaran sains Untuk pembelajaran sains
dan matematika? beberapa siswa terlihat
cemas, namun tidak
sebanyak mata pelajaran
matematika.
9. Bagaimana usaha yang Saya ulangi kembali
Bapak/Ibu lakukan agar siswa materi yang mereka
tidak menganggap anggap sulit. Diberi soal
pembelajaran sains dan maupun pancingan yang
matematika sebagai momok lebih mudah dahulu agar
bagi mereka? kecemasan mereka
berkurang. Apabila dirasa
sudah siap, maka saya
sampaikan materi lebih
mendetail lagi.
10. Bagaimana capian siswa pada Pembelajaran sains dan
pembelajaran sains dan matematika merupakan
matematika? pembelajaran yang tingkat
pencapaian KKM
siswanya lebih sedikit
daripada pembelajaran
lain.
11. Apa saja yang menjadi Siswa sudah merasa
kendala siswa dalam kesulitan pada awal materi
mencapai tujuan pembelajaran dberikan mas, jadi tidak
sains dan matematika? terlalu maksimal dalam
penyampaian materi dalam
pembelajaran, terlebih

253
beberapa materi tidak
dibantu dengan media
pembelajaran.
12. Menurut Bapak/Ibu, seberapa Menurut saya itu sangat
penting kemampuan penting mas, karena
penerapan konsep dimiliki konsep materi yang
oleh siswa? didapat siswa perlu
diterapkan dalam
pembelajaran sains dan
matematika.
13. Bagaimana kemampuan Banyak siswa yang belum
penerapan konsep siswa pada bisa menerapkan konsep
pembelajaran sains dan sains dan matematika.
matematika? Siswa yang sudah bisa
mengerjakan satu soal,
belum tentu bila
mengerjakan soal yang
sama dengan mengganti
angka maupun cerita
dengan konsep sama.
14. Apa usaha yang Bapak/Ibu Saya biasanya meminta
lakukan untuk meningkatkan siswa untuk menulis
kemampuan penerapan konsep konsep dari suatu materi
siswa pada pembelajaran sains terlebih dahulu,
dan matematika? memahami konsepnya
terlebih dahulu, baru
menerapkannya dalam
materi maupun soal dan
cerita.
15. Menurut Bapak/Ibu, seberapa Karakter peduli
penting karakter peduli lingkungan sangat penting
lingkungan dimiliki oleh dimiliki siswa, sekolah
siswa? akan lebih bersih dan
indah apabila siswa
memiliki karakter peduli
lingkungan.
16. Bagaimana karakter peduli Siswa disini saya harapkan
lingkungan siswa pada bisa lebih peduli dengan
pembelajaran sains dan lingkungannya karena
matematika? beberapa siswa terlihat
masih membuang sampah
belum pada tempatnya
meskipun sudah
terpampang tulisan untuk
lebih peduli terhadap
lingkungannya.

254
17. Apa usaha yang Bapak/Ibu Saya memasang slogan
lakukan untuk meningkatkan supaya anak peduli
karakter peduli lingkungan terhadap lingkungannya.
siswa? Terkadang, saya juga
mengingatkan siswa
dengan halus.
18. Apakah Bapak/Ibu Saya membutuhkan media
membutuhkan media yang dapat meningkatkan
pembelajaran yang dapat kemampuan menerapkan
meningkatkan kemampuan konsep dan karakter peduli
penerapan konsep dan lingkungan siswa pada
karakter peduli lingkungan pembelajaran sains dan
siswa pada pembelajaran sains matematika.
dan matematika?
19. Apakah Bapak/Ibu Iya mas, saya
membutuhkan media membutuhkan. Disini
pembelajaran yang belum mempunyai buku
mengkombinasikan materi cerita bergambar
pembelajaran sains dan berbantuan augmented
matematika ke dalam sebuah reality.
buku cerita bergambar
berbantuan augmented reality
untuk meningkatkan
kemampuan penerapan konsep
dan karakter peduli
lingkungan siswa?
Potensi yang 20. Apakah sekolah ini memiliki Iya mas, disini kami
dimiliki perpustakaan? memiliki satu
perpustakaan.
21. Bagaimana keantusiasan siswa Siswa antusias dalam
kelas IV dalam memanfaatkan membaca mas, namun
perpustakaan sekolah? mereka lebih menyukai
buku-buku fiksi yang
disediakan perpustakaan
dibanding buku pelajaran.
22. Bagaimana minat baca siswa Siswa memiliki minat baca
kelas IV? yang tinggi mas, apalagi
terhadap buku-buku fiksi
yang tersedia di
perpustakaan.
23. Sepengatahuan Bapak/Ibu, Buku non fiksi mas, kalau
buku seperti apa yang sering covernya bagus dan anak
dibaca siswa kelas IV, baik itu tertarik, siswa akan terlihat
di kelas atau di perpustakaan? antusias dengan buku itu.
24. Apakah sekolah ini memiliki Iya mas, memiliki
program literasi?

255
25. Bagaimana perkembangan Program ini sudah berjalan
program literasi di sekolah mas, mungkin ada
ini? beberapa kendala seperti
penyediaan buku. Namun
sejauh ini masih bisa
berjalan dengan baik.
26. Menurut sepengetahuan ibu, Apabila menggunakan
apakah siswa kelas IV pernah Smartphone mungkin
menggunakan Smartphone pernah ya mas, karena di
baik itu milik pribadi atau jaman ini balita saja sudah
orang tuanya? banyak yang menggunakan
Smartphone untuk melihat
video dan gambar.
27. Bagaimana gaya belajar yang Saya perhatikan, siswa di
dimiliki siswa kelas IV? kelas saya memiliki gaya
belajar visual karena siswa
akan lebih mudah
memahami materi dari
media gambar maupun
buku yang mereka baca.
Ketertarikan mereka
terhadap cerita yang
bergambar juga menambah
keyakinan bahwa gaya
belajar mereka visual
28. Sepengetahuan Bapak/Ibu, Siswa sangat berminat
seberapa besar minat siswa dengan media gambar,
terhadap media gambar? untuk buku yang mereka
bacapun mereka lihat dulu
gambarnya. Jadi apabila
gambarnya menarik, siswa
akan lebih tertarik.

256
Narasumber : RS (Guru kelas IV SDN Glagah)
Tanggal : 15 Juni 2018
Tempat : SDN Glagah, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta-DIY

Aspek Pertanyaan Jawaban Narasumber


Proses 1. Bagaimana antusiasme siswa Tergantung materi
pembelajaran saat mengikuti pembelajarannya mas,
pembelajaran? apabila materi dirasa
mudah dan menyenangkan
maka beberapa siswa
terlihat antusias, namun
apabila siswa menganggap
materi sulit, seperti dalam
pembelajaran matematika
dan beberapa materi
pelajaran sains maka siswa
kurang antusias.
2. Apakah Bapak/Ibu Tentu mas, karena siswa
menggunakan variasi model disini cepat bosan. Saya
pembelajaran saat kadang menggunakan
melaksanakan pembelajaran ceramah seperti biasa,
di kelas? terkadang saya membentuk
siswa menjadi kelompok
untuk berdiskusi,
menyelesaikan LKS
kelompok, dan bertukar
pikiran.
3. Menurut Bapak/Ibu, seberapa Penting sekali
penting penggunaan media menggunakan media
pada proses pembelajaran? pembelajaran di kelas.
Siswa akan lebih tertarik
apabila saya menggunakan
media dalam pembelajaran
di kelas. Siswa lebih paham
terhadap materi yang
diberikan apabila
menggunakan media
pembelajaran.
4. Media seperti apa yang Sebenarnya sekolah sudah
biasanya Bapak/Ibu gunakan menyediakan beberapa
saat melaksanakan media pembelajaran mas,
pembelajaran di kelas? meskipun media
pembelajaran di sekolah
belum terlalu lengkap
karena berbagai
keterbatasan. Namun di

257
sekolah ini mempunyai dua
proyektor yang bisa
digunakan secara
bergantian.
5. Kesulitan apa yang Penyediaan media masih
Bapak/Ibu alami dalam terbatas. Proyektor yang
menyediakan media bisa digunakan sebagai
pembelajaran? alternatif mediapun juga
terbatas karena
perbandingan kelas dan
proyektor tidak mncukupi.
6. Bagaimana keterlibatan Siswa kelas ini tergolong
siswa saat melaksanakan kelas yang ramai, namun
pembelajaran di kelas? apabila pembelajaran,
beberapa siswa saja yang
aktif terlibat dalam
pembelajaran. Namun
apabila saya membawa
media siswa lebih terlibat
karena lebih antusias.
7. Bahan ajar apa yang Buku tematik dari
Bapak/Ibu gunakan pada pemerintah menjadi buku
proses pembelajaran di utama dalam pembelajaran,
kelas? namun kadang siswa saya
minta mencari tambahan
materi lainnya.
Permasalahan 8. Menurut Bapak/Ibu apakah Beberapa siswa cemas
pembelajaran siswa kelas IV merasa dengan pelajaran sains dan
ketakutan atau cemas ketika matematiaka, umumnya
mengikuti pembelajaran siswa yang nilainya belum
sains dan matematika? memenuhi standar KKM.
Namun pada pembelajaran
matematika, kebanyakan
siswa memang terlihat
cemas apabila menjumpai
materi baru.
9. Bagaimana usaha yang Saya berusaha
Bapak/Ibu lakukan agar menggunakan media mas,
siswa tidak menganggap namun apabila media tidak
pembelajaran sains dan ada, mau tidak mau saya
matematika sebagai momok harus menggunakan model
bagi mereka? pembelajaran agar mereka
mudah memahami dan
bekerja sama dengan siswa
lainnya yang lebih
menguasai materi.

258
10. Bagaimana capian siswa Masih banyak siswa yang
pada pembelajaran sains dan belum memenuhi standar
matematika? KKM mas, siswa yang
belum memenuhi standar
KKM biasanya akan diberi
materi lebih seperti remidi.
11. Apa saja yang menjadi Penggunaan media mas,
kendala siswa dalam soalnya siswa akan lebih
mencapai tujuan mudah memahami materi
pembelajaran sains dan berdasarkan media yang
matematika? saya bawa dalam
pembelajaran. Misalnya
saya menggunakan
proyektor, ada slide
ataupun gambar, dan video,
namun tidak semua materi
saya pergunakan proyektor
karena media juga kurang.
12. Menurut Bapak/Ibu, seberapa Penting sekali mas, untuk
penting kemampuan mata pelajaran sains dan
penerapan konsep dimiliki matematika membutuhkan
oleh siswa? penerapan konsep dalam
pembelajaran maupun di
luar pembelajaran.
13. Bagaimana kemampuan Penerapan konsep siswa
penerapan konsep siswa pada masih sering terbalik-balik,
pembelajaran sains dan jadi penerapan konsep
matematika? siswa di kelas IV ini masih
perlu ditingkatkan kembali.
14. Apa usaha yang Bapak/Ibu Saya beri beberapa variasi
lakukan untuk meningkatkan soal yang berbeda kepada
kemampuan penerapan siswa. Contoh-contoh yang
konsep siswa pada saya berikan kepada siswa
pembelajaran sains dan lebih beragam dengan
matematika? harapan mereka bisa
menerapkan konsep yang
tepat pada beberapa soal
yang berbeda.
15. Menurut Bapak/Ibu, seberapa Menurut saya, karakter
penting karakter peduli peduli lingkungan sangat
lingkungan dimiliki oleh penting dimiliki oleh siswa,
siswa? terlebih lagi siswa SD.
Siswa harus diberi
pembiasaan karakter peduli
dengan lingkungannya
sendiri agar lebih nyaman

259
dalam belajar, lebih sehat,
dan lebih bersyukur.
16. Bagaimana karakter peduli Sebenarnya siswa disini
lingkungan siswa pada sudah peduli dengan
pembelajaran sains dan lingkungannya, namun
matematika? perlu itingkatkan kembali
karena petugas piket belum
maksimal dalam
mengarjakan tugasnya.
Penjaga sekolah sering
membersihkan ruang kelas
karena masih kotor yang
seharusnya merupakan
tugas siswa kelas untu
menjaga kebersihan.
17. Apa usaha yang Bapak/Ibu Saya biasanya menegur
lakukan untuk meningkatkan siswa apabila kelas kurang
karakter peduli lingkungan rapih ataupun ada yang
siswa? melapor bahwa ada siswa
yang membuang sampah
tidak pada tempatnya.
18. Apakah Bapak/Ibu Iya mas, bagus itu.
membutuhkan media Alangkah baikya apabila
pembelajaran yang dapat ada media pembelajaran
meningkatkan kemampuan yang dapat meningkatkan
penerapan konsep dan kemampuan penerapan
karakter peduli lingkungan konsep dan karakter peduli
siswa pada pembelajaran lingkungan pada
sains dan matematika? pembelajaran sains dan
matematika.
19. Apakah Bapak/Ibu Iya mas, saya sangat
membutuhkan media membutuhkan. Adanya
pembelajaran yang augmented reality akan
mengkombinasikan materi lebih menarik untuk siswa.
pembelajaran sains dan Saya harapkan bisa
matematika ke dalam sebuah membantu meningkatkan
buku cerita bergambar kemampuan penerapan
berbantuan augmented konsep dan karakter peduli
reality untuk meningkatkan lingkungan dalam
kemampuan penerapan pembelajaran.
konsep dan karakter peduli
lingkungan siswa?
Potensi yang 20. Apakah sekolah ini memiliki Iya mas, ada perpustakaan
dimiliki perpustakaan? sekolah, ada pula sudut
baca di tiap kelas.

260
21. Bagaimana keantusiasan Sekolah kami menerapkan
siswa kelas IV dalam program literasi mas, jadi di
memanfaatkan perpustakaan sudut kelas juga terdapat
sekolah? buku yang siswa bawa.
Kebanyakan siswa
membawa buku cerita,
buku dongeng, maupun
majalah bergambar ke
sekolah untuk nantinya
ditukarkan dengan siswa
lainnya.
22. Bagaimana minat baca siswa Siswa kelas ini suka
kelas IV? membaca mas, apalagi
dengan adanya program
literasi, sebelum
pembelajaran dimulai,
siswa sudah membaca buku
yang dibawa teman
sekelasnya, meskipun
bukunya buku fiksi tidak
masalah yang penting siswa
tertarik dahulu.
23. Sepengatahuan Bapak/Ibu, Buku yang sering mereka
buku seperti apa yang sering baca yaitu buku majalah
dibaca siswa kelas IV, baik dongeng mas, seperti
itu di kelas atau di majalah Bobo yang
perpustakaan? memiliki gambar dan warna
yang sesuai dengan siswa
SD.
24. Apakah sekolah ini memiliki Iya mas, sekolah kami
program literasi? memiliki program literasi
25. Bagaimana perkembangan Alhamdulillah sejauh ini
program literasi di sekolah program literasi berjalan
ini? mas, meskipun kadang
terkendala waktu
26. Menurut sepengetahuan ibu, Saya rasa pernah mas,
apakah siswa kelas IV pernah karena sekarang banyak
menggunakan Smartphone siswa yang sudah memiliki
baik itu milik pribadi atau Smartphone, tentunya
orang tuanya? dengan pengawasan orang
tua.
27. Bagaimana gaya belajar yang Saya merasa, siswa lebih
dimiliki siswa kelas IV? memahami materi apabila
didukung dengan media
gambar, baik dari buku
maupun dari media yang

261
saya bawa. Jadi gaya belajar
kelas IV ini termasuk ke
gaya belajar visual.
28. Sepengetahuan Bapak/Ibu, Siswa sangat berminat
seberapa besar minat siswa dengan media gambar,
terhadap media gambar? apalagi aoabila warnanya
menarik bagi siswa.

262
LAMPIRAN 2b

LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

Bapak/ Ibu yang terhormat,


Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi skala ini. Skala ini
ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “Buku Cerita
Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk Meningkatkan
Kemampuan Penerapan Konsep dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa
Kelas IV SD”. Aspek penilaian materi buku ini antara lain: kelengkapan isi
materi, fasilitas kemampuan penerapan konsep, fasilitas karakter peduli
lingkungan, dan kesesuaian soal latihan.
A. Petunjuk Pengisian
• Isilah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap
sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
• Kriteria penilaian:
SB = Sangat Baik
B = Baik
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
• Apabila Bapak/Ibu memiliki saran atau komentar, silahkan isi di
bagian yang telah disediakan. Saran atau komentar Bapak/Ibu
sangat bermanfaat untuk perbaikan produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini.
• Saya sampaikan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam
membantu pengembangan produk dalam penelitian ini.

263
No Komponen penilaian Skala
1 2 3 4
Kelengkapan Isi Materi
1 Kesesuaian materi dengan KD dan Indikator √
2 Kegiatan-kegiatan yang mendukung materi √
3 Penggunaan contoh konkret sebagai contoh pada √
materi
4 Kelengkapan materi yang disajikan √
5 Kemudahan memahami setiap bagian sub materi √
yang disajikan
6 Kesesuaian gambar yang dipilih dengan materi √
7 Kesesuaian materi yang disajikan dengan √
karakteristik siswa kelas IV SD
8 Keakuratan materi yang disajikan √
9 Kerealisasian pemilihan contoh pada materi yang √
disajikan.
10 Keakuratan pemilihan contoh pada materi yang √
disajikan.
Fasilitas Kemampuan Penerapan Konsep
11 Ketepatan pemilihan materi untuk meningkatkan √
kemampuan penerapan konsep siswa pada buku
cerita bergambar berbantuan augmented reality.
12 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan √
augmented reality untuk melatih siswa dalam
menggunakan informasi.
13 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan √
augmented reality untuk melatih siswa dalam
menggunakan konsep yang diberikan.
14 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan √
augmented reality untuk melatih siswa dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri.
Fasilitas Karakter Peduli LIngkungan
15 Ketepatan pemilihan karakter tokoh yang √
memiliki karakter peduli lingkungan pada buku
cerita bergambar berbantuan augmented reality.
16 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan √
augmented reality untuk membiasakan siswa
merawat tanaman di lingkungan sekitar.
17 Kemaanfatan buku cerita bergambar berbantuan √
augmented reality untuk dapat membuat siswa
menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
18 Kemanfaatan buku cerita bergambar berbantuan √
augmented reality untuk dapat membuat siswa
menggunakan sumber daya sesuai kebutuhan.

264
Kesesuaian Soal Laihan
19 Kesesuaian soal latihan dengan materi. √
20 Kesesuaian soal latihan dengan kompetensi dasar √
dan indikator yang akan dicapai.
21 Kesesuaian tingkat kesulitan soal latihan dengan √
kemampuan berpikir siswa kelas IV SD
22 Ketersediaan petunjuk pengerjaan soal √
23 Kemampuan soal latihan untuk merangsang √
kemampuan penerapan konsep siswa,
24 Ketersediaan soal latihan masing-masing √
indikator yang akan dicapai.
Jumlah Nilai 84

Komentar/Saran
(1) menambahkan petunjuk penggunaan buku, dan pemetaaan KD serta
indikator; (2) menegaskan setting tempat (planet).

Kesimpulan
Buku cerita bergambar berbantuan Augmented reality ini dinyatakan.
1. Layak untuk digunakan tanpa revisi
2. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran.
3. Tidak layak untuk digunakan.

Yogyakarta, Agustus 2018


Ahli Materi

(Dr. Pratiwi Pujiastuti, M.Pd.)

265
LAMPIRAN 2c

LEMBAR PENILAIAN AHLI MEDIA

Bapak/ Ibu yang terhormat,


Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi skala ini. Skala ini
ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “Buku Cerita
Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk Meningkatkan
Kemampuan Penerapan Konsep dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa
Kelas IV SD”. Aspek penilaian media buku ini yaitu aspek kelayakan
kegrafikan dan aspek kelayakan program augmented reality.
A. Petunjuk Pengisian
• Isilah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap
sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
• Kriteria penilaian:
SB = Sangat Baik
B = Baik
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
• Apabila Bapak/Ibu memiliki saran atau komentar, silahkan isi di
bagian yang telah disediakan. Saran atau komentar Bapak/Ibu
sangat bermanfaat untuk perbaikan produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini.
• Saya sampaikan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam
membantu pengembangan produk dalam penelitian ini.

266
Indikator Butir penilaian Alternatif Pilihan
Penilaian
SB B K SK Komentar
C. Ukuran Ukuran Fisik Buku
Buku 1. Kesesuaian ukuran
Buku dengan standar √
ISO.
2. Kesesuaian ukuran
dengan materi isi √
buku.
D. Desain Tata Letak Sampul Buku
Sampul 3. Konsistensi penampilan
Buku unsur tata letak pada √
(Cover) sampul muka.
4. Kesesuaian penampilan
pusat pandang (center √
point).
5. Proporsionalitas unsur
tata letak (judul, √
pengarang, ilustrasi,
logo, dll) dengan tata
letak isi (sesuaiwarna
6. Keharmonisan pola).

unsur tata letak harmonis.
Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca
7. Proporsionalitas ukuran
huruf judul buku √
dibandingkan ukuran
buku, nama pengarang
8. Kesesuaian warna judul
buku dengan warna latar √
belakang
9. Kesesuaian kombinasi
jenis huruf (tidak terlalu √
banyak menggunakan
kombinasi)
Ilustrasi Sampul Buku
10. Kesesuaian sampul dalam
menggambarkan √
isi/materi ajar

267
11. Proporsionalitas bentuk,
warna, ukuran, obyek √
sesuai dengan realita.
C. Desain Konsistensi Tata Letak
Isi 12. Kesesuaian penempatan
Buku unsur tata letak konsisten √
berdasarkan pola.
13. Kejelasan
pemisahan antar √
paragraf.
Unsur Tata Letak Harmonis
14. Kesesuaian marjin dua
halaman yang √
berdampingan.
15. Kesesuaian spasi antara

teks dan Ilustrasi.
Unsur tata letak lengkap
16. Kesesuaian penempatan
judul kegiatan belajar,
sub judul kegiatan √
belajar, dan angka
halaman/ folio.
17. Kesesuaian penempatan
ilustrasi dan keterangan √
gambar (caption).

Tata letak mempercepat pemahaman


18. Kesesuaian penempatan
hiasan/ilustrasi sebagai √
latar belakang.
19. Kesesuaian penempatan
judul, subjudul, ilustrasi,
dan keterangan gambar √
tidak mengganggu
pemahaman.
Tipografi Mudah Dibaca
21. Kesesuaian lebar susunan

teks.

268
22. Kesesuaian spasi antar √
baris susunan teks.
23. Kesesuaian spasi antar √
huruf (kerning).
Tipografi Isi Buku Memudahkan Pemahaman
24. Kesesuaian jenjang/

hierarki judul-judul.
25. Kesesuaian pemotongan √
kata (hyphenation)
Ilustrasi Isi
26. Kesesuaian mengungkap √
makna/ arti dari objek.
27. Keakuratan bentuk sesuai √
dengan kenyataan.
28. keserasian penyajian √
keseluruhan ilustrasi.
29. Kreatifitas desain buku. √

269
ASPEK KELAYAKAN PROGRAM AUGMENTED REALITY

Indikator Alternatif
Pilihan
Penilaian Butir penilaian Komentar
SB B K SK
C. Kemudahan Program mudah digunakan untuk semua orang
Penggunaan
30. Kemudahan
Program AR
menggunakan √
petunjuk
penggunaan
31. Kemudahan
menggunakan √
tombol navigasi
D. Fungsionalitas Program berfungsi dengan baik
32. Keberfungsian
program AR saat √
digunakan
33. Kesesuaian program √
AR dengan barcode

Komentar/Saran
(1) tampilan cetak dengan tampilan AR masih perlu diperbaiki agar sinkron; (2)
masih terdapat beberapa warna layout yang masih kurang menarik; dan (3) masih
terdapat 2 gambar yang belum dapat muncul dalam program augmented reality.

Kesimpulan
Buku cerita bergambar berbantuan Augmented reality ini dinyatakan.
1. Layak untuk digunakan tanpa revisi
2. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran.
3. Tidak layak untuk digunakan.

270
Yogyakarta, Agustus 2018
Ahli Media

(Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D.)

271
LAMPIRAN 2d

LEMBAR PENILAIAN AHLI BAHASA

Bapak/ Ibu yang terhormat,


Saya memohon bantuan Bapak/ Ibu untuk mengisi skala ini. Skala ini
ditujukan untuk mengetahui pendapat Bapak/ Ibu tentang “Buku Cerita
Bergambar Berbantuan Augmented Reality untuk Meningkatkan
Kemampuan Penerapan Konsep dan Karakter Peduli Lingkungan Siswa
Kelas IV SD”. Aspek penilaian bahasa buku ini antara lain: kesesuaian teks
cerita, kesesuaian bahasa, kesesuaian unsur cerita, dan kesesuaian makna
kata.
A. Petunjuk Pengisian
• Isilah tanda check () pada kolom yang Bapak/ Ibu anggap
sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
• Kriteria penilaian:
SB = Sangat Baik
B = Baik
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
• Apabila Bapak/Ibu memiliki saran atau komentar, silahkan isi di
bagian yang telah disediakan. Saran atau komentar Bapak/Ibu
sangat bermanfaat untuk perbaikan produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini.
• Saya sampaikan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam
membantu pengembangan produk dalam penelitian ini.

272
Skala
No Komponen penilaian
1 2 3 4
Kesesuaian teks cerita
1 Ketepatan jumlah kata √
2 Ketepatan pemilihan jenis huruf √
3 Ketepatan penentuan ukuran huruf √
4 Kesesuaian tata letak teks cerita √
5 Kemudahan memahami petunjuk penggunaan buku. √
6 Kemudahan memahami teks cerita. √
Kesesuaian bahasa
7 Ketepatan pemilihan kata. √
8 Keefektifan kalimat. √
9 Kesesuaian antar paragraf. √
10 Konsistensi penggunaan kata atau istilah. √
11 Ketepatan penggunaan Bahasa. √
12 Keterbacaan tulisan pada cerita. √
13 kesesuaian penggunaan tanda baca. √
14 Pemilihan kata baku sesuai dengan EYD √
15 Kesesuaian penggunaan ikon atau simbol √
Kesesuaian unsur cerita
16 Kesesuaian tokoh dan penokohan √
17 Kesesuaian alur cerita √
18 Kesesuaian sudut pandang pada cerita √
19 Kesesuaian tema cerita √
20 Kesesuaian latar cerita √
Kesesuaian makna kata
21 Ketersediaan makna kata asing/serapan √
22 Kesesuaian makna kata dengan konteks kalimat √
23 Kesesuaian makna kata dengan unsur cerita √
Jumlah nilai 89

Komentar/Saran
(1) alur cerita masih perlu diperbaiki, karena kurang cocok untuk siswa kelas IV;
(2) memperjelas karakter tokoh di awal; (3) menyamakan ukuran huruf; (4)
memperbaiki kesalahan penulisan; (5) mengurangi kalimat yang terlalu panjang;
dan (6) memberikan pemetaan KD serta indikator.

Kesimpulan
Buku cerita bergambar berbantuan Augmented reality ini dinyatakan.
1. Layak untuk digunakan tanpa revisi
2. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran.
3. Tidak layak untuk digunakan.

273
Yogyakarta, Agustus 2018
Ahli Bahasa

(Dr. Enny Zubaidah, M.Pd.)

274
LAMPIRAN 2e

Data Hasil Pre-Skala Karakter Peduli lingkungan


Kelas IVA SDN Glagah

Nomor Item
No jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 48
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 50
3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 45
4 1 2 2 3 2 1 3 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2 40
5 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 43
6 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 49
7 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 50
8 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 2 3 1 2 46
9 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 43
10 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 46
11 3 2 3 3 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 3 3 3 48
12 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
13 4 3 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 59
14 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 52
15 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 45
16 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45
17 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 3 46
18 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 51
19 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 46
20 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 48
21 2 3 2 2 3 3 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 43
22 3 2 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 41
23 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 46
24 4 3 2 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 4 4 2 2 2 3 2 57
25 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 3 41
26 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 46
27 2 2 3 2 4 3 2 2 3 1 3 4 3 2 2 4 2 2 3 2 51

275
Data Hasil Post-Skala Karakter Peduli lingkungan
Kelas IVA SDN Glagah

Nomor Item
No jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 63
2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 52
3 4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 4 60
4 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 50
5 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 55
6 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 58
7 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 2 2 3 3 4 60
8 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 53
9 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 57
10 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3 1 4 3 57
11 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 59
12 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 57
13 2 4 3 4 1 4 3 4 3 4 4 3 1 4 2 3 3 2 3 2 59
14 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 59
15 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 56
16 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 2 53
17 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 58
18 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 58
19 3 4 3 3 2 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 57
20 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 57
21 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 53
22 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 2 4 3 2 4 3 3 65
23 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 61
24 4 3 2 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 4 4 3 2 2 3 2 58
25 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 54
26 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 56
27 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 56

276
LAMPIRAN 2f

Data Hasil Pre-Skala Karakter Peduli lingkungan


Kelas IVB SDN Glagah

Nomor Item
No jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 1 3 49
2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 48
3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 42
4 3 3 2 1 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 45
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 1 3 42
6 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 1 47
7 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 51
8 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 48
9 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 45
10 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 47
11 3 3 3 3 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 46
12 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 47
13 4 3 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 57
14 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 53
15 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 47
16 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 49
17 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 48
18 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 46
19 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 50
20 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 48
21 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 47
22 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 44
23 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 47
24 4 3 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 2 59
25 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 44
26 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 50
27 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 45

277
Data Hasil Post-Skala Karakter Peduli lingkungan
Kelas IVB SDN Glagah

Nomor Item
No jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 59
2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 54
3 4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 62
4 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 49
5 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 2 4 56
6 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 56
7 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 62
8 3 2 3 2 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3 2 2 53
9 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 56
10 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 3 2 55
11 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 57
12 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 56
13 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 70
14 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 61
15 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 2 55
16 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 4 3 2 3 2 4 4 57
17 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 60
18 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 2 62
19 3 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 60
20 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 59
21 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 54
22 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 67
23 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 61
24 4 3 2 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 2 59
25 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 2 2 2 3 3 52
26 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 55
27 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4 3 4 2 3 4 60

278
LAMPIRAN 2g

Data Hasil Pre-Skala Karakter Peduli lingkungan


Kelas IVC SDN Glagah

Nomor Item
No jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 44
2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 45
3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 39
4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 46
5 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 1 3 37
6 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 41
7 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 48
8 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 39
9 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 49
10 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 43
11 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 44
12 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 46
13 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 36
14 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 3 2 3 2 2 37
15 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 44
16 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 48
17 3 2 3 3 2 3 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 46
18 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 44
19 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 3 1 44
20 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 44
21 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 1 51
22 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 43
23 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 49
24 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 48
25 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 45
26 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 1 47
27 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 2 3 3 42

279
Data Hasil Post-Skala Karakter Peduli lingkungan
Kelas IVC SDN Glagah

Nomor Item
No jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 42
2 2 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 46
3 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 42
4 2 3 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 47
5 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 47
6 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 53
7 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 50
8 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 50
9 3 2 3 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 48
10 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 49
11 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 51
12 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 48
13 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 3 3 41
14 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 46
15 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 50
16 3 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 48
17 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 48
18 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 2 57
19 3 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 53
20 3 2 3 1 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 55
21 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 51
22 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 52
23 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 51
24 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 53
25 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 46
26 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 49
27 4 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 53

280
LAMPIRAN 2h

Pretest IVA SDN Glagah

No absen 1 2 3 4 5 Total Nilai


1 2 1 2 1 1 7 35
2 4 2 2 2 1 11 55
3 2 1 2 1 1 7 35
4 2 2 1 2 1 8 40
5 4 1 1 2 1 9 45
6 3 2 3 2 2 12 60
7 3 2 2 1 2 10 50
8 2 1 2 2 2 9 45
9 2 3 3 2 2 12 60
10 2 3 2 2 2 11 55
11 3 2 2 1 1 9 45
12 3 2 3 2 3 13 65
13 2 1 1 2 1 7 35
14 2 3 2 2 1 10 50
15 4 2 1 1 1 9 45
16 4 2 2 1 2 11 55
17 3 1 2 1 2 9 45
18 2 1 2 3 2 10 50
19 2 1 1 1 2 7 35
20 1 2 2 2 1 8 40
21 4 2 2 1 1 10 50
22 2 1 1 2 1 7 35
23 3 1 2 1 1 8 40
24 2 1 2 2 1 8 40
25 4 1 3 2 1 11 55
26 3 1 2 1 1 8 40
27 2 2 3 2 2 11 55
Jumlah 1260
Rata-Rata 46,67

281
Posttest IVA SDN Glagah

No absen 1 2 3 4 5 Total Nilai


1 4 2 3 3 3 15 75
2 4 4 3 3 4 18 90
3 3 4 3 3 3 16 80
4 3 3 3 3 3 15 75
5 4 2 4 3 3 16 80
6 4 4 4 3 3 18 90
7 3 4 2 3 2 14 70
8 3 3 3 3 3 15 75
9 3 4 3 3 3 16 80
10 2 2 3 3 3 13 65
11 3 3 3 3 2 14 70
12 3 4 4 3 3 17 85
13 2 2 3 2 3 12 60
14 3 3 3 2 3 14 70
15 4 3 3 2 2 14 70
16 3 3 2 3 3 14 70
17 4 3 4 3 2 16 80
18 4 2 3 3 3 15 75
19 3 4 2 3 2 14 70
20 4 2 3 3 3 15 75
21 4 3 3 3 3 16 80
22 4 2 3 3 2 14 70
23 3 2 4 3 4 16 80
24 4 2 4 3 3 16 80
25 3 4 3 3 2 15 75
26 4 3 3 3 3 16 80
27 3 2 4 3 3 15 75
Jumlah 2045
Rata-Rata 75,74

282
LAMPIRAN 2i

Pretest IVB SDN Glagah

No absen 1 2 3 4 5 Total Nilai


1 2 2 2 2 1 9 45
2 4 2 2 3 2 13 65
3 2 2 1 1 1 7 35
4 3 1 2 2 1 9 45
5 3 2 2 1 1 9 45
6 2 1 1 2 2 8 40
7 2 2 2 1 2 9 45
8 3 2 2 2 1 10 50
9 4 3 2 1 1 11 55
10 2 2 1 2 2 9 45
11 3 1 2 1 2 9 45
12 2 2 3 2 2 11 55
13 2 2 2 3 3 12 60
14 2 1 2 2 2 9 45
15 2 1 2 1 1 7 35
16 2 1 1 1 1 6 30
17 2 2 1 2 2 9 45
18 4 1 1 2 2 10 50
19 2 2 1 2 1 8 40
20 2 2 2 1 2 9 45
21 3 2 2 2 2 11 55
22 3 1 2 2 1 9 45
23 3 1 1 2 2 9 45
24 3 2 3 3 3 14 70
25 2 2 2 2 2 10 50
26 4 1 1 0 1 7 35
27 3 2 2 1 1 9 45
Jumlah 1265
Rata-Rata 46,85

283
Posttest IVB SDN Glagah

No absen 1 2 3 4 5 Total Nilai


1 4 4 2 2 3 15 75
2 4 3 4 3 4 18 90
3 4 2 3 3 2 14 70
4 4 3 3 2 3 15 75
5 4 3 3 4 2 16 80
6 4 2 3 2 3 14 70
7 2 3 4 3 3 15 75
8 3 3 3 3 3 15 75
9 4 3 2 3 3 15 75
10 2 3 3 3 3 14 70
11 4 3 4 2 3 16 80
12 4 3 4 3 3 17 85
13 3 3 3 3 3 15 75
14 4 3 3 4 3 17 85
15 3 4 2 4 3 16 80
16 4 2 3 2 3 14 70
17 4 3 3 3 2 15 75
18 4 3 2 2 3 14 70
19 4 3 3 3 2 15 75
20 2 2 2 3 3 12 60
21 4 2 3 3 3 15 75
22 3 3 3 3 3 15 75
23 3 4 3 4 4 18 90
24 4 3 3 3 3 16 80
25 2 3 4 3 3 15 75
26 4 3 2 1 2 12 60
27 3 3 3 3 2 14 70
Jumlah 2035
Rata-Rata 75,37

284
LAMPIRAN 2j

Pretest IVC SDN Glagah

No absen 1 2 3 4 5 Total Nilai


1 2 2 1 1 1 7 35
2 2 2 2 2 2 10 50
3 2 2 2 1 2 9 45
4 3 1 2 2 1 9 45
5 2 1 2 2 3 10 50
6 3 2 2 2 2 11 55
7 2 1 2 1 2 8 40
8 2 3 1 1 2 9 45
9 2 2 3 1 1 9 45
10 2 2 1 2 2 9 45
11 3 2 2 1 2 10 50
12 2 2 1 2 3 10 50
13 3 2 1 3 2 11 55
14 2 1 3 2 2 10 50
15 2 2 2 2 2 10 50
16 2 1 1 2 1 7 35
17 2 3 2 2 3 12 60
18 2 2 2 3 2 11 55
19 2 1 2 1 2 8 40
20 3 2 1 3 2 11 55
21 2 1 1 2 1 7 35
22 2 2 1 2 3 10 50
23 2 2 2 3 2 11 55
24 3 1 1 2 1 8 40
25 3 2 2 2 1 10 50
26 2 3 2 2 2 11 55
27 2 2 1 2 2 9 45
Jumlah 1285
Rata-Rata 47,59

285
Posttest IVC SDN Glagah

No absen 1 2 3 4 5 Total Nilai


1 3 1 2 2 2 10 50
2 2 3 3 2 3 13 65
3 3 2 3 2 2 12 60
4 4 3 2 3 2 14 70
5 3 2 3 2 2 12 60
6 2 3 3 4 4 16 80
7 2 2 2 3 2 11 55
8 2 2 3 2 2 11 55
9 4 2 2 2 2 12 60
10 3 3 2 2 2 12 60
11 4 4 3 2 3 16 80
12 2 3 3 3 3 14 70
13 2 2 3 2 2 11 55
14 4 2 2 2 2 12 60
15 4 2 2 1 2 11 55
16 2 3 2 2 2 11 55
17 3 2 2 3 3 13 65
18 3 2 3 3 3 14 70
19 4 3 3 2 2 14 70
20 2 2 2 2 3 11 55
21 2 3 2 2 3 12 60
22 3 3 2 3 3 14 70
23 3 3 3 3 3 15 75
24 3 3 2 1 2 11 55
25 2 2 3 2 1 10 50
26 2 2 3 2 2 11 55
27 3 2 3 2 4 14 70
Jumlah 1685
Rata-Rata 62,41

286
Lampiran 3

DATA HASIL ANALISIS


STATISTIK INFERENSIAL
• Lampiran 3a : Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest
• Lampiran 3b : Uji-t Skala Peduli Lingkungan
• Lampiran 3c : Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest
• Lampiran 3d : Uji-t Tes Kemampuan Penerapan Konsep
• Lampiran 3e : Uji Hipotesis MANOVA

287
LAMPIRAN 3a

Uji Normalitas Pretest (Penerapan Konsep dan Peduli Lingkungan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Pretest_PK Pretest_PL Pretest_P Pretest_P Pretest_P Pretest_P
_Kontrol _Kontrol K_Eks1 L_Eks1 K_Eks2 L_Eks2
N 27 27 27 27 27 27
Normal Mea 47.59 44.04 46.67 47.00 46.85 47.81
Param n
etersa Std. 6.846 3.907 8.771 4.481 9.003 3.873
Devi
ation
Most Abso .193 .163 .147 .181 .248 .185
Extrem lute
e Positi .103 .087 .147 .181 .248 .185
Differe ve
nces Nega -.193 -.163 -.125 -.075 -.196 -.088
tive
Kolmogorov- 1.003 .846 .763 .940 1.289 .959
Smirnov Z
Asymp. Sig. (2- .267 .471 .606 .340 .072 .316
tailed)
a. Test
distribution is
Normal.

288
Uji Homogenitas Pretest (Penerapan Konsep dan Peduli Lingkungan)

Test of Homogeneity of Variances


Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Pretest_Penerapan.Konsep .901 2 78 .410
Pretest_Peduli.Lingkungan .501 2 78 .608

289
LAMPIRAN 3b

Uji-T Berpasangan (Paired Sample T-Test) Karakter Peduli Lingkungan

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. 95% (2-
Deviati Erro Confidence taile
on r Interval of d)
Mea the
n Difference
Lowe Upp
r er
Pai Pretest_Peduli.Lingkungan - 4.883 .940 - - - 2 .000
r1 _KE1 - 10.07 12.00 8.14 10.72 6
Posttest_Peduli.Lingkunga 4 6 3 1
n_KE1

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig.
Mea Std. Std. 95% (2-
n Deviati Erro Confidence taile
on r Interval of the d)
Mea Difference
n Lowe Uppe
r r
Pai Pretest_Peduli.Lingkungan - 8.798 1.69 - - - 2 .000
r1 _KE2 - 32.3 3 35.8 28.8 19.1 6
Posttest_Peduli.Lingkunga 70 51 90 19
n_KE2

290
Uji-T Independen (Independent Sample T-Test) Karakter Peduli Lingkungan

Independent Samples Test


Levene' t-test for Equality of Means
s Test
for
Equality
of
Variance
s
F Si t df Sig. Mean Std. 95%
g. (2- Differe Error Confidence
taile nce Differe Interval of
d) nce the
Difference
Low Upp
er er
Posttest_Peduli.Lin Equal .7 .3 8.1 52 .00 7.963 .982 5.9 9.9
gkungan varian 89 78 12 0 93 33
ces
assum
ed
Equal 8.1 50.8 .00 7.963 .982 5.9 9.9
varian 12 70 0 92 34
ces
not
assum
ed

291
LAMPIRAN 3c

Uji Normalitas Posttest (Penerapan Konsep dan Peduli Lingkungan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Posttest_P Posttest_P Posttest_ Posttest_ Posttest_ Posttest_
K_Kontrol L_Kontrol PK_Eks1 PL_Eks1 PK_Eks2 PL_Eks2
N 27 27 27 27 27 27
Norma Mea 62.41 49.11 75.74 57.07 75.37 58.04
l n
Param Std. 8.590 3.866 6.893 3.327 7.196 4.493
etersa Devi
ation
Most Abso .203 .099 .157 .121 .224 .119
Extre lute
me Posit .203 .083 .157 .096 .224 .119
Differe ive
nces Neg -.145 -.099 -.139 -.121 -.183 -.073
ative
Kolmogorov- 1.055 .516 .817 .627 1.165 .620
Smirnov Z
Asymp. Sig. .216 .952 .517 .826 .132 .837
(2-tailed)
a. Test
distribution is
Normal.

292
Uji Homogenitas Posttest (Penerapan Konsep dan Peduli Lingkungan)

Test of Homogeneity of Variances


Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Posttest_Penerapan.Konse 2.037 2 78 .137
p
Posttest_Peduli.Lingkunga 1.302 2 78 .278
n

293
LAMPIRAN 3d

Uji-T Berpasangan (Paired Sample T-Test) Kemampuan Penerapan Konsep

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig.
Mea Std. Std. 95% (2-
n Deviati Erro Confidence taile
on r Interval of the d)
Mea Difference
n Lowe Uppe
r r
Pa Pretest_Penerapan.Konse - 8.991 1.73 - - - 2 .000
ir 1 p_KE1 - 29.0 0 32.6 25.5 16.8 6
Posttest_Penerapan.Konse 74 31 17 02
p_KE1

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig.
Mea Std. Std. 95% (2-
n Deviati Erro Confidence taile
on r Interval of the d)
Mea Difference
n Lowe Uppe
r r
Pa Pretest_Penerapan.Konse - 8.750 1.68 - - - 2 .000
ir 1 p_KE2 - 28.5 4 31.9 25.0 16.9 6
Posttest_Penerapan.Konse 19 80 57 35
p_KE2

294
Uji-T Independen (Independent Sample T-Test) Kemampuan Penerapan
konsep

Independent Samples Test


Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality
of
Variance
s
F Si t df Sig. Mean Std. 95%
g. (2- Differe Error Confidence
taile nce Differe Interval of
d) nce the
Difference
Low Upp
er er
Posttest_Penerapa Equal 3.2 .0 6.0 52 .00 12.963 2.157 8.6 17.2
n.Konsep varian 88 76 11 0 36 90
ces
assum
ed
Equal 6.0 50.4 .00 12.963 2.157 8.6 17.2
varian 11 50 0 32 94
ces
not
assum
ed

295
LAMPIRAN 3e

Uji Homogenitas Matriks Varian Kovarian

Box's Test of
Equality of
Covariance
Matricesa
Box's M 9.508
F 1.526
df1 6
df2 1.516E5
Sig. .165

Uji Hipotesis MANOVA

Multivariate Testsa
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .996 1.043E4a 2.000 77.000 .000
Wilks' Lambda .004 1.043E4a 2.000 77.000 .000
Hotelling's Trace 270.803 1.043E4a 2.000 77.000 .000
Roy's Largest Root 270.803 1.043E4a 2.000 77.000 .000
Kelas Pillai's Trace .625 17.746 4.000 156.000 .000
Wilks' Lambda .379 24.052a 4.000 154.000 .000
Hotelling's Trace 1.628 30.941 4.000 152.000 .000
Roy's Largest Root 1.622 63.239b 2.000 78.000 .000
a. Design: Intercept + Kelas
b. Exact statistic
c. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.

296
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

• Lampiran 4a : RPP Kelompok Eksperimen


• Lampiran 4b : RPP Kelompok Kontrol

297
LAMPIRAN 4a

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELOMPOK EKSPERIMEN

Sekolah : SDN Glagah


Mata Pelajaran : Sains dan Matematika
Kelas/Semester : IVA & IVB/I
Tema/Subtema : 2/2
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. KD dan Indikator
Pertemuan 1

Kompetensi Dasar Indikator


3.5 Mengidentifikasi berbagai
3.5.1 Siswa dapat mengidentifikasi
sumber energi, perubahan bentuk berbagai sumber energi yang digunakan
energi, dan sumber energi alternatif
dalam kehidupan sehari-hari dengan
(angin, air, matahari, panas bumi, benar.
bahan bakar organik, dan nuklir) 3.5.2 Siswa dapat mengidentifikasi
dalam kehidupan sehari-hari. perubahan bentuk energi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dengan benar.
3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan 3.1.1 Siswa dapat membuktikan
senilai dengan gambar dan model hubungan pembilang dan penyebut antar
konkret pecahan senilai dengan benar.

298
3.1.2 Siswa dapat menemukan
pecahan-pecahan yang senilai dengan
benar.

Pertemuan 2

Kompetensi Dasar Indikator


3.5 Mengidentifikasi berbagai 3.5.3 Siswa dapat mengidentifikasi
sumber energi, perubahan bentuk sumber energi alternatif yang digunakan
energi, dan sumber energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari dengan
(angin, air, matahari, panas bumi, benar.
bahan bakar organik, dan nuklir)
dalam kehidupan sehari-hari.
4.1 Mengidentifikasi pecahan- 4.1.1 Siswa dapat membandingkan nilai
pecahan senilai dengan gambar dan dua pecahan dengan benar.
model konkret. 4.1.2 Siswa dapat mengurutkan pecahan
dengan penyebut berbeda dengan benar.

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Disajikan gambar dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented
reality, Siswa dapat mengidentifikasi berbagai sumber energi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
2. Disajikan gambar dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented
reality, Siswa dapat mengidentifikasi perubahan bentuk energi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
3. Disajikan ilustrasi dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented
reality, Siswa dapat membuktikan hubungan pembilang dan penyebut
antar pecahan senilai dengan benar.
4. Disajikan ilustrasi dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented
reality, Siswa dapat menemukan pecahan-pecahan yang senilai dengan
benar.

299
Pertemuan 2
1. Disajikan ilustrasi dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented
reality, Siswa dapat mengidentifikasi sumber energi alternatif yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
2. Disajikan ilustrasi dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented
reality, Siswa dapat membandingkan nilai dua pecahan dengan benar.
3. Disajikan ilustrasi dalam buku cerita bergambar berbantuan augmented
reality, Siswa dapat mengurutkan pecahan dengan penyebut berbeda
dengan benar.

D. Materi Pembelajaran
1. Energi
2. Pecahan senilai

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Demonstrasi
3. Diskusi
4. Cooperative Learning tipe Learning Together (LT)

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Komponen Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Siswa 10
Awal 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam menit
pembuka. pembuka.
2. Mengajak semua siswa 2. Salah satu siswa
berdoa. memimpin doa.
3. Melakukan presensi 3. Menanggapi presensi oleh
kehadiran siswa. guru.
4. Menanyakan materi yang 4. Menjawab pertanyaan
telah dipelajari siswa pada guru tentang materi yang
pertemuan sebelumnya. telah dipelajari siswa pada
pertemuan sebelumnya.

300
5. Memberi apersepsi dengan 5. Menjawab bahwa semua
menanyakan “mengapa kegiatan manusia
manusia dapat melakukan membutuhkan energi.
berbagai macam aktivitas 6. Menyimak penjelasan
seperti: mencuci pakaian, guru tentang informasi
menyetrika, dan memasak?’ materi dan indikator
6. Menyampaikan materi yang pembelajaran.
akan dipelajari serta
indikator pembelajaran yang
akan dicapai.
Kegiatan 1. Memberikan materi terkait 1. Memperhatikan penjelasan 45
Inti energi. guru terkait energi. menit
2. Memberikan video terkait 2. Menonton video terkait
lingkungan. lingkungan.
3. Membagi siswa menjadi 6 3. Dibagi menjadi 6
kelompok yang anggotanya kelompok yang
heterogen. anggotanya heterogen.
4. Memberikan buku cerita 4. Setiap kelompok diberikan
bergambar berbantuan buku cerita bergambar
augmented reality kepada berbantuan augmented
setiap kelompok. reality.
5. Membimbing masing-
5. Setelah masing-masing
masing kelompok dalam kelompok mendapatkan
membahas isi cerita yang buku cerita bergambar
terdapat dalam buku. berbantuan augmented
6. Meminta perwakilan reality, kemudian masing-
kelompok maju untuk masing kelompok
menceritakan hasil membahas isi cerita yang
menyimak cerita dalam terdapat dalam buku.
buku. 6. Beberapa perwakilan
7. Memberikan penguatan kelompok maju untuk
terhadap materi yang belum menceritakan hasil
jelas. menyimak cerita dalam
buku.
7. Menyimak penguatan
terhadap materi yang
belum jelas.
Kegiatan 1. Membimbing siswa untuk 1. Menyimpulkan materi 15
Penutup menyimpulkan materi pembelajaran yang ditelah menit
pembelajaran yang telah dipelajari.
dipelajari. 2. Menanyakan materi yang
2. Memberikan siswa belum dipahami.
kesempatan bertanya tentang 3. Menjawab pertanyaan dari
materi yang belum guru tentang materi yang
dipahami. telah dipelajari.

301
3. Mengajukan pertanyaan 4. Salah satu siswa
kepada beberapa siswa memimpin berdoa pada
tentang materi yang telah akhir pembelajaran.
dipelajari.
4. Memberi umpan balik
berupa tugas.
5. Memberitahu materi
pembelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya.
6. Menyiapkan siswa untuk
berdoa di akhir
pembelajaran.

Pertemuan 2
Alokasi
Komponen Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Siswa 10
Awal 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam menit
pembuka. pembuka.
2. Mengajak semua siswa 2. Salah satu siswa
berdoa. memimpin doa.
3. Melakukan presensi 3. Menanggapi presensi oleh
kehadiran siswa. guru.
4. Menanyakan materi yang 4. Menjawab pertanyaan
telah dipelajari siswa pada guru tentang materi yang
pertemuan sebelumnya. telah dipelajari siswa pada
5. Memberi apersepsi dengan pertemuan sebelumnya.
menanyakan “Apakah suatu 5. Menjawab apersepsi yang
saat nanti energi dapat diberikan guru.
habis? Bagaimana cara 6. Menyimak penjelasan
yang dapat dilakukan guru tentang informasi
manusia agar tetap materi dan indikator
mendapatkan energi?” pembelajaran.
6. Menyampaikan materi yang
akan dipelajari serta
indikator pembelajaran
yang akan dicapai.
Kegiatan 1. Memberikan materi terkait 1. Memperhatikan 45
Inti energi alternatif. penjelasan guru terkait menit
2. Memberikan contoh-contoh energi.
energi alternatif dengan 2. Memberikan contoh-
tanya jawab bersama siswa. contoh energi alternatif

302
3. Membagi siswa menjadi 6 dalam kehidupan sehari-
kelompok yang anggotanya hari.
heterogen. 3. Dibagi menjadi 6
4. Memberikan buku cerita kelompok yang
bergambar berbantuan anggotanya heterogen.
augmented reality kepada 4. Setiap kelompok diberikan
setiap kelompok. buku cerita bergambar
5. Membimbing masing- berbantuan augmented
masing kelompok dalam reality.
membahas isi cerita yang 5. Setelah masing-masing
terdapat dalam buku. kelompok mendapatkan
6. Meminta perwakilan buku cerita bergambar
kelompok maju untuk berbantuan augmented
menceritakan hasil reality, kemudian masing-
menyimak cerita dalam masing kelompok
buku. membahas isi cerita yang
7. Memberikan penguatan terdapat dalam buku.
terhadap materi yang belum 6. Beberapa perwakilan
jelas. kelompok maju untuk
menceritakan hasil
menyimak cerita dalam
buku.
7. Menyimak penguatan
terhadap materi yang
belum jelas.
Kegiatan 1. Membimbing siswa untuk 1. Menyimpulkan materi 15
Penutup menyimpulkan materi pembelajaran yang ditelah menit
pembelajaran yang telah dipelajari.
dipelajari. 2. Menanyakan materi yang
2. Memberikan siswa belum dipahami.
kesempatan bertanya 3. Menjawab pertanyaan dari
tentang materi yang belum guru tentang materi yang
dipahami. telah dipelajari.
3. Mengajukan pertanyaan 4. Salah satu siswa
kepada beberapa siswa memimpin berdoa pada
tentang materi yang telah akhir pembelajaran.
dipelajari.
4. Memberi umpan balik
berupa tugas.
5. Memberitahu materi
pembelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya.
6. Menyiapkan siswa untuk
berdoa di akhir
pembelajaran.

303
G. Media/Alat Peraga dan Sumber Belajar
3. Media/Alat Peraga
a. Buku Cerita Bergambar Berbantuan Augmented Reality.
b. Video.
4. Sumber Belajar
a. Anggari, Anggi, dkk. 2017. Selalu Berhemat Energi: Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 untuk Guru SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
b. Anggari, Anggi, dkk. 2017. Selalu Berhemat Energi: Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 untuk Siswa SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

H. Penilaian
Lembar Observasi Kerja Kelompok
Langkah pemecahan masalah
No Kelompok
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.

Menyetujui, Yogyakarta,……………
Kepala Sekolah Guru Kelas

(……………………………………) (………………………………….)

304
LAMPIRAN 4b

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELOMPOK EKSPERIMEN

Sekolah : SDN Glagah


Mata Pelajaran : Sains dan Matematika
Kelas/Semester : IVC/I
Tema/Subtema : 2/2
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. KD dan Indikator
Pertemuan 1

Kompetensi Dasar Indikator


3.5 Mengidentifikasi berbagai
3.5.1 Siswa dapat mengidentifikasi
sumber energi, perubahan bentuk berbagai sumber energi yang digunakan
energi, dan sumber energi alternatif
dalam kehidupan sehari-hari dengan
(angin, air, matahari, panas bumi, benar.
bahan bakar organik, dan nuklir) 3.5.2 Siswa dapat mengidentifikasi
dalam kehidupan sehari-hari. perubahan bentuk energi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dengan benar.
3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan 3.1.1 Siswa dapat membuktikan
senilai dengan gambar dan model hubungan pembilang dan penyebut antar
konkret pecahan senilai dengan benar.

305
3.1.2 Siswa dapat menemukan
pecahan-pecahan yang senilai dengan
benar.

Pertemuan 2

Kompetensi Dasar Indikator


3.5 Mengidentifikasi berbagai 3.5.3 Siswa dapat mengidentifikasi
sumber energi, perubahan bentuk sumber energi alternatif yang digunakan
energi, dan sumber energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari dengan
(angin, air, matahari, panas bumi, benar.
bahan bakar organik, dan nuklir)
dalam kehidupan sehari-hari.
4.1 Mengidentifikasi pecahan- 4.1.1 Siswa dapat membandingkan nilai
pecahan senilai dengan gambar dan dua pecahan dengan benar.
model konkret. 4.1.2 Siswa dapat mengurutkan pecahan
dengan penyebut berbeda dengan benar.

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
5. Disajikan gambar dalam buku pembelajaran K13, Siswa dapat
mengidentifikasi berbagai sumber energi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar.
6. Disajikan gambar dalam buku pembelajaran K13, Siswa dapat
mengidentifikasi perubahan bentuk energi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar.
7. Disajikan ilustrasi dalam buku pembelajaran K13, Siswa dapat
membuktikan hubungan pembilang dan penyebut antar pecahan senilai
dengan benar.
8. Disajikan ilustrasi dalam buku pembelajaran K13, Siswa dapat
menemukan pecahan-pecahan yang senilai dengan benar.

306
Pertemuan 2
4. Disajikan ilustrasi dalam buku pembelajaran K13, Siswa dapat
mengidentifikasi sumber energi alternatif yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar.
5. Disajikan ilustrasi dalam buku pembelajaran K13, Siswa dapat
membandingkan nilai dua pecahan dengan benar.
6. Disajikan ilustrasi dalam buku pembelajaran K13, Siswa dapat
mengurutkan pecahan dengan penyebut berbeda dengan benar.

D. Materi Pembelajaran
1. Energi
2. Pecahan senilai

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Cooperative Learning tipe Learning Together (LT)

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Komponen Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Siswa 10
Awal 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam menit
pembuka. pembuka.
2. Mengajak semua siswa 2. Salah satu siswa
berdoa. memimpin doa.
3. Melakukan presensi 3. Menanggapi presensi oleh
kehadiran siswa. guru.
4. Menanyakan materi yang 4. Menjawab pertanyaan
telah dipelajari siswa pada guru tentang materi yang
pertemuan sebelumnya. telah dipelajari siswa pada
5. Memberi apersepsi dengan pertemuan sebelumnya.
menanyakan “mengapa

307
manusia dapat melakukan 5. Menjawab bahwa semua
berbagai macam aktivitas kegiatan manusia
seperti: mencuci pakaian, membutuhkan energi.
menyetrika, dan memasak?’ 6. Menyimak penjelasan
6. Menyampaikan materi yang guru tentang informasi
akan dipelajari serta materi dan indikator
indikator pembelajaran yang pembelajaran.
akan dicapai.
Kegiatan 1. Memberikan materi terkait 1. Memperhatikan penjelasan 45
Inti energi. guru terkait energi. menit
2. Memberikan penjelasan dari 2. Menyimak ilustrasi dalam
ilustrasi dalam buku buku pembelajaran K13.
pembelajaran K13. 3. Dibagi menjadi 6
3. Membagi siswa menjadi 6 kelompok yang
kelompok yang anggotanya anggotanya heterogen.
heterogen. 4. Setiap kelompok diberikan
4. Memberikan tugas sesuai penugasan sesuai buku
dengan buku pembelajaran pembelajaran K13.
K13 kepada setiap
5. Setelah masing-masing
kelompok. kelompok mendapatkan
5. Membimbing masing- instruksi, kemudian
masing kelompok dalam masing-masing kelompok
berdiskusi. berdiskusi untuk
6. Meminta perwakilan mengerjakan tugas yang
kelompok maju untuk diberikan.
mempresentasikan hasil
6. Beberapa perwakilan
diskusi. kelompok maju untuk
7. Memberikan penguatan mempresentasikan hasil
terhadap materi yang belum diskusi.
jelas. 7. Menyimak penguatan
terhadap materi yang
belum jelas.
Kegiatan 1. Membimbing siswa untuk 1. Menyimpulkan materi 15
Penutup menyimpulkan materi pembelajaran yang ditelah menit
pembelajaran yang telah dipelajari.
dipelajari. 2. Menanyakan materi yang
2. Memberikan siswa belum dipahami.
kesempatan bertanya tentang 3. Menjawab pertanyaan dari
materi yang belum guru tentang materi yang
dipahami. telah dipelajari.
3. Mengajukan pertanyaan 4. Salah satu siswa
kepada beberapa siswa memimpin berdoa pada
tentang materi yang telah akhir pembelajaran.
dipelajari.
4. Memberi umpan balik
berupa tugas.

308
5. Memberitahu materi
pembelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya.
6. Menyiapkan siswa untuk
berdoa di akhir
pembelajaran.

Pertemuan 2
Alokasi
Komponen Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Siswa 10
Awal 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam menit
pembuka. pembuka.
2. Mengajak semua siswa 2. Salah satu siswa
berdoa. memimpin doa.
3. Melakukan presensi 3. Menanggapi presensi oleh
kehadiran siswa. guru.
4. Menanyakan materi yang 4. Menjawab pertanyaan
telah dipelajari siswa pada guru tentang materi yang
pertemuan sebelumnya. telah dipelajari siswa pada
5. Memberi apersepsi dengan pertemuan sebelumnya.
menanyakan “Apakah suatu 5. Menjawab apersepsi yang
saat nanti energi dapat diberikan guru.
habis? Bagaimana cara 6. Menyimak penjelasan
yang dapat dilakukan guru tentang informasi
manusia agar tetap materi dan indikator
mendapatkan energi?” pembelajaran.
6. Menyampaikan materi yang
akan dipelajari serta
indikator pembelajaran
yang akan dicapai.
Kegiatan 1. Memberikan materi terkait 1. Memperhatikan 45
Inti energi alternatif. penjelasan guru terkait menit
2. Memberikan contoh-contoh energi.
energi alternatif dengan 2. Memberikan contoh-
tanya jawab bersama siswa. contoh energi alternatif
3. Membagi siswa menjadi 6 dalam kehidupan sehari-
kelompok yang anggotanya hari.
heterogen. 3. Dibagi menjadi 6
4. Memberikan tugas sesuai kelompok yang
dengan buku pembelajaran anggotanya heterogen.
K13 kepada setiap
kelompok.

309
5. Membimbing masing- 4. Setiap kelompok diberikan
masing kelompok dalam penugasan sesuai buku
berdiskusi. pembelajaran K13.
6. Meminta perwakilan 5. Setelah masing-masing
kelompok maju untuk kelompok mendapatkan
mempresentasikan hasil instruksi, kemudian
diskusi. masing-masing kelompok
7. Memberikan penguatan berdiskusi untuk
terhadap materi yang belum mengerjakan tugas yang
jelas. diberikan.
6. Beberapa perwakilan
kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil
diskusi.
7. Menyimak penguatan
terhadap materi yang
belum jelas.
Kegiatan 1. Membimbing siswa untuk 1. Menyimpulkan materi 15
Penutup menyimpulkan materi pembelajaran yang ditelah menit
pembelajaran yang telah dipelajari.
dipelajari. 2. Menanyakan materi yang
2. Memberikan siswa belum dipahami.
kesempatan bertanya 3. Menjawab pertanyaan dari
tentang materi yang belum guru tentang materi yang
dipahami. telah dipelajari.
3. Mengajukan pertanyaan 4. Salah satu siswa
kepada beberapa siswa memimpin berdoa pada
tentang materi yang telah akhir pembelajaran.
dipelajari.
4. Memberi umpan balik
berupa tugas.
5. Memberitahu materi
pembelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya.
6. Menyiapkan siswa untuk
berdoa di akhir
pembelajaran.
G. Media/Alat Peraga dan Sumber Belajar
3. Sumber Belajar
a. Anggari, Anggi, dkk. 2017. Selalu Berhemat Energi: Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 untuk Guru SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

310
b. Anggari, Anggi, dkk. 2017. Selalu Berhemat Energi: Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 untuk Siswa SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

H. Penilaian
Lembar Observasi Kerja Kelompok
Langkah pemecahan masalah
No Kelompok
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.

Menyetujui, Yogyakarta,……………
Kepala Sekolah Guru Kelas

(……………………………………) (………………………………….)

311
Lampiran 5

HASIL PENGEMBANGAN

312
Identitas Produk

Nama Produk : Buku cerita bergambar berbantuan Augmented


Reality
Kegunaan : Media Pembelajaran Sains dan Matematika Kelas
IV SD
Materi yang : Energi dan Pecahan
Dikembangkan
Kompetensi Dasar : 3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber energi,
perubahan bentuk energi, dan sumber energi
alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan
bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-
hari.
4.1 Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai
dengan gambar dan model konkret.
Indikator Pembelajaran : 3.5.1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai
sumber energi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar.
3.5.2 Siswa dapat mengidentifikasi perubahan
bentuk energi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar.
3.5.3 Siswa dapat mengidentifikasi sumber
energi alternatif yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar.
4.1.1 Siswa dapat membandingkan nilai dua
pecahan dengan benar.
4.1.2 Siswa dapat mengurutkan pecahan dengan
penyebut berbeda dengan benar.
Judul Buku : Petualangan Astro: Ayo Cintai Lingkungan
Sasaran Buku : Guru dan Siswa Kelas IV SD

313
Bagian-Bagian Buku

Cover

Kata
Pengantar

314
Petunjuk
Penggunaan
Buku

Pengenalan
Tokoh

315
Pemetaan KD
dan Indikator

Daftar Isi

316
Cerita dan
Gambar
Ilustrasi

Ilustrasi
Augmented
Reality

317
Ayo Belajar

Daftar Pustaka

318
Lampiran 6
DOKUMENTASI PENELITIAN

319
Observasi Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen

Observasi Pembelajaran Pada Kelas Kontrol

320
Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen

Penggunaan Buku Cerita Berbantuan Augmented Reality

321
Penjelasan Pengerjaan Soal Postest

322
323
324
325
326
327
328
329
330

Anda mungkin juga menyukai