Jurnal Struk
Jurnal Struk
Abstrak
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat berbahaya (Silent Killer). Definisi hipertensi
sendiri ialah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan tekanan darah sistolik mencapai angka diatas sama dengan 140 mmHg
dan diastolik diatas sama dengan 90 mmHg. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), di seluruh dunia, sekitar
972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi. Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi mencapai 31,7%
dan sekitar 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Faktor-faktor yang menyebabkan hipertensi diantaranya faktor
genetik dan faktor lingkungan seperti obesitas, stres, konsumsi garam berlebih, merokok, dan alkohol. Gangguan fisiologis
yang terjadi pada pengaturan aliran darah sehingga menyebabkan hipertensi diantaranya gangguan pada kardiak output
dan resistensi perifer, gangguan pada sistem renin-angiotensin, dan gangguan pada sistem saraf otonom. Terdapat
hubungan antara onset dari hipertensi dan komplikasi hipertensi. Selama jangka waktu yang panjang tersebut, serangkaian
perubahan terjadi dalam sistem kardiovaskular termasuk sirkulasi serebral. Perubahan yang terjadi seperti renovasi
vaskular, peradangan, stres oksidatif, dan disfungsi barorefleks berkontribusi dalam patogenesis stroke yang disebabkan
oleh hipertensi.
Korespondensi: Arif Satria Putra P, alamat Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1, HP 082282482353, e-mail
asatriapp@gmail.com
yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, dasar penentuan diagnosis hipertensi. Adapun
penyakit endokrin, penyakit jantung, dan pembagian derajat keparahan hipertensi pada
gangguan anak ginjal (adrenal). Hipertensi seseorang merupakan salah satu dasar
seringkali tidak menimbulkan gejala, penentuan tatalaksana hipertensi.9
sementara tekanan darah yang terus-menerus Klasifikasi hipertensi menurut WHO
tinggi dalam jangka waktu lama dapat dapat dilihat pada Tabel 1.
menimbulkan komplikasi.5
Hipertensi belum diketahui faktor Tabel 1. Definisi dan klasifikasi tingkat darah dari
penyebabnya, namun ditemukan beberapa WHO-ISH 1999 (mmHg)4,8
faktor risiko.Banyak faktor yang dapat Kategori Sistolik Diastolik
memperbesar risiko atau kecenderungan Optimal < 120 < 80
seseorang menderita hipertensi, diantaranya Normal < 130 < 85
ciri-ciri individu seperti umur, jenis kelamin dan Normal-tinggi 130 – 139 85 – 89
suku, faktor genetik serta faktor lingkungan Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99
yang meliputi obesitas, stres, konsumsi garam, (ringan)
Subkelompok : 140 – 149 90 – 94
merokok, konsumsi alkohol, dan sebagainya.
borderline
Beberapa faktor yang mungkin berpengaruh Hipertensi derajat 2 160 – 179 100 – 109
terhadap timbulnya hipertensi biasanya tidak (sedang)
berdiri sendiri, tetapi secara bersama-sama. 2,6 Hipertensi derajat 3 ≥ 180 ≥ 110
Sesuai dengan teori mozaik pada hipertensi (berat)
esensial. Teori tersebut menjelaskan bahwa Hipertansi sistolik ≥ 140 < 90
terjadinya hipertensi disebabkan oleh terisolasi
beberapa faktor yang saling mempengaruhi, Subkelompok : 140 – 149 < 90
dimana faktor utama yang berperan dalam borderline
patofisiologi adalah faktor genetik dan paling
sedikit tiga faktor lingkungan yaitu asupan Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII
garam, stres, dan obesitas.6,7 dapat dilihat pada Tabel 2.
Menurut data WHO, di seluruh dunia,
sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni Tabel 2. Definisi dan Klasifikasi Tekanan Darah dari
JNC-VII 2003 (mmHg)8
bumi mengidap hipertensi, angka ini
Kategori Sistolik Diastolik
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2%
di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap Normal < 120 Dan < 80
hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan Prehipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89
639 sisanya berada di negara berkembang,
termasuk Indonesia.6 Hipertensi derajat 140 – 159 Atau 90 – 99
Berdasarkan data Departemen 1
Hipertensi derajat ≥ 160 Atau ≥ 100
Kesehatan Indonesia, prevalensi hipertensi di 2
Indonesia mencapai 31,7% dan populasi pada
usia 18 tahun ke atas.5,6 Sekitar 60% penderita
Tekanan darah adalah produk dari curah
hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan
jantung dan resistensi perifer. Pemeliharaan
sisanya mengakibatkan penyakit jantung, gagal
tekanan darah normal tergantung pada
ginjal, dan kebutaan.7,8
keseimbangan antara curah jantung dan
resistensi pembuluh darah perifer. Hal ini
Isi
berarti bahwa pasien dengan hipertensi
Hampir semua pedoman utama baik dari
arterial mungkin memiliki peningkatan curah
dalam maupun luar negeri, menyatakan bahwa
jantung, atau peningkatan resistensi pembuluh
seseorang akan dikatakan hipertensi bila
darah sistemik, atau keduanya. 10,11Pada
memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
kelompok usia yang lebih muda, cardiac output
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg,
sering meningkat, sementara pada pasien yang
pada pemeriksaan yang
3,4,5,8,9 lebih tua peningkatan resistensi vaskuler
berulang. Tekanan darah sistolik
sistemik dan kekakuan pembuluh darah
merupakan pengukuran utama yang menjadi
memainkan peran yang dominan. Tonus
pembuluh darah mungkin meningkat karena
peningkatan stimulasi α-adrenoseptor atau peningkatan pelepasan peptida seperti
angiotensin dan endotelin. Jalur terakhir Terdapat hubungan antara onset dari
adalah peningkatan kalsium sitosol di otot hipertensi dan komplikasi hipertensi. Selama
polos pembuluh darah menyebabkan jangka waktu yang panjang ini, serangkaian
10
vasokonstriksi. perubahan terjadi dalam sistem kardiovaskular
Sistem renin-angiotensin mungkin yang termasuk sirkulasi serebral. Perubahan ini,
paling penting dari sistem endokrin yang seperti renovasi vaskular, peradangan, stres
mempengaruhi kontrol tekanan darah. Renin oksidatif dan disfungsi barorefleks, dan lain-
disekresikan dari aparatus jukstaglomerular lain yang dapat berkontribusi pada patogenesis
ginjal, respon terhadap aliran darah yang stroke oleh hipertensi.13
kurang ke glomerular atau kurang asupan Hipertensi memiliki efek besar pada
garam, dan juga dalam menanggapi struktur pembuluh darah otak. Faktor mekanik,
rangsangan dari sistem saraf simpatik.11 saraf, dan humoral, semua berkontribusi
Renin bertanggung jawab untuk terhadap perubahan komposisi dan struktur
mengubah substrat renin (angiotensinogen) dinding serebrovaskular. Hipertensi mencetus
menjadi angiotensin I, zat fisiologis tidak aktif timbulnya plak aterosklerotik di arteri serebral
yang cepat dikonversi menjadi angiotensin II di dan arteriol, yang dapat menyebabkan oklusi
paru-paru oleh angiotensin converting enzyme arteri dan cedera iskemik.13
(ACE). Angiotensin II adalah vasokonstriktor Studi terbaru menunjukkan penurunan
kuat dan dengan demikian menyebabkan aliran darah otak (ADO) pada pasien hipertensi.
peningkatan tekanan darah. Selain itu Peningkatan ADO yang disebabkan oleh
merangsang pelepasan aldosteron dari zona aktivasi otak menurun pada pasien
glomerulosa kelenjar adrenal, yang 13
hipertensi. Studi eksperimental dan klinis
menghasilkan peningkatan lebih lanjut tekanan telah menunjukkan bahwa hipertensi
darah yang berhubungan dengan retensi menyebabkan baik batas bawah maupun batas
natrium dan air.11 atas autoregulasi dari aliran darah otak
Stimulasi sistem saraf simpatik dapat bergeser ke arah tekanan yang lebih tinggi,
menyebabkan baik penyempitan maupun yang merupakan predisposisi penderita
dilatasi arteriol. Dengan demikian, sistem saraf hipertensi untuk hipoperfusi serebral dan
otonom memiliki peran penting dalam menjaga mungkin iskemia.13,14 Peningkatan tonus
tekanan darah normal.10,11 Hal ini juga penting miogenik, remodelling dan hipertrofi yang
dalam mediasi perubahan jangka pendek terjadi pada hipertensi berkontribusi pada
tekanan darah dalam respon terhadap stres pergeseran dalam autoregulasi dengan
dan latihan fisik.11Penyebab lain dari hipertensi mengurangi lumen pembuluh darah dan
arterial adalah pengaturan ulang dari meningkatkan resistensi serebrovaskular.13
barorefleks dan penurunan sensitivitas Stres oksidatif adalah suatu kondisi di
baroreseptor. Sistem renin-angiotensin terlibat mana terjadi ketidakseimbangan antara
setidaknya dalam beberapa bentuk hipertensi reactive oxygen species(ROS) yang melebihi
(misalnya hipertensi renovaskular) dan ditekan kapasitas dari sistem pertahanan
dengan adanya hiperaldosteronisme primer.10 antioksidan.13,15Reactive oxygen species
Penyakit hipertensi dapat menyebabkan berlebih, kapasitas antioksidan tertekan, atau
berbagai komplikasi, salah satu diantaranya kombinasi keduanya dapat menyebabkan stres
adalah stroke. Definisi stroke menurut World oksidatif. Stres oksidatif persisten dapat
Health Organization (WHO):Task Force in menguras molekul antioksidan, menonaktifkan
Stroke and other Cerebrovascular Disease enzim antioksidan, dan dengan demikian
adalah suatu gangguan disfungsi neurologis merusak sistem pertahanan antioksidan.13
akut yang disebabkan oleh gangguan Ada bukti kuat bahwa stres oksidatif
peredaran darah dan terjadi secara mendadak memainkan bagian penting dalam patogenesis
(dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya hipertensi, dan stroke sebagai komplikasi
secara cepat (dalam beberapa jam) dengan jangka panjang. Stres oksidatif pada pembuluh
gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai darah otak dan otak dapat menyebabkan
dengan daerah fokal otak yang terganggu.12 hipertensi, berdasarkan bukti bahwa induksi
stres oksidatif menyebabkan hipertensi pada
hewan yang normal. Reactive oxygen species
adalah mediator utama dari disfungsi
serebrovaskular yang disebabkan oleh Angiotensin II, melalui aktivasi NADPH oksidase di
Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |3
Arif Satria Putra Pratama dan Ade Yonata | Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke