Organisasi sosial merujuk pada pola interaksi sosial, reguralitas yang teramati, dan
perilaku sosial orang-orang yang disebabkan oleh situasi sosial mereka alih-alih oleh
karakteristik fisiologis / psikologis mereka sebagai individu. Menurut Berlo (1960),
komunikasi berhubungan dengan organisasi sosial melalui 3 cara, yaitu :
1 Sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi.
2 Bila sistem sosial telah berkembang, akhirnya sistem ini yang menentukan
komunikasi antar anggota.
Organisasi ini sengaja dibentuk untuk mengatur sistem kerja formal yang biasa disebut
sebagai birokrasi yang mana ada suatu tujuan yang ingin dicapai, peraturan – peraturan
yang harus diikuti, dan struktur status secara sengaja dirancang untuk mengantisipasi
maupun mengarahkan interaksi dan kegiatan – kegiatan anggota.
Ciri–ciri organisasi terbirokrasi yang ideal menurut Weber, yaitu :
4 Ada jabatan-jabatan.
6 Kewenangan.
Ciri – ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut
komunikasi jabatan (Redfield, 1953). Hubungan dibentuk antara jabatan – jabatan, bukan
antara orang – orang, karena keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan. Dalam
organisasi formal,tumbuh pula kelompok – kelompok informal. Hubungan ini terbentuk
sebagai respon terhadap berbagai kesempatan yang diciptakan lingkungan. Organisasi
formal merupakan lingkungan kelompok lebih nyata yang mempengaruhi jumlah dan
pelaksanaan hubungan informal dalam organisasi.
Frederick W. Taylor (1856 – 1917) dalam bukunya yang berjudul Principles in Scientific
Management, melakukan pendekatan terhadap manajemen dilakukan di sekitar lima
unsur kunci yang dianalisa mengunakan analisis Sofer (1972), yaitu :
1. Pembagian kerja
Pembagian kerja menyangkut bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi
didistribusikan. Taylor menyatakan bahwa pekerja harus dibebaskan dari tugas
perencanaan dan kegiatan tata usaha. Bila dapat dilakukan, pekerjaan setiap orang dalam
organisasi harus terbatas pada pelaksanaan suatu fungsi, yang merupakan konsep
pembagian kerja.
2. Proses Skalar dan Fungsional
Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan vertikal dan horisontal organisasi. Proses skalar
menunjukkan rantai perintah atau dimensi vertikal organisasi. Pembagian kerja ke dalam
tugas yang lebih khusus dan pembentukan kembali bagian lebih khusus menjadi unit
yang sesuai adalah hal – hal yang berkaitan dengan proses – proses fungsional dan proses
ekspansi horisontal organisasi.
Manajemen Administrasi ( Henry Fayol )
Henri Fayol adalah seorang teoris manajemen atau administrasi yang lahir di Istanbul
1841. Fayol adalah salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep manajemen
atau ilmu administrasi modern.
Henri Fayol juga memberikan 3 Sumbangan Besar Pemikiran tentang Administrasi dan
manajemen;
1. Aktivitas Organisasi
2. Fungsi dan Tugas
3. Prinsip - Prinsip Administrasi dan Manajemen
Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen,
yaitu ;
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pemberian Perintah
4. Pengkoordinasian
5. Pengontrolan
Fayol terkenal akan 14 Prinsip Manajemennya. Prinsip - prinsip manajemen adalah dasar
- dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen. Prinsip umum
Manajemen menurut Henri Fayol terdiri dari ;
1. Pembagian Kerja
2. Wewenang dan Tanggung Jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan Perintah
5. Kesatuan Pengarahan
6. Mengutamakan Kepentingan Organisasi
7. Penggajian Pegawai
8. Pemusatan
9. Hirarki
10. Ketertiban
11. Keadilan dan Kejujuran
12. Stabilitas Kondisi Karyawan
13. Inisiatif
14. Semangat Kesatuan
Sistem teori umum muncul pertama kali didahului oleh hadirnya teori cibernatika, sistem
keteknikan dan bidang pengetahuan yang saling berhubungan. Pengertian sistem telah
melewati sejarah yang panjang, walaupun kondisi sistem tidak mengutamakan sejarah
dari pengertian yang meliputi banyak nama dan ilustrasi.Nicolas dari cusa’s Deludo
globy, Bertalanffy dan Hermann Hasse’s Glasperlenspielyang mengamati bahwa
pengerjaan dunia direfleksikan dalam sebuah desain yang cakap dan permainan yang
abstrak.
Dalam pandangan Kohler sebuah sistem teori dimaksudkan untuk lebih mengerjakan sifat
yang paling umum seperti properti organik daripada sistem organik untuk satu derajat,
permintaan ini dipenuhi dengan teori sistem terbuka.
Teori Sistem Sosial
Teori Sistem Sosial Katz dan Kahn Teori-teori klasik dan perilaku sering merujuk kepada
komunikasi terutama dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk kegiatan komunikasi alih-
alih sebagai suatu proses penghubung (a linking process). Komunikasi sebagai suatu
proses penghubung akan mempunyai arti khusus bila kita menerima pendapat Katz dan
Kahn bahwa struktur sosial berbeda dengan struktur mekanis dan struktur biologis.
Entitas-entitas fisik dan biologis seperti mobil dan binatang mempunyai struktur anatomi
yang dapat diidentifikasi ketika entitas-entitas itu bahkan tidak sedang berfungsi. Ketika
suatu organisme biologis berhenti berfungsi, tubuh fisiknya masih dapat diperiksa lewat
pembedahan (postmortem analysis). Bila suatu sistem sosial berhenti berfungsi, ia tidak
lagi mempunyai struktur yang dapat diidentifikasi. Sebabnya adalah karena sistem sosial
merupakan struktur peristiwa alih-alih merupakan bagian-bagian fisik, dan tidak
mempunyai struktur yang terpisah dan kegiatannya. Jaringan komunikasi suatu
organisasi, misalnya, mempunyai sedikit persamaan dengan sistem peredaran darah atau
sistem saraf dan organisme biologis, meskipun kita cenderung sering membandingkan
keduanya. Karena analogi tersebut tampaknya menarik, kita sering terhambat untuk
memahami perbedaan yang hakiki antara sistem sosial dan siste,m biologis. Katz dan
Kahn menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang merupakan tindakan
komunikatif (verbal dan nonverbal, berbicara dan diam). “Komunikasi, pertukaran
informasi dan transmisi makna, adalah inti suatu sistem sosial atau suatu organisasi”.
Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentuk-bentuk
interaksi sosial seperti “penggunaan pengaruh, kerja sama, penularan sosial atau
peniruan, dan kepemimpinan” ke dalam konsep komunikasi.
Sebagian visi kita tentang penjelajahan luar angkasa yang paling mustahil berasal
dari fantasi-fantasi para penciptafigur fiksi terkenal, Buck Rogers. Teori Buck Rogers
yang lazim dan kontemporer mengenai organisasi adalah organisasi matriks, yaitu suatu
organisasi yang berlapiskan organisasi fungsional yang lebih tradisional. Kepala-kepala
bagian fungsional membawahi proyek-proyek yang mamang cocok bekerja sama antara
manajer-manajer fungsional.
Organisasi matriks dan organisasi ad-hokrasi adalah organisasi-organisasi
komunikasi saat ini dan masa depan. Studi komunikasi adalah studi organisasi. Praktek
organisasi masa kini menegaskan prediksi teoritis terdahulu, fungsi pertama seorang
eksekutif, memang, adalah menciptakan dan memelihara suatu sistem komunikasi.
Komunikasi sistem adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah teori Buck Rogers
mengenai organisasi.
Teori pengorganisasian
Teori Weick menggunakan komunikasi sebagai sebuah dasar bagi pengorganisasian
manusia dan memberikan sebuah pemikiran untuk memahami bagaimana manusia
berorganisasi. Organisasi bukanlah susunan yang terbentuk oleh posisi dan peranan,
tetapi oleh aktivitas komunikasi. “Aktivitas organisasi secara langsung merujuk pada
menyusun level kata yang pasti. Weick memakai bentuk ketidakpastian dan ambiguitas,
integritas: Organisasi mencoba untuk mentransformasi informasi ambigu dalam derajat
khusus yang dapat bekerja dan dapat menyesuaikan”.
Teori Management
Konsep Manajemen by Objective (MBO) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
“Manajemen berdasarkan Objektif” ini pertama kali dikemukakan oleh Peter Drucker
dalam bukunya yang berjudul “The Practice of Management” pada tahun 1954. Menurut
Peter Drucker, Tujuan Organisasi yang ditetapkan harus melalui proses persetujuan antara
Manajemen dan Karyawannya, bukan dipaksakan dari atas. Cara demikian akan lebih
efektif dalam mendelegasikan otoritas pada sebuah organisasi besar sehingga semua
karyawan memahami dan turut berkomitmen untuk pencapaian sasaran Organisasi
tersebut. Sasaran-sasaran dalam organisasi dibuat secara bertingkat mulai dari Sasaran
Organisasi keseluruhan, sasaran divisi, sasaran departemental hingga sasara individu
karyawan itu sendiri.
Manajemen orang Jepang memberikan tekanan kepada para pekerja sebagai modal utama
dan terpenting dalam perusahaan. Dalam konteks ini manajer-manajer Jepang
menggunakan sistem seumur hidup bagi para pekerja. Pada umumnya, perusahaan-
perusaan Jepang berharap bisa memperkejakan para pekerja selama 34 sampai 40 tahun,
sampai mereka berhenti. Sistem pekerjaan seumur hidup mempunyai dua pengaruh
positif. Pertama, sistem tersebut menjamin kontinuitas dan kekuatan pekerja serta
mendorong para pekerja untuk berpartisipasi dalam area manajemen perusahaan. Kedua,
ketika para pekerja mempunyai rasa aman dalam perusahaan, sikap mereka terhadap
inovasi dan teknologi adalah positif. Tidak seperti di Negara Barat, di Jepang penggunaan
robot dalam pabrik dapat diterima dengan baik oleh para pekerja.