Anda di halaman 1dari 9

KOMUNIKASI ORGANISASI

NAMA : Wandi Halomoan Nababan


Kelas : 3A5
Npm : 201610415272

Organisasi Sosial ( David K. Berlo)

Organisasi sosial merujuk pada pola interaksi sosial, reguralitas yang teramati, dan
perilaku sosial orang-orang yang disebabkan oleh situasi sosial mereka alih-alih oleh
karakteristik fisiologis / psikologis mereka sebagai individu. Menurut Berlo (1960),
komunikasi berhubungan dengan organisasi sosial melalui 3 cara, yaitu :
1 Sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi.

2 Bila sistem sosial telah berkembang, akhirnya sistem ini yang menentukan
komunikasi antar anggota.

3 Pengetahuan mengenai sistem sosial dapat membantu kita membuat prediksi


akurat mengenai orang – orang tanpa mengetahui lebih banyak daripada peranan –
peranan yang mereka jabat dalam sistem.

Organisasi Formal ( Max Weber )

Organisasi ini sengaja dibentuk untuk mengatur sistem kerja formal yang biasa disebut
sebagai birokrasi yang mana ada suatu tujuan yang ingin dicapai, peraturan – peraturan
yang harus diikuti, dan struktur status secara sengaja dirancang untuk mengantisipasi
maupun mengarahkan interaksi dan kegiatan – kegiatan anggota.
Ciri–ciri organisasi terbirokrasi yang ideal menurut Weber, yaitu :
4 Ada jabatan-jabatan.

5 Tugas organisasi sebagai kewajiban.

6 Kewenangan.

7 Memiliki tatanan hierarkis.

8 Ada sistem aturan dan regulasi.


9 Ada prosedur, yakni peraturan organisasi.

10 Sikap & prosedur menerapkan sistem disiplin.

11 Pemisahan kehidupan pribadi&organisasi

Komunikasi Jabatan dan Hubungan Informal ( Redfield )

Ciri – ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut
komunikasi jabatan (Redfield, 1953). Hubungan dibentuk antara jabatan – jabatan, bukan
antara orang – orang, karena keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan. Dalam
organisasi formal,tumbuh pula kelompok – kelompok informal. Hubungan ini terbentuk
sebagai respon terhadap berbagai kesempatan yang diciptakan lingkungan. Organisasi
formal merupakan lingkungan kelompok lebih nyata yang mempengaruhi jumlah dan
pelaksanaan hubungan informal dalam organisasi.

Manajemen Ilmiah Taylor ( Winslow Taylor )

Frederick W. Taylor (1856 – 1917) dalam bukunya yang berjudul Principles in Scientific
Management, melakukan pendekatan terhadap manajemen dilakukan di sekitar lima
unsur kunci yang dianalisa mengunakan analisis Sofer (1972), yaitu :
1. Pembagian kerja
Pembagian kerja menyangkut bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi
didistribusikan. Taylor menyatakan bahwa pekerja harus dibebaskan dari tugas
perencanaan dan kegiatan tata usaha. Bila dapat dilakukan, pekerjaan setiap orang dalam
organisasi harus terbatas pada pelaksanaan suatu fungsi, yang merupakan konsep
pembagian kerja.
2. Proses Skalar dan Fungsional
Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan vertikal dan horisontal organisasi. Proses skalar
menunjukkan rantai perintah atau dimensi vertikal organisasi. Pembagian kerja ke dalam
tugas yang lebih khusus dan pembentukan kembali bagian lebih khusus menjadi unit
yang sesuai adalah hal – hal yang berkaitan dengan proses – proses fungsional dan proses
ekspansi horisontal organisasi.
Manajemen Administrasi ( Henry Fayol )
Henri Fayol adalah seorang teoris manajemen atau administrasi yang lahir di Istanbul
1841. Fayol adalah salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep manajemen
atau ilmu administrasi modern.

Henri Fayol juga memberikan 3 Sumbangan Besar Pemikiran tentang Administrasi dan
manajemen;

1. Aktivitas Organisasi
2. Fungsi dan Tugas
3. Prinsip - Prinsip Administrasi dan Manajemen

Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen,
yaitu ;

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pemberian Perintah
4. Pengkoordinasian
5. Pengontrolan
Fayol terkenal akan 14 Prinsip Manajemennya. Prinsip - prinsip manajemen adalah dasar
- dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen. Prinsip umum
Manajemen menurut Henri Fayol terdiri dari ;

1. Pembagian Kerja
2. Wewenang dan Tanggung Jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan Perintah
5. Kesatuan Pengarahan
6. Mengutamakan Kepentingan Organisasi
7. Penggajian Pegawai
8. Pemusatan
9. Hirarki
10. Ketertiban
11. Keadilan dan Kejujuran
12. Stabilitas Kondisi Karyawan
13. Inisiatif
14. Semangat Kesatuan

Teori Birokrasi ( Max Weber )


Birokrasi berhubungan dengan organisasi masyarakat yang disusun secara ideal.
Birokrasi dicapai melalui formalisasi aturan, struktur, dan proses di dalam organisasi.
Para teoritikus klasik seperti Fayol (1949), Taylor (1911), dan Weber (1948), selama
bertahun-tahun telah mendukung model birokrasi guna meningkatkan efektivitas
administrasi organisasi. Max Weber adalah sosok yang dikenal sebagai bapak birokrasi.
Menurut Weber (1948), organisasi birokrasi yang ideal menyertakan delapan karakteristik
struktural.
Pertama, aturan-aturan yang disahkan, regulasi, dan prosedur yang distandarkan dan arah
tindakan anggota organisasi dalam pencapaian tugas organisasi. Weber menggambarkan
pengembangan rangkaian kaidah dan panduan spesifik untuk merencanakan tugas dan
aktivitas organisasi.
Kedua, spesialisasi peran anggota organisasi memberikan peluang kepada divisi pekerja
untuk menyederhanakan aktivitas pekerja dalam menyelesaikan tugas yang rumit.
Dengan memecah tugas-tugas yang rumit ke dalam aktivitas khusus tersebut, maka
produktivitas pekerja dapat ditingkatkan.
Ketiga, hirarki otoritas organisasi formal dan legitimasi peran kekuasaan anggota
organisasi didasarkan pada keahlian pemegang jabatan secara individu, membantu
mengarahkan hubungan intra personal di antara anggota organisasi guna menyelesaikan
tugas-tugas organisasi.
Keempat, pekerjaan personil berkualitas didasarkan pada kemampuan tehnik yang
mereka miliki dan kemampuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada
mereka. Para manajer harus mengevaluasi persyaratan pelamar kerja secara logis, dan
individu yang berkualitas dapat diberikan kesempatan untuk melakukan tugasnya demi
perusahaan.

Teori komunikasi Kewenangan ( Chester Bernard )

Teori Komunikasi Kewenangan dikemukakan oleh Chester Barnard, seorang presiden


dari Bell Telephone Company di New Jersey, Amerika Serikat. Barnard mengungkapkan
sebuah tesis yang menyatakan bahwa sebuah organisasi hanya dapat berlangsung dengan
adanya suatu kerja sama antarmanusia. Kerja sama dijadikan sebuah sarana di mana
kemampuan individu dapat dikombinasikan untuk mencapai tujuan bersama. Sejarah dari
adanya teori komunkasi kewenangan bermula dari Perrow (1938) yang merasa prihatin
mengenai implikasi teori klasik mengenai organisasi dan doktrin ilmiah manajemen, di
mana birokrasi dianggap sebagai suatu hal kotor. Namun, sejak Barnard (1973)
mampublikasikan The Functions Of The Executive, sejak inilah mulai muncul pemikiran
baru tentang birokrasi. Bernard menyatakan bahwa organisasi adalah sistem orang, bukan
struktur yang direkayasa secara mekanis. Suatu struktur yang mekanis yang jelas dan baik
tidaklah cukup.
Definisi Barnard mengenai organisasi formal menitikberatkan konsep sistem dan konsep
orang. Tekanannya pada aspek-aspek kooperatif organisasi mencerminkan pentingnya
unsur manusia. Barnard menyatakan bahwa eksistensi suatu organisasi bergantung pada
kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan kemauan untuk bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan yang sama pula. Maka ia menyimpulkan bahwa “Fungsi pertama
seorang eksekutif adalah mengembangkan dan memelihara suatu sistem komunikasi.”

Teori Hubungan Manusiawi ( Elton mayo )

Menurut Mayo perlakuan yang manusiawi dan menunjukkan penghargaan memberi


manfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang. Dalam sebuah percobaan lain di sebuah
pabrik tekstil, Mayo dan timnya menguji efekifitas beberapa sistem insentif. Semua
faktor bahkan uang, gagal menghasilkan dampak yang diharapkan. Barulah setelah para
pekerja dilibatkan dalam pengambilan keputusan, dampak positif dirasakan. Ternyata
keterlibatan pribadi dalam mencapai sasaran kerjalah yang mendorong peningkatan
produksi, meskipun mesin-mesin tidak mungkin bekerja lebih cepat lagi. Dalam hampir
semua tulisannya Mayo selalu membahas dua gagasan pokok, pertama adalah tentang
masyarakat, dan kedua menyangkut masalah individu dalam masyarakat.

Teori Fusi ( Bekke dan Argyris )


Bakke (1950) menyarankan suatu proses fusi karena banyaknya
masalah dalam rangka memuaskan minat manusia yang berlainan
dan dalam rangka memenuhi tuntutan penting struktur birokasi,
sehingga ia berpendapat bahwa organisasi, hingga suatu tahap
tertentu, mempengaruhi individu, sementara pada saat yang sama
individu pun mempengaruhi organisasi. Hasilnya, suatu
organisasi yang dipersonalisasikan
oleh setiap individu pegawai
dan individu-individu yang dipersonalisasikan oleh organisasi.

Semua pendapat dari Bakke mengenai teori fusi diperluas dan


disempurnakan oleh Argyris (1957), bahwa ada suatu
ketidaksesuaian yang mendasar antara kebutuhan pegawai yang
matang dengan persyaratan formal organisasi.Organisasi
mempunyai tujuan yang berlawan dengan tujuan pegawai
Perseorangan

Teori Peniti Penyambung Likert ( Rensist Lekist )

Konsep ini berhubungan dengan kelompok-kelompok dalam organisasi yang saling


tumpang tindih munculnya konsep supervisory ada disini dan penyedia atau supervisor
berfungsi sebagai peniti penyambung. Struktur ini menunjukan hubungan antar kelompok
daripada hubungan antar pribadi. Organisasi yang menganut konsep ini menggalakan
orientasi ke atas daripada ke bawah. Komunikasi, pengaruh pengawasan dan pencapaian
tujuan diarahkan ke atas organisasi. Proses kelompok dalam organisasi semacam ini
sangatlah penting karena semua kelompok harus sama efektif karena organisasi tidak
dapat menjadi kuat jika kelompok-kelompok tersebut lemah.

Teori Sistem Umum

Sistem teori umum muncul pertama kali didahului oleh hadirnya teori cibernatika, sistem
keteknikan dan bidang pengetahuan yang saling berhubungan. Pengertian sistem telah
melewati sejarah yang panjang, walaupun kondisi sistem tidak mengutamakan sejarah
dari pengertian yang meliputi banyak nama dan ilustrasi.Nicolas dari cusa’s Deludo
globy, Bertalanffy dan Hermann Hasse’s Glasperlenspielyang mengamati bahwa
pengerjaan dunia direfleksikan dalam sebuah desain yang cakap dan permainan yang
abstrak.

Dalam pandangan Kohler sebuah sistem teori dimaksudkan untuk lebih mengerjakan sifat
yang paling umum seperti properti organik daripada sistem organik untuk satu derajat,
permintaan ini dipenuhi dengan teori sistem terbuka.
Teori Sistem Sosial

Teori Sistem Sosial Katz dan Kahn Teori-teori klasik dan perilaku sering merujuk kepada
komunikasi terutama dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk kegiatan komunikasi alih-
alih sebagai suatu proses penghubung (a linking process). Komunikasi sebagai suatu
proses penghubung akan mempunyai arti khusus bila kita menerima pendapat Katz dan
Kahn bahwa struktur sosial berbeda dengan struktur mekanis dan struktur biologis.
Entitas-entitas fisik dan biologis seperti mobil dan binatang mempunyai struktur anatomi
yang dapat diidentifikasi ketika entitas-entitas itu bahkan tidak sedang berfungsi. Ketika
suatu organisme biologis berhenti berfungsi, tubuh fisiknya masih dapat diperiksa lewat
pembedahan (postmortem analysis). Bila suatu sistem sosial berhenti berfungsi, ia tidak
lagi mempunyai struktur yang dapat diidentifikasi. Sebabnya adalah karena sistem sosial
merupakan struktur peristiwa alih-alih merupakan bagian-bagian fisik, dan tidak
mempunyai struktur yang terpisah dan kegiatannya. Jaringan komunikasi suatu
organisasi, misalnya, mempunyai sedikit persamaan dengan sistem peredaran darah atau
sistem saraf dan organisme biologis, meskipun kita cenderung sering membandingkan
keduanya. Karena analogi tersebut tampaknya menarik, kita sering terhambat untuk
memahami perbedaan yang hakiki antara sistem sosial dan siste,m biologis. Katz dan
Kahn menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang merupakan tindakan
komunikatif (verbal dan nonverbal, berbicara dan diam). “Komunikasi, pertukaran
informasi dan transmisi makna, adalah inti suatu sistem sosial atau suatu organisasi”.
Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentuk-bentuk
interaksi sosial seperti “penggunaan pengaruh, kerja sama, penularan sosial atau
peniruan, dan kepemimpinan” ke dalam konsep komunikasi.

Teori Buck Rogers

Sebagian visi kita tentang penjelajahan luar angkasa yang paling mustahil berasal
dari fantasi-fantasi para penciptafigur fiksi terkenal, Buck Rogers. Teori Buck Rogers
yang lazim dan kontemporer mengenai organisasi adalah organisasi matriks, yaitu suatu
organisasi yang berlapiskan organisasi fungsional yang lebih tradisional. Kepala-kepala
bagian fungsional membawahi proyek-proyek yang mamang cocok bekerja sama antara
manajer-manajer fungsional.
Organisasi matriks dan organisasi ad-hokrasi adalah organisasi-organisasi
komunikasi saat ini dan masa depan. Studi komunikasi adalah studi organisasi. Praktek
organisasi masa kini menegaskan prediksi teoritis terdahulu, fungsi pertama seorang
eksekutif, memang, adalah menciptakan dan memelihara suatu sistem komunikasi.
Komunikasi sistem adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah teori Buck Rogers
mengenai organisasi.

Teori pengorganisasian
Teori Weick menggunakan komunikasi sebagai sebuah dasar bagi pengorganisasian
manusia dan memberikan sebuah pemikiran untuk memahami bagaimana manusia
berorganisasi. Organisasi bukanlah susunan yang terbentuk oleh posisi dan peranan,
tetapi oleh aktivitas komunikasi. “Aktivitas organisasi secara langsung merujuk pada
menyusun level kata yang pasti. Weick memakai bentuk ketidakpastian dan ambiguitas,
integritas: Organisasi mencoba untuk mentransformasi informasi ambigu dalam derajat
khusus yang dapat bekerja dan dapat menyesuaikan”.

Teori Budaya Organisasi

Teori Budaya Organisasi (Organization Culture Theory), yang mencakup pembahasan


mengenai nilai-nilai organisasi, cerita-cerita yang sering disampaikan, tujuan, tindakan,
dan filosofi organisasi. Kedua ahli teori tersebut mengemukakan pandangan mereka yang
luas mengenai budaya organisasi dengan menyatakan bahwa, “Culture is not something
an organization has, a culture is something an organization is” (budaya bukanlah sesuatu
yang dimiliki organisasi, tetapi organisasi itu sendiri adalah budaya). Bagi para ahli teori
budaya, memahami organisasi sebagai suatu unit individu adalah lebih penting daripada
melakukan generalisasi terhadap perilaku atau nilai-nilai organisasi secara keseluruhan,
dan pemikiran ini menjadi latar belakang teori budaya organisasi ini.

Teori Management

Konsep Manajemen by Objective (MBO) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
“Manajemen berdasarkan Objektif” ini pertama kali dikemukakan oleh Peter Drucker
dalam bukunya yang berjudul “The Practice of Management” pada tahun 1954. Menurut
Peter Drucker, Tujuan Organisasi yang ditetapkan harus melalui proses persetujuan antara
Manajemen dan Karyawannya, bukan dipaksakan dari atas. Cara demikian akan lebih
efektif dalam mendelegasikan otoritas pada sebuah organisasi besar sehingga semua
karyawan memahami dan turut berkomitmen untuk pencapaian sasaran Organisasi
tersebut. Sasaran-sasaran dalam organisasi dibuat secara bertingkat mulai dari Sasaran
Organisasi keseluruhan, sasaran divisi, sasaran departemental hingga sasara individu
karyawan itu sendiri.

Teori Manajemen Ala Jepang

Manajemen orang Jepang memberikan tekanan kepada para pekerja sebagai modal utama
dan terpenting dalam perusahaan. Dalam konteks ini manajer-manajer Jepang
menggunakan sistem seumur hidup bagi para pekerja. Pada umumnya, perusahaan-
perusaan Jepang berharap bisa memperkejakan para pekerja selama 34 sampai 40 tahun,
sampai mereka berhenti. Sistem pekerjaan seumur hidup mempunyai dua pengaruh
positif. Pertama, sistem tersebut menjamin kontinuitas dan kekuatan pekerja serta
mendorong para pekerja untuk berpartisipasi dalam area manajemen perusahaan. Kedua,
ketika para pekerja mempunyai rasa aman dalam perusahaan, sikap mereka terhadap
inovasi dan teknologi adalah positif. Tidak seperti di Negara Barat, di Jepang penggunaan
robot dalam pabrik dapat diterima dengan baik oleh para pekerja.

Anda mungkin juga menyukai