Anda di halaman 1dari 7

Implementasi Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif

bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Dalam Lingkup


Sekolah Inklusi (Studi Kasus: SD No. 11 Jimbaran)
1) 2) 3)
A.A. Ayu Sita Dewi Wijayanti , Piers Andreas Noak , Putu Eka Purnamaningsih
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
1) 2)
Email: ayusitadewiwijayanti@gmail.com , piers_noak@yahoo.com ,
3)
ekapurnama.galon@gmail.com

ABSTRACT

Inclusive education is an educational service system that provides opportunities for all children
to study together in a public school with attention to diversity and individual needs. The purpose
of this research is to know the implementation of inclusive education for crew in SD No. 11
Jimbaran and obstacles in the implementation of this inclusive education. This study uses
descriptive qualitative research methodology. In obtaining the data, the authors make direct
observations to the field to obtain the primary data related and conduct documentation studies
to obtain secondary data. In addition, the researcher uses techniques such as direct and
indirect interviews related to this research. The conclusion of this research is Implementation of
Inclusive Education in SD No. 11 Jimbaran as a whole has not been effective yet and is not in
line with the established standard of inclusive education. The obstacles to be overcome are the
availability of special educators, curricula appropriate to inclusive education for ABK

Keywords: Public Policy, Public Policy Implementation, Inclusive Education, Children with
Special Needs

1. PENDAHULUAN hanya ditujukan untuk anak normal saja, tentu


bermanfaat pula untuk anak berkebutuhan
Pendidikan nasional yang tercantum dalam
khusus (ABK). Namun, sangat sedikit dari
Pembukaan UUD 1945 merupakan
ABK yang dapat menikmati indahnya
pendidikan yang memiliki tujuan untuk
pendidikan karena adanya diskriminasi dari
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
lingkungan sekitarnya.
memajukan kesejahteraan umum. Pada UU
Salah satu wadah bagi para ABK untuk
No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem
mengenyam pendidikan yang telah di
Pendidikan Nasional, dalam pasal 5 ayat 1
upayakan oleh pemerintah Indonesia yaitu di
berbunyi setiap warga negara Indonesia
Sekolah Luar Biasa (SLB). Pendidikan untuk
memiliki hak yang sama dalam memperoleh
semua (Education for all) menjadi solusi
pendidikan yang bermutu. Pendidikan tidak
alternatif sebagai pencetus adanya
pendidikan inklusif di masyarakat. Dalam Kabupaten yang menyelenggarakan
pelaksanaan pendidikan inklusif ini diperlukan pendidikan inklusif di Provinsi Bali dan juga
wadah yang nantinya disebut sebagai sekolah menjadi sekolah percontohan dalam
inklusi, sekolah inklusi di definisikan sebagai pendidikan ABK. Hal ini yang menarik penulis
sekolah reguler yang bersedia menerima ABK untuk menganalisa lebih dalam bagaimana
sebagai peserta didiknya. Pendidikan inklusif pengimplementasian pendidikan inklusif di SD
di Kabupaten Badung dilaksanakan No. 11 Jimbaran dan menganalisa faktor-
berpedoman pada Surat Edaran Gubernur faktor yang sekiranya menjadi penghambat
Nomor: 421/16251/Disdikpora, tertanggal 22 dalam pendidikan inklusif. Melihat latar
Oktober 2014 tentang Layanan Pendidikan belakang masalah diatas, penulis tertarik
Inklusif Provinsi Bali. Menindaklanjuti hal untuk melakukan analisis lebih lanjut
tersebut, Pemerintah Kabupaten Badung berkaitan dengan “Implementasi
melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Bagi
Olahraga Kabupaten Badung menyatakan SD Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam
No. 11 Jimbaran sebagai sekolah formal Lingkup Sekolah Inklusi (Studi Kasus SD No.
penyelenggara layanan pendidikan inklusif di 11 Jimbaran Kabupaten Badung)”.
Kabupaten Badung. Jenis ABK yang diterima
di SD No. 11 Jimbaran seperti anak lamban 2. KAJIAN PUSTAKA
belajar, anak kesulitan belajar, tunagrahita,
Teori Edward III memiliki 4 variabel yang
tunadaksa, dan tunarungu ringan. ABK pada
dapat menentukan kesuksesan dari
tahun ajaran 2014/2015 yakni berjumlah 20
implementasi kebijakan menamakan model
siswa dengan keterangan sebagai berikut, 4
implementasi kebijakan. (Agustino, 2014: 149)
anak tunarungu, 10 anak lamban belajar, 1
pertama yaitu variabel komunikasi
anak lumpuh layu, 4 anak berkesulitan
berpengaruh dalam menentukan keberhasilan
belajar. Pembelajaran inklusi di SD No. 11
implementasi dalam suatu kebijakan untuk
Jimbaran menggunakan kurikulum sekolah
pencapaian tujuan. Jika komunikasi terjalin
reguler umum yang di modifikasi dengan
dengan baik kebijakan yang dibuat akan
kebutuhan siswa inklusi. Di SD No. 11
tertransmisikan dengan baik pula, terutama
Jimbaran memiliki satu orang Guru
kepada implementor-implementor kebijakan
Pembimbing Khusus (GPK). Tujuh orang
tersebut. Kedua, Variabel Sumberdaya yang
tenaga pendidik,Satu Orang Guru Kunjung,
di bagi menjadi beberapa elemen diantaranya
satu orang guru pendamping yang telah
Staf, merupakan sumberdaya utama dalam
melalui pelatihan pendidikan inklusif
implementasi kebijakan karena berperan
sebelumnya. Beberapa data yang telah
sebagai pelaksana kebijakan. Informasi, ada
diungkapkan sebelumnya menunjukkan
dua bentuk yakni ada informasi yang
bahwa SD No. 11 Jimbaran Kabupaten
berhubungan dengan cara melaksanakan
Badung telah cukup berhasil dalam
kebijakan dalam implementasi kebijakan.
implementasi kebijakan pendidikan inklusif ini,
Selaku pelaksana kebijakan implementor
salah satunya dengan menjadi satu-satunya
hendaknya mengetahui dan memahami Kegiatan administrasi dan proses belajar
tindakan apa yang harus mereka ambil ketika pendidikan inklusif dipengaruhi oleh
ada perintah. Disposisi atau sikap dari sumberdaya manusia yang dalam hal ini yaitu
pelaksana kebijakan ini dapat menentukan pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta
kesuskesan dari imlementasi kebijakan, didik. SD No. 11 Jimbaran dipimpin oleh
memupuk adanya kerjasama yang bertujuan seorang kepala sekolah dengan dibantu oleh
untuk keberhasilan kebijakan. Kinerja struktur dua puluh empat orang guru dan tiga orang
birokrasi/organisasi memiliki 2 karakteristik karyawan.
diantaranya, melakukan Standar Operating Pembelajaran inklusi di SD No. 11 Jimbaran
Prosedures (SOPs) dan melaksanakan menggunakan kurikulum sekolah reguler
Fragmentasi. umum yang dimodifikasi, Proses penerimaan
Filosofi sistem pendidikan inklusif adalah ABK tidak jauh berbeda dengan penerimaan
merupakan sistem pendidikan yang siswa reguler yang mana dilakukan sebelum
menghargai bahwa manusia diciptakan pelaksaan penerimaan peserta didik baru.
sebagai makhluk yang berbeda-beda, Perbedaan penerimaan siswa ABK di sekolah
menghargai dan menghormati bahwa semua inklusi terletak pada observasi yang dilakukan
orang merupakan bagian dari masyarakat. berkaitan dengan kemampuan anak dalam
Dengan adanya perbedaan setiap manusia emosi, sosial, perilaku, dan kognitif.
dapat berinteraksi untuk saling melengkapi Pengisian formulir untuk siswa ABK pun
kekurangannya. Pandangan layanan berbeda kerena mengikuti hasil dari observasi
pendidikan bagi para penyandang cacat kekhususan yang dimiliki oleh ABK tersebut.
adalah layanan pendidikan dengan Bangunan SD No. 11 Jimbaran terdiri dari
menggunakan pendekatan humaistik. halaman depan dan belakang, gedung utama,
dan kantin sekolah. SD No. 11 Jimbaran
3. METODELOGI PENELITIAN memiliki beberapa ruangan yang
Metodelogi yang digunakan dalam penelitian dipergunakan sebagai lokasi belajar mengajar
ini adalah deskriptif kualitatif yang maupun aktivitas yang terjadi di sekolah,
menggambarkan atau mendeskripsikan delapan ruang kelas, satu ruang Kepala
keadaan di lapangan. Peneliti menggunakan Sekolah, satu ruangan guru, satu
tekni wawancara secara langsung serta perpustakaan, satu ruang komputer, satu
memadumadankannya dengan data yang ruang UKS sekaligus sebagai ruang terapi,
diperoleh dari dokumentasi di lapangan. satu WC Guru, enam WC Siswa, dan kantin,
Lokasi penelitian ini yaitu di SD No. 11 lapangan yang luas serta area parkir juga
Jimbaran, Kabupaten Badung. Teknik tersedia di sana. Tempat ibadah juga terlihat
pengumpulan data yang di gunakan yaitu ada di sana.
purposive sampling yang di kolaborasikan Untuk pelaksanaan pendidikan inklusif
dengan tekni snowball sampling. Sekolah telah memiliki kelengkapan sarana
dan prasarana yang cukup. Sarana khusus
4. HASIL DAN PEMBAHASAN berupa alat terapi motorik bagi siswa ABK
serta fasilitas seperti kursi roda yang atau kegagalan pelaksanaan kebijakan.
memudahkan akses untuk ABK. Dalam proses pendidikan inklusif SD No.11
Transmisi, menghendaki agar kebijakan Jimbaran menggunakan kurikulum yakni
pendidikan inklusif bagi ABK disampaikan kurikulum yang dimodifikasi dari kurikulum
tidak hanya kepada pelaksana kebijakan saja sekolah reguler sehingga dapat
pendidikan inklusif bagi ABK melainkan menyesuaikan dengan kebutuhan ABK.
disampaikan pula kepada pihak lain yang Sarana yang sudah ada di SD No. 11
berkepentingan baik langsung maupun tidak Jimbaran antara lain jalan naik untuk kursi
langsung terhadap kebijakan pendidikan roda, meja kroak, komputer inklusi, tetapi
inklusif serta kelompok sasaran kebijakan anak reguler juga menggunakan peralatan
bagi ABK tersebut. tersebut, karena kebetulan juga tidak ada
Kejelasan, informasi kebijakan yang ABK yang menggunakannya. Semua jenis
ditransmisikan pada para implementor sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
kebijakan pendidikan inklusif bagi ABK anak-anak inklusi di SD No. 11 Jimbaran
hendaknya diterima dengan jelas sehingga lumayan tersedia. Selain adanya
mereka mengetahui apa yang menjadi keterbatasan jumlah sarana dan prasarana
maksud, tujuan, sasaran serta substansi dari maka penggunaannya sama dengan anak
kebijakan pendidikan inklusif bagi ABK reguler. Alat untuk anak berkebutuhan khusus
tersebut. Ketidakkonsistenan perintah akan jumlahnya sudah cukup. Oleh karena itu,
mendorong para pelaksana kebijakan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki
pendidikan inklusif bagi ABK mengambil sekolah sudah cukup memadai, maka pihak
tindakan yang tidak sesuai dengan sekolah terus berupaya untuk meningkatkan
pengimplementasian kebijakan pendidikan kualitas peserta didik.
inklusif bagi ABK. Hasil dari penelitian ini menemukan terdapat
Komunikasi merupakan langkah yang paling dua faktor yang menjadi penghambat dalam
mudah dan efektif untuk penyampaian implementasi penyelenggaraan pendidikan
informasi suatu kebijakan baik yang masih inklusif di SD No. 11 Jimbaran yaitu masih
dalam perumusan maupun kebijakan yang kurangnya tenaga pendidik khusus yang
baru di buat. Dengan adanya komunikasi ini, merupakan komponen penting dalam
salah satu tujuannya kebijakan yang di buat mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan
dapat sampai pada sasaran yang di tuju dari inklusif. Selanjutnya, faktor kurikulum yang
suatu kebijakan. Ketika pelaksana kebijakan belum fleksibel untuk ABK karena masih
kekurangan sumberdaya sesuai dengan yang menggunakan kurikulum kolaborasi dari
dibutuhkan ini menyebabkan perintah kurikulum sekolah reguler dengan kebutuhan
implementasi tidak akan diteruskan secara belajar dari ABK.
jelas dan konsisten maka implementasi pun
cenderung kurang efektif, sehingga perlu 5. KESIMPULAN
adanya perintah yang tegas dan konsisten.
SDM berpengaruh terhadap keberhasilan
Implementasi pada program Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus disesuaikan
Inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus dengan kondisi anak dan belum adanya
(ABK) dalam Lingkup Sekolah Inklusi di SD standar kurikulum yang digunakan Anak
No. 11 Jimbaran secara umum sudah berjalan Berkebutuhan Khusus karena kurikulum
dengan baik dan efektif, karena telah mampu hanya mempermudah atau dimodifikasi.
menerima ABK bahkan jumlah siswa ABK
setiap tahun ajaran baru selalu mengalami 6. DAFTAR PUSTAKA
peningkatan. Selain itu, SD No. 11 Jimbaran
Agustino, Leo, 2014, Dasar-Dasar Kebijakan
juga telah mampu meluluskan siswa ABK dan
mengalokasikannya ke sekolah yang layak Publik. Bandung : Alfabeta.

untuk ABK. Keragaman jenis ABK yang


Garnida, Dadang, 2015, Pengantar
bersekolah di SD No. 11 Jimbaran juga dapat
di jadikan bahan evaluasi bahwa program Pendidikan Inklusif. Bandung: Refika
pendidikan inklusif di Kabupaten Badung
Aditama.
sudah mengalami kemajuan yang signifikan.
Selain itu, dengan ditunjuknya SD No. 11 Pratiwi, R.P., dan Murtiningsih, A., 2013, Kiat
Jimbaran sebagai sekolah percontohan dalam
Sukses Mengasuh Anak Berkebutuhan
pelaksanaan program pendidikan inklusif oleh
Pemerintah Kabupaten Badung dan Khusus. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Kementerian Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia juga dapat di Arikunto, Suharsini, 2007, Manajemen
jadikan bukti bahwa program pendidikan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
inklusif yang dicanangkan oleh Pemerintah
Pusat yang di teruskan kepada pemerintah Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis
Daerah telah tersampaikan dan dilaksanakan Kebijakan Publik. Yogyakarta :
dengan baik oleh implementor-implementor Gsajah Mada University Press.

yang mengikuti situasi dan kondisi yang Moleong, Lexy J. 2014. Metodelogi Penelitian
disesuaikan di setiap daerahnya. Faktor Kualitatif. Bandung : PT Remaja
penghambat dalam Pengimplementasian Rosdakarya Offest.

Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Bagi Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


ABK dalam Lingkup Sekolah Inklusif di SD Administrasi. Bandung : Alfabeta.
No. 3 Jimbaran yakni ketersediaan sumber Direktorat Pembinaan SLB (2007). Pedoman
daya manusianya maka penyelenggara
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif,
pendidikan inklusif yaitu masih kurangnya
jumlah tenaga pendidik seperti Guru Jakarta.
Pendamping Khusus dalam mendampingi
Anak Berkebutuhan Khusus.
Penyelenggaraan pendidikan inklusif dilihat
dari kurikulum yaitu belum adanya kurikulum
UNESCO (1994). The Salamanca Statement Khusus. Jurusan Dakwah dan Komunikasi
STAIN Kudus.
and Framework For Action On Special 7. Nissa Tarnoto. 2009. Permasalahan-
Permasalahan yang Dihadapi Sekolah
Needs Education. PARIS:Author.
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi pada
Tingkat SD. Fakultas Psikologi,
ILO (2001), Code of practice on managing Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
8. Megan Mackey. 2014. Inclusive Education
disability in the workplace, Tripartite in The United States: Middle School
General Education Teachers’ Approaches
Meeting of Experts on the Management
to Inclusion. University of Hartford, United
of Disability at the Workplace. Geneva. States of America.
9. Twiggy Chan & Mantak Yuen. 2015.
Inclusive Education in an International
WinarnoSurakhmad. 1994. Pengantar school: A Case study From Hong Kong.
The Univerity of Hong Kong.
Penelitian Ilmiah dasar dan Metode
10. Jeremy Ford. 2013. Educating Students
Teknik. Bandung: tarsito. with Learning Disabilities in Inclusive
Classrooms. University of Iowa.

Karya Ilmiah : Peraturan :

1. Hanjarwati dan Aminah. 2014. Evaluasi 1. Undang-Undang Republik Indonesia


Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Yogyakarta Mengenai Pendidikan Inklusi. Pendidikan Nasional.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN 2. Surat Edaran Gubernur Nomor:
Sunan Kalijaga. 421/16251/Disdikpora, tertanggal 22
2. Hery Kurnia Sulistyadi. 2014. Oktober 2014 tentang layanan Pendidikan
Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Inklusif Provinsi Bali.
Layanan Pendidikan Inklusif di Kabupaten 3. Permendiknas Nomor: 70 Tahun 2009
Sidoarjo. Program Studi Administrasi tentang Pedoman Implementasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pendidikan Inklusi.
Politik, Universitas Airlangga. 4. Amanat Pembukaan UUD 1945
3. Jamilah Candra Pratiwi. 2015. Sekolah
Inklusi Untuk Anak Bekerbutuhan Khusus:
Website :
Tanggapan Terhadap Tantangan
Kedepannya. Pendidikan Guru Sekolah 1. Dokumen Salamanca. 2016.
Dasar, Program Pascasarjana UNS. http://fidiupiserang.blogspot.co.id/2014/11
4. Ery Wati. 2014. Manajemen Pendidikan /dokumen-dokumen-kebijakan-
Inklusi Di Sekolah Dasar negeri 32 Kota internasional.html tanggal 14 Agustus
Banda Aceh. Magister Administrasi 2016 pada 14.15
Pendidikan, Program Pascasarjana,
2. Profil Sekolah Inklusi SD No. 11
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Jimbaran. 2013. http://sdno11jimbaran-
5. Haryono, dkk. 2015. Evaluasi Pendidikan
profil.blogspot.co.id/ tanggal 14 Agustus
Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
2016 pada 14.30
(ABK) Di Provinsi Jawa Tengah. Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
3. Unesco.2016.https://id.wikipedia.org/wiki/
Organisasi_Pendidikan,_Keilmuan,_dan_
Semarang.
Kebudayaan_PBB tanggal 14 Agustus
6. Fatma Laili Khoirun Nida. 2013.
2016 pada 15.00
Komunikasi Bagi Anak Berkebutuhan
4. Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2013.
http://www.tkplb.org/ tanggal 14 Agustus
2016 pada 15.45

Anda mungkin juga menyukai