Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAGEMENT PATIENT SAFETY (MPS)

MEMAKAI DAN MELEPAS APD

Dosen : Ernawati Umar, S.Kep, Ners., M.Kes., DNM.

Disusun Oleh: Kelompok 1

Ahmad Shauman Yunardi


Herlinda Khoirunnisa
Maya Kusmayanti
Ninda Assyfa
Saepullah
Sephia Asriyani
Tomas
Widya Asih
Yulia Damayanti

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


FAKULTAS KEDOKTERAN
DIII KEPERAWATAN

2020 – 2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen
Patient Sefety dengan judul “Memakai dan melepas APD”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. .
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan pembelajaraan dalam segi teoritis sehigga dapat membuka wawasan ilmu serta
akan menghasilakan yang lebih baik di masa yang akan mendatang. Terima kasih.

Serang, 11 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Makalah.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
1.Pengertian APD .............................................................................................4
2.Tujuan............................................................................................................4
3. Jenis – Jenis APD..........................................................................................4
4. Prinsip – Prinsip............................................................................................7
5. Langkah – Langkah Pemakaian dan pelepasan APD...................................7
6. Penggunaan APD........................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah industri yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan
yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai
usaha meningkatkan derajat kesehatan yang setingggi-tingginya. Dalam setiap
proses pelayanan kesehatan di rumah sakit, terlihat adanya faktor-faktor penting
sebagai pendukung pelayanan itu sendiri, yang selalu berkaitan satu dengan yang
lainnya. Faktor-faktor tersebut meliputi pasien, tenaga kerja, mesin, lingkungan
kerja, cara melakukan pekerjaan serta proses pelayanan kesehatan itu sendiri. Di
samping memberikan dampak positif, faktor tersebut juga memberikan nilai
negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam proses pelayanan
kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag IKM FK, UGM
2000).
Kebutuhan terhadap layanan kesehatan semakin meningkat sebanding dengan
pertumbuhan penduduk dan pertambahan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya kesehatan. Peningkatan kebutuhan ini menyangkut
pertambahan jumlah dan besarnya suatu fasilitas kesehatan, termasuk rumah
sakit yang berdampak pada peningkatan jumlah pekerja. Tentu saja pekerja
tersebut berkemungkinan besar terkena bahaya potensial kesehatan yang
ada.Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada
potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah
sakit, yaitu ecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan
dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan
kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi.
Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi
para karyawan di umah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di
lingkungan rumah sakit.
Rumah sakit mempunyai perbedaan khas dengan tempat kerja yag lain terkait
dengan terbukanya akses bagi bukan pekerja dengan leluasa. Berbeda dengan

1
tempat kerja lain, hanya pekerja saja yang dapat memasuki area pabrik misalnya.
Sebagai konsekuensinya, pajanan bahaya potensial yang terdapat di rumah sakit
dapat mengenai bukan hanya pekerja saja, tetapi juga komunitas bukan pekerja
dalam hal ini pengguna jasa rumah sakit, dan juga pengunjung lainnya.
Perbedaan lain adalah dengan berlangsungnya kegiatan yang terus-menerus 24
jam dan 7 hari seminggu, menjadikan risiko gangguan kesehatan menjadi lebih
besar sebagai akibat lama pajanan terhadap bahaya potensial menjadi lebih lama.
Berbagai penelitian menunjukkan prevalensi gangguan kesehatan yang terjadi di
antara pekerja atau petugas fasilitas kesehatan cukup tinggi.
Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik, biologis maupun kimiawi perlu
dikendalikan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja yang
sehat, aman, dan nyaman. Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan untuk
menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja, namun pengendalian secara
teknis pada sumber bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan merupakan
alternative pertama yang dianjurkan, sedangkan pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD)merupakan pilihan terakhir.
Salah satu upaya dalam rangka pemberian perlindungan tenaga kerja terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit adalah dengan cara
memberikan APD. Pemberian APD kepada tenaga kerja, merupakan upaya
terakhir apabila upaya rekayasa (engineering) dan cara kerja yang aman (work
practices) telah maksimum dilakukan.
Hal ini tercermin dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 3, 9, 12, 14 dinyatakan bahwa dengan peraturan
perundangan ditetapkan syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
untuk memberikan Alat Pelindung Diri (APD), pengurus diwajibkan
menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang Alat
Pelindung Diri (APD), dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau
hak tenaga kerja untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, wajib menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) yang diwajibkan dan pengurus diwajibkan menyediakan Alat Pelindung

2
Diri (APD) yang diwajibkan secara cuma-cuma. Jika memperhatikan isi dari
undang-undang tersebut maka jelaslah bahwa Alat Pelindung Diri (APD)
dibutuhkan disetiap tempat kerja seperti rumah sakit.
Oleh karena itu keselamatan kerja harus benar-benar di terapkan dalam suatu
rumah sakit atau tempat kerja lainnya dimana di dalamnya tenaga kerja
melakukan pekerjaannya. Bukan hanya pengawasan terhadap mesin, dan
peralatan lain saja tetapi yang lebih penting pada manusianya atau tenaga
kerjanya. Hal ini dilakukan karena manusia adalah faktor yang paling penting
dalam suatu proses produksi. Manusia sebagai tenaga kerja yang dapat
menimbulkan kecelakaan kerja yang berdampak cacat sampai meninggal. (Boedi
Maryoto, 1997)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari APD (Alat Pelindung Diri)?
2. Apa tujuan dari menggunakan APD(Alat Pelindung Diri) ?
3. Bagaimana prinsip dari APD (Alat Pelindung Diri)?
4. Apa saja langkah-langkah pemakaian dan pelepasan APD (Alat Pelindung
Diri)?
5. Bagaimana unsur-unsur penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui jenis jenis APD (Alat Pelindung Diri)
2. Untuk mengetahui langkah pemakaian dan pelepasan APD (Alat Pelindung
Diri) dengan benar dan tepat
3. Untuk mengetahui tujuan, unsur-unsur penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri)

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian APD
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai
upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa
(engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. APD juga
merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan
untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya.
Perlengkapan perlindungan diri termasuk semua pakaian dengan aksesories
pekerjaan lain yang dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang
terhadap bahaya tempat kerja. Penggunaan APD harus tetap dikontrol oleh
pihak yang bersangkutan, khususnya disebuah tempat kerja.

2. Tujuan APD
 Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
 Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja
 Menciptakan lingkungan kerja yang aman

3. Jenis Alat APD


Jenis Alat Pelindung Diri (APD)
a. Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala yang disediakan di Rumah Sakit Dr. Sardjito adalah
tutup kepala. Tutup Kepala ini untuk melindungi/mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit kepala petugas terhadap alat -
alat/daerah steril dan percikan bahan-bahan dari pasien. Selain tutup kepala,
pihak rumah sakit juga menyediakan safety helmet, tetapi alat pelindung ini

4
jumlahnya terbatas, karena hanya digunakan pada petugas keamanan rumah
sakit.
b. Alat Pelindung Pernafasan
adalah masker, yang disediakan dan diberikan untuk semua tenaga kerja
serta wajib dipakai pada saat kontak langsung dengan pasien. Peralatan ini
dipakai sesuai dengan faktor bahaya yang terpapar di udara.
c. Alat Pelindung Tangan
Sarung tangan yang telah disediakan oleh rumah sakit ada berbagai jenis
yaitu:
 Sarung tangan bersih
Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang didisinfeksi tingkat
tinggi, dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan selaput lendir
misalnya tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat luka terbuka.
Sarung tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila tidak
ada sarung tangan steril.
 Sarung tangan steril
Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan dan harus
digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia sarung tangan steril
baru dapat digunakan sarung tangan yang didisinfeksi tingkat tinggi.
 Catton Glove atau sarung tangan katun
Jenis sarung tangan ini, banyak digunakan oleh petugas kebersihan
dan petugas pengumpul sampah rumah sakit.
 Rubber Glove atau sarung tangan karet
Digunakan pada pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
bahaya-bahaya listrik, untuk sarung tangan yang terbuat dari karet alami
pada pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia.
d. Baju Pelindung
1) Pakaian kerja
Pakaian kerja atau baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh

5
atau sebagian tubuh, antara lain dari cairan tubuh, cairan bahan kimia,
cairan terkontaminasi. Pakaian kerja yang terbuat dari bahan-bahan yang
bersifat isolasi seperti bahan dari katun dapat juga dari plastik.
2) Apron
Apron pelindung yang ada di rumah sakit jumlahnya hanya terbatas, di
gunakan pada instalasi radiologi. Apron ini digunakan oleh pekerja untuk
melindungi terhadap sinar pengion.
e. Alat Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki yang tersedia di Rumah Sakit Dr. Sardjito adalah
sepatu steril yang digunakan oleh petugas yang bekerja di ruang bedah,
laboratorium, ICU, ruang isolasi, dan ruang otopsi, juga tersedia safety
boots.(karet) untuk melindungi kaki dan bagian lainnya dari benda-benda
keras, benda
tajam, logam/kaca, kontak dengan arus listrik.
f. Alat Pelindung Mata
Penyediaan alat pelindung mata seperti kacamata keselamatan ini sifatnya
pinjaman dari bagian PK3 dan inventaris bagian unit kerja tertentu. Alat
pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari resiko paparan gas,
uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang
bersifat rangsangan.
g. Alat Pelindung Telinga
2 (dua) jenis alat pelindung telinga
yaitu ear muff dan ear plug. Jenis alat pelindung telinga ini jumlahnya
terbatas dan jarang di gunakan kecuali di unit kerja yang terdapat intensitas
kebisingannya
seperti di bagian binatu, dapur, dan gedung genset-boiler.
h. Alat Pelindung Lainnya
Alat pelindung yang lain yang ada di Rumah Sakit Dr. Sardjito misalnya
safety belt, tali pengaman. Jumlah alat pelindung ini hanya terbatas dan
jarang digunakan. Alat ini digunakan pada waktu bekerja di ketinggian.

6
4. Prinsip – prinsip
1. Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya – bahaya yang dihadapi (percikan, kontak langsung maupun tidak
langsung)
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut tidak menyebabkan
rasa ketidak nyamanan yang berlebihan.
3. Dapat dipakai secara fleksibel (reuse maupun dispossible)
4. Tidak menimbulkan bahaya tambahan
5. Tidak mudah rusak
6. Memenuhi ketentuan dari standar yang ada
7. Pemeliharaan mudah
8. Tidak membatasi gerak
5. Langkah – langkah pemakaian APD
A. Langkah-langkah pemakaian APD Gaun/ Gown
1. Petugas kesehatan masuk ke antero room, setelah scrub sulit di ruang ganti
2. Cek APD untuk memastikan APD dalam keadaan baik dan tidak rusak
3. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer
dengan menggunakan 6 langkah
4. Kenakan sepatu pelindung (boots). Jika petugas menggunakan sepatu kets
atau sepatu lainnya yang tertutup maka petugas menggunakan pelindung
sepatu (shoe covers) dengan cara pelindung sepatu dipakai di luar sepatu
petugas dan menutupi celana panjang petugas
5. Pakai APD bersih yang menutupi badan dengan baik dengan cara pertama
memasukkan bagian leher kemudian mengikat tali ke belakang dengan baik.
Pastikan tali terikat dengan baik.
6. Pasang masker bedah dengan cara letakkan masker bedah didepan hidup dan
mulut dengan memegang ke dua sisi tali kemudian tail diikat ke belakang.
7. Pasang pelindung mata (goggles) rapat menutup mata
8. Pasang pelindung kepala yang menutupi seluruh bagian kepala dan telinga
dengan baik

7
9. Pasang sarung tangan dengan menutupi lengan gaun
B. Langkah-langkah pemakaian APD dengan coverall
1. Petugas kesehatan masuk ke antero room, setelah memakai scrub suit di ruang
ganti
2. Cek APD untuk memastikan APD dalam keadaan baik dan tidak rusak
3. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer
dengan menggunakan 6 langkah
4. Kenakan sepatu pelindung (boots). Jika petugas menggunakan sepatu kets
atau sepatu lainnya yang tertutup maka petugas menggunakan pelindung
sepatu (shoe covers) dengan cara pelindung sepatu dipakai di luar sepatu
petugas atau jika coverall tertutup sampai sepatu petugas maka tidak perlu
menggunakan pelindung sepatu
5. Pakai Coverall bersih dengan zipper yang dilapisi kain berada di bagian depan
tubuh. Coverall menutupi area kaki sampai leher dengan baik dengan cara
memasukkan bagian kaki terlebih dahulu, pasang bagian lengan dan rapatkan
coverall di bagian tubuh dengan menaikkan zipper sampai ke bagian leher,
Hood atau pelindung kepala dari coverall dibiarkan terbuka di belakang leher.
6. Pasang masker bedah dengan cara letakkan masker bedah didepan hidung dan
mulut dengan memegang ke dua sisi tali kemudian tali diikat ke belakang.
7. Pasang pelindung kepala yang menutupi seluruh bagian kepala dan telinga
dengan baik
8. Pasang pelindung mata (goggles) rapat menutupi mata
9. Pasang sarung tangan dengan menutupi lengan gaun
6. Cara Melepaskan APD (Alat Pelindung Diri)
A. Langkah-langkah pelepasan APD dengan menggunakan gaun :
1. Petugas kesehatan berdiri di area kotor
2. Lepaskan sarung tangan dengan cara mencubit sedikit bagian luar sambil
di tarik mengarah ke depan kemudian lipat di bagian ujung dalam sarung
tangan dan lakukan yang sama di sarung tangan berikutnya dan secara
bersama di lepaskan kemudian dimasukkan ke tempat sampah infeksius

8
3. Buka gown perlahan dengan membuka ikatan tali di belakang kemudian
merobek bagian belakang leher lalu tangan memegang sisi bagian dalam
gown melipat bagian luar ke dalam dan usahakan bagian luar tidak
menyentuh pakaian petugas lalu dimasukkan ke tempat sampah infeksius
4. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6
langkah
5. Buka pelindung kepala dengan cara memasukkan tangan ke sisi bagian
dalam pelindung kepala di mulai dari bagian belakang kepala sambil
melipat arah dalam dan perlahan menuju ke bagian depan dengan
mempertahankan tangan berada di sisi bagian dalam
pelindung kepala kemudian segera masukkan ke tempat sampah infeksius
6. Buka pelindung mata (goggles) dengan cara menundukkan sedikit kepala
lalu pegang sisi kiri dan kanan pelindung mata (goggles)secara bersamaan,
lalu buka perlahan menjauhi wajah petugas kemudian goggles di
masukkan ke dalam kotak tertutup
7. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6
langkah
8. Buka pelindung sepatu dengan cara memegang sisi bagian dalam dimulai
dari bagian belakang sepatu sambil melipat arah dalam dan perlahan
menuju ke bagian depan dengan mempertahankan tangan berada di sisi
bagian dalam pelindung sepatu kemudian segera masukkan ke tempat
sampah infeksius
9. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6
langkah
10. Lepaskan masker bedah dengan cara menarik tali masker bedah secara
perlahan kemudian dimasukkan ke tempat sampah infeksius
11. Setelah membuka scrub suit, petugas harus segera mandi untuk
selanjutnya memakai baju biasa
B. Langkah-langkah pelepasan APD dengan menggunakan Coverall :
1. Petugas kesehatan berdiri di area kotor

9
2. Buka hood atau pelindung kepala coverall dengan cara buka pelindung
kepala di mulai dari bagian sisi kepala, depan dan kemudian perlahan
menuju ke bagian belakang kepala sampai terbuka
3. Buka coverall perlahan dengan cara membuka zipper dari atas ke bawah
kemudian tangan memegang sisi dalam bagian depan coverall sambil
berusaha membuka perlahan dari bagian depan tubuh, lengan dengan
perlahan sambil bersamaan membuka sarung tangan kemudian dilanjutkan
ke area yang menutupi bagian kaki dengan melipat bagian luar ke dalam
dan selama membuka coverall selalu usahakan menjauh dari tubuh
petugas kemudian setelah selesai, coverall dimasukkan ke tempat sampah
infeksius
4. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6
langkah
5. Buka pelindung mata (goggles) dengan cara menundukkan sedikit kepala
lalu pegang sisi kiri dan kanan pelindung mata (goggles) secara
bersamaan, lalu buka perlahan menjauhi wajah petugas kemudian goggles
dimasukkan ke dalam kotak tertutup
6. Lepaskan masker bedah dengan cara menarik tali masker bedah secara
perlahan kemudian dimasukkan ke tempat sampah infeksius
7. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer menggunakan 6 langkah
8. Setelah membuka scrub suit, Petugas segera membersihkan tubuh/mandi
untuk selanjutnya menggunakan kembali baju biasa
7. Penggunaan APD
Penggunaan APD memerlukan 4 unsur yang harus dipatuhi :
1. Tetaplah indikasi penggunaan APD dengan mempertimbangkan :
a. Resiko terpapar
Alat pelindung diri digunakan oleh orang yang berisiko terpaja dengan
pasien atau material infeksius seperti tenaga kesehatan, petugas
kebersihan, petugas instalasi sterilisasi, petugas laundry dan petugas
ambulans.

10
b. Dinamika transmisi
1) Transmisi penularan COVID – 19 ini adalah droplet dan kontak.
APD yang digunakan antara lain :
a) Gaun/gown
b) Sarung tangan
c) Masker N95/bedah
d) Pelindung kepala
e) Sepatu pelindung
f) Pelindung mata (goggles)
Catatan : APD diatas bisa ditambah dengan penggunaan pelindung
wajah (fase shield)
2) Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan yang memicu terjadinya aerosol
seperti intubasi trakea, ventilasi non invasive, trakeostomi, resusitasi jantung
paru, ventilasi manual sebelum intubasi, nebulasi dan bronskopi, pemeriksaan
gigi seperti scaler ultrasonic dan high – speed air driven, pemeriksaan hidung
dan tenggorokan, pengambilan swab.
APD yang digunakan antara lain :
a) Gaun/gown
b) Sarung tangan
c) Masker N95
d) Pelindung kepala
e) Pelindung mata (goggles)
f) Pelindung wajah (fase shield)
g) Sepatu pelindung
Catatan : APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan apron,
2. Cara “memakai” dengan benar
3. Cara “melepas” dengan benar
4. Cara mengumpulkan (disposal) setelah dipakai.

11
APD yang dipakai untuk merawat pasien terduga atau terkonfirmasi COVID –
19 harus dikategorikan sebagai material infeksius. Tidak diperlukan prosedur
khusus dan penanganannya sama dengan linen infeksius yang lain.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.

B. Saran
Dalam penulisan makalah yang berjudul ”MAKALAH MANAGEMENT PATIENT
SAFETY (MPS) MEMAKAI DAN MELEPAS APD” nantinya makalah ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Namun penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini masih bnyak terdapat kekurangan baik dalam
penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu kritik dan saran yng bersifat
membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan
datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Harwati Nunik. (2010). pemakaian alat pelindung diri dalam memberikan


perlindungan bagi tenaga kerja di instalasi rawat inap I RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA. Yogyakata:Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kemenkes RI.(2020). Petunjuk Teknis APD (Alat Pelindung Diri) Dalam


Menghadapi Wabah Covid-19. Jakarta : Kemenkes RI

14
KOMP. PROGRAM D3 KEPERAWATAN UNTIRTA

KDM

PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI

AREA

KOMPETENSI

PENGERTIAN Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan sebagai
teknik pencegahan mikroorganisme patogen dari seseorang ke
orang lain yang disebut “carrier”. Barrier yang umum
digunakan masker, kacamata pelindung, gaun, apron, sarung
tangan, penutup kepala, dan pelindung kaki.

TUJUAN Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga pengunjung dan


lingkungan dari kemungkinan transmisi infeksius
KEBIJAKAN 1. Setiap petugas RS yang melaksanakan tugas di tempat
yang beresiko dan membahayakan dirinya selama bekerja
harus menggunakan alat pelindung diri secara benar, dan
disaat melepaskan alat pelindung diri juga harus benar
karena sudah terkontaminasi sehingga tidak menyebarkan
mikroorganisme ke tempat lain,
2. Setiap ruangan harus menyediakan : Masker, Kacamata
pelindung, Gaun/apron, Sarung tangan, Penutup kepala,
dan Pelindung kaki.
PROSEDUR A. MASKER N95
Langkah – langkah :
1. Genggam respirator dengan satu tangan, posisikan sisi
depan bagian hidung pada ujung jari – jari, biarkan tali
pengikat menjuntai bebas dibawah tangan anda
2. Posisikan respirator di bawah dagu dan sisi untuk hidung
berada diatas
3. Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan
tali agak tinggi dibelakang kepala diatas telinga. Tarik
tali pengikat respirator yang bawah bawah dan posisikan
tali dibawah telinga.
4. Letakkan jari – jari kedua tangan anda diatas bagian

15
hidung yang terbuat dari logam. Tekan sisi logam
tersebut (gunakan dua jari dari masing – masing tangan)
mengikuti bentuk hidung. Jangan menekan respirator
dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan
respirator bekerja kurang efektif
5. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan dan
hati – hati agar posisi respirator tidak berubah.
B. MASKER BIASA
Langkah – langkah pemasangan :
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah dan
leher
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang
hidung
3. Paskan dengan erat pada wajah dan dibawah dagu
sehingga melekat dengan baik
4. Periksa ulang pengepasan masker
Langkah – langkah melepaskannya :

1. Jangan disentuh bagian depan masker karena telah


terkontaminasi
2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet
bagian atas
3. Buang ke tempat limbah infeksius
C. PEMAKAIAN KACAMATA PELINDUNG
Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas.
Langkah – langkah melepaskan :
1. Bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi
2. Saat melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
3. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses
ulang atau dalam tempat limbah infeksius.

D. PEMAKAIAN GAUN/APRON
Langkah – langkah pemasangan :
1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga mulut,
lengan hingga bagian pergelangan tangan dan
selubungan ke belakang punggung
2. Ikat dibagian belakang leher dan pinggang

Langkah – langkah melepaskan :

1. Bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah


terkontaminasi
2. Lepas tali

16
3. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian
dalam gaun pelindung saja
4. Balik gaun pelindung
5. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan
diwadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau
buang di tempat limbah infeksius.
E. PEMAKAIAN SARUNG TANGAN
Langkah – langkah pemasangan :
1. Buka pembungkus sarug tangan dengan hati – hati, pilih
yang sesuai ukuran
2. Jika harus mempertahankan prinsip – prinsip steril
hindarkan sarung tangan terkontaminasi obyek tidak
steril
3. Jari telunjuk dan ibu jari non dominan membuka lipatan
sarung tangan bagian atas dan masukkan tangan non
dominan dengan posisi terlentang, masukkan jari secara
pelan – pelan.
4. Untuk memakai sarung tangan sebelah kiri gunakan
empat jari tangan dominan, masukkan dalam lipatan
sarung tangan (bagian luar) segera masukkan tangan non
dominan secara perlahan – lahan
Langkah – langkah melepaskan :

1. Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah


terkontaminasi
2. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan
lainnya, lepaskan.
3. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan
menggunakan tangan yanga masih memakai sarung
tangan
4. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung
tangan dibawah sarung tangan yang belum dilepas di
pergelangan tangan
5. Lepaskan sarung tangan diatas sarung tangan pertama
6. Buang sarung tangan ditempat limbah infeksius
7. Cuci tangan sesuai prosedur.
F. PEMAKAIAN PENUTUP KEPALA
Langkah – langkah :
1. Pakailah pelindung kepala sesuai ukuran sehingga
menutup semua rambut
2. Lepaskan pelindung kepala dan langsung dibuang ke
tempat suara
G. PEMAKAIAN PELINDUNG KAKI
Langkah – langkah :

17
1. Gunakan sepatu karet atau plastik yang menutupi
seluruh ujung dan telapak kaki bisa digunakan sepatu
boot dari bahan kulit.
2. Sepatu harus selalu bersih
3. Harus selalu digunakan di dalam kamar operasi dan
tidak boleh di pakai keluar, tidak di anjurkan memakai
sendal, sepatu, sepatu terbuka dan telanjang kaki.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi rawat jalan
2. Instalasi rawat inap
3. Instalasi gawat darurat
4. Instalasi kamar operasi
5. Instalansi anestesi & reanimasi
6. Instalansi farmasi
7. Instalansi patologi klinik & anatomi
8. Instalansi kamar operasi dan TSSU
9. Unit gizi
10. Unit kesling & nosokomial
11. Unit laundry
12. hemodialisa
LAMPIRAN 1. Buku pendoman manajerial dan pengendalian infeksi
dirumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

2. Buku pendoman pencegahan dan pengendalian infeksi


dirumah sakit dan dasilitas lainnya.

18

Anda mungkin juga menyukai