Anda di halaman 1dari 99

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN

PELAKSANAAN SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL


TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT
TANGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

YULIASARI

10610400352

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/ 2010 M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, November 2010

Yuliasari, NIM : 106104003521

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Pelaksanaan Senam Hamil (Studi


Pada Ibu Hamil Trimester II Dan III) Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
xv + 71 Halaman + 6 Tabel + 6 Lampiran
Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Pelaksanaan, Senam Hamil.

ABSTRAK

Selama kehamilan seorang ibu akan mengalami berbagai perubahan – perubahan


baik anatomis maupun fisiologis. Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam
pelayanan selama kehamilan atau prenatal care yang bertujuan untuk
mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal
dalam persalinan normal. Pengetahuan dan sikap merupakan faktor terbentuknya
perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan
sikap ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil.
Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan desain cross
sectional. Waktu penelitian pada tanggal 18 Agustus – 3 September tahun 2010.
Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling melalui non probability
sampling sebanyak 55 orang. Pengumpulan data melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data yang di gunakan adalah univariat
dan bivariat ( chi square, regresi logistic sederhana, dan uji korelasi)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Puskesmas
Ciputat memiliki pengetahuan baik tentang senam hamil, yaitu sebanyak 40
responden (72,7%), memiliki sikap positif terhadap senam hamil yaitu sebanyak 36
responden (65,5%), dan 32 responden (58,2%) tidak melakukan senam hamil.
Berdasarkan analisa data bivariat, diperoleh nilai p Value = 0,037, yang berarti ada
hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan senam hamil (p < 0,05). Hasil
yang signifikan juga di peroleh nilai p Value = 0,001, yang berarti ada hubungan
antara sikap dengan pelaksanaan senam hamil (p < 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis menyarankan meningkatkan promosi
kesehatan tentang senam hamil, dan mengadakan program senam hamil untuk ibu-ibu
hamil.

Daftar bacaan : 38 (1994 – 2009)


FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCES

Undergraduated Thesis, Desember 2010

Yuliasari, NIM: 106104003521

Relationship between knowledge and attitude with practising physical exercise


of pregnancy (study on mother having pregnancy in two and third trimester) in
Public Health Center in Ciputat South Tangerang city.
xv + 71 Pages + 6 Tables + 6 attachments

Key words: Knowledge, Attitude, Practice, Physical Exercise Of Pregnancy

ABSTRACT

Having pregnancy, a mother would have alteration in anatomic and also


physiologic. physical exercise of pregnancy was one of activities on services as
pregnancy or prenatal care, which had purpose to prepare and practise muscle. So that
it can be used optimally on normal childbirth. Knowledge and attitude were factor of
formed habitual. The purpose of the research was to identify relationship between
knowledge and attitude with practising physical exercise of pregnancy.
The approach of this research, is using analytical – quantitative methode by using
cross sectional design. The period of this research is 18th of Agust – 23th of september
2010. The sample number are 55 participant, is taken by non probability sampling
with pusposive technique. Data collection by interviews using structured
questionaires. Analysing data used were univariat and bivariat (chi square, simple
logistic regression, and correlation test).
The result of the research showed that most of pregnant women in Pamulang
Public Health Center in Ciputat had good knowledge about physic exercise to
pregnancy. They were 40 respondens (72,7%), 36 respondens (65,5%) had good
attitude to physic exercise of pregnancy, 32 respondens (58,2%) didn’t do physic
exercise of pregnancy. According to bivariat data analysis, obtained the value P value
= 0,037, which have mean that there is relationship between knowledge and
practising physic exercise of pregnancy (p < 0,05). The significant result also
obtained the value P value = 0,001, which have mean that there is relationship
between knowledge and practising physic exercise of pregnancy (p < 0,05).
According to the result of the researcher, the writer suggests to increase the
promotion of the health about physic exercise of pregnancy and to do the physic
exercise programme to the mother having pregnant.

Reading list: 38 (1994 – 2009)


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2010

Yuliasari
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SENAM


HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT
TANGERANG SELATAN

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH

YULIASARI
106104003521

Pembimbing I Pembimbing II

Irma Nurbaeti, Skp.Mkep.Sp,Mat Uswatun Khasanah,MNS


NIP. 132146260 NIP. 19770401 2009 12 2003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI DENGAN JUDUL


HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN
SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI
PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Nama : Yuliasari
NIM : 106104003521

Pembimbing I Pembimbing II

Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat Uswatun Khasanah,MNS


NIP . 132146260 NIP. 19770401 2009 12 2003

Penguji I Penguji II

Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat Uswatun Khasanah,MNS


NIP . 132146260 NIP. 19770401 2009 12 2003

Penguji III

Ns. Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep


LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI DENGAN JUDUL


HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SENAM
HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI PUSKESMAS CIPUTAT
TANGERANG SELATAN
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Nama : Yuliasari NIM : 106104003521

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tien Gartinah, MN

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And.


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yuliasari

Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 01 September


1988
Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl.Raya Puspiptek RT 15/04 Ds. Setu No. 5 Kecamatan Setu

Kota Tangerang Selatan 15314

Tlp : 085691981901 / (021)


97821109
Email :

Riwayat Pendidikan : SDN Setu 2 Muncul (1994-2000)

SLTP Al-Amanah Serpong (2000-2003) SMA Triguna Utama Ciputat (2003-2006)

Program S1 Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah


Jakarta (2006-Sekarang)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jika cita-cita telah kita miliki, maka langkah selanjutnya


adalah memiliki semangat untuk menggapainya”.

“Segala rintangan, cobaan dan hambatan baik kecil


maupun besar, bukanlah suatu masalah besar jika kita
mempercayakannya kepada Sang Pemurah yang akan
senantiasa membantu menyelesaikannya”.

Skripsi ini kupersembahkan untuk yang telah memberikan arahan, dukungan dan

serta motivasi :

★ Keluarga
Ayahanda H.Yahya, Ibunda Hj.Encim, seluruh kakak-kakakku dan keluargaku

★ Dosen Pembimbing
Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat
Uswatun Khasanah,MNS

★ Dosen Penguji
Ns. Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya dan shalawat serta salam kepada Nabi

Muhammad SAW, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN

SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI

PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN”.

Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna

mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta, untuk menerapkan dan

mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi,

sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa

penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya

pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan

masalah yang ada serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu

segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis

terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.


Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan

yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada

waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And., selaku dekan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H . Achmad Gholib, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi

Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Farida Hamid, M. Pd, selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Tien Gartinah, MN, selaku Ketua Program Studi dan Ibu Irma Nurbaeti,

S.Kp.MKep.Sp.Mat, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Irma Nurbaeti, Skp.Mkep.Sp,Mat, dan Ibu Uswatun Khasanah,MNS,

Selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang

telah meluangkan waktu dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Ibu Ns. Puspita Palupi, S.Kp,M.Kep, selaku dosen penguji Seminar Proposal

Skripsi. Terima kasih atas kesediaannya menjadi penguji, dan terima kasih

pula atas masukan dan saran yang telah diberikan.


7. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, Ibu Uswatun Khasanah,MNS, dan

Ibu Ns. Puspita Palupi, S.Kp.M.Kep, selaku dosen penguji Sidang Skripsi.

Terima kasih atas kesediaannya menjadi penguji, dan terima kasih pula atas

masukan dan saran yang telah diberikan.

8. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu

pengetahuannya kepada peneliti selama duduk pada bangku kuliah.

9. Seluruh Staff karyawan Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Jakarta

(PSIK UIN Jakarta).

10. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas

yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai

bahan rujukan skripsi.

11. Staff karyawan Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangerang Selatan dan Puskesmas

Ciputat yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan

penelitian.

12. Orang tuaku yang memelihara, mendidik, serta mencurahkan semua kasih

sayang tiada tara tanpa pamrih yang senantiasa mendo’akan keberhasilan

penulis dan memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis

selama proses menyelesaikan skripsi ini.

13. Kakak-kakakku dan seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat

dalam menyelesaikan skripsi.


14. Teman-teman PSIK angkatan 2006 khususnya (Nurjanatunnaim, Ummi,

Hikmah, Hajar, Ibnu, Titi, Mulyati, Rizki, Qona’ah, Ulfa) yang telah

memberikan inspirasi, do’a dan semangat dalam menyusun skripsi.

15. Sunaryo, yang dengan penuh pengertiannya memberikan bantuan, dorongan

dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari

sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
yang memerlukannya.

Jakarta, Desember 2010

Yuliasari
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK........................................................................................................ i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ………………………………………………... iv

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL...................................................................................................xviii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………..... 7

C. Pertanyaan Penelitian ………………………………………… 8

D. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 8

E. Manfaat Penelitian ………………………………………….... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………… 10


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN……………………………………………… 11

1. Pengertian ………………………………………………... 11

2. Proses Kehamilan ………………………………………... 11

3. Perubahan Saat Kehamilan ………………………………. 12

4. Keluhan Yang Sering Dirasakan Oleh Ibu Hamil ……...... 14

B. SENAM HAMIL …………………………………………… 15

1. Pengertian ……………………………………………....... 15

2. Tujuan dan manfaat senam hamil ………………………... 17

3. Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan senam

hamil ……………………………………………………... 18

4. Waktu Pelaksanaan Senam Hamil ……………………….. 19

5. Kontra Indikasi Senam Hamil ……………………………. 20

C. PERILAKU …………………………………………………. 20

1. Pengertian …………………………………………….. …. 20

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ……………... 22

3. Domain perilaku …………………………………………. 23

a. Pengetahuan …………………………………………. 23

b. Sikap ……………………………………………......... 27

c. Praktek ………………………………………….......... 30

D. KERANGKA TEORI ………………………………………. 32


BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep ……………………………………….......... 33

B. Definisi Operasional ……………………………………......... 35

C. Hipotesis ……………………………………………………... 36

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ……………………………………………. 37

B. Tempat dan Waktu ………………………………………….. 37

C. Populasi dan Sampel ………………………………………... 37

D. Instrumen Penelitian ………………………………………… 40

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………….. 41

F. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 43

G. Pengolahan data ………………………………………........... 44

H. Analisa Data ............................................................................ 45

I. Etika Penelitian ....................................................................... 46

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ………………………………... 48

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………. 50

C. Analisa Univariat ……………………………………………. 51

1. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil ................ 51


2. Sikap ibu hamil tentang terhadap senam hamil ................. 52

3. Pelaksanaan ibu hamil terhadap senam hamil ................... 52

D. Analisa Bivariat ....................................................................... 53

1. Hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan ibu

hamil tentang senam hamil ……………………………… 53

2. Hubungan Antara Sikap Dengan Pelaksanaan Ibu Hamil

Tentang Senam Hamil …………………………………... 55

BAB VI PEMBAHASAN

A. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester II Dan III

Tentang Senam Hamil ………………………………………. 56

B. Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester II Dan III Terhadap

Senam Hamil ………………………………………………... 58

C. Gambaran Pelaksanaan Ibu Hamil Trimester II Dan III

Terhadap Senam Hamil ……………………………………... 60

D. Hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan ibu hamil

trimester II dan III tentang senam hamil ……………………. 64

E. Hubungan sikap dengan pelaksanaan ibu hamil trimester II

dan III tentang senam hamil ………………………………… 66

F. Keterbatasan Penelitian ……………………………………... 67

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………………….. 68
B. Saran ………………………………………………………… 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional.....................................................................35

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Ibu

Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Ciputat ……… 52

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Ibu Hamil

Terhadap Senam Hamil di Puskesmas Ciputa..............................52

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaksanaan Ibu

Hamil Terhadap Senam Hamil di Puskesmas Ciputat..................53

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan

Dengan Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil...............54

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Dengan

Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas

Ciputat..........................................................................................55
DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

Bagan 2.1 Proses terbentuknya sikap ...................................................... 28

Bagan 2.2 Kerangka Teori …………………………………………….. 31

Bagan 3.1 Kerangka konsep penelitian ………………………………... 32


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Surat Izin Penelitian

Informed Consent

Kuesioner

Output Analisis Univariat

Output Analisis Bivariat

Gambar Senam Hamil


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi

dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm

(Guyton, 1997). Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari

bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi

dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya.

Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesteron

dan hormon esterogen yakni hormon kewanitaan yang ada didalam tubuh ibu

sejak terjadinya proses kehamilan (Mandriwati, 2008).

Agar seorang ibu hamil dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi

baik fisik maupun mentalnya, perlu dilakukan asuhan antenatal yang

bertujuan untuk mempersiapkan persalinan yang fisiologis dengan tujuan ibu

dan anak yang akan dilahirkannya dalam keadaan sehat (Depkes RI, 1994).

Pengawasan selama kehamilan (antenatal) terbukti mempunyai kedudukan

yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik

kehamilan untuk mengahadapi persalinan. Tujuan pengawasan kehamilan

untuk ibu adalah mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi

kehamilan, menegakkan dan mengobati secara dini komplikasi ibu yang dapat

mempengaruhi kehamilan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan

mental dan fisik ibu hamil, dilakukannya pengawasan hamil juga dapat

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) (Manuaba, 1999).


Menurut survei Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada

tahun 2007 jumlah AKI di Indonesia yaitu 228 per 100 ribu kelahiran hidup

(Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Dalam catatan tahun 2008, AKI di

Propinsi Banten berjumlah 256 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes

Banten, 2008). Jumlah angka kematian Ibu di wilayah Kabupaten Tangerang

pada tahun 2009 adalah sebanyak 22 orang dengan estimasi AKI sebesar 197

per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Tangerang, 2009). Salah satu sebab

tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara

berkembang lainnya adalah akibat partus lama. Ada tiga faktor penyebab

persalinan memanjang atau partus lama yaitu tenaga, jalan lahir dan janin

(Supriatmaja & Suwardewa, 2003).

Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena terjadinya inersia (his

yang tidak sesuai dengan fasenya), inkoordinit (his tidak teratur, tidak ada

koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya) dan tetanik

(his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi

rahim). Hal tersebut di atas dapat menyebabkan kemacetan persalinan, jika

tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu

pecah. Upaya yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar

dapat dikendalikan dengan melakukan senam hamil (Achmad, 2008).

Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu-ibu

hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental

untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman, dan

spontan (Hulliana, 2007). Senam hamil sudah mulai mendapat perhatian


masyarakat, dan banyak diselenggarakan oleh rumah sakit sehingga kesehatan

rohani dan jasmani ditingkatkan serta dapat menghilangkan rasa takut

menghadapi persalinan (Manuaba, 1999).

Senam hamil yang diterapkan, bukan senam yang berorientasi sebatas pada

kebugaran tubuh semata. Melainkan untuk memperkuat otot, melenturkan

persendian, dan utamanya melatih konsentrasi agar bisa mengalihkan pikiran

sehingga bisa melupakan rasa sakit saat melahirkan, serta menguatkan napas.

Metode ini terbukti cukup berhasil untuk membantu meringankan proses

persalinan. Di samping itu, rasa nyeri saat proses persalinan berlangsung juga

dapat diminimalisasi, dengan jalan mengatur pernafasan, berkonsentrasi, dan

mengalihkan pikiran, sehingga dengan sendirinya stres saat melahirkan bisa

dikurangi. Maka proses persalinan dapat berjalan lebih mulus dan singkat

(Mulyata, 2007).

Varney (1997) dalam Hamilton (2004) menjelaskan bahwa senam hamil

akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih

baik, dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil.

Clapp (2005) juga menjelaskan bahwa ibu yang melakukan senam hamil

selama kehamilan dilaporkan dapat mengurangi stres dalam menjelang

kelahiran, mengurangi nyeri saat proses persalinan, bayi yang dilahirkan

memiliki berat badan yang normal, dan dapat mengurangi resiko terjadinya

preeklamsi, dibandingkan ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil

selama kehamilan.
Hasil dari penelitian terkait yang dilakukan oleh Wulandari (2006) dengan

judul Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam

Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama, yaitu hasil

penelitian menunjukkan nilai sebesar 0.034, taraf signifikansi p<0.05, yang

berarti ada perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol setelah diberi perlakuan. Tingkat kecemasan kelompok

kontrol pada saat pretest maupun post test berada pada kategori kecemasan

sedang, sementara tingkat kecemasan kelompok eksperimen setelah mengikuti

senam hamil semakin menurun, yaitu dari kategori kecemasan sedang menjadi

rendah. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa senam hamil

sebagai pelayanan prenatal efektif dalam menurunkan kecemasan menghadapi

persalinan pertama.

Sejak lama kita ketahui bahwa salah satu hal penting dalam membina ibu

hamil (bumil) ialah memberikan pengetahuan mengenai kehamilanya, salah

satunya memberi pengetahuan mengenai program senam hamil. Hal ini berarti

mempersiapkan ibu hamil dengan sebaik-baiknya dengan menanamkan

kepercayaan pada diri sendiri dalam menyongsong kelahiran anaknya secara

fisiologis anatomis maupun secara psikososial (Bambang, 1998).

Pengetahuan merupakan domain terendah dalam perubahan sikap dan

praktek. Menurut Roger (1974) sikap dan praktek yang tidak didasari oleh

pengetahuan yang adekuat tidak akan bertahan lama pada kehidupan

seseorang, sedangkan pengetahuan yang adekuat jika tidak diimbangi oleh

sikap dan praktek yang berkesinambungan tidak akan mempunyai makna


yang berarti bagi kehidupan (Notoatmodjo, 2007). Pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap dan praktek merupakan 3 komponen

penting yang harus dimiliki ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil.

Pada tahun 2009 persentase cakupan pemeriksaan ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali,

dengan distribusi pemberian pelayanan adalah minimal satu kali pada triwulan

pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga

umur kehamlan (K4) sebesar 86,94%. Hasil ini sudah melampaui target

cakupan K4 Nasional (84%). Pelayanan kesehatan ibu hamil mencakup

Antenatal Care (ANC), peningkatan kapasitas manajemen tenaga kesehatan

terutama tenaga bidan dalam asuhan persalinan normal, manajemen asfiksia,

manajemen BBLR, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) oleh tenaga kesehatan terlatih salah satunya melalui kelas

ibu hamil yaitu dengan senam hamil, penyiapan sistim rujukan dalam

penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga

dalam menyongsong kelahiran, serta sudah berjalannya kegiatan KPKIA

(Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak) di beberapa desa di wilayah

Kota Tangerang. Semua program bertujuan untuk mengurangi angka kematian

ibu (AKI) dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi (Dinkes Tangerang,

2009).

Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat, kelas ibu hamil

dan balita telah diadakan sebagai program dari Dinas Kesehatan, tetapi untuk

program senam hamil belum dilaksanakan oleh Puskesmas Ciputat.


Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 orang

pengunjung Puskesmas Ciputat, yaitu diantaranya lima ibu hamil dan lima ibu

yang sudah melahirkan. Hasil wawancara dari lima ibu hamil empat

diantaranya tidak tahu tentang senam hamil dan satu orang mengetahui senam

hamil dari menonton tv, jika ada program senam hamil tiga orang mengatakan

mau mencoba untuk mengikuti senam hamil dan dua orang mengatakan tidak

mau ikut dengan alasan tidak sempat untuk mengikutinya, dan lima orang ibu

hamil tersebut seluruhnya belum pernah melakukan senam hamil. Hasil

wawancara dari lima ibu hamil yang sudah melahirkan tiga diantaranya

mengalami proses persalinan normal dengan rentang waktu 8 hingga 11 jam,

dua diantaranya mengalami proses persalinan sesar, lima orang ibu hamil

tersebut seluruhnya tidak tahu tentang senam hamil dan belum pernah

mengikuti senam hamil. Hal ini disebabkan karena tidak adanya promosi

kesehatan mengenai senam hamil dari pihak puskesmas.

Promosi kesehatan merupakan aktivitas yang ditujukan untuk

meningkatkan kesejahteraan dan menggunakan pendekatan perilaku, bukan

beorientasi pada penyakit serta mempunyai cakupan yang luas. Selain itu

promosi kesehatan tidak hanya melibatkan gaya hidup tetapi juga

mengikutsertakan individu dan masyarakat dalam mengendalikan faktor-

faktor penentu kesehatan (Pender,1996). Senam hamil merupakan salah satu

dari perkembangan program kesehatan yang berbasis pada pelayanan promotif

dan preventif dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan bagi ibu

hamil (Depkes RI, 2009).


Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui

hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil (studi

pada ibu hamil trimester II dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

B. Rumusan Masalah

Meskipun senam hamil merupakan kebutuhan seorang ibu hamil yang

sangat bermanfaat untuk mempersiapkan persalinan yang fisiologis, akan

tetapi pada kenyataannya kegiatan senam hamil belum dilakukan oleh semua

fasilitas kebidanan di rumah sakit umum, rumah sakit bersalin, maupun

puskesmas.

Kegiatan senam hamil belum pernah dilaksanakan di Puskesmas Ciputat,

karena berbagai alasan, yakni kegiatan senam hamil tersebut hanya bisa

dilaksanakan di Rumah Sakit swasta, bidannya sibuk, pelatih senamnya tidak

ada, dan belum tentu ibu hamil tersebut tertarik mengikuti senam hamil

dikarenakan aktivitas yang dilakukan dirumah itu sudah cukup dikatakan

sebagai olahraga tanpa harus mengikuti senam hamil. Mengenai pelatih

senam, seharusnya para petugas kesehatan khususnya perawat dan bidan dapat

menjadi pelatih senam yang tentunya sudah terlatih dan memiliki pengalaman

menjadi instruktur senam hamil.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui “Hubungan

Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Senam Hamil (Studi Pada Ibu

Hamil Trimester II dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan”.


C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil?

2. Bagaimana sikap ibu hamil terhadap senam hamil?

3. Bagaimana pelaksanaan ibu hamil terhadap senam hamil?

4. Bagaimana hubungan pengetahuan ibu hamil dengan pelaksanaan senam

hamil?

5. Bagaimana hubungan sikap ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil?

D. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan

senam hamil.

b. Tujuan Khusus :

1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil.

2. Mengidentifikasi sikap ibu hamil tentang senam hamil.

3. Mengidentifikasi pelaksanaan ibu hamil terhadap senam hamil.

4. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu hamil dengan

pelaksanaan senam hamil.

5. Mengidentifikasi hubungan sikap ibu hamil dengan pelaksanaan

senam hamil.
E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

Penulisan penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pihak

puskesmas untuk melaksanakan program senam hamil, karena senam

hamil memiliki banyak manfaat untuk kesehatan ibu hamil dan kelancaran

proses persalinan.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan dalam bidang pendidikan keperawatan, khususnya

Keperawatan Maternitas mengenai pentingnya senam hamil untuk

mempersiapkan seorang ibu hamil baik secara fisik maupun mental dalam

menghadapi proses persalinan. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi dasar untuk pengembangan kurikulum, pendidikan keperawatan

khususnya perawatan masa kehamilan melalui senam hamil.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan dalam pengembangan

evidence based ilmu keperawatan, khususnya mengenai senam hamil

dengan melihat berbagai manfaat yang terdapat di dalamnya.


F. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan

pelaksanaan senam hamil (studi pada ibu hamil trimester II dan III). Subjek

yang diteliti adalah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat. Data

yang di ambil adalah data primer berupa wawancara dengan menggunakan

kuisioner. Penelitian ini dilakukan dengan desain analitik cross sectional.

Alasan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil di Puskesmas

Ciputat Tangerang Selatan, dikarenakan belum pernah dilakukan penelitian

mengenai senam hamil di puskesmas tersebut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

1. Pengertian

Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh

sel sperma (Kushartanti 2005). Kehamilan merupakan suatu proses yang

alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi

sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual

dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar

kemungkinannya akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2008).

2. Proses kehamilan

Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke

bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradapatasi

dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya.

Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon

progesteron dan hormon esterogen yakni hormon kewanitaan yang ada

didalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Mandriwati, 2008).

Masa kehamilan terdiri dari 3 masa yang disebut trimester. Trimester

pertama adalah minggu pertama sampai 11 minggu 6 hari, trimester kedua


adalah minggu ke 12 hingga 27 minggu 6 hari, dan trimester ketiga adalah

minggu ke 28 hingga bayi lahir dalam waktu yang cukup (Hanifa, 1999).

3. Perubahan saat Kehamilan

Selama masa kehamilan, banyak perubahan-perubahan fisik yang

dialami oleh ibu hamil. Menurut Saminem (2008) perubahan-perubahan

ini antara lain:

a. Perubahan kulit

Perubahan yang terjadi pada kulit yaitu hiperpigmentasi, ialah

adanya kelebihan pigmen pada tempat-tempat tertentu. Perubahan

pada kulit ini tidak selalu sama pada setiap wanita hamil, ada yang

sebagian saja dan ada yang semua pada tempat tersebut.

b. Perubahan pada kelenjar

Perubahan yang terjadi pada kelenjar ialah kelenjar tiroid yang

menjadi besar, sehingga leher wanita itu bentuknya seperti leher pria.

Perubahan ini tidak terdapat pada setiap wanita hamil.

c. Perubàhan pada payudara (mammae)

Perubahan ini pasti terdapat pada wanita hamil karena bersama-

sama dengan kehamilan mammae menyiapkan diri untuk

memproduksi makanan pokok yang nantinya akan diberikan kepada

bayi setelah lahir. Perubahan ini meliputi sebagai berikut:

1) Mammae membesar, tegang dan sakit.

2) Vena dibawah kulit mammae membesar dan kelihatan jelas.


3) Hiperpigmentasi pada areola mammae.

4) Kelenjar Montgomerry yang terletak dalam areola mammae

membesar dan terlihat dari luar.

d. Perubahan perut

Perut akan kelihatan makin lama makin besar. Biasanya dari umur

kehamilan empat bulan membesarnya perut belum kelihatan. Setelah

itu mulai kelihatan membesar, lebih-lebih setelah kehamilan umur

lima bulan kelihatan cepat sekali menjadi besar.

e. Perubahan alat kelamin luar

Perubahan yang terjadi pada alat kelamin luar ini terlihat kebiruan

yang disebabkan adanya kongesti pada peredaran darah. Kongesti

disebabkan karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju ke

uterus banyak sekali, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk

membesarkan dan memberi makan janin. Pembuluh darah dan alat

kelamin luar adalah cabang dari uterus, jadi jika pembuluh darah

uterus mengalami kongesti maka pembuluh darah alat kelamin luar

pun mengalami kongesti pula. Tanda ini disebut tanda Chadwick.

f. Perubahan pada tungkai

Perubahan pada tungkai ini adalah timbulnya varises pada sebelah

atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua sering edema pada salah satu

tungkai. Edema ini disebabkan karena tekanan uterus yang membesar

pada vena femoralis, sebelah kanan atau sebelah kiri.


4. Keluhan yang Sering diRasakan oleh Ibu Hamil

Menurut Kushartanti (2005), ketidaknyamanan fisik tersebut berupa

keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain:

a. Mudah sesak napas

Keluhan ini terutama dirasakan apabila uterus telah membesar

sehingga mendesak sekat rongga dada (diafragma) dan mengganggu

ekspansi paru. Keadaan ini diperberat oleh meningkatnya kebutuhan

oksigen pada ibu hamil.

b. Mudah lelah

Keluhan ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan aliran darah

yang kurang dibanding dengan ketersediaan darah. Volume darah ibu

hamil meningkat sampai 30-50%, dan frekuensi denyut jantung

meningkat hingga 20%.

c. Mual dan muntah

Keluhan ini disebabkan oleh adanya perubahan aktivitas hormon

yang menurunkan peristaltik usus dan terjadinya refluks pada asam

lambung keujung atas lambung. Penurunan peristaltik usus ini juga

akan memperlambat proses pencernaan dan mengakibatkan konstipasi.

d. Nyeri punggung dan pinggang

Keluhan ini disebabkan oleh adanya peregangan tulang-tulang,

terutama di daerah pinggang yang sesuai dengan bertambah besarnya

kehamilan.
e. Tidak bisa tidur

Keluhan ini biasanya terjadi pada akhir kehamilan, karena pada

saat itu terjadi penumpukan berbagai keluhan. Keluhan tersebut

misalnya, susah bernafas dan nyeri punggung.

B. SENAM HAMIL

1. Pengertian

Ibu hamil yang biasanya tidak berolahraga harus memulai kegiatan

fisik yang intensitasnya rendah dan meningkatkan aktivitas secara

bertahap (Fishbein dan Phillips 1990). Apabila ibu hamil tersebut sudah

melakukan jogging, ia boleh melakukannya terus, tetapi usahakan supaya

tidak sampai melewati batas. Stres panas juga dapat membahayakan janin.

Di samping itu, dengan bertambahnya usia kehamilan, titik berat ibu hamil

akan berubah, dukungan tulang panggul melemah, koordinasi biasanya

menurun, dan ia akan merasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman akan

menyebabkan ibu hamil kehilangan keseimbangan dan jatuh, sehingga

melukai dirinya sendiri. Latihan fisik atau senam hamil diajarkan baik di

kelas prenatal atau oleh perawat di klinik, atau balai kesehatan. Latihan

yang menimbulkan rasa nyaman akan membantu menyiapkan ibu hamil

dalam menghadapi persalinan (Bobak, 2005).

Senam hamil adalah suatu terapi latihan gerak untuk mempersiapkan

seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang cepat,
aman dan spontan. Latihan yang dilakukan selama kehamilan akan

menolong ibu dalam menghadapi stres dan kecemasan. Inti dari senam

hamil sendiri adalah melatih pernapasan menjelang persalinan. Sehingga

pada saat detik-detik kelahiran si bayi, sang ibu bisa rileks dan menguasai

keadaan. Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki

trimester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan (Depkes RI,

2009 & Rastegari, 2005).

Tiga komponen inti dari senam hamil adalah latihan pernafasan,

latihan penguatan dan peregangan otot, serta latihan relaksasi. Saat ibu

hamil melakukan latihan pernafasan khususnya pernafasan dalam, mereka

merasakan nafasnya menjadi lebih teratur, ringan, tidak tergesa-gesa, dan

panjang. Latihan pernafasan akan membuka lebih banyak ruangan yang

dapat dipakai dalam paru-paru sehingga kapasitas total paru-paru akan

meningkat dan volume residu paruparu akan menurun, serta melatih otot-

otot sekeliling paru-paru untuk bekerja dengan baik. Di samping itu,

latihan penguatan dan peregangan otot juga berdampak pada

berkurangnya ketegangan ibu hamil (Oktrini, 1996).

Zinbarg (1993) menyatakan bahwa dengan melakukan relaksasi otot,

individu akan menjadi lebih mampu mendeteksi peningkatan ketegangan

pada tubuh selama aktivitas sehari-harinya, digunakan sebagai isyarat

untuk menerapkan latihan relaksasi. Di akhir program senam hamil,

terdapat latihan relaksasi yang menggabungkan antara relaksasi otot dan


relaksasi pernafasan. Pada latihan ini, ibu hamil melakukannya sambil

membayangkan keadaan bayi di dalam perut baik-baik saja.

Pengaruh dari relaksasi dengan membayangkan sesuatu yang

menyenangkan, dapat membuat tubuh menjadi rileks (Heardman, 1996).

Secara keseluruhan, senam hamil membawa efek relaksasi pada tubuh ibu

hamil, baik yang bersifat relaksasi pernafasan maupun relaksasi otot. Jika

ibu hamil merasa rileks, maka ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat

bagi bayinya (Jameson, 2002).

2. Tujuan dan manfaat senam hamil

Indriarti (2008) menjelaskan secara umum senam hamil memiliki lima

tujuan penting, antara lain :

a. Senam hamil dilakukan agar ibu hamil menguasai teknik pernapasan

dengan baik. Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk

memperlancar suplai oksigen pada janin ibu.

b. Ibu hamil yang rajin mengikuti senam hamil otot-otot dindingnya

semakin kuat, sehingga elastisitas otot-otot dinding perut juga dapat

dipertahankan. Hal tersebut diharapkan dapat mencegah dan

mengatasi keluhan nyeri di daerah bokong serta nyeri di daerah perut

bagian bawah, dan keluhan wasir.

c. Diharapkan ibu hamil akan terlatih untuk melakukan relaksasi

sempurna. Kemampuan relaksasi sempurna tersebut dapat dilakukan

dengan berlatih secara rutin bagaimana cara berkonsentrasi dan


berelaksasi dengan benar. Relaksasi ini diperlukan untuk mengatasi

ketegangan atau rasa sakit karena proses persalinan.

d. Ibu hamil yang rajin mengikuti senam hamil diharapkan akan menjadi

terlatih ketika melakukan sikap tubuh yang baik dan benar selama

menjalani kehamilan. Sikap tubuh yang baik tersebut akan membantu

ibu dalam mengurangi keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk

tubuh.

e. Ibu hamil diharapkan dapat menjalani proses kelahirannya dengan

lancar dan aman tanpa berbagai kesulitan yang berarti. Sehingga ibu

dan bayi tetap sehat setelah persalinan.

Banyak manfaat dari melakukan senam hamil diantaranya

memperbaiki sirkulasi darah, meningkatkan keseimbangan otot-otot,

mengurangi risiko gangguan gastrointestinal, termasuk sembelit,

mengurangi kejang kaki/kram, menguatkan otot perut, dan mempercepat

penyembuhan setelah kehamilan (Agnesti, 2009).

3. Syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan senam hamil :

Sebelum melakukan latihan senam hamil ada beberapa syarat yang

harus dipenuhi, yaitu pemeriksaan kesehatan dan minta nasihat dokter atau

bidan, latihan baru bisa dimulai setelah umur kehamilan 22 minggu,

latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-batas

kemampuan fisik ibu, dan latihan sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau

klinik bersalin (Mandriwati, 2008).


Menurut Syafei (2006) dalam melakukan senam hamil diperlukan juga

tempat untuk melakukan latihan tersebut, adapun syarat dari tempat

latihan tersebut adalah ruangan cukup luas, udara segar, terang dan bersih,

lantai ditutup karpet supaya aman, tidak lembab dan cukup hangat,

dinding ruangan dalam dilapis cermin secukupnya agar membantu ibu

untuk konsentrasi dan memberi kesempatan untuk mengkoreksi

gerakannya sendiri, alat dan perkakas di dalam ruangan dipilih yang

berwarna muda untuk memberi suasana tenang, ada iringan/alunan musik

lembut (musik klasik) untuk mengurangi ketegangan emosi.

4. Waktu Pelaksanaan Senam Hamil

Menurut Yuliarti (2010) senam hamil dianjurkan dilakukan ketika

janin dalam kandungan telah berusia lebih dari tiga bulan, karena sebelum

usia kandungan menginjak tiga bulan perlekatan janin di dalam uterus

belum terlalu kuat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko

abortus, dalam kondisi tertentu senam hamil harus dihentikan. Ada

beberapa tanda dan gejala senam hamil harus dihentikan, antara lain:

a. Timbul rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri pada

persendian.

b. Kontraksi rahim yang lebih sering (interval <20 menit).

c. Perdarahan pervaginam, keluarnya cairan ketuban.

d. Nafas pendek yang berlebihan.

e. Denyut jantung yang meningkat (> 140 x/menit).


f. Mual dan muntah yang menetap.

g. Kesulitan berjalan.

h. Pembengkakan yang menyeluruh.

i. Aktifitas janin yang berkurang.

5. Kontra Indikasi Senam Hamil

Indivara (2009) menjelaskan ada beberapa kontra indikasi senam

hamil yang harus diperhatikan, antara lain:

a. Kontra Indikasi Absolut atau Mutlak

Bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit

paru, serviks inkompeten, kehamilan kembar, riwayat perdarahan

pervaginam pada trimester II dan III, kelainan letak plasenta, seperti

plasenta previa, preeklamsi maupun hipertensi.

b. Kontra Indikasi Relatif

Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama jantung

tidak teratur, paru bronchitis kronis, riwayat diabetes mellitus,

obesitas, terlalu kurus, penyakit dengan riwayat operasi tulang

ortopedi, dan perokok berat.

C. PERILAKU

1. Pengertian

Perilaku ditinjau dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Menurut sudut pandang


biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang

sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai

aktivitas masing-masing. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah

tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,

tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian

ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku adalah semua

kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung,

maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

Skinner (1938, dalam Notoatmodjo, 2007) seorang ahli psikologi

merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi

melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian

organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-

R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua

respons.

a. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan

oleh rangsangan-rangsangan (stimulus tertentu). Stimulus semacam

ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons

yang relatif tetap.

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang

timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau


perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulus atau

reinforcer, karen memperkuat respons.

Dilhat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua :

a. Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung

atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas

pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat

diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata

atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam

bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat

diamati atau dilihat oleh orang lain.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Green (1991, dalam Notoatmodjo 2007) dalam mencoba menganalisis

perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau

masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku

(behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes).

Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor.


a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan dan

sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

3. Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908, dalam Notoatmodjo, 2007) seorang ahli

psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain,

ranah atau kawasan yakni kognitif (cognitive), afektif (affectife),

psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori Bloom ini

dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni :

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar


pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Taksonomi Bloom (1987) pengetahuan mencakup enam

tingkat domain kognitif, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskn,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.


3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihatdari penggunaan kata

kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan,mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkanatau menghubungkan bagian-bagian di dalam suaatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang


ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

Menurut Rogers (1974, dalam Notoatmodjo, 2007) sebelum

seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut

sudah terjadi proses berurutan, yaitu:

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.

Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trial (mencoba) dimana subjek mulai mencoba untuk melakukan

sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007).


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukisno (1998) yang

dilakukan di tiga rumah sakit di Jakarta Timur menunjukan

pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil yang ikut senam hamil

sangat baik dan menunjukan hal yang positif yang dibuktikan dengan

menjawab pertanyaan tentang senam hamil dengan lancar dan penuh

keyakinan, sedangkan yang tidak mengikuti senam hamil cukup baik

dan positif karena bisa menjawab, mengerti dan faham akan senam

hamil bahwa manfaat senam hamil untuk melatih otot-otot tertentu

untuk mempersiapkan dan melancarkan kelahiran. Kecenderungan

ibu hamil mengikuti senam hamil didasari oleh pengetahuan ibu

hamil yang berhubungan dengan kehamilan dan proses persalinannya.

Sementara sejumlah pengetahuan yang lain diperoleh dan terbentuk

dari seberapa jauh ibu hamil tersebut mendapatkan informasi yang

berkaitan dengan program senam hamil tersebut.

b. Sikap (Attitude)

Notoatmodjo (2007) mengatakan sikap adalah respon individu

yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap

tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap belum

merupakan suatu tindakan, tetapi sikap merupakan suatu faktor

pendorong individu untuk melakukan tindakan. Proses terbentuknya

suatu sikap pada individu dapat dijelaskan pada diagram ini:


Bagan 2.1. Proses terbentuknya sikap

Stimulus Reaksi
Proses Stimulus
Rangsangan Tingkah laku
(terbuka)

Sikap

Sumber : Notoatmodjo
(2007).

Menurut Allport (1954, dalam Notoadmodjo, 2003) sikap mempunyai

tiga komponen pokok, yaitu:


Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek.

Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen itu secara bersama-sama membentuk suatu sikap

yang utuh (total attitude) dan dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran,

keyakinan dan emosi. Sikap mempunyai beberapa tingkatan,


diantaranya :

a) Menerima (receiving), pada tingkat ini individu mau

memperhatikan stimulus yang diberikan berupa objek atau

informasi tertentu.
b) Merespon (responding), pada tingkat ini individu akan

memberikan jawaban apabila ditanya mengenai objek tertentu dan

menyelesaikan tugas yang diberikan. Usaha individu untuk

menjawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan

indikator bahwa individu tersebut telah menerima ide tersebut

terlepas dari benar atau salah usaha yang dilakukan oleh individu

tersebut.

c) Menghargai (valuing), pada tingkat ini individu sudah mampu

untuk mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah, berarti individu sudah mempunyai

sikap positif terhadap suatu objek tertentu.

d) Bertanggung jawab (responsible), pada tingkat ini individu

mampu bertanggung jawab dan siap menerima resiko dari sesuatu

yang telah dipilihnya. Tingkat ini merupakan sikap tertinggi

dalam tingkatan sikap sesorang untuk menerima suatu objek atau

ide baru.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukisno (1998) yang

dilakukan di tiga rumah sakit di Jakarta Timur, menunjukan sikap

ibu hamil yang mengikuti senam hamil berdasarkan pengalaman dan

kecenderungan mengikuti senam hamil untuk mempersiapkan fisik

dan mental menghadapi proses kelahiran yang normal dan lancar

serta yakin akan manfaat senam hamil, berarti ini menunjukan suatu

sikap yang baik dan positif tentang senam hamil. Sedangkan yang
tidak ikut senam hamil dari kecenderungan dan dukungan terhadap

senam hamil dan dari pengalaman tentang olahraga bahwa senam

hamil bermanfaat mempersiapkan mental dan memperlancar

kelahiran, hal ini menunjukan sikap yang baik dan positif.

c. Praktek atau Tindakan (Practice)

Sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan,

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan

terwujudnya suatu tindakan, diantaranya adalah faktor fasilitas dan

faktor dukungan dari pihak lain. Beberapa tingkatan dalam praktek

antara lain:

1) Persepsi (perception), merupakan praktek pada tingkat pertama.

Pada tingkat ini individu mampu mengenal dan memilih berbagai

objek terkait dengan tindakan yang akan diambil.

2) Respon terpimpin (guide response), indikator pada tingkat ini

adalah individu mampu untuk melakukan sesuatu dengan urutan

yang benar.

3) Mekanisme (mechanism), pada tingkat ini individu sudah

menjadikan suatu tindakan yang benar menjadi suatu kebiasaan.

4) Adopsi (adoption), individu sudah mampu memodifikasi suatu

tindakan tanpa mengurangi nilai kebenaran dari tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung dengan

cara wawancara terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh individu


sebelumnya, dan secara langsung dengan cara mengobservasi tindakan

atau kegiatan individu tersebut (Notoadmodjo, 2003).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukisno (1998) yang

dilakukan di tiga rumah sakit di Jakarta Timur, menunjukan perilaku

ibu hamil terhadap senam hamil yang ikut senam hamil karena adanya

keinginan yang kuat untuk melahirkan secara normal, alamiah tanpa

operasi serta anjuran dari dokter serta dukungan moril dari suami ini

merupakan dorongan untuk ikut kegiatan senam hamil sehingga

praktek dan perilaku ibu hamil tentang senam hamil sangat baik dan

positif. Ibu hamil yang tidak ikut senam hamil karena adanya

pemikiran yang tradisional bahwa kegiatan ibu hamil dengan jalan -

jalan pagi, olahraga ringan, pekerjaan sehari hari dirumah seperti

ngepel sudah merupakan kegiatan senam seperti senam hamil, dengan

adanya pengalaman dari orang tuanya ibu hamil menjadi yakin hal ini

bisa memperlancar kelahiran. Hal ini menunjukan praktek dan perilaku

ibu hamil tentang senam hamil sudah cukup baik meskipun dilakukan

dengan cara yang berbeda dan hasilnya sama yaitu untuk

memperlancar kelahiran.
D. KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan modifikasi dari teori Green (1980), Bobak

(2005), dan Pender (1996).

Bagan 2.2. Kerangka Teori

Faktor predisposisi :
Pengetahuan
Sikap
Kepercayaan
Nilai-nilai dan
keyakinan

Faktor pendukung :
Ketersediaan
sarana dan Pelaksanaan ibu
prasarana hamil dalam
Puskesmas melakukan
senam hamil

Faktor pendorong :
Dorongan dari pihak
puskesmas (bidan)
untuk melaksanakan
senam hamil

Sumber : Notoatmodjo ( 2007) dan Bobak ( 2005)


BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah variabel bebas

(independen) yang ingin diketahui yakni pengetahuan dan sikap ibu hamil

terhadap senam hamil, sedangkan variabel terikat (dependen) yang akan

diteliti yaitu pelaksanaan senam hamil.

Variabel pengetahuan dan sikap merupakan variabel yang sangat

mempengaruhi perilaku sehat yang dilakukan seseorang, dimana pengetahuan

dan sikap merupakan domain dari perilaku (Notoatmodjo, 2007). Alasan

kenapa variabel lainnya yang terdapat dalam kerangka teori tidak

diikutsertakan dalam penelitian ini disebabkan karena keterbatasan penelitian,

kesukaran dalam pengukuran, dan penelitian ini hanya dilakukan di satu

puskesmas, dimana sarana dan prasarana untuk senam hamil di puskesmas

tersebut memang tidak tersedia, serta tidak adanya promosi kesehatan tentang

senam hamil dari puskesmas tersebut.

Bagan 3.1. Kerangka konsep penelitian tentang hubungan


pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil (studi pada ibu
hamil trimester II dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

Pengetahua
n Ibu Hamil
Pelaksanaan
senam
hamil
Sikap Ibu Hamil
B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala


operasional ukur

1 Pengetahuan Pengetahuan Wawancara Kuisioner 1. Pengetahuan Ordinal


adalah baik jika
kemampuan presentase
ibu hamil 76% - 100%.
dalam 2. Pengetahuan
memahami sedang jika
senam hamil presentase
yang berkaitan 56% - 75%.
dengan 3. Pengetahuan
pengertian rendah jika
senam hamil, presentase <
tujuan dan 55%
manfaat senam
(Nursalam,
hamil, indikasi
2003).
dan
kontraindikasi
senam hamil,
syarat untuk
melakukan
senam hamil,
serta waktu
pelaksanaan
senam hamil.
2 Sikap Sikap adalah Wawancara Kuisioner 1. Sikap Ordinal
tanggapan, negatif jika
reaksi positif total skor
atau negatif
kurang dari
dari ibu hamil
nilai median
terhadap
(<25).
kegiatan senam
2. Sikap positif
hamil.
jika total
skor lebih
dari nilai
median
(≥25).
3 Pelaksanaan Pelaksanaan Wawancara Kuisioner 1. Tidak Ordinal
adalah tindakan melakukan
nyata dari ibu jika total
hamil untuk
skor kurang
melakukan
dari nilai
senam hamil,
median(≤2).
2. Melakukan
jika total
skor lebih
dari nilai
median
(>2).
C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pelaksanaan senam

hamil.

2. Ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil.

/
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Setiadi (2007) metode penelitian analitik adalah suatu metode

penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan terikat, membutuhkan jawaban

mengapa dan bagaimana. Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini

adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada bulan

Agustus–September 2010. Alasan peneliti memilih Puskesmas Ciputat

sebagai lokasi penelitian karena di puskesmas ini belum pernah dilakukan

penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan

senam hamil di Puskesmas Ciputat.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2003), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini

adalah ibu hamil trimester II dan III yang berada di wilayah ciputat.
2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi, atau sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti (Sugiono dalam Hidayat, 2007).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah

ibu hamil trimester II dan III yang berkunjung ke puskesmas ciputat.

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan

ketentuan rumus besar sampel yang sesuai dengan rancangan penelitian

yaitu rumus sampel uji beda dua proporsi.

[Z1–α/2 ƒ2P¯ (1 − P¯ ) + Z1–β ƒP₁(1 − P₁) + P₂(1 − P₂)]²


n= (P₁ − P₂)²

Keterangan:

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

Z1−α/2 = 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval

dengan (α sebesar 5%)

Z1−β = 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%)

P₁ = 0,3333 (proporsi penelitian terdahulu (Adityasari, 2009))

P₂ = (P1- 30 % ) 0,3333 – 0,3 = 0,0333

P̅ = (P₁+P₂)/2 = (0.3333+0,0333)/2= 0,1833

[Z1—α/2 ƒ2P¯ (1–P¯ ) +Z1—β ƒP₁(1–P₁)+P₂(1–P₂)]²


=
(P₁–P₂)²
[1.96ƒ2(0,1833)(1–0,1833) +0,84ƒ0,3333(1–0,3333)+ 0,0333(1–0,0333)]²
= (0,3333–0,0333)²

[1.96ƒ0,3666(0,8167) +0,84ƒ(0,22221111)+(0,03219111)]²
= (0,3)²

[1.96√0,29940222+0,84√0,25440222]²
= 0,09

[1,072466115+0,423681727]²
= 0,09

2,238458367
= 0,09

= 24,87= 25 responden

Setelah dilakukan penghitungan, maka didapat n (sampel) = 25

responden. Selanjutnya hasil sampel di kali kan dua. Maka jumlah sampel

adalah 25x2 = 50 responden.

Untuk menghidari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai

cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel minimal.

Cadangan 10% x 50 = 5 responden

Total = 50 orang + 5 orang = 55 responden

Jadi, jumlah sampel keseluruhan yang diambil untuk keperluan penelitian

ini yaitu 55 responden ibu hamil trimester II dan III.

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan

lembaran kuesioner yang disusun secara terstruktur berdasarkan teori dan

berisikan pertanyaan yang harus dijawab responden. Instrumen ini terdiri dari
empat bagian yaitu data demografi meliputi inisial nama, usia ibu, usia

kehamilan, dan alamat. Bagian kedua kuisioner untuk tingkat pengetahuan

keluarga berisi 15 pernyataan tertutup tentang kehamilan, senam hamil, tujuan

dan manfaat senam hamil, indikasi dan kontraindikasi senam hamil, syarat

boleh mengikuti senam hamil, dan waktu dan tempat pelaksanaan senam

hamil.

Penilaian untuk pernyataan positif tentang pengetahuan menggunakan

skala diskontiniu yaitu jika jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jika

jawaban salah tidak mendapat nilai (0). Pernyataan positif mengenai

pengetahuan yaitu kuisioner C1, C2, C3, C4, C6, C7, C8, C11, dan C12.

Sedangkan pernyataan negatif yaitu kuisioner C5, C9, C10, C13, C14, dan

C15.

Bagian ketiga kuisioner berisi 10 pernyataan tertutup tentang sikap ibu

hamil tentang senam hamil dan penilaiannya menggunakan skala Likert.

Pernyataan yang memiliki nilai positif adalah kuisioner A1, A2, A3, A5, A6,

dan A8. Sedangkan pernyataan yang memiliki nilai negatif adalah kuisioner

A4, A7, A9, dan A10. Penilaian untuk pernyataan positif sikap keluarga yaitu:

Sangat setuju 4

Setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju: 1

Sedangkan penilaian pernyataan negatif sikap keluarga tentang senam

hamil juga menggunakan skala Likert, yaitu:


Sangat tidak setuju: 4

Tidak setuju 3

Setuju 2

Sangat setuju 1

Bagian keempat lembar kuisioner berisi 5 pertanyaan tertutup yang diisi

oleh responden tentang pelaksanaan ibu hamil terhadap senam hamil dengan

menggunakan skala diskontiniu yaitu jika jawaban ya melakukan nilai 1 dan

jika jawaban tidak melakukan mendapat nilai (0).

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuisioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa

item pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang

diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara

masing-masing skor item pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor

variabel tersebut. Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment

dari Pearson. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi

tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat,

2008).

2. Uji Reliabiitas
Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data,

apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas merupakan

indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana

hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang

sama. Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan software computer

dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2008).

Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan melakukan uji validitas

dan reliabilitas untuk mendapatkan instrumen yang valid untuk penelitian.

Uji coba instrumen dilakukan pada bulan Agustus tahun 2010. Uji coba

dilakukan terhadap 10 orang ibu hamil di Puskesmas Ciputat. Lokasi

tersebut sama dengan lokasi penelitian, sehingga responden yang telah

diteliti dalam uji validitas dan reliabilitas, tidak termasuk responden dalam

penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, maka dilanjutkan dengan

mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada kepala bagian

Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.


3. Menyeleksi calon responden yang sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

a. Peneliti menentukan calon responden dengan terlebih dahulu melihat

kerangka sampel yang ada.

b. Dengan menggunakan tekhnik purposive sampling peneliti menentukan

calon responden sebanyak 55 ibu hamil sesuai dengan besar sampel

yang telah ditentukan.

4. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan, peneliti melakukan pendekatan dengan cara mendatangi

responden yang berkunjung ke puskesmas serta memberikan penjelasan

mengenai penelitian ini. Kemudian jika calon responden bersedia menjadi

responden dapat membaca lembar persetujuan kemudian

menandatanganinya.

5. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden

selanjutnya akan diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuisioner

dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun

pernyataan yang kurang jelas.

6. Peneliti memberikan waktu kira-kira 15 menit kepada responden untuk

menjawab pertanyaan dalam kuisioner.

7. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan di dalam kuisioner,

setelah selesai lembar kuisoner dikembalikan kepada peneliti.

8. Kuisioner yang telah diisi selanjutnya akan diolah dan dianalisa oleh

peneliti.
G. Pengolahan data

Menurut Hidayat (2007) dalam proses pengolahan data terdapat

langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam

satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti

suatu kode dari suatu variabel.

3. Entry data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel

kontingensi.

4. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan teknik analisis, khusunya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan


yang hendak dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat

analitik, sehingga analisis yang digunakan statistika inferensial (menarik

kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan

parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal

dengan proses generalisasi dan inferensial.

H. Analisa Data

Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan computer, yaitu

dengan menggunakan program computer. Adapun anlisa data yang dilakukan

adalah :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

variable dependen dan independen. Variable tersebut diantaranya

pengetahuan dan sikap. Sedangkan variabel dependen yaitu pelaksanaan

senam hamil.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dan independen yaitu hubungan pengetahuan dan sikap

dengan pelaksanaan senam hamil di Puskesmas Ciputat (studi pada ibu

hamil trimester 2 dan 3). Tehnik analisis yang dilakukan yaitu dengan

Analisis Chi-Square, Regresi logistic sederhana dan uji korelasi dengan

menggunakan derajat kepercayaan 95 % dengan α 5%, sehingga jika nilai

P (p value) < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan)


atau menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen, dan apabila nilai p value > 0,05 berarti hasil

perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen.

I. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas

responden, melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan

surat pernyataan persetujuan (informed consent) (Hidayat, 2007). Sebelum

menandatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan menjelaskan kepada responden

bahwa penelitian tidak akan membahayakan bagi responden. Peneliti akan

menjamin kerahasiaan identitas responden, dimana data yang diperoleh hanya

akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila penelitian telah

selesai maka data tersebut akan dimusnahkan.


BAB V

HASIL

PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

Puskesmas Ciputat berdiri berawal dari adanya balai pengobatan yang

dipimpin oleh H. Kamsari Kadri, beliau merupakan seorang tamatan sekolah

perawat RSUP Jakarta tahun 1935. Pada tahun 1950-1955, balai pengobatan

ini semakin berkembang, pasien yang berobat bukan saja warga masyarakat

Kecamatan Ciputat, akan tetapi dari Serpong, Pondok Aren, Pondok Betung,

bahkan dari Pondok Pinang sampai masyarakat Kemang. Pelayanan yang

diberikan hanya berupa pengobatan bagi pasien yang berkunjung.

Pada tahun 1956 sampai dengan sekarang, setelah namanya diganti

menjadi Puskesmas Ciputat, gedung, sarana, dan prasarana bertambah

lengkap begitu juga SDM (Sumber Daya Manusia) yang sudah mulai

dikembangkan. Puskesmas Ciputat terletak ± 27 km sebelah tenggara Kota

Tangerang. Luas wilayah Kecamatan Ciputat kira-kira 13.311 Ha, dengan

sebagian besar berupa tanah darat/kering (93,64%) sisanya adalah tanah

rawa/danau.

Ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat berjumlah 3.972 orang,

dan jumlah ibu bersalin sebanyak 3.970 orang (Dinkes Tangerang Selatan,

2009).
2. Visi dan Misi Puskesmas Ciputat

a. Visi

Unggul dalam pelayanan kesehatan dasar pada tahun 2010.

Misi

Meningkatkan sumber daya manusia.

Mewujudkan pelayanan prima.

Menggalang kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral dan swasta.


Mendorong kemandirian masyarakat.

Program Pokok Puskesmas

Program kesehatan dasar

Promosi kesehatan

Kesehatan lingkungan

Kesehatan ibu dan anak

Perbaikan gizi

P2PL (Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan)

Pengobatan

b. Program Pengembangan Wajib

1) Usaha kesehatan sekolah

2) Lansia

3) NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Zat Adiktif)


Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berada di program pokok

puskesmas yaitu program kesehatan ibu dan anak (KIA). Program kesehatan

ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan

kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan

kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan

program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu.

Program-program KIA meliputi, kunjungan ibu hamil, kunjungan

neonatus (imunisasi), kunjungan wanita usia subur yang ingin memeriksakan

kesehatan (papsmear), kunjungan untuk keluarga berencana (KB),

penjaringan ibu hamil resiko tinggi. Program dalam kesehatan ibu hamil

meliputi maternal health yang terdiri dari pemeriksaan kehamilan,

pemeriksaan ultrasonografi (USG), pemberian multivitamin, imunisasi

Tetanus Toxoid (TT). Program senam hamil di Puskesmas Ciputat belum di

laksanakan, dikarenakan berbagai alasan, salah satunya adalah tidak adanya

pelatih untuk senam dan tidak adanya tempat untuk melakukan senam hamil.

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Kualitas data penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitas pengukuran.

Peneliti telah melakukan uji coba kuesioner serta uji reliabilitas pada bulan

Agustus tahun 2010 pada 10 orang ibu hamil trimester II dan III yang sedang

melakukan pemeriksaan asuhan antenatal di puskesmas Ciputat. Setelah

dilakukan modifikasi pernyataan C1, C5, C15, A5, A7, dan P5 yang mempunyai

nilai korelasi <0,627 didapatkan Alpha Cronbach sebesar >0,720.


C. Analisa Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hasil

dari pengambilan data responden. Hal yang dianalisis univariat dalam penelitian

ini yaitu mengenai gambaran pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil,

gambaran sikap ibu hamil tentang senam hamil, dan gambaran pelaksanaan ibu
hamil terhadap senam hamil.

1. Gambaran distribusi pengetahuan responden

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Senam Hamil di Puskesmas Ciputat Agustus – September 2010 (n = 55)

Pengetahuan Frekuensi Persentase


Baik 40 72,7%
Sedang 9 16,4%
Kurang 6 10,9%
Total 55 100%

Hasil analisis pada tabel 5.1 diatas, diperoleh 40 responden (72,7%)

mempunyai pengetahuan baik, 9 responden (16,4%) mempunyai pengetahuan

sedang, dan 6 responden (10,9%) mempunyai pengetahuan kurang. Jadi, dapat

disimpulkan sebagian besar ibu hamil trimester II dan III yang menjadi

responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang baik tentang

senam hamil.
2. Gambaran Distribusi Sikap Responden

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Ibu Hamil Terhadap
Senam Hamil di Puskesmas Ciputat Agustus – September 2010
(n = 55)

Sikap Frekuensi Persentase


Positif 36 65,5%
Negatif 19 34,5%
Total 55 100%

Hasil analisis pada tabel 5.2, diperoleh 36 responden (65,5%) memiliki

sikap positif, sedangkan 19 responden (34,5%) memiliki sikap negatif. Jadi,

dapat disimpulkan sebagian besar ibu hamil trimester II dan III yang menjadi

responden dalam penelitian ini memiliki sikap yang positif terhadap senam

hamil. Sikap positif yang dimaksud adalah adanya keinginan dari ibu hamil

tersebut untuk melaksanakan senam hamil.

3. Gambaran Distribusi Pelaksanaan Responden

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaksanaan Ibu Hamil
Terhadap Senam Hamil di Puskesmas Ciputat Agustus – September 2010
(n = 55)

Pelaksanaan Frekuensi Persentase


Melakukan 23 41,8%
Tidak melakukan 32 58,2%
Total 55 100%
Hasil analisis pada tabel 5.3, diperoleh 23 responden (41,8%) melakukan

senam hamil, sedangkan 32 responden (58,2%) tidak melakukan senam hamil.

Jadi, dapat disimpulkan sebagian besar ibu hamil trimester II dan III yang

menjadi responden dalam penelitian ini tidak melakukan senam hamil.

D. Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara 2 variabel yaitu

variabel bebas (pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap senam hamil) dengan

variabel terikat (pelaksanaan senam hamil). Uji statistik yang digunakan adalah

uji statistik Chi Square, Regresi Logistik sederhana, dan uji korelasi. Jika

dinyatakan ada hubungan, kemudian dilanjutkan dengan menentukan nilai Odd

Ratio (OR).

1. Hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan ibu hamil tentang

senam hamil

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Dengan
Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Ciputat
Agustus – September 2010 (n = 55)

Pengetahuan Pelaksanaan Total OR P-


Tidak Melakuka 95% Value
Melakukan n CI
N % N % N %
Kurang 4 66,7 2 33,3 6 100 0,088 0,037
Sedang 6 66,7 3 33,3 9 100 0,273
Baik 6 15,0 34 85,0 40 100
Total 16 29,1 39 70,9 55 100
Hasil analisis pada tabel 5.4, diperoleh 2 dari 6 responden (33,3%) mempunyai

pengetahuan kurang tetapi melakukan senam hamil, 6 dari 9 responden (33,3%)

mempunyai pengetahuan sedang dan melakukan senam hamil, dan 34 dari 40

reponden (85,0%) yang mempunyai pengetahuan baik dan melakukan senam

hamil Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,037, hal tersebut menunjukan ada

hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan dengan variabel

pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil trimester II dan III (p < 0,05). Dari hasil

OR diketahui 0,088 dan 0,273. Hal itu berarti bahwa ibu hamil yang mempunyai

pengetahuan kurang beresiko 0,088 kali tidak melakukan senam hamil

dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik, sedangkan

ibu hamil yang mempunyai pengetahuan sedang beresiko 0,273 kali tidak

melakukan senam hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai

pengetahuan baik.
2. Hubungan Antara Sikap Dengan Pelaksanaan Ibu Hamil Tentang Senam

Hamil

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Dengan Pelaksanaan Ibu
Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Ciputat Agustus – September
2010 (n = 55)

P-
Sikap Pelaksanaan Total OR 95% Value
Tidak Melakukan CI
Melakukan
N % N % N %
Negatif 13 68,4 6 31,6 19 100 2,278 0,001
Positif 3 8,3 33 91,7 36 100
Total 16 29,1 39 70,9 55 100

Hasil analisis pada tabel 5.5 diatas, diperoleh 6 dari 19 responden (31,6%)

memiliki sikap negatif tetapi melakukan senam hamil. Sedangkan 33 dari 36

responden (91,7%) memiliki sikap positif dan melakukan senam hamil. Hasil

uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara variabel sikap

dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil trimester II dan III

(p < 0,05). Hasil OR diketahui 2,278. Hal itu berarti ibu hamil yang memiliki

sikap negatif beresiko 2,278 kali tidak melakukan senam hamil dibandingkan

dengan ibu hamil yang memiliki sikap positif.


BAB VI

PEMBAHASAN

A. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester II Dan III tentang Senam

Hamil

Notoadmodjo (2003) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil

tahu yang didapatkan dari lima penginderaan individu seperti indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa terhadap suatu

objek tertentu. Pengetahuan ibu hamil dalam penelitian ini adalah ibu hamil

mampu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan senam hamil dan tujuan

serta manfaat senam hamil dan lain sebagainya.

Hasil penelitian didapatkan hasil sebagian besar 40 ibu hamil trimester II

dan III (72,7%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang senam hamil, 9

ibu hamil trimester II dan III (16,4%) mempunyai pengetahuan yang sedang

tentang senam hamil, dan 6 ibu hamil trimester II dan III (10,9%) mempunyai

pengetahuan yang kurang tentang senam hamil. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa rata-rata ibu hamil trimester II dan III yang berkunjung ke Puskesmas

Ciputat mempunyai pengetahuan yang baik.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukisno (1998)

yaitu pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil yang ikut senam hamil

sangat baik dan menunjukan hal yang positif yang dibuktikan dengan

menjawab pertanyaan tentang senam hamil dengan lancar dan penuh

keyakinan, mengerti dan paham akan senam hamil bahwa manfaat senam
hamil untuk melatih otot-otot tertentu untuk mempersiapkan dan melancarkan

kelahiran.

Senam hamil merupakan suatu terapi latihan gerak untuk mempersiapkan

seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang cepat, aman

dan spontan. Latihan yang dilakukan selama kehamilan akan menolong ibu

dalam menghadapi stres dan kecemasan. Latihan yang menimbulkan rasa

nyaman akan membantu menyiapkan ibu hamil dalam menghadapi persalinan

(Bobak, 2005).

Senam hamil bukan merupakan hal baru di Indonesia dan dalam

sosialisasinya masih berlangsung sampai saat ini melalui petugas kesehatan,

majalah, dan media-media cetak lainnya, namun masih banyak masyarakat

belum mengetahui senam hamil. Terbukti dari hasil penelitian terdapat 6 ibu

hamil (10,9%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang senam hamil.

Pengetahuan yang kurang tersebut dapat dilihat dari pernyataan mengenai

syarat untuk melakukan senam hamil dan kontraindikasi senam hamil belum

dapat dijawab dengan benar.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Revina (2008),

yaitu pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di bagi menjadi empat

ketegori, yakni sebanyak 9 ibu hamil (21,43%) memiliki pengetahuan yang

baik tentang senam hamil, 27 ibu hamil (64,29%) memiliki pengetahuan yang

cukup tentang senam hamil, 5 ibu hamil (11,90%) memiliki pengetahuan yang

kurang tentang senam hamil, dan 1 ibu hamil (2,38%) memiliki pengetahuan

yang kurang sekali tentang senam hamil.


Pengetahuan menurut Locke (2004) yang menjelaskan bahwa setelah

manusia mendapatkan informasi – informasi akan diolah lebih lanjut dengan

memikirkan, mengolah, mempertanyakan, menggolongkan dan direfleksikan.

Pengetahuan yang sudah cukup baik ini hendaknya dipertahankan dengan

menggali lebih mendalam pengetahuan tentang senam hamil dengan cara

pemberian informasi seputar senam hamil melalui promosi kesehatan

mengenai senam hamil dari pihak puskesmas/penjelasan dari petugas

kesehatan di puskesmas tersebut yang dilengkapi dengan leflet atau poster

agar pemberian informasi lebih menarik dan informasi dapat diterima secara

maksimal.

B. Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester II Dan III Terhadap Senam

Hamil

Notoatmodjo (2003) mengatakan sikap adalah respon individu yang masih

bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati

secara langsung oleh individu lain. Sikap merupakan suatu produk dari proses

sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang

diterimanya dan sikapnya belum tentu merupakan tindakan yang aktif, tetapi

merupakan tindakan predisposisi dari tingkah laku (Mar’at, 1984). Dalam

penelitian ini sikap ibu hamil adalah bagaimana ibu hamil bersikap terhadap

senam hamil.

Hasil penelitian diperoleh sebagian besar 36 ibu hamil trimester II dan III

(65,5%) memiliki sikap yang positif terhadap senam hamil, sedangkan 19 ibu
hamil trimester II dan III (34,5%) memiliki sikap yang negatif terhadap senam

hamil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata ibu hamil trimester II dan III

yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat memiliki sikap yang positif terhadap

senam hamil.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Ammiliya (2009) menunjukkan

bahwa responden yang memiliki sikap positif tentang senam hamil 7

responden (35 %), dan yang memiliki sikap negatif sebanyak 13 responden

(65 %). Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan mayoritas ibu hamil

memiliki sikap yang positif terhadap senam hamil.

Ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap senam hamil, terlihat dari 6

pernyataan positif terhadap senam hamil dalam kuesioner sebagian besar

responden menjawab setuju. Begitu pula sebaliknya 2 pernyataan yang

bersifat negatif terhadap senam hamil, sebagian besar responden menjawab

tidak setuju. Hal ini dapat disebabkan mayoritas responden memiliki

pengetahuan yang baik tentang senam hamil, sehingga ada keinginan yang

kuat untuk melakukan senam hamil.

Dari hasil penelitian didapatkan pula beberapa responden yang memiliki

sikap negatif terhadap senam hamil. Hal ini dapat disebabkan ada beberapa

responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang senam hamil, sehingga

tidak ada keinginan yang kuat untuk melakukan senam hamil. Selain itu dari

pernyataan beberapa responden didapatkan bahwa tanpa melakukan senam

hamil proses persalinan dapat berjalan dengan lancar.


Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap ada dua faktor

yakni, pengalaman pribadi yang merupakan dasar pembentukan sikap

seseorang dan pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat , serta

sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional, dan kebudayaan

dimana pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu

tersebut dibesarkan (Mar’at, 1984). Menurut asumsi peneliti, yang

menimbulkan sikap negatif pada ibu hamil tersebut adalah karena

kepercayaan dan keyakinan ibu hamil tersebut terhadap senam hamil, yaitu

ibu hamil berkeyakinan bahwa proses persalinan dapat berjalan dengan lancar

tanpa melakukan senam hamil.

Oleh karena itu sikap yang positif dari ibu hamil untuk melakukan senam

hamil perlu ditingkatkan dengan pemberian informasi dan motivasi secara

terus menerus dengan cara menjelaskan kepada ibu hamil berbagai macam

manfaat senam hamil untuk kehamilan dan dalam proses persalinan, dengan

demikian diharapkan ibu hamil dapat lebih tertarik dengan senam hamil.

C. Gambaran Pelaksanaan Ibu Hamil Trimester II Dan III Terhadap

Senam Hamil

Kwick (1974, dalam Notoadmodjo, 2003) menyatakan bahwa perilaku

adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan

bahkan dapat dipelajari. Skinner (1938, dalam Notoadmodjo, 2003)

menyatakan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yakni perilaku tertutup


(covert behaviour) yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih

terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati

secara jelas oleh orang lain, dan perilaku terbuka (overt behaviour) yaitu

respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau

dilihat oleh orang lain.

Perilaku yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu perilaku yang masih

bersifat tertutup, jadi peneliti tidak mengobservasi secara langsung perilaku

responden. Peneliti hanya mengajukan pertanyaan melalui kuisioner mengenai

pelaksanaan senam hamil.

Hasil penelitian diperoleh gambaran pelaksanaan responden sebanyak 23

ibu hamil trimester II dan III (41,8%) melakukan senam hamil, sedangkan 32

ibu hamil trimester II dan III (58,2%) tidak melakukan senam hamil. Hal ini

dapat disimpulkan rata-rata ibu hamil trimester II dan III yang berkunjung ke

Puskesmas Ciputat tidak melakukan senam hamil.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukisno

(1998) yakni, perilaku ibu hamil terhadap senam hamil sangat baik dan

positif, karena adanya keinginan yang kuat untuk melahirkan secara normal,

alamiah tanpa operasi dan anjuran dari dokter serta dukungan moril dari suami

ini merupakan dorongan untuk ikut kegiatan senam hamil.


Faktor-faktor yang menyebabkan ibu hamil tidak melaksanakan senam

hamil, yaitu karena dari hasil penelitian ada beberapa pengetahuan ibu hamil

yang masih kurang tentang senam hamil dan beberapa ibu hamil memiliki

sikap yang negatif terhadap senam hamil. Hal ini terbukti dari 55 responden

menjawab pertanyaan mengenai pelaksanaan senam hamil, mayoritas ibu

hamil melakukan senam sendiri di rumah, tidak terdapat ibu hamil yang

melakukan senam hamil di salah satu pelayanan kesehatan. Menurut asumsi

peneliti, hal tersebut dikhawatirkan persepsi ibu hamil tentang senam hamil

berbeda dari yang dimaksud oleh peneliti. Peneliti juga melakukan wawancara

terkait dengan gerakan senam hamil yang dilakukan ibu hamil tersebut,

ternyata gerakan yang dilakukan belum sesuai dengan tahapan-tahapan dari

gerakan senam hamil. Jadi, pelaksanaan senam hamil dalam penelitian ini

kemungkinan belum dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan dari senam

hamil, dikarenakan kurangnya kesadaran ibu hamil mengenai pentingnya

senam hamil, serta kurangnya informasi mengenai tahapan dari senam hamil.

Menurut Johnson (1990), proses terbentuknya suatu perilaku terdiri dari

tiga unsur. Gangguan yang terjadi pada satu unsur dapat mengganggu unsur

lainnya, dan setiap unsur memiliki fungsi masing-masing. Unsur pertama

adalah tujuan/dorongan, didefinisikan sebagai tujuan dari suatu perilaku.

Unsur kedua adalah tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang yang

mengacu pada suatu tujuan. Ketiga adalah masing-masing unsur mempunyai

pilihan perilaku alternatif untuk mencapai tujuan khusus. Perilaku yang

terbentuk pada seseorang dapat diperoleh melalui pembelajaran, penguasaan


dan pengalaman. Jadi, dapat disimpulkan perilaku yang dilakukan seseorang

pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Hal tersebut sama halnya dengan ibu hamil untuk melakukan senam

hamil, tentunya untuk mencapai suatu tujuan yaitu untuk memperkuat otot-

otot panggul, memperlancar peredaran darah karena pada saat latihan akan

terjadi peningkatan pasokan oksigen sehingga akan memperlancar suplai

oksigen ke janin, dan ibu hamil juga akan terlatih untuk melakukan relaksasi

untuk membantu memperlancar persalinan pada saat proses persalinan

berlangsung (Leifer, 2003).

Dalam pandangan Johnson, tujuan keperawatan adalah mempertahankan,

memulihkan, atau mencapai keseimbangan stabilitas dalam sistem perilaku

klien. Jika sistem seseorang tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan

dengan tekanan lingkungan eksternal, maka perawat bertindak sebagai

kekuatan pengatur eksternal untuk memodifikasi atau mengubah struktur atau

memandu kebutuhan fungsi guna memulihkan kestabilan. Hasil penelitian

menunjukan bahwa lebih dari separuh ibu hamil tidak melakukan senam

hamil (58,2%). Senam hamil memiliki banyak manfaat untuk ibu hamil, maka

dari itu sangatlah penting bagi tenaga kesehatan untuk melakukan suatu

tindakan preventif mengenai senam hamil, agar dapat meningkatkan perilaku

ibu hamil untuk melakukan senam hamil.


D. Hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan ibu hamil trimester II dan

III tentang senam hamil.

Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara

variabel pengetahuan dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu

hamil trimester II dan III (p < 0,05). Dari hasil OR diketahui 0,088 dan 0,273.

Hal itu berarti bahwa ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang

beresiko 0,088 kali tidak melakukan senam hamil dibandingkan dengan ibu

hamil yang mempunyai pengetahuan baik, sedangkan ibu hamil yang

mempunyai pengetahuan sedang beresiko 0,273 kali tidak melakukan senam

hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2009)

diperoleh nilai p = 0,043 (p<0,05), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara pengetahuan dengan frekuensi senam hamil pada ibu hamil.

Ibu hamil melakukan senam hamil dikarenakan adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang senam hamil. Ibu hamil

yang memiliki pengetahuan cukup tinggi mengenai senam hamil meyakini

bahwa senam hamil merupakan awal yang baik untuk persiapan

memperlancar proses persalinan, maka cenderung untuk melakukan senam

hamil. Sebaliknya ibu hamil yang berpengetahuan kurang, cenderung tidak

berkeinginan untuk melaksanakan senam hamil. Hal ini dapat disebabkan ibu

hamil belum memahami senam hamil baik langkah – langkah gerakan senam

serta manfaat – manfaat yang dapat berdampak positif bagi kehamilan dan
proses persalinan. Beberapa faktor penghambat juga mempengaruhi

pelaksanaan senam hamil yaitu, rasa malas, tidak adanya keinginan serta

kurangnya motivasi untuk melakukan senam hamil dari pelayanan kesehatan

seperti puskesmas.

Menurut pernyataan Bloom (2003) bahwa terbentuknya suatu perilaku

baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu

terhadap stimulus yang berupa materi atau objek, sehingga menimbulkan

pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons

batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui dan disadari

sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa

tindakan (action) sehubungan dengan stimulus yang telah diketahui.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil dengan pelaksanaan senam

hamil. Oleh karena itu sangatlah penting bagi tenaga kesehatan Puskesmas

Ciputat Tangerang Selatan untuk memberikan lebih banyak informasi dan

motivasi tentang senam hamil sehingga diharapkan dengan mempunyai

pengetahuan yang tinggi dan adanya motivasi dari pelayanan kesehatan

tentang senam hamil, maka ibu – ibu hamil tersebut memiliki keinginan untuk

melakukan senam hamil karena pengetahuan tersebut akan menjadi dasar

yang kuat untuk menumbuhkan suatu perilaku (tindakan).


E. Hubungan sikap dengan pelaksanaan ibu hamil trimester II dan III

tentang senam hamil.

Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara

variabel sikap dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil

trimester II dan III (p < 0,05). Hasil OR diketahui 2,278. Hal itu berarti ibu

hamil yang memiliki sikap negatif beresiko tidak melakukan senam hamil

dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki sikap positif.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Wismanto (2003) yakni hasil korelasi

antara sikap dengan perilaku sebesar 0.366. Hasil ini relatif kecil, hal ini

kemungkinan disebabkan bahwa antara sikap dan perilaku tidak berhubungan

secara langsung, akan tetapi masih terdapat variabel antara yaitu kehendak atau

niat (Ajzen & Fishbein, 1980; Fishbein & Middlestadt, 1989).

Sikap sebagai penentuan yang dilakukan individu atau merupakan

pernyataan (ekspresi) tentang seseorang yang menyukai atau tidak menyukai

terhadap objek (stimulus) (Ajzen & Fishbein, 1980). Menurut asumsi peneliti,

sikap yang muncul disini bisa diartikan apabila semakin baik (positif) sikap ibu

hamil terhadap program senam hamil, biasanya ada kecenderungan untuk

mengikuti senam hamil.

Perubahan perilaku dalam hal kerja sama berbagai kegiatan merupakan

hasil dari adanya perubahan setelah proses belajar, yaitu proses perubahan

sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi lebih percaya diri karena

pengetahuan atau keterampilannya yang semakin bertambah. Perubahan

perilaku terjadi karena adanya perubahan (penambahan) pengetahuan atau


keterampilan serta adanya perubahan sikap yang sangat jelas (Nursalam,

2007).

Menurut Allport (1954, dalam Notoadmodjo, 2003) sikap mempunyai tiga

komponen pokok, yaitu kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap

suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek, dan

kecenderungan untuk bertindak. Jadi, sikap yang positif dari ibu hamil akan

cenderung untuk melakukan senam hamil, sedangkan sikap yang negatif

terhadap senam hamil akan cenderung untuk tidak melakukan senam hamil.

F. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian

ini, keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:.

1. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden

menjawab pertanyaan dengan tidak jujur atau tidak dimengerti dengan

maksud pertanyaan sehingga hasilnya kurang mewakili.

2. Adanya kemungkinan bias dalam penilaian pelaksanaan terhadap

senam hamil, dikarenakan peneliti tidak mengobservasi secara

langsung melainkan hanya mengajukan pertanyaan melalui kuisioner.

3. Houthrone effect ; subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang

diteliti sehingga dapat mempengaruhi jawaban responden.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada

bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden (72,7%) memiliki pengetahuan yang baik

tentang senam hamil. Tingkat pengetahuan responden yang baik dapat

dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan perilaku ibu hamil untuk

melakukan senam hamil, karena pengetahuan merupakan domain terendah

dalam pembentukan perilaku seseorang.

2. Sebagian besar responden (65,5%) memiliki sikap yang positif terhadap

senam hamil. Hal ini dapat disebabkan ada beberapa responden yang

memiliki pengetahuan yang baik tentang senam hamil, sehingga ada

keinginan yang kuat untuk melakukan senam hamil. Sikap merupakan

faktor pendorong seseorang untuk melaksanakan senam hamil.

3. Lebih dari separuh ibu hamil (58,2%) tidak melakukan senam hamil.

Domain praktek dalam pembentukkan suatu perilaku mempunyai nilai

yang sangat penting, karena pengetahuan yang tinggi dan sikap yang

positif terhadap senam hamil tidak akan berarti jika tidak diimbangi

dengan pelaksanaan yang baik.


4. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan antara

variabel pengetahuan dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu

hamil trimester II dan III (p < 0,05). Pelaksanaan ibu hamil untuk

melakukan senam hamil akan timbul dengan adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang senam hamil.

5. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan antara

variabel sikap dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil

trimester II dan III (p < 0,05). Sikap yang positif dari ibu hamil akan

cenderung untuk melakukan senam hamil, sedangkan sikap yang negatif

terhadap senam hamil akan cenderung untuk tidak melakukan senam

hamil.

B. Saran

1. Bagi masyarakat

Senam hamil sangat penting bagi ibu-ibu hamil dalam persiapan untuk

menghadapi persalinan agar persalinan menjadi aman dan lancar. Maka

dari itu diharapkan ibu hamil dapat meningkatkan motivasi untuk

melakukan senam hamil, mengingat bahwa senam hamil itu sangat

penting untuk dilaksanakan dalam memperlancar proses persalinan.

2. Bagi tenaga kesehatan (puskesmas)

Puskesmas merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang berbasis

preventif, promotif dan kuratif. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan

maternal, maka diperlukan bagi pihak puskesmas untuk melakukan


promosi kesehatan mengenai senam hamil pada ibu hamil dan

menyelenggarakan program senam hamil agar ibu hamil tertarik dan

berminat untuk melakukan senam hamil.

Bagi peneliti lain

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku ibu hamil tentang senam hamil dan perilaku yang diteliti

dapat diobservasi, agar hasil penelitian yang didapatkan menjadi lebih baik.

Perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor apa yang menyebabkan puskesmas belum

melakukan program senam hamil.


DAFTAR PUSTAKA

Woro, A. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Manfaat Senam Hamil


dengan Persepsi Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok Jakarta Utara. Skripsi. Jakarta: FIKUI.

Renvilia, A. 2009. Senam Hamil Praktis. Yogyakarta : Media Pressindo.

Ajzen, I & Fishbein, M. 1980. Understanding Attitude and Predicting Social


Behavior. Prectice Hall : Englewood Cliff, New York.

Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Clapp, James F. 2005. The effect of continuing regular endurace exercise on the
physiologic adaptations to pregnancy and pregnancy outcome. (Third IOC
World Congress on Sports Sciences) The American Journal of Sports
Medicine 24:6 p 28(2).

Christensen, Paula J & Kenney, Janet W. 2009. Proses Keperawatan : Aplikasi


Model Konseptual Edisi 4. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen


Kesehatan Indonesia.

Depkes RI. 2009. Senam hamil : dilakukan setiap hari untuk memperlancar proses
kelahiran.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. 2009. Jumlah Kematian Ibu dan Penyebab
Kematian Ibu di Kabupaten Tangerang. Dari http://www.dinkes-
kabtangerang.go.id/index diakses tanggal 5 oktober 2010.

Dinas Kesehatan Propinsi Banten. 2008. Angka Kematian Ibu di Propinsi Banten.
Dari http://www.pelita.or.id/cetakartikel.php diakses tanggal 26 Desember
2009.

Gloria, L. 2003. Maternity Nursing. St Louis Missouri : Sounders.

Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran (Edisi 9. Jakarta : EGC.

Hamilton, Perry M. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Heardman, H. 1996. Senam Hamil (Relaxation and Exercise for Childbirth). Jakarta:
Arcan.
Hidayat, Aziz A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika. Hulliana, Mellyna. Panduan manjalani kehamilan
sehat. Jakarta : Puspa Swara.

Indiarti, M.T. 2008. Senam hamil dan balita. Yogyakarta : Cemerlang publishing.

Jameson, M. 2002. Got stress? Research shows that stress can be harmful during
pregnancy here’s why you need to relax. Fit Pregnancy.

Keraf, Sony.A. 2001. Ilmu Pengetahuan : Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta :


Kanisius.

Kushartanti, W. 2005. Senam hamil : menyamankan kehamilan, mempermudahkan


persalinan. Lintang Pustaka : Jakarta.

Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC.

Manuaba Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :
Arcan.

. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

Mar’at. 1984. Sikap manusia, perubahan serta pengukurannya. Cetakan ke II. Jakarta
: Ghalia indonesia.

Mulyata. 2007. Paket Penyuluhan Kognitif dan Senam Prapersalinan pada


Primigravida Mengurangi Cemas dan Nyeri Persalinan, Meningkatkan Skor
Apgar Bayi, Serta Mempercepat Penyembuhan Luka Persalinan.

Notoatmodjo Soekidjo. 2003. Pendidikian dan Perilaku Kresehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.

. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka


Cipta.

Nursalam & Efendi Ferry. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika.

Oktrini, F. 1996. Skripsi Pengaruh Tingkatan dalamMengikuti Latihan Seni


Pernafasan terhadap Agresivitas pada Anggota Lembaga Seni Pernafasan
Satria Nusantara Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada.
Polit dan Hungler. 2006. Fundamentals of Research Methodology for Health-care
Professionals . Juta and Company Limited.

Rastegari, R. N. E. C. 2005. Encyclopedia of Nursing and Allied Health.


www.findarticles.com. Diperoleh tanggal 20 Juni 2010.

Saminem . 2008. Seri Asuhan Kebidanan : Kehamilan Normal. Jakarta : EGC.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha ilmu.

Sukisno, Bambang. 1998. Tesis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil Tentang
Senam Hamil Pada 3 Rumah Sakit di Jakarta Timur Tahun 1998. Jakarta :
FKMUI.

Supriatmaja & Suwardewa, 2003. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persalinan


Kala Satu dan Kala Dua di RS Sanglah Denpasar.

Syafei.Senam Hamil Mempermulus Persalinan. 2006. http://syafei-info-


kesehatan.blogspot.com/2006/12/senam-hamil-mempermulus-persalinan.html.
Diperoleh pada tanggal 28 April 2010.

Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 1999. Ilmu Kebidanan Edisi Ke-3. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Yuliarti, Nurheti. 2010. Panduan Lengkap Olahraga Bagi Wanita Hamil dan
Menyusui. Jakarta : Andi.

Zinbarg, R. E., Craske, M. G., & Barlow, D. H. 1993. Therapist’s Guide for The
Mastery of Your Anxiety and Worry (MAW) Program. United States of
America: Graywind Publications Incorporated.
INFORMED CONSENT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN


SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI
PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

Assalamualaikum. WR. WB
Salam sejahtera.

Nama : Yuliasari
NIM 106104003521

Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan
sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir
untuk menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar
kiranya ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah
disediakan. Kerahasiaan jawaban ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh
peneliti.
Kuesioner ini mohon diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa
yang dipertanyakan. Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik
untuk penelitian ini.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu dalam
pengisian kuesioner ini.
Apakah ibu bersedia menjadi responden?

YA / TIDAK
Tertanda

Responden
KUISIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN
SENAM HAMIL (STUDI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III) DI
PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

Tujuan :

Kuisioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: “ Hubungan pengetahuan dan sikap

dengan pelaksanaan senam hamil (studi pada ibu hamil trimester II dan III) di Puskesmas

Ciputat Tangerang Selatan”.

Petunjuk:

1. Beri tanda ceklist (√) pada kotak pertanyaan ibu yang anggap benar.

2. Jika ibu salah mengisi jawaban, coret/silang jawaban tersebut dan beri tanda

ceklist pada jawaban yang dianggap benar.

A. Data Demografi/Identitas :

1. Nomor responden :

2. Inisial responden :

3. Umur :

4. Usia kehamilan :

5. Alamat :
B. Pernyataan mengenai pengetahuan ibu hamil tentang senam

hamil Keterangan :
B : Benar
S : Salah

No Pernyataan B S
1 Ibu mendapatkan informasi tentang senam hamil dari televisi
dan media cetak (majalah atau koran).
2 Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik maupun mental
pada ibu hamil
3 Salah satu intervensi dalam menghadapi perubahan fisik dan
mental selama kehamilan adalah dengan melakukan senam
hamil
4 Senam hamil adalah suatu latihan gerak untuk mempersiapkan
seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan
yang cepat, aman dan spontan
5 Senam hamil bisa dilakukan sejak usia kandungan 1 bulan
6 Senam hamil dilakukan untuk meningkatkan kesiapan fisik
dan mental calon ibu selama proses persalinan.
7 Tujuan dari senam hamil adalah untuk menguasai teknik
pernapasan dengan baik, otot-otot dinding perut semakin kuat,
dan ibu hamil akan terlatih untuk melakukan relaksasi
sempurna
8 Manfaat dari senam hamil adalah untuk memperbaiki sirkulasi
darah dan mengurangi terjadinya bengkak-bengkak pada kaki.
9 Senam hamil dapat dilakukan setiap hari
10 Senam hamil dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-batas
kemampuan fisik ibu
11 Jika timbul rasa nyeri senam hamil harus dihentikan
12 Wanita hamil yang menderita anemia boleh mengikuti senam hamil
C. Pernyataan mengenai sikap ibu hamil tentang senam hamil

Keterangan :

: Setuju
S SS
: Sangat setuju
TS
STS : Tidak setuju
: Sangat tidak setuju

No Pernyataan S SS TS STS

1 Seorang ibu hamil harus mempunyai kemampuan


untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan
yang terjadi pada fisik dan mentalnya.
2 Seorang ibu hamil harus mempersiapkan diri dengan
melakukan berbagai upaya agar proses persalinan
yang dialaminya dapat berjalan dengan lancar.
3 Salah satu upaya yang bisa dilakukan ibu hamil agar
proses persalinannya lancar yaitu dengan senam
hamil.
4 Setiap ibu hamil tidak perlu melakukan senam
hamil.
5 Dengan melakukan pekerjaan rumah tangga
dirumah, itu bisa disebut sebagai senam.
6 Jika ada program senam hamil, ibu akan mengikuti
senam hamil tersebut secara rutin.
7 Dengan senam hamil, nyeri saat menghadapi
persalinan akan berkurang.
8 Tanpa senam hamil, proses persalinan bisa berjalan
dengan lancar.
D. Pertanyaan pelaksanaan ibu hamil tentang senam hamil

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah ibu melakukan senam hamil sendiri di rumah.

2 Apakah ibu mengikuti program senam hamil di salah satu


tempat pelayanan kesehatan.
3 Apakah ibu melakukan senam hamil secara rutin.

4 Apakah ibu konsultasi dahulu dengan dokter atau bidan


sebelum melakukan senam hamil

Anda mungkin juga menyukai