BOOK Konta Damanik Gatot Sasongko Peng Ilmu Ekonomi Eko Mikro Bab 8
BOOK Konta Damanik Gatot Sasongko Peng Ilmu Ekonomi Eko Mikro Bab 8
Persaingan Sempurna
8.1 Pendahuluan
Produk homogen
Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan sempurna menjual produk
yang homogen atau baku. Sebagai contoh pasar gandum. Penjual tidak dimung-
kinkan menentukan perbedaan kualitatif yang signifikan dan konsisten dalam
gandum yang diproduksi antara petani yang satu dengan yang lain. Gandum
yang diproduksi oleh petani A akan sama dengan gandum yang diproduksi
oleh petani B, C, D, dan seterusnya. Atau, produk yang homogen adalah produk
yang identik dalam segala spesifikasinya sehingga tidak dapat dan tidak mungkin
untuk dibedakan dari barang sejenisnya, misalnya identik dalam desain, warna,
bahan baku, muatan, dll.
Pada pasar persaingan sempurna seorang penjual dapat merubah output tetapi
tidak dapat dan tidak akan merubah harga pasar. Ini dimungkinkan karena
sejumlah besar penjual menjual produk yang identik atau homogen. Setiap
produsen hanya memberikan bagian pasokan yang sedemikian kecil dari
pasokan total. Perubahan dalam jumlah yang ditawarkannya tidak akan
mempunyai pengaruh pada harga pasar. Dalam pasar persaingan sempurna
perusahaan individual dapat menjual sebanyak yang diinginkannya di pasar
pada harga yang berlaku. Dengan kata lain, permintaan dipandang oleh
perusahaan individu sebagai elastis sempurna. Dengan dua karakteristik di
atas, mudah untuk menyusun kurva permintaan penjual individu dalam pasar
persaingan sempurna. Perhatikanlah bahwa penjual tidak akan menempatkan
harga yang lebih tinggi dari harga pasar karena tak seorangpun akan membeli
dan dia tidak akan menetapkan harga yang lebih rendah karena dia dapat
menjual semua yang diinginkannya pada harga pasar. Jadi, kurva permintaan
petani berbentuk horisontal. Jika harga pasar yang berlaku untuk produk itu
adalah Rp. 500,-. kurva permintaan petani ditunjukkan secara grafik oleh garis
horisontal pada harga Rp. 500,- seperti ditunjukkan oleh gambar berikut.
P S P/
C
Rp d
Rp. 500 5
500 5
P S P/
C
Rp 6 d
Rp 6
Rp d
2
Rp 5
5
Rp d
1
Rp
4 3
4
D
D D1 21
O 31 Q O q
Contoh : Jika petani menjual 10 kg ketela seharga Rp.50,- per kg, penerimaan
total adalah Rp.500,-, sehingga penerimaan rata-ratanya :
AR = TR/q
= Rp. 500,-/10
= Rp. 50,-
Maksimisasi Laba
P MC
P=MR=AR
C rugi MR
untung
O q1 q
Pada output q1, biaya marjinal sama dengan penerimaan marjinal. Penambahan
produksi setelah melewati titik q1, akan menurunkan laba karena biaya marjinal
melebihi penerimaan marjinal (MC > MR). Hanya pada output q 1 yang
menunjukkan penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal, laba adalah
maksimal. Dari Tabel 8.1, kolom 4 dan 7 merupakan penerimaan marjinal dan
biaya marjinal. Pada tingkat output satu dan dua unit penerimaan marjinalnya
melebihi biaya marjinal. Perusahaan tentu ingin memproduksi lebih banyak
karena labanya semakin banyak. Jadi selama penerimaan marjinal melebihi
biaya marjinal, memproduksi dan menjual output lebih banyak akan
memberikan lebih banyak penerimaan ketimbang biaya; dengan kata lain
tambahan output tersebut menambah keuntungan. Namun, ketika menambah
output lebih dari empat unit, biaya marjinal melebihi penerimaan merjinal,
dan akibatnya keuntungan mulai turun. Tentu saja perusahaan tidak akan
memproduksi lebih dari empat unit.
Karena perusahaan dapat menutup biaya implisit atau apa saja yang dapat
mereka produksi dengan sumber daya tersebut pada usaha yang lain, ahli
ekonomi kadang-kadang menyebut laba ekonomi nol ini sebagai tingkat hasil
yang normal (normal rate of return). Jadi pemilik perusahaan dapat melakukan
hal yang sama dimanapun dengan memperoleh tingkat hasil yang normal atas
modal yang mereka investasikan.
Andaikan terdapat tiga pilihan harga yaitu Rp. 6,-, Rp. 5,- dan Rp. 4,- untuk
perusahaan dengan biaya tertentu. Seperti terlihat pada gambar berikut:
O 12 q O 80 qO 10 q
0
Grafik 8.6 Keseimbangan jangka pendek
Metode tiga tahap tersebut diatas dapat dinyatakan secara matematis sebagai
berikut:
Hitunglah :
a. Harga keseimbangan di pasar
b. Penetapan kuantitas UD Gandang agar labanya maksimal
c. Besarnya laba maksimal UD Gandang.
Jawab :
Tahap 1, mencari keseimbangan pasar :
Qs = Qd
– 50 + 0,5 P = 450 – 0,5 P
+ 0,5 P + 0,5 P = 450 + 50
P = 500.
Tahap 2.
Agar UD Gandang mencapai laba maksimal, harus dicari MR dan MC UD
Gandang.
Mencari MR :
TR = P x q
= 500 x q
= 500 q
MR = dTR/dq
= 500
Mencari MC :
TC = 1.500 + 100 q + 2 q2
Tahap 3.
Mencari q dengan menyamakan MC = MR
100 + 4 q = 500
4 q = 500 – 100
4 q = 400
q = 100
Jadi penerimaan rata-rata atau penerimaan per unit harus mampu menutupi
biaya variabel rata-rata yang dikeluarkan untuk produksi atau perusahaan lebih
baik tidak berproduksi lagi (produksi = 0). Pada pasar persaingan sempurna
penerimaan rata-rata sama dengan harga, karena itu perusahaan tidak akan
berproduksi kecuali harga atau penerimaan rata-rata yang diperoleh sama atau
lebih besar dari biaya variabel rata-rata. Pada tingkat harga yang lebih besar
atau sama dengan biaya variabel rata-rata, perusahaan dapat terus beroperasi
8. Pasar Persaingan Sempurna|99
dalam jangka pendek. Perusahaan dapat terus beroperasi walaupun menderita
rugi ekonomi, Mengapa ? Karena jika perusahaan stop produksi, perusahaan
tetap harus membayar biaya tetap. Akan lebih baik perusahaan memperoleh
penerimaan yang cukup untuk menutup sebagian dari biaya total ketimbang
tidak memperoleh penerimaan.
Pada grafik 8.7, tampak bahwa harga lebih rendah dari biaya total rata-rata
tetapi lebih tinggi dari biaya variabel rata-rata. Pada kasus ini perusahaan
tetap beroperasi dalam jangka pendek tetapi dengan menderita rugi. Menutup
usaha akan menyebabkan keadaan perusahaan menjadi lebih buruk karena
perusahaan dengan beroperasi dalam jangka pendek mampu menutupi
sekurang-kurangnya sebagian dari biaya tetap oleh penerimaan yang
diterimanya setelah dikurangi biaya variabel.
P/C
ATC
MC
AVC
P/AR/MR
O q1 q
Grafik 8.7 Rugi jangka pendek: harga di atas AVC tetapi dibawah ATC
Grafik 8.8, menunjukkan keadaan harga produk perusahaan lebih rendah dari
biaya variabel rata-rata. Pada kasus seperti ini, kalau perusahaan berproduksi
tidak mampu menutupi biaya variabel dalam jangka pendek., sehingga
perusahaan menderita kerugian yang diderita lebih besar dari biaya tetap.
Adalah rasional kalau perusahaan memutuskan menutup usahanya dan hanya
harus membayar biaya tetap dibandingkan dengan tetap beroperasi dengan
kerugian lebih besar dari biaya tetapya.
Kerugian < biaya tetap, perusahaan tetap berproduksi walaupun rugi.
MC
AVC
P/AR/MR
O q1 q
MC
AVC
P/AR/MR
O q1 q
Grafik 8.9 Rugi jangka pendek : harga = AVC
Pada grafik 8.9, harga pasar yang berlaku sama dengan rata-rata biaya variabel.
Dengan demikian jumlah kerugian perusahaan sama dengan biaya tetap.
Kondisi inilah yang dikenal dengan istilah batas tutup pabrik (shut down point).
Harga P adalah batas harga terendah dimana perusahaan dapat bertahan.
Catatan kritis:
Perusahaan mempertimbangkan tetap berproduksi atau stop produksi dengan
mempertimbangkan harga pasar yang berlaku. Dalam pasar persaingan
sempurna, harga di tentukan di pasar, sehingga apabila perusahaan masih dapat
bertahan (jangka pendek) walaupun mengalami kerugian, dengan harapan
pasar akan membaik, sehingga harga akan meningkat.