Anda di halaman 1dari 16

8 Pasar

Persaingan Sempurna

8.1 Pendahuluan

Penentuan harga dan output dari barang-barang dan jasa-jasa dipengaruhi


oleh jenis pasar tempat barang dan jasa tersebut diperjual belikan. Harga dan
output akan sangat berbeda jika keseluruhan penawaran dikendalikan hanya
oleh satu perusahaan, dibandingkan apabila disediakan oleh sejumlah besar
penjual meskipun masing-masing berskala kecil. Hal ini terlihat dari perbedaan
pasar cengkeh pada waktu ditangani hanya oleh BPPC dengan produk buah-
buahan yang banyak ditemui dijual oleh banyak pedagang pasar. Apabila
terdapat banyak pedagang yang menjual sejenis barang maka diantara
pedagang itu akan terjadi persaingan. Kondisi seperti ini disebut juga dengan
pasar dengan persaingan. Pasar dengan persaingan dapat dibagi menjadi pasar
persaingan sempurna (Perfect Competition) dan pasar persaingan tidak
sempurna (Imperfect Copmpetition). Pada bab ini akan dijelaskan mengenai
pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan sempurna merupakan suatu bentuk
pasar yang dianggap sangat ideal namun dalam kenyataannya hampir tidak
pernah ditemukan pasar persaingan sempurna sedemikian. Namun perlu
dipelajari, karena akan memberikan pemahaman tentang makna persaingan
yang dianggap sempurna.

8.2. Ciri Pasar Persaingan Sempurna


Suatu pasar merupakan pasar persaingan sempurna dengan beberapa ciri
utama berikut: (1) jumlah pembeli dan penjual sangat banyak, (2) produk yang
diperjual belikan homogen dan (3) tidak ada rintangan untuk keluar masuk
pasar bagi pembeli dan penjual. Masing-masing ciri ini dijelaskan di bawah.

Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.


Persaingan sempurna merupakan jenis pasar dengan pembeli dan penjual yang
jumlahnya sangat banyak. Karena terdapat sedemikian banyaknya pembeli dan
8. Pasar Persaingan Sempurna|87
penjual maka secara individual penjual atau seorang pembeli tidak dapat
mempengaruhi atau menentukan tingkat harga barang. Sebagai contoh,
meskipun terdapat sedemikian banyak pembeli apel, tak satupun pembeli
dapat mempengaruhi harga apel di pasar karena seorang pembeli hanya
membeli sebagian kecil apel dibandingkan dengan total apel yang diperdagang-
kan. Demikian pula, karena terdapat sedemikian banyak penjual, tak satupun
penjual apel mampu mempengaruhi harga, karena mereka hanya menjual
sebagian kecil dibandingkan keseluruhan apel yang diperdagangkan.
Selanjutnya, setiap penjual harus menjual barangnya pada harga pasar yang
berlaku. Penjual tidak akan menetapkan harga yang lebih rendah karena dengan
harga yang berlaku penjual dapat menjual seluruh produknya. Sebaliknya,
penjual tidak akan menetapkan harga yang lebih tinggi karena dapat
mengakibatkan kehilangan pembeli karena pembeli akan membeli apel dengan
kualitas yang sama dari penjual lain pada harga pasar yang lebih rendah.

Inilah alasannya mengapa penjual dalam pasar persaingan sempurna disebut


sebagai penerima harga (price takers). Mereka harus menerima harga yang
telah ditentukan oleh pasar, karena mereka tidak dapat mempengaruhi harga
pasar yang berlaku.

Produk homogen
Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan sempurna menjual produk
yang homogen atau baku. Sebagai contoh pasar gandum. Penjual tidak dimung-
kinkan menentukan perbedaan kualitatif yang signifikan dan konsisten dalam
gandum yang diproduksi antara petani yang satu dengan yang lain. Gandum
yang diproduksi oleh petani A akan sama dengan gandum yang diproduksi
oleh petani B, C, D, dan seterusnya. Atau, produk yang homogen adalah produk
yang identik dalam segala spesifikasinya sehingga tidak dapat dan tidak mungkin
untuk dibedakan dari barang sejenisnya, misalnya identik dalam desain, warna,
bahan baku, muatan, dll.

Adanya kebebasan keluar masuk pasar.


Pasar produk yang dicirikan oleh persaingan sempurna tidak memiliki rintangan
yang berarti bagi pembeli dan penjual untuk masuk atau keluar dari pasar.
Misalnya cukup mudah bagi seorang wiraswasta untuk menjadi pemasok dari

88|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


produk di pasar atau jika dia telah menjadi pemasok juga tidak akan kesulitan
untuk berhenti memasok produk tersebut. Cukup mudah tidak berarti
sembarang orang dapat segera merasuki bisnis tanpa bekal apapun, namun
andaikata seseorang ingin menjadi penjual suatu barang dan ia mempunyai
modal untuk memulai usaha dan bersedia menerima harga barang yang berlaku
di pasar maka ia dapat dengan cukup mudah masuk dan menjadi penjual di
pasar. Dengan perkataan lain, sebenarnya masih terdapat beberapa rintangan,
misalnya rintangan keuangan, legal dan pendidikan atau rintangan lainnya untuk
memasuki bisnis tidak berarti sehingga sejumlah besar orang tersebut pasti
dapat mengatasi rintangan tersebut dan merasuki bisnis jika mereka
menginginkan.

Sebagai contoh, membuka toko eceran buah-buahan lebih mudah ketimbang


membuka perusahaan mobil atau pesawat terbang. Orang tidak akan memasuki
kegiatan bisnis jika mereka tidak memiliki informasi yang cukup tentang tingkat
hasil potensial atas modal yang diinvestasikan. Jika tingkat hasil yang aktual
atas modal mendapatkan laba akunting sebesar 15%, tetapi di luar industri
tingkat keuntungannya kurang dari 10%, sumberdaya tidak akan mengalir keluar
industri karena tidak menguntungkan.

Singkatnya dalam pasar persaingan sempurna harga-harga pasar dianggap


diketahui dan tertentu bagi banyak pembeli dan penjual yang dianggap
mempunyai informasi yang sempurna tentang citarasa dan teknologi, dan
output masing-masing penjual identik atau homogen. Lebih lanjut dalam pasar
persaingan sempurna, karena kemudahan masuk dan keluar dari para pembeli
dan penjual dianggap bergerak dengan sempurna yang menjamin mereka dapat
bertindak atas informasi pasar jika hal itu sesuai dengan kepentingan mereka.

8.3. Kurva Permintaan Penjual Individual


Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa perusahaan pada pasar persaingan
sempurna adalah penerima harga. Mereka harus menjual pada harga yang
ditetapkan pasar. Seorang petani jagung mengetahui bahwa dia tidak dapat
menjual jagungnya lebih tinggi dari harga pasar berlaku; jika dia mencoba
menjual dengan harga yang lebih tinggi, pembeli potensial akan melakukan
pembelian dari petani-petani jagung yang lain. Petani tentunya tidak akan

8. Pasar Persaingan Sempurna|89


menetapkan harga yang lebih rendah karena dia dapat menjual semua yang
di-inginkannya pada harga pasar yang berlaku.

Pada pasar persaingan sempurna seorang penjual dapat merubah output tetapi
tidak dapat dan tidak akan merubah harga pasar. Ini dimungkinkan karena
sejumlah besar penjual menjual produk yang identik atau homogen. Setiap
produsen hanya memberikan bagian pasokan yang sedemikian kecil dari
pasokan total. Perubahan dalam jumlah yang ditawarkannya tidak akan
mempunyai pengaruh pada harga pasar. Dalam pasar persaingan sempurna
perusahaan individual dapat menjual sebanyak yang diinginkannya di pasar
pada harga yang berlaku. Dengan kata lain, permintaan dipandang oleh
perusahaan individu sebagai elastis sempurna. Dengan dua karakteristik di
atas, mudah untuk menyusun kurva permintaan penjual individu dalam pasar
persaingan sempurna. Perhatikanlah bahwa penjual tidak akan menempatkan
harga yang lebih tinggi dari harga pasar karena tak seorangpun akan membeli
dan dia tidak akan menetapkan harga yang lebih rendah karena dia dapat
menjual semua yang diinginkannya pada harga pasar. Jadi, kurva permintaan
petani berbentuk horisontal. Jika harga pasar yang berlaku untuk produk itu
adalah Rp. 500,-. kurva permintaan petani ditunjukkan secara grafik oleh garis
horisontal pada harga Rp. 500,- seperti ditunjukkan oleh gambar berikut.

P S P/
C

Rp d
Rp. 500 5
500 5

Grafik 8.1 Kurva permintaan individu dalam Pasar Persaingan Sempurna

8.4. Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Kurva Penawaran


Dengan mengatakan bahwa produsen dalam persaingan sempurna
menganggap harga sebagai datum, tidak berarti bahwa harga adalah konstan.
Kedudukan kurva permintaan perusahaan berubah bersamaan dengan setiap

90|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


perubahan harga pasar, Lihat Gambar 2. Pada saat harga pasar naik perusahaan
penerima harga akan menerima harga yang lebih tinggi untuk semua out-
putnya. Perubahan permintaan pasar dari D1 menjadi D2 mengakibatkan harga
naik dari Rp. 5,- menjadi Rp.6,- Kurva permintaan individual juga berubah dari
d1 menjadi d2. Sebaliknya jika harga pasar turun dari Rp.5,- menjadi Rp.4,-
sebagai akibat perubahan kurva permintaan pasar dari D 1 menjadi D 3,
perusahaan penerima harga juga akan menerima harga yang lebih rendah untuk
semua outputnya seperti terlihat dari perubahan permintaan individual d 1
menjadi d3 .

Jadi para penjual mendapatkan informasi mutakhir tentang kondisi permintaan


dan penawaran pasar akibat perubahan harga. Ini merupakan aspek yang
penting dari model pasar persaingan sempurna penjual menanggapi informasi
perubahan harga dengan melakukan penyesuaian produksi. Dalam hal ini model
persaingan sempurna sangat sederhana.

P S P/
C
Rp 6 d
Rp 6
Rp d
2
Rp 5
5
Rp d
1
Rp
4 3
4
D
D D1 21

O 31 Q O q

Grafik 8.2 Harga pasar dan kedudukan Kurva permintaan perusahaan

8.5. Maksimisasi Laba


Penerimaan Perusahaan
Tujuan dari perusahaan adalah memaksimalkan laba. Untuk memaksimalkan
laba, perusahaan akan memproduksi sejumlah produk yang memaksimalkan
selisih antara Total Revenue (penerimaan total) dan Total Cost (biaya total). Di
bawah ini akan dijelaskan berbagai konsep penerimaan dalam pasar persaingan
sempurna yaitu: Total Revenue (penerimaan total), Average Revenue
(penerimaan rata-rata), Marginal Revenue (penerimaan marjinal).

8. Pasar Persaingan Sempurna|91


Penerimaan Total (Total Revenue - TR)

Total revenue adalah penerimaan yang diterima perusahaan dari penjualan


produknya dituliskan sebagai berikut: TR = P x q
Contoh: Jika seorang petani menjual 10 kg ketela sehari dengan harga Rp. 50,-
per kg, maka penerimaan totalnya:
TR = P x q
= Rp. 50,- x 10 kg
= Rp. 500,-
Catatan: huruf q digunakan untuk output dari seorang petani ketela sedangkan
Q digunakan untuk menunjuk-kan output dari semua petani ketela dalam pasar
ketela.

Penerimaan Rata-rata (Avarege Revenue - AR) dan Penerimaan Marjinal


(Marginal Revenue - MR)

Average revenue = penerimaan total dibagi dengan jumlah satuan produk


yang dijual dan dituliskan sebagai berikut: AR = TR/q

Contoh : Jika petani menjual 10 kg ketela seharga Rp.50,- per kg, penerimaan
total adalah Rp.500,-, sehingga penerimaan rata-ratanya :

AR = TR/q

= Rp. 500,-/10

= Rp. 50,-

Jadi dalam Pasar Persaingan Sempurna penerimaan rata-rata sama dengan


harga produk.

Marginal Revenue adalah tambahan penerimaan yang diperoleh dari tambahan


penjualan satu unit lebih banyak. Dengan kata lain penerimaan marjinal menun-
jukkan kenaikan penerimaan total yang diperoleh dari penjualan satu satuan
lebih banyak. Dalam pasar persaingan sempurna, karena tambahan satuan
output dapat dijual tanpa mengurangi harga produk maka penerimaan marjinal
adalah tetap pada semua output dan sama dengan penerimaan rata-rata.
Contoh : Jika harga ketela per kg Rp. 50,-, maka penerimaan marjinal dari
tambahan penjualan 1 kg ketela adalah Rp. 50,-. Karena penenerimaan total
92|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko
sama dengan harga di-kalikan kuantitas ( TR = P x q ), maka jika ditambah satu
satuan tambahan output, penerimaan total akan selalu meningkat sebesar
harga produk yaitu Rp. 50,- . Penerimaan marjinal untuk perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna sama dengan harga produk. MR = P.

Dengan demikian dalam persaingan sempurna diketahui bahwa penerimaan


marjinal, penerimaan rata-rata dan harga adalah sama : P = MR = AR. Saling
hubungan ketiga konsep penerimaan tersebut dapat dijelaskan melalui
perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 8.1 berikut

Tabel 8.1 Perhitungan penerimaan, biaya dan keuntungan


Kuan- Keuntungan
P TR MR AR TC MC
titas TR - TC
0 5 0 0 2 -2
1 5 5 5 5 4 2 1
2 5 10 5 5 7 3 3
3 5 15 5 5 11 4 4
4 5 20 5 5 16 5 4
5 5 25 5 5 22 6 3
6 5 30 5 5 29 7 2
7 5 35 5 5 37 8 -2
8 5 40 5 5 46 9 -6

Maksimisasi Laba

Laba perusahaan sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total.


 = TR – TC. Pertanyaannya adalah pada tingkat output berapakah sebuah
perusahaan harus berproduksi untuk memaksimalkan laba? Terdapat dua
metode untuk mengidentifikasi besarnya output untuk mencapai laba
maksimal, yaitu: pendekatan marjinal dan pendekatan penerimaan – biaya
total. Pada semua jenis pasar, perusahaan akan memaksimalkan laba pada
tingkat output yang memaksimalkan selisih antara penerimaan total dan biaya
total yaitu pada tingkat output yang menunjukkan penerimaan marjinal sama
dengan biaya marjinal.

8. Pasar Persaingan Sempurna|93


Pendekatan Marjinal
Dengan pendekatan marjinal, laba maksimal tercapai manakala, MR = MC.
Dengan pendekatan total, laba maksimal tercapai pada saat keuntungannya
tertinggi. Pentingnya menyamakan penerimaan marjinal dan biaya marjinal
terlihat pada Grafik 8.4. Jika output diperluas dari nol kg sampai q*, penerimaan
marjinal yang diturunkan dari penambahan output melebihi biaya marjinal
dari output tersebut, sehingga penambahan output menciptakan laba positif.
Selama MR > MC, penambahan output akan meningkatkan laba perusahaan.

P MC
P=MR=AR
C rugi MR

untung

O q1 q

Grafik 8. 4 Output perusahaan dalam persaingan sempurna

Pada output q1, biaya marjinal sama dengan penerimaan marjinal. Penambahan
produksi setelah melewati titik q1, akan menurunkan laba karena biaya marjinal
melebihi penerimaan marjinal (MC > MR). Hanya pada output q 1 yang
menunjukkan penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal, laba adalah
maksimal. Dari Tabel 8.1, kolom 4 dan 7 merupakan penerimaan marjinal dan
biaya marjinal. Pada tingkat output satu dan dua unit penerimaan marjinalnya
melebihi biaya marjinal. Perusahaan tentu ingin memproduksi lebih banyak
karena labanya semakin banyak. Jadi selama penerimaan marjinal melebihi
biaya marjinal, memproduksi dan menjual output lebih banyak akan
memberikan lebih banyak penerimaan ketimbang biaya; dengan kata lain
tambahan output tersebut menambah keuntungan. Namun, ketika menambah
output lebih dari empat unit, biaya marjinal melebihi penerimaan merjinal,
dan akibatnya keuntungan mulai turun. Tentu saja perusahaan tidak akan
memproduksi lebih dari empat unit.

94|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


Pendekatan Total
Perhatikan Tabel 8.1. Dengan mengurangkan kolom 3 dan kolom 6, hasilnya
dapat dilihat pada kolom terakhir. Laba maksimal, pada tingkat output tiga
atau empat unit memberikan laba Rp. 4,-. Dengan menambah atau mengurangi
produksi, laba perusahaan akan berkurang. Dengan demikian tingkat output
yang menghasilkan laba maksimal adalah 3 atau 4 unit. Produksi 4 unit
menunjukkan MR = MC.

8.6. Laba dan Rugi Jangka Pendek

Dimuka telah diuraikan dua metode menentukan tingkat output yang


memaksimalkan laba. Tetapi ketahuilah bahwa berproduksi pada tingkat output
yang memaksimalkan laba ini tidaklah berarti perusahaan benar-benar
menghasilkan laba; perusahaan hanya memaksimalkan kesempatan
memperoleh laba maksimal pada tingkat harga tertentu. Bagaimana anda tahu
jika suatu perusahaan benar-benar memperoleh laba, menderita rugi, ataukah
hanya mengalami titik impas ?

Metode tiga tahap


Untuk mencapai laba maksimum, perusahaan dapat menetapkan tiga langkah
kegiatan. Pengertian laba maksimum juga mempunyai arti kalau rugi
merupakan kerugian minimum. Metode tiga tahap tersebut adalah sebagai
berikut:
(1)Cari dan tetapkan titik yang menyatakan penerimaan marjinal sama dengan
biaya marjinal (MR = MC). Dari titik tersebut, tarik garis lurus ke bawah
hingga memotong sumbu horisontal (kuantitas) untuk mendapatkan q 1.
Tingkat output q1 adalah tingkat output yang memaksimalkan laba.
(2)Dengan diketahuinya P yang merupakan harga pasar dan besarnya kuantitas
sebesar q1., dapat mencari besarnya penerimaan total.
TR = P x q.
(3)Tahap terakhir adalah mencari biaya total.
Tariklah garis ke atas dari q1. hingga memotong kurva biaya total rata-rata
(ATC), sehingga diperoleh besarnya biaya total rata-rata per unit output.
Dengan mengalikan biaya total rata-rata dengan tingkat out-put akan
memperoleh biaya total : TC = ATC x q )

8. Pasar Persaingan Sempurna|95


Jika penerimaan total lebih besar dari biaya total pada tingkat output q 1.,
perusahaan memperoleh laba eko-nomi. Jika penerimaan total lebih kecil dari
biaya total pada tingkat output q1., perusahaan menderita rugi eko-nomi. Harus
selalu diingatlah bahwa pengertian biaya mencakup biaya implisit dan eksplisit,
jadi meliputi biaya oportunitas untuk sumber daya yang digunakan. Walau-
pun perusahaan hanya simpang impas (BEP) tidak perlu berputus asa, karena
perusahaan mampu menutup bia-ya implisit dan biaya eksplisit.

Karena perusahaan dapat menutup biaya implisit atau apa saja yang dapat
mereka produksi dengan sumber daya tersebut pada usaha yang lain, ahli
ekonomi kadang-kadang menyebut laba ekonomi nol ini sebagai tingkat hasil
yang normal (normal rate of return). Jadi pemilik perusahaan dapat melakukan
hal yang sama dimanapun dengan memperoleh tingkat hasil yang normal atas
modal yang mereka investasikan.

Penerapan metode tiap tahap


Pada Grafik 8. 6 berikut, terdapat tiga posisi keseimbangan jangka pendek yang
berbeda. Pada setiap kasus, perusahaan berproduksi pada tingkat output di-
mana penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal. Masing-masing pilihan
ini menunjukkan bahwa perusahaan memaksimalkan laba atau meminimalkan
rugi dalam jangka pendek.

Andaikan terdapat tiga pilihan harga yaitu Rp. 6,-, Rp. 5,- dan Rp. 4,- untuk
perusahaan dengan biaya tertentu. Seperti terlihat pada gambar berikut:

8.6.a. Untung 8.6.a. Rugi 8.6.a. Impas


P P P
M M M
A A A
C C C
C C C
5 5
6
5 4

O 12 q O 80 qO 10 q
0
Grafik 8.6 Keseimbangan jangka pendek

96|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


Pada grafik 8.6.a, harga pasar Rp. 6,- per unit. Tingkat output keseimbangan
sebesar 120 unit. Biaya total rata-rata pada tingkat output 120 unit Rp. 5,-.
TR = P x q
= Rp. 6 x 120 unit
= Rp. 720,-
TC = ATC x q
= Rp. 5 x 120
= Rp. 600,-
 = TR – TC
= Rp. 720,- – Rp. 600,-
= Rp. 120.
Jadi dengan menerapkan metode tiga tahap itu, dapat menghitung laba
maksimal perusahaan dalam jangka pendek sebesar Rp. 120,-.
Pada grafik 8.6.b, harga pasar turun menjadi Rp. 4,- per unit. Output yang
mendatangkan laba maksimum 80 unit. Dengan memproduksi 80 unit, biaya
total rata-rata Rp. 5,- per unit.
TR = P x q
= Rp. 4 x 80 unit
= Rp. 320,-
TC = ATC x q
= Rp. 5 x 80
= Rp. 400,-
 = TR – TC
= Rp. 320,- – Rp. 400,-
= – Rp. 80,- (rugi minimum)
Pada grafik 8.6.c, perusahaan memperoleh laba ekonomi nol atau tingkat hasil
yang normal (normal profit) . Harga pasar Rp. 5,- sedangkan biaya total rata-
rata juga Rp. 5,- per unit untuk 100 unit output.
TR = P x q
= Rp. 5 x 100 unit
= Rp. 500
TC = ATC x q
= Rp. 5 x 100 unit
= Rp. 500,-
 = TR – TC
8. Pasar Persaingan Sempurna|97
= Rp. 500,- – Rp. 500,-
= Rp. 0,- , (normal profit)

Perusahaan hanya dapat menutup biaya eksplisit maupun implisit, atau


simpang impas.

Metode tiga tahap tersebut diatas dapat dinyatakan secara matematis sebagai
berikut:

Diketahui pasar merupakan pasar persaingan sempurna, fungsi permintaan


pasar, Qd = 450 – 0,5 P, se-dangkan fungsi penawaran Q s = – 50 + 0,5 P.
Perusahaan UD. Gandang berada di pasar tersebut. Fungsi total biaya UD
Gandang, TC = 1.500 + 100 q + 2 q2.

Hitunglah :
a. Harga keseimbangan di pasar
b. Penetapan kuantitas UD Gandang agar labanya maksimal
c. Besarnya laba maksimal UD Gandang.

Jawab :
Tahap 1, mencari keseimbangan pasar :
Qs = Qd
– 50 + 0,5 P = 450 – 0,5 P
+ 0,5 P + 0,5 P = 450 + 50
P = 500.

Tahap 2.
Agar UD Gandang mencapai laba maksimal, harus dicari MR dan MC UD
Gandang.
Mencari MR :
TR = P x q
= 500 x q
= 500 q
MR = dTR/dq
= 500
Mencari MC :
TC = 1.500 + 100 q + 2 q2

98|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


MC = dTC/dq
= 100 + 4 q

Tahap 3.
Mencari q dengan menyamakan MC = MR
100 + 4 q = 500
4 q = 500 – 100
4 q = 400
q = 100

Menghitung laba maksimal :


 = TR – TC
= ( P x q ) – (1.500 + 100 q + 2 q 2)
= ( 500 x 100 ) – ( 1500 + 100 x 100 + 2 x 100 x 100 )
= 50.000 – 31.500
= 18.500.

Mengevaluasi rugi ekonomi dalam jangka pendek


Perusahaan yang menderita rugi ekonomi menghadapi pilihan yang sulit:
Haruskah perusahaaan terus berproduksi atau menutup operasinya ? Untuk
membuat keputusan ini, dibutuhkan peubah lainnya disampingi laba dan rugi
ekonomi yaitu biaya variabel rata-rata. Biaya variabel adalah biaya-biaya yang
berubah sesuai perubahan output, seperti upah/gaji, bahan mentah,
transportasi dan listrik. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan penerimaan
yang cukup untuk menutup biaya variabel, maka perusahaan akan menderita
rugi lebih besar jika tetap beroperasi karena jika berhenti beroperasi atau
menutup usahanya perusahaan hanya membayar biaya tetap. Rugi dalam kasus
ini = biaya tetap.

Jadi penerimaan rata-rata atau penerimaan per unit harus mampu menutupi
biaya variabel rata-rata yang dikeluarkan untuk produksi atau perusahaan lebih
baik tidak berproduksi lagi (produksi = 0). Pada pasar persaingan sempurna
penerimaan rata-rata sama dengan harga, karena itu perusahaan tidak akan
berproduksi kecuali harga atau penerimaan rata-rata yang diperoleh sama atau
lebih besar dari biaya variabel rata-rata. Pada tingkat harga yang lebih besar
atau sama dengan biaya variabel rata-rata, perusahaan dapat terus beroperasi
8. Pasar Persaingan Sempurna|99
dalam jangka pendek. Perusahaan dapat terus beroperasi walaupun menderita
rugi ekonomi, Mengapa ? Karena jika perusahaan stop produksi, perusahaan
tetap harus membayar biaya tetap. Akan lebih baik perusahaan memperoleh
penerimaan yang cukup untuk menutup sebagian dari biaya total ketimbang
tidak memperoleh penerimaan.

Pada grafik 8.7, tampak bahwa harga lebih rendah dari biaya total rata-rata
tetapi lebih tinggi dari biaya variabel rata-rata. Pada kasus ini perusahaan
tetap beroperasi dalam jangka pendek tetapi dengan menderita rugi. Menutup
usaha akan menyebabkan keadaan perusahaan menjadi lebih buruk karena
perusahaan dengan beroperasi dalam jangka pendek mampu menutupi
sekurang-kurangnya sebagian dari biaya tetap oleh penerimaan yang
diterimanya setelah dikurangi biaya variabel.

P/C
ATC
MC

AVC

P/AR/MR

O q1 q

Grafik 8.7 Rugi jangka pendek: harga di atas AVC tetapi dibawah ATC

Grafik 8.8, menunjukkan keadaan harga produk perusahaan lebih rendah dari
biaya variabel rata-rata. Pada kasus seperti ini, kalau perusahaan berproduksi
tidak mampu menutupi biaya variabel dalam jangka pendek., sehingga
perusahaan menderita kerugian yang diderita lebih besar dari biaya tetap.
Adalah rasional kalau perusahaan memutuskan menutup usahanya dan hanya
harus membayar biaya tetap dibandingkan dengan tetap beroperasi dengan
kerugian lebih besar dari biaya tetapya.
Kerugian < biaya tetap, perusahaan tetap berproduksi walaupun rugi.

100|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko


ATC
P/C

MC

AVC

P/AR/MR

O q1 q

Grafik 8. 8 Rugi jangka pendek : harga di bawah AVC

Pemilik perusahaan dalam pasar persaingan sempurna harus bertanya pada


dirinya apakah dengan berproduksi akan mampu menutupi semua biaya
variabel perusahaannya atau tidak. Jika dengan berproduksi, penerimaan yang
diperoleh tidak dapat menutupi biaya variabel, pemilik perusahaan akan
menutup usahanya. Dengan penerimaan yang tidak dapat menutup biaya
variabel, itu berarti kerugian perusahaan lebih besar dibandingkan biaya
tetapnya.
Bagi perusahaan akan lebih baik menghentikan produksi dan membayar biaya
tetap, ketimbang terus berproduksi dengan kerugian lebih besar dibandingkan
biaya tetap.
Kerugian > biaya tetap, stop produksi
Dengan stop produksi, perusahaan harus membayar biaya tetap.

Titik Tutup Pabrik (shut down point)


Dalam jangka pendek perusahaan dapat bertahan walaupun rugi, tetapi ada
batasnya. Pada Grafik 8.8 dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan lebih
memilih tutup, ketimbang berproduksi tetapi rugi, sementara kerugian lebih
besar dibandingkan biaya tetap.
Dari penjelasan sebelumnya :
Rugi > biaya tetap  stop produksi
Rugi < biaya tetap  tetap berproduksi
Bagaimana kalau rugi = biaya tetap ?
Keadaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
8. Pasar Persaingan Sempurna|101
ATC
P/C

MC
AVC

P/AR/MR

O q1 q
Grafik 8.9 Rugi jangka pendek : harga = AVC

Pada grafik 8.9, harga pasar yang berlaku sama dengan rata-rata biaya variabel.
Dengan demikian jumlah kerugian perusahaan sama dengan biaya tetap.
Kondisi inilah yang dikenal dengan istilah batas tutup pabrik (shut down point).
Harga P adalah batas harga terendah dimana perusahaan dapat bertahan.
Catatan kritis:
Perusahaan mempertimbangkan tetap berproduksi atau stop produksi dengan
mempertimbangkan harga pasar yang berlaku. Dalam pasar persaingan
sempurna, harga di tentukan di pasar, sehingga apabila perusahaan masih dapat
bertahan (jangka pendek) walaupun mengalami kerugian, dengan harapan
pasar akan membaik, sehingga harga akan meningkat.

102|PENGANTAR ILMU EKONOMI| Konta Intan Damanik & Gatot Sasongko

Anda mungkin juga menyukai