Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN


(Kemasan Gelas)

Disusun Oleh:
ALDI RENALDY 1710516310003
FITRIA AZIZAH 1910516320009
NINDA AYU ARIANI 1910516220010
NISA HIDAYAH 1910516120007

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
PENDAHULUAN

Landasan Teori

Gelas merupakan salah satu jenis kemasan yang dapat digunakan untuk

mengemas produk pangan maupun non pangan. Kemasan gelas dapat berbentuk

botol, jar, jug, vial, carboy, tumbler dan ampul. Bentuk kemasan gelas yang

beragam ini digunakan sesuai dengan karakteristik produk yang dikemasnya.

Kemasan ini dilengkapi dengan penutup yang mempunyai berbagai jenis juga

seperti, tutup nornal, vakum, tekanan, berulir, sumbat, mahkota dan twist of.

Kemasan gelas adalah kemasan yang cukup aman bagi lingkungan. Hal ini karena

gelas termasuk kemasan yang dapat digunakan lagi bahkan sampai 70 kali (Yani

et al, 2014).

Kemasan gelas terdiri dari oksida-oksida logam dan non logam yang

bahan baku pembuatannya terdiri dari Pasir silika (SiO 2), Soda abu (Na2CO2)

dengan pembakaran pada suhu tinggi akan terbentuk Na2O sehingga gelas tampak

jernih dan batu kapur yang berfungsi untuk memperkuat gelas. Selain itu juga

terdapat pecahan gelas (kaca) yang disebut cullet (calcin) yang berfungsi untuk

memudahkan proses peleburan yang ditambahkan sebanyak 15-20%. Al 2O3 dan

boraksida (B2O3 ), titanium dan zirconium juga ditambahkan dalam pembuatan

gelas untuk meningkatkan ketahanan dan kekerasan gelas. Borax oksida pada

gelas boraksilat seperti pyrex diperlukan agar gelas lebih tahan pada suhu tinggi.

Bahan terakhir yang digunakan adalah Na2SO4 atau As2O3 untuk menghaluskan

dan menjernihkan.
Untuk membuat kemasan gelas bersifat inert aatau tidak bereaksi dengan

produk dilakukan dengan cara mencelupkannya dalam larutan asam. Kemasan

gelas kedap terhadap semua gas sehingga menguntungkan bagi minuman

berkarbonasi karena kecepatan difusinya sama dengan 0. Wadah gelas barrier

terhadap benda padat, cair dan gas sehingga baik sebagai pelindung terhadap

kontaminasi bau dan cita rasa. Sifat-sifat ketahanan gelas dapat diawetkan dengan

cara memberi lapisan yang tidak bereaksi dengan gelas, misalnya minyak silikon,

oksida logam, lilin, resin, belerang dan polietilen. Walaupun mempunyai

kekuatan mekanik yang tinggi akan tetapi kemasan gelas mudah pecah (Yuyun

dan Deli, 2011).

Wadah gelas lebih tahan terhadap kompresi dari dalam dibandingkan

tekanan dari luar. Sifat seperti ini penting untuk pembotolan minumam

berkarbonasi. Daya tahan gelas dapat mencapai 1,5 ×105Kg /cm2. Daya tahan ini

dipengaruhi oleh komposisi, ketebalan dan bentuk dari wadah gelas. Gelas

mempunyai sifat yang stabil, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang panjang

tanpa kerusakan. Jika sudah tidak digunakan lagi maka kemasan gelas dapat

didaur ulang kembali karena gelas merupakan produk berkelanjutan yang berarti

dapat didaur ulang tanpa batas waktu dan tidak ada kerugian dalam kuantitas

(Shivsharan, 2014).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengenal berbagai kemasan gelas.

2. Mahasiswa dapar mengidentifikasi berbagai kemasan gelas.


TATA CARA PENELITIAN

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah berbagai jenis

kemasan gelas yang digunakan untuk bahan pangan atau non pangan.

Cara Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah melakukan pengamatan dan

pengukuran pada:

 Warna Kemasan

 Bentuk Kemasan

 Bahan Penutup Kemasan

 Bahan yang dikemas (pangan/nonpangan, nama bahan, sifat bahan, warna

bahan)

 Berat Bahan yang dikemas

 Diameter Bawah dan Atas Kemasan rerta Tingginya

 Batas antara Bahan yang dikemas dengan Penutup Kemasan

 Easy of Unpacking

 Easy of Resealing

 Kontur Permukaan Kemasan

 Penggunaan Kemasan (bisa digunakan kembali atau tidak)


Hasil dan Pembahasan

Hasil Percobaan

Batas
Antara
Isi/ Penutu
Bentu Bahan Easy Kontur
Bahan Vol p Easy of Pengguna
No Nama Warna k yang of permuk
Penutup Bah Ukuran dengan unpacki an
. Produk Kemasan Kemas Dikema reseali aan
Kemasan an Bahan ng kemasan
an s ng kemasan
(ml) yang
Dikem
as 
Diamet  
Diamet Ting
er
              Bawah
er Atas gi        
(Cm) (Cm)
(Cm)
1.  Morin  Transpar Jars Logam
Selai 250 5,9 5,7 9,2 1,8 Agak Agak Mulus  Bisa
an  kacang g Cm Sulit sulit  digunak
atau an lagi
pasta
2. Minuman Transpar Borol Alumuni Minum 140 4,7 2,5 12,7 2,7 Mudah Muda Mulus Bisa
vitamin an um an Cm h tetapi digunak
lemon  Lunak vitami ada an lagi
nC bintik –
bintik
3. Saus Transpar Botol Logam Saos  195 4,9 2,5 18,7 2,5 Agak Agak Mulus  Bisa
tiram  an Cm Sulit  Sulit  digunak
an lagi
4. Sambal/s Transpar Botol Plastik Saos  335 5,5 3,2 20,6 4,1 Mudah Muda Mulus  Bisa
aos an Cm h  digunak
an lagi 
5. Marjan Transpar Botol  Alumini Sari 450 6,1 2,8 28,4 4,7 Mudah Muda Mulus  Bisa
an um Buah Cm h digunak
Lunak an lagi 
 
 
 
Pembahasan

Gelas bukan benda padat, tapi benda cair dengan kekentalan yang sangat

tinggi dan bersifat termoplastis. Sifat fluida gelas bervariasi menurut suhu. Titik

lebur dan titik beku tidak diketahui,dan ini merupakan keadaan kaca.Bahan gelas

sesuai digunakan untuk produk pangan yang mengalami pemanasan seperti

pasteurisasi atau sterilisasi. Gelas jenis pyrex tahan terhadap suhu

tinggi.Umumnya perbedaan antara suhu bagian luar dan bagian dalam gelas tidak

boleh lebih dari 270C, sehingga pemanasan botol harus dilakukan perlahan-lahan.
Konduktivitas panas gelas 30 kali lebih kecil dari pada konduktivitas panas besi.

Walaupun mudah pecah tetapi gelas mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi.

Wadah gelas lebih tahan terhadap kompresi dari dalam dibandingkan tekanan dari

luar. Sifat seperti ini penting untuk pembotolan minuman berkarbonasi. Daya

tahan gelas dapat mencapai 1,5 x 105kg/cm2. Daya tahan ini dipengaruhi oleh

komposisi, ketebalan dan bentuk dari wadah gelas.

Pada praktikum ini dilakukan terhadap 5 jenis kemasan gelas seperti yang

ada dalam tabel di atas. Lima jenis produk tersebut adalah Morin, minuman

vitamin lemon, saus tiram, sambal/saos dan marjan. Komponen- komponen yang

diamati antara lain warna kemasan, bahan kemasan, bahan penutup kemasan,

bahan yang dikemas, isi atau volume bahan, diameter bawah dan atas kemasan,

tinggi kemasan, easy of unpacking, easy of resealing, kontur permukaan kemasan

serta penggunaan kemasan.

Warna gelas dapat diatur dengan menambahkan sejumlah kecil oksida-

oksida logam seperti Cr, Codan Fe. Penambahan senyawa-senyawa tersebut

dilakukan pada proses pembuatan wadah gelas. Warna bening bahan yang

ditambahkan biasanya Natrium Oksida. Warna kemasan dari masing-masing

produk dibuat berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Warna kemasan dari semua

produk yang diamati dari praktikum yaitu bening atau transparan. Warna bening

produk digunakan untuk yang tidak begitu berpengaruh pada cahaya yang

mengenai kemasan produk.

Wadah gelas kedap terhadap semua gas sehingga menguntungkan bagi

minuman berkarbonasi karena kecepatan difusinya sama dengan 0. Wadah gelas

barrier terhadap benda padat, cair dan gas sehingga baik sebagai pelindung
terhadap kontaminasi bau dan cita rasa. Sifat-sifat ketahanan gelas dapat

diawetkan dengan cara memberi lapisan yang tidak bereaksi dengan gelas,

misalnya minyak silikon, oksida logam, lilin. Resin, belerang, polietilen. Wadah

gelas memiliki berbagai macam bentuk kemasan gelas. Salah satu bentuknya pada

hasil praktikum kali ini adalah produk Morin memiliki bentuk kemasan gelas

berupa jars. Bentuk kemasan lain yakni botol seperti pada produk minuman

vitamin lemon, saus tiram, sambal/saos dan marjan. Bentuk kemasan dari produk-

produk yang diteliti diolah dengan desain yang mampu menarik perhatian

konsumen. Penutup kemasan yang digunakan untuk menutup kemasan harus

aman dan tidak bereaksi dengan produk yang dikemas. Penutup kemasan yang

terbuat dari logam terdapat karet di balik tutupnya agar produk tidak terkena

langsung dengan logam.

Bahan yang dikemas dari kemasan gelas yaitu berwujud pasta, cair berupa

minuman, dan kental seperti saus dan sari buah. Dengan wujud tersebut, diameter

atas kemasan harus dibuat agar produk dapat keluar dengan mudah dari dalam

kemasan. Kemudahan produk keluar/dikeluakan dari dalam kemasan merupakan

kemudahan untuk dihabiskan (easy of resealing). Produk berwujud cair tidak

mempunyai masalah bila diameter atas botol berukuran kecil, karena produk di

dalamnya masih dapat keluar. Berbeda dengan produk dengan wujud pasta.

Produk ini harus dikemas dalam kemasan berdiameter besar, seperti kemasan selai

atau botol jar, dan kemasan balsam. Kemasan yang digunakan untuk mengemas

produk yang berwujud kental diameternya berbeda-beda tergantung dari tingkat

kekentalannya.
Yang perlu diperhatikan dalam memilih gelas sebagai kemasan antara lain

adalah easy of unpacking dan easy of resealing. Easy of unpacking berarti gelas

tersebut mudah mengeluarkan isinya sedangkan easy of resealing adalah gelas

mudah dituup kembali setelah digunakan. Dari data di atas ada beberapa gelas

yang mudah dibuka dan ditutup kembali dan ada yang agak sulit. Gelas yang

mudah dibuka dan ditutup umumnya gelas yang berfungsi untuk kemasan

makanan. Untuk gelas yang tidak mudah dibuka atau ditutup biasanya digunakan

sebagai kemasan bahan- bahan non pangan.

Batas antara produk dengan bahan yang dikemas bertujuan untuk

menghindarkan produk terkena penutup. Selain itu, batas antara produk dengan

tutup kemasan bertujuan untuk memberikan rongga untuk pemuaian produk.

Kemudahan membuka tutup kemasan (easy of unpacking) digolongkan menjadi

mudah, sedang atau agak sulit dan sulit. Golongan mudah yaitu kemudahan

membuka tutup kemasan seperti kemasan Marjan. Membuka tutup kemasan

Marjan yaitu hanya dengan memutar tutup kemasan hingga terlepas dari gelang

pengikatnya. Golongan sedang atau agak sulit yaitu tutup kemasan Morin.

Kontur dari kemasan gelas yaitu mulus dan bertekstur bintik-bintik kecil.

Kontur permukaan kemasan adalah untuk membuat kemasan terlihat unik dan

menarik perhatian komsumen. Penggunaan kemasan yaitu disposable. Disposable

adalah kemasan yang dapat digunakan kembali untuk mengemas produk yang

sama. Kemasan ditarik lagi oleh perusahaan yang memproduksi produk, seperti

Marjan. Selain ditarik kembali oleh perusahaan, kemasan juga dapat digunakan

untuk keperluan lainnya, yaitu sebagai tempat untuk menyimpan sesuatu yang

digunakan dalam keperluan sehari-hari.


KESIMPULAN dan SARAN

 
Kesimpulan

Gelas merupakan kemasan yang memiliki sifat mekanis yang sangat baik. Namun tidak

memungkinkan juga kemasan gelas terhindar dari kerusakan dan kecacatan. Kerusakan pada

gelas umumnya di sebabkan oleh kesalahan pada peoduksi atau penyimpanannya yang kurang

baik. Head space pada gelas memiliki fungai vakum yang sangat baik untuk memberi ruang uap

air dan gas serta pada saat gelas memuai. Dimensi gelas berkaitan dengan jenis produk yang

dapat di kemasnya. Gelas memiliki ketahanan suhu tinggi yang lebih baik di bandingkan

kemasan plastik PET.

Saran

Pemeriksaan pada proses produksi perlu dilakukan untuk menghindarikem

asan cacat beredar dipasaran serta harus disimpan dengan sebaik mungkinuntuk m

eminimalisir dan menghindari kerusakan dan kecacatan pada kemasan.
DAFTAR PUSTAKA

Shivsharan. 2014. Packaging of Cosmetic. Juornal of Pharmaceutical and

Scientific Innovation.

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.

Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.

Yuyun. dan Deli. G. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman.

Agromedia Pustaka. Jakarta

Yani. M., Endang. W, dan Noviana. W. 2014. Penelitian Dasar Hidup Botol Gelas

pada Produk Minuman Teh. Jurnal Teknologi Industri Pertanian 24 (2) :

166-178.

Anda mungkin juga menyukai