Agar pekerja dapat bekerja dengan sehat dan selamat, pengusaha harus memastikan bahwa
pekerja diberikan pelatihan K3 untuk mencapai pemahaman/kompetensi sesuai yang
dipersyaratkan. Program pelatihan K3 yang efektif memerlukan evaluasi dan perhatian yang
berkelanjutan.
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana cara mengevaluasi program pelatihan K3?
Nah, untuk mengevaluasi pelatihan K3, kita dapat menggunakan model Kirkpatrick dan
Phillips.
Pada tahun 1954, Donald Kirkpatrick mengembangkan model evaluasi empat level dan
kemudian pada tahun 1997, Dr. Phillips menambahkan level kelima yang membahas dampak
pelatihan terhadap profitabilitas.
Evaluasi Pelatihan Model Kirkpatrick/Phillips
Menurut model 5 level ini, metode untuk mengevaluasi harus selalu mencakup pengukuran
reaksi peserta dan mengukur secara berurutan melalui pembelajaran, penerapan atau
perilaku, hasil, dan pengembalian investasi (ROI atau Return on Investment).
Evaluasi Level Satu sangat penting dan mengukur kinerja pelatihan dengan mengumpulkan
data dari peserta tentang kualitas konten dan presentasi pelatihan.
Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan yang ingin dijawab dari level 1.
Level pengukuran ini biasanya cepat dan sangat mudah dilakukan. Tidak butuh waktu lama
bagi peserta untuk memberikan umpan balik tentang pelatihan. Tidak mahal untuk
mengumpulkan dan menganalisis data.
Di bawah ini adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi Level
Satu.
Evaluasi pelatihan dimulai dengan ‘happy sheets’. Kuesioner diisi oleh peserta di akhir
pelatihan. Selanjutnya, jawaban-jawaban yang diperoleh digunakan untuk untuk peningkatan
pelatihan.
Evaluasi Level Dua mengukur apa yang diketahui dan dapat dilakukan peserta setelah
pelatihan. Sebagian besar pelatihan K3 akan memerlukan evaluasi Level Dua. Evaluasi di
tahap ini juga dapat mengukur peningkatan pengetahuan – sebelum dan sesudah.
Apa yang peserta ketahui atau dapat lakukan dapat diukur sebelum, saat dan di akhir
pelatihan selama hal tersebut masih dalam lingkungan pelatihan (learning environment).
Perlu dicatat bahwa, lingkungan pelatihan seharusnya tidak membuat peserta terpapar bahaya
di tempat kerja yang sebenarnya.
Di bawah ini adalah pertanyaan yang perlu diajukan pada tahap evaluasi level 2.
Metode untuk mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan pada level ini meliputi:
• Ujian pra/pasca pelatihan tertulis atau lisan untuk mengukur pengetahuan; dan
• Wawancara atau observasi kinerja juga dapat digunakan untuk mengukur
keterampilan.
Pra dan Post Test dilakukan untuk mengukur pemahaman peserta training
On Job Training (OJT) adalah strategi pelatihan yang sangat efektif untuk menguji
pengetahuan dan keterampilan.
Terlepas dari strategi pelatihan yang digunakan, pastikan langkah-langkah evaluasi dapat
diandalkan dan valid. Dapat diandalkan jika hasilnya konsisten. Valid jika hasilnya
mencerminkan pengetahuan dan keterampilan yang ditentukan dalam tujuan
pembelajaran.
Evaluasi pada level ini cocok untuk sertifikasi pekerja sebagai “initially qualified“. Namun,
evaluasi Level Tiga akan diperlukan untuk mengesahkan peserta untuk dikatakan “fully
qualified“.
Evaluasi Pelatihan K3 Level 3: Penerapan
atau Perilaku
did the learner successfully apply the KSAs to the job?
Evaluasi level Tiga bertujuan untuk mengukur keberhasilan yang ditunjukkan peserta dalam
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang baru mereka peroleh untuk pekerjaan
mereka. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang ingin dijawab oleh program pelatihan pada
tingkat evaluasi ini.
Pengamatan kinerja dari waktu ke waktu adalah teknik utama yang digunakan untuk tingkat
evaluasi ini. Evaluasi berlangsung pada beberapa waktu (hari, minggu, bulan) setelah peserta
pelatihan meninggalkan lingkungan pelatihan. Biasanya, seorang trainer atau supervisor akan
mengamati pekerja di tempat kerja dan menilai kinerjanya terhadap tujuan pembelajaran.
Evaluasi pada tingkat ini dapat digunakan untuk memverifikasi bahwa seorang pekerja “ fully
qualified“.
Informasi dari setiap tingkat sebelumnya berfungsi sebagai dasar untuk evaluasi tingkat
berikutnya. Penting juga untuk dipahami bahwa pengukuran perubahan perilaku pekerja
biasanya membutuhkan kerja sama dan keterampilan manajer lini.
Evaluasi Tingkat Empat mewakili perubahan fokus. Evaluasi ini ingin mengetahui sejauh
mana pelatihan berdampak atau secara efektif berkontribusi pada kesuksesan perusahaan
secara keseluruhan. Kinerja pekerja yang telah mendapatkan pelatihan biasanya lebih baik
dibandingkan dengan kinerja kelompok kontrol yang belum pernah mengikuti pelatihan. Baik
leading maupun lagging indikator diukur dalam evaluasi Level Empat.
Ilustrasi pelatihan K3 yang berdampak pada peningkatan kinerja
Leading Indicator
• Sikap: Apa yang diungkapkan dalam survei dan wawancara tentang pemikiran,
pendapat, dan sikap pekerja?
• Kondisi: Berapa jumlah total dan rata-rata kondisi (temuan) berbahaya yang
ditemukan selama inspeksi keselamatan?
• Perilaku: Berapa nearmiss yang dilaporkan?
• Aktivitas: Berapa banyak pelatihan keselamatan yang dilakukan? Seberapa sering
pertemuan keselamatan diadakan?
Lagging Indicator
• Tingkat cedera: Apakah tingkat cedera naik atau turun setelah pelatihan?
• Biaya kecelakaan: Apa dampak pelatihan terhadap jumlah rata-rata dan total yang
dikeluarkan untuk biaya pengobatan?
• Biaya kompensasi pekerja: Apakah tingkat kompensasi pekerja meningkat setelah
pelatihan?
• Pelanggaran: Apa perubahan dari hasil inspeksi?
Penting untuk diingat bahwa perlu mengukur variabel-variabel ini sebelum dan sesudah
pelatihan dilakukan.
Baca juga: Cara Belajar + Dapat Sertifikat Gratis SNI ISO 45001!
Evaluasi level ini diwajibkan dalam standar ANSI/ASSE Z490.1-2016, namun tidak
diwajibkan dalam standar OSHA.
Sangat penting untuk memahami perbedaan antara evaluasi Tingkat Dua/Tiga dan evaluasi
Tingkat Empat. Dalam model evaluasi pelatihan Tingkat Empat kita tidak lagi mengukur
pembelajaran atau proses pelatihan, melainkan dampak pelatihan keselamatan pada
organisasi.
4 level evaluasi pelatihan dari Donald Kirkpatrick dilengkapi oleh Dr. Jack Phillips dengan
menambahkan ROI (Return on Investment) sebagai level ke 5. Dia percaya bahwa dengan
melakukan evaluasi untuk menentukan Return on Investment (ROI), perusahaan dapat
menemukan manfaat finansial dari program pelatihan dibandingkan dengan biaya
pelaksanaan pelatihan.
Misalnya, jika benefit (penghematan) karena biaya kecelakaan dan pembayaran kompensasi
pekerja yang lebih sedikit untuk tahun lalu adalah $400.000 dan biaya pelaksanaan pelatihan
adalah $40.000, ROI pelatihan (%) untuk tahun lalu adalah?
Penutup
Demikianlah 5 level / tahap evaluasi pelatihan K3 dengan model Kirkpatrick & Phillips yang
dapat Anda gunakan untuk mengevaluasi efektivitas program pelatihan K3 di tempat kerja
Anda.
Referensi
BSN. 2019. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berbasis SNI ISO
45001:2018.
Bailey, Allan. The Kirkpatrick/Phillips Model for Evaluating Human Resource Development
and Training Diakses di https://www.buscouncil.ca/busgurus/media/pdf/the-kirkpatrick-
phillips-evaluation-model-en.pdf
Sharing is Caring