Anda di halaman 1dari 2

Tahapan Evaluasi Pelatihan

Menurut Kirkpatrick (1998), evaluasi program pelatihan dapat dilakukan melalui


empat tahap, yaitu: Reaction Evaluation, Learning Evaluation, Behavior Evaluation dan
Result Evaluation. Menurut Kirkpatrick (dalam Winfrey, 2007) evaluasi harus selalu
dimulai dari tahap pertama, kemudian jika memiliki waktu dan biaya, dapat dilanjutkan
dengan tahap dua, tiga dan empat. Setiap tahap memberikan pengaruh pada tahap
selanjutnya (Kirkpatrick, 2006). Jadi, semakin tinggi suatu tahap evaluasi menunjukkan
semakin akurat dalam mengukur efektivitas program pelatihan, namun pada saat yang
sama, analisis yang dilakukan membutuhkan analisis yang akurat dan membutuhkan waktu
yang semakin banyak pula.

1. Reaction Evaluation

Merupakan jenis evaluasi tahap awal yang dilakukan oleh pihak penyelenggara
pelatihan dengan tujuan melihat penilaian peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan.
Dapat dikatakan bahwa evaluasi ini hampir sama dengan mengukur kepuasan konsumen.
Evaluasi ini membantu pihak penyelenggara untuk mengukur sejauh mana efektivitas dari
program pelatihan yang diberikannya dan dapat melakukan upaya perbaikan program
selanjutnya.

2. Learning Evaluation

Menurut Kirkpatrick (2006), pengukuran learning dan behavior sebuah pelatihan


merupakan 2 aktivitas yang berbeda dan merupakan tingkatan dan proses yang berbeda.
Learning evaluation merupakan tahapan evaluasi yang sengaja disusun untuk dapat melihat
sejauh mana penguasaan peserta terhadap materi pelatihan yang diberikan. Lebih
khususnya untuk melihat ilmu (knowledge) apa saja yang sudah dipelajari oleh peserta,
keterampilan (skill) apa saja yang sudah ditingkatkan serta perubahan apa yang terjadi pada
sikap (attitude) peserta.
3. Behavior Evaluation

Evaluasi ini merupakan tahapan ke-3 yang merupakan tahap kelanjutan dan
berkesinambungan dengan tahapan sebelumnya. Evaluasi ini sengaja dirancang untuk dapat
melihat seberapa maksimal proses aplikasi dari knowledge, skills dan attitude terjadi di
tempat kerja atau dengan kata lain untuk mengukur perubahan apa saja yang terjadi pada
perilaku kerja seseorang sebagai akibat dari keikutsertaannya dalam sebuah pelatihan.

4. Result Evaluation

Evaluasi ini merupakan tahapan terakhir untuk mengetahui dampak atau hasil apa
yang didapatkan oleh perusahaan berkaitan dengan keikutsertaan peserta dalam pelatihan.

Setelah teori Kirkpatrick digunakan selama lebih dari 40 tahun, para praktisi
pelatihan dan peneliti akademik berpendapat bahwa dibutuhkan model dengan kriteri
evaluasi atau outcome tambahan yang sangat berguna untuk evaluasi (Noe, 2005).
Jack.J.Philips (2002) dengan teori five level framework memberikan sebuah outcome
tambahan terhadap tahap evaluasi pelatihan yaitu Return on Investment.

Dalam konteks training biasanya kita menyebutnya dengan ROTI yaitu Return On
Training Investment :)

Return On Training Investment (ROTI)

Return on Training Investment adalah evaluasi pelatihan yang berfokus pada


pengukuran keuntungan perusahan dalam bentuk keuangan / moneter. Evaluasi ROTI ini
merupakan lanjutan dari level 4 yang disebut Philips sebagai level Business Impact (dalam
istilah Kirkpatrick adalah hasil). Hasil perolehan data pada evaluasi tahap empat dirubah ke
dalam perhitungan nilai mata uang sehingga mampu menunjukkan nilai dari kontribusi
program pelatihan terhadap sasaran perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai