Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MEDISINAL

“PENENTUAN NILAI DERAJAD IONISASI (pKa)”

Dosen Pengampu : apt. Indah Purnama Sary, M.Farm

Disusun Oleh

Kelompok C2-2:

1. Joanne Theophilia Winata (192210101039)


2. Shindy Ayu Wardani (192210101040)
3. Yasmin (192210101041)
4. Meilina Kharisma Fortuna Dewi (192210101042)
5. Jeanne Sonya Dhiharsiwi (192210101043)
6. Lina Risqi Aulia (192210101093)

LABORATORIUM BAGIAN KIMIA

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
I. TUJUAN PRAKTIKUM ............................................................................................................... 3
II. DASAR TEORI.......................................................................................................................... 3
III. ALAT DAN BAHAN ................................................................................................................. 5
1. Alat ................................................................................................................................................. 5
2. Bahan .......................................................................................................................................... 5
IV. CARA KERJA ........................................................................................................................... 5
VI. PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 8
1. Nipagin ........................................................................................................................................ 8
3. Metode Penentuan pKa dengan Spektrofotometri ......................................................................... 9
4. Prosedur Penentuan pKa Selain dengan Spektrofotometri ........................................................... 11
5. Prosedur penentuan absorbansi................................................................................................... 12
KESIMPULAN.................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 16
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melakukan penentuan nilai derajat ionisasi (pKa)

II. DASAR TEORI


Hubungan kuantitatif struktur kimia dan aktivitas biologis obat (HKSA) adalah bagian
penting dalam rancangan obat sebagai usaha untuk mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang
lebig besar, keselektifan yang lebih tinggi, toksisitas/efek samping yang seminimal mungkin serta
kenyamanan lebih besar. Selain itu dengan HKSA, biaya lebih hemat karena faktor coba-coba
ditekan sekecil mungkin sehingga jalur sintesis lebih pendek. Adapun parameter sifat fisika kimia
yang sering digunakan dalam HKSA adalah parameter lipofilik, elektronik dan sterik (Siswandono
dan Soekardjo, 2000)

Parameter elektronikberkaitan dengan tetapan ionisasi (pKa) yang menentukan bentuk


terionkan dan tak terionkan dari suatu senyawa pada pH tertentu, sifat oksidasi-reduksi atau
reaktivitas senyawa dan pengaruh bagian substituent terhadap reaktivitas bagian molekul yang
tidak mengalami perubahan (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

Tetapan disosiasi (pKa), pada proses penembusan membrane, diperlukan bentuk molekul
yang mudah larut dalam lemak sehingga lebih mudah menembus membrane daripada bentuk ion.
Jika molekul mudah menembus membrane, kemungkinan jumlah obat yang berinteraksi dengan
reseptor akan besar.

Handerson dan Hasselbach menggunakan persamaan untuk asam lemah dan basa lemah
guna menyatukan hubungan antara pKa dan Ph (Martin, 1993):

[ ]
Untuk asam lemah: pH = pKa + log [ ]

[ ]
Untuk basa lemah: pH = pKa + log [ ]

Pada umumnya obat adalah asam lemah atau basa lemah yang bisa terdapat dalam bentuk
tak terionkan atau terionkan. Derajat ionisasi tergantung pada tetapan disosiasi (pKa) dan pH
lingkungan. Molekul yang tidak dapat terionkan memiliki kelarutan dalam lemak lebih besar
sehinga dapat menembus membrane lebih muda dibandingan dalam bentuk terionkan (Foye, 1995)
Nilai pKa suatu senyawa dapat ditentukan dengan metode titrasi asam-basa, titrasi
potensiometri atau dengan metode spektrofotometri. Penentuan pKa dengan metode
spektrofotometri tergantung penentuan secara langsung rasio spesies/bentuk molekuler (molekul
netral) terhadap spesies ionic dalam satu seri larutan dapar yang nilai pH-nya sudah diukur
(Connors, 1967; Albert and Serjeant, 1971).

Dengan tujuan tersebut makah lebih dahulu dibuat spectrum bentuk molekuler dan bentuk
ionic. Spectrum diperoleh dengan mengukur serapan larutan senyawa dalam larutan dapar yang
pH-ya diatur sedemikian sehingga senyawa yang akan diamati berada seluruhnya dalam bentuk
molekuler. Cara yang sama dilkaukan untuk memperoleh spectrum senyawa dalam bentuk ionic
seluruhnya (Albert and Serjeant, 1971).

Berdasarkan spectrum tersebut dipilih panjang gelombang yag menghasilkan serapan


paling besar antara serapan bentuk molekuler dan bentuk ionic, yang disebut dengan panjang
gelombang analitik. Pada panjang gelombang analitik ini serapan larutan senyawa dengan berbagai
macam pH digunakan untuk menentukan nilai pKa (Albert and Serjeant, 1971):

= +

dimana : = (1−∝) dan =∝

keterangan :

- pKa : -log tetapan ionisasi Ka


- Cu : Kadar obat dalam bentuk molekuler
- Ci : Kadar obat dalam bentuk ion

Untuk menghitung perbandingan bentuk moleku/bentuk terion spade berbagai pH dapat ditentukan
melalui persamaan sebagai berikut :

Aλ2 λ1. Acidic


=
Aλ2basic λ1
.
= −

Aλ1= λ1 (measured) - λ1 (min)


- Panjang gelombang pertama (λ1) diperoleh dari penetapan pada pH yang paling asam pada
λ2
- panjang gelombang kedua (λ2) dipilih pada saat senyawa dalam bentuk ion yaitu pada pH
yang paling basa

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
- Spektrofotometer
- pH meter
- Alat-alat gelas

2. Bahan
- Nipagin
- Larutan dapar pada pH satu satuan disekitar pKa (3 macam larutan)
- Larutan dapar asam (pH-minimal 3 satuan dibawah pKa)
- Larutan dapar basa (pH-minimal 3 satuan diatas pKa)

IV. CARA KERJA

Dibuat larutan dapar 100 ml pada berbagai pH (3 macam pH, dengan jarak satu
satuan di sekitar pKa literatur senyawa) dan larutan dapar suasana asam dan

Ditimbang dengan seksama nipagin ± 20 mg, dilarutkan dengan beberapa tetes


etanol ad larut, tambahkan aquadest ad 50 ml.

Dipipet 1 ml ditambahkan pelarut dapar pada berbagai pH (3 macam pH


disekitar pKa literatur) ad 50 ml. Kerjakan dengan cara yang sama dengan

Dibuat kurva serapan Larutan senyawa pada pH paling basa dan pH paling
asam terhadap panjang gelombang pada λ = 400 – 200 nm dengan
spektrofotometer, dengan blanko larutan dengan pH yang sesuai.

Dari gambaran kurva pada pH asam dan basa di atas diteukan λ1 dan λ2.
Ditentukan serapan masing-masing larutan senyawa (pada berbagai pH
tersebut diatas) diamati pada panjang gelombang λ1 dan λ2.

Dihitung nilai pKa senyawa pada 3 macam pH disekitar pKa.

V. HASIL PENGAMATAN

HASIL PERCOBAAN
PENENTUAN NILAI DERAJAT IONISASI (pKa)
PH Absorbansi Aλ1 Aλ2 pKa
λ1 = λ2 = 296nm
256nm
3,00 0,819 0,001 0.650 - -
7,00 0,777 0,078 0.608 0.077 8.091
8,00 0,589 0,449 0.420 0.448 8,169
9,00 0,281 1,064 0.112 1.063 8.221
12,00 0,169 1,1286 - 1.289 -

CARA PERHITUNGAN
 Mencari Aλ1 dan Aλ2

- Untuk pH 3,00 - Untuk pH 9,00


a). Aλ1 = 0,819 - 0,169 = 0.650
a). Aλ1 = 0,281- 0,169 = 0.112
b). Aλ2 = -
- Untuk pH 7,00 b). Aλ2 = 1,064-0,001 = 1.063

a). Aλ1 = 0,777- 0,169 = 0.608 - Untuk pH 12,00

b). Aλ2 =0,078 -0,001 = 0.077 a). Aλ1 = -

- Untuk pH 8,00 b). Aλ2 = 1,1286 - 0,001 = 1.285

a). Aλ1 = 0,589- 0,169 = 0.420

b). Aλ2 = 0,449-0,001 = 0.448


Mencari nilai pKa

[ ]
Rumus : pH – log [ ]

- Untuk pH 3,00 dan pH 12,00 = 0


- Untuk pH 7,00
- Untuk pH 9,00
[ ]
pKa = pH – log [ [ ]
] pKa = pH – log [ ]
×
= pH - log ×
× = pH - log ×
, × ,
= 7 – log , × ,
, × , = 9 – log , × ,
,
= 7 – log ,
, = 9 – log ,
= 7 – log 0,081
= 9,00 – log 6,0104
Sehingga, pKa = 7 – log 0,081= 8,091
Sehingga, pKa = 9,00 – log 6,0104 = 8,221
- Untuk pH 8,00
Jadi, Rata – Rata pKa
[ ]
pKa = pH – log [ . . .
] =
×
= pH - log = 8.160
×

, × ,
= 8 – log , × ,

,
= 8 – log ,

Sehingga, pKa = 8 – log 0,677 = 8,169


VI. PEMBAHASAN
1. Nipagin
O

HO
methyl paraben
Menurut Farmakope Indonesia IV, Nipagin memiliki rumus molekul C8H8O3 yang
merupakan gugus fenol dengan bobot molekul 152,15 dan titik lebur 125 o-128o C
Dimana, pemeriaanya berbentuk hablur kecil atau serbuk hablur berwarna puti, namun
tidak memiliki bau atau berbau khas lemah dan rasanya sedikit rasa terbakar. Untuk
kelarutanya Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida , mudah
larut dalam etanol dan dalam eter.
Nipagin atau methyl paraben merupakan senyawa fenolik turunan asam para-
hidroksibenzoat yang disebut paraben. Rumus kimia dari kelompok paraben ini adalah
CH3(C6H4(OH)COO) yang merupakan metil ester dari asam phydroxybenzoat.
Biasanya disebut sebagai senyawa antimikroba karena berfungsi dalam aktivitas
mikroba. Aktivitas ini menahan laju pertumbuhan bakteri atau jamur yang dapat
menyebabkan kerusakan suatu produk.
Mekanisme kerja senyawa fenolik adalah dengan menghilangkan permeabilitas
membran sehingga isi sitoplasma keluar dan menghambat sistem transport elekrolit.
Pada beberapa orang menyebabkan efek alergi, terutama pada kulit dan mulut (Branen
dan Davidson, 1990; Septarini, 2007).
Pada praktikum ini menggunakan senyawa fenolik turunan asam para-
hidroksibenzoat ini untuk menentukan nilai derajat ionisasi (pKa).Dalam penentuanya
menggunakan metode HKSA yang dapat memengaruhi sifat lipofilitas yaitu lipofilitas
yang meningkat maka meningkatkan aktifitasnya. Dimana, nipagin dibuat dalam
kondisi pH yang berbeda-beda. Ini bertujuan untuk mengetahui atau menguji pada pH
berapa nipagin itu memiliki kemurnian yang sesuai dengan pKa literature. Disini,
literature pKa yang dipakai sebagai berikut :
 pKa = 8,5
sumber: ACE; ACE and JChem acidity and basicity calculator. ACE UKY-4.0.
2005-2015. Marvin JS. ChemAxon. Available from, as of Nov 2, 2016:
https://epoch.uky.edu/ace/public/pKa.jsp)
 pKa = 8,4
sumber: Tomlinson E, et al. 1986. Partition Coefficient: Determination and
Estimation. New York: Pergamon Press
 pKa = 8,4 pada suhu 22⁰C
sumber : Literatur Handbook: Clark
2. Hasil percobaan pKa dan mekanisme obat nipagin
Sebagian besar obat merupakan elektrolit lemah, yaitu asam atau basa lemah. Besarnya
ionisasi dari elektrolit lemah tergantung pKa dan pH lingkungan obat terlarut. Molekul obat yang
terionisasi lebih larut dalam air sedangkan molekul obat yang tidak terionisasi lebih larut dalam
lemak. Lapisan lipid bilayer pada membran biologis permeable terhadap bentuk molekul tak
terionisasi daripada bentuk ion. Dengan mengetahui nilai pKa suatu senyawa, kita dapat
menentukan kelarutan dari obat tersebut dan bersama dengan pH tempat obat terlarut dapat juga
mengetahui jumlah obat tidak terionisasi.Proses ionisasi terjadi apabila obat asam lemah terdapat
pada pH tinggi (basa). Sesangkan, obat basa lemah dalam pH tinggi akan berbentuk molekul.
Pada praktikum ini didapatkan nilai pKa nipagin dalam pH yang berbeda-beda antara lain:
hubungan pH 7 = pKa 8,09 ; pH 8 = pKa 8,17 ; pH 9 = pKa 8,22. Menurut literatur databank, nilai
pKa nipagin sebesar 8,5. Hal ini menunjukkan nilai pKa nipagin pada praktikum (pH 9 = pKa
8,22) mendekati nilai pKa literatur.
Nipagin merupakan obat basa lemah. Proses farmakokinetik nipagin di dalam lambung
(pH asam) akan berbentuk ion. Sedangkan, pada pH usus yang memiliki kondisi pH basa membuat
nipagin mudah diabsorpsi karena nipagin dalam keadaan molekul. Kemudian didistribusikan
melalui aliran darah dan obat berpenetrasi membran epitel yang melapisi suatu organ dan rongga
tubuh. Untuk itu, nipagin harus didesain pecah di usus halus dengan diformulasikan untuk
dilindungi dari adam lambung.
3. Metode Penentuan pKa dengan Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa kmia yang menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu (Gandjar, 2007). Metode ini merupakan
perbandingan intensitas warna suatu larutan dengan larutan standar. Spektrofotometer digunakan
untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, tiap
media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau
warna terbentuk (Cairns, 2009). Berprinsip pada penggunaan cahaya atau tenaga magnet atau
listrik untuk mempengaruhi senyawa kimia sehingga menimbulkan tanggapan.
Nilai pKa suatu senyawa kimia dapat ditentukan dengan berbagai metode seperti
potensiometri, konduktrimetri, volumetric, kalorimetri, elektroforesis, titrasi asam basa dan
spektrofotometri. Adapun pada praktikum ini digunakan metode spektrofotometri untuk
menentukan nilai pKa, karena metode ini memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan
metode lainnya, yaitu hasil yang diperoleh cukup akurat, angka yang terbaca langsung dicatat oleh
detektor dan tercetak dalam bentuk angka digital. Penentuan pKa dengan metode spektrofotometri
dilakukan dengan penentuan secara langsung rasio spesies/bentuk molekuler terhadap spesies
ionik dalam satu seri larutan dapar yang nilai pH nya sudah diukur. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka dibuatlah spektrum bentuk molekuler dan bentuk ionik dari suatu senyawa dengan
cara mengatur pH dapar agar seluruh senyawa dalam bentuk molekuler atau seluruhnya berada
dalam bentuk ionik.
Selanjutnya, spektrum yang dihasilkan dipilih pada panjang gelombang yang
menghasilkan perbedaan serapan yang bermakna/paling besar antara serapan bentuk molekuler
dan bentuk ioniknya, yang kemudian disebut sebagai panjang gelombang analitik. Pada λ analitik,
serapan larutan senyawa pada berbagai pH diamati untuk menentukan nilai pKa nya. Pemilihan
panjang gelombang dilakukan pada pH yang paling rendah dan yang paling tinggi. Pada pH
rendah, senyawa asam akan berada dalam bentuk molekul dengan absorbansi maksimum dalam
bentuk molekul (Hln). Sedangkan, pada pH tinggi senyawa dalam bentuk ion dengan nilai
absobansi maksimum dalam bentuk ion (ln). Nilai pKa yang paling baik ditentukan menggunakan
7 larutan dalam pH yang berbeda. Apabila nilai pKa suatu senyawa sudah diketahui dari literatur,
umumnya pengaturan pH dilakukan maksimal dua satuan di sekitar nilai pKa tersebut.
Adapun untuk menghitung perbandingan tersebut digunakan dua absorbansi pada dua
panjang gelombang. Panjang gelombang pertama (λ1) dipilih dalam bentuk molekul pada pH
asam. Sedangkan panjang gelombang (λ 2) dipilih dalam bentuk ion pada pH basa. Berikut
perbandingan (ln/Hln) pada berbagai pH melalui persamaan berikut:
4. Prosedur Penentuan pKa Selain dengan Spektrofotometri
Metode spektofotometri digunakan untuk menentukan kadar molekul maupun ion yang terlarut
dengan metode intrapolasi standar eksternal. Data kadar molekul dan ion pada suatu pH tertentu
kemudian akan dimasukkan ke persamaan Handerson-Hasselbach sehingga didapatkan nilai pKa
nya. Selain menggunakan metode spektofotometri, penentuan pKa dapat dilakukan dengan:
a. Metode Kelarutan (Kosolven)
Metode ini merupakan turunan dari metode spektrofotometri yaitu sama-sama menggunakan
spektroskopi dalam menentukan kadar molekul maupun ion terlarut kemudian datanya
dimasukkan ke persamaan Henderson-Hasselbach sehingga didapatkan nilai pKa, pembedanya
hanyalah pada preparasi sampel ditambahkan kosolven. Perlakuan ini dilakukan untuk
meningkatkan kelarutan senyawa obat yang sukar larut dalam air. Kosolven yang digunakan dapat
berupa suatu pelarut alkohol, dioksan, asetronitril P dalam air atau sistem kombinasi campuran
dari pelarut-pelarut tersebut.
b. Metode Potensiometri
Metode ini banyak digunakan dalam menentukan pKa karena lebih sederhana dan murah. Pada
metode ini digunakan standar yang telah diketahui pHnya sehingga dapat langsung ditentukan nilai
pH dan pKa suatu senyawa. Metode potensiometri memiliki kelemahan yaitu konsentrasi larutan
sampel minimal harus 10-4 M yang mana konsentrasi tersebut menyebabkan timbulnya kekuatan
ion yang dapat mempengaruhi nilai pKa. Sehingga dalam penentuan nilai pKa parameter kekuatan
ion harus diperhitungkan.
c. Elektroforesis kapiler
Elektroforesis merupakan metode pemisahan senyawa bermuatan pada lingkungan yang diberi
medan listrik. Metode elektroforesis untuk penentuan nilai pKa dilakukan dengan membandingkan
perbedaan mobilitas antara analit yang terprotonasi (molekul) dan terdeprotonasi (ion). Apabila
dua bentuk tersebut (ion dan molekul) berjalan sama cepat, maka mobilitas yang diukur adalah
yang berhubungan dengan derajat ionisasi (α) dari suatu analit, yaitu semakin besar muatannya
maka akan semakin cepat jalannya. pKa dapat ditentukan dari hubungan yang dihasilkan dari
kurva regresi non linier antara inhibitor terhadap pH.
5. Prosedur penentuan absorbansi
Penentuan absorbansi dilakukan dengan beberapa tahapan, yang pertama yaitu menentukan
panjang gelombang sinar yang akan diabsorbsi secara maksimum oleh bentuk tak terion obat (λ1)
dan oleh bentuk terion obat (λ2). Penentuan tersebut dilakukan dengan cara melakukan scan
spektra sampel obat nipagin pada kondisi ekstrem asam untuk menentukan λ1 dan pada kondisi
ekstrem basa untuk menentukan λ2. Alasannya adalah karena obat nipagin adalah asam lemah
sehingga pada kondisi ekstrim asam maka bentuk tak terionnya akan dalam jumlah banyak yang
akan memberikan serapan maksimum (peak tinggi) pada suatu λ tertentu. λ tersebut kemudian
disebut λ1, dan begitu pula sebaliknya untuk λ2.
Tahap selanjutnya adalah menentukan rentang pH pengujian yang akan digunakan, pada umumnya
untuk senyawa yang sudah diketahui pKa nyam aka akan diuji pada pH +/- 1 dari nilai pKa nya.
Sementara untuk sampel yang tidak diketahui maka perlu dibuat rentang yang luas. Setelah
ditentukan pH pengujian, pada praktikum ini pada pH 7, 8, dan 9, maka sampel dilarutkan pada
dapar tersebut dan dicek absorbansinya pada λ1 dan λ2. Data absorbansi sebanding dengan
kadarnya yaitu semakin besar nilai absorbansi maka semakin besar pula kadarnya.
Pada awal percobaan penentuan λ1 dan λ2 dianggap bahwa pada kondisi asam ekstrim hanya ada
bentuk tidak terion nipagin saja dan pada kondisi basa ekstrim hanya ada bentuk terionnya saja,
padahal tidak. Pada kondisi asam ekstrim, bukan hanya bentuk molekul saja yang memberi serapan
pada λ1, namun bentuk terion dalam jumlah kecil juga memberikan serapan pada λ2. Oleh
karenanya pada pengujian nanti akan muncul data absorbansi pada λ2 atau nilainya tidak nol.
Solusinya adalah diperlukan koreksi, yaitu data absorbansi obat bentuk terion pada pH tertentu
akan dikurangi bentuk terion pada kondisi asam ekstrim, begitu pula sebaliknya. Koreksinya

adalah seperti ini: .


Data absorbansi seperti dijelaskan sebelumnya sebanding dengan kadarnya, karenanya pada
langkah selanjutnya dilakukan perbandingan antara absorbansi bentuk terion dengan absorbansi
bentuk tak terion. Perbandingan tersebut sama dengan perbandingan antara kadar terion sampel
dengan kadar tak terionnya {[ln-]/[Hln]}. Absorbansi bentuk terion adalah absorbansi bentuk
terion sampel pada pH tertentu dibagi absorbansi maksimum bentuk terionnya dan begitu pula
untuk bentuk tidak terion. Penjelasan ini dapat dirangkum dalam persamaan berikut.
Nilai yang dihasilkan dalam persamaan tersebut kemudian dapat dimasukkan ke dalam persamaan
Handerson-Hasselbach sehingga didapatkan nilai pKa obatnya.

KESIMPULAN
1. Nipagin merupakan senyawa fenolik turunan asam para hidroksibenzoat yang disebut
paraben.
2. Nipagin memiliki pH optimum pada 4-8. PKa yang didapatkan dari pH 7 adalah 8,09 dari
pH 8 adalah 8,17 dan dari pH 9 adalah 8,22.
3. Metode untuk menentukan nilai pKa biasanya menggunakan metode spektrofotometri,
selain itu metode yang dapat digunakan adalah metode kelarutan (digunakan dalam
penentuan nilai pKa dari senyawa yang tidak larut air), metode potensiometri (digunakan
untuk menentukan pKa berdasarkan parameter kekuatan ion) dan elektroforesis kapiler
(penentuan pKa yang bergantung pada mibilitas yang berbeda dari bentuk-bentuk analit).
4. Penentuan panjang gelombang percobaan dilakukan pada pH terendah dan pH tertinggi
karena pada pH tersebut absorbansi maksimum akan berbentuk ion pada pH tertinggi dan
akan berbentuk molekul pada pH terendah, panjang gelombang maksimal tersebut nantinya
akan digunakan untuk λ1 dan λ2 pada pH 7, 8, dan 9. Dapat dilihat dari hasil absorbansi
spektrofotometer, apabila dikaitkan dengan farmakologi, nipagin akan berbentuk ion
dalam lambung.
5. Pada saat λ2 diasumsikan absorbansi pada panjang gelombang 296 nm senyawa hanya
dalam bentuk basa namun, pada kenyataannya pada panjang gelombang tersebut bentuk
asam juga diabsorbsi. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang sesuai harus dilakukan
pengurangan antara absorbansi hasil percobaan dengan absorbansi minimum pada λ2 yaitu
pada pH yang paling asam, begitu pula sebaliknya.

TUGAS
1. Nilai pKa literatur dari Nipagin
 pKa = 8,5
sumber: ACE; ACE and JChem acidity and basicity calculator. ACE UKY-4.0.
2005-2015. Marvin JS. ChemAxon. Available from, as of Nov 2, 2016:
https://epoch.uky.edu/ace/public/pKa.jsp)
 pKa = 8,4
sumber: Tomlinson E, et al. 1986. Partition Coefficient: Determination and
Estimation. New York: Pergamon Press
 pKa = 8,4 pada suhu 22⁰C
sumber : Literatur Handbook: Clark
2. 3 macam pH yang digunakan untuk pengukuran serapan sampel pKa yaitu
 pH dibawah pH literatur = 7
 pH disekitar pH literatur = 8
 pH diatas pH literatur = 9

3. PKa yang didapatkan dari hasil percobaan dan literature menunjukkan bahwa pKa yang
paling mendekati literature adalah pada pH 9 yaitu 8,219
DAFTAR PUSTAKA
Albert, A and Serjeant, E.P., 1971. Ionization Constans of Acid and Bases. 2nd edition.
Edinburgh:T&A Constable Ltd., pp. 44-50.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 448, 515, 771, 1000.
Branen, A. L. and P. M. Davidson, 1990, Antimicrobials in Foods, Marcel Dekker Inc., New
York, 1-9, 37-64, 75-99.
Cairns, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit EGC

Connors, K. A., 1967. A Textbook of Pharmaceutical Analysis. New York: John Wiley & Sons
Inc., pp. 168-171 , 203-204.
Foye, W.O., 1995. Principles of Medicinal Chemistry. Fourth Edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins. Pp. 545-548.
Gandjar, I. G. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ganiswara, S. G. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi Keempat. Jakarta: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Methylparaben (Diakses pada 10 Mei 2021)
Martin, A., 1993. Physical Pharmacy. Fourth Edition, Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins. Pp. 169-170.
Siswandono dan Soekardjo B. (Eds.), 2000. Kimia Medisinal. Buku 1. Surabaya: Airlangga
University Press, hal 261-273.
Siswandono dan Soekardjo B. (Eds.), 2000. Kimia Medisinal. Buku 2. Surabaya: Airlangga
University Press, hal 283, 291-297
LAMPIRAN
HASIL PERCOBAAN PENENTUAN NILAI
DERAJAT IONISASI pKa

Nama : Shindy Ayu Wardani

NIM : 192210101040

Absorbansi 1 2 Pka
pH
1 = 256 nm 2 = 296 nm
3,00 0,819 0,001 0,650 - -
7,00 0,777 0,078 0,608 0,077 8, 094
8,00 0,589 0,449 0,420 0,448 8,168
9,00 0,281 1,064 0,112 1,063 8,219
12,00 0,169 1,286 - 1,285 -

Perhitungan
[ ] .
= =
.

 pH 7,00
[ ]
pH = pKa + log
.
= +
.
, . ,
7,00= pKa + log , . ,

pKa = 7,00 - log 0,0806


= 7,00 + 1,094
= 8, 094
 pH 8,00
[ ]
pH = pKa + log

.
= +
.

, . ,
8,00= pKa + log , . ,
pKa = 8,00- log 0,6793
=8 + 0,168
= 8,168
 pH 9,00
[ ]
pH = pKa + log

.
= +
.

, . ,
9,00 = pKa + log , . ,

Pka = 9,00 – log 6,0445


= 9,00- 0,781
= 8,219
pKa rata –rata = 8,160
HASIL PERCOBAAN PENENTUAN NILAI
DERAJAT IONISASI pKa

Nama : Lina Risqi Aulia

NIM : 192210101040
pKa literatur : 8,5
(ACE; ACE and JChem acidity and basicity calculator. ACE UKY-4.0. 2005
2015. Marvin JS. ChemAxon. Available from, as of Nov 2, 2016:https://epoch.uky.edu/ac
e/public/pKa.jsp)

pH 1=256 nm 2 = 296 nm A 1 A 2 pKa


3,00 0,819 0,001
7,00 0,777 0,078 0,608 0,077 8,091
8,00 0,589 0,449 0,42 0,448 8,169
9,00 0,281 1,064 0,112 1,063 8,218
12,00 0,169 1,286

pKapada pH 7 :
[ ]
pKa = pH – log [ ]
×
= pH - log ×

, × ,
= 7 – log , × ,

,
= 7 – log ,

= 7 – log 0,081
= 7 – (-1,091)
= 8,091
pKapada pH 8 :
[ ]
pKa = pH – log [ ]
×
= pH - log ×

, × ,
= 8 – log , × ,

,
= 8 – log ,

= 8 – log 0,677
= 8 – (-0,169)
= 8,169
pKa pada pH 9 :
[ ]
pKa = pH – log [ ]
×
= pH - log ×

, × ,
= 9 – log , × ,

,
= 9 – log ,

= 9 – log 6,049
= 9 –0,782
= 8,218
pKa rata-rata = 8,160
HASIL PERCOBAAN PENENTUAN NILAI
DERAJAT IONISASI pKa
Nama = Jeanne Sonya Dhiharsiwi
NIM = 192210101043

1. Aλ1 = Aλ1(measured) - Aλ1(min)

pH 7 = 0,777 – 0,169 = 0,608

pH 8 = 0,589 – 0,169 = 0,420

pH 9 = 0,281 – 0,169 = 0,112

2. Aλ2= Aλ2(measured) – Aλ2(min)

pH 7 = 0,078 – 0,001 = 0,077

pH 8 = 0,449 – 0,001 = 0,448

pH 9 = 1,064 – 0,001 = 1,063

PERHITUNGAN pKa

pKa = pH - log

pKa = pH– log


 pH 7
, ,
pKa = 7 – log , ,

pKa = 7 – log 0,081


= 8,092
 pH 8
, ,
pKa = 8 – log , ,

pKa = 8 – log 0, 0,679


= 8,168
 pH 9
, ,
pKa = 9 – log , ,

,
pKa = 9 – log ,

pKa = 9 – log 6,044


pKa = 8, 219

, , ,
Rata-rata pKa =

pKa = 8, 160
HASIL PERCOBAAN PENENTUAN NILAI
DERAJAT IONISASI pKa
Nama : Joanne Theophilia
NIM :192210101039

3. Aλ1 = Aλ1(measured) - Aλ1(min)


pH 7 = 0,777 – 0,169 = 0,608
pH 8 = 0,589 – 0,169 = 0,42
pH 9 = 0,281 – 0,169 = 0,112

4. Aλ2 = Aλ2(measured) – Aλ2(min)


pH 7 = 0,078 – 0,001 = 0,077
pH 8 = 0,449 – 0,001 = 0,448
pH 9 = 1,064 – 0,001 = 1,063

Perhitungan pKa
pH 7
pKa = pH - log

pKa = 7 – log
, ,
pKa = 7 – log , ,

pKa = 7 – log 0,08


pKa = 8,1

pH 8

pKa = pH - log

pKa = 8 – log
, ,
pKa = 8 – log , ,
,
pKa = 8 – log ,

pKa = 8 – log 0,68


pKa = 8,167

pH 9
pKa = pH - log

pKa = 9 – log
, ,
pKa = 9 – log , ,
,
pKa = 9 – log ,

pKa = 9 – log 6,044


pKa = 8.22
HASIL PERCOBAAN PENENTUAN NILAI
DERAJAT IONISASI pKa
Nama : Yasmin

Nim : 192210101041

Kelas : C

pKa nipagin litertur:

- pKa = 8,5 (sumber: ACE; ACE and JChem acidity and basicity calculator. ACE UKY-
4.0. 2005-2015. Marvin JS. ChemAxon. Available from, as of Nov 2, 2016:
https://epoch.uky.edu/ace/public/pKa.jsp)
- pka = 8,4 (sumber: Tomlinson E et al; pp 101-41 in Partition Coefficient; Determination
and Estimation. Dunn, J III et al, eds. Elmsford, NY: Pergamon Press (1986))

pH ABSORBANSI
Aλ1 Aλ2 pKa
256 296
3,03 0,819 0,001 0,65 0 -
7 0,777 0,078 0,608 0,077 8,09
8 0,589 0,449 0,42 0,448 8,168
9 0,218 1,064 0,112 1,063 8,218
12 0,169 1,286 0 1,285 -

a. Rumus: Aλ1= λ1 (measured) - λ1 (min) >begitupunsebaliknyauntuk λ2

1. pH 3,03
- Aλ1 = 0,819 – 0,169 = 0,650
- Aλ2 = 0,001 – 0,001 = 0
2. pH 7
- Aλ1 = 0,777 – 0,169 = 0,608
- Aλ2 = 0,078 – 0,001 = 0,077
3. pH 8
- Aλ1 = 0,589 – 0,169 = 0,420
- Aλ2 = 0,449 – 0,001 = 0,448
4. pH 9
- Aλ1 = 0,281 – 0,169 = 0,112
- Aλ2 = 1,064 – 0,001 = 1,063
5. pH 12
- Aλ1 = 0,169 – 0,169 = 0,650
- Aλ2 = 1,286 – 0,001 = 1,285
b. NilaipKa
.
Rumus: pH =

. .
1. pH 7.00 = = 0.081 pKa = 7.00 – log 0.081 = 8.09
. .
. .
2. pH 8.00 = = 0.679 pKa= 8.00 – log 0.679 = 8.168
. .
. .
3. pH 9.00 = = 6.044 pKa = 8.00 – log 6.044 = 8.218
. .

Rata-rata pKa = 8,16


HASIL PERCOBAAN
pKa
Nama : Meilina Kharisma Fortuna Dewi
Nim : 192210101042
Gol/Kel : Selasa/C2
Hari.Tgl Praktikum : Selasa, 27 April 2021

PH Absorbansi Aλ1 Aλ2 pKa


λ1= 256nm λ2= 296nm
3,00 0,819 0,001 0.650 - -
7,00 0,777 0,078 0.608 0.077 8.091
8,00 0,589 0,449 0.420 0.448 8,169
9,00 0,281 1,064 0.112 1.063 8.221
12,00 0,169 1,1286 - 1.289 -
CARA PERHITUNGAN
 Mencari Aλ1 dan Aλ2

- Untuk pH 3,00 - Untuk pH 9,00


a). Aλ1 = 0,819 - 0,169 = 0.650
a). Aλ1 = 0,281- 0,169 = 0.112
b). Aλ2 = -
- Untuk pH 7,00 b). Aλ2 = 1,064-0,001 = 1.063

a). Aλ1 = 0,777- 0,169 = 0.608 - Untuk pH 12,00

b). Aλ2 =0,078 -0,001 = 0.077 a). Aλ1 = -

- Untuk pH 8,00 b). Aλ2 = 1,1286 - 0,001 = 1.285

a). Aλ1 = 0,589- 0,169 = 0.420

b). Aλ2 = 0,449-0,001 = 0.448


 Mencari nilai pKa

[ ]
Rumus : pH – log [ ]

- pKa Nipagin literatur = 8,470 (Literatur Handbook: Clark)


- Untuk pH 3,00 dan pH 12,00 = 0
- Untuk pH 7,00
- Untuk pH 9,00
[ ]
pKa = pH – log [ [ ]
] pKa = pH – log [ ]
×
= pH - log ×
× = pH - log ×
, × ,
= 7 – log , × ,
, × , = 9 – log , × ,
,
= 7 – log ,
, = 9 – log ,
= 7 – log 0,081
= 9,00 – log 6,0104
Sehingga, pKa = 7 – log 0,081= 8,091
Sehingga, pKa = 9,00 – log 6,0104 = 8,221
- Untuk pH 8,00
Jadi, Rata – Rata pKa
[ ]
pKa = pH – log [ . . .
] =
×
= pH - log = 8.160
×

, × ,
= 8 – log , × ,

,
= 8 – log ,

Sehingga, pKa = 8 – log 0,677 = 8,169

Anda mungkin juga menyukai