Anda di halaman 1dari 6

MASA SMA

Pada suatu hari di sebuah sekolah SMAN 7 Bandung. Terdapat salah satu siswi cantik
bernama Ayu. Ia merupakan murid baru yang menduduki kelas 10. Ayu merupakan murid
yang rajin dan sangat taat pada peraturan yang ada, tetapi ia juga merupakan murid yang
gaul dan tidak ketinggalan zaman. Ani juga merupakan murid yang pendiam keliatannya,
tetapi kita sudah kenal ia adalah anak yang asik dan bawel. Pada suatu ketika, ada siswi lain
yang mengajaknya berkenalan. Nama siswi tersebut adalah Ani. Sebelumnya, Ayu juga
mempunyai teman yang berasal dari SMP yang sama yaitu Sinta, Albi, dan Hiruda.

Ani : “Hei..kenalan dong. Siapa nama kamu?”

Ayu : “Hai juga, boleh. Namaku Ayu dari SMPN 1 Bandung”

Ani : “Oh hai Ayu, aku Ani dari SMPIT Al Azhar. Ohya Ayu, mau gak nemenin ke foto
copyan?”

Ayu : “Mau ngapain ni kesana?, bukannya sebentar lagi bel masuk?”

Ani : “Mau beli topi yu. Topi ku ketinggalan dirumah”

Ayu : “Oh yasudah kalo begitu, ayo ke foto copyan”

Singkat cerita setelah beberapa bulan, tanpa terasa perjalanan kelas 10 sedang
dilewati. Ayu sekarang sudah menjadi remaja yang meggunakan seragam putih abu-abu. Ia
mempunyai teman teman baru dengan suasana yang berbeda yaitu masa SMA. Masa SMA
merupakan masa transisi dari anak anak menuju dewasa. Pada awalnya, Ayu merupakan
anak yang sangat manja. Rumahnya jauh dari sekolah tetapi ia tak pernah telat karena selalu
datang paling pagi. Karena faktor rumah jauh dan lingkungan baru yang memaksanya untuk
beradaptasi, kini Ayu menjadi sosok yang sangat mandiri dan terlihat dewasa.

Setelah masa-masa perkenalan dan berbulan-bulan menjadi siswi SMA. Suatu hari
sekolah mereka mengadakan outing class kegiatan pramuka. Ya seperti kegiatan belajar
diluar gitu. Ayu sangat bersemangat, karena tanpa disangka ia terpilih menjadi ketua regu
perempuan. Ayu merupakan sosok yang kurang percaya diri, padahal teman-temannya
meyakini bahwa ia mampu mengurus nya dengan baik. Ketika menjadi ketua regu, Ayu
sangat memperhatikan anggota nya tetapi ia selalu terlihat bingung dan ragu dengan apa
yang ia lakukan. Kegiatan ini membuat Ayu lebih percaya diri.

Setelah kegiatan pramuka ini selesai mereka pulang dengan menggunakan truck
yang sebelumnya dipakai saat berangkat, begitu pula Ayu yang berada didalamnya. Saat itu,
salah satu teman baru Ayu di SMA bernama Tere meledek lucu Ayu dengan bilang bahwa
ada seseorang yang menyukainya. Ayu adalah siswi pemalu, ia tidak percaya akan hal itu.
Dan ternyata tanpa disangka, lelaki yang menyukai Ayu tepat duduk disebelahnya. Pipi Ayu
memerah karena banyak sekali teman-teman yang menggodanya. Teman lelaki Ayu itu pun
hanya diam sambil tersipu malu. Setelah sampai di tujuan yaitu sekolah mereka, tiba tiba...
“Yu yu, haiiii” ucap Biru. Ya, lelaki itu bernama Biru. Lalu Ayu menengok dan menjawab
dengan malu gugup “ya ada apa?”. “Kamu kenal aku ga?kita kan dari satu SMP yang sama”
tanya biru kepada Ayu, “Oh aku kenal kamu, kayanya kamu deh yang gakenal hehe” jawab
Ayu. “Aku kenal kamu kok, tapi ya gapernah ngobrol” lanjut Biru, “Oh iya” jawab Ayu
kembali. “Yu kenapa malu malu gitu, santai aja kali” tanya Biru sambil menggoda, “engga
kok ini biasa aja” jawab Ayu dengan tegas supaya tidak salah paham.

Beberapa bulan berlalu lagi, Ayu sudah semakin akrab dengan teman-temannya, ia
juga ternyata dekat dengan Biru. Ayu mulai banyak dikenal teman seangkatannya, tetapi
tetap saja ia merupakan siswi yang tidak percaya diri. Ayu mulai mencintai masa masa SMA,
sebenernya masa SMA tidak semudah itu, tuntutan tugas juga semakin banyak. Terkadang
Ayu mengeluhkan itu pada orang tuanya dan sesekali menangis saat ia sudah tidak
mengerjakannya. Tetapi hal itu hanya sebagian kecil, sisanya merupakan hal yang
menyenangkan.

Semester satu disekolah terlewat, saatnya masuk pada semester 2. Tidak ada yang
terlalu spesial dari semester ini, semua berjalan sama karena sudah saling mengenal.
Angkatan kami juga melaksanakan kegiatan belajar diluar lagi disebutnya Jeda Semester.
Dengan kegiatan ini, kelas Ayu semakin kompak dan menyayangi satu sama lain karena
bersama-sama membantu jika ada yang kesusahan.

Sudah semua sudah dilewati, sekarang Ayu dan teman-temannya sedang


mempersiapkan Penilain Akhir Tahun untuk kenaikan kelas.

Pada suatu ketika..

“Yu, mau kemana?” tanya Albi, “Ke perpus bentar mau cari latihan soal” jawab Ayu. “Ih rajin
banget deh, ngapain sih ambis” ledek Albi, “ya gapapa sekali kali, mau ikut bi?”, “ga, ngapain
banget mending dikelas mainan” jawab Albi sambil menggunakan nada tinggi. Disitu Ayu
hanya diam dan men iya kan perkataan sahabatnya itu.

Setelah beberapa hari sehabis kejadian itu, waktu Penilaian Akhir Semester pun
datang. Kelas kami terbagi menjadi dua yang masing-masing digabung dengan kelas 11. Saat
itu memang sekolah kami sedang tidak baik keadaannya, dengan anak murid yang sebagian
besar mengetahui soal ujian. Ayu merasa sedih, karena ia tahu akan ada yang tidak adil
contohnya dengan usaha nya belajar yang pasti akan kalah. Tetapi hal itu tidak membuat
Ayu menjadi ikut-ikutan, ia tetap tenang dan berpihak pada kejujuran.

Pada awalnya memang Ayu biasa saja, tetapi setelah ujian terlaksana sekitar 2 hari
sikap teman-temannya berubah. Ayu baru mengetahui jika teman-temannya juga ikut dalam
hal buruk itu. Sejak itu, Ayu merasa sangat dijauhi karena pendiriannya yang berpihak pada
kejujuran. Ayu menjadi sangat sedih dan hal ini tentu mengganggu pada kegiatan belajar
dia. Ia menjadi tidak fokus terhadap ujian yang akan dilaksanakannya hari kemudian, karena
terlalu kepikiran pada sikap teman-temannya yang berubah. Setiap ia sampai dirumah, ia
ceritakan semua yang dirasakan saat disekolah pada ibundanya. Dengan kejadian ini, Ayu
berpikiran untuk pindah sekolah karena merasa ia tidak mempunyai teman. Sebenarnya Ayu
tidak ingin mecampuri urusan teman-temannya itu, ia hanya ingin tetap ditemani dan
seperti biasa.

Setelah hampir selesai ujian, Ayu cerita kepada Biru tentang masalahnya. Dan Biru
berjanji untuk membantunya. Ayu merupakan sosok yang tidak percaya diri, dan malu untuk
mengungkapkan kepada temannya. Ia takut teman-temannya tidak menerima alasannya
kenapa ia bersikap jujur dan tidak mengikuti temannya.

“Yu, udah jangan sedih, nanti aku bantuin” kata Biru dengan senyuman, “Iya bi makasih ya’

Keesokannya, benar Biru membantu Ayu untuk bicara kepada teman-temannya..

“Bi, gimana ini aku takut mereka ga ngerti” tanya Ayu dengan gugup, “Tenang yu udah, tadi
aku udah bilang sama mereka maksud kamu itu gimana” jawab Biru sembari menenangkan.
“Gais sini sini” panggil Biru kepada teman-teman Ayu agar mendekati Ayu. Disitu Ayu dan
teman-temannya bicara secara terbuka apa yang sebenarnya mereka rasakan, sampai Ayu
menangis. Dan semua nya selesai, hanya kesalah pahaman antar mereka. Ayu
berterimakasih pada Biru yang telah membantunya.

Masalah telah selesai, hikmah yang diambil adalah jangan mudah membenci orang
dan jangan mudah mengambil keputusan. Jika terdapat kesalahpahaman sebaiknya
dibacarakan secara baik baik. Dengan kejadian ini, Ayu dan teman-temannya semakin akrab
dan lebih mengenal satu sama lain.
MANGSA SMA

Dina hiji dinten di hiji sakola SMAN 7 Bandung. Aya salah sahiji siswi geulis namina
Ayu. Manehna mangrupa murid anyar anu diuk kelas 10. Ayu mangrupa murid anu kersaan
sarta taat pisan dina aturan anu aya, nanging manehna oge mangrupa murid anu gaul sarta
henteu tinggaleun jaman. Ani oge mangrupa murid anu antieum keliatannya, nanging urang
atos kenal manehna nyaeta anak anu asik sarta bawel. Dina hiji sabot, aya siswi sanes anu
ngajak na wawawuhan. Wasta siswi kasebat nyaeta Ani. Kawitna, Ayu oge ngagaduhan
rerencangan anu asalna ti SMP anu sami yaktos Sinta, Albi, sarta Hiruda. 

Ani :“Hei..kawanohan atuh. Saha wasta anjeun?” 


Ayu :“Hai oge,kenging. Wasta kuring Ayu ti SMPN 1 Bandung” 
Ani :“Oh hai Ayu,abdi Ani ti SMPIT Al Azhar. Ohya Ayu, hoyong teu nemenin ka poto
copyan?” 
Ayu :“Mau keur naon ni kaditu?, lainna sakedap deui bel lebet?” 
Ani :“Mau meser topi yu. Topi abdi tinggaleun dirumah” 
Ayu :“Oh lamun kitu, hayu ka poto copyan”
Singget carios sanggeus sababaraha sasih, tanpa karasaeun lalampahan kelas 10 nuju
diliwatan. Ayu ayeuna atos barobah kaayaan rumaja anu meggunakeun saragam bodas
lebu-lebu. Manehna ngagaduhan rerencangan rerencangan anyar kalawan suasana anu
benten yaktos mangsa SMA. Mangsa SMA mangrupa mangsa transisi ti barudak nuju
sawawa. Dina mimitina, Ayu mangrupa anak anu ogo pisan. Imahna tebih ti sakola nanging
manehna tak kantos telat margi sok dongkap nu mawi isuk. Margi faktor imah tebih sarta
lingkungan anyar anu maksa na kanggo beradaptasi, kiwari Ayu barobah kaayaan sosok anu
teuneung pisan sarta katembong sawawa. 
Sanggeus mangsa-mangsa perkenalan sarta berbulan-sasih barobah kaayaan siswi
SMA. Hiji dinten sakola maranehanana ngayakeun outing class kagiatan pramuka. Nya
sepertos kagiatan diajar diluar kitu. Ayu bersemangat pisan,margi tanpa disangka manehna
kapeto barobah kaayaan pupuhu regu awewe. Ayu mangrupa sosok anu kirang percanten
diri,padahal rerencangan-baturna ngayakinan yen manehna sanggem ngurus na kalawan
sae. Sabot barobah kaayaan pupuhu regu, Ayu nengetan pisan anggota na nanging manehna
sok katembong ewed sarta asa kalawan naon anu manehna pigawe. Kagiatan ieu midamel
Ayu langkung percanten diri. 
Sanggeus kagiatan pramuka ieu rengse maranehanana wangsul kalawan
ngagunakeun truck anu kawitna dianggo wanci mios, kitu deui Ayu anu aya di jerona Wanci
eta, salah sahiji rerencangan anyar Ayu di SMA namina Tere meledek lucu Ayu kalawan
ngomong yen aya hiji jalma anu mikaresep na. Ayu nyaeta siswi isinan,manehna henteu
percanten bade perkawis eta. Sarta tetela tanpa disangka, lalaki anu mikaresep Ayu pas diuk
disebelahnya. Pipi Ayu memerah margi seueur kalintang rerencangan-rerencangan anu
ngagoda na. Rerencangan lalaki Ayu eta oge ngan cicing sambil tersipu isin. Sanggeus dugi di
tujuan yaktos sakola maranehanana, anjog anjog...
“Yu yu,haiiii” ucap Biru. Nya, lalaki eta namina Biru. Kaliwat Ayu ngalayad sarta ngawalon
kalawan isin gugup “ya aya naon?”. “Kamu kenal abdi teu?urang pan ti hiji SMP anu sama”
taros Biru ka Ayu, “Oh abdi kenal anjeun, jegud na anjeun deh anu gakenal hehe” walon
Ayu. “Abdi kenal anjeun naha, nanging nya gapernah ngobrol” teras Biru, “Oh iya” walon
Ayu balik. “Yu naha isin isin kitu, salse wae kali” taros Biru sambil ngagoda, “engga naha ieu
dawam aja” walon Ayu kalawan teges supados henteu lepat ngartos.

Sababaraha sasih langkung deui, Ayu atos beuki dalit kalawan rerencangan-baturna,
manehna oge tetela caket kalawan Biru. Ayu mimiti seueur dipikawanoh rerencangan
seangkatannya, nanging angger wae manehna mangrupa siswi anu henteu percanten diri.
Ayu mimiti mitresna mangsa mangsa SMA, sabenerna mangsa SMA henteu semudah
eta,tungtutan pancen oge beuki seueur. Terkadang Ayu mengeluhkeun eta dina kolotna
sarta sakali-kali ceurik wanci manehna atos henteu migawena. Nanging perkawis eta ngan
sapalih alit,sesana mangrupa perkawis anu nyenangkeun. 

Semester hiji disekolah kaliwat, waktuna lebet dina semester 2. Teu aya anu spesial
teuing ti semester ieu, sadaya mapan sami margi atos silih mikawanoh. Angkatan urang oge
milampah kagiatan diajar diluar deui disebutna Jeda Semester. Kalawan kagiatan ieu, kelas
Ayu beuki kompak sarta menyayangi hiji sami sanes margi sareng-sami ngabantuan lamun
aya anu kesusahan. 

Atos sadaya atos diliwatan,ayeuna Ayu sarta rerencangan-baturna nuju nyiapkeun


Penilain Ahir Warsih kanggo kanaekan kelas. 

Dina hiji sabot.. 

“Yu,hoyong ke manten ” taros Albi,“Ke perpus bentar hoyong pilari latihan soal” walon Ayu.
“Ih kersaan pisan deh,keur naon da ambis” ngabarakatak Albi,“ya gapapa kalintang
kali,hoyong ngiring bi?”,“ga, keur naon pisan mending dikelas mainan” walon Albi sambil
ngagunakeun nada luhur. Disitu Ayu ngan cicing sarta nga heueuh pan cariosan rencang na
eta. 

Sanggeus sababaraha dinten sabeak kajadian eta, wanci Pameunteunan Ahir


Semester oge dongkap.Kelas urang kabagi barobah kaayaan dua anu sewang-sewang
dibeungkeut kalawan kelas 11. Wanci eta saleresna sakola urang nuju henteu sae kaayaan
na, kalawan anak murid anu kalolobaan terang soal ujian. Ayu rumaos hanjelu,margi
manehna terang bade aya anu henteu adil contona kalawan usaha na diajar anu tangtos
bade eleh. Nanging perkawis eta henteu midamel Ayu barobah kaayaan ngiring-miluan,
manehna angger tenang sarta berpihak dina kejujuran. 

Dina mimitina saleresna Ayu dawam wae, nanging sanggeus ujian geus dipigawe
kira-kira 2 dinten daweung rerencangan-baturna robih. Ayu anyar terang lamun
rerencangan-baturna oge ngiring dina perkawis awon eta. Saprak eta,Ayu rumaos dijauhi
pisan margi pamadegan na anu berpihak dina kejujuran. Ayu barobah kaayaan hanjelu pisan
sarta perkawis ieu tangtos ngaganggu dina kagiatan diajar anjeunna. Manehna barobah
kaayaan henteu fokus ka ujian anu bade dilaksanakeun na dinten saterusna,margi kepikiran
teuing dina daweung rerencangan-baturna anu robih. Saban manehna dugi
dirumah,manehna ceritakan sadaya anu dirasakeun wanci disekolah dina ibu na. Kalawan
kajadian ieu, Ayu berpikiran kanggo pindah sakola margi rumaos manehna henteu
ngagaduhan rerencangan. Saleresna Ayu henteu hoyong mecampuri urusan rerencangan-
baturna eta, manehna ngan hoyong angger dibaturan sarta sepertos dawam. 

Sanggeus ampir rengse ujian, Ayu carios ka Bulao ngeunaan masalahna. Sarta Bulao
berjanji kanggo ngabantuan na. Ayu mangrupa sosok anu henteu percanten diri, sarta isin
kanggo ngungkabkeun ka baturna. Manehna rempan rerencangan-baturna henteu nampi
alesanna naha manehna bersikap jujur sarta henteu ngiring baturna. 

“Yu,geus ulah hanjelu,antos abdi bantuin” sanggem Bulao kalawan senyuman,“Iya bi


makasih ya”
Enjing na,leres Biru ngabantuan Ayu kanggo nyarios ka rerencangan-baturna.. 
“Bi,kumaha ieu abdi rempan maranehanana teu ngerti” taros Ayu kalawan gugup, “Tenang
yu geus, tadi abdi geus ngomong sami maranehanana maksad anjeun eta gimana” walon
Biru sembari menenangkeun.
“Gais dieu sini” saur Buru ka rerencangan-rerencangan Ayu supados ngadeukeutan Ayu.
Disitu Ayu sarta rerencangan-baturna nyarios sacara kabuka naon anu saleresna
maranehanana rasakeun, dugi Ayu ceurik. Sarta sadaya na rengse,ngan kesalah pahaman
anteur maranehanana. Ayu nganuhunkeun dina Biru anu atos ngabantuan na. 
Masalah atos rengse,hikmah anu dicokot nyaeta ulah gampil mikangewa jalmi sarta
ulah gampil nyokot kaputusan. Lamun aya kesalahpahaman sasaena dibacarakeun sacara
sae sae. Kalawan kajadian ieu, Ayu sarta rerencangan-baturna beuki dalit sarta langkung
mikawanoh hiji sami sanes.

Anda mungkin juga menyukai