kelas IX asal Bogor. Aku memiliki sahabat bernama Siti, yang merupakan teman sekampung dan sekelas sejak di bangku sekolah dasar. Kami berdua adalah garis cantik dan ceria. kami berdua selalu bersama, bercanda, tertawa, bahkan mengerjakan tugas bersama. Kami berdua juga memiliki hobi dan makanan kesukaan yang sama. kami suka bermain badminton. karena, selain hobi bermain badminton dapat menyehatkan badan. karena badminton merupakan salah satu olahraga. kami menyukai makanan khas Padang yaitu rendang yang menurut kami rasanya medok dan khas yah walaupun kami bukan orang Padang, "He he he". "Setiap harinya kami selalu bersama, dari rumah siti menuju ke sekolah melewati rumahku. karena itu saat ingin berangkat ke sekolah Siti selalu menemuiku dirumah supaya kami bisa pergi ke sekolah bersama. Saat akan menuju sekolah kami menikmati keindahan alam disekeliling kami. bunga- bunga yang mekar berwana-warni yang dikelilingi oleh pepohonan yang rindang yang menyejukkan, kicawan burung yang benyanyi nyanyi mengiringi kami menuju sekolah. Di tengah perjalanan menuju sekolah aku bertanya kepada Siti. "Sit, apakah kamu sudah belajar untuk UTS hari ini?" tanyaku. Siti menjawab jadwal hari ini biologi kan!" Ah aman saja aku sudah belajar dan siap untuk ulangan hari ini menjawab pertanyaanku. "Teng teng teng!!" bunyi bel sekolah, waktu masuk kelas tiba. Yang artinya ulangan hari ini akan segera dimulai. Pada pagi itu kami mulai mengerjakan ulangan suatu ketika Siti kesusahan mengerjakan soal ujiannya, di saat itu siti melihat ke arahku. Aku dan Siti tidak satu bangku, siti tepat di depan tempat dudukku. "Lan, kamu tahu enggak nomor 5 essay? minta jawabannya dong satu aja!" tanya Siti sembari memohon. "Udah si, ini kan bukan ulangan biasa!" jawabku. "Yah, kamu.." sembari jengkel. Aku cuek saja akan hal itu dan berharap bahwa dia akan instropeksi. Coba bayangkan, kami sedang mengerjakan UTS tapi Siti ingin meminta jawaban ulanganku ini UTS bukan sekedar ulangan biasa. Aku tidak bisa memberikan jawabanku walaupun kami berdua telah bersahabat lama. Aku sudah mati matian belajar untuk UTS dan mendapat nilai yang memuaskan pada tahun ini. Dan dapat membanggakan kedua orang tuaku. Dan Siti seenaknya saja ingin meminta jawabannya kepadaku sudah jelas aku tidak mau. "Beberapa hari kemudian, hasil nilai UTS Biologi dibagikan dan diumumkan. Aku mendapat nilai 90 sedangkan Siti mendapat nilai 75.Aku bisa melihat tatapan iri di sahabatku itu, dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang suka iri hati adalah hal yang susah. "Teng teng teng!!" bunyi bel sekolah, waktu istirahat tiba. Saat itu aku langsung menghampiri Siti untuk mengajaknya ke kantin. "Sit, ke kantin yuk?" ajakku. "Enggak, aku enggak mau lagi sahabatan sama kamu!" jawabnya sembari buang muka. Pada saat itu aku fikir Siti hanya marah biasa padaku. tapi semakin lama semakin menjauhiku dan menjelek-jelekkan aku pada teman lainnya. teman-teman lainnya juga ikut menjauhiku karena hasutan Siti. yang biasanya kita selalu bersama dan mengerjakan tugas bersama sudah tidak lagi kami rasakan. Aku berusaha menjelaskan alasan aku tidak memberikan jawaban waktu UTS itu. Awalnya Siti tidak mau mendengarkan penjelasanku tpi lama kelamaan dia mulai sadar dan meminta maaf kepadaku akan kesalahannya kepadaku. Kini aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang suka iri hati adalah hal yang susah. Tetapi kita harus tetap baik kepada orang walaupun dia memiliki sifat yang iri hati. Kita tidak boleh membalasnya dan harus tetap bersikap baik kepadanya.