Anda di halaman 1dari 92

Abian cowok dengan segudang prestasinya dan segenap

pesonanya berhasil menarikku ke dalam dunianya,ia


yang sempurna,bahkan kurasa aku tak pantas untuk
bersanding dengannya ketika semua yang dimilikinya
sempurna dari cara ia tertawa,tersenyum sungguh
sempurna.

Awalnya ketika MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan


Sekolah) saat itu tanpa sengaja aku melihat seorang
siswa laki laki yang sedang berlari mengelilingi
lapangan.Jelas aku juga tak tertarik melihatnya,tetapi
entah kenapa pandanganku hanya terus tertuju kepada
sosok itu yang kini sedang berlari mengelilingi lapangan
tanpa peduli dengan baju yang sudah basah oleh keringat
dan sinar matahari yang saat itu tengah terik teriknya.

Tanpa sadar aku terus memperhatikanya, entah mulai


kapan memperhatikan Abian adalah
kebiasaanku,sekarang dan entah kapan pula perasaan
itu,perasaan yang tak pernah kurasakan kini hadir saat
aku melihatnya,ia adalah Abian Mahavir Bagaskara
cowok yang dengan berani melawan senior di hari
pertama MPLS dan datang terlambat pada hari kedua
MPLS.

Bahkan di hari pertama sekolah ia berhasil membuat


gempar satu sekolah dengan ia yang berkelahi dengan
Bima.Bima Ravansha adalah murid most wanted di
CARTANEGA HIGH SCHOOL bahkan waktu ia kelas
sepuluh banyak kakak kelas yang sudah mengenal Bima.
Abian merupakan murid yang sangat berprestasi ia
sering menyumbangkan beberapa piala dari akademik
maupun non akademik

Saat pengumuman pembagian kelas,dengan cepat Bulan


pergi ke mading bersama Aqila,ya bulan dan Aqila
sudah berteman sejak mereka SD kemudian berpisah di
SMP lalu dipertemukan kembali di SMA lain dengan
Ucup yang bersama Aqila dari SD sampai SMA

Dengan cepat mereka melihat mading dan langsung


berteriak ketika melihat bahwa mereka berada di kelas
yang sama,ketika Bulan melihat untuk sekali lagi tanpa
sadar tatapannya jatuh pada nama yang tidak asing
baginya,ia Abian di no 4 tepatnya di atas nama
Bulan.Astaga dirinya dan Abian sekelas,mungkin dewi
fortuna tengah berpihak kepadanya.Seiring berjalannya
waktu dengan berani bulan mengungkapkan perasaannya
kepada Abian dan berharap Abian pun mempunyai
perasaan yang sama seperti dirinya

"Abian gue suka sama lo"

"Tapi gue engga suka sama lo"

Semenjak saat itulah kehidupan bulan berubah.

Bulan Syahara,gadis yang memiliki gummy smile ini


telah siap untuk berangkat ke sekolah,kini ia tengah
berjalan untuk menemui bundanya,menuju ke dapur
untuk menyapa bunda dan ayahnya.Bulan adalah gadis
sederhana,ayahnya seorang arsitektur di sebuah
perusahan dan ibunya adalah seorang ibu rumah rumah
tangga.

"Pagi ayah,pagi bunda"sapa Bulan kepada ayah dan


bundanya kemudian mencium pipi mereka.

"Pagi sayang,mau ayah anter kesekolah nggak?"ucap


Hariono kepada anak gadisnya sambil menyuruput
secangkir kopinya.

"Gausah ayah,aku bisa pergi kesekolah naik angkot


kok"ucap Bulan sambil menarik kursi untuk
didudukinya.

"Bundaaa!!!mana makanannya Bulan udah laper


nih"teriak Bulan kuat

"Iya iya sabar sayang ini udah jadi nasi gorengnya"ucap


Ranti sambil membawa nasi gorengnya menuju meja
makan.

Kemudian Ranti meletakkan nasi gorengnya di masing-


masing piring dan membaginya kepada suami dan
anaknya"Makasih bunda cantik,ih cantik banget sih
bundanya Bulan hari ini,jadi insecure deh"goda Bulan
kepada Ranti dan mulai memasukkan sesuap nasi goreng
kedalam mulutnya.

"Seperti biasa bunda,mantul banget masakan bunda"ucap


Bulan sambil mengangkat jari jempolnya kepada Ranti.
"Makasih sayang makan yang banyak ya"

"Kak,kamu beneran gak mau ayah antar aja?"tawar


Hariono "Gausah ayah lagi pula kantor ayah sama
sekolahnya Bulan beda arah, entar ayah telat lagi ke
kantornya"tolak Bulan kepada ayahnya"Yaudah deh
bulan pergi dulu ya ayah,bunda assalamualaikum".

Sebelum berangkat Bulan menyalami tangan ayah dan


bundanya,kemudian mencium pipi mereka dan berjalan
keluar rumah untuk pergi ke sekolah.

"Waalaikumsalam,hati-hati"teriak bunda.

Ketika Bulan menemukan sebuah angkot yang


lewat,segera Bulan melambaikan tangannya dan
berteriak untuk menghentikan angkot tersebut,setelah
berhenti ia pun mulai masuk dan duduk.

......

Sesampainya di sekolah Bulan berjalan di lorong koridor


untuk menuju kelasnya yaitu kelas XII IPA
3,sesampainya di kelas seperti biasa dikelasnya akan
selalu berisik,ada yang berisik dikarenakan pulpennya
hilang entah kemana dan ada juga yang tidak membayar
uang kas ada pula yang menjahili siswi perempuan,dan
masih banyak lagi.

"Hai Bulan,cantik banget sih lo hari ini, pake skincare


apa?"ucap Cintya sambil datang dan menggandeng
tangan Bulan untuk masuk bersama ke dalam kelas.
"Apaan sih Cin,udah deh jangan mulai pasti lo ada
maunya kan?"ucap Bulan jengah melihat tingkah Cin, ya
seperti ini lah Cintya ia akan memuji Bulan karena ada
maunya.

"Hehehe tau aja sih Bulan,pinjem buku Biologi lo dong


yang tugas kemaren,gue belum selesai nih ya ya
ya?"ucap Cintya dengan mata puppy eyesnya.

Bulan hanya melihat jengah kelakuan Cintya sambil


mengeluarkan buku biologinya dan memberikanya
kepada Cintya,dengan cepat Cintya merampasnya dari
tangan Bulan dan mulai menyalin tugas Bulan dengan
terburu-buru.

"Wattsap guysss aa Yusuf bin Malik A.K.A Ucup


gantengg comeback nich,ada yang mau minta tanda
tangan atau yang lain foto gitu mau nggak?"ujar Ucup
yang langsung membuat ricuh kelas,sebenarnya nama
Ucup adalah Yusuf tetapi dikarenakan Farel bilang nama
Yusuf terlalu bagus maka digantilah dengan nama Ucup
sehingga satu kelas pun mulai memanggil Yusuf dengan
sebutan Ucup.

"Apaan sih Cup gak akan ada yang mau minta foto sama
lo,lo kan burik whahahah"ucap Farel

"Apa sih mulut lo nyinyir banget sih,gak suka ayok sini


maju,apa lo?"
"Apa lo?ayok sini baku hantam kita napa-napa hah
hah"ucap Farel sambil membusungkan dadanya
mendekati Ucup.

"Woii!!lo berdua kalo mau berantem jangan deket gue


dong,kagak liat apanih gue lagi ngerjain tugas?"ucap
Cintya ingin menusuk Farel dengan pulpen yang
sedang berdiri disamping mejanya.

"Ini nih Cin sih burik Ucup".

"Gue lagi gue lagi kapan sih gue benernya di mata lo


pada hah sakit hati gue"ucap Ucup sambil mendramatis.

Bulan hanya geleng kepala melihat kelakuan teman


sekelasnya,kemudian fokusnya teralihkan kepada
seorang cowok yang baru saja masuk ke dalam kelas,ia
adalah Abian Mahavir Bagaskara cowo itu kini telah
berjalan menuju mejanya.

kelihatannya Abian sehabis dari ruang guru.

Abian itu adalah murid berprestasi,sering mengikuti


olimpiade dari akademik maupun non akademik benar
benar definisi cowok idaman bukan?

"Broo Abian,wattsap broo udah selesai tugas bio nggak?


kalo udah selesai liat dong aku sayang?"ujar Ucup
kepada Abian setelah lelah bertengkar dengan Farel dan
juga Aqila benar benar mereka ini.

"Ambil di tas" singkat Abian


"Asekkkkk digeboi geboy mujair nang ning nong nang
ning nong padudipang padu ding... lanjot Rell" ucap
Ucup sambil menggoyangkan pantatnya ke kanan dan
kekiri.

"Dingserrrrrrrrrrrr ah mantap" lanjut Farel,pantat Ucup


yang goyang kekanan dan kekiri tepat berada di samping
Aqila,Aqila yang melihat itupun langsung menatap jijik
Ucup.

"Iuhhhh Ucuppp!!lo gaada otak ya pantat lo bau


tau"ucap Aqila sambil menutup hidungnya dengan
tangan.

"Apasih Qil pantat gue tuh seksi bau bau mulut lo kali
yang bau"

"Heh dengar ya mulut gue tuh harum,emang mulut lo


bau sampah hah?"

"Idih bau sampah mulut opa opa lo itu yang bau sampah.
whahaha adoh adoh Qil "teriak Ucup ketika Qila
mencubit pinggangnya.

Brakkk

"Apa lo bilang??!hehh Ucup mulut lo tuh yang bau


sampah"ucap Qila menggebrak meja dan berdiri
berhadapan dengan Ucup.

Terjadilah kembali pertengkaran yang lagi lagi dimulai


oleh Ucup,tiba-tiba pintu digebrak oleh Edo yang buru
buru masuk "Woi!!woii!! ada anak osis mau razia,anjing
mana gua bawa rokok lagi"ucap Edo keras sambil
berjalan ke meja membuat semua teman-teman
sekelasnya pada berlarian mencari tempat yang aman
untuk menyembunyikan barang-barang mereka.

panik nggak panik nggak,panik lah masa enggak

"Hah seriusan Do?aduh gimana nih gue bawa make up


lagi,ih kok tiba tiba banget sih osis kampret lah"ujar
Cintya sambil mengambil make upnya dan mulai
mencari tempat yang aman untuk menyembunyikan
make upnya.

Bulan pun buru-buru membantu Cintya untuk mencari


tempat persembunyian make upnya,sedangkan Aqila ia
tidak memperdulikan lagi pertengkaranya dengan Ucup
yang terpenting sekarang ialah liptinya,liptin yang ia beli
jauh jauh dari Korea dan lebih membanggakannya lagi
ambassador nya adalah..

Rose Blackpink tidak akan ia biarkan liptinnya di sita


oleh OSIS apa lagi di buang ihh Aqila tidak bisa
membayangkannya.Ia hanya beli satu tidak mungkinkan
ia terbang ke Korea lagi hanya untuk membeli liptin,ia
harus mencari tempat yang aman agar liptinnya tidak
dapat dijumpai.

Di CARTANEGA HIGH SCHOOL adalah sekolah


swasta yang sangat disiplin akan peraturan,para
muridnya di perbolehkan membawa ponsel tapi tidak
untuk alat kecantikan atau pun barang yang bukan untuk
KBM(kegiatan belajar mengajar) apalagi rokok itu
sangatlah dilarang.

Ketika semua orang mulai sibuk untuk mencari tempat


persembunyian barang,hanya satu orang yang santai
tanpa peduli pada sekitarnya yang sedang kocar kacir
mencari tempat persembunyian,ya Abian dengan santai
ia mengangkat kakinya dan mulai membaca buku
biologinya,tanpa peduli dengan yang lainnya.

Ketika Bulan sedang melihat Abian yang tengah fokus


membaca buku,tanpa sadar ia hampir menabrak
meja,untung saja teman sekelasnya segera
menyadarkannya,tanpa disadarinya Abian melihat itu
dan mendengus kemudian melanjutkan kegiatannya
membaca buku.

"Ih kok tiba-tiba razia sih ini kan hari kamis"dumel


Hani.

"Woi Do!anak osisnya udah di mana emang?"ucap Farel


sambil menenteng dua bungkus rokok untuk di
sembunyikan,kalau disita kan rugi dong,dua puluh ribu
ga kemana.

"Lagi di IPA 2 bentar lagi kesini nih,wey anjeng udah


jalan mereka buru-buru cepat"ucap Edo kuat membuat
seisi kelas semakin berisik.

"Ah elah bangsat udah sampe mereka"gumam Ucup


"Silahkan untuk siswa laki-laki diharapkan keluar
ruangan dan akan di periksa diluar oleh anggota osis
lainnya,untuk siswi perempuan tetap berada di dalam
kelas"ucap Bima tegas tak ingin dibantah.

Dengan buru-buru mereka keluar dari dalam kelas,ada


yang mencak-mencak adapun yang gemeteran takut
barangnya ketahuan ada pula yang terlihat santai.

Dengan malas Abian keluar dari dalam kelas sambil


berdecak menatap Bima datar,Bima yang melihat itu
membalas menatap Abian kemudian ia menghelah
napasnya.

Tanpa disadari,Bulan melihat interaksi itu,ia mengernyit


melihatnya,ada hubungan apa antara Abian dengan
Bima?ketika mereka di kelas X Abian dan Bima pernah
bertengkar bahkan sampai adu jotos tidak ada satu pun
siswa yang tahu apa permasalahanya,bahkan tidak ada
yang berani untuk merelai mereka,sampai kepala sekolah
datang dan langsung menghentikan pertengkengkaran
itu.

"Periksa tas meraka semua kalau ada yang membawa


barang yang bukan KBM harap disita,mengerti?"tutur
Bima selaku ketua osis kepada para anggota osis
lainnya,ketika telah mendengar kata mengerti,para
anggota osis mulai mengobrak abrik tas dan menyita
barang yang dilarang dibawa ke sekolah.

"Ih sumpah deh kurang kerjaan banget ya osis, semenjak


si Bima yang jadi ketos sekarang razia dibuat tiga kali
sebulan,sebelumnya kan sekali sebulan ihh bener-bener
deh caper banget"dumel Cintya kesal sambil melirik
tasnya yang mulai di bongkar oleh salah satu anggota
osis.

"Lo bilang apa tadi?dijaga ya mulutnya bilangin anggota


osis caper,elo kali yang caper" ucap Devi selaku
bendahara osis,Devi dikenal dikarenakan mulutnya yang
pedas tapi lebih pedasan Aqila sih.

gaada imbang emang.

"Kok gue?jelas-jelas elo elo pada yang caper, pake


segala buat razia sebulan tiga kali lagi,gabut ya lo pada?
sampe segitu terobsesinya buat obrak abrik tas kita-
kita"ucap Cintya ngegass,Bulan pun yang melihat situasi
mulai tidak konduktif pun mulai menghentikan Cintya.

"Cin udah Cin maluu diliatin yang lain"ucap Bulan


menarik Cintya kembali kebarisannya

"Udah lo tenang aja nih nenek lampir harus kita


basmi"bisik Aqila pelan

"Kok lo sewot sih sekolah aja gak ribut tuh kita buat
razia sebulan tiga kali,kok lo yang heboh?"ucap Devi
sekali lagi kemudian melangkah mendekati
Cintya,Cintya pun yang melihat itu segera maju
selangkah mendekati Devi.

"Ohiya ya gue lupa osis kan babu sekolah ya upss" ucap


Aqila sambil menahan tawanya.
"Elo!!?"

Devi yang mulai tersulut emosi pun mulai berjalan ke


arah Cintya dan hendak menarik rambutnya sebelum
dengan cepat Bima  menghentikanya dan menarik Devi.

"Udah Dev jangan diladenin"ucap Tiara menenangkan


Devi.

Bulan pun menarik Cintya agar berhenti mencari gara-


gara,setelah acara razia merazia selesai seluruh anggota
osis pun berkumpul,kemudian siswa laki-laki diharapkan
masuk kedalam kelas kembali agar kegiatan ajar
mengajar akan segera di laksanakan.

"Baiklah,terimakasih telah meluangkan waktunya,untuk


teman-teman yang barangnya merasa diambil harap
datang ke ruang bk di jam istirahat pertama terima kasih
"ucap Bima dan mulai berjalan keluar kelas bersama
antek anteknya.

Ketika seluruh anggota osis telah pergi untuk merazia


kelas lainnya Ucup dengan kesal berjalan kedekat pintu
berlagak akan memukul osis padahal osis sudah jauh dari
kelasnya,Ucup beraninya di belakang doang uuuh cupu.

"Owalah anjeng anjeng baru gue nyebat sebatang udah di


ambil aja tuh bungkus rokok mana baru lagi"ujar Ucup
kesal.
"Kesel banget gue mana muka si Nopal kek tai lagi"ucap
Farel mengingat lagi akan wajahnya Nopal yang
menyebalkan.

sangat menyebalkan

"Selamat pagi anak-anak silahkan kumpulkan tugas


Biologi yang ibu kasih minggu lalu,bagi yang belum
selesai harap keluar"ucap bu Sinta.

"Eh anjing tugas bionya mana belom gue salin lagi


nasep-nasep"ujar Ucup mengsedih.

"Yusuf Malik mana tugas kamu?"tanya bu Sinta

"Anu bu sebelumnya maafkan akan kekhilafan saya


ini,masalahnya bu kemaren malam di komplek saya mati
lampu bu jadi saya gak bisa ngerjain tugasnya deh,terus
bu tadi pagi saya tuh bantu papa saya buat mandiin kura
kuranya bu jadinya saya lupa deh tugas ibu
hehehe"kekeh Ucup.

Bu Sinta hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan


Ucup

"Jangan banyak alasan Ucup,saya tidak terima alasan


kamu sekarang kamu keluar dari kelas saya"

"Sekarang bu?"tanya Ucup dengan wajah yang sangat


menyebalkan
"Tidak,tahun depan Ucup"ucap bu Sinta mulai terbawa
emosi.

"Oh yodah bu"

"SEKARANG UCUP!!!" teriakan bu Sinta mengejutkan


semua yang ada di kelas.

Kini Abian tengah mengendarai motornya menuju ke


kediaman orang tuanya,kediaman keluarga
Bagaskara.Ketika sampai di halaman rumahnya Abian
melihat sebuah mobil yang tidak asing tengah terparkir
di halaman rumahnya,ah Abian sudah menduga pasti itu
kakeknya.Dengan santai ia berjalan masuk ke dalam dan
melihat kedua orang tuanya tengah duduk berhadapan
dengan sang kakek.

"Abian,sini sayang duduk disamping kakek ya"ucap


Ayunda kepada anak tunggalnya.

Abian hanya melirik sofa kosong di sebelah kakeknya


dan mendengus,kemudian ia berjalan dan memilih duduk
di sofa single.

"Ngapain kakek kesini?ini waktu dimana buat kakek


manjain cucu kesayangan kan?"ucap Abian datar,muak
dengan kehadiran sang kakek,sudah ditebak kakeknya
pasti akan meminta sesuatu kepadanya kalau dateng tiba-
tiba seperti ini.

"Kau cucu ku juga bukan?"ucap kakek melirik Abian

"Cih,cucu?"ucap Abian berdecih

"Kenapa Ayah tiba-tiba dateng kemari?apa ada sesuatu


yang penting?"ucap Bagaskara kepada Ibram datar.

"Ada apa ini?apa kalian tidak senang akan kehadiran ku?


tentu saja aku disini ingin menemui cucuku,Abian"ucap
Ibram

"Apa tadi kau bilang Abian?ini adalah waktu untukku


memanjakan cucu kesayanganku bukan?mungkin saja
jikalau kau tidak lahir dari rahim wanita rendahan seperti
ibumu mungkin kau akan menjadi cucu yang paling
kusayang"ujar Ibram sambil tersenyum menatap cucunya
dan anaknya.

"Kakek!!"

"Ayah!!"

"Kalau Ayah kesini hanya ingin menghina istriku lebih


baik Ayah pergi saja"

"Bagas,Bagas ternyata otakmu pun sudah dicuci oleh


wanita ini ya?sungguh luar biasa kau Ayunda"ucap
Ibram sinis kepada Ayunda.
Abian pun yang sudah muak akan kakeknya,berdiri dari
tempat duduknya dan berjalan menaiki tangga untuk
kekamarnya bahkan ia tidak peduli akan teriakan
bundanya yang menyuruh untuk tetap berada di tempat
duduknya,dia benar-benar muak sekarang.

"Tunggu Abian"ucap Ibram membuat langkah Abian


terhenti,dia menghembuskan napasnya kasar bahkan dia
tidak berniat untuk membalikkan badan.

"Bukankah kau akan mengikuti olimpiade?aku hanya


akan mengingatkanmu antara kau dan Bima kau adalah
cucuku yang terpintar,jika kau berhasil menjadi juara
satu di olimpiade nanti kuharap kau tak menolak
untukku buatkan sebuah pesta atas keberhasilanmu"ucap
Ibram tegas pada Abian.

Ya Abian dan Bima adalah sepupu sedangkan Bagaskara


dan Jovan adalah kakak beradik tetapi mereka berbeda
ibu,Ibram menikah dua kali dan mendapatkan satu anak
dari masing masing istrinya,ibu dari Bagaskara Heni
telah meninggal disaat tengah mengandung anak kedua
Ibram dan Heni,saat itu Ibram tengah selingkuh
dibalakang Heni,Heni yang mengetahui itu tanpa
berpikir panjang lari dari rumah dan tanpa sadar ada
sebuah truk melaju kencang ke arahnya dan
menyebabkanya tertabrak dan meninggal di tempat.

Saat kejadian itu Bagas masih SD ia yang tidak mengerti


apa-apa hanya menangis melihat tubuh ibunya yang
bersimbah darah,ia pun hanya diam saja ketika Ibram
membawa seorang wanita dan anak seumurannya di
samping Ibram dan memberi tau bahwa wanita itu akan
menjadi ibunya,Bagas jelas menolak.

Seiring berjalannya waktu Bagas beranjak dewasa dan


terbongkarlah bahwa Ibram selingkuh dan menyebabkan
ibunya meninggal saat itu,Bagas memilih untuk
mengasingkan diri,ia membeli sebuah apartemen dan
tinggal disana,tidak menerima sepeserpun uang dari
Ibram bahkan melihat wajah Ibram dan wanita itu saja ia
muak,dari situ Bagas sangat menjaga jaraknya kepada
Ibram.

"Aku tidak membutuhkan itu"ujar Abian dan berlalu


pergi tidak peduli lagi kepada sang kakek.

"Lihat,bahkan anakku saja tidak ingin berurusan dengan


anda,lebih baik Ayah pergi sekarang"ucap Bagas dengan
wajah datar.

"Mas jangan seperti itu"ucap Ayunda kepada sang


suami.

Ibram yang mendengar itu langsung tersulut emosi ia


berdiri menggunakan tokatnya dan berjalan keluar
diikuti oleh ajudannya dibelakang.

Melihat itupun Bagas bernapas lega,ia muak


sekali,bahkan luka yang tergores empat puluh tahun
yang lalu kini terbuka lagi,sungguh dia muak melihat
wajah Ibram.

......
Kini Abian telah sampai di kamarnya dan merebahkan
tubuhnya diatas kasur king size.Seraya memejamkan
mata,ia lelah akan sikap kakeknya yang terlalu
menyalahkan bundanya,apa yang dipikirkan oleh
kakeknya kenapa harus bundanya?bukankah semua yang
terjadi adalah takdir?

Kenapa harus bundanya yang menjadi korban?apa


karena bundanya wanita miskin dan tidak jelas asal-
usulnya?menurut Abian itu sama sekali tidak
penting,menurutnya bunda adalah sosok wanita yang
kuat dan hebat,bahkan bunda tidak pernah membalas
ucapan hina dari orang-orang kepadanya,ah sudahlah
Abian lelah.

tok tok tok

"Abian boleh bunda masuk sayang?"ujar Ayunda

"Masuk bunda"

Ayunda pun mulai membuka pintu dan melihat putranya


kini tengah berbaring di atas kasurnya"Kamu capek
ya?"tanya Ayunda,kemudian Abian menganggukkan
kepalanya.

"Sini bunda pijitin bahu kamu"

"Boleh bunda?"

"Boleh dong sayang,masa ayah mulu yang bunda


pijitin,sekali-kali kamu dong sini duduk biar bunda pijit"
Abian mulai duduk membelakangi bundanya,Ayunda
pun mulai memijit pelan bahu anaknya,hah tak terasa
Abian sudah sebesar ini dulu rasanya Abian masih baru
pandai berjalan.

"Maafin bunda ya sayang gara-gara bunda hubungan


kamu sama kakek jadi renggang"

"Bunda ngomong apasih"ujar Abian sedikit kesal dan


membalikkan badannya menghadap sang bunda.

"Bunda jangan ngomong gitu,bunda itu adalah anugrah


terindah yang Tuhan kasih buat Abian,Abian terimakasih
banget sama bunda karena udah rawat Abian dari kecil
sampai sebesar ini"Ayunda yang tak tahan mulai
menitikkan air mata.

"Bunda tuh hebat,bunda gak peduli ketika orang hina


bunda,Abian salut sama bunda jadi bunda jangan pernah
merasa bersalah"ujar Abian kemudian tangannya
terangkat untuk menghapus air mata sang bunda dan
mengecup keningnya.

"Makasih ya sayang,bunda sayang Abian"ujar Ayunda


sambil mengusap sayang pipi anaknya.

"Abian juga sayang bunda"ucap Abian kemudian


membawa Ayunda ke dekapannya yang hangat.

Tanpa mereka sadari interaksi mereka berhasil ditangkap


oleh Bagas,Bagas yang terharu mulai menitikkan air
matanya,ia tidak menyangka anaknya telah tumbuh
menjadi lelaki yang hebat sama sepertinya.

......   

Keesokan paginya,Abian kini tengah jalan di koridor


menuju ke ruang guru untuk mengambil soal kisi kisi
yang akan di olimpiadekan nantinya.

Ketika dipertengahan jalan ia melihat Bulan yang sedang


kesulitan membawa buku,ah sebenarnya Abian bisa saja
cuek dan dengan santai lewat di depan Bulan.

Tapi ini tidak mungkin,Bulan teman sekelasnya ia tidak


mau bila dikatakan sombong nantinya,dengan santai
Abian berjalan ke arah Bulan dan mengambil sebagian
buku yang ada di tangan Bulan.

"Ehh apaan sih l-"ucapan Bulan kepotong ketika melihat


Abian dengan santai mengambil buku yang ada di
genggamannya.

"Mau dibawa kemana?"tanya Abian

"Hah...?"Bulan yang masih dilanda keterkejutan hanya


berdiri mematung melihat Abian,aish kenapa Abian bisa
tampan sekali ya?

"bego,gue nanya ini mau di bawa kemana?"

"O-oh itu ke ruang guru,iya keruang guru"ucap Bulan


terbata-bata
Kemudian dengan santai Abian berjalan mendahului
Bulan untuk menaruh buku tersebut di meja guru,aduh
Bulan jadi bingung ada apa dengan Abian tidak biasanya
dia peduli dengan sekitar.

"Eh Abian mau ngambil kisi kisi olimpiade ya


kamu?"tanya bu Sinta sambil tersenyum genit,Abian
hanya menganggukkan kepalanya.

Lihat bahkan guru pun terpesona akan kharisma seorang


Abian,memang bu Sinta adalah guru yang sudah tua
tetapi belum juga menikah mungkin jaman sekarang
bilangnya perawan tua ya?

"Bulan taruh aja bukunya di meja ibu,yang rapih


taruhnya jangan berantakan" ucap bu Sinta yang masih
fokus melihat Abian yang kini sedang membantu Bulan
untuk menaruh buku

"Iya bu"

Lihat dengan Abian suaranya halus kurang halus giliran


kepadanya ngebentak bentak memang perawan tua.

"Ini Abian kisi-kisi buat olimpiade nanti,saya harap


kamu dapat mempelajarinya dengan baik dan bisa
mengharumkan nama sekolah kita,oh iya patner kamu di
olimpiade matematika sih Tiara wakil ketua osis
kitakan?"ucap pak Bambang selaku guru yang akan
membimbing mereka nanti.
"Usahakan agar kamu dan Tiara sering sering kerja sama
karena kalian patner sekarang" ujar pak Bambang

"Baik pak"

"Nak Bulan apa ada lagi yang mau kamu ambil kenapa
masih disini?bel sudah berbunyi"

Bulan yang mendengar itu segera tersadar dan melirik


Abian yang sedang menatapnya,Bulan yang tertangkap
basah melirik Abian langsung menjadi kikuk.

"O-oh iya pak ini saya mau keluar,kalau begitu saya


permisi dulu pak"ujar Bulan terbata-bata

"Kalau begitu saya permisi pak"pamit Abian

"Anak muda jaman sekarang"katanya

"Em Abian makasih"ucap Bulan milirik sedikit kepada


Abian

Abian hanya diam kemudian dia menatap Bulan,Bulan


pun yang sedang melihat Abian menjadi deg deg an
ketika matanya dan mata Abian bertemu.Abian pun
hanya menganggukkan kepalanya.

"Iya"

Sesampainya di kelas mereka terkejut mendengar suara


teriakan Aqila yang sedang mengejar Ucup hah pasti
mulai lagi mereka ini dan lagi lagi Ucup
sumbernya,Bulan melihat kesampingnya dan tidak
menemukan Abian kemudian ia mengedarkan
padangannya dan melihat Abian tengah duduk di
bangkunya sambil berbicara kepada Dimas.

"Ucupp!!!balikin nggak potocard bias gue kalo lo nggak


balikin siap siap aja jambul lo bakal gue potongg
Ucuppp kampret" teriak Dinda memekakan telinga.

"Yaelah poto ginian dong nih banyak kale yang jual di


depan SD lo mau biar gue beliin mau berapa Qil bilang
sama gue lo mau poto siapa,jongkok,mimin eh siapa
namanya atu lagi tuh yang sering lo bilang siapa sih
pakek segala lupa lagi gue ah iya sih duyung eh kok
duyung hah si dobyong hah iya itu" ujar Ucup membuar
Aqila semakin emosi.

"Ucup anjing,bangsat,burikk!!lo jangan sampe nih ember


melayang yah ke muka lo!!batas kesabaran gue udah
abis Cup,gue tanya sekali lagi balikin nggak potocard
bias gue atau lo abis"ucap Aqila seraya menggerakkan
tangannya ke leher membuat sebuah gestur ingin
membunuh Ucup.

Ucup yang melihat itu pun buru-buru meletakkan


potocardnya pelan pelan,seraya berjaga-jaga melihat
Aqila yang bisa saja melompat dan menerjangnya,habis
sudah dia.

"Nih Qil nih gue balikin,udah kan Qil dah kan potocard
lo udah aman di tangan lo kan?"ujar Ucup sedikit
gemetaran melihat Aqila.
kpopers kalo marah serem ya?

"Buset Qil Qil gila lo serem amat ampe tegang nih


jambul gue ketakutan liat elo"

"Makanya lo jangan cari gara-gara sama gue apalagi


tentang dunia kpop gue abis lo awas aja"ucap Aqila

"Oh ya tadi lo bilang nama bias gue apa


duyung,mimin,jongkok denger ya namanya tu
Jungkook,Jaemin sama Doyoung goblok"

"Bodo amat gue Qil sumpah dah"ujar Ucup pelan takut


didengar oleh Qil.

"Gini nih jamet kebanyakan main di selokan jadi gini


nih" ucap Cintya seraya mendelik melihat Ucup.

"Yaampun cin lo kok tau Ucup sering main di selokan


sih?ih pasti lo satu komplek kan sama Ucup gila ya lo
pada"ucap Aqila

Hah sudahlah mulai kembali pertengkaran mereka


ini,apalagi Cintya yang sudah siap siaga berdiri di
samping Aqila,dan Farel yang kini berdiri di samping
Ucup.

"Heh lo betina dua biji jangan sekate kate lo bilangin


Ucup main di selokan,Ucup mainnya extrime dia suka
yang memacu adrenalin ya gak cuyy?"tanya Farel

"Kasih paham Rel"


"Siap bro,Ucup tuh mainnya di setsiteng makanya bau
tai"

Ucup memandang lebay kearah Farel "Astagfirullah Rel


gue gak nyangka lo setega ituu kepada gue sahabat sehati
lo sahabat monyet lo itu gue Rel kok lo ahh sudah cukup
aku kecewa"ujar Ucup mendramatis

"Enggak Cup enggak gitu maksud aku maafkan aku Cup


aku khilaf"sudah mulai mereka

Aqila dan cintyw memandang jijik keduanya dan tidak


memperdulikan lagi,mereka berjalan menuju mejanya
masing masing dan duduk,tidak peduli kepada Ucup dan
Farel yang sedang membuat drama dadakan,Bulan yang
melihat kelakuan Ucup dan Farel tertawa geli melihat
mereka.Tanpa sadar ada seseorang memperhatikan
Bulan dengan lekat kemudian mendengus geli dan
melanjutkan obrolannya dengan Dimas,ya dia Abian.

Hari ini CARTANEGA HIGH SCHOOL khususnya


kelas XII IPA 3 sedang jam kosong sehingga membuat
murid-murid kegirangan,bahkan kini Ucup tengah naik
ke atas meja dengan memutar-mutarkan jaket ikut
kegirangan karena di jam pertama pelajaran mereka
adalah matematika,pasalnya yang mengajar adalah pak
Bambang guru killer yang menjabat sebagai wakepsek.
Bahkan ia tidak segan segan untuk memberi soal
sebanyak 100 soal matematika dalam satu hari,gila
memang,tapi itulah pak Bambang bahkan ia sering
mengadakan ulangan harian dadakan tidak peduli kepada
anak muridnya yang belum belajar atau pun
sudah,pernah salah satu dari anak muridnya protes
kepadanya dan dengan santai ia menjawab.

"Makanya kalau belajar itu jangan harus di suruh,harus


bisa inisiatif sendiri,mengerti?"

Masalahnya pak ini itu matematika apa coba yang mau


di pelajarin rumus?boro-boro rumus perkalian satu
sampai sepuluh aja masih belum lancar,begitulah pak
Bambang dan segala keegoisanya.

"Woi turun bangsat kaya monyet lo gitu"ujar Farel


menyuruh Ucup yang kini tengah menggoyangkan
badannya diatas meja,tidak peduli kepada teman
sekelasnya yang kini memasang wajah kesal akan
tingkah laku Ucup.

"Apaansih Rel sini ikutan sama gue,ini bentuk apresiasi


kita ketika tau pak Bambang nggak masuk,seneng banget
gue sini Rel sini sayang"ujar Ucup kembali
menggoyangkan badannya.

"Eh iya juga ya,cus Cup kita goyang ihiiiiiyyy"ucap


Farel yang mulai naik ke atas meja dan mulai
menggoyangkan badan bersama Ucup.
Bertambah lagi orang gila,ah sudahlah mulai sekarang
kalian jangan heran ya sama Ucup dan Farel mereka itu
bagaikan pohon dan benalu.

"Ih Ucup Farel lo berdua nggak ada kerjaan apa?turun lo


berdua udah kaya monyet tau nggak?"ucap Cintya
melihat kelakuan teman sekelasnya ini.

"Apaansih Cin iri bilang boss,atau lo mau ikut juga?sini-


sini kita goyang jangan malu-malu"ujar Ucup yang kini
sedang menarik tangan Cintya untuk naik keatas meja.

"Eh anjing seenggak warasnya gue,nggak bakal tuh malu


maluin diri gue sendiri yang kaya elo pada lakuin,terus
entar kalo kelas lain liat jatuh sudah harga diri gue"ketus
Cintya sambil memukul tangan Ucup yang masih saja
menarik tangannya agar ikut naik ke atas
meja,sedangkan Farel tidak peduli dengan mereka
berdua dan terus menggoyangkan badannya.

"Alah bomatlah anjing yang penting goyang,lanjot Rel


asoyyy ihiyyy"sudah lah namanya orang gila ya mau di
kasih tau berkali-kali pun gak akan mempan,yang ada
kita yang ikutan gila.

Cintya yang melihat itu pun kesal dan menendang kaki


meja yang di atasnya ada Farel dan Ucup yang masih
menggoyangkan badannya,Ucup dan Farel yang terkejut
reflek terjatuh ke bawah dan mengumpat.

"Bangsatt,aduh sakit banget kaki gue"ujar Farel


"Aduhh Rel pantat gue Rel gila sakit banget udah tepos
makin tepos dah"ujar Ucup meringis sambil mengusap-
usap pantatnya, bukan apa masalahnya mereka jatuh dari
atas langsung ke bawah kalian harus bayangin gimana
sakitnya,untung tidak ada luka yang serius.

Cintya yang melihat itu refleks tertawa kencang,kasian


sih sebenarnya tapi ini Ucup dan Farel lo sekali-kali
harus di kasih pelajaran biar kapok,tapi kayanya mereka
tuh gak bisa kapok namanya juga orgil.

"hahahha adoh sakit Rel,Cup makanya gausah banyak


gaya lo rasain tuh hahahaha aduh aduh sakit perut gue"

"Oo jadi lo yang nendang kaki meja sampe buat kita


jatoh?"ujar Farel berdiri sambil menarik lengan
kemejanya ke atas.

"Iya kenapa!?apa lo mau berantem sama gue ayok gak


takut gue,gue jabanin"

"Eh buset galakan dia Cup,kan disini kita


korbannya,emang sialan sih Cin"

"Cin sakit nih pantat gue emang mau lo ngelusnya?biru


nih pasti sumpah Cin jahat banget lo"ujar Ucup masih
mengelus pantatnya.

Beneran sakit lo ini sakit banget malahan.


"Idih najis,bomatlah makanya jangan resek lo mamam
tuh pantat biru hahaha"ujar Cintya kemudian berjalan
santai ke arah bangkunya.

Ucup dan Farel berjalan ke arah mejanya sambil


tertawa,kan sudah di bilang mereka tuh enggak ada
kapoknya lihat sekarang dengan santai mereka berjalan
sambil tertawa dan melupakan rasa sakit yang baru
mereka rasakan.Benar-benar ajaib entah apa yang
mereka bicarakan sehingga tertawa lepas seperti itu.

"Bi,udah lama nih kita kagak nongki-nongki tar malam


gas yok"ucap Dimas

"Iya nih Bi udah lama juga,lagi pula ini malam malam


minggu pas bangetlah"ujar Edo

"Eh mau kemane nih kagak ngajak-ngajak abang"ujar


Ucup tiba-tiba dan duduk di samping Edo.

"Entar malam kita mau nongkrong lo berdua mau join


kagak?" tanya Edo

"Ikut lah gila yakali kaga ikutan,malming coy banyak


cecan juga yakan Rel?ikut lo ya?"ujar Ucup

"Ya jelas lah gila kapan lagi cuci mata yekan,tapi lo pada
jemput gue lah,motor gue lagi di service"ujar Farel

"Alah gampang itu,selo aja kayak di pantai brayy"

"Gimana Bi lo ikut nggak?"tanya Dimas


"gue ngikut aja"ujar Abian

......

Abian dkk yang kini tengah berjalan menuju parkiran


tiba-tiba berhenti ketika mendengar suara Cintya yang
berteriak memanggil nama Ucup.

"Cup!!woii Ucup Cup,nebeng dong kitakan sekomplek


yakali gue gak nebeng"ujar Aqila

Memang Cintya,Ucup dan Bulan adalah teman waktu


SD tetapi Cintya dan Bulan pisah ketika mereka
SMP,tetapi tidak dengan Ucup dan Aqila bahkan mereka
juga sekelas waktu SMP dan rumah meraka pun
bertetangga.

"Alah biasanya juga lo naik angkot pake segala ngeles


kita sekomplek lagi"ujar Ucup

"Gila ya lo Cup,kita tuh udah besplen darii lo sama gue


masih di perut jahat banget sih lo Cup,nanti kalau gue
naik angkot terus di culik sama sopir angkotnya gimane
hah lo gak kasian apa sama temen lo yang cantiknya
sebelas dua belas sama Gigi Hadid apa hah?"ujar Aqila
mendramatis

"Idih sejak kapan lo sampe kepikiran bakal di culik,yang


ada tuh sopir angkot mikir-mikir kali mau nyulik elo,lo
kan beban hahahahahhaha"ujar Ucup
Cintya yang melihat Ucup tertawa terbahak-bahak
langsung mengambil tisu yang ada di genggaman Dimas
dan menyumpalnya di mulut Ucup membuat Ucup reflek
berhenti tertawa dan mengeluarkan tisu itu dari
mulutnya.

"Anjing kok asin?"ujar Ucup

"Asin Cup?soalnya itu tisu Dimas yang abis ngelap


keringatnya yakan Dimas?pfft"ujar Aqila menahan
tawanya

"Sialan loCin,gak akan gua kasih nebeng lo rasain tuh


biar aja lo di culik sopir angkot kagak peduli gue"

"Alah Cup baper lo baper,please nebeng dong Cup selain


faktor takut diculik sopir angkot duit gue juga abis jadi
gak bisa pulang dehh"ujar Cintya yang kini tengah
memelas menatap Ucup.

Ucup yang melihat itupun tidak tega pasalnya ia dan


Cintya sudah seperti Abang beradik bahkan waktu kecil
Cintya dan ucup selalu pergi bersama dimana ada Ucup
disitu ada Cintya.

Mamanya Cintya pun memberi tanggung jawab untuk


menjaga  kepada Ucup mau tidak mau Ucup pun
melaksanakannya,walaupun Ucup kaya Dajjal tidak
mungkin dia tega biarin Cintya jalan kaki untuk pulang
kerumahnya.
"Masalahnya gue mau nganter Farel ntar malem kita-kita
mau nongki di cafe"ujar Ucup

"Hah mau nongki di cafe?malam ini Cup?ikut dong gue,


bosen tau di rumah.Mama papa gue pergi kak Sarah pasti
ngapel sama pacarnya gue sendirian lagi di rumah"ucap
Cintya

"Heh lo dikasih hati minta jantung ye kaga gue bilangin


emak lo ya entar,udah gue anter lo pulang aja ayok
buruan"ujar Ucup menarik tangan Cintya agar cepat naik
ke atas motornya.

"Engga ih apaansih gue mau ikut ntar malam pokoknya


ya?Abian bolehkan gue ikut lo pada nanti malam boleh
ya Bian yaya?" ujar Aqila kepada Abian yang tengah
duduk di atas motor NMXnya sambil memainkan ponsel.

Abian menoleh menatap Cintya dan kemudian menatap


Ucup yang kini tengah menggeleng gelengkan kepalanya
kepada Abian.

"Terserah,selagi lo ga ngerusuh ga masalah"ucap Abian


membuat Cintya memekik kegirangan bahkan dia
mengggit bahu Edo sangking senangnya,Ucup yang
mendengar itu menurunkan bahunya.

"Aw  Cin sakit gila bar bar banget sih lo"ucap Edo
mengusap bahunya benar benar Cintya ini.

"Hehehe maaf Edo soalnya gue tuh senang banget,ahhh


makasih Abian gantengg ih ganteng banget sih Abian
sebelas dua belas lah sama Shwan Mandes,gak kayak
yang onono"ujar Aqila sinis sambil melirik Ucup

Ucup yang mendengar itu pun langsung menjitak kepala


Cintya dasar Cintya ini benar benar ya.

"Udah Cup mending lo anter sih kaleng rombeng ini


pulang,terus ntar malam lo jemput deh dia biar Farel
sama gue aja"ujar Edo mulai naik ke atas motor
aeroxnya dan memasang helm,dari tadi dia hanya berdiri
melihat perdebatan antara Ucup dan Cintya.

"Yaudah buru lo naik,lama gue tinggal nih"ujar Ucup

"Iya iya sabar dong ah baru juga masang helm,niat ga sih


lo sebenarnya ini?"ujar Cintya

"Niat gak niat mau gak maulah,ntar mulut lo kaya


mercon lagi gue bilang gak niat,cip li yi nyeyeyey
blablabla panjang males gue dengernya" ujar Ucup
menye menye kepada Cintya

Cintya yang mendengar itu refleks memukul kepala


Ucup dari belakang.

"Lemes bener mulut lo dah buru jalan"

Kemudian Ucup menjalankan motornya mengikuti


teman-temannya yang sudah di depan.

........
"Cup jangan lupa jemput gue entar malam awas lo kalo
tinggalin gue,gue bilangin babe Jali lo"ujar Cintya
setalah turun dari motor nmx Ucup

"Sepanjang perjalan itu itu mulu yang lo bilang gak lupa


gue enggak,asal ada ceban aja gue gercep meluncur,jadi
mana sini ceban?" ujar Ucup mengarahkan tangannya
sambil menaik turunkan alisnya.

"Mata duitan lo" ujar Cintya mengeluarkan dompetnya


dan memberi saratus ribu rupiah,Ucup yang melihat itu
reflek langsung mengambilnya mayan modal malming.

"Mayan lah nambah nambah uang malming gue,baik


banget sih lo Cintya jadi makin sayang deh unchhh"ujar
Ucup ingin memeluk Cintya

"Iuh najis jauh jauh lo,oh ya maaf yang tadi gue nendang
meja,masih sakit pantat lo?"tanya Cintya,walaupun
Cintya dan Ucup sering bertengkar tapi mereka sudah
seperti saudara bahkan rumah mereka hanya terpisah
beberapa rumah,mereka tuh dari kecil dan masih di perut
tuh udah lengket banget jadi gak heran kalau mereka gak
ada malunya.

"Masih sih sebenarnya tapi kalau lo ngasih gue ceban


lagi mungkin udah ilang sakitnya"

"Ih si tai ngelunjak ya lo,pulang lo sana,gue mau masuk


bye Ucup sayang jangan lupa ntar malem"
"Ini udah kata yang ke seratus lima belas ya Cintya itu
itu mulu yang lo bilang pusing gue,tau ah gue mau
pulang"

Cintya hanya terkekeh dan mulai membuka pintu


rumahnya dan melihat bahwa kakaknya belum pulang,di
rumah hanya ada Bi Ija pembantu dirumah Cintya,Cintya
yang berpapasan dengan Bi Ija hanya menyapa
sekedarnya dan berlalu ke dalam kamarnya.

Kemudian mulai menelfon Bulan untuk mengajaknya


ikut nanti malam.

"Halo Lan,lo entar malam sibuk nggak?"

"Engga,kenapa emangnya Cin?"

"Ikut gue yok nongki bareng Abian and the gang"

Bulan yang di sebrang sana mendengar Cintya


mengajaknya untuk malming bersama Abian terkejut dan
mulai deg degan.

"Emm a-anu cin kayanya gue gak bisa deh soalnya


juga...oh iya gue mau nemenin bunda buat beli bahan
bahan kue iya maaf ya Cin"

"Bunda mau buat kue Lan?jangan lupa bungkus untuk


gue ya bilang sama bunda,oh kalau lo nggak bisa gapapa
sih next time aja"

"Iya ntar gue bilangin bunda"


"Yaudah deh gue tutup dulu teleponnya,gue juga mau
ngajak Dinda nihh"

"Iyaa see you"

"See you"

Tut Tut Tut

Astaga ada apa dengan Cintya,ia baru saja menelpon


Bulan dan menawarkan agar ikut dengannya untuk pergi
ke cafe malam ini bersama Abian dkk,astaga untung saja
Bulan bisa menolak ajakan Cintya dengan alasan ingin
membantu bundanya membeli bahan-bahan membuat
kue.

Kalau tidak,bisa abis ia akan dipaksa oleh Cintya.Kalau


tadi hanya Cintya dan Ucup beserta teman temannya
tanpa ada Abian Bulan bisa saja dengan senang hati
untuk ikut,tapi ini Abian bisa mati kutu dia.

Abian itu tipe laki-laki yang jarang senyum mau itu


kepada perempuan atau laki laki,bahkan kepada guru
saja bisa dihitung berapa kali dia tersenyum,dia jarang
tersenyum bukan berarti dia itu dingin buktinya dia
masih bisa berteman dengan Ucup,Dimas,Farel dan Edo
bahkan tak jarang Bulan melihat Abian tersenyum
bahkan tertawa melihat kelakuan Ucup dan Farel.
Abian memang jarang berbicara bahkan ia berbicara
hanya sepatah dua patah,lain dengan Dimas,Dimas
memang jarang berkomunikasi kepada perempuan entah
ia malu atau apa mereka juga tidak mengerti akan sikap
Dimas,tetapi ia bisa lebih gila dari Ucup kalau bersama
teman-temannya.Dimas juga tipe lelaki yang mudah
tersulut emosi tidak takut dengan apa pun.

Balik ke topik awal,Bulan masih bingung dengan


Cintya,ah sudah biarkan saja Cintya dan segala
kesibukannya,lagi pula Bulan tidak berbohong bahwa
bundanya ingin membuat kue tetapi tidak ingin membeli
bahan kue,sebenarnya bunda sudah menawarinya untuk
ikut membeli bahan kue tetapi Bulan menolaknya
dengan mengatakan ia sedang mager.

Balik ke Cintya yang kini sedang menelpon Aqila untuk


mengajaknya pergi malam ini tetapi Aqila bilang ia
sedang tidak bisa dikarenakan biasnya kini tengah vlive
jadi ia ingin tetap berada di rumah tidak ingin keluar
kemana pun,ah benar benar Aqila ini,Cintya pun menjadi
kesal.

"Yaelah Qil sekali kali kek lo libur dulu liat live bias lo"

"Enak aja lo kalo ngomong,kagak ada pergi-pergi,lo aja


sana sendiri gue gak bisa diganggu"

tut tut tut


"Ih sih Aqila ya parah banget,dimatiin lagi teleponnya
dasar,awas aja lo kagak gue kasih hospot kalok lo mau
liat bias lo ngelive liat aja ihhh"omel Cintya

......

"Lama amat sih lo,anak anak udah pada ngumpul tuh di


cafe gara gara lo telatkan gue" ujar Ucup setalah melihat
Cintya keluar dari rumah.

"Berisik banget lo rumah elo sama rumah gue juga kagak


jauh jauh amat keles kelang dua rumah doang lebay
banget lo"ujar Cintya kemudian naik ke atas motor
Ucup.

"Memang ya cewek kagak bisa disalahin nasip banget


emang takdir cowok,udah naik lo buru"

Kemudian Cintya naik ke atas motor,Ucup pun mulai


menjalankan motornya ke tempat Abian dkk yang telah
berkumpul.Setelah sampai Cintya buru-buru turun dan
memberikan helmnya kepada Ucup dan mulai
meninggalkan Ucup kemudian pergi ke arah meja yang
mana terdapat Abian dkk sedang duduk sambil
berbincang-bincang.

Ucup yang melihat itu hanya ternganga dengan mulut


yang terbuka melihat Cintya,astaga disini temannya
Abian itu Ucup atau Cintya sih,bisa-bisanya ya Cintya
ini sudah dijemput tidak ada ucapan terimakasih malah
ninggalin.Ucup pun berjalan menyusul dan duduk di
samping Abian.
"Lama banget sih lo Cup ngapain aja lo?"ujar Edo

"Iya lama banget lo lelet"

"Ngapain aja sih lo udah setengah jam nih kita nungguin


elo"

"Parah lo Cup ck ck"

Lihatkan sekarang,padahal Cintya yang membuatnya


lama kenapa dia lagi yang di salahkan?memang ya Ucup
itu tidak ada harga dirinya,malang sekali nasipmu Ucup
Ucup.

"Eh sialan bukan gue yang lelet nih cewe lama,gue mulu
perasaan"ujar Ucup emosi dan menunjuk Cintya yang
kini tengah duduk diapit oleh Edo dan Dimas sambil
memakan kentang goreng tanpa peduli ocehan Ucup
yang menyalahkan dirinya.

"Bodo amat Ucup wlek"ujar Cintya memeletkan


lidahnya kepada Ucup,Ucup yang emosi pun melempar
kentang goreng ke arah Cintya dan mengenai bajunya
yang berwarna putih.

"Ih Ucup lo ya kotor baju gue"ujar Cintya yang sedang


berancang-ancang akan melempar sepiring kentang
goreng kepada Ucup.

Edo yang melihat itu langsung menjauhkan piring berisi


kentang goreng itu dan menarik Cintya  agar duduk
kembali,yaampun Cintya memang bar bar sekali,Ucup
yang melihat itu otomatis menyembunyikan wajahnya di
balik punggung Abian.Padahal Ucup melempar satu
kentang dan Cintya ingin membalasnya sepiring astaga
Ucup tidak habis pikir.

Tanpa disadari ternyata anggota osis pun kini tengah


berkumpul di cafe yang sama dimana ada Abian dan
teman temannya sedang berkumpul

Tiara yang pertama menyadari bahwa tidak jauh dari


mereka duduk ada Abian dkk beserta Cintya.Tiara yang
tau mulai membisikkan kepada Devi pelan agar teman-
temanya yang lain tidak tau.

"Dev lo liat deh di samping meja kita yang di


pojok"ucap Tiara sementara Andin yang samar
mendengar mulai menolehkan kepalanya ke arah pojok
begitupun Devi.

"Gila dia sendiri itu cewe ngumpul bareng cowo lagi,gak


malu apa ya"ujar Devi yang kini melihat Cintya sambil
memandang sinis.

"Namanya juga kegatelan ya gitulah sana sini masuk


yang penting ada cowonya"ujar Andin ikut melirik
Aqila.

"Iuh genit banget sih jijik gue liatnya najis"ujar Tiara

"Kurang kerjaan banget lagi ngapain coba dia ngumpul


bareng cowo dia sendirian cewe lagi gak malu apa
ya?"ujar Devi sambil melirik Cintya yang kini sedang
tertawa lepas tanpa memperdulikan sekitar,posisinya
dimana Cintya yang duduk menyamping jadi Devi bisa
sedikit jelas melihat apa yang dilakukanCintya.

"Liat aja entar gue bales dia enak aja bilangin kita anak
osis babu sekolah kurang ajar banget gak sih,gue masih
dendam sama dia"ujar Devi masih melirik Cintya sinis.
......

Hari ini adalah hari Senin dimana semua murid harus


melakukan upacara begitu juga dengan CARTANEGA
HIGH SCHOOL yang sedang mengadakan upacara.

"Buset panas banget,tuh pak Bambang lama lagi gak sih


ceramahnya"keluh Ucup sambil mengipasi dirinya
dengan tangan.

"Iya anjir banjir keringet nih gue,gila panas banget lagi


mataharinya"ucap Farel

Sedangkan disisi perempuan tenang tenang saja pasalnya


barisan mereka dekat dengan pohon besar yang memang
di tanam sekolah untuk para murid berteduh saat
pelajaran olahraga.

Bahkan kini Ucup tengah mendekatkan dirinya ke


barisan siswa perempuan membuat mereka berteriak
kesal,masalahnya Ucup punya badan yang besar
otomatis para siswi perempuan dorong dorongan
termasuk Aqila.
"Woii Ucup awas lo inikan barisan cewe kok lo disini?
sana lo"ucap Aqila.

"Buset Qil lo gak liat apa barisan cowo panas banget


kayak di jemur kita,jadi gue numpang dulu bentaran
doang ya"ujar Ucupp yang kini telah mendapatkan
tempat berteduh dibarisan siswi.

Tubuhnya yang tinggi dan ada di barisan siswi


membuatnya lebih mencolok,pak Bambang yang melihat
itu pun menghentikan ceramahnya dan menegur Ucup.

"Yusuf Malik,kenapa kamu ada di barisan siswi mau jadi


cewe kamu iya?mau bapak beliin rok biar kamu pake
sekarang?pindah kamu"ucap pak Bambang

Membuat seluruh murid CARTANEGA


tertawa,beberapa guru pun sontak ikut tertawa.Memang
Ucup banyak dikenal oleh kalangan guru adkel dan kakel
karena sifatnya yang humoris dan selenge-an.

"Astaga pak,bapak jahat banget sih pak gak liat pak itu
barisan cowok panas banget pak mateng dah saya
pak"ujar Ucup keras sehingga satu sekolah pun terbahak.

Sementara teman sekelasnya hanya bisa tersenyum malu


melihat Ucup,nasip punya teman sekelas kaya gini nih
harus siap siap pasang muka tebal.

"Kamu berani lawan perintah saya,bapak bilang pindah


atau kamu bapak paksa buat pake rok di tengah lapangan
ini"ucap pak Bambang mengancam.
"Eh jangan dong pak iya nih saya pindah nih pak udah
kan"ujar Ucup yang berjalan kembali ke arah barisannya
dan berdiri di belakang Abian.

Abian tertawa melihat kelakuan Ucup,membuat kelas


sebelas lainnya memekik kegirangan melihat Abian yang
tertawa.

Bulan yang melihat Abian tertawa tertegun dan tanpa


sadar menatap Abian lekat bahkan ia sampai tak sadar
bahwa Abian kini melihatnya dan memandangnya
dengan alis yang terangkat.

"kenapa lo?"tanya Abian kepada Bulan,Bulan langsung


tersentak dan kemudian tersadar.

"H-hah engga kenapa kenapa"ujar Bulan yang salting


dan langsung menghadap ke depan.

Ucup yang melihat itu pun langsung tersenyum enggak


jelas"Cie cie  Abian sama Bulan ni ye "setelah Ucup
mengatakan itu membuat Bulan semakin salting bahkan
kini wajahnya memerah.

Abian hanya diam dan mulai fokus kembali,ini adalah


kejadian yang sangat langkah untuk angkatan kelas
sebelas,Abian tertawa astaga melihat Abian tersenyum
mereka saja sudah histeris apalagi tertawa,Abian tuh
bagaikan idol buat kelas sebelas sementara Bima adalah
idolnya Adkel dan kakel.
Mungkin karena faktor Abian jarang bersosialisasi kali
ya,Abian pun keluar kelas hanya untuk pergi ke kantin
dan keruang guru saja itu pun ia jarang sekali.Tidak di
paksa teman temannya,lagi pun kantin untuk kelas dua
belas,sebelas dan sepuluh terpisah.

Maka dari itu banyak adkel dan kakel yang tidak tau
Abian,mungkin kalau Abian sering berkeliaran bisa saja
ia menjadi idaman para kaum hawa di sekolah ini sama
seperti Bima.

Lain dengan Ucup yang memang hobinya mondar


mandir disekolah bareng Farel sekalian tebar pesona
katanya.

Upacara pun sudah berakhir sekitar lima menit yang lalu


kini para murid berjalan kembali ke dalam kelasnya
Bulan,Aqila,Cintya dan Hani

Hani merupakan murid pindahan,Hani sangat lah polos 


rada lemot juga jadi Cintya dan Aqila kesian melihatnya
dan mulai menawarkan untuk berteman

Mereka mulai berjalan ke kelas masingmasing begitu


pula dengan anak kelas 12 ipa 3

Cintya yang ingin buang air kecil pun memberitahu


Bulan dan menyuruhnya untuk balik ke kelas duluan
saja.Saat di perjalanan ingin ke kelas Cintya di kejutkan
oleh Tari teman semasa lesnya dulu waktu SMP dan
sekarang satu SMA,Tari ikut masuk di OSIS tapi ia tidak
menjadi anggota inti.
"Cintya,Cin bentar gue mau ngomong"ujar Tari berlari
mengejar Cintya.Cintya yang mendengar itupun
memberhentikan langkahnya dan melihat ke arah Tari.

"Kenapa Tar tumben tumbenan lo manggil gue?"tanya


Cintya pada Tari yang sedang mendekat.

"Ada yang mau gue kasih tau sama lo"ujar Tari dengan
nada sok misterius.

"Apaan dah penting banget kayaknya?"tanya Cintya


yang mulai penasaran.

"Tadi pagi gue dengar anggota OSIS pada nyeritain lo di


ruangan OSIS,bilangin lo kegatelan terus ganjen banget
sama Abian sama temen temennya,kalo gak salah denger
yang bilang kaya gitu sih nenek lampir Devi"ujar Tari
untung saja koridor tengah sepi.

"Hah ganjen?kegatelan?gue?apaan tuh cabe ngomong


gitu tentang gue enggak bisa di biarin nih gue mau
datangin dia"ujar Cintya yang berjalan hendak ke ruang
OSIS dan ingin menemui Devi.Ini sama saja dengan
merusak nama baiknya.

Pucuk di cinta ulang pun tiba,baru aja mau di datangin


eh ternyata udah ada aja orangnya. Dengan cepat Cintya
dan Tari berjalan kearah Devi dan langsung memakinya.

"Eh Devi maksud lo apa ngomong tentang gue,bilangin


gue kegatelan sama ganjen lagi apa maksud lo ngomong
gitu?!"ujar Cintya mengebu-gebu,ia paling tidak suka
orang yang sembarangan bilang ia yang tidak tidak
padahal gak tau yang benarnya itu gimana.

"Kenapa emang?lo kan kegatelan pake nongkrong segala


lagi bareng Abian sama temen-temennya dan lo cewe
sendiri punya malu gak lo?"tuduh Devi yang juga ikut
emosi.

"Heh yang punya muka gue yang malu gue kenapa jadi
lo yang sewot?iri lo ya gak bisa kayak gue iya?!"

"Apa lo bilang?iri?jijik gue,seharusnya lo tuh malu


dong,ada harga diri sedikitlah"ujar Devi menjadi-jadi.

"Lo ya gue gak mau lagi dengar lo ngegosipin gue yang


enggak enggak kalo lo nyebar gosip gak jelas abis lo
sama gue,dasar cabe"ujar Cintya yang berjalan kembali
ke arah kelasnya dengan emosi.

"Idih lo pikir gue peduli makanya jangan cari gara-gara


sama gue"ujar Devi

"Dev ada apa tadi aku liat Cintya bicara sama kamu
sambil marah marah?"tanya Aisha yang baru saja dari
toilet karena ia ingin merapikan hijabnya.

"Enggak Sha gapapa,lo mau balik ke kelas kan yok


bareng gue"ujar Devi

"Oh yaudah ayok"


Pagi ini CARTANEGA HIGH SCHOOL tengah di
gemparkan oleh sebuah foto yang ada di mading.Para
murid di CARTANEGA mulai berbisik-bisik tidak
menyangka bahwa seseorang yang ada di foto
melakukan perbuatan tersebut.Sungguh di luar expetasi.
Bulan yang baru saja sampai mulai menatap bingung
para murid yang berlarian menuju ke arah mading
dengan tergesa-gesa.

Ia menghentikan salah satu murid yang akan


melewatinya dan menanyakan ada apa sebenarnya rame-
rame di mading.

"Eh tunggu itu ada apa ya kok rame banget?"tanya Bulan


dengan sesopan mungkin.

"Oh itu gue juga gak tau sih,ini gue mau liat,duluan
ya"ujar siwi itu dan mulai pergi meninggalkan Bulan.

"Woi Bulan ngapain lo bengong disini kayak nunggu


hujan duit aja lo berdiri di lapangan kayak gini"sapa
Ucup yang kini telah berdiri di sampingnya serta
temannya yang lain,dan ada Abian juga tentunya.

"Eh buset apaan dah ini rame amat bagi-bagi duit ya?gue
ikutan ah,yok Rel"Ucup langsung ngacir kearah mading
tanpa menunggu Farel.

"Yok lah mumpung kantong gue juga lagi kering nih


mayan yekan kalo dapat duit,modal keluar entar
malam"ujar Farel dan menyusul langkah Ucup mengikuti
para siswa yang kini tengah berlari terburu-buru.Mereka
pun yang tidak ingin kalah mulai berlari kencang
meninggalkan Abian dan Bulan yang masih berdiri di
tengah lapangan.

"Semalam lo ada nyatat tugas bahasa Indonesia?gue mau


minjem"tanya Abian kepada Bulan,pasalnya semalam ia
tiba-tiba di panggil oleh pak Bamabang,membuatnya
tertinggal pelajaran bu Riana.

Mau minjem ke teman temannya sudah pasti tidak ada


yang waras,palingan mereka tidur ketika bu Riana
mengajar,mumpung ada Bulan jadi ia pinjam saja pada
Bulan.Lagi pula Bulan termasuk murid yang rajin,sering
mengerjakan tugas juga,jadi tidak masalah bukan kalau
ia meminjam buku kepada Bulan.

"Hah?oh catatan bahasa Indonesia ya oh iya ada kok ada


bentar gue ambil dulu"ujar Bulan tergagap gagap.Astaga
detak jantungnya tengah menggila,semoga Abian tidak
dapat mendengar detak jantungnya,astaga bahkan kini
tangannya tengah gemetaran.

Bulan pun mengeluarkan buku bahasa Indonesianya dan


memberikannya kepada Abian.Abian yang melihatnya
langsung mengambil buku itu dari tangan Bulan tetapi ia
sedikit mengernyit melihat tangan Bulan yang
gemetaran,ia pun hanya mengangkat bahunya tak peduli.

"Abian itu gue nyatatnya agak gak beraturan jadi lo


pinter pinter ya bacanya"peringatnya pada Abian sambil
menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Sedikit
tersipu Abian mau meminjam buku kepadanya,ahh
rasanya Bulan ingin terbang saja dehh.

Bulan kini sedang memperhatikan Abian yang tengah


membuka bukunya untuk memastikan apa yang Bulan
ucapkan tadi.Untung saja tulisan bulan bisa di
katagorikan rapih dan mudah dibaca membuat Abian
pun yang membacanya langsung mengerti.

"Hm thanks entar kalau udah selesai gue


balikin"pamitnya sebelum berjalan menuju kelas mereka.

"MANA SIH DEVI SIALAN,GUE UDAH NANYA


SAMA ELO BAIK BAIK TADI KAN JADI KASIH
TAU GUE DIMANA SI DEVI??!!"

Abian dan Bulan tersentak ketika mendengar teriakan


Cintya yang menggema,ada apa nih denganCintya?
kenapa ia marah-marah di koridor?pasti ada yang tidak
beres pasalnya Cintya itu tipe orang yang tidak ingin
mencari keributan di public tapi ini?

"Gue bilang gue enggak tau bangsat kenapa lo dorong


dorong gue untung lo cewe kalo gak udah gue bogem
muka lo"ujar Nopal yang emosi,pasalnya Nopal tidak tau
apa-apa dan langsung di dorong Cintya sambil
menanyakan dimana keberadaan Devi.

"Woi berani ama cewe lo sini lawan gue banci,bangsat


bangsatin temen gue lagi,lo bangsat teriak bangsat
tai"balas Ucup yang mulai emosi melihat Cintya
dibentak oleh Nopal.
"Maksud lo apa bilangin gue bangsat temen elo yang
engga waras,gue udah bilang gue gak tau Devi
dimana.Gue udah bilangkan tadi,ngerti bahasa manusia
gak lo?!"Nopal pun tak ingin kalah diserang oleh dua
orang sekaligus.

Abian dan Bulan yang melihat kejadian itu mulai


berjalan kearah keramaian yang dimana kini teman
teman mereka telah di kerumunin oleh murid
CARTANEGA.Untung saja hari ini  para guru sedang
menjenguk salah satu guru yang tengah berduka,jadi
sekolah hanya tersisa penjaga sekolah dan pembersih
sekolah.

"Cin,Cintya kenapa hah kok lo jadi emosi gini enggak


biasanya elo kayak gini apa masalahnya kasih tau
gue?"tanya bulan perlahan agar Cintya sedikit lebih
tenang.

Cintya langsung memberikan kertas berisikan fotonya


yang tengah duduk di tengah tengah para laki-laki
dengan tulisan di bawahnya bertuliskan"CEWE GATEL
DARI KELAS XII IPA 3 NIH GUYSS MUKAKNYA
AJA POLOS KELAKUANYA BEH PARAH"seperti
itulah tulisannya.

Bulan yang melihat itu pun hanya bisa terngaga.Apa


apaan ini?apa maksudnya siapa yang berani berbuat
seperti ini kepada Cintya? Abian yang tepat berada di
samping Bulan pun mulai sedikit melirik foto tersebut
dan mengangkat satu alisnya,keterlaluan sekali pikirnya.
Sampai ketika anggota osis pun datang ketika
mendengar bahwa Nopal tengah di keroyok oleh anak
kelas XII IPA 3,mereka yang mendengar itu langsung
terburu-buru menyusul Nopal.

"Ada apa ini,kenapa pada ngumpul kayak begini?"ujar


Bima yang langsung menerobos kerumunan dan melihat
Nopal yang acak acakan.Baju yang berantakan
rambutnya yang sudah tak tertata rapi sebab Cintya tadi
yang menjambaknya karena kesal Nopal tidak memberi
tahunya dimana keberadaan Devi.

"Mana anggota lo sih Devi?!hah mana tuh ular?!najisin


banget tau nggak kelakuannya" Cintya langsung berjalan
ke arah Bima.Bima yang melihatnya mulai
mengernyit,ada apa ini ada apa dengan Cintya? Kenapa
tiba-tiba mencari Devi?

"Ada apa kenapa tiba-tiba lo cari Devi?"tanya Bima


masih dengan nada tenang.

"Temen lo udah keterlaluan,maksud dia apa pasang foto


gue di mading?kurang kerjaan atau gimana hah?!"ujar
Cintya kemudian melempar kertas yang berisikan
fotonya ke dada Bima.

Bima yang tersentak pun mengambil kertas tersebut dan


melihatnya,matanya sedikit melebar melihat tulisan
itu.Tidak mungkin juga Devi yang melakukanya,tidak
ada anak osis yang akan melakukan hal serendah ini.
Anggota osis yang lainnya pun yang mulai penasaran
ikut mengambil kertas tersebut dan melihatnya,Tiara
yang saat itu tidak terima bila Devi di tuduh pun mulai
berjalan mendekati Cintya.

"Maksud lo apaan nuduh Devi buat kayak gitu?lo gila


ya?gak mungkin Devi ngelakuin hal serendah ini" Tiara
langsung menyerobot dengan mengebu-gebu.

"Oh jadi ceritanya lo lagi ngebela temen Dajjal lo itu?!


heh kalau gak ada bukti juga gak akan gue cari cari tuh
sih Devi.Gak penting banget, najisin tapi ini masalahnya
harga diri gue. Maksud dia apa bilangin gue kegatelan
pake secara pajang di Mading lagi?!apa coba
maksudnya"habis sudah kesabaran Cintya,mereka
mereka ini harus dikasih paham.

"Lo enggak punya bukti ya jadi jangan asal nuduh,kalau


pun lo punya bukti tunjukkin ke gue mana buktinya?!"
Tiara benar-benar tidak terima temannya di tuduh
sembarangan.

Setelah Tiara mengucapkan itu tiba-tiba Devi berjalan


kearah mereka dengan tatapan bingung,kemudian berdiri
di samping Tiara.

"Ini dia ularnya,maksud lo apaan pasang foto Cintya di


mading?!kurang kerjaan lo?gak di pake lagi lo sama osis
makanya ngelakuin hal kayak gini hah?!" Aqila langsung
menyela percakapan Tiara dan Cintya setelah melihat
Devi mendekat.
Devi hanya menaikkan satu alisnya,merasa tidak percaya
bahwa ia akan dikeroyok massal oleh anak XII IPA
3.Wah main kandang ternyata.

"Emang lo punya bukti kalo Devi yang masang tuh foto


di mading?kalau gak tau apa-apa mending diem
deh"tanya Tiara sekali lagi

"lo yang diem ya sialan gausah banyak bacot lo"balas


Aqila yang tengah menunjuk-nunjuk wajah Tiara,ia
sekarang benar benar emosi.

"Heh Devi?!!elo kan yang naruh nih foto di mading


ngaku lo?!!lo gak terimakan gara gara gue bilang anak
osis babu sekolah iyakan?!makanya elo balas gue dengan
cara murahan kayak gini,basi tau gak?!!"Cintya langsung
ngegas ketika melihat batang hidung nenek lampir Devi.

"Emang lo punya bukti gue yang masang foto lo


dimading hah?"

"Alah jangan kebanyakan ngeles lo,kemarin elo kan


yang gosipin gue bareng anak anak osis lainya.Gue
punya saksi,mana sih Tari? nah ini dia Tar sini Tar"
Cintya yang melihat Tari sedang ada di barisan belakang
langsung menariknya ke tengah.

Tari yang ditarik hanya bisa pasrah dan menundukkan


kepalanya kala melihat Devi yang menatapnya dengan
mengintimidasi.
"Tar bilang kalo lo semalam denger Devi gosipin gue
kan bareng anak-anak osis lainnya?iya kan?bilang Tar
biar malu nih ular kebanyakan gaya jijik gue liatnya"ujar
Cintya yang kini tengah menarik narik lengan Tari agar
mau berbicara.

Tari hanya diam tidak ingin bersuara.Tatapannya pun


hanya tertuju ke bawah,Bulan yang merasa aneh pun
mulai melihat sekeliling dan melihat tatapan jatuh
kepada Devi yang menatap lamat Tari,membuat Tari
yang ingin mendongak menjadi ketakutan,ada yang tidak
beres.

"Udah Tar kamu bilang aja gausah takut"ujar Hani.

"Tar lo bisu atau gimana?ngomong Tar ngomong biar


semua jelas"ujar Ucup yang mulai geram kepada Tari.

"E-em g-gue gak ada denger apa apa kok Cin,Devi gak
pernah tuh gosipin lo,kemarin lo salah paham aja"ujar
Tari yang tergagap-gagap dan menundukkan kembali
wajah tak sanggup melihat wajah Cintya yang kecewa.

"Lo apa apaan sih Tar,lo gak kayak gini ya semalam


jelas jelas dengan kuping gue sendiri elo bilang sih Devi
gosipin gue terus kita sama sama labrak diakan?elo gak
ingat Tar hah?!"ujar Cintya yang emosi.

"Engga Cin lo salah paham gue gak pernah bilang kalo


Devi gosipin elo,bukan Devi juga yang naruh foto elo di
mading"ujar Tari.
Cintya hanya menatap tidak percaya ke arah Tari dan
menghela napas sejenak kemudian menatap Devi yang
tersenyum miring kepadanya.Bulan yang melihat itupun
mulai membenarkan dugaannya.

Bahwa Tari kini tengah di ancam oleh Devi,tetapi ia


tidak mungkin berbicara disini,ia akan diskusikan nanti
bersama para temannya.

Cintya yang melihat itupun mulai tersulut emosi dan


berjalan kearah Devi dan mulai menarik rambutnya
kuat,Devi yang tidak siap pun ikut terseret,ia pun mulai
membalas jambakan Cintya.

Aqila yang melihat Cintya menjambak Devi mulai ikut


menjambak Devi juga.Ia sangat emosi sekarang,Andin
yang awalnya hanya diam ketika melihat Devi di
keroyok ia pun ikutan menjambak rambut Aqila,jadilah
mereka berempat jambak-jambakan.

Situasi semakin ricuhh para murid CARTANEGA mulai


berseru ada yang mendukung osis ada pula yang
mendukung anak IPA 3.

"Devi anjing sakit rambut gue"ucap Cintya

Keadaan semakin ricuh kini kempat siswi tengah


jambak-jambakan.Abian berserta teman-temannya mulai
memisahkan mereka begitupun dengan anggota osis
lainnya yang mulai melerai mereka.
"Woi woi udah woii gila ya lo pada,Cin udah Cin aduh
rontok dah rambut anak orang"ujar Ucup yang berusah
melepaskan tangan Cintya dari rambut Devi.

Ucup yang ingin memisahkan mereka pun menjadi


korban,pasalnya saat ingin memisahkan Cintya dari Devi
dengan tega Cintya menggigit kencang tangannya
sampai berbekas.

"AHHHH!!!BANGSAT SAKIT ANJIRR CINTYA


AW"teriak Ucup kuat sungguh ini benaran sakit loh
Cintya gak tanggung tanggung ngegigit ya berasa mau
copot tangan Ucup.

Cintya pun yang menjadi pelaku tidak peduli akan Ucup


dan tetap menarik rambut Devi begitupun Aqila yang
masih belum berhenti juga.

"Ihh rasain lo"

"Aw sakit aduh"

"Aduh mama rambut Aqila sakit aw jangan kenceng


kenceng nariknya sakit woi"

"Mampus lo kan rasain biar sekalian botak"

Bulan yang melihat kondisi semakin ricuh mencoba


untuk menarik Cintya dan hani menarik Aqila begitu
juga dengan Aisha yang mencoba menarik Devi dan
Andin,Aisha adalah  salah satu anggota osis yang
berhijab tutur katanya yang lembut dan sopan,mungkin
dari banyaknya anggota osis cuma Aisha yang baik luar
dalam.

Anak osis pun mulai membantu Aisha untuk menarik


Devi dan Andin untuk berhenti.

Begitupun anak anak XII IPA 3 yang membantu Bulan


dan hani untuk menarik Cintya dan Aqila.

"Awas woi gue belum puas buat narik rambut tuh nenek
lampir awas iss"ucap Cintya berusaha memberontak dari
dekapan Edo.

"Astagfirullah udah Cin udah tuh anak orang udah mau


pingsan gara-gara lo jambak buset dah"jawab Edo berusa
menahanCintya.

"Awas aja lo kalau nyebar gosip gak benar lagi bukan


rambut lo aja yang gue jambak leher lo gue cekek tau
lo"ujar Cintya kepada Devi sambil mengarah kan
tangannya ke leher seperti ingin mencekik.

"Heh lo pikir gue takut,enggak akan lo cekek gue,gue


cekek balik lah "balas Devi.

Cintya yang mendengar itu berusaha melepaskan diri


dan ingin menerjang kembali Devi,Bulan dengan sigap
menangkap Cintya agar tidak membuat keributan
kembali.

"Cintya udah Cin lo jangan gampang kepancing emosi


udah jangan mulai lagi"ujar Farel.
Begitupun anak osis lainya yang mulai menenangkan
Devi.

"Devi udah,jangan cari masalah lagi istighfar"ucap Aisha


kepada Devi sembari mengusap punggungnya.

"Udahlah Dev lo berhenti bukan berarti lo kalah udah


gak usah di peduliin orang kayak gitu"ucap Tiara.

"Udah udah lebih baik kalian semua balik ke dalam


kelas,para guru sebentar lagi akan kembali jadi
diharapkan untuk kalian semua kembali ke kelas
sekarang"ujar Bima.

Mendengar suara tegas Bima semua murid


CARTANEGA berlalu pergi sambil menggerutu karena
pertengkaran berakhir dengan cepat.

"Dan untuk Cintya dan Aqila diharapkan datang ke


ruang osis untuk menyelesaikan masalah ini di ruang
osis"ujar Bima sembari menatap Bulan

Kini Bulan dan Abian beserta teman temannya yang lain


tengah berada di kelas setelah mendengar ucapan tegas
dari Bima yang membawa Aqila dan Cintya untuk ke
ruang osis agar dapat menyelesaikan masalahnya dan
disinilah bulan tidak tau apa yang terjadi di ruang osis,
Bima tidak membiarkannya untuk ikut menemani Aqila
dan Cintya.

Saat Aqila dan Cintya yang ditarik oleh anggota osis


lainnya bulan dengat cepat ikut berdiri di tengah tengah
Aqila dan Cintya untuk menemani mereka saat ia ingin
menggandeng tangan Aqila dan Cintya dengan cepat
Bima menariknya kebelakang. Bulan yang melihat siapa
yang menariknya ke belakang terkejut.

tanpa sadar kejadian itu tidak luput dari pandangan


Abian,Abian hanya memandang datar kearah Bulan dan
Bima,Bulan yang tersadar bahwa tanganya msaih di
genggam oleh Bima langsung memberontak untuk
dilepaskan.

"Lepasin iss lepasin" ucap Bulan sambil memberontak.

"Jangan coba coba buat ngikuti teman lo biar ini jadi


urusan osis lo gak usah ikut campur" ujar Bima
kemudian melepaskan cekalan tangannya pada Bulan.

Bulan yang mendengar itu pun kini menghelakan nafas,


wajahnya seketika menunduk Bima yang melihat itu tak
kuasa menahan gemas kemudian mengacak pelan surai
Bulan, kemudian berlalu pergi dia harus segera
menyelesaikan masalah ini sebelum para guru kembali
ke sekolah.

Bulan yang mendapatkan tindakan tiba-tiba dari Bima


hanya diam mematung dan menatap kepergian Bima
beserta anggota osis lainnya begitupun Aqila dan
Cintya,tanpa disadari Abian memicingkan matanya
melihat itu kemudian berdecih pelan 'apaansi'

Kini Bulan terduduk di kursi sambil menunggu


kedatangan Aqila dan Cintya dari ruang osis Ucup pun
kini tengah heboh sembari menunggu Aqila dan Cintya,
mereka khawatir pasalnya tidak ada satupun teman
sekelas mereka yang diperbolehkan ikut untuk
menemani Aqila dan Cintya

Kalau tiba tiba anak osis melakukan hal yang macam


macam pada Aqila dan Cintya bagaimana

"Gilaa tuh osis kampret kenapa gak biarin salah satu dari
kita ikut dah buat nemani Aqila sama Cintya kalo
ginikan gue langsung nethink anjir" ujar Ucup yang
sedari tadi mondar mandir dan mengoceh.

"Cup lo bisa diem nggak sih? pusing gue anjir liat lo


jalan jalan begitu"

"Heh Edo bin upik jamal ini gue khawatir,kalok si


Cintya kenapa napa gimana,gue yang berabe nanti bisa
di amuk masah sama bonyoknya si cintya" ujar Ucup
yang mulai mendramatis.

"Alay lo"

"Udah Mas mending lo diem deh, lo diem kalo lo


ngomong bisa bisa bikini bottom tsunami, lo kalo udah
ngomong kagak bisa di filter dah tuh lambe"
Brakkk

Seketika manusia yang berada di kelas itu langsung


menoleh kearah pintu dan melihat Cintya dengan muka
merahnya dan Aqila yang mengusap punggungnya.
Cintya langsung menuju ke bangku dengan nafas yang
tidak beraturan, seketika para murid yang ada dikelas
langsung terdiam,begitupun Ucup yang sedari tadi
mengoceh pun kini tengah menutup mulutnya rapat-
rapat.

"AKHH BANGSATT!!! GUE GAK TERIMA


POKOKNYA NAJISS IHH" teriak Cintya kesal sembari
memukul mukul udara bahkan kini kakinya sampai naik
ke atas meja dengan cepat Edo langsung menurunkan
kaki Cintya pasalnya kaki Cintya yang di atas meja tepat
di hadapannya, bagaimana dia tidak salfok.

"Cintya kenapa, lo diapain sama tuh osis?" Bulan


langsung duduk disamping Cintya

"Huaa Bulan masak gue di suruh panggil ortu semantara


tuh nenek lampir enggak di kasih hukuman apa apa,
apaan coba maksudnya?" 

"Lah anjing kok gitu kan si Devi juga salah kenapa cuma
lo doang yang di kasih hukuman wah kagak bisa
dibiarain nih kita kudu demo"

"Huaa gua di panggil ortu terus nih ya selesai pulang


sekolah gue sama Aqila di suruh bersihin toilet terus tuh
nenek lampir enggak ada ngerjain apa apa gitu"
Bulan yang mendengar itupun merasa janggal apaan ini
kenapa hanya Cintya dan Aqila saja yang di hukum
bukannya Devi dan Andin juga ikut dalam aksi jambak
jambakan, kenapa jadi seolah yang salah adalah pihak
Cintya dan Aqila

"Terus Tari gimana? Dia ada ngomong apa aja?"

"Dia ngga ada ngomong apa apa padahal udah gue desak
buat dia jawab yang sejujurnya tapi dia cuma diem terus
nunduk aja"

"Bener Lan sampe dah mau muntah darah nih gue sama
Cintya nanya cuma dijawab kalo bukan Devi yang
nempel fotonya dimading"

Bulan langsung mengambil kesimpulan bahwa memang


benar bahwa Tari telah diancam oleh Devi

"Gue mau ngomong sama kalian" ujar Bulan yang serius


membuat teman temannya yang lain kini menatapnya
serius, kini posisinya Cintya dan Bulan duduk di satu
meja di depan mereka ada Hani dan Aqila dibelakang
mereka ada Ucup,Edo dan Farel sedang di meja samping
kiri mereka ada Abian dan Dimas yang duduk di atas
meja Abian.

Sedangkan para murid yang lain tidak memperdulikan


mereka dan melakukan kegiatan masing masing, kini
mereka bersembilan menatap Bulan serius termasuk
Abian yang kini menatap Bulan lekat sembari menunggu
ucapan selanjutnya dari Bulan, Bulan yang di tatap
seperti itu oleh Abian menjadi gugup.

astaga damagenya gak ngotak 

"Lan Bulan woi lo mau ngomong apaan dah lanjutt dong


malah bengong lo" ujar ucup yang mendorong dorong
bahu bulan.

"Eh iya itu menurut gue si Tari di ancam sama si Devi


buat ngga ngasih tau kalo Devi pernah gosipin Cintya
sama anggota osis lainnya dan letak foto Cintya di
mading" ujar bulan.

Brakkk

"Nah ini dia gue juga ngerasa njirr soalnya Tari kagak
berani buat natap sekitar dia aja nunduk terus sambil
milin milin roknya terus juga gue merhatiin tatapan si
Devi ke si Tari kayak tatapan intimidasi gitu serem anjir
gue aja takut" ujar Ucup sambil mencondongkan
badannya kearah bangku Bulan dan Cintya sehingga
membuatnya menungging.

"Berarti ada yang gak beres,gue juga ga terima kenapa


cuma Cintya dan Aqila yang di hukum" ujar edo

"Terus kita harus gimana?" tanya Aqila

"Untuk sekarang kita diem aja dulu, untuk urusan Tari


sama Cintya biar itu jadi urusan gue, gue bakal usahaiin
biar Tari mau ngomong yang sejujurnya" ujar bulan
"Kayaknya kita harus kerja sama deh buat ngelakuin ini
si Devi udah keterlaluan banget"ujar farel

"Hm bener tu gimana lo pada setuju nggak kita kerja


sama,masalahnya ini nama baik si Cintya sama nama
baik kelas kita lo pada gak mau kan kelas kita di cap
makin buruk udah buruk makin buruk lagi lo bayangin di
injak injak kita entar"ujar ucup

"Gue si ayok ayok aja"

"Gue juga"

"Gue jugak mau"

"Gue juga"

"Gue apa lagi gue ga sabar pengen bejek bejek muka si


Devi"

"Aku juga setuju"

Kini ketujuhnya menatap ke arah Dimas dan Bian yang


sedari tadi diam, Dimas yang melihat tatapan ketujuh
temanyanya hanya mengangkat bahunya.

"Gue ga bisa nolak juga kan njeng?"ujar dimas

Mendengar jawaban Dimas ketujuhnya langsung


tersenyum kini tatapan mereka beralih ke Abian, Abian
hanya menatap datar mereka dan melihat tatapan
temannya yang memelas dia memutar bola matanya dan
mendengus kecil sambil memainkan pulpenya kemudian
melihat sekilas lagi ke arah mereka dan mengangguk
anggukan kepalanya

"Gue jugak ga bisa nolak kan?"ucap Abian

Ketika mendengar jawaban dari Abian otomatis mereka


menghela nafas lega sambil berseru apalagi Ucup yang
kini tengah heboh

"Jadi apa rencana kita selanjutnya?" tanya Edo

"Buat sekarang kita gak usah pikirin masalah si Devi


sama Cintya dulu,sekarang kita harus fokus sama Tari
kita harus buat Tari ngomong jujur, terus kita lindungi
dia dari ancama si Devi gimana menurut elo pada?"
tanya Bulan.

Ketika mendengar itu mereka pun menganggukan


kepalanya setuju lain dengan Abian yang kini menatap
lekat Bulan dan sedikit menimang ucapan Bulan dia
merasa sedikit janggal.

"Gue kurang setuju" ucap Abian membuat semua


temanya menoleh ke arahnya memang yah Abian ini lain
dari yang lain, Bulan yang mendengar ucapan tidak
setuju dari Abian lantas menoleh dan menatap Abian.

"Untuk sekarang kita gak usah deketin tari,kemungkinan 


dia masih dalam pengawasan devi kalau kita dekati tari
Devi bisa curiga"ucap Abian.
"Gue setuju, kalau Devi curiga bisa jadi Tari bakal
makin di ancam otomatis Tari bakal makin ketakutan
dan ga berani ngomong" ujar Dimas.

Mendengar itu mereka semua mengangguk setuju astaga


mereka tidak sampai memikirkan itu jikalau itu terjadi
habis sudah nama baik mereka dan kelas mereka,hampir
saja.

"Iya sih menurut gue yang dibilang Abian ada benarnya


juga kita harus pelan pelan"

"Jadi gimana menurut lo,untuk sekarang kita harus


nagapain"

"kita harus cari bukti dulu,cin lo bilang anak osis ada


ghosipin elo di ruang osis,mungkin aja di ruang osis ada
cctv kita bisa cek di situ"

"tapi... lo tau kan ruang cctv enggak boleh sembarang


orang buka kuncinya ada sama pak bambang dan sama
pak amin"

pak amin merupakan satpam sekolah beliau emang di


kasih amanah untuk menjaga sekolah ini rumahnya pun
terletak di belakang sekolah

"kalok minjem kunci sama pak bambang gue jelas ga


berani sumpah dah killer banget tu guru"

"lahh kan ada abian murid kesayanganya lo aja bi"


abian terlihat berfikir,rasa rasanya walaupun dia murid
yang bisa terbilang dekat dengan pak bambang ia rasa
akan sedikit sulit untuk meminjamkan kunci  itu
pasalnya ruang cctv emang tidak boleh sembarang orang
membukanya

"gue ga yakin bakal dikasih"

"gue juga rasanya ragu sih abian bakal dikasih tapi bi


engga salah kalok kita nyoba dulu"

" guyss kenapa engga sama pak amin aja"

"duhh qil lebih susah sma pak amin,pak amin kagak ada
anak kesayanganya kalok pak bambang kan ada"

"sumpah dah gue makin ga sbar ngebongjar kebusakan


tuh nenek lampir pengen gue bejek bejek jadinya "

"sabar cin oarang sabar pasti di kasih yang terbaik sama


Allah"

"tuhh dengerin apa anak kecil bilang,anak kecil aja


ngerti lah elo yang udah tua bawaknya emosi aja"

"ihh ucup aku tuh bukan anak kecil"

"keinget kartun antv gue"

ucup tertawa puas telah berhasil membuat hani kesal


pasalnya hani ini benar benar seperti anak kecil di saat
seluruh temanya berbicara dengan lo-gue hani dengan
lembut menggunakan aku-kamu

TETT TETT

bel pulang sudah berbunyi waktunya seluruh murd sma


cartanegara untuk kembali kermahnya masing masing

"kuyy pulang pulang"

begitu pula dengan kelas 12 ipa tiga yang tengah bising


tak sabar untuk pulang dan sampai  di rumah,setalah
memberikan salam kepada guru mere di perbolehkan
untuk keluar kelas

tiara yang kini tengah menunggu abian berdiri ketika


melihat kelas 12 ipa 3 telah keluar dari kelasnya

"abian!"

abaian yang merasa di panggil menolehkan kepalanya


dan melihat siapa yang memanggilnya medapatkan tiara
yang memangilnya abian mengangkat alisnya pasalnya
ia rasa dia tidak punya urusan apa apa dengan
tiara,memilih tak peduli dan tetapa melanjutkan jalanya.

"abian tunggu"

abian memberhentikan langkahnya dan menoleh ke


belakang
"kata pak bambang kita bakal jadi patner buat olimpiade
kamu lupa ya"

ahh iya abiang tak ingat paka bamabang pernah memberi


tau kanya bahwa taira yang bakal menjadi patnernya
untuk olimpiade tapi kan itu sebulan lagi masih ada
beberapa minggu lagi untuk belajar bersama lagi pula
wlaupun tidak bisa belajar bersama abian bisa belajar
sendiri

lagi pula dia lebih nayman untuk belajar sendiri

"terus?"

tiara yang semulanya tertunduk malu mulai medongakan


wajahnya untuk mentap ke arah abian

"em apa kita ga belajar bersama untuk olimpiade nanti


bian?"

"gue rasa masih ada waktu untuk minggu depan kita


belajar bersama,lagi pula gue juga bisa belajar sendiri"

"ahh kalok kamu sih aku ga ragu yang bisa belajar


sendiri,masalahnya aku juga belom mengerti banyak
tentang beberapa bab lainnya mungkin kamu bisa ajarin
aku?"

hening

"oke"
"makasih ya abian oiya ini susu kotak untuk kamu
janagan lupa di minum ya"

tiara meletang susu kota coklat ke tangan abian dan


mulai melakah menjauh setelah melemparsenyum ke
arah abian

abian hanya menatap datar susu kotak di tanganya dan


menatap datar ke arah tiara yang sudah melangkah jauh
lalu membuang nafas kasar dan membuang muka,pada
saat dia membuang muka tanpa sadar ia melihat bulan
yang kini juga tengah menatapnya lekat abian tidak tau
tatapan apa yang tengah di beri oleh bulan seperti tatapan
kecewa kah ah tapi tidak mungkin

memilih tidah pedulo abian melakah kan kaki nya ke


arah parkiran dan mulai meniggal kan kawasan sekolahh

bulan yang sedari awal melihat tiara memanggil abian


hingga tiara memberikan susu kotak untuk abian
menghelah nafasnya,ia pernah dengar bawa tiara
menyukai abian dari kelas sepuluh,melihat abian tidak
menolak pemberia tiara membuat ia sedikit kesal

memilih berjalan kedepan untuk naik angkot pasalnya


ayahnya sedang mendapayt tugas tambahan jadi tak bisa
menjemputnya,bulan duduk di halte sambil menundukan
kelapanya dengan kaki yang ia goyang goyangkan

TENN
mendebgar suara kloson yang snagat nyaring mebuat
bulan terkejuta dan mengangkat kepalanya,sedikit
terkejut melihat  sebiah motor  yang berhenti di depanya
agak agaknya bulan mengenal motor ini seperti......

 motor ABIAN

dengan santai abian melapas helm fullfacenya dah


menoleh ke arah bulan

"udah mau ujan lo ga pulang"

"ha?"

ck

"mau ujan ga pulang?"

"o-i-iya ini mau pulang kok"

"ayo gue anter"

"ha?!"

"gua anter,gue harus ngmong berkali kali ya sama lo"

bulan shockk

ada apa dengan abian kenapa tiba tiba astaga jantung


bulan rasaaya ingin meloncat keluar,dengan pelan bulan
berdiri dari duduknya dah mulai melangkah ke arah
abian dan meniki motornya

DEG

"pegangan di pinggang gue,bukan di bahu gue"

DEG DEG DEG

bunda tolong bulan jantung bulan mau copot

Kini murid 12 ipa 3 tengah berkumpul di dalam kelas


mereka sedang merundingkan sesuatu untuk rencana
selanjutnya masalah tari,masalahnya nama baik seorang
cintya bisa bisa terancam jika masalah ini tidak dapat di
bereskan dengan segera,Cintya sampai frustasi rasanya
memikirkan masalah ini

masalahnya setiap ia melewati lorong lorong kelas


menuju kelasnya semua murid memusatkan matanya
padanya hilang sudah citra manisnya dimata adek
kelasnya sedangkan Cintya termasuk siswi yang disegani
oleh adik kelasnya,melihat masalah yang datang padanya
baru baru ini membuat ia malu menunjukan mukanya

bahkan untuk sekedar ke kantin saja dia harus meminta


tolong kepada Bulan untuk menitip makananya
"guyss gimana dong gue malu banget kelura kelas
ni,kayaknya murud cartanegara udah tau deh ghosip
tentang gue"ujur cintya sendu

Bulan yang melihat cintya yang biasanya selalu ceria


happy tampak tak punya beban sedikit pun melihatanya
sendu dan tak bersemangat sekarang membuatnya kasian

"heh cin udah lo tenang aja dalam seminggu nama lo


bakal bersih lagi deh terus tu dedek gemes lo bakal
mandang lo kagum lagi"ujar ucup sambil memakan kue
bawang yang ia beli dari kantin tadi

"tenang tenang pala lo soek,lo gatau aja gua mau boker


pun sampe kepikiran bisa gila gue mikirinya"cintya
menelungkup kan kepalanya ke meja rasanya dia ingin
menangis saja bila perlu meminta kepada bundanya
untuk pindah sekolah tapi tak mungkin ia sudah kelas 12
pihak sekolah tak akan memperbolehkanya

"jadi giamana ni kita harus mulai rencananya dari


sekarang,semakin cepet dilakukan semakin cepet nama
cintya bersih kesian dia"ujar hani sendu sambil
mengusap usap punggung cintya yang masih
menelungkupkan kepalanya bahkan kini terdengar
tarikan ingus dari cintya

"Abian ni hari kan pak bambang masuk kelas kita coba


lo tanyak dulu boleh minjem kunci ruangan cctv
kagak,kalok di tanyak kan lo pinter nah lo cari tau
sendiri deh alasannya"ujar ucup
"lo kira nyarik alasan gampang "ujar dimas yang kini
merebut permen yang berada di tangan hani dan mulai
memakannya

"ih ih dimas permen aku,itu tinggal satu"

"udah gue emut,mau lo?"hani melihat dimas sudah


mengemut permenya memilih diam dan menghela
nafasnya dia ingin teriak di kuping dimas tapi rasa
takutnya lebih mendominasi,dimas tu serem

"engga buat kamu aja gapapa"dimas menahan kekehanya


melihat muka kecut hani,hani tu suka banget makan
permen udah dibilangin giginya bakal hancur kalo tiap
hari makan perman,hani dengan polosnya menjawab'aku
kan selalu sikat gigi setiap habis makan permen'

 "bi,gimana lo bisa kan?"tanya Aqila,bulan yang tak


mendengar satu kata pun keluar dari abiang mulai
mengangkat kepalanya dan melihat abian,abian yang
melihat seluruh temanya melihat kearah dan terhenti
melihat kearah bulan

"gue bakal usahakan buat dapetin kuncinya"ujar abian

"woii woii paka bambang masuk"mendengar pak


bvamabang akan masuk kedalam kelas cepat cepat
mereka kembali ke tempat duduknya masing masing

"pagi anak anak"

"pagi pak"
"apa kita ada tugas,jika ada tolong kumpulkan tugasnya
ke meja,dan maju satu satu untuk menjawabnya

mereka mulai mengumpulkan tugasnya masing masing


dan mulai mengumpulkanya keatas meja pak
bambang,pak bambang memperhatikan muridnya yang
kini tengah heboh maslah tugas ada yang ketakutan
karena belum siap tugasnya ada yang santai ada yang
kenakaran jenggot contpohnya si ucup yang mulai
gosong pasalnya ia belum siap tugas tahu pun tidak

"yang merasa tugasnya belum selesai maju


kedepan"ucap pak bamabang sambil menaikan kaca
matanya dan melirik kearah ucup

ucup yang melihat ia sudah tertangkap basah pun maju


ke depan dengan tatapan pasrah,sudah teman temanya
pun sangat tega bisa bisanya ia sendiri yang belum siap
tugas bhakan farel kini tengah tersenyum mengjek
kearahnya,liat saja fatel nanti

"pak?"

"iya ada apa abian"ujar pak bamabang jarang seklai anak


muridnya yang satu ini mendatanginya tiba tiba abian
termasuk murid yang berpretsasi banyak guru yang
bangga padanya bahakan saran abian banyak di terima
oleh sekolah dan berakhir sekolah mendapat banyak
apresiasi dari sekolah sekolah lain tak heran abian
disebut murid emas
ucup yang mendengar ucapan lembut pak bambang
kepada abain mendelik sinis,bisa bisanya padanya ketus
kurang ketus sama abian lembutt banget

"saya mau minta waktu bapak,bisa pak?"ujar abian


santai bahkan tak ada ekspresi takut di wajah abian,ya
yang anak kesayangan mah biasa aja yak

"oh bisa bisa ada apa nak abian akamu mau ngomong
apa"ujar pak bambang antusias

"bisa kita keluar pak"

abian dan pak bambang pun keluar dari kelas menuju ke


ruangan pak bamabang pak bambang byang meyuruhnya
katanya biar lebih luasa ngomongnya abian melakhan
kearah ruangan pak bambang dengan pak bambang yang
memimpim perjalanya

"duduk abian"

abian pun mulai duduk di sofa ruangan pak bambang dia


mulai menyusun kata kata yang akan di ucapankan
kepada pak bambang

"jadi...."

sementara dinkelas temen temen abian menunggu cemas


kedatang abian dan pak bambang mereka khwatir jiga
abian tidak di perbolehkan meminjam kunci ruang cctv
jika kuncinya tak dapat di kasih pak bambang maka
mereka akn nekeat mendatangi tari dan meminta
kejujuran dari gadis itu

"sumpah gue kok deg degan ya anjing padahal bukan


gue yang minta sama pak bambang"ujar ucup mengusap
usap dadanya cemas

"gue beneran takut kagak bakal dikasih dah"ujar farel

"kita tunggu abian dateng"ujar bulan menenangkan


temen temennya bulan punya feeling abian pasti
mendapatkan kuncinya

sedikit lama mereka berdiam,ucup yang biasanya banyak


bicara pun kini tengah diam termenung memikirkan
abian,tiba tiba pintu terbuka lebar muncul abian mebuat
semua temen temnya memandang kearahnya semua
tanpa terkecuali

melihat abian yang dateng sendiri tanda ada pak


bambang mebuta mereka curiga padsalnya pak bambang
masih harus mengajar di kelas mereka melihat pak
bambang tak ada membuat mereka was was

hening

"abian..."bulam memecah keheningan mereka melihat


abian terdiam bulan membuka suara duluan,abian
mendengar seseorang memanggil namya melihat kearah
bulan
memilih diam berjalan kearah tempat duduknya
membuat semua temen sekelas abian penasaran setengah
mati ,segera mereka mengerubungi meja abian,ucup
yang tak ingin kketinggalan dengan cepat mengambil
tempat duduk percis di sambiang abian

kini fokus abian teralihkan melihat kearah semua


temennya menunggu apa yang akan dia ucapkan

"abian lo kok diem aja,gimana?"tanya aqila geregetan


sendiri melihat abian diem saja dia kan sudah kepo
apakah abian diberikan kuncinya atau engga

dengan diam abian mengulurkan tanganya dan


menunjukan sebuah kunci yang terdapat tuliasan ruang
cctv,membuat temen temnya melebarkan mata mereka
dan berujar heboh terutama ucup yang sudah cemas dari
tadi melihat abian kembali dengan membawa kunci
membuat ia senang

cintya yangmelihat abian membawa kunci itu berteriak


heboh kini dia tengah melompat lompat senag dan tanpa
sengaja menginjak kaki ucup membuat ucup
mengumpatnya,dikira kaki ga di pake lagi apa

"anj***"umpat ucup

"eh eh sorry cup,sumpah gue seneng banget aaaa


makasih abian"ujar cintya tersenyum malu malu rasanya
ia seneng sekali liat saja dia ingin balas dendan kepada
nenek lampir si devi enak aja main main sma dia pake
segala ngefitnah lagi lait aja malu sendiri nanfi dia buat
"oke sekarang step pertama kita berhasil kita dapet
kuncinya,selanjutnya sepulang sekolah nanti kita ke
ruang cctv"ujar bulan memulai rencana

"gue rasa salah satu dari kita harus ada mata mata buat
liat anak osis,karena gue yakain semua anak osis bakal
berpihak sma devi,ga menutup kemungkinan mereka
bakal nagdu sma devi kalo kita sempat kepergok"ucap
aqila serius melihat kearah temen temenya

"gue aja yang mata mata in nak osis sama evan"evan


yang mendengar namanya disebut oleh edo
menggaggukan kepalanya,mereka sangat rela bila
membantu cintya untuk membokar kebusakan si devi
lagi pula mereka punya dendam juga sama anak anak
osis apa lagi liat mahluk bernama naufal,tanya siswa
cartanegara mana yang suka liat naufal jawabanya gaada

udahlah sok kegantengan sok berkuasa nyuruh nyuruh


lagi emang dia siapa,geli banget liatnya lemes banget
lagi gaada yang suaka liat dia,palingan kalok ada yang
suka cabe cabean yang bibirnya pada merah merah
banget kayak abis di tabok"good,gue setuju lo berdua
buat awasin anak anak osis"

"eh abian pak bambang kemana kok enggak iku lo


masuk"tanya indah,sekretaris di kelas mereka

"di panggil kepsek,dia nyuruh kita diem di kelas jangan


keluar keluar"
"oke sekarang kita bahas rencana kita buat ke ruang cctv
nanti sepulang sekolah"ujar bulan

"jadi...."

........

kini bel pulang sekolah tengah berbunyi nyaring,mebuat


seluruh siswa berbondong bongong untuk kelur kelas
dan pulang menuju ruamh masing masing tapi tidak
dengan murid kelas 12 ipa3 mereka kini tengah
berkumpul di dalam kelas dan menutup pintu edo dan
evan menjaga di depan pintu takut ada yang nguping
katanya nanti

"jadi tadi udah jelas kan yang gue bilang kita harus mulai
tahpa tahpan jangan smapai salah satua nak osis
curiga,gua bakal yaki n mereka bakal kasih tahu
devi,kita smeua tau anggota osisi itu kacungnya inti
osis"ujar bulan yang kini memulai strategi

"ayo sekarang,yang lainnya tolong keliling sekolah liat


anak osis atau murid yang lain masih ada di sekolah atau
enggak"

"yang lainnya ikut gue ke ruang cctv"ujar abian


mereka mulai menjalan kan aksi mereka edo dan evam
beserta yang lainnya mulai keliling sekolah melihat
apakah masih ada anak osis atau murid yang
lain,kebetulan ini hari jumat membuat sekolah sepi tidak
ada anak ekstralikuler

kini abian,bulan,aqila,dimas dan cintya berjalan menuju


keruang cctv,abian membuka pintu ruang cctv dan
masuk"biasanya ada pak amin dah yang ngawas cctv kok
enggak ada?"tanya aqila

"pak amin cuti istrinya melahirkan"jawab dimas sambil


membantu abian mebukan layang komputer untuk
melihat rekaman cctv di ruang osis

mereka mendekat kearah abian yang telah menemukan


rekaman cctv di ruang osis melihat ke arah layar
komputer menampilkan devi dan temen temenya yang
berkumpul mengerubungi devi seperti sambil mendengar
kan devi berbicara terlihat mereka seperti menggosip

"coba spekernya di kuatin bi"ujar bulan membuat abian


sedikit terkejut dengan cepat diaa merubah ekspresinya
dan mengikuti intruksi bulan mengeraskan speakernya

"lo tau ga,itu si cintya anak 12 ipa 3 gue liat dia


ngumpul bareng cowo cowo mana cewe sendiri lagi ga
malu apa ya"

"iiii najis banget deh ngumpul sih boleh ya tapi kalok


cewe sendiri sih gue ogah ya berasa cewe ga bener gue"
"ga malu apa ya dia begitu jadi omongan entar"

"mana mungkin malu,kalo udah biasa mah ga bakal


malu,mungkin aja kan di udah biasa ngmpul ngumpul
gitu"

"takut gue dia mngumpul di hotel hotel juga gasih,kan


ga menutup kemungkinan"

"simpenan om om yaa"

setelahnya mereka tertawa senang,cintya mendengarnya


mengepalkan tanganya bisa bisanya mereka
menghosupinya sampai seperti itu apa tadi di bilang
simpenan om om cintya bukan seperti itu berani
beraninya mereka cintya rasa mereka udah kelewatan
batas

"tunggu gue dapet rekaman lagi"

"dev,gue tau elo yang nyebar fitnah ke cintya kan?"

"iya,biar tau rasa dia enak banget bilangin gue babu


sekolah,biar tau rasa dia di kucilkan satu sekolah muak
gfue lait dia"

"tapi lo ga keterlaluan gasih?"

"buat modelan si cintya gue rasa ini udah pas biar tau
rasa anaknya"

"bentar ini ada rekaman devi sama tari"


"denger tar,gue tau lo yang bilang sma cintya gue
ghosipin dia sma anak osis yang lainnya,kalo ada yang
nanyak bilang kalok bukan gue yang nyebar fitnah buat
cintya"

"lo apaan si dev cintya gapunya masalah sma lo,kenapa


lo jahat banget sih"

"eh lo diem aja gausa bacot,inget kalo lo bongkar lo tau


akibatnya gue tau bokaplu terobsesi banget pengen lo
jadi anggota osis,gue bisa aja ngeluarin dari anggota
osis and yahh bokap lo pasti bakal ngamuk yakan"

"lo gaberhak ya buat atur atur gue"

"lo pikir gue takut ngeluarin lo sekarang dari osis"

tari diem

"gimana lo mau ikuti kata gue atau tetep ngeberontak"

"jawab tar!!!"

"iya gue mau,puas lo!!"

"good girl"

mereka berlima tak abis pikir segitu bencinya kah devi


kapada cintya smapai menyebarkan fitnah sekejam
itu,bisa saja dari perbuatanya itru mebuat mental
seseorang terganggu bahkan cintya bilang dia sudah
stress tingkat akut
"gila,kejem banget si devi,definisi beneran nenek
lampir"ujar aqila tak percaya melihat devi mulutnya
tejem banget

"titisan iblis"ujar dimas,seklai ngomng langsiung ngenak


banget ya pak,serem banget deh

"buru bian lo simpan ini bisa kita jadikan barang bukti


kalok tuh nenek lanpir masih ngelak,gue udah enek
banget sumpah dah liat dia pengen cepet cepet
kebongkar"ujar aqila geram melihat kelakuan
devi,menurutnya ini udah parah banget deh ngeghosipin
orang tanpa tau faktanya,menebarkan fitnah udah
kerlaluan banget

emnag bener kemaruin diacfe itru beneran cintrya sendiri


tapi pergi kehotel mejnadi simpenan om om itu bukan
cintya banget dai juga punya batasan hal yang
menjinikan seperti itu tidak mungkin mau dia lakukan
bundanya jelas melarang lagi pula dia pergi bersma ucup
orang yang yang di percaya oleh bunda dan
ayahnya"udah gue save"

"ayo kita keluar,sekarang kita tinggal jumpai tari buat


nyari barang bukti kalok misalnya tu devi ngelak kalok
yang di rekaman ini bukan suaranya"ujar bulan

"mungkin kita bisa kerumahnya tari besok slepas pulang


sekolah soalnya ini juga udah malam setau gue tari itru
stric parents gue ga yangkin kita balah di kasih jumpa
sama dia"ujar cintya yang sedikit mulai tenag dan tak
seemosi tadi
mereka berlima mulai keluar dari ruang cctv dan berjalan
kearah luar dimana temen temenya semua sudah
menunggu di luar

"gimana dapet ga rekamanya,gue udah keliling sepuluh


kali ni sekolah jaga jaga anak osis enggak ada di
sekolah"ujar ucup sambil meminum teh pucuknya haus
juga lah sepuluh kali kelilingin sekolah gara gara osisi
kampret itu liat aja dia bakal balas dendam juga

"udah di save sama abian rekamannya kita tinggal


denger klarifikasi dari tari,semoga dia mau jujur"ujue
bulan

"iya semoga"

"ayo pyulang udah mau magrib"

meraka keluar dari sekolah membuat satpam,bingung


perasan ini hari jumat enggak ada ekstralikuler jadi dari
mana murid murid ini memelih menhampiri dan
bertanya kepada mereka"eh kalian bais dari mana
kenbapa belum pulang?"

mereka semua berhenti berjalan dan melihat kearah pak


satpam yang dateng menghapirin mereka"eeehh pak joko
apa kabar pak,baik pasti kan mau teh pucuk ga
pak?"tawar ucup cengengesan

"ini lagi bapak tanya apa jawabnya apa kamu cup


cup,kalian nagpain masih di sekolah"tanya pak joko
seklai lagi
"kita ada kegiatan bersih bersih pak di suruh wali kelas
jadi tadi kita bersih bersih dulu"ujar bulan menjawab
pertanyaan pak joko,bisa bisa lama mereka disini kalok
enggak segera di jawab

"oo gitu toh,ada kegiatan bersih bersih,udah selesaikan


tapi temen kali gaada yang ketingalan kan?"

"allahamdulillah pak engga ada yang ketinggal aman


pak"ujar farel melihat kearah temen temenya satu
persatu

"ya uwes sana pulang kerumah masing masing bapak


mau gembok pagar sekolah ini"

"kita pulang ya pak assalamualaikum"

"waalaikumssalam nak ucup"

......

hari telah berganti masih banyak siswi dan siswa yang


memdang sinis kearah cintya bahkan ghosip yang
beredar tentangnya kini semkain panas dikalangan para
murig maupun para guru bahakan kini para guru mulai
mananyaiinya yang aneh aneh benar benar ini semua
gara gra nenek lampr si devi itu rasanya ia tak sabr mau
membongkar semua kebusukan si nenek lampir itu

"jadi ga nih kita kerumah tari nanti,gue denger tari ga


hadir hari ini dia lagi sakit katanya,gimana kalok enggak
kita kerumahnya hari ini pas banget timingnya ya
ga?"ujar cintya mengigatkan kepada teman temanya

"gass gue udah gasabar ngungkap kebusukan devi"aqila


mnegepalkan tangannya geram diingat ingat pun bikin
emosi banget

"woii woii si dimas berantem sama dipa"ujar edo terburu


buru bhakan bajunya basah di banjirin oleh keringat

dimas tu slekk banget sama dipa gara gara futsal,kalo


abian slekk sama bima gatau gara apa dipa tu iri sama
dimas karena dimas di pilih jadi capten untuk club futsal
sma cartanegara,skill juga hebatan dimas dimana mana
biasa orang sirik mah selalu begitu gak heran emang
denger dimas sama dipa berantem palingan si dipa yang
macing mancing

uda tau si dimas kesabaranya setipis tisu masih aja di


pancing"busett dah perasaan adem anyem aja deh si
dimas tadi main futsalnya napa jadi berantem gini
dah"ucup tau dimas tu kalok udah emosi susah buat
nenangkanya ucup pernah sekali kenak sikut sma dimas
sampe idungnya patah terus masuk rumah sakit tenaga
dimas kayak badak

cuman satu orang yang bisa buat si dimas berenti si


abian doang abian sekali tarik dimas si dimas langsung
berhenti tapi kalok udah emosi banget gaada satu pun
yang bisa nenangkan si dimas heran ada yang orang
kesabaranya setipis tisu tenaganya sekuat badak ya si
dimass

"mana abian lagi di ruang kepsek lagi,bahaya anjir kalok


ga di pisah bisa patah tulang anak orang ini"ujar farel

"ayoo woii ayo kesian si dipa"ujar aqila terburu buru

"dih anjir kok dipa gue tau qil si dipa mantan lo,lo kan
gamon"benar dipa dan aqila pernah berpacaran waktu
kelas sepuluh tapi gatau kenapa tiba tiba putus setelah
naik naikan kelas sebelas hanya cintya lah yang tau
alasan aqila putus dengan dipa

"enak aja mulut lo bilang gue gamon,malesin banget


gamon gamon bukan gue banget,maksud gue itu kalo si
dipa masuk rumah sakit siapa coba yang tanggung,si
dimas nanti jadi jangan sampe si dipa kenapa kenapa
gitu,lo goblok lo piara"

"udahh guyss ayo tolong si dimas kesian anjir dia


sendirian situ juga ada anak osis dimas di sudutin"ujar
edo,gegas mereka terburu buru kelapangan futsal dan
melihat benar sudah banyak yang mengelilingi mereka
bahkan kini dimas sudah di tahan oleh abian dan dipa di
tahan oleh bima

jangan tanya keaada keduanya sama sama berantakan


baju dimas koyak sana sini rambutnya berantakan
bibirnya sobek pipinya biru matanya ketutup sebelah dan
tak jauh beda dengan keaadaan dipa kepala bocor
hidungnya berdarah,mereka sampai menutup mulut
melihatnya separah itukah perkelahian mereka bahkan
dipa tak sanggup untuk berdiri

dengan sigap bulan membantu abian yang kesusahan


membawa tubuh dimas,dimas pun mulai terkulai lemas
apa permasalahan mereka sehingga sampai separah
ini,masalahnya guru sedang rapat tak banyak yang tau
pasti ada perkelahiaan yang fatal di buat oleh dimas dan
dipa

lapangan futsal outdoor memang jauh dari ruang guru


sehingga guru guru tak dapat mengetahuai apa yang
terjadi,abian menendang betis farel dan ucup yang masih
cengo melihat kejadian ini,mereka ini bodoh atau
gimanasih udah tau temenya pingsan bukan di bantuiin

"goblok,bantu anjir"

badan dimas tu bukan kurus kerempeng dia tu kurus tapi


berisi tulangnya besar abian bisa encok kalok bopong
sendiri,emang si ada bulan,tapi bulan cewe tenaganya
bahkan ga kerasa walaupun udah bantu bopong dimas

"oiya bantu goblok ucup"farel mulai mengangkat badan


dimas abian di posisi kepala ucup di bagian pantat dan
cewe mengangkat kaki dimas untuk membawanya ke
uks"anjirr berat banget si dimas,keberatan dosa ni
anak"ucup mulai ngos ngosan

begitu pun dengan osis laiinnya yang mulai mengangkat


dipa ke uks bagian barat,sekolah cartanegara mempunya
tiga uks di karena lebarnya sekolah dan mempunyai
banyak murid membuat uks lebih dari satu dipa pun
pingsan sehingga anak osisi membopongnya ke uks

"hadeh si dimas,emak bapa lo liat mas lo berantem mulu


dah perasaan kagak selesai selesai apasih masalah lo
sama si dipa heran gue,enggak elo engga abian si cintya
napa banyak amat dah masalah lo pada sama osis"ujar
ucup sambil mengelus elus rambut tebal dimas dia
merangkap seperti seorang ibu yang yang khawatir
terhadap anaknya

"gue yakin kalo dimas sadar si ucup pasti langsung di


tonjok"ujar farel berbisik ke arah bulan dan hani

"sttt farel diem deh jagan brisik nanti dimas


kebangun"mendengar ucapan hani farel memutar bola
matanya malas susah ngomong sama anak kecil
emang"emang tujuan gue buat dimas kebangun ni biar si
ucup kena tonjok"lirih farel

"masalah dimas apasih kok gue kepo ya?"ujar aqila


melihat dimas yang masih belum sadarkan diri ini sudah
sejam dimas belum juga sadar

"tanya abian tanya abian dia kan tau banyak tentang


dimas secara mereka bestfriend"ujar farel"dih males gue
takut liat mukanya bian mana ketet banget lagi"melirik
sikit kearah abian,abian itu gapunya ekspresi yang lain
apa selain wajah datarnya

"thanks"
bulan menoleh kan kepalanya kearah abian,abian hanya
menatap datar kedepan bulan menaikan alisnya apa
maksud dari thanksnya abian sekarang ia berterimakasih
karena apa,telah meminjamkan buku tugasnya kah
membatunya mengerjakan piket tadi pagi karena rata rata
temen piket abian belum hadir

"makasih karena apa abian?"tanya bulan polos yang


benar benra bingung

"ck,gue males panjang lebar makasih karena lo udah


bantu banyak"ujar abis melirik sekilas kearah
bulan,bulan menganggukan anggukan kepalnya paham

"sama sama"ucap bulan smabil menggoyang goyangkan


kakinya dan menoleh kenan kekiri,membuat abian yang
duduk disampingnya merasa terombang ambing karena
gerakan bulan mereka tengah duduk di kasur samping
dimas

abian yang gemas merasa bulan terlalu banyak gerak


meyentuh paha bulan agar membuatnya berhenti,bulan
tersentak terkejut dengan tindakan abian menoleh kearah
abian yang melihatnya"lo banyak gerak gue ga nyaman"

"hah??"

tangan abian masih berada di paha bulan,menahanya


agar bulan tak menggerkan kakinya lagi bulan yang
gugup pun hanya diam tak banyak gerak bakan tanganya
mulai berkeringat maslahnya roknya aga kesikap
sehingga tangan abian langsung mengenai kulit pahanya
sumpah bulan beneran gugup bahkan badannya mulai
gemeteran jangan sampai abian sadar pliss"lo kok
gemeteran?"

tamat sudah riwayatnya,siapapun tolong bulan

Anda mungkin juga menyukai