Anda di halaman 1dari 26

POLEMIK ABORSI DALAM ISU SOSIAL DAN KESEHATAN

Karya tulis ilmiah


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir semester genap
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh :
Apriliana Putri (181910063)
Celonyta Calysta (181910092)
Filzah Muthi'atillah (181910141)
Ghina Widia Saiddah (181910152)

Kelas : XI IPS 4

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12
KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini telah disetujui dan disahkan untuk tugas akhir mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia semester II pada tahun ajaran 2019-2020.

Mengetahui,
Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, Kepala SMAN 12
Kota Tangerang Selatan

Thea Umbarasari, M.Pd Abu Yazid, S.Ag., M.Pd


NIP. NIP.197308192008011003

II

2
LEMBAR PERNYATAAN
Judul Karya Tulis Ilmiah :
Polemik Aborsi Dalam Isu Sosial dan Kesehatan
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Apriliana Putri 2. Celonyta Calysta

(………………..) (..........................)
NIS. 181910063 NIS. 181910092

3. Filzah Muthi’atillah 4. Ghina Widia Saiddah

(………………..) (...........................)
NIS. 181910141 NIS. 181910152

Kami selaku tim penulis karya ilmiah polemik aborsi dalam isu sosial dan kesehatan,
menyatakan dengan jelas bahwa karya ilmiah yang telah kami susun merupakan murni hasil
pemikiran kami.

Tangerang Selatan, Januari 2020

III
3
ABSTRAK

Karya tulis ilmiah yang berjudul Polemik Aborsi Dalam Isu Sosial dan Kesehatan. Karya tulis
ilmiah ini membahas tentang pengertian aborsi, polemik tentang aborsi yang terjadi pada lingkup
sosial dan kesehatan, serta berbagai sudut pandang mengenai aborsi itu sendiri. Metode yang
kami guna kan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini adalah metode gabungan, yaitu dengan
metode wawancara untuk mengetahui pandangan narasumber soal isu ini, dan studi pustaka
untuk melengkapi karya tulis ini.
Berdasarkan hasil penelitian kami, polemik aborsi dalam isu sosial dan kesehatan nyata adanya,
karena aborsi itu sendiri masih merupakan hal tabu dalam masyarakat Indonesia.

IV

4
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.......................................................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................II
LEMBAR PERNYATAAN...........................................................................................................III
ABSTRAK.....................................................................................................................................IV
DAFTAR ISI...................................................................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Aborsi secara umum..........................................................................................6
2.2 Pengertian Aborsi Menurut KUHP Aborsi..........................................................................6
2.3 Pengertian Aborsi Menurut Agama Islam...........................................................................7
2.4 Pengertian Aborsi Menurut WHO (World Health Organization)........................................8
2.5 Pengertian Aborsi Menurut Para Ahli.................................................................................8.
2.6 Jenis-jenis Aborsi................................................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pembahasan Masalah.........................................................................................................10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................17
4.2 Saran..................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
LAMPIRAN..................................................................................................................................20

V
5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Aborsi masih dianggap tabu dalam isu sosia l masyarakat Indonesia. Pro dan kontra terus
menerus bertubrukan satu sama lain. Adanya pendapat pro mengenai aborsi adalah dengan
alasan kesehatan rahim ibu yang tidak memungkinkan untuk melahirkan dikarenakan apabila
kehamilan tersebut tetap dipaksakan maka beresiko bagi sang Ibu dan calon bayi tersebut. Alasan
lainnya yaitu karena ketidakmampuan orang tua bayi secara ekonomi, finansial, ataupun sosial
dalam merawat dan membesarkan bayi. Sehingga orang tua calon bayi memutuska n untuk
menggugurkan kandungannya.

Pada umumnya hal ini disebabkan oleh pernikahan dini dan kehamilan yang tidak
diinginkan. Pernikahan dini terjadi karna pak saan. Yang membuat orang tua mendesak anak
tersebut untuk menikah muda. Dengan harapan bahwa adany a pernikahan dini dapat
menghilangkan beban ekonomi yang dimiliki orang tuanya dimasa depan. Karena untuk
menyekolahkan anak butuh biaya yang besar untuk biaya sekolahnya, peralatan sekolahnya, dan
kebutuhan lainnya yang tak terduga. Ini terjadi pada masya rakat desa karena masih berpikiran
yang kurang luas mengenai pendidikan yang masih dianggap kurang penting dan formalitas saja.

Berbeda dengan yang terjadi di masyarakat kota yang melakukan pernikah an dini, karena
anak tersebut melakukan hal negatif. Yang dapat terjadi dimana -mana dan bisa saja dilakukan
oleh berbagai kalangan. Seperti bergaul dengan lingkungan yang menyimpang. Sehingga anak
tersebut terbawa arus dengan ajakan negatif dan kemudian melakukan hal yang dapat merusak
masa depan mereka. Dampak pergaulan yang semakin bebas diantara laki -laki dan perempuan
dapat menimbulkan hubungan yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri yang
mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan.

6
Sebaliknya jika seorang pria dan wanita tersebut melakukan hubungan seks tetapi tidak
bertanggung jawab dan tidak menginginginkan anak tersebut lahir maka mereka memilih untuk
menggugurkan kandungannya.

Sedangkan pihak kontra sangat menjunjung tinggi dan mengedepankan hak hidup janin
yang ada di dalam rahim sang Ibu. Problematika ini memiliki dua kubu yang berseberangan dan
memiliki julukannya tersendiri. Pihak pro dikenal dengan julukan pro-choice, sedangkan pihak
oposisi kerap disebut sebagai penganut pro-life.

Sehingga pembahasan kali ini, ker ap kali menimbulkan berbagai polemik yang
menyebabkan masyarakat Indonesia terpecah dalam beberapa argumen. Polemik ini terus
menerus melahirkan golongan egoisme yang memusuhi pendapat yang menurut mereka tidak
ekuivalensi. Ketidakseimbangan yang mengalir di masyarakat tentunya menimbulkan dampak
yang tidak sehat terhadap komunikasi dan sosialisasi masyarakat.

Selain polemik dan problematika yang telah disebutkan, makna dari kata “aborsi” juga
masih tabu di indra pendengaran masyarakat Indonesia. Banyaknya anggapan bahwa aborsi
adalah tindakan kriminalitas untuk mengambil nyawa bayi yang tak berdosa terus berseliweran
tanpa terkendali. Tentunya anggapan -anggapan seperti ini membahayakan masyarakat Indonesia
untuk ke depannya.

Sudut pandang orang -orang mengenai polemik aborsi yang sedang terjadi di negara
Indonesia beragam dan sangat banyak, mulai dari sudut pandang hukum, kesehatan, masyarakat,
dan agama. Menurut pandangan hukum aborsi itu menyelamatkan jiwa Ibu hamil atau janin. Jika
menurut keseha tan, aborsi bisa dilakukan karena ada masalah di dalam kandungannya, maka
dilakukan untuk menyelamatkan bayi atau orang tua dari bayi tersebut. Menurut masyarakat
awam aborsi merupakan tindakan negatif yang dilakukan untuk membunuh seorang janin. Lalu
menurut sudut pandang agama, seperti pendapat ulama islam mengenai masalah aborsi ini
sebagian berpendapat bahwa borsi yang dilakukan sebelum 120 hari hukumnya haram dan
sebagian lagi berpendapat boleh.

7
Maka dari itu, kami selaku tim penulis tertarik untuk mengangkat topik aborsi dalam
rangka mengurangi adanya kontradiksi masyarakat yang tidak sesuai dengan norma. Kami harap
dengan dibuatnya karya ilmiah ini dapat meminimalisir miskonsepsi masyarakat terhadap aborsi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan perumusan masalah sebagai
berikut :

 Apa definisi dari Aborsi?


 Apa definisi dari polemik?
 Apa yang dimaksud dengan Aborsi dalam isu sosial?
 Apa yang dimaksud dengan Aborsi dalam isu kesehatan?
 Bagaimana 2 variabel tersebut berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat?
 Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi polemik aborsi dalam sosial dan
kesehatan?

1.3 Tujuan Penelitian


 Untuk mengetahui definisi dari Aborsi.
 Untuk mengetahui definisi dari kesehatan.
 Untuk mengetahui bagaimana pola pikir masyarakat terhadap aborsi dalam isu sosial dan
kesehatan.
 Untuk menemukan upaya dalam mengatasi polemik aborsi dalam isu soial dan kesehatan.
 Untuk mengetahui dampak dari pola pikir masyarakat terhadap korban pemerkosaan.
 Agar masyarakat dapat bersikap dewasa dalam menanggapi kasus arbosi.

8
1.4 Manfaat penelitian

Kami sebagai tim penulis mendapatkan berbagai manfaat mengenai topik aborsi dalam isu sosial
dan kesehatan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kami dapat menambah wawasan
dan berbagai sudut pandang yang muncul dari berbagai pihak, sehingga kami tidak berpikiran
sempit dan dapat melihat suatu hal dari berbagai variabel.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi pihak-pihak berikut

1. Bagi Penulis

Saat kami memulai membuat karya ilmiah yang mengangkat tema aborsi, kami masih
awam terhadap isu aborsi dan menganggap bahwa aborsi merupakan hal yang negatif. Sehingga
pada saat itu kami cenderung gegabah dalam mengkri tisi hal ini. Untuk itu kami menyusun karya
ilmiah ini agar dapat memperluas wawasan dan memahami lebih lanjut mengenai aborsi
sehingga dapat mengurangi adanya stigma negatif terhadap aborsi. Serta, agar penulis terbuka
terhadap berbagai prespektif lain, d an mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap
pelaku aborsi, juga menemukan upaya untuk mengatasi polemik aborsi dalam isu sosial dan
kesehatan. Serta terbuka terhadap kritik dan saran.

2. Bagi Pembaca

Sebelum membaca karya ilmiah kami, pola pikir pem baca tidak jauh berbeda dengan
penulis karena menganggap variabel aborsi hanyalah A dan B, sedangkan pada faktanya aborsi
memiliki cakupan pembahasan yang sangat luas seperti samudera. Demikian disusunnya karya
ilmiah ini untuk dapat mengetahui dan memaham i mengenai polemik aborsi dalam isu sosial dan
kesehatan. Serta membuka pikiran tentang aborsi yang selalu lekat dengan ciri negatif. Juga
memaparkan faktor -faktor penyebab terjadinya aborsi yang tidak seluruhnya berstigma negatif.
Sehingga dengan begitu d apat mengurangi adanya stigma negatif t entang aborsi dan pelaku
aborsi

3. Bagi Guru

Mengenai banyaknya kasus aborsi yang terjadi belakangan ini, maka dari itu kami tim
penulis menyusun karya ilmiah ini sebagai sarana referensi dalam bahan pembelajaran yang ak an
diberikan kepada peserta didik, serta memperluas wawasan mengenai aborsi dalam isu kesehatan

9
dan sosial. Juga mengetahui berbagai polemik tentang aborsi baik dalam kesehatan maupun
sosial yang terjadi di masyarakat luas.

4. Bagi Orangtua

Sebelum kami memberitahu mengenai karya ilmiah yang disusun kepada orangtua kami,
mereka beranggapan bahwa pelajar tidak akan mengangkat pembahasan seberat ini. Karena
pada umumnya pelajar lain hanya membahas seputar lingkungan di sekolah yang tidak terla lu
luas cakupannya.

10
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian aborsi secara umum


Secara umum, pengertian aborsi adalah tindakan mengakhiri kehamilan dan
mengeluarkan hasil konsepsi sebelum waktunya janin hidup diluar kandungan. Yang artinya,
definisi aborsi secara umum tidak diwajarkan untuk menggugurkan kandungan saat usia janin
belum tua atau masih dalam usia beberapa minggu. Sehingga saat aborsi dilakukan saat usia
yang tidak diwajarkan, maka hal tersebut sulit diterima di masyarakat.

2.2. Pengertian aborsi menurut KUHP aborsi

Aborsi merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya


sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38 -40 minggu). Pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandun gan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20
minggu). Dari segi medikolegal maka istilah abortus, keguguran, dan kelahiran prematur
mempunyai arti yang sama dan menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang
cukup.

Sanksi pidana bagi pela ku aborsi ilegal juga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP). Ketentuannya antara lain sebagai berikut:

Pasal 299
1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa karena pengobatan itu hamilnya
dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana
denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.

2) Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan
atau juru-obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3) Jika yang bersalah melakukan kejahat an tersebut dalam menjalanka pencarian,makadapat


dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

11
Pasal 347
Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

Pasal 348
Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kan dungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346,
ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Berdasarkan Pasal 75 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pengecualian terhadap larangan melakukan aborsi diberikan hanya dalam 2 kondisi berikut :
a) Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam
nyawa ibu dan atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan atau cacat bawaan, maupun
yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b) kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan.
Berdasarkan Pasal 194 menentukan bahwa setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi
tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipida na dengan
pidana penjara paling lama 10(sepuluh)tahun dan denda paling banyak Rp.1000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

2.3. Pengertian Aborsi menurut Agama Islam

Dalam bahasa arab, aborsi disebut isqat al -haml atau ijhad, yaitu pengguguran janin
dalam ra him. Dalam istilah syari’at, aborsi adalah kematian janin atau keguguran sebelum
sempurna, walaupun janin belum mencapai usia enam bulan.

Dapat disimpulkan bahwa aborsi secara syari’at tidak melihat kepada usia kandungan,
namun melihat kepada kesempurnaan bentuk janin tersebut. (H.R. Bukhhori).

Tentu saja dalam agama Islam, aborsi termasuk tindakan membunuh nyawa seseorang
walaupun usia janin baru menginjak beberapa minggu. Hal ini disebabkan oleh pertentangan
oleh dalil-dalil an ayat al-quran.

12
2.4. Pengertian Aborsi menurut WHO (World Health Organization)

Aborsi adalah penghentian kehamilan sebelum janin berusia 20 minggu. Karena secara
medis janin tidak bisa bertahan di luar kandungan. Sebaliknya bila penghentian kehamilan
dilakukan saat janin sudah berusia berusia di atas 20 minggu maka hal tersebut adala h infanticide
atau pembunuhan janin.(WHO,1969,Inggris.

2.4. Pengertian aborsi secara medis atau dalam ilmu kedokteran

Aborsi adalah tindakan untuk mengakhiri kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.

2.5. Pengertian aborsi menurut para ahli

Menurut Eastman

Aborsi adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus sanggup hidup sendiri
di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400 -1000 gram,
atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. (Eastman, 1924, Denmark)

Menurut Jeefcoat

Aborsi adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu
fetus belum viable by law (layak secara hukum). (Jeefcoat, 1930, Sydney)

Menurut Holmer

Aborsi adalah t erputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentasi
belum selesai. (Holmer, 1932, Washington)

2.6. Jenis-jenis Aborsi

Dalam ilmu kedokteran atau medis, aborsi dibedakan menjadi Spontaneous Abortion dan
Induced Abortion. Berikut masing-masing penjelasannya :

1. Spontaneous abortion

Disebut juga sebagai aborsi spontan yaitu terjadinya keguguran kandungan yang
disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab secara alamiah atau tidak sengaja.

13
2. Induced Abortion

Merupakan pengguguran kandungan secara disengaja dimana di dalamnya termasuk :

 Therapeutic abortion : tindakan aborsi karena kehamilan mengancam kesehatan jasmani


dan rohani sang ibu. Misalnya kehamilan akibat perkosaan.
 Eugenic abortion : tindakan aborsi karena diketahui kondisi janin cacat.
 Elective Abortion : tindakan aborsi karena berbagai alasan lain.

14
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pembahasan Masalah


Kami sebagai tim penulis telah melakukan wawancara melalui via chat atau daring, pada
hari Minggu tanggal 5 Januari 2020, pukul 17.06 WIB. Narasumber yang kami wawancarai
bernama Angellie Nabila Rahman, seorang mahasiswi Universitas Indonesia Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik program studi Ilmu Politik. Selain menjad i mahasiswi, ia juga aktif
menyuarakan pendapatnya di akun media sosialnya mengenai isu sosial dan politik. Oleh karena
itu kami tertarik untuk menjadikannya sebagai narasumber.

Setelah kami menelusuri dari berbagai sumber yang ada, mengenai definisi dar i aborsi
dapat ditarik kesimpulan bahwa aborsi merupakan suatu tindakan untuk menggugurkkan janin
dikarenakan beberapa faktor tertentu yaitu kesehatan seorang ibu, korban pelecehan seksual dan
pemerkosaan, serta alasan-alasan lain yang dianggap mendukung.

Lalu setelah mengetahui definisi aborsi, kami juga mendapatkan definisi dari polemik.
Polemik sendiri itu berarti perdebatkan antara dua pihak yang memiliki pendapat dan opini
sendiri yang artinya suara -suara pihak tersebut saling bertolakbelakang dan men imbulkan
perpecahan. Terlebih lagi masyarakat indonesia masih sangat awam akan aborsi dikarenakan
edukasi seksual yang masih dianggap tabu. Pola pikir seperti membuat aborsi menjadi hal yang
sensitif untuk dibahas dalam kehidupan sehari-hari.

Namun kami memberanikan diri untuk membahas topik ini, karena kami ingin mengubah
pola pikir masyarakat dari yang agamis dan tradisional menjadi masyarakat yang melek
teknologi dan perkembangan. Selain itu kami juga berharap agar masyarakat tidak lagi
mengucilkan pere mpuan yang melakukan aborsi dan kami juga berharap agar perempuan yang
melakukan aborsi tidak merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan dan sebaiknya untuk
kembali bersosialisasi seperti dahulu.

Mengenai rumusan masalah tentang aborsi dalam isu sosial berdasarkan data yang telah
kami telusuri dari berbagai sumber, bahwa isu sosial yang kerap berdampingan dengan aborsi
adalah masalah pola pikir masyarakat yang cenderung menganggap bahwa tindakan aborsi

15
bermakna negatif. Padahal faktor -faktor lain yang mengharuskan perempuan untuk melakukan
aborsi sangat luas, tidak hanya terfokus pada satu variabel saja. Namun, pada faktanya
masyarakat masih banyak yang menganggap bahwa seseorang yang melakukan ab orsi pasti
memutuskan untuk menggugurkan kandungannya karena kehamilan yang tidak diinginkan.

Selain itu, masyarakat juga kurang memahami dampak negatif apabila seorang
perempuan dituntut dan dipaksa untuk melanjutkan kandungannya tanpa persetujuan dari di rinya
sendiri. Hal itu dapat menimbulkan jatuhnya mental seseorang apabila dituntut untuk menuruti
konstruk sosial.

Tak hanya itu, budaya patriarki juga turut memengaruhi isu sosial aborsi. Perempuan
dianggap sebagai pabrik pembuat anak dan dituntut untuk menjalankan kehidupan seperti yang
diinginkan oleh masyarakat. Padahal yang paling terpenting adalah peran dalam rumah tangga
juga harus dibagi dengan seimbang tanpa adanya ketimpangan peran.

Konstruk-konstruk sosial sangat memengaruhi pola pikir masyarak at terhadap


perempuan. Perempuan yang dianggap menyalahi kodrat cenderung dikucilkan dan diangap tak
pantas berada di lingkungan masyarakat lagi. Konstruk sosial tersebut tak hanya membebani
perempuan,namun juga laki -laki yang turut dipaksa untuk menuruti konstruk sosial yang
sebenarnya hanya sebuah tuntutan semata.

Selanjutnya mengenai polemik aborsi dalam isu kesehatan berdasarkan data yang telah
kami telusuri dari berbagai sumber, bahwa isu kesehatan yang kerap berdampingan bahwa
tindakan aborsi dalam b idang kesehatan maupun sosial adalah hal yang negatif . isu kesehatan
yang dimaksud adalah bahwa aborsi itu seperti membunuh sang calon bayi yang tidak
mempunyai kesalahan. Tetapi masyarakat salah memahami itu dan selalu menganggap bahwa
aborsi itu selalu negatif dan tidak dapat memahaminya dengan baik.

Aborsi dalam kesehatan itu adalah tindakan untuk menyudahi kemahilan di usia sebelum
20 minggu, apabila dilakukan aborsi setelah usia 20 minggu akan berdampak negatif kepada
kesehatan ibu dan menyebabkan kematian untuk seorang janin karena telah menjadi calon bayi
dan disebut pembunuhan bukan lagi aborsi yang berarti menggugurkan atas dasar kesehatan
seseorang.

16
Aborsi sendiri terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor janin yang bermasalah, faktor
seorang ibu yang bermasalah juga dan faktor usia ibu yang belum cukup untuk mengandung dan
melahirkan seorang bayi. Sehingga pernikahan dini tanpa persiapan yang matang dapat memicu
terjadinya permasalahan rahim seorang ibu.

Oleh karena itu isu kesehatan ini harus diubah dalam pola pikir masyarakat, karena
masyarakat khususnya perempuan yang akan mengalami masa kehamilan atau mempunyai anak
harus mengerti mengenai aborsi dan menjaga calon sang janin atau sang calon bayi dengan baik
dan benar agar mencegah terjadinya aborsi, karena dapat merugikan diri sendiri dan keluarga.

Pembahasan selanjutnya mengenai isu sosial dam kesehatan dalam aborsi yang
memengaruhi pola pikir masyarakat. Tentu saja kedua hal tersebut memberikan pengaruh yang
cukup besar. Masyarakat Indonesia yang cenderung agamis, konservatif, dan tradisional akan
cenderung tertutup dalam isu aborsi ini. Dan msyarakat yang memiliki pola pikr terbuka akan
menerima masukan-masukan dan menyaring isu sosial dan kesehatan sesuai porsinya.

Pola pikir masyarakat Indonesia terlalu tabu di dalam kedua hal tersebut. Edukasi tentang
kesehatan masih jarang diimplementasikan sehingga banyak remaja yang memutuskan menikah
tanpa persiapan. Dan edukasi tentang isu sosial lebih menimbulkan dampak negatif terhadap pola
pikir masyarakat yang semakin kolot dan tidak mau terbuka terhadap hal baru. Pemikiran yang
seperti ini apabila dibuayakan akan menimbulkan permasalahan -permasalahan baru baik itu dari
segi ekonomi, budaya, pendidikan, teknologi, dan lain-lain.

Solusi atau upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan terjadinya polemik aborsi
dalam isu sosial dan kesehatan di masyarakat luas yaitu dengan cara tidak mengambil keputusan
sendiri, aborsi adalah hak semua manusia dan tidak bisa dilarang ataupun dipaksa m aka dari itu
kita harus saling menghargai dan melindungi sesama manusia agar tidak terjadinya perpecahan
antarpihak yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Solusi polemik aborsi dalam isu kesehatan yaitu jangan memaksakan diri sendiri untuk
melakukan aborsi karena akan membahayakan diri juga dan calon sang bayi dan calon sang
janin, dan kesehatan adalah unsur terpenting dalam kehidupan kita harus meimikirkan untuk
masa depan kesehatan jangan hanya hal yang saat itu kita pikirkan dan harus berpik ir panjang
agar tidak menyesali keputusan yang telah diambil.

17
Berikut adalah pertanyaan yang kami sampaikan kepada narasumber beserta jawaban dan
pendapat kami.

1.Apa yang menyebabkan makna “Aborsi” cenderung bersifat negatif?

Jawab : Karena erat kaitannya dengan pembunuhan. Presepsi agamis tentang “Nyawa
dihembuskan” ke dalam tubuh berbeda dengan presepsi medis tentang apa yang sudang dianggap
sebagai makhlukn hidup dan apa yang belum hidup. Kita masih belum punya satu basis at au
pondasi yang sama tentang apa yang diklasifikasikan sebagai makhluk hidup dan yang belum
hidup.

Selain itu, stigmatisisasi orang yang melakukan aborsi selalu dikaitkan dengan
pelencengan norma yang lain, misalnya hubungan seks pranikah yang berujung p ada kehamilan
yang tidak diinginkan. Padahal aborsi bisa terjadi karena hal -hal seperti pemerkosaan atau
kehamilan yang bisa membahayakan bahkan menyebabkan kematian bagi Ibu maupun janin.
Misalnya ectopic preganacy atau kehamilan diluar rahim.

Dalam pen dapat kami, tentang persoalan ini benar adanya. Stigma negatif masyarakat
hadir karena menurut pandangan mereka perempuan yang melakukan aborsi biasanya telah
melakukan seks pranikah, padahal aborsi bisa disebabkan karena faktor -faktor lain, terlebih lagi
korban pemerkosaan seharusnya memiliki hak atas tubuhnya sendiri, ditambah iya mengalami
kehamilan itu seksnya tidak konsen.

Dan juga seharusnya pandangan masyarakat tidak mempengaruhi seseorang untuk


melakukan aborsi. Karena tindakan tersebut murni kemau an sang pelaku untuk melakukan
aborsi.

2.Langkah apa yang dapat kita lakukan untuk menyadarkan pola pikir masyarakat yang
cenderung konservatif dalam menyikapi aborsi?

Jawaban : Sebenarnya tidak salah berpola pikir konservatif. Jika menurut seseorang abo rsi itu
salah, maka iya tidak perlu melakukan aborsi. Asal tidak melarang orang lain untuk melakukan
aborsi. Aborsi itu konsekuensinya kurangnya sosialisasi tentang seks yang aman yaitu berupa
penyuluhan juga sosialisasi mengenai solusi dari aborsi tersebut.

18
3. Ada kasus korban kekerasan seksual sampai korban tersebut hamil dan mengelami trauma
berat sampai ingin mengaborsi janinnya. Namun ada sanak saudara yang melarang korban
tersebut dan menganjurkan korban untuk dinikahkan dengan pelaku. Kira -kira me ngapa sanak
saudara dari korban menganggap solusinya tentang korban harus dinikahkan lebih baik?

Jawab : Karena pertanggungjawaban lahir dan batin itu ia anggap baru bisa dituntut ketika ada
status yang diakui negara. Padahal pertanggungjawaban bisa berupa bentuk lain seperti bantuan
finansial dan bantuan psikologis untuk Ibu dan anak yang dapat diberikan diluar itu semua.

Selain itu dikarenakan pada umumnya sanak kel uarga tersebut berfikiran untuk menutupi
aib dari keluarganya, dengan cara menikahkannya dengan pelaku sesegera mungkin sebelum
janin tersebut kian membesar. Dengan begitu, keluarga tidak perlu menanggung beban malu
yang terlalu berat. Dan begitu janin tersebut telah lahir, maka sang Ibu tidak perlu bersusah
payah untuk menjelaskan kepada anaknya mengenai Ayah kandungnya. Juga tidak mempersulit
anak tersebut ketika akan menikah dan perlu m encari Ayah kandungnya terlebih apabila anak
tersebut perempuan.

4. Apa dampak yang paling berpengaruh terhadap korban pemerkosaan apabila ia sebagai korban
ditimpai tanggung jawab untuk membesarkan anak yang sama sekali tidak ia inginkan?

Jawaban : Postpartum depression artinya depresi pasca melahirkan . Hal ini jelas terjadi
menginggat adanya ketidaksiapan korban dalam mengandung. Sehingga ada tekanan dalam
dirinya dan mengakibatkan depresi. Seperti merasa putus harapan, merasa tidak menjadi Ibu
yang baik, sampai tidak mau mengurus anak. Tidak hanya Ibu, Ayah lebih rentan terkena
Postpartum depression karena ia otomatis harus memenuhi kebutuhan dirinya dan ditambah
kebutuhan sang Ibu dan juga anaknya.

Baby blues artinya perubahan emosi akibat kelelahan dalam mengurus bayi . Menginggat
korban pemerkosaan sering terjadi pada usia dibawah umur. Jika terjadi pada usia dibawah umur,
emosi seseorang tersebut cenderung belum stabil. Bahkan terkadang mengurus dirinya sendiri

19
saja belum baik, ini ditamba h dengan harus mengurus bayi maka ia akan cepat merasa lelah dan
berujung dengan emosi.

Mother to child abuse cycle artinya siklus pelecehan Ibu terhadap anak . Sang ibu
cenderung akan melecehkan sang anak ketika sudah mulai beranjak dewasa , seperti menganggap
bahwa anak tersebut tidak seharusnya lahir di dunia, menganggap sang anak hanya menjadi
beban orang tuanya, membentaknya dengan kata-kata kasar dan sebagainya.

Neglection atau pengabaian terhadap anaknya . Hal ini sangat mungkin terjadi, karena
sang korban pemerkosaan mengganggap bahwa kehamilan tersebut bukan atas kehendaknya
maka ia akan memilih untuk mengabaikannya karena merasa anak tersebut bukanlah tanggung
jawabnya.

Dan Mental issue artinya isu mental. Diantaranya, menarik diri dari masyarakat. Karena
korban pemerkosaan merasa malu karena ia hamil diluar nikah walaupun hal tersebut bukan atas
kemauannya. Kehilangan nafsu makan. Karena korban larut dalam kesedihan akan rasa
bersalahnya sehingga sama sekali tidak ada niat untuk makan bahkan dalam kasus yang parah
bisa menimbulkan rasa ingin bunuh diri. Dan kehilangan hasrat seksual. Mengingat trauma yang
terjadi pada dirinya karena dipaksa untuk melakukan hubungan seksual.

5. Pro kontra aborsi seringkali dibagi menjadi 2 kubu (pro -choice dan pro-life) apabila pro -
choice yang berpegang pada prinsip "hak otoritas ibu sebagai pemilik tubuh" maka ibu bebas
menentukan tentang keberlanjutan janinnya (mau dia aborsi apa tidak itu haknya). Yang
ditanyakan, kalau pro -life mendungkung "keberlangsungan" hidup bayi karena sejak awal
mereka menginginkannya tetap hidup. Kira -kira bentuk tanggung jawab seperti apa yang dapat
dilakukan selain dukungan finansial?

Jawaban : P ertanggungjawaban finansial dapat berupa uang. Yang dapat digunakan untuk
membeli tempat tinggal, makanan, kebutuhan pendidikan, pakaian, dan lain sebagainya. Dan
psikologis dapat berupa dukungan dan kasih sayang diluar dengan yang bisa didapat dari
finansial. Pertanggung jawaban secara psikologis sangat diperlukan bagi korban pemerkosaan,
menginggat korban rentan terhadap resiko bunuh diri . Maka ia butuh orang yang bisa
menyemangati dan memberikan semanggat sehingga korban tidak berniat untuk mengakhiri
hidupnya dan dapat menjalani hidup dengan semangat.

20
6. Kenapa ketika ada kasus hamil di lu ar nikah, perempuan lah yang cenderung dibebankan
dengan julukan julukan seperti jalang, menjijikan d an sebagainnya. Sej ak awal kehamilan
sampai anak tersebut lahir tetap yang menjadi sasaran adalah ibunya?

Jawaban : Balik lagi, konstruk sosial. kalo mau n anya mulanya dari mana ya sebena rnya dari
stigmatisasi. dari patriarki. pola pikir patriarki ya datangnya dari banyak hal utamanya budaya.
Sebenarnya ya sulit banget untuk menghentikan budaya patriarki ini karena emang sebagian
besar masyarakat Indonesia c ondong ke arah tradisional atau konservatif. Punya paradigma
konservatif itu enggak salah, yang salah itu ketika kita punya asumsi dan opini tapi bersifat
memaksa dan kolot (susah dibilangin). Manusia itu kan banyak variabelnya dan nggak cuman
itu-itu aja. Yang satu kultur aja bisa berbeda pandangan, apalagi yang beda kultur. Indonesia itu
multikultural dan perjuangan kita untuk merdeka didorong oleh beragam variasi masyarakat ini
yang sifatnya horizontal ataupun vertikal.

21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan karya ilmiah yang sudah kami susun. Dengan judul “ POLEMIK ABORSI
DALAM ISU SOSIAL DAN KESEHATAN.” Beserta data-data yang sudah kami kumpulkan.
Kami menyimpulkan bahwa, aborsi terdapat pada dua isu, yaitu isu sosial dan isu kesehatan .
Aborsi merupakan sebuah tindakan menggugurkan kandungan yang didasarkan atas beberapa
faktor. Namun selalu diiringi oleh stigma negatif masyarakat luas yang masih tabu soal faktor -
faktor terjadinya aborsi.

Pada isu sosial aborsi selalu berada dalam stig ma negatif karena dalam pola pikir
masyarakat, pelaku aborsi merupakan pelaku seks pranikah. Sedangkan, terdapat faktor -faktor
lain yang mempengaruhi terjadinya Aborsi. Misalnya, ketidakmampuan dalam bidang ekonomi
juga tidak ada dukungan dari keluarga unt uk mengurus seorang anak.. Dengan demikian kami
berharap dapat mengubah stigma negatif mengenai aborsi. Sehingga masyarakat dapat berpola
pikir luas dan mampu menerima aborsi dalam lingkungan mereka.

Sedangkan aborsi dalam isu kesehatan, juga sering memili ki stigma negatif. Dikarenakan
marak terjadinya mal praktek oleh dokter -dokter yang mengambil kesempatan. Padahal, dalam
beberapa keadaan sang ibu diharuskan melakukan aborsi karena dapat membahayakan bahkan
menyebabkan kematian bagi dirinya dan sang janin . Dalam keadaan tersebut. Misalnya,
kehamilan di luar rahim atau adanya penyakit yang membahayakan.

4.2 Saran

Dengan adanya karya ilmiah ini, semoga pembaca dapat mendapatkan manfaat juga
memperluas ilmu pengetahuannya. Diharapkan karya ilmiah ini dapat m enjadi referensi dengan
tetap tidak mengkesampingkan ahli bidang. Serta pembaca dapat mengetahui polemik -polemik
yang terjadi dalam lingkup masyarakat dan bagaimana harus menyikapinya. Maka dari itu,
semoga para pembaca dapat berpikir terlebih dahulu sebel um bertindak sesuatu. Yang bila mana
dapat mengancam masa depan.

22
Daftar Pustaka

https://pusatklinikaborsi.com/pengertian-aborsi/

http://scdc.binus.ac.id/himslaw/2017/03/pengguguran-kandungan-menurut-hukum-di-indonesia/

http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/192

https://kuretase.com/pengertian-aborsi-secara-medis/

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-aborsi.html

23
Lampiran

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai