GENETIKA
PERCOBAAN III
NAMA : RISKA
NIM : H041201020
KELOMPOK : VI (ENAM)
LABORATORIUM GENETIKA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
ilmuwan dan para peneliti. Salah satunya yaitu mengenai gen yang dapat
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah
antara laki-laki dan perempuan. Sifat yang diturunkan oleh gen dikenal sebagai sifat
menurun yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Contoh sifat menurun pada manusia
yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah panjang jari telunjuk (Agus, 2019).
Suryo menyatakan orang mempuyai jari telunjuk yang lebih pendek dari jari
manis, sedangkan Stren menyatakan sifat menurun tersebut lebih banyak ditemukan
pada laki-laki dibanding perempuan. Karakter panjang jati telunjuk ditentukan oleh
sepasang gen, yaitu gen T dan gen t. Gen T adalah gen yang menentukan jari
telunjuk sama tau lebih pendek dibandingkan dari jari manis, sedangkan gen t yang
menetukan jari telunjuk sama atau lebih panjang dari jari manis. Rasio panjang jari
telunjuk terhadap jari manis pada seseorang merupakan suatu karakter atau sifat
yang diwariskan melalui gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex
Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui frekuensi fenotip dan genotip
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 03 April 2021 pukul
Makassar dengan pengamatan yang dilakukan secara daring melalui via zoom di
Sebagian besar model analitik untuk ciri-ciri yang dipengaruhi jenis kelamin
menyesuaikannya terlebih dahulu. Ini mengarah pada efek lingkungan dan efek
yang terkait dengan ence pada g istilah sebagai “benjolan”. Seks telah secara
karakteristik biologis dan sosial perempuan dan laki-laki yang keduanya memiliki
konotasi biologis dan sosiologis. Seks cenderung lebih memiliki konotasi sosial.
interaksi seks dengan faktor genetik. Seks yang sangat bergantung pada hormon
kemungkinan juga berikteraksi dengan efek genetik lainnya. Lebih lanjut nya
lingkungan sosial yang berbeda oleh gen-gen yang berikteraksi dengan efek
genetik. Ini adalah alasan mengapa intraksi gen lingkungan dalam model analitik.
Interaksi gen jenis kelamin telah ditunjukkan pada hipertensi, skizofrenia, rematik
dan tingkat rekombinan. Pada titik evolusi pandangan, intraksi gen jenis kelamin
dapat dihasilkan oleh jenis kelamin. Seleksi spesifik atau antagonis seksual. Namun
demikian, interaksi gen jenis kelamin telah diabaikan sebagian besar bahkan dalam
studi dirancang untuk mengidentifikasi interaksi lingkungan gen yang satu dengan
Dimorfisme seksual ini sudah terlihat sejak individu masih usia janin. Salah
satu faktor yang mempengaruhi ukuran jari ini adalah hormon seks prenatal yaitu
testosteron dan estrogen. Hormon ini akan mempengaruhi kerja dua buah gen yaitu
hoxa dan hoxd yang berperan dalam mengendalikan panjang jari seseorang. Kadar
testosteron atau androgen yang rendah dan estrogen prenatal yang tinggi biasanya
akan menyebabkan jari telunjuk lebih panjang dari pada jari manis atau sebaliknya
kadar testosteron atau androgen yang tinggi dan estrogen prenatal rendah,
menyebabkan jari telunjuk lebih pendek dari jari manis (Purwaningsih, 2014).
4D dan reseptor androgen yang berkorelasi dengan rasio 2D : 4D atau panjang jari
telunjuk, dikode oleh kelipatan trinukleotida (CAG)n. Laki-laki yang lebih sensitif
terhadap reseptor androgen memiliki sifat lebih maskulin dan berkorelasi positif
dengan rasio 2D : 4D dan (CAG)n .Selain itu falang dan metakarpal ke kedua juga
ikut berkontribusi pada variasi rasio 2D : 4D. Metakarpal dua juga membedakan
rasio 2D : 4D laki laki dan perempuan. Rasio laki-laki lebih kecil daripada
tertentu, seperti penyakit jantung koroner pada laki-laki. Hal ini berhubungan
ada kecenderungan mengalami migrain dan sakit kepala (tension type headache),
munculnya penyakit kanker, seperti kanker testis dan kanker prostat pada laki-laki,
kanker serviks dan kanker payudara pada perempuan, serta kanker lambung. Rasio
sedangkan pada usia dewasa, tidak ada hubungan yang nyata antara kadar hormon
seks dengan rasio 2D : 4D, baik pada pria maupun wanita (Purwaningsih, 2014).
Gen-gen yang terdapat pada kromosom X adalah gen yang hanya terpaut
keterpautan ini hanya dijumpai pada kromsom X. Buta warna dan hemofilia
disebabkan oleh alel resesif sehingga hanya akan muncul pada kondisi homozigot
Gen yang melekat pada kromosom X wanita lebih besar dibanding pada
gen pada kromosom X dilakukan oleh T.H Morgan pada tahun 1910. Dia
merah. Dari hasil persilangan tesebut diketahui bahwa individu betina ini dikatakan
kromosom X akan menghasilkan dua macam gamet yang berbeda, yaitu gamet yang
Gen –gen yang terdapat pada kromosom Y adalah gen-gen yang selalu dan
hanya melekat pada kromosom Y, gen ini hanya ditemukan pada individu yang
berjenis kelamin laki-laki. Gen rangkai kelamin dapat dikelompok berdasarkan atas
pada umumnya dapat dibedakan menjadi kromosom X dan Y, maka gen rangkai
kelamin dapat menjadi gen rangkai X (X-linked genes) dan gen rangkai Y (Y-linked
genes). Disamping itu, ada pula beberapa gen yang terletak pada kromosom X tetapi
memiliki pasangan pada kromosom Y. Gen semacam ini dinamakan gen rangkai
Pada bahasa gen yang ekspresinya diubah oleh seks (sex influeced genes),
akan dibicarakan gen-gen yang dalam memberikan eksprasinya pada fenotip dapat
diubah oleh seks. Gen-gen ini dapat terletak pada autosom maupun pada kromosom
kelamin. Jika gen tersebut terdapat pada tubuh, maka laki-laki dan perempuan dapat
diharapkan akan dapat menerima gen tersebut dengan frekuensi yang sama,
Apabila gen itu terdapat pada kromosom X, maka kromosom tersebut akan
diwariskan menurut pola bersilang. Artinya gen yang terletak pada kromosom X itu
tidak mungkin diwariskan oleh seorang ayah langsung kepada anak laki-lakinya.
Ekspresi dari beberapa gen yang diketahui terletak di autosom dapat dibatasi atau
dipengaruhi oleh seks dari seorang yang memiliki nya (Lee, 2016).
II.2.1 Gen yang Dibatasi Sex
Gen yang dibatasi oleh jenis kelamin tampak pada kromosom tertentu dan
diturunkan pada kedua jenis kelain dengan cara sama, tetapi hanya terekspresi pada
salah satu pada jenis kelamin saja. Salah satu contoh yang paling umum yaitu pada
Gambar II. 2. Contoh Gen yang Dibatasi Jenis Kelamin (Sumathi, 2017).
Gambar II.3. Contoh Gen yang Dibatasi Jenis Kelamin (Sumathi, 2017).
pada setiap bagian tubuh secara berlebihan. Hipertrikosis dapat berupa temuan yang
terisolasi atau dikaitkan dengan kelainan lain. Oleh karena itu, diagnosis
hipertrikosis yang tepat ke dalam klasifikasi yang pasti sangat penting. Rambut
yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kecantikan, Oleh karena itu, pasien
harus diberitahukan dengan tepat tentang opsi perawatan yang tersedia. Pilihan
perawatan yang tersedia saat ini termasuk prosedur kosmetik seperti pemutihan,
serta laser. Hair removal melalui laser adalah metode yang paling menjanjikan
hingga saat ini, tetapi ada pula konsepsi Mendel yang terbukti tidak benar, kurang
berlaku. Upaya evaluasi yang dilakukan ini akan memungkinkan kita untuk
memahami berbagai hal tentang genetika Mendel lebih proporsional (Natsir, 2013).
Bateson dan R.C Punnet pada tahun 1906. Akan tetapi hasil percobaan persilangan
itu gagal diintrepetasikan oleh mereka bahwa ada pautan. T. H Morgan dan Sutton
yang pertama kali mengintrepetasikan hasil percobaan persilangan itu dengan benar
Dewasa ini sudah jelas diketahui bahwa semua faktor (berapa pun
jumlahnya) yang terdapat pada satu kromosom yang sama akan cenderung terpaut
satu sama lain selama pembelahan reduksi pada meiosis dan faktor-faktor itu
dikatakan membentuk satu pautan. Dengan demikian pautan linkage sesungguhnya
merupakan keadaan yang normal, faktor-faktor yang terdapat pada satu kromosom
memang terangkai satu sama lain (melalui ikatan kimia). Dalam hubungan ini pula
jelas terlihat bahwa jumah pautan pada makhluk hidup diploid adalah sebanyak
jumlah pasangan kromosom (Natsir, 2013).
Temuan tentang pautan inipun pada dasarnya mempertegas lagi konsepsi
kita bahwa faktor-faktor (gen) adalah bagian dari kromosom, dan dalam rumusan
lain temuan ini memperkokoh teori pewarisan kromosom. Fenomena pautan yang
disadari oleh kenyataan bahwa faktor (gen) adalah bagian dari kromosom, akan
merupakan perangkat alat evaluasi kita terhadap hukum pemisahan Mendel dan
hukum pilihan bebas Mendel yang mula-mula (Natsir, 2013).
Adanya konsepsi gen yang dipengaruhi oleh sex pertama kali ditemukan
oleh T.H Morgan dan C.B Bridger pada tahun 1910. Temuan ini diperoleh saat
memiliki suatu strain Drosophila melanogaster yang bermata putih dan ternyata
strain tersebut sudah tergolong galur murni. Namun demikian jika strain bermata
putih disilangkan dengan strain berwarna merah, ternyata turunan yang muncul
penelitian ini sifat-sifat yang merupakan pautan kelamin adalah warna mata merah
(strain normal) dan mata putih (strain white) sedangkan warna tubuh (normal dan
Selain gen-gen autosomal demikian itu dikenal pula gen-gen yang terdapat
gen terangkai kelamin “sex-linked genes”. Berhubung dengan itu dapat dibedakan
gen terangkai-X “X-linked gene”, ialah gen yang terangkai pada kromosom-X dan
gen terangkai-Y “Y-linked gene”, yang terangkai pada kromosom Y (Suryo, 2016).
Salah satu contoh dari gen yang terpaut jenis kelamin ini adalah penyakit
buta warna. Buta warna merupakan penyakit kelainan pada mata yang ditentukan
oleh gen resesif pada kromosom seks, khususnya terpaut pada kromosom X atau
kondisi ketika sel-sel retina tidak mampu merespon warna dengan semestinya.
Istilah buta warna atau colour blind sebetulnya salah pengertian dan menyesatkan,
karena seorang penderita buta warna tidak buta terhadap seluruh warna. Akan lebih
tepat bila disebut gejala defisiensi daya melihat warna tertentu saja atau colour
perempuan. Sebagian besar orang menganggap buta warna bukan merupakan suatu
mengenali warna tertentu atau tidak bisa melihat warna tertentu. Tingkatan buta
keadaan dimana tiga jenis sel kerucut tetap ada, tetapi satu diantaranya tidak normal
atau tidak berfungsi dengan baik. 2) Dikhromat: keadaan ketika satu dari tiga sel
kerucut tidak ada. 3) Monokhromat: Monokromasi adalah kondisi retina mata yang
faktor genetik yang mengendalikan tubuh secara keseluruhan efek dengan genetik
yang dikaitkan dengan hormon kemungkinan juga berikteraksi dengan efek genetik
lainnya. Lebih lanjut, lingkungan sosial yang berbeda dengan efek genetik. Inilah
interaksi gen jenis kelamin telah diabaikan sebagian besar yang dimana dalam studi
dirancang untuk mengidentifikasi interaksi lingkungan gen yang satu dengan gen
Pada gen dipengaruhi oleh sex, ekspresi yang timbul berbeda namun tidak
terlalu mutlak sehingga bisa terjadi pada kedua jenis kelamin baik itu pada laki-laki
maupun pada perempuan. Contoh dari ekspresi gen yang dipengaruhi oleh seks
METODE PERCOBAAN
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat tulis menulis.
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah jari telunjuk dan jari
2. Diletakkan tangan kana atau tangan kiri di atas lembaran praktikum sehingga
IV.1 Hasil
kelamin. Gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah sifat yang
tampak pada kedua macam seks, tetapi pada salah satu seks ekspresinya lebih
besar dari pada untuk seks lainnya atau dengan kata lainnya gen-gen tersebut
dominansinya bergantung dari jenis kelamin. Salah satu contoh dari gen yang
Dalam suatu sumber dijelaskan rasio panjang jari telunjuk terhadap jari
manis pada seseorang merupakan suatu karakter atau sifat yang diwariskan
melalui gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex influence gene).
Panjang jari kedua atau telunjuk (2D) dan jari keempat atau jari manis (4D) telah
menjadi perhatian beberapa ahli karena terkait perbedaan jenis kelamin. Rasio 2D
dan 4 orang yang mempunyai jari telunjuk panjang dan semuanya perempuan. Hal
perempuan. Akan tetapi, dalam keadaan homozigotik resesif, pengaruh dominan itu
tidak akan menampakkan diri dalam fenotip. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh
gen yang dominan pada orang laki-laki (genotip LL atau Ll) dan telunjuk panjang
itu memiliki gen yang resesif dengan genotip ll. Akan tetapi pada perempuan
genotip Ll atau ll. Perbandingan panjang antara jari telunjuk dan jari manis juga
berhubungan dengan kondisi hormonal saat berada dalam kandungan dan tentunya
indvidu (perempuan) ini mempunyai jari telunjuk panjang. Hal ini dikarenakan gen
disebabkan oleh gen yang dominan pada perempuan (genotip Ll) dan telunjuk
panjang itu memiliki gen yang resesif dengan genotip ll pada fenotip dimana jari
Perbedaan panjang antara jari telunjuk dengan jari manis pada individu laki-
homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam
fenotip. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada orang laki-
laki (genotip LL atau Ll) dan telunjuk panjang itu memiliki gen yang resesif dengan
genotip ll. Akan tetapi pada perempuan telunjuk pendek mempunyai genotip LL
antara jari telunjuk dan jari manis juga berhubungan dengan kondisi hormonal saat
maskulin dan berkorelasi positif dengan rasio 2D : 4D dan (CAG)n .Selain itu
falang dan metakarpal ke kedua juga ikut berkontribusi pada variasi rasio 2D : 4D.
Metakarpal dua juga membedakan rasio 2D : 4D laki laki dan perempuan. Rasio
panjang jari telunjuk lebih pendek dari pada jari manis (Purwaningsih, 2014).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
IV. 1 Kesimpulan
jari telunjuk terhadap jari manis dapat diketahui bahwa kebanyakan perempuan
mempunyai jari telunjuk pendek dan hanya tiga orang perempuan yang
keadaan homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri
dalam fenotip.
IV.2 Saran
namun tidak mengurangi esensi dari praktikum itu sendiri. Beberapa kendala seperti
terkait jaringan merupakan hal biasa, semoga kedepannya praktikum bisa berjalan
Dhika, R.,V., Ernawati, Desi, A., 2014. Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode
Ishihara Pada Smartphone Android. Jurnal Pseudocode. 1(1): 51-59.
Karolina, N.W., Pharmawati, M., dan Setyawati, I,. 2019. Prevalensi dan Frekuensi
Gen Buta Warna Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Badung. Bali,
Indonesia. Jurnal Biologi Udayana. 23 (2): 42-49.
Lee, C., 2016. Analytical Models For Genetics of Human Traits Influenced By Sex.
Current Genomics. 17(5): 439-443.
Natsir, N., A., 2013. Fenomena Pautan Kelamin Pada Persilangan Drosophila
melanogaster Strain N♂ X W♀ Dan N♂ X B♀ Beserta Resiproknya. Jurnal
Biology Science & Education. 2(2): 160-169.
Purwaningsih, E., 2016. Insidensi Panjang Jari Telunjuk Terhadap Jari Manis
(Rasio 2D : 4D) Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitar YARSI
Angkatan 2013-2014. Jurnal Kedokteran Yarsi. 24(1): 001-008.
Sumathi, K., Sai Krishna, G., dan Komal Krishna, T., 2017. Werewolf Syndrome-
An Orphan Genetic Disorder. Int J Pharma Res Health Sci. 5(2): 1623-1626.