Anda di halaman 1dari 2

Angka kematian ibu merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan

kesehatan di suatu negara, apabila angka kematian ibu masih tingggi berarti sistem pelayanan
masih buruk. AKI di Indonesia pada Tahun 2016 sebesar 305 per 100 ribu kelahiran hidup,
AKI di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 sebesar 111,16 per 100 ribu kelahiran hidup
(619 kasus), dengan jumlah kematian ibu terjadi pada masa nifas sebanyak 60,90% (377
kasus). Tahun 2016 AKI menurun menjadi 109,65 per 100 ribu kelahiran hidup (602 kasus)
dengan jumlah kematian ibu pada masa nifas sebanyak 63,12 % (380 kasus). Target yang
telah ditentukan SDGs dalam 1,5 dekade ke depan mengenai angka kematian ibu (AKI)
adalah penurunan AKI menjadi 70 per 100 ribu kelahiran hidup. Salah satu kebijakan
pemerintah melalui kementerian kesehatan dalam akselesari penurunan AKI yaitu melalui
program pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED) pada Puskesmas-puskesmas
rawat inap terutama bagi daerah-daerah dengan jangkauan geografis jauh dari rumah sakit.
Puskesmas PONED adalah Puskesmas yang memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan
untuk menanggulangi kasus kegawadaruratan obstetri dan neonatal selama 24 jam.
Puskesmas PONED harus memenuhi standar yang meliputi kriteria Puskesmas dengan sarana
pertolongan persalinan diutamakan Puskesmas dengan rawat inap, mempunyai jarak tempuh
dari lokasi pemukiman sasaran Puskesmas biasa ke Puskesmas PONED paling lama 1 jam
dengan transportasi umum setempat. SDM/tenaga kesehatan meliputi dokter, bidan, perawat.
Sarana dan prasarana yang memadai seperti peralatan, obat-obatan, ruang persalinan dll.
Kenyamanan dan informasi kepada pasien/sasaran juga menjadi pertimbangan untuk
pelayanan di Puskesmas.
Kerangka Teori

 SDM/ Tenaga
Kesehatan
 Akses ke PKM Mutu Pelayanan Nifas
 Sarana prasarana Pertama (KF1)
 Kenyamanan
 Informasi

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai