Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Penyehatan Makanan dan Minuman yang
diajar oleh:
Dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes.
Oleh :
191000095 Joseph Johan Parulian Matondang
191000096 Alexandre Mehaga SP
191000102 Yesika Katarina
191000104 Elnada Nadhira Saleh
191000106 Yuni Tamara
191000109 Christine Artha Uli
191000112 Lily Novyanti
191000117 Irvan H Noho
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema masalah atau gangguan kesehatan akibat
malnutrisi tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Penyehatan Makanan dan Minuman yang diajar oleh Ibu Dr. Devi Nuraini Santi,
M.Kes. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang kwahiorkor (gangguan kekurangan protein) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
B. Saran .................................................................................................................................. 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi batasan dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan kwashiorkor?
4
2. Bagaimana tanda dan gejala yang ditimbulkan dari kwashiorkor?
3. Apa penyebab terjadinya kwashiorkor?
4. Bagaimana diagnosis penyakit kwashiorkor?
5. Bagaimana prevalensi penyakit kwashiorkor di Indonesia?
6. Bagaimana tindakan pencegahan dari penyakit kwashiorkor?
7. Bagaimana tindakan pengobatan dari penyakit kwashiorkor?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari kwashiorkor
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang ditimbulkan dari kwashiorkor
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kwashiorkor
4. Untuk mengetahui diagnosis penyakit kwashiorkor
5. Untuk mengetahui prevalensi penyakit kwashiorkor di Indonesia
6. Untuk mengetahui tindakan pencegahan dari penyakit kwashiorkor
7. Untuk mengetahui tindakan pengobatan dari penyakit kwashiorkor
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah keadaan Kekurangan Energi Protein (KEP) yang diakibatkan oleh
kurangnya asupan sumber protein. Tipe ini banyak dijumpai pada anak usia 1 sampai 3
tahun. Tetapi usia paling rawan terkena kwashiorkor adalah usia dua tahun, karena pada
usia tersebut terjadi peralihan dari ASI ke makanan pengganti ASI.
6
C. Penyebab Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan suatu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh
asupan karbohidrat yang normal atau tinggi dan asupan protein yang inadekuat. Faktor
yang mempengaruhi antara lain sebagai berikut.
7
tubuh yang rendah. Pemeriksaan penunjang bisa saja dilakukan. Misalnya pemeriksaan
laboratorium hingga radiologi yang sesuai untuk mendiagnosis penyakit infeksi penyerta
tersebut.
8
b. Pengobatan kwashiorkor
Pengobatan penyakit kwashiorkor umumnya dilakukan sebagai berikut:
1. Mengonsumsi pangan berbahan dasar susu yang diformulasikan secara khusus
atau makanan terapeutik siap pakai (RUTF).
Pengidap kwashiorkor pada umumnya merupakan balita sehingga diperlukan
adanya makanan yang diformulasikan secara khusus. Makanan tersebut disebut
Ready to Use Therapeutic Food (RUTF). RUTF adalah makanan padat yang
digunakan untuk pemulihan pada balita yang mengalami malnutrisi. Makanan ini
umumnya berbentuk pasta mengandung berbagai zat gizi seperti vitamin dan
mineral. RUTF digunakan untuk balita yang mendatangi pos pelayanan kesehatan
dan melakukan program perawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan.
2. Mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, kalori, dan lemak.
Penanganan pada pengidap kwashiorkor, apabila pasien mengalami infeksi
sebagai akibat dari kwashiorkor. Maka, dokter akan melakukan penanganan
terlebih dahulu dengan memberikan antibiotic untuk mengatasi infeksi pada
pasien terlebih dahulu.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kwashiorkor merupakan suatu penyakit yang dipicu oleh kejadian malnutrisi protein.
Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling umum dialami oleh anak-anak.
Gejala yang ditimbulkan biasanya berupa pembengkakan pada seluruh tubuh (edema),
tangan dan kaki, perut membuncit, wajah yang membulat (moon face), timbul ruam
merah muda pada kulit yang berubah menjadi coklat kehitaman dan mengelupas, hilang
nafsu makan, dan rambut menipis menjadi warna coklat tembaga kemerahan seperti
rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit. Penyebab terjadinya
kwashiorkor dapat dipengaruhi oleh pola makan protein, tidak konsumsi ASI, faktor
social, faktor ekonomi keluarga dan faktor infeksi. Diagnosa dilakukan dengan melihat
gejala yang timbul.
B. Saran
Sebagai upaya pencegahan kwashiorkor terutama bagi anak dapat dilakukan pemberian
ASI ekslusif untuk memenuhi kebutuhan protein bagi anak. Untuk pencegahan lainnya
dapat dilakukan dengan perbanyak konsumsi sayur dan buah, meningkatkan konsumsi
makanan yang mengandung pati, seperti roti, nasi, kentang, dan pasta. Mengonsumsi susu
dan produk olahannya. Mengonsumsi daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sumber
protein lainnya. Serta rutin menimbang berat badan untuk memantau status gizi.
10
DAFTAR PUSTAKA
hellosehat.com. Kwashiorkor, Masalah Gizi Anak karena Kurangnya Asupan Protein. Diakses
pada 19 Agustus 2021, dari https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-
anak/kwashiorkor/
Liansyah, T. M. (2015). Malnutrisi pada anak balita. Jurnal Buah Hati, 2(1), 1-12.
Pratiwi, H., Bahar, H., & Rasma. (2016). Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu
dalam Upaya Pencegahan Gizi Buruk pada Balita Melalui Metode Konseling Gizi di
Wilayah Kerja Puskesmas Wua-Wua Kota Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat, 1–8. http://betterwork.org/in-labourguide/wp-
content/uploads/permenaker-08-2010-alat_pelindung_diri.pdf
(Retnowati et al., 2015)Retnowati, D. H., Syamsianah, A., & Handarsari, E. (2015). Pengaruh
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Terhadap Perubahan Berat Badan Balita Bawah
Garis Merah Kecacingan Di Wilayah Puskesmas Klambu Kabupaten Grobogan. Jurnal
Gizi, 4(1), 30–36.
Prawitasari, T. (2018). Manifestasi Kulit Sebagai Petunjuk Diagnosis pada Kwashiorkor. Journal
Of The Indonesian Medical Association, 68(6), 246–250.
Yandi, R. A. (2016). Seorang Anak Perempuan Usia Lima Tahun dengan Kwashiorkor. J
Medula Unila, 4(3), 128–132.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/25/177-balita-indonesia-masih-mengalami-
masalah-gizi
11