Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Perilaku manusia adalah suatu faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
dunia saat ini. Banyak organisasi menuntut seseorang bekerja secara maksimal
lebih berorientasikan kepada hal yang berkaitan dengan finansial agar perilaku
yang dihasilkannya memenuhi harapan organisasi dengan hal ini, peneliti dapat
menganggap bahwa perilaku bekerja secara maksimal akan nampak jika ada
imbalan dari organisasi berupa uang atau fasilitas. Asumsi tersebut didukung oleh
pernyataan dari Yunitew (2014) yang menyatakan bahwa kompensasi dan benefit
merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang mempengaruhi meningkatnya
kinerja karyawan.
yang menyatakan OCB dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kelekatan pada
organisasi dan komitmen. Teresia (2008) juga menyatakan bahwa OCB dapat
melebihi tuntutan formal. Hal ini menunjukan bahwa perilaku OCB yang tinggi
kinerja yang melebihi harapan yang diberikan. Pada organisasi profit, perilaku
OCB sangat penting untuk dikembangkan karena perilaku ini berdampak pada
produktifitas yang dihasilkan pekerjannya. Memiliki pekerja yang mempunyai
OCB membuat suatu organisasi memiliki kualitas yang baik. Secara tidak
karena itu OCB mungkin akan muncul pada lingkungan dengan karakterisitik
seperti ini. Variabel yang diduga dapat mempengaruhi OCB adalah motivasi kerja
atau tenaga tersebut merupakan jiwa dan jasmani untuk berbuat mencapai tujuan,
manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan
dapat dan mau melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan sungguh-
sungguh.
kesenangan yang dikaitkan dengan isi kerja itu sendiri akan cenderung
Kognotif yang telah diteliti secara ekstensif. Pendapat ini juga mendorong bagi
peneliti untuk mengetahui lebih lanjut bahwa motivasi kerja menjadi dasar dan
sesuatu yang harus di gali terus – menerus untuk dapat menumbuhkan suatu sikap
2
OCB yang akan menjadi sebuah milik bagi karyawan pada sebuah organisasi
sehingga dalam mengerjakan tugas dapat secara maksimal, sesuai dengan tujuan
terpaan dari berbagai pihak yang mana dalam keseharian atau dalam menjalankan
terkadang mengalami jatuh bangun baik yang muncul dari diri sendiri dan orang
lain, dengan OCB inilah para karyawan semakin yakin dan termotivasi kembali
untuk melakukan lebih baik, senantiasa mampu dan mau untuk memperbaharui
OCB dimana para anggota melakukan pekerjaannnya akan merasa puas jika
mereka dapat melakukan dengan sepenuh hati dengan mengembangkan OCB itu
sendiri. Hal ini di dukung oleh Handoko (Mahesa, 2010) yang menyatakan
Kepuasan kerja ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerajaan dan
dia harapkan, akan dia peroleh dari hasil kerjanya, dengan apa yang sebenarnya
dia peroleh dari hasil kerjanya. Hal ini dijelaskan dalam penelitian Kusuma
baik. Kinerja para karyawan yang bekerja tidak hanya bersedia bekerja sesuai
3
tugas-tugas tertulis saja, tetapi bersedia melakukan tugas yang tidak tertulis dalam
dengan kepuasan kerja yang berupa sikap positif dari karyawan memenuhi untuk
tujuan perusahaan bahkan lebih dari yang diharapkan, sehingga dalam penelitian
(OCB)
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) St. Anna Telukbetung, Bandar
Lampung adalah rumah sakit swasta milik Yayasan Lembaga Miryam Lampung
yang dikelola oleh Konggregasi Suster – Suster Belas Kasih dari Hati Yesus yang
Mahakudus, yaitu sebuah yayasan sosial yang bertujuan untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat secara khusus pelayan Ibu
dan anak. Sebagai rumah sakit swasta yang mandiri kebutuhan dan
masyarakat.
kesehatan ibu dan anak untuk kalangan masyarakat golongan ke bawah atau yang
tidak mampu dalam hal biaya. Dengan demikian ini menjadi tugas manajemen
RSIA St. Anna adalah mengusahakan agar rumah sakit dapat memberikan
pelayanan kesehatan secara khusus bagi Ibu dan anak dengan cara memberikan
4
yang sebaik-baiknya, dengan biaya yang seringan-ringannya, namun dapat
Fenomena yang terjadi di RSIA St. Anna dimana dalam hal sistim
karenakan RSIA St. Anna memberikan pelayanan khusus bagi masyarakat dari
kompensasi yang diberikan kepada karyawan. Hal ini ditinjau dari gaji pokok
Tabel 1.1 Daftar Kompensasi yang diterima karyawan RSIA St. Anna
Jabatan Gaji Tunjangan Jumlah PPh Jumlah
Pokok Istimewa Penghasilan diterima
Kasir 956.240 1.284.360 2.184.360 2.184.360
Tata 956.240 780.000 1.736.240 1.736.240
Usaha
Bidan 1.029.760 1.332.880 2.362.640 2.362.640
Dokter 3.182.400 4.092.400 7.274.800 181.870 7.092.930
Sumber: Daftar Kompensasi Desember 2016
terima oleh dokter, sedangkan yang terkecil yang di terima oleh bagian tata usaha,
dalam hal ini di perlihatkan bahwa jumlah kompensasi yang di terima karyawan
masih tergolong kecil. Jumlah pengunjung dalam hal ini mempengaruhi jumlah
kecil jumlah pengunjung, semakin kecil pula jumlah kompensasi yang diterima
5
Tabel 1.2 Tabel Jumlah kunjungan Pasien RSIA St. Anna
BULAN Juli Agustus September Oktober November Desember
JUMLAH 1303 807 659 864 666 562
Sumber : Rekapitulasi pengunjung (Juli 2016 –Desember 2016)
kebijakan yayasan yang tetap mengacu pada UMR. Situasi seperti di atas di
terima dengan baik oleh karyawan. Karyawan merasa bahwa penghargaan dalam
bentuk yang lain dapat mereka terima yaitu berupa penghargaan intrinsik yang
tugas tidak sebatas pada tanggungjawab atas pekerjaannya sendiri tetapi mampu
membantu rekan kerjanya secara sukarela, menghargai , bekerja tanpa target dan
rumah sakit ini mampu bertahan lebih dari enampuluh tahun dengan berbagai
macam tantangan dan rintangan yang harus dihadapi terlebih kondisi dunia bisnis
yang semakin dipenuhi dengan persaingan yang ketat, sehingga harus cermat
dalam mengelola modal usaha baik itu berupa teknologi, dana, dan Sumber Daya
Manusia (SDM) agar mampu bersaing sehingga tujuan dapat tercapai. Hal ini
organisasi, tetapi hambatan ini tidak akan berpengaruh banyak jika SDM dalam
hal ini karyawan tidak hanya melakukan pekerjaannya yang sesuai peran tetapi
perlu adanya sikap dalam diri karyawan berupa sikap mau melakukan pekerjaan
walau itu tidak secara tertulis sebagai kewajibannya, mau menjadikan organisasi
walau semua itu tidak memiliki dampak terhadap reward yang diterima oleh
6
karyawan yang bersangkutan. Perilaku perilaku inilah yang biasa dikatakan
Behavior (OCB) juga harus ada dalam diri karyawan RSIA St. Anna. Tantangan
lain yang di hadapi dalam memunculkan dan merupakan perilaku perilaku OCB
adalah masih melekatnya budaya kerja yang bersifat feodalistik dalam diri
tersebut.
OCB dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya motivasi kerja dan kepuasan
terhadap OCB ?
7
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan memberikan hasil yang maksimal,
maka peneliti mengarahkan dan fokus pada beberapa batasan terhadap penelitian
yang dilakukannya. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel dalam penelitian ini sebatas motivasi kerja , kepuasan kerja dan
2. Subjek dalam penelitian ini seluruh karyawan RSIA St. Anna, Bandar
Lampung kecuali para biarawati yang bekerja di rumah sakit tersebut yang
8
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi