perkara lain, oleh kesenangan harta, sesenangan terhadap pekerjaan, kesenangan terhadap rumah mewah atau mobil yang bagus-bagus maka ruang hati itu sudah penuh, dan tak ada lagi sekat-sekat ruang hati yang seharusnya dihuni oleh taqwa kepada Allah Ta’ala. Sehingga ketaqwaan dan ke imanannya erlempar keluar. Maka jadilah mereka wujud yang selalu mendewa-dewakan harta dan kesenangan. Sedikitpun tidak menengok dan memberikan kesempatan terhadap hati untuk memuat iman dan taqwa. Hadirin sidang Jum’at yang berbahagia ! Anak termaksud harta mulia sebagai titipan Allah. Tak ubahnya mereka adalah barang yang mahal. Kemudian kita diperintah untuk menjaga ; menjaga di dunia maupun menjaga nasibnya kelak di akhirat. Mereka tidak sekedar makhluk, tapi mereka adalah milik Allah yang di titip kan tanggung jawab pemeliharaannya kepada kita sekalian. Jelas dalam firman Allah Ta’ala yang berbunyi :
Artinya : “ Hai orang-orang beriman, jagalah diri kamu
dan keluargamu dari sentuhan api neraka....” (QS. 66.At Tahrim:6). Untuk menjaga mereka, keluarga ; dan anak agar tidak disentuh oleh api neraka, merupakan tanggung jawab yang sangat besar. Artinya, kita wajib memelihara batin dhahir mereka, mendidik mereka, mengarahkan mereka serta mencarikan sandang pangan mereka. Kalau para sidang jum.at berhasil maka mereka termaksud golongan dari orang-orang beriman sebagai awal dari firman Allah Ta’ala memanggil mereka dengan panggilan iman: “ Hai orang-orang beriman....” dan kalau membiarkan anak terjerumus dalam lembah kenistaan, artinya panggilan itu tidak cocok untuk dia. Maka dari itu, merawat anak merupakan bagian dari iman. Letakkan mereka di sisi ruang hati dengan dasar iman.
Hadirin para jama’ah yang di rahmati Allah !
Anak adalah titipan tuhan. Kalau melihat seperti itu, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, apakah orang tua mereka, tokoh masyarakat pendidikan mereka dan seterusnya ! Tidak. Yang bertanggung jawab adalah kita semua. Bagaimana hubungan selama ini terhadap anak-anak, sudah baikkah, atau membiarkan mereka tumbuh berkembang di luar sana !
Tapi para hadirin sidang jum’at yang berbahagia
Lingkungan inilah yang mendidik dan mengkonstruksi jiwa anak-anak kita. Bagaimanapun canggih dan besarnya pendidikan yang berlembaga, pendidikan yang formal, lingkungan dan pergaulan tetap nomor satu dalam mempengaruhi perkembangan pribadi dan moral anak-anak. Kedudukan atau posisi yang paling penting dan utama bagi orang tua ialah berdoa dan mendekati serta mengawasi mereka. Tapi tidak dengan cara menekan atau menyinggung mereka. Sebab mereka anak-anak bisa berbuat lebih nekat dengan resiko tinggi. Dan bila orang tua membiarkan mereka, terserah apa yang dilakukan orang tua tak ambil peduli, maka kebijaksanaan orang tua seperti ini sama dengan mem-biarkan anak-anaknya sendiri kelak digodok di api neraka sebagai mana. Firman Allah sebelumnya : “Quu anfusakum wa ahliikum naar...” lalu bagaimanakah Islam memberikan konsep dalam mendidik anak! Hadirin sidang Jum’at yang berbahagia! Saya ingat sabda nabi saw :
Artinya : “ Tidak satu pun pemberian (berharga) yang
dihadiahkan orang tua terhadap anaknya yang paling utama ialah tata krama yang baik ..” (HR. Iman Hakim) Hadirin yang dimuliakan Allah! Memang tanggung jawab ini sangat besar. Dan kelak seorang ayah akn dimintai pertanggung jawaban atas apa yang ditanggungnya, atas amanat yang diberikan Allah kepadanya berupa anak.
Artinya : “ Tiap-tiap kamu adalah seorang pemimpin.
Dan tiap kamu dimintai pertanggung jawaban atas apa yang di pimpinnya itu. “ (HR. Bukhri Muslim).
Memimpin pendidikan anak, artinya menyalurkan
anak-anak dalam pendidikan yang dikehendaki dengan biaya sesuai kemampuan. Berapapun tenaga dan biaya semuanya tercurah kepada anak-anak. Bahkan orang sibuk ke sana kemari sesungguhnya hal yang mendasar kembali pada kebutuhan pokok.
Ini merupakan tanggung jawab yang besar, anatara
orang tua dan anak-anak kelak tidak dapat pisahkan dalam hal tanggung jawabnya. Dan Allah akan bertanya tentang barang titipannya itu : apakah kamu rawat, kamu didik dengan baik, atau kamu biarkan berkembang sehingga menjadi korban dari runtuhnya moral. Tiada suatu harapan besar bagi orang tua kecuali mendambakan anak-anak yang bisa menjadi sebab kebahagiaan, bukan menjadi sebab bencana dalam keluarga serta mereka kelak masuk dalam rahmat Allah dan bebas dari sentuhan api neraka, amiin!
Hadirin sidang Jum’at yang di Rahmati Allah!
Inilah Khutbah singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga
bermanfaat bagi diri saya pribadi Khususnya, dan pada jamaah sekalian pada umumnya. Sebagai penutup, marilah kita memohon kepada Allah SWT. Semoga kita termaksuk golongan orang-orang yang mampu meraih keutamaan di hari jum’at ini, dan mampu mengisinya dengan berbagai amal kebajikan, maupun ibadah yang dapat membawa kita kepada keberuntungan di dunia maupun di akhirat Amin Ya Rabbal Alamin.
Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar di dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal shaleh, dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran, Amin ya Rabbal Alamin.