Disusun Oleh:
1. Krismaningrum (C.0105.20.087)
4. Yulinda Suhendayani
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN .......................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
BAB III KESIMPULAN
A. KESIMPULAN..............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus / Acquired
Immune Deficiency Syndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika pada
tahun 1981 pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun
1983. enam tahun kemudian ( 1989 ), AIDS sudah termasuk penyakit yang
mengancam anak di amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan
kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1
orang setiap 10 detik, karena itu infeksi HIV dianggap sebagai penyebab
kematian tertinggi akibat satu jenis agen infeksius.
AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein
dan Amman pada tahun 1983 di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah
AIDS pada anak di Amerika makin lama makin meningkat. Pada bulan
Desember di Amerika dilaporkan 1995 maupun pada anak yang berumur
kurang dari 13 tahun menderita HIV dan pada bulan Maret 1993 terdapat
4480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah kasus AIDS
yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356
anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa
maupun pada anak anak tertinggi didunia adalah di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan
25 juta orang, lebih dan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua
orang tuanya karena AIDS. Setiap tahun juga diperkirakan 3 juta orang
meninggal karena AIDS, 500 000 diantaranya adalah anak usia dibawah
15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada 5 juta orang terutama
di negara terbelakang atau berkembang, dengan angka transmisi sebesar
ini maka dari 37,8 juta orang pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun
2005, terdapat 2,1 juta anak- anak dibawah 15 tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV?
2. Bagaimana manifestasi klinik HIV pada anak?
3. Bagaimana pendekatan diagnosa HIV pada anak?
4. Bagaimana uji laboratorium dan diagnostik HIV?
5. Bagaimana penatalaksanaan medis pada HIV?
6. Pemantauan respons terhadap ARV pada anak penderita HIV ?
7. Peran perawat pada asuhan keperawatan anak dengan HIV
8. Pencegahan penularan HIV pada anak
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan HIV
2. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinik HIV pada anak
3. Untuk mengetahuii bagaimana pendekatan diagnosa HIV pada anak
4. Untuk mengetahui bagaimana uji laboratorium dan diagnostik HIV
5. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis pada HIV
6. Untuk mengetahui bagaimana pemantauan respons terhadap ARV pada
anak penderita HIV ?
7. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien anak dengan HIV
8. Untuk mengetahui pencegahan penularan HIV pada anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A DEFINISI
Pendekatan diagnosa HIV pada anak terutama bayi relatif lebih sukar
dari pada orang dewasa. Hal ini di samping karena tanda klinisnya yang
tidak / kurang meyakinkan akibat banyaknya penyakit lain yang harus
dipikirkan sebagai diagnosa bandingnya, juga karena pemeriksaan
serologisnya yang sering membingungkan. Adanya antibodi terhadap HIV
(IgG) pada darah bayi dapat merupakan antibodi yang berasal dari ibunya,
karena antibodi ini dapat menembus plasenta, yang dapat menetap berada
dalam darah si anak sampai berumur 18 bulan. Kalau hal ini terjadi , maka
memerlukan pemeriksaan serial dan untuk mengevaluasi kebenaran terjadinya
infeksi bagi si bayi. Pada umumnya dikatakan, masih terdapatnya antibodi
sampai lebih dari 15 bulan menunjukkan adanya infeksi HIV pada bayi.
Terdapatnya antibodi kelas IgM atau IgA, mempunyai arti diagnostik yang
lebih tinggi, dengan sensitifitas dan spesifitas sampai 98%. Pada umumnya
diagnosa infeksi HIV pada anak ditegakkan atas dasar :
Gejala Mayor :
Kriteria Mayor :
- Pneumonitis interstitialis
- Oral Thrush yang menetap / berulang
- Pembesaran kelenjar parotis
Kriteria Minor :
4. HIV, IgA, IgM mendeteksi antibodi HIV yang diproduksi bayi (secara
eksperimental dipakai untuk mendiagnosis HIV pada bayi).
Mendiagnosis infeksi HIV pada bayi dari ibu yang terinfeksi HIV tidak
mudah. Dengan menggunakan gabungan dari tes-tes di atas, diagnosis dapat
ditetapkan pada kebanyakan anak yang terinfeksi sebelum berusia 6 bulan.
Stavudin D4T
Zalbitabin DDC
Lamivudin 3TC
Ritonavir
Saquinavir
Non-Nucleoside-Reserve
setelah terpajan)
Asimtomatik dengan beban virus Didanosin
dengan 2 NRTI
Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak
Kategori Tes yang Tujuan Aksi
diperlukan
Bayi sehat, ibu Uji Virologi Mendiagnosis Mulai ARV bila
terinfeksi HIV umur 6 minggu HIV terinfeksi HIV
Bayi-pajanan Serologi ibu Untuk Memerlukan tes
HIV tidak atau bayi identifikasi atau virologi bila
diketahui memastikan terpajan HIV
pajanan HIV
Bayi sehat Serologi pada Untuk Hasil positif
terpajan HIV, imunisasi 9 mengidentifikasi harus diikuti
umur 9 bulan bulan bayi yang masih dengan uji
memiliki virologi dan
antibodi ibu atau pemantauan
seroreversi lanjut. Hasil
negatif, harus
dianggap tidak
terinfeksi, ulangi
test bila masih
mendapat ASI
Bayi atau anak Serologi Memastikan Lakukan uji
dg gejala dan infeksi virologi bila
tanda sugestif umur < 18 bulan
infeksi HIV
Bayi umur > 9 - Uji virologi Mendiagnosis Bila positif
< 18 bulan HIV terinfeksi segera
dengan uji masuk ke
serologi positif tatalaksana HIV
dan terapi ARV
Bayi yang sudah Ulangi uji Untuk Anak < 5tahun
berhenti ASI (serologi atau mengeksklusi terinfeksi HIV
virologi) setelah infeksi HIV harus segera
berhenti minum setelah pajanan mendapat
ASI 6 minggu dihentikan tatalaksana HIV
termasuk ARV
Pemilihan Pengobatan
Dokter harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti resistensi
obat dan efek samping obat untuk menentukan pengobatan terbaik
bagi infeksi HIV yang dialami. Akan tetapi, pada beberapa orang,
HIV akan berkembang menjadi AIDS yang sangat berbahaya bagi
jiwa penderitanya.
Walaupun tidak dapat menyembuhkan, pengobatan HIV dapat
membantu mereka yang menderita HIV hidup lebih lama dan lebih
sehat. Dengan demikian mereka dapat memiliki kualitas hidup
yang lebih baik dan dapat melakukan berbagai keputusan penting
dalam hidupnya.
A. Kesimpulan
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh. HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada
manusia yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam
jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS.
Tanda dan gejala bayi yang terinfeksi HIV tidak dapat dikenali secara
klinis sampai terjadi penyakit berat atau sampai masalah kronis seperti diare,
gagal tumbuh, atau kandidiasis oral memberi kesan imunodefisiensi yang
mendasari. Lima puluh persen anak-anak dengan infeksi HIV terkena
sarafnya yang memanifestasikan dirinya sebagai ensefalopati progresif,
perkembangan yang terhambat, atau hilangnya perkembangan motoris.
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, pembaca bisa mencari
literature lain yang membahas lebih detail serta menambahkan hal-hal yang
belum terdapat pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, dkk.(2009). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakatra : EGC
Rampengan & Laurentz. (2008). Ilmu Penyakit Tropik pada Anak. Jakarta : EGC
RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR. (2000). Instalasi Rawat Inap Anak, Surabaya.
Syahlan, JH. (2007) . AIDS dan Penanggulangan. Jakarta : Studio Driya Media