DM Webinar 2021
DM Webinar 2021
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan Pencegahan Terpadu PTM di FKTP sesuai
dengan Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:
Ø Menjelaskan pengertian Penyakit Diabetes Melitus dan gangguan metabolik serta faktor resikonya
Ø Melakukan upaya promotif dan preventif Penyakit Diabetes Melitus dan gangguan metabolik
Ø Melakukan deteksi dini faktor risiko Diabetes melitus dan gangguan metabolik
PENDAHULUAN
Seluruh dunia :
284.6 juta orang tahun 2010
438.4 juta orang diperkirakan tahun 2030
……Meningkat 54%
6.9%
INDONESIA URUTAN KE
6 TERTINGGI DARI 10
5.7%
NEGARA DENGAN
USIA 20-79 TAHUN
SEKITAR 10,3 JUTA
ORANG (ATLAS IDF 2017)
3
1
Tertinggi :
Terendah :
1. Kalimantan Barat 11,1%
Papua 1,7%
2. Maluku 11,1%
NTT 1,8%
3. Riau 10,4%
4. NAD 8,5%
PREDIABETES
2 1
JawaJawa
TimurTimur
11,6%6,8%
Tertinggi :
1. Papua Barat 21,8% Terendah :
2. Sulawesi Barat 17,6% Jambi 4,0%
3. Sulawesi Utara 17,3% NTT 4,9%
DIABETES MELITUS
Pengertian
DAPAT DIMODIFIKASI
TIDAK DAPAT DIMODIFIKASI • Kegemukan (BB> 120% BB idaman atau IMT > 23 kg/m2)
• Usia ≥ 40 tahun dan lingkar perut pria ≥ 90 cm dan wanita ≥ 80 cm
• Ada riwayat keluarga diabetes melitus
• Kurangnya aktivitas fisik
• Riwayat pernah menderita diabetes
gestasional • Hipertensi, tekanan darah diatas 140/90 mmHg
• Riwayat berat badan lahir rendah,
kurang dari 2500 gram. • Riwayat dislipidemia, kadar lipid (HDL ≤ 35 mg/dl dan
• Riwayat melahirkan Bayi dgn BBL > 4 atau Trigliserida ³ 250 mg/dl)
kg
• Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular
• Diet tidak sehat, dengan tinggi gula dan rendah serat
• Merokok.
SIAPA SAJA YANG BISA TERKENA DM ?
1. Usia ≥ 45 tahun
2. Usia < 45 tahun, terutama dengan kegemukan, yang disertai dengan
faktor resiko :
• kebiasaan tidak aktif
• turunan pertama dari orang tua dengan DM
• riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram, atau
riwayat DM gestasional
• hipertensi (≥ 140/90 mmHg)
• kolesterol HDL ≤ 35 mg/dL dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dL
• menderita polycystic ovarial syndrome (PCOs) atau keadaan lain
yang terkait dengan resistensi insulin
• adanya riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa
darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya → Prediabetes
• memiliki riwayat penyakit jantung
BAGAIMANA DIAGNOSIS DM DITEGAKKAN ?
1. Gejala klasik DM + GDA ³ 200 mg/dL
atau
2. Gejala klasik DM
+
GDP ³ 126 mg/dL dengan puasa 8 jam
atau
3. 2 jam PP TTGO ³ 200 mg/dL
TTGO dengan beban 75 g glukosa
Keluhan klasik DM : rasa haus yang berlebihan, sering kencing terutama malam hari dan berat badan
menurun dengan cepat.
Keluhan lain dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, gairah seks menurun, luka
sukar sembuh.
NORMAL PREDIABETES DIABETES
PRE-DIABETES DIABETES
Stroke
Menyebabkan kebutaan Resiko stroke dan peny. jantung
koroner meningkat 2-4x lipat
Diabetic
Retinopathy
Cardiovascular disease
Diabetic
Myocardiac infarct
Nephropathy Penyebab kematian utama
pasien DM
Merupakan 40% penyebab gagal ginjal, sehingga
pasien harus menjalani cuci darah/hemodialisis. Diabetic
Neuropathy
Penyebab utama tindakan
amputasi
Sasaran:
q usia > 15 tahun
q Minimal satu kali dalam setahun
DIAGNOSA
• Dilakukan FKTP
• Hasilnya:
Cara:
Belum
1. Wawancara Bukan
Pemeriksaan Sampel darah Pasti DM
Adanya Keluhan klasik: DM
DM
• Sering kencing (poliuri)
Plasma Vena
• Cepat lapar (polifagia) Kadar GDS < 100 100-199 ³ 200
Darah
• Sering haus (polidipsi) (mg/dl) < 90 90-199 ³ 200
Kapiler
2. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Plasma Vena
Kadar GDP < 100 100-125 ³ 126
Darah
(mg/dl) < 90 90-99 ³ 100
Kapiler
MANAJEMEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
Diet
Management
Oral Anti
Diabetic And or Physical Activity
Insulin Injection
Monitoring Education
EDUKASI Tahapan Edukasi:
• Penilaian aktivitas fisik dilakukan paling sedikit setiap tiga bulan sekali untuk
merencanakan latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan tubuh. Rencana
latihan fisik berupa penggabungan aktivitas fisik yang dilakukan saat ini dengan
tingkat latihan fisik sampai batas toleransi. Dianjurkan 150 menit/ minggu (durasi
30-45 menit dengan interval 3-5 kali/ minggu) dengan aktivitas fisik aerobik
intensitas sedang (50-70% maximum heart rate). Kegiatan ini dilakukan dengan
memperhatikan kemungkinan komplikasi diabetes melitus yang dapat timbul
selama berjalan. Target dari kegiatan ini berupa kepatuhan para penyandang
diabetes melitus untuk melakukan latihan fisik secara teratur sehingga berat
badan ideal dan kendali gula darah dapat tercapai.
KEUNTUNGAN LATIHAN FISIK UTK PASIEN DIABETES:
• Menurunkan faktor risiko kardiovaskular
Horton ES. Exercise. Therapy for Diabetes Mellitus and Related Disorders. In: Medical Management of Type 2 Diabetes.
7th Edition. American Diabetes Association, 2012.
TERAPI FARMAKOLOGIS
• Oral
• Insulin
PEMANTAUAN KEBERHASILAN PENGOBATAN
Peserta BPJSK: Peningkatan benefit (Promotif & Preventif), Peningkatan kualitas kesehatan
BPJS Kesehatan: Pengelompokan & pencegahan risiko sakit dan strategi pengendalian biaya
Paparan Resmi PT Askes (Persero) www.ptaskes.com
PROGRAM RUJUK BALIK
Permenkes No 59 Tahun 2014
Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit Optimalisasi peran Dokter
kronis: Layanan Primer sebagai
1. Diabetes mellitus Gatekeeper sekaligus
2. Hipertensi Manager Kesehatan bagi
Peserta
3. Jantung
4. Asma
5. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
6. Epilepsy Transfer Of Knowledge dari
7. Gangguan kesehatan jiwa Dokter Spesialis /Sub Spesialis
ke Dokter Layanan Primer
8. Stroke, dan
9. Sindroma Lupus Eritematosus (SLE)
10. Penyakit kronis lain yang ditetapkan Menteri
Kesehatan bersama Organisasi Profesi
Meningkatkan efektifitas
wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam pelayanan kesehatan bagi
keadaan stabil, disertai dengan surat keterangan peserta penderita penyakit
rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis. kronis
KONSEP PENYEDIAAN OBAT
DM DALAM JKN
43
• Percepatan penemuan dini kasus DM melalui posbindu PTM dan Pandu PTM
Gaya Hidup
Ada faktor
Sehat risiko Nyata DM
Complication (+)
Primordial
Primer
Sekunder
Tersier
Upaya Pencegahan
48
OBESITAS
DEFINISI
• Peningkatan prevalensi obesitas tahun 2010 sebesar 11.7% menjadi 15.4% tahun 2013 (Riskesdas,
2013) dan meningkat lagi menjadi 21.8% pada. Riskesdas 2018. Diperkirakan meningkat pada tahun
2025 sebesar 50% (WHO,2011)
• Obesitas berkaitan erat dengan kejadian PTM dan menyebabkan kematian pada 2.8 Juta orang dewasa
setiap tahunnya ( WHO, 2013)
• Obesitas telah menjadi Indikator Pembangunan Nasional RPJMN tahun 2015-2019 dan Renstra
Kemenkes tahun 2015-2019.
KLASIFIKASI
IMT = BB (kg)
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh TB2 (m)
Thrifty
phenotype
effects
Physiologic
and
metabolism
Thrifty
genotype
Genetic
effects
30%
Modified by Nugraha, 2010
54
PERUBAHAN POLA
HIDUP
VS
PENGELOLAAN
OBESITAS
KEBIJAKAN PENGENDALIAN OBESITAS Program
Indonesia
Peningkatan upaya promotif dan preventif dengan Sehat
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
CEK KADAR
GULA DARAH
INDEKS
CEK LINGKAR MASSA
PERUT TUBUH (IMT)
MONITORING GLUKOSA DARAH
2. Segera makan atau minum seperti permen, jus buah, gula atau madu
Dipertimbangkan untuk memberikan obat-obatan sedini mungkin bagi diabetisi yang disertai
gangguan lemak darah
MANFAAT PEMANTAUAN GLUKOSA DARAH MANDIRI
Penyesuain diet
vs
KRITERIA PENGENDALIAN DM
TARGET
GD puasa (mg/dL) 80 – 130
GD 2 jam PP (mg/dL) < 180
A1C (%) <7
Kolesterol total (mg/dL) < 200
Kolesterol LDL (mg/dL) < 100 / < 70
Kolesterol HDL (mg/dL) > 45
Trigliserida (mg/dL) < 150
IMT (kg/m2) 18.5 – 23
Tekanan darah (mmHg) ≤130/80
l am
Sa TERIMA KASIH