LP Kelebihan Volume Cairan
LP Kelebihan Volume Cairan
OLEH:
TIM PEMBIMBING
Ns Ahmad Rifai.S.Kep.M.S
NIP . 19850207 201504 1 001 NIP .
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
LAPORAN PENDAHULUAN........................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17
LAPORAN KASUS............................................................................................. 18
iii
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Anatomi Fisiologi Ginjal
A. Anatomi
1
2
B. Fisiologi
Ginjal adalah organ dalam tubuh manusia yang memiliki peran sangat
penting yakni untuk mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif. Cara
kerja ginjal adalah memfiltrasi plasma darah melalui glomerulus dengan
reabsorbsi beberapa zat terlarut dan juga air dengan jumlah yang sesuai.
Kelebihan dari air dan zat terlarut tersebut kemudian diekskresikan keluar
tubuh dalam bentuk urin.
Fungsi ginjal secara umum menurut Sherwood (2011) adalah
1. Ekskresi produk sisa metabolisme
2. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Mengatur tekanan osmolaritas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit
4. Mengatur tekanan arteri
5. Mengatur keseimbangan asam basa
6. Glukoneogenesis
3
kelebihan volume cairan atau keduanya (NANDA, 2018). Kekurangan volume
cairan adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan cairan intravascular,
interstisial, dan atau cairan intraseluler lainnya. Kondisi ini mengacu pada
dehindrasi, yaitu tanpa disertai perubahan kadar natrium. Sedangkan kondisi
kelebihan volume cairan adalah kondisi terjadinya peningkatan asupan cairan dan
atau retensi cairan di dalam tubuh (NANDA, 2018).\
3. Epidemiologi
Gangguan keseimbangan cairan yang dapat terjadi pada tubuh antara lain
adalah dehidrasi dan kelebihan volume cairan. Salah satu penyebab dehidrasi
adalah karena diare. Penelitian yang dilakukan di sebelumnya yang dilakukan di
Australia menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja dalam keadaan dehidrasi.
Sebanyak 60% pekerja yang memulai pekerjaannya dengan keadaan dehidrasi.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa 79% pekerja di luar ruangan mengalami
dehidrasi (Andayani, 2013). Di Indonesia sendiri, angka kejadian dehidrasi akibat
diare adalah 7,19/1000 penduduk dan 23,3 diantaranya terjadi pada balita. Survei
morbiditas yang dilakukan oleh Subdirektorat Diare Departemen Kesehatan tahun
2000-2010 terlihat kecenderungan peningkatan insiden yaitu 301/1000 penduduk
pada tahun 2000, 374/1000 penduduk pada tahun 2003, naik menjadi 423/1000
penduduk pada tahun 2006, dan mencapai 411/1000 penduduk pada tahun 2010
(Kementerian Kesehatan, 2011)
4. Etiologi
a. Kekurangan volume cairan
1. Intake yang kurang
Intake cairan kurang dapat disebabkan karena kekurangan cairan per
oral atau sedang menjalankan diet tertentu.
2. Output berlebih
Output atau haluaran berlebihan dalam tubuh dapat disebabkan karena
beberapa keadaan diantaranya kehilangan cairan melalui diare,
4
perdarahan, muntah, luka bakar, penyakit tertentu, dan suhu yang
terlalu panas.
b. Kelebihan volume cairan
1. Intake berlebihan
Intake yang berlebih dalam tubuh dapat disebabkan karena kelebihan
cairan per oral maupun secara parenteral.
2. Output yang kurang
Kondisi yang dapat menyebabkan adanya tahanan output yakni
terjadinya retensi urin, sehingga menyebabkan kelebihan volume
cairan di dalam tubuh.
5
kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan
interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan
ekstraseluler. Untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan
pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit,
penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan. Cairan dapat
berpindah dari lokasi intravaskuler menuju pleura, peritonium, perikardium,
atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti masuknya cairan dalam
saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.
Kelebihan volume cairan dapat terjadi bila natrium dan air berada pada
jumlah proporsi atau volume yang sama. Terjadinya kelebihan volume cairan
(hypervolemia) maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan
interstisial sehingga menyebabkan edema. Edema adalah suatu kondisi dimana
ada penumpukan cairan interstisial yang berlebih. Kelebihan cairan tubuh
hampir seluhnya terjadi akibat adanya gangguan pada keseimbangan cairan
tubuh.
6
B. Clinical Pathway
Cairan oral /
Pola hidup Perdarahan Mual / Muntah Suhu lingkungan Kondisi medis
parenteral
Ketidakseimbagan Cairan
Output cairan
Metabolism tubuh Kulit kering Input cairan berlebih
berlebih
8
3. Modalitas pengobatan lainnya
Pengobatan lainnya yang bisa dilakukan apabila fungsi ginjal terganggu
dan obat farmakologis tidak dapat bekerja secara efisien, maka akan
dilakukan hemodialisis.
8. Penatalaksanaan keperawatan
A. Pengkajian
A. Anamnesa
1) Identitas : Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, suku,
pendidikan, status perkawinan
2) Keluhan utama : pasien mengatakan bengkak di kaki dan tangan.
3) Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sesak (ngosngosan) sejak 3 hari yang lalu bila
dibuat aktivitas kemudian dibawa ke RS karena waktunya kontrol.
Kaki dan tangan bengkak.
4) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah didiagnosa DM sejak 4 tahun lalu dan
hipertensi. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
keluarga
B. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath) : pernafasan cepat dan dalam, frekuensi meningkat.
B2 (Blood) : takikardi, perubahan TD postural, hipertensi, CRT < 2
detik.
B3 (Brain) : pusing, mengantuk, letargi, stupor/koma, gangguan
memori, reflek tendon menurun, penurunan sensasi
B4 (Bladder) : Poliuria, nocturia, ISK, urine encer, dapat menjadi
oliguria/anuria bila terjadi hipovolemia berat, glukosuria.
B5 (Bowel) : mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, diare,
bising usus meningkat, polifagi dan polidipsi.
B6 (Bone) : kelemahan, sulit bergerak, kulit/membran mukosa kering.
9
Keadaan umum : pasien tampak lemah, ekspresi wajah, postur tubuh,
kebersihan diri, GCS normal 456, warna kulit sawo matang
Tanda vital :
- TD : 150/100 mm Hg
- Nadi : 88 x / menit
- RR : 28 x / menit
- Suhu : 38,70 C
10
- Abdomen : tidak ada distensi, lembek (tidak keras) tidak ada nyeri
tekan
- Genetalia dan anus :pertumbuhan rambut pubis, kebersihan, elastisitas,
nyeri tekan. Ada lesi atau benjolan, pelebaran vena, kebersihan
- Ekstremitas : ekstremitas atas dan bawah bengkak tp kering, hasil lab
kemungkin bagus.
- Kulit dan kuku : kulit kering, resiko cedera, Warna kulit, tektur kulit,
elastisitas/turgor, akral, kebersihan, kelembaban, tekstur, kelainan
kulit, lesi, derajat edema, nyeri tekan, termasuk inspeksi distribusi
pertumbuhan rambut.
Warna kuku, bentuk, elastisitas, lesi, tanda radang, kebersihan,
panjang/pendeknya, CRT
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan
Definisi : peningkatan asupan dan atau retensi cairan.
Batasan karakteristik
11
· Peningkatan BB
dalam waktu singkat
12
· Kerusakan lapisan kulit (dermis)
· Gangguan permukaan kulit (epidermis)
· Invasi struktur tubuh
Faktor Yang Berhubungan :
Eksternal :
· Zat kimia, Radiasi
· Usia yang ekstrim
· Kelembapan
· Hipertermia, Hipotermia
· Faktor mekanik (mis..gaya gunting [shearing forces])
· Medikasi
· Lembab
· Imobilitasi fisik
Internal:
· Perubahan status cairan
· Perubahan pigmentasi
· Perubahan turgor
· Faktor perkembangan
· Kondisi ketidakseimbangan nutrisi (mis.obesitas, emasiasi)
· Penurunan imunologis
· Penurunan sirkulasi
· Kondisi gangguan metabolik
· Gangguan sensasi
· Tonjolan tulang
4. Hipertermi
Batasan karakteristik
13
· Postur abnormal · Letargi
· Apnea · Kejang
· Koma · Kulit terasa hangat
· Kulit kelemahan · Stupor
· Hipotensi · Takikardi
· Gelisah · Takipnea
· Bayi tidak · Vasodilatasi
mempertahankan
menyusu
C. Intervensi
14
intake dan output 5. Monitor data lab
dalam 24 jam 6. Monitor integritas
tidak terganggu kulit
7. Kolaborasi
antidiuretic
2. Deficit Volume Keseimbangan cairan Manajemen cairan
cairan (0601) (4120)
Hidrasi (0502) 1. Timbang BB
1. Turgor kulit setiap hari
membaik 2. Monitor TTV
2. Perfusi jaringan pasien
membaik CRT < 3. Monitor status
2 detik gizi
3. Membrane 4. Dukung pasien
mukosa lembab dan keluarga
4. Input dan ouput untuk intake
cairan membaik makan dengan
baik
5. Berikan asupan
oral yang adekuat
6. Distribusikan
asupan cairan
selama 24 jam
3. Kerusakan 1. Integritas jaringan Pressure Management
integritas kulit (1101) 1. Anjurkan pasien
(00046) 2.Penyembuhan luka untuk
(1102) menggunakan
pakaian yang
Setelah dilakukan longgar
perawatan selama 3x24 2. Hindari kerutan
jam kerusakan intergritas pada tempat tidur
15
kulit pasien membaik 3. Jaga kebersihan
dengan kriteria hasil: kulit agar tetap
1. Integritas kulit bersih dan kering
yang baik bisa 4. Mobilisasi pasien
dioertahankan (ubah posisi
(sensasi pasien) setiap dua
elastisitas, jam sekali
temperatur, 5. Monitor kulit
hidrasi, dan akan adanya
pigmentasi) kemerahan
2. Tidak ada 6. Oleskan lotion
luka/lesi pada atau minyak/baby
kulit oil pada daerah
3. Perfusi jaringan yang tertekan
baik 7. Monitor aktivitas
4. Menunjukkan dan mobilisasi
pemahaman pasien
dalam proses 8. Monitor status
perbaikan kulit nutrisi pasien
untuk mencegah 9. Memandikan
cidera berulang pasien dengan
5. Mampu sabun dan air
melindungi kulit hangat
dan
mempertahankan
kelembapan kulit
dan perawatan
alami
4. Hipertermia (00007) Termoregulasi (0800): Pengaturan suhu (3900)
1. Suhu berada dalam 1. Montor suhu setiap 2
batas normal 36,5 – jam
16
37,5o C 2. Monitor warna kulit
2. Merasa merinding 3. Tingkatkan intake
saat dingin cairan yang adekuat
3. Pernafasan meningkat 4. Sesuaikan suhu
4. Melaporkan lingkungan dengan
kenyanamanan suhu suhu pasien
5. Berkeringat saat 5. Instruksikan pasien
panas bagaimana mencegah
keluarnya panas
6. Kolaborasi
pengobatan antipiretik
sesuai kebutuhan
17
DAFTAR PUSTAKA
Horne, M.M. 2000. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa. Jakarta:
EGC
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela
dan Info Kesehatan
Moorhead et. al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Oxford: Elsevier
William. 2017. Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan. J.Kedokt
Meditek (23): 1
World Health Organization. 2005. The Treatment Of Diarrhea: A Manual For Physicians
And Other Senior Health Worker. Swiss: Jenewa
18