Asuhan keperawatan merupakan hal sangat sangat penting bagi seorang profesi
keperawatan. Kemampuan seorang perawat memberikan pelayanan yang baik serta
kemudian dapat secara efektif mengkomunikasikan tentang perawatan pasien tergantung
pada seberapa baik kualitas informasi yang diberikan serta dokumentasi yang disediakan
untuk dimanfaatkan oleh semua profesional kesehatan dan antar bidang pelayanan
kesehatan.
Dokumentasi asuhan keperawatan yang baik yang ditulis secara manual maupun
komputerisasi dilakukan untuk mencatat pelayanan yang diberikan atau sebagai alat
informasi kepada tenaga kesehatan lainnya. Ciri dokumentasi asuhan keperawatan yang
baik adalah: 1) berdasarkan fakta (factual basic) 2) akurat (accurat) 3) lengkap
(complements) 4) ringkas (conciseness) 5) terorganisi (organizatioan) 6) waktu yang tepat
(time liness) 7) bersifat mudah dibaca (legibility) (Nursing Board of Tasmania, 2003 dalam
Potter & Perry, 2009).
Dokumentasi keperawatan adalah catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan
dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang disusun secara sistimatis, valid dan dapat
dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum (Nursalam, 2002).
Menurut Yustiana & Abdul tahun 2016 standar dokumentasi yang lengkap menunjukkan tiga
komponen dimana setiap komponen disertai indikator. Komponen standar dokumentasi
terdiri
dari
Komunikasi,
Akuntabilitas dan Kewajiban.
Keamanan.
Standar 1: Komunikasi
Perawat melakukan dokumentasi yang berisi informasi yang akurat, relevan dan
komprehensif mengenai kondisi klien, kebutuhan klien, intervensi keperawatan dan hasil
kesehatan klien.
Indikator Perawat
Memberikan tanda tangan lengkap atauinisial, dan gelar profesional dengan semua
dokumentasi;
Memberikan tanda tangan lengkap,dan inisial pada data base saat initialling dokumentasi; c.
Memastikan bahwa dokumentasi tulisan tangan terbaca dan menggunakan tinta permanen;
d. Menggunakan singkatan dan simbol yang masing-masing singkatan dan simbol tersebut
memiliki interpretasi berbeda dan telah disepakati dan diterima dalam bidang pelayanan
dan profesi kesehatan;
subjektif;
Memastikan bahwa rencana perawatanjelas, terkini, relevan dan individual untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan klien;Meminimalkan duplikasi informasidalam catatan
kesehatan; Mendokumentasikan komunikasi yangsignifikan dengan anggota keluarga/orang
lain yang signifikan, pengganti pengambil keputusan dan penyedia perawatan lainnya,
Memastikan bahwa data informasiperawatan klien telah disimpan dalam dokumen hard
copy sementara (seperti KARDEX, laporan shift atau buku komunikasi) serta disimpan dalam
catatan kesehatan permanen. Sebagai contoh, jika sistem elektronik tidak tersedia, perawat
harus memastikan bahwa informasi yang disimpan dalam dokumen sementara dimasukkan
dalam sistem elektronik bila telah tersedia lagi.
Mengoreksi entri data yang kelirusambil memastikan bahwa informasi asli tetap terlihat. f.
Dilarang menghapus, mengubah atau memodifikasi dokumentasi orang lain.
Dokumen apapun yang tak terduga, kejadian tak terduga atau abnormal untuk klien, harus
di rekam berdasarkan fakta kejadian dengan berkaiatan dengan proses perawatan.
Standar 3: Keamanan
Perawat melindungi informasi kesehatan klien dengan menjaga kerahasiaan dan
menyimpan informasi sesuai dengan prosedur yang konsisten sesuai dengan standar
profesional dan etika berdasarkan peraturan perundang-undangan yang relevan.
Indikator Perawat
Menjaga kerahasiaan klien lain denganmenggunakan inisial atau kode ketika mengacu pada
klien lain dalam catatan kesehatan klien (misalnya, menggunakan inisial ketika mengutip
teman sekamar klien)
Brivety (Ringkas)
2. Legibility (Keterbacaan)
Prinsip dokumentasi keperawatan harus mudah untuk dibaca serta dipahami oleh semua
pihak khususnya perawatan dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam proses
pendokumentasian.
3. Accuracy (Akurat)
Beberapa data atau informasi yang harus akurat dalam pendokumentasian keperawatan
mengenai klien seperti identitas, hasil lab, data pemeriksaan fisik, dan sebagainya harus
sesuai dengan fakta.
Selain itu, pencatatan atau dokumentasi yang paling penting lainnya adalah dalam urusan
pemberian obat oleh perawat kepada klien. Tidak boleh lupa dan salah tulis.
1. Dokumentasi mencakup semua respon klien/ keluarga terhadap kesehatannya yang
ditulis secara benar dan obyektif (bukan penafsiran), yang diperoleh mulai dari
dengan perkembangan klien.Semua data harus dicatat dalam format yang telah ditentukan
secara sistematis, sah
3. Hindari dokumentasi yang bersifat baku karena setiap proses mempunyai masalah
individu tertentu. Apabila terjadi salah tulis, dokumentasi tersebut dicoret dengan rapi
dan diganti dengan yang benar serta diberi tanda tangan yang memperbaiki tersebut.
5. Dokumentasi yang baik dilakukan apabila terjadi perubahan kondisi klien, muncul
dari hasil pengkajian antara perawat terhadap pasien dengan berbagai teknik
komunikasi melalui wawancara dengan pasien,keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya serta riwayat keperawatan pasien.Data ini berupa keluhan keluhan yang
dikatakan oleh pasien, atau persepsi subjektif pasien terhadap status
kesehatannya sendiri yang ia rasakan..
Menguasai dan menerapkan ilmu dasar yang kuat yang diperoleh dalam wadah
pendidikan.
Menggunakan proses berpikir ilmiah setiap kegiatan, yang tercermin dalam
menentukan suatu keputusan yang didasari oleh disiplin tinggi, bertanggungjawab
dan bertanggung gugat.
Berperan secara aktif dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan utama
sesuai kebutuhan masyarakat.
Menghargai dan mengakui keluhuran martabat manusia dan tidak membeda-
bedakan.
Berlandaskan pada motivasi, panggilan dan komitmen yang mantap.
Mampu memasuki bidang yang lebih luas seperti bidang pendidikan keperawatan,
administrasi keperawatan, kepemimpinan serta penelitian.
Mampu bekerja sama dengan tim kesehatan lain.
Keperawatan Menurut Asmadi, 2008 , terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan, sebagai berikut:
1. Isi Informasi yang ditulis harus lengkap , akurat, jelas, mengandung fakta obyektif
dan tidak menggunakan istilah atau singkatan yang tidak umum. Informasi mengenai
klien dan tindakan yang diberikan harus sesuai dengan kondisi pasien sesungguhnya.
2. Waktu Dokumentasikan waktu setiap melakukan intervensi keperawatan. Up to
date, laporan yang terlambat merupakan suatu kelalaian yang serius dan penyebab
kelambatan dalam memberikan suatu tindakan. Misalnya kesalahan dalam
melaporkan penurunan tekanan darah dapat memperlambat pemberian obat yang
diperlukan. Pendokumentasian ini mencakup : - vital sign – penatalaksanaan medis –
persiapan dilakukan diagnostic test dan pembedahan – perubahan status – waktu
masuk, pindah, pulang atau kematian klien – penatalaksanaan untuk perubahan
status yang tiba-tiba. .
3. Format Gunakan format yang telah ada sesuai dengan kebijaksanaan institusi
pelayanan kesehatan
4. Kerahasiaan Komunikasi yang rahasia adalah informasi yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain yang dipercaya dan merahasiakan bahwa beberapa
informasi itu tidak akan diungkapkan. Pasien mempunyai hak untuk memastikan
bahwa informasi yang ada dalam catatan kesehatannya terjaga kerahasiaannya.
5. Akuntabilitas Berikan nama dan tanda tangan setiap melakukan intervensi
keperawatan. Jangan menggunakan penghapus atau tip-ex bila melakukan kesalahan
dalam penulisan. Selain itu, menurut Potter and Perry, 2005,