Anda di halaman 1dari 1

 Dasar Akrual dan Dasar Kas

Pasal 28 ayat (5) UU KUP pembukuan perpajakan diselenggarakan dengan


stelsel akrual atau stelsel kas. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan, menggunakan dasar akrual; sedangkan dasar kas pada umumnya tidak
digunakan dalam akuntansi.
Dasar Kas yang digunakan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak
(PhKP) adalah dasar kas campuran bahkan mendekati dasar akrual, penjelasan
Pasal 28 ayat (5) UU KUP:1
a. Penjualan meliputi seluruh penjualan baik yang tunai maupun yang bukan
tunai (kredit), hal ini sama dengan akrual
b. harga pokok penjualan harus diperhitungan seluruh pembelian (tunai dan kredit), dan
persediaan ( awal dan akhir). hal ini sama dengan akrual.
c. Harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat
diamortisasi,pembebanannya tidak boleh sekaligus tapi harus dilakukan
melalui penyusutandan amortisasi; hal ini sama dengan akrual.
d. Pasal 6 UU.PPh - 1984, dalam menentukan biaya yang dapat dikurangkan da
ripenghasilan bruto tidak dibedakan antara dasar kas dan dasar akrual.
e. Keputusan Direktur Jenderal Pajak KEP-273/PJ/1998; Penghasilan bunga
yang bersumber dari kredit non performing ( kurang lancer, diragukan dan
macet ) diakui sebagai penghasilan pada saat bunga tersebut diterima bank
( dasar kas), hal ini sama dengan PSAK NO. 31 butir 02.

1
Nataherwin, dan Widayasari, Akuntansi Perpajakan, ( Bandung: CV. Rasi Terbit, 2018 ), Hal 57

Anda mungkin juga menyukai