Bab Ii Kajian Pustaka
Bab Ii Kajian Pustaka
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
menjelang periode 1980-an, sekalipun galur murninya sudah diketahui pada tahun
1960-an (Rasyaf, 2001). Ayam broiler merupakan salah satu ternak unggas hasil
budidaya yang bersifat ekonomis dengan pertumbuhan yang cukup cepat dalam
menghasilkan daging siap potong dengan lama budidaya yang relatif singkat, baik
Saat ini ayam broiler dikembangkan secara luas oleh masyarakat dalam
bentuk usaha dengan populasi yang besar. Masyarakat mulai menggunakan lahan
pribadi atau menyewa untuk membangun kandang ayam broiler beserta sarana
disesuaikan. Dinamika untung dan rugi sering dialami oleh peternak karena
2001)
Ayam broiler termasuk dalam usaha yang berisiko tinggi karena usaha ini
termasuk usaha padat modal. Sebagai contoh, untuk populasi 3000 ekor, biaya
produksi dalam satu periode panen sekitar 90 Juta Rupiah. Hasil pemeliharaan
tergantung dari penampilan akhir produksi ayam. Jika hasil dan pengelolaan baik
9
10
maka keuntungan yang didapatkan cukup besar. Begitu juga sebaliknya, jika
Dengan alasan seperti itu, para peternak tradisional sedikit yang berani
1997, kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha
menengah dan atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan
oleh usaha menengah dan atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling
beberapa mitra usaha ayam broiler yang bekerja sama dengan peternak dalam
beberapa tahapan yang saling berkaitan. Tahapan tersebut adalah; (1) tahap
persiapan kedatangan DOC (day old chicken;anak ayam umur sehari), (2) tahap
a. Tahap persiapan
2.1). Hal ini penting dilakukan agar anak ayam bisa beradaptasi dengan suhu
Gambar 2.1.
Persiapan Alat Sebelum DOC Tiba
fase awal (starter) dan fase akhir (finisher). Keberhasilan pada fase starter
chick guard dan pemberian nutrisi tahap awal (Gambar 2.2 dan Gambar 2.3).
12
Fase starter ini berakhir setelah 2 minggu (14 hari) ketika ayam sudah bisa
diperlukan lagi.
Gambar 2.2.
Proses Penghitungan dan Penyortiran DOC Ketika Baru Tiba
Gambar 2.3
Melatih DOC Makan dan Minum
13
badan sampai berat badan panen tercapai. Pada tahap ini ayam membutuhkan
asupan nutrisi dan air yang cukup, suhu yang optimal, kualitas udara yang
kekeringan alas kandang, cahaya yang memadai, waktu tidur yang cukup dan
oleh pekerja
c. Tahap panen
permintaan pembeli dan kondisi ayam. Panen akan dilakukan lebih awal jika
kondisi ayam buruk (misalnya sakit), harga pasar atau permintaan pasar
tinggi dan bobot ayam telah tercapai. Ayam ditimbang untuk kemudian
Gambar 2.4
Proses Penimbangan Ayam Saat Panen
14
bercampur kotoran ayam), debu, sisa pakan, tempat pakan dan peralatan
kandang disemprot dengan air bertekanan tinggi dan didesinfeksi dengan air
kampil dan terpal direndam dengan larutan sabun dan clorin untuk kemudian
dengan larutan formalin 5-10% kemudian ditutup rapat selama 5 hari untuk
ayam broiler. Hampir 70% biaya produksi adalah biaya pengadaan pakan.
perkembangan ayam. Tabel 2.1 menunjukkan jumlah konsumsi ayam broiler per
ekor berserta konversi pakannya. Pakan diberikan secara adlibitum yang berarti
tidak terbatas sesuai kemampuan maksimal ayam untuk makan sehingga tempat
Tabel 2.1
Konsumsi Mingguan Pakan Ayam Broiler
Jantan dan
Umur Jantan (gr/ekor) Betina (gr/ekor)
Betina (gr/ekor)
Minggu 1 141 138 139
Minggu 2 474 452 462
Minggu 3 1.063 991 1.024
Minggu 4 1.936 1.767 1.849
Minggu 5 3.043 2.717 2.877
Minggu 6 4.353 3.802 4.075
Sumber; Standar Pemeliharaan PT SUB
cara instalasi di kandang ayam. Gambar 2.5 menunjukkan jenis dan cara instalasi
tempat pakan kapasitas 5 kg yang digantung di plafon kandang. Tempat pakan ini
diisi satu per satu oleh para pekerja dengan memindahkan pakan dari kampil
pakan ke tempat pakan tersebut. Tempat pakan jenis ini banyak digunakan di
Indonesia oleh peternak karena harganya lebih murah. Sedangkan Gambar 2.6
menunjukkan tempat pakan yang terhubung langsung dengan pipa yang berisi
pakan. Pakan dialirkan dari tower menuju tempat pakan melalui pipa dengan
Gambar 2.5
Tempat Pakan Ayam Broiler yang Dipasang Secara Manual
16
Gambar 2.6
Instalasi Tempat Pakan Tehubung Langsung Dengan Pipa Berisi Pakan
dalam siklus produksi ayam broiler karena saling berkaitan. Penerapan biosekuriti
yang baik akan mengurangi risiko hewan ternak (ayam broiler) dan pekerjanya
pekerja.
Biosekuriti adalah usaha mengurangi risiko yang disebabkan oleh lalu lintas
manusia, bahan dan binatang ke dalam kandang. Risiko yang berasal dari manusia
antara lain pemilik kandang, orang yang melakukan perbaikan, sesama peternak
binatang liar atau pun binatang piara. Sedangkan risiko yang disebabkan oleh
benda-benda baik benda organik maupun anorganik seperti peralatan dan bahan
pakan, keranjang, alat perawatan, ember, dan semua alat lain yang masuk dan
17
Dharma, 200).
kebutuhan misalnya masker, alas kaki, pakaian panjang dan lain-lain (2)
(5) pengaman listrik, (6) pemadam kebakaran, (7) sirkulasi udara yang baik, (8)
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergos yang berarti kerja dan
pekerjaan, tugas, sistem, organisasi dan lingkungan, untuk mencapai fungsi yang
(IEA) (2000) memberi definisi ergonomi atau human factors adalah disiplin ilmu
sebuah sistem pekerjaan, yang menerapkan teori, data dan metode untuk desain
diperoleh kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien
penting. Prinsip yang selalu digunakan dalam ergonomi adalah prinsip fitting the
tasks to the man, yang berarti bahwa pekerjaan harus disesuaikan dengan
tugas dipengaruhi oleh karakteristik dari materi pekerjaan, tugas yang harus
2003; 2005b).
Peran ergonomi dalam dunia kerja tidak hanya terbatas pada bidang tertentu,
perancangan alat kerja, evaluasi proses dan produk kerja, perancangan bangunan
dan arsitektur dan lain lain, serta digunakan oleh ahli fisika, anatomi, fisioterapi,
mendapatkan hasil kerja yang optimal dengan produktivitas yang tinggi maka
setiap aktifitas kerja memerlukan suasana yang nyaman, aman, sehat, terbebas
dari rasa lelah, nyeri otot, cedera, sakit atau cacat tubuh lainnya. Dengan kata lain,
bertujuan untuk mendapatkan sistem kerja yang manusiawi, kompetitif dan lestari.
yang terdiri dari delapan aspek, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
20
ayam broiler temasuk pekerjaan katagori berat, sehingga jumlah kalori yang
dikeluarkan harus diimbangi oleh energi yang masuk. Energi ini didapatkan
dari sumber makanan yang dikonsumsi pada saat makan pagi, siang atau
panas melalui keringat, diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Oleh karena
tindakan.
2. Sikap tubuh
Sikap tubuh yang tidak anatomis dan melakukan pekerjaan dengan sikap
yang tidak fisiologis dalam jangka waktu yang lama menyebabkan kelelahan
pakan dilakukan dalam posisi lebih tegak (berdiri) sehingga sikap tersebut
unsur paksaan melebihi kemampuan normal. Oleh karena itu, semua alat yang
dipakai harus dirancang sedemikian rupa sehingga gerakan dan kontraksi otot
tidak berlebihan dan tidak bertentangan dengan gerakan alamiah otot. Pada saat
dalam frekwensi yang tinggi pada otot pinggang dan otot bahu. Alat baru
4. Kondisi lingkungan
dicapai hasil yang optimal, apabila ditunjang oleh kondisi lingkungan yang
kebisingan, getaran, kecepatan angin, substansi kimia dan bau-bauan (Dul dan
Weerdmeester, 2008).
system terbuka (open house) sehingga tidak terkena paparan sinar matahari
langsung, kecepatan angin akan mengikuti hembusan angin dari luar kandang
lingkungan yang cenderung lebih rendah karena suhu di dalam kandang lebih
22
hangat, pencahayaan pada siang hari cukup karena sinar matahari dapat masuk
tanpa halangan, kebisingan masih dalam batas normal karena lokasi peternakan
jauh dari sumber kebisingan (jalan atau mesin) dan ayam tidak menimbulkan
5. Kondisi waktu
kesehatan dan kenyamanan kerja. Pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat
dilakukan pada pagi sampai sore hari dan malam hanya melakukan
pukul 10.00 Wita atau sore hari setelah pukul 14.00 Wita. Lama melakukan
pakan dilakukan sampai selesai dan dikerjakan secepat mungkin agar tempat
pakan segera terisi agar ayam tidak berebut mencari pakan yang baru
6. Kondisi sosial
Pemberian pakan dengan alat berupa gayung telah lama digunakan oleh
pekerja sehingga sudah dianggap sesuatu yang biasa. Pekerja tidak menyadari
23
saat ini dianggap sesuatu yang biasa dan merupakan risiko dari pekerjaan.
Pekerja tidak memikirkan efek jangka panjang yang mungkin muncul. Kondisi
proses kerja tersebut. Untuk meredesain alat, maka kondisi tersebut harus
diperhatikan. Pembuatan alat baru atau redesain alat lama sebaiknya tidak
yang muncul.
7. Kondisi informasi
dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses pemeliharaan ayam harus
terjalin dengan baik agar informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dan
diberikan umpan balik yang sesuai. Termasuk dalam melakukan inovasi alat
yang digunakan dan sistem dalam proses kerja, diharapkan terjalin komunikasi
pekerja.
terjadi interaksi yang baik antara alat tersebut dengan kondisi fisik dan sikap
dicapai. Tujuan utamanya adalah menciptakan keadaan fisik dan psikis pekerja
ekonomi yang lebih tinggi. Dan telah dibuktikan, dengan penerapan ergonomi
pada industri kehutanan, transportasi, desain produk, perbaikan stasiun kerja dapat
(2000 dan 2006) penerapan ergonomi akan memberikan manfaat secara khusus
seperti; (1) pemakaian otot dan energi lebih efisien, (2) pemakaian waktu lebih
efisien, (3) kelelahan berkurang, (4) kecelakaan berkurang, (5) penyakit akibat
kerja berkurang, (6) kenyamanan dan kepuasan kerja meningkat, (7) efisiensi
kerja meningkat, (8) mutu produk dan produktivitas meningkat, (9) kesalahan
kerja berkurang dan kesukaran dapat diminimalkan, (10) pengeluaran atau biaya
untuk mengatasi akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dikurangi
untuk memecahkan masalah dan berfokus pada cara berfikir dan bertindak secara
(2) penerapan teknologi tepat guna (TTG) (Manuaba, 2006. Penerapan pendekatan
informasi, kondisi sosial budaya dan interaksi manusia mesin (Manuaba, 2000b).
salah satu komponen dari konsep ergonomi total di berbagai bidang kegiatan,
sangat penting dari penerapan ergonomi partisipasi pada usaha kecil dan
sesuai situasi lokal namun tetap berfokus pada low-cost improvement. Selanjutnya
2009)
26
Gambar 2.7
Prosedur Penerapan Ergonomi Total
ergonomi (delapan aspek ergonomi), (2) dari masalah yang teridentifikasi, disusun
skala prioritas penyelesaian, (3) memperbaiki sikap kerja dan penggunaaan otot
dengan melakukan redesain alat atau membuat alat baru dan memperbaiki sistem
melalui kajian SHIP dan penerapan teknologi tepat guna, (4) melakukan evaluasi
terhadap perbaikan yang telah dilakukan, (5) bila hasilnya kurang baik,
identifikasi masalah akan diulangi, dan bila hasilnya sudah baik dilanjutkan
diterima oleh user, mempunyai manfaat yang tinggi dan berkelanjutan. Prosedur
terdiri dari empat unsur yaitu; sistemik, holistik, interdisiplin dan partisipatori.
dapat dicarikan solusi secara bersama sama (Adiputra, 1997). Dengan pendekatan
ini diharapkan ada rasa memiliki karena telah berusaha mencari solusi secara
1. Sistemik
dalam suatu sistem dan diperkirakan dapat menimbulkan masalah harus ikut
kelelahan, kecepatan kerja dan produktivitas pekerja beserta faktor lain yang
sistem yang saling mempengaruhi. Sistem kerja pada pekerja peternakan dalam
dibuat, tidak terlalu mahal (terjangkau), bisa diterima oleh sebagian besar
cepat) dan sikap kerja menjadi lebih baik sehingga sikap kerja yang
berdiri.
e. Dengan sikap yang lebih ergonomis dan kontraksi yang lebih efisien,
berkurang.
2. Holistik
menyeluruh. Holistik diartikan bahwa sistem terdiri dari sub sistem yang saling
terkait dan harus dipertimbangkan. Ada beberapa faktor sub sistem yang terkait
29
b. Faktor internal antara lain; jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan
pengalaman kerja.
3. Interdisipliner
yang ada diasumsikan tidak akan terpecahkan secara maksimal jika hanya
dikaji melalui satu disiplin sehingga perlu dilakukan pengkajian melalui lintas
disiplin ilmu. Dalam perbaikan kondisi dan lingkungan kerja, para ahli dari
berbagai disiplin ilmu yang terkait mempunyai kontribusi tersendiri antara lain;
(a) ahli ergonomi akan melihat permasalahan dari aspek keterkaitan antara
manusia dengan pekerjaannya, (b) ahli teknik berperan dalam tahap proses
(c) ahli kualitas meyakinkan setiap proses yang lebih baik dalam rangka
menghasilkan barang atau jasa, (d) ahli kesehatan akan mengkaji aspek
30
kesehatan fisik maupun mental sehingga bisa dijadikan sebagai salah satu
(f) ahli fisiologi diperlukan untuk menjelaskan peran dan fungsi organ-organ
Para ahli membentuk suatu tim guna merumuskan perbaikan kondisi dan
lingkungan kerja baru dengan pertimbangan berbagai segi. Peran para ahli
4. Partisipatori
pemecahan masalah tersebut harus dilibatkan sejak awal secara maksimal agar
dapat diwujudkan mekanisme kerja yang kondusif, hasil produk yang baik, dan
inovasi yang lebih baik. Pihak terkait yang perlu dilibatkan antara lain ;
dan pihak terkait lainnya. Dalam pembuatan alat pemberian pakan, para
merancang alternatif solusi dengan melakukan diskusi dan uji coba secara
mencapai tujuan tertentu. Semua yang terlibat dalam pemecahan masalah dan
dihadapi. Biasanya dipakai sebagai istilah untuk teknologi yang sederhana, tidak
berdayaguna tinggi bagi masyarakat setempat (Munaf dkk, 2008; Nala, 1990)
1. Teknis
dalam memperoleh bahan baku yang memenuhi standar, mudah dibuat dan
menggunakan kampil pakan yang secara struktur cukup kuat dan elastis
sehingga bisa menahan beban pakan dan tidak mudah robek. Kampil dijarit
dengan mesin jahit kampil dengan menggunakan benang katun beberapa kali
sehingga kaitan antara kampil dan pegangan cukup kuat. Pengerjaan alat
32
dengan memperhatikan kekuatan jaritan dan apabila robek bisa segera diganti
2. Ekonomis
pembuatan. Alat yang dibuat berbahan dasar kampil pembungkus pakan yang
3. Ergonomis
dan mental sehingga tercapai kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu
timbulnya penyakit dan cedera akibat kerja, mengurangi beban kerja fisik dan
33
pakan ini, diharapkan terjadi perubahan posisi kerja lebih alamiah yang
akan menurun.
4. Sosial budaya
alat memberikan pakan dapat diterima oleh pekerja dan masyarakat setempat
serta tidak bertentangan dengan norma yang dianut oleh masyarakat. Kampil
bekas pembungkus pakan ini digunakan secara luas oleh masyarakat untuk
lain seperti pertanian, industri kecil ataupun untuk kebutuhan rumah tangga.
5. Hemat energi
34
sehingga merusak tatanan alam yang sudah ada. Hal ini penting dilakukan
mengingat sumber daya alam yang tersedia sangat terbatas, sehingga tidak
6. Ramah lingkungan
dimensi pekerja dan dimensi variasi dari tempat kerjanya. Secara mendasar, sikap
tubuh dalam keadaan tidak melakukan gerakan atau pekerjaan adalah sikap
berbaring, berdiri, jongkok dan duduk. Sikap-sikap tubuh yang diaplikasikan pada
yaitu:
3 Desain stasiun kerja seperti; ukuran tempat duduk, ketinggian landasan kerja,
proses memberikan pakan sikap kerja yang dilakukan adalah berdiri tegak, berdiri
Akibat dari stasiun kerja yang tidak ergonomis ini akan muncul sikap kerja yang
sebagainnya. Sikap kerja tersebut jelas akan menyebabkan beban postural yang
berat. Jika beban postural ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan
menimbulkan postural strain yang merupakan beban mekanik statis bagi otot.
Kondisi ini akan mengurangi aliran darah ke otot sehingga terjadi gangguan
36
keseimbangan kimia otot yang bermuara pada terjadinya kelelahan otot (Pheasant,
1991). Dul dan Weedmeester (2008) menyatakan bahwa sikap kerja seseorang
juga ditentukan oleh hubungan antara dimensi tubuhnya dengan berbagai kondisi
kalau kebiasaan sikap kerja yang tidak alamiah dijadikan dasar untuk
mengubahnya agar menjadi kebiasaan baru dan perilaku yang alamiah (Sutajaya,
1998). Dengan memakai cara tersebut, di satu pihak pengalihan teknologi akan
rasa kurang nyaman dan kurang ergonomis perlu kiranya diatasi secepatnya agar
Dapat disimpulkan bahwa jika terjadi sikap kerja tidak alamiah, berarti ada
hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya kesalahan kerja, kurang produktif, dan
2005)
material, dan menurunkan produktivitas kerja. Sikap kerja tidak alamiah seperti
alamiah yang dapat menimbulkan beban mekanis lokal pada otot, ligamen dan
sendi tubuh (Dul dan Weerdmeester, 2008). Demikian juga sikap kerja berdiri
membungkuk dalam waktu yang lama akan menyebabkan kelelahan otot dan
perubahan struktur sistem muskuloskeletal. Keluhan yang akan muncul antara lain
rasa kurang nyaman dan berlanjut dengan munculnya keluhan rasa sakit pada
Bila keluhan sakit yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak fisiologis
tersebut tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan dampak merugikan
baik dampak jangka pendek maupun dampak jangka panjang. Dampak jangka
pendek yang bisa muncul antara lain meningkatnya kesalahan kerja, berkurangnya
jangka panjang yang dapat terjadi adalah perubahan struktur (patologis) pada
jaringan otot yang ditandai dengan munculnya rasa sakit dengan cepat walau
Grandjean, 2009).
sikap kerja yang ideal dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan
4 Sikap kerja yang berubah-ubah atau dinamis lebih baik dari pada sikap kerja
5 Sikap kerja statis rileks lebih baik daripada sikap kerja statis tegang.
Selain itu, menurut Pheasant (1991), ada tujuh prinsip dasar dalam
gerakan maksimum.
beberapa prinsip dasar sikap tubuh yang baik dalam bekerja. Dalam perbaikan alat
Telah banyak penelitian yang dilakukan dan membuktikan bahwa redesain alat
plastik mulsa di kebun stroberi di Desa Bedugul (Yusuf, 2016), pengerajin kayu di
(Soewarno, 2005)
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam satu sistem. Sistem kerja adalah
bahan, perlengkapan dan peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa
sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi yang diukur
dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat-akibat psikologis
Wignjosoebroto (2005) yang dimaksud dengan sistem kerja adalah suatu sistem
fasilitas kerja lainnya, material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi.
komponen yang menyusunnya, agar tidak terjadi hambatan dan sistem. Manusia
40
dalam hal kemampuan dan kebolehan sehingga perlu mendapat perhatian ketika
pekerjaan, apalagi pekerjaan tersebut tergolong berat maka akan lebih cepat lelah,
timbul berbagai keluhan atau penyakit akibat sikap kerja yang tidak fisiologis dan
belum fisiologis sehingga perlu dilakukan perubahan sistem yang lebih fisiologis.
sistem kerja harus menempatkan manusia atau pekerja sebagai pusat perhatian
menyangkut; kerja bergilir, pengaturan jam kerja, istirahat dan pemberian nutrisi
yang harus disesuaikan dengan kondisi fisiologis dan psikis pekerja. Sistem kerja
Jam kerja berlebihan di luar batas kemampuan, apalagi pekerjaan itu berat,
jelas akan menjadi sumber terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan. Paling
sedikit akan terjadi kelelahan yang sangat merugikan dilihat dari pelaksanaan
tugas. Beban kerja fisik yang terlalu berat dan dilakukan dalam jangka waktu
tidak memadai seperti penerangan yang kurang, bising yang berkepanjangan, suhu
kelelahan. Gizi yang kurang, adanya penyakit, atau rasa sakit akibat sikap paksa
juga merupakan sumber munculnya kelelahan. Akhirnya, suasana kerja yang tidak
nyaman, adanya beban mental (psikologis) serta pekerjaan yang monoton dapat
penurunan fungsi aktivitas, fungsi kapasitas organ, baik pada organ itu sendiri
istirahat pendek beberapa kali selama waktu kerja, sebagai ganti istirahat yang
diambil sekali. Sebagai contoh 10 menit waktu istirahat setiap jamnya, berarti
demikian, operator dapat mengambil 10 menit istirahat setiap jam atau 5 menit
ergonomi, masalah ini bisa dipecahkan, tidak hanya untuk membuat mereka
bekerja menyelesaikan tugas tetapi bekerja lebih produktif. Ini dicapai karena
irama kerja akan tetap sama besar/efektif selama jam kerja berlangsung.
Manusia tidak dapat menjaga tingkat aktivitas fisik dalam jangka waktu
kondisi yang melemah akibat tugas pekerjaan (Pulat, 1997). Waktu istirahat akibat
kegiatan fisik dihitung melalui studi waktu atau dengan metode fisiologis.
Pengukuran kerja dengan studi waktu memberikan hasil yang lebih mendekati.
Sebagai contoh, 15% waktu istirahat diterapkan dari waktu kerja normal untuk
metabolisme.
menambah jam lembur seseorang setiap harinya. Yang bisa ditoleransi adalah 1
jam lembur setelah 8 jam kerja. Inipun dengan catatan bahwa selama 8 jam kerja
tersebut ada 2 periode rehat dan 1 periode makan siang . Untuk para pekerja berat,
rehat pendek harus lebih banyak lagi. Pekerjaan lembur dikerjakan jika dirasakan
penambahan jam kerja itu perlu, terutama di dalam mengejar target. Daripada
mengorganisasikan lembur untuk karyawan selama 3-4 jam, lebih baik diatur
melalui kerja malam selama 8 jam dengan mengangkat karyawan baru atau
produktivitas yang diinginkan tidak tercapai karena hilangnya man hours yang
cukup besar karena lay out yang tidak baik, cara kerja yang penuh kesulitan
karena kesalahan disain kerja dan organisasi kerja yang tidak tepat.
43
sangat diperlukan sebagai kebutuhan fisiologis jika kinerja dan efisiensi ingin
tidak seorangpun bisa mengerjakan baik kerja fisik mapun kerja mental secara
terus menerus tanpa henti. Istirahat kerja dibedakan menjadi 4 jenis yaitu; (1)
istirahat spontan, (2) istirahat curian, (3) istirahat karena kondisi pekerjaan, (4)
istirahat resmi.
Istirahat spontan adalah istilah atas inisiatif pekerja sendiri. Biasanya tidak
terlalu lama dan sering terjadi jika jenis pekerjaan adalah berat. Istirahat curian
adalah waktu dimana pekerja menempatkan dirinya dengan santai dari tugas rutin,
menurunkan atau menaikkan terperatur AC, duduk lebih nyaman atau bahkan
meninggalkan tempat kerja. Istirahat karena kondisi kerja adalah semua istirahat
yang timbul akibat operasional mesin atau alat kerja atau kondisi lain yang
Termasuk juga waktu tunggu yang merupakan waktu senggang yang bisa
dimanfaatkan untuk istirahat seperti waktu tunggu pelanggan atau order. Pada
pekerjaan dengan sistem ban berjalan, kondisi istirahat tergantung dari kecepatan
mesin dan kecepatan serta ketangkasan pekerja. Istirahat resmi adalah berhenti
44
bekerja untuk istirahat yang telah diatur oleh manajemen tempat kerja, contohnya
istirahat siang untuk makan siang, istirahat untuk minum teh/makan gudapan.
menit pada pekerja yang mengangkat dan menurunkan barang yang berlangsung 9
menit, terjadi waktu pemulihan dan dapat mencegah kelelahan otot di tempat kerja
(Shin dan Kim 2007). Semua pekerjaan baik di sektor pertanian, peternakan,
pada pagi hari dan sore hari. Istirahat ini bertujuan untuk mengurangi kelelahan,
1 Bila pekerjaan tergolong berat atau bekerja di tempat yang sangat panas,
2 Untuk pekerjaan yang tergolong fisik moderat atau usaha mental harus ada
3 Pekerjaan yang memerlukan mental berat khususnya jika waktu tunggu sangat
sedikit, harus ada tambahan istirahat pada pagi dan sore, satu atau dua periode
Beban kerja (work load) merupakan faktor stressor tubuh yang berasal dari
pekerjaan, seorang pekerja akan dihadapkan dengan suatu keadaan beban kerja
yang berlebihan, beban kerja yang kurang dan beban kerja yang optimal. Secara
1 Beban kerja eksternal (external load) yang sering disebut stressor adalah
beban kerja yang berasal dari pekerjaan yang sedang dilakukan dan
mempunyai ciri- ciri khusus yang berlaku untuk semua orang. Beban kerja
eksternal bisa didapatkan dari beberapa faktor antara lain; (1) tugas (task)
yang meliputi: jenis pekerjaan, analisis pekerjaan yang bisa bersifat kualitatif
atau kuantitatif, kegiatan fisik, peralatan yang digunakan, cara kerja dan
tempat kerja, (2) organisasi yang meliputi kerja tim, lama kerja, jadwal kerja
kebisingan, vibrasi, debu, sosial budaya dan sebagainya, (4) aspek manusia
2 Beban kerja internal (internal load) yang sering disebut strain adalah beban
kerja yang berasal dari dalam tubuh pekerja yang berkaitan dengan adanya
meliputi; (1) beban somatis diantaranya; jenis kelamin, umur, ukuran tubuh,
Beban kerja dapat diukur dengan beberapa kriteria. Dalam penilaian beban
kerja, ada dua kriteria yang dapat dipakai (Rodahl, 2008) yaitu:
1 Kriteria objektif, yang dapat diukur dan dilakukan oleh pihak lain yang
Penilaian beban kerja secara objektif yang paling mudah dan murah dan
nadi. Frekwensi nadi kerja dari seluruh jam kerja, selanjutnya dipakai dasar
penilaian beban kerja fisik, karena perubahan rerata denyut nadi berbanding lurus
dengan pengambilan oksigen. Hal ini merupakan refleksi dari proses reaksi
(strain) terhadap stressor yang diberikan oleh tubuh, dimana biasanya besar strain
menyatakan adanya suatu kelelahan yang dialami orang akibat beban kerja yang
47
Penilaian beban kerja juga dapat dilihat dari beberapa variabel seperti
pemakaian O2, penggunaan kalori dan denyut nadi. Berikut adalah perbedaan
tingkat beban kerja berdasarkan pemakaian oksigen, konsumsi kalori dan denyut
Tabel 2.2
Tingkat Beban Kerja Menurut Keluaran Energi
Keluaran Denyut Konsumsi
Keluaran Energi
Tingkat Beban Kerja energi/8 Jam nadi oksigen
(Kcal/min)
(Kcal) (dpm) (l/menit)
Istirahat 1.5 < 720 60 – 70 0.3
Beban kerja sangat ringan 1.6 – 2.5 768 – 1200 70 – 75 0.32 – 0.5
Beban kerja ringan 2.5 – 5.0 1200 – 2400 75 – 100 0.5 – 1.0
Beban kerja sedang 5.0 – 7.5 2400 – 3600 100 – 125 1.0 – 1.5
Beban kerja berat 7.5 – 10.0 3600 – 4800 125 – 150 1.5 – 2.0
Beban kerja sangat berat 10.0 – 12.5 4800 – 6000 150 – 180 2.0 – 2.5
Beban kerja luar biasa berat > 12.5 > 6000 > 180 > 2.5
Sumber : Sanders & Mc Cormic, 1997
Cara lain untuk menentukan klasifikasi beban kerja fisik adalah klasifikasi
denyut nadi istirahat, denyut nadi kerja dan denyut nadi maksimal (Intaranont &
sebagai berikut;
48
Tabel 2.3
Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Beban Kardiovaskuler
Tingkat %CVL Klasifikasi beban Keterangan
pembebanan kerja
0 < 30% Ringan Tidak terjadi pembebanan, tidak
perlu tindakan perbaikan
1 30 s.d < 60% Sedang Perlu perbaikan (attention level,
improvment measurment advised)
Pengukuran denyut nadi selama kerja merupakan salah satu metode untuk
menilai beban kardiovaskular. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghitung denyut nadi adalah dengan metode palpasi yaitu meraba denyut nadi
pada arteri radialis dan dicatat secara manual memakai jam henti (stopwatch)
menggunakan metode sepuluh denyut (Kilbon, 1992 dalam Wilson 2005). Beban
49
kerja fisik tidak hanya ditentukan oleh jumlah otot yang berkontraksi, tetapi juga
ditentukan oleh beban statis yang diterima serta tekanan panas dari lingkungan
kerja yang dapat mempengaruhi denyut nadi. Denyut nadi akan berubah seirama
dengan perubahan pembebanan mekanika, fisika maupun psikis. Oleh karena itu,
denyut nadi dapat digunakan untuk mengkur beban kerja (Kroemer dan
Grandjean, 2009).
selain prosesnya mudah, cepat, murah, tidak diperlukan peralatan yang mahal dan
hasilnya juga cukup reliabel. Selain itu alat ukur denyut nadi yang efektif adalah
menggunakan alat Heart Rate Monitor Life Souce. Dengan alat ini denyut nadi
pekerjaan yang dilakukan, manusia yang bekerja akan terjadi kontraksi dan
relaksasi secara bergantian pada otot-otot tubuhnya. Hal itu terjadi sebagai akibat
aktivitas anggota gerak dalam menjaga posisi dan postur tubuh tetap stabil atau
berlawanan dengan kaidah faal gerakan, semakin banyak energi yang digunakan.
Semakin banyak sikap tubuh melawan sikap netral tubuh, maka semakin banyak
otot-otot yang bekerja. Demikian pula kalau tubuh semakin terfiksir dalam suatu
posisi kerja tertentu, akan semakin lama kelompok otot tertentu berkontraksi.
terlebih lagi kalau hal itu dilakukan secara berulang-ulang, maka akan terjadi
50
kelelahan otot (Astrand dan Rodahl, 2003; Kroemer dan Grandjean, 2009).
Bentuk dari kelelahan otot disertai dengan sensasi sakit yang terjadi pada otot
dapat dideteksi dengan adanya keluhan pada otot-otot. Jenis otot mana yang
Secara garis besar keluhan otot dikelompokkan menjadi dua (Kroemer dan
1 Keluhan sementara (reversibel), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima beban statis dan keluhan tersebut akan segera hilang apabila
walaupun pemberian beban kerja telah dihentikan, rasa sakit pada otot masih
terus berlanjut.
bersifat kronis, artinya keluhan ini sering dirasakan beberapa lama setelah
melakukan aktivitas dan sering meninggalkan residu yang dirasakan pada hari-
pengukuran dilakukan sebelum dan setelah melakukan pekerjaan (pre dan post
test). Perbedaan skor hasil antara sebelum kerja dan sesudah kerja merupakan skor
Keluhan otot yang terjadi pada organ tubuh tertentu dapat ditelusuri
dengan menggunakan beberapa alat ukur ergonomi mulai dari alat yang sederhana
Analysis System), RULA (Rapid Upper Limb Assessment), REBA (Rapid Entire
Salah satu metode subjektif untuk menilai keluhan otot skeletal adalah
penilaian keluhan otot sekeletal pada bagian tubuh tertentu dengan menggunakan
Nordic Body Map baik dengan rating maupun rangking (Corlett, 1992 dalam
sangat tergantung dari situasi dan kondisi yang dialami pekerja pada saat
observer yang bersangkutan. Namun demikian, metode ini telah secara luas
digunakan oleh para ahli ergonomi untuk menilai tingkat keparahan gangguan
pada sistem muskuloskeletal dan mempunyai validitas dan reabilitas yang cukup
keseluruhan. Jika metode ini dilakukan hanya untuk beberapa orang pekerja di
dalam kelompok populasi kerja yang besar, maka hasilnya tidak akan valid dan
reliabel.
52
lembar kerja berupa peta tubuh (body map) merupakan cara yang sangat
mengalami kenyerian atau sakit, atau dengan menunjuk langsung pada setiap
pada kedua sisi tubuh kanan dan kiri yang dimulai dari anggota tubuh bagian atas
yaitu otot leher sampai dengan bagian paling bawah yaitu otot kaki. Kelelahan
otot sesuai dengan Nordic Body Map dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu; (1)
bagian otot trunkus yang terdiri dari; leher bagian atas, leher bagian bawah,
punggung, pinggang, bokong dan pantat, (2) bagian otot ekremitas bagian atas
terdiri dari; bahu kiri, bahu kanan, lengan atas kiri, lengan atas kanan, siku kiri,
siku kanan, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kiri,
pergelangan tangan kanan, tangan kiri dan tangan kanan. (3) bagian otot ekremitas
bagian bawah terdiri dari; paha kiri, paha kanan, lutut kiri, lutut kanan, betis kiri,
betis kanan, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan kaki
kanan. Ilustrasi dan gambaran lokasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.8
sederhana (data nominal) yaitu “YA” (ada keluhan atau rasa sakit) atau “TIDAK”
53
(tidak ada keluhan atau rasa sakit). Tetapi lebih baik untuk menggunakan desain
Likert, maka setiap skor atau nilai haruslah mempunyai definisi operasional yang
jelas dan mudah dipahami oleh responden. Berikut adalah contoh desain penilaian
ada rasa sakit sama sekali yang dirasakan oleh pekerja selama
Skor 1 = responden merasakan sedikit adanya keluhan atau rasa nyeri pada
Skor 2 = responden merasakan adanya keluhan/rasa nyeri pada bagian otot dan
Skor 3 = responden merasakan keluhan sangat sakit atau sangat nyeri pada
bagian otot dan rasa nyeri tidak segera hilang meskipun telah
beristirahat yang lama atau bahkan diperlukan obat pereda nyeri otot
(sangat sakit)
kuesioner, maka langkah berikutnya adalah menghitung total skor individu dari
observasi. Pada disain 4 skala Likert, maka akan diperoleh skor individu terendah
sebesar 0 dan skor tertinggi 84. Total skor akhir yang diperoleh dapat langsung
Gambar 2.8
Lembar Kerja Kuesioner Individu Nordic Body Map
yang tinggi. Tindakan perbaikan yang harus dilakukan tentunya sangat tergantung
dari risiko sistem muskuloskeletal mana saja yang mengalami gangguan atau
adalah dengan melihat persentase pada setiap bagian sistem muskuloskeletal dan
Tabel 2.4.
Klasifikasi Subjektif Tingkat Risiko Sistem Muskuloskeletal Berdasarkan Total
Skor Individu
2.9. Kelelahan
Kelelahan bagi setiap orang lebih bersifat subjektif karena terkait dengan
mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut
adalah adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran (cortex cerebri) yang
dipengaruhi oleh dua sistem yang bersifat antagonis yaitu sistem penghambat
sistem saraf parasimpatis yang terletak dalam thalamus yang mampu menurunkan
untuk konversi ergotropis dari anggota gerak untuk bekerja (Kroemer dan
Grandjean, 2009)
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu kelelahan kelelahan yang bersifat lokal
dan kelahan umum. Kelelahan lokal disebabkan oleh pekerjaan statis maupun
dinamis yang sering dirasakan sebagai perasaan nyeri pada otot maupun gerakan
tremor. Sedangkan kelelahan secara umum adalah kelelahan yang terlihat dari
dan berat pada bola mata sehingga akan mempengaruhi kegiatan fisik maupun
kelelahan yang timbul karena perubahan fisiologis atau hilangnya secara temporer
seperti asam laktat di dalam otot dan peredaran darah yang dapat merangsang
aktivitas otot, sehingga orang tidak sanggup lagi melakukan aktivitas kerja
sabagaimana mestinya.
fisik, (2) kebugaran menurun, (3) gerakan lemah, (4) rasa tak mau bekerja, (5)
kesakitan meningkat dan (6) gangguan psikosomatik seperti sakit kepala, rasa
(rasa nyeri) dan kondisi kesehatan, (3) status gizi dan nutrisi, (4) intensitas atau
lamanya kerja fisik maupun mental, (5) faktor lingkungan meliputi; penerangan,
Untuk mengatasi kelelahan dengan tepat, maka perlu diketahui faktor yang
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara
kuantitas kerja, (2) uji psikomotor (psycomotor test), (3) uji hilangnya kelipan
fatigue)
Subjective self rating test dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC)
Jepang, merupakan salah satu kuisioner yang dapat mengukur tingkat kelelahan subjektif
(Tabel 2.5). Kusioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang terdiri dari; 10
antara lain; rangking method, rating methode, quesionaire method, interviews dan
checklist.
sederhana yaitu “YA” jika ada kelelahan dan “TIDAK” jika tidak ada kelelahan.
(misalnya 4 skala Likert). Apabila menggunakan skala Likert, maka setiap skor
atau nilai haruslah mempunyai definisi operasional yang jelas dan mudah
kuisioner, maka langkah berikutnya adalah menghitung jumlah skor pada masing-
menjadi total skor individu. Berdasarkan desain penilaian ini, akan diperoleh skor
individu terendah adalah 0 dan tertinggi adalah 90. Dalam penelitian, skor akhir
ini dapat langsung dientri dan diolah dalam uji statistik yang telah direncanakan
sebelumnya.
Langkah terakhir dari aplikasi kuisioner kelelahan subjektif ini adalah melakukan
upaya perbaikan pada pekerjaan, jika diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat kelelahan
yang tinggi. Tabel 2.6 merupakan pedoman sederhana yang dapat digunakan untuk
Tabel 2.5
Kuisioner Kelelahan Subjektif
Tabel 2.6
Klasifikasi Tingkat dan Katagori Kelelahan Subjektif Berdasarkan Total Skor
Individu
Total skor Tingkat Katagori Tindakan Perbaikan
Individu Kelelahan Kelelahan
0 - 21 0 Rendah Belum diperlukan adanya tindakan
perbaikan
22 – 44 2 Sedang Mungkin diperlukan tindakan perbaikan
di kemudian hari
45 – 67 2 Tinggi Diperlukan tindakan segera
Kelelahan terjadi hanya bersifat sementara dan dapat pulih kembali setelah
diberikan istirahat dan energi secukupnya. Jika demikian kondisinya berarti itu
menunjukkan kelelahan yang ringan. Tetapi untuk kelelahan yang berat, diperlukan
waktu yang lama untuk mengadakan pemulihan kembali dan kadang diperlukan upaya
medis dan obat-obatan untuk mengatasinya. Pada beberapa kasus, kelelahan juga dapat
meninggalkan residu yang dirasakan pada hari berikutnya. Dan untuk mengatasi masalah
tersebut, maka sebaiknya desain pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah aktivitas
kerja (pre dan post test). Perbedaan hasil antara sebelum kerja dengan setelah kerja
2.10. Produktivitas
per satuan waktu. International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh
secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang
terhadap kondisi yang berubah. Sikap mental untuk menerapkan teori serta
sebesar besarnya.
secara individual maupun secara kelompok, yang sepenuhnya terarah pada upaya
memperoleh hasil yang maksimal dipergunakan cara kerja yang paling mudah,
dalam arti tidak memerlukan banyak pikiran yang rumit dan sulit
3. Penggunaan waktu; produktivitas dari segi waktu, berkenaan dengan cepat atau
ruang yang luasnya wajar, sehingga tidak memerlukan mobilitas yang jauh.
banyak yang terbuang dan harganya tidak terlalu mahal, tanpa mengurangi
(Sedarmayanti, 2004).
4. Apabila input naik, output naik dimana jumlah kenaikan output lebih besar dari
5. Apabila input turun, output turun dimana turunnya output lebih kecil dari
diterima secara luas adalah dengan sistem masukan fisik per orang atau per waktu
kerja. Waktu kerja dapat dihitung dengan satuan jam, hari atau tahun.
jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja
suatu pekerjaan.
3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang telah direncanakan
adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk tertentu dari seorang tenaga kerja. Sehingga rumus yang
P= O .
IxT
Keterangan
P = Produktivitas O = Output (luaran)
I = Input (masukan) T = Waktu
Rumus 2.2
Rumus Produktivitas
65
perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu:
sebelumnya
dengan lainnya.
karyawan.
demosi.