Anda di halaman 1dari 17

KEBIDANAN KOMUNITAS

“Alat Analisis Gender Moser”

Kelompok 2
Anita Damayanti Lubis (1920332043)
Fuji Rahayu Henafi (1920332041)
Lara Syukma Hara (1920332044)
Deswizar Syaputri (1920332047)
Putri Gunawan (1920332050)

DOSEN PEMBIMBING:
Aldina Ayunda Insani, S.Keb, Bd, M.Keb

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul“Alat Analisi Gender Moser”.Makalah ini merupakan salah satu
tugas dari mata kuliah Kebidanan Komunitas.
Makalah ini disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca dan dipahami
oleh mahasiswa. Dalam penyelesaian makalah ini banyak pihak yang telah
membantu, dengan ini Penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis mengetahui adanya kekurangan baik dalam isi ataupun penjelasan
dalam makalah ini.Dengan demikian, kritik dan saran diharapkan agar
kesempurnaan makalah ini dapat terwujud.
Terima kasih kepada dosen dan mahasiswa yang telah membaca dan
mempelajari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat .

Padang, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .............................................................................................
B.Rumusan Masalah ........................................................................................
C.Tujuan ..........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Analisis Gender.............................................................................................
B.Pengertin Teknik Analisis Model Moser......................................................

BAB IIIPENUTUP
A.Kesimpulan...................................................................................................
B.Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan era globalisasi total, maka isu kesetaraan gender
menjadi isu global yang sangat relevan menyangkut keterpaduan antara
kerjasama laki-laki dan perempuan. Kesetaraan dan keadilan gender
merupakan salah satu tujuan dari delapan tujuan global negara-negara
sedunia yang berkomitmen dalam Millenium Development Goals
(MDGs). Makalah analisis gender ini sangat tepat diberikan kepada para
akademisi sebagai pembekalan yang sangat dibutuhkan di era
desentralisasi dan globalisasi. Identifikasi peranan gender meliputi
aktivitas laki-laki dan perempuan dalam peran produktif, reproduktif, dan
sosial kemasyarakatan. Sedangkan penilaian kebutuhan gender meliputi
ativitas menilai kebutuhan praktis gender dan stategis gender.
Istilah gender diperkenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk
menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan
sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat bentukan budaya yang dipelajari
dan disosialisasikan sejak kecil. Pembedaan ini sangat penting, karena
selama ini sering sekali mencampur adukan ciri-ciri manusia yang
bersifat kodrati dan yang bersifat bukan kodrati (gender). Perbedaan
peran gender ini sangat membantu kita untuk memikirkan kembali
tentang pembagian peran yang selama ini dianggap telah melekat pada
manusia perempuan dan laki-laki untuk membangun gambaran relasi
gender yang dinamis dan tepat serta cocok dengan kenyataan yang ada
dalam masyarakat. Perbedaan konsep gender secara sosial telah
melahirkan perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam
masyarakatnya. Secara umum adanya gender telah melahirkan
perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi dan bahkan ruang tempat
dimana manusia beraktivitas. Sedemikian rupanya perbedaan gender ini
melekat pada cara pandang kita, sehingga kita sering lupa seakan-akan
hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi sebagaimana
permanen dan abadinya ciri biologis yang dimiliki oleh perempuan dan
laki-laki
Pemisahan control atas sumber daya dan pengambilan keputusan
dalam rumah tangga seringkali didominasi laki-laki sebagai kepala
rumah tangga, sehingga hamper semua keputusan dalam rumah tangga
diambil oleh suai atau berada di tangan suami.
Salah satu teknik analisis gender yang seringkali digunakan
adalah teknik analisis moser.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana alat analisis gender dalam pelayanan di komunitas?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui alat analisis gender moser dalam
pelayanan di komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Gender
1. Pengertian Analisis Gender

Analisis gender adalah suatu alat untuk menyusun kebijakan


Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam rangka strategi untuk mencapai kesetaraan
dan keadilan gender. PUG dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan program
yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan
perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan
pembangunan.
Teknik Analisis Gender adalah suatu alat (tool) yang digunakan untuk
menelaah kehidupan masyarakat sebagai suatu system berdasarkan struktur dan
relasi social antara perempuan dengan laki-laki. Dengan kata lain, suatu analisis
data dan informasi tetang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi atau
mengungkapkan 4 (empat) hal dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, yaitu :
kedudukan dan peranan,tingkat akses dan control serta dampaknya dalam
pembangunan.

2. Tujuan Analisis Gender


Tujuan Analisis Gender yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi kesenjangan gender (mencakup : peran, akses, control dan
manfaat) dalam pembangunan nasional.
b. Mengetahui latar belakang terjadinya kesenjangan gender (berdasarkan
factor penyebabnya.
c. Menghimpun masalah-masalah karena kesenjangan gender dan upaya
penyelesaiannya (solusinya).
d. Mengidentifikasi langkah-langkah intervensi atau tindakan yang diperlukan
dalam memberikan solusi.
e. Menunjukkan bahwa ada suatu intervensi ekonomi yang dilakukan oleh
perempuan atau laki-laki secara rasional dan efektif.

3. Manfaat Analisis Gender


Secara terinci analisis gender sangat penting manfaatnya, yaitu untuk:
1. Membuka wawasan dalam memahami suatu kesenjangan gender di daerah pada
berbagai bidang, dengan menggunakan analisis baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
2. Melalui analisis gender yang tepat, diharapkan dapat memberikan gambaran
secara garis besar atau bahkan secara detil keadaan secara obyektif dan sesuai
dengan kebenaran yang ada serta dapat dimengerti secara universal oleh
berbagai pihak.
3. Analisis gender dapat menemukan akar permasalahan yang melatarbelakangi
masalah kesenjangan gender dan sekaligus dapat menemukan solusi yang tepat
sasaran sesuai dengan tingkat permasalahannya.

B. Pengertian Teknik Analisis Model Moser


Teknik analisis model Moser atau disebut juga Kerangka Moser, didasarkan pada
pendapat bahwa perencanaan gender bersifat teknis dan politis. Kerangka ini
mengasumsikan adanya konflik dalam proses perencanaan dan proses transformasi serta
mencirikan perencanaan sebagai suatu “debat”.
Kerangka Pemikiran Perencanaan Gender dari Moser (Moser, 1993)
dikembangkan oleh Caroline Moser, seorang peneliti senior dengan pengalaman luas
dalam perencanaan gender. Kerangka ini didasarkan pada pendekatan Pembangunan dan
Gender (Gender and Development/ GAD) yang dibangun pada pendekatan Perempuan
dalam Pembangunan (Women in Development/ WID) yang lebih awal dan pada teori-
teori feminisme. Kerangka ini juga kadang-kadang diacu sebagai ”Model Tiga Peranan
(Triple Roles Models), atau Kerangka Pemikiran Departemen Unit Perencanaan
(Departemen of Planning Unit/ DPU) karena dikembangkan oleh Moser selagi dia
bekerja di Departemen Unit Perencanaan di University College, London.
Dikenal juga sebagai “the University College-London Department of Planning
Unit (DPU) Framework”. Secara singkat, kerangka ini menawarkan pembedaan antara
kebutuhan praktis dan strategis dalam perencanaan pemberdayaan komunitas dan
berfokus pada beban kerja perempuan. Uniknya, ia tidak berfokus pada kelembaggan
tertentu tetapi lebih berfokus pada rumah tangga.
Tiga konsep utama dari kerangka ini adalah:
1. Peran lipat tiga (triple roles) perempuan pada tiga aras: kerja reproduksi, kerja produktif
dan kerja komunitas. Ini berguna untuk pemetaan pembagian kerja gender dan alokasi
kerja
2. Berupaya untuk membedakan antara kebutuhan yang bersifat praktis dan strategis bagi
perempuan dan laki-laki. Kebutuhan strategis berelasi dengan kebutuhan transformasi
status dan posisi perempuan (spt subordinasi).
3. Pendekatan analisis kebijakan – dari fokus pada kesejahteraan (welfare), Kesamaan
(equity), anti kemiskinan, effisiensi dan pemberdayaan atau dari WID ke GAD.

Tabel : Tiga alat utama Kerangka Moser

Alat 1: Peran lipat tiga (triple roles) Perempuan A. Kerja reproduksi perempuan
B. Kerja Produktif
C. Kerja komunitas
Alat 2: Gender need assessment A. Kebutuhan/kepentingan praktis
B. Kebutuhan/kepentingan strategis
Alat 3: Gender Disaggregated data - intra- Siapa mengotrol apa dan siapa yang
household memiliki kekuasaan atas pengambilan
keputusan?

Tabel. Perkembangan Pendekatan Kebijakan Gender (dari Moser 1989)


Pendekatan Tujuan Implementasi Asumsi
kebijakan
Kesejahteraan Melibatkan Proyek-2 -Perempuan dilihat sebagai
(Welfare) perempuan dalam kesejahteraan social penyebab ketertinggalan
1950-1970, kegiatan focus pada bantuan
-peran pasif perempuan
masih pembangunan pangan, nutrisi spt.
dalam penelitian pertanian,
digunakan semata-mata Ketrampilan masak
SDA dan pembangunan
sebagai “ibu yang yang lebih tinggi, dan
lebih baik” dan proyek-2 KB -Tidak ada kaitan antara

ibu rumah tangga perempuan, gender dan isu


strategis spt nutrisi,
kesehatan dan pangan
Kesamaan -upaya Asalinya dikenal -pengakuan atas ”triple
(Equity) mensejajarkan dengan istilah roles” perempuan dalam
perempuan dalam ”Perempuan dalam pembangunan pada ranah
1975-1985,
pembangunan pembangunan – rumah tangga, ekonomi dan
sangat
WID/Women in komunitas
dipromosikan -mempromosikan
Development” yang
pada perempuan -pengakuan bahwa
dipromosikan pada
konferensi sebagai peserta perempuan memiliki hak-
permulaan dekade
perempuan I aktif dalam hak dasar tapi juga
Perempuan PBB dan
pembangunan kebutuhan strategis
”Nairobi Forward
-menjawab Looking Strategies” -penelitian pertanian dan
masalah SDA mulai mengakui peran
subordinasi lipat tiga dan kebutuhan
perempuan dalam strategis perempuan dalam
pembangunan pembangunan

-perempuan mulai dilihat


sebagai korban
pembangunan
Anti -untuk Proyek-2 WID -Prioritas utama pada
Kemiskinan meningkatakan berubah fokus pada kerentanan dan
produktifitas proyek-2 income marginalisasi ekonomi
1970an
perempuan generating (IGA) perempuan
miskin skala kecil, proyek-2
-penelitian-2 pertanian dan
kerajinan tangan
-pengentasan pembangunan mulai
adalah tipikal
kemiskinan konsentrasi pada IGA
“proyek perempuan”
melalui perempuan tapi belum
peningkatan melihat kepentingan
produksi strategis perempuan
Effisiensi -mengentaskan -Proyek-2 WID -Perempuan diakui produktif
kemiskinan berfokus pada dalam pertanian dan
1980an
dengan proyek-2 sektoral management SDA.
meningkatkan seperti perempuan
-perempuan dilihat sebagai
efisiensi dalam dan kehutanan,
solusi terhadap
penelitian dan perempuan dan
pembangunan; waktu
pembangunan perikanan dsb. mereka dilihat sebagai
elastis
-meningkatkan -proyek-2
partisipasi pembangunan masih -relasi gender sebagai relasi
perempuan dalam berkutat pada kuasa belum dikenali
penelitian dan pemenuhan
-Pengarusutamaan isu
pembangunan kebutuhan dasar
perempuan dan gender
perempuan
dalam pembangunan untuk
-beberapa proyek efisiensi sumber daya
mulai mengadopsi proyek
perspektif gender
ketimbang berbicara
semata tentang
perempuan
Pemberdayaan -pemberdayaan Gender dan -pengakuan bahwa
perempuan pembangunan (GAD- walaupun fokus pada peran
Akhir 1980an
melalui hak yang gender and perempuan adalah penting,
lebih besar untuk development) namun relasi dengan laki-2
menentukan nasip berfokus pada dan seluruh sistim politik
sendiri kebutuhan dasar dan dan ekonomi adalah sangat
strategis dan kerap penting
-sub-ordinasi
dipisahkan.
sebagai akibat -Perempuan sebagai agen
dari penindasan pembangunan dan agenda
laki-2 tapi juga kolektif perempuan adalah
sistim yang penting
meninda laki-2
-Perlu dikaji ulang
terlebih
penelitian dan pembangunan
perempuan

Kekuatan/Keutamaan Kerangka Moser:


 Mampu melihat kesenjangan perempuan dan laki-laki
 Penekanan pada seluruh aspek kerja di mana membuat peranan ganda perempuan
terlihat
 Menekankan dan mempertanyakan asumsi dibalik proyek-2 intervensi
 Penekanan pada perbedaan antara memenuhi kebutuhan dasar-praktis dengan kebutuhan
strategis
Keterbatasan/Kelemahan Kerangka Moser:
 Fokus pada perempuan dan laki-laki dan tidak pada relasi sosial
 Tidak menekanakan aspek lain dari kesenjangan seperti akses atas sumber daya
 Jika ditanyakan, perempuan akan mengidentifikasikan kebutuhan praktisnya.
Menemukan ukuran-2 kebutuhan strategis sulit. Perubahan strategis adalah sebuah
proses yang kompleks dan kontradiktif. Dalam prakteknya, sesuatu yang praktis dan
strategis berkaitan erat.
 Pendekatan kebijakan yang berbeda-2 bercampur dalam prakteknya
 Kerja secara efektif lebih berfungsi sebagai alat analisis intervensi ketimbang
perencanaan.

Tujuan dari Kerangka Pemikiran Perencanaan Gender dari Moser :


a. Mengarahkan perhatian ke cara dimana pembagian pekerjaan berdasarkan gender
mempengaruhi kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam intervensi-
intervensi yang telah direncanakan.
b. Membantu perencanaan untuk memahami bahwa kebutuhan-kebutuhan wanita
adalah seringkali berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan laki-laki.
c. Mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan melalui pemberian perhatian
kepada kebutuhan-kebutuhan praktis perempuan dan kebutuhan-kebutuhan gender
strategis.
d. Memeriksa dinamika akses kepada dan kontrol pada penggunaan sumberdaya
antara perempuan dan laki-laki dalam berbagai konteks ekonomi dan budaya yang
berbeda-beda.
e. Memadukan gender kepada semua kegiatan perencanaan dan prosedur.
f. Membantu pengklarifikasian batasan-batasan politik dan teknik dalam pelaksanaan
praktek perencanaan.

Ada 6 alat yang dipergunakan kerangka ini dalam perencanaan untuk semua
tingkatan, mulai dari tingkatan proyek sampai ke tingkatan perencanaan daerah, yaitu:
1. Alat 1
Identifikasi Peranan Gender (“Tiga-Peran”, yang mencakup peran produkstif,
reproduktif, dan kemasyarakatan/ kerja sosial) yang mencakup penyusunan
pembagian kerja gender/ pemetaan aktivitas laki-laki dan perempuan (termasuk
anak perempuan dan anak laki-laki) dalam rumahtangga selama periode 24 jam.
2. Alat 2
Penilaian Kebutuhan Gender. Moser mengembangkan alat ini berdasarkan konsep
yang dikembangkan oleh Maxine Molyneux pada 1984. Penilaian kebutuhan
gender didasari atas kebutuhan perempuan yang berbeda dengan laki-laki karena
dan mempertimbangkan posisi subordinat perempuan terhadap laki-laki dalam
masyarakat. Kebutuhan-kebutuhan dibedakan atas:
• Kebutuhan Praktis Gender
berkaitan dengan kebutuhan kehidupan sehari- hari seperti kebutuhan
perempuan akan persediaan sumber air bersih, makanan, pemeliharaan
kesehatan dan penghasilan tunai untuk kebutuhan rumahtangga, dan pelayanan
dasar perumahan. Mengidentifikasi kebutuhan praktis perempuan sangat
penting untuk memperbaiki kondisi kehidupan kaum perempuan meskipun
masih belum dapat merubah posisi subordinat perempuan.
 Kebutuhan Strategis Gender
berkaitan dengan keadaan yang dibutuhkan untuk mengubah posisi subordinat
perempuan. Hal ini berhubungan dengan isu kekuasaan dan kontrol, sampai
dengan eksploitasi pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin. Kebutuhan
strategis berhubungan dengan perjuangan penyusunan jaminan hukum
terhadap hak-hak legal, penghapusan tindak kekerasan, upah yang sama/
setara, kesetaraan dalam memiliki properti,
akses untuk mendapatkan kredit dan sumberdaya lainnya dan kontrol
perempuan atas tubuhnya sendiri.
3. Alat 3
Pemisahan data/informasi berdasarkan jenis kelamin tentang kontrol atas
sumberdaya dan pengambilan keputusan dalam rumahtangga (alokasi
sumberdaya intra-rumahtangga dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan
dalam rumahtangga). Alat ini digunakan untuk menemukan siapa yang
mengontrol sumberdaya dalam rumahtangga, siapa yang mengambil keputusan
penggunaan sumberdaya dan bagaimana keputusan itu dibuat.
4. Alat 4
Menyeimbangkan peran gender antara laki-laki dan perempuan dalam mengelola
tugas-tugas produktif, reproduktif dan kemasyarakatan mereka. Perlu juga
diidentifikasi apakah suatu intervensi yang direncanakan akan meningkatkan
beban kerja perempuan atau menambah penderitaan kaum perempuan.
5. Alat 5
Matriks Kebijakan WID (Women In Development) dan GAD (Gender And
Development) yang akan memberikan masukan untuk pengarusutamaan gender.
6. Alat 6
Pelibatan stakeholder yang meliputi Organisasi Perempuan dan institusi lain
dalam Penyadaran Gender pada Perencanaan Pembangunan. Tujuan dari alat ini
adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan perempuan masuk dalam proses
perencanaan pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di
tingkat keluarga dan masyarakat.

Proses Analisis Model Moser dapat diilustrasikan sebagai berikut:


1. Analisis Pola Pembagian Kerja melalui Curahan Kerja (Profil Kegiatan) untuk laki-
laki maupun perempuan baik peran produktif, reproduktif, maupun sosial
kemasyarakatan di tingkat keluarga. Melalui analisis pola pembagian kerja dalam
keluarga akan memberikan gambaran sejauh mana laki-laki mengambil bagian peran
domestik, dan sejauh mana perempuan mengambil bagian peran produktif. Disamping
itu melalui analisis ini diketahui pula seberapa jauh perempuan masih mempunyai
waktu luang untuk melakukan kegiatan produktif, kapan waktu itu tersedia agar tepat
dalam memberikan masukan ketrampilan teknis pada perempuan. Analisis ini juga
memberikan informasi tentang peluang baik laki-laki maupun perempuan dalam
memanfaatkan sumberdaya yang ada baik modal, alat-alat produksi, teknologi, media
informasi, pendidikan, dan sumberdaya alam yang tersedia. Akhirnya, analisis ini
memberikan informasi tentang kekuatan pengambilan keputusan dan peluang untuk
mendistribusikan kekuatan tersebut antara laki-laki dan perempuan.
2. Analisis Profil Akses (peluang) dan Kontrol (kekuatan dalam pengambilan keputusan)
yang berkaitan dengan sumberdaya fisik (tanah, modal, alat-alat produksi), situasi dan
kondisi pasar (komoditi, tenaga kerja, pemasaran, kredit modal, informasi pasar),
serta sumberdaya sosial-budaya (media informasi, pendidikan, pelatihan ketrampilan).
3. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi profil kegiatan serta profil akses dan
kontrol agar dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan hal-hal yang
menghambat atau menunjang sebuah program/ proyek. Faktor-faktor yang perlu
dianalisis meliputi lingkungan budaya, tingkat kemiskinan, distribusi pendapatan
dalam masyarakat, struktur kelembagaan, penyebaran pengetahuan, teknologi dan
ketrampilan, norma/nilai-nilai individu dan masyarakat, kebijakan lokal/regional,
peraturan/hukum, pelatihan dan pendidikan, kondisi politik, local wisdom dan lain.

Tujuan/Asumsi Komponen/Langkah Parameter Kegunaan

1. Harus 1. Tiga peran gender. Relasi kebutuhan Dapat digunakan


adaperencana 2. Kontrol dan pengambilan strategi gender dan menyusun b
an gender keputusan. kebutuhan praktis Perencanaan mula
(teknis 3. Penilaian strategi gender/
dan gender pada tiga peran tingkat rumah
politik). kebutuhan praktis gender. gender (produktif, sampai ke
4. Penyeimbangan peran gender. reproduktif dan sosial) regional.
1. Adanya konflik 5. Matriks Women In
perencanaan. Development(WID) dan Gender
And Development (GAD)
(pendekatan kesejahteraan,
keadilan, anti-kemiskinan,
efisiensi dan pemberdayaan).
6. Pelibatan organisasi untuk
pemastian pemasukan
kebutuhan strategi gender
dan kebutuhan praktis
gender
Tabel 1. Teknik Analisis Gender: Model Moser
Sumber: Development Planning Unit of LondonUniversity.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis gender adalah proses menganalisis data dan informasi secara
sistematis tentang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi dan
mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran, dan tanggung jawab laki-laki
dan perempuan.
Teknik analisis gender adalah suatu rangkaian proses kegiatan yang
dimulai dari usaha untuk mengetahui latar belakang dan sebab-sebab
terjadinya kesenjangan sampai pada upaya pemecahan masalah dan
menyampaikan cara/langkah tindak untuk menghilangkan atau mengurangi
adanya kesenjangan dan dalam rangka mencapai persamaan kedudukan dan
peranan laki-laki dan perempuan.

B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran mata kuliah
Kebidanan Komunitas sekaligus dapat memahami materi “Strategi Analisis
Gender Moser”.
DAFTAR PUSTAKA

Puspitawati, Herien. 2018. Gender dan Keluarga : Konsep dan Realita di


Indonesia. Bandung : IPB Press.
Utaminingsih, Alifulahtin. 2017. Gennder dan Wanita Karir. Malang: UB Press
Dalimoenthe, Ikhlassiah. 2020. Sosiologi Gender. Jakarta : Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai