Kelompok 2
1. Fokus pada perempuan dan laki-laki dan tidak pada relasi sosial
2. Tidak menekanakan aspek lain dari kesenjangan seperti akses atas sumber daya
3. Jika ditanyakan, perempuan akan mengidentifikasikan kebutuhan praktisnya.
4. Pendekatan kebijakan yang berbeda-2 bercampur dalam prakteknya
5. Kerja secara efektif lebih berfungsi sebagai alat analisis intervensi ketimbang perencanaan.
Tujuan Kerangka Perencanaan Gender Dari Moser
Pendekatan
Tujuan Implementasi Asumsi
kebijakan
Effisiensi -mengentaskan kemiskinan dengan -Proyek-2 WID berfokus pada proyek-2 -Perempuan diakui produktif dalam pertanian dan
meningkatkan efisiensi dalam penelitian dan sektoral seperti perempuan dan kehutanan, management SDA.
1980an
pembangunan perempuan dan perikanan dsb.
-perempuan dilihat sebagai solusi terhadap pembangunan;
-meningkatkan partisipasi perempuan dalam -proyek-2 pembangunan masih berkutat pada waktu mereka dilihat sebagai elastis
penelitian dan pembangunan pemenuhan kebutuhan dasar perempuan
-relasi gender sebagai relasi kuasa belum dikenali
-beberapa proyek mulai mengadopsi
-Pengarusutamaan isu perempuan dan gender dalam
perspektif gender ketimbang berbicara semata
pembangunan untuk efisiensi sumber daya proyek
tentang perempuan
Pemberdayaan -pemberdayaan perempuan melalui hak yang Gender dan pembangunan (GAD-gender and -pengakuan bahwa walaupun fokus pada peran perempuan
lebih besar untuk menentukan nasip sendiri development) berfokus pada kebutuhan dasar adalah penting, namun relasi dengan laki-2 dan seluruh
Akhir 1980an
dan strategis dan kerap dipisahkan. sistim politik dan ekonomi adalah sangat penting
-sub-ordinasi sebagai akibat dari penindasan
laki-2 tapi juga sistim yang meninda laki-2 -Perempuan sebagai agen pembangunan dan agenda
terlebih perempuan kolektif perempuan adalah penting
1. Peran lipat tiga (triple roles) perempuan pada tiga aras: kerja reproduksi, kerja produktif
dan kerja komunitas. Ini berguna untuk pemetaan pembagian kerja gender dan alokasi kerja
2. Berupaya untuk membedakan antara kebutuhan yang bersifat praktis dan strategis bagi
perempuan dan laki-laki. Kebutuhan strategis berelasi dengan kebutuhan transformasi status
dan posisi perempuan (spt subordinasi).
3. Pendekatan analisis kebijakan – dari fokus pada kesejahteraan (welfare), Kesamaan
(equity), anti kemiskinan, effisiensi dan pemberdayaan atau dari WID ke GAD.
6 Alat Kerangka Perencanaan Gender Moser
Alat 2
Alat 1
• Penilaian Kebutuhan Gender.
• Penilaian kebutuhan gender didasari atas
• Identifikasi Peranan Gender (produkstif,
kebutuhan perempuan yang berbeda dengan
reproduktif, dan kemasyarakatan) laki-laki
• mencakup penyusunan pembagian • Kebutuhan-kebutuhan dibedakan atas:
pemetaan aktivitas laki-laki dan
perempuan dalam rumah tangga selama Kebutuhan Praktis Gender, Kebutuhan Strategis
periode 24 jam. Gender
Alat 3
Pemisahan data/informasi berdasarkan jenis kelamin tentang kontrol atas sumberdaya dan
pengambilan keputusan dalam rumahtangga.
Alat ini digunakan untuk menemukan siapa yang mengontrol sumberdaya, pengambil
keputusan dan bagaimana keputusan itu dibuat dalam rumahtangga,
Alat 4
Menyeimbangkan peran gender antara laki-laki dan perempuan dalam mengelola tugas-tugas
produktif, reproduktif dan kemasyarakatan mereka.
Alat 5
Matriks Kebijakan WID (Women In Development) dan GAD (Gender And Development) yang
akan memberikan masukan untuk pengarusutamaan gender.
Alat 6
Pelibatan stakeholder yang meliputi Organisasi Perempuan dan institusi lain dalam
Penyadaran Gender pada Perencanaan Pembangunan.
Tujuan adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan perempuan masuk dalam proses
perencanaan pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di tingkat
keluarga dan masyarakat.
Tiga Alat Utama Kerangka Moser
Alat 1: Peran lipat tiga (triple roles) Perempuan A. Kerja reproduksi perempuan
B. Kerja Produktif
C. Kerja komunitas
Alat 2: Gender need assessment A. Kebutuhan/kepentingan praktis
B. Kebutuhan/kepentingan strategis
Alat 3: Gender Disaggregated data - intra-household Siapa mengotrol apa dan siapa yang memiliki
kekuasaan atas pengambilan keputusan?
Proses Analisis Moser
3. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi profil kegiatan serta profil akses dan
kontrol
Analisis ini dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan hal-hal yang menghambat atau
menunjang sebuah program/ proyek.
Faktor-faktor yang perlu dianalisis : lingkungan budaya, tingkat kemiskinan, distribusi
pendapatan dalam masyarakat, struktur kelembagaan, penyebaran pengetahuan, teknologi
dan ketrampilan, norma/nilai-nilai individu dan masyarakat, kebijakan lokal/regional,
peraturan/hukum, pelatihan dan pendidikan, kondisi politik, local wisdom dan lain
Teknik Analisis Gender: Model Moser
Tujuan/Asumsi Komponen/Langkah Parameter Kegunaan
1. Harus adaperencanaan gender (teknis 1. Tiga peran gender. Relasi kebutuhan strategi Dapat digunakan untuk menyusun
dan politik). 2. Kontrol dan pengambilan gender dan kebutuhan praktis beragam Perencanaan mulai dari
keputusan. gender pada tiga peran gender tingkat rumahtangga sampai ke
2. Adanya konflik perencanaan. 3. Penilaian strategi gender/ (produktif, reproduktif dan tingkat regional.
kebutuhan praktis gender. sosial)
4. Penyeimbangan peran gender.
5. Matriks Women In Development(WID) dan
Gender And Development (GAD)
(pendekatan kesejahteraan, keadilan, anti-
kemiskinan,
efisiensi dan pemberdayaan).