Anda di halaman 1dari 96

ILMU TEKNOLOGI PETERNAKAN

Apa Perlunya Bank Pakan Untuk


Ternak
admin August 25, 2020 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 514 Views

Apa Perlunya Bank Pakan Untuk Ternak?


Sebut saja namanya Slamet, buruh tani yang memiliki 5 ekor kambing. Setiap kali
berangkat ke sawah untuk bekerja, Slamet selalu membawa pulang sekarung rumput utk
piaraannya. Dia tidak pernah berpikir ngarit sebagai beban, toh sambilan saja sebagai
buruh tani. Rumput yg diberikan ke kambingnya pun tak pernah dihitung sebagai biaya
dalam beternak, toh gratis. Slamet yg menjadikan kambing sebagai rojo koyo, aset yg bisa
dijual sewaktu waktu ada perlu sudah nyaman dengan kesehariannya.
Slamet adalah tipikal peternakan rakyat yg tidak pernah menghitung pakan sebagai cost.
Ngarit bukanlah beban karena itu pekerjaan sambilan. Dan ternaknya pun masih 5 ekor.
Anehnya banyak peternak yg memelihara puluhan hingga ratusan kambing, dan diniatkan
sebagai bisnis, tetapi masih meniru cara kerja Slamet, ngarit tiap hari buat ternaknya.
Tentu saja pola kerja seperti ini jauh dari efisien. Apalagi kalau melihat kendala cuaca.
Di musim hujan, rumput dan hijauan melimpah, tetapi sering hujan sehari hari yg
menghambat kegiatan mencari rumput. Sebaliknya di musim kemarau, rumput seolah olah
menghilang. Lalu bagaimana sebaiknya? Selain mengusahakan budidaya pakan sendiri,
peternak mulai skala puluhan sudah saatnya membuat bank pakan.
Apa itu bank pakan? Sederhananya adalah tempat kita menabung pakan apalagi di kala
pakan melimpah dan bisa digunakan sewaktu waktu. Apakah dengan bank pakan lalu kita
tidak perlu ngarit lagi? Ya pasti masih perlu ngarit, kan rumput dan hijauan tidak bisa
datang sendiri ke kandang. Tetapi ngaritnya bisa dijadwal, bisa seminggu sekali, sebulan
sekali atau bahkan bisa juga hanya ngarit di saat panen saja. Itu tergantung kapasitas dan
isi bank pakan kita.
Untuk bisa disimpan dalam jangka waktu yg lama, maka hijauan segar harus melalui
proses pengawetan. Ada beberapa model pengawetan pakan yg bisa dipilih. Pengeringan
hijauan, biasa pada daun ramban, rumput lapangan, rendeng kacang, kangkung dll.
Hijauan yg kering disebut Hay. Hay karena sudah kering, cukup disimpan dalam karung
dan ditaruh di gudang selama berbulan bulan.
Teknik pengawetan selanjutnya adalah fermentasi dan silase. Apa bedanya antara
fermentasi dan silase? Dalam fermentasi, diperlukan tambahan fermentor atau
mikroorganisme lokal sebagai starter, sedangkan dalam silase tidak memerlukan
tambahan apapun. Keduanya memerlukan situasi kedap udara.
Fermentasi membutuhkan mikroba yang membantu proses fermentasi. Ada banyak jenis
mikroba yg bisa dipakai, yg paling dikenal adalah EM4. Sebetulnya mikroba ini juga bisa
kita produksi sendiri, atau kita biakkan dari mikroba yg ada. Syarat bekerjanya mikroba ini
adalah adanya media yg manis ataupun zat pati dan berproses dalam ruang yg kedap
udara atau anaerob. Yang biasa digunakan untuk membuat mikroba berproses adalah
tetes tebu atau molases yg dicampur dalam air.
Prinsipnya, mikroba seperti EM4 adalah mikroba yg “pingsan” dan baru bangkit ketika
menemukan yg manis manis. Nah molases atau tetes tebu itu sejenis gula kualitas rendah.
Cairan molases yg sudah dicampur dg mikroba itu disiramkan pada hijauan yg sudah
dicacah. Ada kalanya ditambahkan bekatul atau polar untuk menurunkan kadar air dan
menambah nilai nutrisi.
 
Kunci dari pembuatan fermentasi dan silase adalah wadah yang kedap udara karena
keduanya bekerja dalam situasi anaerob atau ketiadaan oksigen. Ada beberapa pilihan
wadah yang biasa dipakai di antaranya adalah tong biru atau drum plastik bekas wadah
cairan kimia; plastik silase dan bunker atau kolam semen. Pilihan tentang wadah yg
dipakai tergantung selera.
Bunker, silo atau kolam semen bisa menampung hingga berton-ton hijauan, yang akan
efektif digunakan ketika panen melimpah. Tong biru juga praktis karena mudah dipindah
pindah dan sekali buka bisa untuk satu kali umpan. Sedangkan plastik silase lebih praktis
lagi, tapi biasanya sekali pakai karena rawan robek atau bocor.
Kunci keberhasilan silase dan fermentasi adalah kepadatan hijauan dalam wadah.
Biasanya diinjak- injak atau dipadatkan dengan kayu agar tidak ada celah rongga udara.
Khusus untuk bunker atau kolam semen, lapisi dengan plastik UV utk memastikan kedap
udara. Sedangkan untuk tong biru, pastikan ditutup rapat dan dikunci dg clamp logam
maupun plastik.
Kenapa dalam silase hijauan tanpa dicampur mikroba bisa terjadi fermentasi? Karena
dalam hijauan terdapat bakteri asam laktat yg dalam situasi kedap udara akan bekerja
laiknya fermentor. Silase atau fermentasi bisa disimpan berbulan bulan bahkan dalam
beberapa kasus awet hingga 1-2 tahun, tanpa busuk dan tanpa menghilangkan
kandungan nutrisi yg ada dalam hijauan. Bahkan fermentasi mempunyai beberapa
keuntungan selain awet, juga dapat menaikkan kadar nutrisi karena mikroba mampu
memecah senyawa yg kompleks menjadi lebih sederhana dan mampu mengkonversi
energi menjadi protein.
Selain itu proses fermentasi akan mengubah rasa dari yg tadinya tidak disukai menjadi
disukai. Ingat soal rasa, kambing juga suka rasa nano-nano: manis, asam, asin.
Fermentasi juga melunakkan tekstur hijauan. Terakhir, fermentasi dapat menurunkan
kadar racun atau zat anti nutrisi yg mungkin ada dalam hijauan.
Jadi hasil fermentasi dan silase dapat membantu meningkatkan nutrisi pakan, namun
kualitas silase/fermentasi tergantung pada kualitas hijauan yg kita proses. Idealnya selalu
campur beberapa jenis hijauan minimal 4 jenis untuk menghilangkan zat anti nutrisi
(racun). Khusus untuk silase, perhatikan kadar air hijauan dengan melayukan dulu
sebelum dicacah dan dimasukkan dalam wadah. Silase yg berhasil berbau wangi vinegar
khas fermentasi.
Ada beberapa pertanyaan awam, bahayakah pakan fermentasi buat ternak,khususnya yg
lagi bunting? Justru fermentasi mampu menyederhanakan senyawa kompleks dalam
hijauan, sehingga lebih mudah di cerna. Perlu diingat, di dalam rumen juga hidup mikroba
yg tugasnya adalah mengurai serat. Jadi aman-aman saja.
Jadi kalau kita punya bank pakan, kita tidak kuatir akan kekurangan pakan setiap harinya.
Waktu yg tersita untuk ngarit tiap hari bisa digunakan untuk aktifitas lain yg lebih produktif.
Bahkan dengan sistem bank pakan, satu orang bisa melayani 100-150 ekor kambing.
Lebih praktis bukan?
Jadi bank pakan ini bisa dianalogikan sebagai mesin ATM, kita bisa kapanpun
mengambilnya selama saldonya masih ada. Tentunya sudah menjadi kewajiban kita untuk
menjaga saldo itu selalu ada dan mencukupi buat ternak kita.
Panduan teknis lebih detail bisa ditemukan dalam aneka channel di YouTube. Tentunya
anda bisa mencarinya sendiri. Bagaimana? Masih mau ngarit tiap hari? Mari sama sama
belajar agar ternak kita tambah maju.

Obat Diare Untuk Pedet Sapi |


peternakankita.com
admin April 12, 2020 Ilmu Teknologi Peternakan, Sapi Leave a comment 358 Views
Obat diare pada pedet: Salah satu penyebab diare terbesar pada pedet adalah infeksi
protozoa koksidia /
coccidia. Sengaja saya tidak mengupload foto diare karena coccidiosis karena fot-foto 
kasus diare ini bisa menghilangkan selera makan. Saya lebih suka membahas bagaimana
mencegah dan mengatasinya saja.
Coccidia menyebar sangat luas dan banyak terjadi di pedet usia awal. Tingkat
kematian sangat tinggi dan kalopun pedet bisa sembuh, seringkali pedet akan
mengalami kelambatan pertumbuhan.

Paling efektif adalah mencegahnya.


Pertama, pastikan tempat tinggal pedet,
tempat tidurnya, beddingnya kering dan bersih sebelum digunakan dan dijaga tetap begitu.
Kedua, alat makan/minum yang dipake harus selalu bersih dan kering
sebelum dipake.
Ketiga, semprotkan disinfektan reguler di kandangnya.
Keempat, pilih konsentrat khusus pedet/CALF STARTER yang juga mengandung
coccidiostat.
Coccidiostat akan mematikan coccidia dan mengurangi resiko diare maka otomatis
mengurangi resiko kematian pedet
Jika sudah diare, pastikan Anda memberikan elektrolit pedet yang mengandung
ZINC karena zinc juga berfungsi sebagai anti bakterial untuk mencegah infeksi
ikutan…

Kandungan Nutrisi Tanaman Kelor


admin May 13, 2019 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 4,175 Views

Moringa oleifera merupakan tumbuhan di daerah tropis dan subtropis (Anwar et al., 2007),
toleran terhadap kekeringan dan tumbuh selama musim kemarau (Duke, 1983). Daun
kelor menunjukkan kadar air yang rendah, persentase fenol yang lebih rendah (3-4%),
kandungan protein (13-14%) dan mineral (11-13%) yang tinggi. Daun kelor
jugamengandung: kalsium (2,9 – 3%), kalium (1%) dan besi (50 -80mg/100g daun kering)
(Juliani et al., 2008).

Moyo et al., (2011) telah mengevaluasi karakteristik nutrisi daun Moringa oleifera Lam
terutama sebagai pakan ternak. Daun kering mengandung protein kasar (PK) 30,30%
dengan 19 asam amino. Kandungan asam amino tertinggi adalah alanin (3,03%) dan
terendah sistein (0,01%). Daun kering mengandung mineral makro dan mikro, tertinggi
masing-masing Ca (3,65%) dan Fe (490 mg/kg). Daun kering mengandung 17 asam lemak
dengan kandungan tertinggi asam α-linolenic (44.57%). Kandungan antinutrisi yang
rendah berupa tannin 0,32% dan total polyphenol 2,02% (Tabel 2). Sedangkan hasil
analisis kandungan vitamin daun kelor berdasarkan United States Department of
Agriculture (2015) disajikan pada tabel.
Tabel Kandungan Nutrisi Tanaman Kelor.
Kandungan Nutrisi Dun Kering

Kadar Air(%) 9,533

Protein Kasar (%) 30,29

Lemak (%) 6,5

Neutral Detergent Fibre(%) 7,64

Acid Detergent Fibre(%) 8,49

Acid Detergent Lignin(%) 1,8

Acid Detergent Cellulose(%) 4,0


Sumber: moyo et al (2000)
Pemanfaatan kelor sebagai bahan pakan ternak berbeda dengan pemanfaatan kelor untuk
konsumsi manusia. Ternak dapat mengkonsumsi kelor langsung berupa daun, bersama
bunga, tangkai daun, ranting dan batang-batang kecil yang lunak, demikian juga buahnya.
Pemanfaatan
kelor untuk konsumsi manusia, daun harus dibersihkan dari tangkai daun, ranting, dan
batang kecil, demikian juga buahnya. Bagian-bagian dari dari kelor tersebut mempunyai
kandungan nutrisi yang berbeda. Hasil review Nouman et al., (2014) menunjukkan
kandungan nutrisi bagian-bagian yang berbeda dari kelor disajikan pada tebal di bawah
ini.
Tabel Kandungan Nutrisi Tanaman Kelor (Nouman et a(2014))
Bagian Bagian Kelor BK(%) PK(%) L(%) SK(%) Abu(%) NDF(%) AD

Daun (fodder) 7,8 21,87 6,5 4,5 12 8 6

Batang (fodder) 8,0 8,75 2 20 12,5 28 21

Daun Dan Batang (fodder) 7,6 15,31 3 14,5 12 16 21

Daun (tree) 8,6 23,51 3 7,5 13,5 11 6

Batang (tree) 8,6 10,93 1 26,5 10,5 36 26

Daun Dan Batang (tree) 92 16,41 2,5 17,5 11 21 15


Sedangkan menurut Astuti: Daun kelor memiliki kandungan protein sebesar 29,61%,
lemak 7,48%, serat 8,98%, kadar abu 10,13%, dan energi metabolis 1318,29 kkal kg-1
(Osfar 2008). Antinutrisi yang terkandung dalam daun kelor (%) bahan kering yaitu tanin
0,3%, saponin 6,4%, asam phitat 2,3%, dan total phenol 2,7% dan akan berkurang jika
telah diekstraksi ataupun diubah menjadi tepung (Astuti et al., 2005). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa daun kelor (Moringa oleifera) dapat digunakan hingga 5% dalam
pakan sebagai pengganti tepung ikan dan bungkil kedelai (Astuti et al., 2005).
Tabel Kandungan Nutrisi Tanaman Kelor
Pemanfaatan daun kelor sebagai bahan makanan untuk manusia, Krisnadi (2015)
mengutip Dr. Gary Bracey,
seorang penulis, pengusaha, motivator, dan ahli kesehatan di Afrika, mempublikasikan
dalam moringadirect.com,
bahwa serbuk daun kelor mengandung :
Vitamin A, 10 kali lebih banyak dibanding wortel.
Vitamin B1, 4 kali lebih banyak dibanding daging babi.
Vitamin B2, 50 kali lebih banyak dibanding sardines,
Vitamin B3, 50 kali lebih banyak dibanding kacang,
Vitamin E, 4 kali lebih banyak dibanding minyak Jagung,
Beta Carotene, 4 kali lebih banyak dibanding wortel,
Zat Besi, 25 kali lebih banyak dibanding bayam,
Zinc, 6 kali lebih banyak dibanding almond,
Kalium, 15 kali lebih banyak dibanding pisang,
Kalsium, 17 kali lebih banyak dibanding Susu,
Protein, 9 kali lebih banyak dibanding Yogurt,
Asam Amino, 6 kali lebih banyak dibanding bawang putih,
Poly Phenol, 2 kali lebih banyak dibanding anggur merah.
Serat (Dietary Fiber), 5 kali lebih banyak dibanding sayuran pada umumnya.
GABA (gamma-aminobutyric acid), 100 kali lebih banyak dibanding beras
merah dan merupakan sumber protein
yang baik, vitamin, β-karoten, asam amino fenolat dan berbagai asam amino
essensial lainnya. Kelor menyediakan kombinasi yang kaya dan langka dari zeatin,
quercetin, β – sitosterol, asam caffeoylquinic dan kaempferol.
Jenis Jenis Tanaman Kelor Di Dunia
admin May 13, 2019 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 5,413 Views

Mengenal Jenis Jenis Tanaman Kelor di Dunia


a. Taksonomi
Menurut Plantamor (2012), Klasifikasi kelor sebagai berikut:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Capparales
Famili: Moringaceae
Genus: Moringa
Spesies: Moringa oleifera Lam
b. Sinonim
Moringa moringa (L.) Millsp.
Moringa pterygosperma Gaertn
c. Nama Umum
Inggris : Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree
Indonesia : Kelor, limaran (Jawa)
Melayu : Kalor, merunggai, sajina
Vietnam : Chùm ngây
Thailand : Ma-rum
Pilipina : Malunggay
d. Deskripsi Umum
Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan
tinggi 7 – 12 m. Batangberkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis,
permukaan kasar. Diameter batang 20 – 40 cm. Percabangan simpodial, arah cabang
tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Kanopi berbentuk payung
dengan banyak percabangan. Panjang daun keseluruhan 20- 70 cm. Daun majemuk,
bertangkai panjang, tersusunberseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus),
helai daun saat muda berwarna hijau muda – setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun
bulat telur, panjang 1 -2 cm, lebar 1 – 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul
(obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah
halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih
agak krem, menebar aroma khas.
Penyerbukan tanaman biasanya dilakukan oleh lebah dan serangga lainnya, serta burung.
Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 – 60 cm, buah muda berwarna
hijau – setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat – berwarna coklat kehitaman, berbuah
setelah berumur 12 – 18 bulan. Pohon ini dapat menghasilkan 600 sampai 1.600 buah
setiap tahun. Buah yang belum matang berwarna hijau dan beberapa varietas memiliki
warna kemerahan. Buah matang berubah menjadi coklat dan rata-rata mengandung 10-12
biji. Biji berukuran besar dengan tiga sayap seperti kertas. Kulit biji umumnya berwarna
coklat sampai hitam, tapi bisa berwarna putih jika kernel memiliki viabilitas rendah.
Pohon ini mempunyai akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak, sehingga
dapat bertahan hidup terhadap kekeringan. Perbanyakan M.oleifera bisa dilakukan dengan
biji (generatif) atau stek batang (vegetatif). Tanaman yang dibesarkan dari biji, dilaporkan
lebih lambat berbunga dengan kualitas buah rendah. Kelor tumbuh di dataran rendah
maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ±1.000 m dari permukaan laut, banyak
ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Mark E. Olson ahli botani dari Washington University menjelaskan bahwa kelor ditemukan
di dunia saat ini ada 13 spesies yang berbeda, dengan nama ilmiah dan dalam bahasa
Inggris atau sinonimnya:
baca juga : manfaat daun kelor selain pakan ternak
Berikut jenis tanaman kelor di Dunia:
1. M.oleifera Lam = Guilandina moringa L., Hyperanthera arborea J.F.Gmel., Hyperanthera
decandra Willd, Hyperanthera moringa (L.) Vahl, Moringa erecta Salisb, Moringa moringa
(L.) Small, Moringa octogona Stokes, Moringa parvifolia Noronha, Moringa polygona DC,
Moringa pterygosperma Gaertn, nom. illeg., Moringa zeylanica Pers = Ben tree, Behn tree,
Behen tree, Benzolive tree (USA), Drumstick, Drumstick tree, Horseradish tree, West
Indian ben.
2. M.arborea Verdcourt = Kenyan moringa
3. M.borziana Mattei = Kenyan moringa, Somalian moringa
4. M.concanensis Nimmo = Indian moringa, Wild Indian horseradish tree
5. M.drouhardii Jumelle = Madagascar moringa
6. M.hildebrandtii Engler = Madagascar moringa
7. M.longituba Engler = Ethiopian moringa, Kenyan moringa, Somalian moringa
8. M.ovalifolia Dinter ex Berger = Namibian moringa
9. M.peregrine (Forssk.) Fiori = Gymnocladus arabicus Lam., Hyperanthera peregrina
Forssk, Moringa aptera Gaertn,Moringa arabica (Lam.) Pers.
10. M.pygmaea Verdcourt = Somalian moringa
11. M.rivae Chiovenda = Ethiopian moringa, Kenyan moringa. (Moringa rivae Chiovenda
subsp. Rivae = Shortfruited Ethiopian moringa; Moringa rivae Chiovenda subsp.
Longisiliqua = Long-fruited Ethiopian moringa).
12. M.ruspoliana Engler = Ethiopian moringa, Kenyan moringa
13. M.stenopetala (Baker f.) Cufodontis = Ethiopian moringa, Kenyan moringa.

Fermentasi Ampas Tahu, Ampas


Kelapa, Ampas Bir, Onggok Singkong
admin April 15, 2019 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 2,350 Views

FERMENTASI AMPAS TAHU, AMPAS KELAPA, AMPAS BIR, ONGGOK SINGKONG


DLL
Agar dapat dipakai untuk menggantikan pakan unggas sekitar 10–20% , dan ternak
ruminansai sampai dengan 20-30%.
Maka kita sebagai peternak agar dapat mencari pakan alternatif sebagai pengganti pakan
unggas sebesar 10% sampai dengan 20%, dan ternak ruminansia sampai dengan 20%
sampai dengan 30%. Untuk peternak teruslah berkerja, berinovasi, berkarya, tidak perlu
kita menghara bantuan dari pemerintah. Dengan kita tidak menoton dengan ide
peternekan dengan biaya rendah(low cost farming). Tidak perlu mengeluh terus menerus.
Untuk itu, para peternak dapat menjadikan bahan baku pakan ternak yang tersedia
sebagai pakan alternatif dengan proses fermentasi, agar nilai gizi atau mutunya meningkat
(quality booster), daya cernanya meningkat (digestible booster), dan dapat disimpan dalam
waktu yang lama sampai berbulan bulan.
fermentasi ampas tahu – ampas tahu kering
Berikut ini adalah proses fermentasi Ampas tahu, Ampas Kelapa, Ampas Bir,
Onggok Singkong DLL:
1. Ampas tahu, ampas kelapa, ampas bir, Onggok Singkong, harus  kita peras terlebih
dahulu airnya agar kering, kadar airnya diturunkan menjadi <15% (kurang dari lima belas
persen).
2. Dapat dipakai alat pres elektrik dengan daya tekan sampai dengan 500 kg pakai alat
pres model ulir dan atau 2.000 kg pakai alat pres hidrolis.
3. Bisa juga dengan dijemur, tapi dengan metode itu proesesnya mememakan waktu yang
lama, sehingga dapat menyebababkan ampas tahu, ampas kelapa, ampas bir, onggok
menjadi cepat membusuk.
4. Sesuadah diperas dengan bahan baku tersebut kadar airnya tersisa dibawah lima belas
persen( <15%), Selanjutnya dilakukan proses fermentasi secara tertutup.
Berikut ini adalah Proses Fermentasi Tertutup:
Bahan Bahan dan alat yang diperlukan :
 Bahan kering tersebut di atas (kadar air <15%) = 135,0 Kg;
Win_Prob In Vitro/Vivo, label warna kuning =  0,5 liter
Air steril dari depo air isi ulang = 39,5 liter
Jumlah Total =  175,0 kg
Timba plastik kapasitas 50 liter untuk tempat melarutkan dan mengaduk
bahan nomor 2 dan 3.
Sediakan mesin mixer atau bila manual bisa pakai alat pengaduk sekrop.
Drum plastik berpenutup dan cincin pengunci untuk fermentor, kapasitas 150
liter.
Proses Pencanpuran Secara Manual :
Bersihkan lantai, di-pel dan disterilkan pakai obat pel isi Lisol atau Karbol,
biarkan kering dan bersihkan dan sterilkan semua alat yang akan dipakai fermentasi
(sekrop, drum, tangan dan kaki tenaga kerja).
Bahan yang sudah diperas jadi kering, kadar air <15%, dihampar di lantai
yang sudah bersih dan steril, setebal -/+ 20 cm, bagian tengahnya dibentuk kawah.
Larutan nomor 2 dan 3, diaduk rata, dituang di kawah bahan.
Pelan-pelan diaduk seperti mengaduk semen + pasir, diaduk-aduk 2 – 3 kali
sampai rata;
Hasil adukan di-tes dengan cara mengambil segenggam, digenggam kuat
kemudian dilepas. Normalnya menggumpal tapi tidak keluar air. Bila keluar air,
berarti terlalu basah. Harus ditambah bahan bahan baku pakan secukupnya, diaduk
ulang, di-tes lagi. Bila bahan yang digenggam “kepyar”, kadar air kurang.
Tambahkan air secukupnya, diaduk ulang dan di-tes lagi. Nanti perbandingannya
bisa dipakai sebagai referensi untuk proses berikutnya;
Bila kadar air sudah tepat, masukkan hasil adukan nomor 4 ke dalam drum
fermentor dimana setiap 5 sekrop diinjak-injak sampai padat dan selanjutnya
dimasukkan sampai penuh, rata permukaan drum.
Pasang plastik untuk “seal” agar kedap, pasang penutup drum serta ring
penguncinya;
Biarkan dalam pemeraman selama minimum 4 minggu supaya fermentasinya
benar-benar matang. Ciri khas hasil fermentasi yang matang adalah baunya harum,
manis dan asam seperti tape singkong ala Bondowoso.
Bagusnya, dalam kondisi tetap tertutup dan kedap, bisa disimpan selama 24
bulan, dengan kualitas stabil bila fermentasinya menggunakan Win_Prob In
Vivo/Vitro dan prosesnya baik dan benar.
Setelah itu bisa diberikan untuk substitusi pakan komplit dari pabrik :
Untuk pakan unggas starter, komposisinya 10% (90 kg pakan komplit + 10 kg
ampas tahu dll yang sudah difermnentasi).
Untuk pakan unggas finisher, komposisinya 20% (80 kg pakan komplit + 20
kg).
Untuk ternak sapi dan ruminansia yang lain, bisa diberikan sebanyak 30%
dalam konsentrat.
Sekian proses femertasi ampas tahu, ampas kelapa, onggok ddl. artikel ini diambil dari: fb.
Jago Ruminansia Bersama Drh. Deddy

Teknik Penanaman Rumput Raja (King


Grass) Berasarkan Prinsip Penanaman
Tebu
admin August 30, 2018 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 4,129 Views

Prospek rumput raja sebagai komoditas yang mempunyai nilai ekonomis sangat balk,
karena rumput raja merupakan rumput potongan yang berkualitas unggul sebagai sumber
hijauan makanan ternak ruminansia yang penting. Produksi rumput raja tinggi, nilai gizinya
cukup baik dan mudah penanamannya serta dapat diawetkan menjadi silase. Rumput ini
berumur panjang dan merupakan rumput potongan. Bentuknya mirip pohon tebu,
mempunyai bentuk rumpun yang terdiri dari 20 – 50 batang dengan diameter sekitar2,5
cm. Tingginya dapat mencapai 2 – 3 m, lebar daun 2 – 3 cm dan panjangnya 60 – 90 cm.
Rumput raja mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai usaha dan
merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis. Namun sampai sekarang ini tehnik
penanamannya masih sederhana dibandingkan dengan tehnik penanaman tebu yang
mempunyai nilai ekonomis yang lebih baik. Yang dimaksud masih sederhana disini yaitu
tidak adanya perlakuan-perlakuan khusus . Pada tanaman tebu sebelum penanaman ada
perlakuan-perlakuan antara lain: tidak mengelupas pelepah daun (daduk) yang
membungkus tanaman tebu bibit, melakukan perendaman bibit yang akan ditanam dan
membuat tanah kasuran dalam bentuk bubur untuk tempat stek ditanam. Dengan usaha-
usaha tersebut diharapkan kadar air di dalam mata dapat dipertahankan dalam keadaan
optimum sehingga pertunasan tidak mengalami gangguan.
Sifat-sifat tanaman rumput raja menyerupai sifat tanaman tebu, yaitu untuk pertumbuhan
batang sangat diperlukan tersedianya air yang cukup. Cepat lambatnya pertumbuhan
batang mempunyai korelasi positif dengan kadar air dalam pelepah daun. Sedangkan
kadar air dalam pelepah daun juga mempunyai korelasi positif dengan kandungan air
dalam tanah. Seperti kita ketahui bahwa tanaman tebu adalah tanaman budidaya, pola
penanamannya lebih intensif dan cara-cara penanamannya lebih diperhatikan
dibandingkan dengan tanaman rumput. Pada tanaman tebu ada tehnik penanaman yang
bisa diterapkan pada tanaman rumput raja seperti cara penyediaan bibit, cara penanaman,
masa pertunasan dan masa pertumbuhan
PERSIAPAN LAHAN
Sebelum melakukan penanaman, lahan perlu diolah terlebih dahulu, lahan dibajak atau
dicangkul dengan kedalaman 20 – 30 cm. Pada lahan yang miring cukup dibuat garitan
mengikuti garis kontur dengan kedalaman 20 cm. Tanah yang telah diolah dicampur rata
dengan pupuk kandang. Pengolahan lahan pada musim penghujan dan pada musim
kemarautidak banyak berbedaan hanya saja pada musim penghujan dibuat bedengan dan
saluran air.
Penyediaan Bibit
Penyediaan bibit rumput raja ada du cara yaitu denga cara stek dan sobekan rumpun.Bibit
rumput raja dengan stek jangan terlalu muda atau terlalu tua krena mengakibatkan
pertumbuhan terlambat,bahkan tidak tumbuh.Stek bibit yang baru di ambil dari kebun bibit
tidak di kelupas pelepah daun nya. Stek batang yang baik berdiameter 1,5-2 cm dengn
panjang 20-25 cm dan memiliki 2-3 mata tunas.
Bibit yang berupa sobekan rumpun terdiri atas 2 – 3 anakan diambil dari tanaman yang
mempunyai anakan cukup banyak. Kebutuhan bibit tergantung daripada tingkat kesuburan
tanah, untuk yang tanah sedang kesuburannya dengan jarak tanam 1 x 1 m bibit yang
harus disediakan kurang Iebih 10 .000 stek batang/ha.
PENANAMAN
Mengingat kebutuhan air tanaman rumput raja cukup banyak, maka penanaman rumput
sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan (terutama pada lahan tadah hujan), agar
pada waktu musim kemarau akar tanaman sudah kuat. Hujan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap pertumbuhan rumput raja . Bila hujan terus menerus maka pertumbuhan
rumput akan berlangsung terus, sedang bila kekurangan air pertumbuhan akan terhambat.
Apabila pengairan cukup penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun.
Cara penanaman harus disesuaikan dengan musim pada saat bibit tersebut akan ditanam.
Pada musim kemarau ketika jauh dari tergenangnya air penanaman bibit bermata tunas
dua ditanam pada tanah yang datar sedikit condong terbenam sampai buku ruas yang
terakhir dengan kedua mata tunas berada di samping (lihat Gambar 1). Hal ini untuk
memberi kesempatan yang sama pada kedua mata tunas tersebut untuk bertunas dengan
baik. Pada musim penghujan penanaman bibit sama seperti dilakukan musim kemarau
tetapi tanah sedikit ditinggikan atau dibuat bedengan dan saluran air (Iihat Gambar 2).
Dengan cara seperti ini diharapkan bibit terhindar dari kemungkinan tergenang air
sehingga terhindar dari bahaya kebusukan. Busuknya bibit dapat pula terjadi pada
penanaman bibit yang terlalu dalam, terutama pada tanah yang sangat berat yang
pengeringnya tidak sempurna.

Hal yang perlu diperhatikan pada saat penanaman rumput yaitu mempertahankan kadar
air yang terdapat di dalam mata tunas. Karena apabila dalam keadaan minimum
mengakibatkan terhambatnya pertunasan. Yang dimaksud dengan pertunasan adalah
tumbuhnya primodia mata menjadi tunas dan primodia akar yang terdapat pada cincin
akar pada batang tumbuh menjadi akar.
Pertunasan yang baik merupakan suatu permulaan pertumbuhan yang baik pula. Karena
itu dalam penanaman bibit perlu diusahakan suatu keadaan yang sesuai sehingga tunas
dan akar dapat tumbuh dengan cepat dan baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi
cepat lambatnya bibit stek bertunas adalah kadar air yang terdapat di dalam mata tunas.
Untuk menghindari berkurangnya kadar air di dalam mata tunas sebelum bibit ditanam
dilakukan usaha – usaha antara lain
1. Tidak melakukan pengelupasan terhadap pelepah daun pada stek bibit. Seperti kita
ketahui bahwa pelepah ini menutupi batang sehingga merupakan pelindung bagi batang
dan mata tunas dari panas matahari sehingga tidak mengalami kekeringan.
2. Melakukan penyiraman bibit rumput, sebelum bibit rumput ditanam dengan tujuan untuk
mengurangi penguapan. Dengan uasaha-usaha tersebut diharapkan kadar air di dalam
mata tunas dapat dipertahankan sehingga pertunasan tidak mengalami gangguan.
Dengan uasaha-usaha tersebut diharapkan kadar air di dalam mata tunas dapat
dipertahankan sehingga pertunasan tidak mengalami gangguan .
PEMUPUKAN
Pertumbuhan rumput raja berjalan cepat, maka fase-fase seperti ini air dan unsur hara
harus cukup tersedia. Kekurangan zat yang dibutuhkan pada fase vegetatif ini akan
menyebabkan berkurangnya jumlah rumpun dan ruas batang menjadi pendek .
Kebutuhan pupuk untuk tanaman rumput raja cukup tinggi dibandingkan dengan tanaman
rumput jenis lain. Pemberian pupuk kandang sangat penting untuk memperbaiki tekstur
dan struktur tanah, sebab rumput raja menghendaki tanah yang gembur, subur, dan
drainase yang baik untuk pertumbuhan.Pemupukan pertama dilakukan bersama dengan
pengolahantanah. Untuk 1 ha lahan dibutuhkan kurang lebih 10 ton pupuk kandang 50 kg
KCI dan 50 kg TSP. Selain itu perlu diberikan pupuk urea pada waktu tanaman berumur 2
– 3 minggu sebanyak 100 kg/ha. Interval pemupukan urea setiap rumput habis dipotong .
Pemupukan ulang dengan pupuk kandang, KCI dan TSP dengan takaran yang sama
seperti pemupukan pertama diberikan setiap setelah tiga kali pemanenan .
PERAWATAN
Rumput raja memerlukan perawatan yang teratur, sesudah pemotongandilakukan tanah
diantara barisan rumput perlu disiangi dan batang-batang yang mati dibuang. Pada fase ini
perlu melakukan penggemburan, pembubunan tanah dan pemupukan. Tanaman rumput
raja (king grass) merupakan salah satu jenis rumput yang membutuhkan air cukup banyak.
Cukup banyak dalam arti bahwa pada musim kemarau kebutuhan air harus dicukupi oleh
pengairan . Pada musim penghujan kelebihan air harus segera diatasi atau dialirkan
sehingga tidak ada air yang menggenang. Pemberian air tepat pada waktunya akan
meningkatkan produksi rumput. Sebaliknya kekurangan air pada saat dibutuhkan dan
kelebihan air pada saat tanaman rumput kurang memerlukannya akan menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan dan menurunnya produksi.
Pemberian air pengairan pada kebun rumput sangat diperlukan terutama pada musim
kemarau . Pemberian air dapat juga dilakukan dengan cara penyiraman. Air dapat
diberikan pada waktu pagi atau sore hari.
PEMANENAN
Pada saat pemanenan yang harus mendapat perhatian yaitu cara pemotongan. Cara
pemotongan yang salah akan mengakibatkan berkurangnya jumlah rumpun atau anakan.
Pemotongan pertama pada tanaman rumput raja dilakukan umur 90 hari (3 bulan). Interval
pemotongan selanjutnya selang 50 hari pada musim penghujan dan selang 60 hari pada
musim kemarau. Interval pemotongan yang terlalu pendek atau terlalu panjang harus
dihindari. Interval pemotongan yang terlalu pendek akan menyebabkan produksi sedikit,
dan interval pemotongan yang terlalu panjang akan menyebabkan rumput terlalu tua
sehingga nilai gizi rumput akan menurun.
Pemotongan rumput dilakukan pada jarak 15-20 cm dari permukaan tanah. Pemotongan
yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan sisa batang yang tinggal mengayu sedangkan
pemotongan terlalu rendah menyebabkan terganggu pertumbuhan rumput untuk
selanjutnya karena jumlah anakan (rumpun) yang tumbuh sedikit. Bila hal tersebut
dilakukan dengan benar maka diharapkan pada musim kemarau akan diperoleh hasil yang
optimal.
Untuk menjamin kelangsungan produksi rumput, perlu dilakukan peremajaan. Peremajaan
biasanya dilakukan setelah rumput berumur 3 – 4 tahun.

Pakan Transportasi Untuk Ternak


Ruminansia
Ternak akan mengalami proses transportasi dari wilayah produsen ke wilayah
konsumen.
Selama perjalanan ternak akan mengalami stress  sebagai akibat dari
dehidrasi, kekurangan pakan, kebisingan selama perjalanan, kondisi yang tidak
nyaman.
Perjalanan yang lebih dari sehari akan menyebabkan ternak akan
menyebabkan ternak stress, yang dampaknya pada kehlangan nafsu makan,
kehilangan nafsu makan, kehilangan bobot badan dan bahkan kematian.
Kehilangan bobot badan selama proses ini bisa mencapai 15%, dengan
resiko kematian sampai 3%.
Secara ekonomi hal ini sangat merugikan karena mengurangi keuntungan
para produsen maupun pemasok ternak.
Bioport adalah pakan aditif yang diberikan kepada ternak ruminansia besar dan kecil yang
akan, sedang maupun telah mengalami perjalanan atau transportasi ataupun ternak yang
sedang mengalami stress karena suatu sebab lainnya.
Komposisi :  terdiri dari 3 komponen utama yaitu senyawa elektrolit sebnyak 43%; probiotik
sebanyak 42%  dan bahan sumber energy dan peningkat daya tahan tubuh sebanyak
15%.

Fungsi dari masing-masing adalah senyawa elektrolit untuk menggantikan ion-ion tubuh
yang hilang selama perjalanan, probiotik yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
mikroba rumen dan mencegah berkembangnya bakteri pathogen dalam saluran
pencernaan, serta bahan sumber energy sebagai penambah sumber energy dan
meningkatkan imunitas tubuh ternak sehingga tidak mudah terkena penyakit.
Manfaat Pakan Transportasi Untuk Ternak Ruminansia
Mencegah stress pada ternak
Meminimalkan kehilangan bobot badan dan kematia ternak
Meningkatkan daya tahan tubuh
Mempercepat proses recovery ternak setelah mengalami perjalanan
Cara Pemberian:Pakan Transportasi Untuk Ternak Ruminansia
Dosis untuk ruminansia besar (sapi/kerbau): 100 g/ekor/hari
Dosis untuk ruminansia kecil (domba/kambing): 50 g/ekor/hari
Diberikan kepada ternak : 3 hari menjelang keberangkatan, selama perjalanan
dan selama 3 hari sesudah ternak tiba di tempat tujuan.
Pemberian dapat dicampur dalam kosentrat ataupun di larutkan dalam air
minum.
Penyimpanan:Pakan Transportasi Untuk Ternak Ruminansia
Pakan aditif ini merupakan bahan yang mudah menyerap air, sehingga penyimpanan
harus tertutup rapat dan ditempat yang sejuk atau shuhu kamar.
Hasil pengujian penggunaan pada Sapi yang ditransportasikan dari NTT ke Jakarta
Selama 7(tujuh) hari
Tanpa Bioport Dengan Bioport

BB awal  di NTT (Kg) 300 300

BB Akhir di Jakarta (Kg) 246 274

Kehilangan BB(Kg) 54 24
Hasil pengujian penggunaan pada domba yang mengalami perjalanan 7 Hari
Tanpa Bioport Dengan Bioport

BB awal  (Kg) 30 30

BB Akhir (Kg) 27,5 29,0

Kehilangan BB(Kg) 2,5 1,0

Zinc Organik sebagai Pakan Suplemen


untuk Ternak Ruminansia
admin October 10, 2017 Ilmu Teknologi Peternakan, Sapi Leave a comment 5,965 Views

Zinc Organik sebagai Pakan Suplemen untuk Ternak Ruminansia


Ternak membutuhkan nutrisi untuk kebutuhan dasar hidup, pertumbuhan, perkembangan
janin,  produksi (susu) dan  reproduksi (semen, sel telur). Pakan yang baik adalah pakan
yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air.
Ada 2 macam mineral yang terdapat dalam pakan yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro adalah Kalsium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Kalium (K), Sulfur (S),
Natrium (Na) dan Khlorin (Cl). Sedangkan mineral mikro adalah Seng (Zn), Tembaga (Cu),
Mangan (Mn), Selenium (se), Kobalt (Co) dan Yodium (I).

Zinc  merupakan komponen penting dalam reaksi >70 enzim yang ada dalam tubuh
ternak. Zinc dibutuhkan untuk berfungsinya sistim imun (kekebalan), stabilitas membran
sel dan ekspresi gen-gen tertentu dalam tubuh ternak
Telah dilakukan uji in vivo penambahan Zinc organik terhadap performans 16 ekor sapi
laktasi. Ternak ini diberi pakan rumput (40 kg) dan konsentrat komersial (8 kg), ampas
tahu (5 kg).
Pada saat mencapai bunting tua, ternak sapi dibagi menjadi  tanpa pemberian suplemen,
dan pemberian suplemen 4 g Zinc organik (400 g Zn). Selain itu pemberian suplemen Zinc
organik kepada sapi pejantan 6 ekor pejantan digunakan terbagi dalam 2 perlakuan
Kontrol (rumput + konsentrat + legume + toge + ampas tahu = K) Treatment (K +  Zinc
metionin-Kalem):1.5% Kalem, Zinc metionin = 0.025%. Kecernaan pakan, kualitas sperma
yang diambil setiap minggu
Dari penelitian yang dilakukan di Balai Penelitian Ternak disimpulkan bahwa teknologi
pembuatan mineral organik (Zn-metionin) dapat diperoleh. Zn-organik (Zn-metionin)
meningkatkan fermentasi rumen ditunjukkan dengan total gas yang lebih tinggi (17.7%).
Kemudian Zn organik meningkatkan produksi susu karena menahan laju penurunan
produksi susu dan Zn organik+Kalem meningkatkan volume sperma. Sementara itu Zn
organik pada sapi anak tidak berbeda bila formulasi sudah optimum serta Zn organic pada
kambing muda meningkatkan konsumsi dan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH).
(REP)

Cara Membuat Complete Feed Dari


Rumput Gajah
1. Rumput Gajah umur 40-50 hari atau rumput Odot umur 50-60 hari atau tebon jagung
umur 80-90 hari atau ketiganya, setelah dipotong dari lahan, dilayukan dulu dengan cara
diangin-anginkan di dalam gudang atau tempat yang teduh, selama 1 – 2 malam, posisi
berdiri supaya kadar airnya turun menjadi maksimum 30%. Kemudian di-chopper kecil-
kecil, dihampar tipis ….. 350 kg;
2. Ditaburi konsentrat dengan kadar protein 14,5% dan energi 2.200-2.400 KCal/kg secara
merata ….. 600 kg;
3. Disiram pakai gembor dengan probiotika cair 1 liter (Win_Prob In Vivo) + molase 20 kg
+ air 29 liter yang telah diaduk rata, total ….. 50 liter;
Catatan : jumlah no. 1 + 2 + 3 = 1.000 kg.

4. Diaduk-aduk secara manual juga bisa, sampai rata. Lebih baik lagi bila diaduk pakai
mixer horisontal supaya rata dengan homogenitas bisa 94-95%;
5. Kemudian hasil campurannya diperiksa kadar airnya apakah sudah tepat. Caranya :
Ambil segenggam. Digenggam kuat-kuat. Lepaskan genggaman, bila
menggumpal tetapi tidak berair di telapak tangan, kadar airnya sudah tepat, 25 –
30%;
Bila kadar airnya <25%, kurang basah, berakibat tidak terjadi proses
ferementasi, mentah. Maka tambahkan air lagi secukupnya 2-3% (20-30 liter/ton)
dan diaduk lagi, dan di-tes lagi;
Bila kadar airnya >30%, terlalu basah, berakibat terjadi pembusukan. Maka
tambahkan konsentrat kering -/+ 5% (-/+ 50 kg/ton) diaduk lagi dan di-tes lagi
6. Bila kadar air sudah tepat, masukkan ke dalam karung yang telah dikasih plastik (inner)
yang relatif tebal supaya kuat dan tidak mudah robek atau berlubang.
7. Disetel bobot 50 kg/zak, kemudian plastik inner ditali dan zak juga ditali;
8. Disimpan sambil diperam. Setelah disimpan selama 4 minggu, fermentasi pakan
komplitnya matang. Baunya harum seperti tape dan rasanya manis asam (perubahan
organoleptik).
HASIL 1. Dengan teknik fermentasi tertutup secara aktif sesederhana ini saja, nilai gizi
pakan komplit akan meningkat, yaitu kadar serat kasar turun, TDN naik dan dapat bonus
protein naik 4-5% dan palatabilitas naik juga;
2. Persisnya serat kasar turun berapa persen, TDN naik berapa persen dan protein naik
berapa persen, tidak usah tanya, silakan dipraktekkan dan di-teskan sendiri ke
laboratorium makanan ternak. Supaya tahu persis dari hasil pengalaman sendiri. Tidak
katanya katanya.
3. Dengan pakan komplit yang difermentasi tertutup secara aktif ini, jatah pakan (feed
intake) ternak sedikit saja cukup, bisa hemat pakan 15-20% dibanding yang tidak
difermentasi. Walau pun jatah pemberiannya dengan cara AD LIBITUM TERKONTROL
(dicukupi tapi tidak berlebih). Sedikitnya itu berapa kg/ekor/hari, juga tidak usah tanya.
Praktekkan sendiri saja. Kalau lebih menguntungkan juga tidak usah kasih tahu. Silakan
dinikmati sendiri.
Pakan adalah komponen LOW COST FARMING paling banyak porsi biayanya, bisa 70 –
75% dari harga pokok produksi (HPP), bila bisa meng-efisienkan, maka hasilnya sangat
banyak. Sumber Artikel Cara Membuat Complete Feed, fb:mukti Abadi

Apa Itu Palatabilitas Pada Pakan


Ternak
admin August 27, 2017 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 5,928 Views

Apa Itu Palatabilitas Pada Pakan Ternak?


Palatabilitas Adalah tingkat kesukaan yang ditunjukkan oleh ternak untuk mengkonsumsi
suatu bahan pakan yang diberikan dalam suatu waktu tertentu.
Definisi ini tidak bersifat kuantitatif, kecuali bila ransum diberikan pada periode waktu
tertentu diukur berapa yang habis. Secara esensial, palatabilitas adalah merupakan
stimulasi dari berbagai faktor yang disebabkan oleh :
> Penglihatan;
> Penciuman;
> Sentuhan;
> Perasa.
Yang semuanya disebabkan oleh perbedaan fisiologis dan psikologis individi ternak
(Goatcher dan Church, 1970).
Palatabilitas ini dipengaruhi oleh parameter fisik dan kimia.
Parameter fisik antara lain :
1. Kekerasan bahan pakan;
2. Warna;
3. Bentuk pakan seperti pellet, crumble, pemotongan, jumlah, tekstur dll;
4. Rasa pakan.
Parameter kimiawi antara lain :
1. Kadar air;
2. Kadar protein;
3. Kadar lemak;
4. Bau.
Peferensi kegemaran hewan terhadap suatu bahan pakan dirangsang oleh sensasi yang
berasal dari penglihatan, penciuman, sentuhan dan rasa yang umumnya berbeda setiap
individu.
Pada domba nampaknya penglihatan dan penciumannya memegang peranan penting.
Namun warna bahan pakan tidak memepengaruhinya. Preferensi terhadap bahan yang
rasanya manis pada domba ternyata rendah, sedangkan pasa sapi cukup tinggi (Arnold,
1966).
Untuk mengukur palatabilitas secara kwantitatif umumnya digunakan kriteria banyaknya
konsumsi suatu bahan (dalam kg) dalam satuan waktu tertentu (dalam jam).
Source Artikel :Apa Itu Palatabilitas Pada Pakan Ternak. fb Mukti Abadi Ternak Sapi

Lamtoro Untuk Pakan Ternak


admin May 15, 2017 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 15,668 Views

Lamtoro  atau dalam bahasa latin dikenal dengan nama Leucaena leucocephala telah
dikenal di nusantara sejak duhulu dengan sebutan petai cina. Tanaman lamtoro adalah
tanaman yang termasuk kacang-kacangan yang berasal dari Amerika Tengah.
Dipekirakan tanaman ini dibawa ke Indonesia pada abad ke-20 sebagai tanaman peneduh
di perkebunan-perkebunan.
Saat ini, lamtoro ini sudah tersebar di semua pelosok pedesaan sebab mudah tumbuh
hampir di semua tempat yang memperoleh curah hujan yang cukup. Manfaat lamtoto
sudah banyak diberitakan yaitu sebagai pupuk hijau, bahan bangunan, tanaman pelindung
untuk tanaman cacao, tanaman pinggir jalan, pagar hidup, pencegah erosi, bahan baku
pembuat kertas, bahan bakar dan sebagai pakan hijauan yang mempunyai protein tinggi.
Tingkat Produktifitas ternak yang rendah pada peternakan kecil di daerah pedesaan
dikarenakan ternak hanya diberi pakan rumput yang mempunyai kandungan nutrisinya
rendah terutama protein kasar (PK). Produktifitas ternak akan meningkat jika kebutuhan
gizinya terpenuhi antara lain dengan pemberian pakan tambahan yang berkualitas.
Menurut Mathius (1993), lamtoro sebagai pakan hijauan yang berkualitas belum
dimanfaatkan secara optimal dan belum banyak dikomersilkan. Dengan meningkatnya
pengetahuan para peternak maupun penyuluh di lapangan, diharapkan pemanfaatan
lamtoro untuk pakan ternak bisa meningkatkan produktivitas ternak di pedesaan terutama
pada peternakan rakyat berskala kecil.
Nilai Nutrisi Lamtoro Untuk Pakan Ternak
No  Uraian Bahan Kering %

1 Protein Kasar (PK) 29,89

2 Lemak 5,4

3 Serat Kasar 19,61

4 NDF 39,94

5 Lignin 5,5

6 Kalsium 1,2

7 Pospor 0,22
Selain itu lamtoro mempunyai (3 karoten yang merupakan provitamin A. Sekalipun pada
musim kering daun lamtoro tetap berwarna hijau berbeda dengan rumput yang pada
musim kering menjadi kecoklatan (Jones,1979).
Zat Anti Nutisi Pada Lamtoro
Lamtoro adalah tanama yang termasuk hijauan yang mempunyai gizi tinggi tapi
pemanfaatan lamtoro untuk pakan ternak pemberiannya perlu kita dibatasi. Lamtoro
mengandung zat anti nutrisi yaitu asam amino non protein yang disebut mimosin, yang
bisa menimbulkan keracunan atau gangguan kesehatan apabila dikonsumsi dalam jumlah
yang banyak dan terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama (Haryanto, 1993
dan Siregar, 1994).
Ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba yang mengkonsumsi pakan yang
mengandung mimosin dalam dosis yang tinggi bisa menunjukkan gejala kehilangan bulu.
Namun dengan bantuan mikroorganisme tertentu atau enzim, mimosin bisa dirombak
menjadi 3-hydroxy-4 (IH) pyridone (DHP) yang derajad keracunannya Iebih rendah.
Mikroorganisme tersebut terdapat dalam rumen ternak ruminansia Indonesia (Lowry, 1982
dan Haryanto, 1993), sedangkan enzim terdapat pada tanaman Iamtoro dewasa dan
hampir terdapat pada semua bagian sel tanaman (Lowry, 1982).
Menurut Jones (1979) konsentrasi tertinggi terdapat pada tunas baru (12% bahan kering),
kemudian biji (4-5% bahan kering) dan terendah pada ranting yang masih hijau (1-2%
bahan kering).
Zat anti nutrisi Iainnya yang terdapat di dalam lamtoro yaitu asam sianida (HCN) yang
sangat berpengaruh buruk karena bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan kelenjar
tiroid pada ternak. Asam sianida bisa menyebabkan keracunan akut (mematikan) dan
keracunan kronis. Pada dosis rendah HCN yang masuk dalam tubuh ternak dalam jangka
waktu yang cukup lama bisa menurunkan kesehatan ternak.
Disamping itu lamtoro juga mengandung tanin yang bisa menurunkan palatabilitas pakan
clan penurunan kecernaan protein (Siregar, 1994). Namun menurut Jones (1979) dan
Manurung (1996) adanya sejumlah tanin dalam Lamtoro bisa mencegah kembung dan
melindungi degradasi protein yang berlebihan oleh mikroba rumen.
Dengan adanya zat anti nutrisi dalam hijaun lamtoro tidak mengurangi nilai manfaatnya
sebagai pakan hijauan yang berkualitas. Pencampuran hijauan ini ke dalam hijauan
Iainnya merupakan salah satu cara mengurangi resiko keracunan pada ternak ruminansia.
Selain itu, proses pemanasan (pengeringan atau pelayuan) bisa meningkatkan
pemecahan mimosin menjadi DHP yang kurang toksik (Tangendjaya dan Lowry, 1984.
Menurut Lowry (1982 ) bahwa pengeringan sebaiknya dilakukan pada suhu antara 55-
700C, jika lebih tinggi dari 70°C akan menyebabkan terjadinya denaturasi enzim .
Perendaman lamtoro di dalam air panas pada suhu 60°C selama 3 menit bisa mengubah
mimosin menjadi DHP hanya terjadi pada daun, sedangkan pada tangkai daun tidak
terjadi penurunan.

Pemanfaatan Lamtoro untuk Pakan


Ternak
Pemberian pakan tunggal pada ternak yang terdiri dari rumput-rumputan yang biasanya
rendah kandungan nitrogennya tidak akan memenuhi kebutuhan zat-zat gizi minimal
ternak, campuran rumput atau jerami dengan daun lamtoro sangat menguntungkan untuk
memperbaiki nilai gizi yang rendah.
Dari beberapa hasil penelitian pemberian daun lamtoro sebagai campuran pada rumput
atau jerami bisa memperbaiki nilai gizi ransum. Sitorus (1987) melaporkan bahwa
penambahan hijauan lamtoro segar sebanyak 0,5 kg pada ransum dasar domba dan
kambing (ransum dasar terdiri dari 1,8 kg rumput gajah yang ditambah jerami padi yang
diberikan secara bebas) menunjukkan adanya perbaikan dalam nilai konsumsi pakan bila
dibandingkan dengan ternak yang hanya mendapat ransum dasar.
Hasil riset yang telah dilakukan oleh Semali dan Mathius (1984) menunjukkan bahwa
pemberian daun lamtoro sebanyak 1 kg/hari adalah jumlah pemberian yang optimal untuk
pertumbuhan ternak domba muda.
Sedangkan, menurut hasil riset Wina (1982) penambahan daun lamtoro sampai dengan
30% pada ternak domba yang diberi ransum dasar rumput gajah menunjukkan nilai
koefisien cerna protein, bahan organik dan energi yang lebih tinggi daripada kaliandra dan
gamal, tapi tidak berbeda dalam pertambahan bobot badan dan konsumsi ransum (bahan
kering, bahan organik dan energi.
Menurut Wahyuni dkk. (1981) melaporkan hasil percobaan pada ternak sapi PO
(Peranakan Ongole) yang diberi ransum pokok rumput lapangan ditambah daun lamtoro
sebanyak 0%, 20%, 40%, 60% dan 100% yang memberikan
pertambahan bobot badan harian masing-masing sebesar 0,02 kg, 0,29 kg, 0,54 kg dan
0,57 kg dan 0,38 kg. Pemberian lamtoro 40% dan 60% adalah terbaik bila dibandingkan
dengan pemberian lamtoro sebanyak 0%, 20% dan 100% (Gambarl). Selain itu selama 26
minggu (182 hari) dilakukan percobaan tidak terlihat adanya gejala keracunan pada
ternak.

Cara Mengobati Penyakit Jembrana


Pada Sapi Bali
Kita bisa menemukan banyak pola cara mengobati penyakit jembrana pada sapi bali yang
sebenarnya ditemukan oleh para peternak sendiri. Cara mengobati akan berbeda-beda
dan tergantung dari kondisi sapi nya, seperti ini :
1. Infeksi Awal Pada Sapi (1-5 hari infeksi awal)
Umumnya ditemukan pada sapi-sapi bali yg masih sehat di lokasi wabah (mulai ada
kematian/sapi sakit jembrana). Sapi ini kelihatannya sehat namun sebenarnya sudah mulai
terinfeksi dan baru kelihatan sakit pada hari ke-5. Yang harus kita lakukan yaitu
meningkatkan system kekebalan tubuh sapi dengan cara memberikan jamu campuran.
Yang terbuat dari bahan bahan temulawak 2 jari,  asam jawa 2 jari , dan ditambah  gula
jawa 500 gr, kemudian diparut, selanjutnya diperas dan kemudain diberikan dan
diminumkan ke sapi  setiap hari. Jika penyebaran penyakit jembrana lewat nyamuk atau
caplak penghisap darah bisa dengan menyemprotkan insektisida kebun dencis ke badan
sapi agar tidak digigit nyamuk atau caplak saat sapi balik ke kandang.
2. Pada Saat Sapi Sakit (hari 5-10)
Gejala awal yaitu:
Sapi gelisah
Bengkak di rahang bawah pangkal paha, & pangkal kaki depan,
Demam tinggi – kelihatan saat sapi berendam terus dan selalu haus.

Cara mengobatinya adalah dengan memberikan jamu campuran setiap hari dan
memberikan minum cairan elektrolit (air 1 liter,  garam 1 sendok , dan  gula 8 sendok)
setiap hari, dan memberikan bodrex sebanyak 2,5 tablet setiap 6 (enam) jam untuk
menurunkan panas. Tujuan nya yaitu untuk membantu sapi agar tidak kena dehidrasi atau
kekurangan cairan dan menaikan stamina sapi. Jika sapi di kandang bersama dengan sapi
sakit.  Di bekas kotoran atau urine sapi d disemprot campuran bayclin 1 ditambah  air 4
liter, untuk membunuh virus jembrana di bekas kotoran atauliur sapi di kandang agar tidak
menulari sapi lain.
3. Pada Saat Saat Sapi Sakit Parah(hari 10-12)
Sapi sudah ambruk, air liur sudah keluar, badan sangat panas, bagian bawah rahang ,
pangkal paha dan pangkal kaki depan semakin bengkak. Cara mengobatinya sama seperti
diatas yaitu pemberian jamu setiap hari, minum cairan elektrolit,  bodrex 2,5 tablet per 6
jam utk menurunkan panas, diusahakan sapi harus makan  dan diberi makanan lunak.
Titik kritis buat sapi yang sakit parah ini yaitu saat keluar diare berdarah, karena biasanya
3-7 jam sesudah keluar diare berdarah maka sapi akan mati. Jadi saat sapi sudah mulai
keluar diare berdarah sapi harus secepatnya disembelih paksa jika tidak akan mati
sebagai bangkai.
Semua cara pengobatan diatas tersebut kelihatan seperti sangat merepotkan, namun cara
mengobati penyakit jembrana pada sapi bali tersebut sudah dilakukan oleh banyak
peternak di berhasil menyelamatkan sapi bali mereka dari wabah Jembrana dengan
penanganan yg telaten. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Cara pembuatan Silase Jerami Jagung


admin April 20, 2017 Ilmu Teknologi Peternakan 2 Comments 3,955 Views

Cara pembuatan Silase Jerami Jagung: Selama ini system pemeliharaan ternak rakyat
biasanya dilakukan secara sambilan dengan menyediakan pakan yang sangat bergantung
pada musim yaitu pakan yang diberikan dalam jumlah yang melimpah pada waktu musim
panen atau musim hujan dan sebaliknya dalam jumlah yang kurang pada pada musim
tanam atau kering.
Jaminan ketersediaan pakan sepanjang tahun bisa tercapai dengan cara mengawetkan
bahan pakan khususnya bahan pakan hijauan yang melimpah pada saat musim kemarau
ataupun musim panen.  Cara pengawaten ini yaitu silase yang sudah lama dipekernalkan
dan pergunakan di peternakan.
Silase merupakan bentuk pengawetan terhadap hijauan pakan yang memiliki kadar air
tinggi dengan cara secara anaerobic (tanpa udara).

Upaya peningkatan produksi jagung melalui perluasan areal tanam menimbulkan dampak
lanjutan berupa peningkatan limbah jerami jagung. Produksi  jerami jagung segar berkisar
antara 2,1-6,0 ton/ha. Sedangkan luas tanam jagung saat ini sekitar 3,5 juta hektar,
sehingga bisa dibayangkan berapa potensi jerami yang terbuang percuma jika tidak
dilakukan pangewatan.
 Tujuan Dan Manfaat
Meningkatkan nilai gizi jerami jagung sebagai pakan untuk menunjang penyedian pakan
sepajang tahun.
Kandungan Nutrisi Silase Jerami Jagung
Kandungan Nutrisi %

Bahan Kering 23,68

Protein Kasar (% BK) 8,99

Serat Kasar (% BK ) 25,14


Lemak Kasar (% BK) 1,63

Total Digestible Nutrient ( %BK) 58, 74

Energi Total (Kcal/Kg) 36, 136

Bahan Dan Alat


Jerami Jagung
Tetes tebu atau molasses (1 % berat jerami jagung)
 Dedak atau bekatul ( 3% berat jerami jagung segar)
Dekomposer (0,04% berat jerami jagung segar)
Alat:
Kantung plastic
Chopper atau sabit
Garu

Cara Pembuatan Silase Jerami Jagung


Cacah jerami jagung berukuran 5-10 cm, pencacahan bertujuan untuk
memadatkan jerami jagung saat penyimpanan sehingga memudahkan terjadinya
kondisi anaerob.
Jerami jagung yang sudah dicacah dikeringkan selama lebih kurang 6 jam
yang bertujuan untuk mengurangi kadar air, sehingga  silase tidak membusuk.
Campurkan jerami jagung, tetes, dedak padi, dan decomposer diaduk merata.
Kemudian campuran dimasukkan dalam kantong plastik penyimpanan jerami
jagung harus dibuat rapat dan dipadatkan hingga tidak ada udara. Perlakuan
tersebut untuk menghindari pembusukan.
Setelah jerami jagung difermentasikan dalam kantong plastik selama lebih
kurang 3 minggu maka hasilnya adalah silase jerami jagung dan selama masih
tersimpan dengan baik jerami jagung bisa digunakan sampai 2 bulan.

Ampas Kecap Sebagai Pakan Ternak


admin April 18, 2017 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 11,112 Views

Ampas Kecap Sebagai Pakan Ternak: Ampas kecap merupakan sisa pembuatan kecap
dengan bahan dasar kedelai.  Proses pembuatan kecap melalui beberapa tahap sebelum
diperoleh hasil utama kecap dan hasil samping berupa ampas kecap yang berwarna coklat
kehitaman.  Ampas kecap masih mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. 
Ampas kecap yang terbuat dari kedelai mengandung protein 20 –  30%.  Secara lengkap
kandungan zat-zat makanan ampas kecap dapat dilihat pada tabel.
Kandungan Nutrisi Ampas Kecap
Sebagai Pakan Ternak
No. Zat makanan Sumber dari

Santoso (1987) Didik (1995) Maharani (2001)

1. ME (Kkal/kg) 2100 3240 2418

2. Protein (%) 24.90 30.86 20.57

3. Serat kasar (%) 16.30 13.10 6.16

4. Lemak (%) 24.30 17.24 12.80

5. Abu (%) – 21.15 –

6. Ca (%) 0.39 – 0.39

7. P (%) 0.33 – –

Kandungan Asam Amino Ampas Kecap


No. Asam amino Kandungan (%)

1. Serin 0.56

2. Histidin 1.85
3. Isoleusin 1.06

4. Leusin 1.64

5. Lisin 1.90

6. Metionin 0.18

7. Fenilalanin 1.42

8. Treonin 1.28

9. Triptofan 0.64

10. Valin 1.00

11. Sistin 3.54

12. Arginin 1.50

13. Tirosin 0.98

14. Alanin 0.66

15. Glisin 0.05

16. Prolin 4.99

Sumber :  Didik (1995) dan Sutanto (1995)


Dalam proses pembuatan kecap terjadi perubahan-perubahan karena proses fermentasi
yaitu menurunnya kandungan asam amino lisin dan metionin.  Disamping itu dalam
pembuatan kecap melalui proses hidrolisis akan terjadi kerusakan terhadap asam amino
esensial triptofan.
Penggunaan ampas kecap sebagai pakan ternak maupun penyusun ransum unggas harus
dibatasi karena kandungan serat kasar yang tinggi yaitu 16,30%.  Kandungan serat kasar
yang tinggi akan mempengaruhi pencernaan zat-zat makanan lainnya, karena serat kasar
tidak dapat dicerna oleh ayam.  Sutanto !995) menyarankan penggunaan ampas kecapa
dalam ransum untuk ayam pedaging periode awal tidak melebihi 7,5%.
Namun perlakuan yang tidak baik pada ampas kecap khusunya ampas kecap segar bisa
menyebabkan tumbuhnya jamur yang kemudian bisa menurunnya nilai nutrisi ampas
tersebut.
Hasil penelitian Maharani (2001) menunjukkan bahwa penggunaan ampas kecap sebagai
pakan Ternak Unggas sampai 10% dalam pakan ternyata mempengaruhi pertambahan
bobot badan dan konversi pakan ayam pedaging periode finisher, tetapi sebaliknya tidak
mempengaruhi konsumsi pakan.  Disarankan untuk menggunakan ampas kecap sampai
dengan 10 persen untuk memperoleh hasil produksi ayam pedaging yang optimal.
Kelemahan dari ampas kecap yaitu tingginya kadar NaCL. Ampas kecap yang diperoleh
dari ekstraksi larutan garam, dan disaring dimana proses inidiulang 4-5 kali. keadaan ini
yang mengakibatkan kandungan NaCl dalam ampas tinggi. Untuk itu, guna untuk
mengurangi kadar NaCl ampas kecap sebelum diberikan pada ayam boiler perlu
diupayakan perendaman dalam air panas 20-29 derajat celcius selama 24 jam. Tapi untuk
perendaman pada suu panas (70 derajat celcius) bisa menurunkan nilai protein dari
ampas kecap.
Ampas kecap dapat digunakan untuk sebagai salah satu bahan pakan ransum konsentrat
sapi yang mempuyai nilai protein yang tinggi.

Tips Sukses Cara Fermentasi Pakan


Ternak
1. Ketahui kadar air bahan yang akan
difermentasi.
Kadar air Fermentasi
Proses fermentasi terjadi dengan baik benar bila total kadar air bahan yang akan
difermentasi berada di kisaran 25 – 30%.
Bila kadar airnya kurang, misal hanya 15 – 20%, maka tidak terjadi fermentasi. Setelah
ditunggu-tunggu, tetap saja mentah. Tidak terjadi perubahan bahan baku secara kimiawi
dan organoleptik (biologis). Perubahan yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas
(quality booster) bahan baku pakan atau pun pakan lengkap.
Bila kadar airnya berlebih, misal 35 – 90%, seperti bahan baku pakan basah (ampas tahu,
ampas bir, onggok singkong) yang terjadi adalah proses pembusukan. Bukannya terjadi
peningkatan kualitas bahan baku pakan dan atau pakan komplit, malah beracun (toksik).
Harus dibuang, sama sekali tidak boleh diberikan ke ternak. Menyebabkan ternaknya
modar.
Perlu diketahui bahwa, kadar air bahan ada di 2 tempat :
1) kadar air yang berada di dalam bahan (intriksik).
Bisa dikurangi atau diturunkan dengan proses pemanasan baik dijemur atau pun pakai
oven (dryer) pada suhu 60 – 80° C selama beberapa waktu. Jangan memanaskan pada
suhu di atas 80° C, nilai gizinya bisa rusak. Pemanasan pada suhu di atas 80° C, masuk
kriteria pembakaran. Hasilnya bisa jadi arang bahkan jadi abu. Kadar air intrinsik, tidak
bisa dikurangi dengan memakai mesin pemeras (spin) seperti mesin cuxi baju dan atau
alat pres. Kalau toh berkurang, jumlahnya sangat terbatas.
2) kadar air yang berada di luar bahan (ekstrinsik).
Air yang menempel di bahan baku, seperti embun dan atau air hujan yang terbawa oleh
rumput. Atau seperti air yang masih bersama ampas tahu, ampas bir dan atau onggok
basah. Bisa dikurangi dengan cara dijemur, di-oven atau diperas seperti pemeras (spin)
mesin cuci baju.
Kadar air tsb di atas, dua-duanya harus dikurangi atau diturunkan menjadi berkadar air
total 25 – 30%. Gak ada tawar menawar lagi.
Kadar air bahan bisa diketahui bahkan bisa diukur dengan :
Alat instan moistre tester, model digital atau model jarum seperti alat ukur
kadar air tanah.
Pakai oven (dipanasi) pada suhu 105° C, setelah 30 menit ditimbang, dipanasi
lagi, 30 menit ditimbang lagi dst sampai bobotnya tetap. Sisa bahan itu lah yang
disebut bahan kering (BK) atau Dry Matter. Bahan kering ini lah yang dipakai
sebagai dasar perhitungan dalam formulasi bahan baku pakan atau konsentrat, dan
kebutuhan pakan (feed intake) bagi ternak;
Secara manual dengan cara bahan digenggam kuat-kuat. Kemudian
genggaman dibuka.
Hasilnya :
Bila menggumpal semua tapi tidak berair di telapak tangan, itu lah kadar air yang tepat.
Bila menggumpal semua tetapi berair di telapak tangan, itu tandanya kadar airnya masih
berlebih. Untuk mengurangi, bisa ditambah dengan bahan yang kering, misal katul.
Dicampur rata. Di-tes lagi. Sampai ketemu kadar air yang tepat.

Bila menggumpal sebagian, -/+ 50% (kepyar), dan tidak berair di telapak tangan, itu
tandanya kadar air bahan masih kurang. Bisa ditambah air (tanpa klorinasi), dicampur
sampai rata dan dites lagi. Sampai tepat ketemu kadar air yang tepat.
2. TENTUKAN TEKNIK FERMENTASI
Ada 3 Teknik Fermentasi :
1. Terbuka;
2. Setengah Terbuka;
3. Tertutup.
FERMENTASI TERBUKA
1. Tentu saja harus menggunakan mikroba (kuman, jamur, protozoa, ragi) probiotika yg
hidup dan berkembang biaknya memerlukan oksigen (aerob). Dengan adanya oksigen,
perkembang-biakan probiotikanya akan sangat cepat. Dengan waktu 12 jam saja,
jumlahnya (CFU = Colony Form Unit) sudah ada yang bisa mencapai standar aplikasi,
yaitu minimum 2 x 10 pangkat 8.
2. Kadar air total bahan yang akan difermentasi 25 – 30%. Misal, bahan baku yg
difermentasi kadar airnya 15%, maka perlu tambahan air 10 – 15%. Di dalam air tambahan
ini lah dicampurkan probiotika untuk fermentasinya. Dan, bila perlu ditambahkan additive
dengan tujuan supaya hasil fermentasi bisa cepat dan baik. Additive ini yg digunakan
biasanya zat gula (gula, glukosa, molases), mikro mineral dan susu skim. Setelah
dicampur dan diaduk rata, biarkan dalam kondisi dihampar tapi tdk boleh kena sinar
matahari langsung selama 12 – 24 jam. Pada hari kedua sdh bisa diaplikasi.
Bisa juga menggunakan media cair yaitu air ditambah gula atau molases. Dosis gula atau
molases maksimum 5% dan additive (mikro mineral, susu skim) dimana masing-masing
dosisnya harus tepat. Zat gula dengan dosis berlebih justru toksik akibat hipertonis.
Dengan media cair ini seyogyanya di-shaker (digoyang atau dikocok) dengan tujuan
aerasi. Lebih bagus sekalian di-aerasi pakai kompresor mini seperti kompresor aquarium.
Dosis aerasi 5 liter udara per menit per 1.000 liter.
3. Probiotika yg dipakai tentu saja dipilih yg pertumbuhannya cepat mencapai jumlah
maksimum. Ada yg 12 jam, 18 jam dan 24 jam;
4. Dipilih probiotika yg kerjanya IN VIVO. Bekerja efektif di dalam saluran cerna inang
(host), dengan tujuan tertentu. Biasanya untuk membantu meningkatkan daya cerna
terhadap makanan, meningkatkan daya tahan dan kesehatan tubuh dll. Saya
menyebutnya DIGESTIBLE BOOSTER. Problem sembelit pada bayi dan Manula pun
ternyata bisa diatasi pakai probiotika, seperti Yakult, Vitacharm, Protexin dll;
5. Hasil fermentasi terbuka ini tidak bisa diharap untuk merubah dan meningkatkan
kualitas bahan baku yang difermentasi. Manfaatnya hanya sebagai media untuk
memasukkan probiotika.
FERMENTASI SETENGAH TERBUKA
1. Tujuan fermentasi ini ada 2 hal :
Pertama untuk merubah dan atau meningkatkan kualitas bahan baku yg difermentasi,
yaitu menurunkan kadar serat kasar (selulosa, hemi selulosa) dan serat sangat kasar
(lignin). Saya menyebutnya QUALITY BOOSTER.
Kedua, untuk membiakkan probiotika agar mencapai jumlah maksimal, lebih dari 2 x 10
pangkat 8.
Kadar probiotika yang direferensikan secara akademis agar efektif untuk mencapai tujuan
yg ingin dicapai, minimum 2 x 10 pangkat 8 Colony Form Unit/mililiter atau gram (CFU per
ml atau gram). Setara 200 juta CFU.
Contoh probiotika yg beredar di pasaran :
Yakult 1 botol 35 ml mengandung 500 juta sel kuman Lactobacillus casei.
Rekomendasi pemakaian 2 botol sehari, setara 1 milyar sel kuman.
EM 4 isinya hanya … x 10 pangkat 6 CFU.
Win_Prob In Vivo dan In Vitro, mengandung probiotika min.2 x 10 pangkat 10,
semua item.
Kondisi di lapangan baik di unggas mau pun ternak, menurut pengalaman saya pribadi
yang sdh terbukti secara empiris, perlu kadar probiotika lebih tinggi, minimum 2 x 10
pangkat 10 CFU/ml atau gram. Setara minimum 10 milyar CFU/ml atau gram;
2. Memerlukan probiotika jenis facultative aerob. Bisa hidup dan berkembang biak dengan
adanya oksigen (aerob) atau tanpa oksigen (an-aerob);
3. Salah satu keuntungannya tidak memerlukan tempat yang luas untuk menghampar
bahan yg difermentasi seperti fermentasi terbuka;
4. Pilih probiotika yg kerjanya memecah selulosa, hemi selulosa (selulolitik) dan memecah
lignin (lignolitik) menjadi bentuk sederhananya. Bisa juga ditambahkan probiotika yg
kerjanya :
> amilolitik (memecah karbohidrat komplek menjadi gula sederhana),
> proteolitik (memecah protein kasar menjadi asam amino),
> lipolitik (memecah lemak komplek menjadi asam lemak),
> asidofilus (menghasilkan asam untuk mempertahankan keasaman di dalam saluran
cerna) dll;
5. Teknik fermentaainya sama dengan fermentasi terbuka. Tetapi campuran hasil
fermentasi diwadahi pakai zak atau karung tanpa kantong plastik lapisan dalam (inner).
Bisa ditumpuk agar tidak makan tempat. Biarkan selama 3 – 5 hari. Dengan waktu
inkubasi selama 3 – 5 hari, bisa dipastikan kadar probiotika sdh mencapai dosis
maksimum. Probiotika lignolitik pada umunya pertumbuhan dan perkembang-biakannya
paling lambat, 72 jam (3 hari). Dan, sdh terjadi perubahan bahan baku yg difermentasi :
> warna, menjadi lebih gelap;
> bau, harum seperti tape;
> rasa, manis
> tekstur, lebih lembut;
> kualitasnya meningkat : kadar serat kasar turun, kadar protein meningkat dan TDN
meningkat;
6. Kadar air saat awal fermentasi 30% akan turun 5 – 10%, karena terjadi penguapan
akibat adanya efek samping timbulnya panas (termofilik).
Pada hari ke-3 inkubasi, bisa timbul panas sampai 50 – 55° C. Tidak lebih. Bila lebih tinggi
lagi temperaturnya, resikonya bahan bakunya justru malah jadi terurai tanpa gizi dan
malah bisa kebakaran.
FERMENTASI TERTUTUP
1. Jelas perlu wadah untuk fermentasi (fermentor) yang bisa ditutup rapat sampai benar-
benar kedap;
2. Bahan baku pakan yg akan difermentasi tertutup, ukuran partikelnya mesti dibuat
sekecil-kecilnya supaya bisa benar-benar padat tanpa pori-pori udara saat dimasukkan ke
dalam fermentor dan dipadatkan;
3. Bahan baku pakannya mesti diketahui kadar airnya sehingga bisa tepat penambahan
jumlah air, probiotika dan mikro mineral agar kadar airnya menjadi 30% (28 – 32%).
Secara manual, hasil pencampurannya bisa diukur dengan cara mengambil segenggam,
digenggam kuat. Bila genggaman dilepas, bahannya menggumpal tapi tidak berair. Bila
berair, kadar airnya ketinggian. Bila bahannya “kepyar” sampai 50%, kadar airnya kurang.
Kelebihan dan atau kekurangan kadar air, menyebabkan kegagalan proses fermentasi.
Kelebihan kadar air bisa menyebabkan busuk, warnanya coklat tua sampai hitam dan
beracun. Buang. Kekurangan kadar air, menyebabkan tidak terjadi fermentasi. Mentah;
4. Menggunakan probiotika an-aerob atau facultative aerob. Saya pribadi memilih pakai yg
facultative aerob dan bersel tunggal;
5. Tujuan utama fermentasi tertutup adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
bahan baku pakan (DIGESTIBLE BOOSTER).
Bahan baku pakan yg berkualitas baik (kadar serat kasar <10%, kadar protein >20%, TDN
>70%) tidak perlu difermentasi. Misal, bungkil kacang kedelai, tepung ikan, full fat soya,
corn gluten meal dll.
Yang harus difermentasi dulu adalah bahan baku berkualitas rendah (serat kasar >20%,
protein <15%, TDN <60%).
6. Wajib menggunakan probiotika yg kerjanya bisa memecah serat kasar selulosa dan
hemi selulosa (selulolitik) dan bisa memecah serat sangat kasar lignin (lignolitik).
Kerjanya, probiotika lignolitik akan memecah lignin (polisakarida) menjadi oligosakarida
(selulosa, hemi selulosa). Kemudian oligosakarida dipecah menjadi disakarida, mono
sakarida dan turunannya yg bisa dimanfaatkan oleh hewan ternak dan unggas.
Di sini lah letak peningkatan Total Digestible Nutrient (TDN).
Peningkatan kadar protein diperoleh dari matinya probiotika akibat siklus hidup, hanya
sebagai bonus;
7. Dan, dipilih yg bersel tunggal supaya hasilnya bisa meningkatkan kadar protein yg
mudah dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan hewan ternak dan unggas;
8. Fermentasi tertutup perlu waktu lebih lama inkubasinya, 4 – 8 minggu, tergantung
ketinggian kadar serat kasarnya. Misal tongkol jagung giling, fermentasinya perlu waktu 8
minggu dan jerami padi perlu waktu 4 minggu, untuk menjadi layak pakai. Yg dimaksud
layak pakai bila kadar serat kasarnya sdh <25% untuk ternak ruminansia dan <10% untuk
unggas.
9. Tujuan kedua fermentasi tertutup ini adalah untuk penyimpanan jangka panjang. Bila
fermentasinya tetap dalam kondisi kedap, akan tercapai kondisi establis dan seimbang
setelah 3 bulan dan bisa tahan sampai 24 bulan;
10. Ciri-ciri hasil fermentasi yg berhasil :
> warnanya lebih tua dibanding sebelumnya;
> teksturnya menjadi lebih lembut;
> baunya harum dan beralkohol;
> rasanya manis seperti tape singkong;
11. Sebelum diberikan ke hewan ternak dan unggas, seyogyanya diangin-anginkan dulu
selama 5 – 10 menit untuk menghilangkan kadar alkoholnya;

Cara Simpan Bahan Pakan Ternak


Agar Tidak Busuk Dan Berjamur
Yaitu cara pengaturan dalam penyimpanan stock bahan baku pakan dan pakan jadi yang
sudah dicampur (mix). Perlakuaan untuk kedua tipe penyimpanan ini agak berlainan.
Pada gudang penyimpanan bahan baku ransum, pergunakan pallet/papan kayu sebagai
alas karung bahan pakan, letaknya jangan menempel tembok, beri jarak minimal 30 cm.
Tinggi pallet 10 cm dari lantai dan ketebalan papan minimal 3 cm.
Tata letak karung pakan ini usahakan tidak menghambat jalur aliran udara. Makanya harus
diberi ruang buat jalan dan aliran udara selebar minimal 1 meter, di samping juga buat
memudahkan pengambilan bahan pakan.
Ketinggian penumpukan karung bahan pakan 5 sap saja, jika mau ditumpuk lagi maka di
atasnya perlu diberi pallet lagi, baru ditumpuk 5 sap lagi ke atas. Dibuat berderet-deret
menyesuaikan dengan luas gudang.
Prinsip “first in first out” ( FIFO ), harus benar benar diùýýllperhatikan, barang yang lebih
dulu masuk maka dia juga harus terlebih dahulu keluar. Agar tidak terjadi barang datang
duluan malah keluarnya belakangan ini bisa mengakibatkan kualitas nutrisi bahan pakan
di kuatirkan sudah menurun, bukannya ini merupakan sebuah kerugian?
Suhu dan kelembaban dalam gudang adalah 30-34 derajat celcius dengan kelembaban
jangan lebih dari 70%. Karung zak pakan hanya boleh dipakai 1 kali saja, tidak boleh di
pakai berulang, dikuatirkan bibit jamur telah menempel di dalam karung yang bisa
mempercepat cemaran jamur.
Usahakan karung stock bahan pakan tidak terkena sinar matahari secara langsung, air
hujan, dan tidak dicampur dengan benda yang mengeluarkan bau dalam satu ruangan,
seperti peptisida.
Kontrol lama penyimpanan ransum pakan yang sudah di-mix dalam bentuk “mash”
(tepung), crumble atau pun pellet dalam gudang adalah 21-30 hari. Jika melewati masa
21-30 hari maka pakan akan mengalami degradasi mutu pakan.
Usahakan untuk menyimpan pakan tidak lebih dari 14 hari.
Hambatan Penyimpanan Dalam Gudang :
1. Kualitas bahan baku, bahan yang berasal dari tempat yang berlainan
memiliki kualitas nilai nutrisi yang juga berbeda beda. Kesuburan tanah, pemupukan
dan cara pengolahan masa tanam serta metode saat panen sangat berpengaruh.
Tingkat kekeringan bahan pasca panen saat akan di simpan harus di kisaran 10-
12%, tingkat kekeringan 16% masih memungkinkan tumbuhnya jamur.
2. Tumbuhnya jamur penghasil racun Mikotoksin, factor pemicunya adalah kelembaban
dan tingkat kadar air di kisaran 16%.
Jenis-jenis Mikotoksin Berasal Dari Jamur :
Aspergillus flavus dan A. paransiticus, menghasilkan racun mikotoksin
bernama Aflatoksin, biasanya tumbuh pada bahan pakan jagung, biji kapuk, kacang
kedelei.
Jamur Aspergillus ochraceus, A. nigri, A. verrucosum menghasilkan racun
Ochratoxin A, biasanya tumbuh pada bahan pakan gandum, barley, oats dan
jagung.
Fusarium Graminearum, F. culmorum, menghasilkan racun Trichothecenes,
biasanya pada bahan pakan jagung, gandum dan barley.
Fusarium graminearum, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama
Zearalenone, pada bahan pakan jagung, gandum, barlry, rumput.
Fusarium verticilloides, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama
Fumonisin, pada bahan pakan jagung.
Fusarium miniliformin, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama
Moniliformin, pada bahan pakan jagung.
Penicillium roqueforti, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama PR
Toxin, Patulin, biasanya pada bahan pakan silase, rumput.
PEMBERIAN BAHAN PENGHAMBAT JAMUR
Mold Inhibitors Asam Organic, asam propionate, sering kali digunakan sebagai
penghambat jamur. Bahan pakan sudah terkontaminasi jamur, harus dibuang.
Penambahan “toxin binder”, pengikat mikotoksin, pada ransum pakan seperti Zeolit,
Bentonit, Hydrate Sodium Calcium Aluminosillicate (HSCAS), atau antioksidant seperti
Butyrated Hidroxy Toluene BHT, vitamin E dan selenium, akan membantu menjaga
kualitas bahan baku pakan dan pakan jadi atau siap saji.

Umbi-Umbian Sebagai Pakan Ternak


admin February 21, 2017 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 8,805 Views

Umbi-Umbian Sebagai Pakan Ternak


Umbi-umbian adalah sumber energi makanan didaerah yang masih berkembang.
Umumnya umbi-umbian mengandung energi tinggi, akan tetapi kandungan proteinnya
rendah. Walaupun demikian produktivitas protein dan energi umbi-umbian per hektarnya
dibandingkan dengan butri-butira n lebih tinggi, kecuali untuk produktivitas protein dari
umbi kayu. Komposisi umbi-umbian dan limbah dan  hasil ikutan industrinya terlihat pada
tabel dibawah ini.

Berikut ini adalah Umbi-Umbian


Sebagai Pakan Ternak
1. Ubi Kayu:
Merupakan tanaman pertanian yang paling penting didaerah tropis. Indonesia, Nigeria,
Zaire, Thailand dan India adalah negara-negara penghasil ubi kayu yang penting. Di
Indonesia ubi kayu adalah makanan pokok dalam urutan ketiga setelah nasi dan jagung.
Kandungan protein ubi kayu sangat rendah dibandingkan dengan jagung. Apabila ubi kayu
digunakan sebagai sumber energi dalam ransum, harus diimbangi dengan sumber protein
yang lebih tinggi. Kadar kalsium dan phosfor cukup, akan tetapi karena kandungan asam
oksalat yang tinggi (0.1-0.31%) sehingga akan mempengaruhi penyerapan Ca dan Zn.
Suatu faktor pembatas dalam penggunaan ubi kayu adalah racun asam sianida (HCN)
yang terdapat dalam bentuk glikosida sianogenik. Dua macam glikosida sianogenik dalam
ubi kayu yaitu lanamarine (Lebih kurang 95% dari bentuk glikosida sianogenik) dan bentuk
lotaustarin. Pada proses detoksifikasi asam sianida dalam tubuh ternak diperlukan sulfur
yang dapat dari asam amino tersebut akan meningkat. Sulfur untuk detoksifikasi ini dapat
juga berasal dari sulfur inorganik. Penggunaan ubi kayu dalam ransum berdasarkan
beberapa peneliti untuk ungas
5-10%, babi 40-70% dan ruminansia 40-90%.
2. Onggok
Onggok adalah limbah pabrik tapioca dan gula. Angka konversi ubi kayumenjadi onggok
berkisar antara 60-65%. Sebagai sumber energi, onggok lebih rendah dibandingkan
dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi dari pada dedak. Meskipun komposisi
tepung ubi kayu lebih tinggi daripada gaplek akan tetapi kadar HCN tepung ubi kayu lebih
tinggi daripada onggok. Penggunaan onggok dalam ransum unggas paling tinggi 5% dari
ransum, untuk babi 25-30% dan untuk ruminansia 40% dari ransum.
3. Daun Ubi Kayu
Produksi ubi kayu segar 10-40 ton/ha/tahun. Dari tanaman ubi kayu, 10-40% terdiri dari
daun. Sebanyak 75% dari protein daun adalah murni dan mempunyai nilai gizi yang cukup
tinggi. Asam amino daun ubi kayu ternyata hampir sama dengan bungkil kedelai walaupun
jumlahnya berbeda.  Daun ubi kayu defisien asam amino esensial yang mengandung
sulfur yaitu methionin dan sistin. Kelemahan lain adalah adanya racun HCN dan
kandungan serat kasar yang tinggi. Kandungan HCN pada daun muda berkisar antara
427-542 mg/kg, sedangkan pada daun tua kandungannya labih rendah yaitu berkisar
antara 343- 379 mg/kg.
4. Ubi Jalar
Varietasnya sangat banyak, menyebabkan perbedaan rasa, ukuran, bentuk, warna dan
nilai gizi. Produksi ubi jalar antara 2.5 – 15 ton segar/ha/tahun. Ubi jalar adalah sumber
energi dan untuk ubi jalar yang berwarna kuningmengandung provitamin A dan karotenoid
yang cukup. Asa amino pembatas ubijalar adalah luecine. Seperti umumnya umbi-umbian
yang mempunyai kandunganprotein yang rendah, pemberian ubi jalar perlu diimbangi
pemberian kandungan protein yang tinggi. Apabila digunakan lebih dari 90% pengganti
jagung dalamransum unggas sering terjadi luka-luka pada usus unggas yang dapat diikuti
dengan kematian, Pada ransum ruminansia umumnya digunakan pengganti jagung
sebanyak 50%.
5. Jerami Ubi Jalar
Produksi jerami dalam bentuk segar berkisar antara 10-12.5% ton/ha/tahun.Berdasarkan
penelitian Kempton dan Leng pemberian jerami ubi jalar sebagaipengganti pucuk tebu
pada ransum sapi perah dapat meningkatkan konsumsiransum dan produksi susu. Akan
tetapi percabaan Nuraeni mendapatkan hasilpenggantian rumput lapangan dengan jerami
ubi jalar lebih dari 1/3 bagian dapatmenyebabkan kadar lemak susu menurun.

Cara Pembuatan Pupuk Kandang


Dengan Aktivator EM-4
admin February 19, 2017 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 1,348 Views

Cara Pembuatan Pupuk Kandang


Dengan Aktivator EM-4
Aktivator EM-4 yang mengandung sekitar 80 genus mikroba pengurao yang telah terbukti
efektif untuk menguraikan bahan organic. Hasil penguraian material organic oleh EM-4 di
sebut bokashi. Bokash berasal dari bahasa jepang yang berarti perubahan secara
bertahap. Istilah ini untuk menjelaskan proses pembuatan bokashi melalui peragian dan
penguraian atau pembusukan.
Bahan
-300 kg kotoran sapi
-10 kg dedak padi kasar
-200kg sekam
-10 sendok makan gula pasir
-20 sendok makan EM-4
-Air secukupnya

Cara pembuatan pupuk kandang dengan


Aktivator EM-4
-Pembuatan bokasi pupuk kandang dilakukan ditempat yang terlindung dari panas dan
hujan
-Campurkan kotoran sapi, sekam, dan dedak, siramkan larutan EM-4, gula pasir, dan air
aduk hingga merata.
Tumpuk campuran tersebut di tempat yang kering dan terlindung. Ketinggian tumpukan
maksimum 1,5 meter.
-Tutup tumpukan dengan terpal plastic atau karung goni.
-Lakukan pengontrolan tumpukan minum sehari sekali. Suhu tumpukan dipertahankan 40
– 50 derajat celcius Jika suhu terlalu tinggi, maka tumpukn peru dibalik dan didiamkan
sebentar agar suhunya turun. Biasanya, tujuh hari kemudian bokashi pupuk kandang
sudah jadi dan siap digunakan.

Cara Pemanfaatan Urin Ternak


Sebagai Pupuk Cair
Hasil sampingan usaha dari daunia peterternakan yaitu berupa limbah padat (feses) dan
limbah cair (urin). Selama ini baru limbah padat yang sudah dimanfaatkan untuk  pupuk
sedangkan untuk limbah cair masih sangat terbatas pemanfaatannya. Sampai saat ini urin
belum banyak yang dimanfatkan sebagai pupuk tanaman secara terpisah dari feses, hal ini
dikarenakan belum adanya informasi teknologi ataupun penyuluhan tentang pemanfaatan
urin ternak sebagai pupuk organik cair.
Manfaat Pupuk Organik
Manfaat pupuk organik yaitu untuk menambah zat atau unsur hara dalam tanah. Tanah
yang miskin atau pun kurang subur mempunyai kandungan unsur hara yang kurang
memenuhi untuk pertumbuhan, sehingga penggunaan pupuk terutama pupuk yang
bersifat organik secara langsung akan mampu menambah unsur hara yang kurang
memadai tersebut serta memberikan tambahan unsur hara baru yang belum ada. (Ir.
Agung S.Wibowo, MS. 2008)

 Urin
Adalah zat-zat yang disekresikan melalui ginjal, zat-zat yang didapat didalamnya adalah
zat-zat makanan yang sudah dicerna, kemudian diserap dan bahkan telah dimetabolisme
oleh sel-sel tubuh kemudian dikeluarkan melalui ginjal dan saluran urin. Urin mempunyai
zat pengatur tumbuh dan mempunyai sifat penolak hama atau penyakit tanaman
(Prakhasih Aminudin 2002).
Menurut Susanto Rachman (2004), pupuk kandang cair adalah pupuk yang baik sebagai
sumber hara tanaman. Melalui pengumpulan pupuk cair yang baik, maka bahan ini
merupakan sumber pupuk yang dapat dimanfaatkan dengan harga murah. Kandungan
hara yang terdapat pada kotoran ternak cair  dapat dijelaskan dari hasil penelitian S.C.
Hsieh dan C.F. Hsieh.(1987) pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel.1. Jumlah unsur hara kotoran ternak cair.
Jenis N P K Ca Hg Na Fe Mn Zn Cu

Sapi 1,1 0,5 0,9 1,1 0,8 0,2 5726 344 122 20

Babi 1,7 1,4 0,8 3,8 0,5 0,2 1692 507 624 510

Ayam 2,6 3,1 2,4 12,7 0,9 0,7 1758 572 724 80
Sumber : S.C. Hsieh dan C.F. Hsieh.(1987)
Marsono dan Paulus Sigit (2002), melaporkan  bahwa jenis dan kandungan hara yang
terdapat pada kotoran ternak cair dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan hara kotoran ternak cair.
Kandungan hara (%) Kadar air (
Nama Ternak
N P K

Sapi 1.00 0,50 0,50 92

Kambing 1.50 0,13 1,80 85


Domba 1,35 0,05 2,10 85
Ayam 1,00 0,80 0,40 55
Kerbau 1,00 0,15 1,50 92
Sumber : Marsono dan Paulus Sigit 2002
Fermentasi Urin
Ada bermacam-macam cara pembuatan pupuk organik cair, berikut ini berbagai macam
teknik pembuatan pupuk organik cair :
Kedaulatan rakyat (2007), Menyatakan bahwa bahan-bahan yang dibutuhkan berupa urine
sapi 60 liter, air 40 liter, 1 kg jahe, 1 kg kunyit, 1 kg kencur, 2 kg laos, 2 kg temuawak, 2 kg
temuireng, 2 kg jengkol, 2kg molases, 0,5 kg terasi, 100 ml EM4 dan 0,5 kg daun lamtoro.
Pada langakah awal bahan-bahan jahe, kunyit, kencur, laos, temulawak, temuireng, jengol
dan daun lamtoro ditumbuk sampai halus. Semua bahan yang telah dihaluskan lalu
dimasukkan ke dalam drum. Selanjutnya ditambah 60 loter urine sapi yang telah
ditampung dalam drum plastik, lalu aduk bersama bahan-bahan lainnya.  Langkah
selanjutnya terasi dihaluskan, campurkan dengan molases, ditambahkan EM4, lalu
didiamkan selama 2 jam. Campuran terasi molases dan EM4 dimasukkan ke dalam drum
plastik. Setelah itu ditambah air lagi hingga mencapai volume 100 liter. Aduk semua bahan
hingga homogen, lalu difermentasikan selama 21 hari.
Setiyarman (2004), menyatakan bahwa pembasmi hama berbahan urine sapi dibuat
dengan cara urine sapi ditambah dengan empon-empon, yakni lengkuas, kunyit, temu
ireng, jahe dan kencur. Selain itu masih dicampur lagi dengan susu segar sapi dan tetes
tebu serta terasi. Khusus untuk terasi bisa diganti dengan saren (darah hewan yang sudah
dimasak). Perbandingannya, setiap 100 liter air kencing dibutuhkan 2 kg empon-empon,
susu segar sapi 5 liter, dan tetes tebu 5 liter serta terasi 2 kilogram.
Promonosidi (2007), menyatakan bahwa proses pembuatannya, empon-empon ditumbuk
lalu dicampurkan dengan semua bahan lainnya dalam drum plastik yang kemudian ditutup
rapat. Terasi diremas terlebih dulu dengan air sebelum dicampurkan. Seluruh bahan
campuran tersebut didiamkan selama 14 hari dengan ditutup rapat menggunakan plastik
atau benda lainnya. Setiap tiga hari bahan campuran harus diaduk. Setelah 14 hari, hasil
fermentasi tersebut telah siap untuk digunakan.
Naswir (2003), menyatakan proses fermentasi dilakukan dengan cara urine sapi
ditampung dalam drum plastik hingga penuh, kemudian ditutup rapat dan dibiarkan selama
20 hari. Dari hasil analisa laboratorium terhadap sifat urine sapi sebelum dan sesudah
difermentasi dapat dijelaskan dari hasil penelitian Naswir Setiyarman (2004) menyatakan
bahwa pembasmi hama berbahan urine sapi dibuat dengan cara urine sapi ditambah
dengan empon-empon, yakni lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe dan kencur. Selain itu
masih dicampur lagi dengan susu segar sapi dan tetes tebu serta terasi. Khusus untuk
terasi bisa diganti dengan saren (darah hewan yang sudah dimasak). Perbandingannya,
setiap 100 liter air kencing dibutuhkan 2 kg empon-empon, susu segar sapi 5 liter, dan
tetes tebu 5 liter serta terasi 2 kilogram.
Naswir (2003) menyatakan proses fermentasi dilakukan dengan cara urine sapi ditampung
dalam drum plastik hingga penuh, kemudian ditutup rapat dan dibiarkan selama 20 hari.
Dari hasil analisa laboratorium terhadap sifat urine sapi sebelum dan sesudah difermentasi
dapat dijelaskan dari hasil penelitian Naswir (2003) pada Tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3.  Beberapa sifat urine sapi sebelum dan sesudah difermentasi.
Unsur hara N P K Ca Na Fe Zn Warn

Sebelum fermemtasi 1,1 0,5 0,9 1,1 0,2 3726 101 kunin

Sesudah fermentasi 2,7 1,5 1,3 5,8 7,2 7692 624 hitam
Sumber: Naswir (2003)
Cara Pemanfaatan Urin Ternak Sebagai
Pupuk organik cair dan aplikasi untuk
tanaman
Sedangkan dosis yang dianjurkan oleh Pramonosidi (2007), adalah dosis pupuk yang
digunakan 250 cc dicampur dengan 14 liter air disemprotkan secara merata pada bagian
tanaman.

Cara Mengatasi Keracunan Sianida


Pada Ternak
admin December 28, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 6,451 Views

Sianida yang dilepas dari dalam lambung,  sebagai hasil hidrolisis glikosida sianogen asal
tanaman yang dimakan oleh ternak, akan diserap dengan begitu cepat ke dalam aliran
darah. Kemudian akan terjadi oksigenasi (level oksigen tinggi dalam darah) karena sianida
bereaksi dengan ferric (trivalent) iron dari cytochrome oxidase dan membentuk cyanide
cytochrome yang tinggi. Sementara itu, hemoglobin tidak bisa atau  mampu membebaskan
oksigen (sistem transportasi elektron) sehingga warna darah menjadi merah terang,
sebagai ciri spesifik keracunan sianida.

Keracunan sianida pada ternak yang sering terjadi karena mengkonsumsi daun ketela
pohon atau ubi kayu karena didalam daun tanaman tersebut mengandung zat sianida
yang tinggi. Ataupun keracunan akibat dari pestisida. Sebagian kecil sianida akan diserap
melalui usus dan paru-paru dan dikeluarkan dengan bau khas bitter almond . Efek
toksisitas sianida terhadap ternak bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Ukuran dan jenis hewan,
2) Kecepatan hewan mengunyah pakan,
3) Jenis sianogen dalam tanaman,
 4) Keaktifan enzim dalam memecah pakan, dan
5) Daya detoksifikasi sianida
Gejala Klinis Keracunan Sianida
Pada Ternak
Gejala keracunan sianida pada ternak bisanya akan terjadi dalam  waktu 15-20 menit
sesudah mengonsumsi sianida dalam bentuk garam (KCN, NaCN) atau dalam waktu
sangat cepat (akut).  Sekitar 2-3 menit sesudah menghirup sianida dalam bentuk gas.
Gejala keracunan sianida adalah susah bernafas dan diikuti dengan  ternak yang kejang-
kejang,  hewan ternak kan meronta-ronta,  denyut nadi cepat, lemah, tremor, mata
terbelalak, pupil mata melebar dan mambran mukosa akn tampak merah terang, hal ini
disebabkan oksigen dalam darah tidak dapat dikeluarkan, kembung dan kadang-kadang
terjadi salivasi dan muntah, kejang-kejang, Otot-otot menjadi gemetar dan terjadi
kegagalan koordinasi otot, Pupil mata melebar (dilatasi) dan membran mukosa tampak
merah terang oleh karena oksigen di dalam darah tidak bisa dikeluarkan.  Ternak akan
mengeluarkan air liur, mulut berbusa dan ternak mengeluarkan feses dan urin.
Kadangkadang hewan mati tanpa terlihat gejalanya karena efeknya secara langsung
kekurangan oksigen pada otak dan jantung yang bisa mempercepat kematian.
Pengamatan gejala intoksikasi sianida bis dilakukan berdasarkan perkembangan fungsi
tiroid dan biasanya terjadi pada ternak yang mengonsumsi ubi kayu dalam jangka waktu
lama dan terus-menerus dengan keadaan nutrisi buruk.
 Pengobatan Keracunan Sianida Pada Ternak
Pengobatan dimaksudkan untuk membantu menstabilkan transportasi oksigen pada sel-
sel jaringan dengan cara memecah ion sianida dalam level tinggi (level berbahaya)
dengan injeksi sodium nitrit untuk membentuk cyanmethaemoglobin. Senyawa tersebut
kemudian diubah menjadi tiosianat setelah penambahan tiosulfat yang secara langsung
dikeluarkan melalui ginjal.
baca juga : Cara Mengobati Kambing Keracunan Dengan Teknik Cubit
Pengobatan pada ternak dilakukan dengan injeksi 1% larutan sodium nitrit dengan dosis
25 mg/kg berat badan dilanjutkan dengan 25% sodium tiosulfat 1,25 g/kg berat badan.
Pengobatan ulang bisa dilakukan bila diperlukan dengan dosis setengah dari dosis awal.
Pengobatan keracunan sianida telah berhasil dengan cara injeksi sodium tiosulfat 660
mg/kg atau p-aminopropriofenon 1 mg/kg yang efektif menurunkan sianida level tinggi.
Kombinasi tiosulfat 660 mg/kg dengan sodium nitrit 22 mg/kg juga efektif sebagai antidota
sianida leveltinggi
Penanganan yang cepat diperlukan pada kasus keracunan akut atau level yang tinggi, 
untuk mencegah kematian. Pengobatan yang biasa dilakukan adalah gabungan antara
sodium nitrat (Na2NO2) dengan thiosulfat (Na2S2O3). Dosis yang dianjurkan adalah 1 ml
larutan 20% Na2NO2 dan 3 ml Na2S2O3 yang diberikan secara intravena dengan bobot
badan 45 kg.
Cara lainnya adalah  dengan memberikan 1 gram Na2NO2 dan 2,4 gram Na2S2O3 yang
dilarutkan dalam 10 ml air suling dan disuntikan secara intravena. Pemberian
hidroksokobalamin (vitamin B12a) bisa juga dilakukan tetapi zat ini mempunyai kelarutan
yang rendah dan kurang efektif pada keracunan sianida yang hebat (Bahri dan Tarmudji,
1984; Tomaszewska et al., 1993).
Obat tradisional untuk mengobati keracunan pada ternak pada ternak bisa di berikan
minyak kelapa ataupun dapat juga dengan kelapa muda dengan meminumkannya ke
ternak yang mengalami keracunan.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya keracunan sianida pada ternak, terutama pada pakan hijauan
atau tanaman (sianida alami), perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Tempat merumput agar terhindar dari risiko keracunan.
Level glikosida pada rumput yang mengandung sianogen akan meningkat
apabila mengalami kekeringan atau kerusakan.
Tanaman muda berpotensi mengandung sianida tinggi.
perlakuan pengolahan (pengeringan) pakan hijauan akan menurunkan
sebagian besar sianogen.
Rumput kering (hay) harus berasal dari hasil pemotongan rumput yang tidak
berbahaya,
Penggunaan rumput dengan perlakuan silase lebih aman karena bahan
toksiknya lebih cepat menurun (satu minggu) dibandingkan dengan rumput tanpa
silase (bahan toksiknya akan berkurang sekitar 50% dalam waktu tiga minggu,
Penggunaan rumput dalam bentuk dipotong-potong lebih aman dibandingkan
dengan tanaman utuh.
Pemberian suplemen sulfur (apabila defisiensi) akan menaikkan efisiensi
ternak dalam mengubah asam sianida menjadi tiosianat yang tidak toksik,
Untuk tanaman sorgum agar dihindari menyimpan tanaman yang muda
(tingginya kurang dari 50 cm). Pakan asal ubi kayu atau ketela pohon, terutama
jenis ubi kayu pahit perlu diolah lebih dahulu (pemotongan, pengeringan) tanpa
mengurangi mutu umbi.  Bagian daun yang mengandung sekitar 20% protein cukup
dipotong dan dikeringkan
Kesimpulan
Keracunan sianida pada pada ternak umumnya disebabkan oleh racun potas (NaCN,
KCN)yang sengaja ditambahkan ke dalam pakan (unsur kriminal). Pengobatan yang cukup
efektif (antidota sianida level tinggi) adalah dengan cara injeksi kombinasi tiosulfat dan
sodium nitrit. Upaya pencegahannya yaitu menghindarkan hewan merumput pada area
yang mengandung sianida. Tanaman yang mengandung sianogen harus terhindar dari
kekeringan, kerusakan, dan perlakuan herbisida karena dapat menaikkan level glikosida.
Selain itu, perlu dihindarkan menggunakan tanaman muda untuk pakan karena berpotensi
mengandung sianida tinggi. Proses pengolahan dan pengeringan diperlukan untuk
tanaman bahan pakan yang mengandung sianida tinggi (> 100 ppm) untuk menurunkan
sianidanya

Obat Penyakit Cacing Mata Pada


Ternak
admin December 20, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan 3 Comments 21,072 Views

Penyakit Cacing Mata Pada Ternak


Penyakit Thelazia atau penyakit cacing mata pada ternak merupakan  penyakit cacing
mata yang menyerang ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing dan domba). Penyakit Thelazia
bisa dijumpai sepanjang tahun, namun kasus penyakit ini  paling banyak terjadi pada
musim hujan, khususnya pada awal musim hujan, dimana lalat rumah jumlahnya yang
sangat banyak.
Kerugian yang diakibatkan penyakit cacing mata pada ternak antara lain yaitu: adanya
gangguan pertumbuhan badan, penurunan berat badan dan yang lebih fatal yaitu
kebutaan yang akhirnya bisa berakibat kematian pada ternak.
Penyebab.
Penyebab penyakit cacing mata ini adalah: sejenis cacing Spirurida dari golongan
Thelazia yaitu: Thelazia bulusa, Thelazia lacrimalis dan Thelazia alfortensis yang terdapat
dipermukaan conjunctiva mata
Penularan
Penyakit cacing mata pada ternak ditularkan melalui perantaran lalat rumah (Musca
domestica) melalui kaki kaki lalat tersebut yang mengenai air mata ternak yang menderita
penyakit, kemudian ditularkan kepada ternak lainnya pada saat lalat hinggap didekat mata.
Tanda tanda penyakit cacing mata pada ternak .
♦ Tanda tanda pertama yangterlihat adalah keluarnya air mata.
♦ Jika kelopak mata ternak dibuka akan terlihatjelas seperti benang putih kecil cacing
cacing Thelazia
yang bergerak gerak ditas permukaan bola mata.
♦ Ternak terlihat seperti takut bila terkena cahaya/ sinar matahari (photophobia).
♦ Apabila penyakit berlanjut akan menyebabkan pembengkakan pada mata, luka pada
cornea mata, kekeruhan (mata) pada cornea mata danakhirnya akan timbul kebutaan.
Pencegahan Penyakit Mata Pada Ternak.
♦ MenjagaSanitasi dan kebersihan kandang sekitar lokasi.
♦Jika ada ternak yang sakit segera dipisah dengan yang sehat dan diobati sampai
sembuh.
♦ Memberikan asap asapan api disekitar kandang untuk mengusir lalat rumah dan jenis
lalat lainnya yang hinggap dimata ternak.
5. Pengobatan
A. Dengan Medis
♦ Anesthesi lokal, mata ditetesi Procain HCl 2 %, dibiarkan selama 3 – 5 menit, kemudian
cacing diambil dengan tangan biasa atau pinset.
♦ Mata ditetesi Larutan Acidum Boricum 3% (Boorwater)
♦ Mata ditetesi Larutan Mercuri Chlorit 0,05 %.
♦ Mata ditetesi Larutan Diethyl tartrat 0,002 %.
♦ Mata ditetesi Larutan Morantel tartrat 4 %.
♦ Tetramisole 2 – 3 tetes pada mat
B. Tradisional
♦ Mata ternak dicuci / ditetesi dengan larutan tem-bakau dibiarkan selama 3 – 5 menit
kemudian cacing diambil dengan tangan biasa atau pinset.

Cara Membuat Hay Pakan Ternak


admin December 1, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 22,166 Views

Cara Membuat Hay untuk Pakan.


Beberapa teknologi pengolahan bahan pakan yang termasuk dalam proses pengawetan
bisa diuraikan sebagai berikut yaitu:
Hay merupakan hijauan yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar dapat
diberikan pada ternak sebagai pakan, terutama pada waktu kekurangan hijauan
atau musim kemarau.
Pembuatan hay ini bertujuan untuk menyamakan waktu panen agar tidak
mengganggu pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam
akan memilik daya cerna yang lebih tinggi.
Tujuan khusus pembuatan hay adalah agar tanaman hijauan  yaitu pada
waktu panen yang berlebihan bisa kita disimpan dalam jangka waktu tertentu
sehingga bisa mengatasi kesulitan dan masalah dalam memperoleh pakan hijauan
pada musim kemarau.
Syarat tanaman yang dibuat hay adalah bertekstur halus, dipanen pada awal
musim berbunga serta dipanen dari area yang subur.

Ada dua cara membuat hay yang bisa


dilakukan untuk pakan ternak yaitu :
Dengan Hamparan. Dengan Hamparan yang merupakan metode sederhana,
yang dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang telah dipotong di
lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik
hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 –
30%  yang ditanda dengan warna kecoklat-coklatan.
Metode Pod: Metode Pod dilakukan dengan memakai semacam rak sebagai
tempat menyimpan hijauan yang sudah dijemur selama 1 – 3 hari (kadar air ±50%).
Hijauan yang akan diproses harus dipanen saat menjelang berbunga berkadar
protein kasar (PK) tinggi, serat kasar (SK) dan memiliki kandungan air optimal),
sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan
mengakibatkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
 
 Pengawet yang dipakai dalam cara membuat pembuatan Hay yaitu :
1) Garam dapur 1-2 % berfungsi untuk
Mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air.
Mengontrol atau mengendalikan aktivitas mikroba.
Menekan  dan mengendalikan pertumbuhan jamur
2) Amonia cair berfungsi untuk
Mencegah timbulnya panas
Meningkatkan kecernaan hijauan
Memberikan tambahan Nitrogen
Cara membuat hay adalah sebagai berikut :
1) Hijauan dipotong denga mesin copper, setelah itu langsung dibawa ke tempat
penjemuran.
2) Hijauan tersebut disebar tipis dan setiap saat dibolak balikselama 1-2 jam.
3) Usahakan pada penjemuran berlangsung singkat sehingga kadar air menjadi 15-20%.
4) Sesudah kering dikumpulkan dan dipres, diikat tali untuk memudahkan tempat
penyimpanan.
Kriteria hay yang berkualitas baik yaitu :
1) Berwarna tetap hijau meskipun ada yang kekuning-kuningan
2) Daun yang rusak tidak banyak
3) Bentuk hijauan masih tetap utuh & jelas
4) Tidak terlalu kering sebab akan mudah patah
Standing Hay
Standing hay merupakan istilah asing yang diberikan untuk rumput atau hijauan pakan
ternak (HPT) lain yang dibiarkan kering di lapangan. Petani di Indonesia khususnya di
pulau Jawa sebenarnya sudah mengenal standing hay dalam bentuk pohon (batang) dan
daun jagung yang dibiarkan kering di lapangan, setelah jagungnya dipetik. Kelebihan
standing hay dibanding hay adalah biasanya lebih kering dan tidak membusuk, walaupun
di lapangan tidak terus-menerus mendapat cahaya matahari

Cara Fermentasi Jerami Padi Dengan


Probion
admin November 15, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 3,655 Views

Cara Fermentasi Jerami Padi Dengan Probion


Pakan adalah suatu hal  yang  penting untuk menentukan keberhasilan dari usaha sapi.
Pemilihan bibit yang unggul dan cara pemeliharaan tatalaksana yang baik, tanpa didukung
oleh pakan yang bermutu s, tidak akan memberikan hasil yang bagus. Mutu pakan sangat
menentukan produktivitas ternak, sehingga ketersedia dan pemberian pakan mesti selalu
diperhatikan jumlah dan nilai kandungan gizinya.
Pakan utama dari sapi dan ternak ruminansia(kerbau, kambing, domba)  lainnya adalah
hijauan dalam bentuk rumput ataupun leguminosa. Tetapi  kendala yang selalu dihadapi
peternak sapi yaitu terbatasnya jumlah rumput yang tersedia setiap waktu, terutama pada
musim kemarau. Upaya yang perlu dilakukan yaitu dengan mencari alternatif lain untuk
menyediakan pakan antara lain dengan memanfaatkan limbah hasil pertanian. Salah satu
limbah pertanian yang potensial dipakai untuk menggantikan  rumput yaitu jerami  padi.

Hasil jerami padi sangat melimpah dan tersedia setiap saat . Tetapi jerami padi memiliki
kelemahan sabagai pakan sapi, yaitu kandungan nutrisinya (protein) dan daya cernanya
yang rendah, terutama karena adanya ikatan lignin selulosa yang tidak mudah dicerna
oleh sapi. Jerami padi memilikiprotein kasar (SK)3-4%, serat kasar (SK) 35% dan memilki
kandungan lignin sangat tinggi (7%) jadi daya cernanya hanya 35%. Tetapi dengan
melakukan penerapan teknologi fermentasi, kandungan nutrisi jerami bisa ditingkatkan.

Cara Fermentasi Jerami Padi


Dengan Probion
Cara Pembuatan jerami padi fermentasi dilakukan pada tempat yang terlindung dari hujan
Bahan yang diperlukan
– 1 ton Jerami padi segar (jangan basah).
– 2,5 kg Probiotik dekomposer (probion).
– 2,5 kg Urea.
Alat Yang Perlukan
– Timbangan.
– Cangkul Garpu/gacok.
Cara Pembuatan Jerami Fermentasi
Jerami ditimbun setinggi lebih kurang 20 cm, kemudian ditaburin urea dan
probion.
Selajutnya ditumpuk lagi lebih kurang 20 cm, kemudian ditaburi urea dan
probion, terus dilakukan sampai mencapai tinggi tumpukan sekitar 3 m.
Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari agar proses fermentasi
berlangsung dengan baik.
Sesudh 21 hari, jerami dikeringkan di bawah sinar matahari atau dianginkan
pada tempat yang terbuka
Jerami padi fermentasi yang telah kering bisa dimanfaatkan sebagai bahan
pakan dasar pengganti rumput untuk sapi, kerbau, kambing dan domba.
Sisanya disimpan pada tempat yang terlindung. Jerami kering ini bisa
disimpanhingga 3 bulan.
Berikut ini adalah keuntungan fermentasi secara aerob adalah :
Mudah mengembangbiakannya.
Waktu fermentasi lebih singkat.
Hasil fermentasi bisa langsung dipakai sebagai hijauan pakan ternak.
Sangat mudah mengerjakannya.
Biaya produksi menjadi murah.
Mutu jerami padi sebagai pakan ternak meningkat.
Apabila akan disimpan, tidak perlu dilakukan proses pengeringan.
Tujuan Fermentasi Jerami
Untuk meningkatkan nilai kandungan protein dan menurunkan kadar serat kasar jerami
padi sehingga daya cerna jerami padi akan meningkat.
Nilai Nutrisi Dari Jerami Padi
Jerami padi yang sudah difermentasi mempunyai tampilan warna kecoklat-coklatan dan
tekstur lebih lunak. Kandungan zat gizinya juga lebih tinggi dibanding jerami tanpa
fermentasi, serta lebih disukai ternak. Berdasarkan hasil penelitian, menggunakan jerami
padi fermentasi mempunyai nilai gizi hampir sama dengan rumput gajah. Pemeliharaan
sapi perah dengan memakai jerami padi fermentasi sebagai pakan dan dedak padi
sebagai kosentratnya telah memberikan keuntungan sekitar Rp11.000/ekor/hari dari
penjualan susunya saja. Dengan teknologi ini, seekor sapi perah yang memproduksi susu
8-10 liter/hari hanya memerlukan biaya pakan senilai penjualan 3 liter susu. Pemakaian
jerami padi fermentasi sebagai ransum dasar untuk sapi potong telah banyak dilakukan
dan cukup menjanjikan.
Jerami Padi
Parameter
Tanpa Fermentasi (%) Dengan Fermentasi (%)

Protein 3,5 7,0

Serat Deterjen Netral 80 77

Daya Cerna 28,3 50-53


Waktu yang Tepat Memberikan Pakan Fermentasi
Jerami padi fermentasi dan konsentrat diberikan dalam waktu terpisah. Konsentrat
diberikan pada pagi hari pukul 07.00, dan sedangkanjerami padi fermentasi diberikan pada
siang hari pukul 12.00. Air harus selalu tersedia setiap saat sebab pakan dalam keadaan
kering.
Perlakuan Sapi Sebelum Diberi Jerami Fermentasi
Untuk mendapat berat badan yang tinggi, ternak sapi yang akan digemukkan, perlu diberi
obat cacing dan cekokan probiotik. Probiotik yang digunakan adalah bakteri yang berasal
dari isi perut (rumen) kerbau. Tujuannya untuk memperkaya jumlah bakteri yang ada di
dalam perut (rumen) sapi sehingga sapi bisa mencerna pakan dengan lebih baik. Obat
cacing dan cairan probiotik diberikan cukup sekali.
selama pemeliharaan.
Manfaat Jerami Fermentasi
Pertambahan berat badan sapi dengan pakan utama jerami fermentasi, paling rendah 0,75
kg/ekor/hari dan paling tinggi 2 kg/ekor/hari atau rata-rata pertambahan berat badan 0,83
kg/ekor/hari.

Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai


Pakan Penggemukan Sapi
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan atau mencoba pada 18 ekor sapi Simental jantan bakalan
yang  milik oleh peternak di Kelompok Ternak Sejahtera Mandiri Desa Bukit Peninjauan I
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.Ternak sapi dipelihara dalam
kandang individu dengan rataan bobot badan sapi Simental jantan 197,56 kg. Sapi yang
digemukkan berumur 1 – 2 tahun dengan lama penggemukan 90 hari.
Adapun pemberian pakan yang diberikan dengan memanfaatkan bahan pakan lokal
limbah ampas tahu. Pengkajian terdiri dari 3 perlakuan dan 6 ekor sapi sebagai ulangan.
Perlakuan A = kontrol (kebiasaan petani) hijauan saja sebanyak 10% dari bobot badan,
Perlakuan B = hijauan 10% dari BB + konsentrat : dedak padi 2 kg, ampas tahu 1,9 kg dan
mineral 0,1 kg.Perlakuan C = hijauan 10% dari BB + konsentrat : dedak padi 1 kg, ampas
tahu 2,9 kg dan mineral 0,1 kg.Air minum diberikan secara ad. libitum.
Pengkajian pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan penggemukan sapi jantan dirancang
melalui pendekatan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 jenis perlakuan dan 6
ulangan. Peubah yang diamati adalah : konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan
analisa finansial. Cara pengamatan konsumsi pakan adalah dengan menimbang pakan
yang diberikan pada hari tersebut dan menimbang sisa pakan pada pagi harinya. Hasil
pengurangan antara pakan yang diberikan dan sisa pakan adalah pakan yang dikonsumsi
oleh ternak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Lokasi Pengkajian
Lokasi pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma adalah di Kelompok Ternak
Sejahtera Mandiri Desa Bukit Peninjauan I Kecamatan Sukaraja. Kelompok ternak
Sejahtera Mandiri diketuai oleh Ceceng dengan anggota sebanyak 20 orang. Saat ini
kelompok ini mengusahakan penggemukan sapi potong dengan memelihara sapi jantan
Simental yang berumur 5 bulan – 2 tahun. Pembelian sapi dengan membeli dari
Banjarnegara Jawa Tengah. Selain sapi Simental mereka juga memelihara sapi Bali untuk
penggemukan dan pembibitan.
Mata pencaharian utama di desa ini adalah sebagai buruh perkebunan kelapa sawit.
Usaha penggemukan sapi saat ini sudah dianggap sebagai mata pencaharian utama
karena skala pemeliharaan yang semakin bertambah dari 1 – 5 ekor menjadi 5 – 20 ekor.
Sebelumnya usaha beternak sapi potong sebagai usaha sampingan dan sebagai mata
pencaharian utama adalah sebagai buruh bangunan. Dengan semakin meningkatnya
skala pemeliharaan sapi maka mereka berhenti dari pekerjaan sebelumnya sebagai buruh
bangunan dan memilih beternak sapi potong sebagai mata pencaharian utama.
Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Pakan Penggemukan Sapi
Hijauan makanan ternak yang banyak tersedia di Desa Bukit Peninjauan I adalah rumput
lapangan, rumput king grass, dan pelepah/daun sawit. Sebagian besar peternak sapi di
desa ini hanya memberikan pakan hijauan saja tanpa di berikan pakan konsentrat. Pakan
konsentrat di daerah ini yang banyak tersedia adalah dedak padi, ampas tahu, solid dan
jagung giling.

Rata-rata pertambahan bobot badan harian selama 3 bulan penggemukan pada sapi
Simental yang memperoleh perlakuanpakan berbeda disajikan pada Tabel 1.Berdasarkan
Tabel 1, pertambahan bobot badan tertinggi dicapai oleh perlakuan Cyaitu sebesar 0,72
kg/ekor/hari dengan formula pakan terdiri dari ampas tahu 2,9 kg, dedak padi 1 kg dan
mineral 0,1 kg, selanjutnya adalah perlakuan Byang diberikan pakan ampas tahu 1,9 kg,
dedak padi 2 kg dan mineral 0,1 kg dengan PBBH sebesar0,53 kg/ekor/hari dan terendah
perlakuan A (kontrol) yaitu0,30 kg/ekor/hari dengan pemberian pakan berupa hijauan saja.
Pulungan, dkk. (1985) melaporkan bahwa ampas tahu mengandung NDF, ADF yang
rendah sedangkan presentase protein tinggi yang menunjukkan ampas tahu berkualitas
tinggi, tetapi mengandung bahan kering rendah. Ampas tahu juga mengandung unsur-
unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm,
Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan, 1983).
Surtleff dan Aoyagi (1979) melaporkan bahwa penggunaan ampas tahu sangat baik
digunakan sebagai ransum ternak sapi perah.
Performan sapi yang digemukkan pada ternak sapi Simental
Perlakuan
No.            Uraian A
B C
(kontrol)

1. Bobot awal (kg) 175 247 17

2. Bobot akhir (kg) 202 294,5 23

3. Pertambahan bobot badan harian (kg/hari/ekor 0,30 0,53 0,7

Konsumsi pakan (kg/ekor/hari)      

– Hijauan 17,5 24,7 17


4.
– Dedak padi – 2 1
– Ampas tahu – 1,9 2,9
– Mineral – 0,1 0,1
Di Bengkulu ampas tahu telah banyak dan sudah biasa digunakan oleh peternak sebagai
makanan ternak sapi potong untuk proses penggemukan. Di Taiwan ampas tahu
digunakan sebagai pakan sapi perah mencapai 2-5 kg per ekor per hari (Heng-Chu, 2004),
sedangkan di Jepang penggunaan ampas tahu untuk pakan ternak terutama sapi dan babi
dapat mencapai 70% (Amaha, et al., 1996). Ampas tahu merupakan sumber protein yang
mudah terdegradasi di dalam rumen (Suryahadi, 1990) dengan laju degradasi sebesar
9,8% per jam dan rataan kecepatan produksi N-amonia nettonya sebesar 0,677 mM per
jam (Sutardi, 1983). Penggunaan protein ampas tahu diharapkan akan lebih tinggi bila
dilindungi dari degradasi dalam rumen (Suryahadi, 1990).
Hasil analisis proksimat pakan penggemukan di Laboratorium Bahan Makanan Ternak di
Balitnak Ciawi bahwa kandungan protein pakan perlakuan Clebih tinggi dari perlakuan B
yaitu sebesar 13,23 %sedangkan pada perlakuan B sebesar 12,16 %.Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian pakan ampas tahu sebanyak
2,9 kg/ekor/hari (60%) dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dibandingkan
dengan hanya diberikan hijauan saja dan pakan konsentrat ampas tahu sebesar 1,9
kg/ekor/hari (45%). Hasil analisis proksimat selengkapnya disajikan pada Tabel 2.
2.Hasil analisis proksimat pakan konsentrat
Air Protein Lemak Energi SK Abu Ca
Perlakuan P
g/100g g/100g g/100g kcal/kg g/100g g/100g g/100g

B 9,02 12,16 7,81 3.842 16,44 12,11 1,39 0,

C 9,40 13,23 7,12 3.742 14,74 10,61 2,05 0,


Analisis finansial penggemukan sapi Simental selama 90 hari
Uraian Total (Rp/periode)

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C

1. Biaya produksi :

Hijauan 382.500 540.000 382.500

Dedak padi – 270.000 135.000

Ampas tahu – 51.300

Mineral – 45.000 45.000

Total biaya pakan 382.500 906.300 640.800

2. Penerimaan 945.000 1.662.500 2.145.500

3. Pendapatan 562.500 756.200 1.504.700


Hasil analisis finasial ketiga perlakuan pakan penggemukan disajikan pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3, keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan C yang
menggunakan pakan hijauan 10% dari bobot badan, ampas tahu 2,9 kg, dedak padi 1 kg
dan mineral 0,1 kgmemperoleh keuntungan Rp. 1.504.700/ekor/periode kemudian
perlakuan B yang menggunakan pakan hijauan 10% dari bobot badan, ampas tahu 1,9 kg,
dedak padi 2 kg dan mineral 0,1 kg yaitu Rp. 756.200/ekor, dan keuntungan terendah
perlakuan A yang hanya diberi pakan hijauan saja yaitu hanya Rp. 562.500/ekor. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu lebih banyak dari dedak padi sebagai pakan
konsentrat dapat meningkatkan keuntungan peternak.
Terima Kasih Telah Membaca Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Pakan
Penggemukan Sapi
Wahyuni Amelia Wulandari dan Siswani Dwi Daliani
BPTP Bengkulu

Penyakit Kuku Dan Mulut Pada


Ternak  Ruminansia
 Nama lain: Apthae Epizootica (AE), Foot and Mouth Diseases (FMD)
Penyakit kuku dan mulut merupakan suatu penyakit yang sangat menular pada hewan
ternak berkuku belah. Tingkat mortalitas (kematian) akibat serangan penyakit ini rendah,
namun kerugian yang timbul akibat serangan penyakit sangat besar karena terjadi
penurunan berat badan, penurunan produksi susu, kehilangan tenaga kerja, hambatan
pertumbuhan dan hambatan lalu lintas ternak.
Penyebab Penyakit Kuku Dan Mulut
Pada Ternak
Penyakit ini disebabkan oleh virus dan digolongkan ke dalam jenis entero virus dari
keluarga Picornaviridae. Virus ini dibagi menjadi 7 tipe yangberbeda, yaitu: O, A, C, SAT 1,
SAT 2, SAT 3 dan Asi 1. Virus ini labil terhadap asam dan basa serta sensitif terhadap
panas.

Penularan Penyakit Kuku dan Mulut Pada


Ternak
Penularan virus penyakit kuku dan mulut bisa terjadi secara langsung ataupun tidak
langsung. Secara langsung yaitu melalui kontak dengan penderita, sekresi, ekskresi atau
hasil hasil ternak seperti air susu, semen atau sperma yang dibekukan dan daging.
Penularan secara tidak langsung yaitu melalui bahan bahan (makanan, minuman dan
peralatan kandang) yang tercemar virus. Selain itu penularan dapat melalui udara. Udara
yang terinfeksi bisa tahan sampai beberapa jam di dalam kondisi yang cocok, terutama
jika kelembaban lebih dari 70 % dan dalam suhu rendah. Udara yg tercemar virus dapat
terbawa angin sampai sejauh 250 Km. Petugas teknis atau paramedis harus berhati-hati
agar supaya tidak menyebarkan penyakit seusai menangani kasus. Setelah hewan
sembuh virus penyakit kuku dan mulut dapat tetap tinggal di kerongkongan selama 2
tahun.
Tanda tanda penyakit Kuku dan Mulut
Pada Ternak
Ternak akan mengalami demam, nafsu makan menurun dan bulu kusam.
Ternak akan mengalami peradangan pada lidah dan mulut bagian dalam yang
mengakibatkan hypersalivasi ( air ludah keluar banyak berbuih dan ngiler ).
Adanya lepuh-lepuh pada gusi, lidah dan pangkal lidah, lepuh-lepuh tersebut
segera pecah dan menghasilkan tukak sehingga mengakibatkan kesulitan
mengunyah dan air liur menetes.
Serangan penyakit yang serius menyebabkan selaput lendir lidah terkelupas.
Ternak akan mengalami lepuh-lepuh diantara teracak dan sekitar batas atas
kuku sehingga mengakibatkan rasa sakit dan pincang waktu berjalan, luka yang
parah kuku dapat terlepas.
Pada ternak betina lepuh/ tukak terjadi pada ambing dan putting.
Produksi air susu menurun.
Keguguran pada ternak betina.
Pencegahan Penyakit kuku dan Mulut
pada ternak.
Vaksinasi secara massal.
Memperketat arus lalu lintas ternak.
Pemotongan paksa pada ternak yang menderita penyakit kuku dan mulut
Pengobatan penyakit kuku dan mulut
pada ternak
Belum ada obat yang efektif, yang dapat mengobati ternak yang menderit penyakit kukut
dan mulut.
Hubungan Kesehatan Masyarakat
Ternak yang menderita penyakit kuku dan muut boleh dipotong dibawah pengawasan
Dokter Hewan berwenang/ petugas kesehatan hewan, dan dagingnya bisa dikonsumsi
setelah dilayukan selama 24 jam atau direbus. Kulitnya hanya boleh digantungkan keluar
RPH setelah direbus atau sesudah dikeringkan. Sisa hasil pemotongan yang masih
tertinggal dibakar dan dikubur. Tempat pemotongan dibersihkan dan disucihamakan.

Rumput Odot Sebagai Pakan Ternak


Yang Potensial
 Sebagai perternak, menyediakan pakan yang secara continue merupakan suatu
keharusan.  Salah satu solusi  hijauan pakan ternak yang dapat dikembangkan yaitu
rumput gajah jenis cvmott (Pennisetum purerium) cvmott, atau lebih umum dikenal dengan
sebutan Rumput Odot. Jenis rumput ini belum banyak diketahui masyarakat kita, padahal
mempunyai potensi yang sangat tinggi rumput odot sebagai pakan ternak seperti sapi,
kambing, domba dll.  Rumput odot sebagai pakan ternak jenis ini berbeda dari rumput
Gajah(king grass) yang umumnya  ditanam dan dibudidayakan oleh para peternak
sekarang ini. Rumput gajah atau king grass  umum tingginya sekitar 4,5 m, sedangkan
rumput odot hanya dapat mencapai 1 meter, rumput odot ini  sangat mirip dengan pandan
yang daunnya rapat-rapat. Dengan keadaan seperti ini, rumput odotsangat efisien dalam
hal pemakaian lahan untuk penanaman.
Kalau kita ada tanah atau lahan 1 m/ persegi rumput gajah biasa hanya menghasilkan
sekitar 29,5 kg/ha/tahun, maka untuk rumput odot sebagai pakan ternak dapat mencapai
sekitar 36kg/tahun. Hampir semua bagian rumput odot bisa dimakan oleh sapi, sedangkan
rumput gajah biasa hanya sekitar 60-70 % saja.
Berdasarkan hasil tes uji analisis laboratorium, kandungan nutrisi, rumput odot sebagai
pakan ternak juga mempunyai nilai persentase persentase yang tinggi. Berikut ini adalah
tabel nutrisi dari rumput odot
No Uraian Nilai Nutrisi (%)

1 Protein Kasar(PK) 17-19

2 Protein Kasar(PK) daun 17-19

3 Protein Kasar(PK) batang 8,1

4 Kadar lemak kasar  daun 2,72

5 Kadar lemak kasar batang 90,1

6 Digestibility daun 72,68

7 Digestibility batang 62,56

8 Lignin 2,5
Dari table diatas menunjukkan bahwa potensi Rumput Odot sebagai pakan ternak bisa
memenuhi kebutuhan gizi ternak. Oleh karena  itu rumput odot sangat baik sebagai pakan
ternak untuk pemeliharaan jangka panjang (lebih dari 6(enam) bulan) baik dengan hanya
memakai pakan hijauan saja ataupun untuk penggemukan yang ditambah dengan pakan
penguat atau konsentrat.
Dari hasil penelitian beberapa peneliti IPB, dan uji coba tanam yang dilakukan Qiara
Intsitute yang dikelola para dosen serta alumni IPB,  hasil produksi rumput Odot dapat
mencapai lebihdari 60 ton per hektar. Hasil panen pertama pada saat umur rumput odot
sekitar 3-4 bulan, berikutnya bisa kita setiap sekitar 50-60 hari. Rumput odot bisa disimpan
sampai 3 hari tanpa adanya perlakuan khusus, dan masih dapat dimakan sapi dengan
lahap.
Ciri-Ciri Rumput Odot yaitu:
Mempunyai laju pertumbuhan yang cepat seperti rumput gajah
Berumpun dan bertunas atau rhizoma
Rumput odot mempunyai akar yang kuat dan dalam
Daunnya  dan batang halus tidak berbulu
Batangnya rumput ini lunak dan lembut sehingga sangat  mudah dimakan
ternak, tanpa perlu dicacah terleih dahulu dan  ternak kita tentunya akan sangat
lahap untuk memakannya
Mempunyai kadar air sekitar 80%, sehingga ternak kita terhindar dari
dehidrasi.
Memanfaatkan lahan tidur untuk menanam
rumput odot
Memelihara dan menanam  rumput odot sebagai pakan ternak, sama halnya dengan
mennam  rumput pada umumnya, jadi sangat mudah tentunya. Rumput ini dapat tumbuh
dan berkembang berbagai jenis lahan. Oleh sebab itu, menanam  dalam jumlah  yang luas
hendaknya tidak
dilakukan pada lahan yang produktif  yg selama ini dipakai untuk menanam tanaman
pangan, seperti padi atau jagung. Banyak lahan tidur atau lahan yang belum digarap dan
hanya ditumbuhi oleh semak belukar dapat dipakai untuk menanam rumput odot.

Untuk setiap 4-5 ha lahan kita dapat untuk memenuhi sekitar 100 ekor sapi, jika ada lahan
1.000 ha saja lahan non produktif yang ditanami dengan rumput odot, maka jumlah sapi
yang dapat dikembangkan sekitar 20.000 ekor sapi potong. Itu jumlah sapi yang besar
bukan?. Penanaman Rumput Odot dapat juga bisa dengan cara tumpang sari dengan
pohon kehutanan seperti sengon (Paraserianthes falcataria)
A. Syarat lahan Untuk menama rumput odot sebagai pakan ternak:
Rumput Gajah Odot memerlukan Sinar matahari penuh atau minimal 40%. Rumput  odot
ini bisa tumbuh pada sinar matahari dengan intensitas kecil sekitar  30-40 % tetapi dari
jumlah anakan dan umur panen lebih lama. Rumput ini bisa menyesuaikan diri atau
beradaptasi  pada  berbagai macam jenis lahan meskipun hasil panennya akan berbeda.
B. Spesifikasi Bibit Rumput Odot Untuk Ditanam:
Panjang stek minimal 20 cm
Berbatang besar, halus, dan tidak berbulu
Warna hijau kekuningan
Layak untuk tanam
Kemungkinan gagal tanam kecil
Umur sudah tua.
C. Cara Perkembangbiakan:
Perkembangbiakan dengan cara vegetative yakni dilakukan dengan membagi rumpun
akar dan bonggol atau dengan stek batang (minimal 3 ruas, 2 ruas dibenamkan dalam
tanah, 1 stek batang dapat dibagi menjadi 2 bagian atau 3 bagian).
Sistem Tanam Rumput Odot
Monokultur yaitu kita menanam rumput odot pada lahan yg hanya ditanami
rumput gajah odot saja
Tanaman sela yaitu karena ukuran rumput gajah ini pendek rumput ini bisa
ditanam sebagai tanaman sela dikombinasikan dengan hijauan pakan lain, di pinggir
pematang sawah, atau disela-sela tanaman perkebunan dengan memberhatikan
intensitas sinar matahari.
Rumput odot juga dapat dipakai sebagai alat untuk menahan erosi lahan
dengan penanaman pada tanah yang berkontur miring.
D. Cara penanaman Rumput odot sebagai pakan ternak
Bersihkan lahan yang akan kita ditanami rumput dari tanaman yang
mengganggu perkembangan rumput odot seperti gulma dan semak belukar.
Buat guludan( gundukan tanah dan tinggi) lebar 60-80 cm dengan tinggi 20
cm
Selanjutnya tanam bibit rumput berupa stek minimal 3 ruas dan2 ruas ditanam
dalam tanah di tengah guludan
Jarak tanam dalam barisan 75 cm. Jarak tanam antar barisan 75- 150 cm.
berdasarkan pengalaman kami pada kondisi tanah yang subur dengan hara yang
cukup rumput ini bisa mempunyai anakan 60 batang dalam satu rumpun sehingga
dengan jarak tersebut nanti akan saling berhimpitan .
E. Cara Pemupukan Rumput odot
Untuk pupuk dasar, berikan dan campur dengan pupuk kandang dengan
jumlah 3 ton/ha
Untuk mempercepat pertumbuhan bisa dilakukan pemupukan pada umur 15
hari sesudah tanam dengan pupuk kimia majemuk (NPK) sebanyak 60 kg per Ha
Menggunakan Pupuk cair, Urine Kambing fermentasi juga bisa dipakai untuk
pupuk cair untuk pemupukan dengan aplikasi disemprot ke tanaman. Dosis 400-500
ml (2 cup gelas air mineral) dicampur dengan 14 liter air (1 tangki Hand Sprayer).
Penyemprotan dilakukan 1 minggu sesudah panen dan 3 minggu setelah panen.
F. Cara PemanenanRumput Odot
Pada penanaman pertama kali rumput odot bisa dipanen pada umur 60-70
hari
Cirri-ciri rumput sudah bisa dipanen adalah adanya ruas pada batang yg telah
berukuran minimal 15 cm
Usia panen pada musim penghujan 35-40 hari. Usia panen pada musim
kemarau 40-50 hari
Jika ingin pada musim kemarau tetap panen optimal lakukan pengarian
Gunakan sabit yg tajam untuk memotong rumput
Potong pendek sejajar dengan tanah, menurut pengalaman kami jika
pemotongannya tinggi batang akan lebih kecil dan jika terkena hujan terus menerus
akan busuk dan mati.
Untuk pemanenan pertama kali sebaiknya dipanen lebih dari 60 hari atau
ditunggu sampai ukuran batang yang ada ruasnya 30-40 cm. Menurut pengalaman
jika rumput dipanen lebih muda hasil panennya berbeda dengan yang dipanen
pertama sudah tua.
Jumlah anakan dalam satu rumpun setelah pemanenan 2 dan seterusnya
minimal 40 batang dengan potensi produksi bisa mencapai 15 kg per rumpun pada
kondisi hara yang baik.
H. Pengairan Agar memperoleh hasil yang baik.
Pada kondisi yang kering atau musim kemarau rumput ini memerlukan pengairan minimal
10 hari sekali untuk pertumbuhan optimal dan mempercepat umur panen
I. Pemeliharaan
Lakukan pembumbunan atau meninggikan guludan dengan tanah, sekaligus melakukan
penyiangan dari rumput-rumput lain (gulma) yang tidak dikehendaki.
J. Pengendalian Hama Rumput
Rumput ini sangat disukai oleh unggas (Ayam, Itik, Angsa), Tikus dan serangga sehingga
perlu dibuat pagar jika penanaman rumput ini terdapat binatang tersebut.
Pengembangan penanaman dan pemeliharaan  rumput odot, diharapkan bisa mendukung
program kemandirian usaha bagi para peternak melalui usaha kolektif skala usaha kecil ke
peternakan dengan skala usaha menengah dan besar. Dengan pemanfaatan ketersediaan
pakan yg lebih murah dan bermutu, selain itu akan menekan biaya pemeliharaan sapi atau
ternak lainnya juga akan menumbuhkan gairah peternak untuk beternak secara serius
bukan hanya suatu pekerjaan sampingan.
Hasil yang positif dari penanaman dan pemilaharaan  rumput odot ini tentunya membawa
harapan yang segera muncul, diantaranya berupa peningkatan produktivitas lahan tidak
dipakai, terbukan lapangan kerja di daerah pedesaan dan peningkatan pendapatan bagi
para peternak. Penanaman dan pemeliharaan rumput odot sebagai pakan ternak sapi atau
ternak ruminansia lainnya, kita berharap menjadi salah satu langkah mencegah dari
kemungkinan berkurangnya pasokan pakan sapi dan ternak ruminansia di masa yang
akan datang.
Source:
Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. Vol. 1 No. 2, Agustus 2014: 92-
9
Lembahgogoniti

Sorgum Untuk Pakan Ternak


admin August 17, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan 2 Comments 12,695 Views

Sorgum adalah genus yang terdiri dari 20 jenis rumputan, asal usul sorgom berasal dari
wilayah tropis sampai subtropics di Afrika Timur, dengan salah satu jenisnya berasal dari
Negara meksiko. Sorgum ditanam dan dikembangkan di Eropa Selatan, Amerika Tengah,
dan Asia Selatan. Sorgum adalah tanaman dari family Poaceae dan marga Sorghum. Dari
sekitar 32 spesies, yang paling banyak dibudidayakan yaitu jenis Sorghum bicolor
(japonicum). Oleh masyarakat di Jawa disebut dengan  nama “Cantel”, sorgom ini satu
family dengan tanaman lainnya seperti padi, jagung, gandum, dan tanaman lainnya seperti
tebu.
Tanaman sorgum adalah tanaman serealia yang mempunyai nilai nutris yang tinggi,
seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor. Disamping bisa digunakan untuk
mengganti sebagai sumber pangan. Sorgum bisa digunakan sebagai bahan baku industri
kertas, sebagai bahan baku media jamur merang, dan tentunya sorgum untuk pakan
ternak

Jenis sorgum untuk pakan ternak, bisamerupakan hijauan yang telah dipotong potong
ataupun yang sudah diawetkan dalam silase atau hay. Tanaman surgum ini memiliki nilai
protein dan menghasilkan hijauan yang hampir sama dengan tanaman jagung.
Bedasarkan penelitian, syarat lahan yang cocok untuk pertumbuhan yang optimal untuk
menanam sorgum adalah suhu 23-30 derajat celcius, kelembaban relative 20%-40%, suhu
tanah lebih kuruang 25 derajat celcius,  ketinggian lebih kurang 800 meter dibawah
permukaan laut(dpl), curah hujan 375 – 425 /th, derajat keasaman pH 5,0 – 7,5.
Untuk menaman tanaman sorgum kita usahakan jangan kita tanam di tanah podzolik
merah kuning yang masam, tapi untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang
maksimal kita perlu memilih tanah yang mengandung pasir dan bahan organic yang
cukup.

Syarat Tumbuh Tanaman Sorgum


Tanamamn sorgum bisa tumbuh dengan baik meskioun ditanam pada lahan atau tanah
yang kurang subur, air yang terbatas, dengang intesitas hujan yang rendah, dan musim
kemarau yang panjang.
Sorgum mempunyai  tinggi rata-rata 2,6 sampai 6 meter, tanamannya sangat mirip dengan
jagung, tidak mempunyai cambium Jenis sorgum manis memiliki cambium.  Untuk jenis
sorgum manis mempunyai kandungan yang tinggi pada batang gabusnya, sehingga
sangat potensial untuk dijadikan sumber bahan baku gula, seperti halnya tebu. Daunnya
sorgum mempunyai bentuk lurus dan panjang, biji sorgum bulat dan ujungnya mengerucut,
dengan diameter lebih kurang 2mm. Satu tanaman memiliki satu tangkai buah yang
mempunyai beberapa cabang buah.
Kandungan nutrisi dari 100 g sorgum  dibanding bahan pangan lainnya.
Bahan Kalori Protein Lemak Karbohidrat Serat Ca
Air (%) P (mg) F
Pangan (kal) (g) (g) (%) (mg) (mg)

Sorgum 332 11 3,30 73 11,20 2,30 28 287 4

Beras 360 7 0,70 79 9,80 1 6 147 0

Jagung 361 9 4,50 72 13,50 2,70 9 380 4

Kentang 83 2 0,10 19 – 11 56 0

Ubi kayu 157 1,20 0,30 35 63 – 33 40 0

Ubi jalar 123 1,80 0,70 28 – – 30 49 0

Terigu 365 8,90 1,30 77 – – 16 106 1


Sedangkan pada bagian vegetatifnya (akar, batang, dan daun) sorgum mempunyai nilai
protein kasar (PK) 12,8%, oleh karena itu bisa ditanam atau dibudidayakannya sorgum
untuk pakan ternak, terutama ternak ruminansia pada saat musim kemarau. Sorgum untuk
pakan ternak ruminasia, sorgum biasa digunakan untuk pakan sapi perah dan sapi untuk
digemukkan. Nilai nutrisi yang dimiliki sorgum pada masa/fase vegetative yaitu mempunyai
13,-76%–15,66% PK, dan kandungan serat kasar 26,06% — 31,85%. Hijaun sorgum bisa
juga digunakan sebagai hay. Hay sorgum yang berasal yang dipanen  pada umur 50 hari
mempunyai protein 16,2% PK.
Kandungan gula dari sari buah yg terdapat pada tangkainya, menjadikan sorgum salah
satu tanaman terbaik untuk membuat silase. Nilai nurtrisi dari sorgum yang begitu tingg,
belumbegitu dimafatkan oleh secara maksimal oleh masyarakat. Para petni kita masih
setengah hati dalam menama sorgum, karena nilai jualnya belum tinggi seperti tanaman
sirealia lainnya seperti jagung, beras, gandum dan kacang-kacangan. Untuk sekarang ini,
sorgum hanya dimanfaatkan bijinya saja, sedangkan bagian vegetatifnya (akar, daun, dan
batang) sorgum sebatas untuk pakan ternak dan pupuk kompos.
Mastitis adalah: Pencegahan dan
Pengobatannya Pada Ternak
admin July 30, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 22,847 Views

Mastitis adalah Penyakit yang sangat sering kita temui pada saat kita beternak kambing.
Mastitis adalah yang menyebabkan kerugian karena hasil produksi susu akan menurun
antara 10-25%. Anak kambing yang mati karena tidak mendapatkan susu kolostrum(susu
awal kambing), biaya pengobatan kambing yang mahal, susu kambing yang ditolak
dipasaran karena mengandung jumlah sel somatic yang bangak, karena kambing yang
menderita penyakit mastitis apabila dipakai untuk membuat keju akan menjadi cepat asam
dan mutu keju menjadi tidak bagus.

Mastitis adalah penyebab kematian sekitar 18% dari kambing jika terjangkiti. Terjangkitnya
penyakit mastitis berkaitan dengan faktor resiko misalnya saat pemerahan susu yang
kurang bersih dan hiegenis, pemerahan susu yang tidak selesai, kebersihan yang kurang
baik. Mastitis juga dapat terjadi karena jumlah produksi susu yang sangat banyak, pada
ternak domba biasanya terjadi 1 minggu sebelum dan 8 minggu sesudah domba
melahirkan.

Gejala penyakit mastitis adalah sbb:


Meningkatnya suhu badan dan frekuensi pernafasan ternak
Nafsu makan ternak akan menurun secara drastis
Adanya perubahan air susu kambing seperti perubahan warna seperti
kekuning-kuningan dan mengandung nanah, peradangan dan dan perubahan
bentuk ambing,
Otot ternak menjadi lemas
Ternak sapi atau kambing mengalami dehidrasi, depresi, bisa menyebabkan
kematian
Penyebab mastitis adalah:
Mastitis hanya menjangkiti ternak ruminansia betina kambing, sapi atau domba yg tengah
menyusui atau lepas sapih. Penyebab mastitis adalah bakteri, bahan kimia, temperature
atau suhu, trauma peralatan mekanik. Tetapi yang menjadi penyebab utama pada mastitis
adalah bakteri Staphylococcus sp.  Bakteri ini bisa menginfeksi karena kandang ternak kita
yang tidak bersih., saat ternak kita tidur, ambing langsung bersentuhan langsung dengan
lantai kandang. Bisa juga disebabkan  lubangnya ambing yg terbuka lebar disebabkan
ternak kita sedang masa laktasi.
Pencegahan dan pengendalian
Untuk mencegah dan mengendalikan mastitis adalah dengan kita menerapkan beberapa
strategi atau cara. Sistem pemeliharaan yang baik bisa kita praktekkan misalnya dengan
memakai antiseptik guna penceluppan putting susu saat sebelum dan setelah pemerahan.
Dibeberapa Negara maju telah banyak menerapkan vaksinasi meskipun meskipun hanya
untuk mengurangi gejala dari mastitis. Disamping vaksinasi, kita juga menjaga kadang
agar tetap bersih. Orang yang memerah susu juga perlu diperhatikan. Air yang kita pakai
untuk mencuci ambing sangat bermafaat untuk mencegah mastits. Hal lain yang bisa kita
lakukan adalah dengan pencelupan dan putting sebelum dan setelah pemerahan. Dan
jangan lupa juga untuk membersihkan ambing secara rutin.  Kita lakukan ini untuk
mencegah bakteri dan mengurangi bakteri yang masuk ke ambing ternak. Banyak sekali
anti bakteri yang bisa kita pakai untuk penceluppan putting yaitu cairan iodium dan klorin.
Cara pengobatan mastitis
Umumnya mastitis bisa diobati dengan memberikan antibiotic long intra muscular. Tetapi
guna mempercepat prosese kesembuhan ternak, bisa juga dengan menambahkan dengan
memberikan antiobiotik lagsung langsung ke ambing. Antibioti yang umumnya dipakai
yaitu antibiotic berspectrum misalnya peniciline-streptomicine. Tetapi sekarang ini  tersedia
antibiotic yg khusus untk mengobati mastitis yakni  Suanovil (spiramycine).
Tahap awal yg bisa kita lakukan untuk mengobati penyakit mastitis ini adalah dengan
menyuntikkan penstrep intera mamae dgn takaran 0,8cc. Setelah disuntikkan beberapa
hari, tetapi tedak menampakkan dan menunjukan kondisi yg baik. Kita bisa putuskan untk
menggantikan obat antibiotic yg diberikan dgn suanovil. Suanovil yang dierikan intera
muscular tetapi disuntikkan dekat  dengan ambingnya, dengan takaran 1cc.  sesudah
diberikan dua hari, ambing yg busuk telah mengelupas mamea.
Untuk permukaan  ternak yg mengalami peradangan dan mengalami kondisi luka, kita
mesti semprotkan antiseptic seperti Gusanex. Ini kita lukakan untuk mencegah infeksi yg
lebih parah lagi dari kontaminasi bakteri yg berasal dari lingkungan luar.

Obat Tradisional Mastitis Pada Ternak


admin July 28, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 25,122 Views

Pada umumnya peternak jika ternak sakit, mereka akan akan mengobati dengan membeli
obat paten dari took ternak. Padahal kita masih bisa membuat obat tradisional sendiri
untuk penyakit ternak kita. Kali ini kami akan membagikan sedikit informasi mengenai obat
tradisional mastitis.
Penyakit mastitis merupakan suatu penyakit yang sering menjangkiti kambing perah pada
ambingnya. Pencegahan, pengendalian, dan pengobatan penyakit ini atau radang internal
radang kelenjar yang disebabkan oleh bakteri dalam bahasa latin yaitu: Streptococcus
agalactiae, Staphylococcus epidermis dan Staphylococcus aerus. Umumnya dilakukan
penceluppan putting dari kambing dan ternak kedalam cairan yang mengandung
desinfektan kimia atau cairan anti-mikroba. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlan
bakteri jahat atau patogen mastitis. Cairan anti-mikroba ini terdiri dari komposisi fenol,
alkhohol, klor,  zat warna, sulfanamida, dan mengandung garam-garam yang gampang
merusak struktur kulit ternak. Kalu kita lihat penggunaan cairan anti-mikroba ini memang
agak relatif mahal.
Namun di masa kini, di zaman teknologi pertanian dan peternakan yang serba organic,
menuntut kita mencari bahan pangan yang aman bagi kelangsungan hidup manusia.
Untuk itu kita dapat menggantikan cairan anti-mikroba, dengan cairan anti-mikroba yang
alami yaitu dengan memanfaatkan ekstrak dan rebusan dari daun sirih. Seperti kita ketahui
tanaman sirih ini sudah menjadi tanaman herbal yang sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat kita untuk obat herbal secara turun menurun.
Pemanfaatan cairan anti-mikroba alami ini untuk menggantikan cairan anti-mikroba kimia
sudah diriset oleh Iyep Komala, yang merupakan dosen dari Institut Pertanian Bogor,
Fakultas Peternakan. Pencegahan dan pengobatan mastitis dengan cara mencelupkan
ekstrak dari daun sirih yang biasanya kita pakai kosentrasi kadar sekitar 25 % atau 50%. 
Dari hasil riset yang sudah dilakukan untuk takaran kosentrasi ekstraks dari daun sirih
25% dan 50% ternyata bisa membunuh bakteri penyebab mastitis pada kambing perah
sampai 99%. Dan begitu juga dengan pemakaian air rebusan daun sirih.
Menurut Bpk Dosen, Bpk Iyep Komala, minyak atsiri yang dimiliki dan terkandung dalam
daun sirih memiliki dan mengandung minyak terbang atau yang disebut bethelphenol,
seskuiterpena, pati, diatase, gula dan chavicol yang mempunyai kekuatan untuk
mematikan kuman, antioksidasi dan anti jamur. Hal yang menarik juga yaitu minyak atsiri
harganya yang cukup murah.
Pemakaian ekstrak daun sirih atau rebusan daun sirih sebagai obat penyakit mastitis      
dengan mencelupkan putting memiliki dasar yang kuat karena mempunyai kandungan
minyak atsiri dan memiliki aktivitas atau kagiatan anti-mikroba.

Cara Membuat Ekstrak Daun Sirih


Untuk Obat Tradisional Masitis
Cara mengekstrak daun sirih dengan menggunakan alkhohol dan aquadest. Selanjutnya
dimasukkan cairan ekstrak daun sirih ke dalam wadah atau wadah dengan ukuran 250 ml,
selanjutnya celupkan putting kambing atau ternak sapi ke dalamnya. Pencelupan ini bisa
dikerjakan selama 30 detik sampai 1 menit, 2 kali sehari, sesudah susu kambing atau sapi
diperah.
Dengan memakai rebusan daun sirih dilakukan dengan cara sbb:
Pakailah air bersih yang tidak mengandung kaporit sekita 750 ml.
Daun sirih yang dipakai yaitu daun sirih hijau atau kuning sekitar 7 sampai 10
lembar
Kemudian rebus daun sirih sampai  air rebusannya terlihat kehijauan, dengan
memanaskannya kurang lebih sekitar 75 derajat celcius.
Kita pastikan warna air tidak pekat dan tidak mengental.
Kemudian masukkan air rebusan daun sirih kedalam wadah yang telah kita
sediakan, kemudian kita dinginkan.
 Cara Pemakaian Ekstrak daun sirih sebagi
obat tradisional mastitis.
Bersihkan terlebih dahulu putting dengan menggunakan krim pelican atau
vaselin. Pembersihan ini kita lakukan agar supaya anti-mikroba bisa masuk.
Kemudian masukkan air rebusan yang tadi kedalam gelas dengan ukuran
sekitar 250 ml.
Selanjutnya kita celupkan ke putting ternak kambing atau sapi daun rebusan
daun sirih tadi, celupkan kira-kira sekitar 3o detik sampai 1 menit.
Aplikasi atau kegiatan pencelupan ini, kita lakukan 2 kali dalam satu hari,
dilakukan sesudah pemerahan susu.
Selain dengan cara tersebut diatas, kita juga bisa melakukannya dengan menyuntikkan ke
dalam putting ternak kita. Jika ternak sapi atau kambing telah terbukti terjangkit penyakit
mastitis.
Cara penyuntikannya adalah sebagai berikut:
Kita gunakan alat suntik atau spet, buang jarumya.
Kemudian kita isi alat suntik dengan cairan daun sirih.
Urut areal putting, supaya cairan anti-mikroba bisa menyebar ke semua
bagian putting.
Selanjutnya sekitar 1 menit kita tunggu, setelah itu, keluarkan lagi dengan
cara mengurut kearah lubang putting.
Pengaplikasian ini juga kita lakukan dengan dua kali sehari  sesudah
pemerahan.

Cara Fermentasi Jerami Padi Dengan


Tetes Tebu
admin July 17, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 40,720 Views

Molases atau yang biasa disebut tetes tebu merupakan sisa hasil dari proses pengolahan
dari pabrik gula. Asal kata molasses adalah dari bahasa latin yaitu mel yang bermakna
madu. Tetes tebu ini sangat berguna sebagai bahan pembuatan pakan ternak, hal ini
sudah lam diketahui dan dilakukan semenjak pabrik gula dididikan.
Tetes tebu bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang diberikan dengan dicampur
dengan air, dicampur dengan pakan kosentrat ataupun dengan melalui proses teknologi
fermentasi berbagai macam pakan sumber serat ternak, pembuatan kosentrat, pembuatan
silase. Tetes tebu merupakan salah satu bahan pakan yang mempunyai karbohidrat tinggi.
Disamping itu, mempunyai vitamin B Kompleks, dan vitamin lainnya yang mudah larut
dalam air.
Vitamin ini juga sangat pernting untuk ternak sapi, kambing, dan domba yang masih
berumur muda, karena ternak ruminansia yang muda belum biasa mencerna sendiri
vitamin dalam lambung atau rumen.  Hal yang penting juga tetes tebu juga mempunyai
bermacam mineral yang penting untuk menjaga kondisi kesehatan ternak contohnya
cobalt, boron, iodium, mangan, seng. Keuntungan utama molasses sebagai bahan pakan
ternak yaitu kadar karbohidratnya  cukup tinggi, bisa mencapai 48-60% sebagai gula, dan
kadar mineral.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan atau pengaplikasian tetes tebu untuk pakan
ternak kita yaitu, disemprotkan pada sumber serat hijauan atau jerami kering, dicampur
dengan biji-bijian, atau dicampur dengan bahan pakan lainnya. Dan tetes tebu ini juga
dapat menjadi salah satu bahan komposisi dari pakan complete feed. Tetes tebu
mempunyai Protein Kasar(PK) sekitar 3,1%, dan mempunyai energi yang besar yaitu
70.1% oleh karena penggunaan tetes tebu tidak digunakan sebagai pakan tersendiri tetapi
dicampur dengan bahan pakan yang lainnya yang mengandung protein tinggi.
Jika kita memberikan tetes tebu dengan jumlah yang terlalu banyak, ternak kitabisa
mengalami mencret atau diare, hal ini dikarenakan tetes tebu mengandung zat kalium
yang tinggi, untuk itu kita sebaiknya memakainya sekitar 15% dari bahan campuran
kosentrat.
Tetes tebu juga banyak diaplikasikan atau dipakai dalam berbagai bidang industri, seperti
peternakan sapi, industry enerni untuk membuat ethanol, industry konstruksi, industry
pembuatan kompos, dan indusutri bahan paku pangan.
Berikut Ini adalah Salah Satu Penggunaan Tetes Tebu, untuk membuat fermentasi jerami
padi dengan menggunakan tetes tebu:

Bahan-Bahan Yang Diperlukan Fermentasi Jerami Padi Dengan Tetes Tebu adalah:
Jerami Padi
Tetes Tebu
Drum Plastik
Mesin Chopper / mesin potong, atau parang
Botol Plastik koson(seperti botol aqua 1 liter)
Cara Membuat Fermentasi Jerami Padi Dengan Tetes Tebu
Jerami padi atau jenis rumput dulayukan, sebelum fermentasi dibuat
Potonglah Jerami Padi dengan Mesin Chopper atau secara manual dengan
menggunakan parang ukuran 2-5 cm. Ukuran kecil bertujuan agar Jerami padi
mudah dikemas, dan dicampur dengan bahan lainnya.
Masukkan jerami padi yang telah dipotong-potong kedalam plastik atau dalam
karung agar kita mudah menimbannya.
Penimbangan dilakukan agar kita dapat menyesuaikan takaran dosis jerami
padi dengan takaran tetes tebu.
Tuangkan Jeram padi yang telah ditimbang  tadi diatas permukaan tanah
yang telah dilapisi plastik atau terpal, agar jerami padi tidak terkontaminasi dengan
kotoran dan debu.
Campurkan tetes tebu dengan air dengan takaran 1:10, ke dalam botol plastik
atau perangkat penyemprotan.
Kemudian siramkan campuran tetes tebu tadi pada jerami padi secara
merata. Campuran yang merata akan membuat proses fermentasi menjadi
sempurna.
Setelah merata, masukan jerami padi kedalam drum silo.
Padatkan jerami padi dalam silo dengan menginjak-injak sampai tidak ada
rongga udara.
Setelah cukup padat, tutuplah bagian atas dari silo dengan plastic agar tidak
masuk udara dalam drum dan kencangkan juga dengan karet hitam yang panjang.
Simpanlah silase selama 21 hari atau 3 minggu. Kemudian bukalah drum silo.
Fermentasi jerami padi siap diberikan kepada ternak.

Urea Molases Blok (UMB) Sebagai


Suplemen Ternak
admin July 12, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 15,873 Views

Urea Molases Blok (UMB) merupakan pakan tambahan atau suplemen yang sangat
berfmanfaat untuk ternak sapi, kambing, domba (ternak ruminansia), bentuk UMB ini
adalah padat yang terbuat dari berbagai macam sumber pakan seperti, molasses(tetes
tebu) sebagai kandungan energi, pupuk urea sebagai kandungan protein, garam dapur,
ultra mineral, kapur digunakan sebagai pelengkap zat-zat pakan, dan untuk mudah
menyerap tetes tebu, dan bekatul atau dedak. Pakan tambahan ini juga bisa juga kita
katakan seperti permen untuk ternak kita, karena ketika diberi UMB, ternaknya akan
menjilatnya seperti permen. Oleh karena itu, Urea Molases Blok(UMB) sangat berguna
untuk pakan ternak kita.
Sumber pakan yang mengandung protein dan mempunyai nilai energy tinggi, mesti
dipergunakan untuk pakan ternak, untuk membantu proses pencernaan secara efektif dan
efisien. Pupuk urea dimanfaatkan sebagai kandungan nitrogen non protein(NPN) yang
digunakan dalam proses fermentasi. Kita dapat menggunakan UMB pada ternak yang kita
gembalakan atau yang kita kandangkan.

Manfaat Urea Molases Blok Sebagai


Pakan Ternak
Memperbaiki nilai nutrisi dari pakan ternak
Pencernaan dan kecernaan zat-zat  pakan ternak sapi, kambing, domba akan
lebih efisien dan meningkat.
Konsumsi pakan ternak ruminansia akan meningkat, karena dengan UMB,
ternak kita nafsu makannya tinggi.
Ternak akan cepat gemuk atau produksinya akan meningkat.
Sistem kinerja reproduksi akan menjadi lebih baik.
Untuk menghindari dari efiensi vitamin  dan mineral, malnutrisi disebabkan
rendahnya nilai nutrisi pakan.
Akan Meningkatkan jumlah mikroorgonisme rumen atau labung, sehingga
keperluan Serat Kasar(SK) yang digunakan untuk media hidupnya akan meningkat
pula, sehingga akan merangsang ternak untuk memakan bahan pakan dengan
jumlah banyak tidak seperti biasanya, dengan demikian produksi ternak(daging)
akan meningkat pula.
Bahan-Bahan Untuk Membuat Urea Blok
Tetes Tebu/Molases sebagai sumber utama bahan UMB
Pupuk Urea
Bahan pengisi: digunakan agar menjadi bentuk padat dan kompak, antara
lain: dedak padi, dedak gandum, bungkil kelapa, bungkil biji kapuk, bungkil kedelai,
ampas tebu, ampas tahu atau bahan-bahan konsentrat lain yang tidak mahal dan
tidak sulit untuk diperoleh.
Bahan pengeras adalah menambahkan bahan ini diperlukan untuk
memperoleh UM yang keras, sumber bahan ini juga memiliki mineral Calcium(Ca)
yang lumayan tinggi, sumber bahan pengeras seperti batu kapur.
Beberapa Cara Pembuatan Urea Molase Blok
a. Cara Dingin
UMB ini dibuat dengan cara hanya dengan mencampur tetes tebu dan pupuk urea dengan
bahan lainnya sebagai pengisi. Campuran ini diaduk sampai rata selanjutnya dipadatkan
dalan cetakan tertentu. Cara ini biasa dikerjakan oleh peternak karena bahan tetes tebu
sedikit.
b. Cara hangat.
Cara ini kita lakukan dengan cara memanaskan tetes terbu terlebih dahulu dengan kisaran
suhu 40 derajat celcius sampai 50 derajat celcius. Selanjutnya dicampur dengan bahan
tersebut diatas sampai rata, dan kemudian dipadatkan dengan menggunakan cetakan.
C. Cara Panas.
Pembuatan UMB dengan cara ini adalah dengan cara memanaskan bahan tetes tebu,
bahan penginsi dengan suhu tinggi, antara 100-120 derajat celcius, berkisar antara 10
Menit.Tetes tebu yang kita pakai cukup banyak,  kemudian setelah suhu  agak dingin
(sekitar 70 derajat celcius), kemudian dicampur dengan pupuk urea, dan bahan pengeras,
selajutnya tuangkan dalam cetakannya dan kemudian dipadatkan.
Contoh Formula Pembuatan Urea Molases Blok
Bahan-bahan yang kita Pakai:
Molases / Tetes Tebu
Pupuk Urea
Bahan Pengisi:
Bekatul
Pollard
Onggok
Pengeras ( Tepung Kapur)
Garam
Mineral Campuran
Alat yang dipakai:
Timbangan, Plastik, Wadah tempat pencampuran
Pencetak/ pipi paralon dan stik untuk memadatkan
Langkah kerja:
Timbang bahan-bahan dengan komposisi sbb:
No Bahan Persentase Gram

1 Molases 30 150

2 Pupuk Urea 5 25

3 Pollard 15 75

4 Bekatul 20 100

5 Onggok 20 100

6 Tepung Kapur 3 15

7 Garam 2 10
8 Mineral Campuran 5 25

Total 100 % 500 Gram


 Semua bahan dicampur dan diaduk homogen
 Cetak dengan pencetak, padatkan.
Lakukan Pengemasan.
Setelah mengeras, siap di berikan pada ternak.
Note: UMB dengan cara dingin
Contoh Formula Urea Molases Blok 1
No Jenis Bahan Jumlah BahanKg/10Kg Campuran

1 Molases 3,3

2 Onggok 0,8

3 Dedak 1,8

4 Tepung Kedelai 1,3

5 Tepung Tulang 0,6

6 Kapur 0,9

7 Pupuk Urea 0,425

8 Kalsium/Sulfur 0,75
Contoh Formula Urea Molases Blok 2
No Jenis Bahan Jumlah BahanKg/10Kg Campuran

1 Tetes Tebu 3,9

2 Onggok 0,5

3 Dedak 1,35

4 Tepung daun singkong kering 1,45

5 Tepung Tulang 0,6

6 Kapur 0,9

7 Urea 0,43

8 Kalsium/Sulfur 0,12

9 Garam Dapur 0,75


Contoh Formula Urea Molases Blok 3
No Jenis Bahan Jumlah BahanKg/10Kg Campuran

1 Molases 2,925

2 Pollard 2,295
3 Bungkil Biji Kapuk 2,275

4 Tepung Tulang 0,49

5 Kapur 0,65

6 Urea 0,26

7 Kalsium/Sulfur 0,08

8 Garam Dapur 0,39

Contoh Formula  Urea Molases Blok 4


No Jenis Bahan Jumlah BahanKg/10Kg Campuran

1 Molases 3

2 Onggok 0,6

3 Bekatul 0,21

4 Tepung Tulang 0,15

5 Ampas Kecap 0,9

6 Kapur 0,5

7 Urea 0,1

8 Mineral Mix 0,7


Contoh Formula Uraea Molases Bok 5
No Jenis Bahan Jumlah BahanKg/10Kg Campuran

1 Molases 3,3

2 Dedak 2,4

3 Bungkil Kedelai 1,5

4 Tepung Kedalai 0,6

5 Garam 0,75

6 Kapur 0,9

7 Urea 0,425

8 Mineral 0,125
Takaran Pemberian Urea Molases Blok      
Bentuk UMB yang keras dan padat, agar ternak kita bisa menjilatinya lanyak es atas
permen secara terus menerus, sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan ternak kita.
Biasanya untuk ternak sapid dan kerbau dapat dierikan sekitar 350 gram/ekor/hari, untuk
ternak domba dan kambing sekitar 120 gram/ekor/hari.  Pakan suplemen ini dimakan oleh
ternak dengan cara menjilat  dan diberikan dengan menaruk dalam batok kelapa, tabung
bambu, atau kotak pakan. Pakan suplemen ini  bisa kita berika pada saat pagi hari,
dengan jumlah takaran yang dianjurkan oleh peternak. Meskipun ukuran UMB kadang-
kadang melebihi kebutuhan yang dianjurkan, tetapi biasanya ternak akan
menyesuaikannya dan akan membatasi sendiri.

Cara Membuat Silase Pelepah Sawit


Untuk Pakan Ternak
admin June 2, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 7,591 Views

Silase Pelepah Sawit merupakan pakan hijauan ternak yang kita awetkan dengan
menggunakan teknologi fermentasi. Alasan utama untuk membuat silase yaitu kita sangat
sulit menyediakan pakan yang bekerlanjutan pada saat musim kemarau untuk ternak kita,
pada artikel ini kita membahas cara membuat silase pelepah sawit untuk pakan ternak.
Penggunaan silese pelepah sawit dapat menggantian rumput hijau hingga 80%, jadi kita
tidak perlu lagi repor-repot untuk mengarit rumput setiap hari.

Silase ini terbentuk dengan prosesinsilase yang dilakukan oleh bakteri asam laktak dalam
kondisi  asam dan anaeron ( proses tanpa udara atau oksigen). Suasana asam terbentuk
dengan menambahkan zat tambahan (aditif)  semacam bahan karbohidrat yang mudah
dicerna, seperti  molase, dedak, onggok, jagung, dll.
baca juga:pelepah sawit untuk pakan ternak sapi

Kegunaan membuat silase pelapah


sawit:
Sebagai cadangan pakan atau persediaan pakan pada saat musim kemarau.
Menyimpan pakan hijauan ternak yang berlebihan pada saat musim hujan,
dengan pemanfaatan secara maksimal dengan meningkatkannya nutrisi.
Limbah dari hasil pertanian dan pekerbunan dapat dimanfaatkan untuk pakan
ternak.
Kelebihan dari Pembuatan Silase pelepah
sawit:
Nilai nutrisi silase hampir sama dengan rumput segar, bisa juga lebih tinggi.
Ternak menyukai silase
Pakan akan tersedia terus menerus tanpa perlu kawatir musim kemarau.
Alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk pemebuatan silase pelepah sawit yaitu:
Timbangan
Mesin pemotong/mesin chopper atau alat pencacah hijauan (Parang atau
Bendo)
Mesin pengaduk atau mixer (optional)
Tali Pengikat
Silo atau kantong plastic dan karet pengikat
Bahan Pakan yang perlu dipersiapkan
Pelepah sawit sebagai seumber serat.
Tetes tebu (molasses) dengan campuran 1 liter molasses untuk 10 liter air
Probiotik (Misal Suplemen Organic Cair(SOC) dari PT HCS, probiotik tangguh
dari NASA, starbio. Kita gunakan SOC(1 tutup botol untuk 3 liter air).
Pupuk Urea, dengan batas penggunaan 3-5% dari bahan pakan.
Air
Cara membuat Silase pelepah sawit segar sebagai pakan ternak.
Pelepah kelapa sawit dikupas baik secara manual, ataupun dengan manual, 
sebaiknya dicacah secara mesin atau mesin chopper dengan ukuran 2-3 cm.
Pelepah sawit dicampur dengan bahan pakan lain seperti molasses atau tetes
tebu atau molases  dan kosentrat yang mempunyai kandungan protein tinggi seperti
dedak, bekatul, bungkil sawit, ampas tahu, bungkil kedelai, dll.
Cacahan pelepah segar diperciki  secara marata dengan larutan urea.
Kemudian cacahan dimasukkan dalam drum,
Dipadatkan  dan ditutup rapat untuk menghasilkan kondisi tanpa udara.
Dibiarkan selama 14 sampai 21 hari dan siap diberikan pada ternak sebagai
pakan dasar.
Penggunaan Silse
Setelah 21 hari silase bisa dibuka dan diberikan pada ternak sesuai kebutuhan.  Tetepi
sebelum dberikan silase perlu diangin-anginkan terlebih dahulu selama satu jam atau
sampai bau asamnya hilang , silase ini diberikan sedikit demi sedikit sampai ternak mau
memakannya. Silase yang diambil harus secara cepat, dan kemudaian segara ditutup
kembali, bahan pakan silase yang telah dikeluarkan dari silo mesti secepatnya diberikan
pada ternak.  Dalam satu hari hanya boleh dibuka sekali( untuk konsumsi pagi dan sore
sekaligus).
 Setelah melawati umur penyimpanan, silase pelepah sawit ini bisa tahan disimpan 3-6
bulan bahkan 1 tahun, dengan syarat jangan buka tutup. Jika ternak kita telah terbiasa,
silase pelapah sawit ini bisa diberikan semuanya sesuai dengan kebutuhan, peternak pun
tidak perlu lagi menjumpai kekurangan pakan pada musim kemarau.
Ciri-ciri yang berhasil atau Silase yang baik adalah
Warna silase akan berubah dari hijau menjadi kekuningan
Derajat keasaman pH 3.8 – 4.2
Teksturnya lembut, dan jika digemgam tidak keluar air dan tidak bau.
Baunya wangi dan tidak berjamur.
Suhu pada saat dibuka tidak panas (kurang dari 30 derajat celcius)

Bungkil Inti Sawit Untuk Pakan Ternak


admin May 29, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan 16 Comments 25,183 Views

Bungkil  inti sawit untuk pakan ternak, perlu diberi perhatian khusus untuk kalangan
pengusaha peternanakan dan peternak kecil. Karena harga pakan ransum  pabrikan yang 
terus naik. Ransum olahan ini biasanya terdiri dari beberapa campuran kosentrat seperti,
dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil inti sawit. Harga ransum pabrikan
yang terus naik, banyak menyebabkan usaha dalam bidang peternakan ayam banyak
yang bangkrut. Ongkos untuk kosentrat sapi pedaging dan sapi perah ikut naik. Untuk sapi
perah bisa dibantu dengan harga susu sapi untuk konsumen. Bagaimana dengan sapi
pedaging?

Naiknya harga ransum pabrikan ini boleh jadi dikarenakan tingginya komponen bahan
pakan dari luar Indonesia, misalnya bungkil kedelai dan tepung ikan. Ditambah lagi dalam
bidang bahan bakar minyak mulai mengolah minyak  dari bahan nabati seperti jagung, dan
ubi kayu, dan kelapa sawit. Hal itu, menjadikan harga bertambah naik. Oleh karena itu,
Bungkil inti sawit sangat memberikan peluang untuk kita untuk dijadikan pakan ternak.
Bungkil inti sawit ini adalah salah satu bagian hasill ikutan pemrosesan inti sawit ( daging
sawit ditambah batoknya), hasil ini dapat mencapai 45% dari inti sawit. Jika kita liat dari
nilai unsure kimianya, BIS mempunyai 14-17% protein, Serat kasar 12-18%, lemak 10,5%.
Oleh karena itu, bungkil inti sawit sangat baik untuk dimanfaatkan untuk pakan ternak.
Pada sapi perah BIS ini bisa digunakan 65% dari bahan ransum, jagung 25%, dan bungkil
kedelai 10%. Sedangkan pada sapi potong dapat dipakai hingga 70% pada ransum pakan
ternak. Jika peternak memberikan pada domba sebanyak 30%,  dengan hanya
memberikan rumput bisa meningkatkan bobot pertumbuhan dari 30g dalam satu hari,
sedangkan dengan memberikan BIS, bobot domba bisa meningkat menjadi 70g/ekor/hr.
Dalam ternak unggas, pemanfaatan BIS sekitar  5-15%, dikarenakan serat kasarnya yang
sangat tinggi dan system kecernaannya yang rendah.  Untuk ayam petelur bisa digunakan
10-15%, hal ini dikarenakan system pencernaan ayam petelur yang lebih baik dari ayam
pedaging. Kegunaan lain penggunaan BIS pada ayam juga bermanfaat sebagai
pengendali baktari jahat yaitu: Salmonella ke-dougou.
Proses Fermentasi  bungkil inti sawit untuk pakan ternak dengan Jamur dan Bakteri
seperti Rhizopus oligosparus, Aspergilus niger, atau Eupenicilium javanicum bisa
menurunkan nilai serat kasar, dan tentunya dengan proses fermentasi dapat
meningkatkan nilai protein dari bungkil inti sawit, serta tingkat kecernaannya juga akan
meningkat. Jika peternak sulit mendapatkannya, peternak dapat mengunakan probiotik
yang beredar di pasaran seperti: SOC (Suplemen Organic  Cair) dari PT HCS, Probitik
Tangguh, EM4, Starbio, dll.
Proses fermentasi ini  telah meningkatkan nilai Protein dari Bungkil Inti Sawit dari 14%
menjadi 23%. Jika kita menambahkan lagi enzim penghancur serat pada ransum ayam
yang mempunyai 30% Bungki inti sawit, bisa meningkatkan peforma ayam hingga
menyamai ayam yang menggunakan pakan ransum biasa(contoh: jagung dan bungkil
kedelai).
Di Negara kita ini, walaupun ada bermacam-macam alat teknologi, namun hampir 90%
Bungkil inti sawit untuk pakan ternak diekspor ke Luar Indonesia, karena harganya yag
cukup tinggi, selebihnya untuk kita peternak yang ada di negeri ini.  Mungkin ini menjadi
suatu yang sangat ironis, sehingga perlu menjadi perhatian dari pemerintah kita, janganlah
kita terlalu sering mendengar dari peternak kecil  “Tikus Mati di Lumbung Padi”. Tanggung
jawab dan rasa keperpihakan pemerintah sangat kita harapkan. Sukses untuk Kita Semua.

Penyakit Cacing Nematodis Pada


Ternak-Bag II
admin May 24, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 2,015 Views

Nematodis merupakan penyakit yg dikarenakan oleh cacing nematode atau disebut juga
cacing gilik, cacing ini hidup di saluran pencernaan, cacing ini menghisap nutrisi dari
pakan atau sari-sari makanan yang diperlukan oleh ternak atau induk semang, menghisap
darah ternak, cairan tubuh  atau bahkan memakan jaringan tubuh ternak , sebagian besar
cacing ini dalam usus dapat mengakibatkan penyumbatan usus serta menimbulkan
berbagai macam reaksi tubuh sebagia akibat racun yang dihasilkan.
Pada kasus ternak ruminansia, sudah dikenal lebih dari 50 tipe spesies makhluk hidup,
namun hanya beberapa jenis yang memiliki nilai yang serius untuk peternak,  karena
dapat merugikan usaha peternakan secara ekonomis. Yaitu: Haemonchus contortus
Penyakit yg dikarenakan oleh cacing ini disebut Haemonchosis, untuk yg betina panjang
cacing ini sekitar 18 – 30 mm, dan untuk jantan sekitar 10 – 20 mm. pada cacing betina
secara makroskopis usus yg berwana merah berisi darah saling melilit dengan uterus yang
berwarna putih. Cacing ini hidup di lambung belakang dari ternak ruminansia yang
menghasilkan pencernaa(abomasums) domba dan kambing.
Untuk siklus hidup, cacing ini pada ternak sapi, kambing, domba, dll bersifat langsung, jadi
tidak tidak membutuhkan hewan perantara lain. Cacing yang telah dewasa yg hidup di
abomasum menteskan telur. Telur yg akan dikeluarkan oleh ternak berbarengan dengan
fases, diuar tubuh inang(Hewan hidup sebagai tempat hidup parasit)  , pada saat keadaan
yg sesuai, telur akan menetas dan menjadi larva, larva tingkat satu, kemudian
berkembang menjadi larva tingkat dua, selanjutnya menjadi menjadi larva tingkat tiga.
Larva L3 menjadi tingkat infektif(parasit yang menginfeksi inang yang sesuai), larva ini
akan menempel pada rerumputan, selanjutnya jika rerumputan ini dimakan oleh ternak,
larva akan berkembang di ususnya ternak.
Ternak yang mengidap penyakit cacing ini, akan mengakibatkan kekurangan darah atau
anemia, kehilangan darah, zat besi. Sehingga ternak kita akan cepat mengalami
kelelahan, dan jika dbiarkan akan mengakibatkan kematian.
Ternak kita, akan kekurangan gizi atau nutrisi, karena sari-sari makanan telah diserap oleh
cacing ini, sehingga ternak kita sulit gemuk.
Gejala ternak yang terjangkit penyakit ini adalah yang pastinya anemia, banyak
kekurangan darah, usus ternak menjadi rusak, susu yang dihasilkan akan menurun,
pertumbuhan dan perkembangan menadi tidak bagus.
 Pencegahan yang dapat dilakukan oleh peternaka yaitu jangan melepaskan ternak atau
mengembalakan ternak terlalu pagi, kalau ingin mau ngarit, bisa dilakukan siang hari atau
sore, menghindari pencemaran pakan dan air minum dari tinja.
Pengobatan:
Memberikan Albendazole dengan takaran 5 – 10 mg/Kg bobot badan ternak,
untuk obat ini jangan diberikan pada terna betina yang sedang hamil.
Memberikan obat Mebendazole dengan takaran 13,5 mg/Kg bobot badan
ternak.
Memberikan obat thiabendazole dengan takaran 44-46 mg/Kg bobot badan ternak.

Beberapa Penyakit Parasit Pada


Ternak Sapi, Kambing, dan Domba
Bag-I
admin May 18, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 5,638 Views

Penyakit Parasit Cacing Pada ternak Sapi, kambing, dan domba


Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian langsung pada ternak kita, tetapi jika
kita dilihat dari segi biaya atu ekonomi bisa dikatakan cukup besar, seperti penurunan
berat badan, kualitas daging akan berkurang, produksi susu berkurang
Cacing Fasciologis
Adalah cacing yang dikarenakan oleh cacing Fasciola SP . Biasanya banyak ditemukan di
Indonesia  yaitu cacing Fasciola gignta. Penayakit pada sapid an kerbau bersifat kronis,
pada kambing dan domba bisa bersifat akut. Kerugian yang biasa dialami adalah berat
badan ternak yang menurun, hati yang terbuang, kematian ternak. Cacing ini biasa hidup
di dalam saluran hati, dan saluran empedu. Cacing ini memakan jaringan hati dan darah.
Baca juga artikel ini. http://www.peternakankita.com/cara-mengobati-penyakit-cacingan-
pada-kambing/
Ternak ruminansia yang paling rentan adalah ternak sapi, kerbau, kambing, dan ternak
yang  masih muda sangat mudah terjangkit penyakit ini.
Telur cacing fasciola akan masuk ke dalam duodenum bersama empedu kemudainakeluar
bersama dengan tinja hospes definitif. Di luar tubuh ternak telur berkembang menjadi
mirasidium. Mirasidium selanjutnya  masuk ke tubuh siput muda, yang biasanya genus
Lymnaea rubiginosa. Di dalam tubuh siput mirasidium akan berkembang menjadi
sporokista, redia dan serkaria. Serkaria akan keluar dari tubuh siput dan bisa berenang.

Pada tempat yang cocok, serkaria akan berubah menjadi metaserkaria yang berbentuk
kista. Ternak akan terinfeksi jika minum air atau makan tanaman yang mengandung kista.
Gejala Ternak Mengalami Penyakit Cacing Fisiologis
Pada keadaan infeksi ternak menjadi mencret.
Pada Domba dan Kambing, yang terinfeksi parah akan menyebabka kematian
secara mendadak, dengan darah keluar dari hidung, atau anus seperti penyakit
antrax.
Pada tingkat kronis, ternak menjadi malas, tidak gesit, nafsu makan menurun,
selaput lender pucat.
Terjadi busung(edema) diantara rahang bawah
Bulu Kering dan rontok
Terasa sakit serta ternak kurus dan lemah.
Dianogsis:
Dianogsis didasarkan pada gejala klinis, identifakasi telur cacing dibawah microskrop  dan
pemeriksaan pasma mati dari ternak.
Pencegahan:
Hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah yaitu dengan membasmi siput secara alami,
misalnya dengan memelihara bebek, kita jangan mengembalakan ternak di genangan air
atau selokn, dan tentunya rumput diarit di daerah selokan.
Pada kasus akut atau parah, kita akan menemukan pembendungan dan pembekakan
pada hati, pada kantong empedu dan usus mengandung darah. Pada Gejala kronis.

Penyakit Ngorok Pada Ternak


admin March 23, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 5,546 Views

Penyakit merupakan salah satu gejala kelainan seperti tidak biasanya atau tidak normal,
yang diakibatkan oleh beberapa macam hal, baik secara langsung ataupun tidak, yang
akan menyebabkan kerugian pada peternak, misalnya bobot ternak akan turun, dan ternak
menjadi mati. Dalam artikel ini kami akan menjelaskan sedikit tentang salah satu macam
penyakit ternak yaitu penyakit ngorok.

Penyakit ngorok atau dalam bahasa ilmiah disebut Septicemia apizootica(SE), bersifat
akut, dan ternak yang mati sangat tinggi, bisa mencapai 90%, khususnya pada ternak
yang telah menunjukkan cirri-ciri penyakit ngrorok. Ternak kita yang biasa diserang adalah
sapi, kerbau, kuda, kambin, domba.
Penyakit ngorok merupakan sejenis bakteri yang dalam bahasa latin disebut Pasteurella
multcida. Penyakit ngorok ini akan menular dengan kontak langsung dari satu ternak ke
ternak yang lainnya, dan dapat menular juga dari pakan yang diberikan, minuman, dan
alat-alat peternakn yang tercemar bakteri ini.
Gejala Klinis Penyakit Ngorok Pada Ternak
Ternak terlihat lesu, deman dengan temperature tinggi.
Tubuh ternak kita akan terlihat gemetar.
Pencernaannya terganggu, sehingga ternak kita susah gemuk.
Feces atau kotorannya ternak sedikit encer dan biasanya ada yang berdarah.
Munculnya pembekakan pada bagian tertentu seperti bagian kepala,
tenggorokan, leher, pada kaki ternak bagian depan, bagian bawah gelambir.
Munculnya pembekakan pada bagian tersebut, maka ternak akan sulit
bernafas, dan kita akan mendengar bunyi dan suara ngorok, sehingga penyakit ini
desebutlah penyakit ngorok.
Ternak kita akan cepat mati, hanya dalam beberapa jam sesudah muncul
gelala penyakit ngorok ini.
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ngorok
Langkah pertama yang mesti Anda lakukan adalah menghubungi petugas
peternakan, bila ternak anda sakit.
Kita harus memisahkan ternak yang sakit atau yang sedang mengalami gejala
penyakit, dengan ternak yang tidak sakit.
Dihimbau agar peternak mempunyai kesadaran, untuk melakukan vaksinasi
secara teratur untuk setiap tahun.
Ternak anda yan sedang sakit, agar disintik antibiotic dengan dosis untuk
pencegahaaan.
Peternak harus memperhatikan kandang ternak yang sudah terkena dampak
penyakit ngorok dengan melakukan pembersihan atau disanitasi dengan benar
Ternak yang telah mati, karena penyakit ngorok untuk segera ditanam atau
dibakar, jangan diahanyutkan dalam sungai, karena akan mengakibat gangguan
lingkungan, dan akan menular pada ternak lain.
Pengawasan yang hati-hati terhadap ternak yang keluar masuk dari luar. Ternak
yang baru tiba dipertanakan agar dipisahkan terlebih dahulu.

Cara Membuat Silase Untuk Pakan


Ternak
admin March 14, 2016 Ilmu Teknologi Peternakan 5 Comments 38,618 Views

Di daerah seperti di Indonesia yang terdapat dua musim, musim hujan dan musim
kemarau, menjadi perhatian penting bagi peternak yang memelihara ternak seperti sapi,
kambing, domba dll. Karena terbatasnya rerumputan pada musim kemarau.
Melimpahnya hijauan pada musim hujan adalah sauatu kesempatan bagi peternak untuk
menyimpan pakan hijauannyauntuk musim kemarau. Tapi bagaimana caranya pakan
hijauan tersebut yang disimpan tidak kering dan nilai gizi atau protein tidak berkurang, dan
pakan hijauan tersebut dapat disimpan selama 1 bulan, 2 bulan atau 6 bulan bahkan 1
tahun. Untuk itu diperkenalkan salah satu lagi teknologi pengewatan pakan hijaun ternak
yaitu Silase.
Pakan hijaun yang telah dipotong dari lahan seperti Rumput Gajah, kemudian dikeringkan
dengan kandungan air 60% sebelum disimpan dalam kondisi tertutup tanpa udara atau
yang biasa disebut anearob.
Kenapa pakan hijauannya ini perlu dikeringkan? Pengeringan ini dilakukan untuk
mengurangi kadar air hijaun, jadi pakan hijauan ini tidak dapat cepat rusak. Pengeringan
bisa dilakukan dengan menggunakan mesin pengering, atau mau lebih hemat bisa dijemur
bentar dibawah terik matahari.
Apa itu silase? silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan
dalamkantong plastic yang kedap udara atau silo, drum, dan sudah terjadi proses
fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan bakteri-
bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactis Acidi dan streptococcus
yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4(pH 4).
Oleh karena itu mengapa pada saat proses silase pakan hijauan ternak yang tersimpan
dalam kantong plastik atau dalam silo harus ditutup rapat, sehingga proses silase berjalan
dengan baik dan pakan hijauan tidak cepat dibusukkan oleh bakteri lain dan jamur.
 Tujuan Membuat Silase Untuk Pakan Ternak
Sebagai cadangan dan persediaan pakan ternak pada saaat musim tanpa
penghujan (kemarau) yang panjang.
Untuk meyimpan dan menampung pakan hijauan yang berlebih pada saat
musim hujan, sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu pada saat musim kemarau.
Memanfaatkan pakan hijauan pada saat kondisi dengan nilai nutrisi terbaik
seperti protein yang tinggi.
Mendayagunakan sumber pakan dari sisa limbah pertanian ataupun hasil
agroindustri pertanian dan perkebunan seperti bekatul, dedak, bungkil sawit,
ampasa tahu,tumpi jagung, janggel jagung.
Proses Membuat silase:
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan:
Tetes tebu(molasses) = 3% dari bahan silase
Dedak hulus =5% dari bahan silase
Menir =3.5% dari bahan silase
Onggok = 3% dari bahan silase
Rumput Gajah atau hijauan sebagai bahan silase
Silo atau kantong plastik.
Cara membuat Silase
Potong rumput hijau tersebut dengan ukuran 5-10 cm dengan menggunakan
parang, atau dengan menggunakan mesin chopper. Potongan rumput yang kecil
tujuannya agar rumput yang dimasukkan dalam silo dalam keadaan rapat dan padat
sehingga tidak ada ruang untuk oksigen dan air yang masuk.
Campurkan bahan pakan tersebut hingga menjadi satu campuran.
Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo dan sekaligus
dipadatkan sehingga tidak ada rongga udara.
Bahan pakan ternak dimasukkan sampai melebihi permukaan silo untuk
menjaga kemungkinan terjadinya penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada ruang
kosong antara tutup silo dan permukaan pakan paling atas.
Setelah pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan lembaran plastik, dan
ditutup rapat, dan diberi pemberat seperti batu, atau kantong plastik, atau kantong
plastic yang diisi dengan tanah.
Cara pengambilan silase
Sesudah enam sampai delapan (6—8) minggu proses ensilase telah selasai,
dan silo dapat dibongkar, selanjutnya diambil ensilasenyas. Proses silase yang
benar dapat bertahan satu sampai dua (1—2) tahun, bahjkan lebih.
Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak, contonya untuk 3-5 hari.
Silase yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih
dahulu.
Jangan sering-sering membuka silo untuk mengabil silase, ambil seperlunya,
dan tutup rapat kembali silasesnya, agar silesa tidak mudah rusak
Ciri-ciri silase yang baik.
Rasa dan wanginya asam
Warna pakan ternak masih hijau
Teskstur rumput masih jelas
Tidak berjamur, tidak berlendir, dan mengumpal

Amoniasi Jerami Sebagai Pakan


Ternak
admin December 19, 2015 Ilmu Teknologi Peternakan 3 Comments 17,264 Views

Pakan hijaun yang tersedia secara berkelanjutan, dan bermutu dengan nutrisi tinggi
adalah sesuatu yang perlu diutamakan dalam peningkatan hasil dari ternak ruminansia,
khususnya sapi. Adalakalanya musim di Indonesia adalah musim kemarau yang
berkepanjangan, jadi peternak sangat kesulitan dalam menyediakan pakan hijuan,
sehingga kita sebagai peternak harus mencari pakan selain pakan hijaun, disini salah satu
teknologi sederhana yaitu Amoniasi Jerami untuk pakan ternak.

Negara kita, Indonesia merupakan khususnya di daerah Sumatera, mempunyai lahan


pertanian yang masih cukup luas, tentunya ini adalah salah satu hal yang mempunyai
hasil berupa limbah pertanian berupa jerami padi yang melimpah. Tapi kita mesti
membatasi memberi pakan jerami padi pada ternak sapi kita, karena nilai gizinya yang
rendah, serat kasar (SK) yang tinggi, dan proteinnya nya rendah, serta daya cernanya
yang rendah.  Dengan demikian untuk meningkatkan mutu zat gizi dari jerami, kita hanya
memberi sedikit sentuhan teknologi yang sederhana seperti yang disebut diatas yaitu
Amoniasi Jerami.
Cara Pengolahan Amoniasi Jerami
Pada prinsipnya, kita menambah amoniak pada jerami padi (Jerami Amoniasi), agar
memecahkan ikatan lignin Selulosa, ikatan yang sangat kuat sehingga sulit untuk dicerna
oleh sapi, menjadi karbohidrat yang sederhana, sehingga jerami yang telah diamoniasi
akan mudah dicerna oleh ternak.
 Berikut Bahan-bahan yang diperlukan:
Jerami Padi
Urea
Air
Alat:
Lembaran Plastik
Timbangan
Ember Plastik
Sabit
Lubang tempat penimbunan jerami.
Cara proses pengolahan
Timbang jerami pada sesuai kebutuhan kemudian dipotong-potong dengan
ukuran kurang lebih 10 cm
Timbang urea sebanyak 6% dari bobot jerami padi, sediakan air bersih
sebanding dengan jumlah jerami padi. Dari Jumlah air tersebut 30% digunakan
untuk melarutkan urea yang sudah ditimbang.
Membuat lobang di tanah dengan ukuran dalamnya 1 m, lebar 0,75m, dan
panjang disesuaikan dengan jumlah jerami padi yang diolah sebelum jerami padi
ditimbun, berilah alas pada dasar wadah plastik.
Masukkan jerami padi yang sudah dipotong-potong kedalam lubang  sehingga
membentuk lapisan-lapisan setebal 10 – 20 cm. Setelah itu semprotlah lapisan
jerami padi dengan larutan urea secara merata, dilanjutkan dengan menyemprot
dengan dengan air bersih, kemudian lapisan jerami padi tersebut diinjak-injak
sampai padat.
Setelah penumpukan jerami padi selesai, tutuplah secara rapat dengan
menggunakan plastik. Setalh 21 hari atau 1 bulan tutup plastic dapat dibuka dan
jerami amoniasi sudah dapat dipergunakan sebagai pakan ternak.
Sebelum diberikan pada ternak sapi, jerami aminiasasi perlu diangin-anginkan
terlebih dahulu.
Komposisi Kimia Jerami Padi dan Rumput Lapangan Tanpa Pengolahan Dan
Dengan Pengolahan.
Sebelum Pengolahan Sesudah Pengolaha
No Jenis
Protein Serat Kasar(SK) Protein S

1 Jerami Padi Gogo 3.9 26.5 10.4 2

2 Jerami Padi IR 8.9 27.2 18.4 1

3 Rumput Lapangan 7.7 28.2 17.7 1


 Beberapa Keuntungan Dalam Pemanfaatan Jerami Amoniasi
Pemanfaatan Jerami Padi sebagai pakan ternak memberikan beberapa keuntungan
antara lain:
Menambah persediaan bahan pakan dan peluang untuk meningkatkan
populasi ternak. Dengan dimanfaatkannya jerami padi sebagai bahan pakan ternak 
berarti ketersediaan pakan bertambah, sehingga ini akan membuka peluang
peternak untuk menambah jumlah ternaknya untuk dipelihara tanpa terkendala
pakan.
Tentunya Mencagegah kekurangan pakan khususnya pada musim kemarau,
sehingga ternak kita tidak kurus karena kekurangan pakan.
Produktivitas ternak akan meningkat, dengan amoniaisasi jerami padi, daya
cerna akan meningkat. Sehingga pertumbuahan ternak akan lebih baik.
Mengurangi pencemaran dan pengurasakan lingkungan. Penanganan jerami
yang tidak baik bisa menimbulkan pencemaran lingkungan, contoh jerami padi yang
dibakar di sawah.

Mengenal Probiotik Starbio


admin November 21, 2015 Ilmu Teknologi Peternakan 28 Comments 25,526 Views

Probiotik starbio adalah Probiotik yang diciptakan oleh oleh PT. Lembah Hijau Multifarm,
yang berlokasi di desa Joho, Triyagan, Sukaharjo Propinsi Jawa Tengah. Kalau kita
berangkat dari UNS –Solo kita dapat menempuh sekitar 10  menit dengan kendaraan.  PT
Lembah Hijau Multifarm Berdiri pada tahun 1981 oleh Ir. Suharto, MS. Yang berprofesi
sebagai pendidik. Aktivitas Lembah Hijau Multifarm meliputi kegiatan:
Peternakan Sapi Perah
Pertanian
Peternakan
Dan Pengembangan Bioteknologi Starbio.
Probiotik Starbio merupakan kumpulan bibit mikroorganisme yang diambil dari lambung
sapi yang kemudian diproses dengan pencampuran tanah, akar rumput dan daun-
daaunan atau ranting-ranting daunan-daunan yang dibusukkan. Didalam pencampuran
tersebut mengandung mikroba khusus yang mempunyai fungsi yang berbeda beda,
contonya Cellulomonas Clostridium thermocellulosa sebagai pecerna lemak,  Agaricus dan
coprinus (pencerna lignin),  serta Klebssiella dan Azozpirillum trasiliensis sebagai
pencerna protein.

Probiotik starbio adalah probiotik yang bersifat an-aerob (tanpa udara) yang dapat
menghasilakn enzim yang berguna untuk memecah karbohidrat seperti (selulosa,
hemiselulosa, lignin), dan protein serta lemak.
Lihat Juga: Produk PT. LHM Starbio Plus Untuk Mengatasi
Masalah Septic Tank(WC)
Kegunaan starbio dalam ransum atau pakan ternak yaitu meningkatkan daya cerna,  lebih
mudah menyerab nutrisi, dan tentunya efisiensi penggunaan ransum, probiotik ini juga
mampu menghilangkan bau kotoran ternak kita.
Probiotik starbio adalah kumpulan bakteri atu koloni dari bakteri alami sebagai berikut:
Mikroba Proteolitik
6  x 10 satuan pembentuk koloni/gram bahan, jenis yang biasa diformulasikan yaitu:
9

Nitrosomonas / Nitrobacter / Nitrospira / Nitrosococcus / Nitrosolobus.


Mikroba Lignolitik
6 x 10 satuan pembentuk koloni/gram bahan. Jenis yang biasa diformolasikan yaitu:
9

Clavaria dendroidea / Clitocybe alexandri / Hypoloma fasciculare.


Mikroba NitrogenFiksasi Non Simbiotik
4 x 108 satuan pembentuk keloni/gram bahan, Jenis yang bias diformulasikan yaitu:
Jenis yang biasa diformulasikan: Azotobacter Spp / Beyerinkya Spp / Clostridium
pasteurianum.  Nostoc Spp / Anabaena Spp / Tolypothrix Spp / Spirillum lipoferum.
Mikroba Selulolitik
8 x 10 8 satuan pembentuk koloni/gram bahan. Koloni yang biasa diformulasikan yaitu:
Trichoderma polysporeum / Tricoderma viridae / Cellulomonas acidula / Bacillus cellulase
disolven.
Mikroba Lipolitik
5 x 108 satuan pembentuk koloni/gram bahan. Jenis yang biasa diformalusikan: Spirillum
liporerum.
Sumber :Lembah Hijau Multifarm.
Kegunaan Utama dari Starbio:
1. Menurunkan Biaya Pakan
Mikroba yang terkandung  dalam starbio akan membantu pencernaan dalam tubuh ternak,
membantu penyerapan pakan lebih banyak jadi pertumbuhan ternak lebih cepat dan
produksi bisa lebih meningkat. Jadi FCR (Feed Conversion Ratio) akan menurunkan
sehingga biaya pakan lebih murah.
2. Mengurangi bau kotoran ternak
Pakan ternak yang dicampur dengan starbio akan meningkatkan kecernaan
penyerapannya jadi:
Kotoran ternak lebih sedikit kiring
Kandungan ammonia dalam kotoran ternak akan menurun sampai 50%,
akhirnya daya tahan tubuh ternak akan meningkat dalam kondisi ternak akan lebih
segar, karena kontaminasi lalat yang lebih sedikit. Kondisi peternak dan
lingkungannya akan lebih nyaman, tidak terganggu  dengan kotoran ternak (Lembah
Hijau Multifarm).
Peternak yang menggunakan probiotik starbio pada ternak unggas ternyata sangat
mengutungkan karana bisa menghasilkan bermacam enzim yang bisa membantu
pencernaan dan bisa menghasilkan zat anti bakteri yang bisa menekan pertumbuhan
mikiroorganisme yang pathogen, atau merugikan.

Penggunaan Probiotik Bioplus Untuk


Penggemukan Sapi
admin November 13, 2015 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 3,193 Views

Probiotik bioplus merupakan hasil dari pencampuran bakteri atau mikroba yang
menguntungkan (non-patogen)  yakni bakteri yang dapat mencerna pakan serat, seperti
jerami dan rumput gajah, kandungan  bakteri sekitar 105/gr, dan Fungi atau jamur yang
juga dapat mencerna pakan berserat. Probiotik Bioplus didapatlan dari bermacam macam
ternak ruminasia (sapi, kambing, domba) dan monogastrik(kelinci, kuda). Penggunaan
Probiotik Bioplus berfungsi untuk meningkatkan produktivitas dari pakan yang kurang
efisien karena mempunyai nilai nutrisi yang rendah.
Hamipr sama dengan probiotik yang lainnya, proboitik bioplus mempunyai manfaat untuk
meningkatkan efisien pakan dengan miningkatkan protein (PK) pakan dan menurunkan
serat kasar(SK) dari pakan, menjaga kesehatan ternak, meningkatkan pertumbuhan
ternak.
Sapi bali atau dalam bahasa latin disebut dengan (Bos Sondaicus) adalah hasil dari
domestikasi (hasil penjinakan hewan liar) benteng yang ada di pulau balidan sekarang
menjadikan sapi bali adalah ternak unggulan di pulau tersebut dan kemudian
dikembangbiakkan secara nasional meskipun menjadi komoditas unggulan sapi bali juga
memiliki sisi kelamahan yakni perumbuhan bobot harian sapi yang agak lambat
dibandingkan dengan sapi unggulan lain seperti sapi Simmental, Limousin, atau Brahman.
Dari berbagai hasil penelitian bahwa ternak sapi bali dalam khususnya dalam proses
penggemukan sapi potong membutuhkan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih
baik, kemudian pemberian kosentrat untuk pakan penguat dilakukan terbatas oleh petani
yang mempunyai tingkat kemampuan ekonomi yang baik, sehingga produktivitas sapi
potong yang dipelihara petani dipedasaan menjadi sangat rendah.
Sekarang, diikuti dengan perkembangan ilmu peternakan sudah berkembang penggunaan
pakan penguat (feed additif), dan salahsatunya adalah probiotik Bioplus, dan Enzim.
Bioplus merupakan probiotik yang mengandung mikroba pencerna serat yang bisa
meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan. Dari penelitian bahwa penggunaan Probiotik
Bioplus pada sapi potong peranakan Ongole dapat meningkatkan pertambahan bobot
badan harian dari 0,7 Kg menjadi 1 Kg. Dalam Bioplus terdapat jenis bakteri fermentasi
dari genus  Lactabacillus, Streptomices, dan genus jamur fermentative lainnya dalam
media molasses (tetes tebu) yang berguna untuk memfermatasikan bahan organic
kompleks menjadi bahan organic sederhana.
Kemudian enzim adalah produk biologis yang berguna untuk katalisator untuk
memecahkan atau merombak struktur kimia pakan yang bersifat kompleks menjadi
sederhana, agar pakan tersebut mudah untuk diserap.
Enzim yang digunakan pada pengkajian ini yaitucampuran dari enzim alfa  Amilase, Beta
Amilase, Beta Gluconase, Pectinase, Cellulase, dan lain-lain. Enzim yang diberikan
sebanyak 3 gram/ekor/hari.
Bioplus 5 ml/ekor/hari, dedak 2 kg/ekor/hari sedangkan hijauan diberikan ad libitum
dengan kompisisi 70% rumput dan 30% legume seperti daun gamal, kaliandra, lamtoro,
turi, dan lain lain.
Pengaruhnya terhadap pertambahan Berat Badan Sapi Bali.
Pertambahan berat badan,
Dari hasil penggkajian dan penelitian selama 4 bulan, kelompok sapi yang diberika pakan
Hijauan+Dedak+Enzim (HDE) pertambahan bobot badan hariannya yang tertinggi,
selanjutnya diikuti oleh kelompok sapi yang diberikan pakan Hijauan+Dedak+Bioplus
(HDB), Hijauan+Enzim(HE), Hijauan + Dedak (HD), Hijauan + Bioplus (HB) dan terakhir
sapi diberikan hiajauan saja, masing-masing 0.679, 0.611, 0.508, 0.491, 0.461, dan 0.302
kg/ekor/hari.
Pertambaha
Bobot Badan Bobot Badan
No Perlakuan Bobot Bada
Awal(Kg) Akhir(Kg)
(Kg/Ekor/ha

1 Hijauan(H) 293,6 329,8 0,302

2 Hijauan + Bioplus (HB) 298,4 353,7 0.461

3 Hijauan + Enzim (HE) 292,3 353,2 0,508

4 Hijauan + Dedak (HD) 297,4 356,2 0,491

Hijauan + Dedak + Bioplus


5 290,9 364,2 0,611
(HDB)

Hijauan + Dedak + Enzim 


6 299,3 380,8 0,679
(HDE)
Dari hasil pengkajian bedasarkan table diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa
penggunnan Kosentrat, Bioplas, dan Enzim dalam pakan ternak sapi, maka nilai bobot
harian ternak akan meningkat secara signifikan.

Manfaat kulit kakao untuk pakan ternak


admin September 9, 2015 Ilmu Teknologi Peternakan Leave a comment 6,271 Views

Kulit kakao adalah salah satu limbah industri yang dihasilkan oleh tanaman kakau.
Tanaman kakao yang dalam bahasa latin disebut dengan Theobroma cacao L, hampir
74% dari buah kakao adalah kulit buah, dengan 2% plasenta, dan 24% biji.
Dari hasil analisa kimia atau yang biasa dengan analisa proksimat, kulit buah kakao
mengandung 22% protein, dan 3-9 % lemak. Ada juga dari hasil penelitian yang lain kulit
buah kakao mempunyai protein kasar (PK) 8%, bahan kering (BK) 88%, dan serat kasar
(SK) 40,1 %., dan tingkat kecernaannya (TDN) sebesar 50,8%.
Dan pemakaian pada ternak ruminansia sekitar 30-40%. Dari hasil penelitian yang dicoba
pada ternak domba, pemakaian kulit buah kakao bisa digunakan untuk mengganti
kosentrat 15% atau 5% dari ransum.
Sebaiknya sebelum digunakan sebagai pakan ternak, limbah kulit buah kakao agar dapat
difermentasikan terlebih dahulu agar kadar lignin yang sulit dicerna oleh ternak dapat
turun, dan sebaliknya untuk meningkatkan kadar protein dari kulit buah kakao yang semula
sekitar 6-8% menjadi 12-15 %. Ketika peternak yang mencoba memberikan kulit buah
kakao yang telah diproses pada ternak sapi bisa meningkatkan berat badan sapi sebesar
0,9 Kg/Hari.
Cara Pengolahan Kulit Kakao Dengan Teknologi Fermentasi
Dengan cara fementasi, nilai gizi tambah kulit buat kakao bisa ditingkatkan, sehingga
memenuhi pakan kosentrat pada kambing, domba dan sapi. Salah satu fermentor yang
dapat digunakan adalah starbio ternak atau Aspergilus niger, dengan fermentasi manfaat
yang diperoleh antara lain:
Nilai protein dari kulit buah kakao akan meningkat
Menurunkan kandungan serat kasar
Menurunkan kandungan tenin (zat yang menghambat pencernaan)
Cara pengolahaan limbah kulit Kakao Tanpa Fermentasi
Kumpulkan limbah kulit kakao dari hasil panen, kemudian dicingcang. Selanjutnya dijemur
pada sinar matahari sampai kering, yang dapat kita lihat dengan cara mudah unuk
dipatahkan atau mudah hancur ketika diremas. Setelah kering ditumbuk dengan
menggunakan lesung, atau alat penumbuk lainnya, dan kemudian dilakukan pengayakan.
Untuk meningkatkan nilai gizi pakan ternak, maka tepung kulit buah kakao dapat dicampur
dengan bekatul dan jagung giling, masing 15%, 35%, dan 30%, yang artinya bahwa
ransum tersebut tediri atas 15% tepung kulit buah kakao, 35% bekatul, dan 30% jagung
giling.
Cara penggunaan kulit buah kakao pada ternak.
Pada awal pemberian, biasanya ternak tidak langsung memakannya. Karena
itu, berikanlah pada saat ternak lapar dan bila perlu diambah sedikit garam, atau
gula untuk merangsang nafsu makan.
Tepung hasil fermentasi bisa langsung diberikan pada ternak, atau disimpan,
agar lebih awet dan tahan lama, penyimpanan harus dalam bentuk wadah kering dan
bersih.

Manfaat Probiotik Untuk Ternak


admin June 27, 2015 Ilmu Teknologi Peternakan 3 Comments 14,824 Views

Ilmu pertenakan dan teknologi penggemukan ternak khususnya pada ternak ruminansia
terus maju dan berkembang dengan pengaplikasikan beberapa macam produk probiotik
yang sangat menguntungkan bagi peternak.
Manfaat probiotik untuk ternak yang digunakan dalam ransum pakan akan meningkatkan
daya cerna dalam rumen ternak. Probiotik adalah mikroba atau mikroorganisme yang
hidup pada media tertentu, kemudian digunakan pada ternak melalui pakan, untuk
membuat keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaannya.
Probiotik yang ditambahkan dalam pakan ransum, dari berbagai hasil penelitian mampu
menambah berat badan ternak. Karena probitik ini mampu membuat mikroorganisme
postif bekerja pada keadaan yang optimal, jadi pakan akan lebih gampang dicerna dan
diserap.

Biasanya pakan ternak ruminansia di Negara kita ini memiliki mutu yang rendah, oleh
sebab itu kita memerlukan suplemen tambahan yang bisa meningkatkan kinerja fungsi
rumen, yaitu dengan menggunakan probiotik khususnya yang terdapat bakteri selulolitik
yang tinggi, supaya bisa memanfaatkan sumber pakan berserat tinggi. Dengan
penggunaan probiotik. serat kasar (SK) akan diturunkan, Protein Kasar (PK) akan
dinaikkan, dan TDN (daya cerna) akan meningkat.
Intinya, probiotik merupakan suplemen untuk ternak yang dapat meningkatkan kesehatan
ternak melalui cara pengolahan kompasisi mikroorganisme dan bakteri pada saluran
pencernaan ternak. Beberapa sumber informasi literature, ternak yang diberikan probiotik
mampu memberikan penambahan berat badan yang cukup baik, seperti pada ternak sapi,
pertambahan bobot badan dapat mencapai 2-3 kg/hari.
Jika kita melihat data tersebut, kita sebagai peternak dapat mencoba memberikan probitik
ini pada ternak kita. Apalagi penggunaan probiotik dalam pakan, tidak menyebabkan efek
buruk kepada ternak, hal ini disebabkan probitik adalah termasuk katagori zat organic.
Berikut ini adalah beberapa manfaat probiotik untuk ternak:
Probiotik mampu mengurangi penyakit diare atau mencret pada ternak.
Mampu mengurangi tingkat stress pada ternak.
Menekan jumlah batkeri yang buruk (patogen), sehingga kesehatan ternak
kita terjamin
Probiotik yang digunakan tidak akan berbahaya bagi ternak maupun pada
lingkungan, karena probiotik hanya terdapat mikroorganisme yang baik yang sangat
menguntungkan untuk ternak.
Probiotik akan meningkatkan nafsu pakan ternak sehingga ternak akan cepat
gemuk.
Penggunaan probitiok akan menurunkan kadar kolestrol pada daging.
Kotoran ternak menjadi tidak berbau dan cepat kering
Berikut ini adalah beberapa contoh probiotik yang beredar di pasaran
Starbio, produk dari PT. Limbah Hijau Multifarm(LHM)
Bossdext, Bioplus
EM4, Probion, Bioplus
Probiotik Tangguh dari PT. Natural Nusantara (NASA)
SOC (Suplement Organic Cair) dari. PT Hidup Cerah Sejahtera (PT. HCS)
Ragi Tape Jermi, dari Klinik Pertanian Indonesia.
Dari beberapa produk probiotik diatas, peternak dapat mencobanya untuk ternaknya,
sehingga usaha pertenakan dapat berjalan dengan sukses dalamh hal efisiensi waktu dan
penggunaan pakan.
Probiotik ini biasa digunakan dalam proses fermentasi berbagai macam limbah pertanian
dan agroindustri, seperti jerami padi, jerami jagung, ampas tahu, bekatul, kulit kakau,
bungkil sawit, dan lain-lain. Probiotik dapat juga digunakan pada proses silase, seperti
pada rumput gajah.
Proses pembuatan fermentasi menjadi sangat terkenal dalam dunia peternakan, karena
teknologi ini sudah memberikan manfaa yang cuku banyak untuk peternak. Selama ini
dikalangan masyaraka kita hanya fermentasi hanya dikenal untuk membuat minuman saja.
Padahal tidak, fermentasi juga dapat dimanfaatkan untuk proses pembuatan pakan yang
mempunyai kualitas yang cukup tinggi. Pembuatan fermentasi sangat gampang, dan
tentunya hal yang sangat penting dari proses fermentasi yaitu menghemat biaya, waktu
tidak terlalu banyak untuk memotong rumput atau mengangon ternaknya.

Pohon Turi Sebagai Pakan Ternak


admin June 20, 2015 Ilmu Teknologi Peternakan 5 Comments 15,982 Views

Untuk menghemat biaya pakan merupakan hal sangat penting di dalam usaha peternakan,
karana pakan merupakan factor biaya produksi yang mencapai 70-80%. Sehingga kita
sebagai peternak sangat butuh pengetahuan tentang bahan pakan yang lain yang tersedia
di lingkungan kita.
Pohon turi sebagai pakan ternak, mempunyai potensi yang sangat bagus untuk ternak
baik ternak ruminansia (seperti sapi, kambing, domba, dll) maupun non-ruminansia.
Karena pohon turi ini memiliki kadar Protein Kasar (PK) yang tinggi untuk nutrisi ternak,
sehingga ternak kita cepat gemuk, dan produksi susu ternak akan meninggkat.
Tapi dibalik keunggulannya, pohon turi ini mempunyai zat antinutrisi yang berbahaya bagi
ternak, sehigga kita perlu mengolahnya terlebih dahulu sebelum diberikan.

Tanaman Turi atau dalam bahasa latin Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene
grandiflora adalah tanaman kecil, tanaman turi dapat mencapai ketinggian10 m. Turi
diperkirakan berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Namun sekarang sudah
menyebar ke berbagai kawasan iklim tropis di dunia.
Pohon turi tidak berusia panjang, dapat tumbuh dengan cepat, mempunyai akar yang
dangkal, dan memiliki cabang cabang yang menggantung. Tanaman turi berupa tanaman
pohon dengan cabang yang jarang, kemudian mendatar, batang utamanya tegak, tajuk
cenderung meninggi, dan memiliki daun majemuk. Pohon turi memiliki mahkota putih, jenis
kupu-kupu Faboideae, buahnya polong, dan menggantung. Untuk lebih jelas dapat dilihat
dari gambar.
Dibebarapa daerah di Indonesia, untuk sunda dan jawa biasa disebut turi, daerah Madura
disebut toroi, masyarakat gorontalo menyebut uliango, gorgua untuk disebut oleh masyarat
Buol, Palawu oleh masyarakat bima, tanunu (Sumba), Sedangkan masyarakat Ternate
dan Tidore menyebut pohon turi ini adalah Tun.
Ciri-Ciri Pohon Turi
Batang
Pohon turi mempunyai sedikit cabang, dengan tinggi antara 8-15 meter, dan diameter
sekitra 25-30 cm, kulit luar batangnya bewarna abu-abu kehitaman, kasar, mempunyai
retakan vertical yang panjang selebar 1-2 cm. Kulit kayu bila ditoreh akan mengeluarkan
lender kuning kemerahan.
Daun
Daunya turi majemuk menyirip sepanjang 30 cm, dengan jumlah anak daun genap atau
berpasangan, sekitar 20-50 anak daun per tangkai. Bentuk daunnya lonjong atau oval.
Bunga
Bunga Daun Turi mempunyi bentuk seperti tandan, muncul pada ketika ketiak daun,
kelopak daun seperti bulan sabit, dan mahkota bunga menggantung berbentuk semacam
lonceng. Jika kita bedakan jenis atau varietasnya, mahkota bunga turi dapat kita bagi dua
tipe yakni berwarna putih dan berwarna merah.
Buah
Polongnya poho turi menggantung berbentuk ramping, dan lurus, dengan ujung
meramping. Ukuran panjang polong sekitar 30-50 cm, dengan lebarnya 1-1,5 cm. Saat
buahnya masih muda buahnya berwana hijau, dan selanjutnya setelah menua, buahnya
bewarna kuning.
Pesebaran:
Pohon turi bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian 0,1-1000 meter diatas permukaan
laut. Biasanya buahnya kurang bagus jika hidup lebih dari ketinggian itu. Dapat
berkembang pada berbagai macam tekstur tanah dan drainase yang tidak bagus. Pohon
turi berkembang dengan banyak dengan steak batang atau biji.
Pohon Turi Sebagi Pakan Ternak
Pohon turi sangat disukai oleh ternak, dan batang daunnya dapat berkembang dengan
cepat setalah dipotong berulang-ulang. Jika kita menaman dalam 1 hektar tanah, dapat
menghasilkan 20 ton Bahan kering per tahun. Cukup banyak kan?
Hal yang sangat potensial sebagai pakan ternak adalah pohon turi mempunyai kadar
protein kasar(PK) 36% dalam betuk segar, PK 27%,serat kasar (SK) 14% dalam bentuk
tepung, dan mempunyai energi lebih banyak dibandingkan dengan kalandra, lamtoro, dan
gamal. Pohon turi sangat baik diberikan pada ternak pada akhir kehamilan dan awal
laktasi (produksi susu setelah melahirkan). Sehingga pertumbuhan anak ternak dapat
bekembang dengan baik, dan mencegah angka kematian anak ternak.
 Jika kita berikan 2 Kg pada domba bisa menaikkan berat badan 300% dibandingkan
dengan rumput gajah saja. Hal ini hampir sama jika kita berikan pada sapi sebanyak 2 kg
yang kita campur dengan jerami dengan pemberian ransum yang sempurna.
 Cara Pemberian Pakan Pada Ternak
Kita dapat memberikan daun turi pada ternak bisa dalam bentuk segar atau yang menjadi
tepung, yang kemudian dicampur dengan bahan pakan ternak. Pada sapi dapat diberikan
secara langsung.
Daun turi yang telah kering, kemudian digilling menjadi tepung dapat digunakan sebagai
bahan campuran pakan ternak atau kosentrat .

Tujuan daun pohon turi dijemur adalah untuk mengurangi kadar air sehingga mudah
digiling, dan mengurangi zat sponin yang berbahaya bagi ternak. Pada ternak punyuh,
daun turi dapat dipakai sebagai peganti bungkil kedelai sampai 45%.
 Tabel berikut ini adalah saran jumlah daun turi yang dapat dberikan pada ternak:
Jumlah
Taksiran Konsumsi % Pohon
Katagori Tenak Turi/ekor
BK Turi
Berat Badan Kg P

Kambing Dewasa ( Usia 1 tahun ke


20 0,6 0-25 0,6 0
atas, induk tdk bunting)

Pejantan dan Induk masa kawin


20 0,6 50-100 2,4 1
( antara 2 Sekitar 2 Mg Sebelum Kawin

Induk Awal Kebuntingan (Sampai 3,5


22 0,66 10-30 0,79 0
bln setelah kawin)

Induk Bunting Tua & Laktasi( 1,5 bln


26 0,78 50-100 3,12 1
sebelu dan Sesudah melahirkan)

Anak lepas sapih (3 bulan keatas) 10 0,3 50-100 1,2 0

Pengemukan, penjantan tidak kawin 20 0,6 25-50 1,2 0


 Zat Anti Nutrsi Pada Pohon Turi.
Pohon Turi mempunyai zat racun sponin yang tinggi, jadi akan berbahaya bagi ternak,
terutama pada ayam. Sponin mempunyai ras pahit. Zat sponin memiliki efek menurunkan
konsumsi ransum, karena rasa pahit, terjadinya iritasi pada oral mocusa, dan saluran
pencernaan ternak kita.

Teknologi Pembuatan Pakan Komplit


Untuk Ternak
admin June 6, 2015 Ilmu Teknologi Peternakan 8 Comments 27,598 Views

Complete feed atau pakan komplit merupakan pakan ternak yang lengkap yang bisa
melengkapi dan memenuhi nutrisi dan gizi yang dibutuhkan ternak selama satu hari(24
jam). Pakan lengkap ini adalah kombinasi, campuran, gabungan dari pakan hijauan,
kosentrat yang berprotein tinggi, pakan yang berserat, dan pakan suplemen.
Agar pakan lengkap ini berkualitas untuk ternak, diperlukan pengolahan yaitu dengan
Teknologi pembuatan pakan komplit yang disebut dengan fermentasi yang menggunakan
probiotik.
Keunggulan menggunakan pakan komplit.
Peternak tidak harus lagi membanting tulang untuk mencari rumput(ngarit)
setiap hari, sebab dengan fermentasi, pakan komplit dapat bertahan dan simpan
lama sebagai cadangan pakan pada saat musim kemarau.
Kita tidak perlu lagi memperkajakan banyak tenaga kerja, hanya dengan satu
orang, mampu memelihara kambing atau domba lebih kurang sekitar 200 ekor,
begitu juga dengan sapi yang dapat dipelihara oleh 1 orang dengan jumlah 20 ekor
Tentunnya kualitas pakan ternak terjamin dengahn nutrisi yang lengkap
sesuai dengan kebutuhan ternak.
Bahan Pakan Dan Peralatan Yang Diperlukan:
Bahan pakan berserat contohnya: rumput hijauan, jerami jagung, jerami
jagung, klabot jagung, janggel jagung, kulit singkong, kulit kacang, brangksan
kacang hijau.
Pakan Kosentrat: bahan pakan yang bermutu tinggi atau berproten tinggi.
Baik dari satu bahan pakan atau lebih. Contonya adalah Dedak padi, bekatul,
ampas tahu, pollard atau dedak gandum, dedak jagung, bunkil sawit, dll atau pun
pakan kosentrat yang dijual dipasaran.
Bahan suplemen: garam dapur, molasses atau tetes tebu, urea, dan
probiotik yang sering kita temui di pasaran contohnya : starbio, probion, EM4, ragi
tape jerami, SOC HCS, Probiotik Tangguh Nasa, Biofad, Probion, dll.
Peralatan: Alat atau mesin pencacah/chopper, bak penampung sebagai
tempat fermentasi, missal, silo, kantong plastic kedap udara, dlll. Terpal, gayung,
kayu atau bamboo, sekop sebagai pengaduk.
Proses Pembuatan Pakan Komplit
Bahan pakan sumber serat dicacah dengan chopper/mesin pencacah,
kemudian diletakkan diatas terpal, hasil cacahan yang kecil akan semakin baik,
karena saat pencampuran akan homogen (mudah tercampur dengan merata).
Di atas cacahan pakan serat, ditambahkan konsentrat sebagai protein tinggi.

Tambahkan garam dapur dalam air secukupnya, tambahkan urea dengan air
secukupnya. Setelah garam dapur dan urea telah larut. Kemudian baru ditambahkan
molasses atau tetes tebu dan probiotik. Jika diperlukan agar dapat menambahkan
air seperlunya.
Semprotkan/percikan larutan garam dapur, urea, tetes tebu, dan probitiok di
atas hamparan bahan pakan berserat. Kemudian diaduk-aduk rata dan bila
diperlukan menambahkan air kembali, sehingga kandungan air mencapai 60%.
Takarannya jika dipegang/dikepal bahan pakan basah di tangan, tapi air tidak
menetes.
Kemudian masukkan bahan pakan ternak tersebu dalam silo, atau tempat
lainnya, ditekan agar padat, tidak ada udara(anaerob). Kemudian ditutup rapat
selama 3 minggu.
Pakan komplit ini, bisa diberikan dan digunakan sesudah tiga hari proses fermentasi
berlangsung, asalkan sesudah kita mengambil untuk diberi ke ternak harus ditutup rapat
kembali.
Sesudah proses fermentasi sekitar 3(tiga) minggu tersebut, pakan lengkap tersebut dapat
disimpan dalam kondisi terbuka namun sebelumnya harus diangin-anginkan terlebih
hingga kering.
Contoh Beberapa Formulasi Pakan Kosentrat
Bahan Pakan Formula I Formula 2 Formula 3 Formu

Dedak Padi 75 – – –

Bekatul 24,5 16,5

Kulit Kopi 25 22 25 24

Bungkil Kopra – 20 30 13,5

Bungkil Klenteng – 10 – –

Onggok – 48 – 56

Dedak Gandum – – 20,5 –

Urea 0,5 – – 2
Contoh Formulasi Pakan Lengkap Berbahan Hasil Sisa(limbah) Jagung
Bahan Pakan Kg

Limbah Jagung Kering 60

Brann/Pollard 40

Tetes Tebu 1

Urea 0,2

Garam Dapur 2

Kalsit/kapur mati 2

Probiotik(starbio) 0,2

Membuat Pakan Ransum Sapi Potong


Lebih Dari Dua Bahan
admin June 2, 2015 Ilmu Teknologi Peternakan, Sapi 1 Comment 10,458 Views

Untuk membuat ransum sapi potong lebih dari dua bahan, kita asumsikan seorang
peternak sapi mempunyai seekor sapi jantan potong mempunyai berat badan sekitar
300Kg, sapi ini akan digemukkan dengan target kenaikan berat badan 1 Kg/hari.
Sedangkan bahan pakan yan tersedia untuk membuat ransum yaitu rumput gajah atau
rumput raja, dedak padi kasar, dan onggok (ampas singkong).
Untuk proses penyusunan ransum pakan tersebut, ayuk kita ikuti langkah-langkah
pembuatannya.
Dari artikel yang sebelumnya, kita dapat mengetahui bahwa kemampuan sapi
untuk mengonsumsi bahan kering(BK). Yaitu si sapi yang mempunyai berat badan
300Kg mampu mengkomsumsi bahan pakan kering per hari sebanyak 3% dari berat
badannya.
Total bahan pakan kering per hari = 300Kg x 3% = 9Kg/hari
Dikarenakan rumput gajah termasuk pakan hijaun yang bermutu sedang,
maka perbandingannya dengan kosenrat untuk ransum sapi yaitu: 60% : 40%
Komposisi rumput gajah = 60/100 x 9Kg=5,4 Kg
Komposisi dedak halus dan onggok = 40/100 x 9 Kg =3,6 Kg
Seperti yang kita ketahui bahwa rumput gajah mempunyai kandungan Bahan
Kering(BK)=22,4% protein kasar(PK)= 13,5% dan energy/TDN=57%.
Dedak padi kasar mempunyai kandungan bahan kering 87,5%, protein kasar 13,8% dan
energy/TDN 55% Sedangkan onggok mempumyai bahan kering 88,7%, protein kasar
1,8% dan energy/TDN 85%.
-Total rumput segar yang dibutuhkan = 100/22,4×5,4 Kg = 24,10 Kg
-Kandungan energy/TDN rumput gajah = 5,4Kg X 57%= 3,078Kg
Dari artikel  daftar jenis beberapa komposisi bahan pakan ransum sapi
potong, kebutuhan energi/TDN sapi potong jantan berbobot 300Kg dengan PBBH 1
KG adalah 5,0Kg.
Energi campuran dedak padi dan onggok = 5,0 Kg — 3,078 Kg = 1,922 Kg
Kandungan energi campuran dedak padi dan onggok=1,922/3,6 x 100%
=53,388%
-Untuk menentukan komposisi dedak padi dan ampas singkong dapat menggunakan Bujur
Sangkar Pearson.

Keterangan
Nilai 55 dan 85 pada perhitungan di atas merupakan nilai energy/TDN dedak
padi kasar dan onggok masing-masing sebesar 55% dan 85%
Kebutuhan dedak padi kasar = 32/34 x 100% =94,11 % bahan kering
Komposisi dedak padi kasar = 94,11 % x 3,6 Kg = 3,38 Kg bahan kering
Komposisi dedak padi kasar= 100/87,5 x 3,38 Kg =3,86Kg bahan segar
Kebutuhan onggok =2/34 x 100% =5,88 % bahan kering
Komposisi onggok =5,88% x 3,6 = 0,21 Kg Bahan Kering
Komposisi onggok = 100/88,7 x 0,21 = 0,237 Kg Bahan segar
Dai perhitungan tersebut, komposisi ransum yang diperoleh untuk menggemukkan sapi
jantan yang mempunyai berat badan 300Kg dengan PBBH 1 Kg/hari adalah 24,1 Kg
rumput raja, 3,86 Kg dedak padi kasar, dan 0,237 onggok.
Komposisi tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan. Pastikan nutrisi
didalamnya sudah memenuhi kebutahan penggemukan, terutama kandungan protein dan
energinya.  Kebutuhan pakan sapi jantan untuk digemukkan dengan target PPBH 1 Kg,
yaitu 819 g protein kasar dan 5,0 Kg energy/TDN
Protein kasar dalam rumput raja adalah 5,4 Kg x 13,5/100 =0,729Kg
Protein kasar dalam dedak padi kasar 3,38 Kg x 13,8/100=0,466 Kg
Protein kasar dama onggok adalah 0,21 Kg x 1,8/100=0,0038 Kg
Jumlah 1,198 kg sudah melebihi kebutuhan sebesar 819 g.
Energi/TDN dalam rumput gajah adalah 5,4 Kg x 57/100 = 3,078 Kg
Energi dalam dedak padi kasar adalah 3,38 Kg x 55/100 = 1,859 Kg
Energi dalam onggok adalah 0,21 Kg x 85/100 =0,1785 Kg
Jumlah 5,115 kg, sudah melebihi kebutuhan sebesar 5,0 Kg.

Prospek Usaha Ternak Ruminansia


admin November 7, 2014 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 7,015 Views

Prospek agribisnis usaha ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) di


Indonesia seperti jawa, sumatera, Sulawesi sangat menjanjikan baik
dilihat dari segi teknis, ekonomis dan sosial. Dari segi teknis, usaha
ternak ruminansia sudah cukup berkembang dan mudah menyesuaikan
dengan lingkungan.
Dari segi ekonomis memiliki pangsa pasar cukup besar baik untuk
pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor. Dari segi
sosial, ternak sapi, kambing dan domba sudah memasyarakat di
kalangan peternak dan dagingnya digemari masyarakat.

Pengembangan usaha ternak sapi, kambing dan domba di masa


mendatang perlu dilakukan melalui pendekatan agribisnis yang
berkelanjutan. Usaha ternak dituntut lebih modern dan professional
dengan memanfaatkan inovasi teknologi yang menekankan aspek
efisiensi usaha.
Usaha penggemukan sapi potong, kita mulai saat kita membili calon sapi yang akan kita
gemukkan(sapi bakalan) dengan perkiraan usia antara 2,2,5 tahun. Dan kita akan
menggemukan antara 3 bulan dan maksimal 6 bulan. Kemudian dapat dijual pada
momden tertentu misalnya pada hari sebelum puasa (munggahan) atau mak meugang
dalam bahasa aceh, pada saat hari raya Idul Fitri, dan pada saat hari raya Idul Adha,
tentunya harga sapi harga yang cukup tinggi.
Belum lagi jika peternak bisa memberikan pakan yang berkuliatas dengan harga yang
efisien. misalnya dengan memberikan pakan kosentrat yang diperoleh dari limbah
pertanian dan perkebunan. Selain itu peternak juga dapat menjual kotoran ternak sebagai
pupuk, sehingga dapat menambah penghasilan.
Usaha penggemukan sapi akan mempunyai prospek yang cukup tinggi, karena persedian
stok daging dalam negeri selalu kurang, apalagi pemerintah sering melakukan impor
daging dari luar.
Selain sapi, peternak juga dapat melihat peluang usaha dari peternak kambing, dengan
modal lebih kecil jika diabandingkan dengan sapi. Jika kita lihat penduduk indonesia
dengan jumlah umat islam yang terbesar, menjadi potensial bagi kita untuk berwirausaha
dalam bidang peternakan, misal banyak umat islam yang membutuhkan ternak kambing
dan domba untuk Idul Adha, dan Aqikah anak. Dan banyak juga daging kambing dan
domba untuk kebutuhan di restoran atau sate. Jika yang beternak kambing peranakan
etawa tentunya akan menghasilkan susu yang dapat dijual dengan harga yang cukup
tinggi.
Pengembangan usaha ternak tersebut harus didukung dengan
pengembangan industri pakan melalui optimalisasi pemanfaatan sumber-
sumber bahan baku lokal spesifik lokasi dan berorientasi pada pola
integrasi tanaman-ternak.
Potensi bahan baku lokal berupa limbah pertanian, perkebunan dan
agroindustri sangat besar, namun hanya sebagian kecil yang digunakan
sebagai pakan. Masih banyak jenis limbah pertanian, perkebunan &
agroindustri yang belum dimanfaatkan.
Teknologi pakan lengkap (completefeed) merupakan salah satu
metoda/teknik pembuatan pakan yang digunakan untuk meningkatkan
pemanfaatan limbah pertanian atau perkebunan dan limbah agroindustri
melalui proses pengolahan dengan perlakuan fisik dan suplementasi
untuk produksi pakan ternak ruminansia.
Proses pengolahannya meliputi pemotongan untuk merubah ukuran
partikel, pengeringan, penggilingan/penghancuran, pencampuran antara
bahan serat dan konsentrat yang berupa padatan maupun cairan, serta
pengemasan.
Pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan yang tersedia secara
lokal di masingmasing wilayah, ditambah dengan penggunaan limbah
agroindustri, merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan
produksi pakan dengan kualitas standard dan sekaligus murah.
Pakan lengkap dibuat dari bahan bahan limbah pertanian & perkebunan
sebagai sumber seratnya seperti kulit kacang tanah, jerami kedelai,
tongkol jagung, pucuk tebu dll. Ditambah limbah agroindustri sebagai
sumber energi yaitu pollard, dedak padi, tapioka, tetes, onggok, dll.
Bahan bahan sumber protein seperti bungkil kopra, bungkil sawit, bungkil
minyak biji kapuk/randu, kulit kopi, kulit coklat dan urea. Dilengkapi
dengan bahan sumber mineral seperti garam dapur, zeolit, tepung tulang
mineral mix dll.

Daftar Istilah Dalam Peternakan


admin October 26, 2014 Ilmu Teknologi Peternakan 1 Comment 32,942 Views

Selamat Datang, diwebsite pertenakankita.com, ini adalah artikel pertama kami, yang
membagikan artikel  tentang daftar istilah dalam peternakan yang biasa dipakai dalam
meramu dan pemberian pakan ternak. Semoga artikel singkat ini, memberikan gambaran
kepada rekan-rekan peternak.
Daftar Istilah Dalam Peternakan,
berikut ini adalah beberapa pengertian tentang bahan baku pakan :
1. Air, kandungan air dalam setiap jenis pakan bervariasi. Hijauan umumnya mengandung
75—90% air. Sementara itu, untuk pakan yang sudah kering, seperti dedak padi,
mengandung 10% air. Kadar air dalam pakan perlu diketahui untuk membandingkan
dengan nilai nutrisi berdasarkan bahan keringnya.
2. Protein Kasar (PK) merupakan semua ikatan yang mengandung Nitrogen (N), baik
protein sesungguhnya(true protein) maupun zat-zat yang mengandung protein, tapi bukan
protein.
3. Bahan Kering (BK) adalah komponen pakan ternak yang sudah tidak mengandung air.
Pengetahuan mengenai bahan kering pada pakan ternak diperlukan untuk perhitungan
Penyusunan dan pemberian pakan ternak.
4. Abu merupakan zat pakan anorganik, abu mengadung unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh ternak seperti, Ca, K, Na, Mg, Fe, P, dan CL.
5. Lemak Kasar(LK), kadar lemak dalam pakan dapat diketahui melalui ekstrak yang
dilarutkan dalam ether, meski zat-zat lain juga larut di dalamnya. Karena itu, kadar lemak
yang menjadi acuan perhitungan lebih tepat disebut lamak kasar(LK)
6. Karbohirat, dalam analisih proksimat, yang termasuk karbohidrat adalah ekstrak tanpa
nitrogen(BETN). BETN merupakan komponen karbohidrat yang mudah dicerna dan
sumber energi yang baik bagi ternak ternak. Nilai BETN didapatkan dari 100% dikurangi
persentase abu, serat kasar, lemak, dan protein kasar.
7. Serat Kasar(SK) merupakan komponen karbohidrat yang terdiri atas polisakarida yang
tidak larut (selulosa dan hemiselulosa) serta lignin. Dalam ikatan lignoselulosa lignin
memiliki koefisiensi cerna sangat rendah. Semakin tua tanaman, kandungan ligninnya
semakin tinggi. Jerami padi termasuk bahan pakan dengan kandungan lignin tinggi
sehingga sulit dicerna.
8. Konsentrat merupakan makanan penguat yang terdiri dari bahan baku yang kaya
karbohidrat dan protein seperti jagung kuning, bekatul, dedak gandum dan bungkil (kedelai
dan kelapa). Konsentrat untuk ternak umumnya disebut makanan penguat atau bahan
baku makanan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mempunyai
kandungan protein yang cukup tinggi, dan mudah dicerna.
Pemberian pakan jerami padi fermentasi bersama dengan konsentrat, memungkinkan
setiap bahan akan saling menutupi kekurangannya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
gizi yang diperlukan tubuh. Untuk mengetahui zat makanan yang dapat diabsorbsi oleh
tubuh maka diperlukan pengukuran daya cerna.
Kosentrat dapat dibagi dua bagian yaitu:
Konsentrat sebagai sumber protein adalah sumber konsentrat yang mengandung nilai
protein lebih dari 18%, dan TDN(Total Digestablenya) adalah 60%. Misalnya tepung ikan,
tepung daging, tepung susu, tepung darah, tepung bulu, dan tepung cacing, tepung
kedelai, bungkil kedalai, bunngkil kelapa, bungkil kelapa sawit.
Kosentrat sebagai sumber energy adalah konsentrat yang mengadung nilai protein di
bawah 18%, daya cerna(TDN) 60%, dan serat kasarnya lebih dari 10%, contohnya adalah
dedak, bekatul, jagung, polar, dll.
9. Total Digestible Nutrient (TDN) dalam bahasai Indonesia adalan total nutrient
tercerna. Jumlah persetase semua sumber pakan ternak yang dapat dicerna, seperti
protein, karbohidrat, serat kasar dan lemak. Untuk minghitung TDN adalah dengan
menjumlahkan presentase dari zat pakan tersebut.
10. Ransum adalah bahan pakan campuran dua atau lebih bahan pakan yang disusun
untuk memenuhi kebutuhan ternak selama satu hari.Ransum adalah campuran bahan
pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang terdiri dari dua atau lebih bahan pakan
dari berbagai jenis bahan pakan yang telah dihitung nilai energi dan nutrisinya yang
diperlukan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan pakan dalam satu hari.
11. Complete Feed merupakan suatu aplikasi teknologi formulasi pakan dimana
mencampur(mix) semua bahan pakan yang ada, seperti dari hijauan ( limbah pertanian )
dan konsentrat yang dicampur menjadi satu tanpa atau hanya sedikit tambahan rumput
segar. Pakan complete feed merupakan fomulasi ransum yang berimbang yang telah
lengkap, yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, seperti untuk
pertumbuhan, perawatan jaringan maupun produksi. Dalam aplikasi pemberiannya,
ransum complete feed tidak memerlukan bahan tambahan lainnya kecuali air minum.
12. Sumber bahan Additive adalah bahan tambahan yang perlu atau biasa ditambahkan
dalam jumlah yang relatif sedikit dalam bahan pakan yang kadang kala diperlukan untuk
melengkapi ransum yang disusun. Misalnya menambahkan aroma atau cita rasa, asam
amino atau asam amino, vitamin.
13. Sumber serat adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan serat kasar (SK) >18%,
contohnya limbah pertanian, kulit biji polong-polongan dll.
14. Sumber energi adalah bahan-bahan yang memiliki kadar protein kurang dari 20% dan
serat kasar kurang dari 18% atau dinding selnya kurang dari 35%, contohnya biji-bijian,
kacang-kacangan, buah-buahan, umbi-umbian dan limbah sisa penggilingan.
15. Sumber protein adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan protein kasar >20%
baik bahan yang berasal dari tumbuhtumbuhan seperti bungkil, bekatul maupun yang
berasal dari hewan seperti silase ikan.
16. Sumber mineral adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan mineral yang cukup
tinggi, misalnya garam dapur, kapur makan, tepung ikan, grit kulit bekicot, grit kulit kerang
dan grit kulit ikan.
17. Sumber vitamin adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan vitamin cukup tinggi,
misalnya makanan berbutir dan umbi-umbian.
18. Pakan tambahan adalah bahan-bahan tertentu yang ditambahkan kedalam ransum,
seperti obat-obatan, anti biotika, hormon, air, dan zat pengharum.

Anda mungkin juga menyukai