Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA KONSEP DASAR K3 DALAM PEMBERIAN ASUHAN

KEPERAWATAN KEPADA PASIEN DI RUMAH SAKIT

Kiki Dwi Febriyanti

kiifeb83@gmail.com

LATAR BELAKANG adalah mencegah, megurangi, bahkan


menihilkan resiko penyakit dan kecelakaan
Rumah sakit umum adalah rumah sakit
akibat kerja (KAK) serta meningkatkan
ang memberikan pelayanan kesehatan
derajat kesehatan para pekerja sehingga
pada semua bidang dan jenis penyakit.
produktivitas kerja meningkat. Dalam
Pelaanan rumah sakit merupakan bagian
Undang-Undang Republik Indonesia
yang tidak terpisah dari system pelayanan
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan pada umumnya. Dalam
Kesehatan, upaya kesehatan kerja
pemberian pelayanan kesehatan, rumah
ditunjukkan untuk melindungi pekerja agar
sakit diharapkan dapat memberikan
hidup sehat dan terbebas dari gangguan
pelayanan yang berkualitas. Potensi
kesehatan serta pengaruh buruk yang
bahaya di rumah sakit dapat disebabkan
diakibatkan oleh pekerjaan sehingga sudah
oleh factor biologis, factor kimia, factor
seharusnya pihak pengelola rumah sakit
ergonomic, factor fisik, factor psikososial,
menerapkan upaya-upaya K3 di rumah
bahaya mekanik, bahaya listrik, limbah
sakit. K3 termasuk sebagai salah satu
rumah sakit, ang dapat mengancam jiwa
standar pelayanan yang dinilai di dalam
dan kehidupan bagi para karyawan rumah
akreditasi rumah sakit, disamping standar
sakit, pasien maupun para pengunjung ang
pelayanan lainnya.
ada di lingkungan rumah sakit yang
mengakibatkan penyakit dan kecelakaan Pekerja rumah sakit mempunyai risiko
kerja. lebih tinggi dibanding pekerja industri lain
untuk terjadinya Penyakit Akibat Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
(PAK) dan KAK, sehingga perlu dibuat
merupakan suatu upaya perlindungan
standar perlindungan bagi pekerja yang
kepada tenaga kerja dan orang lain yang
ada di rumah sakit. Untuk mencegah dan
memasuki tempat kerja terhadap bahaya
mengurangi resiko bahaya tersebut maka
dari akibat kecelakaan kerja. Tujuan K3
perlu ditetapkan standar K3 di rumah sakit.
Perlunya pelaksanaan K3RS mengenai
kebijakan pemerintah tentang rumah sakit
METODE
di Indonesia adalah untuk meningkatkan
akses, keterjangkauan, dan kualitas metode yang digunakan dalam penulisan
pelayanan kesehatan yang aman di rumah ini adalah metode kajian bebas dimana
sakit. Perencanaan, pelaksanaan, metode ini berwilayah lebih sempit dengan
monitoring, dan evaluasi K3 RS serta tingkat variasi yang rendah, namun dari
tindak lanjut, yang merujuk pada SK penulisan ini dapat berkembang menjadi
Menkes No. 432/ Menkes/ SK/ IV/ 2007 lebih luas. Metode kajian bebas ini
tentang Pedoman Manajemen K3 di RS merupakan metode yang dilakukan untuk
dan OHSAS 18001 tentang Standar Sistem melakukan penulisan yang dikumpulkan
Manajemen K3. Sistem manajemen K3RS dari beberapa sumber seperti buku teks,
adalah bagian dari sistem manajemen buku referensi jurnal dan e-book, dan juga
rumah sakit. dibandingkan dengan jurnal yang
berhubungan dengan “pentingnya peran
Pelaksanaan K3, berkaitan dengan citra
keluarga dalam pencegahan pasien di
dan kelangsungan hidup rumah sakit.
rumah sakit”. Sehingga pembaca dapat
Manajemen adalah proses perencanaan,
mengerti informasi yang sudah ditulis dan
pengorganisasian, pengarahan dan
dapat memahami pentingnya peran
pengawasan usaha para anggota organisasi
keluarga dalam pencegahan pasien di
dan pengguanaan sumber daya organisasi
rumah sakit.
lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
HASIL
mewajibkan dilaksanakannya akreditasi
rumah sakit dengan tujuan untuk Rumah sakit merupakan perusahaan yang
meningkatkan pelayanan rumah sakit di memiliki kegiatan operasional jasa
Indonesia. Standar akreditasi yang pelayanan kesehatan bagi masyarakat
digunakan saat ini akan menekankan pada dimana sangat membutuhkan tenaga kerja
pelayanan berfokus pada pasien serta yang berkualitas, untuk mencapai tujuan
kesinambungan pelayanan dan menjadikan yang diharapkan oleh pihak rumah sakit
keselamatan pasien sebagai standar utama maka dapat dilakukan dengan cara
serta melibatkan seluruh petugas dalam membentuk suatu kepuasan kerja pada
proses akreditasi. perawatnya. Dengan adanya kepuasan
kerja perawat maka diharapkan mereka Perkembangan pengelolaan rumah sakit
dapat menjalankan tugasnya dengan baik. baik dari aspek manajemen maupun
Untuk mampu menciptakan tingkat operasional sangat dipengaruhi oleh
pelayanan yang berkualitas dibutuhkan berbagai tuntutan baik lingkungan internal
perawat yang memiliki kualitas pula maupun eksternal. Tuntutan internal
kemampuan untuk menarik dan seperti memberikan kesejahteraan untuk
menpertahankan tenaga kerja yang staf dan perkembangan teknologi untuk
berkualitas dan cakap merupakan menunjang pelayanan rumah sakit itu
kebutuhan prasyarat sukses bagi sebuah sendiri. Sedangkan tuntutan eksternal
perusahaan. reputasi perusahaan antara lain rumah sakit dituntut untuk
merupakan modal pokok yang memberikan pelayanan yang bermutu dan
mencerminkan pada kemampuan biaya pelayanan yang terkendali yang
perusahaan untuk memuaskan ke berujung pada kepuasan pelayanan itu
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sendiri.
adalah suatu program yang dibuat pekerja
Kepuasan kerja dari setiap tenaga perawat
maupun pengusaha sebagai upaya
dapat diukur dari besar kecilnya
mencegah timbulnya kecelakaan akibat
kesenjangan antara harapan yang
kerja dan penyakit serta tindakan
diinginkan dengan kenyataan yang
antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan
diterimanya. Semakin kecil kesenjangan
penyakit kerja. Tujuannya adalah untuk
antara harapan dengan kenyataan ,
menciptkan tempat keja yang nyaman, dan
semakin besar pula tingkat kepuasan kerja
sehat sehingga dapat menekan serendah
yang dirasakan oleh tenaga perawat.
mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.
Keselamatan kerja dapat mempengaruhi
Adapun mengenai tujuan keselamatan dan
tingkat kepuasan karyawan. Hal tersebut
kesehatan kerja (K3) dijelaskan pula oleh
disebabkan apa bila karyawan
suatu undang-undang semata memberikan
mendapatkan perlindungan keselamatan
jamian kepada karyawan dari perusahaan
kerja dari perusahan, maka karyawan akan
itu sendiri dan juga meningkatkan
merasa aman, sehingga karyawan memiliki
kesejateraan secara bersama yang dapat
kepuasan terhadap perusahaan. Sedangkan
menjalankan produktifitas dalam bidang
Hubungan antara kepuasan kerja dengan
usaha yang telah dikelolanya secara baik
kesehatan fisik dan mental. Kajian yang
sehingga dapat mencapai tujuan dari
dilakukan korhauser tentang kesehatan
perusahaan itu sendiri.
mental dan kepuasan kerja adalah untuk
semua tingkatan jabatan, persepsi dari penanganan limbah medis, penggunaan
tenaga kerja bahwa pekerjaan mereka alat pelindung diri dan lain sebagainya.
menuntut penggunaan efektif dari
Selain terhadap pekerja di fasilitas
kemampuan mereka berkaitan dengan skor
medis/klinik maupun rumah sakit,
kesehatan. Skor ini juga berkaitan dengan
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah
tingkat dari kepuasan kerja dan tingkat
sakit juga “concern” keselamatan dan hak-
dari jabatan. Tingkat dari kepuasan kerja
hak pasien, yang masuk
dan kesehatan saling mengukuhkan
kedalam program patient safety. Selama
sehingga dapat meningkatkan satu dengan
ini ruang lingkup Keselamatan dan
yang lainnya dan dapat melakukan
Kesehatan Kerja (K3) selalu dihubungkan
penuruan yang satu mempunyai akibat
dengan proses industri dengan resiko
yang negatif juga yang lain (Ashar
tinggi (high risk industry), seperti pabrik
Sunyoto, 2008).
dan pertambangan. Tidak banyak yang
PEMBAHASAN tahu bahwa K3 juga mendapat posisi
penting di industri pelayanan kesehatan
Definisi K3 (Kesehatan dan
seiring dengan dikeluarkannya Keputusan
Keselamatan kerja)
Menteri Kesehatan RI
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) No.1087/MENKES/SK/VIII/2010.
adalah suatu program yang dibuat sebagai Melalui Kemenkes ini telah ditetapkan
upaya mencegah timbulnya kecelakaan standar penerapan K3 untuk Rumah Sakit
dan penyakit akibat kerja dengan (RS) atau disingkat K3RS.
cara mengenali hal-hal yang berpotensi
Tujuan dari dibentukna K3 di rumah sakit
menimbulkan kecelakaan dan penyakit
ialah untuk menyelenggarakan
akibat kerja serta tindakan antisipatif
keselamatan dan Kesehatan Kerja di
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
Rumah Sakit secara optimal, efektif,
akibat kerja. Upaya penanganan faktor
efisien dan berkesinambungan.
potensi berbahaya yang ada di rumah sakit
serta metode pengembangan program Kecelakaan Kerja
kesehatan dan keselamatan kerja perlu
Keselamatan kerja berkaitan dengan
dilaksanakan, seperti misalnya
kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang
perlindungan baik terhadap penyakit
terjadi di tempat kerja. Pengertian
infeksi maupun non-infeksi,
kecelakaan adalah cacat dan kematian
sebagai akibat kecelakaan kerja.
kecelakaan akibat kerja berhubungan melakukan segala daya upaya berupa
dengan hubungan kerja pada perusahaan. pencegahan, pemeliharaan dan
Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa peningkatan kesehatan tenaga kerja, agar
kecelakaan terjadi dikarenakan oleh terhindar dari risiko buruk di dalam
pekerjaan atau pada waktu melaksanakan melakukan pekerjaan.
pekerjaan. Maka dalam hal ini kecelakaan
Potensi KAK yang terbesar disebabkan
adalah akibat langsung pekerjaan atau
kesalahan atau kelalaian dari karyawan
kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan
yang tidak menggunakan APD dalam
sedang dilakukan (Suma’mur, 2009).
bekerja. Walaupun pengawas sudah
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan
memberitahukan dan menyarankan
oleh faktor manusia dan faktor fisik.
menggunakan APD dapat menghindari
Faktor manusia yang tidak memenuhi
terjadinya KAK, tetapi masih ada
keselamatan misalnya kelengahan,
karyawan yang tidak menghiraukannya.
kecerobohan, mengantuk, dan kelelahan
Bahkan pengawas juga tidak memberikan
sedangkan kondisi lingkungan yang tidak
sanksi atau teguran karena karyawan
aman misalnya lantai licin, pencahayaan
merasa kurang nyaman atau kurang dapat
kurang, silau, dan mesin terbuka
bergerak secara leluasa saat bekerja.
(Notoatmodjo, 2007). Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa Indikator Keselamatan dan Kesehatan
maupun kerugian materi bagi pekerja dan Kerja (K3) Menurut (Dessler:1997)
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu
indikator kesehatan karyawan terdiri dari :
proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya 1. Keadaan dan Kondisi Karyawan
akan berdampak pada masyarakat luas Keadaan dan kondisi karyawan adalah
(Kepmenkes RI No. 1087 tahun 2010). keadaan yang dialami oleh karyawan
pada saat bekerja yang mendukung
Keselamatan dan kesehatan kerja
aktifitas dalam bekerja.
merupakan hal yang penting bagi
2. Lingkungan kerja Lingkungan kerja
perusahaan, karena dampak kecelakaan
adalah lingkungan yang lebih luas dari
dan penyakit kerja tidak hanya merugikan
tempat kerja yang mendukung aktifitas
karyawan, tetapi juga perusahaan baik
karyawan dalam bekerja.
secara langsung maupun tidak langsung
3. Perlindungan karyawan Perlindungan
(Kusuma, 2001). Sasaran utama dari K3
karyawan merupakan fasilitas yang
ditujukan terhadap perawat, dengan
diberikan untuk menunjang membantu dalam usaha penyelidikan
kesejahteraan karyawan. kesehatan tenaga kerja, memelihara
hubungan yang harmonis dalam rumah
Menurut (Suma’ar:1986) adapun indikator
sakit, memberikan penyuluhan dalam
- indikator keselamatan kerja meliputi :
bidang kesehatan, dll.
4. Tempat kerja Adalah merupakan lokasi
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
dimana para karyawan melaksanakan
upaya untuk memberikan jaminan
aktifitas kerjanya.
keselamatan dan meningkatkan derajat
5. Mesin dan peralatan Adalah bagian
kesehatan para pekerja dengan cara
dari kegiatan operasional dalam proses
pencegahan kecelakaan dan penyakit
produksi yang biasanya berupa alat-
akibat kerja, pengendalian bahaya di
alat berat dan ringan.
tempat kerja, promosi kesehatan,
Fungsi seorang perawat sangat tergantung pengobatan dan rehabilitasi. Peran
kepada kebijaksanaan rumah sakit dalam kesehatan dan keselamatan kerja dalam
hal luasnya ruang lingkup usaha ilmu kesehatan kerja berkontribusi dalam
kesehatan, susunan dan jumlah tenaga upaya perlindungan kesehatan para pekerja
kesehatan yang dipekerjakan dalam rumah dengan upaya promosi kesehatan,
sakit. Perawat merupakan satu-satunya pemantauan, dan survei kesehatan serta
tenaga kesehatan yang full time berada di upaya peningkatan daya tahan tubuh dan
rumah sakit, maka fungsinya diantaranya kebugaran pekerja. Sementara peran
adalah memelihara dan mempertinggi keselamatan adalah menciptakan sistem
mutu pelayanan perawatan, membantu kerja yang aman atau yang mempunyai
dokter dalam pemeriksaan kesehatan potensi risiko yang rendah terhadap
sesuai caracara yang telah disetujui, ikut terjadinya kecelakaan dan menjaga aset
membantu menentukan kasus-kasus perusahaan dari kemungkinan loss (Rejeki,
penderita, serta berusaha menindaklanjuti 2015).
sesuai wewenang yang diberikan
sebagian besar perawat pelaksana
kepadanya, membantu usaha perbaikan
memiliki perilaku yang baik dalam
kesehatan lingkungan dan rumah sakit
penerapan manajemen Kesehatan dan
sesuai kemampuan yang ada, turut ambil
Keselamatan Kerja (K3) baik ditinjau dari
bagian dalam usaha keselamatan kerja,
faktor internal (52.5%) maupun faktor
mengumpulkan data-data dan membuat
eksternal (58.8%). Semua faktor yang
laporan untuk statistic dan evaluasi, turut
dapat menentukan atau membentuk
perilaku manusia disebut determinan perawatan, membantu dokter dalam
perilaku. Determinan perilaku manusia pemeriksaan kesehatan sesuai caracara
terdiri dari faktor internal dan faktor yang telah disetujui, ikut membantu
eksternal. Faktor internal yaitu menentukan kasus-kasus penderita, serta
karakteristik dari individu yang berusaha menindaklanjuti sesuai
bersangkutan yang bersifat bawaan wewenang yang diberikan kepadanya,
sedangkan faktor eksternal yaitu faktor membantu usaha perbaikan kesehatan
yang berasal dari luar diri seseorang lingkungan dan rumah sakit sesuai
(Notoatmodjo, 2010). kemampuan yang ada, turut ambil bagian
dalam usaha keselamatan kerja,
faktor motivasi dan persepsi dapat
mengumpulkan data-data dan membuat
mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
laporan untuk statistic dan evaluasi, turut
pelaksanaan asuhan keperawatan yang
membantu dalam usaha penyelidikan
sesuai dengan SOP. Perawat dengan
kesehatan tenaga kerja, memelihara
persepsi baik memiliki kemungkinan lebih
hubungan yang harmonis dalam rumah
besar untuk patuh dibandingkan dengan
sakit, memberikan penyuluhan dalam
perawat dengan persepsi kurang.
bidang kesehatan, dll. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik
maupun rumah sakit, kesehatan dan
PENUTUP
keselamatan kerja di rumah sakit juga
Kesimpulan “concern” keselamatan dan hak-hak
pasien, yang masuk
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
kedalam program patient safety.
upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat Saran
kesehatan para pekerja dengan cara
Adapun saran dari peneliti untuk profesi
pencegahan kecelakaan dan penyakit
keperawatan sebaiknya terus
akibat kerja, pengendalian bahaya di
mengembangkan pengetahuan dan
tempat kerja, promosi kesehatan,
keterampilan di bidang manajemen
pengobatan dan rehabilitasi. Perawat
keperawatan khususnya terkait Kesehatan
merupakan satu-satunya tenaga kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) sehingga
yang full time berada di rumah sakit, maka
pelayanan yang diberikan dapat lebih
fungsinya diantaranya adalah memelihara
optimal dan berkualitas tanpa
dan mempertinggi mutu pelayanan
melupakan tingkat kesehatan dan
keselamatan bagi pemberi asuhan PELAKSANAAN PENERAPAN
keperawatan. K3 PADA TENAGA
KESEHATAN DI RSIA
PERMATA SARANA
HUSADA PERIODE
FEBRUARI 2015. Jurnal
Akademi Keperawatan Husada
Karya Jaya, 3(1).

Kurniawidjaja, L. M. (2007). FILOSOFI


DAN KONSEP DASAR
KESEHATAN KERJA SERTA
DAFTAR PUSTAKA
PERKEMBANGANNYA
Bando, J. J., Kawatu, P. A., & Ratag, B. T. DALAM PRAKTIK. Kesmas:
(2020). GAMBARAN National Public Health
PENERAPAN PROGRAM Journal, 1(6), 243-251.
KESELAMATAN DAN
Mulyatiningsih, S. (2013).
KESEHATAN KERJA RUMAH
DETERMINAN PERILAKU
SAKIT (K3RS) DI RUMAH
PERAWAT DALAM
SAKIT ADVENT
MELAKSANAKAN
MANADO. Kesmas, 9(2).
KESELAMATAN PASIEN DI
Effendy, S. W. (2013). STRATEGI RAWAT INAP RSAU DR.
PENGEMBANGAN SISTEM ESNAWAN ANTARIKSA
MANAJEMEN K3 PADA JAKARTA. Tesis (Publish).
RUMAH SAKIT UMUM Fakultas Ilmu Keperawatan.
DAERAH KAYUAGUNG Depok.
KABUPATEN OGAN
Rejeki, S. (2015). SANITASI, HIGIENE
KOMERING ILIR. Sustainable
DAN KESELAMATAN KERJA
Competitive Advantage
(K3). Bandung: Rekayasa Sains.
(SCA), 3(1).
Salawati, L., Taufik, H. N., Putra, A.
Ernawati, N., & Nurlelawati, E. (2017).
(2014). ANALISIS TINDAKAN
FAKTOR-FAKTOR YANG
KESELAMATAN DAN
BERHUBUNGAN DENGAN
KESEHATAN KERJA
PERAWAT DALAM
PENGENDALIAN INFEKSI
NOSOKOMIAL DI RUANG
ICU RSUD DR. ZAINOEL
ABIDIN BANDA ACEH.
Volume 14, Nomor 3.

Simamora, R. H. (2011). ROLE


CONFLICT OF NURSE
RELATIONSHIP WITH
PERFORMANCE IN THE
EMERGENCY UNIT OF
HOSPITALS RSD DR.
SOEBANDI JEMBER. The
Malaysian Journal of
Nursing, 3(2), 23-32.

Tukatman., Sulistiawati., Purwaningsih.,


& Nursalam. (2015). ANALISIS
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
PERAWAT DALAM
PENANGANAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT BENYAMIN
GULUH KABUPATEN
KOLAKA. Jurnal Ners Vol. 10
No. 2.

Ekowati, A. D. (2009). UPAYA


PENGENDALIAN FAKTOR
BAHAYA BIOLOGIS DI
INSTALASI RAWAT INAP I
BAGIAN PENYAKIT DALAM
RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai