Anda di halaman 1dari 3

1.

Jelaskan perubahan paradigma bimbingan konseling pada masa lalu, masa kini,
dan masa depan!

Masa Lalu Masa Kini Masa Depan

:Layanan konseling Transformasi konseling Program konseling yang


sekolah di Abad 20: sekolah dengan visi baru intensional dan bertujuan,
praktik proaktif : terpadu dengan program
pendidikan :

- Counseling - Counseling - Counseling


- Counsultation - Consultation - Consultation
- Coordination: - Coordination - Coordination
- Leadership - Leadership
- Advocacy - Social justice
- Teaming and advocacy
Collaboration - Teaming and
- Assesment and collaboration
use of data - Assesment and
- Technology use of data
- Technology
- Acountability
- Cultural
mediation
- Systemic change
agent
-
Dapat dilihat dari tabel yang tersedia, bahwa pada abad 20 bimbingan dan konseling
lebih mengarah dan memfokuskan pada tiga bentuk pelayanan. Dari ketiga bentuk
pelayanan, tentu intinya pada layanan konseling, yaitu layanan yang bertujuan
membantu mengatasi masalah konseling melalui proses komunikasi timbal balik antara
konselor dengan konseli. Selanjutnya, pada akhir abad 20, arah bentuk bimbingan dan
konseling berubah tidak lagi berkutat dengan pendekatan klinis-terapeutis, tetapi lebih
menekankan pada pendekatan pengembangan yang bersifat proaktif. Dengan begitu
sudah pasti pelayanan bimbingan dan konseling di masa depan juga akan berubah
mengikuti perkembangan jaman. Dalam hal ini setidaknya terdapat tiga komponen baru
yang diperlukan untuk melengkapi pelayanan bimbingan dan konseling di masa depan.
2. Dalam metode pendekatan gestalt terdapat suatu konsep yang disebut dengan
urusan yang tak selesai (unfinished business), apa yang dimaksud dengan
unfinished business dan apa yang menyebabkan seorang konseli mengalami
perasaan ini?
Unfinished business atau urusan tak selesai ini mencakup perasaan- perasaan yang
tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan,
kedudukan, rasa berdosa, dan rasa diabaikan. Sementara itu, menurut Perls urusan tak
selesai adalah sebuah situasi atau konflik di masa lalu, khususnya yang bersifat
traumatis dan sulit, yang belum mencapai pemecahan memuaskan atau diatasi secara
baik dalam kehidupan konseli. Urusan tak selesai ini dapat muncul karena berbagai hal,
dapat diakibatkan perasaan tidak nyaman dan frustasi sehingga konseli mengalami
gangguan post-traumatik stress disorder dimana konseli seolah-olah masih mengalami
dan merasakannya hingga saat ini. Perasaan ini dapat muncul pada korban pelecehan
seksual dan perundungan.
3. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik pendekatan konseling behavioral!
- Latihan Asertif
Latihan ini terutama berguna di antaranya untuk membantu individu yang tidak
mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak,
mengungkapkan afeksi dan respon positif lainnya. Cara yang digunakan adalah
dengan permainan peran dengan bimbingan konselor. Diskusi-diskusi kelompok
juga dapat diterapkan dalam latihan asertif ini.
- Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang
memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami
dengan cara mengajarkan klien untuk rileks.
- Pengkondisian Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk dengan
meningkatkan kepekaan konseli agar mengamati respon pada stimulus yang
disenanginya. Setelah itu stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan
tersebut diberikan secara bersamaan dengan harapan terbentuknya asosiasi
antara tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak
menyenangkan
- Pembentukan Tingkah Laku Model
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada konseli,
dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini konselor
menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat menggunakan
model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami
jenis tingkah laku yang hendak dicontoh.
4. Salah satu dari unsur-unsur pokok yang terdapat dalam bimbingan dan konseling
adalah konselor, jelaskan menurut pendapat anda bagaimana karakteristik
konselor yang baik dan sesuai dengan kebutuhan konseli!
Menurut sependek pengetahuan dan pendapat saya, seorang konselor yang baik
terlebih dahulu harus memahami dirinya sendiri, sebab dengan dia sudah dapat
memahami dirinya sendiri seorang konselor tersebut akan dapat lebih mudah untuk
memahami diri klien atau konseli sendiri. Selanjutnya seorang konselor juga harus netral
dengan arti tidak bersifat menilai terhadap nilai-nilai yang dipegang klien dan
mengusahakan untuk kesejahteraan klien. Terakhir, seorang konselor wajib memiliki
empati, sikap yang mau menerima, terbuka, akrab, dan permisif.
5. Selain unsur-unsur pokok dalam bimbingan konseling juga terdapat unsur-unsur
penunjang, jelaskan!
- Penataan fisik
a. Tempat dilangsungkannya konseling
b. Fasilitas yang memadai sehingga mendukung proses konseling
c. Keadaan lingkungan sekitar yang membuat nyaman konseli saat
konseling berlangsung
- Bahasa Non Verbal
a. Diperlukan kontak mata langsung antara konseli dan konselor
b. Posisi tubuh yang nyaman selama proses konseling berlangsung
c. Ekspresi dan mimik wajah antara konseli dan konselor
- Kepribadian antara konseli dan konselor
- Adanya harapan dan tujuan antara konseli dan konselor
- Modal yang dimiliki oleh konselor yang berkaitan erat dengan unsur- unsur pokok
sebelumnya.

Daftar Pustaka
Carolyn B. Stone, Carol A. Dahir. 2006. The Transformed Scholl Conselor. Linda Schreiber
Ganster.
Corey, Gerald.2004. Theory and Practice of Counseling
Djumhur, I dan Moh Surya. 1981. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu.
Kholifah. 2016. “Teori Konseling (Suatu Pendekatan Konsleing Gestalt)”. Al-Tazkiah. Vol.5. No.
2.
Mappiare, Andi. 2004. Pengantar dan Psikoterapi. Jakarta : UI Press
Surya, Mohamad. 2003. Teori-teori Konseling. Bandung : Pustaka Bani Quraisy

Anda mungkin juga menyukai