Referensi Hotel
Referensi Hotel
SKRIPSI PERANCANGAN
OLEH :
D51113013
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2017
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Skripsi
Perancangan Tugas Akhir Sarjana Arsitektur dengan judul Hotel
dengan Pendekatan Eko-Arsitektur.
iii
7. Teman-teman Studio Perancangan Tugas Akhir Periode II
Tahun 2017/2018, terima kasih atas canda tawanya, kerja
samanya membagi ilmu dan pengalaman yang telah diberikan.
8. Saudara-saudari Arsitektur 2013 yang tidak dapat penulis
tuliskan satu persatu. Terima kasih atas canda tawa, kerja
samanya membagi ilmu dan kebersamaannya selama ini.
Semoga kita bisa bertemu lagi di masa mendatang.
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
v
BAB III TINJAUAN LOKASI................................................................... 64
A. Tinjauan Kabupaten Bantaeng ........................................... 64
a. Kondisi geografis ............................................................. 64
b. Aspek Kependudukan ...................................................... 65
c. Industri dan pariwisata ..................................................... 66
d. Tempat Wisata ................................................................. 69
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ................. 71
A. Perancangan Makro ............................................................ 71
1. Pemilihan Lokasi .............................................................. 71
2. Pemilihan Tapak .............................................................. 72
3. Analisis Tapak ................................................................. 74
B. Perancangan Mikro ............................................................. 77
1. Analisis Pelaku ................................................................ 77
2. Alur Kegiatan..................................................................... 79
3. Analisa Kegiatan ............................................................... 79
4. Kebutuhan Ruang ............................................................ 80
5. Besaran Ruang ................................................................ 84
6. Konsep Pola Hubungan Ruang ....................................... 88
7. Konsep Pengelompokan Ruang ...................................... 91
8. Konsep Penghawaan Ruang ........................................... 94
9. Sistem Pencahayaan ....................................................... 95
10. Konsep Keamanan Bangunan ......................................... 96
11. Konsep Pencegahan dan Penanggulangan Kondisi Darurat
......................................................................................... 96
12. Penangkal petir ................................................................ 97
13. Sistem Air Bersih dan Air Kotor ....................................... 97
14. Sistem Listrik ................................................................... 98
15. Konsep Struktur ............................................................... 99
16. Konsep Bentuk dan Penampilan Bangunan .................. 102
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 104
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 26. Variabel solar shading.......................................................... 56
Gambar 27. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari ....................... 58
Gambar 28. Open sky ground floor. ......................................................... 58
Gambar 29. Struktur bangunan sebagai insulator panas dari radiasi sinar
matahari ............................................................................. 59
Gambar 30. Park Royal Hotel .................................................................. 60
Gambar 31. Interior Park Royal Hotel ...................................................... 61
Gambar 32. Hotel Alila Solo ..................................................................... 62
Gambar 33. Interior Kamar Hotel Alila Solo ............................................. 63
Gambar 34. Peta Kabupaten Bantaeng ................................................... 65
Gambar 35. Jumlah Penduduk di Kabupaten Bantaeng, 2010 - 2015 ..... 66
Gambar 36. Peta Kecamatan Bantaeng .................................................. 72
Gambar 37. Peta Anjungan Pantai Seruni dan sekitarnya ....................... 72
Gambar 38. Alternatif Tapak ................................................................... 73
Gambar 39. Alternatif Tapak 1 ................................................................ 73
Gambar 40. Alternatif Tapak 2 ............................................................... 73
Gambar 41. Alternatif Tapak 3 ................................................................ 73
Gambar 42. Tapak terpilih ....................................................................... 74
Gambar 43. Skema Hubungan Ruang Zona Hunian (Standard room) .... 91
Gambar 44. Skema Hubungan Ruang Zona Hunian (Superior room) ..... 92
Gambar 45. Skema Hubungan Ruang Zona Hunian (Suite room) ........... 92
Gambar 46. Skema Hubungan Ruang (zona publik) ............................... 92
Gambar 47. Skema Hubungan Ruang (Zona Pengelola) ........................ 93
Gambar 48. Skema Hubungan Ruang (Zona Housekeeping) ................. 93
Gambar 49. Skema Hubungan Ruang (Zona food and beverage) .......... 93
Gambar 50. Skema Hubungan Ruang (kolam renang) ............................ 94
Gambar 51. Skema Hubungan Ruang (Ruang Serbaguna) .................... 94
Gambar 52. Skema Hubungan Ruang (Ruang Fitness) ......................... 94
Gambar 53. Skema Jaringan Air Bersih ................................................... 98
Gambar 54. Skema Jaringan Air Kotor .................................................... 98
Gambar 55. Sistem Listrik ........................................................................ 99
ix
Gambar 56. Pondasi Tiang .................................................................... 100
Gambar 57. Sistem Struktur Rigid Frame .............................................. 101
Gambar 58. Lapisan pada Roof garden ................................................. 101
Gambar 59. Bahan pada Roof Garden .................................................. 102
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2012 10.125 25 12%
2013 11.500 67 13,9%
Hotel
Akomodasi
Tahun Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang
Lainnya
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2011 - - - - - 16
2012 - - - - - 16
2013 - - - - - 16
2014 - - - - - 6
2015 - - - - - 6
2
ramah lingkungan. Pendekatan ekologi merupakan salah satu cara
pemecahan masalah rancangan arsitektur dengan mengutamakan
keselarasan dengan alam untuk menghemat energi dan tidak
memperparah pemanasan global. Pendekatan ini diharapkan
menghasilkan konsep-konsep perancangan arsitektur yang hemat
energi, ramah lingkungan, dan tetap memperhatikan kenyamanan
pengguna.
Berdasarkan uraian di atas maka pengadaan sarana akomodasi
yang memadai sesuai dengan lokasi sangat diperlukan. Sarana
akomodasi yang dimaksud adalah Hotel dengan Pendekatan Eko-
Arsitektur di Bantaeng agar dapat mendukung pengembangan
kawasan Pantai Seruni sebagai obyek wisata dan rekreasi serta
akomodasi penginapan bagi kegiatan wisata maupun kegiatan lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Dimana tapak yang tepat untuk hotel dengan pendekatan eko-
arsitektur?
2. Bagaimana merancang hotel dengan pendekatan eko-
arsitektur?
1. Maksud
Menyusun konseptual perancangan sebuah hotel dengan
pendekatan eko-arsitektur.
2. Tujuan
Merencanakan bangunan hotel dengan konsep eko-arsitektur
yang mengakomodasi kebutuhan pengunjung/pengguna
sehingga dapat berperan terhadap peningkatan daya tarik
kepariwisataan.
3
D. Manfaat
1. Subjektif
2. Objektif
Sebagai sumbangsih pemikiran yang diharapkan dapat
bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan
khususnya di bidang arsitektur.
E. Sistematika Pembahasan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pengelompokan Hotel
Walaupun aktivitas yang diwadahi dalam sebuah hotel adalah
sama, tetapi setiap hotel memiliki keunikan rancangan yang
berbeda-beda. Baik dari kelengkapan ruang, layanan, penampilan
5
bangunan, dan suasana yang dirancang. Maka, proses
perancangan sebuah hotel perlu memperhatikan beberapa
pengelompokan hotel yang dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandang yaitu tujuan kedatangan tamu, lama tamu menginap,
jumlah kamar dan lokasi.
a. Pengelompokan Hotel Menurut Tujuan Kedatangan Tamu
1) Business Hotel
Merupakan hotel yang dirancang dengan tujuan memberi
fasilitas untuk melakukan bisnis.
2) Pleasure Hotel
Merupakan hotel yang sebagian fasilitasnya ditujukan
untuk memberi fasilitas kepada pengunjung untuk
berekreasi.
3) Country Hotel
Merupakan hotel khusus untuk tamu antarnegara.
Pemilihan lokasi ditentukan oleh beberapa pertimbangan
khusus, seperti keamanan dan keselamatan pengunjung.
Maka, lokasi hotel ini dipilihkan di area pusat kota agar dekat
dari pusat pemerintahan suatu Negara atau ditempat yang
memiliki nilai lebih pada lokasinya.
4) Sport Hotel
Merupakan hotel yang fasilitasnya dirancang untuk
melayani pengunjung dengan tujuan berolahraga. Hotel ini
memiliki fasilitas yang hampir serupa dengan pleasure hotel
tetapi memiliki fasilitas olah raga yang lebih lengkap.
6
kepada konsumen dalam waktu singkat, contohnya laundry,
restoran dan agen perjalanan.
2) Semiresidental Hotel.
Hotel dengan rata-rata waktu inap yang cukup lama
(mingguan). Rancangan hotel ini perlu dilengkapi dengan
berbagai aktivitas, seperti fasilitas kebugaran (spa, jogging
track, kolam renang) dan fasilitas rekreasi (restoran, taman
bermain, persewaan kendaraan dan lain-lain)
3) Residential Hotel
Merupakan hotel yang memiliki waktu kunjungan yang
paling lama (bulanan). Pada jenis hotel ini kenyaman dan
keamanan harus selalu diperhatikan. Rancangan hotel ini
perlu dilengkapi dengan berbagai layanan fasilitas yang
serupa dengan kehidupan sehari-hari, seperti fasilitas
belanja, kebugaran, dan rekreasi.
7
d. Pengelompokan Hotel Menurut Lokasi
1) City Hotel
Hotel yang terletak di pusat kota dan biasanya
pengunjung datang dengan tujuan bisnis atau dinas.
2) Down Town Hotel
Hotel yang berlokasi di dekat pusat perdangan dan
perbelanjaan. Hotel ini sering menjadi sasaran pengunjung
yang ingin berwisata belanja atau menjalin relasi dagang.
3) Suburban Hotel/ Motel
Hotel yang berlokasi di pinggir kota dengan pengunjung
dengan tujuan untuk transit dengan waktu yang singkat.
Pengunjung yang memiliki tingkat bepergian yang tinggi
menggemari hotel jenis ini dengan pertimbangan efesien
waktu.
4) Resort Hotel
Merupakan hotel yang dibangun di tempat wisata, tujuan
jenis hotel ini yaitu sebagai fasilitas akomodasi dari suatu
aktivitas wisata.
8
b. Hotel bintang dua
1) Jumlah kamar standar minimal 20 kamar (termasuk
minimal 1 suite room, 44 m2).
2) Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20m 2
untuk kamar double dan 18 m2 untuk kamar single.
3) Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal
terdiri dari lobby, ruang makan (>75m2) dan bar.
4) Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berharga, penukaran uang asing, postal service, dan
antar jemput.
9
4) Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berharga, penukaran uang asing, postal service dan
antar jemput.
5) Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah
kamar), ruang laundry (>40m2), dry cleaning (>20m2),
dapur (>60% dari seluruh luas lantai ruang makan).
6) Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan,
maskapai perjalanan, drugstore, salon, function room,
banquet hall, serta fasilitas olahraga dan sauna.
10
Tabel 3. Perbedaan Fasilitas Hotel Berbintang
Hotel
Hotel Hotel Hotel Hotel
Fasilitas Bintang
Bintang V Bintang III Bintang II Bintang I
IV
Kamar tidur Minimal Minimal Minimal 30 Minimal 20 Minimal 10
100 kamar 50 kamar kamar kamar kamar
4 kamar 3 kamar 2 kamar
suite suite suite
Ruang Wajib Wajib Perlu Perlu Perlu
makan minimal 2 minimal 2 minimal 1 minimal 1 minimal 1
(restaurant)
Bar dan Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib
coffe shop minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1
Function Wajib Wajib Wajib - -
room minimal 1 minimal 1 minimal 1
3. Bentuk
Menurut Ernst Neufert dalam Data Arsitek (1987;213),
disebutkan bahwa bentuk-bentuk kamar tidur merupakan bagian
terbesar pembangunan suatu hotel. Bagian yang menunjukkan
berbagai penataan yang mungkin dapat dilaksanakan sebagai
bentuk-bentuk rencana denah untuk kamar kamar hotel adalah
sebagai berikut:
11
1) Bentuk blok ganda
Dapat dikembangkan menurut bentuk L dan U, yang
diterapkan pada lahan yang luas dan membentuk taman
ditengahnya. Bentuk ini hanya membutuhkan dua daerah
tangga dan memungkinkan penataan blok yang ekonomis.
2) Bentuk blok T
Memungkinkan dibangun dengan ekonomis walaupun
dibutuhkan tiga daerah tangga
5) Bentuk denah Y
Membutuhkan tiga empat tangga, stukturnya lebih rumit
dibandingkan dengan bentuk blok yang tegas. Sistem struktur
ini akan menyulitkan pembentukan ruang-ruang yang bersifat
umum
12
6) Bentuk lengkung tiga sudut
Sama dengan bentuk Y walaupun tempat sirkulasi lebih luas.
Lengkung yang ada memungkinkan penambahan luas
beberapa kamar tidur.
7) Bentuk melingkar
Perhitungan yang seksama diperlukan untuk
memperhitungkan kerumitan dalam pengaturan kamar saling
membelakangi ataupun berhadapan.
13
3) Food and Beverage Store Space, kelompok ruang yang
melayani bagian makan dan minum bagi tamu yang
menginap maupun yang tidak menginap. Termasuk
kelompok ini adalah restoran, coffee shop, bar, kitchen
dan gudang.
4) General service space, kelompok ruang pelayanan
secara umum meliputi bagian penerimaan (receiving)
storage empoyee’s room, employee dining room, laundry,
linen room, house keeping dan maintenance.
5) Guest Room Service, kelompok yang terdiri dari atas
ruang tidur bagi tamu yang menginap, dilengkapi fasilitas
untuk ruang tidur, toilet, koridor, lift dan perlengkapan
lainnya.
6) Recreation and Sport Space, kelompok fasilitas rekreasi
olahraga yang biasanya diproritaskan untuk para tamu
hotel yang memerlukannya dan ruang ini terbuka untuk
masyarakat luar.
14
b. Pembagian organisasi ruang menurut sifat
Pembagian organisasi ruang menurut sifat dari ruangannya
adalah sebagai berikut:
1) Public Room, kelompok ruang yang dipakai untuk
keperluan umum seperti lobby utama, front office,
restaurant, recreation, and sport centre, function room,
dan rentable room.
2) Bed Room, kelompok ruang tidur para tamu dengan
fasilitas dan perlengkapannya.
3) Service room, kelompok ruang yang sifatnya melakukan
pelayanan, yaitu : kitchen, laundry, linen, general store,
house keeping dan maintenance.
15
dengan pemilihan lokasi pada tengah kota. Dalam hal ini
pertimbangan harga lahan, potensi lingkungan, aksesibilitas
menjadi salah satu faktor utama.
2) Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan menjadi faktor yang memberikan
pengaruh dari dan ke dalam bangunan terhadap lingkungan
yang ada. Orientasi ini dimaksudkan untuk menyerap
potensi baik dari lingkungan yang ada seperti pemanfaatan
view, pencapaian, sinar matahari, serta menghindari
gangguan dari lingkungan seperti kebisingan, dan
sebagainya. Dengan ini menjadikan bangunan lebih
berintegrasi dengan lingkungannya.
3) Struktur
Struktur bangunan akan tergantung dari ukuran, site,
kondisi tanah, harga, serta cuaca (klimatologi). Pemilihan
modul struktur mempengaruhi bentuk dan modul ruang–
ruang yang ada khususnya kamar–kamar yang ada.
4) Kebenaran Sirkulasi
Fungsi hotel menjadi efisien dan ekonomis karena
pengaturan pola sirkulasi yang baik. Pemisahan sirkulasi
umum dan sirkulasi pelayanan merupakan salah satu
pemecahan yang baik agar tercipta keteraturan dalam
bangunan
16
1) Accessibility, yaitu lokasi hotel harus mudah dikunjungi
orang banyak. Dengan pengertian hotel hendaknya dapat
dikunjungi dari arah mana saja untuk tujuan yang
bermacam-macam. Untuk hotel resort lebih banyak dipilih
pada daerah pegunungan yang ramai dikunjungi pada
waktu libur.
2) Visibility, yaitu mudah dan dapat dilihat dengan jelas fisik
bangunannya, sehingga tidak sukar dicarinya. Orang-
orang yang akan menginap pada suatu hotel sangat
dipengaruhi oleh pandangan pertama.
3) Adaptability, yaitu areal lokasi hendaknya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan masa depan. Karena itu
area hotel harus luas, sehingga cukup untuk taman,
parkir, lapangan tenis, kolam renang, jogging track, dan
taman bermain anak-anak. Disamping juga diperhatikan
terhadap rencana pelebaran jalan.
B. Studi Banding
1. Aston Kupang Hotel & Convention Center
Terletak di jantung kota yang menghadap ke Laut Sawu, Aston
Kupang Hotel & Convention Center adalah pilihan utama untuk
tempat konferensi dan kegiatan acara lainnya, yang menawarkan
tempat konferensi serbaguna & ruang pameran yang terbesar di
Nusa Tenggara dengan lokasi di depan laut & terletak di jantung
kota menawarkan pemandangan yang menakjubkan. Dekat dengan
banyak restoran lokal yang populer, pusat bisnis dan kantor
pemerintahan. Aston Kupang Hotel & Convention Center
menyediakan 179 kamar yang terdiri dari beberapa tipe, yaitu:\\
17
a. Kamar Superior
Kamar modern ini dilengkapi dengan flat LCD TV dengan
berbagai macam saluran, fasilitas kamar mandi lengkap, AC,
mini bar, mesin pembuat kopi dan teh, large standing shower,
safety box, dan meja tulis. Dengan 77 kamar city view di
beberapa lantai dengan pilihan tempat tidur kembar atau
tunggal.
b. Kamar Deluxe
Memiliki ukuran yang sama tetapi memiliki pemandangan
yang berbeda dengan Superior, kamar Deluxe bisa menjadi
pilihan Anda untuk meilihat pemandangan laut yang luas.
Pandangan lurus ke laut biru yang cantik memberikan momen
tak terlupakan selama Anda tinggal. Tarif kamar termasuk gratis
"Welcome Drink" pada saat kedatangan Anda, gratis keranjang
buah selama kedatangan, gratis souvenir lokal dan sarapan
untuk 2 orang.
c. Kamar Executive
Kamar modern yang 28 meter persegi lebih besar dari kamar
deluxe. Executive room sangat cocok untuk menginap. Ruang
pandangan laut ini dilengkapi dengan bak mandi, TV LCD Flat,
kopi & teh membuat fasilitas, mini bar, AC, meja tulis, kotak
pengaman dan juga fasilitas kamar mandi lengkap.
18
Gambar 3. Aston Kupang Hotel & Convention Center
Sumber: https://www.aston-international.com
19
Gambar 4. Interior Aston Kupang Hotel & Convention Center
Sumber: https://www.aston-international.com
20
Dari kamar yang menghadap ke laut langsung, pengunjung
dapat menikmati sunset. Selain itu, hotel ini memiliki enam
restoran. Ritz Lobby Lounge, Gourmet Coffee Shop & Pastry,
Balcony at Aston dimana pengunjung dapat bersantai sekaligus
menikmati keindahan langit sore Kupang. Dari sini detik-detik
matahari terbenam dapat menjadi latar saat bersantai sambil
menikmati hidangan dengan porsi serba besar bila malas
menghabiskan waktu dengan mengunjungi obyek wisata. Hotel
juga dilengkapi Lung Hoa Chinese Restaurant, Infinity Pool & Bar,
juga LEET Sky Dining & Lounge yang berada pada lantai tertinggi
yaitu lantai 18. Pemandangan dari LEET Sky Dining & Lounge akan
lebih menakjubkan lagi.
21
pebisnis juga tersedia Executive floor di lantai 16 dan 17. Di lantai
ini, pengunjung harus melakukan reservasi terlebih dahulu.
Pengunjung lantai ini akan mendapat kemudahan dimana check in
bisa dilakukan langsung di kamar, selain itu sudah termasuk lunch
dan dinner.
22
Gambar 8. Bangunan Hotel Aryaduta Makassar
Sumber : google.com
a. Kamar Superior
Kamar dengan luas 32 m² ini memberikan pilihan tempat
tidur ukuran king size atau twin beds, fasilitas pembuat kopi dan
teh, dan koneksi Wi-Fi berkecepatan tinggi.
b. Kamar Deluxe
Dengan pemandangan ke laut lepas yang menakjubkan,
kamar tipe Superior seluas 32 m² ini memberikan pilihan tempat
tidur king size atau twin beds, pembuat kopi dan teh, dan
koneksi Wi-Fi berkecepatan tinggi.
c. Kamar Terrace
Dengan teras terbuka menghadap laut lepas, Terrace Room
memiliki luas 32 m², dan menyediakan fasilitas antara lain
tempat tidur tipe king size atau twin beds, pembuat kopi dan teh,
koneksi Wi-Fi berkecepatan tinggi, dan balkon pribadi.
23
d. Kamar Aryaduta Club City View
Menghadirkan pemandangan Kota Makassar yang
bersejarah, kamar seluas 32 m² ini dilengkapi dengan fasilitas-
fasilitas, seperti tempat tidur tipe king size dan twin beds,
fasilitas pembuat kopi dan teh, Wi-Fi berkecepatan tinggi, dan
akses eksklusif ke V10 Executive Lounge yang menghidangkan
sarapan ala buffet, jamuan teh sore hari, dan koktil di malam
hari.
24
menghidangkan sarapan ala buffet, jamuan teh sore hari, dan
koktil di malam hari.
25
Room, Pre Function, area parkir untuk 45 mobil dan 2 bus,
swimming pool, fitness center, laundry and dry cleaning, safe
deposit box, lift tamu dan 1 lift barang.
26
Dengan pemandangan yang menakjubkan dari Sliema
sungai, Manoel Island dan siluet jelas dari ibukota Valletta,
Waterfront Hotel adalah pilihan yang sempurna untuk wisatawan
yang cerdas mencari kenyamanan di lingkungan yang indah. Hotel
ini memiliki 116 kamar dengan balkon dan kamar mandi. Tipe
kamar terdiri dari:
27
Gambar 12. Interior The Waterfront Hotel
Sumber : google.com
28
C. Resume Studi Banding
No. Nama Hotel Fasilitas Pertimbangan Fasilitas
1 Aston Kupang Hotel & a. Terletak di jantung kota yang a. Lokasi yang berada di dekat
Convention Center menghadap ke Laut Sawu pantai
b. 18 lantai b. Pembagian tipe kamar
c. 179 kamar dengan tipe : berdasarkan fasilitas yang
1) kamar Superior diberikan
2) Kamar Deluxe c. Jenis bangunan berlantai
3) Kamar Executive banyak
d. Ballroom d. Tersedia restoran dan lounge
e. Ruang rapat dengan view yang menarik
f. Restoran e. Tersedia ballroom untuk
g. Lounge berbagai kegiatan
h. Sky lounge
i. Coffee shop
29
f. Club lounge
g. Pub coffee shop
h. Fun pub
i. Club bar
j. Business center
k. Retail shop
l. Function room
m. Pre function
n. Area parkir untuk 45 mobil dan 2 bus
o. Kolam renang
p. Fitness center
q. Laundry and dry cleaning
r. Safe deposit box
s. Lift tamu dan lift barang
3 The Waterfront hotel a. 116 kamar a. Kamar hotel menghadap ke
1) Deluxe inland room laut
2) Deluxe side sea view room
3) Deluxe sea view room
b. Area parkir
c. restoran
30
D. Tinjauan tentang Eko-Arsitektur
31
mempertimbangkan keberadaan dan kelestarian alam, disamping
konsep-konsep arsitektur bangunan itu sendiri.
32
Tidak berhenti sampai disini pengembangan eko arsitektur
kemudian dipadukan dengan citra high-tech. Ini kemudian
meruntuhkan anggapan banyak kesulitan yang tidak terpecahkan
disaat adanya kombinasi antara keduanya.
33
Gambar 13. Penggunaan Energi pada Bangunan
Sumber : Laksmiyanti , Dian. Arsitektur Ekologi, dasar-dasar dan pendekatannya. 2016
34
b. Temperatur
Daerah paling panas umumnya adalah daerah yang paling
banyak menerima radiasi matahari, yaitu daerah khatulistiwa.
Sebagai patokan dapat dianggap bahwa temperatur tertinggi
sekitar 1-2 jam setelah posisi matahari tertinggi, dan temperatur
terendah sekitar 1-2 jam sebelum matahari terbit. Panas
tertinggi kira-kira 2 jam setelah tengah hari, karena pada saat itu
radiasi langsung matahari bergabung dengan temperatur udara
yang sudah tinggi. Temperatur mulai naik sebelum matahari
terbit disebabkan oleh radiasi pada langit.
c. Angin
Bangunan tinggi mempunyai peredaran angin yang lebih
baik pada bagian sebelah atas karena intensitas gerakan udara
lebih besar daripada di lantai (ground floor).
Di belakang bangunan tinggi terbentuk angin putar dan arus
udara yang berlawanan arah yang dapat menghasilkan
pengudaraan bagi bangunan rendah yang ada di belakangnya.
Angin atau gerakan udara disebabkan oleh pemanasan lapisan
udara yang berbeda-beda. Skalanya berkisar mulai dari angin
sepoi-sepoi sampai angin topan, yakni kekuatan angin 0-12
(Skala Beaufort)
d. Presipitasi
Presipitasi adalah peristiwa yang terbentuk oleh proses
kondensasi atau sublimasi uap air. Presipitasi dapat jatuh
berupa hujan, hujan gerimis, hujan salju atau hujan es,
sedangkan di permukaan bumi terbentuk embun atau embun
beku.
Perlu diperhatikan posisi kemiringan arah aliran air pada
bangunan atau penyediaan saluran air, sebab dalam kasus
35
yang ekstrim, air dapat membongkar pondasi dan meruntuhkan
bangunan.
36
c) Memperbaiki kesuburan tanah
d) Penghematan karena bahan makanan nabati dapat
dihasikan sendiri
37
2) Tidak mengalami perubahan bahan yang dapat
dikembalikan ke alam.
3) Eksploitasi, pembuatan (produksi), penggunaan bahan
bangunan sesedikit mungkin mencemari lingkungan.
4) Bahan bangunan berasal dari sumber lokal.
38
d) Ruang disekitar bngunan sebaiknya dilengkapi pohon
peneduh.
e) Menyisakan minimal 30% lahan bangunan terbuka
untuk penghijauan dan tanaman
39
Pencahayaan dan warna memungkinkan pengalaman ruang
melalui mata dalam hubungannya dengan pengalaman perasaan.
Pencahayaan (penerangan alami maupun buatan) dan
pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang.
40
melainkan dicerminkan/dipantulkan sinar tersebut dalam air kolam
(kehilangan panasnya) dan lewat langit-langit putih berkilap yang
menghindari penyilauan orang yang bekerja di dalam ruang.
41
a) Langit-langit yang terlalu tinggi dapat ‘diturunkan’ dengan
warna yang hangat dan agak gelap
b) Langit-langit yang agak rendah diberi warna putih atau
cerah, yang diikuti oleh 20 cm dari dinding bagian paling
atas juga diberi warna putih, yang memberi kesan langit-
langit seakan melayang dengan suasana yang sejuk.
c) Warna-warna yang aktif seperti merah atau oranye pada
bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang.
d) Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek
dengan memberi kesan memperkecil ruang.
e) Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek
dengan memberi warna hangat pada dinding bagian muka,
sedangkan dapat berkesan panjang dengan menggunakan
warna dingin.
f) Dinding samping yang putih memberi kesan luas ruang
tersebut.
g) Dinding tidak seharusnya dari lantai sampai langit-langit
diberi warna yang sama. Jikalau dinding bergaris horizontal
ruang berkesan terlindung, sedangkan yang bergaris vertical
berkesan lebih tinggi.
42
1) Tanaman sebagai penghijauan rumah dalam
pertumbuhannya menghasilkan O2 yang diperlukan bagi
makhluk hidup untuk bernapas.
2) Sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan
menimbulkan hawa lingkungan setempat sejuk, nyaman dan
segar.
3) Pencipta lingkungan hidup (ekologis). Penghijauan dapat
menciptakan ruang hidup bagi makhluk hidup di alam.
Penyeimbangan alam (adaptis) merupakan pembentukan
tempat-tempat hidup bagi satwa yang hidup disekitarnya
4) Perlindungan (protektif) terhadap kondisi fisik alami
sekitarnya (air hujan, angin kencang dan terik matahari)
5) Keindahan (estetika) dengan terdapatnya unsur-unsur
penghijauan yang direncanakan secara akan menciptakan
kenyamanan visual.
6) Kesehatan (hygiene), untuk terapi mata karena penghijauan
mengikat gas dan debu.
7) Mengurangi kebisingan di dalam gedung, terutama pada
atap bertanam yang menambah bobot (massa) sebagai
penanggulangan suara/bising.
8) Rekreasi dan pendididkan (edukatif). Jalur hijau dengan
aneka vegetasi mengandung nilai-nilai ilmiah
9) Sosial politik ekonomi
43
mereka dengan cara melakukan penghijauan di sekitar bangunan.
Berbagai macam cara yang digunakan yaitu:
1) Melakukan penghijauan pada bangunan
2) Mendesain taman
44
i. Penggunaan teknologi sederhana
j. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan
maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus
seminimal mungkin
k. Kulit (dinding pada atap) sebuah gedung harus sesuai dengan
tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan
hujan. Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi ke timur-
barat dengan bagian utara-selatan menerima cahaya alami
tanpa kesilauan.
l. Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap
panas, daya serap panas dan tebalnya dinding harus sesuai
dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.
m. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami
bisa menghemat energi.
n. Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menggunakan penyegaran secara alami yang memanfaatkan
angin sepoi-sepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk.
o. Semua gedung harus bisa mengadakan regenerasi dari segala
bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah dipelihara.
45
Penggunaan energi surya, angin, arus air sungai, atau
ombak laut dapat diintegrasikan dalam proyek Eco-
Technology.
4) Memelihara sumber lingkungan (udara,tanah, air)
5) Setiap kegiatan manusia dapat dicegah agar tidak merusak
sebagian dari lingkungannya dan mencemari udara (gas
buangan, asap, kebisingan), tanah (jalan raya dan gedung
mengganti lahan rumput), dan air (perembesan air kotor
mencemari sumber air minum).
6) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam
7) Karena semua ekosistem dapat dimengerti sebagai
peredaran alam, harus diperhatikan agar kegiatan manusia
tidak hanya merusaknya. Semua kegiatan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga rantai bahannya dapat berfungsi
sebagai peredaran.
46
Gambar 16. Bukaan jendela dengan dinding vegetasi tanpa adanya tritisan
Sumber : Wikipedia
b. Penghawaan Alami
47
Gambar 18. Pergerakan angin dalam sebuah ruang
Sumber : Reed, Robert H. Design for Natural Ventilation in Hot Humid Weather. Texas
1953
48
Fasade kaca pintar pada umumnya adalah konstruksi dinding
kaca ganda (double-skin construction) dengan rongga udara antara
35 cm – 50 cm antara kaca luar dan kaca dalam. Dinding kaca luar
ketebalan 12 mm dari jenis kaca dengan transmisi tinggi (umumnya
kaca bening), sedangkan kaca dalam ketebalan 6-8 mm dari jenis
high performance glass. Terdapat rongga udara menerus yang
merupakan cerobong kaca (glass-shaft) dengan ketinggian meliputi
beberapa lantai sesuai dengan studi analisis yang dilakukan.
d. Penerapan Pengontrol AC
49
e. Pemakaian Energi Matahari (Photovoltaic)
50
f. Penempatan core
Untuk zona tropis, core terletak pada sisi timur dan barat
bangunan sebagai bantuan dalam pembayangan bangunan dari
sudut rendah matahari sepanjang tahun.
51
bangunan. Hal ini terbukti dapat mengurangi pemakaian AC
dimana bukaan terletak pada bagian utara dan selatan. Hal ini
dapat juga diterapkan pada daerah beriklim sedang.
g. Ventilasi silang
52
panas dari permukaan tubuh sehingga pengguna bangunan
merasa nyaman. Balkon dan atrium sebagai ruang terbuka dan
ruang transisi dapat mengalirkan angin ke dalam ruangan pada
bangunan.
h. Vegetasi
53
perkotaan.Tumbuhan adalah penghasil oksigen yang dibutuhkan
manusia untuk bernapas.Tumbuhan juga dapat meredam panas
suhu matahari ke dalam bangunan. Sedangkan jika diaplikasikan
kedalam interior bangunan, maka suasana akan tercipta sejuk
bahkan ada beberapa jenis tanaman yang dapat menyerap polusi.
Dalam sisi arsitektur, vertical garden dimanfaatkan dari segi seni
dan fungsional. Selain nilai estetika yang dihasilkan untuk ruang
hijau, vertical garden harus mampu memaksimalkan kegunaaannya
sebagai peredam panas suhu matahari.
Nilai estetika vertical garden tercipta dari pola-pola tanaman
yang dikombinasikan dari berbagai jenis dan warna tanaman.
Vertical garden dapat diaplikasikan pada indoor
bangunan.Tanaman dipilih yang mampu bertahan hidup pada
kondisi kelembaban dan intensitas cahaya yang rendah seperti
Peperomia Scandes, Skindapsus, dan aneka Philodendron. Aspek
fungsional vertical garden sebagai peredam panas matahari
dimanfaatkan dengan pemilihan tanaman yang memiliki daya sebar
luas (merambat dan menjuntai) seperti Antigonon, Flame of Irian,
Morning of Glory, Lee Kwan Yew atau yang memiliki daun lebar.
Mengelola vertical garden layaknya mengelola taman pada
umumnya, perbedaannya hanya terletak pada bidang yang akan
ditanami. Struktur yang pakai pada vertical garden yaitu frame,
rangka baja ringan, besi hollow. Wadah dan media tanam
menggunakan pot, karpet Glass Wool, PVC Board, Polycarbonate,
serat kelapa dan serbuk kelapa. Sistem irigasi pada vertical garden
menggunakan irigasi sistem tetes (Drip). Air disalurkan ke tempat
paling tinggi, kemudian disalurkan ke pipa-pipa kecil yang di
ujungnya terdapat nozzle. Nozzle digunakan sebagai pembagi
tekanan pipa yang dekat maupun jauh dari sumber tekanan air
akan mengeluarkan air yang relatif sama atau seragam.
54
Gambar 24. Ilustrasi bahan vertical garden
Sumber: google.com
i. Ruang transisi
55
untuk menimba angin dan mengontrol penghawaan alami pada
bagian dalam bangunan.
6. Dinding
7. Sunshading
56
8. Ruang terbuka
57
A b
Gambar 27. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari
Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 56
58
11. Struktur Bangunan
Gambar 29. Struktur bangunan sebagai insulator panas dari radiasi sinar
matahari
Sumber : Yeang, 1994
59
Gambar 30. Park Royal Hotel
Sumber : https://interiorudayana14.wordpress.com
60
Gambar 31. Interior Park Royal Hotel
Sumber : https://interiorudayana14.wordpress.com
61
dua tingkat, tiga tingkat dan seterusnya. Hotel tertua di dunia
merupakan hotel yang terdiri dari satu lantai dasar yang terletak di
Yamanashi, Jepang dengan konsep sanctuary yang ditemani
ketenangan alam. Tak menyangka seiring dengan berkembangnya
zaman, Kota Solo, sebuah kota kaya akan budaya dan sejarah
kekeratonan, menjadi tapak dari sebuah hotel setinggi sekitar 122
meter dengan luas 12.000 meter persegi.
62
mind dan craft-man hotel ini. Karya-karya Budiman
Hendropurnomo, sering mendapatkan penghargaan dari Ikatan
Arsitek Indonesia dan apresiasi masyarakat Indonesia dalam
kategori perancangan high-rise building. Pemikiran konseptualnya
berfokus kepada pengaruh positif bagi masyarakat urban dan
lingkungan sekitar.
63
BAB III
TINJAUAN LOKASI
a. Kondisi geografis
64
Gambar 34. Peta Kabupaten Bantaeng
Sumber : https://id.wikipedia.org
b. Aspek Kependudukan
Penduduk Kabupaten Bantaeng berdasarkan proyeksi
penduduk tahun 2015 sebanyak 183.386 jiwa. Dibandingkan
dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014, penduduk
Kabupaten Bantaeng mengalami pertumbuhan sebesar 0,61
persen.
65
Gambar 35. Jumlah Penduduk di Kabupaten Bantaeng, 2010 - 2015
Sumber : Kabupaten Bantaeng dalam Angka, 2016
66
alam menjadi tempat menarik, sepeti permandian alam Bissappu.
Juga dipeliharanya peningalan-peninggalan sejarah seperti Balla
Tujua yang merupakan kebanggaan masyarakat setempat.
67
Tabel 5. Tamu Asing yang Datang ke Kabupaten Bantaeng menurut
Negara Tempat Tinggal, 2011-2015
Hotel
Akomodasi
Tahun Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang
Lainnya
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2011 - - - - - 16
2012 - - - - - 16
2013 - - - - - 16
2014 - - - - - 6
2015 - - - - - 6
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng dalam Angka, 2016
68
Tabel 7. Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia
menurut Kecamatan di Kabupaten Bantaeng, 2014-2015
2014 2015
Kecamatan Tempat Tempat
Akomodasi Kamar Akomodasi Kamar
Tidur Tidur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Bissappu 2 10 19 2 10 19
Uluere - - - - - -
Sinoa - - - - - -
Bantaeng 6 108 136 6 108 136
Eremerasa - - - - - -
Tompubulu - - - - - -
Pajukukang 1 14 28 1 35 64
Gantarangkeke - - - - - -
Bantaeng 9 132 183 9 153 219
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng dalam Angka, 2016
d. Tempat Wisata
a. Eremerasa (Ermes)
69
b. Air Terjun Bissappu
c. Agrowisata Loka
d. Pantai Seruni
Merupakan spot paling banyak dikunjungi oleh warga Bantaeng
menawarkan jajanan ringan seperti gorengan, minuman dingin dan
panas. Di sini terdapat pula lintasan jogging yang mengelilingi
lapangan. Pantai ini akan ramai dari sore hari hingga malam oleh
orang-orang yang duduk bercengkrama dengan kerabat dan
keluarga. Pada pagi hari dijadikan sebagai tempat olahraga.
e. Pantai Marina
70
BAB IV
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. Perancangan Makro
1. Pemilihan Lokasi
Tujuan : Untuk mendapatkan lokasi yang sesuai dengan
peruntukan dan fungsi bangunan sebagai hotel
71
Gambar 36. Peta Kecamatan Bantaeng
Sumber : Kecamatan Bantaeng dalam Angka, 2015
2. Pemilihan Tapak
Tujuan : Untuk mendapatkan tapak yang tepat dan strategis
serta menunjang keberadaan hotel dengan pendekatan eko-
arsitektur
72
Dasar Pertimbangan :
a. Kemudahan pencapaian
b. View dari dan ke dalam tapak cukup bagus
c. Luasan lahan yang cukup
d. Tersedia jaringan utilitas kota
Alternatif Tapak
Kriteria
I II III
Kemudahan pencapaian 3 3 3
View dari dan ke dalam tapak 3 2 1
cukup bagus
Luasan lahan yang cukup 3 2 1
Tersedia jaringan utilitas kota 3 3 3
JUMLAH 12 10 8
Sumber : Analisis penulis
Keterangan :
73
3 = sangat baik
2 = baik
1 = cukup baik
3. Analisis Tapak
Tujuan : Untuk mendapatkan penataan tapak yang maksimal
serta dapat mendukung fungsi dan keberadaan bangunan
Dasar Pertimbangan :
Kriteria :
a. Situasi lingkungan
b. Sirkulasi
c. Orientasi matahari dan angin
74
d. View
e. Kebisingan
Kondisi eksisting
Luas tapak : 12.150,81 m2
Batas wilayah :
a. Utara : Jalan raya,
permukiman penduduk,
warung makan dan masjid
b. Selatan : jalan, lapangan
olahraga dan laut
c. Timur : permukiman penduduk
d. Barat : jalan dan laut
Sirkulasi
75
(poros Makassar-Bantaeng dan
Jalan Seruni. Tujuannya yaitu
untuk memudahkan pengguna
hotel yang ingin melewati Jalan
Raya Lanto. Begitu pula pengguna
hotel yang ingin melewati Jalan
Seruni.
76
Kebisingan
samping tapak tidak terlalu besar dan jauh dari sumber kebisingan
B. Perancangan Mikro
1. Analisis Pelaku
Pelaku kegiatan hotel terbagi menjadi dua yaitu tamu dan
pengelola. Pengelola dapat dibagi menjadi dua yaitu
administrasi dan servis dan tamu dapat dibagi menjadi dua yaitu
tamu yang menginap dan tidak menginap. Tamu yang
menginap adalah tamu yang menyewa kamar hotel dan tamu
yang tidak menginap adalah tamu yang hanya menggunakan
fasilitas hotel.
77
a. Pengelola
Pengelola adalah orang yang mengordinir segala
kegiatan yang berlangsung di hotel dan bertanggung jawab
atas kenyamanan aktifitas bagi pengunjung. Pengelola
dapat dikelompokan lagi menurut kegiatan dan tugas yang
dijalani yaitu:
1) Pimpinan
Jabatan pimpinan dipegang oleh direktur yang memegang
tanggung jawab utama atas pengelolaan dan keberlangsungan
hotel.
2) Staff front office
Peran dan fungsinya adalah menyewakan kamar pada
tamu. Oleh karena fungsinya maka letak staff front office
berada di bagian yang paling mudah dilihat orang. Untuk
membantu pelaksana fungsi bagian staff front office
tersebut, maka bagian staff front office terbagi menjadi
beberapa sub bagian yang masing-masing sub bagian
memiliki fungsi pelayanan yang berbeda.
3) Tamu
Tamu adalah faktor utama keberlangsungan kegiatan
yang terdapat dalam hotel. Tamu adalah orang-orang yang
berkunjung untuk keperluan menginap, rekreasi dan
menikmati fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel. Tamu
dibedakan menjadi dua bagian yaitu: tamu yang menginap
berhak menikmati dan mengakses fasilitas-fasilitas yang
disediakan oleh hotel dan tamu yang tidak menginap dapat
menikmati fasilitas-fasilitas publik yang ditawarkan seperti
ruang serbaguna untuk rapat, seminar, maupun kegiatan
lainnya.
78
2. Alur Kegiatan
Alur kegiatan menurut jenis kegiatan yang ada yaitu :
a. Kegiatan Utama :
b. Kegiatan Pelengkap:
3. Analisa Kegiatan
a. Kegiatan Utama
Pelaku Kegiatan
Tamu Hotel Datang
Parkir kendaraan
Check in/Informasi
Menyewa kamar
Tidur, istirahat, MCK
Kegiatan pendukung dan
pelengkap
b. Kegiatan Pendukung
Pelaku Kegiatan
Tamu Hotel Datang
Parkir kendaraan
Menikmati fasilitas publik
Seminar
Rapat
Makan
MCK
79
c. Kegiatan Pelayanan
Pelaku Kegiatan
Pengelola Datang
Parkir kendaraan
Mengelola
Istirahat,makan, dan MCK
4. Kebutuhan Ruang
Fasilitas Kebutuhan
Pengguna Kegiatan Sifat
kegiatan ruang
Tamu hotel - Menghadiri acara - Ballroom Semi
- Sanitasi - Ruang publik
Ruang
Karyawan - Mengurus keperluan persiapan
serbaguna
acara - Gudang
- Sanitasi - Toilet
- Bersantai - Kolam renang Semi
- Melakukan kegiatan - R.Ganti/loker publik
Tamu hotel rekreasi - Food court
Area - Makan/minum - Mini shop
rekreasi - Sanitasi - Toilet
Karyawan - Mengelola dan
membersihkan
- Sanitasi
80
Tamu - Area parkir
Hotel roda 4
- Memarkirkan
Area parkir - Area parkir
kendaraan Publik
roda 2
Karyawan
- Area parkir
bus
81
Karyawan - Memberikan - Restoran Publik
pelayanan - Coffee shop
- Mengelola dan - Toilet
membersihkan
- Sanitasi
Kantor Pengelola/ - Mengelola dan - R. General Privat
eksekutif karyawan mengatur setiap manager
departemen di dalam - R. Asisten
hotel general
- Menyimpan arsip manager
82
Keterangan:
JW = Jumlah Wisatawan
= 11.567 (1+0,139)8
= 11.567 (1,139)8
= 32.765 orang
Maka,
= 475 kamar
83
6% untuk kamar suite (berdasarkan klasifikasi hotel bintang 4
dengan jumlah kamar minimal 50 kamar termasuk minimal 3 kamar
suite), maka diasumsikan 60% untuk standard room dan sisanya untuk
superior room.
5. Besaran Ruang
Standar besaran ruang diperoleh dari:
84
Tabel 11. Kelompok Ruang Tamu Menginap
Kapasitas Jumlah Luasan
No. Jenis Ruang Standar Sumber
(org) Ruang (m2)
Standard
1 26 m2/unit 1 38 988 AS
room
2 Superior room 32 m2/unit 2 22 704 AS
3 Suite room 48 m2/unit 2 4 192 SP
Jumlah 64 1884
Sirkulasi 20% 376.8
Total Luas 2260.8
Jenis Luasan
No. Standar Kapasitas Sumber
Ruang (m2)
1 Ballroom 1,5 x jumlah orang 400 orang 600 HPD
2 Lavatory 12 m2 x unit 2 unit 24 HPD
3 Restoran
a. Main 1,9 m2 x jumlah 1 unit 121.6 DA
dining room kamar
b. Coffee 1,5 m2 x jumlah 1 unit 96 DA
shop kamar
Kolam
4 1 unit
renang 15 m x 30 m 450 DA
Loker, 0,1 x luas kolam 1 unit 45
shower,
lavatory
Jumlah 1336.6
Sirkulasi 20% 267.32
Total Luas 1603.92
Luasan
No. Jenis Ruang Standar Kapasitas Sumber
(m2)
1 Lobby 1,8 m2 x jumlah kamar 1 unit 115.2
2 Lounge 0,5 m2 x jumlah kamar 1 unit 32 P
3 Front Office 0,9 m2 x jumlah kamar 1 unit 57.6 TS
4 Mushola 1 unit 30 AS
5 Lavatory :
a. Pria 0,15 m2 x jml kamar 1 unit 9.6 TS
85
b. Wanita 0,25 m2 x jml kamar 1 unit 16 TS
Jumlah 260.4
Sirkulasi 20% 52.08
Total Luas 312.48
Luasan
No. Jenis Ruang Standar Kapasitas Sumber
(m2)
1 General Manager 0,15 m2 x jml kamar 1 unit 9.6 P
Assistant General
2 1 unit 7.68 P
Manager 0,12 m2 x jml kamar
Food and
3 1 unit 7.68 P
Beverage Manager 0,12 m2 x jml kamar
4 Sales Manager 0,12 m2 x jml kamar 1 unit 7.68 P
5 Personal Manager 0,12 m2 x jml kamar 1 unit 7.68 P
Housekeeping
6 1 unit 7.68 P
Manager 0,12 m2 x jml kamar
Purchasing
7 1 unit 7.68 P
Manager 0,12 m2 x jml kamar
Accounting
8 1 unit 7.68 P
Manager 0,12 m2 x jml kamar
9 Engineering Office 0,12 m2 x jml kamar 1 unit 7.68 P
10 Meeting Room 2 m2/orang 20 orang 40 P
R. Staff
11 10 orang 50 P
Administrasi 5 m2/orang
12 Lavatory 16 m2/unit 2 unit 32 TS
13 Pantry 25 m2/unit 1 unit 25 TS
Jumlah 218.04
Sirkulasi 20% 43.608
Total Luas 261.648
Luasan
No Jenis Ruang Standar Kapasitas Sumber
(m2)
1 Housekeeping 0,7 m2 x jumlah kamar 1 unit 44.8 P
2 Ruang karyawan 0,19 m2 x jumlah kamar 1 unit 12.16 HPD
Pantry 25 m2 / unit 1 unit 25 TS
Mushola 30 m2 / unit 1 unit 30 P
86
Lavatory 3,2 m2 / unit 6 unit 20 DA
3 Laundry 0,6 m2 x jumlah kamar 1 unit 38.4 P
4 Ruang mekanikal:
a. Ruang
penampung air Asumsi 1 unit 60
bersih
b. Ruang pengolah Asumsi 1 unit 40
air kotor
c. Ruang genset 64 m2 / unit 1 unit 64 HPD
d. Ruang PABX 0,14 m2 x jumlah kamar 1 unit 8.96 TS
e. Ruang AHU Asumsi 1 unit 36
f. Ruang chiller 0,47 m2 x jumlah kamar 1 unit 30.08 TS
g. Ruang pompa 25 m2 / unit 1 unit 25 HPD
h. Ruang sampah 50 m2 / unit 1 unit 50 HPD
i. Ruang panel Asumsi 10 unit 250
5 Dapur utama :
a. Dapur utama 0,9 m2 x jumlah kamar 1 unit 57.6 P
b. Loading dock 0,7 m2 x jumlah kamar 1 unit 44.8 DA
c. Pantry 0,3 m2 x jumlah kamar 1 unit 19.2 P
d. Gudang 0,3 m2 x luas dapur 1 unit 17.28 HPD
6 Pos security 8 m2 / unit 3 unit 24
Jumlah 897.28
Sirkulasi 20% 179.456
Total Luas 1076.736
Luasan
No. Jenis Ruang Standar Kapasitas Sumber
(m2)
1 Parkir basement 2,3 m x 5,5 m/mobil Diperkirakan satu 809.6 DA
(tamu menginap) kamar akan
dihitung satu mobil
sehingga terdapat
64 mobil
0,9 m x 2 m/motor Diperkirakan 10% 11.52 DA
dari pengendara
mobil
Parkir basement 2,3 m x 5,5 m/mobil 15 mobil
2 189.75 DA
(mobil karyawan)
Parkir basement 0,9 m x 2 m / motor 110 motor
3 (motor roda dua 198 DA
karyawan)
87
Jumlah = 1208.87
Sirkulasi (100%) = 1208.87
Luas total = 2417.74
Parkir outdoor 2,3 m x 5,5 m/mobil Diperkirakan 40
4 (mobil tamu tidak mobil 506 AS
menginap)
Parkir outdoor 0,9 m x 2 m/motor Diperkirakan 10
5 (motor tamu tidak motor 18 AS
menginap)
Parkir outdoor 12 m x 2,8 m/bus Diperkirakan 6 bus
6 201.6 AS
(bus)
Jumlah = 725.6
Sirkulasi (100%) = 725.6
Luas total = 1451.2
88
dapat mengganggu privasi ruang lain dapat dijauhkan
hubungannya.
Dasar pertimbangan :
Hubungan erat
Berhubungan
Tidak berhubungan
89
e. Kelompok Ruang Kegiatan Umum
90
g. Kelompok Ruang Pelayanan
91
2) Superior room
3) Suite room
92
c. Kegiatan Pelayanan (zona pengelola dan pelayanan)
93
Gambar 50. Skema Hubungan Ruang (kolam renang)
Sumber : Analisis Penulis
94
a. Penghawaan alami
b. Penghawaan buatan
9. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang dibutuhkan pada bangunan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami didasari pada pancaran sinar matahari.
95
b. Pencahayaan buatan
Didasari pada kondisi yang tidak menguntungkan sehingga
cahaya matahari tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal,
misalnya pada malam hari atau keadaan cuaca yang mendung
atau hujan. Penggunaan daya listrik sehemat mungkin dengan
cara pemakaian listrik pada saat yang benar-benar diperlukan.
96
semprotan air. Hidran atau selang kebakaran harus
diletakkan di tempat yang mudah terjangkau dan relatif
aman dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat.
2) Hidran Halaman
Hidran ditempatkan di luar bangunan pada lokasi yang
aman dari api.
c. Sprinkler
Pada perancangan hotel ini menggunakan jenis sprinkler
tabung dengan warna cairan pada kepala tabung berwarna
jingga dengan jarak antar sprinkler 2,5 m dan jarak dari dinding
sejauh 2,3 m.
97
distribusi air bersih pada perancangan hotel menggunakan sistem
down feed. Sumber air bersih pada hotel berasal dari dua sumber
yaitu PDAM dan sumur.
98
Gambar 55. Sistem Listrik
Sumber : Modul Ajar MK utilitas FT UNY
99
pancang dapat mencegah penurunan level tanah di sekitar site,
karena site dikelilingi oleh bangunan dan jalan utama.
b. Sistem Super-Struktur
Sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur rangka
kaku (rigid frame) dengan penataan kolom dan balok dengan
sistem grid. Untuk perkuatan struktur menggunakan sistem podium
serta mempertimbangkan kekakuan bangunan untuk menahan
gaya lateral, seperti tiupan angin atau goncangan akibat gempa
bumi dengan menggunakan sistem core (inti bangunan) sekaligus
sebagai tempat sirkulasi vertikal bangunan hotel.
100
Gambar 57. Sistem Struktur Rigid Frame
Sumber : Hardwin Paramita, 2012
c. Upper Struktur
Sistem struktur atap pada hotel ini menggunakan atap datar
konstruksi beton bertulang. Atap podium dilengkapi dengan roof
garden. Roof garden atau taman atap adalah sistem atap dengan
tumbuhan diatasnya atau di tempat yang atap konvensional. Taman
atap biasanya terdiri dari membran tahan air, lapisan drainase, dan
lapisan tebal tanah (biasanya 12 inci atau lebih).
101
Gambar 59. Bahan pada Roof Garden
Sumber : google.com
102
103
DAFTAR PUSTAKA
104
The Waterfront Hotel. 2017. Rooms. https://waterfronthotelmalta.direct-
reservation.net/en/accommodation/rooms (22/03/17)
105