Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofi
Memijahkan Induk Ikan Secara Buatan Menggunakan Larutan Kelenjar Hypofi
PEMBELAJARAN 5
2. Pemilihan Induk
Induk ikan yang akan dipijahkan secara buatan adalah induk yang telah matang
gonad. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan penyuntikan hormone hypofisa dalam
tubuh induk perlu dilakukan seleksi induk.
Perkembangan telur dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar dari ikan (lingkungan
dan pakan). Pengaruh faktor lingkungan terhadap gametogenesis dibantu oleh
hubungan antara poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad melalaui proses stimulisasi
atau rangsangan. Hormon-hormon yang ikut dalam proses ini adalah GnRH dan
Steroid. Keadaan ini memungkinkan untuk perlakuan pemberian hormone baik
melaui penyuntikan, implantasi dan pakan.
Hormon sangat penting dalam pengaturan reproduksi dan sistem endocrine yang
ada dalam tubuh, yang reaksinya lambat untuk menyesuaikan dengan keadaan
luar. Hasil kegiatan sistem endocrine adalah terjadinya keselarasan yang baik
antara kematangan gonad dengan kondisi di luar, yang cocok untuk
mengadakan perkawinan. Aktivitas gonadotropin terhadap perkembangan gonad
tidak langsung tetapi melalui biosintesis hormon steroid gonad pada media
stadia gametogenesis, termasuk perkembangan oosit (vitelogenesis),
pematangan oosit, spermatogenesis dan spermiasi.
Hormon gonadotropin dengan glicoprotein rendah dapat mengontrol
vitelogenesis, sedangkan yang tinggi mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon tiroid
akan aktif bersinergi dengan gonadotropin untuk mempengaruhi perkembangan
ovari dan kemungkinan lain juga untuk meningkatkan sensitivitas pengaruh
gonadotropin. Sel target hormon gonadotropin adalah sel teka yang merupakan
bagian luar dari lapisan folikel. Pada ikan goldfish dan rainbowtrout dihasilkan
17α -hidrokxy-20β -dihidroxyprogresterone (17 α , 20β -Pg) oleh lapisan folikel
sebagai respon terhadap aktifitas gonadotropin untuk merangsang kematangan
telur. Teori yang lain control endokrin terhadap kematangan oosit dan ovulasi
pada teleostei adalah GTH merangsang (a) sintesa steroid pematangan pada
dinding folikel (ovari) dan (b) skresi mediator ovulasi.
Teori lain untuk pematangan sel telur adalah adanya hubungan erat antara
poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad. Hipotalamus akan melepas GnRH jika
dopamin tidak aktif. Fungsi GnRH adalah merangsang keluarnya GtH
(Gondotropin) yang berada pada Hipofisa. Jika GtH keluar maka hormon
Testosteron yang berada pada sel theca keluar, sedangkan hormon Testosteron
akan merangsang dikeluarkannya hormon Estradiol-17β yang berada pada sel
granulose. Hormon Estradiol-17β ini akan menggertak kerja liver untuk
memproses precursor kuning telur (vitellogen) untuk dikirimkan ke sel telur
sebagai kuning telur. Dengan demikian pertumbuhan telur terjadi.
Sebagai pematang sel telur diperlukan media MIH (Maturtaion Inducing Hormon)
dan MPF (Maturation Promoting Factor) untuk hormon 17α ,20β -dyhidroxy-4-
pregnen-3-one yang bersumber dari sel granulose.
Kelenjar hipofisa yang telah dibuat jadi larutan hypofisa segera disuntikkan ke
tubuh induk ikan. Dosis hormon hypofisa yang akan disuntik ke induk ikan
disesuaikan dengan jenis ikan. Beberapa jenis ikan seperti ikan patin
penyuntikan hormon dilakukan sebanyak dua kali. Dimana penyuntikan pertama
dilakukan sebanyak 25-30% dan penyuntikan ke dua dilakukan sebanyak 70-75
%. Sedangkan jenis ikan lainnya penyuntikan induk dilakukan sebanyak satu
kali.
Penyuntikan induk ikan sebanyak satu kali dilakukan sejumlah dosis yang telah
ditetapkan. Terdapat tiga cara atau tiga tempat penyuntikan ikan yaitu pada otot
kepala, otot perut dan otot punggung. Jika disuntik pada Otot kepala dimana otot
kepala dekat dengan otak dimana otak akan cepat memberikan sinyal dan
perintah kepada organ target, jika pada otot perut dimana otot perut dekat
dengan gonad. Pada otot kepala dan otot perut reaksi hormon sangat cepat
tetapi resikonya sangat tinggi. Penyuntikan pada otot punggung lebih sering
dilakukan hal ini karena di tempat tersebut aman dari organ lain dan reaksi
hormon relatif tidak lama.
Penyuntikan pada bagian punggung induk ikan dilakukan dibawah sirip
pinggung. Posisi jarum suntik pada saat penyuntikan dengan kemiringan 45 o .
Sedangkan kedalam jarum suntik yang masuk kedalam tubuh induk adalah 1-2
cm. Pengeluaran hormon dari jarum suntik dilakukan perlahan-lahan agar
hormon tidak keluar kembali.
Proses perkembangan dan pertumbuhan, pematangan gonad membutuhkan 9-
11 jam setelah disuntik pertama. Perilaku induk setelah disuntik ekstrak kelenjar
hipofisa akan nampak setelah tiga jam. Perilaku tersebut dinampakkan adanya
gejala kegelisahan, meningkatnya kelembekan perut. Hal ini akibat adanya
perubahan metabolisme, mekanisme hormonal didalam tubuh induk ikan
tersebut. Perubahan metabolisme, mekanisme hormonal tersebut menyangkaut
proses perkembangan dan pematangan gonad.
Bagaimana hormon yang disuntikan itu mencapai sel target. Hormon tersebut
mencapai sel target melalui komunikasi antar sel. Ada tiga cara sel-sel itu
berkomunikasi yaitu :
1. Sel menskresikan senyawa kimia (chemical signaling) kepada sel lain
ditempat yang berjauhan.
2. Sel mengekspresikan molekul permukaan yang mempengaruhi sel lainnya
yang berkontak fisik dengan sel tersebut.
3. Sel membentuk ’gap juction’ yang menghubungkan masing-masing
sitoplasma sehingga dapat terjadi pertukaran molekul-molekul kecil.
Sedangkan komunikasi antar sel dengan cara skresi kimia dapat dibagi
berdasarkan jauhnya jarak yang dirempuh senyawa kimia tersebut yaitu:
1. Sinyal indokrin (Endocrine signaling), dimana sel kelenjar endokrin akan
menskresikan hormon yang akan dibawa aliran darah ke sel target yang
terdistribusi di bagian lain dari tubuh.
2. Sinyal parakrin (Paracrine signaling), dimana sel menskresikan senyawa
kimia (local chemical mediator) yang mempunyai efek terhadap sel yang
berdada disekelilingnya. Senyawa kimia yang diskresikan ini akan diserap
dan diserap dengan cepat.
3. Sinyal sinaptik (Sinaptic signaling), merupakan suatu urneotransmitter
dan bekerja khusus untuk sel syaraf pada suatu daerah khusus yang
disebut chemical synapses.
Sel sel target akan memberikan respon terhadap sinyal yang datang melalui
protein khusus yang disebut receptor.
C. Tugas-Tugas
1). Penguasaan Konsep
• Anda akan melakukan pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan
kelenjar hypofisa. Anda akan melakukan seleksi induk, pembuatan hormone
kelenjar hypofisa, pengeluaran telur dan persiapan wadah penetasan telur
apa tidak, jelaskan alasannnya
• Apakah yang akan anda lakukan bila dalam pemijahan, telur ikan tidak
ovulasi ?
• Prosedur apa yang yang harus diikuti dalam melaksanakan pemijahan
ikan secara buatan
• Apakah yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan ikan donor,
jelaskan
• Wadah jenis apakah yang baik digunakan dalam pemijahan induk ikan
secara buatan menggunakan hormone hypofisa , jelaskan.
• Bahan apa yang akan anda pilih sebagai substrate penempelan telur ikan,
jelaskan alasannya.
2). Mengenal Fakta
• Melakukan observasi, peserta melakukan observasi dikoordinir oleh guru
kegiatan observasi ke masyarakat ( pengusaha perikanan / industri
perikanan) dalam pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan
hormone hypofisa
• Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat berbeda
• Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat
melakukan pemijahan induk ikan secara semi buatan menggunakan hormone
hypofisa. Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yang
dilakukan masyarakat dan mampu memberi kontribusi secara positif tapi
belum ada pada konsep dasar, mengidentiikasi apa yang ada pada konsep
dasar tapi belum dilakukan oleh masyarakat, dan bila dilakukan akan mampu
memberikan kontribusi dalam meningkatkan efisiensi dan produktifitas
pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan hormone hypofisa. Saran
apa yang bisa diberikan untuk memperbaiki kegiatan pemijahan induk ikan
secara buatan
• Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk sub
kompetensi/kompetensi pemijahan ikan secara buatan menggunakan hormon
ertificial, penetasan telur, pemeliharaan larva di kolam/bak/fiberglas,
pemberian pakan larva, panen dan pasca panen benih ikan
3. Mereleksikan, setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan
mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana
anda akan melakukan pemijahan induk ikan secara buatan menggunakan
hormone hypofisa berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi buatan
menggunakan hormone hypofisa di masyarakat.
4. Melakuka analisis dan sintesis
• Analisis daya dukung peserta diklat melakukan kegiatan analisis
terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktik untuk mengetahui
tingkat kesesuaian dalam kegiatan buatan menggunakan hormone hypofisa
di masyarakat (lahan, iklim mikro, alat dan bahan). Kegiatan ini dilakukan
secara berkelompok.
• Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil
releksi pemijahan ikan secara alami dan hasil analisis terhadap tingkat
kesesuaian daya dukung, peserta diklat melakukan rekonstruksi/modifikasi
terhadap hasil refleksi dalam kegiatan pemijahan secara buatan
menggunakan hormone hypofisa di masyarakat. Kegiatan rekonstruksi ini
tetap memperhatikan parameter buatan menggunakan hormone hypofisa di
masyarakat pemijahan ikan secara alami.
5. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja
• Peserta diklat secara berkelompok menyusun / membuat alternatif
rencana pemijahan ikan secara buatan, rencana kerja / proposal memuat
metode semi buatan menggunakan hormone hypofisa yang akan
dilaksanakan, waktu pencapaian dan jadwal kegiatan serta pembagian tugas
kelompok
• Pengambilan keputusan / menetapkan rencana kerja
Secara berkelompok peserta diklat mengambil keputusan/menetapkan
alternatif rencana buatan menggunakan hormone hypofisa yang akan
dilaksanakan, dengan memperhatikan daya dukung dan persyaratan teknis
dalam pemijahan secara buatan menggunakan hormone hypofisa. Apabila
ada kesulitan peserta dapat mendiskusikan dengan fasilitator.
• Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok
Kelompok menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap
anggota kelompok
• Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan
persiapan wadah, mengacu pada rencana kerja pemijahan secara buatan
menggunakan hormone hypofisa yang telah disepakati
• Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencatatan data kegiatan persiapan wadah yang
dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah
mendapat persetujuan fasilitator
• Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan
Peserta diklat melaksnakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan
• Peserta dilat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya
• Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik
Peserta secara berkelompok menyusun umpan balik / rekomendasi terhadap
metode persiapan wadah untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan
umpan balik ini juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi
hasil kerja.
D. Tes